• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjuk sebagai hamba dan khalifah-nya di muka bumi ini. Manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjuk sebagai hamba dan khalifah-nya di muka bumi ini. Manusia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Secara teologis, manusia adalah makhluk Allah. Ia adalah ciptaan-Nya yang ditunjuk sebagai hamba dan khalifah-Nya di muka bumi ini. Manusia

diciptakan oleh Allah dari tanah liat.1 Allah berfirman:

























































Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk (28). Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (29). Maka bersujudlah Para Malaikat itu semuanya bersama-sama(30).2

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa manusia tersusun dari dua unsur, yaitu materi dan immateri. Dari segi hubungannya, unsur materi memiliki hubungan yang jauh dari Allah, sedangkan unsur immateri memiliki hubungan yang dekat dengan Allah. Karenanya, ruh memiliki posisi yang sangat dominan

1

Amin Syukur & Abdul Muhayya, Tasawuf Dan Krisis. (Semarang: PUSTAKA PELAJAR, 2001) hlm. 16.

(2)

dan menetukan dalam menentukan pribadi manusia. Kebahagiannya mengungguli kebahagiaan jasmani, kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.

Mengingat ruh memiliki fungsi yang sangat dominan dalam diri manusia maka krisis spiritual bagi manusia menyebabkan terjadinya berbagai penyakit jiwa dapat menimbulkan berbagai kemadlaratan baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Disamping itu krisis spiritual juga akan menurunkan martabat manusia ke jurang kehancuran yang mengancam peradaban dan eksistensi manusia.

Bagi manusia modern yang mengalami kehampaan spiritual, kehidupan yang begitu kompetitif menyebabkan manusia modern harus mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka harus bekerja dan bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan. Hasil yang dicapai tidak pernah disyukurinya dan selalu merasa kurang. Apalagi jika usaha dan proyeknya gagal, maka dengan mudah ia kehilangan pegangan, karena memang tidak lagi memiliki pegangan yang kokoh yang berasal dari Tuhan. Mereka hanya berpegang atau bertuhan kepada hal-hal yang bersifat material yang sama sekali tidak dapat membimbing hidupnya. Akibatnya jika terkena problema yang tidak dapat dipecahkan dirinya, segera saja ia stres dan frustasi yang jika hal ini terus-menerus berlanjut akan menjadikan ia gila atau hilang ingatan. Jumlah manusia yang mengalami kondisi

jiwa yang demikian itu kian bertambah jumlahnya.3

Melihat manusia modern yang mengalami kehampaan spiritual tersebut, Nasr menawarkan alternatif untuk kembali kepada tradisi Islam yang telah

3

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). hlm. 287

(3)

diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut Nasr, dominasi Barat dalam filsafat, budaya, seni, politik dan sosial di dunia Islam telah mengancam bukan

hanya lembaga tradisional masyarakat muslim, tetapi juga Islam itu sendiri.4

Meskipun Nasr kental dengan sains yang sedang digelutinya, namun darah tasawuf mendarah daging dalam dirinya. Hal ini tidak mengherankan, karena darah Iran bagaimanapun, tetap mengalir pada dirinya. Baginya tasawuf merupakan salah satu alternatif bagi kehidupan modern dewasa ini, khususnya

masyarakat barat yang diklasifikasikan sebagai The Post Individual Society, yaitu

masyarakat yang telah mencapai tingkat kemakmuran materi yang berlimpah dengan peralatan yang serba canggih dan otomat. Yang akhirnya membawa dampak bagi meraka kehilangan visi keilahian dan kehampaan spiritual. Akibat pendewaannya terhadap materi itu. Nasr mengajarkan agar mereka mempelajari kehidupan timur yang esoterik terutama esoterik islam yang bersentralkan pada

pribadi Nabi Muhammad SAW, yang selama ini dilupakan masyarakat barat.5

Dalam kapasitas dan posisinya yang ada, seakan Nasr tampil sebagai juru bicara, baik kepada masyarakat Barat maupun masyarakat islam di Timur. Kepada dunia Barat ia menyarankan pemikiran Islam, yang ia tawarkan sebagai alternatif

nilai dan way of life, sementara pada dunia Islam ia memberitahukan bahwa barat

telah mengalami kebangkrutan spiritual, yang menurutnya penilaiannya tidak

cukup dipahami oleh Islam dan Timur.6

4

Sayyed Hossein Nasr, Menjelajah Dunia Modern, terj. Hesti Tarekat (Bandung: Mizan, 1994). hal.7

5

Amin Syukur, Zuhud di Abad Modern, (Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004). hal. 118

6 Komarudin Hidayat, Tragedi Raja Midas: Moralitas Agama dan Krisis Modernisme,

(4)

Alasan mengapa penulis memilih tokoh Prof. Dr. Seyyed Hossein Nasr, karena Nasr merupakan salah satu pemikir pada abad modern, yang berupaya menawarkan konsep-konsep tasawuf guna menjawab permasalahan di era modern. Ia memberikan sanggahan atas fitnah yang melanda dunia Islam dewasa ini, dan mencoba memberikan solusi bagi kekeringan spiritual yang melanda manusia modern. Dengan menggunakan pendekatan falsafi dan sufistik.

Atas dasar pemikiran diatas, maka penulis akan mengelaborasi “Peran

Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual Manusia Modern Studi Pemikiran Seyyed Hossein Nasr”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas sebagaimana telah di paparkan, maka penulis dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut.

1. Bagaimana persoalan spiritual yang dihadapi manusia modern

menurut Seyyed Hossein Nasr?

2. Bagaimana peran tasawuf dalam menghadapi krisis spiritual

manusia modern menurut pemikiran Sayyed Hossein Nasr?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok masalah di atas, maka dalam melakukan penelitian ini penyusun mempunyai tujuan serta manfaat penelitian sebagai berikut:

(5)

1. Untuk mengetahui bagaimana persoalan spiritual yang dihadapi manusia modern menurut Seyyed Hossein Nasr.

2. Untuk mengetahui bagaimana peran tasawuf dalam menghadapi

krisis spiritual manusia modern menurut pemikiran Sayyed Hossein Nasr.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara toritis, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi

pengembangan ilmu tasawuf dan wawasan pembaca pada umumnya, khususnya bagi mahasiswa yang berkecimpung dalam bidang tasawuf yang berkaitan dengan tasawuf untuk menanggulangi krisis spiritual yang dialami manusia modern.

2. Secara Sosial, hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran oleh

masyarakat umum, bahwa tasawuf mampu memberikan solusi dalam menghadapi krisisi spiritual yang dihadapi manusia di era modern.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk melengkapi referensi dan pengembangan penelitian ini, peneliti telah mempelajari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti dan akan menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan dalam penelitian ini. Di antaranya, yaitu:

(6)

Pertama, diambil dari jurnal penelitian Tri Astutik Haryati dengan judul “Modernitas Dalam Prespektif Seyyed Hossein Nasr”. Menurut Seyyed Hossein Nasr manusia modern mengalami kehampaan spiritual, kehampaan makna dan legitimasi hidup serta kehilangan visi dan mengalami keterasingan (aliensi). Krisis eksistensial yang dialami manusia modern tersebut akibat pandangan kosmologi modern yang bersifat positivistik antroposentris. Dengan begitu manusia bisa kehilangan dimensi terhadap lingkungannya

(sosial masyarakat), maupun dimensi transendental.7

Kedua, skripsi yang berjudul “Islam dan Pluralisme beragama menurut pandangan Seyyed Hossein Nasr” yang ditulis Budi Irawan. Dalam skripsinya Budi Irawan menyimpulkan bahwa menurut Nasr pluralisme agama merupakan tanggung jawab kemenusiaan, untuk itu ia harus didasarkan pada cinta, kasih sayang dan keadilan. Menghargai kemanusiaan dengan segala perbedaan yang ada adalah dalam rangka memanifestasikan

keadilan dan cinta kasih Tuhan.8

Ketiga, Skripsi yang berjudul “Pandangan Seyyed Hossein Nasr

Terhadap Dampak Sains Modern dan Tekhnologi Modern“ yang ditulis Arif Budianto. Dalam karya ini Arif Budianto hanya menganalisis pandangan dan perhatian Nasr terhadap dunia modern dan beberapa dampak dari

7

Tri Astutik Haryanti, Modernitas Dalam Prespektif Sayyed Hossein Nasr, (Pekalongan: STAIN Press, 2011)

8

Budi Irawan, Islam dan Pluralisme Beragama Menurut Pandangan Seyyed Hossein Nasr,Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2010

(7)

perkembangan sains dan teknologi yang mempengaruhi berbagai aspek

kehidupan seperti politik, sosial, ekonomi, termasuk di dalamnya juga seni.9

Keempat, skripsi yang berjudul “ Seni Islam dalam Pandangan Seyyed

Hossein Nasr ”, yang ditulis oleh Barorotud Dawamah. Disini Dawamah menjelaskan maksud dari seni Islam dalam prespektif Seyyed Hossein Nasr serta peran spiritual yang terkandung di dalam seni Islam tersebut. Dalam analisanya Dawamah hanya mengklarifikasi beberapa jenis seni yang ada di

dalam Islam menurut Nasr, yaitu seni suci Islam dan seni tradisional Islam. 10

Beberapa penelitian tersebut, membahas tentang beberapa pemikiran dan pandangan Nasr. Bahkan di dalam jurnal tersebut juga disebutkan bahwa sufisme mampu menjawab persoalan krisis spiritual yang dihadapi manusia modern, tapi tidak dijelaskan secara gamblang bagaimana sufisme tersebut bisa menangani krisis spiritual manusia modern. Sehingga dalam skripsi ini penulis akan membahas secara jelas bagaimana peran tasawuf dalam menanggulangi krisis spiritual yang dialami manusia modern dalam pemikiran Sayyed Hossein Nasr. Jadi, skripsi-skripsi yang ada tersebut hanya dijadikan gambaran dan referensi saja oleh peneliti.

F. Landasan Teori

Tasawuf merupakan suatu ilmu yang dengannya diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dari yang tercela dan

9Arif Budianto, Pandangan Seyyed Hossein Nasr Terhadap Dampak Sains Modern dan Tekhnologi Modern, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2001.

10

Barorotud Dawamah, Seni Islam dalam Pandangan Seyyed Hossen Nasr, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 1990.

(8)

mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji, cara melakukan suluk, dan perjalanan menuju (keridhaan) Allah dan meninggalkan

(larangan-larangan-Nya) menuju kepada (perintahan-(larangan-larangan-Nya).11

Mustafa Zahri Dalam bukunya yang berjudul “Kunci Memahami Ilmu

Tasawuf” mengatakan bahwa Tasawuf merupakan praktik spiritual dalam tradisi Islam. Tasawuf memandang ruh sebagai puncak dari segala realitas. Sementara jasad tidak lebih sebagai “kendaraan” saja. Maka, jalan spiritualitas lebih banyak menekankan pada aspek ruhani, bersifat personal dan berangkat dari pengalaman yang juga bersifat personal. Berbeda dengan “agama” yang bersifat umum (dalam Islam kita kenal dengan istilah sya’riah/syari’at), jalan tasawuf kemudian kita kenal dengan istilah tarekat (dekat dengan istilah tirakat). Dalam jalan ini setiap pendaki akan melewati

level dan kondisi (maqomat dan ahwal) di bawah bimbingan guru spiritual

(dalam Islam dikenal dengan istilah mursyid. Di mana antara satu guru

dengan guru yang lain sangat dimungkinkan menggunakan metode yang

berbeda. Sang murid diajarkan untuk berlatih membuka mata batinnya (ainul

qolb). Ada yang meyebut istilah ini dengan Mukasyafah (menyingkap) atau

hudhuri (menghadirkan) atau tawajjuh (berhadap-hadapan). Murid dilatih membersihkan diri melalui tarekat tadi dengan menempuh dari level tertentu ke level yang lebih tinggi, dari kondisi tertentu ke kondisi yang lebih yang lain. Hingga sang murid mampu mencapai tingkatan fana (kosong/hampa) tidak ada lagi ego dalam diri sang murid sehingga murid sampai pada sebuah

11 M. Jamil, Cakrawala Tasawuf; Sejarah, Pemikiran dan Kontekstualitas, (Jakarta:

(9)

kondisi “tersingkap”, “menghadirkan”, atau “berhadap-hadapan dengan Sang

Pencipta.12

Adapun tujuan ilmu tasawuf yaitu meluruskan jiwa, mengendalikan kehendak, yang membuat manusia hanya konsisten terhadap keluhuran moral. Sementara sebagian sufi lainnya memiliki tujuan yang lebih jauh lagi, yaitu

mengenal Allah SWT.13

Selain itu tasawuf juga ada kaitannya dengan mental, karena tasawuf merupakan tanggung jawab spiritual, tasawuf hendaknya jua bisa memberikan kesejukan kepada masyarakat, terutama pada masa kritis. Dalam aspek psikologis, tasawuf hendaknya memberikan solusi bagi problema penyakit

modern seperti stres, depresi dan sebagainya.14

Menurut Sayyed Hossein Nasr di dalam tasawuf terdapat ajaran-ajaran mengenai hakekat manusia dan dunia disekeliling dirinya yang mengandung kunci-kunci untuk memecahkan problem-problem dunia modern, seperti krisis eksologis. Apabila disajikan didalam bahasa kontemporer, ajaran-ajaran sufisme tersebut dapat dipergunakan untuk memecahkan berbagai problem masa kini yang terutama sekali terjadi karena manusia telah melupakan prinsip-prinsip dasar. Melalui semacam “vibrasi simpatik” penampilan sufisme ini dapat membangkitkan aktivitas intelektual yang lebih otentik dan menghidupkan kembali aspek-aspek penting tradisi barat yang telah tertutup

12

Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya : PT Bina Ilmu, 1976.). hal. 72-73

13 Abu al-Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman, (Bandung, Pustaka,

1997) hlm, 7.

(10)

debu, akibat badai yang menggoncangkan barat selama periode yang secara

paradoks sekali dikenal dengan zman renaissance.15

Dalam tasawuf juga terdapat prinsip-prinsip positif yang mampu mengembangkan masa depan manusia, seperti melakukan introspeksi

(muhasabah) baik kaitanya dengan masalah vertikal maupun horisontal,

pengosongan jiwa dari sifat-sifat tercela (takhalli), penghiasan diri dengan

sifat-sifat mulia (tahalli). Prinsip-prinsip yang terdapat dalam tasawuf tersebut

dapat dijadikan sebagai sumber gerak, sumber kenormatifan, sumber motivasi dan sumbert nilai sebagai acuan hidup.

Jika tasawuf, di dalamnya terdapat ajaran inti islam yaitu moral, tentu tasawuf dapat memberikan visi spiritual, yakni mampu menjadi pembebas bagi kaum tertindas, pembebas manusia dari berbagai bentuk aleniasi. Menjadi jalan alternatif manusia untuk lepas dari berbagai jeratan ketidakadilan yang dewasa ini semakin mengganas.

G. Metode Peneitian

Untuk mendapatkan kajian yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah maka, penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian dan subyek yang diteliti, Jenis

penelitian ini yaitu penelitian pustaka (library research) dengan metode

kualitatif dan menggunakan pendekatan tasawuf.

15

Sayyed Hossein Nasr, Islam dan Nestapa Manusia Modern (Terjemahan dari Islam and the Plight of Modern Man), (Bandung: PUSTAKA, 1983) hlm. 103-104

(11)

2. Sumber Data

Mengingat penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang sumber datanya adalah kepustakaan, maka untuk mencapai hasil yang optimal, maka sumber data dibedakan sesuai dengan kedudukan data tersebut, dalam penulisan kali ini, data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku-buku karya Seyyed Hossein Nasr, yaitu:

1). Islam dan Nestapa Manusia Modern16

2). Islam di Tengah Kancah Dunia Modern17

3). The Heart of Islam18

4). Pengetahuan dan Kesucian19

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur-literatur yang berkaitan dengan tema yang di bahas dalam penelitian ini:

1). Tasawuf dan Krisis, Karya Prof. Amin Syukur & Abdul Muhayya 2). Tragedi Raja Midas, Karya Qomarudin Hidayat

3). Tasawuf Sosial, Karya Prof. Amin Syukur

4). Seyyed Hossein Nasr, karya Dr. Ach. Maimun, M.ag.

16

Seyyed Hossein Nasr, Islam dan Nestapa Manusia Modern, (Bandung: Pustaka, 1983).

17

Seyyed Hossein Nasr, Islam Tradisi di Tengah Kancah Dunia Modern, (Bandung: Pustaka, 1994).

18 Seyyed Hossein Nasr, The Heart of Islam, terj. Nurasiah Fakih Sutan Harahap,

(Bandung: Mizan 2003 (Bandung: Mizan 2003).

19 Seyyed hossein Nasr, Pengetahuan dan Kesucian, terj. Suharsono, (Yogyakarta:

(12)

5). Zuhud di Abad Modern, Karya Prof. Amin Syukur

3. Metode Pengumpulan Data

Dari beberapa sumber data yang diperoleh data akan di prioritaskan pada data primer

4. Metode Deskriptif Analisis

Cara ini digunakan untuk mengetahui berbagai hal yang terkait dengan tasawuf dan kehidupan manusia modern dengan berbagai krisis

yang dihadapinya.20 Setelah data terkumpul dan disusun tahap

selanjutnya adalah menganalisis secara kritis dengan harapan dapat mendapatkan pemahaman-pemahaman baru yang lebih lengkap dan

bermanfaat dalam kehidupan sekarang.21

H. Sistematika Penulisan

Agar dapat mempermudah penulisan dan pengkajian dalam penelitian ini, maka penulis membagi penulisan menjadi beberapa bab, yaitu:

Bab I, adalah bab pendahuluan. Di dalamnya membahas membahas tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori yang digunakan, metode penelitian, serta sistematika pembahasan.

Bab II, menjelaskan tentang Tasawuf dan Modernitas. Di dalamnya akan diuraikan tentang tasawuf dan persoalan-persoalan modernitas, sekaligus keadaan manusia di zaman modern.

20 Anton Baker & Akhmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta:

Kanisius,1990) hlm. 64

21 Ibid

(13)

Bab III, memuat pemikiran Seyyed Hossein Nasr. Di sini penulis akan membahas tentang biografi Seyyed Hossein Nasr, yang terdiri atas latar belakang keluarga, pendidikannya, perjuangan, jasa-jasanya dan karya-karyanya, pemikiran Seyyed Hossein Nasr tentang tasawuf dan pandangan Nasr terhadap peradaban modern.

Bab IV, pada bab ini penulis akan menfokuskan pembahasan pada pokok masalah yang diangkat dalam skripsi ini yaitu peran tasawuf dalam kehidupan manusia modern pemikiran Sayyed Hossein Nasr. Diantaranya, tasawuf dalam pandangan Seyyed Hossein Nasr dan tasawuf sebagai solusi dalam menghadapi persmasalahan manusia modern.

Bab V, adalah bab penutup. Dalam bab terakhir ini penulis akan memberikan kesimpulan terhadap hasil penelitian. Kemudian penulis akhiri skripsi ini dengan saran-saran.

Referensi

Dokumen terkait

Museum Astronomi dan Planetarium adalah tempat penyimpanan koleksi- koleksi yang berhubungan dengan ilmu astronomi untuk dipamerkan kepada seluruh kalangan masyarakat yang

Oleh sebab itu, adanya kecenderungan bagi remaja yang berada pada puncak pertumbuhannya untuk berfikir kritis dan menyerap kultur bangsa lain, membuat penelitian ini semakin

Cara permainan game Campaign adalah pemain akan diberikan tambahan jenis balok tetris yang baru berukuran 2x2 yang bergambar barang kebudayaan yang harus

Interaksi antara panjang pipa dengan laju lair udara dan interaksi laju alir udara dengan laju alir air serta interaksi panjang pipa dengan laju alir mempunyai nilai yang

Sari Bumi Raya Kudus, yang dapat memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat sehingga kinerja pada perusahaan tersebut dapat berjalan dengan maksimal.. 1.3

Sebagai bahan pertimbangan, kami lampirkan proposal Permohonan Bantuan Dana Pembangunan Asrama Putra Yayasan Miftahul Ulum Sindanggalih dengan harapan

Kriteria-kriteria tersebut dapat digunakan sebagai kriteria pertimbangan lain untuk menilai kinerja supplier kemasan di PT Sinar Sosro Gresik, sehingga diharapkan dari

Penelitian lebih lanjut dalam kaitannyanya dengan efek sitotoksik menunjukkan bahwa senyawa dengan substituen fluoro ini bersifat sitotoksik pada sel HeLa, sel Raji dan sel