• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH CBT.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH CBT.docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.

A. LALATTAAR BR BELAELAKANKANGG Pendekatan kognitif dan

Pendekatan kognitif dan behavioral atau behavioral atau yang lebih yang lebih dikenal dengannadikenal dengannammaa co

cogngnititivive-e-bebehhavaviiororal tal thhererapapy y menjadi menjadi suatu suatu praktepraktek k yang yang terketerkenal nal dalam dalam psikologpsikologii kon

konseliseling. ng. SebSebagai agai concontoh toh leblebih ih dardari i setesetengangah h fakfakultultas as dandanprapraktiktisi si diddiduniuniaa  berdasarkan

 berdasarkan survey survey mendapatkan mendapatkan pengaruh pengaruh besar besar daripendekatan daripendekatan kognitif kognitif dandan  behavioral,

 behavioral, disamping disamping itu itu mereka mereka juga juga mejadikan mejadikan pendekatan pendekatan ini ini sebagaisebagai  pendekatan yang

 pendekatan yang mereka mereka gunakan pertama gunakan pertama atau atau keduadalam orientasi keduadalam orientasi pendekatanpendekatan mer

mereka. eka. Walaupun Walaupun teorteori i ini ini teltelah ah muncmuncululbebebeberarapa tpa tahahun yun yanang lag lalu alu akakan ten tetatapi spi sememuaua ko

kompmpononen yen yang aang ada reda relelevavandndenengagan kean keadadaan sean sekakararangng.P.Padada a mulmulananya ya pependendekatkatan an kogkogninititif f  dan

dan behbehaviavioraoral l adaadalah lah penpendekdekataatanyanyang ng berberdirdiri i sensendirdiri. i. KedKeduanyuanya a memmemiliilikiki  pandangan sendiri terhadapmanusia, bahkan memiliki metode t

 pandangan sendiri terhadapmanusia, bahkan memiliki metode t erapi yang berbedaerapi yang berbeda  pula.

 pula.

Pen

PendekdekatanatanBehBehaviavioraoral l munmuncul cul berberasal asal dari dari B. B. SkiSkinnenner r dendengan gan teoteoriri kond

kondisi isi pengopengoperanperan.Kemud.Kemudian ian pendependekatan katan behavbehavioral ioral ini ini menjadmenjadi i pendpendekatanekatan yan

yang g poppopuleuler r padpadamaamasa!"sa!"#$a#$an. n. PadPada a tahtahun un !"%!"%$an $an penpendekdekatan atan behbehaviavioraorall mendapatkanpengaruh dari teori kognitif. Bandura merupakan salah seorang yang mendapatkanpengaruh dari teori kognitif. Bandura merupakan salah seorang yang  pertamakali

 pertamakali menggunakan menggunakan konsep konsep pendekatan pendekatan Kognitif-Behavioral.PendekatanKognitif-Behavioral.Pendekatan Kog

Kognitnitif-Bif-Behaehaviovioral ral memmemiliiliki ki panpandandangan gan bahbah&a &a seoseoranrangingindivdividu idu memmemilikilikii  perilaku

 perilaku yang yang dipengaruhi dipengaruhi oleh oleh kondisi kondisi internal internal 'kognitif(.Berdasarkan 'kognitif(.Berdasarkan halhal tersebut, terapi Kognitif-Behavioral menekankan bah&aperubahan tingkah laku tersebut, terapi Kognitif-Behavioral menekankan bah&aperubahan tingkah laku dapat terjadi jika seorang individu mengalamiperubahan dalam masalah kognitif. dapat terjadi jika seorang individu mengalamiperubahan dalam masalah kognitif. )erapi dalam pendekatan Kognitif-Behavioral merupakan gabungan dari terapi )erapi dalam pendekatan Kognitif-Behavioral merupakan gabungan dari terapi yang ada pada pendekatanKognitif dan pendekatan

yang ada pada pendekatanKognitif dan pendekatan Behavioral.Behavioral.

..Cognitive-Behavior TherapyCognitive-Behavior Therapy '*B'*B)( )( mermerupaupakan kan penpendekdekatan atan konkonseliselingng yang didasarkan atas konseptualisasi atau pemahaman pada setiap konseli, yaitu yang didasarkan atas konseptualisasi atau pemahaman pada setiap konseli, yaitu  pada

 pada keyakinan keyakinan khusus khusus konseli konseli dan dan pola pola perilaku perilaku konseli. konseli. Proses Proses konselingkonseling deng

(2)

menyimpang, keyakinan konseli untuk memba&a perubahan emosi dan strategi  perilaku ke arah yang lebih baik. +leh sebab itu *B) merupakan salah satu  pendekatan yang lebih integratif dalam konseling. 'lford  Beck, !""%(

*B) merupakan sebuah pendekatan yang memiliki pengaruh dari  pendekatan cognitive therapy dan behavior therapy. +leh sebab itu, atson  +llendick '!"//0 11( mengungkapkan bah&asanya *B) merupakan perpaduan  pendekatan dalam psikoterapi yaitu cognitive therapy dan behavior therapy.

Sehingga langkah-langkah yang dilakukan oleh cognitive therapy dan behavior  therapy ada dalam konseling yang dilakukan oleh *B). Karakteristik *B) yang tidak hanya menekankan pada perubahan pemahaman konseli dari sisi kognitif  namun memberikan konseling pada perilaku ke arah yang lebih baik dianggap sebagai pendekatan konseling yang tepat untuk diterapkan di 2ndonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

!. Bagaimana latar belakang teori *B) 3 4. Siapa pengembang dan pendiri teori *B) 3

5. Bagaimana konsep dasar6model pendekatan *B) 3

1. Bagaimana asumsi tingkah laku sehat dan bermasalah dalam *B) 3 7. Bagaimanakah hakikat dan tujuan konseling *B) 3

#. pa saja peran dan fungsi konselor *B) 3 %. Bagaimana tahap-tahap konseling *B) 3 /. Bagaimana teknik-teknik spesifik *B) 3 ". Bagaimana kelemahan dan kelebihan *B) 3

C. TUJUAN

!. gar mahasisa&a mengetahui latar belakang teori *B)

4. gar mahasis&a mengetahui pengembang dan pendiri teori *B) 5. gar mahasis&a konsep dasar6model pendekatan *B)

1. gar mahasis&a mengetahui asumsi tingkah laku sehat dan bermasalah dalam *B)

7. gar mahasis&a mengetahui hakikat dan tujuan konseling *B) #. gar mengetahui mengetahui peran dan fungsi konselor *B)

%. gar mahasis&a mengetahui mengetahui tahap-tahap konseling *B) /. gar mahasis&a mengetahui teknik-teknik spesifik *B)

(3)

BAB II PEMBAHASAN 1. LATAR BELAKANG TEORI CBT

Pendekatan behavior dikembangkan sejak tahun !"7$-an dan !"#$-an. Pendekatan behavior memisahkan diri dari pendekatan  psikoanalisis yang berlaku pada saat itu. )erapi behavior berbeda dari konseling lain karena menggunakan classical conditioning dan operant conditioning terhadap penanganan berbagai perilaku bermasalah. Konseling behavior bangkit secara serentak di S, fsel, dan 2nggris tahun !"7$-an. Konseling Behavioral terus berkembang meskipun banyak  kecaman dari konseling tradisonal 'Psikoanalitik(.

Pada tahun!"#$-an lbert Bandura mengembangkan teori belajar  sosial 'social learning theory( yang menggabungkan classic conditioning dan operant conditioning dengan belajar. Bandura menfokuskan pada terapi kognitif dalam konseling  behavioral. !"%$-an konseling behavior muncul sebagai kekuatan utama dalam psikologi dan memiliki pengaruh yang berarti dalam pendidikan,

(4)

 psikologi, psikoterapi, psikiatri, dan kerja sosial. )eknik-teknik behavioral dikembangkan dan diperluas juga diaplikasikan pada bidang-bidang bisnis, industry, dan pengasuhan anak. )ahun !"/$-an merupakan pengembangan cakra&ala baru dalam konsep dan metode yang bergerak jauh di luar teori  belajar tradisonal.

danya perhatian yang meningkat terhadap peran emosi dalam  perubahan terapeutik dan peran factor-faktor biologis dalam gangguan  psikologis. Perkembangan yang menonjol adalah timbulnya konseling kognitif behavior 'cognitive- behavior )herapy6counseling( secara  berkelanjutan sebagai kekuatan dan aplikasi teknik-teknik behavioral terhadap pencegahan dan penanganan gangguan medis. )ahun !""$, assosiasi pengembangan terapi behavior mengklaim dirinya memiliki 15$$ anggota. da 7$ jurnal dan memiliki cabang di seluruh dunia. Konseling  behavior saat ini memiliki empat bidang pokok perkembangan0 classical conditioning, operant conditioning, social learning theory, dan cognitive- behavior therapy.

2. PENGEMBANG CBT

Tokoh-tokoh Behavo! The!a"# 1$ B.%. Sk&&e!

B Skinner '!"$1-!""$(, dibesarkan di lingkungan keluarga yang hangat dan stabil. Skinner sangat tertarik dalam membangun segala macam hal. 2a menerima gelar Ph8 di bidang psikologi dari 9arvard :niversity  pada tahun !"5! dan akhirnya kembali ke 9arvard setelah mengajar di  beberapa universitas. Skinner adalah seorang juru bicara terkemuka untuk   behaviorisme dan dapat dianggap sebagai bapak dari pendekatan behavior.

2a juga seorang ahli eksperimen di laboratorium.

Skinner tidak mempercayai menusia memiliki pilihan bebas. enurutnya tindakan tidak dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan. 2a menekankan pandangannya pada sebab akibat antara tujuan, kondisi lingkungan dan perilaku yang dapat diamati. Pandangannya muncul sebagai bentuk protes terhadap psikoanalitik yang berfokus pada pikiran dan motif-motif yang tidak terlihat, sehingga ia merasa prihatin akan fokus yang terlalu kecil terhadap lingkungan yang dapat diamati. Skinner tertarik 

(5)

 pada konsep penguatan dan menerapkannya dalam dirinya sendiri. Skinner   percaya iptek dapat menjanjikan masa depan yang lebih baik.

2$ A'(e!t Ba&)*!a

lbert Bandura 'lahir !"47(, dia adalah anak bungsu dari enam anak di sebuah keluarga keturunan ;ropa )imur. Selama S8 dan S ia  bersekolah di sekolah yang kekurangan guru dan sumber daya. 9al ini yang menjadi asset a&al Bandura dalam mempelajari keterampilan memimpin diri, ia emperoleh gelar Ph8 dalam psikologi klinis dari :niversity of  2o&a pada tahun !"74, dan setahun kemudian ia bergabung dengan fakultas di :niversitas Stanford.

Bandura dan rekan-rekannya yang merintis dalam bidang social modeling dan memperkenalkannya sebagai suatu proses yang kuat yang menjelaskan beragam bentuk pembelajaran. )eori yang dihasilkan ialah Social *ognitive )heory, yang menyatakan manusia dapat mengatur diri sendiri, dapat mempengaruhi tingkah laku dengan mengatur lingkungan, dapat menciptakan dukungan positif, dan dapat melihat konsekuensi bagi tingkah laku sendiri. <agasan ini menyatakan bah&a manusia tidak hanya dibentuk oleh kekuatan lingkungan, tetapi juga oleh kekuatan batin yang memotifasi.

Bandura berkonsentrasi pada empat bidang penelitian0 '!( kekuatan  pemodelan psikologis dalam membentuk pikiran, emosi, dan tindakan, '4( mekanisme agensi manusia, atau cara orang mempengaruhi motivasi mereka sendiri dan perilaku melalui pilihan= ' 5( persepsi masyarakat atas kemanjuran mereka untuk menjalankan pengaruh atas peristi&a yang mempengaruhi hidup mereka, dan '1( bagaimana reaksi stres dan depres disebabkan. Bandura telah menciptakan salah satu dari beberapa teori besar  yang masih berkembang pada a&al abad ke-4!.

+. KONSEP DASAR CBT

De,& Co&tve-Behavo! The!a"# /CBT$

aron ). Beck '!"#1( mendefinisikan *B) sebagai pendekatan konseling yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan konseli pada saat ini dengan cara melakukan restrukturisasi kognitif dan perilaku yang menyimpang. Pedekatan *B) didasarkan pada formulasi kognitif,

(6)

keyakinan dan strategi perilaku yang mengganggu. Proses konseling didasarkan pada konseptualisasi atau pemahaman konseli atas keyakinan khusus dan pola perilaku konseli. 9arapan dari *B) yaitu munculnya restrukturisasi kognitif yang menyimpang dan sistem kepercayaan untuk  memba&a perubahan emosi dan perilaku ke arah yang lebih baik.

1. atson  +llendick '!"//0 11( mengungkapkan definisi cognitive-behavior therapy yaitu pendekatan dengan sejumlah prosedur yang secara spesifik menggunakan kognisi sebagai bagian utama konseling. okus konseling yaitu persepsi, kepercayaan dan pikiran.

Para ahli yang tergabung dalam National Association of Cognitive- Behavioral Therapists '>*B)(, mengungkapkan bah&a definisi

dari cognitive-behavior therapy yaitu suatu pendekatan psikoterapi yang menekankan peran yang penting berpikir bagaimana kita merasakan dan apa yang kita lakukan. '>*B), 4$$%(

Bush '4$$5( mengungkapkan bah&a *B) merupakan perpaduan dari dua  pendekatan dalam psikoterapi yaitu cognitive therapy dan behavior 

therapy. )erapi kognitif memfokuskan pada pikiran, asumsi dan kepercayaan. )erapi kognitif memfasilitasi individu belajar mengenali dan mengubah kesalahan. )erapi kognitif tidak hanya berkaitan dengan positive thinking , tetapi berkaitan pula dengan happy thinking . Sedangkan )erapi tingkah laku membantu membangun hubungan antara situasi permasalahan dengan kebiasaan mereaksi permasalahan. 2ndividu belajar mengubah  perilaku, menenangkan pikiran dan tubuh sehingga merasa lebih baik,  berpikir lebih jelas dan membantu membuat keputusan yang tepat.

Pikiran negatif, perilaku negatif, dan perasaan tidak nyaman dapat memba&a individu pada permasalahan psikologis yang lebih serius, seperti depresi, trauma, dan gangguan kecemasan. Perasaan tidak nyaman atau negatif pada dasarnya diciptakan oleh pikiran dan perilaku yang disfungsional. +leh sebab itu dalam konseling, pikiran dan perilaku yang disfungsional harus direkonstruksi sehingga dapat kembali berfungsi secara normal.

7. *B) didasarkan pada konsep mengubah pikiran dan perilaku negatif yang sangat mempengaruhi emosi. elalui *B), konseli terlibat aktivitas dan

(7)

 berpartisipasi dalam training untuk diri dengan cara membuat keputusan,  penguatan diri dan strategi lain yang mengacu pada self-regulation 'atson

 +llendick, !"//0 11(.

)eori *ognitive-Behavior '+emarjoedi, 4$$50 #( pada dasarnya meyakini pola pemikiran manusia terbentuk melalui proses Stimulus-Kognisi-?espon 'SK?(, yang saling berkaitan dan membentuk semacam  jaringan SK? dalam otak manusia, di mana proses kognitif menjadi faktor   penentu dalam menjelaskan bagaimana manusia berpikir, merasa dan  bertindak.Sementara dengan adanya keyakinan bah&a manusia memiliki  potensi untuk menyerap pemikiran yang rasional dan irasional, di mana  pemikiran yang irasional dapat menimbulkan gangguan emosi dan tingkah laku yang menyimpang, maka *B) diarahkan pada modifikasi fungsi  berfikir, merasa, dan bertindak dengan menekankan peran otak dalam menganalisa, memutuskan, bertanya, bertindak, dan memutuskan kembali. 8engan mengubah status pikiran dan perasaannya, konseli diharapkan dapat mengubah tingkah lakunya, dari negatif menjadi positif.

Berdasarkan paparan definisi mengenai *B), maka *B) adalah  pendekatan konseling yang menitik beratkan pada restrukturisasi atau  pembenahan kognitif yang menyimpang akibat kejadian yang merugikan dirinya baik secara fisik maupun psikis. *B) merupakan konseling yang dilakukan untuk meningkatkan dan mera&at kesehatan mental. Konseling ini akan diarahkan kepada modifikasi fungsi berpikir, merasa dan  bertindak, dengan menekankan otak sebagai penganalisa, pengambil keputusan, bertanya, bertindak, dan memutuskan kembali. Sedangkan,  pendekatan pada aspek behavior diarahkan untuk membangun hubungan yang baik antara situasi permasalahan dengan kebiasaan mereaksi  permasalahan. )ujuan dari *B) yaitu mengajak individu untuk belajar 

mengubah perilaku, menenangkan pikiran dan tubuh sehingga merasa lebih  baik, berpikir lebih jelas dan membantu membuat keputusan yang tepat. 9ingga pada akhirnya dengan *B) diharapkan dapat membantu konseli dalam menyelaraskan berpikir, merasa dan bertindak.

(8)

0. ASUMSI TINGKAH LAKU SEHAT DAN BERMASALAH DALAM CBT

Menurut Latipun (2008: 135) menyatakan bahwa perilaku yang bermasalah dalam pandangan behaviris dapat dimaknai sebagai perilaku atau kebiasaan!kebiasaan negative atau perilaku yang tidak tepat" yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan

#edangkan menurut $eist % $eist (2008: 3&8) menyatakan bahwa perilaku yang tidak tepat meliputi:

! 'erilaku terlalu bersemangat yang tidak sesuai denga situasi yang dihadapi" tetapi mungkin k ika dilihat berdasarkan searah masa lalunya*

! 'erilaku yang terlalu kaku" digunakan untuk menghindari stimuli yang tidak diinginkan terkait dengan hukuman"

! 'erilaku yang memblkir realitas" yaitu mengabaikan begitu saa stimuli yang tidak diinginkan*

! 'engetahuan akan kelemahan diri yang termani+estasikan dalam respn! respn!respn menipu diri*

. HAKIKAT DAN TUJUAN CBT

)ujuan dari konseling Cognitive-Behavior '+emarjoedi, 4$$50 "( yaitu mengajak konseli untuk menentang pikiran dan emosi yang salah dengan menampilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka tentang masalah yang dihadapi. Konselor diharapkan mampu menolong konseli untuk mencari keyakinan yang sifatnya dogmatis dalam diri konseli dan secara kuat mencoba menguranginya.

8alam proses konseling, beberapa ahli *B) '>*B), 4$$%= +emarjoedi, 4$$5( berasumsi bah&a masa lalu tidak perlu menjadi fokus penting dalam konseling. +leh sebab itu *B) dalam pelaksanaan konseling lebih menekankan kepada masa kini dari pada masa lalu, akan tetapi bukan

(9)

 berarti mengabaikan masa lalu. *B) tetap menghargai masa lalu sebagai  bagian dari hidup konseli dan mencoba membuat konseli menerima masa lalunya, untuk tetap melakukan perubahan pada pola pikir masa kini untuk  mencapai perubahan di &aktu yang akan datang. +leh sebab itu, *B) lebih banyak bekerja pada status kognitif saat ini untuk dirubah dari status kognitif negatif menjadi status kognitif positif.

. PERAN DAN %UNGSI KONSELOR PCT

%. TAHAP-TAHAP KONSELING CBT /Co&tve-Behavo! The!a"#$ Konseling *B) memiliki empat tahapyaitu 0

1. Me'ak*ka&ae3e& /ae3e&t$

)ujuan melakukan asesmen adalah untuk menentukan apa yang dilakukan oleh konseli pada saa tini. sesmen dilakukan adalah aktivitas nyata, perasaan dan pikiran konseli.Kanfer dan Saslo& '!"#"( mengatakan terdapat tujuh informasi yang digali dalam asesmen, yaitu 0

a( nalisis tingkah laku yang bermasalah yang dialami konseli saat ini  b( nalisis situasi yang didalamnya masalah konseli terjadi

c( nalisis motivasional d( nalisis self control e( nalisis hubungan sosial

f( nalisis lingkungan fisik-sosial budaya g( nalisis antecedent 'pencetus perilaku( 2. Me&e&t*ka&t*4*a& /oa' ett&$

Burks dan ;ngelkes '!"%/( mengemukakan bah&a fase goal setting disusun atas tiga langkah, yaitu 0

a( embantu konseli untuk memandang masalahnya atas dasar tujuan-tujuan yang diinginkan

(10)

 b( emperhatikan tujuan konseli berdasarkan kemungkinan hambatan-hambatan situasional tujuan belajar yang dapat diterima dan dapat diukur 

c( emecahkan tujuan kedalam sub tujuan dan menyusun tujuan menjadi susunan yang berurutan

+. Me&3"'e3e&taka&tek&k /te5h&6*e 3"'e3e&tato&$

Setelah merumuskan tujuan konseling, konselor dan konseli menentukan strategi belajar yang terbaik untuk membantu konseli mencapai perubahan tingkahlaku yang diinginkan.8alam implementasi teknik konselor membandingkan perubahan tingkahlaku antara baseline data dengan data intervensi.

0. Eva'*a)a&3e&akh!ko&e'& /eva'*ato& te!3&ato&$

;valuasi dibuat atas dasar apa yang konseli perbuat. )ingkah laku konseli digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas konselor  dan efektivitas tertentu dari teknik yang digunakan.)erminasi lebih dari sekedar mengakhiri konseling, terminasi meliputi0

a( enguji apa yang konseli lakukan terakhir 

 b( ;ksplorasi kemungkinan kebutuhan konseling tambahan

c( embantu konseli mentransfer apa yang dipelajari ketingkahlaku konseli

d( emberi jalan untuk memantau secara terus menerus tingkahlaku konseli'?osjidan,!""1, p.47(. Selanjutnya konselor dan konseli mengevaluasi implementasi teknik yang telah dilakukan serta menentukan lamanya intervensi dilaksanakan sampai tingkahlaku diharapkan menetap.

7.TEKNIK-TEKNIK SPESI%IK CBT )eknik-teknik )erapi Konseling Kognitif Behavior 

(11)

)erdapat 4 prinsip dalam operant conditioning yaitu bagaimana kebiasaan itu dipelajari dan teknik yang digunakan untuk memodifikasi tingkah laku. Penggunaan teknik operan kondisioning dapat digunakan oleh konselor jika tempat konselor sebaik dengan lingkungan tempat masalah konseli terjadi. @ika konseli merasakan adanya koneksi positif  dengan konselor, maka dia akan menerima apa yang diarahkan oleh konselor. Konselor  dapat menjadi seorang yang memberikan dukungan potensial untuk mengubah perilaku seorang individu. Konselor Behavioral memutuskan perilaku apa yang harus diubah dan  jika teknik reinforcement sesuai dengan kondisi konseli maka konselor akan

menggunakan teknik tersebut biasanya dengan dalam bentuk verbal.

 b. 8esensitiAation

)erdapat empat langkah dalam melaksanakan metode S ystematic 8esensitiAation, yaitu 0

!. emberikan konseli rasionalisasi

4. ?elaksasi training

5. Konselor dan konseli bekerjasama dalam membangun bayangan tentang hirarki dan kecemasan

1. 8esensitiAation proper 

Salah satu jenis dari systematic desensitiAation adalah in vivo desensitiAation. @enis ini memilliki kesamaan prosedur dalam penanganan kecuali masalah hirarki kecemasan. Pada in vivo desensitiAation, konselor memegang penuh dalam penanganan hirarki kecemasan konseli.

c. looding

looding adalah kebalikan dari systematic desensitiAation. looding menekankan kepada maksimalisasi kecemasan. Salah satu bentuk dari looding adalah in vivo flooding, yang sangat cocok jika digunakan untuk menghadapi goraphobics. looding adalah salah satu metode yang potensial dan memiliki tingkat resiko yang tinggi. @ika metode ini dilakukan oleh konselor yang tidak berpengalaman akan menyebabkan seorang konseli merasa stress.

(12)

d. ssertivness dan Social Skill )raining

Ketika konselor sedang melakukan konseling kepada seorang konseli, kadang-kadang mereka segan untuk menunjukkan ekspresinya dan mereka tidak menjadi diri mereka yang sebenarnya. 8alam hal ini keahlian seorang konselor behavioral-kognitif di uji. Salah satu strategi yang sering digunakan adalah behavioral rehearsal. Strategi ini berupa upaya konselor membantu konseli dengan cara bermain peran. Konselor pada strategi ini  berperan sebagai seseorang yang berpengaruh terhadap konseli.

e. Participant odeling

Participant odeling efektif jika digunakan untuk menelong seseorang yang mengalami kecemasan yang bersifat tidak menentu dan sangat baik digunakan ketika menolong seseorang yang mengalami ketakutan sosial 'social phobia(. )erdapat beberapa langkah yang diperlukan untuk dapat melakukan Participant odeling secara baik, yaitu yang  pertama mengajarkan kepada konseli teknik relaksasi seperti mengambil nafas yang dalam. angkah kedua, konselor dan klien berjalan bersama dan konseli sambil mengambil nafas dalam. angkah terakhir konseli mempraktekan apa yang telah dia  pelajari. 8alam setiap langkah diatas konselor hendaknya melakukan dukungan yang  positif kepada setiap perilaku konseli dengan cara pujian.

f. Self *ontrol Procedures

etode self control bertujuan untuk membantu konseli mengontrol dirinya sendiri. etode self control menegaskan bah&a konseli adalah sebagai agen aktif yang dapat mengatasi dan menggunakan pengendalian secara efektif dalam kondisi mengalami masalah. etode ini paling tepat digunakan dalam kondisi dimana lingkungan terdapat  penguatan jangkan panjang secara natural.

(13)

!. eminta konseli secara teliti memperhatikan kebiasaannya

4. eminta kejelasan target 6 tujuan yang ingin dicapai

5. elaksanakan treatment

g. *ontigency *ontracting

*ontigency *ontracting adalah bentuk dari manajemen behavioral dimana hadiah dan hukuman untuk perilaku yang diinginkan dan perilaku yang tidak dapat dihindari terbentuk. Konselor dan konseli bekerjasama untuk mengidentifikasi perilaku yang perlu dirubah. Saat penilaian, konselor dan konseli memutuskan siapa yang memberikan  penguatan dan berupa apa penguatan tersebut. )reatment dapat berlangsung dengan menggunakan konseli sendiri atau orang lain. Penguatan dapat diberikan setiap tujuan  perilaku yang ingin dibentuk termanifestasi. Setelah hal itu terjadi, konseli bisa

mendapatkan hadiah atau hukuman. 9adiah akan diberikan jika perilaku yang diinginkan tercapai dan hukuman diberikan jika perilaku yang tidak diinginkan muncul.

h. *ognitive ?estructuring

etode ini agak berbeda dengan metode yang lain, karena metode ini menginginkan  perubahan kognitif tidak seperti metode lain yang berakhir ketika adanya perubahan  perilaku. eichenbaum dan 8effenbacher menjelaskan cognitions may be in the form of 

cognitive events, cognitive processes, cognitive structures, or all these. Peristi&a kognitif  dapat berupa apa yang konseli katakan tentang dirinya sendiri, bayangan yang mereka miliki, apa yang mereka sadari dan rasakan. Proses kognitif berupa proses pemrosesan informasi. Struktur kognitif berupa anggaran dan kepercayaan tentang dirinya sendiri dan dunia yang berhubungan dengan dirinya.

Prosedur dari cognitive restructuring adalah sebagai berikut 0

(14)

4. ssesing &hat clients eCpect, &hat they tend to predict about their behavior and others responses to them.

5. ;Cploring &hat might be a range of causes for clients behavior and other reactions

1. )raining clients to make more effective attributions about these causes

7. ltering absolutistic, catastrophic thinking styles. 'eichenbaum and 8effenbacher  dalam *harles <elso dan Bruce retA, 4$$!(

erencanakan Proses dan Sesi Konseling

Perencanaan diperlukan untuk mempermudah proses konseling. Pada umumnya konseli lebih merasa nyaman ketika mereka mengetahui apa yang akan didapatkan dari setiap sesi konseling, mengetahui dengan jelas apa yang dilakukan dari setiap sesi konseling, merasa sebagai tim dalam proses konseling, serta ketika konseli memiliki ide-ide konkrit mengenai proses konseling dan ketercapaian konseling.

Perencanaan dari setiap sesi konseling tentunya harus didasarkan pada gejala-gejala yang ditunjukan oleh konseli, konseptualisasi konselor, kerjasama yang baik antara konselor  dan konseli, serta evaluasi tugas rumah yang dilakukan oleh konseli.

Referensi

Dokumen terkait

Jawaban sementara atas permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan bahwa Model Konseling dengan Pendekatan Kognitif-Perilaku efektif untuk meningkatkan kemampuan

Solusi atau jalan keluar pada masa kini yang diambil dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi mahasiswa jurusan akuntansi pada mata kuliah akuntansi adalah sebagai

Pendekatan konseling SFBT hadir menjadi solusi yang tepat untuk membantu permasalahan bagi korban bullying, dengan melakukan langkah internal pada diri konseli, yaitu

Sedangkan aspek behavioral dalam Pendekatan konseling kognitif perilaku yaitu mengubah hubungan yang salah antara situasi permasalahan dengan kebiasaan mereaksi

Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa pendekatan indigenous konseling berbasis kearifan lokal menjadi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi konseli dan

Koneksi matematis yaitu merupakan suatu kegiatan pembelajaran dimana siswa dapat mendefinisikan bagaimana cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan, situasi –

Beragam permasalahan dan cara manusia dalam menyelesaikan permasalahan tersebut berpotensi untuk menjdaikan seseorang terjerumus dalam ke syirikan, dapat

Sejumlah temuan penelitian menunjukkan pendekatan konseling kognitif perilaku dengan berbagai teknik di dalamnya efektif digunakan dalam menangangi stres akademik dan permasalahan