• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daerah Faktoriasi Tunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daerah Faktoriasi Tunggal"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR ALJABAR II

STRUKTUR ALJABAR II

DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL

DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL

Disusun oleh Disusun oleh Kelompok 2 Kelompok 2

140110140014

140110140014 Tiar Tiar Ferdiana Ferdiana NurpratamaNurpratama 140110140036

140110140036 Hani Hani Siti Siti HanifahHanifah 140110140074

140110140074 Yulian Yulian Zifar Zifar AyustiraAyustira 140110140084

140110140084 Guskenoly Guskenoly FauziyahFauziyah

UNIVERSITAS PADJADJARAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA

JATINANGOR JATINANGOR

2017 2017

(2)

Daerah Faktorisasi Tunggal

Definisi 1

Misalkan

 daerah integral dan

,  ∈ .

 Apabila terdapat

 ∈ 

sehingga

 



 maka dikatakan

 membagi

(

 faktor dari

) dituliskan

|.

 Simbol

 ∤ 

menyatakan

 tidak habis membagi

.

Contoh :

Pada daerah integral

ℤ 

,3|15

 karena terdapat

5 ∈

ℤ 

 sehingga

15  3.5.

 Tetapi

4 ∤ 14

karena untuk setiap

 ∈

ℤ 

, 4 ≠ 14.

 Pada daerah integral

ℤ 

,

4|14

karena terdapat

3

 ∈

ℤ 

 sehingga

14  4.3

 

.

Pada definisi sebelumnya telah dinyatakan bahwa suatu elemen

 dalam ring

 dinamakan unit apabila terdapat

 ∈ 

sehingga

  1

. Dengan kata lain,

dinamakan unit apabila

|1.

 Berikut ini disajikan definisi dari dua elemen yang berasosiasi.

Definisi 2

Misalkan

 daerah integral dan

,  ∈ . 

 dan

 dikatakan berasosiasi apabila terdapat unit

 ∈ 

 sehingga

  .

Contoh :

Elemen unit pada daerah integral

ℤ 

 adalah

1

dan

1

. Dengan demikian setiap

 ∈

ℤ 

 berasosiasi dengan

dan

– .

Definisi 3

Misalkan

 daerah integral,

 ∈   {0}

 dan

 bukan unit.

 dinamakan elemen tak tereduksi atas

 apabila setiap faktorisasi

  

mengakibatkan

 atau

unit. Apabila

 dapat difaktorkan menjadi

  

 dengan

, 

 bukan unit maka

dinamakan elemen tereduksi.

(3)

Contoh :

Pada daerah integral

ℤ 

, 13

 merupakan elemen tak tereduksi karena faktorisasi dari

13

 hanyalah

13  1.13  13.1  1. 13  13. 1

 dengan

1

dan

1

 merupakan elemen unit di

ℤ 

.

 Tetapi

30

merupakan elemen tereduksi karena

30

 dapat dinyatakan sebagai

30  5.6

 dengan

5

 dan

6

 bukan unit di

ℤ.

Definisi 4

Misalkan

 daerah integral.

 dinamakan daerah faktorisasi tunggal apabila memenuhi :

i. Setiap

 ∈   {0}, 

bukan unit dapat dinyatakan sebagai hasil kali sejumlah berhingga elemen tak tereduksi.

ii. Jika

, 

, 

, … , 

dan

, 

, 

, … , 

 dua macam faktorisasi dari suatu elemen

 ∈ 

 dengan

, 

 elemen tak tereduksi maka

  

dan apabila perlu dengan mengubah urutan, diperoleh

 berasosiasi dengan

.

Contoh 1 :

merupakan daerah faktorisasi tunggal. Bukti:

1. Ambil

 ≠ 0 ∈ ℤ

 sebarang dengan

 bukan unit

Berdasarkan teorema dasar aritmatika, yang menyatakan bahwa setiap

 > 1

 ,

x  ∏

=

 secara tunggal, dimana

 ∈ ℤ

 merupakan bilangan prima.

Berdasarkan teorema, maka

 adalah elemen tak tereduksi 2. Ambil

 ≠ 0 ∈ ℤ

 sebarang dengan

 bukan unit Misal terdapat dua faktorisasi dari

 yaitu:

x  

… 

 dan

x  

… 

 dimana

 dan

 elemen tak tereduksi

Berdasarkan teorema dasar aritmatika maka faktorisasi dapat dilakukan dengan cara tunggal, maka

  

(4)

dengan merapihkan urutan dari faktor yang diperoleh, kita dapat menentukan bahwa

 dan

 berasosiasi

  

.

Contoh 2 :

Pada bagian ini akan ditunjukkan bahwa

ℤ 

 merupakan daerah faktorisasi tunggal. Di dalam

ℤ 

  berlaku

48  2.2.2.3.2  2. 2. 2. 3. 2

. Jelas bahwa

2

berasosiasi dengan

2

 dan

3

 berasosiasi dengan

3

.

Contoh 3 :

(√ 11)    √ 11

, dengan

, ∈ 

 bukan merupakan daerah faktorisasi tunggal.

Bukti

Misalkan ambil

12 ∈ √ 11

 maka diperoleh

12  43

 namun juga

12  1  √ 111  √ 11

Dengan unitnya adalah

1

  dan

1

  maka

4,3,1  √ 11,1 √ 11

  tidak berasosiasi.

Pembahasan selanjutnya akan ditunjukkan bahwa setiap daerah ideal utama merupakan daerah faktorisasi tunggal. Untuk menunjukkan hal tersebut diperlukan beberapa sifat sebagai pendukung.

Teorema 1A

Misalkan

daerah ideal utama.Jika

 ⊂ 

 ⊂ ⋯

merupakan rangkaian naik dari ideal-ideal

di

maka

  ⋃ 

 ideal dari D

.

Bukti :

Misalkan

 ⊂ 

 ⊂ ⋯

 rangkaian naik dari ideal-ideal

di 

. Bentuk

  ⋃ 

(5)

(i) Ambil sembarang

, ∈ 

Maka terdapat

 dan

 

 sehingga

 ∈ 

 dan

 ∈ 

Karena

 ⊂ 

 ⊂ ⋯

 rangkaian naik maka

⊂ 

 atau

⊂ 

Misalkan

 ⊂ 

Maka

, ∈ 

Karena

 ideal maka

  ,  ∈ 

Jadi

  ,  ∈ .

(ii) Ambil sembarang

 ∈ 

 dan

 ∈ 

Karena

 ∈ 

 maka

 ∈ 

 untuk suatu

 ∈ 

+ Karena

 ideal maka

,  ∈ 

Jadi

,  ∈ .

Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa

 ideal diD

.

Teorema 1B

Misalkan

daerah ideal utama. Jika

 ⊂ 

 ⊂ ⋯

merupakan rangkaian naik ideal-ideal di D maka terdapat bilangan bulat positif

 sehingga

  

untuk semua

 ≥ 

.

Bukti :

Dari Teorema sebelumnya, didapat

 ideal di

 dimana

merupakan daerah ideal utama.

Karena

 daerah ideal utama maka

  〈〉

 untuk suatu

 ∈ .

Karena

  ⋃ 

 maka

 ∈ 

 untuk suatu

 ∈ 

+

.

Untuk

 ≥ 

 diperoleh

〈〉 ⊂ 

⊂ 

 ⊂   〈〉.

Sehingga haruslah

  

.

Jadi, terbukti bahwa terdapat

 ∈ 

+ sehingga

  

 untuk semua

 ≥ 

. Teorema 2

(6)

i.

〈〉 ⊂ 〈〉

 jika dan hanya jika

|

ii.

〈〉  〈〉

 jika dan hanya jika

 dan

 berasosiasi Bukti :

i.

[⇒]

Dik :

〈〉 ⊂ 〈〉

Adt :

|

〈〉 ⊂ 〈〉

artinya

   ,∃ ∈ ℝ

Berdasarkan definisi, maka

|

.

[⇐]

 Dik :

|

Adt :

〈〉 ⊂ 〈〉

|

 artinya

∃ ∈ ℝ

sehingga

  .

Ambil

 ∈ 〈〉  { |  ∈ ℝ}

Maka

  ,∃ ∈ ℝ.

Diperoleh

      , ∃ ∈ ℝ

. Sehingga

 ∈ 〈〉

.

∀ ∈ 〈〉

berlaku

 ∈ 〈〉

 maka

〈〉 ⊂ 〈〉.

ii.

[⇒]

Dik :

 daerah integral

a,b ∈ 

〈a〉  〈b〉

Adb :

a dan b

 berasosiasi Bukti :

Diketahui bahwa

〈a〉  〈b〉

, artinya

〈a〉 ⊆ 〈b〉

 dan

〈b〉 ⊆ 〈a〉

Berdasarkan teorema 2i, maka:

(7)

〈b〉 ⊆ 〈a〉 ↔ a|b

a|b

  artinya

b  a

dan

b|a a

rtinya

a  b

 dengan

, ∈ 

Substitusikan

b  a

 ke

a  b

a  b  a  a

Karena

a

 dikatakan berasosiasi dengan

b

 jika

∃ 

 unit

∈ 

, sehingga

a  b

Maka,

a  a

 dengan



 unit

∈ 

Sehingga

  1

Karena

, 

 adalah unit, maka a dan b berasosiasi (

a~b

).

[⇐]

 Dik :

 daerah integral

a,b ∈ 

 dan b

 berasosiasi (

a~b

). Adb :

〈a〉  〈b〉

Bukti :

Diketahui bahwa

a~b

, artinya

 elemen unit

 ∈  ∋ a  b

Dengan demikian, berakibat

b|a

 dan

〈a〉 ⊆ 〈b〉

Karena

b|a

 artinya

a  b

Maka

b  

−

a

.

Karena

b  

−

a

 maka,

a|b

 dan

〈b〉 ⊆ 〈a〉

 maka

〈a〉  〈b〉

〈a〉  〈b〉

Berdasarkan

[→]

 dan

[←]

 maka

〈a〉  〈b〉

 jika dan hanya jika

a

dan

b

 berasosiasi.

(8)

Teorema 3

Misalkan

  daerah ideal utama. Jika

 ∈   {0}

,

  bukan unit maka

  dapat dinyatakan sebagai hasil kali elemen-elemen tak tereduksi.

Bukti :

Ambil

 ∈   {0}

 sembarang,

 bukan unit. Klaim :

 mempunyai faktor elemen tak tereduksi.

Bukti klaim :

Jika

 tak tereduksi maka bukti klaim selesai. Misalkan

 tereduksi.

Maka

  

 untuk suatu

, 

 ∈ 

 dan keduanya bukan unit. Berdasarkan teorema 2 diperoleh

〈〉 ⊂ 〈

.

Jika

〈〉  〈

 maka

 dan

 berasosiasi sehingga

 unit. Bertentangan dengan

 bukan unit.

Jadi

〈〉 ≠ 〈

.

Jadi

 tak tereduksi maka bukti klaim selesai.

Misalkan

 tereduksi

Maka

  

 untuk suatu

, 

 ∈ 

 dan keduanya bukan unit Berdasarkan teorema 2 diperoleh

〈

〉 ⊂ 〈

〉, 〈

〉 ≠ 〈

.

Apabila proses ini dilanjutkan maka diperoleh rangkaian naik ideal-ideal di

 yaitu

〈〉 ⊂ 〈

〉 ⊂ 〈

〉 ⊂ ⋯

.

Berdasarkan teorema 1 haruslah terdapat

 ∈

ℤ 

+  sehingga

〈

〉  〈

untuk setiap

 ≥ 

.

Hal ini menunjukkan bahwa

 merupakan elemen tak tereduksi. Jadi klaim terbukti, yaitu

 mempunyai faktor elemen tak tereduksi.

Jika

tak tereduksi maka bukti selesai Misalkan

 tereduksi

(9)

Berdasarkan klaim

 mempunyai faktor elemen tak tereduksi

Misalkan

  

 dengan

 elemen tak tereduksi dan

 bukan unit. Akibatnya

〈〉 ⊂ 〈

 dengan

〈〉 ≠ 〈

〉.

Jika

 tak tereduksi maka bukti selesai. Misalkan

 tereduksi.

Maka

  

 dengan

 elemen tak tereduksi dan

 bukan unit.

Apabila langkah ini diteruskan maka diperoleh rangkaian naik ideal-ideal di

yaitu

〈〉 ⊂ 〈

〉 ⊂ 〈

〉 ⊂ ⋯

.

Berdasarkan teorema 1 terdapat

 ∈

ℤ 

+ sehingga

  

 dengan

 elemen tak tereduksi.

Jadi

  

… 

 dengan

 dan

 elemen-elemen tak tereduksi.

Teorema 3 menunjukkan bahwa syarat pertama dari daerah faktorisasi tunggal telah terpenuhi dalam daerah ideal utama. Kajian selanjutnya adalah menunjukkan bahwa syarat kedua juga dipenuhi. Untuk itu diperlukan kajian beberapa sifat berikut :

Teorema 4

Misalkan

 daerah integral dan

 ∈ . 〈〉

 merupakan ideal maksimal jika dan hanya jika

 elemen tak tereduksi.

Teorema 5

Misalkan

 daerah ideal utama dan

,,  ∈ .

 Jika

 tak tereduksi dan

|

maka

|

 atau

|

.

Bukti :

Misalkan

 elemen tak tereduksi dan

|

. Karena

|

 maka

  

 untuk suatu

 ∈ 

. Akibatnya

 ∈ 〈〉

.

(10)

Akibatnya

 ∈ 〈〉

 atau

 ∈ 〈〉

.

Dengan demikian

  

 atau

  

 untuk suatu

, 

 ∈ 

. Jadi

|

 atau

|

.

Berdasarkan Teorema 5, menggunakan induksi matematika dapat ditunjukkan akibat berikut:

Akibat Teorema 5

Misalkan D daerah ideal utama dan

  ∈ 

 elemen tak tereduksi. Jika

|

… 

 dengan

 ∈ 

 maka

|

 untuk paling sedikit sutu nilai

. Definisi 5

Misalkan D daerah integral dan

 ∈ 

-

{0}

,

 bukan unit.

 dinamakan elemen prima apabila

|

 maka

|

 atau

|

.

Contoh :

5

 merupakan elemen prima dalam daerah integral

ℤ 

 karena apabila

, ∈

ℤ 

dan

5|

 maka

5|

 atau

5|

.

Teorema 6

Setiap daerah ideal utama merupakan daerah faktorisasi tunggal. Bukti:

Berdasarkan Teorema 3, syarat pertama dari daerah faktorisasi tunggal telah dipenuhi. Untuk menunjukkan daerah ideal utama merupakan daerah faktorisasi tunggal, cukup ditunjukkan bahwa syarat kedua dipenuhi, yaitu faktorisasi dalam daerah ideal utama tunggal.

Ambil sebarang

 ∈ 

-

{0}

,

 bukan unit.

Misalkan

 dapat difaktorkan menjadi

  

… 

 dan

  

… 

 dengan

, 

 elemen tak tereduksi.

(11)

Akibatnya

|

 untuk suatu

  ∈

ℤ 

+

.

Apabila perlu dengan mengubah urutan, maka dapat diasumsikan

   1,

sehingga

|

.

Akibatnya

  

 untuk suatu

 ∈ 

. Karena

 tak tereduksi maka

 unit. Dengan demikian

 dan

 berasosiasi. Diperoleh

… 

  

… 

.

Berdasarkan hukum kanselasi di

 diperoleh

… 

 

… 

.

Apabila proses tersebut dilanjutkan maka diperoleh

1  

… 

+

… 

. Karena

 tak tereduksi maka haruslah

  

, dan karena

 unit di

 maka

berasosiasi dengan

.

Dengan demikian terbukti bahwa daerah ideal utama merupakan daerah faktorisasi tunggal.

Teorema 7 :

(12)

DAFTAR PUSTAKA

D. S. Malik, John N. Mordeson, M.K. Sen. Introduction to Abstract Algebra. Creighton University, Calcutta University. 2007.

Gallian, Joseph A. Contemporary Abstract Algebra. University of Minnesota Duluth. 2010.

Herstein, I.N . Abstract Algebra. University of Chicago.1995.

Herstein, I.N. Topics in Algebra 2nd Edition. University of Chicago. 1996.

Referensi

Dokumen terkait

Putusan Mahkamah Konstitusi tentang calon tunggal dalam pemilihan kepala daerah untuk dapat melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak pada tanggal 9 Desesmber 2015

Interpretasi Stratigrafi Lapisan Dasar Laut Data Seismik Pantul Saluran Tunggal Pada Daerah Tanjung Penyusuk Perairan Bangka.. Universitas Pendidikan Indonesia

3.2.Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon Kepala desa menurut Peraturan Daerah Bondowoso Nomor 5 Tahun 2014 tentang Cara Pemilihan, Pengangkatan,

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis dan Desain Rumah Tunggal Sederhana yang Dapat Mengapung di Daerah Rawan Banjir adalah karya ilmiah yang

Adanya norma di dalam Pasal 52 dan 54 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah yang mengatur tentang calon tunggal merupakan bentuk pemenuhan

MK memutuskan untuk mempersilahkan setiap daerah yang hanya memiliki satu pasangan calon atau yang lebih dikenal dengan istilah calon tunggal untuk tetap

Hasil penelitian menunjukan bahwa kewenangan diskresi kepala daerah dalam penataan ruang adalah Kepala daerah melaksanakan diskresi berdasarkan 3 (tiga) poin penting pertama

Tesis ini berjudul “Pemodelan Biodegradasi di Jaringan Sewerage Daerah Perkotaan (Studi Kasus : Kota Bandung)” merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh