• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONTOH KAK KONSTRUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CONTOH KAK KONSTRUKSI"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KERJA

PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI

PEMBANGUNAN FASILITAS PENUNJANG

DI PELABUHAN MUARA ANGKE

TAHUN ANGGARAN 20__

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA

Kompleks Dinas Teknis Jatibaru

Jln. Taman Jatibaru 1 Jakarta Pusat

(2)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMBANGUNAN FASILITAS PENUNJANG PELABUHAN MUARA ANGKE

I. LATAR BELAKANG

Sejak Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta menetapkan Muara Angke sebagai lokasi dermaga penyeberangan ke Kepulauan Seribu dari sisi pantai Teluk Jakarta, dengan SK Gubernur DKI No. 3305/1.711-5 tanggal 23 Agustus 1991 yang dipertegas dengan SK Gubernur DKI No. 125 tanggal 6 Februari 1995 yang memutuskan bahwa areal seluas 6 ha di Muara Angke diperuntukan bagi Pelabuhan Angkutan Penyeberangan Penumpang dari dan ke Kepulauan Seribu serta sebagai dermaga operasional Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta khususnya untuk menunjang tugas- tugas kepemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Dengan diberlakukannya undang-undang tentang otonomi daerah dan dilakukannya pembaharuan undang-undang tentang pelayaran maka kegiatan pembangunan pelabuhan dan sistem angkutan penyeberangan laut ini menjadi bagian tugas dari Dinas Perhubungan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta baik penyiapan sarana dan prasarana pelabuhan serta pengelolaannya.

Hingga akhir tahun 2011 di pelabuhan ini telah dibangun beberapa sarana dan fasilitas penunjang guna mendukung kegiatan di pelabuhan ini yang di awal tahun 2012 telah resmi dioperasikan.

Adapun beberapa fasilitas yang telah dibangun hingga saat ini antara lain : Bangunan Breakwater, Dermaga, Bangunan Gedung Kantor, Shelter, Lahan Parkir.

Untuk lebih meningkatkan pelayanan operasional Pelabuhan Muara Angke, perlu dilaksanakan pembangunan beberapa fasiltas penunjang lainnya. Untuk itu pada tahun 20__ ini Dinas Perhubungan Provinsi DKI akan melaksanakan kegiatan Pembangunan Fasilitas Penunjang di Pelabuhan Muara Angke

Untuk itu dalam pelaksanaannya haruslah benar-benar dilakukan dengan baik dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan serta sesuai dengan ketentuan teknis pengadaaan bangunan asset Pemerintah sehingga prosesnya dapat berlangsung dengan arah yang benar.

Pada tahap pelaksanaan pembangunan fisik di lapangan diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu Kontraktor pelaksana pekerjaan.

Kontraktor Pelaksana akan melakukan pelaksanaan pekerjaan fisik yang menyangkut beberapa aspek mutu, volume, waktu dan biaya. Disamping itu juga bertanggungjawab atas semua kegiatan selama pelaksanaan berlangsung.

Secara kontraktual, Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta selaku Pengguna Anggaran. Namun dalam kegiatan operasional, Kontraktor Pelaksana akan mendapat bantuan bimbingan utnuk menetukan arah pekerjaan Pelaksanaan Fisik dari Pejabat Pembuat Komitmen.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Fasilitas Penunjang di Pelabuhan Muara Angke ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari sisi kualitas, volume, biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan.

Tujuan dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Fasilitas Penunjang di Pelabuhan Muara Angke ini adalah untuk meningkatkan pelayanan terhadap penumpang dari dan ke Kepulauan Seribu.

III. SUMBER PENDANAAN

Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 20__ yang dialokasikan melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA - SKPD) Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta tahun Anggaran 20__.

Program : _______________ Kegiatan : _______________ Kode Rekening : _______________

IV. PEMBERI TUGAS

Pemberi Tugas adalah Kepala Bidang Transportasi Laut dan Udara Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta selaku Pejabat Pembuat Komitmen.

V. LOKASI PEKERJAAN

Kegiatan Pembangunan Fasilitas Penunjang di Pelabuhan Muara Angke berada di Kelurahan Pluit Kecamatan Penjaringan Kota Administrasi Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta, dalam areal milik pemerintah Provinsi DKI Jakarta

(3)

yang diperuntukkan bagi pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Dari dan Ke Kepulauan Seribu denagn batasan sebagai berikut :

a. Utara : Lahan Pengembangan Pelabuhan b. Barat : Jalan Masuk Pelabuhan (Beton) c. Selatan : Bangunan Shelter dan Dermaga d. Timur : Pagar Beton

Cuaca disekitar lokasi dikenal dengan dua musim, yakni : musim kemarau dan musim hujan. Musim Hujan berlangsung antara bulan September – Maret, dimana antara bulan Desember – Maret dikenal dengan “musim Barat” yang mana gelombang dan angin pada bulan-bulan ini cukup besar. Musim kemarau berlangsung antara bulan Maret - Agustus. Meskipun demikian pergeseran-pergeseran kedua musim dapat juga terjadi. Temperatus rata-rata di lokasi ini adalah 290C.

Berdasarkan data-data dari Dinas Meteorologi dan Geofisika, dari pengamatan stasiun terdekat, kecepatan angin berkisar antara 0.5 knot (minimum) sampai dengan 20 knot (maksimum)

Informasi dari daerah sekita lokasi, pasang surut yang terjadi minimum 0.00 LWS dan maksimum + 1.2 m LWS. Pada saat-saat tertentu mencapai + 1.40 meter LWS

VI. WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama ____ (_______) hari kalender sejak SPMK diterbitkan. VII. KELUARAN

Keluaran yang diminta dari Kontraktor Pelaksana pada penugasan ini adalah :

1) Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan.

2) Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari :

- Metode Pelaksanaan Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pelaksanaan pekerjaan. - Melakukan control terhadap kondisi eksisting di lapangan;

- Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan; - Membuat Laporan harian berisikan keterangan tentang :

 tenaga kerja.

 bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak.  peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan.  kegiatan per-kornponen pekerjaan yang diselenggarakan.  waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan.

 kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.

- Membuat Laporan mingguan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja), Laporan Bulanan;

- Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran termijn;

- Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah dan Kurang (jika ada tambahan atau perubahan pekerjaan);

- Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan; - Membuat Berita Acara Pemyataan Selesainya Pekerjaan;

- Membuat Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing); - Membuat Time schedule / S curve untuk pelaksanaan pekerjaan. VIII. PELAPORAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, utnuk dibahas guna mendapatkan persetujuan. Sesuai dengan lingkup pekerjaan, maka jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan dan jenis laporan yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas adalah :

a.

LAPORAN HARIAN

Laporan Harian ini harus dibuatKontraktor Pelaksana pekerjaan terhitung setelah SPMK ditandatangani (dimualinya pekerjaan fisik) sebanyak 6 eksemplar dan berisi antara lain :

1) Buku Harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk yang penting dari Konsultan Pengawas/Direksi, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekuensi keuangan, kelambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis.

2) Laporan harian berisikan keterangan tentang : - Tenaga kerja;

(4)

- Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;

- Kegiatan per-komponen pekerjaan yang diselenggarakan; - Waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan;

- Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan; b. LAPORAN PELAKSANAAN

Laporan Pelaksanaan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor (7 hari setelah SPMK ditandatangani) sebanyak 6 eksemplar dan berisi antara lain :

1) Review terhadap rencana kerja kontraktor;

2) Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama seminggu tersebut; 3) Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek

4) Monitor masalah teknis di lapangan; 5) Permasalahan non teknis yang dihadapi; 6) Monitor Kendali Mutu;

7) Pemeriksaan Gambar Kerja;

8) Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secra bertahap sesuai kemajuan pekerjaan; 9) Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya;

c. PRODUKSI DALAM NEGERI

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan pengunaan produksi dalam negeri. Produksi luar negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam negeri tidak dapat digunakan.

d. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN

Untuk pelaksanaan Pembangunan Fasilitas Penunjang di Pelabuhan Muara Angke ini didalam perhitungan volume berpedoman kepada peraturan yang berlaku, antara lain : Regulasi-Regulasi Nasional maupun Internasional yang mengatur tentang Maririm dan Hidrografi, Standard Umum Pelabuhan, PBI, PMI, PPBBI, ASTM dan lain-lain yang disyaratkan undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.

e. ALIH PENGETAHUAN

Jika diperlukan, Penyedia jasa Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk meyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil kegiatan / satuan kerja Kuasa Pengguna Anggaran IX. SPESIFIKASI TEKNIS

9.1. SYARAT-SYARAT UMUM a. U M U M

Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini.

Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan-perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.

b. LINGKUP PEKERJAAN

Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

c. SARANA KERJA

Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja, identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan inii.

Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material ditapak yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja di tapak dapat tercapai. d. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN

1) Dalam hal terjadi perbedaan dan/atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada dalam Buku Uraian Pekerjaan ini, maupun perbedaan yang terjadi akibat keadaan ditapak, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal

(5)

tersebut kepada Perencana/Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak setelah Konsultan Pengawas berunding terlebih dahulu dengan Perencana.

Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

2) Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai/terpasang.

3) Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan.

Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum dicantumkan dalam gambar Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Pengawas memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikkan pegangan setelah berunding terlebih dahulu dengan Perencana.

4) Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas.

Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.

5) Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, addenda, berita-berita perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan.

Dokumen-dokumen ini haruss dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Direksi setiap saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.

e. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH-CONTOH

1) Gambar-gambar pelaksana (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram, ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor atau Sub Kontraktor, Supplier atau Prosedur yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.

2) Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan Pengawas untuk menilai pekerjaan, setelah disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Perencana.

3) Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera semuaa gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan Pengawas.

Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal-hal demikian.

4) Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.

5) Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat dalam Dokumen Kontrak dan syarat-syarat keindahan. 6) Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas dan menyerahkan kembali

segala gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai disetujui.

7) Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan dengan Dokumen Kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.

8) Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus disetujui Konsultan Pengawas dan Perencana, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan Perencana.

9) Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan kepada Konsultan Pengawas dalam dua salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan mencantumkan tanda-tanda “Telah Diperiksa Tanpa Perubahan” atau “Telah Diperiksa Dengan Perubahan” atau “Ditolak”.

Satu salinan ditahan oleh Konsultan Pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua dikembalikan kepada Kontraktor untuk dibagikan atau diperlihatkan kepadaa Sub Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya. 10) Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan Pengawas hal-hal

yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu diubah. Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan diperlukan sama seperti butir di atas.

11) Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan kepada Konsultan Pengawas dan Perencana.

12) Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog kepada Konsultan Pengawas dan Perencana menjadi tanggung jawab Kontraktor.

f. JAMINAN KUALITAS

Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak. Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada butir ini. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

(6)

g. NAMA PABRIK/MEREK YANG DITENTUKAN

Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merek dari satu jenis bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.

Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.

Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan menentukan sendiri alternatif merek lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukkan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada Pemberi Tugas fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun Importir lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).

h. CONTOH-CONTOH

Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.

Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara pengerjaan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

i. SUBSTITUSI

1) Produk yang disebutkan nama pabriknya :

Material, peralatan, perkakas, aksesories yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-data yaang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.

2) Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :

Material, peralatan, perkakas, akserories dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya, katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari Pemilik/Perencana.

j. MATERIAL DAN TENAGA KERJA

Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material harus tahan terhadap iklim tropik.

Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap Pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi Pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya. Kontraktor harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.

k. KLAUSUL DISEBUTKAN KEMBALI

Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya.

Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan/atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.

Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala “claim” atau tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.

l. KOORDINASI PEKERJAAN

Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.

(7)

Melokalisasi/memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.

m. PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG, HARTA BENDA DAN PEKERJAAN 1) Perlindungan terhadap milik umum :

Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalulintas, baik baik kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.

2) Orang-orang yang tidak berkepentingan :

Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas dan para penjaga.

3) Perlindungan terhadap bangunan yang ada :

Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat diterima Pemberi Tugas.

4) Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :

Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang dan malam.

Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor dan Sub Kontraktor, atass kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.

5) Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama :

Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang datang ke lokasi.

Fasilitas daan tindakan pengamanan seperti ini disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugaas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan Undang-undang yang berlaku pada waktu itu.

Di lokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai. Sebagai tambahan hendaknya ditiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.

6) Gangguan pada tetangga :

Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu sebagaimana Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan penggganti uang yang akan diberikan kepada Kontraktor sebagai tambahan, yang mungkin ia keluarkan.

n. PERATURAN HAK PATENT

Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner)) terhadap semua “claim” atau tuntutan, biaya atua kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.

o. I K L A N

Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan (batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

p. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAAN YANG DIGUNAKAN

1) Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya, yakni : Peraturan Pemerintah :

- Keppres 29/1994 dengan lampiran-lampirannya;

- PERATURAN PRESIDEN Nomor : 54 tahun 2010, Tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; - Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden voor de

Uitvoering bij Aaneming van Openbare Werken (AV) 1941.

- Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI ).

(8)

- Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 174 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor130 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta.

- Keputusan Gubernur 1263/2006 Tentang Panduan Rancang Kota Kawasan Pembangunan Terpadu Muara Angke Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan Kotamadya Jakarta Utara.

- Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta No. 12 tahun 2003 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai dan Danau serta Penyeberangan di Provinsi DKI Jakarta.

- Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.

- Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan. - Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070). - Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109).

Peraturan Standar :

- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971).

- Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.

- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979k dan PLN setempat.

- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalassi Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.

- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961). - Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08. - Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan. - Peraturan Muatan Indonesia.

- Peraturan dan Ketentuan laain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

2) Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat pula :

- Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi. - Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

- Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. - Berita Acara Penunjukkan.

- Surat Keputusan kpa tentang Penunjukan Kontraktor. - Surat Perintah Kerja (SPK).

- Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.

- Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui. - Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.

9.2. PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN a. PEMBERSIHAN TAPAK PROYEK

1) Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon. 2) Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata. b. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI

1) Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenaai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.

2) Ketidak cocokan yang mungkin terjadii antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Konsultan Pengawas untuk dimintakaan keputusannya.

3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.

4) Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencana/Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek.

5) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/Konsultan Pengawas.

(9)

c. TUGU PATOKAN DASAR

1) Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencana/Konsultan Pengawas.

2) Tugu patokan dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 x 20 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah secukpnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah.

3) Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Perencana/Konsultan Pengawas untuk membongkarnya.

4) Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor. d. PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)

1) Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7, tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama lain.

2) Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).

3) Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.

4) Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 3000 cm dari as pondasi terluar.

5) Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas.

6) Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor. e. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR & DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA

1) Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

2) Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya sekurang-kurangnya (minimum) 20 KVA. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Konsultan Pengawas.

f. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

1) Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 15 Kg.

2) Apabila pelaksanaan “pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran tersebu menjadi hak milik Pemberi Tugas”.

3) Disamping itu Kontraktor juga waib mwenyediakan dan menjalankan program K3 sesuai standar yang berlaku. g. DRAINAGE TAPAK

1) Dengan mempertimbangkan keadaan topographi/kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada.

2) Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembuangan.

3) Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas. h. PAGAR PENGAMAN PROYEK

1) Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan.

2) Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat penimbunan bahan-bahan.

3) Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai. 4) Syarat Pagar Pengaman :

- Pagar dari seng gelombang BJLS 20 finish cat, tinggi 180 cm, bagian yang masuk pondasi minimum 40 cm.

- Rangka kayu Borneo ukuran 4 x 6 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut tinggi pagar.

- Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm dalam 50 cm dari permukaan tanah setempat.

- Beton dengan adukan 1 : 3 : 5.

- Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama. i. KANTOR KONSULTAN PENGAWAS

(10)

1) Kantor Konsultan Pengawas merupakan bangunan dengan konstruksi rangka kayu, dinding papan multiplek dicat, penutup atap asbes semen gelombang, lantai papan, diberi pintu/jendela secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan.

Letak kantor Konsultan Pengawas harus cukup dekat dengan kantor Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas. Kantor Konsultan Pengawas minimal seluas 60 m2.

2) Perlengkapan-perlengkapan kantor Konsultan Pengawas yang harus disediakan Kontraktor : - 1 (satu) buah meja rapat ukuran 1,20 x 1,80 cm2, dengan 10 (sepuluh) kursi lipat. - 1 (satu) buah meja tulis ukuran 0.70 x 1.40 cm, dengan 2 (dua) kursi lipat. - 1 (satu) buah meja gambar ukuran A-1, dari kayu lipat.

- 1 (satu) buah lemari ukuran 1.50 x 2.000 x 0.50 cm3 dapat dikunci. - 1 (satu) buah white board ukuran 1.20 x 2.40 cm2.

- 1 (satu) buah rak untuk contoh-contoh material terbuat dari plywood tebal 16 mm

3) Berdekatan dengan kantor Konsultan Pengawas, harus ditempatkan ruang WC dengan bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.

4) Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat digunakan oleh Direksi Lapangan adalah :

- 1 (satu) buah alat ukur schuifmaat.

- 1 (satu) buah alat ukur optik (theodolit/waterpass). - 1 (satu) unit komputer lengkap dengan printer.

j. KANTOR KONTRAKTOR DAN LOS KERJA

1) Ukuran luas Kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran, minimal seluas 90 m2 untuk kebutuhan gudang dan kantor.

2) Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.

k. PAPAN NAMA PROYEK

1) Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama-nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultam Pengawas, Kontraktor, Sub Kontraktor, dan Kontraktor-kontraktor untuk paket pekerjaan lainnya yang terlibat.

2) Peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas.

3) Ukuran papan nama proyek 80 cm x 120 cm, dengan bahan material : kayu kaso 5/7 dan papan nama dari triplek 4 mm bingkai kayu reng. Papa nama proyek dicat dan ditulis identitas proyek dan dikerjakan dengan rapi.

9.3. PEKERJAAN STRUKTUR

9.3.1. PEKERJAAN TANAH a. U M U M

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “Pekerjaan tanah” seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

- Pembersihan lahan. - Pengurugan dan pemadatan. - Pembuatan Bouwplank.

- Pengukuran dan penggambaran kembali. 2) Pekerjaan yang berhubungan

- Jalan dan Parkir - Pertamanan - Drainase Tapak. - Pekerjaan Pondasi b.. BAHAN / MATERIAL

Untuk pemasangan bouwplank menggunakan bahan : 1) Kayu jenis meranti atau setara, tebal 3 cm. 2) Kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 - 10 cm.

(11)

c. PELAKSANAAN

1) Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan

- Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan.

Sampah yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 0,500 m dibawah tanah dasar/permukaan.

- Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.

- Pembuatan dan pemasangan patok dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setaraf dengan tebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8-10 cm dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat datar (waterpass).

- Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

- Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman.

- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya oleh Konsultan Pengawas/Perencana.

 Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

 Penentuan titik ketinggiaan dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolith.  Kontraktor harus menyediakan theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk

kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas.

 Pengukur sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah diisetujui oleh Konsultan Pengawas.

- . Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air/hujan.

2) Pekerjaan Galian

- Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan.

- Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.

- Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.

- Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.

- Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.

- Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

- Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.

- Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi secara dipadatkan sampai mencapai 95 % kepadatan maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.

- Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri. Bila suatu alat pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui dilapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu. - Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor, Kontraktor harus segera

mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.

Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan ke luar lapangan ketempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan Kontraktor.

(12)

3) Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

Yang dimaksudkan disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban, yakni :

- Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

- Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian, sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya di urug.

- . Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat pemadat/compactor “vibrator type” yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum hasil laboratorium.

- Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor .

Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum minimal satu kali untuk jenis tanah yang dijumpai di lapangan.

Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.

- . Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil dan tanah yang dipadatkan.

- . Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ketempat pembuangan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

- Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat lain, tanpa tambahan biaya.

4) Pengujian Mutu Pekerjaan

- Konsultan Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.

- Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum, maka Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum di laboratorium.

Penelitian kepadatan dilapangan harus mengikuti prosedur ASTM d1556-700 atau prosedur lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas.

Penunjukkan laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan semua biaya yang timbul untuk keperluan ini menjadi beban Kontraktor.

- Penelitian kepadatan dilapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter persegi dari daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.

- Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara/prosedur dibawah ini :  ”Density of soil inplace by sand-cone method” AASHT.T191.

 ”Density of soil inplace by driven cylinder method” AASHTO.T.204.  ”Density of soil implace by the rubber ballon method” AASHTO.T.205.

Atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas. 9.3.2. PEKERJAAN BEGISTING BETON

a. U M U M

SATUAN PEKERJAAN (M2) 1) Lingkup Pekerjaan

- Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan pengangkuran-pengangkuran yang diperlukan.

- Penyediaan bukaan/sparing dan sleeve untuk pekerjaan-pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal. - Penyediaan Waterstops.

- Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain. 2) Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan.

- Pondasi Beton Bertulang - Pasangan Bata

- Pintu Besi dan Kusen - Pekerjaan Mekanikal - Pekerjaan Elektrikal. 3) Standard.

(13)

 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) - 1982, NI - 3.

 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) - 1961, NI - 5.  Peraturan Standaar Beton 1991 (SK.SNI T-15-1991-03) - ACI : American Concrete Institute, USA.

 303 - Guide to Cast-In-Place Architectural Concrete practice.  318 - Building Code Reguirements for Reinforced Concrete.  347 - Recommended Practice for Concrete Form Work.  SP4, Special publication 34 - Form Work for Concrete. 4) Shop Drawing.

- Dimana diperlukan, menurut Direksi Lapangan atau Perencana, harus dibuat Shop Drawing. - Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan bekisting yang berbeda; yang memperlihatkan :

 dimensi

 metoda konstruksi  bahan

 hubungan dan ikatan-ikatan (ties). b. B A H A N

1) Bekisting Beton Biasa (Non Ekspose) - Plywood t = 12 mm.

- Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.

2) Bekisting Beton Ekspose

- Plywood; untuk dinding, balok dan kolom persegi, tebal 18 mm. - Baja lembaran, tebal minimal 1,2 mm, untuk kolom- kolom bundar.

- Form ties; baja yang mudah dilepas (snap-off metal). Panjang fixed atau adjustable, dapat terkunci dengan baik dan tidak berubah saat pengecoran. Lubang yang terjadi pada permukaan beton setelah form ties dibuka tidak boleh lebih dari 1 inch (25 mm).

- Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak menimbulkan karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna bahan finishing permukaan beton. Produk : CALSTRIPS, buatan Cement Aids, Australia.

- Chamfer Strips, terbuat dari jenis kayu klas II, dibentuk menurut rencana beton pada gambar. - Khusus untuk bekisting concrete wall - slab - beton menggunakan sistem terlampir.

3) Water Stops

Dipergunakan type RX bentonit Volclay. 4) Syarat-syarat Umum Bekisting

- Tidak mengalami deformasi. Bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat. - Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape.

- Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting. c.. PELAKSANAAN

1) Pemasangan Bekisting.

- Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan. Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.

- Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan design dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, kelurusan dan dimensi.

- Rancangan bekisting harus memudahkan pembukaannya sehingga tidak merusakkan permukaan beton. - Hubungan-hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air, untuk mencegah

kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton. Hubungan-hubungan ini harus diusahakan seminimal mungkin.

- Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya. Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin Konsultan Pengawas. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.

- Perkuatan-perkuatan pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang struktural yang tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

- Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan (chamfer strips) pada sudut-sudut luar (vertikal dan horizontal) dari balok, kolom dan dinding.

- Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :  Deviasi garis vertikal dan horizontal :

 6 mm, pada jarak 3000 mm.  10 mm, pada jarak 6000 mm.

(14)

 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih.

 Deviasi pada potongan melintang dari dimensi kolom atau balok, atau ketebalan plat : 6 mm.

- Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan rekomendasi pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur-angkur dan bahan-bahan tempelan (embedded item) lainnya. Bahan yang dipakai dan cara aplikasinya tidak boleh menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan beton.

- Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan pelepas acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan tidak dipakai, sisi dalam bekisting harus dibasahi dengan air bersih. Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.

2) Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan Bukaan (Opening)

- Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, sleeves dan pekerjaan lain yang akan merekat pada, atau melalui/merembes beton.

- Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau bagian pekerjaan lain yang akan di cor langsung pada beton.

- Koordinasikan bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk / menyediakan bukaan, slots, recessed, sleeves, bolts, angkur dan sisipan-sisipan lainnya. Jangan laksanakan pekerjaan diatas jika tidak secara jelas/khusus ditunjukkan pada gambar yang berhubungan.

- Pemasangan water stops harus kontinu (tidak terputus) dan tidak mengubah letak besi beton.

- Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan dan inspeksi. Tempatkan bukaan dibagian bawah bekisting guna memungkinkan air pembersih keluar dari bekisting. Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan yang memungkinkan merekat rapat, rata dengan permukaan dalam bekisting, sehingga sambungannya tidak akan tampak pada permukaan beton ekspose.

3) Kontrol Kualitas.

- Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatanya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekistings, wedged, ties, dan bagian-bagian lainnya aman.

- Informasikan pada Konsultan Pengawas jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Konsultan Pengawas terhadap bekisting yang telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.

- Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali tidak diperkenankan. Penambalan pada bekisting, juga tidak diperkenankan, kecuali pada bukaan-bukaan sementara yang diperlukan.

- Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Konsultan Pengawas.

4) Pembersihan

- Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.

- Buka bekisting secara kontinu dan sesuai dengan standard yang berlaku sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang terjadi pada struktur.

- Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.

- Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan.

- Dimana diperlukan berikan perkuatan-perkuatan pada komponen-komponen struktur yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilantai-lantai diatasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28 day compressive strength) yang diperlukan.

- Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Konsultan Pengawas.

9.3.3. PEKERJAAN BETON BERTULANG a. U M U M

SATUAN PEKERJAAN (M3) 1) Lingkup Pekerjaan

- Pembesian.

(15)

 Beton decking(support chairs), bolster, speacer for reinforcing.

- Pengecoran Beton.

 Beton cor ditempat untuk rangka bangunan, lantai, dinding pondasi dan slabs pendukung.  Slab beton diatas tanah dan pedestrian/side walks.

 Finishing permukaan beton pada dinding, pelat, balok dan kolom. 2) Pekerjaan yang berhubungan

- Bekisting Beton. - Finishing Beton.

- Pondasi Beton Bertulang. - Pasangan Bata

- Struktur Baja - Waterproofing. - Kusen dan Pintu.

- Pekerjaan Mekanikal yang harus dicor dalam beton. - Pekerjaan Elektrikal yang harus dicor dalam beton. 3) Standard.

- Standard Indonesia.

 PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI - 3)  SK.SNI T-15-1991-03 : Standar Beton 1991.

 Peraturan Portland Cement Indonesia 1973, NI - 8.  PBN : Peraturan Bangunan Nasional 1978. - ASTM, USA.

 C 33 - Concrete Aggregates.  C 150 - Portland Cement.

- ACI : American Concrete Institute, USA.

 211 - Recommended Practice for selecting proportions for Normal and Heavy Weight Concrete.  212 - Guide for use of Admixtures in Concrete.

 214 - Recommended Practicefor Evaluation of Compression Test Results of Field Concrete. 4) Penyimpanan :

- Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaan.

- Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai megeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.

- Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain). Jenis semen dari merk Tiga Roda, Gresik atau Cibinong dan jenis merk semen yang digunakan adalah mengikat seluruh pekerjaan.

- Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

b. BAHAN/PRODUK 1) Portland Cement.

- Portland cement jenis II, menurut NI - 8 atau type I, menurut ASTM dan memenuhi S.400, menurut Standard Portland Cement yang ditentukan Asosiasi Semen Indonesia.

- Untuk pemukaan beton expose, harus dipakai 1 merk semen saja. - Kekuatan tes kubus semen minimal 350 kg per cm persegi.

2) Aggregates.

- Kualitas aggregates harus memenuhi syarat-syarat SK.SNI-1991.

Aggregates kasar harus berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 5 % berat kering.

- Dimensi maksimum dari aggregates kasar tidak lebih dari 3,0 cm dan tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

(16)

- Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur,

tanah lempung dan sebagainya. 3) A i r :

- Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan-bahan-bahan lain dapat mengurangi mutu pekerjaan.

- Kandungan chlorida tidak boleh melebihi 500 p.p.m. dan komposisi sulfat (SO3) tidak boleh melebihi 1000 p.p.m. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemerik-saan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. 4) Baja Tulangan :

Baja tulangan yang digunakan adalah batang-batang baja lunak dengan tegangan leleh 300 Mpa dan tegangan maksimum 450 Mpa untuk mutu baja U 30, bagi baja dia ≤ 12 mm, tegangan leleh 400 Mpa dan tegangan maksimum 600 Mpa untuk mutu baja U 40 bagi baja ulir dia. > 12 mm Kontraktor harus membuktikan kepada Pengawas bahwa segala penulangan memenuhi spesifikasi dan memperlihatkan surat-surat keterangan dari lab. Pengujian Mutu Baja yang disetujui oleh Pengawas. Bila syarat spesifikasi ini tidak terpenuhi, maka kontraktor harus membayar untuk pengujian-pengujian, baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.

Kontraktor hanya diperkenankan mengganti dengan diameter lain apabila luas penampang tulangan karena penggantian ini tidak menjadi berkurang, penggantian harus disetujui Pengawas.

Bila terjadi tambahan biaya akibat penggantian penulangan tersebut diatas maka tambahan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.

Penyimpanan :

- Penyimpanan baja tulangan harus sedemikian rupa sehingga tidak berhubungan dengan tanah lembab. - Penyimpangan harus sedemikian rupa sehingga dengan mudah dilihat ukurannya dengan jalan

mengkelompokkan sesuai dengan ukurannya.

- Bila baja tulangan didapat dari sumber-sumber yang berbeda hendaknya penyimpangan diatur sesuai dengan asal baja tulangan.

Pemasangan Tulangan :

- Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar. Pemasangan harus sesuai sedemikian rupa sehingga didapat jaminan bahwa kedudukan tulangan tidak berubah pada saat beton dicor.

- Blok-blok penyangga tulangan harus sesuai dengan tebal penutup beton, dan paling sedikit sasma kuatnya dengan beton yang dituangkan berdekatan, yang harus dirancang dan ditempatkan sedemikian sehingga blok-blok penyangga itu tidak menyebabkan noda-noda pada permukaan-permukaan yang terbuka.

5) Admixture :

- Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture.

- Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

c. PELAKSANAAN 1) Kualitas Beton.

- Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah untuk pondasi, kolom dan balok adalah K 250 atau fc’ = 25 Mpa (tegangan tekan hancur karakteristik untuk cilinder beton ukuran 15 x 30 cm pada usia 28 hari). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam standar beton 1991. Mutu beton >K 175 atau fc’ = 20 Mpa untuk saluran, Balok dan kolom pondasi pagar. Mutu beton K 175 atau fc’ = 15 MPa digunakan pada umumnya untuk kolom-kolom praktis dan bagian-bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain.

- Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan trial-mixes dilaboratorium yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.

- Test selama pekerjaan :

 Buat 3 silinder 15 cm x 30 cm dari setiap 75 m3 atau sebagian dari pada itu, atau dari pengecoran setiap hari, pilih yang paling menentukan, dari setiap mutu beton yang berbeda dan dari setiap perencanaan campuran yang di cor.

 Buat dan simpan silinder-silinder menurut ASTM C 31. Test satu silinder pada hari ke 7 dan satu selinder pada hari ke 28 menurut ASTM C 39. Simpan satu silinder sebagai cadangan untuk test pada hari ke 56 jika test pada hari ke 28 gagal. Jika test silinder pada hari ke 28 berhasil, test silinder cadangan untuk menghasilkan kekuatan rata-rata dari kedua silinder pada hari 28. Sediakan fasilitas pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang diperlukan oleh badan penguji.

(17)

- Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan laboratorium harus dengan pertsetujuan Konsultan Pengawas.

- Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 13 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :

Contoh : beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu rata atau palat baja. Cetakan di isi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 60 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusakan harus masuk dalam satu lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, maka dibiarkan 1/2 menit lalu cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).

- Jumlah semen minimum 325 kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, pada daerah kamar-mandi dan WC, daerah talang beton, jumlah minimum tersebut dinaikan menjadi 360 kg/m3 beton. Untuk beton atap, WC faktor maksimum 0,50 dengan catatan tidak boleh lebih rendah daripada mutu beton karakteristik yang disyaratkan.

- Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. - Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan silinder percobaan untuk umur 7 (tujuh) hari

dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65 % kekuatan yang diminta pada 28 hari, tanpa additives. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditetapkan dalam SB. SNI-1991 dengan tidak menambah beban biaya bagi Pemberi Tugas.

- Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk kedalam mixer.

- Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.

- Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton. 2) Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting.

Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus mengikuti SK. SNI-1991. Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3) Penggantian Besi.

- Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.

- Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka :

 Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar; Secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk sekedar informasi.  Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh kontraktor sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan

tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.

 Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.

- Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :

 Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Perencana.

 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas penampang besi tulangan).

 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kemampuan penampang berkurang.

 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

- Toleransi Besi.

Diameter, ukuran sisi Variasi dalam Toleransi (atau jarak antara berat yang di- diameter

dua permukaan yang perbolehkan. berlawanan.

Dibawah 10 mm +/- 7 % +/- 0.4 mm 10 mm sampai 16 mm

(tapi tidak termasuk

(18)

10 mm sampai 28 mm

(tapi tidak termasuk

diameter 28 mm) +/- 4 % +/- 0.5 mm 4) Perawatan Beton.

- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. - Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan. - Beton harus dibasahi paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran. - Khusus elemen vertical harus dipakai curing compound.

5) Tanggung Jawab Kontraktor

Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan. Adanya atau kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas atau Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.

6) Perbaikan Permukaan Beton

Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengetahuan Konsultan Pengawas. Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor. Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelombang udara, kropos, berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

7) Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :

- Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang. - Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi.

8) Hal-hal lain ("Miscellaneous item") :

- Isi ubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal dan elektrikal.

Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

- Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150 cm. Dipasang pada saat sebelum pengecoran beton dan penggantung harus dikaitkan pada tulangan pelat atau balok.

9) Pembersihan

Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus dilakukan secara baik dan teratur.

10) Contoh yang harus disediakan

- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material : split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor kelapangan.

- Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui dibangsal Konsultan Pengawas.

11) Sparing Conduit dan Pipa-pipa

- Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.

- Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka pemborong harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan Pengawas. - Bilamana sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan

dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.

- Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

- Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran. d. KRITERIA KINERJA PRODUK : Kwantitas (volume), kwalitas (mutu ) sertakerapihan 9.3.4. PEKERJAAN PONASI DANGKAL BETON BERTULANG

a. U M U M

SATUAN PEKERJAAN (M3)

(19)

- Pekerjaan meliputi penyediaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan, pengangkutan dan pelayanan yang

diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini.

- Pekerjaan pondasi beton ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar. 2) Pekerjaan yang berhubungan.

- Bekisting Beton

- Pekerjaan Tanah untuk Bangunan - Tiang Bendera

- Beton Bertulang 3) Standard

- Standard Indonesia

 PUBI : Peraturan Umum Bangunan Indonesia 1982 (NI-3) SK.SNI-1991.  Peraturan Portland Cement Indonesia 1973 (NI-8)

 PBN : Peraturan Bangunan Nasional 1978. - ASTM, USA

 C 33 - Concrete Aggregates.  C 150 - Portland Cement. - ACI, USA

 211 - Recommended Practice for selecting proportions for Normal and Heavy Weight Concrete.

 212 - Guide for use of Admixtures in Concrete.

 214 - Recommended Practicefor Evaluation of Compression Test Results of Field Concrete. - PKKI 1961 (NI-5)

4) Shop Drawing

Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan pondasi beton bertulang yang berbeda; yang memperhatikan :

- dimensi

- metoda konstruksi - bahan.

5) Contoh yang harus disediakan

- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material : koral, split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

- Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui di Bangsal Konsultan Pengawas.

- Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kemasan aslinya yang masih bersegel dan berlebel pabriknya.

- Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.

- Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.

- Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. 6) Pengujian mutu Pekerjaan

- Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan kepada Konsultan Pengawas "Certificate Test" besi beton, PC dari produsen/pabrik.

- Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Konsultan Pengawas secepatnya.

- Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor. 7) Syarat-syarat pengamanan pekerjaan

- Pondasi beton yang telah terpasang dihindarkan dari jamahan orang/benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.

- Pondasi beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. - Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu

pekerjaannya. b. BAHAN/PRODUK

1) Beton yang digunakan : mutu fc’ = 20 MPa, atau seperti yang tertera pada gambar.

2) Baja tulangan yang digunakan : mutu TP30 dia. =< 12 mm atau dan TD40 dia. ≥ 13 mm seperti ditentukan pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain.

Referensi

Dokumen terkait

Dasar hukum yang dipakai adalah Pasal 56 ayat (1) UUP menyatakan : perkawinan yang dilakukan di luar Indonesia antara dua orang warga negara Indonesia atau seorang

Kelompok Kerja (POKJA) II Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Satuan Kerja Perberdayaan

Dengan diketahui adanya korelasi COX-2 dan MVD yang positif pada karsinoma nasofaring, maka secara teori pemberian penghambat COX-2 akan dapat menghambat proses angiogenesis

Keberadaan data dengan kondisi seperti ini menyebabkan penghitungan ekspor-impor antar provinsi menjadikan komponen ini (dalam series PDRB adh Konstan 2010)

kembangan luas tanaman yang cepat yaitu 45 persen setiap tahunnya. Sudah barang tentu pengusahaan tanaman pepaya akan berbeda dengan pengusahaan tanaman palawija. Ditinjau

Bahkan Dahal dan Adhikari (2008) menyatakan bahwa modal sosial yang merujuk pada trust, norms dan networks, memainkan peran vital dan menentukan keberhasilan atau kegagalan dari

Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul ter- nyata dapat memberikan hasil yang jauh lebih tinggi da- ri pada benih lokal yang biasanya digunakan oleh peta- ni, asal

Inhibitor korosi merupakan senyawa yang bila ditambahkan dalam jumlah yang kecil ke dalam suatu lingkungan yang korosif secara berkala untuk menekan serangan