• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemupukan Nitrogen...Deni F.R.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pemupukan Nitrogen...Deni F.R."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pemupukan Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi

Tanaman Rami (

Boehmeria nivea

)

Effect Of Nitrogen Fertilization On The Growth And Production Of Rami

Plant

(

Boehmeria nivea

)

Deni Fajar Ramadhan *, Nyimas Popi Indriani **, Budi Ayuningsih ** * Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016

** Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran defara14@yahoo.com

budiayuningsih@gmail.com ABSTRAK

Penelitian tentang pengaruh pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman rami (Boehmeria nivea) telah dilakukan di kawasan Kiaracondong Bandung pada bulan Oktober 2015 sampai dengan November 2015. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman rami. Tanaman Rami yang digunakan merupakan tanaman rami (Boehmeria nivea) varietas unggul Pujon 10 hasil perbanyakan melalui stek rhizome. Stek Rhizome diperoleh dari Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, yang asal muasalnya berasal dari Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Penelitian dilakukan eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri atas : P1 ( pemupukan dengan urea 50 kg/ha), P2 (pemupukan dengan urea 100 kg/ha), P3 (pemupukan dengan urea 150 kg/ha ) dan P4 (pemupukan dengan urea 200 kg/ha ). Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, berat batang, berat daun, produksi hijauan segar dan produksi bahan kering. Data diuji menggunakan analisis sidik ragam dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian urea tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, berat batang, berat daun, produksi hijauan segar dan produksi bahan kering.

Kata kunci: tanaman rami, nitrogen, urea, pertumbuhan, produksi. ABSTRACT

Research on the effect of nitrogen fertilization on the growth and yield of rami (Boehmeria nivea) have been conducted Kiaracondong, Bandung from October 2015 until November 2015). The purpose of this study was to determine the effect of nitrogen fertilization on the growth and production of the rami plant. Rhizome Cuttings used was rami (Boehmeria nivea) Pujon 10 varieties propagated by rhizome cuttings. Rhizome cuttings obtained from Cinunuk Village, Cileunyi, Bandung, originated from Margamulya village, Cikajang, Garut. The study was conducted with experimental methode with completely randomized design (CRD) with 4 treatment and 5 replication. The 4 treatments, namely: P1 (with provision of 50 kg / ha of urea), P2 (with the provision of 100 kg / ha urea), P3 (with the provision of 150 kg / ha urea) and P4 (with provision of 200 kg / ha urea). The parameters observed were plant height, number of tillers, stem weight, leaf weight, fresh forage and dry matter production. Data were used analysis of variance and Duncan's multiple range test in order to know the difference between treatments. The results showed that nitrogen fertilization had no effect on plant height, number of tillers, stem weight, leaf weight, fresh forage and dry matter production . Keywords: rami plant, nitrogen, urea, growth, yield.

(2)

PENDAHULUAN

Ternak ruminansia seperti sapi, domba, dan kambing merupakan ternak yang sangat berperan penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Umumnya ternak tersebut memanfaatkan tanaman yang kurang dimanfaatkan oleh manusia untuk diubah menjadi daging atau susu yang memiliki nilai manfaat bagi manusia. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kesadaran akan kebutuhan gizi yang berasal dari daging atau susu sebagai sumber protein hewani pun semakin meningkat. Pakan utama untuk ruminansia adalah hijauan seperti rumput, legum atau limbah-limbah pertanian.

Ketersediaan hijauan sebagai pakan ternak untuk mendukung peningkatan produksi pada ruminansia perlu didukung dengan adanya upaya perbaikan dari sisi kualitas maupun kuantitas dari produksi hijauan pakan ternak tersebut. Ketersediaan lahan sebagai penyediaan hijauan pakan yang semakin berkurang mengakibatkan sulitnya para peternak dalam mencari hijauan pakan untuk ternaknya. Adanya persaingan dengan kebutuhan manusia dalam pemanfaatan lahan menjadi alasan sulitnya penyediaan hijauan pakan untuk kebutuhan ternak. Oleh karena itu perlu dicari pakan hijauan alternatif yang memiliki nilai nutrisi yang tinggi, mudah penanamannya dan pemeliharaannya. Salah satu tanaman yang masuk kriteria tersebut adalah tanaman rami (Boehmeria nivea).

Tanaman Rami merupakan salah satu tanaman hijauan pakan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan ternak ruminansia, disamping itu tanaman ini juga sangat disukai oleh ternak. Tanaman rami dalam pemanfaatannya dapat diberikan langsung berupa hijauan segar ataupun dalam bentuk silase. Tanaman rami mengandung nilai nutrisi yang cukup tinggi yaitu ditandai dengan kandungan protein kasar sebesar 21-32% (Sari, 2015). Selain itu tanaman rami juga mengandung lisin 1,75-1,05%, metionin 0,75-0,14%, triptophan 0,31-0,18%, karoten 13,3 mg/100g BK, dan riboflavin 0,74 mg/100g BK (Machin, 1977). Tanaman rami dapat menghasilkan hijauan hingga 300 ton produksi segar atau setara dengan 42 ton bahan kering/ha/tahun (FAO, 2005).

Produksi tanaman rami dapat ditingkatkan dengan beberapa cara, salah satunya melalui pemupukan. Pemupukan akan meningkatkan unsur hara tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanaman rami menghasilkan protein yang tinggi sebagaimana alfalfa, karena itu tanaman rami membutuhkan pemupukan Nitrogen (N) untuk mendukung produksi protein yang tinggi (Machin, 1977). Tanaman rami selain membutuhkan unsur nitrogen, membutuhkan juga unsur hara yang lain seperti Kalium (K) dan Fosfor (P) dalam dosis tertentu.

BAHAN DAN METODE

Bahan penelitian yang digunakan adalah Tanaman Rami (Boehmeria nivea) varietas unggul Pujon 10 hasil perbanyakan melalui stek rhizome yaitu Tanaman Rami yang berumur 90 – 118 hari (3 - 4 bulan). Media tanam terdiri atas tanah Lembang yang dicampur dengan 7% pupuk dasar yang berupa pupuk kandang dari peternakan ayam yang medianya sekam padi. Pupuk anorganik yang digunakan terdiri atas pupuk urea, pupuk SP 36, dan pupuk KCl. Jumlah pupuk yang digunakan selama penelitian sebanyak 12,5 g urea, 7,5 g SP36, dan 7,5 g KCl. Polybag yang digunakan berjumlah 20 buah, berukuran 40x 30 cm, dengan diameter 28 cm. Peralatan yang digunakan adalah alat pra-penelitian yang terdiri dari beaker glass, kertas saring, corong, cawan alumunium, oven, dan timbangan analitik, lalu alat persiapan yang terdiri dari ember, cangkul, timbangan 15 kg, dan alat penyiram tanaman, lalu alat pengukuran yang terdiri dari meteran, pisau, dan timbangan digital.

(3)

media tanam, menentukan kapasitas lapang media tanam, menanam hasil semaian ke media tanam, dan melakukan pemeliharaan bibit tanaman rami sampai umur 14 minggu. Tahap perlakuan penelitian meliputi pemangkasan awal untuk menyeragamkan pertumbuhan tanaman rami, perlakuan pemupukan, pemeliharaan tanaman sampai umur 30 hari dan terakhir yaitu pemanenan hasil penelitian. Bibit tanaman rami yang digunakan berasal dari stek rhizom. Stek rhizom tersebut sebelum digunakan disemaikan didalam pot selama 1 minggu agar tumbuh tunas. Setelah tumbuh tunas dipilih yang pertumbuhannya baik untuk ditanam di dalam polybag. Pembuatan campuran media tanam untuk setiap polybag yang terdiri atas tanah Lembang ditambah 7% pupuk dasar berupa pupuk kandang ayam. Tahap selanjutnya memilih stek rhizom hasil semaian. stek rhizom yang dipilih adalah yang pertumbuhannya baik, ditandai dengan banyak tunas dan akarnya. Berikutnya penanaman bibit tanaman rami ke dalam polybag yang telah berisi media tanam dan melakukan pemeliharaan tanaman rami sampai akarnya kuat dan pertumbuhannya normal selama 14 minggu (98 hari).

Melakukan pemotongan awal setelah berumur 14 minggu, semua tanaman dipangkas setinggi sekitar 3 cm dari permukaan tanah. Perlakuan ini bertujuan untuk menyamakan pertumbuhan semua tanaman rami dalam polybag. Setelah 10 hari umur tanaman, dilakukan pemupukan sesuai perlakuan. Pemupukan dilakukan dengan cara meletakan pupuk disekitar tanaman secara melingkar dengan jarak sekitar 7 cm dari batang tanaman rami. Setelah tanaman berumur 30 hari dilakukan pengamatan yang terdiri atas tinggi tanaman, jumlah anakan (tiller), jumlah batang, dan jumlah daun. Kemudian setelah pengamatan dilakukan pemanenan. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tanaman setinggi 3 cm diatas permukaan tanah. Melakukan penimbangan berat total tanaman, berat daun, dan berat batang segar. Melakukan pengeringan semua hasil panen untuk mengetahui kandungan bahan kering tanaman rami. Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap peubah yang diamati, peubah yang diamati terdiri atas dua kelompok yaitu pertumbuhan dan produksi tanaman rami. Pertumbuhan diukur berdasarkan parameter tinggi tanaman dan jumlah anakan, sedangkan produksi tanaman diukur berdasarkan parameter berat batang, berat daun, produksi hijauan segar, dan produksi bahan kering.

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan level pemupukan nitrogen. Adapun masing-masing perlakuan tersebut adalah P1; 50 kg/ha Urea, P2; 100 kg/ha Urea,P3; 150 kg/ha Urea, dan P4; 200 kg/ha Urea. Masing masing perlakuan ditambah pupuk SP36 dan KCl. Data yang diperoleh dianalisis ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati. Apabila terdapat perbedaan antar perlakuan dilakukan uji lanjut menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan.

HASIL DAN DISKUSI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk urea tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, berat batang, berat daun, produksi hijauan segar, dan produksi bahan kering.

Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter. Tidak adanya pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman kemungkinan disebabkan karena kemampuan tanaman rami tersebut terbatas dalam menyerap nitrogen media tanam. Hal ini disebabkan umur tanaman yang masih muda sehingga perakarannya belum luas, karena tanaman rami yang digunakan merupakan tanaman yang berumur 98 hari. Kemungkinan lain tidak berpengaruhnya perlakuan pemupukan terhadap tinggi tanaman diduga karena terdapatnya penggunaan pupuk dasar yang berupa pupuk kotoran ayam pada media tanam, sehingga kecukupan nitrogen bagi tanaman rami tersebut

(4)

sudah terpenuhi, sehingga perlakuan pemupukan nitrogen kurang direspon oleh tanaman rami tersebut. Pemupukan diberikan pada tanaman untuk menambah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman baik mikro maupun makro. Hal ini sejalan dengan pendapat Lingga (1991) dan Tan (1993), bahwa pupuk kandang berasal dari kotoran ayam memiliki kandungan nitrogen tertinggi (1,5% atau 1,50 ppm) dibandingkan pupuk kandang yang lainnya. Oleh karena itu suplai nitrogen yang berasal dari pupuk kotoran ayam yang menyediakan kebutuhan nitrogen awal pada tanaman rami.

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan Berat Batang, Berat Daun, Produksi Hijauan Segar, dan Produksi Bahan Kering Tanaan Rami.

Parameter Rataan 5 kali ulangan

𝑃1 𝑃2 𝑃3 𝑃4

Tinggi tanaman (cm) 39,4 33 32,6 39,2

Jumlah Anakan (buah) 4,8 5 5,4 5

Berat Batang (g) 11,2 8 8,4 12,8

Berat Daun (g) 22 16,4 18,4 24

Produksi Segar (g) 33,6 26 27,2 38,4

Produksi Bahan Kering (g) 3,17 2,37 2,76 3,68

Keterangan Perlakuan:

P1: 0,25 g Urea + 0,375 g SP36 + 0,375g KCl; P2: 0,5 g Urea + 0,375 g SP36 + 0,375 gKCl; P3 : 0,75 g Urea + 0,375 g SP36 + 0,375g KCl; dan P4:1 g Urea + 0,375 g SP36 + 0,375 gKCl

Pemupukan harus memperhatikan takaran karena kalau terlalu sedikit dapat menghambat pertumbuhan tanaman, bila terlalu banyak bisa menyebabkan tanaman mati karena keracunan. Nitrogen merupakan unsur hara esensial bagi tanaman sehingga kekurangan nitrogen dapat menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal (Lingga dan Marsono, 2004). Sedangkan menurut Sanchez (1979), Nitrogen merupakan unsur hara penentu produksi atau sebagai faktor pembatas utama produksi. Oleh karena itu tidak adanya pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman kemungkinan disebabkan tingginya kualitas pupuk kandang yang diberikan karena proses dekompisisi atau mineralisasi yang sempurna.

Tidak adanya pengaruh perlakuan terhadap jumlah anakan kemungkinan disebabkan karena umur pemotongan yang masih relatif muda. Hal ini dikarenakan pemotongan masih berada di periode awal pertumbuhan bagi tanaman rami dan terdapat banyak tunas yang belum memiliki kesempatan untuk tumbuh menjadi anakan. Menurut Sari (2015), hal yang berbeda akan terjadi pada umur pemotongan yang semakin tua dimana tunas-tunas memiliki lebih banyak kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Umur pemotongan berpengaruh 84% terhadap jumlah anakan tanaman rami. Selain itu, umur pemotongan yang terlalu muda juga diduga mengakibatkan tumbuhnya gulma yang mengganggu pertumbuhan anakan. Hal ini didukung oleh pernyataan Hasan (2012), bahwa pemotongan yang dilakukan pada periode awal pertumbuhan akan memperlemah pertumbuhan kembali. Tanaman tidak ada kesempatan tumbuh kembali dengan baik, sehingga tanaman liar akan tumbuh subur. Pertumbuhan anakan juga lebih besar karena aktivitas pembelahan sel (pemanjangan dan pelebaran). Pembelahan sel dapat mengakibatkan pertambahan jumlah sel yang akhirnya akan menentukan pertumbuhan organ-organ vegetatif (Andrianton, 2010).

Tidak adanya pengaruh perlakuan terhadap berat batang kemungkinan disebabkan karena pada umur yang sama belum meningkatnya kandungan serat di dalam batang. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari (2015), Diduga pada umur pemotongan 30 hari batang belum mengalami peningkatan kandungan serat secara intensif. Produksi batang semakin bertambah

(5)

batang dengan semakin meningkatnya pembentukan dinding sel sekunder, dimana terjadi ikatan lignoselulosa untuk menguatkan tanaman.

Tidak adanya pengaruh perlakuan terhadap berat daun kemungkinan disebabkan karena umur pemotongan yang masih relatif muda. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sari (2015), bahwa umur pemotongan 30 hari merupakan fase vegetatif awal yang merupakan periode ketika tanaman muda memproduksi daun dan anakan, node dan akar sekunder. Daun masih berada dalam tahap perkembangan sehingga jumlahnya tidak bertambah. Sejalan pula dengan Polakitan dan Kairupan (2010), bahwa hubungan antara umur pemotongan dengan pertambahan jumlah helai daun per batang pada tanaman rami sangat kuat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis bahwa kandungan protein dan nutrien lainnya lebih banyak terdapat pada daun.

Tidak adanya pengaruh perlakuan terhadap produksi hijauan segar kemungkinan disebabkan karena umur pemotongan yang masih relatif muda. Hal ini karena ternyata tanaman belum berbunga, diduga tanaman rami masih berada dalam fase pertumbuhan vegetatif. Umur pemotongan sangat mempengaruhi produksi hijauan segar tanaman rami. Hal ini sesuai dengan pendapat Reksohadiprodjo (1999), bahwa umur pemotongan yang lebih panjang akan menghasilkan produksi hijauan yang lebih tinggi.Proses fotosintesis yang tidak sempurna dapat juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Energi yang terdapat pada tanaman diperoleh karena adanya cahaya matahari dari proses fotosintesis. Penyinaran yang cukup bagi tanaman akan membuat tanaman bisa melakukan proses fotosintesis dengan maksimal sehingga produksi karbohidrat akan sangat baik bagi pertumbuhan tanaman (Nurshanti, 2011). Produksi hijauan segar sangat dipengaruhi oleh penambahan ukuran tinggi pada batang yang disertai peningkatan komponen dinding sel tanaman, penambahan anakan dan jumlah daun. Hal ini didukung oleh pernyataan Fitter dan Hay (1991), bahwa terbentuknya daun, batang dan anakan yang lebih banyak akan mendukung proses fotosintesis. Laju fotosintesis yang optimal didukung oleh cerahnya cahaya matahari selama pertumbuhan, maka fotosintat yang dihasilkan maksimal. Demikian pula distribusi fotosintat dari daun ke seluruh bagian tanaman dapat berjalan secara optimal (Wareing dan Patrick, 1975).

Begitupun tidak adanya pengaruh perlakuan terhadap produksi bahan kering sejalan pula dengan produksi hijauan segar, karena diduga tanaman rami masih berada dalam fase pertumbuhan vegetatif, karena tanaman belum berbunga. Menurut Crowder dan Chheda (1982), peningkatan kedewasaan tanaman akan disertai dengan peningkatan bahan kering yang digambarkan dengan peningkatan komponen dinding sel dan penurunan komponen isi sel. Isi sel dari hijauan menurun seiring dengan kedewasaan tanaman. Hal ini bukan berarti penyerapan nutrien telah terhenti. Laju peningkatan jumlah bahan kering hasil fotosintesis lebih besar daripada laju penyerapan mineral. Mansyur dkk. (2004), menyatakan bahwa adanya kecenderungan perubahan produksi segar dan kering seiring lama umur pemotongan dikarenakan proporsi bahan kering yang dikandung oleh suatu tanaman berubah seiring dengan umur tanaman. Semakin tua umur tanaman maka akan lebih sedikit kandungan airnya dan proporsi dinding selnya lebih tinggi dibandingkan isi sel. Bila kandungan dinding sel suatu tanaman lebih tinggi, maka tanaman tersebut lebih banyak mengandung bahan kering. KESIMPULAN

Pemupukan nitrogen dengan dosis 50 – 200 kg/ha tidak mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman rami. Penggunaan pupuk nitrogen dengan dosis 50 kg/ha adalah yang paling hemat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman rami.

(6)

SARAN

1. Menanam rami di dalam polybag sebaiknya menggunakan dosis pupuk nitrogen 0,25 g/polybag atau 50 kg/ha dengan media dicampur dengan pupuk kandang ayam.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna menambah data atau informasi mengenai pemupukan nitrogen terhadap tanaman rami di lahan terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

Andrianton. 2010. Pertumbuhan dan Nilai Gizi Tanaman Rumput Gajah pada Berbagai Interval Pemotongan. Jurnal Agroland 17 (3): 192-197.

Crowder, L. V. and H. R., Cheda. 1982. Tropical Grassland Husbandry. Longman Press. London and New York. 69 - 71; 150 - 151; 160 - 168; 529 - 531.

FAO. 2005. Animal Feed Resources Information System. Didapat dari: http://www.fao.org/ag/aga/agap/frg/afris/Data/361.HTM.

Fitter, A. H., dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Penerjemah : Sri Andani Purbayanti. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Lingga P. dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Machin, D. H. 1977. Ramie as an Animal Feed; a review. Tropical Science 1977 19 (4)

Mansyur, S. Hardjosoewignyo, dan L. Abdullah. 2004. Respon Rumput Brachiaria humidicola (Rendle) Schweick terhadap Interval Pemotongan. Jurnal Ilmu Ternak 4 (2) : 57-61.

Nurshanti, Dora Fatma, 2011. Agronobis Pengaruh Beberapa Tingkat Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) di Polibag, Universitas Baturaja. Vol 3. No 5.

Pinus Lingga. 1991. Jenis dan Kandungan Hara pada Beberapa Kotoran Ternak. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) ANTANAN. Bogor (Tidak dipublikasikan). Polakitan, D., dan A. Kairupan. 2010. Pertumbuhan dan Produktivitas Rumput Gajah Dwarf (Pennisetum purpureum cv, Molt) pada Umur Pemotongan Berbeda. Seminar Regioal Inovasi Teknologi Pertanian, Mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara. Sulawesi Utara.

Reksohadiprodjo, S. 1999. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropika. BPFE, Yogyakarta.

Sanchez, P. A. 1979. Properties and Management of Soil in Tropics. Jhon Wiley and Sons. New York.

Sari, S. 2015. Pengaruh Umur Pemotongan terhadap Produktivitas Rami (Boehmeria nivea (L.) Gaud) Sebagai Hijauan Pakan. Thesis. Program Magister ilmu Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Padjadjaran. Sumedang.

Syamsuddin, Hasan. 2012. Hijauan Pakan Tropik. IPB Press, Bogor. Hal. 67-70. Tan, K.H. 1993. Environmental Soil Science. Marcel Dekker. Inc. New York.

Wareing, P. F., and J. Patrick. 1975. Source-Sink Relation and The Partition of Assimilates In The Plant. In Photosynthesis an Productivity in Different Environments by Cooper, J. P., Ed. USA : Cambridge Univ. Press.

(7)

Gambar

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan Berat Batang, Berat  Daun, Produksi Hijauan Segar, dan Produksi Bahan Kering Tanaan Rami

Referensi

Dokumen terkait

surya, pengaruh sinar matahari pada kulit, sediaan pencerah wajah (bleaching), sediaan deodoran dan antiprespiran, sediaan hair tonic, pewarna rambut, sediaan kosmetika

Sudarwan Danim (2012:212) membagi gaya kepemimpinan dengan tiga gaya yaitu: (a) gaya pemimpin otokratik, yaitu prilaku atau sikap yang ditampilkan pimpinan ingin

penjabaran dari Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup Daerah yang mengacu pada. Perubahan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

VUC capacity development in improving the utilization services of VUC rice mill significantly influenced by the VUC performance, VUC personnel characteristics and

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan beberapa ulasan yang ada terkait GHQJDQ SHULODNX NRQVXPVL GDQ SURGXN GHSRVLWR \DQJ DGD GL EDQN V\DUL¶DK VHEDJDL instrumen

anak yang terampil dalam matematika cepat memahami konsep waktu, anak – anak yang cerdas secara matematis senang melihat pola dalam informasi mereka dan dapat mengingat

Strategi tersebut berupa bantuan/dukungan pemerintah terdapat proyek infrastruktur Semarang Middle Ring Road agar pembangunan sarana infrastruktur dengan

Rumusan masalah pada penelitian tersebut adalah apakah variabel LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, PR dan FACR secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh