• Tidak ada hasil yang ditemukan

SCREENING BAKTERI PENGHAMBAT UNTUK BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT PADA BUDIDAYA IKAN KERAPU DARI PERAIRAN BANTEN DAN LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SCREENING BAKTERI PENGHAMBAT UNTUK BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT PADA BUDIDAYA IKAN KERAPU DARI PERAIRAN BANTEN DAN LAMPUNG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

81

SCREENING BAKTERI PENGHAMBAT UNTUK BAKTERI PENYEBAB

PENYAKIT PADA BUDIDAYA IKAN KERAPU DARI PERAIRAN BANTEN

DAN LAMPUNG

Ariani Hatmanti

1*)

, Ruyitno Nuchsin

1

, dan Julinasari Dewi

2 1. Poklit Biologi Oseanografi, Puslit Oseanografi, LIPI, Jakarta Utara 14430, Indonesia

2. Balai Besar Budidaya Laut DKP, Teluk Hurun, Lampung 35451, Indonesia

*)

E-mail: arianihatmanti@yahoo.com

Abstrak

Penelitian mengenai screening bakteri penghambat untuk bakteri patogen pada budidaya ikan kerapu telah dilakukan selama tahun 2005 di Laboratorium Mikrobiologi Laut Puslit Oseanografi LIPI. Pada penelitian ini telah dilakukan uji tantang terhadap satu strain dan dua isolat bakteri patogen yang terdapat pada budidaya ikan kerapu yaitu Vibrio harveyii, 9.2/Luka/TSA dan 8.2/Luka/TSA. Uji tantang dilakukan menggunakan metode kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan dari 39 isolat bakteri penghambat dari Banten dan 27 isolat bakteri penghambat dari Lampung hanya dua isolat yang mampu menekan pertumbuhan 3 isolat bakteri patogen tersebut, yaitu 9L/AL-4/ KNG/BLC/BOKN/BJN (unidentified) dan 5L/AL-4/KNG/BJN (unidentified). Kedua isolat tersebut diisolasi dari perairan Bojonegara, Banten.

Abstract

Screening for Inhibitor Bakteri for Pathogenic Bacteria in Groupers Culture in Banten and Lampung Waters. A research about screening of inhibitor bacteria for pathogenic bacteria in grouper culture was done during 2005 in Marine Microbiology Laboratory, Research Center for Oceanography LIPI. Inhibition test was done using paper disc method for three isolates of pathogenic bacteria in his research, they were: Vibrio harveyii, 9.2/Luka/TSA and 8.2/Luka/TSA. The result shows that from 39 isolates of inhibitor bacteria from Banten and 27 isolates of inhibitor bacteria from Lampung only two isolates showed inhibition effect to the growth of three isolates of pathogenic bacteria. found inhibit the three strains of pathogenic bacteria mentioned above. The two isolates of inhibitor bacteria were 9L/AL-4/KNG/BLC/BOKN/BJN and 5L/AL-4/KNG/BJN, which were isolated from Bojonegara, Banten.

Keywords: cultured groupers, Banten, Lampung, inhibitor bacteria, pathogenic bacteria, paper disc

1.

Pendahuluan

Ikan kerapu adalah salah satu jenis ikan karang yang sudah berhasil dibudidayakan. Ikan ini mempunyai nilai komersial yang tinggi karena rasa dagingnya yang enak. Propinsi Lampung sudah dikenal sebagai daerah yang mempunyai banyak lokasi budidaya ikan kerapu. Sehingga daerah ini mampu mensuplai ikan kerapu ke berbagai daerah dan memenuhi permintaan luar negeri. Demikian juga halnya dengan Banten. Namun akhir-akhir ini budidaya ikan kerapu di Banten tidak berkembang bahkan menjadi berkurang akibat kualitas perairannya yang semakin menurun. Banyaknya petani budidaya ikan kerapu di kedua daerah tersebut tidak terlepas dari keberadaan Balai Budidaya Laut, Departemen Kelautan dan Perikanan Lampung dan

Balai Instalasi Perikanan Laut Bojonegara yang kini melebur ke Departemen Pertanian RI.

Permasalahan yang sering dialami petani budidaya ikan kerapu ini ialah penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh kehadiran bakteri patogen seperti Vibrio harveyi [1]. Menurut Shickney [2], penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang sering menyerang ikan kerapu adalah Vibrio sp., Aeromonas sp., Pseudomonas sp., Streptococcus sp., Pasteurella sp. dan Mycobacterium sp. [3] menyatakan bahwa cara yang sering dilakukan untuk membasmi bakteri patogen ialah dengan menggunakan antibiotik, namun penggunaan antibiotik ternyata dapat menimbulkan efek samping yaitu dapat menjadikan bakteri patogen menjadi resisten [4]. Oleh karena itu perlu dilakukan pencarian metode lain yang aman bagi biota dan lingkungannya.

(2)

Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sifat antagonisme antarbakteri atau antar komunitas bakteri [5].

Terdapat beberapa tahapan untuk mendapatkan bakteri penghambat yang mampu menekan perkembangan bakteri pathogen yang diawali dengan uji tantang antara kandidat bakteri penghambat dengan bakteri patogen hasil isolasi yang diperoleh dari lokasi budidaya ikan kerapu. Selanjutnya dilakukan uji postulat Koch yaitu menguji kembali bakteri patogen hasil isolasi yang berasal dari ikan kerapu yang sakit ke ikan kerapu yang sehat. Tahapan berikutnya ialah adalah mencari formulasi jumlah bakteri penghambat yang mampu menekan pertumbuhan bakeri patogen pada budidaya ikan kerapu dalam skala laboratorium .

Tujuan penelitian ini adalah menginventarisasi strain-strain kandidat bakteri penghambat dan strain-strain-strain-strain bakteri patogen yang menyerang budidaya ikan kerapu serta melakukan uji-uji seperti yang telah disebutkan di atas guna mendapatkan isolat-isolat kandidat bakteri penghambat yang mampu menekan atau menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri patogen yang umumnya menyerang budidaya ikan kerapu.

2. Metode Penelitian

Isolasi bakteri kandidat penghambat pada air tempat budidaya ikan kerapu. Sampel air diambil menggunakan botol sampel volume 300 ml pada bak-bak tempat budidaya ikan kerapu sehat dan sakit serta di perairan lokasi tempat pembesaran budidaya ikan kerapu. Segera setelah pengambilan, sampel air diencerkan hingga 10-3 menggunakan air laut steril. Sampel yang telah diencerkan dari 10-1 hingga 10-3, masing-masing diambil 1 ml dan diletakkan dalam cawan petri steril, kemudian ditambahkan media Marine Agar (MA), selanjutnya diinkubasikan pada suhu ruang selama 6 hari. Koloni yang tumbuh dan berkisar antara 30 hingga 300 koloni dihitung jumlahnya berdasarkan kenampakan (jenis) koloni yang berbeda. Masing-masing jenis koloni yang berbeda kemudian dimurnikan sebagai kandidat bakteri penghambat.

Isolasi bakteri kandidat penghambat pada contoh ikan kerapu sehat, kerapu sakit dan sedimen. Bagian ikan kerapu sehat yang dianalisis adalah daging, insang dan isi perutnya, sedangkan pada ikan kerapu sakit adalah bagian tubuh yang terkena penyakit, insang dan isi perutnya. Bagian-bagian tersebut masing-masing diambil lebih kurang 1 gram, kemudian digerus dengan mortar dan dimasukkan ke dalam 9 ml air laut steril dan selanjutnya diencerkan hingga 10-3. Pengerjaan sampel selanjutnya sama dengan yang dilakukan pada sampel air. Dilakukan prosedur yang sama pula untuk sampel sedimen.

Isolasi bakteri pathogen pada air tempat budidaya ikan kerapu. Sampel air diambil menggunakan botol sampel bervolume 300 ml pada bak-bak tempat budidaya ikan kerapu sehat dan sakit serta di perairan lokasi tempat pembesaran budidaya ikan kerapu. Segera setelah pengambilan, contoh air ditanam dalam media TCBS agar sebanyak 0,5 ml untuk golongan bakteri patogen Vibrio [6] dan pre-enrichment cair untuk bakteri patogen non Vibrio. Semua sampel diinkubasikan dalam suhu 35oC selama 24 jam . Koloni yang tumbuh dalam media TCBS kemudian dicatat jumlah dan warna koloninya, selanjutnya dimurnikan untuk diidentifikasi. Sampel pada media preenrichment cair kemudian dipindahkan ke media selenith cair dan diinkubasikan pada suhu 35oC selama 24 jam. Selanjutnya digoreskan ke media XLD agar dan koloni yang tumbuh kemudian dimurnikan dan selanjutnya dilakukan uji kimia [7].

Isolasi bakteri pathogen pada contoh ikan kerapu sehat, kerapu sakit dan sediment. Bagian ikan kerapu sehat yang dianalisis adalah daging, insang dan isi perutnya, sedangkan pada ikan kerapu yang sakit, yang dianalisis adalah bagian tubuh yang terkena penyakit, insang dan isi perutnya. Bagian-bagian tersebut masing-masing diambil lebih kurang 1 gram, kemudian digerus dengan mortar kemudian dimasukan ke dalam 9 ml air laut steril. Pengerjaan selanjutnya sama dengan pada sampel air. Dilakukan prosedur yang sama untuk sampel sedimen.

Uji tantang. Uji tantang dilakukan untuk melihat kemampuan penghambatan kandidat bakteri penghambat terhadap pertumbuhan bakteri patogen hasil isolasi. Metoda yang digunakan adalah paper disc [5, 8] (Gambar 1).

Hasil (+) ditunjukkan dengan adanya Zona Hambatan.

Biakan bakteri patogen ditumbuhkan dalam media cair dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar. Kemudian disebarkan pada permukaan media agar menggunakan cotton bud.

Biakan bakteri kandidat penghambat ditumbuhkan dalam media cair dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar. Kemudian 0,05 ml biakan cair diteteskan pada

paper disc dan ditempatkan pada permukaan media agar cawan.

Hasil (-) ditunjukkan dengan tidak terdapatnya Zona Hambatan.

(3)

Uji patogenitas (Postulat Koch). Uji patogenisitas digunakan untuk mengkonfirmasi apakah bakteri patogen yang berhasil diisolasi dari ikan kerapu yang sakit mampu menginfeksi kembali kerapu yang sehat dengan gejala yang sama. Uji ini dilakukan dalam stoples kaca.

Uji daya hambat. Uji daya hambat dilakukan untuk mengetahui formulasi jumlah bakteri penghambat yang diperlukan agar bakteri patogen tidak mampu lagi menginfeksi benih kerapu sehat. Uji ini dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan stoples kaca.

3. Hasil dan Pembahasan

Hasil pengambilan sampel di lapangan. Hasil analisis jumlah koloni kandidat bakteri penghambat (bakteri heterotrofik) dan jumlah perbedaan kenampakan koloni kandidat bakteri penghambat pada ikan kerapu, air dan sedimen di tempat budidaya (bak dan keramba jaring apung) ikan kerapu di Lampung dicantumkan dalam Tabel 1. Sedangkan penampakan gejala penyakit pada ikan kerapu dan jenis-jenis bakteri patogen pada ikan kerapu, air dan sedimen dicantumkan pada Tabel 2. Hasil analisis jumlah koloni kandidat bakteri penghambat dan jumlah kenampakan koloni bakteri penghambat pada ikan kerapu, air dan sedimen di sekitar tempat budidaya ikan kerapu di Banten dicantumkan dalam Tabel 3. Sedangkan penampakan gejala penyakit pada ikan kerapu dan jenis-jenis bakteri penyakit pada ikan kerapu, air dan sedimen dicantumkan pada Tabel 4.

Uji Patogenisitas (Postulat Koch). Telah dilakukan uji postulat koch terhadap bakteri patogen dari Lampung dan Banten. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa strain bakteri patogen Vibrio harveyi, 8.2/Luka/TSA dan 9.2/Luka/TSA mampu menginfeksi kembali ikan kerapu sehat dengan gejala yang sama. Uji patogenisitas bakteri patogen 8.2/Luka/TSA dan 9.2/Luka/TSA telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi BBL Lampung.

Hasil Uji Tantang. Uji tantang (inhibition test) dilakukan menggunakan paperdisc method (metode kertas cakram). Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona hambatan (clearzone, halo) di sekeliling kertas cakram. Hasil negatif ditunjukkan dengan tidak terdapatnya zona hambatan di sekeliling kertas cakram. Gambar mengenai uji tantang terdapat pada Gambar 2. Hasil uji tantang dari 27 isolat bakteri heterotrofik yang diperoleh dari perairan Lampung, diperoleh bahwa 9 isolat mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri patogen. Kemudian dilakukan screening kembali terhadap 3 bakteri patogen yang paling mematikan yaitu

Vibrio harveyi, strain 8.2/Luka/TSA dan 9.2/Luka/TSA, dan tidak diperoleh strain yang mempunyai potensi menghambat pertumbuhan ketiga bakteri pathogen

Tabel 1. Jumlah Koloni Bakteri Heterotrofik dan Jumlah Kenampakan Koloni yang Berbeda pada Ikan Kerapu, Sedimen dan Air di Lokasi Budidaya Ikan Kerapu Lampung, Mei 2005

Jenis Sampel (x104/gr) Jumlah Koloni Jumlah Jenis koloni Tempat sampling Ket. Kerapu tikus sehat 269 3 KJA BBL 3 ekor

14 4 Bak kerapu sehat BBL 3 ekor Kerapu

tikus sakit

142 2 KJA BBL 3 ekor

2 1 KJA Tanjung Putus 2 ekor Kerapu macan sehat 33 3 Bak pemeliharaan kerapu sehat BBL 3 ekor Kerapu macan sakit 163 1 KJA BBL 3 ekor 162 2 Bak pemeliharaan kerapu sakit BBL 3 ekor 238 2 KJA Tanjung Putus 3 ekor

Air

3 1 KJA BBL 1 sampel

21 3 Perairan disekitar KJA

BBL 2 sampel 3 2 Bak pemeliharaan kerapu macan BBL 1 sampel 46 2 Bak pemeliharaan kerapu tikus sakit BBL 1 sampel 69 1 Bak pemeliharaan kerapu tikus sehat 1 sampel 3 2 Perairan sekitar KJA Tanjung Putus 3 sampel Sedimen 12 3 KJA BBL 1 sampel

50 6 Perairan disekitar KJA

BBL 2 sampel

241 6 Perairan sekitarKJA Tanjung Putus

(4)

Tabel 2. Jenis-Jenis Bakteri Patogen yang Diisolasi dari Air, Sedimen dan Ikan Kerapu di Balai Budidaya Laut (BBL) Lampung, Mei 2005

Stasiun Lokasi Budidaya

Jenis Bakteri Patogen

Ikan kerapu Air Sedimen

KJA BBL Keramba Jaring Apung di BBL

Kerapu Macan Sakit (Citrobacter spp. Pseudomonas spp.)

Pseudomonas spp. Pseudomonas spp. Proteus spp. Kerapu Tikus Sehat (Aeromonas spp.

Citrobacter spp. Vibrio spp.) Kerapu Tikus Sakit (Citrobacter spp.) BBL 1

Perairan Teluk Hurun BBL - - Pseudomonas spp.

BBL 2 - - Vibrio alginolyticus

B/KM Bak Kerapu Macan Kerapu Macan Sehat (Pseudo monas spp.) Citrobacter spp. - Kerapu Macan Sakit (Citrobacter spp.)

B/KT.SKT Bak Kerapu Tikus Sakit Kerapu Tikus Sakit (Pseudo monas spp.) Pseudo monas spp. -

B/KT.SHT Bak Kerapu Tikus Sehat - - -

KJA 1

Keramba Jaring Apung di Tanjung Putus

Kerapu Macan Sakit (Pseudo monas spp. Shigella spp. Citrobacter spp.)

Shigella spp.

Vibrio spp. Vibrio algino lyticus Kerapu Tikus Sakit (Pseudo monas spp.) Pseudo monas spp.

KJA 2 - Proteus spp. -

KJA 3 - Pseudo monas spp. Pseudomonas spp.

Gambar 2. A. Zona Hambatan (hasil +) yang Ditunjukkan oleh Bakteri Penghambat (9L/AL-4/KNG/BLC/ BOKN/BJN) & (5L/AL-4/KNG/BJN) terhadap Bakteri Patogen (9.2/Luka/TSA); B. Zona Hambatan (hasil +) yang ditunjukkan oleh Bakteri Penghambat (9L/AL-4/KNG/BLC/ BOKN/BJN) dan (5L/AL-4/KNG/BJN) terhadap Bakteri Patogen (Vibrio harveyi); C. Zona Hambatan (hasil +) yang Ditunjukkan oleh Bakteri Penghambat (9L/AL-4/KNG/BLC/ BOKN/BJN) & (5L/AL-4/KNG/BJN) terhadap

bakteri patogen (8.2/Luka/TSA)

tersebut. Kemudian dilakukan pula uji tantang dari 39 isolat bakteri heterotrofik yang diperoleh dari perairan Banten. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 14 isolat mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri pathogen. Kemudian dilakukan screening kembali terhadap 3 bakteri patogen yang paling mematikan yaitu Vibrio harveyi, strain 8.2/Luka/TSA dan 9.2/Luka/TSA, dan diperoleh hanya 2 isolat yang mempunyai potensi menghambat pertumbuhan ketiga bakteri pathogen tersebut, yaitu strain 9L/AL -4/KNG/BLC/BOKN/BJN dan 5L/AL-4/ KNG/BJN. Uji daya hambat. Uji daya hambat telah dilakukan terhadap bakteri penghambat (9L/AL-4/KNG/BLC/ BOKN/BJN) dan (5L/AL-4/KNG/BJN) dengan bakteri patogen V. harveyi, 8.2/Luka/TSA dan 9.2/Luka/TSA dalam stoples kaca. Namun hasilnya belum memuaskan. Uji patogenitas dan uji daya hambat dalam reaktor ditunjukkan oleh Gambar 3.

Probiotik dalam akuakultur tidak hanya diaplikasikan sebagai pakan tambahan terutama karena mengingat flora normal mikroba intestinum hewan akuatik terbentuk akibat interaksi konstan dengan lingkungan [9]. Moriarty [10], menambahkan bahwa probiotik juga dapat ditambahkan pada tangki atau kolam dimana hewan akuatik itu berada karena bakteri tersebut akan memodifikasi komposisi bakteri pada air dan sedimen. A

B

(5)

Tabel 3. Jumlah Koloni Bakteri Heterotrofik dan Jumlah Kenampakan Koloni yang Berbeda pada Ikan Kerapu, Sedimen dan Air di Lokasi Budidaya Ikan Kerapu Banten, Juni 2005

Jenis Sampel Jumlah Koloni Jumlah jenis koloni Lokasi Ketr. Kerapu macan sakit (x104/gr) 228 4 KJA Banten 6 ekor 37 2 Air (x104/ ml ) 2 1 Perairan Teluk Banten 9 sampel 8 3 3 1 17 3 1 1 94 1 3 3 5 2 2 1 1 1 Perairan sekitar KJA Banten 2 sampel 91 2 Sedi men (x104/ gr) 6 2 Perairan Teluk Banten 8 sampel 29 1 20 3 11 2 59 2 13 2 142 3 17 2 25 3 Perairan sekitar KJA Banten 2 sampel 35 3

Gambar 3. Uji Patogenitas dan Uji Daya Hambat Di Laboratorium Mikrobiologi Puslit Oseanografi – LIPI

Tabel 4. Jenis-Jenis Bakteri Patogen yang Diisolasi dari Air, Sedimen dan Ikan Kerapu di Perairan Teluk Banten, Juni 2005

Sta siun

Lokasi Budidaya

Jenis Bakteri Patogen Ikan

kerapu Air Sedimen

1 T. Banten - Pseudo monas spp. Shigella spp. Pseudo monas spp. 2 T. Banten - Hafnia spp. Proteus spp. Pseudo monas spp. Aeromonas spp. 3 T. Banten - Yersinia spp. - 4 T. Banten - Pseudo monas spp. Citrobacter spp. Pseudo monas spp. 5 T. Banten - Yersinia spp. Pseudo monas spp. Aeromonas spp. 6 T. Banten - Yersinia spp. Pseudo monas spp. Vibrio spp. 7 T. Banten - Pseudo monas spp. Salmonella spp. Proteus spp. Yersinia spp. 8 T. Banten - Proteus spp. Hafnia spp. - 9 T. Banten - Fecal coliform Aeromonas spp. Yersinia spp. 10 T. Banten - Hafnia spp. Pseudo monas spp. Citrobacter spp. Aeromonas spp. KJA 1 Keramba Jaring Apung di T. Banten Kerapu Macan Sakit (Aeromonas spp. Citrobacter spp. Proteus spp. Pseudo monas spp. Proteus mirabilis) Pseudo monas spp. Citrobacter spp. Citrobacter spp. Proteus mirabilis KJA 2 Keramba Jaring Apung di T. Banten Kerapu Macan Sakit (Aeromonas spp. Citrobacter spp. Pseudomon as spp.) Pseudo monas spp. Salmonella spp.

(6)

Tabel 5. Hasil Uji Tantang Kandidat Bakteri Penghambat dari Perairan Lampung terhadap Bakteri Pathogen

No Candidate

penghambat

Daya hambat terhadap strain pathogen (diameter, cm) Vibrio harveyi 8.2/Luka/ TSA 9.2/Luka/ TSA LAMPUNG 1 Air/KT/Se/Al-4/ BAK/BKL/Krm - - - 2 BBL1/L/AL-4/ THR/PTH/KRPT / Bsr - - - 3 BBL1/L/AL-4/ ∩/THR/ Krem/ - - - 4 Air/KM/AL-4/m BAK/Cam/Krm /Blt - - - 5 BBL1/L/AL-4/ THR/ Krem/∩ - - - 6 BBL1/L/AL-4/m THR/Krem/ MRT - - - 7 KT/L/AL-4/m BAK/BBL/ Krem/RT/ - - - 8 BBL1/L/AL-4/BLT/ KRPT/ Krem/THR - - - 9 BBL1/L/AL-4/ BLT/LCN/ KNG/THR - - - BANTEN 1 KJA1/Sed/AL-4/ BJN/OrCok/ BKrg/Ckg - - - 2 KJA2/KM/AL-4/ DLM/Krem/BD - - - 3 KJA1/KM/AL-4/ Brk2/Krem/BD - - - 4 2/Sed/AL-4/ BJN/Krem/BLC - - - 5 4A/AL-4/BJN/ PTH/BLC - - - 6 7A/AL-4/BJN/ KREM/∧ - - - 7 9L/AL-4/PTH/ BJN - - - 8 4A/AL-4/BJN/ ORG/BLD - - - 9 KJA1/KM/AL-4/ DLM/ PTH/ TBRTRN/BJN - - - 10 9L/AL-4/KNG/ BLC/BOKN/BJN 1,5 2 1,8 11 9L/AL-4/X/BJN - - - 12 5L/AL-4/KNG/ BJN 1,2 1,8 2,5 13 2/Sed/AL-4/BJN/ KNG/ BLC - - - 14 KJA1/Sed/AL-4/ BJN/ORG/BKrD - - -

4. Kesimpulan

Dalam uji patogenitas diperoleh 3 strain bakteri yang mampu menginfeksi kembali ikan kerapu sehat, yaitu bakteri patogen Vibrio harveyi, 8.2/Luka/TSA dan 9.2/Luka/TSA. Dalam uji tantang diperoleh 2 isolat bakteri berpotensi kuat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Vibrio harveyi, 8.2/Luka/TSA dan bakteri patogen 9.2/Luka/TSA, yaitu bakteri 9L/AL-4/KNG/BLC/BOKN/BJN dan 5L/AL-4/KNG/BJN. Uji pendahuluan formulasi bakteri penghambat agar dapat mengendalikan perkembangan bakteri penyakit pada ikan kerapu telah dilakukan namun belum memperoleh hasil yang memuaskan.

Daftar Acuan

[1] O. Saeed, Aquaculture 136 (1995) 21.

[2] Zafran, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 11 (1) (2005) p. 16-23.

[3] R.R. Shickney, Encyclopedia of Aquaculture, John Wiley and Sons, Inc., New York, 2000, p. 418. [4] M.C.L. Baticados, J.D. Paclibare, in: M. Shariff,

R.P. Subasinghe, J.R. Arthur (eds.), Disease in Asian Aquaculture I, Fish Health Section, Asian Fisheries Society, Manila, Philippines, 1992, p. 531.

[5] M. Maeda, Bull. Natl. Res. Inst. Aquaculture, Suppl 1 (1994) 71.

[6] WHO (World Health Organization), Guidelines for health related monitoring of coastal water quality, Copenhagen, 1977, p.165.

[7] G.I. Barrow, .C. Miller, Vibrio parahaemolyticus and seafood, in: Microbiology in agriculture, fisheries and food. Academic Press, London, 1976, p. 181-195.

[8] B. Gomez-Gill, Ph.D. Thesis, Institute of Aquaculture, University of Stirling, Stirling, 1998. [9] A. Irianto, Probiotik Akuakultur, UGM Press,

Yogyakarta, Indonesia, 2003.

[10]D.J.W. Moriarty, Penaeid Aquaculture Ponds 164 (1998) 351-358.

Gambar

Gambar 1. Uji Tantang Menggunakan Paper Disc
Gambar mengenai uji tantang terdapat pada Gambar 2.
Tabel 2.  Jenis-Jenis Bakteri Patogen yang Diisolasi dari Air, Sedimen dan Ikan Kerapu di Balai Budidaya Laut (BBL)  Lampung, Mei 2005
Gambar 3.  Uji Patogenitas dan Uji Daya Hambat Di  Laboratorium Mikrobiologi Puslit  Oseanografi – LIPI
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, jawaban untuk rumusan masalah yang pertama, apakah model CAPM akurat dalam menghitung expected return yang dibandingkan dengan actual return pada

Berdasarkan fakta di atas dan mengacu pada Master Plan Tahun 2011-2014, Panitia Pembangunan (Bidang Pemeliharaan Fisik Gereja) Jemaat GPdI “Hosana” Karombasan Manado periode

Variasi non genetik dapat terjadi karena adanya variasi umur, variasi musiman pada suatu individu, variasi musiman pada beberapa keturunan, variasi sosial, variasi

Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk  rawat jalan, dan lain-lain..

Kajian ini bertujuan untuk menghasilkan Modul Pembelajaran Kendiri Pengajian Kejuruteraan Mekanikal Mekanik (MPKPKM Mekanik) yang memenuhi tahap keperluan pelajar

18) Menyerahkan Daftar seluruh proyek/pekerjaan yang sedang dilaksanakan (masih berlangsung), dibuktikan copy kontrak. 19) Memiliki pengalaman pekerjaan sejenis yang telah

Untuk mengetahui perspektif implementasi otonomi daerah di Municipio Liquica, dari sisi sumber daya, maka peneliti melakukan wawancara dengan informan ketua Komisi

Dari hasil survei 100 responden tekstur yang disukai oleh konsumen yaitu produk dengan tekstur dari empuk/lembut sampai sangat empuk/lembut dengan persentase sebesar