Adapun indikator perusahaan tersebut dapat dikatakan sukses dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut Adapun indikator perusahaan tersebut dapat dikatakan sukses dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk mendapatkan laba (
untuk mendapatkan laba ( profitable profitable) [12], kemampuannya untuk terus tumbuh dan berkembang () [12], kemampuannya untuk terus tumbuh dan berkembang ( growth growth)) [13] [14], kemampuannya untuk mendapatkan proyek yang berkelanjutan (
[13] [14], kemampuannya untuk mendapatkan proyek yang berkelanjutan ( sustainable sustainable) [15] serta yang) [15] serta yang tidak kalah penting adalah kemampuan perusahaan tersebut untuk bersaing (
tidak kalah penting adalah kemampuan perusahaan tersebut untuk bersaing (competitivecompetitive) dengan) dengan perusahaan
perusahaan lain baik lain baik dari dalam dari dalam maupun luamaupun luar negeri [1r negeri [16] .6] . Profitability
Profitability adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profit. Ram Charan (2004) memaparkan adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profit. Ram Charan (2004) memaparkan bahwa
bahwa profit profit dapat dapat dilihat dilihat dari dari ROI ROI ((return on investment return on investment ) perusahaan, yaitu perbandingan antara) perusahaan, yaitu perbandingan antara pendapata
pendapatan dengan n dengan investasiinvestasi/pengelua/pengeluaran.ran.
Pertumbuhan perusahaan tidak terlepas dari kelangsungan hidup dan profitabilitasnya. Pertumbuhan dapat Pertumbuhan perusahaan tidak terlepas dari kelangsungan hidup dan profitabilitasnya. Pertumbuhan dapat dicapai apabila ada laba yang memadai yang diperoleh secara berkesinambungan. Pertumbuhan dalam dicapai apabila ada laba yang memadai yang diperoleh secara berkesinambungan. Pertumbuhan dalam pengertian
pengertian yang yang luas, luas, meliputi meliputi pertumbuhapertumbuhan n pasar, pasar, pertumbuhapertumbuhan n ragam ragam produk/jasa produk/jasa yang yang ditawarkanditawarkan,, serta pertumbuhan teknologi yang
serta pertumbuhan teknologi yang digunakan untuk penyediaan produk atau digunakan untuk penyediaan produk atau jasa. Pertumbuhan semacamjasa. Pertumbuhan semacam ini seringkali menghasilkan peningkatan daya saing perusahaan yang pada akhirnya juga dapat ini seringkali menghasilkan peningkatan daya saing perusahaan yang pada akhirnya juga dapat meningka
meningkatkan tkan profitabilitas [10].profitabilitas [10]. Sustainability
Sustainability disebut juga sebagai disebut juga sebagai triple bottom linetriple bottom line yang melibatkan perusahaan untuk selalu memiliki yang melibatkan perusahaan untuk selalu memiliki komitmen terhadap tujuan ekonomi, lingkungan dan sosial.
komitmen terhadap tujuan ekonomi, lingkungan dan sosial. Economic sus Economic sustainabilitytainability berarti meningkatkan berarti meningkatkan kemampuan profit dengan menggunakan sumber daya yang lebih efisien, termasuk tenaga kerja, material, kemampuan profit dengan menggunakan sumber daya yang lebih efisien, termasuk tenaga kerja, material, energi, dan air.
energi, dan air. Environmen Environmental tal sustainabilisustainabilityty berarti melindungi lingkungan dari dampak emisi dan berarti melindungi lingkungan dari dampak emisi dan limbah bila mungkin memanfaatkan sumber daya alam secara hati-hati.
limbah bila mungkin memanfaatkan sumber daya alam secara hati-hati. Social sustainabilitySocial sustainability berarti berarti memperhatikan kebutuhan semua pihak yang terlibat
memperhatikan kebutuhan semua pihak yang terlibat (stakeholder)(stakeholder) [15]. [15].
Daya saing atau kompetisi adalah inti dari sukses atau gagalnya perusahaan. Kompetisi menentukan Daya saing atau kompetisi adalah inti dari sukses atau gagalnya perusahaan. Kompetisi menentukan layaknya kegiatan dalam perusahaan yang dapat memberikan sumbangan terhadap kinerjanya, seperti layaknya kegiatan dalam perusahaan yang dapat memberikan sumbangan terhadap kinerjanya, seperti inovasi, budaya yang kohesif, atau pelaksanaan yang baik.
inovasi, budaya yang kohesif, atau pelaksanaan yang baik.
Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Istilah itu diartikan sebagai Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Istilah itu diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitatif dari dimensi perusahaan. Adapun indikator pembentuk keberhasilan suatu proses peningkatan kuantitatif dari dimensi perusahaan. Adapun indikator pembentuk keberhasilan usaha dapat di bagi sebagai berikut :
usaha dapat di bagi sebagai berikut : 1.
1. Jumlah karyawanJumlah karyawan a.
a. Banyaknya karyawan yang bekerjaBanyaknya karyawan yang bekerja b.
b. Tingkat lamanya bekerjanya karyawanTingkat lamanya bekerjanya karyawan c.
c. Tingkat pendidikan karyawanTingkat pendidikan karyawan 2.
2. Peningkatan Omzet PenjualanPeningkatan Omzet Penjualan a.
a. Tingkat banyaknya orderTingkat banyaknya order b.
b. Tingkat promosi pesananTingkat promosi pesanan c.
c. Tingkat penghasilan dari penjualanTingkat penghasilan dari penjualan
Enam penyebab kegagalan usaha tersebut antara lain: Enam penyebab kegagalan usaha tersebut antara lain: 1. Tidak melakukan riset pasar.
1. Tidak melakukan riset pasar.
Kesalahan satu ini bisa berarti kalah sebelum bertanding. Akan lebih mudah menyediakan sesuatu yang Kesalahan satu ini bisa berarti kalah sebelum bertanding. Akan lebih mudah menyediakan sesuatu yang dibutuhkan daripada harus membuat sesuatu yang baru dan memaksa orang mengeluarkan uang untuk itu. dibutuhkan daripada harus membuat sesuatu yang baru dan memaksa orang mengeluarkan uang untuk itu. 2. Rencana bisnis yang kurang matang.
Sebuah rencana yang solid dan realistis sangatlah mutlak dibutuhkan sebuah bisnis. Rencana harus memuat target yang masuk akal, bagaimana mencapai target, prediksi masalah, solusi masalah. Semakin banyak masalah, maka semakin tinggi potensi kegagalan usaha.
3. Tidak punya akses tambahan modal.
Dari awal harus realistis, gunakan modal yang ada untuk bisa mencapai target. Terlalu banyak memikirkan pinjaman untuk modal dalam membuka bisnis bukanlah awal yang baik.
4. Lokasi yang buruk, tidak eksis di internet, kurang penjualan promosi.
Lokasi yang buruk bisa menjadi faktor negatif bagi bisnis. Apalagi jika mengandalkan pelanggan yang pejalan kaki.
Juga untuk saat ini, eksistensi di dunia maya, baik internet maupun jejaring sosial, sama pentingnya dengan di dunia nyata.
5. Terlena dengan kesuksesan.
Jangan terlalu puas dengan hasil. Bisa jadi itu belum waktunya untuk merasa puas. Terus pantau situasi pasar, siapa tahu perlu mengubah strategi. Berada di posisi puncak adalah waktunya untuk
mempertahankan strategi. 6. Terlalu cepat berekspansi.
Cara memperluas bisnis, harus sama dengan saat awal membangun bisnis. Jangan gegabah dan terlalu percaya diri.
Pastikan menemukan pasar dan daerah yang tepat untuk ekspansi.
Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang
kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan mearik perhatian pasar.
Potensi yang membuat seseorang mundur dari wirausaha: 1. Pendapatan yang tidak menentu
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi
3. Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai usaha di dalam masyarakat 4. Perlu kerja keras dan waktu yang lama
Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan pada umumnya ditentukan oleh dua faktor internal dan ekternal perusahaan. Faktor internal perusahaan adalah kekuatan dari dalam perusahaan itu untuk tumbuh dan berkembang mandiri secara berkesinambungan. Pada perusahaan kecil faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah diantaranya kualitas sumber daya manusia, penguasaan teknologi, struktur organisai, sistem manajeman, partisipasi, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship. Sedangkan faktor eksternal yang turut menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu usaha diantaranya faktor pemerintah seperti kebijakan ekonomi, politik, tingkat demokratisasi, kemudian faktor luar pemerintah seperti: sistem perekonomian, sosio kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi pasar buruh, kondisi infra struktur dan
tingkat pendidikan masyarakat. Selain itu lingkungan global juga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha.”
Tahap-tahap Siklus Hidup Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 327), dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro, daur hidup produk terdiri dari empat tahap, yaitu:
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahap perkenalan dimulai pada saat produk diluncurkan, karena diperlukan waktu untuk
meluncurkan produk ke beberapa pasar dan memenuhi saluran penyalur, pertumbuhan penjualan mungkin lambat. Laba negatif atau rendah dalam tahap perkenalan karena penjualan yang rendah, biaya distribusi dan promosi yang berat. Pengeluaran promosi berada pada rasio tertinggi terhadap penjualan karena diperlukan usaha promosi yang gencar untuk:
a. Menginformasikan pembeli potensial terhadap produk baru dan belum dikenal b. Membujuk orang untuk mencoba produk tersebut.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan yang pesat dalam penjualan.
Penjualan meningkat lebih cepat dari pada promosi penjualan dan laba meningkat selama tahap pertumbuhan, karena:
a. Biaya promosi dibagi pada volume yang lebih besar.
b. Biaya produksi perunit turun lebih cepat daripada penurunan harga, karena pengaruh kemahiran produsen.
3. Tahap Kedewasaan
Pada suatu titik, tingkat pertumbuhan penjualan produk akan melambat, dan produk akan memasuki tahap kedewasaan relatif.
Fase pertama, kedewasaan tumbuh (growth maturity), tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun. Tidak ada saluran distribusi baru yang dapat diisi, walaupun beberapa pembeli yang terlambat masih memasuki pasar.
Pada fase kedua, kedewasaan stabil (stable maturity), penjualan menjadi datar dalam basis perkapita karena kejenuhan pasar. Sebagian besar konsumen potensial telah mencoba produk itu, dan penjualan masa depan ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti.
Pada fase ketiga, Kedewasaan menurun (decaying maturity), tingkat penjualan absolut mulai menrun dan pelanggan mulai beralih ke produk lain dan subsitusinya.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Penjualan menurun, karena sejumlah alasan termasuk perkembangan teknologi, pergeseran selera konsumen, serta meningkatnya persaingan dalam dan luar negeri. Saat penjualan dan laba menurun, beberapa perusahaan mengundurkan diri dari pasar. Yang bertahan mungkin mengurangi jumlah
penawaran produk. Mereka mungkin mengundurkan diri dari segmen pasar yang lebih kecil dan mereka mungkin memotong anggaran promosi dan menurunkan harga.
FAKTOR PENDUKUNG SEORANG WIRAUSAHA
1. Integritas : Mempunyai karakter yang kuat, disiplin, berbudi luhur, jujur, konsisten, tekun, ulet, sabar, adil, rendah hati, dapat dipercaya, optimis, dan tawakal;
2. Kompetensi : Cerdas, kreatif, inovatif, mumpuni dan mempunyai kemampuan teknis dan manajemen serta berani mengambil resiko secara terukur;
3. Kapasitas : Mempunyai akses modal, material dan peralatan untuk usaha;
4. Jejaring Sosial : Mempunyai hubungan sosial dengan masyarakat, pelaku usaha dan mampu berkomunikasi dengan pihak mitra usaha serta peduli kepada sesama dan lingkungan.
Untuk menjadi seorang wirausahawan sukses, berbagai jenis modal mesti dimiliki. Ada 3 jenis modal utama yang menjadi syarat :
· Sumber daya internal, yang merupakan bagian dari pribadi calon wirausahawan misalnya kepintaran, ketrampilan, kemampuan menganalisa dan menghitung risiko, keberanian atau visi jauh ke depan. · Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal usaha dan modal kerja, social network dan jalur demand/supply, dan lain sebagainya.
· Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan. Seorang calon usahawan harus menghitung dengan seksama apakah ke-3 sumber daya ini ia miliki sebagai modal. Jika faktor-faktor itu dimilikinya, maka ia akan merasa optimis dan keputusan untuk membuat mimpi itu menjadi tunas-tunas kenyataan sebagai wirausahawan mandiri boleh mulai dipertimbangkan.
Ada 2 karakteristik resiko:
1. Ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
2. Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian *Macam-macam resiko:
Menurut sifat, dibedakan : Resiko Murni
Yaitu resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja. Misal: kebakaran. bencana alam, pencurian dan sebagainya
Resiko Spekulatif
Yaitu resiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu.
Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya Resiko Fundamental
Yaitu resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak.
Misal: banjir, angin topan, dan sebagainya.
Menurut sumber / penyebab timbulnya, dibedakan : 1. Resiko Intern / Internal
Yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Misal :
Ketidaktahuan
Kesalahan manuasiawi Kurang pengalaman Kurang pelatihan
Kekurangan sumber daya 2. Resiko Ekstern/ Eksternal
Yaitu resiko yang berasal dari luar perusahaan. Misal :
Kegiatan pemasok yang berakibat kegagalan, perubahan spesifikasi produk Kegiatan pesaing / adanya saingan usaha yang sama
Tingkah laku pelanggan [ perubahan permintaan, perubahan persepsi ] Terjadi perubahan politik [ UU yang mempengaruhi produk/ pelanggan ] Kekuatan alam
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996): 1. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.
2. Memudahkan estimasi biaya.
3. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara yang benar.
4. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
5. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
6. Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
7. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah. 8. Menstabilkan pendapatan perusahaan.
Tahap perencanaan resiko
Petunjuk mengenai tahap perencanaan resiko: 1. Kenali sumber resiko
o Mengidentifikasi sebanyak mungkin sumber resiko o Membentuk tim kerja
o Adakan pembahasan dengan sumbang saran o Sumber potensial dikelola
2. Hindari resiko
Hal-hal yang dapat mencegah sunber resiko secara potensial adalah: Pertimbangkan bagaimana potensi resiko dapat dibicarakan
Gunakan tenaga ahli untuk pembicaraan
Carilah pengalaman baru dalam menangani masalah Pertimbangkan bagaimana resiko dapat dipindahkan
Berilah imbalan kepada para ahli yang membantu memecahkan masalah 3. Kendalikan manajemen
Pengendalian yang baik diperlukan dalam kasus apapun dan pimpinan bersama staf harus memonitor kemajuan teknik proyek setiap waktu untuk menemukan masalah sedini mungkin, sehingga dapat mengadakan perbaikan
1. Resiko teknis
Resiko ini terjadi akibat kekurangmampuan wirausaha / manajer dalam mengambil keputusan. Faktor penyebab :
Pemakaian SDM yang tidak seimbang ( tenaga kerja terlalu banyak ) Terjadi kebakaran akibat keteledoran dan kurang cermat
Terjadi pencurian akibat pengawasan yang kurang baik Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak
Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktifitas kerja yang menurun Perencanaan dan desian yang salah sehingga sulit dioperasionalnya.
Upaya untuk mengatasi/menghindari resiko tersebut di atas: 1. Manajer atau wirausaha menambah pengetahuan tentang:
Ketrampilan teknis, terutama yang berkaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Misalkan yang semula dengan teknologi tradisional diganti dengan teknologi tepat guna/modern
Ketrampilan mengorganisasi yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor produksi dalam usaha mencakup SDM, SDA, modal . Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, murah dan disenangi pembeli.
Ketrampilan memimpin yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk itu setiap pimpinan dituntut
membuat konsep kerja yang baik.
2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi SDM, strategi operasional, strategi pemasaran, strategi penelitian dan
pengembangan.
3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi yang merupakan pengeluaran tetap
2. Resiko Pasar
Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasaran. Faktor penyebab :
Kesalahan dalam mengidentifikasi pasar
Kesalahan dalam mengetahui kebutuhan pelangan dalam pasar yang dipilih Kegagalan dalam memprediksi perubahan pasar
Kesalahan dalam memperhitungkan secara makro Kegagalan dalam memprediksi siklus pasar
Upaya yang ditempuh:
Mengadakan inovasi yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli. Mengadakan penelitian pasar dan memperoleh informasi pasar secara berkesinambungan.
Ada lima jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler, 2001:98-100)
1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah). 4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.
Kalau dilihat goal atau target dari promosi itu secara singkat bisa dikelompokan menjadi : 1. Product awareness (Kesadaran) : artinya disini iklan yg dibuat hanya sebatas membuka otak kognitif kita akan ada suatu produk baru. Sehingga otak kita dirangsang utk menerka-nerka produk apa sekiranya yang akan keluar.
2. Product promotion (promosi) : biasanya pada kondisi ini bentuknya adalah mempromosikan jenis produk baru yang ditawarkan ke konsumen. Contohnya adalah iklan-iklan Koran, radio atau TV yang
menyebutkan langsung jenis atau nama produk yang dijual, merek dan kelebihannya. Iklan ini merupakan iklan umum yang paling sering dilihat sehari-hari.
3. Recall/Reminding (Pengingat) : promosi disini di targetkan terhadap produk yang sudah keluar di pasaran dalam kurun beberapa waktu yg lalu. Jadi awareness konsumen disadarkan kembali
(diingatkan kembali) terhadap produk yang kita jual. Jenis ini bisa menggunakan pola media yg sudah kita pake pada point 2. Jadi penekanannya hanya mengingatkan atas produk kita di pasaran. Iklan jenis ini banyak digunakan oleh merek yang sudah besar seperti Coca-cola, Mc. Donald, Sprite,
Bodrex, dll.
4. Penetrate (memperdalam) : promosi ini yang biasanya digunakan para produsen untuk merubah pola konsumsi konsumennya. Maksudnya begini, sebagai contoh iklan pasta gigi. Merek apa saja, tapi
Pepsodent contoh gampang. Menurut dokter gigi penggunaan pasta gigi itu sebenarnya cukup hanya seujung sikat gigi-nya saja (sekitar 1 Cm). Namun pesan yg diberikan oleh Pepsodent adalah
memberikan contoh dengan mengoleskan pasta giginya sepenuh sikat giginya. Secara tidak langsung otak kognitif kita disadarkan bahwa setiap membersihkan gigi berarti harus menggunakan pasta giginya sepenuh sikat giginya, artinya produsen merangsang konsumen untuk menggunakan
sebanyak-banyaknya. Walaupun dari manfaat yg dilihat tidak ada bedanya pakai sedikit atau banyak. Hal seperti ini juga dipakai oleh produsen Shampoo Rambut yang menganjurkan pemakaian setiap hari. Pesan yang Mereka pakai adalah “Aman digunakan setiap hari….”. Jadi fungsinya adalah agar konsumen lebih banyak dan sering menggunakan produk tersebut.
Tujuan Promosi
Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu:
1. Menginformasikan, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang produk baru,
mengemukakan manfaat baru sebuah produk, menginfonnasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.
2. Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli. 3. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang
masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian.
Peranan Etika dalam Bisnis :
MenurutRichard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu : 1. Produk yang baik
2. Managemen yang baik 3. Memiliki Etika
Keuntungan Menjaga Etika
1. Jika jujur dalam berbisnis, maka bisnisnya akan maju 2. Timbulnya kepercayaan
3. Kemajuan terjaga, jika perilaku etis terjaga 4. Perolehan laba akan meningkat
5. Bisnis akan terjaga eksistensi dan kesinambungannya
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok
Pemasaran
Pemasaran adalah proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu:
1. Analisis Konsumen
Merupakan pengamatan dan evaluasai kebutuhan, hasrat dan keinginan konsumen. Analisis konsumen melibatkan pengadaan survey konsumen, penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian strategi pemosisian pasar, pengambangan profil konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal.
2. Penjualan Produk/Jasa
Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan diler.
3. Perencanaan Produk dan Jasa
Perencanaan produk dan jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian produk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk, kualitas produk, penghapusan produk lama, dan penyediaan layanan konsumen. Uji pemasaran merupakan salah satu teknik perencanaan produk dan jasa yang paling efektif karena uji pasar memungkinkan sebuah organisasi untuk menguji rencana-rencana pemasaran alternatif dan meramalkan penjualan produk baru. 4. Penetapan Harga
Lima pemangku kepentingan ( stakeholder ) mempengaruhi keputusan penetapan harga ( pricing ): konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing.
5. Distribusi
Distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wolayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, kurir transportasi, penjualan grosir, dan ritel. Distribusi menjadi sangat penting ketika sebuah perusahaan berusaha menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi ke depan.
6. Riset Pemasaran
Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan dan penganalisisan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa. Aktivitas riset pemasaran mendukung
semua fungsi bisnis yang pokok dari sebuah organisasi. 7. Analisis Peluang
Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat dan resiko yang terkait dengan keputusan pemasaran. Tiga langkah yang diperlukan untuk membuat analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis):
(1) menghitung total biaya yang terkait dengan suatu keputusan, (2) memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut dan (3) membandingkan total biaya dengan manfaat. Apabila manfaat yang diharapkan melampaui total biaya, maka peluang itu menjadi lebih menarik.