• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KEMITRAAN WILAYAH DESA DALAM DAN GADUNGAN SARI KECAMATAN SELEMADEG TIMUR KABUPATEN TABANAN BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM KEMITRAAN WILAYAH DESA DALAM DAN GADUNGAN SARI KECAMATAN SELEMADEG TIMUR KABUPATEN TABANAN BALI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KEMITRAAN WILAYAH DESA DALAM DAN GADUNGAN SARI KECAMATAN SELEMADEG TIMUR KABUPATEN TABANAN BALI

I N. Ardika*, N N. Darmiati**, *Fakultas Peternakan Universitas Udayana ** Fakultas Pertanian Universitas Udayana

ardika@unud.co.id Abstrak

Kegiatan Program Kemitraan Wilayah (PKM) Desa Dalang dan Gadungan Sari Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Bali bertujuan untuk: pengembangan potensi wilayah melalui integrasi pertanian mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Tabanan berbasis Ipteks dengan mensinergikan kepakaran perguruan tinggi dan sumberdaya pemerintah daerah serta masyarakat. Luaran yang dihasilkan antara lain : (1) Produk beras sehat (padi ramah lingkungan); (2) Produk VCO (Virgin Coconout Oil) dan turunannya (sabun padat transparan, lulur scrub beras, dan handbody lation); (3) pupuk organik dan biopestisida hayati (4) Laporan dan artikel.

Pensolusian berbagai persoalan baik menyangkut Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Tabanan maupun persoalan aktual masyarakat dilakukan dengan pengembangan program yaitu (1) Bidang Pertanian terdiri atas : (i) Alih teknologi pertanian padi ramah lingkungan untuk memproduksi beras sehat, (2) alih teknologi fermentasi dalam pengolahan kotoran dan urine dari ternak sapi menjadi pupuk organik, dan (4) industri pengolahan produk perkebunan khususnya kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomi yang lebih tinggi (VCO) dan turunannya (sabun, lulur dan lotion).

Realisasi program tersebut di atas melalui penyuluhan, pelatihan, magang, dan pendampingan yaitu pembinaan secara rutin dan berkelanjutan kepada kelompok sasaran.

Dari hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa:

1. Program PKW di Desa Dalang dan Gadungan Sari sangat didukung oleh Pemda Tabanan dan masyarakat sasaran. Masyarakat Desa Gadungan Sari dan anggota Subak Timbul memberikan respon yang positif terhadap pelaksanaan PKW ditunjukkan oleh antusiasme kelompok/masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan sehingga program berjalan efektif dan produktif. Disamping itu, telah terjalin sinergisitas yang baik antara komponen yang menjadi peserta PKW dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan, Bapeluh, PPL, Aparat Desa, anggota subak, kelompok peternak sapi dan kelompok pengolahan VCO sesuai dengan kompetensi masing-masing dalam merealisasikan program.

2. Secara umum program PKW di Desa Dalang dan Gadungan Sari berjalan dengan baik, terutama penanaman pemahaman tentang pertanian organik untuk memproduksi beras sehat dan limbah peternakan sapi menjadi pupuk organik dan biopestsida hayati untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk organik dan biopestisida pada subak yang masih dirasa kurang.

3. Pemanfaatan buah kelapa telah berhasil dilakukan dengan membuat VCO dan turunannya (sabun padat transparan, lilur scrub beras dan handbody lotion).

4. Dalam pembuatan VCO dan turunannya telah juga melibatkan BUMDes terutaman dalam produksi dan pemasarannya.

(2)

PARTNERSHIP PROGRAM IN DALANG AND GADUNGAN SARI VILLAGE SELEMADEG TIMUR DISTRICK TABANAN REGENCY BALI

Abstract

The Activities of the Regional Partnership Program (PKM) in Dalang and Gadungan Sari Village, Selemadeg Timur District, Tabanan Regency, Bali aims to: develop the potential of the region through agricultural integration referring to the Science and Technology-based Medium Term Development Plan of Tabanan Regency by synergizing higher education expertise and local government resources and the community. Outputs produced include: (1) Healthy rice products (environmentally friendly rice); (2) VCO (Virgin Coconout Oil) products and their derivatives (transparent solid soap, rice scrub scrub, and handbody lation); (3) organic fertilizers and biological biopesticides (4) reports and articles.

The policing of various issues, both concerning the Mid-Term Development of Tabanan Regency as well as the actual problems of the community, is carried out by developing programs, namely (1) The Agriculture Sector consists of: (i) Green rice technology to produce healthy rice, (2) transfer of fermentation technology in processing impurities and urine from cattle becomes organic fertilizer, and (4) industrial processing of plantation products, especially coconut, becomes higher economic value products (VCO) and derivatives (soap, scrubs and lotions). The realization of the aforementioned program is through counseling, training, apprenticeship, and mentoring namely routine and continuous coaching to the target group.

From the results of the activity it can be concluded that: 1. The PKW program in Dalang and Gadungan Sari villages is strongly supported by the Tabanan Regional Government and the target community. The Gadungan Sari Village Community and members of Subak Timbul gave a positive response to the implementation of the PKW as shown by the enthusiasm of the group / community to play an active role in the activities so that the program runs effectively and productively. Besides that, good synergies have been established between the components of PKW participants and the Regional Government of Tabanan Regency, Bapeluh, PPL, Village Officials, subak members, cattle breeders groups and VCO processing groups in accordance with their respective competencies in realizing the program. 2. In general, the PKW program in Dalang and Gadungan Sari Village runs well, especially the planting of an understanding of organic farming to produce healthy rice and cattle farm waste into organic and biopestside biological fertilizers to meet the needs of organic fertilizers and biopesticides in subak which are still considered lacking . 3. The use of coconut fruit has been successfully carried out by making VCO and its derivatives (transparent solid soap, lilur rice scrub and handbody lotion). 4. In the manufacture of VCO and its derivatives, it also involves mainly BUMDes in their production and marketing.

(3)

PENDAHULUAN

Penggunaan lahan yang dominan di wilayah Desa Dalang dan Gadung Sari berupa ladang/tegalan yang mencapai 75,60 % (1.167,55 ha), pertanian sawah 14,67%, penggunaan lain sebear 7,02%. Struktur penduduk menurut mata pencaharian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk menggantungkan sumber kehidupannya di sektor pertanian ( 82%), sektor lain yang menonjol dalam penyerapan tenaga kerja adalah perdagangan ( 4.%), sektor industri rumah tangga dan pengolahan ( 2,3%), sektor jasa (0,8%) dan sektor lainnya seperti pegawai negeri, karyawan swata dari berbagai sektor (1,6 %). Angka tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan bidang startegis sehingga perlu medapatkan prioritas. Usaha tani merupakan bidang usaha di hulu, diharapkan dengan berkembangnya sistem pertanian yang berwawasan agribisnis dapat menstimulasi bidang jasa dan usaha lainnya di hilir. Salah satu alternatif adalah berkembangnya industri rumah tangga pembuatan minyak kelapa, dan koperasi yang pada akhirnya dapat memberikan nilai tambah pendapatan bagi masyarakat perdesaan. Kelembagaan tradisional petani yaitu subak masih sangat efektif, begitu pula ketersediaan lahan pertanian masih sangat luas.

Komoditas unggulan dari subsektor pertanian tanaman pangan adalah padi. Produksi padi kawasan ini mencapai 2.891 ton pada tahun 2012. Persoalan yang dijumpai terkait dengan sektor pertanian tanaman pangan diantaranya padi sebagai komoditas unggulan wilayah belum memberikan pendapatan yang memadai bagi petani. Persoalan lain pada pertanian lahan sawah adalah semakin sulitnya mendapatkan tenaga kerja pemanen padi. Tenaga panen sebagian besar berasal dari luar wilayah terutama dari pulau Jawa yang didatangkan oleh para penebas. Akibatnya, nilai tawar petani menjadi berkurang karena harga padi dikendalikan oleh penebas yang berimplikasi pada rendahnya harga padi di musim panen. Untuk meningkatkan pendapatan petani, pemerintah Kabupaten Tabanan mengembangkan program beras sehat, yaitu beras yang diproduksi dengan menerapkan pertanian atau memanfaatkan input kimia yang sangat minim. Pengembangan beras sehat, selain dapat menekan penggunaan pupuk kimia yang harganya relatif mahal juga memberikan harga produk yang lebih tinggi rata-rata sebesar Rp. 3.000 rupiah per kg. Akan tetapi, teknologi untuk memproduksi beras sehat belum dikuasai petani sehingga perlu dilakukan pendampingan dalam rangka alih teknologi pertanian tersebut. Di Desa Gadung Sari terdapat subak (kelompok tani) bernama subak Timbul dengan luas lahan mencapai 45 ha telah siap untuk mengaplikasikan teknologi tersebut. Dengan menjadikan subak tersebut sebagai pilot

(4)

proyek diharapkan akan dapat merangasang subak lainnya mengaplikasikan pertanian beras sehat tersebut.

Dalam RPJM Kabupaten Tabanan tahun 2006-2011 Kecamatan Selemadeg Timur tepatnya di wilayah Desa Gadung Sari dikembangkan sebagai kawasan agropolitan. Sementara dari subsektor perkebunan, komoditas yang paling banyak diusahakan adalah kelapa dan pisang yang mencapai 422 ha dengan produksi mencapai 5.250 ton/tahun dan 5.303 ton /tahun. Produksi kelapa yang cukup besar di wilayah ini sebagian besar dijual dalam bentuk kelapa butiran sehingga tidak memberikan keuntungan yang memadai bagi petani. Pengembangan usaha pengolahan kelapa dan pisang akan dapat membantu meningkatkan pendapatan petani dari subsector perkebunan. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan alih teknologi pembuatan minyak VCO (virgin coconut oil) yang mulai banyak diminati petani karena harganya yang mahal dengan pasar yang cukup luas untuk tujuan ekspor. Kendala yang dihadapi adalah lemahnya penguasaan teknologi petani untuk memproduksi minyak VCO sesuai standar kualitas yang diinginkan. Minyak VCO banyak digunakan dalam Spa yang diminati oleh wisatawan manca Negara di kawasan pariwisata.

Sektor peternakan khususnya sapi memegang peranan yang cukup penting sebagai usaha penunjang ekonomi keluarga. Jumlah populasi sapi di wilayah ini pada tahun 2010 mencapai 59.501 ekor. Populasi ternak sapi semakin meningkat sejalan dengan program Simantri (sistem pertanian terintegrasi). Melalui program ini petani diberikan hibah sapi dengan sistem perkandangan koloni secara berkelompok. Program tersebut belum berjalan efektif mengingat peternak terbatas hanya melalukan pemeliharaan sapi saja dan belum mengolah limbah yang dihasilkan secara memadai. Pengintegrasian limbah peternakan sebagai bahan pupuk untuk menunjang pertanian organik pada produksi beras sehat akan mampu memberikan nilai tambah yang lebih besar kepada petani. Penggunaan pupuk organik dapat menekan biaya dari penggunaan pupuk kimia yang harganya sangat mahal serta mampu menghasilkan beras sehat dengan harga yang lebih mahal.

Pada sektor jasa, yang menonjol adalah tumbuhnya lembaga/institusi keuangan mikro berupa Koperasi, Badan Usaha Milik Desa ( BUMDES ) sebagai pendukung ekonomi desa, yang saat ini telah terbentuk dan beroperasi lewat bantuan Pemerintah Provinsi. Hal ini diharapkan akan membawa dampak positif dalam perkebangan ekonomi desa secara keseluruhan.

Mengacu kepada potensi wilayah tersebut dan implementasi RPJM Kabupaten Tabanan 2006-2011 untuk wilayah bersangkutan, melalui kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tabanan pihak Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana dan Politeknik Negeri Bali dilakukan kegiatan Program kemitraan wilayah (Pkw) di desa Gadung Sari Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.

Kecamatan Selemadeg Timur merupakan salah satu kecamatan dari 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan, berbatasan dengan Kecamatan Selemadeg barat di sebelah barat, dan Kecamatan Kerambitan di sebelah timur, Samudera Indonesia di sebelah selatan, dan disebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Penebel. Merupakan daerah pegunungan yang berbukit-bukit di bagian utara dan melandai kearah selatan dengan ketinggian 0 s/d 700 m dari permukaan laut, curah hujan relatif banyak di wilayah utara (wilayah pegunungan dan berbukit-bukit). Luas wilayah Kecamatan Selemadeg Timur yaitu 120,15 Km2 dengan mewilayahi 10 Desa Dinas, 72 Dinas Banjar dan 32 Desa Pekraman, dengan jumlah penduduk 21.770 Jiwa terdiri dari 10.852 laki-laki dan 10.918 perempuan sesuai data bulan pebruari 2010.

(5)

Desa Dalang dan Gadung Sari merupakan desa dari 10 desa yang terdapat di Kecamatan Selemadeg Timur, yaitu yaitu : Desa Megati, Desa Bantas, Desa Gadungan, Desa Gunungsalak, Desa Dalang, Desa Tegalmengkeb, Desa Beraban, Desa Tanguntiti, Desa Mambang, dan Desa Gadung Sari.

Penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Selemadeg Timur sekarang dipilah menjadi tanah sawah 1.161 Ha, tanah Tegalan/Perkebunan 1.434,0 Ha, tanah pekarangan 616,0 Ha, perkebunan 4.904,0 Ha, kuburan 16,0 Ha tanah lain-lainnya 3.884,0 Ha. Struktur perekonomian di Kecamatan Selemadeg Timur masih sebagian besar mengandalkan hasil perkebunan. Disamping hal tersebut, mata pencaharian yang lain ada dari industri kecil, dagang dan buruh bangunan. Sumbar Daya Alam berupa lahan/tanah perkebunan dan sawah yang sangat luas, komoditas yang diusahakan seperti tanaman padi, kelapa, pisang, kakao dan kopi.

Permasalahan prioritas yang akan disolusikan dalam kegiatan PKW di Desa Dalang dan Gadungan Sari Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan antara lain:

1) Belum diterapkannya teknologi pertanian padi ramah lingkungan untuk memproduksi beras sehat sebagai program unggulan kabupaten Tabanan untuk meningkatkan pendapatan petani.

2) Belum dikuasainya teknologi fermentasi dalam pengolahan kotoran dan urine dari ternak sapi menjadi pupuk organik, serta pembuatan pestisida organik untuk menunjang pertanian padi ramah lingkungan.

3) Belum berkembangnya industri pengolahan produk perkebunan khususnya kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomi yang lebih tinggi.

4) Belum berkembangnya Badan Usaha Milik Desa untuk membeli hasil produk pertanian melalui manajerial, dan jejaring kemitraan pemasaran.

METODE PEMECAHAN MASALAH Program yang Disepakati

Metode pemecahan masalah yang dilakukan adalah melalui focus group discussion dengan melibatkan perwakilan masyarakat dan singkronisasi program dengan Bappeda Kabupaten Tabanan, program yang disepakati dan diprioritaskan untuk dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Alih teknologi pertanian padi ramah lingkungan untuk memproduksi beras sehat melalui penerapan standar operasional prosedur pertanian organik bagi petani pelaksana, pembuatan demplot, penanganan panen dan pasca panen (packaging) serta jalinan pemasaran beras sehat dengan BUMD Kabupaten Tabanan.

2. Alih teknologi fermentasi dalam pengolahan kotoran dan urine dari ternak sapi menjadi pupuk organik untuk menunjang pertanian organik.

3. Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bergerak dalam bidang pertanian untuk membeli hasil produksi pertanian melalui pelatihan manajerial, aksesbilitas permodalan, dan jejaring kemitraan pemasaran

4. Industri pengolahan produk perkebunan khususnya kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomi yang lebih tinggi (VCO dan turunannya).

(6)

Pendekatan yang digunakan adalah PRA (partisipatori rural approach) yaitu dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan seluruh stakelholder dalam semua tahap kegiatan, teknologi transfer yaitu melalui alih teknologi tepat guna hasil pengembangan perguruan tinggi kepada masyarakat, serta teknologi informasi yaitu memanfaatkan teknologi informasi dalam menjalin kemitraan pemasaran dan promosi produk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pertanian Padi Ramah Lingkungan Untuk Memproduksi Beras Sehat

Kegiatan pendampingan pertanian padi ramah lingkungan dilakukan di Desa Gadung Sari khususnya pada Subak Timbul untuk memproduksi beras sehat. Luas seluruh subak di desa Gadung Sari adalah seluas 120 ha yang terdiri atas Subak Timbul seluas 40 Ha, Subak Taman seluas 34 Ha, subak Jagatamu 17 Ha, dan subak Sudimara seluas 6 Ha.

Proses pertanian padi ramah lingkungan telah dilakukan selama tiga periode tanam oleh petani di subak yang bersangkutan dan telah juga petani mendapatkan pelatihan pertanian padi ramah lingkungan melalui Sekolah Lapang Pertanian Ramah Lingkungan pada periode sebelumnya.

Hasil pendampingan menunjukkan bahwa program PKW dapat berjalan dengan baik dan petani sangat antusias dan berkomitmen untuk melanjutkan pertanian padi ramah lingkungan untuk memproduksi beras sehat (Gambar 1). Lebih lanjut dikatakan oleh Pekaseh (Prajuru Subak) subak Timbul dan Subak Taman bahwa penanaman padi akan mulai pada pertengahan bulan Juli-Agustus 2018. Pertanian padi ramah lingkungan untuk memproduksi beras sehat masih mendapatkan subsidi dari Pemda Tabanan sebesar Rp. 6.000.000,- per hektar berupa pupuk organik sebesar 2 ton per hektar dan bibit padi 20-25 Kg/Ha. Jenis padi yang ditanam adalah bibit varietas F8. Hasil produksi padi pada adalah sebesar 5,7 kg/m2, jumlah biji 385 butir tanpa penyiangan karena pada saat tersebut musim kering dan pada saat bersamaan ada perbaikan irigasi yang merupakan bantuan dari pemerintah Kabupaten Tabanan. Harga gabah kering panen per kilogram sebesar Rp. 6.000,-.

(7)

Gambar 1. Pertanian Padi Ramah Lingkungan

2. Teknologi fermentasi kotoran sapi dan urine menjadi pupuk organik dan Biopestisida Kegiatan pendampingan dalam pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi dan biopestisida (pestisida hayati) dari air kencing sapi dilakukan pada Kelompok Ternak Taman Sari yang beranggotakan 12 orang peternak. Peternak memperoleh bantuan sapi dari program Gerbang Pangan Serasi sebanyak 12 ekor pada tahun 2015, dan 10 ekor pada tahun 2018.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dalam pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi dan pembuatan pestisida hayati dari air kencing sapi. Materi yang diberikan adalah pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik dan air kencing sapi (urin) menjadi pestisida hayati (biourine).

Gambar 2. Produksi Pupuk Orgsnik

Pendampingan mengenai pengolahan limbah sapi pada periode PKW sebelumnya difasilitasi oleh Anak Agung Wijana seorang pakar yang telah berhasil dalam pembuatan pupuk organik. Materi untuk pembuatan pupuk organik terdiri atas 70% kotoran sapi, 10% serbuk gergaji, 10% kompos, arang sekam dan mikroba probiotik (Mol). Selanjutnya semua bahan dicampur merata

(8)

dan difermentasi selama kurang lebih 2 minggu. Untuk pembuatan biopestisida hayati diperlukan bahan seperti air kencing sapi (urine) dicampur dengan berbagai bahan sesuai dengan kebutuhan akan anggota subak dan mol, selanjutnya difermentasi dan diaerasi.

Hasil dari kegiatan ini adalah peternak sangat antusias dalam kegiatan tersebut dan peternak dapat langsung melihat dan melaksanakan cara pengolahan limbah sapi padat menjadi pupuk organik dan limbah cair (urine) menjadi biourine. Disamping itu, peternak berkomitmen akan mengolah limbah sapi menjadi pupuk organik dan biourine/pestisida hayati secara berkelanjutan minimal memproduksi pupuk untuk keperluan sawahnya sendiri.

Pupuk organik padat yang diproduksi pada pada tahun 2018 berjumlah kurang lebih 30 ton, dan 1200 liter pupuk organik cair (biopestisida hayati). Kotoran sapi diperoleh dari kotoran sapi pada Kelompok Ternak Taman Sari. Kelompok Ternak Taman Sari juga bekerjasama dengan Simantri Desa Gadung Sari dalam mengolah pupuk organik. Pada tahun 2018 pada periode tanam padi yang sebelumnya mendapatkan order pupuk sebanyak 10 ton untuk Subak Taman dan 5 ton untuk Subak Timbul. Pelebelan pupuk organik telah dilakukan dengan lebel pada kampil “ Pupuk Organik Taman Sari” binaan PKW Unud (Gambar 2).

3. Industri pengolahan produk kelapa menjadi VCO dan Turunannya.

Pendampingan pembuatan VCO dan turunannya seperti Sabun Padat Transparan, Lulur dan Hand Body Lotion pada Kelompok Wanita Tani Nadi Sari di Banjar Kukul Batu, desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan. Tujuan dari kegiatan pendampingan ini adalah koordinasi dan pendampingan pembuatan VCO dan turunannya seperti sabun, lulur dan hand body lotion beserta peluang pemasarannya. Materi dalam pembuatan VCO ini adalah kelapa yang sudah betul-betul matang yang dicirikan oleh kelapa yang sudah berwarna coklat. Pembuatan sabun, lulur, dan hand body lotion ini dengan bahan dasar VCO.

Gambar 3. Proses Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)

Pendampingan dalam pembuatan VCO dilakukan pada Kelompok Wanita Tani Nadi Sari yang beranggotakan 20 orang. Hasil yang telah dicapai adalah dari dari 10-15 butir kelapa didapatkan satu liter VCO dan produk sampingan berupa minyak goreng (minyak klentik). Di desa Dalang, minyak VCO telah ditambahkan dengan pewangi antara lain pewangi melati,

(9)

cempaka dan cendana untuk produk spa. Tujuan dari penambahan pewangi adalah adalah untuk peningkatan harga jual yang dipasarkan ke spa-spa. Pada KWT Nadi Sari secara kontinyu diproduksi sabun padat transparan, lulur dan hand body lotion. Pelebelan telah dilakukan, namun belum mendapatkan registarsi. Pemasaran VCO, sabun, lulur dan hand body lotion masih bersifat individu dan dibeli oleh Perusda Kabupaten Tabanan. Disamping itu, KWT nadi Sari juga aktif mengikuti berbagai kegiatan pemasaran antara lain pada Pesta Rakyat Kecamatan tahun 2016, 2017. Pada tahun (2018) ini pemasaran dilakukan dengan membuka stan pada Pesta Kesenian Bali di Denpasar ( Gambar 4).

Gambar 4. Pembuatan Turunan VCO dan Pemasaran

Di desa Gadung Sari telah diproduksi VCO dengan kapasitas yang cukup besar dan sekarang ada stok VCO sebanyak 300 liter. Proses penyaringan VCO telah melalui enam tahapan yaitu lima tahap dengan menggunakan kertas saring dan terakhir dengan menggunakan batu seolit. Untuk mengatasi kebanyakan stok VCO, BUMDes Desa Gadung Sari berusaha mebuat sabun (Gambar 5). Produksi sabun dengan bahan dasar 2 liter VCO menghasilkan 75 batang sabun. Sabun yang diproduksi oleh BUMDes Gadung Sari dipasarkan ke Bapeda Kabupaten Tabanan. Order sabun dari Bapeda Kabupaten Tabanan tiap bulan adalah 80 paket, setiap paket berisi 4 batang sabun. Sabun telah juga diisi pewangi sereh, mirror dan jasmin.

(10)

Gambar 5. Pembuatan Sabun di BUMDes Gadung Sari 4. Pengembangan Tata Kelola Sumber Daya BUMDes

Koordinasi program PKW dengan kepala BUMDes dan Kepala Desa Gadungan Sari bertujuan untuk pengembangan tata kelola sumber daya BUMDes. Kegiatan Bimbingan Teknis (BINTEK) tata kelola sumber daya BUMDes dilakukan oleh Tim PKW bekerjasama dengan Desa Gadung Sari dan Nara Sumber dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tabanan (Gambar 6). Kegiatan BINTEK bertemakan Pelatihan Tata Kelola BUMDes, Pengemasan, Pelebelan, dan Pengepakan Produk BUMDes.

Gambar 6. Bintek Sumber Daya Pengelola BUMDes

Pelatihan Tata Kelola sumber daya BUMDes meliputi perencanaan, personil, bahan baku, produksi, pengemasan, pemasaran dan pembukuan. Hasil pelatihan terjadi interaksi antara Nara Sumber dan peserta terutama masalah pelebelan produk sabun yang diproduksi oleh BUMDes serta pembukuan BUMDes. BUMDes desa Gadung Sari telah memproduksi sabun, namun sampai saat ini belum mempunyai lebel. Dengan adanya pelatihan ini dicoba untuk membuat label sabun yang telah diproduksi. Lebih lanjut pendampingan dilakukan terhadap pembukuan BUMDes termasuk didalamnya pemasukaan dan pengeluaran semua produk BUMDes.

(11)

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Program PKW di Desa Dalang dan Gadung Sari sangat didukung oleh Pemda Tabanan dan masyarakat sasaran. Masyarakat Desa Dalang dan Gadung Sari terutama anggota Subak di Gadung Sari memberikan respon yang positif terhadap pelaksanaan program PKW ditunjukkan oleh antusiasme kelompok/masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan sehingga program berjalan efektif dan produktif. BUMDes Gadung Sari sangat mendukung dalam hal produksi VCO dan turunannya. KWT Nadi Sari desa Dalang sangat proaktif dalam pembuatan dan pemasaran VCO dan turunannya. Disamping itu, telah terjalin sinergisitas yang baik antara komponen yang menjadi peserta PKW dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan, PPL, Aparat Desa, anggota subak, kelompok peternak sapi dan KWT sesuai dengan kompetensi masing-masing dalam merealisasikan program.

2. Secara umum program PKW di Desa Dalang dan Gadung Sari berjalan dengan baik, terutama penanaman pemahaman tentang pertanian organik untuk memproduksi beras sehat dan limbah peternakan sapi menjadi pupuk organik dan biourine untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk dan biopestisida pada subak masing-masing.

3. Pengolahan kelapa menjadi produk Virgin Coconut Oil (VCO) telah berjalan dengan baik beserta turunannya (sabun padat, lulur dan hand body lotion). Hal ini terbukti dari telah dihasilkannya VCO, sabun padat, lulur dan hand body lotion dan telah ditambahkan dengan berbagai pewangi.

4. BUMDes telah berperanan cukup baik dalam memasarkan hasil produksi VCO, sabun, lilur, dan lotion.

SARAN

Disarankan untuk BUMDes Gadung Sari secara kontinyu memproduksi sabun dan membuat label produk. KWT Nadi Sari Banjar Kulkul Batu, Desa Dalang lebih proaktif dalam pemasaran VCO, sabun, lulur dan lotion.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat Kemenristek Dikti, Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, Bappeda Kabupaten Tabanan, serta seluruh masyarakat yang telah membantu kelancaran kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Olla, J.B. 2012. Membuat pupuk cair (Bio Urine). Kementerian Pertanian, Badan Pengembangan SDM Pertanian. Diakses tanggal 18 Juli 2016.

Dinata, K.K. dan I N. Ardika. 2015. Pelestarian Lembu Putih melalui teknologi pembuatan instalasi biourine di desa Taro Gianyar. Seminar nasional sain dan teknologi, Universitas

(12)

Udayana Denpasar.

Permadi, A. 2015. Panduan praktis/cara menanam padi organik. www.infoagribisnis.com . Diakses tanggal 18 Juli 2016.

Priyowidodo, T. 2015. Cara membuat pupuk organik cair. Alamtani.com. Diakses tanggal 18 Juli 2016.

Suryadi, S. 2016. SOP penanaman padi organik. www.academia.edu/8429433. Diakses tanggal 18 Juli 2016.

Gambar

Gambar 1.  Pertanian Padi Ramah Lingkungan
Gambar 3.  Proses Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
Gambar 4. Pembuatan Turunan VCO dan Pemasaran
Gambar 5.  Pembuatan Sabun di BUMDes Gadung Sari  4.  Pengembangan Tata Kelola Sumber Daya BUMDes

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya persentase komposisi jenis ikan dari famili Chichlidae dikarenakan jenis ikan ini hampir terdapat disetiap stasiun pengamatan, hasil introduksi dan merupakan jenis

Saran untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya adalah diharapkan menambah tahun penelitian dan menggunakan data terbaru dan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

Analisis Faktor-Faktor Yang Menmpengaruhi Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah Pada Badan Kebersihan Dan Pertamanan Kabupaten Karimun Monalisa monalisa sukri@yahoo.com

Pada gambar 4-20(a) kumparan arus tidak dilalui arus, sedangkan pada rangkaian gambar 4-20(b) arus melalui kumparan arus. Sebuah wattmeter sebenarnya diharapkan dapat menunjukkan

tidak setuju dengan alasan bahwa dalam 1 tahun terakhir tidak mengalami sakit yang berarti,1. sehingga tidak berkunjung ke RSUD Salak dengan demikian ada sebanyak 2

Berdasarkan rumus Sabine, dapat dikembangkan suatu persamaan yang bisa digunakan untuk menghitung berapa luasan absorber dengan nilai koefisien serap bunyi tertentu

Kegiatan Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu bertujuan untuk: (1.) Menentukan varietas kacang tanah yang tepat

Semester lima mata pelajaran yang diajarkan yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Moral Pancasila, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Olahraga dan Kesehatan, Administrasi