• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Diagnosis dan Tatalaksana Asma Pada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Diagnosis dan Tatalaksana Asma Pada Anak"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

 REFERAT   REFERAT 

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

ASMA PADA ANAK

ASMA PADA ANAK

Oleh

Oleh

Eva Yunita, S. Ked

Eva Yunita, S. Ked

NIM : I11106034

NIM : I11106034

Pembimbing

Pembimbing

dr. Dina Frida, Sp.A

dr. Dina Frida, Sp.A

KEPANITERAA

KEPANITERAAN KLINIK

N KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

RSU DOKTER SOEDARSO

RSU DOKTER SOEDARSO

PONTIANAK

PONTIANAK

2011

2011

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui Referat dengan Judul : Telah disetujui Referat dengan Judul :

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA ASMA PADA ANAK DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA ASMA PADA ANAK

Disusun sebagai salah satu syarat untuk

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraamenyelesaikan Kepaniteraan Klinik n Klinik  Mayor Ilmu Kesehatan Anak 

Mayor Ilmu Kesehatan Anak 

Pontianak, 19 September 2011 Pontianak, 19 September 2011

Pembimbing Refrat Pembimbing Refrat

dr. Dina Frida, Sp.A dr. Dina Frida, Sp.A

NIP. 140259829 NIP. 140259829

Disusun oleh : Disusun oleh :

Eva Yunita, S.Ked Eva Yunita, S.Ked NIM. I11106034 NIM. I11106034

(3)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang tersebar diseluruh belahan Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang tersebar diseluruh belahan dunia dan sejak 20 tahun terakhir prevalensinya semakin meningkat pada anak-anak  dunia dan sejak 20 tahun terakhir prevalensinya semakin meningkat pada anak-anak  baik di negara maju maupun negara sedang berkembang.

baik di negara maju maupun negara sedang berkembang. Peningkatan tersebutPeningkatan tersebut

diduga berkaitan dengan pola hidup yang berubah dan peran faktor lingkungan

diduga berkaitan dengan pola hidup yang berubah dan peran faktor lingkungan

terutama polusi baik 

terutama polusi baik indoor indoor maupunmaupun outdoor outdoor 11. Prevalensi asma pada anak berkisar. Prevalensi asma pada anak berkisar

antara 2-30%. Di Indonesia, prevalensi asma pada anak sekitar 10% pada usia

antara 2-30%. Di Indonesia, prevalensi asma pada anak sekitar 10% pada usia

sekolah dasar dan sekitar 6,5% pada usia sekolah menengah pertama.

sekolah dasar dan sekitar 6,5% pada usia sekolah menengah pertama.22

Patogenesis asma berkembang dengan pesat. Pada awal tahun 60-an,

Patogenesis asma berkembang dengan pesat. Pada awal tahun 60-an,

bronkokonstriksi merupakan dasar patogenesis asma, kemudian pada 70-an

bronkokonstriksi merupakan dasar patogenesis asma, kemudian pada 70-an

berkembang menjadi proses inflamasi kronis, sedangkan tahun 90-an selain

berkembang menjadi proses inflamasi kronis, sedangkan tahun 90-an selain

inflamasi juga disertai adanya

inflamasi juga disertai adanya remodellingremodelling. Berkembangnya patogenesis tersebut. Berkembangnya patogenesis tersebut

berdampak pada tatalaksana asma secara mendasar, sehingga berbagai upaya telah

berdampak pada tatalaksana asma secara mendasar, sehingga berbagai upaya telah

dilakukan untuk mengatasi asma. Pada awalnya pengobatan hanya diarahkan untuk 

dilakukan untuk mengatasi asma. Pada awalnya pengobatan hanya diarahkan untuk 

mengatasi bronkokonstriksi dengan pemberian bronkodilator, kemudian

mengatasi bronkokonstriksi dengan pemberian bronkodilator, kemudian berkembangberkembang

dengan antiinflamasi s

dengan antiinflamasi sehingga obat antiinflamasi dianjurkan diberikan pada asma,ehingga obat antiinflamasi dianjurkan diberikan pada asma, kecuali pada asma yang sangat ringan.

kecuali pada asma yang sangat ringan.33

Pengetahuan mengenai definisi, cara mendiagnosis, pencetus, patogenesis Pengetahuan mengenai definisi, cara mendiagnosis, pencetus, patogenesis dan tatalaksana yang tepat dapat mengurangi kesalahan berupa underdiagnosis dan dan tatalaksana yang tepat dapat mengurangi kesalahan berupa underdiagnosis dan overtreatment serta overdignosis dan undertreatment pada pasien. Sehingga overtreatment serta overdignosis dan undertreatment pada pasien. Sehingga diharapkan dapat mempengaruhi kualitas hidup anak dan keluarganya serta diharapkan dapat mempengaruhi kualitas hidup anak dan keluarganya serta mengurangi biaya pelayanan kesehatan yang besar.

(4)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi 2.1 Definisi

GINA mendefinisikan asma sebagai gangguan inflamasi kronis saluran nafas GINA mendefinisikan asma sebagai gangguan inflamasi kronis saluran nafas dengan banyak sel berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada dengan banyak sel berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada orang yang rentan inflamasi tersebut menyebabkan episode mengi berulang, sesak  orang yang rentan inflamasi tersebut menyebabkan episode mengi berulang, sesak  nafas, rasa dada tertekan, dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari. Gejala nafas, rasa dada tertekan, dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari. Gejala tersebut biasanya berhubungan dengan penyempitan jalan napas yang luas namun tersebut biasanya berhubungan dengan penyempitan jalan napas yang luas namun bervariasi, yang paling tidak sebagian bersifat reversibel baik secara spontan maupun bervariasi, yang paling tidak sebagian bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Inflamasi tersebut juga berhubungan dengan hiperreaktivitas dengan pengobatan. Inflamasi tersebut juga berhubungan dengan hiperreaktivitas  jalan nafas t

 jalan nafas terhadap berbagai rangsangan.erhadap berbagai rangsangan.11

Selain definisi diatas, untuk mempermudah batasan operasional asma untuk  Selain definisi diatas, untuk mempermudah batasan operasional asma untuk  kepentingan klinis yang lebih praktis, Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) kepentingan klinis yang lebih praktis, Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) menggunakan batasan operasional asma yaitu mengi berulang dan/atau batuk  menggunakan batasan operasional asma yaitu mengi berulang dan/atau batuk  persisten dengan karakteristik sebagai berikut: timbul secara episodik, cenderung persisten dengan karakteristik sebagai berikut: timbul secara episodik, cenderung pada malam hari/dini hari (nokturnal), musiman, adanya faktor pencetus diantaranya pada malam hari/dini hari (nokturnal), musiman, adanya faktor pencetus diantaranya aktivitas fisis, dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan aktivitas fisis, dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan

pengobatan, serta , serta adanya riwayat asma atau adanya riwayat asma atau atopi lain atopi lain pada pasien/keluarganypada pasien/keluarganya.a.44

2.2

2.2 Anatomi dan Fisiologi PernapasanAnatomi dan Fisiologi Pernapasan5,65,6

Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO

karbondioksida (CO22) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan ini) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan ini

disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.

disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Secara garis besar saluranSecara garis besar saluran pernafasan dibagi menjadi dua zona yaitu zona konduksi dan respiratorius. Zona pernafasan dibagi menjadi dua zona yaitu zona konduksi dan respiratorius. Zona konduksi dimulai dari hidung, faring, laring,

konduksi dimulai dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus segmentalistrakea, bronkus, bronkiolus segmentalis dan berakhir pada bronkiolus terminalis. Sedangkan zona respiratoris dimulai dari dan berakhir pada bronkiolus terminalis. Sedangkan zona respiratoris dimulai dari bronkiolus respiratoris, duktus alveoli dan berakhir pada sakus alveolus terminalis. bronkiolus respiratoris, duktus alveoli dan berakhir pada sakus alveolus terminalis.

(5)

Saluran pernafasan mulai dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh

Saluran pernafasan mulai dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membranmembran mukosa yang bersilia. Ketika udara masuk

mukosa yang bersilia. Ketika udara masuk kerongga hidung, udara tersebut disaring,kerongga hidung, udara tersebut disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel thorak yang bertingkat, bersilia dan bersel mukosa respirasi yang terdiri dari epitel thorak yang bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Permukaan epitel dilapisi oleh lapisan mukus yang disekresi oleh sel goblet goblet. Permukaan epitel dilapisi oleh lapisan mukus yang disekresi oleh sel goblet dan kelenjar serosa. Partikel-partikel debu yang kasar dapat disaring oleh dan kelenjar serosa. Partikel-partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut-rambut yang terdapat dalam lubang hidung. Sedangkan, partikel yang halus akan rambut yang terdapat dalam lubang hidung. Sedangkan, partikel yang halus akan terjerat dalam lapisan mukus untuk kemudian dibatukkan atau ditelan. Air untuk  terjerat dalam lapisan mukus untuk kemudian dibatukkan atau ditelan. Air untuk  kelembapan diberikan oleh lapisan mukus, sedangkan panas yang disuplai keudara kelembapan diberikan oleh lapisan mukus, sedangkan panas yang disuplai keudara inspirasi berasal dari jaringan dibawahnya yang kaya dengan pembuluh darah, inspirasi berasal dari jaringan dibawahnya yang kaya dengan pembuluh darah, sehingga bila udara mencapai faring hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu sehingga bila udara mencapai faring hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh dan

tubuh dan kelembapakelembapannya mencapai 100%.nnya mencapai 100%.

Gambar 1. Anatomi sistem pernapasan pada manusia Gambar 1. Anatomi sistem pernapasan pada manusia

Udara mengalir dari hidung kefaring yang merupakan tempat persimpangan Udara mengalir dari hidung kefaring yang merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Faring dapat dibagi menjadi tiga bagian antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Faring dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu

yaitu nasofaring, orofaring danasofaring, orofaring dan laringofaring. n laringofaring. Laring merupakaLaring merupakan saluran udara dann saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak didepan bagian faring sampai bertindak sebagai pembentukan suara terletak didepan bagian faring sampai

(6)

ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke trakea di bawahnya. Laring merupakan ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke trakea di bawahnya. Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan mengandung pita rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan mengandung pita suara. Diantara pita suara terdapat glotis yang merupakan pemisah saluran suara. Diantara pita suara terdapat glotis yang merupakan pemisah saluran pernafasan bagian atas dan bawah.

pernafasan bagian atas dan bawah.

Trakea dibentuk dari 16 sampai dengan 20 cincin tulang rawan dan diantara Trakea dibentuk dari 16 sampai dengan 20 cincin tulang rawan dan diantara kartilago satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan fibrosa dan di bagian kartilago satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan fibrosa dan di bagian sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar (sel bersilia) yang sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar (sel bersilia) yang hanya bergerak keluar. Sel-sel bersilia ini

hanya bergerak keluar. Sel-sel bersilia ini berguna untuk mengeluarkan benda-bendaberguna untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama udara pernafasan, dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat asing yang masuk bersama udara pernafasan, dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos

yang dilapisi oleh otot polos dan lapisan mukosa.dan lapisan mukosa.

Bronkus merupakan lanjutan dari trakea dan terdapat dua cabang yang Bronkus merupakan lanjutan dari trakea dan terdapat dua cabang yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V. Sedangkan, tempat dimana terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V. Sedangkan, tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri disebut karina. Karina trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri disebut karina. Karina memiliki banyak syaraf dan dapat

memiliki banyak syaraf dan dapat menyebabkamenyebabkan bronkospasme dan batuk n bronkospasme dan batuk yang kuatyang kuat   jika batuk dirangsang. Bronkus utama kanan lebih pendek, lebih besar dan lebih   jika batuk dirangsang. Bronkus utama kanan lebih pendek, lebih besar dan lebih vertikal dari yang kiri yang terdiri dari 6-8 cincin dan mempunyai tiga cabang. vertikal dari yang kiri yang terdiri dari 6-8 cincin dan mempunyai tiga cabang. Bronkus utama kiri lebih panjang, lebih kecil, terdiri dari 9-12 cincin serta Bronkus utama kiri lebih panjang, lebih kecil, terdiri dari 9-12 cincin serta mempunya

mempunyai dua i dua cabang.cabang.

Bronkiolus terminalis merupakan saluran udara kecil yang tidak mengandung Bronkiolus terminalis merupakan saluran udara kecil yang tidak mengandung alveoli dan memiliki garis tengah 1 mm. Seluruh saluran udara mulai dari hidung alveoli dan memiliki garis tengah 1 mm. Seluruh saluran udara mulai dari hidung sampai bronkiolus terminalis ini disebut saluran penghantar udara atau zona sampai bronkiolus terminalis ini disebut saluran penghantar udara atau zona konduksi. Bronkiolus ini mengandung kolumnar epitelium yang mengandung lebih konduksi. Bronkiolus ini mengandung kolumnar epitelium yang mengandung lebih banyak sel goblet dan otot polos. Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang banyak sel goblet dan otot polos. Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari merupakan unit fungsional paru yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari bronkiolus respiratoris, duktus alveolaris dan sakus alveolaris terminalis yang bronkiolus respiratoris, duktus alveolaris dan sakus alveolaris terminalis yang merupakan struktur akhir dari paru.

merupakan struktur akhir dari paru.

Secara garis besar fungsi pernafasan dapat dibagi menjadi dua yaitu Secara garis besar fungsi pernafasan dapat dibagi menjadi dua yaitu pertukaran gas dan keseimbangan asam basa. Fungsi pertukaran gas dibagi menjadi pertukaran gas dan keseimbangan asam basa. Fungsi pertukaran gas dibagi menjadi 3 proses. Pertama ventilasi, merupakan proses pergerakan keluar masuknya udara 3 proses. Pertama ventilasi, merupakan proses pergerakan keluar masuknya udara melalui cabang-cabang trakeobronkial sehingga oksigen sampai pada alveoli dan melalui cabang-cabang trakeobronkial sehingga oksigen sampai pada alveoli dan karbondioksida dibuang. Pergerakan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan karbondioksida dibuang. Pergerakan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan

(7)

antara udara luar dengan di dalam paru-paru. Proses kedua adalah difusi yaitu antara udara luar dengan di dalam paru-paru. Proses kedua adalah difusi yaitu masuknya oksigen dari alveoli ke kapiler melalui membran alveoli-kapiler. Proses masuknya oksigen dari alveoli ke kapiler melalui membran alveoli-kapiler. Proses ini terjadi karena gas mengalir dari tempat yang tinggi tekanan parsialnya ketempat ini terjadi karena gas mengalir dari tempat yang tinggi tekanan parsialnya ketempat yang lebih rendah tekanan partialnya. Oksigen dalam alveoli mempunyai tekanan yang lebih rendah tekanan partialnya. Oksigen dalam alveoli mempunyai tekanan parsial yang lebih tinggi dari oksigen yang berada didalam darah. Karbondioksida parsial yang lebih tinggi dari oksigen yang berada didalam darah. Karbondioksida darah lebih tinggi tekanan parsialnya dari pada karbondioksida di alveoli. Proses darah lebih tinggi tekanan parsialnya dari pada karbondioksida di alveoli. Proses ketiga adalah perfusi yaitu proses penghantaran oksigen dari kapiler ke jaringan ketiga adalah perfusi yaitu proses penghantaran oksigen dari kapiler ke jaringan melalui transpor aliran darah.

melalui transpor aliran darah. 2.3 Epidemiologi

2.3 Epidemiologi

Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 7,2% (6% pada dewasa dan 10% Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 7,2% (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi pada anak menderita asma meningkat 8-10 kali di negara pada anak). Prevalensi pada anak menderita asma meningkat 8-10 kali di negara berkembang dibanding negara maju. Prevalensi tersebut sangat bervariasi. Di berkembang dibanding negara maju. Prevalensi tersebut sangat bervariasi. Di Indonesia, prevalensi asma pada anak berusia 6-7 tahun sebesar 3% dan untuk usia Indonesia, prevalensi asma pada anak berusia 6-7 tahun sebesar 3% dan untuk usia 13-14 tahun sebesar 5,2%. Berdasarkan laporan

13-14 tahun sebesar 5,2%. Berdasarkan laporan  National Center for Health Statistics National Center for Health Statistics (NCHS), prevalensi serangan asma pada anak usia 0-17 tahun adalah 57 per 1000 (NCHS), prevalensi serangan asma pada anak usia 0-17 tahun adalah 57 per 1000 anak (jumlah anak 4,2 juta) dan pada dewasa > 18 tahun adalah 38 per 1000 (jumlah anak (jumlah anak 4,2 juta) dan pada dewasa > 18 tahun adalah 38 per 1000 (jumlah dewasa 7,8 juta). Sebelum masa pubertas, prevalensi asma pada laki-laki 3 kali lebih dewasa 7,8 juta). Sebelum masa pubertas, prevalensi asma pada laki-laki 3 kali lebih banyak dibanding perempuan, selama masa remaja prevalensinya hampir sama dan banyak dibanding perempuan, selama masa remaja prevalensinya hampir sama dan pada dewasa laki-laki lebih banyak menderita asma dibanding wanita.

pada dewasa laki-laki lebih banyak menderita asma dibanding wanita. Secara global, morbiditas dan mortalitas

Secara global, morbiditas dan mortalitas asma meningkat pada 2 dekade terakhir.asma meningkat pada 2 dekade terakhir. Peningkatan ini dapat dihubungkan dengan peningkatan urbanisasi. WHO Peningkatan ini dapat dihubungkan dengan peningkatan urbanisasi. WHO memperkirakan terdapat sekitar 250.000 kematian akibat asma. Berdasarkan laporan memperkirakan terdapat sekitar 250.000 kematian akibat asma. Berdasarkan laporan NCHS terdapat 4487 kematian akibat asma atau 1,6 per 100 ribu. Sedangkan, NCHS terdapat 4487 kematian akibat asma atau 1,6 per 100 ribu. Sedangkan, laporan dari CDC menyatakan terdapat 187 pasien asma yang meninggal pada usia laporan dari CDC menyatakan terdapat 187 pasien asma yang meninggal pada usia 0-17 tahun atau

0-17 tahun atau 0.3 kematian per 100,000 an0.3 kematian per 100,000 anak. Namun secara umum kematian paak. Namun secara umum kematian padada anak akibat asma jarang.

anak akibat asma jarang.66 2.4 Patogenesis

2.4 Patogenesis77

Pada sekitar tahun 1970, asma diartikan sebagai sumbatan jalan napas yang Pada sekitar tahun 1970, asma diartikan sebagai sumbatan jalan napas yang timbul mendadak, dan akan membaik secara spontan atau dengan pengobatan. timbul mendadak, dan akan membaik secara spontan atau dengan pengobatan. Mekanisme utama timbulnya gejala asma diakibatkan hiperreaktivitas bronkus, Mekanisme utama timbulnya gejala asma diakibatkan hiperreaktivitas bronkus,

(8)

sehingga pengobatan utama asma adalah

sehingga pengobatan utama asma adalah untuk mengatasi bronkospasme.untuk mengatasi bronkospasme.

Konsep terkini yaitu asma merupakan suatu proses inflamasi kronik yang Konsep terkini yaitu asma merupakan suatu proses inflamasi kronik yang khas, melibatkan dinding saluran

khas, melibatkan dinding saluran respiratorik, menyebabkan terbatasnya aliran udararespiratorik, menyebabkan terbatasnya aliran udara dan peningkatan reaktivitas saluran napas. Gambaran khas adanya inflamasi saluran dan peningkatan reaktivitas saluran napas. Gambaran khas adanya inflamasi saluran respiratorik adalah aktivasi eosinofil, sel mast, makrofag, dan sel limfosit T pada respiratorik adalah aktivasi eosinofil, sel mast, makrofag, dan sel limfosit T pada mukosa dan lumen saluran respiratorik. Proses inflamasi ini terjadi meskipun mukosa dan lumen saluran respiratorik. Proses inflamasi ini terjadi meskipun asmanya ringan atau tidak

asmanya ringan atau tidak bergejala.bergejala.

Pada banyak kasus terutama pada anak dan

Pada banyak kasus terutama pada anak dan dewasa muda, asma dihubungkandewasa muda, asma dihubungkan dengan manifestasi atopi melalui mekanisme

IgE-dengan manifestasi atopi melalui mekanisme IgE-dependent dependent . Pada populasi. Pada populasi diperkirakan faktor atopi memberikan kontribusi pada 40% penderita asma anak dan diperkirakan faktor atopi memberikan kontribusi pada 40% penderita asma anak dan dewasa.

dewasa.

Reaksi imunologik yang timbul

Reaksi imunologik yang timbul akibat paparan dengan alergen pada awalnyaakibat paparan dengan alergen pada awalnya menimbulkan fase sensitisasi. Akibatnya terbentuk IgE spesifik oleh sel

menimbulkan fase sensitisasi. Akibatnya terbentuk IgE spesifik oleh sel plasma. IgEplasma. IgE melekat pada reseptor Fc pada membran sel mast dan basofil. Bila ada rangsangan melekat pada reseptor Fc pada membran sel mast dan basofil. Bila ada rangsangan berikutnya dari alergen serupa, akan timbul reaksi asma cepat

berikutnya dari alergen serupa, akan timbul reaksi asma cepat (immediate asthma(immediate asthma reaction).

reaction). Terjadi degranulasi sel mast dan dilepaskan mediator-mediator sepertiTerjadi degranulasi sel mast dan dilepaskan mediator-mediator seperti histamin, leukotrien C

histamin, leukotrien C44 (LTC(LTC44), prostaglandin D2 (PGD), prostaglandin D2 (PGD22), tromboksan A), tromboksan A22 dandan

tryptase. Mediator-mediator tersebut menimbulkan spasme otot bronkus, tryptase. Mediator-mediator tersebut menimbulkan spasme otot bronkus, hipersekresi kelenjar, edema, peningkatan permeabilitas kapiler, disusul dengan hipersekresi kelenjar, edema, peningkatan permeabilitas kapiler, disusul dengan akumulasi sel eosinofil. Gambaran klinis yang timbul adalah serangan asma akut. akumulasi sel eosinofil. Gambaran klinis yang timbul adalah serangan asma akut. Keadaan ini akan segera pulih

Keadaan ini akan segera pulih kembali serangan asma hilang dengan pengobatan.kembali serangan asma hilang dengan pengobatan.

Gambar 2. Patogenesis asma (GINA) Gambar 2. Patogenesis asma (GINA)

(9)

Mediator inflamasi yang berperan merupakan mediator inflamasi yang Mediator inflamasi yang berperan merupakan mediator inflamasi yang meningkatkan proses keradangan, mempertahankan proses inflamasi. Mediator meningkatkan proses keradangan, mempertahankan proses inflamasi. Mediator inflamasi tersebut akan membuat kepekaan bronkus berlebihan, sehingga bronkus inflamasi tersebut akan membuat kepekaan bronkus berlebihan, sehingga bronkus mudah konstriksi, kerusakan epitel, penebalan membrana basalis dan terjadi mudah konstriksi, kerusakan epitel, penebalan membrana basalis dan terjadi peningkatan permeabilitas bila ada rangsangan spesifik maupun

peningkatan permeabilitas bila ada rangsangan spesifik maupun non spesifik. Secaranon spesifik. Secara klinis, gejala asma menjadi

klinis, gejala asma menjadi menetap, penderita akan lebih peka menetap, penderita akan lebih peka terhadap rangsangan.terhadap rangsangan. Kerusakan jaringan akan menjadi irreversibel bila paparan berlangsung terus dan Kerusakan jaringan akan menjadi irreversibel bila paparan berlangsung terus dan penatalaksanaan kurang adekuat.

penatalaksanaan kurang adekuat.

Sejalan dengan proses inflamasi kronik, perlukaan epitel bronkus Sejalan dengan proses inflamasi kronik, perlukaan epitel bronkus merangsang proses reparasi saluran respiratorik yang menghasilkan perubahan merangsang proses reparasi saluran respiratorik yang menghasilkan perubahan struktural dan fungsional yang menyimpang pada saluran respiratorik yang dikenal struktural dan fungsional yang menyimpang pada saluran respiratorik yang dikenal dengan istilah

dengan istilah remodeling atau repair.remodeling atau repair. Pada proses remodeling yang berperan adalahPada proses remodeling yang berperan adalah sitokin IL4, TGF beta dan Eosinophil Growth Factor (EGF). TGF beta merangsang sitokin IL4, TGF beta dan Eosinophil Growth Factor (EGF). TGF beta merangsang sel fibroblast berproliferasi, epitel mengalami hiperplasia, pembentukan kolagen sel fibroblast berproliferasi, epitel mengalami hiperplasia, pembentukan kolagen bertambah. Akibat proses

bertambah. Akibat proses remodelingremodeling tersebut terjadi pelepasan epitel yang rusak,tersebut terjadi pelepasan epitel yang rusak,   jaringan membrana basalis mukosa menebal (

  jaringan membrana basalis mukosa menebal ( pseudothickening pseudothickening), hiperplasia), hiperplasia kelenjar, edema submukosa, infiltrasi sel radang dan hiperplasia otot. Perubahan kelenjar, edema submukosa, infiltrasi sel radang dan hiperplasia otot. Perubahan semacam ini tidak memberikan perbaikan klinis, tetapi mengakibatkan penyempitan semacam ini tidak memberikan perbaikan klinis, tetapi mengakibatkan penyempitan lumen bronkus yang persisten dan memberikan gambaran klinis asma kronis.

lumen bronkus yang persisten dan memberikan gambaran klinis asma kronis.

Gambar 3. Proses inflamasi dan remodelling pada asma Gambar 3. Proses inflamasi dan remodelling pada asma

(10)

Menurut paradigma yang lampau, proses

Menurut paradigma yang lampau, proses remodelingremodeling terjadi akibat kerusakanterjadi akibat kerusakan epitel bronkus yang disebabkan oleh proses inflamasi kronis. Sehingga apabila obat epitel bronkus yang disebabkan oleh proses inflamasi kronis. Sehingga apabila obat antiinflamasi tidak diberikan sedini mungkin sebagai profilaksis, maka inflamasi antiinflamasi tidak diberikan sedini mungkin sebagai profilaksis, maka inflamasi berlangsung terus dan obstruksi saluran napas menjadi irreversibel dan proses berlangsung terus dan obstruksi saluran napas menjadi irreversibel dan proses remodeling bertambah hebat. Pada penelitian terhadap anak dengan riwayat keluarga remodeling bertambah hebat. Pada penelitian terhadap anak dengan riwayat keluarga atopi yang belum bermanifestasi sebagai asma ternyata ditemukan infiltrasi

atopi yang belum bermanifestasi sebagai asma ternyata ditemukan infiltrasi eosinofileosinofil dan penebalan lamina retikularis. Hal ini mencurigakan bahwa proses remodeling dan penebalan lamina retikularis. Hal ini mencurigakan bahwa proses remodeling telah terjadi sebelum atau bersamaan dengan proses inflamasi. Apabila intervensi telah terjadi sebelum atau bersamaan dengan proses inflamasi. Apabila intervensi dini diberikan segera setelah gejala asma timbul, bisa jadi tindakan kita telah dini diberikan segera setelah gejala asma timbul, bisa jadi tindakan kita telah terlambat untuk mencegah terjadinya proses remodeling.

terlambat untuk mencegah terjadinya proses remodeling. 2.5 Patofisiologi

2.5 Patofisiologi88

Inflamasi saluran napas yang ditemukan pada pasien asma diyakini Inflamasi saluran napas yang ditemukan pada pasien asma diyakini merupakan hal yang mendasari gangguan fungsi. Respon terhadap inflamasi pada merupakan hal yang mendasari gangguan fungsi. Respon terhadap inflamasi pada mukosa saluran napas pasien asma ini menyebabkan hiperreaktifitas bronkus yang mukosa saluran napas pasien asma ini menyebabkan hiperreaktifitas bronkus yang merupakan tanda utama asma. Pada saat terjadi hiperreaktivitas saluran napas merupakan tanda utama asma. Pada saat terjadi hiperreaktivitas saluran napas sejumlah pemicu dapat memulai gejala asma. Pemicu ini meliputi respon sejumlah pemicu dapat memulai gejala asma. Pemicu ini meliputi respon hipersensitivitas tipe 1 (dimedisi 1gE) terhadap alergen debu rumah dan serbuk sari hipersensitivitas tipe 1 (dimedisi 1gE) terhadap alergen debu rumah dan serbuk sari yang tersensitisasi, iritan seperti udara dingin, polutan atau asap rokok, infeksi virus, yang tersensitisasi, iritan seperti udara dingin, polutan atau asap rokok, infeksi virus, dan aktivitas fisik/olahraga. Hiperreaktivitas saluran napas akan menyebabkan dan aktivitas fisik/olahraga. Hiperreaktivitas saluran napas akan menyebabkan obstruksi saluran napas menyebabkan hambatan aliran udara yang dapat kembali obstruksi saluran napas menyebabkan hambatan aliran udara yang dapat kembali secara spontan atau setelah pengobatan. Proses patologis utama yang mendukung secara spontan atau setelah pengobatan. Proses patologis utama yang mendukung obstruksi saluran napas adalah edema mukosa, kontraksi otot polos dan produksi obstruksi saluran napas adalah edema mukosa, kontraksi otot polos dan produksi mukus. Obstruksi terjadi selama ekspirasi ketika saluran napas mengalami volume mukus. Obstruksi terjadi selama ekspirasi ketika saluran napas mengalami volume penutupan dan menyebabkan gas di saluran napas terperangkap. Bahkan, pada asma penutupan dan menyebabkan gas di saluran napas terperangkap. Bahkan, pada asma yang berat dapat mengurangi aliran udara selama inspirasi. Sejumlah karakteristik  yang berat dapat mengurangi aliran udara selama inspirasi. Sejumlah karakteristik  anatomi dan fisiologi memberi kecenderungan bayi dan anak kecil terhadap anatomi dan fisiologi memberi kecenderungan bayi dan anak kecil terhadap peningkatan risiko obstruksi saluran napas antara lain ukuran saluran napas yang peningkatan risiko obstruksi saluran napas antara lain ukuran saluran napas yang lebih kecil,

lebih kecil, recoil elasticrecoil elastic paru yang lebih lemah, kurangnya bantuan otot polosparu yang lebih lemah, kurangnya bantuan otot polos saluran napas kecil, hiperplasia kelenjar mukosa relatif dan kurangnya saluran saluran napas kecil, hiperplasia kelenjar mukosa relatif dan kurangnya saluran ventilasi kolateral (pori cohn) antar alveolus.

(11)

Gambar 4. Patofisiologi Asma Gambar 4. Patofisiologi Asma 2.6

2.6 Manifestasi Manifestasi klinis klinis dan dan DiagnosisDiagnosis

Batuk kering berulang dan mengi adalah gejala utama asma pada anak. Pada Batuk kering berulang dan mengi adalah gejala utama asma pada anak. Pada anak yang lebih besar dan dewasa, gejala juga dapat berupa sesak napas dada terasa anak yang lebih besar dan dewasa, gejala juga dapat berupa sesak napas dada terasa berat gejala biasanya akan memburuk pada malam hari yang dipicu dengan infeksi berat gejala biasanya akan memburuk pada malam hari yang dipicu dengan infeksi pernapasa

pernapasan dan inhalasi n dan inhalasi alergen. Gejala lainnya dapat tersembunyi dan tidalergen. Gejala lainnya dapat tersembunyi dan tidak spesifik ak spesifik  seperti keterbatasan aktivitas dan cepat lelah. Riwayat

seperti keterbatasan aktivitas dan cepat lelah. Riwayat penggunaapenggunaan bronkodilator dann bronkodilator dan atopi pada pasien atau keluaeganya dapat menunjang penegakan diagnosis.

atopi pada pasien atau keluaeganya dapat menunjang penegakan diagnosis.

GINA, konsensus Internasional dan PNAA menekankan diagnosis asma GINA, konsensus Internasional dan PNAA menekankan diagnosis asma didahului batuk dan atau mengi. Gejala awal tersebut ditelusuri dengan algoritme didahului batuk dan atau mengi. Gejala awal tersebut ditelusuri dengan algoritme kemungkinan diagnosis asma. Pada algoritme tampak bahwa batuk dan/atau mengi kemungkinan diagnosis asma. Pada algoritme tampak bahwa batuk dan/atau mengi yang berulang (episodik), nokturnal, musiman, setelah melakukan aktivitas, dan yang berulang (episodik), nokturnal, musiman, setelah melakukan aktivitas, dan

Pencetus

Pencetus

((alergen debu rumah dan serbuk sari alergen debu rumah dan serbuk sari yang tersensitisasi, iritan seperti udarayang tersensitisasi, iritan seperti udara dingin, polutan atau asap rokok, infeksi virus,

dingin, polutan atau asap rokok, infeksi virus, dan aktivitas fisik/olahragadan aktivitas fisik/olahraga))

• •

Bronkokonstriksi

Bronkokonstriksi

• •

Edema

Edema

• •

Hipersekresi

Hipersekresi

Gejala/Serangan

Gejala/Serangan

(12)

adanya riwayat atopi pada penderita maupun keluarganya merupakan gejala atau adanya riwayat atopi pada penderita maupun keluarganya merupakan gejala atau tanda yang patut diduga suatu asma.

tanda yang patut diduga suatu asma.

Sehubungan dengan kesulitan mendiagnosis asma pada anak kecil., Sehubungan dengan kesulitan mendiagnosis asma pada anak kecil., khususnya anak di bawah 3 tahun, respons yang baik terhadap obat bronkodilator khususnya anak di bawah 3 tahun, respons yang baik terhadap obat bronkodilator dan steroid sistemik (5 hari) dan dengan penyingkiran penyakit lain diagnosis asma dan steroid sistemik (5 hari) dan dengan penyingkiran penyakit lain diagnosis asma menjadi lebih definitif. Untuk anak yang sudah besar (>6 tahun) pemeriksaan faal menjadi lebih definitif. Untuk anak yang sudah besar (>6 tahun) pemeriksaan faal paru sebaiknya dilakukan. Uji fungsi paru yang sederhana dengan

paru sebaiknya dilakukan. Uji fungsi paru yang sederhana dengan  peak flow meter  peak flow meter ,, atau yang lebih lengkap

atau yang lebih lengkap dengan spirometer. Uji provokasi bronkus dengan histamin,dengan spirometer. Uji provokasi bronkus dengan histamin, metakolin, latihan (

metakolin, latihan (exercise),exercise), udara kering dan dingin atau dengan NaCl hipertonis,udara kering dan dingin atau dengan NaCl hipertonis, sangat menunjang diagnosis.

(13)

Gambar 5. Alur Diagnosis Asma Pada Anak Gambar 5. Alur Diagnosis Asma Pada Anak

Pada anak dengan gejala dan tanda asma yang jelas, serta respons terhadap Pada anak dengan gejala dan tanda asma yang jelas, serta respons terhadap pemberian obat bronkodilator baik sekali, maka tidak perlu pemeriksaan pemberian obat bronkodilator baik sekali, maka tidak perlu pemeriksaan

Tidak mendukung Tidak mendukung diagnosis lain diagnosis lain Riwayat penyakit Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan fisik  Uji tuberkulin Uji tuberkulin

Patut diduga asma: Patut diduga asma: Episodic Episodic Nocturnal Nocturnal Musiman Musiman

Pasca aktivitas fisik  Pasca aktivitas fisik  Riwayat atopi

Riwayat atopi penderita/keluarga penderita/keluarga

Tidak jelas asma: Tidak jelas asma: Timbul masa neonatus Timbul masa neonatus Gagal tumbuh Gagal tumbuh Infeksi kronik  Infeksi kronik  Muntah/tersedak  Muntah/tersedak  Kelainan fokal paru Kelainan fokal paru Kelainan sistem Kelainan sistem kardiovaskular kardiovaskular

Jika memungkinkan, periksa Jika memungkinkan, periksa peak flow meter atu

peak flow meter atu spirometer ntuk menilai spirometer ntuk menilai reversibilitas (> 15%), reversibilitas (> 15%), variabilitas(> 15%) variabilitas(> 15%) Pertimbngkan pemeriksaan: Pertimbngkan pemeriksaan: Foto roentgen toraks dn sinus Foto roentgen toraks dn sinus Uji faal paru

Uji faal paru

Respons terhadap bonkodilator Respons terhadap bonkodilator Uji provokasi bronkus

Uji provokasi bronkus Uji keringat

Uji keringat Uji imunologis Uji imunologis

Pemeriksaan motilitas silia Pemeriksaan motilitas silia Pemeriksaan refluks GE Pemeriksaan refluks GE Berikan bronkodilator

Berikan bronkodilator Tak berhasilTak berhasil

Berhasil Berhasil

Mungkin asma Mungkin asma

Tentukan

Tentukan derajat&pencederajat&pencetusnyatusnya

Berikan obat anti asma: Berikan obat anti asma: Tidak berhasil, nilai ulang Tidak berhasil, nilai ulang

pengobatan dan ketaatan berobat pengobatan dan ketaatan berobat

Mendukung diagnosis lain Mendukung diagnosis lain

Diagnosis&pe

Diagnosis&pengobatan ngobatan alternatif alternatif 

Pertimbangkan asma Pertimbangkan asma sebagai penyakit penyerta sebagai penyakit penyerta

Bukan asma Bukan asma Batuk dan Mengi

(14)

diagnostik lebih lanjut. Bila respons terhadap obat asma tidak baik, sebelum diagnostik lebih lanjut. Bila respons terhadap obat asma tidak baik, sebelum memikirkan diagnosis lain, maka perlu dinilai dahulu beberapa hal. Hal yang memikirkan diagnosis lain, maka perlu dinilai dahulu beberapa hal. Hal yang perlu dievaluasi adalah apakah penghindaran terhadap pencetus sudah dilakukan, perlu dievaluasi adalah apakah penghindaran terhadap pencetus sudah dilakukan, apakah dosis obat sudah adekuat, cara

apakah dosis obat sudah adekuat, cara dan waktu pemberiannya sudah benar, sertadan waktu pemberiannya sudah benar, serta ketaatan pasien baik. Bila semua aspek tersebut sudah dilakukan dengan baik dan ketaatan pasien baik. Bila semua aspek tersebut sudah dilakukan dengan baik dan benar. Maka perlu dipikirkan

benar. Maka perlu dipikirkan kemungkinan diagnosis bukan asma.kemungkinan diagnosis bukan asma.44

Pada pasien dengan batuk produktif, infeksi respiratorik berulang, gejala Pada pasien dengan batuk produktif, infeksi respiratorik berulang, gejala respiratorik sejak masa neonatus, muntah dan tersedak, gagal tumbuh, atau respiratorik sejak masa neonatus, muntah dan tersedak, gagal tumbuh, atau kelainan fokal paru dan diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan yang kelainan fokal paru dan diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah foto Rontgen paru, uji fungsi paru, dan uji provokasi. perlu dilakukan adalah foto Rontgen paru, uji fungsi paru, dan uji provokasi. Selain itu mungkin juga perlu diperiksa foto Rontgen sinus paranasalis, uji Selain itu mungkin juga perlu diperiksa foto Rontgen sinus paranasalis, uji keringat, uji imunologis, uji defisiensi imun, pemeriksaan refluks, uji mukosilier, keringat, uji imunologis, uji defisiensi imun, pemeriksaan refluks, uji mukosilier, bahkan tindakan bronkoskopi.

bahkan tindakan bronkoskopi. 2.7 Klasifikasi

2.7 Klasifikasi

Klasifkasi asma sangat diperlukan karena

Klasifkasi asma sangat diperlukan karena berhubungaberhubungan dengan tatalaksanan dengan tatalaksana

lanjutan (jangka panjang). GINA membagi asma

lanjutan (jangka panjang). GINA membagi asma berdasarkan gejala dan tandaberdasarkan gejala dan tanda klinis, uji fungsi paru, dan pemeriksaan laboratorium.

klinis, uji fungsi paru, dan pemeriksaan laboratorium. menjadi 4 klasifikasi yaitumenjadi 4 klasifikasi yaitu

asma intermiten, asma persisten, ringan, asma persisten sedang, dan asma

asma intermiten, asma persisten, ringan, asma persisten sedang, dan asma

persisten berat.

persisten berat.

Tabel 1. Klasifikasi asma berdasarkan GINA

Tabel 1. Klasifikasi asma berdasarkan GINA

Gejala/hari Gejala/malan

Gejala/hari Gejala/malan PEF atau FEV1PEF atau FEV1 PEF variability PEF variability Derajat 1 Derajat 1 Intermiten Intermiten < 1 kali perminggu < 1 kali perminggu Asimtomatik dan Asimtomatik dan nilai PEF normal nilai PEF normal diantara serangan diantara serangan

<

< 2 2 kakali li sesebubulalan n > > 8080%% < 20% < 20% Derajat 2 Derajat 2 Persisten Persisten ringan ringan > 1 kali perminggu > 1 kali perminggu tapi < 1 kali perhari tapi < 1 kali perhari Serangan dapat Serangan dapat mengganggu aktifitas mengganggu aktifitas

>

> 2 2 kali kali sebulan sebulan 80%80% 20-30% 20-30%

(15)

Selain pembagian berdasarkan GINA, PNAA membagi asma menjadi 3 yaitu Selain pembagian berdasarkan GINA, PNAA membagi asma menjadi 3 yaitu asma episodik jarang, asma episodik sering dan asma persisten. Berikut ini tabel asma episodik jarang, asma episodik sering dan asma persisten. Berikut ini tabel klasifikasi asma berdasarkan PNAA:

klasifikasi asma berdasarkan PNAA:

Tabel 2. Klasifikasi asma berdasarkan PNAA Tabel 2. Klasifikasi asma berdasarkan PNAA Derajat 3 Derajat 3 Persisten Persisten sedang sedang Sehari sekali Sehari sekali Serangan Serangan mengganggu aktivitas mengganggu aktivitas >

> 1 1 kali kali seminggu seminggu 60%-80%60%-80% > 30% > 30% Derajat 4 Derajat 4 Persisten berat Persisten berat Terus menerus Terus menerus sepanjang hari sepanjang hari

Aktifitas fisik terbatas Aktifitas fisik terbatas

Sering

Sering < < 60%60% > 30% > 30%

(16)
(17)

Diagnosis banding Diagnosis banding

Terdapat banyak kondisi dengan gejala dan tanda yang mirip dengan asma. Terdapat banyak kondisi dengan gejala dan tanda yang mirip dengan asma. Selain asma, penyebab umum lain dari gejala batuk berulang pada asma meliputi Selain asma, penyebab umum lain dari gejala batuk berulang pada asma meliputi rhinosinusitis dan gastro-esophagea

rhinosinusitis dan gastro-esophageal reflux l reflux (GER). GER merupakan(GER). GER merupakan silent-diseasesilent-disease pada anak, sedangkan pada anak dengan sinusitis kronik tidak memiliki gejala pada anak, sedangkan pada anak dengan sinusitis kronik tidak memiliki gejala yang khas seperti dewasa dengn adanya nyeri tekan local pada daerah sinus yang yang khas seperti dewasa dengn adanya nyeri tekan local pada daerah sinus yang terkena. Selain itu, kedua penyakit ini merupakan penyakit komorbid yang sering terkena. Selain itu, kedua penyakit ini merupakan penyakit komorbid yang sering pada asama, sehingga membuat terapi spesifik pada asma tidak diberikan dengan pada asama, sehingga membuat terapi spesifik pada asma tidak diberikan dengan tepat.

tepat.

Pada masa-masa awal kehidupan, batuk kronis dan mengi dapat terjadi Pada masa-masa awal kehidupan, batuk kronis dan mengi dapat terjadi pada keadaan aspirasi, tracheobronchomalacia, abnormalitas jalan napas pada keadaan aspirasi, tracheobronchomalacia, abnormalitas jalan napas congenital,

congenital, fibrosis kistik dan displasfibrosis kistik dan displasia bronkopulmoner. Paia bronkopulmoner. Pada anak usia 3 buda anak usia 3 bulan,lan, mengi biasanya ditemukan pada keadaan infeksi, malformasi paru dan kelainan mengi biasanya ditemukan pada keadaan infeksi, malformasi paru dan kelainan   jantung dan gastrointestinal. Pada bayi dan batita, bronkiolitis yang disebabkan   jantung dan gastrointestinal. Pada bayi dan batita, bronkiolitis yang disebabkan

oleh respiratory syncitial virus

oleh respiratory syncitial virus merupakan penyebamerupakan penyebab mengi b mengi yang umum.pada anak yang umum.pada anak  yang lebih besar, mengi berulang dapat terjadi pada disfungsi pita suara. Selain yang lebih besar, mengi berulang dapat terjadi pada disfungsi pita suara. Selain itu, batuk berulang jug dapat ditemukan pada tuberculosis terutama pada daerah itu, batuk berulang jug dapat ditemukan pada tuberculosis terutama pada daerah dengan penyebaran tinggi

dengan penyebaran tinggi Tuberculosis.Tuberculosis.

Berikut ini diagnosis banding dari asma

Berikut ini diagnosis banding dari asma yang sering pada anak yang sering pada anak  -- RinosinusitisRinosinusitis

-- Refluks Refluks gastroesofagegastroesofagealal

-- Infeksi respiratorik bawah viral berulangInfeksi respiratorik bawah viral berulang -- bronkiolitisbronkiolitis

-- Displasia bronkopulmonerDisplasia bronkopulmoner -- TuberkulosisTuberkulosis

-- Malformasi kongenital Malformasi kongenital yang menyebabkan penyempitan saluranyang menyebabkan penyempitan saluran respiratorik 

respiratorik  -- IntratorakalIntratorakal

-- Aspirasi benda asingAspirasi benda asing

-- Sindrom diskinesia silier primerDefisiensi imunSindrom diskinesia silier primerDefisiensi imun -- Penyakit jantung bawaanPenyakit jantung bawaan

(18)

2.8 Penatalaksanaan 2.8 Penatalaksanaan 1.

1.  Edukasi terhadap pasien dan keluarga Edukasi terhadap pasien dan keluarga

Yang paling penting pada penatalaksanaan asma yaitu edukasi pada pasien Yang paling penting pada penatalaksanaan asma yaitu edukasi pada pasien dan orang tuanya mengenai penyakit, pilihan pengobatan, identifikasi dan dan orang tuanya mengenai penyakit, pilihan pengobatan, identifikasi dan penghindaran alergen, pengertian tentang kegunaan obat yang dipakai, ketaatan penghindaran alergen, pengertian tentang kegunaan obat yang dipakai, ketaatan dan pemantauan, dan yang paling utama adalah menguasai cara penggunaan obat dan pemantauan, dan yang paling utama adalah menguasai cara penggunaan obat hirup dengan benar. Edukasi sebaiknya diberikan secara individual secaa hirup dengan benar. Edukasi sebaiknya diberikan secara individual secaa bertahap. Pada awal konsultasi perlu dijelaskan diagnosis dan informasi bertahap. Pada awal konsultasi perlu dijelaskan diagnosis dan informasi sederhana tentang macam pengobatan, alasan pemilihan obat, cara menghindari sederhana tentang macam pengobatan, alasan pemilihan obat, cara menghindari pencetus bila sudah dapat diidentifikasi

pencetus bila sudah dapat diidentifikasi macamnyamacamnya. Kemudian perlu . Kemudian perlu diperagakandiperagakan penggunaan alat inhalasi yang diikuti dengan anak diberi kesempatan mencoba penggunaan alat inhalasi yang diikuti dengan anak diberi kesempatan mencoba sampai dapat menggunakan dengan teknik yang benar.

sampai dapat menggunakan dengan teknik yang benar.

Berikut beberapa hal yang mendasar tentang edukasi asma yang dapat Berikut beberapa hal yang mendasar tentang edukasi asma yang dapat diberikan pada pasien dan

diberikan pada pasien dan keluarganykeluarganya:a:

-- Asma adalah penyakit inflamasi kronik yang sering kambuhAsma adalah penyakit inflamasi kronik yang sering kambuh

-- Kekambuhan dapat dicegah dengan obat anti inflamasi dan mengurangiKekambuhan dapat dicegah dengan obat anti inflamasi dan mengurangi paparan terhadap faktor pencetus

paparan terhadap faktor pencetus

-- Ada dua macam obat yaituAda dua macam obat yaitu reliever reliever dandan controller controller 

-- Pemantauan mandiri gejala dan PEF dapat membantu penderita danPemantauan mandiri gejala dan PEF dapat membantu penderita dan keluarganya mengenali kekambuhan dan segera mengambil tindakan guna keluarganya mengenali kekambuhan dan segera mengambil tindakan guna mencegah asma menjadi lebih berat. Pemantauan mandiri juga mencegah asma menjadi lebih berat. Pemantauan mandiri juga memungkinkan penderita dan dokter menyesuaikan rencana pengelolaan memungkinkan penderita dan dokter menyesuaikan rencana pengelolaan asma guna mencapai pengendalian asma jangka panjang dengan efek  asma guna mencapai pengendalian asma jangka panjang dengan efek  samping minimal.

samping minimal.

Dokter harus menjelaskan tentang perilaku pokok guna membantu penderita Dokter harus menjelaskan tentang perilaku pokok guna membantu penderita menerapkan anjuran penatalaksanaa

menerapkan anjuran penatalaksanaan asma n asma dengan cara:dengan cara: -- penggunaapenggunaan obat-obatan n obat-obatan dengan benardengan benar

-- pemantauan gejala, aktivitas dan PEFpemantauan gejala, aktivitas dan PEF

-- mengenali tanda awal memburuknya asma dan mengenali tanda awal memburuknya asma dan segera melakukan rencanasegera melakukan rencana yang sudah diprogramkan;

yang sudah diprogramkan;

(19)

dengan dokter yang memeriksa; dengan dokter yang memeriksa;

-- menjalankan strategi pengendalian lingkungan guna menjalankan strategi pengendalian lingkungan guna mengurangi paparanmengurangi paparan alergen dan iritan;

alergen dan iritan;

Edukasi yang baik memupuk kerja sama antara dokter dan penderita (dan Edukasi yang baik memupuk kerja sama antara dokter dan penderita (dan keluarganya) sehingga penderita dapat memperoleh keterampilan pengelolaan keluarganya) sehingga penderita dapat memperoleh keterampilan pengelolaan mandiri (

mandiri (self management self management ) untuk berperan-serta aktif. Penelitian yang dilakukan) untuk berperan-serta aktif. Penelitian yang dilakukan Guevara menunjukkan bahwa edukasi dapat meningkatkan fungsi paru dan Guevara menunjukkan bahwa edukasi dapat meningkatkan fungsi paru dan perasaan mampu mengelola diri secara mandiri, mengurangi hari absensi perasaan mampu mengelola diri secara mandiri, mengurangi hari absensi sekolah, mengurangi kunjunga

sekolah, mengurangi kunjungan ke UGD n ke UGD dan berkurangnya gangguan tidur padadan berkurangnya gangguan tidur pada malam hari sehingga sangat penting program edukasi sebagai salah satu malam hari sehingga sangat penting program edukasi sebagai salah satu penatalaksanaan asma pada anak 

penatalaksanaan asma pada anak  2.

2.  Mengevaluasi klasifikasi/keparahan asma Mengevaluasi klasifikasi/keparahan asma Kriteria asma terkontrol

Kriteria asma terkontrol

-- Tidak ada gejala asma atau minimalTidak ada gejala asma atau minimal -- Tidak ada gejala asma malamTidak ada gejala asma malam

-- Tidak ada keterbatasan aktivitasTidak ada keterbatasan aktivitas -- Nilai APE/VEPNilai APE/VEP11normalnormal

-- PenggunaaPenggunaan obat pelega n obat pelega napas minimalnapas minimal -- Tidak ada kunjungan ke UGDTidak ada kunjungan ke UGD

Klasifikasi Klasifikasi

-- Asma terkontrol total: bila semua kriteria asma terkontrol dipenuhiAsma terkontrol total: bila semua kriteria asma terkontrol dipenuhi -- Asma terkontrol sebagian: bila terdapat 3 Asma terkontrol sebagian: bila terdapat 3 kriteria asma terkontrolkriteria asma terkontrol

-- Asma tak terkontrol: bila kriteria asma terkontrol tidak mencapai 3 buahAsma tak terkontrol: bila kriteria asma terkontrol tidak mencapai 3 buah

3.

3.  Menghindari pajanan terhadap faktor risiko Menghindari pajanan terhadap faktor risiko

Tatalaksana tentang penghindaran terhadap pencetus memegang peran yang

Tatalaksana tentang penghindaran terhadap pencetus memegang peran yang

cukup. Serangan asma akan timbul apabila ada suatu faktor pencetus yang

cukup. Serangan asma akan timbul apabila ada suatu faktor pencetus yang

menyebabkan terjadinya rangsangan terhadap salur

menyebabkan terjadinya rangsangan terhadap salur

an respiratorik yang berakibat terjadi bronkokonstriksi, edema mukosa, dan

an respiratorik yang berakibat terjadi bronkokonstriksi, edema mukosa, dan

hipersekresi. Penghindaran terhadap pencetus diharapkan dapat mengurangi

hipersekresi. Penghindaran terhadap pencetus diharapkan dapat mengurangi

rangsanga

(20)

4

4. Tatalaksana. Tatalaksanaasma jangka panjangasma jangka panjang5,5,

Tujuan tatalaksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin tercapainya Tujuan tatalaksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal. Secara lebih rinci

potensi tumbuh kembang anak secara optimal. Secara lebih rinci tujuan yang ingintujuan yang ingin dicapai adalah :

dicapai adalah :33

1. Pasien dapat menjalani

1. Pasien dapat menjalani aktivitas normalnya, termasuk bermain dan aktivitas normalnya, termasuk bermain dan berolahraga.berolahraga. 2. Sesedikit mungkin angka absensi sekolah.

2. Sesedikit mungkin angka absensi sekolah. 3. Gejala tidak timbul

3. Gejala tidak timbul siang ataupun malam hari.siang ataupun malam hari. 4. Uji fungsi paru

4. Uji fungsi paru senormal mungkin, tidak ada variasi diurnal yang mencolok.senormal mungkin, tidak ada variasi diurnal yang mencolok. 5. Kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan.

5. Kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan.

6. Efek samping obat dapat dicegah agar tidak atau sesedikit mungkin timbul, 6. Efek samping obat dapat dicegah agar tidak atau sesedikit mungkin timbul,

terutama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. terutama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Asma Episodik Jarang

Asma Episodik Jarang

Asma episodik jarang cukup diobati dengan obat pereda (

Asma episodik jarang cukup diobati dengan obat pereda ( reliever reliever ) seperti) seperti β

β2-agonis dan teofilin. Penggunaan2-agonis dan teofilin. Penggunaan ββ2-agonis untuk meredakan serangan asma2-agonis untuk meredakan serangan asma biasanya digunakan dalam bentuk inhalasi. Namun, pemakaian obat biasanya digunakan dalam bentuk inhalasi. Namun, pemakaian obat inhalasi/hirupan (

inhalasi/hirupan (  Metered Dose Inhaler   Metered Dose Inhaler atauatau   Dry Powder Inhaler   Dry Powder Inhaler ) cukup sulit) cukup sulit untuk anak

untuk anak usia kurang dausia kurang dari 5 tahun dan ri 5 tahun dan biasanya hanybiasanya hanya diberikan pada a diberikan pada anak anak  yang sudah mulai besar (usia <5 tahun) dan inipun memerlukan teknik  yang sudah mulai besar (usia <5 tahun) dan inipun memerlukan teknik  penggunaan yang benar yang juga tidak selalu ada dan mahal harganya.

penggunaan yang benar yang juga tidak selalu ada dan mahal harganya.33Bila obatBila obat hirupan tidak ada/tidak dapat digunakan, maka

hirupan tidak ada/tidak dapat digunakan, maka ββ-agonis diberikan per oral.-agonis diberikan per oral. Penggunaan teofilin sebagai bronkodilator semakin kurang berperan dalam Penggunaan teofilin sebagai bronkodilator semakin kurang berperan dalam tatalaksana asma karena batas keamanannya sempit. Namun mengingat di tatalaksana asma karena batas keamanannya sempit. Namun mengingat di Indonesia obat

Indonesia obat ββ-agonis oralpun tidak selalu ada maka dapat digunakan teofilin-agonis oralpun tidak selalu ada maka dapat digunakan teofilin dengan memperhatikan kemungkinan timbulnya efek samping.

dengan memperhatikan kemungkinan timbulnya efek samping.99 Di samping ituDi samping itu penggunaan

penggunaan ββ-agonis oral tunggal dengan dosis besar seringkali menimbulkan-agonis oral tunggal dengan dosis besar seringkali menimbulkan efek samping berupa palpitasi, dan hal ini dapat dikurangi dengan mengurangi efek samping berupa palpitasi, dan hal ini dapat dikurangi dengan mengurangi dosisnya serta dikombinasikan dengan teofilin.

(21)

Konsensus Internasional III dan juga pedoman Nasional Asma Anak tidak  Konsensus Internasional III dan juga pedoman Nasional Asma Anak tidak  menganjurkan pemberian anti inflamasi sebagai obat pengendali untuk asma menganjurkan pemberian anti inflamasi sebagai obat pengendali untuk asma episodik ringan.

episodik ringan.99Hal ini juga sesuai dengan GINA yang belum perlu memberikanHal ini juga sesuai dengan GINA yang belum perlu memberikan obat

obat controller controller  pada Asma Intermiten, dan baru memberikannya pada Asmapada Asma Intermiten, dan baru memberikannya pada Asma Persisten Ringan (derajat 2 dari 4) berupa anti-inflamasi yaitu steroid hirupan Persisten Ringan (derajat 2 dari 4) berupa anti-inflamasi yaitu steroid hirupan dosis rendah, atau kromoglikat hirupan.

dosis rendah, atau kromoglikat hirupan.33 Jika dengan pemakaianJika dengan pemakaian ββ2-agonis2-agonis hirupan lebih dari 3x/minggu (tanpa menghitung penggunaan pra-aktivitas fisik) hirupan lebih dari 3x/minggu (tanpa menghitung penggunaan pra-aktivitas fisik) atau serangn sedang/berat muncul >1x/bulan atau pengobatan yang diberikan atau serangn sedang/berat muncul >1x/bulan atau pengobatan yang diberikan sudah adekuat dalam waktu 4-6 minggu, namun tidak menunjukkan respon yang sudah adekuat dalam waktu 4-6 minggu, namun tidak menunjukkan respon yang baik maka tatalaksananya berpindah ke asma episodik

baik maka tatalaksananya berpindah ke asma episodik sering.sering.

Asma Episodik Sering Asma Episodik Sering Jika penggunaan

Jika penggunaan ββ2-agonis hirupan sudah lebih dari 3x perminggu (tanpa2-agonis hirupan sudah lebih dari 3x perminggu (tanpa menghitung penggunaan praaktivitas fisis) atau serangan sedang/berat terjadi menghitung penggunaan praaktivitas fisis) atau serangan sedang/berat terjadi lebih dari sekali dalam sebulan, maka penggunaan anti-inflamasi sebagai lebih dari sekali dalam sebulan, maka penggunaan anti-inflamasi sebagai pengendali sudah terindikasi.

pengendali sudah terindikasi.1,31,3 Tahap pertama obat pengendali pada asmaTahap pertama obat pengendali pada asma episodic sering adalah pemberian steroid hirupan dosis rendah. Obat steroid episodic sering adalah pemberian steroid hirupan dosis rendah. Obat steroid hirupan yang sudah sering digunakan pada anak adalah budesonid, sehingga hirupan yang sudah sering digunakan pada anak adalah budesonid, sehingga digunakan sebagai standar. Dosis rendah steroid hirupan adalah setara dengan digunakan sebagai standar. Dosis rendah steroid hirupan adalah setara dengan 100-200

100-200 ugug /hari budesonid (50-100 /hari budesonid (50-100 ugug /hari flutikason) untuk anak berusia kurang /hari flutikason) untuk anak berusia kurang dari 12 tahun, dan 200-400

dari 12 tahun, dan 200-400 ugug /hari budesonid (100-200 /hari budesonid (100-200 ugug /hari flutikason) untuk  /hari flutikason) untuk  anak berusia di atas 12 tahun. Dalam penggunaan beklometason atau budesonid anak berusia di atas 12 tahun. Dalam penggunaan beklometason atau budesonid dengan dosis 100-200

dengan dosis 100-200 ugug  /hari, atau setara flutikason 50-100  /hari, atau setara flutikason 50-100 ugug belum pernahbelum pernah dilaporkan adanya

dilaporkan adanya efek samping jangka panjang.efek samping jangka panjang.1,3,91,3,9Sesuai dengan mekanisme dasarSesuai dengan mekanisme dasar asma yaitu inflamasi kronik,

asma yaitu inflamasi kronik, obat pengendali berupa anti-inflamasi membutuhkanobat pengendali berupa anti-inflamasi membutuhkan waktu untuk menimbulkan efek terapi. Oleh karena itu penilaian efek terapi waktu untuk menimbulkan efek terapi. Oleh karena itu penilaian efek terapi dilakukan setelah 6-8 minggu, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengendalikan dilakukan setelah 6-8 minggu, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengendalikan inflamasinya. Jika setelah pengobatan selama 6-8 minggu dengan steroid hirupan inflamasinya. Jika setelah pengobatan selama 6-8 minggu dengan steroid hirupan dosis rendah tidak menunjukkan respons (masih terdapat gejala asma atau atau dosis rendah tidak menunjukkan respons (masih terdapat gejala asma atau atau gangguan tidur atau aktivitas sehari-hari), maka dilanjutkan dengan tahap kedua gangguan tidur atau aktivitas sehari-hari), maka dilanjutkan dengan tahap kedua

(22)

yaitu menaikkan dosis steroid hirupan sampai dengan 400

yaitu menaikkan dosis steroid hirupan sampai dengan 400 ugug /hari yang termasuk  /hari yang termasuk  dalam tatalaksana Asma Persisten. Jika tatalaksana dalam suatu derajat penyakit dalam tatalaksana Asma Persisten. Jika tatalaksana dalam suatu derajat penyakit asma sudah adekuat namun responsnya tetap tidak baik dalam 6-8 minggu, maka asma sudah adekuat namun responsnya tetap tidak baik dalam 6-8 minggu, maka derajat tatalaksanya berpindah ke yang lebih berat (

derajat tatalaksanya berpindah ke yang lebih berat ( step-upstep-up). Sebaliknya jika). Sebaliknya jika asmanya terkendali dalam 6-8 minggu, maka derajatnya beralih ke yang lebih asmanya terkendali dalam 6-8 minggu, maka derajatnya beralih ke yang lebih ringan (

ringan (step-downstep-down). ). Bila Bila memungkinkan memungkinkan steroid steroid hirupan hirupan dihentikandihentikan penggunaannya.

penggunaannya.1,3,91,3,9 Sebelum melakukan

Sebelum melakukan step-upstep-up, perlu dievaluasi pelaksanaan penghindaran, perlu dievaluasi pelaksanaan penghindaran pencetus, cara penggunaan obat, faktor komorbid

pencetus, cara penggunaan obat, faktor komorbid yang mempersulit pengendalianyang mempersulit pengendalian asma seperti rintis dan sinusitis.dan dengan penatalaksanaan rinitis dan sinusitis asma seperti rintis dan sinusitis.dan dengan penatalaksanaan rinitis dan sinusitis secara optimal dapat memperbaiki asma yang terjadi secara bersamaan.

secara optimal dapat memperbaiki asma yang terjadi secara bersamaan.1212

Asma Persisten Asma Persisten

Pada penatalaksanaan asma persisten terdapat dua alternative yaitu dengan Pada penatalaksanaan asma persisten terdapat dua alternative yaitu dengan menggunak

menggunakan steroid hirupan an steroid hirupan dosis medium dengan memberikan budenoside 200-dosis medium dengan memberikan budenoside 200-400

400 ugug  /hari budesonid (100-200  /hari budesonid (100-200 ugug  /hari flutikason) untuk anak berusia kurang  /hari flutikason) untuk anak berusia kurang dari 12 tahun, 400-600

dari 12 tahun, 400-600 ugug /hari budesonid (200-300 /hari budesonid (200-300 ugug /hari flutikason) untuk anak  /hari flutikason) untuk anak  berusia di atas 12 tahun. Selain itu, dapat digunakan alternatif pengganti dengan berusia di atas 12 tahun. Selain itu, dapat digunakan alternatif pengganti dengan menggunakan steroid hirupan dosis rendah ditambah dengan LABA (

menggunakan steroid hirupan dosis rendah ditambah dengan LABA ( Long Acting Long Acting β

β-2 Agonist -2 Agonist ) atau ditambahkan) atau ditambahkan Theophylline Slow ReleaseTheophylline Slow Release (TSR) atau(TSR) atau ditambahkan

ditambahkan Anti-Leukotriane Receptor (ALTR.) Anti-Leukotriane Receptor (ALTR.)

Apabila dengan pengobatan tersebut selama 6-8 minggu tetap terdapat

Apabila dengan pengobatan tersebut selama 6-8 minggu tetap terdapat gejalagejala asma, maka dapat diberikan alternatif lapis ketiga yaitu dapat meningkatkan dosis asma, maka dapat diberikan alternatif lapis ketiga yaitu dapat meningkatkan dosis kortikosteroid sampai dengan dosis tinggi pada pemberian >400

kortikosteroid sampai dengan dosis tinggi pada pemberian >400 ugug /hari /hari budesonid (>200

budesonid (>200 ugug /hari flutikason) untuk anak berusia kurang dari 12 tahun, dan /hari flutikason) untuk anak berusia kurang dari 12 tahun, dan >600

>600 ugug /hari budesonid (>300 /hari budesonid (>300 ugug  /hari flutikason) untuk anak berusia di atas 12  /hari flutikason) untuk anak berusia di atas 12 tahun.

tahun.44atau tetap dosis medium ditambahkan dengan LABA, atau TSR, atauatau tetap dosis medium ditambahkan dengan LABA, atau TSR, atau ALTR. Penambahan LABA pada steroid hirupan telah banyak dibuktikan ALTR. Penambahan LABA pada steroid hirupan telah banyak dibuktikan keberhas

keberhasilannya yaitu dapat ilannya yaitu dapat memperbaiki FEVI, menurunkan gejala asmanya, danmemperbaiki FEVI, menurunkan gejala asmanya, dan memperbaiki kualitas hidupnya.

(23)

Apabila dosis steroid hirupan sudah mencapai >800

Apabila dosis steroid hirupan sudah mencapai >800 ugug  /hari namun tetap  /hari namun tetap tidak mempunyai respons, maka baru digunakan steroid oral (sistemik). Jadi tidak mempunyai respons, maka baru digunakan steroid oral (sistemik). Jadi penggunaan kortikosteroid oral sebagai

penggunaan kortikosteroid oral sebagai controller controller  (pengendali) adalah jalan(pengendali) adalah jalan terakhir setelah penggunaan steroid hirupan atau alternatif di atas

terakhir setelah penggunaan steroid hirupan atau alternatif di atas telah dijalankan.telah dijalankan. Langkah ini diambil hanya bila bahaya dari asmanya lebih besar daripada bahaya Langkah ini diambil hanya bila bahaya dari asmanya lebih besar daripada bahaya efek samping obat.

efek samping obat.88 Untuk steroid oral sebagai dosis awal dapat diberikan 1-2Untuk steroid oral sebagai dosis awal dapat diberikan 1-2 mg/kgBB/hari. Dosis kemudian diturunkan sampai dosis terkecil yang diberikan mg/kgBB/hari. Dosis kemudian diturunkan sampai dosis terkecil yang diberikan selang hari pada pagi hari. Penggunaan steroid secara sistemik harus berhati-hati selang hari pada pagi hari. Penggunaan steroid secara sistemik harus berhati-hati karena mempunyai efek samping yang cukup berat.

karena mempunyai efek samping yang cukup berat.1414 Pada pemberian antileukotrien (zafirlukas) pernah

Pada pemberian antileukotrien (zafirlukas) pernah dilaporkan adanya peningkatandilaporkan adanya peningkatan enzim hati, oleh sebab itu kelainan hati merupakan kontraindikasi. Mengenai enzim hati, oleh sebab itu kelainan hati merupakan kontraindikasi. Mengenai pemantaua

pemantauan uji n uji fungsi hati pada fungsi hati pada pemberian antileukotrien belum ada rekomendasi.pemberian antileukotrien belum ada rekomendasi. Mengenai obat antihistamin generasi baru non-sedatif (misalnya ketotifen dan Mengenai obat antihistamin generasi baru non-sedatif (misalnya ketotifen dan setirizin), penggunaannya dapat dipertimbangkan pada anak dengan asma tipe setirizin), penggunaannya dapat dipertimbangkan pada anak dengan asma tipe rinitis, hanya untuk menanggulangi rinitisnya. Pada saat ini penggunaan kototifen rinitis, hanya untuk menanggulangi rinitisnya. Pada saat ini penggunaan kototifen sebagai obat pengendali (

sebagai obat pengendali (controller controller ) pada asma anak tidak lagi digunakan karena) pada asma anak tidak lagi digunakan karena tidak mempunyai manfaat yang berarti.

tidak mempunyai manfaat yang berarti.1616

Apabila dengan pemberian steroid hirupan dicapai fungsi

Apabila dengan pemberian steroid hirupan dicapai fungsi paru yang optimalparu yang optimal atau perbaikan klinis yang mantap selama 6-8 minggu, maka dosis steroid dapat atau perbaikan klinis yang mantap selama 6-8 minggu, maka dosis steroid dapat dikurangi bertahap hingga dicapai dosis terkecil yang masih bisa mengendalikan dikurangi bertahap hingga dicapai dosis terkecil yang masih bisa mengendalikan asmanya. Sementara itu penggunaan

asmanya. Sementara itu penggunaan ββ-agonis sebagai obat pereda tetap-agonis sebagai obat pereda tetap diteruskan.

diteruskan.33

Cara pemberian obat asma harus disesuaikan dengan umur anak karena Cara pemberian obat asma harus disesuaikan dengan umur anak karena perbedaan kemampuan menggunanakan alat inhalasi. Dmeikian juga kemauan perbedaan kemampuan menggunanakan alat inhalasi. Dmeikian juga kemauan anak perlu dipertimbangkan. Lebih dari 50% anak

anak perlu dipertimbangkan. Lebih dari 50% anak asma tidak dapat memakai alatasma tidak dapat memakai alat hirupan biasa (

hirupan biasa (  Metered Dose Inhaler   Metered Dose Inhaler ). Perlu dilakukan pelatihan yang benar dan). Perlu dilakukan pelatihan yang benar dan berulang kali. Berikut tabel anjuran pemakaian alat inhalasi disesuakan dengan berulang kali. Berikut tabel anjuran pemakaian alat inhalasi disesuakan dengan usia.

(24)

Tabel 4. anjuran pemakaian alat inhalasi disesuakan dengan usia Tabel 4. anjuran pemakaian alat inhalasi disesuakan dengan usia Usia

Usia Alat Alat inhalasiinhalasi

< 2 tahun

< 2 tahun Nebuliser, Aerochamber, Nebuliser, Aerochamber, BabyhalerBabyhaler 2-4 tahun

2-4 tahun Nebuliser, Aerochamber, Babyhaler Alat hirupan (MDI) denganNebuliser, Aerochamber, Babyhaler Alat hirupan (MDI) dengan perenggang (spacer)

perenggang (spacer) 5-8 tahun

5-8 tahun Nebuliser MDI dengan spacer Alat hirupan bubuk (Spinhaler,Nebuliser MDI dengan spacer Alat hirupan bubuk (Spinhaler, Diskhaler, Rotahaler, Turbuhaler)

Diskhaler, Rotahaler, Turbuhaler) > 8 tahun

> 8 tahun Nebuliser MDI (metered dose inhaler) Alat hirupan bubuk Nebuliser MDI (metered dose inhaler) Alat hirupan bubuk  Autohaler

Autohaler

5

5. Pengobatan eksaserbasi akut . Pengobatan eksaserbasi akut 

Eksaserbasi (serangan asma) adalah episode perburukan gejala-gejala asma Eksaserbasi (serangan asma) adalah episode perburukan gejala-gejala asma secara progresif. Serangan akut biasanya muncul akibat pajanan terhadap faktor secara progresif. Serangan akut biasanya muncul akibat pajanan terhadap faktor pencetus, sedangkan serangan berupa perburukan bertahap mencerminkan pencetus, sedangkan serangan berupa perburukan bertahap mencerminkan kegagalan pengobatan jangka panjang. Menurut buku Pedoman Nasional Asma kegagalan pengobatan jangka panjang. Menurut buku Pedoman Nasional Asma Anak UKK Pulmonologi IDAI 2002, penyakit asma dibagai dalam 3 kelompok  Anak UKK Pulmonologi IDAI 2002, penyakit asma dibagai dalam 3 kelompok  berdasarkan frekuensi serangan dan kebutuhan obat, yaitu asma ringan, sedang, berdasarkan frekuensi serangan dan kebutuhan obat, yaitu asma ringan, sedang,

Gambar

Gambar 1. Anatomi sistem pernapasan pada manusiaGambar 1. Anatomi sistem pernapasan pada manusia
Gambar 2. Patogenesis asma (GINA)Gambar 2. Patogenesis asma (GINA)
Gambar 3. Proses inflamasi dan remodelling pada asmaGambar 3. Proses inflamasi dan remodelling pada asma
Gambar 4. Patofisiologi AsmaGambar 4. Patofisiologi Asma 2.6
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penatalaksanaan asma yang resisten steroid adalah sama dengan asma yang tergantung. dengan steroid yaitu mengupayakan penatalaksanaan seoptimal mungkin, dan bila

Serangan asma ditandai dengan gejala sesak napas, batuk, mengi, atau kombinasi dari gejala-gejala tersebut. Derajat serangan asma bervariasi dari yang ringan sampai

Jika asma terjadi karena keadaan yang dapat diperkirakan seperti latihan berat pada olah raga, terapi pencegahan dengan B-agonis inhaler dianjurkan untuk pasien dengan fungsi paru

Pedoman Nasional Asma Anak menggunakan batasan yang praktis dalam bentuk batasan operasional yaitu mengi berulang dan atau batuk persisten dengan karakteristik sebagai berikut:

!eorang anak dikatakan menderita serangan asma apabila didapatkan ge&amp;ala batuk danatau mengi yang memburuk dengan progresif$ !elain keluhan batuk di&amp;umpai sesak

Salah satu peran penting tenaga kesehatan dalam meningkatkan kontrol asma dan kualitas hidup pasien adalah dengan pemberian edukasi oleh farmasis mengenai tentang

terjadi. Asma pada kehamilan berdampak penting bagi ibu dan janin selama kehamilan dan persalinan. Dampak yang terjadi dapat berupa kelahiran prematur, usia

beberapa pasien yang mempunyai asma tidak terkontrol atau yang telah sering eksaserbasi pada ICS-LABA dosis rendah walaupun kepatuhan yang baik dan teknik penggunaan inhaler tepat dapat