• Tidak ada hasil yang ditemukan

MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MADZHAB SYAFI’I

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I

Disusun Oleh :

Muhlisaturrohmah (1601016054)

Etik Fitriayasari (1601016055) Annisa Kurniawati (1601016056)

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2016

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bagi umat islam Indonesia pada umumnya, mazhab Syafi’i telah menyatu dalam kehidupannya, baik kehidupan pribadi mupun kehidupan bermasyarakat. Sedemikian rupa lekatnya, sehingga umat merasa tidak perlu lagi mengenal sumber dan proses penetapan hukum-hukum keagamaan. Akibatnya, hubungan umat dengan ajaran mazhab lebih tampak sebagai ikatan kultural emosional daripada Ikatan intelektual rasional.

B.RUMUS PERMASALAHAN

1. Bagaimana sejarah dari Madzab Syafi’i ? 2. Apa dasar-dasar dari Madzhab Syafi’i ?

3. Siapa saja sahabat –sahabat Asy Syafi’i dan bagaiaman pengembangan-pengembangan madzabnya ?

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Madzhab Syafi’i

Madzhab ini didirikan oleh Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i. Beliau lahir di Palestina (Syam) pada tahun 150 H dan wafat di Mesir tahun 204 H. Beliau termasuk keturunan Rasulullah SAW yang bertemu di garis keturunan kakeknya, Abdul Manaf. Setelah ayahnya meninggal, ibunya membawanya kembali kembali ke Makkah untuk berguru kepada seorang mufti, Imam Muslim bin al-Khalid.

Beliau telah menghafal Al-Qur’an pada usianya yang baru genap 7 tahun. Beliau diberi izin mengeluarkan fatwa ketika berusia 15 tahun. Kemudian beliau pindah ke Madinah, berguru pada Imam Malik bin Anas, dan berhasil menghafalkan kitab

al-Muwattha’, karangan Imam Malik hanya dalam 9 malam.1

Setelah bertemu dengan Imam Malik di Madinah, ia menuju Irak untuk berguru kepada Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad bin Hasan. Keduanya adalah sahabat Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi). Imam Syafi’i memperoleh pengetahuan yang lebih luas mengenai cara – cara hakim memeriksa dan memutuskan perkara, cara memberi fatwa, cara menjatuhkan hukuman, serta berbagai metode yang diterapkan oleh para mufti yang tidak pernah dilihatnya di Hijaz.

Aktifitasnya di bidang pendidikan dimulai dengan mengajar di Madinah dan menjadi asisten Imam Malik. Selain sebagai ulama ahli fiqh, ia pun dikenal sebagai ulama ahli hadis, tafsir, bahasa dan kesusastraan Arab, ilmu falak, ilmu usul, dan tarikh. Disamping itu, Syafi’i memiliki kemampuan khusus dalam ilmu kiraah. Ia sangat mahir dalam melagukan ayat – ayat Al-Qur’an. Suaranya yang bagus dan bahasanya yang fasih memukau setiap orang yang mendengarkan bacaannya.

Imam Syafi’i diberi gelar Nasir As-Sunnah artinya “pembela sunnah atau hadis” karena sangat menjunjung tinggi sunnah Nabi Muhammad SAW, sebagaimana ia sangat memuliakan para ahli hadis.

Karena sangat mengutamakan sunnah, Syafi’i menjadi sangat berhati – hati dalam menggunakan qiyas. Menurutnya, qiyas hanya dapat digunakan dalam keadaan terpaksa (darurat), yaitu dalam masalah muamalah (kemasyarakatan) yang tidak didapati teksnya

1 Nur Sillaturohmah dan Budiman Mustofa,Fikih Muslimah Terlengkap,Surakarta:Al-Qudwah

(4)

(nashnya) secara pasti dan jelas dalam Al-Qur’an atau hadis shahih, atau tidak dijumpai

ijma’ pada sahabat. Qiyas tidak dibenarkan dalam urusan ibadah karena segala yang

menyangkut ibadah sudah tertera nashnya dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Dalam mengistinbath ( mengambil dan menetapkan) suatu hukum, dalam kitab

Ar-Risalah, Imam Syafi’i menjelaskan bahwa ia memakai lima dasar, yaitu Al-Qur’an,

As-Sunnah, ijma’, qiyas dan istidlal (penalaran).

Adapun beberapa kitab yang telah ditulis oleh Imam Syafi’i, yaitu aebagai berikut. 1. Ar – Risalah, suatu kitab yang khusus membahas tentang usul fiqih dan merupakan

buku pertama yang ditulis ulama dalam bidang usul fiqih. Imam Syafi’i menguraikan dengan jelas cara – cara mengistinbatkan hukum.

2. Al – Umm, sebuah kitab fiqih yang komprehensif. Kitab Al – Umm yang ada sekarang

terdiri atas tujuh jilid dan mencakup isi beberapa kitab Syafi’i yang lain, seperti Syiar

Al – Ausa’i, Jima’ Al-‘Ilm, Ibtal Al-Istihsan, dan Ar – Radd “Ala Muhammad bin Hasan.

3. Al - Musnad, berisi tentang hadis – hadis Nabi Muhammad SAW yang dihimpun dari kitab Al – Umm.

4. Ikhtilaf Al-Hadis, suatu kitab hadis yang menguraikan pendapat Syafi’i mengenai perbedaan yang terdapat dalam hadis.2

B. DASAR – DASAR MADZHAB SYAFI’I

Didalam Al Risalah beliau menerangkan bahwa dasar-dasar tasyri’ yang dipeganginya, ialah:

1. Al Qur’an menurut dhahirnya, 2. As Sunnah walaupun ahad, 3. Ijma’ dan

4. Qiyas3

Dasar pertama dalam menetapkan hukum adalah Al-Qur’an. Syafi’i lebih dahulu melihat makna lafzi(perkataan) Al-Qur’an. Apabila suatu masalah tidak menghendaki makna lafzi, ia mengambil makna majazi (kiasan). Apabila dalam Al-Qur’an tidak ditemukan hukumnya, ia beralih pada sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam hal sunnah, ia juga memakai hadits ahad (perawinya satu orang) disamping yang mutawatir

2 Beni Ahmad Saebani dan Encep Taufiqurrahman, Ilmu Fiqh, Bandung:Pustaka Setia, 2015, hal 103-105 3 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, Semarang:Pustaka Rizky Putra,1999, hal

(5)

(perwainya banyak orang), selama hadits ahad itu mencukupi syarat – syaratnya. Jika dalam sunnah belum dijumpai nashnya, ia mengambil ijma’ sahabat. Setelah mencari dalam ijma’ sahabat tidak juga ditemukan ketentuan hukumnya, ia melakukan qiyas.4

Asy Syafi’i telah dapat mengumpulkan antara thariqat Ahlur Rayi dengan thariqat Hadits. Lantaran itu menjadilah madzhabnya tidak terlalu cenderung kepada Ahlul-Hadits dan tidak terlalu cenderung kepada madzhab Ahlur-Ra’yi. Beliau menerima Al-Qur’an,As Sunnah,Al Ijma’,Al Qiyas dan Al Istidlal. Tetapi menolak istihan yang di pegang oleh Abu Hanifah dan Maslahah Mursalah yang dipegangi oleh Malik. Diantara kitab Asy Syafi’i yang terpenting yang sampai kepada kita ialah : Ar Risalah, dalam bidang ushul fiqih, Al Umm dalam bidang fiqih, Mukhtaliful Hadits dan Musnad dalam bidang hadits.5

C.

SAHABAT - SAHABAT ASY SYAFI’I DAN PENGEMBANG

PENGEMBANGNYA

Pengingkut-pengikut Asy Syafi’i banayak tersebar di Hijaz, Irak, Mesir dan di daerah-daerah lain.

Diantaranya sahabat-sahabatnya yang terkenal di Mesir, ialah : a. Abu Ya’qub Yusuf ibn Yahya al Buwaithi

b. Abu Ibrahim Isma’il ibn Yahya al Muzani (wafat 264 H)

c. Ar Rabi’ ibn Sulaiman ibn Abdil Jabbar al Muradi (wafat 270 H) d. Ar Rabi’ ibn Sulaiman al Jizi (wafat 256 H)

Kemudian madzab beliau ini dikembangkan oleh beberapa ulama terkenal, di antaranya :

a) Abu Ishaq al Fairuzzabadi (476H) b) Abu Hanid al Ghazali (505 H) c) Abdul Qasim Ar Rafi’i (623 H) d) Izuddin ibn Abdis Salam ( 660 H) e) Muhyiddin an Nawawi (676 H) f) Ibnu Daqiqil Id ( 702 H)

4 Beni Ahmad Saebani dan Encep Taufiqurrahman, Ilmu Fiqh, Bandung:Pustaka Setia, 2015, hal 105. 5

(6)

Pada masa sekarang ini madzhab Asy Syafi’i berkembang di Palestina, Yordania, Libanon, Syaria, Irak, Pakistan, India, Indonesia dan Jazirah IndoCina. Juga orang - orang Persia dan Yaman yang sunni bermadzhab dengan madzhab Asy Syafi’i. Sekitar 100 juta ummat Islam menganut madzhab Asy Syafi’i.6

6 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, Semarang:Pustaka Rizky Putra,1999, hal

(7)

BAB III

KESIMPULAN

Madzhab ini didirikan oleh Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i. Beliau lahir di Palestina (Syam) pada tahun 150 H dan wafat di Mesir tahun 204 H. Dalam mengistinbath ( mengambil dan menetapkan) suatu hukum, dalam kitab Ar-Risalah, Imam Syafi’i menjelaskan bahwa ia memakai lima dasar, yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’, qiyas dan istidlal (penalaran).

Didalam Al Risalah beliau menerangkan bahwa dasar-dasar tasyri’ yang dipeganginya, ialah:

1. Al Qur’an, menurut dhahirnya, 2. As Sunnah walaupun ahad, 3. Ijma’ dan

4. Qiyas

Pengingkut-pengikut Asy Syafi’i banayak tersebar di Hijaz, Irak, Mesir dan di daerah-daerah lain.

Diantaranya sahabat-sahabatnya yang terkenal di Mesir, ialah : a. Abu Ya’qub Yusuf ibn Yahya al Buwaithi

b. Abu Ibrahim Isma’il ibn Yahya al Muzani (wafat 264 H)

c. Ar Rabi’ ibn Sulaiman ibn Abdil Jabbar al Muradi (wafat 270 H) d. Ar Rabi’ ibn Sulaiman al Jizi (wafat 256 H)

(8)

BAB IV

PENUTUP

Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terimakasih atas antusiasme dari pembaca yang berkenan menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini. Saran dan kritik konstruktif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian dan terimakasih.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

 Ash Shiddieqy,Teungku Muhammad Hasbi.1999.Pengantar Ilmu Fiqih.Semarang: Pustaka Rizki Putra.

 Majid, Nurcholis.1986.Imam Syafi’i:Ar-Risalah.Jakarta:Pustaka Firdaus.  Saebani, Beni Ahmad dan Encep Taufiqurrahman.2015.Pengantar Ilmu

Fiqh.Bandung:Pustaka Setia.

 Sillaturohmah,Nur dan Budiman Mustofa.2104, Fikih Muslimah Terlengkap:Bimbingan

Ibadah Muslimah Sehari – hari Sesuai Al – Qur’an dan As – Sunah.Surakarta:al-Qudwah

Referensi

Dokumen terkait

[0260] Kota Bandung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan..

Dengan itu penulis mengambil kesimpulan bahwa sebuah aplikasi pada mobile device tablet pc & smartphone mampu menjadi wadah yang efektif bagi anak dari dirancangnya media interaktif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Interleukin-10 dengan derajat keparahan klinis pada DBD di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah

Maka sudah jelas bahwa isu lingkungan yang di keluarkan oleh Amerika tidaklah benar, isu tersebut hanya digunakan untuk membentuk citra negative pada produk CPO Indonesia

Konsep kafe yang kedua kafe ini lakukan berbeda, Selaz Café & Resto berbeda, kafe ini lebih menonjolkan konsep tradisional dengan pemilihan hiasan dinding

Data dikumpulkan dengan mempergunakan kuesioner terancang yang berisi identitas anak, identitas orang tua, pertanyaan mengenai higiene dan sanitasi seperti sumber air mandi, cuci,

Rata-rata pemahaman konsep, miskonsepsi dan tidak paham konsep pada Gambar 1 dan 2, Secara keseluruhan pada pokok bahasan Kingdom Plantae dan Kingdom Animalia