• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN UJI MODEL FISIK DI LABORATORIUM BALAI LITBANG PANTAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN UJI MODEL FISIK DI LABORATORIUM BALAI LITBANG PANTAI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN UJI MODEL FISIK DI LABORATORIUM BALAI LITBANG PANTAI

Uji model fisik adalah gambaran suatu sistem fisik prototipe. Uji model fisik sering digunakan pada perencanaan bangunan sipil misalnya bangunan pantai. Tujuan pelaksanaan uji model fisik adalah untuk mengoptimalkan kinerja prototipe di lapangan. Pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Pantai tidak luput dari risiko. Risiko diartikan sebagai kemungkinan terjadinya peristiwa di luar rencana. Ada banyak teori yang mengemukakan pelaksanaan uji model fisik, namun tak ada yang mengungkapkan risiko-risiko yang pernah terjadi pada pelaksanaan uji model fisik pantai. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian terkait risiko pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan memitigasi risiko-risiko mayor serta mengalokasikan kepemilikan risiko-risiko pada pelaksanaan uji model fisik pantai. Penelitian ini bermanfaat untuk mengendalikan risiko secara proposional.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai LITBANG Pantai yang berlokasi di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, curah pendapat, dan penyebaran kuisioner dengan pihak yang ahli dibidanganya. Teknik pemilihan responden pada penelitian ini adalah nonprobabilitas purposive sampling yaitu responden dipilih atas dasar kriteria yang ditentukan. Total responden yang digunakan sebanyak 25 responden yang terdiri dari pengelola laboratorium, teknisi laboratorium, pelanggan laboratorium, dan akademisi.

Risiko yang teridentifikasi pada penelitian ini sejumlah 34 risiko. Risiko tersebut bersumber dari risiko teknik, manusia, proyek/kegiatan, kriminal, alami, ekonomi, keselamatan kerja, dan politik. Hasil penilaian risiko menunjukkan ada 26 risiko dominan (major risk) dimana keseluruhannya masuk dalam kategori tidak diharapkan (undesirable). Risiko yang bersumber dari manusia dimitigasi dengan peningkatan mutu personil laboratorium diantaranya dengan pelatihan personil, perekrutan personil yang berkompeten, serta mempekerjakan personil sesuai dengan keahliannnya. Mitigasi untuk risiko teknik dilakukan dengan peningkatan kontrol terhadap pelaksanaan uji model fisik. Mitigasi dari sisi manajemen diantaranya perubahan peraturan terkait pelaksanaan pelatihan serta alokasi penganggaran untuk laboratorium. Kepemilikan risiko dialokasikan pada 4 kelompok yakni pemilik laboratorium, pengelola laboratorium, teknisi laboratorium, dan pelanggan laboratorium. Hasil alokasi risiko menunjukkan risiko yang terjadi di Laboratorium Balai LITBANG Pantai dominan merupakan tanggung jawab dari pengelola dan teknisi laboratorium.

(2)

ix ABSTRACT

RISK MANAGEMENT OF PHYSICAL MODEL TEST IMPLEMENTATION

IN COASTAL RESEARCH LABORATORY

The physical model test is a picture of a prototype physical system. Physical model tests are often used in civil building planning such as beach buildings. The purpose of the physical model test implementation was to optimize prototype performance. Implementation of the physical model test at the Coastal Research Laboratory did not escape the risk. Risk is defined as the possibility of events outside the plan. There are many theories that suggest the implementation of the physical model test, but nothing reveals the risks that have ever occurred in the implementation of the physical beach model test. Therefore it is necessary to conduct risk-related research on the implementation of physical model test at the Coastal Research Laboratory. This study aim to identify, classify, and mitigate major risks and allocate risk ownership in the implementation of coastal physical model testing. This research was useful to control risk proportionally.

The study was conducted at Coastal Research Laboratory located in Buleleng Regency, Bali Province. This study used descriptive qualitative method. The data collection was done through interview, brainstorming, and distributing questionnaires with the expert in the field. The technique of selecting respondents in this research was nonprobability purposive sampling in that the respondents were selected on the basis of criteria determined. Total respondents used were as many as 25 respondents consisting of laboratory managers, laboratory technicians, laboratory customers, and academics.

The risk identified in this study amounted to 34 risks. These risks stemmed from engineering, human, project / activity, criminal, natural, economic, occupational, and political risks. The result of risk assessment showed there were 26 dominant risks (major risk) which entirely fell into undesirable category. Human-sourced risks were mitigated by improving the quality of laboratory personnel, among others by training personnel, recruitment of competent personnel, and hiring personnel according to their expertise. Mitigation for engineering risk was accomplished by increasing control over the implementation of physical model tests. Mitigation from management side among others were regulation change related to training implementation and allocation of budget for laboratory. The risk ownership was allocated to 4 groups: laboratory owners, laboratory managers, laboratory technicians, and laboratory customers. The results of the risk allocation indicated that the risks occurring in Coastal Research Laboratory were dominantly the responsibility of the laboratory managers and technicians.

(3)

x DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ...i

PRASYARAT GELAR...ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... vi

ABSTRAK... ... viii

ABSTRACT...ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR ISTILAH ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang ...1 1.2 Rumusan Masalah ...4 1.3 Tujuan Penelitian ...4 1.4 Manfaat Penelitian ...5 1.5 Batasan Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Pengertian Risiko ...7

2.2 Konsep Manajemen Risiko ...8

2.2.1 Identifikasi risiko ...9

2.2.2 Klasifikasi risiko ...13

2.2.3 Analisis risiko kualitatif...13

2.3 Uji Model Fisik ...18

2.3.1 Pengertian uji model fisik ...19

2.3.2 Keuntungan dan kerugian uji model fisik ...21

2.3.3 Tahapan uji model fisik ...23

2.4 Laboratorium Balai LITBANG Pantai...25

2.4.1 Fasilitas laboratorium uji model fisik ...26

2.4.2 Peralatan pengujian ...34

2.5 Pemilihan Sampel Pengujian ...35

2.6 Uji Instrumen Penelitian ...36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Rancangan Penelitian ...38

3.2 Obyek Penelitian ...38

3.3 Jenis dan Sumber Data ...39

3.4 Teknik Pengumpulan Data...39

3.4.1 Pengumpulan data sekunder ...39

(4)

xi

3.4.3 Teknik penentuan responden ...40

3.5 Instrumen Penelitian ...42

3.5.1 Uji validitas dan reliabilitas Instrumen Penelitian ...44

3.6 Analisis Data ...45

3.7 Tahapan Penelitian ...49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Hasil Identifikasi Risiko pada Pelaksanaan Uji Model Fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai ...52

4.2 Hasil Survei Pendahuluan ...54

4.3 Survei Lanjutan ...56

4.4 Jawaban Responden terhadap Frekuensi (Likelihood)...59

4.5 Jawaban Responden terhadap Konsekuensi Risiko ...62

4.6 Analisis Penerimaan Risiko ...66

4.7 Mitigasi Risiko...70

4.8 Alokasi Kepemilikan Risiko ...73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1 Simpulan ...81

5.2 Saran...82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1 Mitigasi risiko ... 28 2.2 Gelombang tegak lurus dan gelombang sudut ... 28 2.3 Mesin pembangkit gelombang reguler ... 28 2.4 Saluran gelombang (wave flume) Laboratorium Balai LITBANG

Pantai ... 32 2.5 Mesin pembangikit gelombang pada saluran gelombang ... 33 2.6 Pengujian 2D pada saluran gelombang Laboratorium Balai

LITBANG Pantai …... 33

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Sumber risiko dan penyebabnya ... 11

2.2 Penilaian dan tingkat penerimaan risiko ... 15

2.3 Skala penerimaan risiko ... 15

2.4 Pengujuan 3D pada kolam gelombang (wave basin) Laboratorium Balai LITBANG Pantai …... 29

2.5 Pengujian 2D pada saluran gelombang Laboratorium Balai LITBANG Pantai ... 33

2.6 Peralatan pengujian di Laboratorium Balai LITBANG Pantai…... 34

2.7 Korelasi………... 37

3.1 Daftar responden ……… 42

3.2 Skala frekuensi (likelihood) ………... 45

3.3 Skala konsekuensi (consequences) ……… 46

4.1 Revisi pertanyaan kuisioner berdasarkan hasil uji validasi ………... 55

4.2 Hasil uji reliabilitas kuisioner ……… 56

4.3 Identifikasi risiko pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai ………. 57

4.4 Prosentase dan modus jawaban responden terhadap frekuensi (likelihood) ……… 60

4.5 Prosentase dan modus jawaban responden terhadap konsekuensi…. 63 4.6 Penerimaan risiko pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai ………. 66

4.7 Mitigasi risiko tidak diharapkan (undesirable) ……….. 71

(7)

DAFTAR ISTILAH

NCICD = National Capital Integrated Coastal Development Manajemen Risiko = pengelolaan risiko

Penskalaan = kondisi matematika yang harus dipenuhi oleh perbandingan skala antara prototipe dan model.

SDM = Sumber Daya Manusia

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Identifikasi awal risiko pada pelaksanaan uji model fisik ... 86

Lampiran 2 Kuisioner ……….………... 94

Lampiran 3 Jawaban responden terhadap frekuensi (likelihood) risiko …… 99

Lampiran 4 Jawaban responden terhadap konsekuensi risiko …….…….… 103

Lampiran 5 Distribusi nilai r tabel signifikansi 5% dan 1 %... 108

Lampiran 6 Hasil uji validitas frekuensi (likelihood) risiko………... 109

Lampiran 7 Hasil uji validitas konsekuensi risiko………... 110

Lampiran 8 Hasil uji reliabilitas frekuensi (likelihood) risiko……… 111

(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Uji model fisik merupakan ilmu yang sudah lama digunakan dalam bidang teknik sipil. Uji model fisik banyak digunakan pada proses perencanaan bangunan sipil seperti untuk merancang bendungan, merancang jalan, dermaga, jembatan, bangunan pantai dan lainnya. Pelaksanaan uji model fisik diharapkan dapat meminimalisasi biaya pembangunan di lapangan dan meminimalisasi kegagalan konstruksi akibat perencanaan sehingga dapat mengoptimalkan kinerja pototipe di lapangan. Menurut Vries (1977) ada dua tipe uji model fisik yakni, full models dan scale models. Uji model fisik full models menggambarkan model dengan ukuran yang sama dengan prototipenya, sedangkan scale model adalah reproduksi miniatur dari sebuah sistem fisik sebuah prototipe. Selanjutnya pada penelitian ini akan dibahas terkait uji model fisik tipe scale model.

Pelaksanaan uji model fisik tidak lepas dari hambatan. Hambatan dapat diartikan sebagai risiko. Menurut Kasidi (2010) risiko dalam hal ini diartikan sebagai kemungkinan terjadinya peristiwa yang menyimpang dari apa yang diharapkan. Selama ini ada banyak hambatan yang pernah terjadi saat pelaksanaan uji model fisik pantai. Berdasarkan pengalaman Prof Bambang Triatmodjo pernah terjadi hambatan saat pelaksanaan uji stabilitas lapis lindung pemecah gelombang Pelabuhan Perikanan Glagah pada Tahun 2003. Pada saat itu gelombang di lapangan sangat besar (lebih dari 5 m) sehingga skala cukup besar untuk menyesuaikan dengan ukuran saluran gelombang. Alat pencatat gelombang juga

(10)

mengalami kerusakan sehingga Tim Peneliti harus menyewa alat pencatat gelombang dari institusi lain. Pada uji model ketenangan Pelabuhan Perikanan Glagah juga terjadi hambatan di tahun 2004 seluruh model dasar laut posisinya tidak sesuai dengan posisi alat pembangkit gelombang sehingga pelaksanaan uji model tidak dapat dilakukan. Hal ini mengakibatkan model yang sudah jadi dibongkar dan dibangun kembali sesuai dengan posisi alat pembangkit gelombang. Pada tahun 2013 saat pelaksanaan uji model pola sedimentasi di Pantai Nusa Dua juga mengalami hambatan. Menurut Teknisi pada saat itu data lapangan yang dimiliki oleh pelanggan sangat minim sehingga dibutuhkan tambahan waktu untuk mengumpulkan data di lapangan. Pada tahap pembangunan model terjadi pengulangan berkali-kali karena kontur pantai yang akan dibangun sangat rumit dan kurangnya keahlian sumber daya manusia. Pada tahun 2014 dilaksanakan pengujian stabilitas blok beton oleh mahasiswa S3 Universitas Diponegoro. Saat itu ada prosedur pelaksanaan uji model yang diabaikan yang berimbas pada hasil uji model yang keliru. Hal ini mengakibatkan seluruh pelaksanaan pengujian harus diulang dari awal. Hambatan juga terjadi pada pelaksanaan uji model fisik yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Kristen Maranatha di tahun 2015. Berdasarkan pengalaman dari Olga Catherina Pattipawaej, Ph.D ada kesulitan mencari cetakan untuk model. Cetakan diperoleh di luar kota dengan perolehan yang terbatas. Lokasi yang jauh menyebabkan banyaknya waktu terbuang dan peningkatan biaya pelaksanaan. Ketika model sudah siap hanya beberapa pengujian yang bisa dilaksanakan karena terbentur jadwal penggunaan mesin pembangkit gelombang oleh tim peneliti lain. Cerita

(11)

lain tentang hambatan pelaksanaan uji model fisik terjadi di tahun 2015 yakni pada pengujian stabilitas bangunan lepas pantai kegiatan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Menurut Tim Peneliti hambatan terjadi karena ada instrumen wave gauges yang rusak. Pengujian ditunda sampai instrumen selesai diperbaiki. Perbaikan instrumen membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang lama.

Salah satu laboratorium yang melaksanakan uji model fisik pantai adalah Laboratorium Balai Litbang Pantai. Pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium milik Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini fokus pada uji model fisik pantai tipe scale models. Selama ini ada banyak teori yang mengemukakan pelaksanaan uji model pantai, namun tak ada yang mengungkapkan risiko-risiko yang pernah terjadi selama pelaksanaan. Tidak ada catatan terkait hal-hal yang harus dilakukan untuk menangani risiko-risiko tersebut. Laporan pelaksanaan uji model hanya mengungkapkan hasil yang diperoleh tanpa menyertakan catatan terkait hambatan yang terjadi selama pelaksanaan uji model fisik. Sampai saat ini penelitian risiko terkait laboratorium hanya pernah dilakukan di laboratorium kimia, terkait kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kerja di Laboratorium Kimia oleh Asmara M ditahun 2012. Mengingat belum pernah ada penelitian terkait risiko pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Pantai, maka dari itu tulisan ini dibuat untuk mengidentifikasi risiko yang kemungkinan terjadi pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai. Serta mencari penanganan/pengendalian risiko secara proposional.

(12)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan terkait manajemen risiko pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1 Apa saja risiko yang teridentifikasi pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai?

2 Apa saja risiko-risiko yang termasuk major risk atau risiko kategori dominan dan bagaimana tingkat penerimaan risiko pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai?

3 Bagaimana tindakan penanganan/pengendalian untuk meminimalisir risiko pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai? 4 Siapakah yang bertanggung jawab terhadap risiko yang akan terjadi

(ownership of risk) ?

1.3 Tujuan Penelitian

1 Mengetahui risiko yang dapat terjadi pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai.

2 Mengetahui risiko yang termasuk risiko kategori dominan (major risk) dan menentukan tingkat penerimaan risiko pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai.

3 Mengetahui tindakan penanganan/pengendalian major risk pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai.

(13)

1.4 Manfaat Penelitian

1 Memberikan informasi tentang risiko pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai.

2 Memberikan informasi mengenai risiko-risiko dominan atau major risk serta tingkat penerimaan risiko pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai.

3 Memberikan informasi tentang tindakan pengendalian risiko yang terjadi pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai.

4 Memberikan masukan kepada pihak laboratorium pantai untuk menerapkan manajemen risiko guna mengurangi major risk pada pelaksanaan uji model fisik di Laboratorium Balai LITBANG Pantai.

1.5 Batasan Penelitian

Batasan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1 Penelitian ini meninjau pelaksanaan uji model fisik pantai yang dilakukan di Laboratorium Balai LITBANG Pantai.

2 Kegiatan yang diteliti adalah pelaksanaan uji model fisik mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai dengan mendapatkan hasil pengujian. Analisis tidak ditinjau karena pengujian di laboratorium pantai hanya sampai hasil pengujian keluar.

3 Analisis risiko yang dalam penilaian risiko adalah analisis risiko kualitatif (qualitative risk analysisis). Analisis dilakukan hanya terbatas pada tahap identifikasi risiko, melakukan penilaian risiko, menangani resiko dan

(14)

menentukan kepemilikan risiko. Risiko sisa setelah proses pengendalian tidak ditinjau.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Perbedaan konsentrasi edible coating natrium alginat memiliki pengaruh terhadap kemunduran mutu dodol rumput

Dampak atas dilakukannya CSR bagi masyarakat yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, memberikan modal

Dalam hal ini semburan uap pada tempat masuk kepermukaan sudu begitu juga pada tempat keluar dari sudu tidak mengalir dalam arah yang sejajar dengan arah gaya F3 yang bekerja

Namun, anti- feminis mempunyai pandangan lain untuk menyeimbangkan perbedaan tersebut, bahwa laki-laki dan perempuan tidak diciptakan untuk saling berkompetisi memperebutkan

Artinya bahwa terdapat pengaruh profitabilitas dan struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan sektor industri pertanian yang terdaftar di bursa efek indonesia

Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun pada bulan Maret dan Agustus oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar, Badan Penelitian,

Kebohongan yang disusun dengan rekayasa yang sangat sistematis melalui berbagai pencitraan Bali, di antaranya jargon Pulau Surga, Surga Terakhir, Pulau Dewata.. Kebohongan

 Bahwa setelah sampai Terdakwa dan Saksi Korban kemudian duduk di pasir di pinggir pantai, Terdakwa kemudian memeluk Saksi Korban dari belakang dan mengisap leher Saksi