• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK OLAHAN BUAH NANGKA ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK OLAHAN BUAH NANGKA ABSTRAK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK

OLAHAN BUAH NANGKA

Askur Rahman1, Norita Vibriyanto2

1Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura 2Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura

Jl. Raya Telang PO BOX 02 Kamal-Bangkalan Email: askurrahman@trunojoyo.ac.id

ABSTRAK

Nangka merupakan salah satu buah yang mudah ditemukan di desa Gili Anyar Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan. Namun pemanfaatan buah nangka hanya terbatas untuk konsumsi buah segar tanpa diolah menjadi produk apapun. Tujuan dari pelatihan pembuatan produk olahan nangka adalah menciptakan produk olahan dari buah nangka yang memiliki nilai jual dengan memberdayakan masyarakat desa Gili Anyar yakni perempuan (istri) khususnya sehingga produk ini dapat membantu para istri untuk menghasilkan tambahan pendapatan dan memiliki kemandirian. Pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan perempuan di desa Gili Anyar dilakukan pada tanggal 7 januari 2019 di Balai Desa Gili Anyar. Pelatihan pembuatan produk olahan buah nangka secara teknis mudah untuk diaplikasikan, partisipasi dan antusisme peserta maupun aparat desa yang membantu dalam pelatihan sangat tinggi. Kata kunci: pemberdayaan, pelatihan, olahan nangka

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan keanekaragaman buah-buahan, salah satunya yaitu buah nangka. Menurut Widarti (2013) Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) merupakan buah popular di daerah tropis terutama Indonesia, buah ini memiliki tingkat ekonomi yang tinggi, sumber vitamin, mineral dan kalori. Total produksi nangka nasional sebesar 699.495 ton, provinsi Jawa Timur merupakan penghasil nangka terbesar di Indonesia dengan total produksi 116.495 ton (BPS, 2016). Sedangkan jumlah pohon nangka di Kabupaten Bangkalan sebanyak 1479 pohon dengan tingkat produktivitas 48,21 kg per pohon (BPS, 2018). Menurut Rukmana (2008) tanaman nangka merupakan tanaman yang potensial untuk dikembangkan. Banyak manfaat yang bisa diambil dari tanaman ini. Hampir semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan.

Desa Gili Anyar merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan. Luas wilayahnya sekitar 84,3 hektar. Jumlah penduduk sebanyak 1292 jiwa (322 KK) dengan 640 orang berjenis kelamin laki-laki dan 652 orang berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil survey, Desa Gili Anyar memiliki beberapa potensi pertanian khususnya buah nangka.

Selama ini masyarakat Desa Gili Anyar hanya memanfaatkan buah nangka segar untuk dikonsumsi langsung tanpa memberikan sentuhan inovasi maupun memproduksi produk turunannya. Padahal buah nangka yang telah matang dapat dibuat dodol dan keripik nangka yang tahan lama disimpan (Sunaryono, 2005). Selain itu menurut Sugiarti (2003) saat ini telah banyak pengolahan buah nangka menjadi produk konsumtif di masyarakat seperti kripik buah, sari buah, dodol, manisan, sirup, selai, dan pasta sehingga bisa memberikan keuntungan ekonomi yang lebih bagi petani. Daging Buah Nangka kaya akan albuminoid dan karbohidrat

(Nasution, 2014). Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang memiliki fungsi utama sebagai penghasil nergi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 Kalori (Sitorus 2017).

Mayoritas pencaharian masyarakat Desa Gili Anyar adalah petani dan perantau sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Malaysia dan beberapa negara lainnya. Para wanita yang sudah menikah sebagian besar berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Kebutuhan keluarga sehari-hari sangat bergantung pada suami sebagai kepala keluarga.

Para petani di Desa Gili Anyar merupakan petani tadah hujan. Hasil panen dari pertanian hanya untuk konsumsi pribadi. Berdasarkan pemaparan tersebut, ada beberapa permasalahan di Desa Gili Anyar yakni perantauan yang cukup tinggi dan kurang berdayanya para istri.

Masalah tersebut seyogyanya membutuhkan solusi alternatif. Dengan demikian, maka dibutuhkan sebuah program pemberdayaan masyarakat, terutama para istri yang selama ini hanya bergantung pada penghasilan suami, baik yang merantau maupun tidak. Payne dalam Nasdian (2014) menyatakan bahwa pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses yang ditujukan untuk membantu masyarakat memperoleh daya (kuasa) untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Ife & Tesoriero (2008) menambahkan bahwa pemberdayaan bertujuan meningkatkan keberdayaan dari mereka yang dirugikan (the disadvantaged). Hubeis (2010) lebih lanjut menjelaskan pemberdayaan perempuan adalah upaya memperbaiki status dan peran perempuan dalam pembangunan bangsa, sama halnya dengan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan.

Program alternatif yang sesuai dengan kondisi saat ini yakni berupa program pelatihan pengolahan potensi lokal Desa Gili Anyar seperti buah nangka.

(2)

Tujuan program ini adalah menciptakan produk olahan dari buah nangka yang memiliki nilai jual dengan memberdayakan masyarakat Desa Gili Anyar yakni perempuan (istri) khususnya sehingga produk ini dapat membantu para istri untuk menghasilkan tambahan pendapatan dan memiliki kemandirian.

2. METODE PELAKSANAAN

2.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan pembuatan produk olahan buah nangka dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2018 - 07 Januari 2019 di Balai Desa Gili Anyar.

2.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan pembuatan produk olahan buah nangka adalah: a). menetapkan sasaran yang akan menjadi peserta; b). menetapkan lokasi; c). menyiapkan jadwal kegiatan, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat produk olahan buah nangka; dan d). Evaluasi

2.3.

Tahapan Kegiatan Pelaksanaan

Kegiatan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan pembuatan produk olahan buah nangka dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Tahapan Persiapan dengan: 1). menetapkan jadwal dan lokasi kegiatan yang akan dilakukan dalam ruangan saat pemberian materi maupun lokasi kegiatan praktek; 2). menyiapkan jadwal pelaksanaan kegiatan; dan 3). menyiapkan modul dan alat bahan praktek.

b. Tahapan Pelaksanaan dengan: 1). menentukan peserta pelatihan produk olahan buah nangka; dan 2). melaksanakan pelatihan pengolahan produk olahan buah nangka sesuai dengan jadwal dan lokasi yang telah disepakati. c. Tahapan Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan

pelatihan selesai yakni terkait tingkat pemahaman peserta terhadap pelatihan yang diberikan.

2.4.

Gambaran umum lokasi

Desa Gili Anyar memiliki luas geografis sebanyak 292,67 ha yang terdiri dari 5 dusun yaitu Dusun Bindung, Dusun Trebung I, Dusun Trebung II, Dusung Gunungan, Dusun Parseh. Jumlah penduduk Desa Gili Anyar terdapat 3.587 jiwa dengan 1.763 jiwa penduduk laki-laki dan 1.824 penduduk perempuan. Mata Pencaharian dari rata-rata penduduk desa disini adalah sebagai petani, dengan batas wilayah bagian barat berbatasan dengan Desa Gili Barat, sebelah timur berbatasan dengan Desa Gili Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Banyuajuh, dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Telang.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelatihan pengolahan produk berbahan buah nangka bertujuan untuk memberdayakan masyarakat khususnya perempuan Desa Gili Anyar yang

masyoritas adalah ibu rumah tangga yang menggantungkan kehidupannya kepada suami. Pelatihan ini diharapkan dapat menghasilkan produk inovatif yang dapat meningkatakan perekonomian masyarakat sekitar dengan bahan dasar yang melimpah di lingkungan Desa Gili Anyar. Harapannya, produk ini dapat menjadi icon Desa Gili Anyar. Kegiatan pelatihan pembuatan produk olahan buah nangka diawali dengan kegiatan sosialisasi pengolahan produk nangka yang dilaksanakan pada hari minggu tanggal 30 Desember 2018 bersama aparat desa dan beberapa warga bertempat di Balai Desa Gili Anyar. Pelatihan pengolahan produk kepada masyarakat yakni perempuan khususnya kaum istri warga Desa Gili Anyar dilaksanakan pada hari Senin, 07 Januari 2019 di Balai Desa Gili Anyar.

Pelatihan produk olahan buah nangka terdiri dari pembuatan cake, dadar gulung dan abon dimana setiap produk tersebut memiliki kemasan tersendiri. Indikator keberhasilan pelatihan pembuatan produk olahan buah nangka adalah peserta pelatihan dapat membuat produk olahan buah nangka. Produk olahan tersebut adalah CAKENAGI (Cake Nangka Gili Anyar), BONANG (Abon Nangka), dan Dagunang (Dadar Gulung Nangka). Adapun bahan baku dan alat yang digunakan sebagai berikut:

a. CAKENAGI (Cake Nangka Gili Anyar) Bahan – bahan yang digunakan untuk 2 box kemasan CAKENAGI (Cake Nangka Gili Anyar) yaitu nagka 200 gr, terigu 200 gr, gula 150 gr, telur 6 biji, susu bubuk 150 gr, soda kue 1 sdt, ovalate 1,5 sdt, pelembut kue 1 sdt, margarin 150 gr dan mika 3 pcs. Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan CAKENAGI yaitu mixer, kompor, panci, pisau, sendok dan loyang. Tahapan proses pembuatan CAKENAGI secara rinci dapat dilihat pada Gambar 1.

b. BONANG (Abon Nangka)

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat BONANG (Abon Nangka) yaitu nangka muda 3 kg, bawang merah 1 ons, bawang putih 0,5 ons, minyak 500 ml, gula 2 sdm, garam 5 sdm, ketumbar bubuk 1 sachet, serai 1 helai, daun salam 2 lbr, lengkuas 1 jari, santan kara 1 sachet dan kemasan standing pouch 6 pcs. Peralatan yang digunakan pada proses pembuatan BONANG yaitu panci, kompor, penggorengan, spatula, cobek, pisau, baskom dan baskom. Proses pembuatan BONANG dapat dilihat pada Gambar 2.

c. DAGUNANG (Dadar Gulung Nangka)

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat DAGUNANG (Dadar Gulung Nangka) 5 pcs per box yaitu mentega 100 gr, tepung terigu 1 kg, gula pasir 5 sdm, nangka 100 gr, pewarna makanan 2 tetes, perisa nangka 2 tetes, santan kara 1 sachet, garam 3 sdm, air secukupnya dan mika 5 pcs. Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan DAGUNANG yaitu blender, kompor, teflon, baskom dan pengaduk. Proses pembuatan DAGUNANG seperti yang dijelaskan pada Gambar 3.

Tahapan yang terakhir dari pelatihan produk olahan buah nangka adalah pengemasan produk. Tujuan dari pengemasan ini untuk melindungi produk dari kelembapan, air maupun oksigen sehingga

(3)

Ditiriskan Dikukus Dihaluskan Dihaluskan

Nangka Muda Bawang merah, bawang putih, ketumbar, gula, garam, dan lengkuas

Dicampur Daun jeruk, daun salam, serai dan santanDitumis

Digoreng dengan sedikit minyak

Dikemas BONANG

Biji Gula, telur, ovalate, soda kue, dan vanili

Dicampur dengan mixer hingga mengembang Susu bubuk, Nangka, dan margarin cairDicampur

Dicampur (sedikit demi sedikit) Tepung terigu

Dimasukkan ke loyang Dioven (180°C)

Dikemas CAKENAGI

memiliki umur simpan yang lebih panjang. Disamping itu untuk memberikan tampilan yang menarik sehingga konsumen tertarik pada produk tersebut. Kemasan yang digunakan dalam produk ini merupakan kemasan primer. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan pangan. Menurut Astawan (2008) kemasan primer adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan makanan sehingga bisa saja terjadi migrasi komponen bahan kemasan ke makanan yang berpengaruh terhadap rasa, bau, dan warna. Amstrong dan Kotler (2003) lebih lanjut menjelaskan bahwa ada 6 faktor yang penting dalam mempengaruhi kemasan yaitu size, form, material, colour, tekstur dan

brand.

Terkait brand produk olahan tersebut telah diberikan brand masing-masing, brand masing masing produk diberinama semenarik mungkin dan mudah diingat, harapannya apabila suatu saat terdapat produk yang sama maka masyarakat dapat dengan mudah mengingat produk ini.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari kegiatan pemberdayaan melalui pelatihan ini adalah pembuatan produk olahan buah nangka secara teknis mudah untuk diaplikasikan. Kegiatan pelatihan pengolahan produk olahan buah nangka dapat membantu memberdayakan masyarakat Desa Gili Anyar yakni perempuan (istri) khususnya sehingga produk ini memiliki daya jual sehingga dapat membantu para istri untuk menghasilkan tambahan pendapatan dan memiliki kemandirian.

Saran dari kegiatan ini adalah diperlukan adanya pendampingan yang intensif supaya masyarakat khususnya kaum istri dapat mengaplikasikan pelatihan pembuatan produk olahan buah nangka, pendampingan intensif tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan instansi terkait maupun dari akademis

(4)

Dihaluskan Dicampurkan Nangka dan gula

Terigu, mentega, dan perisa nangka

Dipanaskan dengan api kecil disertai pengadukan Dinginkan

FLA

Tepung terigu, santan, air, dan garam secukupnya

Dicampurkan dan diaduk

Diwarnai Pewarna Teflon dipanaskan dengan api kecil dan diolesi mentega Mentega

Dibuat kulit dadar gulung

KULIT DADAR GULUNG

Dibuat DAGUNANG dengan isian FLA

Dikemas

DAGUNANG

Gambar 4. Partisipasi Peserta Kegiatan (a). Partisipasi

peserta saat proses; (b). Inspeksi hasil produksi Gambar 3. Tahapan Proses Pembuatan DAGUNANG

(b)

(a)

(5)

Gambar 5. Hasil Pelatihan (a). CAKENAGI; (b).

BONANG; (c). DAGUNANG; (d). Produk Hasil Pelatihan

5. DAFTAR PUSTAKA

Amstrong dan Kotler. 2004. Prinsip-prinsip Marketing. Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Astawan, M. 2008. Kemasan: Pengaman dan Pengawet Makanan. CBN Portal diakses 28 Januari 2019.

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2016. Statistik tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan Indonesia 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2018. Bangkalan dalam angka tahun 2018. Bangkalan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan.

Hubeis A. 2010. Pemberdayaan Perempuan dari Masa Ke Masa. Bogor : IPB Press.

Ife, J. & Tesoriero, F. 2008. Community development: alternatif pengembangan masyarakat di era globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nasdian, F.T. 2014. Pengembangan masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Nasution, Hasmalina & Musyirna Rahmah Nst. 2014.

Pengujian Antiradikal Bebas Difenilpikril Hidrazil (DPPH) Ekstrak Etil Asetat Daun Nangka (Artocarpus Heterophyllus Lamk). Jurnal Sains Dasar. Vol 3. No 2. Hal 137— 141.

Rukmana. 2008. Budidaya Nangka. Yokyakarta: Karnisius.

Saugi, wildan dan Sumarno. 2015. Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Pengolahan Bahan Pangan Lokal. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Vol. 2. No. 2: 226 – 238.

Sitorus, Yosua F.2017. Pemanfaatan Tepung Biji Nangka untuk Pembuatan Kue Nastar dan Nilai Gizinya.Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

(b)

(a)

(d)

(c)

(6)

Sugiarti. 2003. Pengaruh Asam Sitrat dan Gula terhadap Mutu Selai dari Dami Nangka Varietas Nangka Kunir (Artocarpus heterophyllus).Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Sunaryono. 2005. Berkebun 21 jenis tanaman buah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tata, E. 2015. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Desa Soatobaru Kecamatan Galela Barat Kabupaten Halmahera Utara. Jurusan Ilmu

Pemerintahan FISIP UNSRAT.

https://media.neliti.com/media/publications/1

127-ID-partisipasi-masyarakat-dalam- pelaksanaan-program-pengembangan-pemberdayaan-masya.pdf

Tempoh, J. 2013. Peranan Hukum Tua dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Kalasey II Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Jurnal Eksekutif. Vo. 2. No. 1.

Widarti, E. 2013. Identifikasi Sifat Fisik Buah Nangka. J. Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem.Universitas Brawijaya Malang. Vol.1. No.3: 224-230.

Wrihatnolo, R.R. & Dwidjowijoto, R.N. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Elex Media Komputindo.

(7)

Gambar

Gambar 1. Tahapan Proses Pembuatan CAKENAGI Gambar 2. Tahapan Proses Pembuatan BONANG
Gambar 5. Hasil Pelatihan (a). CAKENAGI; (b).

Referensi

Dokumen terkait

Penyebaran penyakit pada tanaman nanas biasanya melalui air, serangga dan faktor lingkungan (suhu dan udara), sehingga para petani perlu untuk mendiagnosa ganggguan yang

Algoritma dapat diekpresikan dalam bahasa manusia, menggunakan presentasi grafk melalui sebuah FlowChart (diagram alir) ataupun melalui PseudoCode yang menjembatani

Lalu ia bertanya lagi pada Kesya dengan lembut, “periksa yang benar, apa kamu kehilangan sesuatu…?”.. “Kan udah dibilang, saya ngga

Prokrastinasi Akademik dan Self-Control pada Mahasiswa Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.. Nela Regar Ursia, Ide Bagus Siaputra * , dan

Dalam kerangka menciptakan budaya belajar sejarah yang baik maka seorang guru sejarah tidak hanya mampu berinteraksi dengan baik dengan sesam guru,

Menggunakan bahasa sehari-hari dalam berkomunikasi menjadi nilai positif karena akan mendapat simpati oleh masyarakat begitu juga dalam komunikasi pada saat dalam

JALUR COMPUTER BASED TEST (CBT)..

Komunikasi merupakan sebuah proses interaksi yang terjadi di dalam kehidupan sehari- hari yang mana setiap komunikasi memiliki unsur pesan informasi dan informasi. Penyampaian