• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adapun Indikator Perusahaan Tersebut Dapat Dikatakan Sukses Dilihat Dari Kemampuan Perusahaan Tersebut Untuk Mendapatkan Laba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Adapun Indikator Perusahaan Tersebut Dapat Dikatakan Sukses Dilihat Dari Kemampuan Perusahaan Tersebut Untuk Mendapatkan Laba"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Adapun indikator perusahaan tersebut dapat dikatakan sukses dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut Adapun indikator perusahaan tersebut dapat dikatakan sukses dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk mendapatkan laba (

untuk mendapatkan laba ( profitable profitable) [12], kemampuannya untuk terus tumbuh dan berkembang () [12], kemampuannya untuk terus tumbuh dan berkembang ( growth growth)) [13] [14], kemampuannya untuk mendapatkan proyek yang berkelanjutan (

[13] [14], kemampuannya untuk mendapatkan proyek yang berkelanjutan ( sustainable sustainable) [15] serta yang) [15] serta yang tidak kalah penting adalah kemampuan perusahaan tersebut untuk bersaing (

tidak kalah penting adalah kemampuan perusahaan tersebut untuk bersaing (competitivecompetitive) dengan) dengan  perusahaan

 perusahaan lain baik lain baik dari dalam dari dalam maupun luamaupun luar negeri [1r negeri [16] .6] .  Profitability

 Profitability adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profit. Ram Charan (2004) memaparkan adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profit. Ram Charan (2004) memaparkan  bahwa

 bahwa profit profit dapat dapat dilihat dilihat dari dari ROI ROI ((return on investment return on investment ) perusahaan, yaitu perbandingan antara) perusahaan, yaitu perbandingan antara  pendapata

 pendapatan dengan n dengan investasiinvestasi/pengelua/pengeluaran.ran.

Pertumbuhan perusahaan tidak terlepas dari kelangsungan hidup dan profitabilitasnya. Pertumbuhan dapat Pertumbuhan perusahaan tidak terlepas dari kelangsungan hidup dan profitabilitasnya. Pertumbuhan dapat dicapai apabila ada laba yang memadai yang diperoleh secara berkesinambungan. Pertumbuhan dalam dicapai apabila ada laba yang memadai yang diperoleh secara berkesinambungan. Pertumbuhan dalam  pengertian

 pengertian yang yang luas, luas, meliputi meliputi pertumbuhapertumbuhan n pasar, pasar, pertumbuhapertumbuhan n ragam ragam produk/jasa produk/jasa yang yang ditawarkanditawarkan,, serta pertumbuhan teknologi yang

serta pertumbuhan teknologi yang digunakan untuk penyediaan produk atau digunakan untuk penyediaan produk atau jasa. Pertumbuhan semacamjasa. Pertumbuhan semacam ini seringkali menghasilkan peningkatan daya saing perusahaan yang pada akhirnya juga dapat ini seringkali menghasilkan peningkatan daya saing perusahaan yang pada akhirnya juga dapat meningka

meningkatkan tkan profitabilitas [10].profitabilitas [10]. Sustainability

Sustainability disebut juga sebagai disebut juga sebagai triple bottom linetriple bottom line yang melibatkan perusahaan untuk selalu memiliki yang melibatkan perusahaan untuk selalu memiliki komitmen terhadap tujuan ekonomi, lingkungan dan sosial.

komitmen terhadap tujuan ekonomi, lingkungan dan sosial. Economic sus Economic sustainabilitytainability berarti meningkatkan berarti meningkatkan kemampuan profit dengan menggunakan sumber daya yang lebih efisien, termasuk tenaga kerja, material, kemampuan profit dengan menggunakan sumber daya yang lebih efisien, termasuk tenaga kerja, material, energi, dan air.

energi, dan air.  Environmen Environmental tal sustainabilisustainabilityty  berarti melindungi lingkungan dari dampak emisi dan  berarti melindungi lingkungan dari dampak emisi dan limbah bila mungkin memanfaatkan sumber daya alam secara hati-hati.

limbah bila mungkin memanfaatkan sumber daya alam secara hati-hati. Social sustainabilitySocial sustainability  berarti  berarti memperhatikan kebutuhan semua pihak yang terlibat

memperhatikan kebutuhan semua pihak yang terlibat (stakeholder)(stakeholder) [15]. [15].

Daya saing atau kompetisi adalah inti dari sukses atau gagalnya perusahaan. Kompetisi menentukan Daya saing atau kompetisi adalah inti dari sukses atau gagalnya perusahaan. Kompetisi menentukan layaknya kegiatan dalam perusahaan yang dapat memberikan sumbangan terhadap kinerjanya, seperti layaknya kegiatan dalam perusahaan yang dapat memberikan sumbangan terhadap kinerjanya, seperti inovasi, budaya yang kohesif, atau pelaksanaan yang baik.

inovasi, budaya yang kohesif, atau pelaksanaan yang baik.

Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Istilah itu diartikan sebagai Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Istilah itu diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitatif dari dimensi perusahaan. Adapun indikator pembentuk keberhasilan suatu proses peningkatan kuantitatif dari dimensi perusahaan. Adapun indikator pembentuk keberhasilan usaha dapat di bagi sebagai berikut :

usaha dapat di bagi sebagai berikut : 1.

1. Jumlah karyawanJumlah karyawan a.

a. Banyaknya karyawan yang bekerjaBanyaknya karyawan yang bekerja  b.

 b. Tingkat lamanya bekerjanya karyawanTingkat lamanya bekerjanya karyawan c.

c. Tingkat pendidikan karyawanTingkat pendidikan karyawan 2.

2. Peningkatan Omzet PenjualanPeningkatan Omzet Penjualan a.

a. Tingkat banyaknya orderTingkat banyaknya order  b.

 b. Tingkat promosi pesananTingkat promosi pesanan c.

c. Tingkat penghasilan dari penjualanTingkat penghasilan dari penjualan

Enam penyebab kegagalan usaha tersebut antara lain: Enam penyebab kegagalan usaha tersebut antara lain: 1. Tidak melakukan riset pasar.

1. Tidak melakukan riset pasar.

Kesalahan satu ini bisa berarti kalah sebelum bertanding. Akan lebih mudah menyediakan sesuatu yang Kesalahan satu ini bisa berarti kalah sebelum bertanding. Akan lebih mudah menyediakan sesuatu yang dibutuhkan daripada harus membuat sesuatu yang baru dan memaksa orang mengeluarkan uang untuk itu. dibutuhkan daripada harus membuat sesuatu yang baru dan memaksa orang mengeluarkan uang untuk itu. 2. Rencana bisnis yang kurang matang.

(2)

Sebuah rencana yang solid dan realistis sangatlah mutlak dibutuhkan sebuah bisnis. Rencana harus memuat target yang masuk akal, bagaimana mencapai target, prediksi masalah, solusi masalah. Semakin  banyak masalah, maka semakin tinggi potensi kegagalan usaha.

3. Tidak punya akses tambahan modal.

Dari awal harus realistis, gunakan modal yang ada untuk bisa mencapai target. Terlalu banyak memikirkan pinjaman untuk modal dalam membuka bisnis bukanlah awal yang baik.

4. Lokasi yang buruk, tidak eksis di internet, kurang penjualan promosi.

Lokasi yang buruk bisa menjadi faktor negatif bagi bisnis. Apalagi jika mengandalkan pelanggan yang  pejalan kaki.

Juga untuk saat ini, eksistensi di dunia maya, baik internet maupun jejaring sosial, sama pentingnya dengan di dunia nyata.

5. Terlena dengan kesuksesan.

Jangan terlalu puas dengan hasil. Bisa jadi itu belum waktunya untuk merasa puas. Terus pantau situasi  pasar, siapa tahu perlu mengubah strategi. Berada di posisi puncak adalah waktunya untuk

mempertahankan strategi. 6. Terlalu cepat berekspansi.

Cara memperluas bisnis, harus sama dengan saat awal membangun bisnis. Jangan gegabah dan terlalu  percaya diri.

Pastikan menemukan pasar dan daerah yang tepat untuk ekspansi.

Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan  produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang

kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu  bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan mearik perhatian pasar.

Potensi yang membuat seseorang mundur dari wirausaha: 1. Pendapatan yang tidak menentu

2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi

3. Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai usaha di dalam masyarakat 4. Perlu kerja keras dan waktu yang lama

Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan pada umumnya ditentukan oleh dua faktor internal dan ekternal perusahaan. Faktor internal perusahaan adalah kekuatan dari dalam perusahaan itu untuk tumbuh dan berkembang mandiri secara berkesinambungan. Pada perusahaan kecil faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah diantaranya kualitas sumber daya manusia, penguasaan teknologi, struktur organisai, sistem manajeman, partisipasi, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal,  jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship. Sedangkan faktor eksternal yang turut menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu usaha diantaranya faktor pemerintah seperti kebijakan ekonomi, politik, tingkat demokratisasi, kemudian faktor luar pemerintah seperti: sistem perekonomian, sosio kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi pasar buruh, kondisi infra struktur dan

(3)

tingkat pendidikan masyarakat. Selain itu lingkungan global juga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha.”

Tahap-tahap Siklus Hidup Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 327), dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro, daur hidup produk terdiri dari empat tahap, yaitu:

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

Tahap perkenalan dimulai pada saat produk diluncurkan, karena diperlukan waktu untuk

meluncurkan produk ke beberapa pasar dan memenuhi saluran penyalur, pertumbuhan penjualan mungkin lambat. Laba negatif atau rendah dalam tahap perkenalan karena penjualan yang rendah, biaya distribusi dan promosi yang berat. Pengeluaran promosi berada pada rasio tertinggi terhadap penjualan karena diperlukan usaha promosi yang gencar untuk:

a. Menginformasikan pembeli potensial terhadap produk baru dan belum dikenal  b. Membujuk orang untuk mencoba produk tersebut.

2. Tahap Pertumbuhan

Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan yang pesat dalam penjualan.

Penjualan meningkat lebih cepat dari pada promosi penjualan dan laba meningkat selama tahap  pertumbuhan, karena:

a. Biaya promosi dibagi pada volume yang lebih besar.

 b. Biaya produksi perunit turun lebih cepat daripada penurunan harga, karena pengaruh kemahiran  produsen.

3. Tahap Kedewasaan

Pada suatu titik, tingkat pertumbuhan penjualan produk akan melambat, dan produk akan memasuki tahap kedewasaan relatif.

Fase pertama, kedewasaan tumbuh (growth maturity), tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun. Tidak ada saluran distribusi baru yang dapat diisi, walaupun beberapa pembeli yang terlambat masih memasuki pasar.

Pada fase kedua, kedewasaan stabil (stable maturity), penjualan menjadi datar dalam basis perkapita karena kejenuhan pasar. Sebagian besar konsumen potensial telah mencoba produk itu, dan penjualan masa depan ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti.

Pada fase ketiga, Kedewasaan menurun (decaying maturity), tingkat penjualan absolut mulai menrun dan  pelanggan mulai beralih ke produk lain dan subsitusinya.

4. Tahap Penurunan (Decline)

Penjualan menurun, karena sejumlah alasan termasuk perkembangan teknologi, pergeseran selera konsumen, serta meningkatnya persaingan dalam dan luar negeri. Saat penjualan dan laba menurun,  beberapa perusahaan mengundurkan diri dari pasar. Yang bertahan mungkin mengurangi jumlah

(4)

 penawaran produk. Mereka mungkin mengundurkan diri dari segmen pasar yang lebih kecil dan mereka mungkin memotong anggaran promosi dan menurunkan harga.

FAKTOR PENDUKUNG SEORANG WIRAUSAHA

1. Integritas : Mempunyai karakter yang kuat, disiplin, berbudi luhur, jujur, konsisten, tekun, ulet, sabar, adil, rendah hati, dapat dipercaya, optimis, dan tawakal;

2. Kompetensi : Cerdas, kreatif, inovatif, mumpuni dan mempunyai kemampuan teknis dan manajemen serta berani mengambil resiko secara terukur;

3. Kapasitas : Mempunyai akses modal, material dan peralatan untuk usaha;

4. Jejaring Sosial : Mempunyai hubungan sosial dengan masyarakat, pelaku usaha dan mampu  berkomunikasi dengan pihak mitra usaha serta peduli kepada sesama dan lingkungan.

Untuk menjadi seorang wirausahawan sukses, berbagai jenis modal mesti dimiliki. Ada 3 jenis modal utama yang menjadi syarat :

· Sumber daya internal, yang merupakan bagian dari pribadi calon wirausahawan misalnya kepintaran, ketrampilan, kemampuan menganalisa dan menghitung risiko, keberanian atau visi jauh ke depan. · Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal usaha dan modal kerja, social network dan jalur demand/supply, dan lain sebagainya.

· Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan. Seorang calon usahawan harus menghitung dengan seksama apakah ke-3 sumber daya ini ia miliki sebagai modal. Jika faktor-faktor itu dimilikinya, maka ia akan merasa optimis dan keputusan untuk membuat mimpi itu menjadi tunas-tunas kenyataan sebagai wirausahawan mandiri boleh mulai dipertimbangkan.

Ada 2 karakteristik resiko:

1. Ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa

2. Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian *Macam-macam resiko:

Menurut sifat, dibedakan :  Resiko Murni

Yaitu resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja. Misal: kebakaran. bencana alam, pencurian dan sebagainya

 Resiko Spekulatif

Yaitu resiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan  bagi pihak tertentu.

Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya  Resiko Fundamental

Yaitu resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak.

Misal: banjir, angin topan, dan sebagainya.

Menurut sumber / penyebab timbulnya, dibedakan : 1. Resiko Intern / Internal

Yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Misal :

 Ketidaktahuan

 Kesalahan manuasiawi  Kurang pengalaman  Kurang pelatihan

(5)

 Kekurangan sumber daya 2. Resiko Ekstern/ Eksternal

Yaitu resiko yang berasal dari luar perusahaan. Misal :

 Kegiatan pemasok yang berakibat kegagalan, perubahan spesifikasi produk  Kegiatan pesaing / adanya saingan usaha yang sama

 Tingkah laku pelanggan [ perubahan permintaan, perubahan persepsi ]  Terjadi perubahan politik [ UU yang mempengaruhi produk/ pelanggan ]  Kekuatan alam

Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996): 1. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.

2. Memudahkan estimasi biaya.

3. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara yang  benar.

4. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.

5. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.

6. Melanjutkan pertumbuhan perusahaan

7. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah. 8. Menstabilkan pendapatan perusahaan.

Tahap perencanaan resiko

Petunjuk mengenai tahap perencanaan resiko: 1. Kenali sumber resiko

o Mengidentifikasi sebanyak mungkin sumber resiko o Membentuk tim kerja

o Adakan pembahasan dengan sumbang saran o Sumber potensial dikelola

2. Hindari resiko

Hal-hal yang dapat mencegah sunber resiko secara potensial adalah:  Pertimbangkan bagaimana potensi resiko dapat dibicarakan

 Gunakan tenaga ahli untuk pembicaraan

 Carilah pengalaman baru dalam menangani masalah  Pertimbangkan bagaimana resiko dapat dipindahkan

 Berilah imbalan kepada para ahli yang membantu memecahkan masalah 3. Kendalikan manajemen

Pengendalian yang baik diperlukan dalam kasus apapun dan pimpinan bersama staf harus memonitor kemajuan teknik proyek setiap waktu untuk menemukan masalah sedini mungkin, sehingga dapat mengadakan perbaikan

1. Resiko teknis

Resiko ini terjadi akibat kekurangmampuan wirausaha / manajer dalam mengambil keputusan. Faktor penyebab :

(6)

 Pemakaian SDM yang tidak seimbang ( tenaga kerja terlalu banyak )  Terjadi kebakaran akibat keteledoran dan kurang cermat

 Terjadi pencurian akibat pengawasan yang kurang baik  Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak

 Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktifitas kerja yang menurun  Perencanaan dan desian yang salah sehingga sulit dioperasionalnya.

Upaya untuk mengatasi/menghindari resiko tersebut di atas: 1. Manajer atau wirausaha menambah pengetahuan tentang:

 Ketrampilan teknis, terutama yang berkaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Misalkan yang semula dengan teknologi tradisional diganti dengan teknologi tepat guna/modern

 Ketrampilan mengorganisasi yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor produksi dalam usaha mencakup SDM, SDA, modal . Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, murah dan disenangi pembeli.

 Ketrampilan memimpin yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk itu setiap pimpinan dituntut

membuat konsep kerja yang baik.

2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi SDM, strategi operasional, strategi pemasaran, strategi penelitian dan

 pengembangan.

3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi yang merupakan pengeluaran tetap

2. Resiko Pasar

Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasaran. Faktor penyebab :

 Kesalahan dalam mengidentifikasi pasar

 Kesalahan dalam mengetahui kebutuhan pelangan dalam pasar yang dipilih  Kegagalan dalam memprediksi perubahan pasar

 Kesalahan dalam memperhitungkan secara makro  Kegagalan dalam memprediksi siklus pasar

Upaya yang ditempuh:

 Mengadakan inovasi yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli.  Mengadakan penelitian pasar dan memperoleh informasi pasar secara berkesinambungan.

Ada lima jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler, 2001:98-100)

1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.

2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah). 4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.

(7)

5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.

Kalau dilihat goal atau target dari promosi itu secara singkat bisa dikelompokan menjadi : 1. Product awareness (Kesadaran) : artinya disini iklan yg dibuat hanya sebatas membuka otak kognitif kita akan ada suatu produk baru. Sehingga otak kita dirangsang utk menerka-nerka produk apa sekiranya yang akan keluar.

2. Product promotion (promosi) : biasanya pada kondisi ini bentuknya adalah mempromosikan jenis  produk baru yang ditawarkan ke konsumen. Contohnya adalah iklan-iklan Koran, radio atau TV yang

menyebutkan langsung jenis atau nama produk yang dijual, merek dan kelebihannya. Iklan ini merupakan iklan umum yang paling sering dilihat sehari-hari.

3. Recall/Reminding (Pengingat) : promosi disini di targetkan terhadap produk yang sudah keluar di  pasaran dalam kurun beberapa waktu yg lalu. Jadi awareness konsumen disadarkan kembali

(diingatkan kembali) terhadap produk yang kita jual. Jenis ini bisa menggunakan pola media yg sudah kita pake pada point 2. Jadi penekanannya hanya mengingatkan atas produk kita di pasaran. Iklan  jenis ini banyak digunakan oleh merek yang sudah besar seperti Coca-cola, Mc. Donald, Sprite,

Bodrex, dll.

4. Penetrate (memperdalam) : promosi ini yang biasanya digunakan para produsen untuk merubah  pola konsumsi konsumennya. Maksudnya begini, sebagai contoh iklan pasta gigi. Merek apa saja, tapi

Pepsodent contoh gampang. Menurut dokter gigi penggunaan pasta gigi itu sebenarnya cukup hanya seujung sikat gigi-nya saja (sekitar 1 Cm). Namun pesan yg diberikan oleh Pepsodent adalah

memberikan contoh dengan mengoleskan pasta giginya sepenuh sikat giginya. Secara tidak langsung otak kognitif kita disadarkan bahwa setiap membersihkan gigi berarti harus menggunakan pasta giginya sepenuh sikat giginya, artinya produsen merangsang konsumen untuk menggunakan

sebanyak-banyaknya. Walaupun dari manfaat yg dilihat tidak ada bedanya pakai sedikit atau banyak. Hal seperti ini juga dipakai oleh produsen Shampoo Rambut yang menganjurkan pemakaian setiap hari. Pesan yang Mereka pakai adalah “Aman digunakan setiap hari….”. Jadi fungsinya adalah agar konsumen lebih banyak dan sering menggunakan produk tersebut.

Tujuan Promosi

Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu:

1. Menginformasikan, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang produk baru,

mengemukakan manfaat baru sebuah produk, menginfonnasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.

2. Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli. 3. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang

masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat  perhatian.

(8)

Peranan Etika dalam Bisnis :

MenurutRichard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu : 1. Produk yang baik

2. Managemen yang baik 3. Memiliki Etika

Keuntungan Menjaga Etika

1. Jika jujur dalam berbisnis, maka bisnisnya akan maju 2. Timbulnya kepercayaan

3. Kemajuan terjaga, jika perilaku etis terjaga 4. Perolehan laba akan meningkat

5. Bisnis akan terjaga eksistensi dan kesinambungannya

Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :

 Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat

sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.

  Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.

  Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok

(9)

Pemasaran

Pemasaran adalah proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu:

1. Analisis Konsumen

Merupakan pengamatan dan evaluasai kebutuhan, hasrat dan keinginan konsumen. Analisis konsumen melibatkan pengadaan survey konsumen, penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian strategi  pemosisian pasar, pengambangan profil konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal.

2. Penjualan Produk/Jasa

Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan  perorangan, manajemen tenaga penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan diler.

3. Perencanaan Produk dan Jasa

Perencanaan produk dan jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian produk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk, kualitas  produk, penghapusan produk lama, dan penyediaan layanan konsumen. Uji pemasaran merupakan salah satu teknik perencanaan produk dan jasa yang paling efektif karena uji pasar memungkinkan sebuah organisasi untuk menguji rencana-rencana pemasaran alternatif dan meramalkan penjualan produk baru. 4. Penetapan Harga

Lima pemangku kepentingan ( stakeholder ) mempengaruhi keputusan penetapan harga ( pricing ): konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing.

5. Distribusi

Distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wolayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, kurir transportasi, penjualan grosir, dan ritel. Distribusi menjadi sangat penting ketika sebuah perusahaan berusaha menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi ke depan.

6. Riset Pemasaran

Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan dan penganalisisan data yang sistematis mengenai  berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa. Aktivitas riset pemasaran mendukung

semua fungsi bisnis yang pokok dari sebuah organisasi. 7. Analisis Peluang

Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat dan resiko yang terkait dengan keputusan  pemasaran. Tiga langkah yang diperlukan untuk membuat analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis):

(1) menghitung total biaya yang terkait dengan suatu keputusan, (2) memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut dan (3) membandingkan total biaya dengan manfaat. Apabila manfaat yang diharapkan melampaui total biaya, maka peluang itu menjadi lebih menarik.

Referensi

Dokumen terkait

Wasi>lah terhadap penentuan awal waktu Salat?. Penelitian ini termasuk jenis library research dengan menelaah rumus-rumus yang ada pada algoritma Deklinasi Matahari

Oleh karena itu diperlukan keseimbangan antara persediaan volume produksi air dengan kebutuhan air pada konsumen dan untuk menyelesaiakan persoalan yang ada

Valbury Asia Securities hanya sebagai informasi dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau.. menjual suatu

Akurasi pada Kesalahan Penggantian Sebelum menghitung akurasi dari setiap bagian kesalahan karena penggantian sesuai letak huruf yang diganti dihitung jumlah kata

Di dalam brand community, para anggota merasakan adanya hubungan yang penting dengan merek, namun mereka merasakan hubungan yang lebih kuat antara satu

Untuk mengetahui awal siswa tentang materi pelajaran, maka terlebih dahulu siswa diberikan soal. Maka dari hasil pengajaran pada pemberian tes awal yang telah diberikan

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa dari 79 orang responden yang menyatakan lingkungan kerja tidak baik sebanyak 41 orang (51,9%) terkena TB paru setelah bekerja

Pemberian diet dengan nutrisi enteral kepada pasien diberikan jika terjadi penurunan tingkat kesadaran, tidak mampu makan sendiri, atau risiko aspirasi akibat disfagia yang