• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. asiditas.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "8. asiditas.pdf"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laboratorium Lingkungan TL-3103 8-1

8. ASIDI-ALKALINITAS

8.1. Umum

Pengertian asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan basa , sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan asam. Asidi-alkalinitas dalam air berkaitan erat dengan pH , dan penyebabnya adalah : a. H+ ( asam mineral, asam organic )

b. CO2 (dari atmosfer, dari hasil penguraian zat organic oleh mikroorganisme) c. HCO

-3 ( bikarbonat, Ca(HCO3)2) d. CO3-2 ( karbonat , Na2CO3) e. OH- ( hidroksida, NaOH, Ca(OH)

2)

Asam mineral , ( HCl, H2SO4, H2S dll) atau asam organic (asam asetat, asam format dll), banyak terdapat di dalam air limbah industri , seperti air limbah dari proses metalurgi atau electroplating. Air alamiah juga mengandung asam mineral yang berasal dari melarutnya mineral yang berasal dari asam kuat , contohnya :

FeCl

3

+ 3 H

2

O -- Fe (OH)

3

+ 3 HCl

Atau teroksidasinya senyawa sulfur oleh oksigen dan akan terbentuk asam sulfat . Dalam dunia pertambangan proses pembentukan asam sulfat tersebut dikenal dengan air asam tambang .

2S + 3 O

2

+ 2H

2

O --- 4 H

+

+ 2 SO

4=

Jika suatu air mengandung asam mineral atau asam organik , maka pH air tersebut pH ≤ 4,3.

Gas CO2 yang berasal dari atmosfer atau yang berasal dari penguraian zat organik oleh mikrooragnisme akan menyebabkan asiditas dalam air , karena gas CO2 dalam air dapat terdiffusi dan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat yang bersifat asam .

CO

2

+ H

2

O H

2

CO

3

H

+

+ HCO

3

-Jika suatu contoh air mengandung gas CO2 maka pH air tersebut berkisar antara pH 4,3 - 8,3 .

Kemungkinan komposisi penyebab asiditas dalam air adalah :

a. Hanya disebabkan oleh asam ( asam mineral asam organik) pH air ≤ 4,3 , disebut dengan asidital metal orange ( Methyl orange acidity)

b. Disebabkan oleh asam dan gas CO2 ( H+ dan CO2)

(2)

Laboratorium Lingkungan TL-3103 8-2 Pengertian asiditas metil orange ( methyl orange acidity ) adalah banyaknya basa yang harus ditambahkan untuk menetralkan asam dalam air ( H+) sampai pH air mencapai pH ± 4,3.

Pengertian asiditas total atau asiditas fenolftalin (phenol phthalin acidiy) adalah banyaknya basa untuk menetralkan asiditas dalam air sampai

pH = 8,3. (phenol phthalin berwarna ros).

Kemungkinan komposisi penyebab alkalinitas dalam air adalah a. Gas CO2 dan HCO3- ( pH air ≤ 8,3)

b. HCO3- ( pH air ≤ 8,3) c. HCO3- dan CO3-2 ( pH air ≥ 8,3) d. CO3-2 ( pH air ≥ 8,3) e. CO3-2 dan OH- ( pH air ≥ 10 ) f. Hanya OH- ( pH air ≥ 10 )

Jika suatu contoh air ditambah indikator fenolftalin berwarna merah maka pH air ≥8,3 , berarti kemungkinan penyebab alkalinitas dalam air adalah karbonat dan hidroksida dan disebut dengan alkalinitas fenol ftalin ( phenolphthalein

alkalinity), yaitu banyaknya asam yang harus di tambahkan ke dalam air sampai

pH 8,3.

Sedangkan pengertian total alkalinitas ( total alkalinity) adalah akalinitas yang disebabkan oleh bikarbonat , karbonat dan hidroksida, yaitu banyaknya asam yang dibutuhkan untuk menetralkan air sampai pH nya mencapai pH 4,3.

Data asidi-alkalinitas dalam air sangat berguna untuk :

a. Data CO2 banyak digunakan untuk mengetahui sifat korosifitas air, terutama korosifitas dalam pipa distribusi air minum,

b. Berguna untuk mengetahui efektifitas proses aerasi c. Proses koagulasi dalam pengolahan air

d. Perhitungan kebutuhan kapur dan soda dalam proses kapur soda untuk penurunan kesadahan

e. Untuk mengetahui kualitas air dalam rangka memenuhi baku mutu air

8.2. Metode pengukuran

Metode pengukuran yang umum digunakan adalah titrasi asam basa menggunakan larutan asam ( HCl, H2SO4) dan larutan basa NaOH, dengan menggunakan indikator fenolftalin , metil orange atau metil jingga.

Jika contoh air yang akan diperiksa berwarna , sehingga tidak mungkin titrasi dilakukan menggunakan larutan indikator , maka dapat digunakan titrasi potensiometri atau titrasi asam basa menggunakan pH meter sebagai indikatornya.

Satuan yang digunakan untuk menyatakan asiditas atau alkalinitas adalah: a. Asiditas metil orange ( mg/l CaCO3)

b. Asiditas fenolftalin ( mg/l CaCO3) c. Alkalinitas fenolftalin ( mg/l CaCO3) d. Total alkalinitas ( mg/l CaCO3)

(3)

Laboratorium Lingkungan TL-3103 8-3 Selain itu, pengukuran asiditas dan alkalinitas dinyatakan sebagai mg/l masing-masing ion penyebab asidi-alkainitas tersebut .

8.3. Prosedur pengukuran

8.3.1. Prinsip pengukuran

Asiditas atau alkalinitas dalam air dinetralkan dengan basa NaOH atau asam HCl/H2SO4 menggunakan indikator fenolftalein dan metil orange ..

8.3.2. Reaksi

1. Asiditas

: H

+

+ OH

-

--- H

2

O

CO

2

+ OH

-

--- HCO

3

HCO

3-

+ H

--- H

2

O + CO

2

2. Alkalinitas

: OH

-

+ H

+

--- H

2

O

CO

3=

+ H

+

--- HCO

3

HCO

3-

+ H

--- H

2

O + CO

2 8.3.3. Pereaksi a. Larutan NaOH 0,1 N

4 gr kristal NaOH dilarutkan dalam 1 lt aquadest yang telah dipanaskan, kemudian dinginkan. Tentukan normalitasnya dengan larutan standar asam oxalat 0,1 N.

b. Larutan Asam Oxalat (H2C2O4. 2H2O) 0,1 N

6,3 gr asam oxalat p.a yang telah ditimbang dengan teliti, dimasukkan ke dalam labu ukur 1 lt. Larutkan dan encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 1 lt.

c. Larutan HCl 0,1 N

Encerkan 8,3 ml HCl pekat (37 % BJ 1,18) dalam aquadest hingga volumenya 1lt.

d. Larutan Natrium Tetra Borat 0,1 N

Timbang dengan teliti 19,071 gr Natrium Tetra Borat (Na2B4O7. 10H2O) p.a., kemudian larutkan dengan aquadest dalam labu ukur 1 lt, encerkan dengan aquadest sampai tanda batas.

e. Larutan indikator fenolftalein 0,035 %

Larutkan 0,035 gr indikator fenolftalein dalam etanol 70 %, kemudian

encerkan dengan etanol hingga volumenya 100 ml. Netralkan dengan larutan NaOH 0,1 N sampai merah muda.

f. Larutan indikator metil orange 0,1 %

Larutkan dan encerkan 0,1 gr metil orange dalam aquadest hingga volumenya 100 ml.

g. Standarisasi larutan NaOH 0,1N

25 ml larutan standar asam oxalat 0,1N dipipet dengan menggunakan volumetri pipet, dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 20 tetes larutan indikator fenoftalein 0,035 %, dan titrasi dengan larutan NaOH

(4)

Laboratorium Lingkungan TL-3103 8-4 0,1N sampai cairan berwarna merah muda. Catat ml NaOH 0,1N yang

digunakan. Normalitas NaOH = mlNaOH x0,1000 25 h. Standarisasi larutan HCl 0,1 N

25 ml larutan standar Natrium Borat 0,1N dipipet dengan menggunakan volumetri pipet, dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 3 - 5 tetes indikator metil orange 0,1 %, dan titrasi dengan larutan HCl 0,1N

sampai cairan berubah warna dari kuning menjadi jingga (orange). Catat ml HCl 0,1N yang digunakan.

Normalitas HCl =

mlHCl x0,1000 25

8.3.4. Pengukuran asiditas alkalinitas berdasarkan SNI

06-2422-1991

a. Asiditas methyl orange ( pH air < 4,3 )

100 ml contoh air ditambah 3 tetes indicator methyl orange , kemudian dititrasi dengan larutan NaOH sampai berwarna orange ( sampai pH = 4,3) . Catat banyaknya volume NaOH yang digunakan untuk titrasi .

Asiditas methyl orange ( mg/l CaCO3 )

= (1000/100 ) x ml NaOH x N. NaOH x ( 100/2) b. Asiditas total ( pH air < 8,3)

100 ml contoh air ditambah 20 tetes indicator phenol phthalin , kemudian dititrasi dengan larutan NaOH ),1 N sampai cairan berwarna merah muda. Catat banyak volume NaOH 0,1 N yang digunakan untuk titrasi tersebut .

Asiditas total ( mg/l CaCO3 )

= (1000/100 ) x ml NaOH x N. NaOH x ( 100/2) c. Alkalinitas phenol phthalin

100 ml contoh air ditambah 20 tetes indicator phenol phthalin ( air berwana merah ) , kemudian dititrasi dengan larutan HCl atau H2SO4 o, 1N sampai warn merah tepat hilang .

Catat banyak volume HCl atau H2SO4 0,1 N yang digunakan untuk titrasi tersebut .

Alkalinitas phenol phthalin ( mg/l CaCO3 )

= (1000/100 ) x ml HCl x N. HCl x ( 100/2) d. Alkalinitas total .

100 ml contoh air ditambah 3 tetes larutan indicator methyl orange, kemudian dititasi dengan larutan HCl atau H2SO4 0,1 N sampai cairan berwarna orange ( pH =4,3) .

(5)

Laboratorium Lingkungan TL-3103 8-5

Alkalinitas total ( mg/l CaCO3 )

= (1000/100 ) x ml HCl x N. HCl x ( 100/2)

8.3.5. Pengukuran asidi-alkalinitas

a. Masukkan 100 ml contoh air ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan 20 tetes indikator fenolftalein 0,035 %.

b. Amati perubahan warna yang terjadi.

Jika warna air tetap tidak berwarna , lakukan cara kerja untuk asiditas.

Jika terjadi perubahan warna air menjadi merah (merah muda), lakukan cara kerja untuk alkalinitas.

c. Asiditas

Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai cairan berwarna merah muda. Catat banyaknya larutan NaOH 0,1 N yang digunakan (misalkan p ml). Tambahkan 3 - 5 tetes indikator metil orange 0,1 %.

Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai cairan berubah warna dari kuning menjadi jingga (orange). Catat banyaknya larutan HCl yang digunakan (misalkan m ml).

d. Alkalinitas:

Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai cairan berubah warna dari merah atau merah muda menjadi tidak berwarna. Catat banyaknya larutan HCl 0,1 N yang digunakan (misalkan p ml).

Tambahkan 3 - 5 tetes indikator metil orange 0,1 %.

Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai cairan berubah warna dari kuning menjadi jingga (orange). Catat banyaknya larutan HCl yang digunakan (misalkan m ml)

e. Perhitungan

1. Asiditas :

Jika p = m, maka air tersebut mengandung CO2

CO2 = ( 1000/100) x 2p x N. NaOH x (44/2) = mg/l

Jika p < m, maka air tersebut mengandung CO2 dan HCO3- CO2 = ( 1000/100) x 2p x N. NaOH x (44/2) = mg/l

HCO3- = (1000/100) x { (m x N . HCl) – (p x N NaOH) } x (61) = mg/l

Jika p > m, maka air tersebut mengandung H+ dan CO 2.

H+ = (1000/100) x { (p x N . NaOH) – (m x N HCl) } x (1) = mg/l CO2 = ( 1000/100) x (2m x N. HCl ) x (44/2) = mg/l

(6)

Laboratorium Lingkungan TL-3103 8-6 2. Alkalinitas :

Jika p = m, maka air tersebut mengandung CO3=.

CO3= = ( 1000/100) x 2p x N. HCl x (60/2) = mg/l

Jika p < m, maka air tersebut mengandung CO3= dan HCO3-

CO3= = ( 1000/100) x 2p x N. HCl x (60/2) = mg/l

HCO3- = ( 1000/100) x (m-p) x N. HCl x (61) = mg/l

Jika p > m, maka air tersebut mengandung OH- dan CO 3=. OH- = ( 1000/100) x (p-m) x N. HCl x (17) = mg/l

CO3= = ( 1000/100) x 2m x N. HCl x (60/2) = mg/l

8.4. Catatan

Pengukuran asidi-alkalinitas harus dilakukan sesegera mungkin dan biasanya dilakukan di tempat pengambilan contoh (analisa setempat).

Teknik pengawetan yang digunakan adalah pendingin 4oC , dan batas waktu penyimpan yang masih direkomendasikan adalah 14 hari, kecuali untuk gas CO2, harus dilakukan pada saat sampling,karena gas CO2 mudah berubah.

Daftar Pustaka

1. Sawyer Clair N, Mc Carty Perry L. and Parkin Gene F, Chemistry for

Environmental Engineering and Science , Fifth Edition , Mc Graw Hill, Boston,

2003 .

2. AWWA, Standard Methods For The Examination of Water and WasteWater , 20 th Edition , 1998.

3. UNEP, Water Quality Monitoring , E & FN Spon an Imprint of Chapman &Hall, UK, 1996

Referensi

Dokumen terkait

asam) atau titrasi dengan larutan HCl 0,1 N (pada larutan sampel yang.. bersifat basa) sampai terjadi

Pengujian total asam organik menggunakan metode titrasi asam basa. Larutan NaOH 0,1 M dibuat dengan cara ditimbang kristal NaOH sebanyak 4 g lalu dimasukkan dalam labu ukur

Dari hasil ini, dapat dilihat bahwa dalam menentukan konsentrasi larutan HCl dengan titrasi menggunakan indikator fenoftalein lebih sedikit memerlukan larutan NaOH

Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda.Pada titrasi asam dengan basa maka indikator

Pada saat proses titrasi asam salisilat menggunakan larutan NaOH, maka. ditambahkan dua tetes indikator

Indikator fenolftalein dapat digunakan dalam titrasi ini karena titik ekivalen titrasi NaOH (basa kuat) dengan asam oksalat (asam lemah) tercapai pada pH diatas

Prinsip dari titrasi asam basa adalah perubahan pH dari titrasi asam basa adalah perubahan pH larutan titrasi akibat penambahan larutan larutan titrasi akibat penambahan

Titrasi asam borat dengan metode alkalimetri dilakukan dengan menggunakan pentitrasi larutan natrium hidroksida NaOH, sehingga terjadi reaksi asam basa sebagai berikut: Aryani &