• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal KP Ke PT. Timah Persero Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal KP Ke PT. Timah Persero Tbk."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BIJIH TIMAH UNIT LAUT BANGKA PT. TIMAH (PERSERO), TBK

PROVINSI BANGKA BELITUNG

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Permohonan Kuliah Kerja Lapangan

Oleh

Galih Bagus Nugraha 03111002061

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014

IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN KULIAH KERJA LAPANGAN

1. Judul : Aktivitas Penambangan Bijih Timah di PT. Timah (Persero) Tbk. Bangka Belitung

a. Pengusul :

Nama/NIM : Galih Bagus Nugraha / 03111002061 b. Institusi : Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya 2. Tempat : PT. Timah (Persero) Tbk. Bangka Belitung 3. Waktu : 25 Agustus – 23 September 2014

(2)

Inderalaya, 2 Juli 2014 Pemohon,

Galih Bagus Nugraha NIM. 03111002061

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya,

Rr. Hj. Harminuke Eko Handayani, S.T.,M.T. NIP.1969020991997032001

A. JUDUL

Aktivitas Penambangan Bijih Timah di PT. Timah (Persero) Tbk. Bangka Belitung

B. BIDANG ILMU Teknik Pertambangan. C. LATAR BELAKANG

Aktivitas penambangan bijih timah di Indonesia telah berlangsung lebih dari 200 tahun, dengan jumlah cadangan yang cukup besar. Cadangan timah ini, tersebar dalam bentangan wilayah sejauh lebih dari 800 kilometer, yang disebut The Indonesian Tin Belt. Bentangan ini adalah merupakan bagian dari The Southeast Asia Tin Belt, yang membujur sejauh kurang lebih 3.000 km dari daratan Asia ke arah Thailand, Semenanjung Malaysia hingga Indonesia.

Menurut data USGS tahun 2009, Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya dan penghasil timah terbesar di dunia dengan cadangan timah sekitar 0,9 juta ton pada tahun 2008.

Wilayah cadangan timah di Indonesia mencakup Pulau Karimun, Kundur, Singkep, dan sebagian di daratan Sumatera (Bangkinang) di utara terus ke arah selatan yaitu Pulau Bangka, Belitung, dan Karimata hingga ke

(3)

daerah sebelah barat Kalimantan. Penambangan di Bangka, misalnya, telah dimulai pada tahun 1711, di Singkep pada tahun 1812, dan di Belitung sejak 1852. Namun, aktivitas penambangan timah lebih banyak dilakukan di Pulau Bangka, Belitung, dan Singkep. Kegiatan penambangan timah di pulau-pulau ini telah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang.

Dalam industri pertambangan, PT Timah (Persero) Tbk, merupakan salah satu penghasil timah terbesar di dunia. Penambangan Timah dilakukan di dua lokasi, yaitu di laut dan di darat. Dimana untuk penambangan Timah di laut menggunakan Kapal Keruk (KK), Kapal Isap Produksi (KIP) dan Kapal Bucket Wheel Dredge (BWD). Sedangkan di darat menggunakan Sistem Semprot (monitor).

Mengingat jumlah cadangan timah yang begitu besar, maka dilakukan berbagai upaya untuk mendapatkan mineral ini. Upaya tersebut dilakukan melalui tahapan pertambangan yang mulai dari tahap eksplorasi sampai ke pemasaran.

Dimana dalam proses pertambangan ini terdapat berbagai proses yang di antaranya adalah pengolahan dan pemurnian agar timah yang didapatkan di lapangan dapat dimanfaatkan.

Di era globalisasi dan ditengah kemajuan teknologi yang kian cepat, menjadi individu yang kompeten dan memiliki sikap profesional merupakan suatu keharusan, terutama untuk seorang lulusan perguruan tinggi. Hal tersebut menjadi suatu tuntutan yang tidak dapat dihindari, karena didalam dunia kerja seorang lulusan perguruan tinggi harus dapat menjadi pemecah masalah atau problem solver atas segala pertanyaan yang muncul dan menjawab segala tantangan yang ada di masa yang akan datang.

Untuk menjawab hal-hal tersebut, maka saya berkeinginan melakukan Kerja Praktek di PT. Timah (Persero) Tbk. Bangka Belitung untuk mendapatkan gambaran secara langsung di lapangan mengenai tahapan-tahapan aktivitas penambangan bijih timah, mulai dari pencarian sampai tahap pemasaran. Dengan pengalaman yang nantinya akan diperoleh, saya berharap wawasan dan aplikasi ilmu di dunia pertambangan secara nyata dapat bertambah.

(4)

D. DASAR PEMIKIRAN

Kegiatan Kerja Praktek ini diselenggarakan berdasarkan :

1. Adanya kesenjangan antar pengetahuan teori yang dipelajari saat kuliah dengan prakteknya dilapangan, baik itu merupakan persoalan-persoalan industri, masyarakat, maupun keahlian yang terus berkembang.

2. Program link and match antara dunia industri dengan pergurtuan tinggi, 3. Kurikulum tahun 2009 yang berlaku di Jurusan Teknik Pertambangan

Universitas Sriwijaya yang menjadikan Kerja Praktek sebagai syarat untuk pengerjaan Tugas Akhir dan kelulusan sarjana.

E. TUJUAN

Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah :

1. Mengetahui gambaran umum aktivitas penambangan bijih timah secara keseluruhan di PT. Timah (Persero) Tbk. Bangka Belitung

2. Mengetahui aliran proses pencucian konsentrat sehingga mengahasilkan timah dengan grade 70 % hingga proses peleburan dengan kadar 99 % di PT. Timah (Persero) Tbk. Bangka Belitung

F. PERMASALAHAN

Ilmu diperoleh mahasiswa dari bangku kuliah pada umumnya bersifat teori. Ilmu yang didapat pada dasarnya mengacu pada keadaan ideal. Karena itu kegiatan Kerja Praktek ini dilakukan untuk melihat dan mengamati secara langsung kegiatan penambangan dan pengolahan serta pemurnian bijih timah di PT Timah (Persero), Tbk. Bangka Belitung. Sehingga diketahui bagaimana mekanisme dan cara kerja alat yang digunakan untuk penambangan timah dan bagaimana pula efisiensi alat yang digunakan dalam proses penambangan terhadap produksi yang diharapakan setiap harinya. Serta, juga dapat diketahui bagaimana proses pengolahan bijih timah tersebut untuk meningkatkan kadar (grade) Sn-nya yang tinggi, yang sesuai untuk syarat peleburan dan permintaan pasar.

G. DASAR TEORI

PT. Timah (Persero) Tbk. dalam melakukan akitivitas penambangannya menggunakan metode penambangan lepas pantai dan metode penambangan

(5)

di darat. Pada metode penambangan lepas pantai digunakan Kapal Keruk (KK), Kapal Isap Produksi (KIP) dan Kapal Bucket Wheel Dregde (BWD) (PT. Timah (Persero) Tbk, 2011).

a. Kapal Keruk (KK)

Kapal keruk merupakan alat penambangan timah yang menggunakan bucket sebagai alat untuk menggalinya dan ladder sebagai lintasannya. Bucket dari tiap-tiap kapal keruk mempunyai kapasitas yang berbeda-beda yang digerakkan oleh motor. Kapal keruk ini mempunyai kapasitas bucket mulai dari ukuran 7 cuft sampai dengan 24 cuft. Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50 meter di bawah permukaaan laut dan mampu mengggali lebih dari 3,5 juta m3

material setiap bulan (PT Timah Persero, Tbk, 2013). Adapun metode pengerukan kapal keruk, yaitu :

a) Long Face

Mempunyai tujuan agar proses pengerukan produksinya bisa lebih tinggi (Anonim, 2011). Metode penggalian ini cocok diterapkan pada kondisi :

1. Laut dalam

2. Kekayaan dan penyebaran endapan timah merata

3. Batas antara lapisan tanah atas dan lapisan kaksa cukup jelas 4. Permukaan lapisan kong / bedrock rata

5. Lapisan tanah yang digali mempunyai jenis lapisan yang homogen atau merata dengan kekerasan lunak seperti : Pasir, Lempung pasir dan tidak banyak ditemui batu diatas lapisan kong

b) Short Face

Mempunyai tujuan agar proses pengerukan dapat dilakukan secara selektif pada daerah kerja, dimana jenis lapisan tanahnya heterogen (Anonim, 2011). Metode penggalian ini cocok diterapkan pada kondisi: 1. Laut dangkal

2. Penyebaran bijih tidak merata

3. Batas antara lapisan tanah atas dan lapisan kaksa kurang jelas 4. Morfologi lapisan kong / bedrock tidak merata

5. Lapisan tanah yang digali mempunyai jenis lapisan yang bermacam-macam (heterogen)

6. Tanah tidak mudah longsor

7. Arah penggalian dapat searah dengan alur lembah b. Kapal Isap Produksi (KIP)

(6)

Alat gali pada Kapal Isap Produksi dibagi atas ladder, penggerak ladder, cutter, dan jangkar labuh.

a) Ladder

Panjang ladder sangat menentukan untuk mencapai kedalaman gali, dimana KIP yang ada sementara saat ini kedalaman gali maksimum mencapai 40 m dengan panjang ladder 49,5 m (Anonim, 2011).

b) Penggerak Ladder / kawat ladder

Ladder digerakkan (turun atau naik) menggunakan kawat ladder yang dibantu oleh empat buah skep penghantar (Anonim,2011).

c) Cutter

Cutter yang dipakai mempunyai panjang 90 m dan berdiameter 150

cm (Anonim, 2011). d) Jangkar Labuh

Jangkar dihubungkan dengan ladder yang digunakan oleh winch dengan sistem hidrolik (Anonim,2011).

Menurut Erlius, dkk (2012), Mekanisme kerja KIP yaitu melakukan pengisapan dengan sistem kombinasi tekan dan memutar / melingkar. Gerakan isap dilakukan pada lapisan melalui tekanan ladder yang ujungnya dilengkapi pipa hisap dan cutter.

Sistem pencucian KIP memiliki prinsip kerja, dimana material hasil pengisapan dari pompa tanah diteruskan ke saringan putar didalam bejana saringan putar yang sedang berputar, dan material ini sekaligus disemprot oleh pipa hisap yang dilengkapi dengan air tambahan untuk mengalirkan batu-batu besar ke bandar batu menuju bandar tailing.

Menurut Erlius, dkk (2012), Komponen – komponen proses pencucian di kapal isap produksi merupakan satu kesatuan yang utuh dan sangat mempengaruhi kinerja proses pencucian yang optimal, komponen-komponen tersebut sebagai berikut :

1. Saring Putar (grizzly)

Merupakan tempat pemisahan material bahan galian awal, dimana material halus yang mengandung timah sebagai undersize dan material kasar seperti clay, kerang-kerangan, border, dan lain-lain sebagai oversize.

(7)

Merupakan alat penyaluran material hasil dari saringan putar dan meneruskannya ke jig.

3. Jig dan perlengkapannya

Jig adalah suatu alat pemisah bijih timah berdasarkan perbedaan berat jenis dari bijih timah dan mineral ikutannya (gangue mineral). c. Kapal Bucket Wheel Dredge (BWD)

Sistem penambangan timah dengan BWD melakukan pengerukan pada kaksa memakai bucket yang bergerak secara simultan untuk mengangkat sedimen dari dasar air. Pemotongan dengan cara berputar kedepan dan bergerak menyamping secara teratur.

H. HASIL YANG DIHARAPKAN

Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah agar mahasiswa lebih mengetahui serta memahami sistem penambangan di PT Tambang Timah (Persero) Tbk, Kepulauan Bangka Belitung sehingga menjadi bekal serta pengalaman bagi mahasiswa yang bersangkutan ketika berkecimpung di dunia kerja.

I. METODOLOGI

Berikut ini adalah metodologi yang akan dilakukan : 1. Pengumpulan data, yaitu:

a. Data primer, mencakup pengamatan langsung dan pengambilan data pada aktivitas penambangan di front kerja.

b. Data sekunder, mencakup studi literatur, laporan dan penelitian sebelumnya.

2. Penyusunan laporan, melakukan bimbingan secara berkala dan pembuatan laporan secara sistematis.

J. WAKTU PELAKSANAAN

Kuliah Kerja Lapngan ini dijadwalkan akan dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 30 hari atau satu bulan mulai 25 Agustus – 23 September 2014. Waktu pelaksanaan dapat diperpanjang sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan penyelenggara. Tetapi kami mohon agar jadwal pelaksanaan tidak jauh dari waktu yang telah kami ajukan.

(8)

Dengan rencana jadwal kegiatan sebagai berikut :

No. Kegiatan Minggu

ke-1 2 3 4

1 Orientasi Lapangan 2 Pengamatan Lapangan 3 Pengumpulan Data Lapangan 4 Penyusunan Laporan

K. PENUTUP

Demikian proposal permohonan Kerja Praktek yang saya rencanakan dilakukan di PT Timah (Persero) Tbk. Bangka Belitung. Besar harapan saya untuk dapat melakukan Kerja Praktek dan mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Melihat keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki, maka saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik moril maupun materil dari pihak perusahaan untuk Kerja Praktek ini.

Bantuan yang sangat kami harapkan dalam pelaksaan Kerja Praktek ini adalah :

1. Adanya bimbingan selama Kerja Praktek.

2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun pengambilan data-data yang diperlukan selama melaksanakan kegiatan Kerja Praktek.

Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara harmonis demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri pertambangan Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

L. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2012), Teknik Pencucian KIP, PT. Timah (Persero) Tbk, Pangkalpinang, Bangka Belitung

(9)

Anonim, (2012), Teknik Penggalian KIP, PT. Timah (Persero) Tbk, Pangkalpinang, Bangka Belitung

Pane, Robby daud dan Sitinjak Erlius, (2012), Kapal Isap Produksi, PT. Timah (Persero) Tbk, Pangkalpinang, Bangka Belitung

PT Timah (Persero) Tbk, 2013, Penambangan Darat dan Laut, (http://www.timah.com/v2/ina/tentangkami/910052012111105/operasi/ 9610052010104055/penambangan-darat-dan-laut/), 11 Juni 2014

Referensi

Dokumen terkait

Bed adalah lapisan material di atas saringan jig yang terdiri dari batu Hematite atau bijih timah kasar yang berfungsi sebagai bahan perantara dalam memisahkan bijih timah

Penelitian ini merupakan pengambilan sampel dari aktivitas penambangan Kapal Keruk setelah itu dilakukan pengujian/penelitian di laboratorium untuk mengetahui

Tanah yang digunakan untuk menutup lubang bekas penambangan pada TS 1.44 Mapur PT Timah (Persero) Tbk, berasal dari pekerjaan stripping (pengupasan tanah atas),

Bucket Wheel Dredger (BWD) merupakan kapal produksi mineral timah yang menggunakan Bucket Wheel sebagai alat pengeruk. Bagian

Bagian dari sejarah penambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung yang telah berlangsung selama lebih dari 4 abad, yang berkembang menjadi kultur masyarakat Bangka Belitung3.

(1)Mengetahui apakah kinerja alat Jig pada Kapal Isap Produksi Timah 12 sudah dapat mencapai target yang ditetapkan perusahaan, baik nilai kadar Sn maupun tingkat recovery ,

BWD Kundur 1 merupakan sarana produksi penambangan timah lepas pantai PT Timah Tbk yang beroperasi di Laut Penganak dan Laut Air Kantung. Sebelum

• PT TIMAH Tbk memiliki Competent Person Indonesia, yang dapat melakukan validasi atas asal-usul cadangan timah yang digunakan untuk memproduksi logam timah sehingga PT TIMAH