• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi body fat percentage terhadap HbA1c pada pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Korelasi body fat percentage terhadap HbA1c pada pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KORELASI BODY FAT PERCENTAGE TERHADAP HbA1c PADA PRIA DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi. Oleh : Rivena Meidina 128114104. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KORELASI BODY FAT PERCENTAGE TERHADAP HbA1c PADA PRIA DEWASA SEHAT DI DESA KEPUHARJO KECAMATAN CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi. Oleh : Rivena Meidina 128114104. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Halaman Persembahan. “Keberhasilan yang paling manis adalah mencapai yang dikatakan oleh orang lain sebagai tidak mungkin” -Mario Teguh-. Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhan Yang Maha Esa yang selalu mendampingi setiap langkahku Mama dan Papa yang selalu memberika cinta kasih tak terbatas Saudara kandungku Meinandia Rivella yang selalu mendukungku Keluarga besar Reksosubroto dan Hartowiratno Sahabat-sahabatku yang selalu setia bersamaku Serta almamaterku iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan, pendampingan dan anugerah-Nya yang begitu besar dan tanpa batas kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Korelasi Body Fat Percentage terhadap HbA1c pada Pria Dewasa Sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta” untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak mungkin terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada : 1. dr. Fenty, M. Kes., Sp. PK selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, mengarahkan, memberi dukungan dan masukkan selama proses pengerjaan skripsi. 2. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. dan Dita Maria Virginia, S. Farm., M. Sc., Apt. selaku dosen penguji yang terlah memberikan masukkan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana. 4. Laboratorium Pramitha Yogyakarta yang telah bekerjasama dengan penulis untuk menganalisis sampel darah responden yag digunakan pada penelitian. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. Masyarakat pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang telah berkenan untuk meluangkan waktu sebagai responden pada penelitian. 6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan banyak bimbingan, pengetahuan, dan arahan kepada penulis selama perkuliahan. 7. Orang tuaku yang tercinta dan tersayang. Papa dan Mama yang selalu mendoakan, mendukung, membimbingku, dan selalu sabar dalam menerima keluh kesahku. Selalu memberikan cinta kasih yang terbaik yang hanya aku dapat dari kedua orang tuaku. 8. Kakak perempuanku Meinandian Rivella yang selalu memberiku semangat, mendoakan yang terbaik, dan mendukungku dalam menyelesaikan skripsi. 9. Keluarga besar Reksosubroto dan Hartowiratno yang selalu mendoakan dan mendukungku. 10. Sahabat-sahabatku yang selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan ceritacerita baik suka maupun duka. 11. Teman-teman yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk membantu jalannya pengambilan data responden. 12. Teman-teman FSM C 2012, FKK B 2012, dan semua Farmasi angkatan 2012 yang telah berbagi kebersamaan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 13. Teman-teman seperjuangan dalam mengerjakan skripsi ini Mitha, Ida, Lisa, Kristy, Siti, Noven, Nuri, Atik, dan Vani. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik penulis maupun pembaca dan juga dapat dijadikan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan. Yogyakarta, 17 November 2015. Penulis. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv PRAKATA ............................................................................................................... v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................................ x DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi INTISARI................................................................................................................. xviii ABSTRACT ............................................................................................................... xix BAB I. PENGANTAR ............................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................................... 1 1. Perumusan masalah ...................................................................................... 3 2. Keaslian penelitian ....................................................................................... 3 3. Manfaat penelitian ........................................................................................ 4 B. Tujuan ................................................................................................................ 5. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...................................................................... 6 A. Antropometri ...................................................................................................... 6 B. Skinfold Thickness .............................................................................................. 6 1. Abdomial skinfold thickness ......................................................................... 8 2. Triceps skinfold thickness ............................................................................ 8 3. Suprailiac skinfold thickness ........................................................................ 9 C. Body Fat Percentage .......................................................................................... 10 D. Obesitas .............................................................................................................. 12 E. Resistensi Insulin ............................................................................................... 13 F. HbA1c ................................................................................................................ 14 G. Landasan Teori ................................................................................................... 15 H. Hipotesis............................................................................................................. 16 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 17 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................................... 17 B. Variabel Penelitian ............................................................................................. 18 1. Variabel bebas .............................................................................................. 18 2. Variabel tergantung ...................................................................................... 18 3. Variabel pengacau ........................................................................................ 18 C. Definisi Operasional........................................................................................... 18 D. Responden Penelitian ......................................................................................... 20 E. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................ 22. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. F. Ruang Lingkup ................................................................................................... 23 G. Teknik Sampling ................................................................................................ 23 H. Instrumen Penelitian........................................................................................... 24 I. Tata Cara Penelitian ........................................................................................... 24 1. Observasi awal ............................................................................................. 24 2. Permohonan izin dan kerja sama ................................................................. 24 3. Pembuatan informed consent dan leaflet...................................................... 25 4. Pencarian responden..................................................................................... 26 5. Validasi, reabilitas, dan kalibrasi instrument penelitian .............................. 26 6. Pengukuran parameter antropometri pengambilan darah ............................ 27 7. Analisis sampel darah responden ................................................................. 29 8. Pembagian hasil pemeriksaan ...................................................................... 29 9. Pengolahan data ........................................................................................... 29 J. Analisis Data ...................................................................................................... 29 K. Kesulitan Penelitian ........................................................................................... 31 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 32 A. Karakteristik Subyek Penelitian ......................................................................... 32 1. Umur ............................................................................................................ 33 2. Abdominal skinfold thickness ....................................................................... 34 3. Suprailiac skinfold thickness ........................................................................ 35 4. Triceps skinfold thickness ............................................................................ 36 5. Body fat percentage...................................................................................... 37 xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. HbA1c .......................................................................................................... 39 B. Perbandingan Rerata HbA1c terhadap Body Fat Percentage ≥ 25,1% (Overweight), Body Fat Percentage 20,1% - 25,0% (Moderate), dan Body Fat Percentage ≤20,0% (Good) ................................................................ 40 C. Korelasi Body Fat Percentage terhadap HbA1c ................................................ 44 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 50 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 51 LAMPIRAN ............................................................................................................. 55 BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 81. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel I.. Nilai Body Fat Percentage ...................................................................... 11. Tabel II. Klasifikasi HbA1c ................................................................................... 14 Tabel III. Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi .................................................................................. 30 Tabel IV. Karakteristik Subyek Penelitian.............................................................. 33 Tabel V. Perbandingan Nilai HbA1c Pada Body Fat Percentage ≥ 25%, Body Fat Percentage 20,1% - 25,0%, dan Body Fat Percentage ≤20,0% ................................................................................. 42 Tabel VI. Hasil Uji Korelasi ................................................................................... 45. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skinfold Caliper.................................................................................... 7 Gambar 2. Abdominal Skinfold Thickness ............................................................. 8 Gambar 3. Triceps Skinfold Thickness ................................................................... 9 Gambar 4. Suprailiac Skinfold Thickness .............................................................. 9 Gambar 5. Apple-shaped and Pear-shaped ........................................................... 13 Gambar 6. Skema Pencarian Responden ............................................................... 22 Gambar 7. Grafik Distribusi Umur Subyek Penelitian .......................................... 34 Gambar 8. Grafik Distribusi Abdominal Skinfold Thickness Subyek Penelitian ... 35 Gambar 9. Grafik Distribusi Suprailiac Skinfold Thickness Subyek Penelitian .... 36 Gambar 10. Grafik Distribusi Triceps Skinfold Thickness Subyek Penelitian ......... 37 Gambar 11. Grafik Distribusi Body Fat Percentage Subyek Penelitian .................. 38 Gambar 12. Grafik Distribusi HbA1c Subyek Penelitian ........................................ 39 Gambar 13. Diagram Sebaran Korelasi Body Fat Percentage Terhadap HbA1c .... 47. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1.. Surat Etihical Clearance .............................................................. 56. Lampiran 2.. Surat Izin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah .................. 57. Lampiran 3.. Surat Izin Kecamatan ................................................................... 58. Lampiran 4.. Sertifikat Clinical Epidemiologi and Biostatistics Unit ............... 59. Lampiran 5.. Leaflet Tampak Depan ................................................................. 60. Lampiran 6.. Leaflet Tampak Belakang ............................................................. 60. Lampiran 7.. Informed Consent ......................................................................... 61. Lampiran 8.. Pedoman Wawancara ................................................................... 62. Lampiran 9.. Reabilitas Skinfold Thickness ....................................................... 63. Lampiran 10.. SOP Pengukuran Skinfold Thickness ............................................ 64. Lampiran 11.. Validasi Skinfold Caliper.............................................................. 65. Lampiran 12.. Dokumentasi Pengambilan Data .................................................. 65. Lampiran 13.. Form Hasil Pengukuran Antropometri ......................................... 66. Lampiran 14.. Hasil Laboratorium ....................................................................... 67. Lampiran 15.. Data Pengukuran Skinfold Thickness dan Perhitungan Body Fat Percentage..................................................................................... 68. Lampiran 16.. Deskriptif dan Uji Normalitas Umur Responden ......................... 70. Lampiran 17.. Deskriptif dan Uji Normalitas Abdominal Skinfold Thickness ..... 71. Lampiran 18.. Deskriptif dan Uji Normalitas Suprailiac Skinfold Thickness ...... 72 xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Lampiran 19.. Deskriptif dan Uji Normalitas Triceps Skinfold Thickness .......... 73. Lampiran 20.. Deskriptif dan Uji Normalitas Body Fat Percentage ................... 74. Lampiran 21.. Deskriptif dan Uji Normalitas HbA1c .......................................... 75. Lampiran 22.. Uji Normalitas HbA1c terhadap Body Fat Percentage ≥ 25,1% (Overweight), Body Fat Percentage 20,1% - 25,0% (Moderate), dan Body Fat Percentage ≤20,0% (Good) .................................... 76. Lampiran 23.. Uji Komparatif HbA1c terhadap Body Fat Percentage ≥ 25,1% (Overweight), Body Fat Percentage 20,1% - 25,0% (Moderate), dan Body Fat Percentage ≤20,0% (Good) .................................... 78. Lampiran 24.. Uji Korelasi Body Fat Percentage terhadap HbA1c ...................... 78. Lampiran 25.. Uji Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap HbA1c ........ 79. Lampiran 26.. Uji Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap HbA1c ......... 79. Lampiran 27.. Uji Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap HbA1c ............. 80. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. INTISARI Antropometri yaitu pengukuran yang relatif cepat, sederhana, dan murah untuk pengukuran lemak tubuh. Salah satu pengukuran antropometri yang sering digunakan adalah pengukuran skinfold thickness. Pengukuran skinfold thickness selanjutnya dikonversi menjadi nilai body fat percentage (BFP) untuk memprediksi adanya obesitas. Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab resistensi insulin. Resistensi insulin adalah suatu kondisi tubuh memproduksi insulin tetapi tidak menggunakannya secara efektif yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit Diabetes Melitus tipe 2. Prediksi dini adanya resistensi insulin dapat dilakukan dengan mengukur kadar HbA1c. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara body fat percentage terhadap HbA1c pada pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Pemilihan responden dilakukan secara non-random sampling pada 46 responden. Pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini adalah abdominal, suprailiac, dan triceps skinfold thickness yang kemudian dikonversikan sebagai BFP. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji normalitas Shapiro-Wilk, uji komparatif dengan uji one-way ANOVA, serta uji korelasi Pearson dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif bermakna dengan kekuatan korelasi lemah antara body fat percentage terhadap HbA1c (r=0,360;p=0,014) pada pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Kata kunci : skinfold thickness, body fat percentage, HbA1c. xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT Anthropometric measurements are relatively quick, simple, and inexpensive to measure body fat. One frequently used anthropometric measurement is a measurement of skinfold thickness. Skinfold thickness measurements subsequently converted to a value of body fat percentage (BFP) to predict the existence of obesity. Obesity is one of the causes of insulin resistance. Insulin resistance is a condition of the body produces insulin but does not use it effectively, it can lead to type 2 diabetes mellitus disease. Early prediction of insulin resistance can be done by measuring the levels of HbA1c. This study aims to identify the correlation between body fat percentage on HbA1c in healthy adult males in the Kepuharjo village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. This research is an observational analytic study with cross sectional study design. This study is used non-random sampling in 46 respondents. Measurements in this study were abdominal, suprailiac, and triceps skinfold thickness which is then converted as the BFP. Data were analyzed with the Shapiro-Wilk normality test, comparative test with one-way ANOVA test, and Pearson correlation with 95% confidence level. The results showed a significant positive correlation with the strength of weak correlation between body fat percentage on HbA1c (r=0.360;p=0.014) in healthy adult males in the Kepuharjo village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Keywords: skinfold thickness, body fat percentage, HbA1c. xix.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Antropometri yaitu pengukuran yang relatif cepat, sederhana, dan murah. Antropometri adalah studi tentang pengukuran tubuh manusia yaitu meliputi tulang, otot, dan adiposa (lemak) jaringan. Pengukuran pada jaringan adiposa subkutan penting karena individu dengan nilai pengukuran adiposa (lemak) yang besar dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, batu empedu, arthritis, dan penyakit lainnya, dan jenis kanker. Salah satu pengukuran lipatan kulit yaitu menggunakan alat skinfold caliper. Skinfold caliper digunakan untuk mengukur lemak bagian triceps, biceps, subskapularis, suprailiac, abdominal, thigh, dan midaxillary (NHANES, 2009). Body fat percentage merupakan indikator baik dibandingkan dengan pengukuran lingkar pinggang untuk mengetahui penyakit terkait obesitas seperti diabetes mellitus tipe 2 (Dervaux, Wubuli, Megnien, Chironi, and Simon, 2008). Beberapa penelitian menyatakan bahwa body fat percentage dapat menjadi prediktor kuat terjadinya penyakit resistensi insulin (Preedy, 2012). Peningkatan body fat percentage dapat menyebabkan peningkatan risiko kardiometabolik, walaupun tidak adanya peningkatan berat badan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kim, Han, and Yang (2013) penentuan faktor resiko penyakit. 1.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. kardiometabolik dilakukan pada responden yang memiliki body fat percentage tinggi tetapi memiliki body mass index rendah pada middle-age. Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang dan negara maju karena akan berkaitan dengan penyakit kronis termasuk diabetes tipe II, penyakit jantung, hipertensi dan kanker. Timbunan lemak telah disorot sebagai awal timbulnya masalah (Huxley, Mendis, Zheleznyakov, Reddy, and Chan, 2010). Penelitian ini dilakukan pada pria dewasa sehat untuk memprediksi adanya kemungkinan terkena diabetes mellitus tipe 2 atau resistensi insulin yang disebabkan karena obesitas. Internasional Obesitas Task Force (IOTF) melaporkan bahwa 1,7 miliar dari penduduk dunia sudah berisiko tinggi berkaitan dengan berat badan yang dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes tipe 2 (International Diabetes Federation, 2006). Dari uraian diatas, diharapkan korelasi antara body fat percentage (BFP) terhadap HbA1c dapat memberikan korelasi positif pada pengukuran pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Pengukuran body fat percentage diharapkan dapat menjadi prediktor awal timbulnya penyakit diabetes mellitus tipe 2..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.. 3. Perumusan Masalah Apakah terdapat korelasi bermakna antara Body Fat Percentage (BFP) terhadap HbA1c pada pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta?. 2.. Keaslian Penelitian Keaslian Penelitian. Persamaan. Perbedaan. “Body size, body composition and fat distribution: comparative analysis of European, Maori, Pacific Island and Asian Indian adults” (Rush et al., 2009).. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran body fat percentage memiliki hubungan positif terhadap tingginya prevalensi terkena penyakit diabetes tipe 2. Penelitian ini menggunakan 933 responden pria dan wanita dengan rentang usia >19 tahun. Penelitian juga melihat resiko terkena hipertensi. Penelitian ini dilakukan pada 4 etnis berbeda yaitu Maori, Pasific, Asian Indians, dan Europeans.. ”The Correlation Between Body Fat Distribution and Insulin Resistance in Eldery”(Dwimartutie et al., 2010).. Penelitian ini menunjukkan terdapat korelasi pengukuran body fat percentage (BFP) dengan resistensi insulin.. Responden yang digunakan 55 orang. Dan penelitian ini melakukan lebih dari satu pengukuran yaitu BMI dan pengukuran lingkar pinggang.. ”Implication of HighBody-Fat Percentage on Cardiometabolic Risk in Middle-Aged, Healty, Normal-Weight Adults” (Kim et al., 2013). “Korelasi Body Fat Percentage Terhadap HbA1c Pada Staf Pria. Body fat percentage yang tinggi secara signifikan dapat meningkatkan prevalensi hyperglycemia.. Subyek penelitian yang digunakan 12.386, dan subyek penelitian yang digunakan yaitu laki-laki dan perempuan.. Terdapat korelasi antara Pengukuran dilakukan body fat percentage pada 66 responden dan dengan HbA1c tidak dilakukan.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Dewasa Sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” (Diandra, 2014).. 3.. (r=0,247;p=0,046). 4. pemeriksaan hemoglobin.. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi terkait korelasi antara body fat percentage dengan HbA1c pada pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. b. Manfaat Praktis. 1). Bagi masyarakat Desa Kepuharjo: hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai peningkatan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik untuk menghindari resiko penyakit diabetes mellitus tipe 2. 2). Bagi peneliti: hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit diabetes mellitus tipe 2. 3). Bagi masyarakat: hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk sejak dini memulai pola hidup sehat untuk menghindari resiko penyakit diabetes mellitus tipe 2..

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara body fat percentage terhadap HbA1c pada pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta..

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Antropometri Antropometri yaitu pengukuran yang relatif cepat, sederhana, dan murah. Antropometri adalah studi tentang pengukuran tubuh yang meliputi tulang, otot, dan adiposa (lemak) jaringan. Pengukuran berat, tinggi badan, panjang berbaring, skinfold thicknesses (ketebalan lipatan kulit), lingkar (kepala, pinggang, tungkai), panjang tungkai, dan breadths (bahu, pergelangan tangan) adalah contoh langkah-langkah antropometrik. Pengukuran jaringan adipose subkutan penting karena individu dengan nilai pengukuran adipose (lemak) yang besar, dilaporkan dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, batu empedu, arthritis, dan penyakit lainnya, dan jenis kanker (NHANES, 2009). B. Skinfold Thickness Skinfold Thickness (ST)/Ketebalan lipatan kulit telah digunakan sebagai metode penilaian komposisi tubuh . Hal ini mencerminkan distribusi lemak subkutan tubuh. Ketebalan lipatan kulit yaitu metode dengan biaya efektif untuk penilaian komposisi tubuh dengan akurasi yang signifikan. Skinfold Thickness akan mewakili distribusi lemak dalam tubuh (Preedy, 2012). Kelebihan lemak, yang dinilai menggunakan skinfold thickness, dikaitkan dengan konsentrasi tidak normal trigliserida, meningkatkan LDL kolesterol, mengurangi HDL kolesterol, dan resistensi insulin. Semua faktor meningkatkan risiko hipertensi, sindrom metabolik,. 6.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. dan penyakit kardiovaskular (Jaworski, Kulaga, Pludowski, Grajda, Gurzkowska, Napieralsaka, et al., 2012). Skinfold Thickness dapat diukur menggunakan skinfold calipers. Skinfold calipers yang digunakan untuk mengukur lipatan kulit, dilakukan dengan posisi berdiri, bahu santai dan lengan menggantung bebas di sisi badan (NHANES, 2009). Pengukuran ketebalan lemak lipatan kulit dengan skinfold calipers adalah teknik sederhana dan murah untuk penilaian komposisi tubuh (Demura and Sato, 2007).. Gambar 1. Skinfold Caliper Pengukuran dimulai dengan kulit dicubit menggunakan kedua jari telunjuk dan diukur pada tempat lipatan kulit berikut: triceps, biceps, subskapularis, suprailiac, abdominal, thigh, dan midaxillary. (NHANES, 2009). Ketepatan dalam pengukuran lipatan kulit menggunakan skinfold caliper akan berbeda berdasarkan lokasi dari pengukuran atau tingkat obesitas subjek (Demura et al., 2007). Pengukuran skinfold thickness yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran abdominal, triceps, dan suprailiac..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. 1. Abdominal Skinfold Thickness Lipatan diukur 3 cm dari sisi tengah umbilicus (pusar) dan 1 cm ke bawah. Lipatan diukur vertikal dan sebaiknya diukur pada sisi kanan tubuh dan subyek harus selalu melemaskan perut (Nichols, Dalrymple, and Francis, 2012). Subyek berdiri dengan posisi santai dengan kedua tangan diletakan pada samping kanan dan kiri tubuh (Norton, Carter, Olds, and Marfell-Jones, 2001).. Gambar 2. Abdominal Skinfold Thickness (Norton et al., 2001) 2. Triceps Skinfold Thickness Pengukuran triceps skinfold thikness dilakukan dengan cara lipatan kulit dicubit dengan ibu jari dan jari telunjuk pada daerah lengan atas yaitu daerah yang berada antara bahu dan siku (Hoeger and Hoeger, 2014)..

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. Gambar 3. Triceps Skinfold Thickness (Smolin and Grosvenor, 2010) 3. Suprailiac skinfold thickness Pengukuran dilakukan dengan cara lipatan dicubit diagonal yang terletak sejajar dengan iliac dan terletak dekat panggul (Hoeger et al., 2014). Pengukuran dilakukan dengan subyek berada dalam kondisi relax dengan tangan kiri menggantung santai dan tangan kanan di letakan di dekat perut (Norton et al., 2001).. Gambar 4. Suprailiac Skinfold Thickness (Norton et al., 2001) Dilakukan pemilihan pengukuran pada tiga tempat yaitu abdominal, suprailiac,dan triceps dikarenakan abdominal dan suprailiac menggambarkan skinfold thickness bagian lemak pusat, sedangkan triceps merupakan skinfold.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. thickness pada bagian lemak tepi (Sievenpiper, Jenkins, Joss, Leiter, and Vuksan, 2001). C. Body Fat Percentage Body fat percentage yang disebut juga dengan %BF yaitu komponen lemak dalam tubuh yang sering disebut juga massa lemak. Untuk menentukan berat badan ideal seseorang harus diketahui terlebih dahulu persen total lemak tubuh. Komposisi lemak tubuh harus diukur berdasarkan prosedur yang ada. Body fat percentage terdiri dari essential fat dan storage fat (Hoeger et al., 2014). Essential fat yaitu lemak yang digunakan untuk fungsi fisik. Lemak ini terdapat dalam jaringan seperti otot , sel syaraf, sumsum tulang belakang, saluran cerna, jantung, atau hati. Terdapat 3% essential fat pada laki-laki. Sedangkan storage fat terdapat pada jaringan lemak, umumnya terdapat di bawah kulit (lemak subkutan). Storage fat digunakan untuk memproduksi panas tubuh, untuk metabolisme, dan lapisan proteksi terhadap trauma fisik (Hoeger et al., 2014). Terdapat beberapa cara untuk pengukuran body fat percentage yaitu under water weighing, dual-energy x-ray absorptiometry (DEXA), bioelectrical impedance analyzer (BIA), body-girth measurements dan pengukuran skinfold thickness (Hoeger et al., 2014). Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skinfold thickness.. Karena. pengukuran. menggunakan. skinfold. thickness. merupakan. pengukuran yang mudah dan sudah dapat menggambarkan komposisi lemak tubuh dan dapat menjadi prediktor terhadap resistensi insulin (Sievenpiper et al., 2001)..

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. Body fat percentage ditentukan dengan perhitungan rumus yang sesuai (Fahey, Insel, and Roth, 2005) : % Body Fat = (0,39287 x jumlah ketiga pengukuran skinfold) – (0,00105 x [jumlah ketiga pengukuran skinfold]2) + (0,15772 x umur) –. 5,18845 = (0,39287 x [skinfolds]) – (0,00105 x [skinfolds]2) + (0,15772 x [umur]) – 5,18845 = ……%. Menurut Hoeger et al. (2013) klasifikasi body fat percentage dibagi menjadi beberapa kelompok.. Tabel I. Nilai Body Fat Percentage. Underweight Good Moderate Overweight Obese. Men ≥40 years old (%) <3 3,0 – 20,0 20,1 – 25,0 25,1 – 30,0 ≥30,1.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. D. Obesitas Kegemukan atau obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang berisiko bagi kesehatan (World Health Organization, 2015). Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang dan negara maju karena akan berkaitan dengan penyakit kronis termasuk diabetes tipe II, penyakit jantung, hipertensi dan kanker. Timbunan lemak telah dilihat sebagai awal timbulnya masalah (Huxley et al., 2010). Lokasi lemak dalam tubuh penting dalam menentukan risiko yang terkait dengan kelebihan lemak tubuh. Lemak di sekitar pinggul dan paha umumnya disebut sebagai lemak subkutan. Lemak subkutan membawa kurang beresiko untuk terjadinya penyakit yang disebabkan oleh kegemukan dibandingkan dengan lemak yang tersimpan di sekitar organ-organ daerah perut, yang disebut lemak visceral. Peningkatan lemak visceral dapat menjadi pemicu terjadinya penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, diabetes, dan kanker payudara lebih tinggi. Orang-orang yang cenderung memiliki deposit lemak di pinggul dan paha digambarkan sebagai bentuk pear, sedangkan mereka yang memiliki deposit lemak dalam perut digambarkan sebagai bentuk apel (Gambar 5). Lokasi lemak tubuh ditentukan terutama oleh gen yang diwariskan dari orang tua, tetapi jenis kelamin, usia, dan gaya hidup juga mempengaruhi lokasi penyimpanan lemak. Penyimpanan lemak visceral lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita (Smolin et al., 2010). Pengaruh obesitas terhadap diabetes melitus tipe 2 diawali dengan penurunan sensitivitas insulin yang berujung pada.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. resistensi insulin (Dipiro, Talbert, Yee, Matzke, Wells, and Posey, 2008; American Diabetes Association, 2013).. Gambar 5. Apple-shaped and Pear-shaped (Smolin et al, 2010) E. Resistensi Insulin Resistensi insulin adalah suatu kondisi tubuh memproduksi insulin tetapi tidak menggunakannya secara efektif (National Diabetes Information Clearinghouse, 2012). Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel dalam tubuh (hati, otot rangka dan adiposa / jaringan lemak) menjadi kurang sensitif dan akhirnya resisten terhadap insulin. Hormon diproduksi oleh sel-sel beta di pankreas untuk memfasilitasi penyerapan glukosa. Glukosa tidak bisa lagi diserap oleh sel-sel tetapi tetap berada dalam darah akan memicu kebutuhan insulin semakin banyak (hiperinsulinemia) yang akan diproduksi dalam upaya untuk memproses glukosa. Produksi terus yang meningkat akan menyebabkan jumlah insulin melemah dan akhirnya sel beta akan.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. mengalami gangguan. Setelah pankreas tidak lagi mampu untuk memproduksi insulin yang cukup maka orang menjadi hyperglycaemic dan akan di diagnosis diabetes tipe 2 (International Diabetes Federation, 2006). F. HbA1c HbA1c merupakan kadar glukosa darah yang terikat pada Hb secara kuat dan beredar bersama eritrosit selama masa hidup eritrosit (120 hari). HbA1c adalah bentuk ikatan molekul glukosa pada asam amino valin di ujung rantai beta molekul hemoglobin (American Diabetes Association, 2011). Kadar HbA1c dapat meningkat dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti anemia defisiensi besi, usia, konsumsi alkohol, dan penggunaan salisilat dosis tinggi dalam jangka panjang. Kadar HbA1c juga dapat menurun dengan adanya beberapa faktor seperti transfusi darah dan penggunaan opioid jangka panjang (Paputungan dan Sanusi, 2014). HbA1c secara luas digunakan dalam manajemen pasien dengan diabetes. Sebuah studi prospektif multinasional mengungkapkan hubungan linear antara HbA1c dan glukosa darah. Beberapa metode pengujian dapat secara akurat mengukur HbA1c pada individu dengan varian hemoglobin umum (Little and Sacks, 2009). Tabel II. Klasifikasi HbA1c (American Diabetes Association, 2014) Klasifikasi Normal Prediabetes Diabetes. Nilai HbA1c (%) < 5,7 5,7 – 6,4 ≥ 6,5.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. G. Landasan Teori Body fat percentage sering dijadikan sebagai penanda obesitas dibandingkan body mass index dikarenakan pada body mass index yaitu bukan suatu pengukuran langsung terhadap adipositas dan tidak dapat dipakai pada individu dengan body mass index yang tinggi akibat besarnya massa otot (Guyton and Hall, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Dwimartutie, Setiati, dan Oemardi (2010) yang dilakukan pada 55 responden menyatakan terdapat korelasi antara body fat percentage dengan resistensi insulin yang dapat dilihat dari nilai signifikansi (p) yaitu sebesar 0,018. Penelitian yang dilakukan oleh Matinhomaee, Khorshidi, Azarbayjani, and Hosseinnezhad (2012) pada 21 responden laki-laki menyatakan bahwa terdapat korelasi antara body fat percentage dengan resistensi insulin dilihat dari nilai signifikansi (p) yaitu sebesar 0,043 dan kadar glukosa darah dengan signifikansi (p) sebesar 0,019. Pada penelitian yang dilakukan oleh Diandra (2014) pada 66 reponden pria menyatakan bahwa terdapat korelasi antara body fat percentage dengan HbA1c yang dapat dilihat dari nilai signifikansi (p) sebesar 0,046 dan korelasi (r) sebesar 0,247. Kegemukan atau obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang berisiko bagi kesehatan. Obesitas merupakan prediktor kuat terjadinya resistensi insulin. Penelitian yang dilakukan oleh Gomez-Ambrosi, Silva, Galofre, Escalada, Santos, Gil, et al (2011) menyatakan obesitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyakit diabetes mellitus tipe 2. Penelitian lain.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. dilakukan oleh Bosy-Westphal, Plachta-Danielzik, Dorhofer, Muller (2009) obesitas dapat memicu terjadinya diabetes mellitus tipe 2. HbA1c secara luas digunakan dalam manajemen pasien dengan diabetes. Sebuah studi prospektif multinasional mengungkapkan hubungan linear antara HbA1c dan glukosa darah. Penelitian oleh International A1c-Derived Avarage Glucose (ADAG), yang melibatkan 600 partisipan di sebelas negara melalui monitoring glukosa 24 jam dan pengukuran HbA1c lebih sering, menunjukkan hubungan erat glukosa darah dan HbA1c (Gough, Manley, and Stratton, 2010). Body fat percentage yaitu komponen lemak dalam tubuh yang sering disebut juga massa lemak. Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang dan negara maju karena akan berkaitan dengan penyakit kronis termasuk diabetes tipe II. HbA1c secara luas digunakan dalam manajemen pasien dengan diabetes. Sebuah studi prospektif multinasional mengungkapkan hubungan linear antara HbA1c dan glukosa darah. H. Hipotesis Ada korelasi positif bermakna antara body fat percentage terhadap kadar HbA1c pada pria dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta..

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang/cross sectional. Penelitian observasional analitik digunakan untuk mencari korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek. Rancangan penelitian potong lintang/cross sectional yaitu penelitian dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek dilakukan dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya, penelitian terhadap subyek dilakukan satu kali saja tanpa adanya tindak lanjut atau pengulangan pengukuran. Rancangan penelitian ini dipilih sebab cocok untuk penelitian klinis, baik deskriptif maupun analitik (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai hubungan antara pengukuran antropometri yaitu body fat percentage (BFP) terhadap HbA1c. Body fat percentage merupakan faktor risiko, sedangkan HbA1c merupakan faktor efek. Penelitian terhadap subyek penelitian dilakukan satu kali saja tanpa tindak lanjut atau pengulangan pengukuran. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode statistika untuk mengetahui korelasi body fat percentage terhadap nilai HbA1c.. 17.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. B. Variabel Penelitian. 1.. Variabel bebas Body fat percentage. 2. Variabel tergantung HbA1c 3. Variabel pengacau. a. Variabel pengacau terkendali : keadaan puasa dan usia responden.. b. Variabel pengacau. tidak terkendali : gaya hidup atau. lifestyle, aktifitas. responden, dan keadaan patologis.. C. Definisi Operasional. 1. Karakteristik penelitian meliputi kondisi responden, demografi, pengukuran antropometri dan hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik kondisi responden yaitu sehat, dimana responden sehat yang dimaksud tidak menderita penyakit kronis seperti Diabetes Melitus dan tidak mengkonsumsi obat-obatan rutin. Demografi responden yaitu usia 40-60 tahun dan berjenis kelamin pria. Pengukuran antropometri yaitu pengukuran skinfold thickness meliputi triceps, abdominal, dan, suprailiac, serta hasil pemeriksaan laboratorium yaitu HbA1c..

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. 2. Pengukuran skinfold thickness yaitu pengukuran lipatan kulit pada bagian triceps, abdominal, dan suprailiac dengan skinfold caliper. Hasil pengukuran dinyatakan dalam millimeter (mm).. 3. Body fat percentage yaitu nilai dalam bentuk % yang diperoleh dari hasil pengukuran 3 skinfold thickness yaitu triceps, abdominal, dan suprailiac. % Body Fat = (0,39287 x jumlah ketiga pengukuran skinfold) – (0,00105 x [jumlah ketiga pengukuran skinfold]2) + (0,15772 x umur) –. 5,18845 = (0,39287 x [skinfolds]) – (0,00105 x [skinfolds]2) + (0,15772 x [umur]) – 5,18845 = ……%. (Fahey et al., 2005).. 4. HbA1c diperoleh dari hasil pemeriksaan di Laboratorium Pramitha Yogyakarta yang dinyatakan dengan satuan persen (%)..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. 5. Standar yang digunakan di dalam penelitian ini adalah:. a. Body fat percentage. Nilai yang dikatakan normal berdasarkan Hoeger et al. (2013) untuk pria berumur ≥40 tahun yaitu good ≤20,0%; moderate 20,1% – 25,0%; dan overweight >25,0%. b. Kriteria HbA1c. Nilai normal berdasarkan American Diabetes Association (2014) adalah < 5,7%. D. Responden Penelitian Responden penelitian yaitu masyarakat pria dewasa sehat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah masyarakat pedesaan pria dewasa sehat yang masih aktif dengan rentang usia antara 40-60 tahun, bersedia menandatangani informed consent, dan bersedia berpuasa selama 10-12 jam sebelum dilakukan pengambilan darah. Kriteria eksklusi yang ditetapkan adalah responden tidak hadir saat pengambilan data, mengidap penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus dan kardiovaskular, obesitas, mengkonsumsi obat-obatan penurun kadar lipid dan kadar glukosa..

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. Data warga pedukuhan yang diperoleh dari pendataan kantor Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta adalah 2.209 penduduk. Data yang diperoleh dipilih lagi berdasarkan kriteria umur yaitu 40-60 tahun dan masuk kriteria inklusi yaitu diperoleh sebesar 120 orang. Pengambilan data dilakukan selama tiga hari. Namun jumlah responden yang hadir sebanyak 100 orang yang terdiri dari 50 responden pria dan 50 responden wanita yang bersedia menandatangani informed consent dan bersedia dilakukan pengambilan darah. Setelah melalui pemeriksaan darah, 4 orang memiliki kadar HbA1c yang tinggi. Maka total responden yang bersedia hadir dan memiliki data lengkap sebanyak 46 orang. Pada penelitian korelasi minimal jumlah responden yang diperlukan adalah sebanyak 30 responden (Lodico, Spaulding, and Voegtle, 2010). Jumlah responden pada penelitian ini sudah sesuai untuk uji korelasi yaitu dengan jumlah total 46 responden. Skema responden ditunjukkan pada gambar di bawah ini..

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. 2.209 penduduk Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan. 120 responden memenuhi kriteria inklusi dan tidak masuk dalam kriteria eksklusi. 100 responden yang terdiri dari 50 pria dan 50 wanita bersedia mengisi informed consent.. 50 responden pria mengisi informed concent dan bersedia hadir. 4 responden memiliki kadar HbA1c >6,5% (diabetes). 20 responden tidak hadir dan tidak bersedia mengisi informed consent 46 responden bersedia hadir dan memiliki data lengkap Gambar 6. Skema Pencarian Responden E. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan data yang berupa pengukuran antropometri dan pengambilan darah untuk uji laboratorium dilakukan selama tiga hari. Pengambilan data hari pertama dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2015 pada pukul 08.00 – 12.00 WIB bertempat di Balai Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Pengambilan data hari kedua dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2015 dan 19 Juni 2015 pada pukul 14.00 – 16.00 WIB bertempat di Ruang Serbaguna Hunian Tetap Pagerjurang..

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. F. Ruang Lingkup Penelitian ini merupakan penelitian payung mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap HbA1c, HsCrp, dan Lipoprotein (A) pada Pria dan Wanita Dewasa Sehat di Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta.” Penelitian ini dilakukan secara kelompok oleh 10 orang dengan kajian berbeda. Tujuan dari penelitian payung ini adalah untuk menganalisa adanya korelasi pengukuran antropometri terhadap nilai HbA1c, HsCrp, dan Lipoprotein (A). Penelitian ini berfokus pada korelasi Body Fat Percentage (BFP) terhadap nilai HbA1c dalam darah. G. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Teknik non-random sampling adalah pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan. Artinya, setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan identifikasi karakteristik populasi yaitu ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,2012). Pada penelitian ini pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Jumlah minimal sampel untuk penelitian korelasional adalah 30 sampel (Lodico et al., 2010). Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 46 pria dewasa sehat..

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. H. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah skinfold calipers merek phi zhi hou du fi® untuk mengukur lipatan kulit responden di area triceps, abdomen, dan suprailiac; Cobas C 501 dengan metode turbidimetric inhibition immunoassay untuk mengukur HbA1c, leaflet, dan informed consent. I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi mengenai jumlah penduduk di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, serta mencari tempat atau lokasi yang cocok untuk melakukan pengukuran antropometri, serta dilakukan pencarian laboratorium yang akan membantu dalam menganalisis sampel darah responden. Pada observasi awal didapatkan keputusan untuk memilih Laboratorium. Pramita. Yogyakarta. sebagai. laboratorium. untuk. melakukan. pengambilan dan menganalisis sampel darah responden. 2. Permohonan izin dan kerjasama Permohonan izin pertama diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tanggal 18 Mei 2015 dengan nomor Ref: KE/FK/502/EC. Tujuan permohonan izin ini untuk memenuhi etika penelitian karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel biologis yang berupa darah manusia..

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. Permohonan ijin kedua ditujukan untuk Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Permohonan izin bertujuan untuk memperoleh izin dalam melaksanakan penelitian melibatkan penduduk pria dewasa sehat dalam penelitian. Permohonan kerjasama pertama diajukan ke bagian Laboratorium Pramitha Yogyakarta. Permohonan kerja sama ini berupa permohonan untuk melakukan kerjasama dalam pengambilan sampel yang berupa darah dan pengukuran kadar HbA1c melalui sampel darah. 3. Pembuatan informed consent dan leaflet a. Informed consent. Merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan calon responden untuk ikut terlibat di dalam penelitian. Informed consent disusun berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Responden yang telah mendapatkan penjelasan dan memahami penelitian yang dilakukan selanjutkan diminta untuk mengisi nama, jenis kelamin, umur, tempat tanggal lahir, alamat, nomor telepon dan tanda tangan yang tertera pada informed consent. b. Leaflet. Merupakan lembaran kertas yang berisi informasi tertulis yang akan diberikan kepada sasaran yang dapat membaca sebagai sumber informasi mengenai suatu hal atau masalah khusus. Pemberian leaflet digunakan untuk membantu responden dalam memahami gambaran penelitian ini. Konten/isi.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. dari leaflet yaitu tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi responden, pengukuran body fat percentage, serta pemeriksaan laboratorium yaitu HbA1c. 4. Pencarian responden Waktu pencarian responden dilakukan setelah mendapatkan persetujuan ethical clearance dan mendapatkan izin dari Kecamatan Cangkringan untuk memperoleh informasi mengenai penduduk yang masuk kriteria inklusi. Pencarian responden dilakukan dengan memberikan penawaran kepada penduduk di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Penawaran dilakukan dengan cara mendatangi rumah penduduk yang masuk dalam kriteria inklusi satupersatu untuk diberikan informasi mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Calon responden yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian kemudian diberi informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian dan diingatkan untuk berpuasa selama 10-12 jam. Responden yang datang pada saat diadakan pengukuran antropometri dan pengambilan darah akan diberikan informed consent, yang selanjutnya diisi dan ditandatangani oleh responden sebagai bukti kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini. 5. Validasi, reabilitas, dan kalibrasi instrumen penelitian Alat yang akan diketahui validitas dan reabilitasnya dalam penelitian ini adalah skinfold caliper dengan merek phi zhi hou du fi®. Kalibrasi dilakukan dengan cara melakukan perhitungan koefisien variasi setelah dilakukan pengukuran sebanyak.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. 5 kali. Suatu alat kesehatan yang memiliki nilai koefisien distribusi < 5% dikatakan alat tersebut merupakan alat yang baik untuk digunakan dalam penelitian (Departemen Kesehatan RI, 2011). Validitas berarti bahwa instrument sebagai alat ukur benar-benar mengukur apa yang diukur, sedangkan reliabilitas berarti instrument sebagai alat ukur dapat memperoleh hasil ukur yang konsisten (Notoatmodjo, 2012). Validasi alat skinfold caliper yang digunakan pada penelitian ini dengan cara menggantungkan pemberat pada alat hingga jarum pengukuran menunjukkan angka nol. Reliabilitas alat skinfold caliper dilakukan dengan cara melakukan pengukuran pada bagian abdominal, suprailiac, dan triceps skinfold thickness sebanyak masing-masing 5 kali. Nilai CV yang di dapatkan dari alat skinfold caliper merk pi zhi hou du ji® pada bagian abdominal adalah 1,23%, bagian suprailiac adalah 1,00% dan bagian triceps adalah 1,55%. Hasil nilai CV ini menunjukkan alat yang digunakan merupakan alat yang baik. Hasil CV juga dapat menunjukkan bahwa instrument yang digunakan memiliki hasil pengukuran yang cukup tetap. Alat yang digunakan untuk menentukan nilai HbA1c yaitu Cobas C 501 penentuan validitas dan reabilitas dilakukan oleh Laboratorium Pramita Yogyakarta. 6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah Pengukuran antropometri yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengukur skinfold thickness yang kemudian dihitung menggunakan rumus yang sesuai untuk mendapatkan body fat percentage, sedangkan pengambilan darah.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. responden digunakan untuk pengukuran nilai HbA1c dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium Pramitha Yogyakarta. Pengukuran skinfold thickness pada penelitian ini dengan posisi responden berdiri tangan berada disamping tubuh pada keadaan yang relax. Hasil pengukuran skinfold thickness yang didapatkan harus benar-benar hanya bagian lipatan kulit saja (lemak subkutan), sehingga responden diminta ketersediaannyauntuk mengangkat pakaian yang dikenakan yang menutupi bagian abdominal, suprailiac, dan triceps yang akan diukur. Pada pengukuran triceps skinfold thickness posisi responden membelakangi peneliti sedangkan pada pengukuran abdominal dan suprailiac skinfold thickness posisi responden berhadapan dengan peneliti. Pengukuran skinfold thickness dilakukan dengan cara lipat kulit dan lemak menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, lipatan ditarik dengan lembut menjauhi jaringan otot, caliper di pegang tegak lurus terhadap lipatan dan dilakukan pengukuran pada jarak 1/2 inci dari jari. Pembacaan hasil dari skinfold caliper dilakukan pada 2 sampai 3 detik. Pengukuran abdominal skinfold thickness dilakukan pada lipatan diukur 3 cm di sisi tengah umbilicus dan 1 cm ke bawah. Pengukuran suprailiac skinfold thickness dilakukan pada Pengukuran pada lipatan diagonal yang terletak sejajar dengan iliac dan terletak dekat panggul. Pengukuran triceps skinfold thickness dilakukan pada lipatan vertical di bagian belakang lengan antara bahu dan siku..

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. 7. Analisis sampel darah responden Analisis sampel darah responden yang telah diambil dilakukan oleh Laboratorium Pramitha Yogyakarta untuk mendapatkan hasil nilai HbA1c 8. Pembagian hasil pemeriksaan Hasil pengukuran antropometri dan hasil analisis sampel darah yang dilakukan oleh Laboratorium Pramitha Yogyakarta diberikan langsung kepada responden setelah perhitungan antropometri dan hasil dari laboratorium sudah keluar. Saat pembagian hasil kepada responden juga dilakukan penjelasan mengenai hasil laboratorium dan pengukuran antropometri. Selain itu diberikan saran kepada responden jika ada hasil laboratorium dan pengukuran antropometri yang tidak sesuai dengan nilai normal. 9. Pengolahan data Data yang diperoleh oleh selanjutnya diolah dengan cara melakukan pengumpulan data yang sejenis untuk selanjutnya dibagi berdasarkan kategori yang sudah ditetapkan. J. Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisis secara statistika dengan menggunakan program SPSS versi 22 yang dilakukan oleh Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit. Dengan taraf kepercayaan 95%, uji normalitas dilakukan sebelum uji korelasi yang bertujuan untuk melihat distribusi data. Pengujian dilakukan dengan.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. menggunakan uji Shapiro-Wilk, dikarenakan sampel ≤ 50 responden. Data kemudian dianalisis untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan kategori nilai HbA1c melalui distribusi body fat percentage dengan menggunakan uji komparatif. Uji komparatif diawali dengan melakukan uji normalitas pada ketiga kelompok HbA1c pada pengukuran body fat percentage ≥25,1%, 20,1% - 25,0%, dan ≤20,0%. Pada ketiga kelompok jika dihasilkan data yang terdistribusi normal maka digunakan uji one-way ANOVA. Hasil uji komparatif yang menunjukkan nilai p<0,05 yang berarti bahwa paling tidak terdapat dua kelompok yang berbeda bermakna (Dahlan, 2015). Uji korelasi menggunakan uji Pearson untuk korelasi body fat percentage, abdominal skinfold thickness, dan suprailiac skinfold thickness terhadap HbA1c karena ketiga data terdistribusi normal, sedangkan data HbA1c tidak terdistribusi normal. Uji Spearman dilakukan untuk korelasi triceps skinfold thickness terhadap HbA1c karena data tidak terdistribusi normal. Dilakukan uji koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh suatu variabel bebas terhadap nilai variabel terikat (Miles and Shevlin, 2000). Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi. Data dikatakan memiliki korelasi yang bermakna jika nilai p < 0,05 (Dahlan, 2015)..

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. Tabel III. Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi (Dahlan, 2015) Parameter Nilai Interpretasi 0,0 - <0,2 Sangat Lemah Kekuatan korelasi (r) 0,2 - <0,4 Lemah 0,4 - <0,6 Sedang 0,6 - <0,8 Kuat 0,8 – 1 Sangat kuat p <0,05 Korelasi bermakna Nilai p p >0,05 Korelasi tidak bermakna + (positif) Searah Arah Korelasi - (negatif) Berlawanan arah. K. Kesulitan Penelitian Kesulitan dalam penelitian ini adalah sulitnya mencari responden karena tidak semua responden yang terdapat pada data yang diberikan oleh kantor Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta dapat ditemui dengan alasan takut atau sedang melakukan pekerjaan rutin sehingga menolak untuk mengikuti pengambilan data. Beberapa responden yang bersedia hadir, pada hari penelitian berhalangan hadir karena kegiatan mendadak yang harus dilakukan..

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Penelitian Responden pada penelitian ini merupakan masyarakat pria dewasa sehat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta dengan rentang umur 40-60 tahun. Jumlah responden yang bersedia mengikuti penelitian ini sebanyak 46 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sudah sesuai karena jumlah minimal sampel yang digunakan dengan metode korelasi yaitu sebanyak 30 orang (Lodico et al., 2010). Langkah awal pengolahan data pada penelitian ini dimulai dari analisis statistik yang berupa analisis deskriptif. Statistik deskriptif dapat dilihat melalui distribusi data yang normal atau dapat digunakan untuk melihat karakteristik dari data yang diperoleh (Dahlan, 2015). Karakteristik yang disajikan pada penelitian ini meliputi umur, Body Fat Percentage (BFP), abdominal skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan HbA1c. Penyajian data pada penelitian harus disesuaikan dengan hasil normalitas data. Jika data tidak terdistribusi normal, disajikan dengan mean ± SD. Jika data tida terdistribusi normal maka data yang disajikan yaitu median (maksimum – minimum). Pengujian normalitas menggunakan Shapiro-Wilk sebab jumlah data penelitian ≤50 (Dahlan, 2015).. 32.

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. Tabel IV. Karakteristik Subyek Penelitian No. Karakteristik. Umur (tahun) 1 Abdominal skinfold thickness (mm) 2 Suprailiac skinfold thickness (mm) 3 Triceps skinfold thickness (mm) 4 Body Fat Percentage/BFP (%) 5 HbA1c (%) 6 *data terdistribusi normal. Distribusi Data (n=46) 48,50 (40,00-60,00) 21,05±6,60 19,04±6,12 14,35 (4,00-34,30) 20,63±4,66 5,50 (5,00-6,20). p 0,005 0,434* 0,513* 0,007 0,367* 0,027. 1. Umur Responden pada penelitian ini adalah pria dewasa dengan rentang umur 4060 tahun yang termasuk dalam rentang umur middle-aged (40-69) (Ranasinghe, Gamage, Katulanda, Adraweera, Thilakarathe, and Tharanga, 2013). Pada penelitian ini pengujian normalitas umur subyek penelitian menggunakan Shapiro-Wilk dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil yang diperoleh yaitu data tidak terdistribusi normal dilihat dari signifikansi (p) yaitu 0,005 dan dapat dilihat dari histogram menunjukkan data yang tidak simetris, serta penyebaran data yang tidak merata (Gambar 7). Nilai tengah atau median yang di hasilkan yaitu 48,50 dan penyebaran ditunjukkan dengan minimum – maksimum yaitu 40,00 – 60,00..

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. Gambar 7. Grafik Distribusi Umur Subyek Penelitian Menurut penelitian yang dilakukan oleh Garza, Dugan, Faghri, Gorin, Huedo-Medina, Kenny, et al (2015) dengan responden berjumlah 758 orang menyebutkan terdapat perbedaan signifikan body fat percentage terhadap umur responden (p < 0,01). Responden berumur < 45 tahun memiliki body fat percentage lebih kecil dibandingkan responden yang berumur ≥45 tahun. Penelitian lain dilakukan oleh Ranasinghe et al. (2013) dengan total responden berjumlah 1114 orang yang 49,1% terdiri dari laki-laki mengatakan semakin bertambah umur menyebabkan peningkatan body fat percentage pada laki-laki. 2. Abdominal skinfold thickness Abdominal skinfold thickness terdistribusi normal dengan signifikansi (p) yaitu 0,434 dan dapat dilihat dari histogram yang simetris (Gambar 8). Pada penelitian ini nilai rata-rata abdominal skinfold thickness yang didapatkan adalah sebesar 21,05 mm dengan SD ± 6,60..

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. Gambar 8. Grafik Distribusi Abdominal Skinfold Thickness Subyek Penelitian Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sievenpiper et al. (2001) mengatakan bahwa abdominal skinfold thickness merupakan prediktor kuat terhadap sensitifitas dari insulin. Menurut Hoeger et al. (2014), abdominal skinfold thickness merupakan salah satu yang disarankan dari lima bagian yang sering digunakan untuk pengukuran skinfold thickness pada pria. 3.. Suprailiac skinfold thickness Pengujian normalitas suprailiac skinfold thickness menggunakan Shapiro-. Wilk dengan taraf kepercayaan 95%, didapatkan hasil data terdistribusi normal dengan signifikansi (p) yaitu 0,513 dan dapat dilihat dari histogram yang simetris (Gambar 9). Pada penelitian ini nilai rata-rata suprailiac skinfold thickness yang didapatkan adalah sebesar 19,04 mm dengan SD ± 6,12..

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. Gambar 9. Grafik Distribusi Suprailiac Skinfold Thickness Subyek Penelitian Pengukuran suprailiac skinfold thickness merupakan parameter untuk menilai obesitas yang termasuk dalam obesitas sentral. Obesitas sentral merupakan salah satu risiko munculnya resistensi insulin yang nantinya dapat menjadi penyakit diabetes mellitus tipe 2. Pengukuran suprailiac skinfold thickness juga dapat menjadi prediktor kuat dalam menentukan resistensi insulin (Sievenpiper et al., 2001). 4. Triceps skinfold thickness Pengujian normalitas triceps skinfold thickness pada subyek penelitian menggunakan Shapiro-Wilk dengan taraf kepercayaan 95%, didapatkan hasil data tidak terdistribusi normal dengan dilihat dari signifikansi (p) yaitu 0,007 dan dapat dilihat pada histogram tidak simetris (Gambar 10). Nilai tengah atau nilai median didapatkan yaitu 14,35 mm dengan nilai minimum 4,00 mm dan nilai maksimum 34,30 mm..

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 37. Gambar 10. Grafik Distribusi Triceps Skinfold Thickness Subyek Penelitian Triceps skinfold thickness merupakan salah satu dari lima bagian yang sering digunakan untuk pengukuran skinfold thickness (Hoeger et al., 2014). Menurut penelitian yang dilakukan Boye, Dimitriou, Manz, Schoenau, Neu, Wudy, et al. (2002) menyebutkan pengukuran menggunakan triceps skinfold thickness dapat menjadi prediktor untuk regulasi insulin dan penanda metabolik yang tidak normal dengan menggabungkan beberapa pengukuran skinfold thickness. 5. Body Fat Percentage Nilai body fat percentage pada penelitian ini didapatkan melalui pengukuran skinfold thickness yang dilakukan pada tiga bagian yaitu abdominal skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness, dan triceps skinfold thickness. Pengujian normalitas body fat percentage pada subyek penelitian menggunakan Shapiro-Wilk dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan hasil terdistribusi normal yang dapat dilihat dari signifikansi (p) yaitu 0,367 dan dapat dilihat dari histogram yang.

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 38. menunjukkan hasil simetris (Gambar 11). Pada penelitian ini didapatkan hasil ratarata body fat percentage 20,63 % dengan SD yaitu ± 4,66. Nilai rata-rata yang didapatkan pada pengukuran body fat percentage menunjukkan terdapat pada tingkat moderate.. Gambar 11. Grafik Distribusi Body Fat Percentage Subyek Penelitian Body fat percentage sering dijadikan sebagai penanda obesitas dibandingkan body mass index dikarenakan pada body mass index yaitu bukan suatu pengukuran langsung terhadap adipositas dan tidak dapat dipakai pada individu dengan body mass index yang tinggi akibat besarnya massa otot (Guyton and Hall, 2006). Body fat percentage merupakan indikator baik dibandingkan dengan pengukuran lingkar pinggang untuk mengetahui penyakit terkait obesitas seperti diabetes mellitus tipe 2 (Dervaux, Wubuli, Megnien, Chironi, and Simon, 2008). Body fat percentage dengan massa lemak yang tinggi dapat berhubungan kuat dengan tingkat kematian dibandingkan dengan body mass index (Heitmann,.

(59) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 39. Erikson, Ellsinger, Mikkelsen, and Larsson, 2000). Pengukuran body fat percentage penting dilakukan untuk mengetahui penyakit terkait obesitas yaitu resiko diabetes mellitus tipe 2 (Gomez-Ambrosi, Silva, Galofre, Escalada, Santos, Gil, et al, 2011). 6. HbA1c Pengujian normalitas HbA1c pada subyek penelitian menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil yang diperoleh yaitu data HbA1c tidak terdistribusi normal dilihat dari nilai signifikansi (p) yaitu 0,027 dan dapat dilihat dari histogram yang tidak simetris (Gambar 12). Nilai tengah atau median pada HbA1c yaitu 5,50 dengan nilai minimum 5,00 dan nilai maksimum 6,20.. Gambar 12. Grafik Distribusi HbA1c Subyek Penelitian HbA1c merupakan kadar glukosa darah yang terikat pada hemoglobin secara kuat dan beredar bersama eritrosit selama masa hidup eritrosit (120 hari). HbA1c adalah bentuk ikatan molekul glukosa pada asam amino valin di ujung rantai beta molekul. hemoglobin. (American Diabetes Association,. 2011). Menurut.

(60) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 40. penelitian yang dilakukan oleh Paputungan et al. (2014) kadar HbA1c dapat meningkat dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti anemia defisiensi besi. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan hemoglobin terlebih dahulu untuk mengetahui kadar hemoglobin responden. Responden pria pada penelitian ini tidak memiliki kadar hemoglobin yang termasuk dalam kategori anemia (<13 mg/dl), sehingga kadar HbA1c pada penelitian ini tidak dipengaruhi oleh anemia. Menurut penelitian Matinhomaee, Khorshidi, Azarbayjani, and Hossein-nezhad (2012) pada 21 responden pria mengatakan bahwa peningkatan body fat percentage berkorelasi dengan kadar glukosa (p = 0,019) dan resistensi insulin (p = 0,043). B. Perbandingan Rerata HbA1c terhadap Body Fat Percentage ≥ 25,1% (Overweight), Body Fat Percentage 20,1% - 25,0% (Moderate), dan Body Fat Percentage ≤20,0% (Good) Pada penelitian ini dilakukan perbandingan data dan jumlah responden berdasarkan nilai body fat percentage terhadap HbA1c. Nilai body fat percentage, dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok yang memiliki nilai body fat percentage ≥ 25,1% (overweight), kelompok kedua yaitu kelompok yang memiliki nilai body fat percentage 20,1% - 25,0% (moderate), dan kelompok ketiga yaitu yang memiliki nilai body fat percentage ≤20,0% (good). Nilai HbA1c dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok normal < 5,7%; prediabetes 5,7 – 6,4%; dan diabetes ≥ 6,5%. Nilai HbA1c yang sudah terbagi menjadi tiga kelompok selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya.

(61) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 41. perbedaan bermakna antara nilai HbA1c pada body fat percentage yang termasuk dalam kategori overweight, moderate, dan good. Kelompok pertama yaitu kelompok HbA1c dengan hasil pengukuran body fat percentage ≥ 25,1% berjumlah 6 responden. Kelompok kedua yaitu kelompok HbA1c dengan hasil pengukuran body fat percentage 20,1% - 25,0% berjumlah 23 responden. Kelompok ketiga yaitu kelompok HbA1c dengan hasil pengukuran body fat percentage ≤ 20,0% berjumlah 17 responden. Pembagian kelompok didasarkan pada klasifikasi body fat percentage menurut Hoeger et al., (2014), dimana nilai body fat percentage ≥ 25,10% termasuk dalam kategori overweight, nilai body fat percentage 20,10% - 25,0% dikatakan moderate, dan nilai body fat percentage ≤20,0 dikatakan good. Uji normalitas pada analisis data dilakukan menggunakan Shapiro-Wilk karena ketiga kelompok memiliki jumlah data < 50 responden. Uji normalitas data HbA1c pada kelompok pertama dengan body fat percentage ≥ 25% menunjukkan data terdistribusi normal (p = 0,644), uji normalitas data HbA1c pada kelompok kedua dengan body fat percentage 20,1% - 25,0% menunjukkan data terdistribusi normal (p = 0,469), dan uji normalitas data HbA1c pada kelompok ketiga dengan body fat percentage ≤20,0% menunjukkan data terdistribusi normal (p = 0,338). Berdasarkan hasil uji normalitas maka pada penelitian ini digunakan uji one-way ANOVA..

(62) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 42. Tabel V. Perbandingan Nilai HbA1c Pada Body Fat Percentage ≥ 25%, Body Fat Percentage 20,1% - 25,0% dan Body Fat Percentage ≤20,0% Body Fat Body Fat Body Fat Signifikansi Percentage Percentage Percentage ≥ 25,1% 20,1% - 25,0% ≤20,0% (n = 6) (n = 23) (n = 17) Nilai 5,7±0,4 5,6±0,3 5,3±0,1 0,011 HbA1c Uji one way ANOVA menunjukkan hasil nilai signifikansi (p) 0,011 yang berarti antara data HbA1c pada body fat percentage ≥ 25%, HbA1c pada body fat percentage 20,1% - 25,0%, dan HbA1c pada body fat percentage ≤20,0% paling tidak terdapat dua kelompok yang memiliki rerata HbA1c yang berbeda bermakna. Dilihat dari perbandingan antara rerata pada ketiga kelompok dari body fat percentage menunjukkan bahwa HbA1c pada kelompok overweight masuk dalam klasifikasi prediabetes dengan rerata yang di dapatkan yaitu 5,7% (American Diabetes Association, 2014). Jumlah responden yang masuk dalam kelompok overweight yaitu sebanyak 6 responden dan 3 responden atau 50% dari responden masuk dalam klasifikasi prediabetes. Data yang didapatkan menunjukkan bahwa 50% dari 6 responden yang memiliki body fat percentage pada kelompok overweight dapat beresiko mengalami penyakit diabetes mellitus tipe 2. HbA1c pada kelompok moderate masuk dalam klasifikasi normal dengan rerata yang didapatkan yaitu 5,6% (American Diabetes Association, 2014). Jumlah responden yang masuk dalam kelompok moderate yaitu sebanyak 23 responden dan 8 responden atau 34,8% dari responden masuk dalam klasifikasi prediabetes. Data yang di dapatkan menunjukkan bahwa 34,8% dari 23 responden yang memiliki body fat.

(63) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 43. percentage pada kelompok moderate sebesar dapat beresiko terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2. HbA1c pada kelompok good masuk dalam klasifikasi normal dengan rerata yang didapatkan yaitu 5,3% (American Diabetes Association, 2014). Jumlah responden yang masuk dalam kelompok good yaitu sebanyak 17 responden dan tidak terdapat responden yang memiliki nilai HbA1c diatas normal. Data yang didapatkan menunjukkan bahwa responden yang masuk dalam kelompok good tidak beresiko terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2. Pada uji homogenitas varian di dapatkan p = 0,064 yang berarti tidak terdapat varian yang berbeda atau dengan kata lain, varian yang digunakan sama. Menurut Dahlan (2015), bila sebaran normal dan varian sama, dilakukan pengujian pos hoc Bonferroni untuk mengetahui antar kelompok mana yang mempunyai perbedaan. Hasil yang didapatkan yaitu good vs moderate memiliki signifikansi (p) 0,028, good vs overweight memiliki signifikansi (p) 0,041, dan overweight vs moderate memiliki signifikansi (p) 1. Hasil yang didapatkan dari analisis pos hoc dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai HbA1c antar kelompok dengan nilai body fat percentage good dengan body fat percentage moderate. Analisis pos hoc juga menunjukkan perbedaan nilai HbA1c antar kelompok dengan nilai body fat percentage good dengan body fat percentage overweight. Hasil yang didapatkan tidak menunjukkan perbedaan nilai HbA1c antar kelompok body fat percentage moderate dan body fat percentage overweight. Perbedaan pada uji komparatif menunjukkan bahwa responden yang memiliki body fat percentage good memperlihatkan profil.

Gambar

Tabel I.    Nilai Body Fat Percentage .....................................................................
Gambar 1. Skinfold Caliper
Gambar 2. Abdominal Skinfold Thickness (Norton et al., 2001)  2.  Triceps Skinfold Thickness
Gambar 3. Triceps Skinfold Thickness (Smolin and Grosvenor, 2010)  3.  Suprailiac skinfold thickness
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat melalui sektor pertanian, maka perlu dilihat wilayah mana yang menjadi basis dari komoditi unggulan terpilih yang telah ditetapkan

Penyelesaian kredit macet pada Kredit Usaha Rakyat, apabila

Penelitian Pengaruh Inokulasi Bakteri Rhizobium terhadap Pembentukan Bintil Akar Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril) telah dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai Maret

Atu|

Tata cara tindakan hukum oleh kejaksaan atas pelanggaran yang dilakukan yayasan, baik terhadap ketentuan peralihan mapun ketentuan lain, perlu diatur secara

PPPPEEEERLINDUNGAN RLINDUNGAN RLINDUNGAN RLINDUNGAN KONSUMEN KONSUMEN KONSUMEN KONSUMEN DALAM DALAM DALAM DALAM PPPPEEEERJANJIAN RJANJIAN RJANJIAN RJANJIAN BAKU BAKU BAKU BAKU PADA

Stroberi merupakan salah satu tanaman buah yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Permintaan akan buah stroberi semakin meningkat dari waktu ke waktu. Salah satu

science for young children is a process of doing and thinking, a process that anyone can participate in and contribute to, not a list of facts and information discovered by other