• Tidak ada hasil yang ditemukan

III METODOLOGI Waktu dan Tempat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III METODOLOGI Waktu dan Tempat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

III METODOLOGI

3.1. Waktu

dan

Tempat

Penelitian tentang analisis sensitivitas indikator-indikator pengelolaan hutan

produksi pada hutan alam dilaksanakan dalam waktu delapan bulan dengan rincian

empat bulan dilakukan di areal kerja konsesi HPH/IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma,

Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan pengolahan data dan

penyusunan model dilakukan di Bogor selama empat bulan.

Lokasi penelitian bertempat di areal hutan konsesi HPH/IUPHHK PT. Sari Bumi

Kusuma yang memperoleh ijin sejak tahun 1978 dan telah mendapat perpanjangan

kedua (SK MENHUT No. 201/Kpts-II/1998) dengan luas areal kerja 208.300 ha (fokus

penellitian ini pada kelompok Sungai Sruyan Hulus seluas 147.600). Berdasarkan peta

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Tata Guna Hutan Kesepakatan

(TGHK) lokasi tersebut masuk dalam kelompok hutan Sungai Seruyan Hulu dan

Kelompok Sungai Jelai Delang yang terletak di Kabupaten Seruyan (dahulu Kabupaten

Kotawaringin Timur), Provinsi Kalimantan Tengah. Lokasi penelitian tersaji pada

Gambar 5.

3.2. Rancangan

Penelitian

3.2.1 Bahan dan Alat

Untuk menyusun hasil dari model sensitivitas indikator-indikator pengelolaan

hutan alam alat yang digunakan adalah kompas.

Phiband

, meteran, haga, dan

tape

recorder

kuisioner serta komputer dengan perangkat lunak analisis sistem

Powersim

Constructor 2,5

. Sedangkan bahan yang digunakan adalah areal kerja IUPHHK PT. Sari

Bumi Kusuma pada Lokasi Rencana Karya Lima Tahun (RKT) hutan primer dan hutan

bekas tebangan tahun 2006 dan tahun berjalan 2007, hal ini digunakan untuk melihat

tren estimasi jumlah vegetasi baik tingkat semai, pancang, tiang maupun pohon.

3.2.2 Jenis

Data

Penelitian model sensitivitas indikator-indikator pengelolaan hutan alam ini

membutuhkan data sebagai menunjang pemodelan, yaitu data primer dan data sekunder

seperti yang tersaji pada Tabel 2.

(2)

Gambar 5. Lokasi Penelitian IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Kabupaten Seruyan dan

Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah

(3)

Tabel 2. Jenis Data Yang Dikumpulkan Dalam Penelitian

No Kriteria Parameter Satuan Metoda

Pengumpulan Metoda Analisis Alat Yang Digunakan I PRODUKSI a. Vegetasi Hutan Kemantapan Tegakan

- Kuadran Deskriptif indeks keanekaragaman (Shanonn Indeks) Kompas,Haga Pt. ukur Dft. Isian Potensi Tegakan

M3/Ha Kuadran Deskriptif terhadap kerapatan dan volume tiap jenis

Kompas, Haga Pt. Ukur,Df. Isian Jenis Pohon

Dilindungi

N/Ha, % Kuadran Deskriptif terhadap kerapatan dan INP

Kompas, Haga Pt. Ukur,Df. Isian Jenis

Endemik

N/Ha, % Kuadran Deskriptif terhadap kerapatan dan INP

Kompas, Haga Pt. Ukur,Df. Isian b. Hasil Hutan Non Kayu Jenis Jumlah Jenis Kuadran dan Wawancara Tabulasi Df. Isian II EKOLOGI a. Satwaliar Kekayaan Jenis Spesies Pengamatan, Studi Pustaka, Wawancara Tabulasi Binokuler Df. Isian

Kelimpahan Individu Pengamatan, Studi Pustaka, Wawancara Tabulasi Binokuler Df. Isian Penyebaran Lokal % Pengamatan Wawancara Tabulasi, ploting di peta Binokuler Df. Isian III Ekonomi Perusahaan (Pendapatan)

a. Pendapatan Biaya Produksi/Ha - Wawancara - Dft. Isian Harga Penjualan Kayu/m3 - Wawancara - Dft. Isian

3.2.3 Metode

Pengumpulan

Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan

pengamatan langsung terhadap indikator kegiatan pengelolaan hutan alam produksi

pada lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka dari

berbagai instansi pemerintah maupun swasta yang berhubungan dengan topik

penelitian.

3.2.3.1 Metoda Pengumpulan Data Vegetasi

Pengumpulan data vegetasi alam dilakukan dengan melakukan pengamatan

langsung di lapang (observasi lapang) secara diskriptif dengan mencatat jenis-jenis

yang ditemukan dan dengan menggunakan metoda jalur berpetak. Pengukuran di

lapangan dilakukan dengan Metode Jalur Berpetak dengan panjang 1 km dan lebar 20

m. setiap jarak 20 m dilakukan pengamatan terhadap vegetasi pada berbagai tingkat

pertumbuhan. Untuk tingkat semai dan pancang dicatat jenis dan jumlah, sedangkan

untuk tingkat tiang dan pohon dicatat jenis, tingkat dan diameter. Kriteria yang

digunakan untuk masing-masing pertumbuhan adalah sebagai berikut :

(4)

Semai

: Mulai dari anakan sampai tanaman yang tingginya kurang dari 1,5 m.

Pancang : Mulai dari tinggi 1,5 m – berdiameter 10 cm

Tiang

: Berdiameter diantara 10 cm – 19 cm pada ketinggian 1,3 m

Pohon :

Berdiameter

20 cm pada ketinggian 1,3 m

Luas petak ukur untuk masing-masing pertumbuhan yang digunakan adalah 2 x

2 m (semai), 5 x 5 m (pancang), 10 x 10 m (tiang) dan 20 x 20 m (pohon). Letak petak

ukur masing-masing tingkat pertumbuhan disusun berselang-seling seperti disajikan

pada Gambar 6.

Gambar 6. Bentuk Plot Contoh Pengamatan Vegetasi

3.2.3.2 Metoda Pengumpulan Data Tanah

Pengumpulan data tanah dilakukan melalui pengumpulan data sekunder. Data

sekunder tersebut dapat diperoleh dari studi pustaka (instansi terkait). Data-data

tersebut berupa peta tanah, tataguna lahan, dan status lahan. Data primer tentang

tanah diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan. Ada dua bentuk

pengamatan yang dilakukan, yaitu: pengamatan tanah dengan bor dan pengamatan

tanah profil dengan cara membuat galian profil tanah (

pits

). Dari setiap profil tanah

diambil contoh tanah yang selanjutnya dianalisis di laboratorium.

3.2.3.3 Metoda Pengumpulan Data Satwa (Estimasi Populasi)

Pengamatan satwaliar khususnya primata Owa Borneo (

Hylobates muelleri dan

Hylobates agilis)

dilakukan melalui pengamatan langsung (Primer). Pengamatan

langsung dilakukan dengan metoda perjumpaan langsung dan membuat transek jalur

(

line transect sampling

) (

Subcommittee on Consevation of Natural Pupulations

1981

)

.

Transek jalur adalah unit contoh berbentuk empat persegi panjang yang ditempatkan

sama dengan transek pengamatan vegetasi, dimana panjang dan lebar transek telah

10 m 5 m 20 m 5 m 2 m Jalur Rintis 10 m 2 m 20 m

(5)

ditetapkan sebelum pengamatan dilakukan. Metode

line transect sampling

digunakan

untuk menghitung kelimpahan relatif dan estimasi kepadatan populasi berbagai jenis

mamalia (1>1 kg) (Wallace

et al.,

1998

)

metode ini lakukan pukul 06.30 sampai pukul

11.00 (Iskandar, 2006) . Pengamatan secara tidak langsung dilakukan melalui

wawancara dengan staff PT. Sari Bumi Kusuma dan penduduk sekitar lokasi

penelitian. Parameter dan indikator pengumpulan data vegetasi dan satwa disajikan

pada Tabel 3.

Tabel 3. Parameter dan Indikator Pengambilan Data Vegetasi dan Satwa

No

Sub Komponen

Indikator

Parameter

1

Vegetasi

ƒ Vegetasi

alam

ƒ Vegetasi

budidaya

Tipe vegetasi

Keanekaragaman jenis

Keanekaragaman jenis

Dominasi jenis

Kerapatan

Status, Jumlah jenis

2 Satwa

ƒ Satwaliar

ƒ Satwa

budidaya

Tipe habitat

Keanekaragaman jenis

Keanekaragaman jenis

Kelimpahan

Status

Status

Titik pengamatan satwaliar sama dengan pengamatan vegetasi, yaitu

ditempatkan secara proposional pada 5 transek yang memotong tegak lurus kontur,

dengan jarak antar transek adalah 100 meter. Sedangkan pengamatan satwa budidaya

dilakukan di desa terdekat.

Pengambilan data model estimasi populasi Owa Borneo (

Hylobates muelleri)

dilakukan melalui pendekatan pohon pakan dan pohon tempat tidur. Identifikasi pohon

tempat pakan dan pohon tempat tidur dilakukan saat melakukan pengambilan data

vegetasi tingkat pohon yaitu 1) jenis pohon; 2) tinggi; 3) diameter (Iskandar, 2006).

3.3. Metode

Analisis

3.3.1 Metoda Analisis Potensi Tegakan

Metoda analisis terhadap vegetasi dilakukan secara matematis, diskriptif, dan

tabulasi ddari ata-data di lapangan, terutama jenis-jenis yang dilindungi

undang-undang. Keadaan struktur vegetasi hutan alam dapat digambarkan melalui analisis

Indeks Nilai Penting (INP). INP ini merupakan kumulatif dari Kerapatan relatif (KR),

(6)

Frekuensi Relatif (FR), dan Dominasi Relatif (DR) yang dihitung dengan menggunakan

persamaan (

S

urianegara dan Indrawan 1976) berikut ini :

INP

= KR (%) + DR (%) + FR (%)

Untuk mendapatkan nilai KR, DR dan FR digunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah individu suatu jenis

Kerapatan (batang/Ha) =

Luas areal seluruh petak contoh

Kerapatan suatu jenis

Kerapatan Relatif (%) =

x 100 %

Total kerapatan seluruh jenis

Basal area suatu jenis

Dominansi (m²/Ha)

=

Luas seluruh petak contoh

Dominansi

Relatif

(%)

Dominansi suatu jenis =

x 100 %

Total dominansi seluruh jenis

Jumlah petak terisi suatu jenis

Frekuensi =

Jumlah petak contoh seluruhnya

Frekuensi

suatu

jenis

Frekuensi Relatif (%) =

x 100 %

Total frekuensi seluruh jenis

3.3.2 Metoda Analisis Data Satwa

Metoda analisis terhadap satwa/fauna dilakukan secara matematis, diskriptif,

dan tabulasi terhadap data-data lapangan terutama jenis-jenis yang dilindungi

undang-undang. Analisis data menggunakan metoda IPA (

Indices Ponctuel of d’Abundance

)

berdasarkan rumus Shannon Winner sebagai berikut :

Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

n

H'

= -

Σ

{ni/N x Ln (ni/N)}

i=1

Dimana :

ni

= Nilai INP individu dari jenis i

N

= Jumlah INP individu seluruh jenis

Estimasi populasi primata Owa Borneo (

Hylobates muelleri)

dilakukan dengan

menganalisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan persamaaan dari

Subcommittee on Consevation of Natural Pupulations

(1981), yaitu :

(7)

Dimana :

P = Populasi

D = Kepadatan Populasi

A = Areal yang dihuni

Kepadatan populasi dapat diperoleh dengan menghitung jumlah individu yang

diidentifikasi dan membaginya dengan luas arela penelitian sehingga akan diperoleh

individu per satuan luas tertentu, persamaannya adalah :

Jumlah Individu Teriidentifikasi

D = ---

Total Areal Penelitian

Untuk menduga populasi Owa Borneo (

Hylobates muelleri)

pada kurung waktu

tertentu dan memprediksi populasi untuk waktu yang akan datang, menggunakan

perangkat lunak

Powersim constructor

2,5. berbagai parameter yang berhubungan

dengan Owa Borneo (

Hylobates muelleri)

seperti data vegetasi tingkat pohon

khususnya pohon pakan dan tempat tidur.

3.3.3 Analisis Sensitivitas Indikator Pengelolaan Hutan Alam

Penelitian ini dilakukan dengan maksud mengungkapkan indikator/parameter

yang sensitiv terhadap respon intervensi dan membuat skenario interaksi dari tiap

indikator. Model sensitivitas akan mengungkapkan hasil-hasil intevensi terhadap unsur

dan struktur sistem hal dimaksudkan dalam rangka menemukan alternatif tindakan.

Ringkasnya uji sensitivitas adalah intevensi paramter input model dan/atau struktur

model untuk melihat seberapa jauh kepekaannya terhadap perubahan output,

sehingga dapat diamat bagaimana efek atau dampak suatu intevensi terhadap kinerja

model (Siswosudarmo

et al.,

2001). Secara skematis intervensi input parameter tersaji

pada Gambar 7.

Gambar 7. Tipe Intervensi Model Parameter Input vs Struktur Model (Siswosudarmo

et

al.,

, dimodifikasi 2008)

Intervensi Fungsional Input

Intervensi Struktur Model

INPUT PROSES OUTPUT

Intervensi

Normal Dam

(8)

Ada beberapa fase dalam analisis sesnsitivitas seperti yang dikemukakan oleh

Purnomo (2005), sebagai berikut :

a. Identifikasi indikator/isu/masalah, tujuan dan batasan

Identifikasi indikator/isu atau masalah dan batasan dilakukan untuk mengetahui

dimana sebenarnya pemodelan perlu dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menetukan

indikator hipotetikal sebanyak 10 indikator. Setelah isu ditentukan, selanjutnya

menentukan tujuan pemodelan menyangkut metode pemodelan, ketelitian model dan

jenis model yang dinyatakan secara eksplisit. Setelah isu dan masalah berikutnya

menentukan batasan terhadap permodelan yang dilakukan.

b. Konseptualisasi model dengan menggunakan ragam metod seperti diagram

kotak dan panah, diagram sebab-akibat, diagram stok (

stoc)

dan aliran (

flow)

atau diagram klas dan diagram sekuens

Tahapan ini dumulai dengan mengidentifikasi semua komponen yang terlibat

atau dimasukan dalam pemodelan. Jika komponen-komponen tersebut sangat banyak

maka dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori. Komponen-komponen tersebut

kemudian mencari hubungannya satu sama lain dengan menggunakan diagram kotak

dan panah

Dalam konseptualisasi model ini, perlu diperhatikan bahwa

komponen-komponen yang membentuk sistem harus dinamis, sensitif terhadap perubahan serta

keterkaitannya dalam sistem membentuk hubungan sebab-akibat. Identifikasi

keterkaitan komponen tersebut didasarkan pada keadaan nyata agar hasil yang

digambarkan model tersebut mendekati keadaan sebenarnya.

c. Spesifikasi model dengan merumuskan makna diagram, kuantifikasi dan atau

kualifikasi komponen indikator yang diperlukan

Spesifikasi model kuantitatif, bertujuan untuk membentuk model kuantitatif dari

konsep model yang telah ditetapkan dengan memberikan nilai kuantitatif terhadap

masing-masing variabel/indikator dan menterjemahkan hubungan atau keterkaitan antar 10

variabel/indikator dan komponen penyusunan model sistem tersebut kedalam persamaan

matematika. Persamaan tersebut dapat diperoleh dari hasil regresi terhadap data yang

ada, hasil rujukan atau berdasarkan rekaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara

rinci tahapan dalam spesifikasi model kuantitatif terdiri dari :

-

Memilih dan menentukan struktur kuantitas model

-

Menentukan satuan waktu dalam simulasi

(9)

-

Identifikasi bentuk-bentuk fungsional dan persamaan model

d. Evaluasi model yaitu mengamati kelogisan model dan membandingkan dengan

dunia nyata atau model yang serupa jika ada dan diperlukan

Evaluasi model bertujuan untuk mengetahui keterhandalan model untuk

mendikripsikan keadaan sebenarnya. Proses pengujian dilakukan dengan mengamati

kelogisan model dan membandingkan dengan dunia nyata atau model andal yang serupa

jika ada. Setelah setiap dari model diamati apakah relasi-relasi yang ada logis atau tidak,

maka selanjutnya diamati logis tidaknya keterkaitan antar bagian sebagai model yang

utuh. Logis dalam hal ini berarti bahwa semua persamaan sesuai dengan apa yang

dipercayai orang atau dengan kata lain sesuai dengan paradigma yang ada.

Tahapan kedua dari evaluasi model ini adalah mengamati apakah perilaku model

sesuai dengan harapan atau perkiraan yang digambarkan pada tahapan konseptualisasi

model. Model dijalankan atau dieksekusi pada sebuah komputer, dan diamati hasilnya

apakah beberapa komponen yang diamati atau menjadi fokus perhatian sesuai dengan

pola perilaku perilaku yang diharapkan.

Tahapan ketiga adalah membandingkan periaku model dengan data yang

diperoleh dari sistem atau dunia nyata. Jika dalam model terdapat fungsi-fungsi bilangan

acak, maka model harus dieksekusi sebanyak 30 kali untuk mengamati keragaman hasil

pemodelan tersebut.

Berikut ini langkah-langkah penerapan uji sensitivitas terhadap

indikator-indikator pengelolaan hutan alam produksi ada lima yaitu :

- Identifikasi alternatif intevensi, yaitu melihat intervensi apa perlu dilakukan

untuk mencapai kinerja model yang diinginkan pada waktu mendatang. Untuk

itu perlu dilihat dulu hasil simulasi tanpa intervensi, yaitu mengamati apakah

kecendurangan kinerja model masih terkendali dan mantap, atau justru

memperlihatkan kecendurangan melampaui batas (

overshot

) dan/atau

bergejolak (

oscillation

). Jika kejadiannya adalah kecenderungan kinerja model

masih terkendali dan mantap, bukan berarti tidak diperlukan intervensi, karena

lingkungan sistem masa datang terus berubah dengan cepat.

-

Uji sensitivitas intervensi terhadap penggunaan paramater input dan intervensi

struktur model sehingga menghasilkan output dengan intervensi atau normal.

- Analisis dampak intervensi, yaitu melihat secara kuantitatif berapa besar dan

(10)

-

Hasil uji parameter/indikator kemudian dievaluasi dengan maksud memilih tiga

diantara yang paling sensitiv dari sepuluh indikator pada langkah identifikasi

indikator/masalah maupun atau isu-isu.

- Selanjutnya mensimulasikan dan mengamati hasil dan dampaknya pada

keseluruhan kinerja unsur dalam sistem. Perubahan sifat dampak bersifat

dinamis yang dinyatakan dalam prosentase fungsi waktu dan pola

kecanderungan hasil dan dampak intervensi adalah bersifat non-linier. Hal

tersebut akan di uji dengan fasilitas uji sensitivitas variabel/indikator dengan

menggunakan perangkat lunak

Powersim Constructor 2,5,

hal ini digunakan

untuk mengantisipasi perubahan parameter yang mungkin terjadi dalam dunia

nyata

- Kemudian menentukan dua sampai tiga indikator/variabel yang paling sensitiv

terhadap respon intervensi.

- Menguji hasil model yang telah dikembangkan (mensimulasikan) di lapangan

dengan mengukur nilai normal indikator dan melakukan intervensi serta

mengamati perbahan nilai indikator.

e. Penggunaan model yaitu membuat skenario-skenario ke depan atau alternatif

kebijakan kemudian mengevaluasi ragam skenario atau kebijakan tersebut dan

pengembangan perencanaan dan agenda kedepan.

Model yang telah dibentuk digunakan untuk menccapai tujuan pembentukannya.

Kegiatan pertama adalah membuat daftar panjang semua skenario yang mungkin dapat

dibuat dari model yang dikembangkan. Semua skenario tersebut dieksekusi, kemudian

hasil eksekusi tersebut dicoba untuk dipahami. Dari hasil eksekusi tersebut kemudian

dibuat daftar pendek yang memenuhi tujuan pemodelan. Dari daftar pendek tersebut

dilakukan penajaman untuk mendapatkan hal-hal yang diinginkan, seperti makna yang

lebih rinci dari skenario tersebut dan bagaimana hubungannya dengan

komponen-komponen yang diubah-ubah untuk memenuhi skenario tersebut.

Langkah kedua adalah menganalisis hasil dari daftar pendek skenario tersebut.

Hasil analisis dari hasil eksekusi tiap skenario akan dipakai untuk membuat peringkat

skenario - skenario tersebut yang mencerminkan urutan skenario yang lebih cocok untuk

diterapkan sesuai dengan model yang dikembangkan. Tahapan terakhir adalah

merumuskan skenario tersebut menjadi opsi atau pilihan kebijakan.

Gambar

Gambar 5. Lokasi Penelitian IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Kabupaten Seruyan dan  Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah
Tabel 2. Jenis Data Yang Dikumpulkan Dalam Penelitian
Gambar 6. Bentuk Plot Contoh Pengamatan Vegetasi  3.2.3.2 Metoda Pengumpulan Data Tanah

Referensi

Dokumen terkait

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan lagi jika kita menggunakan pointer ialah tipe variabel pointer dengan tipe data variabel yang ditunjuknya haruslah sama

JADWAL UJIAN SKRIPSIJURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN.. PERIODE AGUSTUS 2016 Hari / Tanggal : Selasa, 13

• Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan sistem klien dan tenaga kesehatan lain.. dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup

secara umum PRT di Indonesia adalah perempuan muda (15-20 tahun) dengan tingkat pendidikan formal yang rendah, berasal dari desa, dari keluarga miskin, bermigrasi ke kota

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama, yakni perilaku warga masyarakat melalui

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (Team Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIE SMP NEGERI 2

Namun berbeda dengan periode – periode sebelumnya, pada masa pemerintah Presiden Joko Widodo sektor pariwisata merupakan salah satu dari 4 sektor utama yang menjadi

Dengan menggunakan analisis jalur diperoleh informasi bahwa karakter morfologis dan komponen hasil yang berperan penting terhadap hasil kedelai adalah banyaknya polong isi