• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT (IBRD Loan, No IND) Tahun Anggaran 1995/1996 LAPORAN AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT (IBRD Loan, No IND) Tahun Anggaran 1995/1996 LAPORAN AKHIR"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT (IBRD Loan, No. 3550-IND)

Tahun Anggaran 1995/1996 LAPORAN AKHIR

Nama Kegiatan : Survailan Longitudinal

Nomor Kontrak : 16/CHN-3/KONT.NF/VII/1995

Tanggal : 21 Juli 1995

Penanggung jawab kegiatan : Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, 8 Agustus 1996

Pembantu Dekan II Pimpinan Proyek

Fakultas Kedokteran CHN-RL/Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

dr. Mochamad Anwar,M.Med.Sc. Dr. Soenarto Sastrowijoto

NIP. 130367374 NIP. 130321317

Mengetahui/Menyetujui

Pemimpin Bagian Proyek Pengembangan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Drs. Sumali M. Atmojo, MS NIP. 131685545

(2)

KATA PENGANTAR

Laporan akhir kegiatan ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan survailan longitudinal di Purworejo selama tahun anggaran 1995-1996. Pada dasarnya seluruh kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaanya.

Pada tahun kedua pelakasanaan kegiatan survailan longitudinal ini, topik-topik spesifik mulai diangkat untuk memperoleh perhatian khusus dalam intervensi baik medis maupun sosial dan perilaku. Dari topik-topik yang spesifik itu pula, pada tahun anggaran kedua telah berhasil ditulis artikiel-artikel ilmiah.

Data yang terkumpul selain untuk kebutuhan sumber informasi bagi Dinas Kesehatan setempat juga telah dimanfaatkan bagi pengembangan tenaga profesional kesehatan di Kabupaten Purworejo secara khusus dan Jawa Tengah secara umum.

Keberadaan LPKGM juga secara timbal balik telah membantu pengembangan ketrampilan akademik staf perguruan tinggi dalam pengolahan data dan pengambilan keputusan tenaga medis berdasarkan hasil analisis melalui aktivitas-aktivitas workshop.

Pada level internasional, dengan keberadaan survailan longitudinal LPKGM telah pula mengembangkan kerja sama dengan beberapa universitas di Eropa, Amerika, dan Australia melalui pertukaran program dan kunjungan ilmiah. Kerja sama multi disipliner antara disiplin ilmu biomedis, gizi, dan ilmu-ilmu sosial telah pula berkembang dalam naungan LPKGM.

Pada laporan akhir ini kami juga telah menyusun kesimpulan dari kegiatan yang telah dilaksanakan disertai dengan saran, mudah-mudahan berguna untuk kegiatan yang akan datang. Demikian laporan akhir ini disusun dengan harapan akan banyak bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Yogyakarta, 8 Agustus 1996

Pembantu Dekan II Pimpinan Proyek

Fakultas Kedokteran CHN-RL/Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

dr. Mochamad Anwar,M.Med.Sc. Dr. Soenarto Sastrowijoto

(3)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN . . . 1

A. PENTINGNYA RENCANA PENELITIAN . . . 1

B. LANDASAN TEORI . . . 2

1. Karakteristik Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat . . . 2

2. Kelemahan dan Kendala Dalam Laboratorium Kesehatan dan Gizi . . 6

3. Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM . . . 9

II. TUJUAN . . . 11

A. TUJUAN UMUM . . . 11

B. TUJUAN KHUSUS . . . 11

III. HASIL YANG DIHARAPKAN . . . 12

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN . . . 12

A. Ruang Lingkup Kegiatan . . . 12

1. Aktivitas Rutin Survailan Longitudinal . . . 12

2. Penulisan Ilmiah . . . 14

B. Metode Pelaksanaan . . . 15

1. Pengambilan Data . . . 15

2. Data Cross-sectional . . . 19

C. Instrumen . . . 20

D. Pengolahan data dan Aspek Komputasi . . . 20

E. Pertemuan koordinasi, monitoring, dan evaluasi . . . 22

1. Pertemuan Staf Pelaksana Bulanan Tingkat Kabupaten . . . 22

2. Pertemuan Monitoring dan Evaluasi . . . 26

3. Pertemuan Koordinasi di Semarang . . . 27

4. Pertemuan Koordinasi dengan Depkes Pusat . . . 28

5. Pertemuan Koordinasi dengan PUSKHA-UI . . . 28

F. Supervisi . . . 28

V. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA . . . 29

VI. HASIL KESIMPULAN DAN SARAN . . . 29

VII. DAFTAR PUSTAKA . . . 36 LAMPIRAN

1. TABEL DASAR

2. HRS (HOUSEHOLD REGISTRATION SYSTEM) 3. ABSTRAK-ABSTRAK PAPER

(4)

I. PENDAHULUAN

A. PENTINGNYA RENCANA PENELITIAN

Perencanaan, pemantauan dan evaluasi kesehatan yang baik hanya dapat terlaksana apabila tersedia data kesehatan yang cukup memadai. Data kesehatan pokok yang dikumpulkan oleh Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat dapat dibedakan menjadi 4 jenis. Pertama ialah data jumlah, karakteristik dan distribusi penduduk yang memerlukan pelayanan kesehatan, khususnya angka kejadian vital (lahir, kawin, pindah dan mati) yang menentukan dinamika penduduk. Kedua ialah deskripsi epidemiologis tentang distribusi dan karakteristik penyebab angka kematian, penyakit akut dan kronis, termasuk distribusi karakteristik faktor-faktor risiko kesakitan yang ada pada individu, keluarga dan masyarakat. Ketiga deskripsi kondisi gizi masyarakat, khususnya angka kejadian kurang gizi dan mineral serta determinan atau faktor-faktor yang mempengaruhinya. Keempat distribusi pelayanan kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan distribusi pelayanan kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat. Data yang dikumpulkan tersebut untuk mendukung program pengembangan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya bagi ibu dan anak serta untuk melengkapi data yang telah ada. Pada akhirnya diharapkan dapat membantu pengembangan sistem pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Meskipun keempat jenis data tersebut sangat esensial, terutama dalam melaksanakan desentralisasi pelayanan kesehatan di Dati II, umumnya data tersebut tidak tersedia dengan baik. Padahal tersedianya data saja tidak cukup, karena data yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan harus memiliki kualitas yang baik. Masalahnya ialah data tersebut di tingkat kabupaten sangat terbatas, terutama apabila mempertimbangkan tentang kualitas data serta kontinuitas pengumpulan data tersebut. Misalnya data tentang tingkat, pola penyebab dan trend angka kematian, khususnya ibu dan anak, secara metodologis tidak dapat mewakili angka pada Dati II. Begitu juga data utilisasi pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat, termasuk faktor-faktor risiko apa yang diduga berperan dalam menentukan penyebab kesakitan tidak dapat diperoleh dari pengumpulan data yang dilakukan melalui sistem yang ada. Oleh sebab itu, dengan terselenggaranya Laboratorium Penelitian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai wahana pengembangan program kesehatan dan gizi masyarakat yang sangat diperlukan, terutama melalui pengkajian berbagai pendekatan dalam pengumpulan dan pemanfatan data pada Dati II. Disamping itu kegunaannya ialah untuk melakukan pengujian efektivitas dan efisiensi berbagai bentuk-bentuk intervensi pelayananan kesehatan baru bagi individu, keluarga dan masyarakat.

Data kesehatan yang lengkap dan berkualitas belum akan ada dampaknya pada perencanaan, pemantauan dan evaluasi program kesehatan, apabila tidak dimanfaatkan secara optimal. Kenyataannya ialah bahwa pengambilan keputusan dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi program kesehatan masih belum optimal. Hal ini bukan hanya karena data tidak berkualitas tetapi juga masalah sumber daya yang ada belum sepenuhnya menyadari dan mampu memakai data tersebut dalam pelaksanaan program kesehatan yang diberikan pada tingkat kabupaten. Oleh sebab itu, upaya peningkatan sumber daya kesehatan dalam pelaksanaan survailan kesehatan masyarakat menjadi salah satu kegiatan pokok dalam proyek ini, khususnya bagaimana memanfatkan data dalam pelaksanaan program kesehatan yang mengarah pada desentralisasi di tingkat kabupaten. Peningkatan tersebut tidak hanya melibatkan petugas kesehatan yang ada dalam kegiatan proyek ini, tetapi juga mahasiswa dan pengajar dari Universitas Gadjah Mada yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pelayanan kesehatan dimasa yang akan datang. Disisi universitas, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dapat mengamalkan keilmuannya secara langsung terhadap masyarakat, disamping itu akan memberikan dampak secara langsung dalam upaya mengikuti perkembangan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang selalu berubah, sehingga menjadi pertimbangan penting dalam proses pendidikan sarjana kesehatan, khususnya dibidang epidemiologi lapangan.

(5)

Berbagai perkembangan sosial dan ekonomi penduduk yang sangat cepat mendorong diperlukannya adaptasi program-program pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat yang sesuai dengan perkembangan di masing-masing daerah. Seperti halnya untuk kegiatan di Kabupaten Purworejo, setelah terkumpul data dasar maka akan dapat dimanfaatkan dalam mengkaji beberapa efektivitas dan efisiensi upaya kesehatan yang baru. Dengan demikian, melalui pendirian laboratorium ini akan sangat besar manfaatnya untuk mengkaji pengembangan upaya-upaya kesehatan yang baru, khususnya masalah pelayanan kesehatan dan gizi bagi ibu dan anak. Pengumpulan data yang sangat mendalam dalam penelitian ini dimungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut kebutuhan tersebut. B. LANDASAN TEORI

1. Karakteristik Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat Ada empat unsur pokok pada Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat yang perlu diuraikan dengan rinci, karena masing-masing unsur ini akan mempengaruhi rancangan penelitian, kegiatan proyek dan akhirnya pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Menurut Mosley (1988), keempat unsur tersebut adalah penentuan populasi yang definitif, koleksi data secara sistematis melalui survai atau survailan, pelaporan secara rutin angka-angka kejadian kesehatan utama yang menjadi perhatian kegiatan, dan pelaksanaan berbagai studi kohort untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko atau faktor penentu efektivitas dan efisiensi upaya pelayanan kesehatan. Berikut ini akan diuraikan dengan singkat keempat karakteristik tersebut secara umum dan berbagai karakteristik khusus yang dilaksanakan di Jawa Tengah.

a. Populasi dan Sampel Penelitian

Daerah penelitian yang dipilih perlu dikaitkan dengan batasan administratif sistem pelayanan kesehatan yang ada. Sebagai contoh, populasi penelitian yang ada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah adalah mewakili satu kabupaten secara keseluruhan. Disamping itu, ada dua kecamatan yang dipilih sesuai dengan pertimbangan metodologis untuk dijadikan daerah penelitian yang akan mewakili kondisi pada tingkat kecamatan atau Puskesmas. Karena laboratorium penelitian ini mencakup 16 kecamatan dengan 22 Puskesmas yang ada di Kabupaten Purworejo, maka dapat dipakai untuk mempelajari dengan seksama pelaksanaan sistem pelayanan yang ada pada tingkat kabupaten. Mengingat keterbatasan sumber daya dan dana pada setiap pendirian laboratorium kesehatan masyarakat, maka sampel yang dipilih untuk mewakili satu laboratorium ialah berkisar antara 10.000-20.000 rumah tangga. Ini berarti bahwa hanya sampel dari populasi terpilih yang akan diamati selama jangka waktu penelitian. Misalnya, pada saat ini untuk Kabupaten Purworejo hanya dipilih 14.680 rumah tangga untuk mewakili populasi kabupaten secara keseluruhan. Dari rumah tangga inilah yang kemudian dilakukan pengamatan data secara sequential dan secara cross-sectional.

b. Data Sequential dan Cross-sectional

Data sequential pada umumnya berupa rekaman semua peristiwa yang dianggap sangat penting selama studi berlangsung dan perlu diikuti perubahannya setiap waktu. Data ini memerlukan jumlah penduduk dengan masing-masing karakteristiknya dari waktu ke waktu sehingga angka-angka (rate) kejadian yang diamati dapat diestimasi. Dalam menghitung angka kejadian (incidence rate) suatu peristiwa tertentu didalam populasi dilakukan dengan menghitung jumlah peristiwa yang timbul selama pengamatan dibagi dengan populasi yang memiliki risiko selama waktu pengamatan. Dalam hal ini populasi yang tergolong mempunyai risiko untuk kejadian tersebut

(6)

biasanya mengalamai perubahan dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, tanpa mengukur angka kejadian dan jumlah populasi yang memiliki risiko, sangat sulit untuk memperkirakan angka kejadian penyakit di masyarakat dari data yang bersumber dari tempat pelayanan kesehatan. Apalagi tidak semua penderita penyakit atau penduduk dengan kejadian tertentu akan mendatangi tempat pelayanan kesehatan.

Untuk sampel penelitian di Kabupaten Purworejo, data demografis, kesakitan, malnutrisi dan penerimaan pelayanan kesehatan dari rumah tangga yang terpilih sebagai sampel diikuti secara rutin setiap 90 hari. Beberapa kejadian penyakit tertentu (misalnya mencret) tidak dapat diukur berdasarkan informasi yang dikumpulkan setiap 90 hari, melainkan perlu waktu pengamatan yang lebih pendek, yaitu setiap dua minggu sekali. Hal ini sangat diperlukan berdasarkan pertimbangan antara kebutuhan intensitas informasi dan reliabilitas data yang diperoleh. Pengumpulan data yang terlalu sering tidak akan selalu menjamin tingkat reliabilitas dan validitas data yang tinggi.

Data sequential diperlukan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan perubahan angka-angka kejadian dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu data yang dikumpulkan pada suatu saat akan dikaitkan (link) dengan data yang dikumpulkan pada waktu yang lain. Dengan demikian diperlukan suatu mekanisme pengelolaan data yang memenuhi kebutuhan ini. Persyaratan pokok untuk mengkaitkan hasil pengamatan dari waktu ke waktu inilah yang memerlukan kesempatan dan tenaga yang cukup banyak dari tahun ke tahun.

Kunci pokok pengkaitan data antara berbagai pengamatan pada kurun waktu yang berbeda ialah pengidentifikasian data masing-masing daerah, wilayah pencacahan, rumah tangga, dan masing-masing anggota rumah tangga. Pencatatan perubahan masing-masing karakteristik yang terjadi di setiap kelompok atau individu tersebut dapat dilakukan apabila memiliki identifikasi khusus, sehingga variabel dapat dikaitkan dari pengamatan pertama sampai dengan pengamatan yang terakhir. Di Kabupaten Purworejo misalnya, pengkaitan data dapat dilakukan tidak hanya antar waktu, tetapi dapat pula dikaitkan dengan data lain yang dikumpulkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS), melalui pemilihan sampel dengan kode-kode yang serupa.

Agar mekanisme pengelolaan data dapat berjalan dengan cepat, pemrosesan keterkaitan data satu sama lain harus dilakukan dengan komputer. Dalam hal ini, pada tahun pertama Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat (LPKGM), Fakultas Kedokteran UGM telah berhasil menyusun program komputer untuk menjamin pengkaitan data

sequential secara cepat. Program komputer ini dirancang sedemikian rupa,

sehingga perubahan angka kejadian dan populasi yang memiliki risiko kejadian tersebut dapat diakomodasikan dengan cepat sehingga dapat disajikan angka kejadian vital secara cepat dan akurat. Pengalaman kami pada tahun pertama menunjukkan bahwa dengan kondisi penduduk yang dinamis, angka-angka kejadian vital tetap dapat dihitung dengan cukup akurat, meskipun dalam jumlah besar yaitu sekitar 15.000 rumah tangga.

Data cross-sectional dapat berupa suatu kumpulan data yang menggambarkan suatu informasi tertentu tetapi dengan sekali pengumpulan dapat dipenuhi informasi yang diinginkan. Data ini umumnya dikumpulkan untuk memperoleh gambaran dasar tentang karakteristik daerah, rumah tangga dan individu. Dalam survailan longitudinal, kumpulan data ini menggambarkan karakteristik sosial-ekonomi, pekerjaan, pendidikan,

(7)

pengetahuan kesehatan dan berbagai faktor risiko terhadap terjadinya penyakit tertentu. Data ini dapat dimanfaatkan untuk mempelajari efisiensi pelaksanaan suatu program kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi etiologi suatu penyakit. Meskipun data cross-sectional ini hanya dikumpulkan sesekali waktu, dengan tatanan data yang teratur dan rapi informasinya dapat dihubungkan dari satu pengumpulan data ke pengumpulan data yang lain. Dengan demikian berbagai perubahan karakteristik tersebut apabila diperlukan dapat diperbandingkan antar kurun waktu. Pada penelitian di Kabupaten Purworejo, data cross-sectional untuk modul setiap tiga bulan berbeda-beda tergantung dari fokus masalah yang ingin digali pada saat itu (siklus tertentu). Misalnya pada awal tahun kedua, maka data tentang konsumsi bahan makan (dietary intake) akan dikumpulkan, sedang pada tahap awal tahun pertama pertanyaan yang sangat intensif tentang kondisi reproduksi wanita menjadi sasaran pokok untuk data cross-sectional-nya.

(8)

c. Pelaporan Angka Kejadian Utama

Pengumpulan data secara rutin menghasilkan deskripsi informasi tentang angka kejadian vital, misalnya angka kelahiran, perkawinan, kehamilan, perpindahan, dan kematian. Dalam survailan longitudinal bidang kesehatan, angka insidensi dan prevalensi berbagai penyakit akut dan kronis seringkali menjadi hasil kegiatan (output) utama. Namun demikian data terbatas pada informasi yang dapat dikumpulkan secara praktis di lapangan. Angka kejadian kekurangan gizi dan pangan secara berkala seringkali juga menjadi fokus kegiatan survailan longitudinal. Disamping itu, karena utilisasi sarana kesehatan bagi yang membutuhkan sangat penting maka akhir-akhir ini dikembangkan berbagai kegiatan survailan untuk mengetahui sejauh mana fasilitas kesehatan pemerintah telah dipakai oleh yang membutuhkannya. Data keempat jenis sasaran inilah yang dilakukan di Kabupaten Purworejo dan dilaporkan secara rutin segera setelah pengolahan data dapat diselesaikan. Diseminasi informasi hasil longitudinal survailan ini secara hati-hati dan sistematis harus diarahkan kepada pengelola program kesehatan, sehingga data dapat dipakai untuk mengambil keputusan pada penyusunan kebijakan dan program di lapangan.

Salah satu persyaratan agar data dapat diolah dengan cepat dan akurat adalah dengan tersedianya perangkat lunak komputer untuk pengolahan data survailan longitudinal. Dalam hal ini diperlukan metode yang cepat agar bisa menghitung kejadian per satuan "waktu-orang", karena angka insidensi dan prevalensi kejadian tertentu pada pengamatan longitudinal harus disajikan dalam angka-angka dengan satuan "waktu-orang". Sistem analisa dan metode perhitungan ini menjadi cukup komplek, apalagi jumlah rumah tangga yang diamati sekitar 15.000 rumah tangga dan berubah-ubah (dinamis) karena faktor kelahiran, perpindahan dan kematian anggota keluarga yang diamati. Namun demikian pada tahun kedua, penelitian di Kabupaten Purworejo telah berhasil menyusun perangkat lunak komputer untuk menangani masalah ini sehingga tinggal menyempurnakan sesuai dengan kebutuhan baru yang timbul di tahun berikutnya.

d. Pemanfatan Data Dalam Pengkajian Kesehatan Masyarakat Di daerah penelitian yang telah memiliki informasi dasar dan sistem pengumpulan data yang sudah mapan, studi evaluasi dampak intervensi kesehatan dapat dilaksanakan lebih efisien dan lebih akurat. Misalnya, suatu studi dampak intervensi kesehatan untuk menurunkan angka kematian atau kesakitan penyakit tertentu, dapat dilaksanakan dengan mudah karena dampak intervensi tersebut telah dikumpulkan oleh sistem survailan yang sedang berlangsung. Andaikan data dampak intervensi belum dikumpulkan, dengan telah diamatinya secara kontinu rumah tangga terpilih yang dapat mewakili daerah penelitian (misalnya untuk Kabupaten Purworejo) maka apabila diperlukan informasi baru tinggal menambahkan pada data yang dikumpulkan secara rutin. Di Indonesia, meskipun kebutuhan evaluasi hasil intervensi kesehatan hanya terfokus untuk mengetahui dampak intervensi terhadap kematian anak dan ibu, kegiatan tersebut memerlukan dana dan sarana yang khusus karena sistem informasi pengumpulan data demografis melalui registrasi vital belum berjalan seperti yang diharapkan. Akan tetapi di daerah laboratorium penelitian yang telah melangsungkan kegiatan survalian longitudinal ini dapat dilaksanakan dengan lebih mudah. Dengan demikian salah satu keuntungan dengan adanya laboratorium ini ialah dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk melakukan pengujian berbagai dampak intervensi kesehatan masyarakat sebelum disebarluaskan secara nasional.

(9)

Pemanfaatan Laboratorium Penelitian Kesehatan tidak hanya untuk keperluan evaluasi intervensi kesehatan masyarakat yang baru. Berbagai perubahan faktor risiko penyakit yang terjadi pada masyarakat perlu dipantau dengan seksama sehingga dapat dicegah sedini dan seefektif mungkin. Pengamatan ini dapat dipakai untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko penyakit dengan angka kejadian penyakit yang sesungguhnya. Contoh yang klasik pemanfaatan laboratorium serupa ialah studi di Framingham. Dari studi tersebut, tidak hanya terpecahkannya hubungan yang erat antara berbagai jenis lemak darah dan penyakit pembuluh darah dan jantung, tetapi juga upaya-upaya yang menunjukkan hasil positif dalam mengurangi angka kejadian penyakit tersebut. Di Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat, FK UGM akan dimanfaatkan pula untuk melakukan berbagai pendalaman kaitan antara faktor risiko dengan berbagai penyakit, khususnya untuk ibu dan anak, serta upaya-upaya kesehatan masyarakat yang masih perlu dikaji efektivitas dan efisiensinya. Misalnya, berbagai penjajagan pendahuluan sedang dilakukan untuk mencoba pengukuran kadar vitamin A melalui air susu ibu (ASI), agar nantinya dapat ditemukan metode diagnosa baru untuk mendeteksi kekurangan vitamin A pada ibu yang menyusui atau intake vitamin A pada bayinya.

Disamping manfaat tersebut diatas, Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk pelatihan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan, pendidik dan mahasiswa kesehatan perlu memperoleh pengalaman langsung, bagaimana suatu informasi dikumpulkan, diolah dan dianalisa untuk kemudian dimanfaatkan dalam proses perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan masyarakat. Demikian juga pengalaman mereka yang berkaitan dengan penelitian akan menambah wawasan dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi dengan kebutuhan lapangan yang ada, khususnya kebutuhan di Dati II. Hal ini sangat penting agar dalam menyosong pelaksanaan desentralisasi di Dati II.

2. Kelemahan dan Kendala Dalam Laboratorium Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Kelemahan dalam Laboratorium Kesehatan dan Gizi Masyarakat terutama berkaitan dengan aspek metodologis, yaitu berkaitan dengan validitas eksternal hasil pengamatan serta pengaruh "kematangan subyek penelitian" karena dilakukan kegiatan yang intensif di daerah penelitian dalam jangka waktu yang lama. Disamping itu kendala utama untuk mendirikan laboratorium ialah tingginya biaya yang perlu dikeluarkan sehubungan dengan pengumpulan data yang intensif serta kebutuhan fasilitas infrastruktur bagi keperluan pengolahan dan analisa data.

a. Kelemahan Secara Metodologis Hasil Penelitian dari Laboratorium Masyarakat

Pertanyaan yang selalu timbul dalam melakukan generalisasi hasil penelitian dari Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat ialah kemampuannya untuk mewakili populasi yang luas. Misalnya berbagai kritik dilakukan terhadap penelitian di Matlab, Bangladesh karena penelti tidak hanya ingin memanfatkan hasil penelitian tersebut untuk Bangladesh, tetapi ingin mencoba berbagai intervensi baru yang dapat dilakukan di negara yang sedang berkembang. Dengan perkataan lain, validitas eksternal hasil penelitian seringkali diragukan, terutama apabila ingin menyebarluaskan intervensi baru secara nasional atau bahkan secara internasional.

(10)

penelitian yang populasinya terbatas ialah sulitnya untuk mewakili populasi secara nasional. Namun demikian, berbagai uji coba pada masyarakat mampu mengisolasi karakteristik khusus yang berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan, sehingga diketahui ciri-ciri apa yang menyebabkan suatu intervensi sukses atau gagal. Oleh sebab itu, keterbatasan dalam generalisasi hasil penelitian sangat tergantung jenis dan hasil penelitian yang dilakukan serta bagaimana memilih hal-hal yang dapat digeneralisasikan. Sebagai contoh, perkembangan intervensi imunisasi terhadap tetanus untuk ibu hamil di Indonesia melalui pemberian imunisasi semenjak kawin adalah mengacu hasil penelitian di Matlab. Dan ternyata, hasil imunisasi tersebut menunjukkan hal yang serupa dengan apa yang diperoleh di Bangladesh. Banyak hasil penelitian lain dari Matlab yang akhirnya menjadi landasan berbagai intervensi kesehatan anak dan ibu di negara yang sedang berkembang.

Pengamatan dalam jangka lama dapat di duga menganggu dalam penarikan kesimpulan hasil penelitian di dalam laboratorium masyarakat. Pasalnya ialah bahwa dalam pengamatan jangka lama di bidang kesehatan menjadikan masyarakat lebih peka dan memperhatikan masalah-masalah kesehatan yang mereka miliki, sehinga perbaikan derajat kesehatan seringkali dianggap sebagai akibat samping pengamatan jangka lama (kematangan subyek penelitian). Tidak perlu dipungkiri bahwa pengaruh tersebut dapat terjadi di mana-mana. Namun karena hal tersebut benar-benar terjadi maka perlu dipisahkan seberapa pengaruh karena kematangan subyek tersebut dan seberapa pengaruh yang sesungguhnya dari intervensi yang dikaji. Pengaruh tersebut dapat diukur atau dapat dinetralisir dengan rancangan penelitian yang memadai. Misalnya, dengan melakukan sampling dengan randomisasi terhadap kelompok kasus dan kontrol akan memudahkan untuk memeriksa hubungan tersebut. Tanpa kelompok kontrol kiranya sangat sulit untuk membedakan pengaruh kematangan dengan pengaruh intervensi yang dikaji. Oleh sebab itu, dengan berbagai adaptasi rancangan dan pengolahan data yang optimal laboratorium masyarakat masih sangat diperlukan. Beberapa laboratorium kesehatan dan gizi masyarakat telah berjalan lebih dari 20 tahun, tetapi faktanya masih menghasilkan informasi yang cukup berarti. Demikian juga dengan kegiatan di Kabupaten Purworejo diharapkan dapat bertahan tidak hanya dalam jangka waktu lima tahun selama akan dibiayai melalui proyek Bank Dunia (CHN 3), tetapi diharapkan pasca periode tersebut dapat berlangsung terus dengan sumber-sumber dana lain yang ada.

b. Kendala Pelaksanaan Operasional Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Kendala pokok dalam pelaksanaan operasional Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat ialah berkaitan dengan tingginya biaya dan fisibilitas melaksanakan kegiatan tersebut. Biaya diperlukan sesuai dengan luas daerah yang diamati serta besar sampel yang dipilih. Semakin luas daerah yang menjadi sampel dan semakin banyak rumah tangga yang mewakili daerah tersebut maka semakin tinggi biaya yang diperlukan. Oleh sebab itu, perlu dihitung secara cermat antara besarnya sampel dan distribusinya serta intensitas data atau informasi yang dikumpulkan. Dalam kaitan ini, pengalaman kami di Kabupaten Purworejo ialah bahwa biaya yang sangat tinggi diperlukan tidak hanya karena kunjungan yang dilaksanakan setiap tiga bulan, tetapi juga karena jumlah data cukup banyak. Disamping itu penarikan sampel memerlukan pendataan yang cermat agar mewakili kabupaten dan dua kecamatan terpilih secara akurat, karena lokasi geografis yang cukup menyebar, termasuk lokasi yang sulit dijangkau dengan kendaraan, antara lain ada beberapa rumah tangga yang

(11)

terletak didaerah pegunungan.

Terlaksananya kegiatan perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, terutama keterlibatan pihak aparat kesehatan dan pemerintah daerah serta berbagai instansi terkait. Dengan hanya menyediakan infrastruktur untuk kegiatan itu saja tidak cukup, karena masih perlu pula didukung dengan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman. Oleh sebab itu, pelatihan dan peningkatan keterampilan bagi tenaga yang terlibat dalam kegiatan ini selalu menjadi perhatian pokok kegiatan, meskipun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pengalaman menunjukkan bahwa langkah awal yang cukup sulit adalah membangun komitmen politik secara bersama-sama bahwa kegiatan pendirian laboratorium penelitian adalah sesuatu hal yang diperlukan bagi upaya peningkatan kesehatan masyarakat, baik secara langsung atau secara tidak langsung. Tentunya apabila kegiatan sudah cukup lancar, langkah berikutnya adalah benar-benar menyusun suatu strategi bahwa kegiatan ini adalah bukan hanya kegiatan milik pemrakarsa, tetapi adalah kegiatan yang dimiliki bersama antara pemerintah dan masyarakat setempat.

Sisi lain yang berkaitan dengan fisibilitas pelaksanaan pengumpulan data secara longitudinal ialah keterkaitan antara sistem pengelolaan dan pengolahan data dengan kegiatan pengumpulan data di lapangan. Dengan disusunnya program komputer dan tersedianya peralatan tersebut, kecepatan proses pengelolaan dan pengolahan data dapat mengimbangi kegiatan pengumpulan data di lapangan. Untuk kegiatan di Kabupaten Purworejo misalnya, pemasukkan data dengan menggunakan perangkat lunak dari survai yang pernah dipakai dalam penelitian MORVITA sebelumnya serta disusunnya program khusus untuk registrasi vital, masalah pengolaan data tidak menjadi kendala yang pokok, tetapi justru membantu kelancaran dan keakuratan data yang ada di lapangan. Misalnya, kesalahan yang ditemukan pada saat data dilakukan komputerisasi akan dibawa ke lapangan kembali untuk dikoreksi lebih lanjut.

3. Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM

Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM atau disingkat CHN-RL UGM (Community Health and Nutrition

Research Laboratory, Gadjah Mada University) sampai saat ini telah dapat

menunjukkan potensinya. Potensi tersebut antara lain dalam memberikan kontribusi terhadap kebutuhan informasi kesehatan untuk menunjang desentralisasi kesehatan di Dati II.

Pelatihan yang dikaitkan dengan kegiatan CHN-RL UGM akan memberikan manfaat jangka pendek dan jangka panjang. Pengaruh tersebut melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mengumpulkan, mengelola, mengolah dan memanfaatkan data kesehatan untuk perbaikan dan pengembangan program.

Penelitian terapan yang dilaksanakan akan menambah wawasan bagi pelaksana program di daerah, meskipun pengaruh langsungnya mungkin kurang dirasakan. Pengaruh tidak langsung dari penelitian terapan ini ialah akan memberikan jawaban masalah-masalah kesehatan yang timbul dan memungkinkan untuk mengkaji bentuk-bentuk upaya kesehatan baru sebelum dijadikan program regional atau nasional.

Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat mengambil tempat di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data secara longitudinal, dengan tujuan untuk memperkirakan tingkat,

(12)

kecenderungan dan pola status kesehatan, morbiditas dan mortalitas, dan faktor risiko penyakit yang dapat dikendalikan di daerah penelitian. Data yang dihasilkan melalui penelitian longitudinal tersebut akan dianalisis, diinterprestasikan dan dilaporkan kepada mereka yang berkepentingan, sehingga program-program kesehatan dapat direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi menggunakan sumber daya yang ada di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah dikembangkannya model-model sistem survailan yang efektif, efisien dan dapat diterima serta dimanfaatkan oleh pengelola program sehingga perbaikan status kesehatan atau penurunan morbiditas dan mortalitas, khususnya para ibu dan anak, dapat dicapai secara cukup bermakna melalui perencanaan dan pelaksanaan program yang lebih baik.

Sampel yang representatif dari rumah tangga di Kabupaten Purworejo dipilih dengan cara pengambilan sampel secara acak dan proporsional terhadap jumlah penduduk, yakni metode pengambilan sampel klaster dengan dusun-dusun sebagai unit klaster. Data demografik semua anggota rumah tangga yang hidup di klaster terpilih dan dicatat dalam data dasar yang selanjutnya menjadi inti Sistem Registrasi Sampel (SRS). Data dasar tersebut terus diperbarui secara periodik sesuai dengan keadaan terakhir. Data morbiditas, status gizi, serta pemakaian pelayanan kesehatan, khususnya kunjungan rumah tangga di lapangan, yang hasilnya ditambahkan di dalam data dasar.

Sistem pengumpulan data longitudinal menghasilkan data dasar relasional yang memudahkan peringkasan dan analisis data, sehingga program-program kesehatan dan gizi akan dapat disesuaikan dengan data yang terkumpul. Di luar SRS, sistem survailan sentinel melibatkan rumah sakit, Puskesmas, dan Posyandu agar pada akhirnya dapat dikembangkan sistem pengumpulan data yang lebih sesuai dengan kebutuhan daerah.

Metode analisis data meliputi statistik deskriptif, taksiran tingkat kematian oleh penyebab tertentu dan tingkat kejadian penyakit-penyakit tertentu, serta pemodelan data untuk mengevaluasi risiko penyakit serta efektivitas program-program intervensi kesehatan dan gizi di daerah penelitian. Metode lain untuk analisis data yang berorientasi untuk pengambilan keputusan oleh pelaksana program kesehatan, seperti pemrograman linier, proyeksi, pengenalan pola, dan proyeksi demografik serta epidemiologik diterapkan sesuai dengan kebutuhan.

Indikator-indikator dan variabel-variabel terkait yang ditampilkan sebagai profil kesehatan meliputi:

a. Indikator-indikator demografik berupa tingkat kelahiran, fertilitas, kematian kasar maupun penyebab kematian khusus pada anak dan ibu;

b. Indikator-indikator status gizi berupa status menyusui dengan Air Susu Ibu (ASI) saja (exclusive breastfeeding), antropometri, anemia gizi dan status mikronutrien;

c. Indikator-indikator morbiditas anak Balita meliputi diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, dan kecelakaan;

d. Indikator-indikator morbiditas reproduktif meliputi kelainan kehamilan dan partus serta akibat samping kontrasepsi; dan

e. Indikator-indikator pelayanan kesehatan meliputi utilisasi dan cakupan program-program kesehatan ibu dan anak.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat mempunyai 5 manfaat penting:

(13)

penduduk. Melalui pendokumentasian informasi ini telah diketahui secara rinci timbulnya proses transisi demografi, epidemiologi dan kesehatan. Informasi ini sangat penting dalam proses perencanaan, pemantauan dan evaluasi program-program kesehatan.

2. Dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan sistem survailan kesehatan yang ada, yaitu melalui pemahaman dan interpretasi hasil survailan yang telah rutin dan dibandingkan dengan hasil laboratorium, sehingga diketahui kelemahan dan keunggulan sistem rutin yang sedang berjalan. Begitu juga peranannya dalam mengembangkan sarana deteksi penyakit di masyarakat, misalnya uji tuberkulin, telah dibuktikan sangat bermanfaat.

3. Penyebab penyakit dapat diketahui dengan cermat, serta kondisi sosial-budaya, lingkungan dan ekonomi penduduk. Upaya peningkatan kesehatan penduduk hanya akan efektif apabila dipahami benar kaitannya dengan faktor sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan faktor biologis.

4. Menjadi tempat untuk mengkaji efektivitas dan efisiensi upaya peningkatan derajat kesehatan dan pengobatan penyakit di masyarakat. Pengujian ini menjadi prasarat pokok sebelum dilakukan program besar-besaran di masyarakat dengan intervensi yang baru.

5. Pelatihan bagi petugas kesehatan, peneliti, pendidik dan mahasiswa dalam kegiatan laboratorium akan sangat bermanfaat bagi mereka. Biasanya, pelatihan dan peningkatan keterampilan bagi petugas kesehatan ialah menyangkut peran survailan dan epidemiologi dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi program kesehatan.

II. TUJUAN

A. TUJUAN UMUM

Tujuan umum dari penelitian ini ialah meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak, melalui dukungan program kesehatan yang berupa:

- pengumpulan data melalui survailan longitudinal yang bermanfaat pada perencanaan, pemantauan dan evaluasi kebijaksanaan dan program pelayanan kesehatan;

- peningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan petugas kesehatan dan pendidik serta mahasiswa tentang survailan kesehatan masyarakat;

- dan pengkajian/pengembangan efektivitas serta efisiensi pelayanan kesehatan yang baru.

B. TUJUAN KHUSUS

1. Mengumpulkan data demografis secara berkala dan kontinu tentang kelahiran, perkawinan, kehamilan, perpindahan, dan kematian, termasuk faktor penyebab kematian untuk keperluan perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan di Dati II.

2. Mengumpulkan data secara berkala dan kontinu tentang tingkat, pola dan determinan angka kesakitan, khususnya angka kesakitan ibu dan anak, untuk keperluan perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan di Dati II.

3. Mengumpulkan data secara berkala dan kontinu tentang tingkat, pola dan determinan status gizi ibu dan anak untuk keperluan perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan di Dati II.

4. Mengumpulkan data secara berkala dan kontinu tentang tingkat, pola dan determinan utilisasi pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat untuk keperluan perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan di Dati II.

(14)

dan utilisasi upaya pelayanan kesehatan serta gizi masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan petugas, pendidik dan mahasiswa kesehatan dalam pengumpulan, pengolahan dan interpretasi data untuk keperluan perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelayanan kesehatan.

6. Mengembangkan upaya pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat melalui pengkajian efektivitas dan efisiensi upaya baru dalam pelayanan pencegahan dan pengobatan penyakit, khususnya bagi kesehatan dan gizi ibu dan anak. III. HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Memperoleh data kesehatan yang bermanfaat bagi perencanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijaksanaan dan program pelayanan kesehatan.

2. Memperoleh gambaran umum tentang pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan petugas kesehatan dan pendidikan, serta umum tentang survailan kesehatan masyarakat.

3. Memperoleh gambaran umum tentang efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan yang baru.

4. Tabel dasar yang memuat data demografis, morbiditas, nutrisi, dan pelayanan kesehatan di wilayah studi.

5. Sistem registrasi data rumah tangga yang sistematis dan standar.

6. Munculnya topik-topik spesifik yang dapat ditindaklanjuti, baik dalam intervensi medis maupun sosial dan perilaku.

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup Kegiatan

1. Aktivitas Rutin Survailan Longitudinal

1.1. Pengumpulan Data (jenis formulir: terlampir)

Siklus Pengumpulan Data Rutin Survailan Longitudinal: Siklus 1: Baseline data I : 17.10.1994 s/d 21.01.1995 Siklus 2: Trimester 1 : 13.02.1995 s/d 22.04.1995

Siklus 3: Trimester 2 : 08.05.1995 s/d 15.07.1995 Siklus 4: Trimester 3 : 03.08.1995 s/d 21.10.1995

Siklus 5: Baseline data II : 06.11.1995 s/d 21.01.1996 Siklus 6: Trimester 1 : 14.02.1996 s/d 27.04.1996

Jenis data untuk desain longitudinal:

a. Data trimester (triwulan): tentang perubahan dan kejadian demografi dalam tiga bulan terakhir.

Indikator: kelahiran, kematian, migrasi keluar, migrasi masuk, perkawinan dan perceraian.

b. Wanita

Definisi wanita yang menjadi responden adalah usia 10 sampai 49 bulan.

Indikator: status menopouse, kejadian haid yang terakhir, status kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi, dan pengukuran Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).

(15)

Jika ada wanita yang hamil maka petugas akan mengisi formulir hamil untuk memantau status kehamilannya sampai melahirkan. Indikator: morbiditas selama kehamilan, pelayanan atau pemeriksaan antenatal dan proses persalinan, pengukuran LILA, serta berat badan bayi lahir.

d. Balita

Indikator: status pemberian ASI, Vitamin A, imunisasi dan penimbangan, kejang dan kelumpuhan, kecelakaan, serta status morbiditas anak. Wawancara dilakukan dengan ibu anak atau pengasuh.

e. Sakit

Jika ada balita yang sakit dalam satu minggu terakhir dari tanggal kunjungan.

Indikator: jenis sakit apa yang dialami dan status pelayanan kesehatan yang dilakukan. Jenis sakit yang ditanyakan meliputi; pilek/batuk/congek, panas atau campak, mencret/diare, kejadian sakit lainnya.

Jenis data untuk desain cross sectional: a. Pantuan Pelayanan Bidan

Responden untuk formulir ini adalah ibu-ibu hamil, sehingga datanya merupakan persepsi dari pengalaman ibu.

b. Garam Iodium (kerjasama dengan John Hopkins)

Survai garam beryodium (studi pendahuluan) dilakukan di Kecamatan Pituruh (daerah endemis gondok). Kegiatan yang dilakukan antara lain; survai garam di pasar, penggunaan garam di rumah tangga, pengambilan sampel garam dari rumah tangga, pengambilan sampel spesimen urin.

c. Kematian Dewasa

Informasi tentang kematian dewasa dikumpulkan sebagai indikator untuk menghitung angka kematian ibu (MMR). Data dikumpulkan dari semua penduduk yang tinggal di wilayah studi dan berumur 15 sampai 59 tahun.

d. Komsumsi Makanan

Pendataan tentang jenis-jenis makanan yang dikomsumsi dalam satu bulan terakhir. Formulir ini ditujukan untuk:

- Ibu-ibu hamil

- Ibu yang sedang menyusui - Bayi usia 0-11 bulan

- Balita usia 12 sampai 59 bulan

sebelum survai, telah dilakukan kegiatan uji coba sebagai pendahuluan dengan mengambil sampel untuk mengukur variabel yang akan digunakan dalam survai.

2. Penulisan Ilmiah

Penulisan ilmiah yang dihasilkan antara lain :

a. Markov Model in Estimating the Probabilities of Rhinitis in Children, Purworejo Longitudinal Surveilance Study. Soenarto Sastrowijoto. CHN-RL UGM

b. Epidemiological Applications to Health Services Research: The Assosiation Between Risk Status and Prenatal Care Utilization in Purworejo District.

(16)

Mohammad Hakimi and CHN-RL UGM.

c. Parental Education and Socioeconomic Correlates of Child Survival in Purworejo, Central Java. Hari Kusnanto. CHN-RL UGM.

d. Belief Concerning Diarroea. Kwartarini Wahyu Yuniarti. CHN-RL UGM. e. Evaluasi Efektivitas Perawatan Kehamilan Di Kabupaten Purworejo. Djaswadi Dasuki, Mohammad Hakimi, Siswanto Agus Wilopo, Lina Kurniawati, CHN-RL UGM.

f. Indikator Keberhasilan Praktek Menyusui Di Kabupaten Purworejo. Achmad Surjono, Mohammad Hakimi, Djaswadi Dasuki, Lina Kurniawati. CHN-RL UGM.

g. Kecelakaan Pada Anak Balita, Studi Dasar Populasi. Achmad Surjono, Soenarto Sastrowijoto, Siswanto Agus Wilopo, Harun Rusito.CHN-RL UGM.

h. Karakteristik Rumah Tangga Di Kabupaten Purworejo. Abdul Wahab, Hari Kusnanto, Achmad Surjono, Harun Rusito. CHN-RL UGM.

i. Tingkat, Tren dan Diferensial Kematian Bayi Dan Anak Serta Angka Harapan Hidup Di Kabupaten Purworejo. Siswanto Agus Wilopo, Abdul Wahab. CHN-RL UGM.

j. Morbiditas Maternal Dan Pemanfaatan Upaya Kesehatan Ibu Di Kabupaten Purworejo. Detty S Nurdiati, Djaswadi Dasuki, Mohammad Hakimi. CHN-RL UGM.

k. Hubungan Antara Status Risiko Ibu Hamil Dengan Pemanfaatan Perawatan Antenatal Di Kabupaten Purworejo. Mohammad Hakimi. CHN-RL UGM. l. Situasi Analisis Garam Iodium Di Daerah Gondok Endemis. Pungki Ardani

dan Achmad Surjono. CHN-RL UGM.

m. Pola Konsumsi Makan Ibu Hamil Di Wilayah Kabupaten Purworejo. Imanuddin Sugihartomo, Djaswadi Dasuki, Harun Rusito. CHN-RL UGM. n. Efektivitas Pelayanan Antenatal Di Populasi Kabupaten Purworejo Jawa

Tengah. Parjito, Djaswadi Dasuki, Lina Kurniawati. CHN-RL UGM. o. Evaluasi Peranan Bidan Dalam Menangani Ibu Hamil Di Kabupaten

Purworejo. Bambang Setiyanto, Djaswadi Dasuki. CHN-RL UGM. p. Pemanfaatan Pelayanan Bidan Desa Dalam Pemeriksaan Kehamilan Di

Kabupaten Purworejo. Ali Ghufron Mukti, Abdul Wahab, Mohammad Hakimi. CHN-RL UGM.

q. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Upaya Mencari Pertolongan Persalinan Di Kabupaten Purworejo Tahun 1995. I Gede Bagiadha, Mohammad Hakimi, Djaswadi Dasuki. CHN-RL UGM.

r. Validasi Autopsi Verbal Pada Balita. Dwi Kisworo Setyowireni, Achmad Surjono, Ekawati Luthfia Haksari. CHN-RL UGM.

s. Parental Education And Socioeconomic Correlates Of Child Mortality In Purworejo, Central Java. Hari Kusnanto, Adi Prasojo, Achmad Surjono. CHN-RL UGM.

t. Validation On Mortality Measures At The Community Health And Nutrition Research Laboratory (CHN-RL) Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia. Siswanto Agus Wilopo dan RL Team. CHN-RL UGM.

B. Metode Pelaksanaan 1. Pengambilan Data

a. Populasi

Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat ini dilaksanakan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

1. Kabupaten Purworejo

Kabupaten Purworejo terletak di sebelah selatan Propinsi Jawa Tengah dengan batas sebagai berikut :

(17)

- Sebelah Utara : Kabupaten Magelang dan Wonosobo - Sebelah Timur : Daerah Istimewa Yogyakarta

- Sebelah Selatan : Samudra Indonesia - Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen

Kabupaten Purworejo terbagi menjadi 5 wilayah Pembantu Bupati, 16 kecamatan dan terdiri dari 494 desa/kalurahan. Luas daerah Kabupaten Purworejo 1034,82 km2 dengan jumlah penduduk: 729.825 jiwa (L :

357.081 jiwa, P : 372.744 jiwa). Wilayah Kabupaten Purworejo terdiri dari daerah dataran rendah dan dataran tinggi (pegunungan), yang mempunyai ketinggian minimum dari permukaan laut 2 m dan ketinggian maksimum dari permukaan laut 325 m.

(18)

Tabel 1. Luas daerah, Jumlah kk, Rata-rata jiwa/kk dan Kepadatan Penduduk diperinci menurut Kecamatan di Kabupaten

NO. KECAMATAN LUAS DAERAH

(Km2) JUMLAH KK KEPADATANPENDUDUK

(Km2) RATA-RATA JIWA/KK 1 2 3 4 5 6 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Purworejo Bayan Banyuurip Kaligesing Loano Bener Gebang Kutoarjo Grabag butuh Kemiri Bruno Pituruh Purwodadi Ngombol Bagelen 52,72 43,21 45,08 74,73 53,65 94,08 71,86 37,59 64,92 46,09 92,05 108,43 77,42 53,96 55,27 63,76 25.256 10.101 8.723 7.317 7.599 11.463 8.165 12.508 9.260 9.207 12.287 9.986 10.970 8.471 8.589 7.945 1562,41 1091,67 832,01 466,71 652,27 546,25 563,82 1608,75 729,71 954,22 585,77 345,75 649,14 702,43 613,57 559,79 3,26 4,67 4,30 4,77 4,61 4,48 4,96 4,83 5,12 4,78 4,39 3,75 4,58 4,47 3,95 4,49 Jumlah Kabupaten 1034,82 167.847 705,25 4,35

Fasilitas kesehatan yang ada pada saat laporan ini disusun adalah 1 Rumah Sakit Pemerintah, Puskesmas Induk (6 diantaranya dengan fasilitas rawat inap), 48 Puskesmas Pembantu, 1 Rumah Sakit Ibu dan Anak, 1 Rumah Sakit Klinik Bedah, 3 Rumah Bersalin, 1 Pabrik Obat Tradisional, 17 Toko Obat Berijin dan 1 Gudang Farmasi.

Derajat kesehatan di Kabupaten Purworejo dapat dikatakan baik, namun demikian penyakit infeksi masih menduduki urutan pertama.

Keadaan demografi dan lingkungan di Kabupaten Purworejo menunjukkan bahwa angka ketergantungan masih cukup tinggi dan pendapatan masih rendah, lingkungan fisik belum sesuai dengan yang diharapkan.

b. Sampel Penelitian

1. Sampling frame: sampling frame yang digunakan untuk pemilihan

sampel wilcah adalah seluruh wilcah KCISP90, yaitu sebanyak 128 wilcah yang ada mencakup daerah perkotaan dan pedesaan. 2. Pemilihan sampel wilcah: oleh karena jumlah wilcah yang harus

dipilih sebanyak 128 wilcah, maka seluruh wilcah yang ada pada

sampling frame dipilih semuanya.

3. Pemilihan sampel rumah tangga: pemilihan sampel rumah tangga didasarkan pada hasil listing ST93 yang lalu. Berdasarkan nomor urut rumah tangga yang ada pada daftar ST93-L, kemudian diambil sejumlah sampel untuk penelitian ini.

4. Cakupan wilayah pengumpulan sampel

Pengumpulan data di lapangan dilakukan di 16 kecamatan dan terdiri dari 148 wilcah, 14.627 rumah tangga (pada saat baseline awal). Dalam perjalanan siklus terjadi perubahan jumlah sampel karena ada yang keluar dari wilayah studi atau penghuninya meninggal dan rumah kosong. Setiap siklus persentase yang gagal

(19)

disurvai + 0,5%, dan untuk rumah tangga yang drop diusahakan untuk diganti dengan rumah tangga baru yang berada di samping atau sekitarnya.

c. Jenis data yang dikumpulkan: (1) Data tiga bulanan (rutin)

(a) Triwulan

Data triwulan berisi tentang perubahan dan kejadian demografi dalam tiga bulan terakhir, yang meliputi; kelahiran, kematian, migrasi keluar, migrasi masuk, perkawinan dan perceraian.

(b) Wanita

Definisi wanita yang menjadi responden adalah usia 10 sampai 49 bulan. Data wanita pada dasarnya berisi tentang status menopause, kejadian haid yang terakhir, status kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi, dan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).

(c) Hamil

Jika ada wanita yang hamil maka petugas akan mengisi formulir hamil untuk memantau status kehamilannya sampai melahirkan. Informasi yang dikumpulkan meliputi morbiditas selama kehamilan, pelayanan atau pemeriksaan antenatal dan proses persalinan, pengukuran LILA, serta berat badan bayi lahir.

(d) Balita

Informasi dikumpulkan dengan wawancara, yang meliputi; ASI, Vitamin A, imunisasi dan penimbangan, kejang dan kelumpuhan, kecelakaan, serta status morbiditas anak. Wawancara dilakukan dengan ibu anak atau pengasuh. (e) Sakit

Jika ada balita yang sakit dalam satu minggu terakhir dari tanggal kunjungan, maka petugas menanyakan jenis sakit apa yang dialami dan status pelayanan kesehatan yang dilakukan. Jenis sakit yang ditanyakan meliputi; pilek/batuk/congek, panas atau campak, mencret/diare, kejadian sakit lainnya. 2. Data Cross-sectional

a. Pantauan pelayanan bidan

Keberadaan bidan di masyarakat sangat diharapkan dapat membantu pelayanan kesehatan ibu-ibu hamil. Di samping itu, bidan juga merupakan perpanjangan tangan kegiatan Puskesmas bagi masyarakat yang jauh dari jangkauan. Dalam kaitan dengan hal tersebut, maka di LPKGM dilakukan pantauan pelayanan bidan terhadap ibu-ibu hamil di sekitar tempat tinggal atau tempat prakteknya. Responden untuk formulir ini adalah ibu-ibu hamil, sehingga datanya merupakan persepsi dan pengalaman ibu.

b. Garam Iodium

Survai tentang penggunaan garam beryodium merupakan studi pendahuluan yang dilakukan di kecamatan Pituruh

(20)

sebagai daerah endemis gondok. Sampel yang diambil adalah 610 rumah tangga, dengan kegiatan antara lain; survai garam di pasar, penggunaan garam di rumah tangga, pengambilan sampel garam dari rumah tangga, pengambilan sampel spesimen urin. Kegiatan dilakukan atas kerjasama dengan mahasiswa dari Universitas John Hopkins (JHU) Amerika yaitu Kate Tolenko.

c. Kematian dewasa

Informasi tentang kematian dewasa dikumpulkan sebagai indikator untuk menghitung angka kematian ibu (MMR). Data dikumpulkan dari semua penduduk yang tinggal di wilayah studi dan berumur 15 sampai 49 tahun.

d. Konsumsi makanan

Dalam rangka untuk mengetahui informasi tentang asupan makan maka dilakukan pendataan tentang jenis-jenis makanan yang dikonsumsi dalam satu bulan terakhir. Formulir ini ditujukan untuk:

- ibu-ibu hamil

- ibu yang sedang menyusui - bayi usia 0-11 bulan

- Balita usia 12 sampai 59 bulan

Sebelum survai, telah dilakukan kegiatan pilot studi dengan mengambil sampel untuk mengukur variabel yang akan digunakan dalam survai.

(21)

C. Instrumen

Laboratorium ini secara rutin mengumpulkan data demografik dan kesehatan berdasarkan rancangan Sistem Registrasi Sampel yang dikembangkan di ICDDR,B (Phillips et al., 1988). Sistem ini telah dimodifikasi pada tahun sebelumnya, sehingga sesuai dengan kebutuhan khusus yang ada di Indonesia. Modifikasi ini dilakukan dengan bekerja sama dengan penulis program aslinya, yang secara berkala melakukan kunjungan dari Amerika ke Indonesia dan komunikasi melalui jaringan komputer elektronik internasional.

Sistem pengumpulan data ini merupakan kombinasi metodologi lapangan, data dasar korelasional dan analisis/pelaporan data didukung oleh penggunaan mikrokomputer. Siklus pengumpulan data yang baku di lapangan adalah 90 hari. Di Kabupaten Purworejo, untuk data pemantauan kehamilan dan penyebab kematian akan dilaksanakan setiap bulan dan setiap ada peristiwa kematian, sehingga siklus menjadi lebih pendek. Paling sedikit 5 macam kuesioner dipakai dalam kegiatan tahun kedua di Kabupaten Purworejo, disamping instrumen pokok untuk mencatat kejadian vital. Instrumen yang dipakai dalam kegiatan siklus pertama tahun kedua terlampir.

D. Pengolahan data dan Aspek Komputasi

Statistik deskriptif akan dilaporkan secara periodik, meliputi tingkat kejadian demografik, morbiditas, dan gizi di populasi penelitian. Statistik analitik dan model data dipergunakan untuk menaksir besarnya risiko kelompok-kelompok populasi tertentu menderita penyakit, gangguan gizi dan kematian. Analisis yang lebih berorientasi pengambilan keputusan seperti pemrograman linier, pengenalan pola dan lain-lain akan diterapkan untuk mendukung perumusan kebijakan. a. Kegiatan rutin

(1) Meneliti kelengkapan formulir

Formulir yang diterima dari lapangan, harus diteliti kelengkapannya oleh petugas administrasi (sesuai dengan kartu anggota rumah tangga atau KART), jika ada masalah maka formulir tersebut harus dikembalikan ke lapangan.

(2) Pemasukan data

Pemasukan data atau data entry adalah proses memasukkan data dari suatu penelitian di lapangan yang dikumpulkan dengan kuesioner, untuk kepentingan analisa.

Data entry dengan menggunakan komputer mempunyai keuntungan

antara lain dapat lebih mudah dan cepat dalam melakukan analisa data, koreksi, penghapusan data sesuai kebutuhan, sekaligus dapat menghemat penyimpanan.

Dalam proses ini, program yang dipakai adalah Household

Registration System (HRS) untuk data triwulan rutin dan dSurvay

untuk data yang tidak rutin (untuk riset terapan). (3) Pembersihan data

Proses pembersihan data adalah proses yang paling lama dan rumit dalam pengolahan data, proses ini kita lakukan secara bertahap. Dapat dilakukan dengan menggunakan software yang sudah jadi maupun yang software yang harus dibuat sendiri. Bila ada suatu permasalahan data yang tidak dapat diselesaikan, maka formulir yang bermasalah tersebut harus dikirim kembali ke lapangan untuk diperbaiki.

(22)

(4) Analisis data

Tahap akhir dari proses pengolahan data adalah analisa data, dalam proses ini juga dikembangkan suatu output rutin analisa data yang otomatis, melalui jaringan komputer lokal. Output tersebut dikembangkan dengan sistem HRS dan program Epi Info. Untuk analisa data selain output rutin kita menggunakan program statistik SPSS dan Systat. Kedua software tersebut untuk saat ini dianggap cukup untuk mengolah data yang ada. Dan tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan program statistik yang lain jika diperlukan.

b. Hasil konsultasi dan rekomendasi dari International Short Term Consultant (Bruce MacLeod). Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari:

(1) Persiapan selama 1 bulan.

Yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah:

- Komunikasi dengan pihak konsultan tentang perkembangan hasil modifikasi program HRS untuk LPKGM yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan survailan longitudinal. - Penerjemahan formulir-formulir yang dipakai dalam longitudinal survailan ke dalam bahasa Inggris untuk mempermudah konsultan memahami data-data yang ada. - Membuat kode-kode variabel data yang dipakai dalam

bahasa Inggris.

- Mempersiapkan komputer yang akan dipakai konsultan dengan menghubungkan komputer tersebut ke dalam sistem jaringan komputer lokal dan diberi hak untuk melihat proses pemasukkan data oleh operator.

- Menginventarisasi berbagai permasalahan dalam proses modifikasi sistem HRS.

(2) Implementasi program, tanggal 1 September - 14 September 1995. - Melihat sistem manajemen data dimulai proses pengambilan data wawancara editing data di lapangan, pengiriman formulir dari lapangan ke pusat pengolahan data, sampai pemasukan data dan analisis.

- Melakukan tes mengenai kualitas data yang sudah dikumpulkan untuk semua file data yang ada.

(3) Penulisan laporan

Hasil implementasi dan rekomendasi untuk program lanjutan, antara lain sebagai berikut:

Implementasi antara lain:

- Modifikasi software HRS dinilai sudah baik, hanya perlu konsistensi pada beberapa file data, yaitu agar variabel-variabel yang penting seperti NOIDRT, SIKLUS, dan yang lain agar selalu disertakan dalam tiap file data.

- Nama variabel yang berbeda tetapi isinya sama seperti NOIDI dan PERMID sebaiknya dipilih salah satu saja. - File data base yang dipakai untuk cross sectional survai

diusahakan terletak di luar sistem HRS, hal ini untuk memudahkan tim pengolahan data dalam membedakan antara file data longitudinal dan cross sectional survai.

Rekomendasi antara lain:

- Semua staf senior dan staf pengolahan data harus mempunyai akses ke jaringan komputer lokal untuk mempermudah pemantauan kualitas data.

(23)

- Staf senior dan staf pengolahan data diharapkan mempelajari cara melakukan ekstraksi data dengan menggunakan fasilitas dalam Fox Pro, yaitu RQBE.

- Untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan staf pengolahan data disarankan untuk berlangganan majalah

Database Advisor, buku-buku mengenai desain database

(Fox Pro, Clipper) dan CD Rom (microsoft developers

network).

E. Pertemuan koordinasi, monitoring, dan evaluasi

1. Pertemuan Staf Pelaksana Bulanan Tingkat Kabupaten a. Waktu : Selasa, 25 Juli 1995

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membicarakan:

1. Perencanaan kegiatan 2. Penjadwalan kegiatan Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang b. Waktu : Sabtu, 5 Agustus 1995

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membicarakan:

1. Penjadwalan kegiatan 2. Pengambilan sampel Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang c. Waktu : Selasa, 5 September 1995

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membahas:

1. Evaluasi kegiatan 2. Pengambilan sampel Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang d. Waktu : Kamis, 5 Oktober 1995

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membahas:

(24)

1. Formulir dan peralatan 2. Pengadaan tenaga lapangan Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang e. Waktu : Senin, 6 Nopember 1995

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membahas:

1. Pelatihan ulang petugas yang ada 2. Pelatihan petugas lapangan baru Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang f. Waktu : Selasa, 5 Desember 1995

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membahas:

1. Evaluasi kegiatan 2. Uji coba formulir Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang g. Waktu : Kamis, 4 Januari 1996

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membahas:

1. Evaluasi uji coba formulir 2. Revisi formulir

Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang h. Waktu : Senin, 5 Pebruari 1996

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membahas:

(25)

2. Rencana pelaksanaan kegiatan pengumpulan data

Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang i. Waktu : Selasa, 5 Maret 1996

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membahas:

1. Kegiatan pengumpulan data

2. Supervisi kegiatan pengumpulan data di lapangan

Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang j. Waktu : Kamis, 4 April 1996

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membahas:

1. Evaluasi kegiatan supervisi di lapangan 2. Manajemen data

Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang k. Waktu : Senin, 6 Mei 1996

Tempat : Aula Dinas Kesehatan Purworejo Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membahas:

1. Evaluasi kegiatan di lapangan baik kegiatan admnistrasi dan kegiatan operasional pengumpulan data

2. Evaluasi manajemen data Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang l. Waktu : Rabu, 5 Juni 1996

(26)

Kegiatan : Rapat rutin bulanan, membahas:

1. Membicarakan rencana kegiatan analisis data bersama antara peneliti CHN dan Dinkes Purworejo

2. Evaluasi kegiatan Peserta : - Kabupaten Purworejo

- Dinas Kesehatan 3 orang - Supervisor 15 orang

- Koordinator Lapangan 1 orang - Koordinator Pos 5 orang - Administrasi 1 orang - Yogyakarta

- Peneliti 3 orang 2. Pertemuan Monitoring dan Evaluasi a. Waktu : Selasa, 12 September 1995

Tempat : Ruang pertemuan Kantor Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kegiatan : Presentasi kegiatan LPKGM Peserta : - Dokter Puskesmas 22 orang

- Dinas Kesehatan 10 orang - Kanwil Jateng 10 orang - FK, UGM 10 orang - Jakarta 3 orang - Panitia 5 orang

Acara : - Sambutan Kadinkes Jateng mewakili Kakanwil

- Presentasi

Materi presentasi terlampir - Pembahasan

Diharapkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh UGM di Purworejo perlu diteruskan dan ditingkatkan sehingga dapat membantu Dati II dalam mengembangkan program-program kesehatan di tingkat kabupaten. b. Waktu : Senin, 11 Desember 1995

Tempat : Ruang pertemuan Kantor Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kegiatan : Pertemuan koordinasi dengan CHN 3 Jateng Peserta : - Dokter Puskesmas 22 orang

- Dinas Kesehatan 10 orang - Kanwil Jateng 10 orang - FK, UGM 10 orang - Jakarta 3 orang - Panitia 5 orang

Acara : - Membahas rencana pertemuan rutin antara Jateng dengan LPKGM FK UGM untuk membahas evaluasi dan rencana kegiatan survailan.

c. Waktu : Senin, 18 Maret 1996

Tempat : Ruang pertemuan Kantor Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kegiatan : Pertemuan koordinasi dengan CHN 3 Jateng Peserta : - Dokter Puskesmas 22 orang

(27)

- Dinas Kesehatan 10 orang - Kanwil Jateng 10 orang - FK, UGM 10 orang - Jakarta 3 orang - Panitia 5 orang

Acara : Membahas rencana kunjungan ke lapangan bersama dengan tim peneliti CHN sebagai kegiatan evaluasi d. Waktu : Selasa, 18 Juni 1996

Tempat : Ruang pertemuan Kantor Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kegiatan : Pertemuan koordinasi dengan CHN 3 Jateng Peserta : - Dokter Puskesmas 22 orang

- Dinas Kesehatan 10 orang - Kanwil Jateng 10 orang - FK, UGM 10 orang - Jakarta 3 orang - Panitia 5 orang

Acara : Pertemuan koordinasi dan presentasi hasil analisis data yang telah dilakukan

3. Pertemuan Koordinasi di Semarang

a. Waktu : Rabu, 23 Agustus 1995

Tempat : Ruang pertemuan Kantor Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kegiatan : Laporan kegiatan LPKGM Peserta : Peneliti 4 orang

b. Waktu : Rabu, 15 Oktober 1995

Tempat : Ruang pertemuan Kantor Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kegiatan : Evaluasi dan monitoring kegiatan Peserta : Peneliti 4 orang

c. Waktu : Rabu, 14 Pebruari 1996

Tempat : Ruang pertemuan Kantor Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kegiatan : Pertemuan koordinasi membahas pelaksanaan kegiatan survailan longitudinal

Peserta : Peneliti 4 orang d. Waktu : Senin, 10 Juni 1996

Tempat : Ruang pertemuan Kantor Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Kegiatan : Presentasi hasil kegiatan survailan longitudinal yang telah dilaksanakan

Peserta : Peneliti 4 orang 4. Pertemuan Koordinasi dengan Depkes Pusat

a. Waktu : Senin, 10 Juli 1995

Tempat : Kantor Depkes Pusat, Jakarta Kegiatan : Laporan dan pertemuan koordinasi Peserta : Peneliti 2 orang

(28)

b. Waktu : Senin, 20 Nopember 1995

Tempat : Kantor Depkes Pusat, Jakarta

Kegiatan : Penyampaian laporan dan pertemuan koordinasi

Peserta : Peneliti 2 orang 5. Pertemuan Koordinasi dengan PUSKHA-UI

a. Waktu : Senin, 18 September 1995

Tempat : Universitas Indonesia, Depok, Jakarta Kegiatan : - Diskusi bersama tentang pelaksanaan

survailan longitudinal di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah

- Pengembangan bersama sistem HRS Peserta : Peneliti 2 orang

b. Waktu : Senin, 11 Maret 1996

Tempat : Universitas Indonesia, Depok, Jakarta Kegiatan : - Diskusi tentang hasil analisis data survailan

longitudinal yang telah dilaksanakan - Presentasi beberapa tulisan ilmiah yang

telah dihasilkan Peserta : Peneliti 2 orang F. Supervisi

Dalam rangka menjaga mutu dan kelengkapan data yang dikumpulkan data di lapangan, maka dilakukan pengawasan secara teratur. Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat menghasilkan data sesuai dengan yang diharapkan, baik mengenai kualitas data maupun target perolehannya. Adapun supervisi yang dilakukan meliputi:

1. Supervisi oleh peneliti dan kepala bidang dilaksanakan tiap hari Selasa dan Kamis, serta kadang-kadang hari Sabtu. Kegiatan yang dilakukan meliputi permasalahan yang berkaitan dengan pengumpulan data di lapangan. 2. Supervisi oleh pengawas dan korwil

Pengawasan di lapangan dilakukan tiap dua hari sekali bersamaan dengan pengambilan data. Dalam pelaksanaan supervisi di lapangan, pengawas dan atau korwil melakukan pengecekan ulang dan spot-cek.

V. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA - International short course.

Dilaksanakan pada tanggal 13 Juni sampai dengan 13 Juli 1996, bertempat di Honolulu, Hawaii, yang dihadiri oleh dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, MSc, Sc.D. selaku Wakil Peneliti Utama di LPKGM. Tema dalam International Short Course

tersebut adalah Twenty-Seventh Summer Seminar on Population Workshop on Health Policy in the Asia-Pacific Region.

VI. HASIL KESIMPULAN DAN SARAN

1. Tabel dasar statistik yang memuat informasi kesehatan secara umum baik dari data demografi, nutrisi, morbiditas, dan pelayanan kesehatan (lampiran). Untuk yang

(29)

akan datang akan disusun suatu sistem pelaporan lanjutan guna memudahkan distribusi informasi dan temuan-temuan studi yang lain di CHN-RL baik untuk Dati II maupun Dati I .

2. Sistem registrasi rumah tangga yang sistematis dan standar (lampiran).

3. Temuan-temuan dalam topik spesifik yang akan ditindak lanjuti dalam tahun anggaran yang berikutnya yaitu antara lain:

a. Morbiditas

- Terdapat sekitar 35,8% bayi mengalami gangguan pertumbuhan. Sehubungan dengan hal tersebut maka status gizi bayi akan mulai diamati dengan pendekatan antropometrik.

- Berdasarkan kualitas data saat ini, maka ternyata sangat penting untuk dapat melakukan pengumpulan data per 2 minggu untuk kasus diare, ISPA, batuk dan demam pada anak Balita.

- Persentase wanita hamil yang mengalami muntah-muntah, kaki bengkak, dan sakit pada kandungan berturut-turut adalah: 49,2%, 26,0% dan 25%.

sedangkan, kasus anemia, malaria, dan tekanan darah tinggi pada wanita hamil berturut-turut sekitar 87%, 11,6% dan 8,6%. Berdasarkan indikator Bumil risiko tinggi tersebut maka perlu kiranya dilakukan survai prospektif untuk mengembangkan intervensi yang diperlukan bagi Bumil Risti.

- Ada diskrepraresi antara perilaku dan pengetahuan tentang kebersihan dalam hubungannya dengan usaha pencegahan diare pada Balita.

- Ada perbedaan persepsi tentang diare antara masyarakat dengan petugas kesehatan. Berdasarkan data tersebut maka pada tahun yang berikutnya akan dilakukan intervensi sosial dan perilaku untuk menyatukan persepsi medis dan masyarakat setempat. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan setempat sangat dibutuhkan.

- Ada perbedaan persepsi antara masyarakat dengan petugas kesehatan tentang kehamilan risiko tinggi. Intervensi medis dan sosial yang terintegrasi perlu dilakukan pada tahap berikutnya.

b. Nutrisi

- Tren menyusui ternyata cenderung berbeda antara pola pada tahun I dan tahun II. Karenanya perlu dilakukan modifikasi kuesioner pada tahun II

- Prevalensi kekurangan Iod pada anak usia sekitar 9 - 12 tahun adalah sekitar 19. Pengukuran akhir defisiensi akan dilakukan per 3 bulan untuk mengambil langkah preventif.

- Di pasaran ternyata hanya 46,6% garam yang mengandung Iod. c. Pelayanan kesehatan

- Wanita hamil berisiko tinggi ternyata cenderung tidak memanfaatkan ANC. Dalam hal ini ternyata tidak ada kaitannya dengan latar belakang penduduk dan status sosial ekonomi, sedangkan studi kualitatif yang menelususri proses tersebut akan dilakukan.

d. Analisa data

- Ada perbedaan luaran antara perhitungan langsung dan tidak langsung untuk angkan kematian anak. Perhitungan langsung sebesar 32%, sedangkan yang tidak langsung 43%

4. Temuan lain dari komponen penelitian terapan.

Kegiatan penelitian terapan yang telah dilaksanakan untuk tahun ini adalah sebagai berikut:

(30)

Purworejo, Central Java, Indonesia.

Peneliti : dr. Ali Ghufron Mukti, dr. Mohammad Hakimi, dr. Rusdi Lamsudin, dan dr. Aryanti Radyowiyati. Tujuan : 1. Untuk mengetahui gambaran pola pengobatan

bidan desa terhadap kasus-kasus non obstetrik.

2. Mengidentifikasi masalah-masalah dan faktor yang mempengaruhi pola praktek.

3. Meningkatkan pola kesehatan dasar bagi ibu dan anak oleh bidan desa.

Hasil dan saran :

Dengan data yang didapat diketahui tingginya penggunaan obat per resep. Penggunaan antibiotik dan injeksi oleh bidan desa, maka isu di bawah ini dapat didiskusikan guna lebih memantapkan operasionalisasi konsep pelayanan dasar terutama oleh bidan desa:

1. Legalitas bidan desa dalam penanganan kasus di luar obstetrik.

2. Strategi pendidikan termasuk pendidikan berkelanjutan bagi bidan desa dan masyarakat.

3. Upaya-upaya lain sehingga penegakkan diagnosis dan pengobatan oleh bidan desa lebih rasional.

4. Keterkaitan dan kerjasama antara Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dan Fakultas Kedokteran sebagai lembaga pendidikan dan penelitian, pihak Depkes dan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Waktu : Februari - Juni 1995

2. Development of an Intervention Program to Address the Cognitive Dissonance of Mothers of Mothers of Children with Diarrhoea in Relation to Knowledge and Behaviour of Hygiene Practices in Indonesia.

Peneliti : Dra. Kwartarini Wahyu Yuniarti

Lokasi : Kecamatan Gebang dan Pituruh, Kabupaten Purworejo

Tujuan : Untuk menguji hipotesa:

1. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang kebersihan dan perilakunya.

2. Kepercayaan seseorang tentang hubungan antara perilaku kebersihan dan diare merupakan prediktor yang lebih bermakna dibandingkan dengan pengetahuannya. Hasil dan saran:

Dari hasil kuantitatif, hanya belief responden tentang keseriusan penyakit dan kemungkinan hambatan yang dijumpai saja yang dapat dipakai sebagai prediktor perilaku, sedangkan variabel demografik yang bermakna antara lain status sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, dan jumlah anak saja yang mempunyai sumbangan yang bermakna dengan menentukan perilaku yang diharapkan. Berdasarkan

Gambar

Tabel 1.  Luas daerah, Jumlah kk, Rata-rata jiwa/kk dan Kepadatan Penduduk diperinci menurut Kecamatan di Kabupaten

Referensi

Dokumen terkait

 Among tamu, penerima tamu  Among tamu, penerima tamu dan petugas buku tamu siap dan petugas buku tamu siap di tempat..

Variabel yang akan dianalisis univariat yaitu kadar timbal dalam rambut, umur petugas, jenis kelamin petugas, masa kerja, kebiasaan merokok, penggunaan masker, jarak

Pada pengabdian ini akan dilakukan pembuatan peta desa berupa peta foto menggunakan teknik pemetaan fotogrametri menggunakan wahana drone-Quadcopter di desa Sugeng, Kecamatan

2alam analisis kualitati" sistematis# kation-kation diklasi"ikasikan dalam lima golongan# berdasarkan si"at-si"at kation itu terdapat beberapa

Dari hasil pembahasan di atas bahwa sangat penting dan juga sangat berarti administrasi pada suatu pendidikan untuk mencapai tujuan yang optimal, yang sebagaian

Hasil dari penelitian membuktikan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh manajer dan asisten manajer De Boliva Signature Surabaya didominasi oleh gaya

Selain itu, perseroan juga akan melunasi pinjaman dari Bank of New York Mellon cabang Singapura senilai US$90 juta yang baru diperoleh pekan lalu.. Pinjaman kepada Bank of New

bahan baku dengan jaminan mutu kayu jati produksi Kesatuan Pemangku Hutan (KPH), sedangkan KBMIK Cepu sebagai pengolah vinir sayat jati, penggergajian dan pengolahan