• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Sektor Perikanan dalam Mendukung Perekonomian Wilayah Kabupaten Maluku Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Pengembangan Sektor Perikanan dalam Mendukung Perekonomian Wilayah Kabupaten Maluku Tengah"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)14/41143.pdf. STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DALAM MENDUKUNG PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN MALUKU TENGAH. R. BU. KA. TESIS. U. N IV ER. SI T. AS. TE. OLEH: MEITHA MONITA KAIHATU NIM. 136 9110 012. PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2013. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(2) 14/41143.pdf. STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DALAM MENDUKUNG PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN MALUKU TENGAH. R. BU. KA. TESIS. U. N IV ER. SI T. AS. TE. Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Universitas Pattimura. OLEH: MEITHA MONITA KAIHATU NIM. 1369110012. PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2013. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(3) U. N IV. ER. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(4) U N. IV ER. SI. TA. S. TE. R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(5) U. N IV ER. SI T. AS. TE. R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(6) 14/41143.pdf. ABSTRAK MEITHA MONITA KAIHATU. Strategi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Perekonomian Wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Dibimbing oleh J. HIARIEY sebagai pembimbing I dan J. ABRAHAMSZ sebagai pembimbing II.. U. N IV ER. SI T. AS. TE. R. BU. KA. Kabupaten Maluku Tengah memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar. Namun tingkat pemanfaatannya belum optimal. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teknik perencanaan pembangunan wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sektor perikanan terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Maluku Tengah, mengetahui tingkat basis, menganalisis tipologi ekonomi sektor perikanan, tingkat aglomerasi, tingkat spesialisasi, dan merumuskan alternatif strategi pengembangan sektor perikanan dalam rangka otonomi daerah di Kabupaten Maluku Tengah. Metodologi yang digunakan adalah analisis data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis Shift Share, analisis Location Quotient (LQ), Analisis Tipologi Klassen, Analisis Aglomerasi, Analisis Spesialisasi dan Analisis SWOT. Perhitungan nilai kontribusi, nilai LQ, tipologi ekonomi, nilai aglomerasi, nilai spesialisasi sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah diperoleh hasil bahwa kontribusi sektor perikanan atas dasar harga berlaku dan harga konstan menempatkan sektor perikanan pada urutan/peringkat kelima dan keenam dalam pembentukan PDRB, sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah bukan merupakan sektor basis dengan pola dan struktur ekonomi yang sedang bertumbuh namun berada pada kondisi relatif tertinggal dengan tingkat lokalisasinya yang umumnya menyebar. Namun ada lima kecamatan yang menjadi prioritas dan perlu dikembangkan/ditingkatkan antara lain: Banda, Tehoru, Salahutu, Leihitu, Seram Utara. Alternatif strategi pengembangan sektor perikanan yang diperoleh adalah: pemanfaatan sumberdaya perikanan melalui konsentrasi dan spesialisasi kegiatan pembangunan perikanan, serta mengefektifkan kegiatan promosi investasi untuk meningkatkan kontribusi, pendapatan perkapita, dan mempercepat pertumbuhan sektor perikanan. Kata kunci : Sektor Perikanan, Shift Share, Location Quotient (LQ), Tipologi Klassen, Aglomerasi, Spesialisasi, Analisis SWOT.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(7) 14/41143.pdf. ABSTRACT. MEITHA MONITA KAIHATU. Fisheries Sector Development Strategy of Regional Economy In Support of Central Maluku. Supervised by J. HIARIEY as mentors I and J. ABRAHAMSZ as mentors II.. U. N IV ER. SI T. AS. TE. R. BU. KA. Central Maluku district fisheries potential is quite large. But the level of utilization is not optimal. Generally, this study aims to apply the techniques of development planning of Central Maluku regency. While this study specifically aims to determine the role of the fisheries sector to the economy of Central Maluku regency, knowing the basic level, analyzing the typology of fisheries economics, agglomeration rate, degree of specialization, and formulate alternative strategies for developing the fisheries sector in order to regional autonomy in Central Maluku district. The methodology used is secondary data analysis. Data analysis is Shift Share analysis, analysis of the Location Quotient (LQ), Analysis of Typology Klassen, Agglomeration Analysis, SWOT Analysis and Analysis Specialization. The calculation of the value of contributions, the value of LQ, the typology of the economy, the value of agglomeration, specialization value of the fisheries sector in Central Maluku district obtained the result that the contribution of the fisheries sector at current prices and constant prices put fisheries on the order / rank fifth and sixth in the formation of GDP, the fisheries sector in Central Maluku district is not a sector basis with the pattern and structure of an emerging economy, but have been at a relatively low level of localization are generally spread. But there are five district priority and need to be developed / improved include: Banda, Tehoru, Salahutu Leihitu, North Seram. Alternative fisheries sector development strategy obtained are: utilization of fishery resources through concentration and specialization fisheries development activities, as well as streamline the investment promotion activities to increase contributions, income per capita, and accelerate the growth of the fisheries sector. Keywords: Fisheries Sector, Shift Share, Location Quotient (LQ), Typology Klassen, Agglomeration, Specialization, SWOT Analysis.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(8) 14/41143.pdf. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, anugerah serta kemampuan yang diberikan sehingga proses penulisan tesis ini dapat terselesaikan. Tesis berjudul “Strategi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Perekonomian Wilayah Kabupaten. pada Program Pascasarjana, Universitas Pattimura.. KA. Maluku Tengah” berguna sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi. BU. Tesis ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai strategi-strategi. R. pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah. Sesungguhnya. TE. penulisan ini merupakan awal dari proses pertanggungjawaban moral dan. AS. keilmuan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat diharapkan. SI T. guna penyempurnaan dalam penerapan hasil penulisan ini.. N IV ER. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain proses penulisan tesis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:. U. 1. Prof. Ir. J. Leiwakabessy, MS, sebagai Direktur Pascasarjana Universitas. Pattimura. 2. Prof. Dr. Ir. N. V. Huliselan, M.Sc, sebagai Ketua Program Studi Ilmu. Kelautan. 3. Prof. Dr. Ir. J. Hiariey, M. Sc, dan Dr. J. Abrahamsz, S.Pi, M.Si, sebagai. dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pemikiran selama membimbing penulisan tesis ini. 4. Dr. Ir. A. Soselisa, M.Sc, Dr. Y. Lopulalan, S.Pi., M.Si., dan Ir. H.. Matakupan, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(9) 14/41143.pdf viii 5. Bapak/Ibu Dosen selaku staf pengajar dan karyawan pada Program Studi Ilmu. Kelautan Pascasarjana Universitas Pattimura. 6. Kepala UPBJJ-UT Ambon, Dra. B. Pattiselanno, M.Si selaku mantan. kepala UPBJJ-UT Ambon dan rekan-rekan kerja (Ian, Bu Wil, Ibu Bada, Pak Edi, Pak Wiem, Ibu Evi, Ibu Nona, Pak Upang, Pak Tahir) di UPBJJUT Ambon atas dukungan yang luar biasa, suasana kerja yang kondusif kepada penulis selama mengikuti seluruh proses perkuliahan. Penulis juga. KA. menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman TKT (Mocha,. BU. Rival, Anto, Aan, Apren, Reza, Bu Bala, Om Minggus) atas dukungan yang. R. diberikan kepada penulis.. TE. 7. Kepada suami tercinta Alex dan anakku Vali, yang senantiasa memberikan. AS. dorongan, kesabaran dan dukungan moril maupun materiil kepada penulis. SI T. selama mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Pattimura. N IV ER. Ambon. Tak lupa pula penulis sampaikan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada papa Berth dan mama Oke yang telah membesarkan dan mendidik penulis serta keluarga besar yang telah memberikan dorongan dan. U. doa restu.. 8. Bapak/Ibu dan teman kuliah Pascasarjana Universitas Pattimura Program. Studi Ilmu Kelautan angkatan 2010. 9. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu. penulis. Akhir kata, semoga penulisan ini dapat bermanfaat.. Ambon, Januari 2013. Penulis Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(10) 14/41143.pdf. RIWAYAT STUDI Meitha Monita Kaihatu merupakan anak pertama dari 4 bersaudara pasangan Lamberth Kaihatu dan Johana Kaihatu/Hattu. Lahir di Dobo tanggal 02 Mei 1984. Menikah dengan Alexander M. Latuputty serta dikaruniai seorang anak Valerie Alicia Latuputty. Dunia pendidikan diawali pada tahun 1990 dan lulus pada tahun 1996 dari Sekolah Dasar Kristen A3. Pada tahun yang sama diterima di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Ambon dan lulus pada tahun 1999. Kemudian. KA. melanjutkan pendidikan pada Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Ambon pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2002.. BU. Jenjang pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2002 ketika diterima sebagai. R. mahasiswa di Universitas Pattimura Ambon, pada Fakultas Perikanan dan Ilmu. TE. Kelautan, Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan, dinyatakan lulus dan memperoleh gelar sarjana pada tahun 2007.. AS. Pada Tahun 2010 mendapatkan kesempatan melanjutkan studi pada. SI T. Program Pascasarjana Universitas Pattimura, Program Studi Ilmu Kelautan, Minat Perikanan. Untuk memperoleh gelar magister mengajukan tesis berjudul “Strategi. N IV ER. Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Perekonomian. U. Wilayah Kabupaten Maluku Tengah”.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(11) 14/41143.pdf. DAFTAR ISI. Halaman i. LEMBARAN PENGESAHAN ................................................................. ii. PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ................................................. iii. LEMBARAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv. ABSTRAK ................................................................................................. v. ABSTRACT ............................................................................................... vi. KATA PENGANTAR ............................................................................... vii. RIWAYAT HIDUP ................................................................................... ix. DAFTAR ISI .............................................................................................. x. DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii. SI T. AS. TE. R. BU. KA. LEMBARAN JUDUL ............................................................................... N IV ER. DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv xvi. BAB I.. PENDAHULUAN ...................................................................... 1. 1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1. 1.2. Perumusan MasaLah ............................................................... 4. 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 6. 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 6. 1.5. Kerangka Pikir Penelitian ...................................................... 7. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 9. 2.1. Pembangunan Sektor Perikanan ............................................ 9. 2.2. Pertumbuhan dan Kontribusi Ekonomi Wilayah . .................. 12. U. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(12) 14/41143.pdf xi. 14. 2.4. Pola dan Struktur Pertumbuhan Sektor .................................. 16. 2.5. Tingkat Konsentrasi dan Spesialisasi Kegiatan Sektor ........... 17. 2.5.1. Tingkat Konsentrasi:Pendekatan Aglomerasi ............ 17. 2.5.2. Spesialisasi Kegiatan Sektor ....................................... 18. 2.6. Pendekatan Analisis Strategi Pengembangan ........................ 19. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 20. 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................. 21. 3.2. Metode Pengambilan Data ..................................................... 21. 3.3. Metode Analisis Data ............................................................. 22. 3.3.1. Analisis Kontribusi Sektor Perikanan .......................... 22. 3.3.2. Analisis Sektor Basis ................................................... 23. 3.3.3. Analisis Pola dan Struktur Pertumbuhan ...................... 23. SI T. AS. TE. R. BU. KA. 2.3. Konsep Basis Ekonomi ........................................................... N IV ER. 3.3.4. Analisis Aglomerasi ..................................................... 25 25. 3.3.6. Analisis SWOT ............................................................ 26. 3.4. Definisi Operasional .............................................................. 28. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 30. 4.1. Keadaan Umum Sektor Perikanan Kab. Malteng .................. 30. 4.1.1. Potensi Sumberdaya Perikanan .................................... 30. 4.1.2. Perkembangan Alat dan Sarana penangkapan Ikan, Rumah Tangga Perikanan Nelayan dan Hasil Perikanan ....................................................................... 32. 4.1.2.1. Alat Tangkap Perikanan .................................. 32. 4.1.2.2. Armada Penangkapan Perikanan .................... 33. U. 3.3.5. Analisis Spesialisasi .................................................... Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(13) 14/41143.pdf xii. 36. 4.1.3. Perkembangan Kegiatan Budidaya .............................. 37. 4.1.3.1. Budidaya Air Tawar ....................................... 37. 4.1.3.2. Budidaya Perairan .......................................... 38. 4.1.4. Produksi Perikanan ...................................................... 40. 4.1.5. Pengolahan Hasil Perikanan ........................................ 41. 4.1.6. Distribusi dan Pemasaran Hasil Perikanan .................. 42. 4.1.6.1. Pemasaran Lokal ............................................ 42. 4.1.6.2. Perdagangan Antar Pulau dan Ekspor ............ 42. 4.2. Kontribusi Sektor ................................................................... 43. 4.3. Penentuan Sektor Perikanan Sebagai Sektor Basis atau Non-Basis .............................................................................. 50. AS. TE. R. BU. KA. 4.1.2.3. Rumah Tangga Perikanan dan Nelayan ......... 55. 4.5. Konsentrasi Sektor Perikanan ................................................ 60. 4.6. Spesialisasi Sektor Perikanan ................................................. 64. 4.7. Strategi Pengembangan Sektor Perikanan ............................ 67. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 80. 5.1. Kesimpulan ............................................................................ 80. 5.2. Saran ...................................................................................... 81. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 83. LAMPIRAN .............................................................................................. 86. U. N IV ER. SI T. 4.4. Pola dan Struktur Pertumbuhan .............................................. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(14) 14/41143.pdf. DAFTAR TABEL. Halaman Tabel 1. Potensi Sumberdaya Alam Laut Kabupaten Maluku Tengah ............ 3 Tabel 2. Potensi dan MSY Sumberdaya Ikan di Wilayah Kabupaten Maluku Tengah ................................................................................. 30 Tabel 3. Perkembangan Jumlah Alat Tangkap Perikanan KabupTen Maluku Tengah Tahun 2006-2010 .................................. 32. BU. KA. Tabel 4. Perkembangan Jumlah Armada Perikanan Laut di KabupTen Maluku Tengah 2006-2010 ......................................... 34. R. Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga Perikanan dan Nelayan Menurut Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah ....................................... 37. AS. TE. Tabel 6. Luas Usaha dan Produksi Budidaya Menurut Jenis Dirinci Per Kecamatan ..................................................................... 38. SI T. Tabel 7. Luas Potensi dan Pemanfaatan Lahan Budidaya Perairan Dirinci Per Kecamatan ..................................................................... 39. N IV ER. Tabel 8. Perkembangan Produksi dan Nilai Produksi Hasil Perikanan Menurut Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah ......................... 40 Tabel 9. Perusahaan Cold Storage Perikanan di Kabupaten Maluku Tengah .............................................................................................. 41. U. Tabel 10. Jumlah Ekspor dan Antar Pulau serta Nilai Komoditi Perikanan Menurut Jenis ................................................................................. 43 Tabel 11. Kontribusi Sektor Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Maluku Tengah ........................................................ 44 Tabel 12. Kontribusi Sektor Perikanan Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Maluku Tengah ......................................................... 46 Tabel 13. Nilai LQ Sektor Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku Di Kabupaten Maluku Tengah ........................................................ 50 Tabel 14. Nilai LQ Sektor Perikanan Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Maluku Tengah ....................................................... 51. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(15) 14/41143.pdf xiv. Tabel 15. Tingkat Pertumbuhan dan Pendapatan Perkapita Sektor Sektor perikanan atas Dasar Harga Berlaku Di Kabupaten Maluku Tengah .............................................................................. 55 Tabel 16. Tingkat Pertumbuhan dan Pendapatan Perkapita Sektor Sektor perikanan atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Maluku Tengah .............................................................................. 56 Tabel 17. Nilai Aglomerasi Sektor Perikanan atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Maluku Tengah .......................................... 60. KA. Tabel 18. Nilai Aglomerasi Sektor Perikanan atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Maluku Tengah .......................................... 61. BU. Tabel19. Nilai Spesialisasi Sektor Perikanan Atas Dasar Harga Belaku Di Kabupaten Maluku Tengah ....................................................... 64. TE. R. Tabel 20. Nilai Spesialisasi Sektor Perikanan Atas Dasar Harga Konstan Di Kabupaten Maluku Tengah ....................................................... 65. AS. Tabel 21. Matrik Faktor Strategi Internal ....................................................... 72. U. N IV ER. SI T. Tabel 22. Matrik Faktor Strategi Eksternal ...................................................... 74. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(16) 14/41143.pdf. DAFTAR GAMBAR. Halaman Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian dan Analisis ......................................... 7 Gambar 2. Perkembangan PDRB dan Kontribusi Sektor Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Maluku Tengah ................... 45 Gambar 3. Perkembangan PDRB dan Kontribusi Sektor Perikanan Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Maluku Tengah ................... 47. BU. KA. Gambar 4. Kontribusi Sektor Perikanan Per Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah ............................................................................ 49. R. Gambar 5. Perkembangan Nilai LQ Sektor Perikanan di Kabupaten Maluku Tengah ............................................................................ 51. AS. TE. Gambar 6. Realisasi Eksport Hasil Perikanan Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2006-2010 ............................................................ 52. SI T. Gambar 7. Nilai LQ Sektor Perikanan Per Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah ............................................................................ 54. N IV ER. Gambar 8. Skema Tipologi Sektor Perikanan Di Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2006-2010 ............................................................ 58 Gambar 9. Nilai Aglomerasi Sektor Perikanan Per Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah .......................................................... 63. U. Gambar 10. Nilai Spesialisasi Sektor Perikanan Per Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah ....................................................... 66. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(17) 14/41143.pdf. DAFTAR LAMPIRAN. Halaman 86. Lampiran 2. Data PDRB Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2006-2010 ... 87. Lampiran 3. Data PDRB Provinsi Maluku Tahun 2006-2010 ..................... 88. Lampiran 4. Analisis Kontribusi Sektor Perikanan di Kabupaten Maluku Tengah .................................................................................... 89. KA. Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian ............................................................ BU. Lampiran 5. Analisis LQ Sektor Perikanan di Kabupaten Maluku Tengah. 91 92. Lampiran 7. Analisis Aglomerasi Sektor Perikanan di Kabupaten Maluku Tengah....................................................................... 94. AS. TE. R. Lampiran 6. Analisis Tipologi Klassen Sektor Perikanan di Kabupaten Maluku Tengah ....................................................................... SI T. Lampiran 8. Analisis Spesialisasi Sektor Perikanan di Kabupaten Maluku Tengah....................................................................... 95 96. Lampiran 10. Matrik SWOT Pengembangan Sektor Perikanan di Kabupaten Maluku Tengah ................................................... 99. U. N IV ER. Lampiran 9. Prioritas Alternatif Strategi Pengembangan Sektor Perikanan di Kabupaten Maluku Tengah ............................... Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(18) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(19) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(20) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(21) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(22) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(23) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(24) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(25) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(26) 9 14/41143.pdf. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangunan Sektor Perikanan Pembangunan perikanan menurut Dirjen Perikanan Republik Indonesia (1997) adalah merupakan proses upaya manusia untuk memanfaatkan sumber daya hayati perikanan dan sumber daya perairan melalui kegiatan penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan seiring dengan pengembangan dan penerapan IPTEK, pengembangan produk, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan, peningkatan kesempatan kerja dan berusaha, serta peningkatan devisa Negara. KA. disertai upaya-upaya pemeliharaan dan pelestarian sumber daya hayati dan. BU. lingkungan secara lestari. Pembangunan sektor perikanan merupakan suatu. TE. meningkatkan kesejahteraan petani/nelayan.. R. rangkaian usaha dan kegiatan yang dapat membawa perubahan seperti Sektor perikanan tak lepas dari peran nelayan dan pembudidaya. Tanpa. AS. adanya mereka, sektor perikanan dapat diambil manfaatnya. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Nelayan kecil adalah. SI T. orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi. N IV ER. kebutuhan hidup sehari-hari (Undang-Undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan). Pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan. Pembudidaya ikan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan. U. sehari-hari (Undang-Undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan). Dahuri. (2001). mengemukakan. bahwa,. kebijakan. dan. program. pembangunan sektor kelautan dan perikanan dari Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP-RI) memiliki empat misi besar, yaitu : 1.. Peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, khususnya nelayan dan petani ikan kecil,. 2.. Peningkatan peran sektor kelautan dan perikanan sebagai. sumber. pertumbuhan ekonomi. 3.. Pemeliharaan dan peningkatan daya dukung serta kualitas lingkungan perairan tawar, pesisir, pulau-pulau kecil dan lautan, dan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(27) 10 14/41143.pdf. 4.. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembangunan sektor kelautan dan perikanan tidak hanya mempertimbangkan dimensi ekonomi, tetapi juga dimensi sosial budaya dan kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam, serta menjaga integritas Negara kesatuan Republik Indonesia. Sebagai negara kepulauan dengan potensi perikanan yang besar, seharusnya sektor perikanan menjadi andalan dalam pembangunan Indonesia. Selain itu sektor perikanan juga berpotensi untuk dijadikan penggerak utama (prime mover) ekonomi Indonesia. Namun secara empiris pembangunan sektor perikanan selama ini kurang mendapat perhatian sehingga kontribusi dan. KA. pemanfaatannya dalam perekonomian Indonesia masih kecil (KKP, 2010).. BU. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya perikanan dan menjadikan sektor ini sebagai prime mover pembangunan ekonomi nasional,. TE. R. diperlukan upaya percepatan dan terobosan dalam pembangunan kelautan dan perikanan yang didukung dengan kebijakan politik dan ekonomi serta iklim sosial. AS. yang kondusif. Dalam kaitan ini, koordinasi dan dukungan lintas sektor serta stakeholders lainnya menjadi salah satu prasyarat yang sangat penting (KKP,. SI T. 2010).. N IV ER. Revitalisasi pertanian, perikanan, dan kelautan merupakan suatu langkah untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan revitalisasi diharapkan sektor perikanan mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan (petani ikan), menymbang terhadap ekspor nonmigas, mengurangi kemiskinan dan menyerap tenaga kerja nasional.. U. Sehingga lebih dapat meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian Indonesia (KKP, 2010). Menurut Kurniawan (2010) pembangunan di sektor kelautan dan perikanan, tidak boleh dipandang sebagai cara untuk menghilangkan kemiskinan dan pengangguran. Namun, lebih dari itu, karena sektor kelautan dan perikanan merupakan basis perekonomian nasional, maka sudah sewajarnya jika sektor perikanan dan kelautan ini dikembangkan menjadi sektor unggulan dalam kancah perdagangan internasional. Dengan demikian, dukungan sektor industri terhadap pembangunan di sektor perikanan dan kelautan menjadi suatu hal yang bersifat keharusan. Karena itu, pembangunan perikanan dan kelautan dan industri. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(28) 11 14/41143.pdf. bukanlah alternatif yang dipilih, namun adalah komplementer dan saling mendukung baik bagi input maupun output. Secara teoritis pengembangan perikanan memiliki keterkaitan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Keterkaitan umum antara sumberdaya perikanan, produksi, usaha penangkapan, kebijakan pemerintah, dan pasar akan berpengaruh kepada GDP yang selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional (Soemokaryo, 2001). Pembangunan perikanan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan (petani ikan) dengan jalan meningkatkan produktivitas, memperluas kesempatan kerja dan kesempatan usaha (Reksohadiprodjo dan Pradono, 1988).. KA. Namun mengingat kegiatan perikanan yang dapat dikatakan sebagai usaha yang. BU. sangat tergantung pada alam dan ketersediaan sumber daya disuatu perairan menyebabkan ada fluktuasi kegiatan usaha perikanan yang sangat jelas. Pada. TE. R. akhirnya hal ini akan mempengaruhi aktifitas nelayan (petani ikan) dalam berusaha.. AS. Dalam pengembangan sektor perikanan tidak hanya terkait dalam usaha perikanan tangkap maupun budidaya saja. Menurut Erwadi dan Syafri dalam. SI T. Hendri (2010) peluang bisnis kelautan dan perikanan setidaknya dapat dilihat dari. N IV ER. dua faktor yaitu 1) faktor internal berupa potensi sumber daya kelautan dan perikanan, potensi sumber daya manusia, teknologi, sarana dan prasarana serta pemasaran, dan 2) faktor eksternal yang berkaitan dengan aspek permintaan produk perikanan dan syarat-syarat yang menyertai permintaan tersebut dalam. U. rangka persaingan.. Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan selama ini. dalam rangka mewujudkan tiga pilar pembangunan, yaitu pro-poor (pengentasan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), dan pro-growth (pertumbuhan). Dengan melihat potensi yang ada, pembangunan kelautan dan perikanan harusnya dapat menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik daripada keadaan sekarang. Adanya kesalahan orientasi pembangunan dan pengelolaan sumber daya menyebabkan Indonesia belum dapat mengoptimalkan manfaat dari potensi sumber daya yang ada (KKP, 2010).. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(29) 12 14/41143.pdf. 2.2. Pertumbuhan dan Kontribusi Ekonomi Wilayah Kontribusi sektor adalah sumbangan atau peranan (share) yang diberikan oleh masing-masing sektor terhadap PDB. Indikator kontribusi sektor ini dipergunakan untuk menganalisis sektor mana yang paling besar menyumbang atau berperan terhadap PDB. Disamping itu juga untuk mengetahui sejauh mana tahap industrialisasi negara kita, penyerapan tenaga kerja dalam sektor dan tingkat pendidikan dalam sektor. Namun kontribusi sektor terhadap PDB dihitung terutama sebagai indikator perubahan struktur ekonomi Indonesia. Biasanya perubahan struktur ekonomi itu akan dilihat secara relatif (persentase VA terhadap PDB) dari pelita ke pelita untuk sektor pertanian dan sektor industri (Widodo,. KA. 1990).. BU. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Delivarnov (1995), Kontribusi (shere) sektor menunjukan berapa besarnya sumbangan sektor yang bersangkutan. TE. R. terhadap PDB secara keseluruhan. Angka ini perlu untuk mengetahui sektorsektor mana saja yang penting perannya, dan mana pula yang kurang penting.. AS. Dengan mengetahui sektor mana yang besar perannya dalam perekonomian maka kita juga bisa mengetahui tingkat industrialisasi negara tersebut.. SI T. Analisis shift share lazim digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau. N IV ER. komponen pertumbuhan wilayah. Analisis shift share pertama kali diperkenalkan oleh Perloff et al. (1960), yang telah menggunakan analisis ini untuk mengidentifikasi sumber pertumbuhan ekonomi wilayah Amerika Serikat. Lucas (1979) juga menggunakan analisis ini untuk mengidentifikasi pertumbuhan. U. sektor-sektor atau wilayah yang lamban di Indonesia dan Amerika Serikat (Talakua, 2005). Analisis shift share adalah salah satu analisis yang digunakan untuk menidentifikasi sumber pertumbuhan ekonomi, baik dari segi pendapatan maupun dari sisi tenaga kerja pada suatu wilayah tertentu (Budiharsono, 2001). Melalui analisis shift share dapat dianalisis besarnya sumbangan pertumbuhan dari tenaga kerja dan pendapatan pada masing-masing sektor perekonomian di wilayah yang bersangkutan. Swasono dan Endang dalam Anita (1999) menyatakan bahwa analisis Shift Share bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi suatu sektor terhadap PDRB.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(30) 13 14/41143.pdf. Keunggulan utama dari analisis shift share adalah dapat melihat perkembangan produksi atau kesempatan kerja di suatu wilayah hanya dengan menggunakan dua waktu titik data. Data-data yang digunakan juga mudah diperoleh dan relatif tersedia di setiap wilayah, yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masing-masing sektor (Soepono, 1993). Analisis shift share mempunyai banyak kegunaan, di antaranya adalah untuk melihat (Budiharsono, 2001): 1. Perkembangan sektor perekonomian di suatu wilayah terhadap perkembangan sektor perekonomian di wilayah yang lebih luas. 2. Perkembangan sektor-sektor perekonomian jika dibandingkan secara relatif. KA. dengan sektor-sektor lainnya.. BU. 3. Perkembangan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya, sehingga dapat membandingkan besarnya aktivitas suatu sektor pada wilayah tertentu. TE. R. dan pertumbuhan antar wilayah.. 4. Perbandingan laju sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah dengan laju. AS. pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor-sektornya. Secara umum, terdapat tiga komponen utama dalam analisis shift share. N IV ER. adalah sebagai berikut:. SI T. (Budiharsono, 2001). Ketiga komponen pertumbuhan wilayah yang dimaksud 1. Komponen Pertumbuhan Regional (Regional Growth Component) Komponen pertumbuhan regional adalah perubahan produksi suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan produksi regional secara umum, perubahan. U. kebijakan ekonomi regional atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah. Bila diasumsikan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik ekonomi antarsektor dan antarwilayah, maka adanya perubahan akan membawa dampak yang sama pada semua sektor dan wilayah. Akan tetapi pada kenyataannya, beberapa sektor dan wilayah tumbuh lebih cepat daripada sektor dan wilayah lainnya. 2. Komponen Pertumbuhan Proporsional (Proportional Mix Growth Component) Komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah,. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(31) 14 14/41143.pdf. perbedaan dalam kebijakan industri (seperti kebijakan perpajakan, subsidi dan price support) serta perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. 3. Komponen. Pertumbuhan. Pangsa. Wilayah. (Regional. Share. Growth. Component) Komponen pertumbuhan pangsa wilayah timbul karena peningkatan atau penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Cepat lambatnya pertumbuhan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta. KA. kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut.. BU. 2.3. Konsep Basis Ekonomi. Glasson (1978) menyatakan bahwa, dalam konteks ilmu ekonomi. TE. R. regional, terdapat berbagai teori yang mencoba menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan suatu wilayah. Salah satu konsep yang dapat. AS. digunakan untuk menjelaskan tentang pertumbuhan suatu wilayah (region) adalah teori basis ekonomi (economic base theory). Semakin banyak sektor basis dalam. SI T. suatu wilayah akan menambah arus pendapatan ke wilayah tersebut, manambah. N IV ER. permintaan terhadap barang dan jasa didalamnya, dan menimbulkan kenaikan volume sektor non basis. Disarankan metode location quotient digunakan dalam menentukan apakah suatu sektor basis atau tidak. Konsep. basis. ekonomi. (economic. base. theory). mendasarkan. U. pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya ekspor dari wilayah tersebut (Tarigan, 2012). Menurut Arsyad (1999), teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan Industri-industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation). Beberapa konsep dikemukakan berbagai penulis mengenai teori ini. Menurut Hoover dalam Tanasale (1993), kegiatan-kegiatan dalam suatu wilayah dapat dibedakan menjadi kegiatan basis (basic activities) dan kegiatan non basis. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(32) 15 14/41143.pdf. (non basic activities). Kegiatan basis adalah kegiatan yang pertumbuhannya hanya merupakan akibat dari pembangunan wilayah secara keseluruhan. Dalam hal ini, kegiatan basis dalam suatu wilayah merupakan ekspor wilayah tersebut. Pembangunan konsep basis ekonomi menurut Kadariah (1985) perlu mengasumsikan dua hal berikut: 1. Penduduk di suatu daerah mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan tingkat nasional. 2. Permintaan daerah akan suatu barang pertama-tama dipenuhi dengan hasil daerah itu sendiri dan baru jika jumlah yang diminta melebihi jumlah produksi di daerah itu, kekurangannya diimpor dari luar daerah.. KA. Teori basis ekonomi tetap relevan dalam analisis dan perencanaan regional. BU. (Glasson, 1978). Teori ini memiliki keunggulan karena sangat sederhana dan mudah diterapkan serta bermanfaat dalam usaha memahami struktur ekonomi. TE. R. suatu wilayah dan dampak yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam jangka pendek. Pada kondisi tertentu, misalnya dalam mempelajari wilayah yang. AS. kecil dengan tingkat ketergantungan yang tinggi pada kegiatan ekspor, kekurangan yang ada dapat diminimumkan dan teori ini sangat bermanfaat untuk. SI T. membuat peramalan dalam jangka pendek (short-run forecasting).. N IV ER. Richardson dalam Talakua (2005) mengemukakan bahwa walaupun teori basis mengalami kelemahan-kelemahan, namun sudah banyak studi empirik yang dilakukan dalam rangka usaha memisah-misahkan sektor-sektor basis dari sektorsektor bukan basis suatu daerah.. U. Menurut Budiharsono (2001) ada beberapa metode untuk memilih. antara kegiatan basis dan non-basis, yaitu: 1. Metode pengukuran langsung Metode ini dapat dilakukan dengan survei langsung kepada pelaku usaha ke mana mereka memasarkan barang yang diproduksi dan dari mana mereka membeli bahan-bahan kebutuhan untuk menghasilkan produk tersebut. Akan tetapi metode ini menguras biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. Mengingat kelemahan tersebut, maka sebagian besar para ekonom wilayah menggunakan metode pengukuran tidak langsung. 2. Metode pengukuran tidak langsung. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(33) 16 14/41143.pdf. Metode dengan pengukuran tidak langsung terdiri dari: a. Metode melalui pendekatan asumsi, biasanya berdasarkan kondisi di wilayah. tersebut. (data. sekunder),. ada. kegiatan. tertentu. yang. diasumsikan kegiatan basis dan non basis. b. Metode location quotient dimana membandingkan porsi lapangan kerja/nilai tambah untuk sektor tertentu di wilayah tertentu dengan porsi lapangan kerja/nilai tambah untuk sektor yang sama di wilayah atasnya.. Asumsi. yang. digunakan. adalah. produktivitas. rata-. rata/konsumsi rata-rata antar wilayah yang sama. Metode ini memiliki beberapa kebaikan diantaranya adalah metode ini memperhitungkan. KA. penjualan barang-barang antara, tidak mahal biayanya dan. BU. diterapkan.. mudah. c. Metode campuran merupakan penggabungan antara metode asumsi. TE. R. dengan metode location quotient.. d. Metode kebutuhan minimum dimana melibatkan sejumlah wilayah yang. AS. sama dengan wilayah yang diteliti, dengan menggunakan distribusi minimum dari tenaga regional dan bukan distribusi rata-rata. Pengertian. SI T. basis ekonomi di suatu wilayah tidak bersifat statis melainkan. N IV ER. dinamis. Artinya pada tahun tertentu mungkin saja sektor tersebut merupakan sektor basis, namun pada tahun berikutnya belum tentu sektor tersebut secara otomatis menjadi sektor basis. Sektor basis bisa. U. mengalami kemajuan ataupun kemunduran. 2.4. Pola dan Struktur Pertumbuhan Sektor Karakteristik tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah berdasarkan Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu horizontal (Sjafrizal, 2008). Selanjutnya dikemukakan bahwa daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(34) 17 14/41143.pdf. yaitu sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (developed sector), sektor maju tapi tertekan (stagnant sector), sektor potensial atau masih dapat berkembang (developing sector), sektor. relatif. tertinggal. (underdeveloped. sector).. Klasifikasi sektor PDRB menurut Tipologi Klassen adalah sebagai berikut: Kuadran II. Sektor maju dan tumbuh dengan pesat. Sektor maju tapi tertekan. (developed sector). (Stagnant sector). si > s dan ski > sk. si < s dan ski > sk. Kuadran III. Kuadran IV. Sektor potensial atau masih dapat. Sektor relatif tertinggal. berkembang (developing sector). (underdeveloped sector). BU. KA. Kuadran I. R. si > s dan ski < sk. TE. Sumber : Sjafrizal, 2008. si < s dan ski < sk. AS. 2.5. Tingkat Konsentrasi dan Spesialisasi Kegiatan Sektor. SI T. 2.5.1. Tingkat Konsentrasi: Pendekatan Aglomerasi Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsentrasi/pemusatan. N IV ER. kegiatan suatu sektor pada suatu wilayah. Aglomerasi mengandung dua pengertian. Pengertian pertama adalah proses yang dilakukan secara bersamasama dalam melakukan mobilitas secara spasial. Pengertian kedua menjelaskan suatu bentuk lokasional, terutama bagaimana aktivitas ekonomi terkonsentrasi. U. secara spasial. Konsep aglomerasi ekonomi bersumber dari fenomena nyata dan diawali oleh teori lokasi yang dikemukakan Weber, dimana menurut Weber, ada 3 faktor yang menjadi alasan dalam menentukan lokasi industri, yaitu: 1. Perbedaan biaya transportasi Produsen cenderung mencari lokasi yang memberikan keuntungan berupa penghematan biaya transportasi serta dapat mendorong efisiensi dan efektivitas produksi. 2. Perbedaan biaya upah. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(35) 18 14/41143.pdf. Produsen cenderung mencari lokasi dengan tingkat upah tenaga kerja yang lebih rendah dalam melakukan aktivitas ekonomi sedangkan tenaga kerja cenderung mencari lokasi dengan tingkat upah yang lebih tinggi. 3. Penghematan aglomerasi Penghematan aglomerasi adalah penghematan yang terjadi terkonsentrasinya aktivitas. ekonomi secara spasial, yaitu localization economies dan. urbanization economies (Weber dalam Agustina, 2010). Kuncoro (2002) mendefinisikan aglomerasi sebagai konsentrasi spasial dari aktifitas ekonomi di kawasan perkotaan karena penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang diasosiasikan dengan kluster. BU. biaya seperti transportasi, informasi, dan komunikasi.. KA. spasial dari perusahaan, para pekerja, dan konsumen untuk meminimisasi biayaMenurut Robinson Tarigan (2012), keuntungan berlokasi pada tempat. TE. R. konsentarsi atau terjadinya Aglomerasi disebabkan Faktor skala ekonomi (economic of scale) dan economic of anglomeration. Economic of scale adalah. AS. keuntungan karena dapat berproduksi berdasarkan spesialisasi sehingga produksi lebih besar dan biaya perunit lebih efisien. Sedangkan economic of anglomeration. SI T. ialah keuntungan karena di tempat itu terdapat berbagai keperluan dan fasilitas. N IV ER. yang dapat digunakan oleh perusahaan. Aglomerasi dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, terdapat sumberdaya alam yang lebih banyak pada daerah tertentu, misalnya miyak bumi, gas, batubara dan bahan mineral lainnya. Kedua, meratanya fasilitas transportasi,. U. baik darat, laut maupun udara juga ikut mempengaruhi konsentrasi ekonomi. Ketiga, kondisi demografis (kependudukan) juga ikut mempengaruhi karena kegiatan ekonomi akan cenderung terkosentrasi dimana sumberdaya manusia tersedia dengan kualitas yang lebih baik (Syafrizal, 2008). 2.5.2. Spesialisasi Kegiatan Sektor Perekonomian suatu wilayah dikatakan terspesialisasi jika suatu wilayah memprioritaskan pengembangan suatu sektor ekonomi melalui kebijakankebijakan yang mendukung terhadap kemajuan sektor tersebut. Pengembangan sektor prioritas tersebut dapat dilakukan melalui investasi dan peningkatan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(36) 19 14/41143.pdf. sumber daya manusia pada sektor tersebut. Spesialisasi dalam perekonomian merupakan hal yang cukup penting dalam rangka pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Dikatakan, jika suatu wilayah memiliki spesialisasi pada sektor-sektor tertentu maka wilayah tersebut akan memiliki keunggulan kompetitif dari spesialisasi sektor tersebut (Soepono, 1993). Beberapa ahli ekonomi mulai memperhitungkan efek spesialisasi terhadap perekonomian suatu wilayah. Menurut Kuncoro (2002), salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan keterkaitan antar wilayah adalah melalui proses pertukaran komoditas antar daerah. Hal ini dapat ditempuh melaui penciptaan spesialisasi antar daerah.. KA. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat spesialisasi kegiatan. BU. sektor perikanan pada suatu wilayah. Spesialisasi industri menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi pada suatu wilayah dikuasai oleh beberapa industri tertentu.. TE. R. Suatu wilayah dapat diartikan sebagai wilayah yang terspesialisasi apabila dalam sebagian kecil industri pada wilayah tersebut memiliki pangsa yang besar. AS. terhadap keseluruhan industri. Struktur industri yang terspesialisasi pada industri tertentu menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki keunggulan berupa daya. N IV ER. SI T. saing pada industri tersebut (OECD dalam Agustina, 2010). 2.6. Pendekatan Analisis Strategi Pengembangan Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembangunan perikanan adalah analisis. U. keragaman yang dikenal sebagai analisis SWOT. Analisis SWOT umum digunakan karena memiliki kelebihan yang sederhana, fleksibel, menyeluruh menyatukan dan berkolaborasi. Dengan analisis ini dapat diketahui keterkaitan antara Faktor internal dan faktor eksternal, sehingga dapat menghasilkan kemungkinan alternatif strategis (Rangkuti 2000). Menurut Rangkuti (2000), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi perusahaan yang didasarkan pada logika memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(37) 20 14/41143.pdf. Lingkungan eksternal dan internal suatu perusahaan terkait erat dalam kelangsungan kegiatan dan keberhasilan kinerja perusahaan. Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang tidak dapat dikontrol, tetapi dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan, sedangkan lingkungan internal adalah lingkungan dalam perusahaan yang dapat dikontrol, sehingga merupakan strategi keunggulan perusahaan (Rangkuti, 2000). SWOT. merupakan. alat. untuk. menyusun. suatu. strategi. dalam. mengembangkan suatu usaha. SWOT merupakan singkatan dari kata Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat. Kekuatan (strength) adalah unsur dari potensi sumberdaya yang dapat melindungi dari persaingan dan dapat menciptakan suatu. KA. kemajuan dalam suatu kegiatan atau usaha. Kelemahan (weakness) adalah unsur. BU. dari potensi sumberdaya yang tidak dapat bersaing, sehingga tidak dapat menciptakan suatu kemajuan dalam kegaiatan atau usaha. Peluang (opportunity). TE. R. adalah unsur lingkungan yang dapat memungkinkan suatu kegiatan atau usaha mendapatkan keberhasilan yang tinggi.. Ancaman (threat) adalah unsure. AS. lingkungan yang dapat mengganggu atau menghalangi suatu kegiatan usaha jika tidak ada tindakan pengolahan yang tegas segera diambil (Rangkuti 2000).. SI T. Keterkaitan faktor internal dan eksternal dapat digambarkan dalam bentuk. N IV ER. matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan suatu alat untuk meringkas faktorfaktor strategis perusahaan yang menggambarkan peluang dan ancaman eksternal, serta pertemuan dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, untuk. U. menghasilkan empat kelompok kemungkinan alternatif strategi.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(38) 21 14/41143.pdf. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang merupakan wilayah kajian adalah Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku (peta administratif di Lampiran 1). Pengambilan data terkonsentrasi di ibukota Kabupaten Maluku Tengah yang terletak di Masohi, Provinsi Maluku yang berlangsung dari bulan April hingga Juni 2012. Selanjutnya, kegiatan pengolahan dan analisis data serta penulisan tesis. KA. berlangsung dari bulan Juli 2012.. BU. 3.2. Metode Pengambilan Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data. R. sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang. TE. terkait dengan perkembangan sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah. Data primer ini digunakan untuk memperkuat dan menjelaskan data sekunder. AS. yang didapat serta untuk menentukan alternatif strategi pengembangan wilayah.. SI T. Data sekunder diperoleh/dikumpulkan langsung dari instansi terkait baik di tingkat Kabupaten Maluku Tengah maupun Provinsi Maluku, yaitu:. N IV ER. 1. Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah 2. Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku 3. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tengah. U. 4. Data penunjang lainnya yang relevan dengan topik/bahasan penelitian. Data yang dikumpulkan terutama data Produk Domestik Regional Bruto. (PDRB) Kabupaten Maluku Tengah dan data PDRB Provinsi Maluku 5 (lima) tahun terakhir periode tahun 2010 hingga tahun 2006 (Lampiran 2). Data PDRB tersebut terdiri dari dua versi, yaitu nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan nilai PDRB atas dasar harga konstan suatu tahun tertentu. Menurut BPS Maluku (2010), PDRB atas dasar harga berlaku yaitu semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan dinilai berdasarkan harga pasar pada tahun yang bersangkutan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan yaitu semua produk barang dan jasa yang dihasilkan dinilai dengan harga pada tahun tertentu. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(39) 22 14/41143.pdf. yang dipilih sebagai tahun dasar; dimana dalam perhitungan ini digunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar. 3.3. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data sekunder melalui penelusuran kepustakaan dengan mengambil kasus di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Menurut Singarimbun dan Effendi (1981), metode penelitian analisis data sekunder yang digunakan dalam penelitian ilmiah, biasanya sudah tersedia data yang dapat digunakan. Data tersebut diantaranya merupakan hasil survei yang belum diperas dan dianalisis lebih lanjut untuk dapat. KA. menganalisis sesuatu yang berguna, juga dapat berupa studi perbandingan dari. BU. studi-studi yang pernah dilakukan.. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis secara kuantitatif dan dimaksudkan. untuk. mengetahui. TE. kuantitatif. R. kualitatif, yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis data sejauhmana. kontribusi. AS. (perkembangan) sektor perikanan dalam perekonomian wilayah. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi. Analisis. SI T. yang dimaksud adalah deskripsi daerah penelitian, deskripsi tentang implikasi terhadap strategi kebijakan pembangunan wilayah dengan sektor-sektor yang. N IV ER. ada di wilayah tersebut, misalkan kegiatan ekonomi wilayah. Selain itu analisis kualitatif dapat berupa keadaan umum wilayah seperti pemerintahan, jumlah penduduk, tenaga kerja, potensi ekonomi, sistem sosial dan hal-hal yang. U. berkaitan dengan tujuan penelitian. 3.3.1. Analisis Kontribusi Sektor Perikanan Analisis Kontribusi (perkembangan) yang merupakan bagian dari analisis Shift share ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB dengan menggunakan formula (Swasono dan Endang dalam Anita, 1999): Ki = Vi / Pi x 100% Dimana : Ki = besarnya kontribusi sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah pada tahun ke-i. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(40) 23 14/41143.pdf. Vi = Jumlah PDRB sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah pada tahun kei Pi = Total PDRB seluruh sektor di Kabupaten Maluku Tengah pada tahun ke-i 3.3.2. Analisis Sektor Basis Analisis sektor basis menggunakan pendekatan Location Quotient (LQ) bertujuan untuk mengetahui apakah sektor perikanan merupakan sektor basis atau sektor non-basis, dengan menggunakan rumus (Budiarsono, 2001) sebagai berikut: LQ = (Vi/Vt)/(Pi/Pt). KA. Dimana :. BU. LQ = Location Quotient. Vi = jumlah PDRB sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah. TE. R. Vt = jumlah PDRB sektor perikanan di Provinsi Maluku. Pi = jumlah PDRB seluruh sektor di Kabupaten Maluku Tengah. AS. Pt = jumlah PDRB seluruh sektor di Provinsi Maluku Kriteria penilaian:. SI T. Jika LQ < 1, berarti sektor perikanan bukan merupakan kegiatan basis dalam. N IV ER. wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Jika LQ > 1, berarti sektor perikanan merupakan kegiatan basis dalam wilayah Kabupaten Maluku Tengah.. U. 3.3.3. Analisis Pola dan Struktur Pertumbuhan Analisis ini menggunakan Tipologi Klassen yang pada dasarnya membagi. daerah berdasarkan 2 (dua) indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai vertikal dan rata-rata perdapatan perkapita sebagai sumbu horisontal, daerah yang diamati dapat menjadi 4 klasifikasi (Sjafrizal, 2008) yaitu: 1.. Tipologi I: sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (developed sector) kuadran I. kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s) dan memiliki. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(41) 24 14/41143.pdf. pendapatan perkapita dari sektor perikanan (ski) yang lebih besar dibandingkan pendapatan perkapita dari sektor perikanan daerah yang menjadi referensi (sk). klasifikasi ini di lambangkan dengan si > s dan ski > sk. 2.. Sektor maju tapi tertekan (stagnant sector) Kuadran II. Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB. daerah. yang menjadi referensi (s), tetapi memilki pendapatan. perkapita dari sektor perikanan (ski) yang. lebih. besar. dibandingkan. pendapatan perkapita dari sektor perikanan daerah yang menjadi referensi Sektor potensial atau masih dapat berkembang (developing sector) Kuadran. BU. 3.. KA. (sk). Klasifikasi ini dilambangkan dengan si < s dan ski > sk. III. Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor. TE. R. tertentu dalam PDRB (si) yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s), tetapi. AS. memiliki pendapatan perkapita dari sektor perikanan (ski) yang lebih kecil dibandingkan pendapatan perkapita dari sektor perikanan daerah yang. SI T. menjadi referensi (sk). Klasifikasi ini dilambangkan dengan si > s dan ski < 4.. N IV ER. sk.. Sektor relatif tertinggal (underdeveloped sector) Kuadran IV. Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam. U. PDRB. daerah. yang menjadi referensi. (s) dan. pendapatan perkapita dari sektor perikanan (ski) dibandingkan. sekaligus memiliki yang. lebih. kecil. pendapatan perkapita dari sektor perikanan daerah yang. menjadi referensi (sk). Klasifikasi ini dilambangkan dengan si < s dan ski <sk.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(42) 25 14/41143.pdf. Klasifikasi sektor PDRB menurut tipologi Klassen sebagaimana tercantum pada kuadran-kuadran berikut ini: Kuadran I. Kuadran II. Sektor maju dan tumbuh dengan. Sektor maju tapi tertekan. pesat (developed sector). (Stagnant sector). si > s dan ski > sk. si < s dan ski > sk. Kuadran III. Kuadran IV. Sektor potensial atau masih dapat. Sektor relatif tertinggal. berkembang (developing sector). (underdeveloped sector). si > s dan ski < sk. si < s dan ski < sk. BU. KA. Sumber: Sjafrizal, 2008. 3.3.4. Analisis Aglomerasi. R. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat konsentrasi/pemusatan. TE. kegiatan sektor perikanan pada suatu wilayah. Formula yang digunakan adalah: Dimana :. SI T. αit = Tingkat Aglomerasi. AS. α it = (Vi/Pi) – (Vt/Pt). Vi = Jumlah PDRB sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah. N IV ER. Pi = Jumlah PDRB seluruh sektor di Kabupaten Maluku Tengah Vt = Jumlah PDRB sektor perikanan Provinsi Maluku Pt = Jumlah PDRB seluruh sektor di Provinsi Maluku. U. Kriteria nilai aglomerasi adalah jika hasil αit mendekati 1 atau bernilai. positif, menunjukan bahwa sektor perikanan terkosentrasi/terpusat pada suatu wilayah. Sedangkan jika αit mendekati nol atau bernilai negatif menunjukkan bahwa sektor perikanan tidak terpusat/ terkosentrasi pada suatu wilayah. 3.3.5. Analisis Spesialisasi Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat spesialisasi kegiatan sektor perikanan pada suatu wilayah. Formula yang digunakan adalah: β it = (Vi/Vt) – (Pi/Pt). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(43) 26 14/41143.pdf. Dimana: βit = Tingkat spesialisasi Vi = Jumlah PDRB sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah Vt = Jumlah PDRB sektor kelautan dan perikanan Provinsi Maluku Pi = Jumlah PDRB seluruh sektor di Kabupaten Maluku Tengah Pt = Jumlah PDRB seluruh sektor di Provinsi Maluku Kriteria nilai spesialisasi adalah jika hasil βit mendekati 1 atau bernilai positif, menunjukan bahwa sektor perikanan terspesialisasi. Sedangkan jika βit mendekati nol atau bernilai negatif menunjukkan bahwa sektor perikanan tidak. KA. terspesialisasi.. BU. 3.3.6. Analisis SWOT. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah Analisis SWOT. TE. R. (Rangkuti, 2008). Tahap-tahap dalam analisis ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap pengumpulan data. AS. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan, evaluasi dan pengklasifikasian data melalui pencermatan terhadap faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan. SI T. faktor eksternal (ancaman dan peluang), sehingga pada tahap ini data. N IV ER. dibedakan atas data internal dan data eksternal. Selanjutnya data-data tersebut dimasukan dalam dua matriks pada tahap ini, yakni matriks faktor strategi internal dan matrik faktor strategi eksternal, untuk menentukan prioritas pada data-data tersebut melalui pemberian bobot,. U. rating, dan peringkat. Adapun cara penentuan faktor strategi internal dan eksternal dalam matriks adalah sebagai berikut: a. Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor kekuatan dan kelemahan atau peluang dan ancaman. b. Berikan bobot pada masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampal dengan 0,0 (tidak penting). Pemberian bobot ini dengan pencermatan bahwa faktor internal dan eksternal dapat memberikan. dampak. atau. pengembangan sektor perikanan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. pengaruh. terhadap. posisi. strategis.

(44) 27 14/41143.pdf. c. Berikan rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampal dengan 1 (poor). Skala tersebut adalah 4 = sangat menonjol, 3 = menonjol, 2 = cukup menonjol, dan 1 = kurang menonjol. Pemberian rating ini dengan pencermatan bahwa pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap strategis pengembangan sektor perikanan. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh skor terhadap masing-masing faktor pada kolom 4. e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan peringkat berdasarkan skor pada masing-masing faktor internal dan eksternal.. BU. 2. Tahap analisis. KA. masing-masing faktor. Peringkat ini yang menentukan prioritas dari. Pada tahap ini disusun faktor-faktor strategis melalui matriks SWOT. Matrik. TE. R. ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan. Matriks ini. AS. menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, yakni: a. Strategi SO (strengths-opportunities). SI T. Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan seluruh. N IV ER. kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang. b. Strategi ST (strengths-threats) Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.. U. c. Strategi WO (weaknesses-opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan. d. Strategi WT (weaknesses-threats) Strategi ini dasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Setelah diperoleh alternatif-alternatif strategi, selanjutnya adalah menentukan prioritas dalam perumusan strategi dan usulan program pengelolaan pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah. Melalui penggunaan dan penjumlahan nilai bobot pada matrik faktor strategi internal. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(45) 28 14/41143.pdf. dan eksternal, kemudian diberi peringkat sesuai dengan besarnya nilai bobot pada masing-masing alternatif strategi. 3.4. Definisi Operasional 1.. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan, hal ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor. 31 Tahun 2004 tentang perikanan. Sektor perikanan meliputi penangkapan dan Peranan sektor perikanan dalam pembangunan adalah kedudukan sektor. BU. 2.. KA. budidaya.. 3.. TE. pendapatan wilayah dan tenaga kerja.. R. perikanan dalam pembangunan wilayah yang diukur berdasarkan indikator PDRB adalah pendapatan total suatu wilayah dan seluruh kegiatan. AS. perekonomian selama setahun. PDRB yang dimaksud dalam Penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga berlaku yaitu PDRB yang dinilai berdasarkan. SI T. harga pada tahun berjalan, baik pada saat menilai produksi, biaya antara. N IV ER. maupun komponen nilai tambah, dengan PDRB ini dijadikan indikator untuk melihat pengaruh perubahan tingkat kemakmuran dan perekonomian termasuk inflasi. Selain itu digunakan PDRB per kapita yaitu perbandingan antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sehingga dengan. U. PDRB per kapita dapat diketahui kemampuan wilayah dalam mengahasilkan pendapatan atau balas jasa faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi. Satuan PDRB yang digunakan adalah jutaan rupiah. 4.. Kontribusi Sektor merupakan besarnya sumbangan dari sektor perikanan di suatu wilayah terhadap perekonomian wilayah tersebut. Untuk mengetahui kontribusi sektor tersebut digunakan analisis Shift Share (K). 5.. Sektor basis perikanan adalah perbandingan relative kemampuan sektor perikanan pada wilayah penelitian dengan kemampuan sektor perikanan pada wilayah lain yang lebih luas untuk mengetahui kedudukan sektor perikanan sebagai basis atau non basis digunakan analisis Location Quotient (LQ).. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(46) 29 14/41143.pdf. 6.. Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah.. 7.. Aglomerasi sektor perikanan adalah suatu indicator yang dapat menunjukkan terkosentarsinya tidaknya kegiatan sektor perikanan pada suatu wilayah, aglomerasi ini diukur dengan menggunakan indikator nilai tambah. Untuk mengetahui nilai aglomerasi digunakan analisis aglomerasi (α).. 8.. Spesialisasi sektor perikanan merupakan indikator untuk melihat efisiensi tidaknya suatu wilayah pada kegiatan perikanan. Untuk mengetahui nilai spesialisasi digunakan analisis spesialisasi (β).. 9.. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam sektor perikanan. KA. Kabupaten Maluku Tengah, berupa kekuatan dan kelemahan yang. BU. berpengaruh terhadap pengembangan sektor perikanan.. 10. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar sektor perikanan. TE. R. Kabupaten Maluku Tengah yaitu berupa peluang dan ancaman yang akan mempengaruhi pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Maluku. AS. Tengah.. 11. Strategi pengembangan adalah langkah-langkah yang secara strategis menjadi. SI T. dasar perencanaan untuk pengembangan yang dilakukan secara bertahap dan. N IV ER. teratur dari kondisi riil saat ini menuju pada sasaran atau kondisi yang. U. diinginkan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(47) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(48) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(49) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(50) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(51) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(52) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(53) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(54) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(55) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(56) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(57) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(58) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(59) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(60) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(61) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(62) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(63) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(64) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(65) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(66) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(67) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(68) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(69) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(70) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(71) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(72) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(73) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(74) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(75) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(76) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(77) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(78) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(79) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(80) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(81) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(82) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(83) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(84) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(85) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(86) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(87) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(88) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(89) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(90) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(91) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(92) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(93) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(94) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(95) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(96) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 14/41143.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(97) 80 14/41143.pdf. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian tentang strategi pengembangan sektor perikanan untuk mendukung perekonomian wilayah Kabupaten Maluku Tengah, menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.. Kontribusi sektor perikanan sebesar 6,20% per tahun atas dasar harga berlaku dan 5,48% pertahun atas dasar harga konstan menempatkan sektor perikanan. KA. pada urutan/peringkat kelima dan keenam dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Maluku Tengah. Di tingkat wilayah Provinsi Maluku, sektor perikanan Kabupaten Maluku. BU. 2.. R. Tengah bukan merupakan sektor basis (non basis), dengan perkembangan. TE. nilai LQ yang menurun pada tahun terakhir analisis (tahun 2010). Tujuh kecamatan yang merupakan basis sektor perikanan di Kabupaten Maluku. AS. Tengah meliputi: Kecamatan Banda, Tehoru, Salahutu, Leihitu, Seram Utara, 3.. SI T. Seram Utara Barat, dan Leihitu Barat. Sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah sedang bertumbuh namun. N IV ER. berada pada kondisi relatif tertinggal, dengan pertumbuhan dan pendapatan perkapita sektor yang kecil dibandingkan dengan sektor perikanan di Provinsi Maluku. 4.. Kegiatan sektor perikanan tidak terkonsentrasi dan tidak terspesialisasi pada. U. wilayah-wilayah kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah. 5.. Alternatif strategi yang diprioritaskan bagi pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah adalah: a. Peningkatan nilai PDRB, pertumbuhan, dan pengembangan usaha-usaha sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perikanan, peningkatan efektivitas promosi investasi dan jaringan permodalan, dengan memperhatikan tingkat harga komoditas perikanan pada pasar lokal maupun internasional. b. Pengembangan usaha-usaha pada sektor perikanan melalui optimalisasi pemanfaatan suberdaya perikanan dengan memperhatikan kualitas dan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(98) 81 14/41143.pdf. kuantitas produk, upaya rehabilitasi/konservasi sumberdaya, pembiayaan proses produksi, dan penerapan model manajemen konflik yang berientasi pada kemanaan berusaha. c. Peningkatan pertumbuhan dan pendapatan perkapita, peningkatan kontribusi, pemenuhan kebutuhan komoditas perikanan di daerah, dan pengembangan usaha-usaha perikanan di Kabupaten Maluku tengah melalui penetapan kebijakan (target dan regulasi) untuk peningkatan produksi, mengelola kegiatan eksport komoditas perikanan unggulan, mengelola aktivitas investasi dan bantuan/kredit bidang perikanan. KA. Kabupaten Malutu Tengah.. di. d. Pengembangan usaha-usaha dan peningkatan pertumbuhan sektor. BU. perikanan melalui penetapan komoditi unggulan (agar terkonsentrasi dan. R. terspesialisasi kegiatan perikanan) dan penerapan model pengelolaan. TE. perikanan berbasis komoditas unggulan secara berkelanjutan agar memperoleh efisiensi penggunaan biaya produksi secara menyeluruh dan. AS. berkurangnya degradasi sumberdaya perikanan di Kabupaten Maluku. SI T. Tengah, serta mampu membuka/menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan per kapita sektor perikanan sebagai salah satu. N IV ER. model manajemen konflik. 5.2. Saran. Saran yang dapat sesuai dengan penelitian tentang strategi pengembangan. U. sektor perikanan untuk mendukung perekonomian wilayah Kabupaten Maluku Tengah, antara lain: 1. Perbaikan dan peninjauan regulasi yang berhubungan dengan arahan/strategi pengembangan perikanan di Kabupaten Maluku Tengah harus dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tengah dan instansi terkait (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tengah) bekerja sama dengan DPRD Kabupaten Maluku Tengah. 2. Pembangunan sektor ekonomi di Kabupaten Maluku Tengah berdasarkan indikator-indikator ekonomi makro harus diimplementasikan secara nyata guna peningkatan taraf hidup masyarakat di Kabupaten Maluku Tengah.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(99) 82 14/41143.pdf. 3. Diperlukan penelitian lanjutan dengan tujuan menganalisis dan mendalami komoditas unggulan dan pendekatan spasial sektor perikanan di setiap. U. N IV ER. SI T. AS. TE. R. BU. KA. kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji regresi diperoleh bahwa setiap kenaikan sebesar satu satuan akan berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti, secara berurut dari

[r]

Kuantiti stok maksima 6 bulan penggunaan Angka menokok stok 3 bulan penggunaan Kuantiti stok minima 2 bulan penggunaan Dan pembelian boleh dibuat apabila tahap stok berada di

Kompetensi yang dimaksud dijelaskan dalam Panduan Tugas Akhir Mahasiswa Jenjang Pendidikan Strata 1 bahwa: “ Penyaji tari harus memiliki kemampuan menyajikan repertoar tari hasil

Isi teks terlalu panjang, miskin informasi, tidak jelas keterbacaannya (seluruh kriteria tidak terpenuhi) Desain Warna menarik, ukuran elemen penyusun proporsional,

Berbeda dengan hasil perhitungan yang menyatakan bahwa secara tidak langsung variabel dukungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja

RIYAN FADHIL Anak Agung Ngurah Yusa Darmadi SH., MH. Anak Agung Ngurah Yusa Darmadi

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015