1. Tujuan
Sebagai pedoman dalam memahami gejala klinis, patofisiologi dan pengambilan keputusan klinis yang termasuk “ Akut abdomen “ sehingga dapat direncanakan penatalaksanaan yang tepat dalam rangka menjaga angka morbiditas dan mortalitas seminimal mungkin
2. Ruang Lingkup
Pasien di poli umum Puskesmas Sine Kecamatan Sine yang menderita Akut abdomen
3. Uraian Umum 3.1 Definisi
Kelainan nontraumatik yang timbul mendadak dengan gejala utama nyeri di daerah
abdomen dan biasanya memerlukan tindakan bedah segera 3.2 Penyebab
Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
1. Proses peradangan bakterial kimiawi: apendisitis, pankreatitis akut 2. obstruksi mekanis : seperti volvulus, hernia, invaginasi
3. neoplasma / tumor : karsinoma, polipus atau kehamilan ektopik 4. Kelainan vaskuler : emboli, tromboemboli, perforasi
5. Kelainan congenital 4. PROSEDUR
4.1 Anamnesis
4.1.1 Bagaimana permulaan rasa nyeri ( mendadak atau berangsur ) 4.1.2 Letak nyeri ( menetap, pindah, beralih )
4.1.3 Keparahan nyeri ( seperti ditusuk, ditekan, terbakar, teriris )
4.1.4 Faktor yang mempengaruhi nyeri ( yang memperberat atau memperingan seperti sikap tubuh, makanan, minuman nafas dalam, batuk, bersih, defekasi, dll )
4.1.5 Riwayat nyeri sebelumnya
4.1.6 Riwayat defekasi, miksi menstruasi 4.1.7 Ada tidaknya muntah atau sembelit 4.2. Pemeriksaan fisik
4.2.2 Umum 4.2.2.1 Umum
4.2.2.3 Adakah gejala dehidrasi, perdarahan, syok atau sepsis 4.2.3 Abdomen 4.2.3.1 Inspeksi 4.2.3.2 Auskultasi 4.2.2.3 Perkusi 4.2.2.5 Palpasi - Defans muskuler - Palpasi dalam 4.2.2.6 Nyeri tinju - Sisi - Kostovertebral 4.2.2.7 Tanda dan uji khusus
- Uji iliopsoas - Uji obturator 4.2.2.8 Daerah pintu hernia
4.2.2.9 alat kelamin eksterna laki-laki 4.2.2.10 Colok dubur
4.3 Pemeriksaan penunjang
4.3.1 Pemeriksaan darah, urin , feses 4.3.2 Pemeriksaan rontgen
4.4 Diagnosis
4.4.1 Berdasarkan anamnesa ; 4.4.1.1 Rasa nyeri
o Nyeri kontinu ( terus menerus )
o Dirasakan terus menerus akibat rangsangan pada peritoneum parietale biasanya ditemukan pada pasien dengan peritonitis
o Nyeri iskemik (hebat, menetap dan tidak menyurut ) o Merupakan tanda terjadinya nekrosis
o Nyeri pindah ( sesuai perkembangan patologi)
Pada permulaan apendisitis nyeri dirasakan disekitar pusat setelah terjadi radang nyeri dirasakan pada perut kanan bawah
Pada perforasi tukak peptic duodenum, awalnya nyeri pada perut bagian atas, setelah beberapa waktu nyeri menjadi kurang tajam dan pindah ke kanan bawah Nyeri mendadak tiba-tiba hebat
Karena sumbatan, perforasi atau puntiran
Nyeri secara cepat menjadi hebat terjadi bertahap Perforasi organ berongga
Nyeri sentral
Jika nyeri sentral hebat terpusat di perut kemungkinan merupakan tahap awal obstruksi usus halus, apendisitis, pankreatitis
Jika nyeri ini diikuti dengan syok harus dipikirkan kemungkinan volvulus usus halus, kehamilan ektopik yang terganggu, pankreatitis akut,
Jika juga ditemukan defans muskuler, kemungkinan ada perforasi. 4.4.1.2 Posisi pasien
- Pada pankreatitis akut, pasien berbaring pada sisi sebelah kiri dengan fleksi tulang belakang, panggul dan lutut.
- pasien dengan abses hati berjalan sedikit membungkuk dengan menekan perut bagian atas.
Pasien dengan apendisitis akut akan menyebabkan pasien berbaring dengan fleksi pada sendi panggul
Pasien dengan perionitis lokal atau umum tidak dapat bergerak karena nyeri Pasien dengan kolik terpaksa bergerak karena nyerinya.
Riwayat menstruasi yang terlambat didapatkan pada pasien dengan kehamilan ektopik terganggu
Muntah sering ditemukan pada penderita akut abdomen
Pada obstruksi usus tinggi muntah tidak berhenti malah bertambah hebat Sembelit ( konstipasi ) didapat pada pasien dengan obstruksi usus besar 4.4.2 Berdasarkan pemeriksaan fisik
4.4.2.1 Inspeksi
- Perut distensi dengan bekas operasi dapat memberi petunjuk adanya perlengketan usus
- Abdomen yang berkontraksi di daerah skafoid terjadi pada perforasi ulkus - Peristaltik usus yang terlihat pada pasien kurus menunjukkan adanya
obstruksi 4.4.2.2 Palpasi
- nyeri yang menunjukkan adanya inflamasi peritoneal adalah hal terpenting yang
perlu dicari pada pasien dengan abdomen akut
- nyeri berbatas tegas ditemui pada kolesistitis akut, apendisitis, diverkulitis dan
salpingitis akut.
- nyeri difus pada gastroenteritis
- masa intraabdomen kadang dapat ditemukan pada palpasi dalam - misalnya murphy sign pada radang kantung empedu
4.4.2.3 Perkusi
- terdapat nyeri ketok pada perkusi yang berlokasi sama dengan nyeri lepas
menunjukkan adanya rangsang peritoneal
- pada perforasi, udara bebas dan berkumpul di bawah diafragma da menghilangkan
pekak hati
- cairan bebas dalam peritoneal akan ditemukan dengan shiffing dullness yang
positif 4.4.2.4 Auskultasi
- bising usus yang meningkat dengan kolik terdengar pada pasien dengan obstruksi usus halus bagian tengah dan awal pankreatitis akut
- bising usus yang menurun menandakan terjadinya obstruksi lanjut atau peritonitis difus
4.4.2.5 Uji psoas dan obturator positif jika terjadi proses radang akut di daerah tersebut seperti pada apendisitis akut
4.4.2.6 Uji tinju positif jika terjadi radang akut atau abses pada ruang subfrenik antara hati dan diafragma.
4.4.2.7 Pemeriksaan cincin inguinal atau femoral 4.4.2.8 Pemeriksaan colok bubur atau vaginal
- Dapat menunjukkan kelainan di daerah panggul seperti apendisitis, abses atau adneksitis
- Dapat membedakan antara obstruksi usus dengan paralisis usus karena pada paralisis dijumpai ampula yang melebar sedangkan pada obstruksi usus ampula biasanya kolaps
Tanda pemeriksaan fisik pada berbagai gambaran gawat perut;
Keadaan Tanda klinik penting
organ lain.
Peritonitis
Massa infeksi atau abses
Obstruksi usus
Ileus paralitik
Iskemia / strangulasi
Perdarahan
bunyi usus kurang aktif ( lanjut ), pekak hati menghilang, nyeri tekan, defans muskuler
Penderita tidak bergerak, bunyi usus hilang ( lanjut ) nyeri batuk, nyeri gerak, nyeri lepas, defans muskuler, tanda infeksi umum, keadaan umum merosost Massa nyeri ( abdomen, pelvik, rektal, ) nyeri tinju, uji lokal ( psoas ) tanda umum radang )
Distensi perut, peristaltik hebat ( kolik usus )yang tampak di dinding perut, terdengar ( borborigmi) dan terasa ( oleh penderita yang bergerak ) tidak ada rangsangan peritonium
Distensi, bunyi peristaltic kurang atau hilang, tidak ada nyeri tekan lokal
Distensi tidak jelas ( lama ) bunyi usus mungkin ada, nyeri hebat sekali, nyeri tekan kurang jelas, mungkin keluar darah dari rectum, tanda toksis
Pucat, syok, mungkin distensi, berdenyut jika aneurisma, aorta, nyeri local pada kehamilan ektopik, cairan bebas ( pekak geser ) anemia
4.4.3 Berdasarkan pemeriksaan penunjang 4.4.3.1 Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit
Untuk menilai kemungkinan perdarahan atau dehidrasi 4.4.3.2 Pemeriksaan Leukosit
Pada apendisitis atau infeksi lain, leukosit akan meningkat 4.4.3.3 Pemeriksaan urin
Untuk memeriksa kehamilan pada wanita usia subur dengan keluhan nyeri perut
4.4.3.4 Pemeriksaan rontgen
Dilakukan foto abdomen untuk memastikan tanda peritonis, udara bebas, obstruksi atau paralisis usus
4.5.1 Prinstip penatalaksanaan dari abdomen akut adalah operasi. Pada intinya bertujuan untuk membuat diagnosis kerja yang dapat membantu menentukan sikap apakah perlu dioperasi segera dan bagaimana urgensinya, pada beberapa keadaan diagnosis sering ditegakkan setelah perut dibuka
4.5.2 Persiapan preoperatif
4.5.2.1 Perhatikan ABC ( airway, breathing, circulation ) 4.5.2.2 PAsang IV line
4.5.2.3 Pasang foley kateter untuk pengukuran diuresis
4.5.2.4 Pembarian analgetik ( analgetik narkotik sebaiknya tidak diberikan ) 4.5.2.5 Antibiotik diindikasikan pada beberapa infeksi sebagai profilaksis
4.5.2.6. Nasogastric tube harus dipasang pada pasien dengan hematemesis atau muntah berulang, kecurigaan akan obstruksi usus dan paralitik usus yang berat.
5. DOKUMEN TERKAIT