• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak jual beli air sumber dalam perspektif undang-undang nomor 11 tahun 1974 dan tinjauan dari maslahah mursalah: Studi di Desa Tirtomarto Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dampak jual beli air sumber dalam perspektif undang-undang nomor 11 tahun 1974 dan tinjauan dari maslahah mursalah: Studi di Desa Tirtomarto Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)i. DAMPAK JUAL BELI AIR SUMBER DALAM PERSFEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 11TAHUN 1974 DAN TINJAUAN MASLAHAH MURSALAH (Studi Di Desa Tirtomarto Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang) SKRIPSI. oleh. Noerizza Vevi Ravica 13220056. JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2017. i.

(2) ii. DAMPAK JUAL BELI AIR SUMBER DALAM PERSFEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 11TAHUN 1974 DAN TINJAUAN MASLAHAH MURSALAH (Studi Di Desa Tirtomarto Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang) SKRIPSI. oleh. Noerizza Vevi Ravica 13220056. JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2017. ii.

(3) iii. iii.

(4) iv. iv.

(5) v. v.

(6) vi. KATA PENGANTAR. ‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬ Assalamu‟alaikumWr. Wb. Pujisyukur, Alhamdulillahirabil alamin kehadirat Allah SWT. Atas semua limpahan berkah dan rahmat-Nya senantiasa penelitian haturkan, penelitisadar bahwa “Tidak ada kemudahan kecuali Allah kehendaki mudah dan tiada kesulitan kecuali. Diamenjadikan. mudah”.. Tanpa. kehendak. dan. petunjuk. Yang. MahaPemberi, hamba yang lemahinitidakakanmampumenghasilkansebuah karya tulisan ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul DAMPAK JUAL BELI AIR SUMBER DALAM PERSFEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 11TAHUN 1974 DAN TINJAUAN MASLAHAH MURSALAH (Studi Di Desa Tirtomarto Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang) Sholawat serta salam semoga selalu mengalir senantiasa kepadaNabi Muhammad SAW. Selama proses penelitian skripsi begitu banyak cobaan kepada penulis baik factor internal Maupun eksternal. Namun banyak juga yang memberikan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak khususnya kepada orang tuakuter cinta, Ayahanda H. Samsul Muarif , S.H.dan Hj. Situ Fatimahtuzahra. Beliau telah meluangkan waktunya untuk memberikan dorongan, materi, dan doa untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini agar segera mendapatkan gelar kesarjanaan dan cepat mengamalkan ilmu yang telah diperoleh. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. H. MudjiaRahardjo, M.Si. selaku Rektor Universitas Islam NegeriMaulana Malik Ibrahim Malang. 2. Dr. H. Roibin, M.Hi.,selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.. vi.

(7) vii. 3. Dr. Mohamad NurYasin, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah Universitas Islam NegeriMaulana Malik Ibrahim Malang. 4. Dr. Fakhruddin., M.H.I. selaku Dosen Wali dan Dosen Pembimbing Penulis, terimakasih atas bimbingan dan arahan, motivasi dan dengan penuh kesabaran dan perhatiannnya dalam penyusunan skripsi ini, terimakasih atas kesabarandan ilmu yang telah beliau yang telah ajarkan. Sehingga dapat membantu dan menunjang penyusunanskripsi. 5. Segenap Dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. yang telah. menyampaikan pelajaran,. mendidik,. membimbing, serta mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang sepadan ke pada beliau semua. 6. Staf dan Karyawan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, penulis ucapan terimakasih atas partisipasinya dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Staf dankaryawan fakultas syariah islam negri maulana malik ibrahim malang,. penulis. ucapkan. terimakasih. atas. partisipasinya. dalam. penyelesaian skripsi ini. 8. Ramadhani alfin habibie selaku pasanganku yang senantiasa mendapingi dan menyebalkan tetapi ia mensupport perkuliahanku dari semester awal hingga terselesaikannya tugas akhir skripi ini. 9. Rosma cikal rambu bazaz, nurizzah maulidina, nurul aini, cintya qonitatillah, lailatul hildani, latifah, dan tidak lupa teman yang mensupport. vii.

(8) viii. yaitu nirmala wijayanti persahabatan dan persamaan kita tak akan terlupakan dan momen suka duka adalah hal terindah di bumi arema. Jika guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa kalian adalah pahlawan yang perlu jasa dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Teman kost cantik kav 15 selaku sahabat yang senantiasa selalu memberikan hiburan disaat mengerjakan skripsi ini.. Malang, Juni 2017 Penulis,. Noerizza Vevi Ravica NIM 13220056. viii.

(9) ix. PEDOMAN TRANSLITERASI A. Umum Transliterasi adalah pemindah alihan tulisan arab ke dalam tulisan Indonesia (Latin), bukan terjemahan Bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia. Termasuk dalam kategori iniialah nama arab ditulis sebagaimana ejakanbahasanasionalnya, atausebagaimana yang tertulis dalam buku yang menjadi rujukan. Penulisan judul buku dalam footnote maupun daftar pustaka tetap menggunakan transliterasi ini. Banyak pilihan dan ketentuan transliterasi yang dapat digunakan dalam penulisan karya ilmiah, baik yang berstandar internasional, nasional maupun ketentuan yang khusus di gunakan penerbit tertentu.Transliterasi yang digunakan fakultas syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menggunakan EYD plus, yaitu transliterasi yang didasarkan atas surat keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1998, No. 158/987 dan 0543.b/u/1987, sebagai matertera dalam buku pedoman transilterasi Bahasa Arab (A Guide Arabic Trasliteration, INIS Fellow 1992). B. Konsonan ‫=ا‬TidakDilambangkan. ‫ض‬. ‫=ب‬b. ‫ =ط‬th. ‫= ت‬t. ‫ظ‬. = dh. ‫ = ث‬ts. ‫ع‬. = „ (komamenghadapkeatas). ‫= ج‬j. ‫غ‬. = gh. ‫=ح‬h. ‫ =ف‬f. ‫ =خ‬kh. ‫ =ق‬q. ‫ =د‬d. ‫ك‬. ‫ =ذ‬dz. ‫ =ل‬l. ‫ =ر‬r. ‫ =م‬m. ‫=ز‬z. ‫ =ن‬n. ‫س‬. ‫ =و‬w. =s. ix. = dl. =k.

(10) x. ‫ش‬. ‫ه‬. = sy. ‫ = ص‬sh. =h. ‫= ي‬y. Hamzah (‫ )ء‬yang sering dilambangkan denga alif, apalila terletak pada awal. kata. maka. dalam. transliterasinya. mengikuti. vocalnya,. tidak. dilambangkan, namun apabila terletak di tengah atau di akhir kata maka di lambangakan dengan tanda koma di atas („), berbalik dengan koma („) untuk mengganti lambang. C. Vocal, PanjangdanDiftong Setiap penulisan bahasa arab dalam bentuk tulisan latin vocal fathah diulis dengan “a”kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”, sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan cara berikut : Vokal (a) panjang =. â. misalnya. ‫قال‬. menjadi. qâla. Vokal (i) panjang =. ȋ. misalnya. ‫قيل‬. menjadi. qȋla. Vokal (u) panjang =. û. misalnya. ‫دون‬. menjadi. dûna. Khusus untuk bacaanya‟ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan. “i”,. melainkan. tetap. ditulis. dengan. “iy”. agar. dapat. menggambarkanya‟ nisbat akhirnya.Begitu juga untuk suara diftong, wawudanya‟. setelahfathahditulisdengan. “aw”. dan. “ay”.Perhatikancontohberikut : Diftong (aw) =‫و‬. misalnya‫قول‬menjadi qawlun. Diftong (ay) = ‫ي‬. misalnya‫خير‬menjadikhayrun. D. Ta’ Martubhoh Ta‟Marbuthoh ditransliterasikan dengan “t” jika berada ditengah kalimat, tetapiapabila ta‟ marbuthah tersebut berada diakhirkalimat, maka. x.

(11) xi. ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya‫ الرسالة للمدرسة‬menjadialrisalat li al-mudarrisah, atau apabila berada ditengah-tengah kalimat yang terdiri dari susunan mudlaf dan mudlafilayh, maka ditransliterasikan dengan menggunakan yang disambung dengan kalimatberikutnya, misalnya‫في رحمة هللا‬ menjadi fiirahmatillah. E. Kata SandangdanLafadh al-Jalâlah Kata sandang berupa “al” (‫ (ال‬ditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak di awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadhjalalah yang beradaditengah-tengah kalimat yang disandarkan (idhofah)maka dihilangkan.Contoh berikutini : 1. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan … 2. Al-Imâm al-Bukhâriy dalam kitabnya muqoddimah menjelaskan … 3. Masya‟ Allah KânawaMâ Lam Yasya‟ Lam Yakun 4. Billâh „azzawajalla F. Namadan Kata Arab Terindonesiakan Pada prinsipnya setiap kata yang berasal dari bahasa Arab harus ditulis dengan menggunakan system transliterasi. Namun, apabila kata tersebut menggunakan nama Arab dari orang Indonesia atau bahasa Arab yang sudah terIndonesiakan, maka tidak perlu menggunakan transliterasi.. xi.

(12) xii. xii.

(13) xiii. MOTTO “Menerapkan hukum tentu haus dengan cara yang benar sebagaimana mestinya dan memberi jalan keluar bagi pelaku hukum itu sendiri.” “untung sedikit namun membawa kemuliaan lebih baik daripda hasil melimpah karena keserakahan.” “Keberuntungan pasti akan datang disaat kesempatan bertemu kesiapan.” “Milikilah impian yag disertai keyakinan karena dengan demikian akan terwujud keniscayaan sesuai harapan.”. xiii.

(14) xiv. DAFTAR ISI SAMPUL LUAR ......................................................................................... i SAMPUL DALAM..................................................................................... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv PENGESAHAN SKIRIPSI ......................................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................... vi PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................. ix BUKTI KONSULTASI ............................................................................ xii MOTTO................................................................................................... xiii DAFTAR ISI ........................................................................................... xiv ABSTRAK................................................................................. xvii BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah..................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8 E. Sistematika Pembahasan ........................................................... 9 BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ............................................................... 12 B. Kajian Teori............................................................................ 17 1. Pengertian Air .................................................................... 17 2. Bentuk-bentuk Pengairan Pada Masa Khalifah ................... 17 3. Konsep Jual Beli Dalam Islam............................................ 18 4. Tinjauan Maslahah Mursalah ............................................. 28 5. Menurut Perfektif Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 . 42 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................... 48 B. Pendekatan Penelitian ............................................................. 49. xiv.

(15) xv. C. Lokasi Penelitian .................................................................... 50 D. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 50 E. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 51 F. Metode Pengolahan Data ........................................................ 55 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sumber Air di Desa Tirtomarto 1. Sejarah ............................................................................... 57 2. Lokasi Air Sumber ............................................................. 59 B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Dampak Perjanjian Jual Beli Air Sumber di Desa Tirtomarto. Kecamatan. Ampelgading. Kabupaten. Malang.................................................................................. 60 2. Jual Beli Sumber Air di Desa Tirtomarto Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang Perpektif UndangUndang Nomor 11 Tahun 1974 ...................................... ....64 3. Menurut Tinjaun Maslahah Mursalah ................................. 70 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 77 B. Saran ...................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 83. xv.

(16) xvi. ABSTRAK Noerizza Vevi Ravica. 13220056, DAMPAK JUAL BELI AIR SUMBER DALAM PERSFEKTIF UNDANG-UNDANG NO.11 TAHUN 1974 DAN TINJAUAN MARSALAH MURSALAH. Skripsi, Jurusan hukum Bisnis Syariah, Fakultas Syriah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Pembimbing: Dr. Fakhruddin, M.HI.. Kata Kunci:Jual beli, Maslahah Mursalah, Undang-Undang. Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan air. Sehingga pemakaian terhadap air sangat berpengaruh terhadap kebutuhan air yang semakin banyak. Penulis akan membahas tentang dampak jual beli air sumber dalam perspektif undang-undang No.11 tahun 1974 dan tinjauan maslahah mursalah di desa Tirtomarto Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang. Hal yang membuat penulis tertarik meneliti adalah jual beli air sumber ini berasal dari air sumber yang di gunakan secara umum atau dimiliki oleh negara tetapi dimiliki oleh sekelompok kecil atau secara pribadi yang mana menimbulkan dampak bagi para petani sehingga kekurangan air yang membuat sawah tersebut irigasi. Mengacu pada latar belakang diatas, ada beberapa masalah yang memerlukan pembahasan. Pertama, Bagaimana dampak atas perjanjian jual beli air sumber diDesa Tirtomarto Kecamatan Ampelgading kabupaten Malang? Kedua, Bagaimana jual beli sumber air di desa Tirtomarto kecamatan Ampelgading kabupaten Malang persfektif Undang-Undang No 11 Tahun 1974 tentang sumber daya air?ketiga, Bagaimana jual beli sumber air di desa Tirtomarto kecamatan Ampelgading kabupaten Malang dari tinjauan persfektif marsalah mursalah? Untuk menjawab rumusan masalah diatas, maka dipilih metode kajian yang tepat dan akurat. Penelitian ini merupakan penelitian empiris. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu cara analisis hasil penelitian yang menghasilkan data deskripstif analisis, yang kemudian ditinjau dari marsalah mursalah dan perspektif undang-undang No. 11 Tahun 1974. Berdasarkan diperoleh tiga temuan penelitian ini, Pertama dampak positif yang telah mengelolah air sumber sangat mencukupi kebutuhan warga, tetapi berdampak negatif, sehingga mayoritas orang yang memiliki ekonomi yang rendah tidak bisa menjangkau harga saluran air untuk mengaliri air dirumahnya, Kedua perspektif Undang-Undang No.11 Tahun 1974 dimana jual beli tersebut bertentangan dengan undang-undang yang telah di jelaskan pada pasal 8 dan 11 bahwasannya akan terkena hukum pidana. Ketiga, maslahah mursalah yang tidak sesuai menurut as-syatibi karena tidak sesuai dengan konsep maslahah mursalah yang menjaga harta karena harta yang dimakhsud itu adalah air sumber yang seharusnya milik umum, tetapi ini di kuasai oleh sekelompok kecil atau pribadi, sehingga lebih banyak mudhorotnya karena terbebani dengan tingginya pembayaran, dan hanya menguntungkan penjual karena merugikan pihak lain.. xvi.

(17) xvii. Abstract Noerizza vevi ravica. 13220056, The impact of the sale and purchase of source water in the perspective of law number 11 of 1974 and review maslahah mursalah.essay. Majoring in sharia business law, sharia faculty, Islamic university (uin) maulana malik ibrahim, mentor: Dr. Fakhruddin, M.HI.. Keywords: buying and selling, maslahah mursalah, law People as human being always needa water, So that, the use of water is very influential on the fulfillment of water needs. The writer will discuss about the impact of the sale and purchase of water sources in the perspective of law Number 11 year 1974 and problems review in the village of Tirtomarto Ampelgading District Malang regency. The thing that makes the writer interested in researching this discussion is the sale and purchase of this source water comes from the source water used in general or owned by the state but it is owned by a small group or in private which has an impact for farmers, thus, the lack of water that makes the rice field is irrigated .Referring to thebackground above, there are some issues that require discussion. First, How is the impact on the water sale and purchase agreement in Tirtomarto Village, Ampelgading District, Malang Regency? Secondly, how is the sale of water source in Tirtomarto village, Ampelgading subdistrict, Malang district, in the perspective of Law Number 11 Year 1974 about water resources? Third, how to buy water source in Tirtomarto village, Ampelgading sub-district, Malang regency from perspective problems review? To answer the statements of problem above, then the writer select the right and accurate method. This research is an empirical research. The approach used is a qualitative approach that is how to analyze the results of research that produces descriptive data analysis, which then look at the problems and perspective of law Number 11 of 1974. Based on the three findings of this study, the first positive impact that has managed the source water is sufficient for the needs of citizens, but but the negative impact, so that the majority of people with low economies can not reach the price of the waterways to be flew at their home, the two perspectives of law Number 11 of 1974 where the sale and purchase is contrary to the law that has been described in Chapters 8 and 11 shall be subject to criminal law. Third, problems that is not appropriate according to as-syatibi which is not in accordance with the concept of problems that keep the treasure. because the treasure that has been told is the source water that should belong to the public, but this is controlled by a small group or personal, so that it has more disadvantages because it was burdened with The high (expensive) payment, and only to the seller for the disadvantageto others.. xvii.

(18) ‫‪xviii‬‬. ‫نبذة‬ ‫نور عزة فيفي رافيقة‪ٖٕٕٔٓٓ٘ٙ‬أثر املعاملة بيع مصدر املياه يف القانون منرة ٔٔ سنة‬ ‫ٗ‪ ٜٔٚ‬ونظرمصلحة ومرسالة وظيفة األخرة يف جهة احلكم املعاملة الشر عية‪ .‬الكلية الشرعية‪ .‬يف‬ ‫مجيع اإلسالم البالدية‪ .‬مولنا مالك إبراىيم مالنج‪ .‬مريب األستاذ دوكتور فحر الدين‪ ,‬م‪ .‬ح‪ .‬ا‪.‬‬ ‫الرئيسية‪ :‬معاملة‪ ,‬مصلحة ومرسالة‪,‬القانون ‪.‬‬ ‫كان الناس خملوقا حيتاج اىل املياه‪ .‬ألن املياه حتتاج يف حياة‪.‬يبحث الكاتب عن أثر معاملة نبع املياه‬ ‫يف منظور القانون منرةٔٔ سنة ٗ‪ .ٜٔٚ‬قرية ترطا مرطا‪ ,‬منطقة‪ :‬أمفيل كادينج‪.‬وصاية على العرش‬ ‫مالنج‪ .‬ملاذا مؤلف ان يراغب تد قيقو ملعاملة بيع املياه من البيع املستعمل يف جهة العامة أو جهة‬ ‫البالدية ولكنو ىنا ميلكو مجاعة صغرية أو شخصية لذالك كان كثريالفالح ينقص املياه وصرت‬ ‫مزرعة مملؤاملياه‪.‬‬ ‫نظر خلفة ذلك‪ .‬وكان املسائل ما حتتج يف حبثها‪ .‬األول‪ :‬كيف األثر على ميعاد معاملة بيع املياه يف‬ ‫قرية ترطا مرطا‪ .‬منطقة‪ :‬منطقة أمفيل كادينج‪ .‬وصاية على العرش مالنج‪....‬؟ الثاين‪ :‬كيف معاملة‬ ‫بيع املياه يف قرية‪ ,‬قرية ترطا مرطا‪ ,‬منطقة‪ :‬أمفيل كادينج‪.‬وصاية على العرش مالنج‪ .‬يف منظور‬ ‫األساسية منرة أحدى عشرة "سنة الف وتسعة مائة واربعة وسبعون" عن مورداملياه‪...‬؟ الثالث‪ :‬معا‬ ‫ملة نبع املياه يف قرية ‪ ,‬قرية ترطا مرطا‪ ,‬منطقة‪ :‬أمفيلكادينج‪.‬وصاية على العرش مالنج‪ .‬يف منظور‬ ‫مصلحة مرسالة‪...‬؟إلجيابة ذالك املسائل‪ ,‬فيحتارمنهج البحث املوايت واملضبط‪ .‬ىذا تدقيق القطعي‬ ‫منهج النوعي‪ .‬ىذا منهج التحليلي‪ .‬لتنائج ان تبحث البيانات التحليل‪ .‬مث أن يعاد النظر من‬ ‫منظوراملصلحة مرسالة والقانون منرةٔٔ سنة ٗ‪ٜٔٚ‬‬ ‫واستنادا إىل احلصول على نتائج ىذا حتقيق‪ .‬األول‪ :‬الثر اإلجيايب الذى مت إدارة مصادر املياه كافية‬ ‫لتلبية احتيا جات املواطنني‪ .‬ولكن مع ذلك يكون لو‪ .‬فأن الغا لبية العظمى من الناس الذى لديهم‬ ‫السعر االقتصادى منخفض ال ميكن ان تصل اىل قناة املياه ألستنزاف املياه يف منزلو‪ .‬الثاىن ‪:‬‬ ‫الق نون منرة احدى عشرة سنة الف وتسعة مأة واربعة وسبعون وذالك البيع والشراع يتعارض‬ ‫منظوروا ا‬ ‫مع القوانني قد حبث يف فصل ‪ ٛ‬و ٔٔ فان ذالك للقانون اجلنائي الثالث ‪ :‬مصلحة ومرسالة‬ ‫التوفق بقول الشاتيب لقولو يتعارض للبحث عن الكنز املقصود ىو مصدر املياه اليت جيب ان تكون‬ ‫املنتلكات العامة‪ .‬ولكن ميلكو مجاعة صغرية او شخصية فان ذالك اكثر املفسادات ملثقلة عالية‬ ‫الدفع ‪.‬واثار مسألة فقط على البايع الن ذالك يضر االخر‪.‬‬. ‫‪xviii‬‬.

(19) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hukum Islam adalah pedoman yang mengatur tata cara. kehidupan. manusia secara menyeluruh, mencakup segala aspeknya tak terkecuali dalam hal jual beli, pewarisan, perjanjian-perjanjian, hukum ketenagakerjaan, hubungan antar negara demikian juga yang menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya, yang diatur dalam bidang muamalat. Adapun hukum agama yang memuat dalam bidang muamalat ini dapat dilihat dengan adanya hukum halal dan haram yang telah diatur secara tegas dan lugas melalui tuntunan al-Quran dan Sunnah yang harus selalu diperhatikan, bahkan ada juga yang membahayakan kehidupan masyarakat, misalnya. adalah pelaku-pelaku. permusuhan,. pelanggaran. yang. memicu terjadinya. undang-undang. ataupun. terjadinya kecurangan-kecurangan dan lain sebagainya.. 1. perpecahan,. peraturan,. korupsi,.

(20) 2. Untuk hukum halal dan haram tersebut di atas telah diatur pelaksanaan, jenis maupun sanksinya. Halal adalah sesuatu perbutan atau pelaksanaan yang memberi manfaat dan tidak membahayakan bagi yang melaksanakan maupun pelakunya, dan Allah memperbolehkan mengerjakannya, sedangkan haram adalah sesuatu yang Allah telah melarang untuk dilakukan dengan larangan tegas, setiap orang yang melakukannya akan berhadapan dengan siksaan Allah di akhirat, bahkan terkadang ia juga terancam sanksi syariah di dunia ini. Prinsip pokok yang penting dalam Islam bahwa hal-hal duniawi boleh dikerjakan atau diusahakan, kecuali usaha yang nyata disebutkan haramnya dalam al-Quran dan Hadits Nabi.Larangan tersebut sangat terbatas jumlahnya, baik mengenai barang-barang yang dikaji diusahakan, atau usaha perbuatan yang dilakukan. Jual beli merupakan salah satu sistem kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan harta atau barang yang diinginkan tanpa harus menggunakan kekerasan dan penindasan. Dalam kehidupan masyarakat sistem ini sudah dikenal sejak dahulu, bahkan sebelum manusia mengenal uang sebagai alat pembayaran yang sah, prinsip jual belu ini sudah ada dengan apa yang dikenal dengan sistem barter, yakni pertukaran barang dengan barang lain yang mempunyai nilai sama baik sifat, kegunaan, atau jumlahnya. Islam sendiri menganjurkan ba‟i ini sesuai dengan firman Allah SWT. (Q.S Al- Baqarah : 275). ‫َواَ َح َّل ه‬ ‫ُّللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّربَا‬. 2.

(21) 3. Artinya : “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” Dari penggalan ayat di atas jelas bahwa Allah menganjurkan untuk berbuat muamalat, di antara bentuk muamalat itu adalah jual-beli. Jual beli sendiri menurut etimologi diartikan sebagai “pertukaran sesuatu dengan sesuatu dengan sesuatu (yang lain)”. 1 Sedangkan menurut Sayyid Sabi, jual beli di perbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang orang lain tersebut harus diganti dengan barang yang lainnya yang sesuai atau yang setara nilainya. Seiring kemajuan ilmu dan teknologi yang terjadi memaksa manusia untuk berfikir lebih keras untuk dapat bersaing dalam ekonomi global yang selalu jadi topik bahasan dalam masyarakat, sehingga pemikiran cerdik seperti orang terdidik harus dipelajari meski itu tidak mendidik. Pola pikir semacam ini tidak hanya terjadi pada golongan pejabat, atau pengusaha, bahkan rakyat jelata, yang dianggap masih mempunyai etika, patuh pada norma karena hidup di desa belum terpengaruh nilai ego masyarakat kota mempunyai gagasan yang sama. Ketika agama mereka dipertaruhkan dengan harta dunia, maka tidak sedikit dari mereka yang lupa dengan apa yang telah lama mereka percaya. Jual beli sumber air merupakan bentuk jual beli yang sumir atau yang samar, karena biasanya dalam akad perjanjian jual beli ini tidak dijelaskan secara tegas benda apa yang diperjual belikan. Dan Air adalah semua air yang terdapat pada, di. 1. Azhar Basyir Ahmad, Asas-Asas Hukum Muamalat (hukum perdata islam),(yogyakarta:penerbit, 2004), h. 122.. 3.

(22) 4. atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.Sumber air adalah tempat atau wadah air alami atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah. Dan daya air adalah potensi yang terkandung dalam air atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Tujuan dan cita Negara Republik Indonesia terdapat pada pembukaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Sumber Daya Air Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa pada pasal (1) UndangUndang ini yang dimakhsud dengan : Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya. Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 alenia ke empat yang menyatakan bahwa segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah berhak untuk dilindungi, memajukan kesejahteraan umum, negara perlu merancang dan melaksanakan pembangunan jangka menengah dan jangka panjang. Hal tersebut merupakan kewajiban negara, seperti yang telah diamanatkan dalam pasal 33 ayat 3 Undang Undang Dasar Republik Indonesia yang telah mengamanatkan bahwa “ Bumi, air dan kekayaan alam lain yang terkandung di dalamnya adalah dikuasai oleh negara dan di pergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat”.. 4.

(23) 5. Atas dasar ketentuan ini maka aset sumber daya alam khususnya sumber daya air dikuasai oleh negara guna menciptakan kemakmuran rakyat. 2 Jual beli sendiri memuat berbagai syarat dan rukun agar dapat dikatakan sah secara hukum, baik secara agama ataupun diakui oleh negara. Menurut jumhur ulama‟ ada empat rukun antara lain Ba‟i (Penjual), Mustari (Pembeli), Shiqhat (Akad ijab dan qobul), dan Ma‟qud „Ilaih (benda atau barang yang diperjual belikan). Pelaksaan akad juga mempunyai syarat-syarat tertentu, antara lain: benda dimiliki akad atau berkuasa untuk akad , dan pada benda itu terdapat milik orang lain. 3 Transaksi jual beli di era modern ini berkembang semakin pesat, baik dalam bentuk barang diperjual belikan, tempat atu media jual beli, bahkan sighat akad jual beli yang “dipermainkan” agar akad tersebut sah menurut hukum. Sementara akad itu sendiri mempunyai bermacam bentuk baik dilihat dari segi sifatnya, maupun dari wataknya, macam akad dari segi wataknya memiliki beberapa ketentuan yang antara lain adalah akad itu bersandar kepada waktu mendatang, juga akad bersyarat. Akad jual beli air sumber ini adalah akad jual beli sebidang tanah, meskipun tujaun pembeli adalah sumber airnya, namun yang tertera dalam akad sebidang tanah, sehingga penulis mencurigai adanya penyimpangan terhadap aturan syar‟i dari jual beli sumber air ini.. 2. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Indonesia, (Jakarta : Penerbit Universitas 1986), H.10. 3 Haris faulidi Answari, Transaksi Bisnis Presfektif Hukum Islam, (Yogyakarta: magistra Insaniampresss, 2004), h.76.. 5.

(24) 6. Permasalahannya adalah di desa Tirtomarto sumber daya air dimiliki oleh perorangan yang mengakibatkan kepemilikan sumber daya air sehingga terdapatlah pertentangan dengan. Undang-undang Dasar Negara Republik. Indonesia dan disini penulis ingin mengupas lebih dalam prosedur perjanjian kepemilikan sumber daya air secara perorangan dan penulis ingin menggali lebih dalam tentang keterkaitan kepala desa Tirtomarto dalam proses jual beli sumber mata air. Atas dasar jual beli air sumber di desa Tirtomarto mengakibatkan sektor pertanian di desa Tirtomarto mengeluarkan dana untuk sawahnya guna mengairi sawah tersebut karena air sumber yang bisanya digukanakan untuk perairan diperjual belikan atas pemindahan kepemilikan pihak ketiga. Mengingat dampak positif yang telah di berikan oleh sekelompok kecil orang yang mengelolah air sumber di desa Tirtomarto Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang sangat bermanfaat bagi untuk mencukupi kebutuhan air warga sekitar.Akan tetapi manfaat ini dapat di rasakan hanya kaum-kaum minoritas yang memiliki ekonomi yang tinggi karena jual beli air ini du jual belikan dengan harga cukup yang cukup mahal, sehingga mayoritas orang yang memiliki ekonomi yang rendah tidak bisa menjangkau harga saluran air untuk mengaliri air dirumahnya.Serta berdampak juga pada usaha pertanian yang ada di Desa Tirtomarto Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang yakni kekuarangan air untuk mengairi sawah karena tidak sanggup untuk membeli air untuk menyalurkan di sawahanya.. 6.

(25) 7. Oleh sebab itu permasalahan yang telah terurai di atas peneliti tertarik untuk dijadikan sebuah penelitian yang dapat diketahui masalah dan perlu untuk diteliti, untuk menemukan jawabannya, yaitu sebagai pandangan hukum perdata dan di tinjau dari marsalah mursalah terhadap jual beli yang tidak jelas antara akad dan pelaksanaanya. Sehingga peneliti menggambil judul “Dampak Jual Beli Air Sumber Dalam Prespektif Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 dan Tinjauan maslahah mursalah”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana dampak atas perjanjian jual beli air sumber di Desa Tirtomarto Kecamatan Ampelgading kabupaten Malang? 2. Bagaimana jual beli sumber air di desa Tirtomarto kecamatan Ampelgading kabupaten Malang persfektif Undang-Undang No 11 Tahun 1974 tentang sumber daya air ? 3. Bagaimana jual beli sumber air di desa Tirtomarto kecamatan Ampelgading kabupaten Malang dari tinjauan perspektif Masalahah Mursalah? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui dampak yang terjadi di desa Tirtomarto Kecamatan Ampilgading Kabupaten Malng untuk memeberi kepastian hukum bagi masyarakat terkait dengan masalah tersebut, sehingga konflik-konflik pemanfaatan sumber daya alam yang timbul selama ini dapat terlesaikan sekaligus dapat mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang guna menjamin terlaksananya pengakuan hukum.. 7.

(26) 8. 2. Mengetahui perspektif marsalah mursalah untuk memberi pengetahuan kepada maysarakat terkait hukum islam, tentang jual beli yang sesuai dengan hukum islam, untuk bermuamalat sesuai dengan syariat islam, yakni hukum agama yang dianut sebagian besar di masyarakat Tirtomarto. 3. Mengetahui perspektif dari Undang-Undang No.11 Tahun 1974 Tentang perairan. D. Manfaat Penelitian Dalam hal ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoristis maupun secara praktis, yakni 1. Manfaat Teoristis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan terutama dalam pelaksanaan jual beli air sumber serta dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang dan bahan informasi bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini berharap dapat berguna dan bermanfaat baik bagi dunia ilmu pengetahuan hukum pada umumnya dan bagi hukum tata ruang dan hukum lingkungan pada khususnya. Temuan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi formulasi konsep kebijakan lingkungan. b. Penelitian ini berguna sebagi tugas akhir penulis untuk memperoleh pendidikan Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.. 8.

(27) 9. c. Penulis dapat mengaplikasikan teori-teori mata kuliah yang pernah di dapatkan. d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. e. Menambah wawasan dalam aplikasi ilmu yang telah diperoleh dalam masa perkuliahan E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam pembahasan dan pemahaman terhadap permasalahan yang diangkat, penyusun membagi menjadi 5 bab yang terdiri dari sub bab yang saling berhubungan dan disusun secara sistematis sesuai tata urutan dari pembahasan masalah yang ada. Kemudian bab pertama adalah pendahuluan, merupakan bab yang pertama dalam penulisan karya ilmiah ini, agar tujuan dari penelitian benar-benar tercapai. Dalam Bab pendahuluan ini, mencakup latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian.Manfaat penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan mafaat praktis dan juga terdapat sismatika penulisan tentang akibat hukum jual beli air sumber di Desa Tirtomarto. Kemudian bab kedua menunjukkan untuk memperoleh hasil yang maksimal dan untuk mendapat hal yang baru, maka peneliti memasukan kajian teori sebagai salah satu perbandingan dari penelitian ini. Dari Kajian teori diharapkan sedikit memberikan gambaran atau merumuskan suatu permasalahan yang ditemukan dalam obejek penelitian. Kajian teori ini akan disesuaikan dengan permasalahan. 9.

(28) 10. atau lapangan yang diteliti. Sehingga teori tersebut, dijadikan sebagai alat analisis untuk menjelaskan dan memberikan interpretasi bagian data yang telah dikumpulkan. Pada bab ketiga adalah Metode penelitian yaitu suatu langkah umum penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti, metode penelitian juga merupakan salah satu bagian inti dari penelitian. Penelitian dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang bakal menjadi pusat penelitian, karena penelitian merupakan upaya untuk mendapatkan nilai-nilai kebenaran, akan tetapi bukan satu-satunya cara untuk mendapatkannya. Kesalahan dalam mengambil metode penelitian akan berpengaruh pada hasil yang didapatkan, sehingga peneliti harus mengulang proses penelitiannya dari awal. Untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan oleh peneliti maka harus diperhatikan secara objektif terkait dengan judul yang diangkat oleh peneliti. Pada bab empat disini yaitu Analisis hukum islam tehadap praktek jual beli air sumber di Desa Tirtomarto Kabupaten Malang, dari bab ini merupakan inti dari penelitian yaitu anlisis terhadap praktek jual beli air sumber di Desa Tirtomarto menurut syariat islam di lihat dari segi akad yang digunkan dalam jual beli ini. Kemudian tujuan dan akibat yang ditimbulkan dengan jual beli ini juga dari segi objek jual belinya. Kemudian yang terakhir bab lima,Pada bagian ini merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, yang berisi tentang kesimpulan hasi penelitian ini secara. 10.

(29) 11. keseluruhan, sehingga dari kesimpulan ini dapat memberikan pengertian secara singkat, padat dan jelas bagi para pembaca.. 11.

(30) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sebagai penguat dan pendukung dalam penelitian yang akan dilakukan penulis, kemudian untuk menghindari kesamaan penulisan dan plagiarisme maka penulis sampaikan penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. 1. Skripsi oleh Aris Kurniawan Hidayat (Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015), yang berjudul “Praktek jual beli galian tanah di desa Randungharjo Kabupaten Mojokerto (studi komprasi hukum islam dan hukum perdata)”. Skripsi ini berkesimpulan bahwa pelaksanaan akad jual beli galian tanah di Desa Rabduharjo Kabupaten Mojokerto terjadi tanpa adanya surat pejanjian secar tertulis akad terjadi melalui proses pembicaraan saja dan untuk bukti pembayaran disertakan kwitansi.Terkait jual beli sudah terpenuhi. 12.

(31) 13. menurut hukum islam yaitu memenuhi syarat dan rukunnya. Sedangkan menurut hukum perdata jual beli, praktek jual beli sudah sah karena sudah memenuhi unsur dan asas jual beli.Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian empiris dengan pendekatan kualitatif.Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah wawancara, dokumentasi dan observasi.Adapun sumber diperoleh dari sumber data primer dan sumber data skunder. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Akhsan Zamzami, Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Jual beli Bawang Merah (studi kasus di desa Keboledan Wanasari Brebes). Mahasiswa Jurusan Muamalah, Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang (2012). Jual beli permasalahan yang menjadi tujuan pokok dalam fiqh untuk memperbaiki kehidupan manusia, kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup.Atas dasar itu, di jumpai dalam berbagai suku bangsa jenis dan bentuk muamalah yang beragam, yang esensinya adalah saling melakukan interaksi sosial sebagai upaya memenuhi kebutuhan manusia.Namun, tidak semua manusia berkemampuan untuk menekuni segala urusannya dan kebutuhan pribadi.Ia membutuhkan orang lain sebagai wakil untuk melakukan transaksi, seperti halnya makelar yang berprofesi sebagai perantara dalam jual beli. Hasil penelitian ini, implimentasi dari praktek makelar pada jual beli bawang merah adalah “sah” hal ini didasarkan pada teori fiqh yang mengatakan sah”menjual jasa atau kemanfaatan yang ada nilai harganya,yang diketahui. 13.

(32) 14. barang, ukuran, maupun sifatnya. Ketidak sahnya apabila makelar yang hanya mengucapkan satu atau dua patah kata, walaupun barang itu laku, karena satu atau dua patah kata, tidak memiliki nilai ekonomi (harga). Yang demikian terjadi pada barang yang telah tetap harganya di daerah satu dengan yang lain, seperti roti. Maka menjualnya lebih bermanfaat secara khusus dilakukan oleh makelar, oleh karena itu dengan menyewanya di hukumi sah. 3. Skripsi oleh Gibtha Wilda Permatasari, ( Universitas Brawijaya Malng, 2016) (Akibat Hukum Pegambilan Air Tanah Untuk Perhotelan Di Area Kawasan Wisata Dalam Pengelolaan Tata Ruang Daerah Kota Cerdas). Kesimpulan dalam skripsi di atas yaitu terkait dalam perundang-undangan pengambilan air tanah untuk menyelesaikan maslah tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, adanya kekosongan hukum dimana ketentuan mengenai pengambilan air tanah belum diatur secara khusus semenjak dibatalkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan memberlakukan kembali Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang pengairan. perlunya sebuah peraturan yang secara khusus mengatur pengelolaan air tanah yang berguna untuk memperbaiki keseimbangan. lingkungan,. dengan. keadaaan. sosialnya,. akibat. pengambilan air tanah untuk usaha perhotelan, penyelesaian sengketa yang ditawarkan penulis adalah penyelesaian sengketa non litigasi yaitu mediasi. Dan penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undnagan, pendekatan konsepsual dan pendekatan kasus. Analisis bahan hukum pada. 14.

(33) 15. penelitian ini menggunakan metode prespiktif. selanjutnya mengelolah data, menganlisis meneliti dan menginterprestasikan. Dari ketiga penelitian terdahulu tentu terdapat persamaan dan perbedaan jika dihubungkan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, diantara persamaanya yaitu sama-sama membahas tentang jual beli air yang terjadi pada masyarakat, persamaan berikutnya yaitu dalam jenis penelitian yang menggunakan jenis penelitian empiris atau penelitian lapangan. Perbedaanya bisa ditinjau dari tempat atau lokasi dan dari objek yang ditekankan dalam ketiga penelitian diatas. Jika dalam penelitian yang ditulis oleh Aris kurniawan hidayat, dijelaskan bahwa pelaksanaan akad jual beli galian tanah di Desa Rabduharjo Kabupaten Mojokerto terjadi tanpa adanya surat pejanjian secara tertulis akad terjadi melalui proses pembicaraan saja dan untuk bukti pembayaran disertakan kwitansi. Penelitian yang dilakukan oleh Akhsan Zamzami Hasil penelitian ini, implimentasi dari praktek makelar pada jual beli bawang merah adalah “sah” hal ini didasarkan pada teori fiqh yang mengatakan “sah”menjual jasa atau kemanfaatan yang ada nilai harganya, yang diketahui barang, ukuran, maupun sifatnya. Ketidak sahnya apabila makelar yang hanya mengucapkan satu atau dua patah kata, walaupun barang itu laku, karena satu atau dua patah kata, tidak memiliki nilai ekonomi (harga). Yang demikian terjadi pada barang yang telah tetap harganya di daerah satu dengan yang lain, seperti roti. Maka menjualnya lebih bermanfaat secara khusus dilakukan oleh makelar, oleh karena itu dengan menyewanya di hukumi sah.. 15.

(34) 16. Penelitian yang dilakukan oleh Gibtha Wilda Permatasari yaitu mengenai terkait. dalam. perundang-undangan. pengambilalan. air. tanah. untuk. menyelesaikan masalah tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, adanya kekosongan hukum dimana ketentun mengenai pengambilan air tanah belum diatur secara khusus semenjak dibatalkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan memberlakukan kembali Undnagundang Nomor 11 Tahun 1974 tentang pengairan. Tabel 1 Persamaan Dan Perbedaan No Nama Penelitian 1 Kurniawan Hidayat, Aris, Tahun 2015, Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang 2. Akhsan Zamzami, Tahun 2012, fakultas Syariah institut Agama Islam Negeri Walisongo. Judul Penelitian Praktek jual beli galian tanah di Desa Randungharjo Kabupaten Mojokerto (studi komprasi hukum islam dan hukum perdata) Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Makelar Jualbeli Bawang Merah (studi kasus di desa Keboledan Wnasari Brebes).. 16. Peresmaan. Perbedaan. Terletak pada objek kajian penelitian yakni tentang praktek jual beli air. Peneliti lebih fokus pada jual beli air sumber. Terdapat persamaan objek dalam penelitian ini.. Peneliti lebih fokus Pada tinjauan hukum perdata dan marsalah mursalah..

(35) 17. 3. Gibtha Wilda Permatasari, Tahun 2016, Universitas Brawijaya. Akibat Hukum Pegambilan Air Tanah Untuk Perhotelan Di Area Kawasan Wisata Dalam Pengelolaan Tata Ruang Daerah Kota Cerdas). Persamaa Terletak pada dampak pengelolaan air.. Peneliti lebih fokus dari dampak jual beli air. B. Kajian Teori 1. Pengertian Air Sumber Adalah tempat atau wadah air alami atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, Dan Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.Sumber air adalah tempat atau wadah air alami atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah. Dan Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.4. 4. Undang-Undang No.11 Tahun 1974 “pengairan”.. 17.

(36) 18. 2. Bentuk- Bentuk Pengairan Pada Masa Ke khalifahan Jenis pengairan yang berbeda-beda digunakan khalifah untuk memenuhi fasilitas air yang cukup bagi bidang pertanian di berbagai wilayah-wilayah sebagaimana yang diuraikan dibawah ini. a) Sumber – Sumber mata Air dan Sungai Semua air alami yang berasal dari sungai-sungai, mata air dan curah hujan lalu ditampung di lembah-lembah atau di tanki-tanki serta digunakan untuk pengairan oleh semua umat manusia. Setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk mengambil air dari sumber –sumber ini untuk mengairi lahannya dengan cara apapun. Contohnya, dengan menggunakan saluran-saluran air , tanggul-tanggul dal lainnya. Orang bebas menggunakan cara apapun dalam penyediaan perairan asaal tidak merusak airnya atau memasukkan pekerjaan-pekerjaan pengairan lainnya atau merampas hak orang lain. Jika hal-hal seperti ini terjadi maka khalifah berhak mengghentikan seseorang dari penggunakan cara pengairan seperti itu tapi tidak melarang memanfaatkan air. b) Mata air Ada tiga jenis mata air yang digunakan untuk tujuan pengairan pada masa kekhalifahan : 1. Mata air alami yaitu yang ada dengan sendirinya tanpa keterlibatan usaha manusia di dalamnya. Kedudukan mata air alami sepertsungai dan laut itu digunakan bersama oleh semua orang. 2. Mata air yang di gali oleh manusia.. 18.

(37) 19. 3. Mata air pribadi yaitu mata air yang di gali oleh setiap orang di atas tanah milik sendiri. Semua air itu menjadi milik orang yang menggalinya, tapi kelebihan airnya dapat digunakan tetangga-tetangganya untuk mengairi tanah mereka tanpa pungut biaya. Tidak dibenarkan melarang orang lain untuk memanfaatkan kelebihan air mereka untuk pengairan atau memungut pembayaran atas penggunaan kelebihan airnya, walaupun begitu para pemilik mata air ini mempunyai hak prioritas dari yang lainnya dalam pengairan dan fasilitas lainnya jika orang lain dapat memperoleh air dengan mudah dari sumber yang lain maka mereka bahkan berhak melarang penggunaan air mereka. 3. Konsep jual beli dalam Islam a) Definisi jual beli Menurut kompilasi hukum ekonomi syariah islam (KHES) PASAL 20 (2), ba‟i adalah jual beli antara benda dengan benda atau pertukaran benda dengan uang. Pengertian ba‟i menurut KHES ini dapat diartikan sebagai pertukaran harta atas dasar saling rela atau dapat diartikan juga memindahkan hak milik dengan ganti yang dapat dibenarkan menurut hukum islam. 5 Jual beli atau perdagangan dalam istilah fiqh disebut al-ba‟i yang menurut etimologi berarti menjual atau mengganti. Wahbah-Zuhaly. 5. Ahmad Mujahiddin, Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Di Dindonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 159. 19.

(38) 20. mengartikannya secara bahasa dengan “menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain”. 6Kata al-ba‟i dalam arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata al-syifa‟ (beli).Dengan demikian, kata al-ba‟i berarti jual, tetapi sekaligus juga berarti beli. Secara terminologi, terdapat beberapa definisi jual beli yang dikemukakan para ulama fiqh, sekalipun subtansi dan tujuan masingmasing definisi sama. Sayyid Sabiq, mendefiniskan dengan :. ِ ‫مبادلَةُ م ٍال ِِبَ ٍال علَى سبِي ٍل الَتَّر‬ ٍ ‫ اَونَ ْقل ِمْل‬,‫اضى‬ ٍ ‫ك بِعِ َو‬ ‫ض َعلَى الََو ْج ِو‬ ْ َ َ َُ َ َْ َ ُ ِ .‫املأذون فِْي ِو‬. Artinya : “Jual beli ialah pertukaran harta dengan harta atas dasar saling merelakan”. Atau, “ memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan”.. Dalam definisi di atas terdapat kata “harta”,”milik”, dengan”, ganti” dan “dapat dibenarkan” (al-ma‟dzun fih).Yang di makhsud harta dalam definisi di atas yaitu segala yng di miliki dan bermanfaat, maka dikecualikan yang bukan milik dan tidak bermanfaat, maka di kecualikan yang bukan milik dan tidak bermanfaat, yang di makhsud milik agar dapat dibedakan dengan hibah (pemberian), sedangkan yang dimakhsud dapat dibenarkan (al-ma‟dzun) agar dapat dibedakan dengan jual beli yang terlarang. Definisi yang lain dapat dikemukakan oleh ulama Hanafiyah yang di kutip oleh Wahbah al-Zuhaily, jual beli adalah :. 6. H.Abdul Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan MA, Drs. Shapiudin Shidiq MA, Fiqh Muammalat, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2010), h. 67. 20.

(39) 21. ٍ ٍ ٍِ ٍ ‫ أَومب َادلَةُ َشي ٍء مر ُغو‬,‫ص‬ ‫ب فِْي ِو ِبِِثْل‬ ُ ‫ُمبَ َادلَةُ َمال ِبَال َعلَى َو ْجو َْخم‬ َُ ْ ٍ ‫ص ْو‬ ْ َْ ْ ٍ ٍ ٍ ‫ص ْو‬ .‫ص‬ ُ ‫َعلَى َو ْجو ُم َقيَّد َْخم‬. Artinya : “saling tukar harta dengan harta melalui cara tertentu”. Atau,” tukar menukar sesuatu yang diinginkan dengan yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat”. Dalam definisi yang ini terkadung pengertian “ cara yang khusus”. yang di maksudkan ulama Hanafiyah dengan kata-kata tersebut adalah melalui ijab dab kabul, atau juga boleh melalui sling memberikan barang dan harga dari penjual dan pembeli. Di samping itu, harta yang diperjual belikan harus bermanfaat bagi manusia, sehingga bangkai, minuman keras, dan darah tidak termasuk sesuatu yang boleh diperjual belikan, karena benda-benda itu tidak bermanfaat bagi muslim. Apabila jenis-jenis barang seperti itu tetap diperjualbelikan menurut ulama Hanafiyah, jual beli tidak sah. Definisi lain yang di kemukakan oleh Ibn Qudamah (salah seorang malikiyah), yang juga di kutip oleh Wahbah al-Zuhaily, jual beli adalah :. ‫ُمبَ َادلَةُ اْمل ِال بِالْ َم ِال َتَْلِ ًكا َوَتََلُ ًكا‬ َ Artinya : “saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan milik dan pemilikan”. Dalam definisi ini ditekankan kata “milik dan pemilik”, karena ada juga tukar-menukar harta yang sifatnya tidak harus dimiliki, seperti sewamenyewa (al-ijarah).. 21.

(40) 22. b) Dasar hukum jual beli Ulama bersepakat bahwa hukum jual beli diperbolehkan dengan alsan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang lain tersebut harus diganti dengan barang lainnya. Jual beli sebagai sarana tolong-menolong antara sesama umat manusia mempunyai landasan yang kuat dalam al-Quran dan Sunnah Rasullah saw,7 yang berbicara tentang jual beli, antara lain :. ‫الربَا‬ ِّ ‫َواَ َح َّل اللُّوُ الْبَ ْي َع َو َحَّرَم‬ Artinya: “ Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”(Al- Baqarah : 275) Riba adalah haram dan jual beli adalah halal.Jadi tidak semua akad jual beli adalah haram sebagaimana yang disangka oleh sebagian orang berdasarkan ayat ini. Hal ini dikarenakan huruf alif dan lam dalamaya tersebut untuk menerangkan jenis, dan bukan untuk yang sudah dikenal karena sebelumnya tidak kenal karena sebelumnya sudah disebutkan ada kalimat al-ba‟I yang dapat di jadikan referensi , dan jika ditetapkan bahwa jual beli adalah umum, maka ia dapat dikhususkan dengan apa yang telah kami sebutkan berupa riba dan yang lainnya dari benda yang di larang untuk diakad kan seperti minuman. 7. H.Abdul Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan MA, Drs. Shapiudin Shidiq MA, Fiqh Muammalat, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2010), h. 68-69. 22.

(41) 23. keras, bangkai, dan yang lainnya dari apa yang disebutkan dalam sunnah dan ujma para ualama akan larangan tersebut. 8. ٍ ‫يَأَيُّ َها الَّ ِذيْ َنَ أ ََمنُ ْوا ألَ تَأْ ُك ْلوا أ َْم َولَ ُك ْم بَْي نَ ُك ْم بِالْبَ ِط ِل إآل أَ ْن تَ ُكو َن ِِتََرةً َع ْن تَ َر‬ ‫اض‬ .‫ِّمْن ُك ْم‬ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, keculi dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu”. (AnNisa‟ ayat: 29)9 Allah telah mengharamkan memakan harta orang lain dengan cara batil yaitu tanpa ganti dan hibah, yang demikian itu adalah batil berdasarkan ijma‟ umat dan termasuk didalamnya juga semua jenis akad yang rusak yang tidak boleh secara syara‟ baik karena Ada unsur riba atau jahalah (tidak diketahui), atau karena kadar ganti yang rusak seperti minuman keras, daging babi dan yang lainnya dan jiika yang di akadkan itu adalah harta perdagangan, maka boleh hukumnya, sebab pengecualian dalam ayat di atas adalah terputus karena harta perdagangan bukan termasuk harta yang tidak boleh dijual belikan. Ada juga yang mengatakan istishna‟ (pengecualian) dalam ayat bermakna lakin (tetapi) artinya, akan tetapi, makanlah dari harta perdagangan, dan perdagangan yang merupakan gabungan antara penjual dan pembeli.. 8. Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muallah Sistem Transaksi Dalam Islam, (Jakarta: 2010), h. 65 9 Tim Kajian Keislaman Nurul Ilmi, Buku Induk Agama Islam, (Yogyakarta: Citra Risalah, 2012), h. 281.. 23.

(42) 24. Adapun dalil sunnah di antaranya adalah hadits yang di riwayatkan Rasullah saw, Beliau bersabda : “sasesunnguhnya yang jual beli itu atas dasar saling ridha”. Ketika ditanya tentang usaha apa yang paing utama, Nabi menjawab saw : “usaha seseorang dengan tangannya sendiri, dan setiap jual beli yang mambrur”. Jual beli yang mambrur adalah setiap jual beli yang tidak ada dusta dan khianat, sedangkan dusta itu ialah penyamaran dalam barang yang di jual, dan penyamaran itu adalah menyembunyikan aib barang dari pengeliatan pembeli. Adapun makna khianat ia lebih umum dari itu sebab selain menyamarkan bentuk barang yang dijual, sifat, atau hal-hal seperti dia menyifatkan dengan sifat yang tidak benar atau memberi tahu harga yang dusta. c) Hukum jual beli Dari kandungan ayat-ayat al-Quran dan sabda-sabda Rosul di atas, para ulama fiqh mengatakan bahwa hukum asal dari jual beli yaitu mubah (boleh).Akan tetapi, pada situasi-situasi tertentu, menurut imam al-syathibi (W.790 H), pakar fiqh maliki, hukumnya boleh menjadi berubah menjadi wajib.Imam alsyathibi, memberi contoh ketika terjadi peraktek ikhtikar (penimbunan barang hingga stok dari pasar dan harga melonjak naik). 10Apabila seseorang melakukan ikhtiyar dan mengakibatkan melonjaknnya harga barang yang. 10. Abdul Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan MA, Drs. Shapiudin Shidiq MA, Fiqh Muammalat, (Jakarta: Prenadamedia Grup, Tambra Raya, 2010), h.70. 24.

(43) 25. ditimbun dan disimpan itu, maka menurutnya, pihak pemerintah boleh memaksa pedagang untuk menjual barangnya itu sesuai dengan harga sebelum terjadi pelonjakan harga. Dalam hal ini menurutnya, pedagang itu wajib menjual barangnya sesuai dengan ketentuan pemerintah.Hal ini sesuai dengan prinsip al-syathibi bahwa yang mubah itu apabila di tinggalkan secara total, maka hukumnya boleh menjadi wajib.Apabila sekelompok pedagang besar melakukan boikot tidak mau menjual beras lagi, pihak pemerintah boleh memaksa mereka untuk berdagang beras dan para pihak pedagang ini wajib melaksanakan demikian pula, pada kondisi-kondisi lainnya. Sedangkan para ulama seakat bahwa jual beli itu di anggap sah jika dilakukan dengan orang yang sudah baligh, berakal, kemauan sendirir, dan berhak membelanjakan hartanya.Oleh karena itu jual beli dikatakan tidak sah jika dilakukan oleh orang gila.Para madzhab berbeda pendapat mengenai jual beli dilakukan anak kecil. Menurtu pendapat Maliki dan Syafi‟i: tidak sah. Hanafi dan Hambali berpendapat sah jika iamumayiz dapat membedakan yang baik dan yang buruk.11. 11. Syaikh Al-Ammah Muhammad Binabdurrahman Ad-Dimasyqi Fiqih Empat Madzhab, (Bandung: Hasyimi 2013), h. 204.. 25.

(44) 26. d) Rukun dan syarat jual beli Jual beli adalah merupakan suatu akad, dan dipandang sah apabila telah memenuhi rukun dan syarat jual beli.Mengenai rukun dan syarat jual beli, para ulama berbeda pendapat, berikut ini adalah urainnya. Menurut madzhab Hanafi rukun jual beli hanya ijab dan kabul saja. Menurutnya yang menjadi rukun dalam jual beli itu hanyalah kerelaan antara kedua belah pihak untuk berjual beli. Namun, karena unsur kerelaan berhubungan dengan hati seiring tidak kelihatan, maka diperlukan indikator yang menunjukan kerelaan tersebut dari kedua belah pihak. Indikator tersebut bisa dalam bentuk perkataan (ijab dan kabul) atau dalam bentuk perbuatan, yaitu saling memberi (penyerahan barang, dan penerimaan barang ), dalam fiqh, hal ini terkenal dengan istilah “ba‟i almuathah”.12 Menurut jumhur ulama, rukun jual beli itu ada empat, yaitu sebagai berikut 1. orang yang berakad (penjual dan pembeli) 2. sighat (lafadz ijab dan kabul). 3. ada barang yang dibeli. 4. ada penukar pengganti barang. Menurut madzhab hanafi, orang yang berakal, barang yang dibeli, dan tukar barang (1,3,4) di atas, termasuk syarat jual beli, bukan rukun. Dalam bertransaksi itu, diperlukan rukun-rukun. Adapun jual beli ada tiga,yaitu akad. 12. Sohari Sahrani, Hj.Ru‟fah Abdullah, Fiqh Muamallah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 67. 26.

(45) 27. (ijab dan kabul, orang yang berakad (penjual dan pembeli), dan ma‟kud alaih (objek akad). Akad ialah ikatan antara penjual dan pembeli. Jual beli belum di katakan sah sebelum ijab kabul dilakukan, sebab ijab kabul menunjukan kerelaan (keridhaan). pada dasarnya, ijab dan kabul di lakukan dengan lisan, tetapi kalu tidak mungkin, misalnya bisu atau yang lainnya, boleh ijab kabul dengan surat-menyurat yang mengandung arti ijab kabul. 13Adanya kerelaan tidak dapat dilihat, kerelaan berhubungan dengan hati. Kerelaan dapat diketahui melalui tanda-tanda lahirnya, adapun tanda yang jelas menunjuk kan kerelaaan adalah ijab dan kabul. Rasullah saw, bersabda :. ِ : ‫صلَّى اللّوُ َعلَْي ِو َو َسلَ ْم قَ َال‬ َ ‫َع ْن أَِِب ُىَريْ َرَة َرض َي اللّوُ َعْنوُ َع ِن النَِِّب‬ ِ َ‫الَ َحي ِقَ ِّن إِثْن‬ ٍ ‫ان إِالَّ َع ْن تَ َر‬ ‫اض‬ َْ. Artinya :“Dari Abi Hurairah ra. Dari Nabi saw, bersabda : janganlah dua orang yang jual beli berpisah sebelum saling meridhai. (Riwayat Abu Daud Dan Tilmidzi). ٍ ‫ إََّمنَا اَلْبَ ْي ُع َع ْن تَ َر‬,‫الل َعلَْي ِو َو َسلَ ْم‬ ‫اض‬ ُّ ‫صلَى‬ ُّ ِ‫قَ َال الن‬ َ ‫َِّب‬ Artinya : “Rasullah saw, Bersabda : sesungguhnya jual beli hanya sah dengan saling merelakan”. (Riwayat Baihaqi). Jual beli menjadi kebiasaan, misalnya jual beli sesuatu yang menjadi kebutuhan sehari-hari, maka tidak disyaratkan ijab dan kabul, ini adalah pendapat jumhur. Menurut fatwa syafi‟iyah, yaitu imam Al-Nawawi dan. 13. H.Abdul Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan MA, Drs. Shapiudin Shidiq MA, Fiqh Muammalat, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2010), h.71. 27.

(46) 28. Ulama Mu‟akhirin Syafi‟iyah berpendirian, bahwa boleh jual beli barangbarang yang kecil tanpa ijab dan kabul seperti sebungkus rokok.14 4. Tinjauan Maslahah Mursalah a. Definisi Maslahah mursalah Selururuh hukum yang diterapkan Allah SWT atas hambanya dalam bentuk seluruh atau larangan adaah mengandung maslahah. Tidak ada hukum syara‟ yang sepi dari maslahah. Seluruh-seluruh Allah bagi manusia untuk melakukan nya mengandung manfaat untukdirinya baik secara langsung ataupun tidak.Manfaat itu ada yang dapat dirasakannya pada waktu itu juga dan ada yang dirasakan sesudahnya. Umpanya Allah menyuruh shalat yang mengandung banyak manfaat, antara lain ketenga rohani dan kebersihan jasmani. 15 Artinya bahwa suatu penetapan hukum itu tiada lain kecuali untuk menerapkan kemaslhatan umat manusia, yakni menarik suatu manfaat, menolak bahaya atau menghilangkan kesulitan umat manusia. Dan bahwa kemaslahatan itu tidak terbatas bagian-bagiannya dan tidak terbatas pada orang-perorangan, akan tetapi kemaslhatan itu maju seiring dengan kemajuan peradaban dan perkembangan lingkungan. 16 Masalahah mursalah menurut lughat terdiri dari dua kata, yaitu maslahah dan mursalah. Kata maslahah berasal dari kata kerja bahasa arab. 14. Sodri Sahrani,Ru‟fah Abdullah,Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) h. 68 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh 2,(Jakarta: Kencana 2008), h. 366 16 Abdul Wahhab Khallaf Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta: Pustaka Amani, 2003), h. 110. 15. 28.

(47) 29. ُ ُ ْ َ– َ ََ. menjadi ‫ُ ْ ا ًا‬. atau ‫َ ْ َ َ ًا‬. yang berarti sesuatu yang. mendatangkan kebaikan. Sedangkan kata mursalah berasal dari kata kerja yang ditasrifkan sehingga menjadi isim maf‟ul, yaitu: ‫– ُ رْ ِ ٌلل‬. ‫ اَرْ َ َل – ُرْ ِ ُل –اِرْ ا َ ًا‬menjadi‫ ُ رْ َ ٌلل‬yang berarti diutus, dikirim atau dipakai (dipergunakan). Perpaduan dua kata menjadi maslahah mursalah yang berarti prinsip kemaslahatan (kebaikan) yang dipergunakan menetapkan suatu hukum Islam.Juga dapat berarti, suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (bermanfaat).17 Kata maslahah inipun telah menjadi bahasa Indonesia yang berarti : “Sesuatu yang mendatangkan kebaikan“.Adapun pengertian maslahah dalam bahasa Arab berarti “perbuatan-perbuatan yang mendorong kepada kebaikan manusia“.Dalam arti yang umum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia, baik dalam arti menarik atau menghasilkan seperti menghasilkan keuntungan atau ketenangan; ataudalam arti menolak atau menghindarkan seperti menolak kudharatan atau kerusakan.Jadi, setiap yang mengandung manfaat patut disebut maslahah. Sedangkan kata mursalah bentuk isim maf‟ul dan kata :arsala-yursiluirsal, artinya : „adam at-taqyid (tidak terkait) atau berarti, al –mutlaqah. 17. Chaerul Umam, dkk, Ushul Fiqih I, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), h.135.. 29.

(48) 30. (bebas atau lepas).18Kemudian maslahah secara terminologi, terdapat beberapa definisi yang di kemukakan oleh para ulama Ushul Fiqh, tetapi seluruh definisi tersebut mengandung esensi yang sama. Imam Ghazali, misalnya, mengemukakan bahwa dalam prinsipnya menjauh mudharat (kerusakan). namun hakikat dari maslahah adalah memelihara tujuan syara‟. Sekalipun bertentangan dengan tujuan-tujuan manusia, karena kemaslahatan manusia tidak bertentangan dengan tujuan-tujuan manusia, karena tujuan masnusia tidak selamanya didasarkan kepada kehendak syariat tetapi sering didasarkan kepada kehendak hawa nafsu, misalnya di zaman jahiliyah mendapatkan bagian harta warisan yang menurut bagian harta warisan yang menurut mereka hal tersebut mengandung kemaslahatan dan sesuai dengan adat istiadat mereka, tetapi. ,. pandangan ini tidak sejalan dengan kehendak syara‟,. karenanya tidak dinamakan maslahah. Oleh sebab itu, menurut Imam. al-Ghazali,. yang dijadikan patokan dalam menentukan. kemaslahatan ituadalah kehendak dan tujuan syara‟, bukan kehandak dan tujuan manusia. Tujuan syara‟ yang harus dipelihara tersebut ada lima bentuk, yaitu: memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Apabila seseorang. 18. Drs. H. Ahmad Mukri Aji, MA., Pandangan al-Ghazali Tentang Maslahah Mursalah, Jurnal Ahkam, IV, 08, (Jakarta: 2002), h.38. 30.

(49) 31. melakukan suatu perbuatan yang pada intinya utuk memelihara kelima aspek tujuan syara‟ tersebut maka dinamakan maslahah. 19Dalam kaitan dengan ini, al-syatibi mengartikan maslahah itu ada dua pandangan, yaitu dari segi terjadinya maslahah dalam kenyataan dan dari segi tergantugnya tuntutan syara‟ kepada maslahah. 1. Dari segi terjadinya maslahah. dalam kenyataan, berarti sesuatu. yang kembali pada tegaknya kehidupan manusia, sempurna hidupnya, tercapai apa yang dikehendaki oleh sifat yang syahwati dan akhirat secara mutlak. 2. Dari segi trgantungnya tuntutan syara‟ kepada maslaha, yaitu kemaslahatan yang merupakan tujuandari penepatan hukum syara‟. Untuk mengahsilakan Allah menuntut manusia untuk berbuat. Dari beberpa definisi tentang maslahahdengan rumusan yang berbeda tersebut disimpulkan bahwa maslahah itu adalah sesuatu yang di pandang baik akal sehat karena mendatangkan kebaikan dan menghindarkan kerusakan pada manusia, sejalan dengantujuan syara‟ dalam menetapkan hukum. Dari kesimpulan tersebut terlihat adanya perbedaan antara maslahah dalam pengertian bahasa (umum) dengan maslahah dalam pengertian. 19. Abu Ishaq Al- Asyatibi, al-Muwafaqot.(Beirut : Darul Ma‟rifah, 1997), jilid 2,h.8. 31.

(50) 32. hukum atau syara‟. Perbedaannya terlihat dari segi tujuan syara‟ yang dijadikan rujukan. Maslahah dalam pengertian bahasa merujuk kepada tujuan pemenuhan kebutuhan manusia dan karenanya mengandung pengertian untuk mengikuti syahwat dan hawa nafsu.Sedangkan pada maslahah dalam artian syara‟ yang menjadi titik bahasan dalam Ushul Fiqh, yang selalu menjadi ukuran dan rujukannya adalah tujuan syara‟ yaitu memelihara agama, akal, keturunan, dan harta benda, tanpa melepaskan tujuan pemenuhan kebutuhan manusia yaitu mendapatkan kebahagiaan dan menjauhkan dari kesengsaraan. Pada perkembangan selanjutnya penggunaan term maslahah mursalah telah terjadi perbedaan di kalangan ulama Ushul Fiqh. Sebagian ulama ada yang menyebutkan dengan istilah: al-Munāsib alMursal, al-Istidlāl al-Mursal, al- Qiyas al-Maslahi, sedangkan Imam al-Ghazali menyebutnya dengan nama “ al- Istishlāh“. b. Macam-macamal-Maslahah Maslahah dalam artian syara‟ bukan hanya didasarkan pada pertimbangan akal dalam menilai baik buruknya sesuatu, bukan pula dapat mendatangkan kenikmatan dan menghindarkan kerusakan; tetapi lebih jauh dari itu, yaitu bahwa apa yang dianggap baik oleh akal juga harus sejalan dengan tujuan syara‟ dalam menetapkan hukum yaitu memelihara lima prinsip pokok kehidupan.. 32.

(51) 33. Kekuatan maslahah dapat dilihat dari segi tujuan syara‟ dalam menetapkan hukum, yang berkaitan –secara langsung atau tidak langsung- dengan lima prinsip pokok kehidupan bagi kehidupan manusia, yaitu : agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Juga dapat dilihat dari segi tingkat kebutuhan dan tuntutan kehidupan manusia kepada lima hal tersebut.20 Pertama,dari segi kekuatannya sebagai hujjah dalam menetapkan hukum, maslahah ada tiga macam, yaitu: a. Maslahah Dharuriyah, adalah kemaslahatan yang keberadaanya sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia; artinya, kehidupan manusia tidak ada apa-apa bila satu saja dari prinsip yang lima itu tidak ada. Segala usaha yang secara langsung menjamin atau menuju pada keberadaan lima prinsip tersebut adalah baik atau maslahah dalam tingkatdharuri. Memeluk agama adalah hak dan fitrah individu setiap manusia yang tidak dapat dipungkiri dan sangat dibutuhkan oleh umat manusia. Untuk kebutuhan tersebut Allah mensyariatkan agama yang wajib di pelihara oleh umat manusia, baik yang berkaitan dengan aqidah, ibadah dan muamalah. Hak hidup juga merupakan hak paling asasi bagi setiap manusia. Dalam hal ini adalah kemaslahatan, keselamatan jiwa dan kehidupan manusia, Allah telah mensyariatkan berbagai hokumyang terkait 20. Amir Syarifuddin, Op. Cit., hal. 327. 33.

(52) 34. dengan hidup dan penghidupan manusia, seperti melarang membunuh untuk memelihara jiwa dengan adanya hukuman qishash. Demikian pula halnya akal, wajib untuk dipelihara dan dijaga, karena merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Oleh sebab itu Allah melarang meminum minuman keras, karena minuman keras dapat merusak akal dan hidupmanusia. Berketurunan juga merupakan masalah pokok bagi manusia dalam rangka memelihara kelangsungan umat manusia di muka bumi, oleh karena itu Allah mensyariatkan nikah dengan segala hak dan kewajiban yang diakibatkannya dan melarang berzina untuk memeliharaketurunan. Kemudian harta, hal ini pun merupakan sesuatu yang pokok dalam hidup dan penghidupan manusia.Dan untuk mendapatkannya Allah mensyariatkan berbagai ketentuan dan untuk memelihara seseorang.Allah mensyariatkan hukuman bagi kejahatan yang dilakukan manusia seperti mencuri dan merampok. b. Maslahah al-hājiyah, adalah kemaslahatan yang tingkat kehidupan manusia kepadanya tidak berada pada tingkat dharuri. Bentuk kemaslahatannya tidak secara langsung bagi pemenuhan kebutuhan pokok yang lima (dharuri), tetapi secara tidak langsung menuju kearah sana, seperti dalam hal yang memberi kemudahan bagi pemenuhan. 34.

(53) 35. c. kebutuhan hidupmanusia. Seperti dalam bidang ibadah, orang yang sedang sakit atau dalam perjalanan jauh (musafir) dalam bulan Ramadhan, diberi keringanan rukhshah oleh syariat untuk tidak berpuasa dengan kewajiban mengganti puasa yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain setelah ia sembuh atau setelah kembali dari perjalanannya. C. Maslahah Tahsiniyah, adalah maslahah yang kebutuhan hidup manusia kepadanya tidak sampai pada tingkat dharuri, juga tidak sampai pada tingkat hajiyah, namun kebutuhan tersebut perlu dipenuhi dalam rangka memberi kesempurnaan dan keindahan bagi hidup manusia. Maslahah dalam bentuk tahsini tersebut, juga berkaitan dengan lima kebutuhan pokokmanusia. Dalam masalah ibadah misalnya, disyariatkan bersih atau memelihara kebersihan, menutup aurat, berhias dan berbagai hal yang baik lainnya.Dalam lapangan kemanusiaan, telah disyariatkan pula prinsip mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan yang dianjurkan berupa sedekah dan amalan baik lainnya.Dalam dunia keluarga, telah ditetapkan masalahmasalah kafa‟ah dalam memilih pasangan hidup dan juga etika pergaulan antara keduanya.Dalam bidang muamalah, Islam menganjurkan agar orang tidak melakukan jual beli benda-benda yang najis, benda-benda yang kotor yang merusak kesehatan.. 35.

(54) 36. Tiga bentuk maslahah tersebut, secara berurutan menggambarkan tingkatan. peringkat. kekuatannya,. yang. kuat. adalah. maslahah. dharuriyah, kemudian maslahah hajiyah, dan berikutnya adalah maslahah tahsiniyah. Dharuriyah yang lima itu juga berbeda tingkat kekuatannya, yang secara berurutan adalah; agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Perbedaan tingkat kekuatan ini terlihat bila terjadi perbenturan kepentingan antara sesamanya, dalam hal ini harus didahulukan dharuri atas haji dan didahulukan haji atas tahsini. Kedua, dari segi kandungan maslahah, ulama Ushul Fiqh membaginya kepada dua bagian, yaitu:9 a. Maslahah al-Ammah, yaitu kemaslahatan umum yang menyangkut kepentingan orang banyak. Kemaslahatan umum itu tidak berarti untuk kepentingan semua orang, tetapi bisa berbentuk kepentingan mayoritas umat. b. Maslahah al-khashshah, yaitu kemaslahatan pribadi dan ini sangat jarang sekali, seperti kemaslahatan yang berkaitan dengan pemutusan perkawinan seseorang yang dinyatakan hilang(mafqud). Ketiga, dari segi eksistensinya atau keberadaan maslahah menurut syara‟ terbagi kepada tiga macam, yaitu: 21. 21. Drs. Romli SA, M. Ag., Muqaranah Mazahib fil Ushul, (Jakarta:Gaya Media Pratama, 1999), Cet I, h.162.. 36.

(55) 37. a. Maslahah al-Mu‟tabarah, yaitu kemaslahatan yang terdapat nash secara tegas menjelaskan dan mengakui keberadaannya, dengan kata lain kemaslahatan yang diakui syar‟i secara tegas dengan dalil yang khusus. baik. langsung. maupun tidak langsung yang memberikan. petunjuk pada maslahah yang menjadi untuk menetapkan hukum. Ada beberapa rumusan definisi yang berbeda tentang maslahah mursalah ini,. namun. masing-masing. memiliki. kesamaan. dan. berdekatan. pengertiannya. Diantara definisi tersebut adalah : 22 1. Al-Ghazali dalam kitab al-Mustasyfa merumuskan maslahah sebagai berikut: “Apa-apa (maslahah) yang tidak ada bukti baginya dari syara‟ dalam bentuk nash tertentu yang membatalkannya dan tidak ada yang memperhatikannya.” 2. Abdul Wahab Khallaf memberi rumusanberikut: “Maslahah Mursalah adalah maslahah yang tidak ada dalil syara‟ datang untuk mengakuinya atau menolaknya.” 3. Muhammad Abu Zahra memberi rumusan sebagai berikut : “Maslahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan petunjuk tertentu. yang. membuktikan. tentang. pengakuannya. atau. penolakannya.” Dari beberapa rumusan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan tentang hakikat dari maslahah mursalah tersebut, sebagai berikut :. 22. Romli SA, Muqaranah Mazahib fil Ushul, (Jakarta:Gaya Media Pratama, 1999),h.164. 37.

(56) 38. a. Ia adalah sesuatu yang baik menurut akal dengan pertimbangan dapat mewujudkan kebaikan atau menghinarkan keburukan bagi manusia. b. Apayangbaikmenurutakalitu,jugaselarasdansejalandengantujuansyara ‟ dalam menetapkan hukum. c. Apa yang baik menurut akal dan selaras pula dengan tujuan syara‟ tersebut tidak ada petunjuk syara‟ secara khusus yang menolaknya, juga tidak ada petunjuk syara‟ yangmengetahuinya. Maslahah mursalah tersebut dalam beberapa literatur disebut dengan “maslahah muthlaqah”, ada pula yang menyebutnya “munasib mursal”, juga ada yang menamainya dengan “al-Istishlah”. Perbedaan penamaan ini tidak membawa perbedaan pada hakikat pengertiannya. 1. Syarat-syarat al-Maslahahal-Mursalah Ulama dalam memakai dan mempergunakan maslahah mursalah sebagai hujjah sangat berhati-hati dan memberikan syarat-syarat yang begitu ketat, karena dikhawatirkan pembentukan. hukum. syariat. akan. menjadi. pintu. bagi. menurut hawa nafsu dan keinginan. perorangan, bila tidak ada batasan-batasan yang benar dalam memperggunakannya. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain: 23 1. Berupamaslahahyangsebenarnya,bukanmaslahahyangbersifatdugaan . Yang dimaksud dengan ini, yaitu agar dapat direalisasi pembentukan. 23. Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta: PT. Rineka Citra, 1990), h. 101.. 38.

(57) 39. hukum suatu kejadian itu dan dapat mendatangkan keuntungan, manfaat atau menolak mudharat. Adapun dugaan semata bahwa pembentukan hukum itu mendatangkan keuntungan-keuntungan tanpa pertimbangan. diantara maslahah yang dapat didatangkan oleh. pembentukan hukum itu, maka ini berarti adalah didasarkan atas maslahahyang bersifat dugaan, contoh maslahah ini adalah maslahah yang didengar dalam hal merampas hak suami untuk menceraikan istrinya, dan menjadikan hak menjatuhkan talak itu bagi hakim (qadhi) saja dalam segalakeadaan. 2. Berupa maslahah yang bersifat umum, bukan maslahah yang bersifat perseorangan. Yang dimaksud dengan ini, yaitu dapat. direalisasi. agar. bahwa dalam pembentukan ukuran suatu. kejadian dapat mendatangkan manfaatkan kepada umat manusia, atau dapat menolak mudharat dari mereka dan bukan hanya memberikan manfaat kepada seseorang atau beberapa orang saja. Apabila demikian maka hal tersebut tidak dapat disyariatkan sebagai sebuahhukum. 3. Pembentukan hukum bagi maslahah ini tidak bertentangan dengan hukum atau prinsip yang telah di tetapkan oleh nash atau ijma‟ dalam arti bahwa maslahah tersebut adalah maslahah yang hakiki dan selalu berjalan dengan tujuan syara‟ serta tidak berbenturan sengan dalil-dalil syara‟ yang telah ada. 4. Maslahah mursalah itu diamalkan dalam kondisi yang memerlukan,. 39.

(58) 40. yang seandainya masalahnya tidak diselesaikan dengan cara ini, maka umat akan berada dalam kesulitan hidup, dalam arti harus ditempuh untuk menghindarkan umat darikesulitan. Imam. Ghazali,. dalam. mempergunakan. pemakaian. maslahah. mursalah sebagai salah satu metode penetapan hukum, beliau tidak begitu saja mempergunakannya dengan mudah, namun beliau memakai syaratsyarat yang begitu ketat. Syarat-syarat tersebut antara lain: 24 a. Maslahah itu haruslah satu dari lima kebutuhan pokok. Apabila hanya kebutuhan kedua atau pelengkap maka tidak dapat dijadikan landasan. b. Maslahah itu haruslah bersifat semesta, yakni kemaslahatan kaum muslimin secara utuh, bukan hanya sebagian orang atau hanya relevan dalam keadaan tertentu. c. Maslahah tersebut harus bersifat qath‟I (pasti) atau mendekatiitu. Sedangkan. syarat-syarat. maslahah. mursalah. menurut. asy-Syatibi. adalahsebagai : a. Maslahah itu secara hakiki harus masukakal. b. Maslahah itu harus sejalan dengan tujuan-tujuan umum syariat,tidak bertentangan dengan salah satu prinsip pokok atau dalil qath‟Inya. c. Maslahah itu dimaksudkan untuk menjaga hal-hal yang bersifat dharuri. 24. Yusuf Qardhawi, Keluwesan Dan Keluasan Syariat Islam: Dalam Menghadapi Perubahan Zaman, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Agustus, 1996), Cet I, h. 24. 40.

Referensi

Dokumen terkait

Seksi Tata Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat yang mempunyai tugas pokok pelaksanaan koordinasi

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada pada tempat kerja, baik dalam bentuk fisik dan non fisik

Manungsa urip ing alam ndonya mesthi akeh sing kepincut karo gumebyare donya, mula ora mokal yen manungsa kadunungan sipat srakah. Sipat srakah kuwi mujudake

Oleh karena itu penyusunan bahan makanan keluarga penderita penyakit hiperkolesterolemia menggunakan algoritme genetika dibutuhkan agar bahan makanan yang dikonsumsi variatif

Hipotesis penelitian yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (H 0 ) yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa

Sastra Jawa ngrembaka ing lingkungan kraton jaman Surakarta sing dipandhegani dening pujangga dalem (Suwarni, 2009:4-8). Serat Anglingdarma iki mujudake salah sawijine

genetic types of soils(1), Meadow soils(2), Solonetzic meadow soils(3), „Kovárvány” brown forest soils(4), Chernozem-type sandy soils(5), Calcareous chernozems(6), Lowland

The conducted analyses demonstrate that the proposed damage model based on the strain gradient continuum theory is able to successfully predict the initiation of the damage