• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keynote Speech. Mewujudkan Kemandirian Pangan Nasional Melalui Penguasaan dan Pengembangan Inovasi teknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keynote Speech. Mewujudkan Kemandirian Pangan Nasional Melalui Penguasaan dan Pengembangan Inovasi teknologi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian

Pertanian

Keynote Speech

Mewujudkan Kemandirian Pangan Nasional Melalui

Penguasaan dan Pengembangan Inovasi teknologi

(2)

Berkaitan dengan petani, pangan,

mengkorporasikan petani, dan meningkatkan

produktivitas pertanian

(Presiden Joko Widodo saat mengumumkan secara resmi susunan Menteri Negara dan Pejabat Setingkat Menteri dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024)

Off Farm

KUR

Korporasi Pertanian

Petani perlu keluar dari on

farm menuju off farm dengan

memberikan nilai tambah melalui pengolahan produk

pertanian.

1. Para petani memerlukan skema pembiayaan dan pendampingan yang intensif untuk masuk ke sisi

off farm, setelah produksi.

2. Pendampingan mencakup pengelolaan keuangan, aspek kemasan, hingga pemasaran. 3. Pada 2020 dukungan Kredit

Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp

190 triliun termasuk untuk sektor

pertanian.

Mendorong lebih kuat kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di sektor pertanian untuk berkolaborasi membentuk kelompok-kelompok atau bersama korporasi besar.

ARAHAN PRESIDEN

3 Arahan Presiden Untuk Perkuat Ekonomi Sektor Pertanian

(Disampaikan pada Rapat Terbatas (Ratas) ‘Akselerasi Penguatan Ekonomi Sektor Pertanian dan Perikanan

(3)

PEMBANGUNAN PERTANIAN

“MAJU, MANDIRI & MODERN”

MEKANISASI

& RESEARCH

• Pengembangan dan

penerapan mekanisasi

pertanian (pra dan pasca

panen)

• Akselerasi

pemanfaatan

inovasi teknologi

PERTANIAN

RENDAH BIAYA

• Fasilitasi pembiayaan

pertanian (KUR bunga

rendah)

• Pengembangan kawasan

berbasis korporasi

• Bantuan/subsidi pertanian

tepat sasaran

PRODUKSI &

PRODUKTIVITAS

• Gerakan nasional peningkatan

produktivitas,

produksi,

dan

ekspor

• Peningkatan populasi Ternak

• Pengembangan SDM pertanian

• Family Farming

• Pertanian Masuk Sekolah

EKSPANSI

PERTANIAN

• Optimasi pemanfaatan lahan

.

• Penyediaan air

(irigasi,embung,bangunan air)

3

(4)

PROGRAM UTAMA KEMENTERIAN PERTANIAN

➢ Investasi pertanian Rp 54T → Rp 200T

➢ Pemanfaatan KUR Rp. 50T pertahun

➢ Peningkatan produksi minimal 7% pertahun

➢ Losses turun dari 12% menjadi 5%

➢ Peningkatan efisiensi biaya produksi

➢ Pengusaha Pertanian Millenial 2,5 juta orang

➢ Penyerapan Tenaga Kerja 50 juta orang

➢ Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GraTIEks) (300%)

➢ Penurunan daerah rawan pangan dari 18% menjadi

10% dan mendukung penurunan jumlah stunting

➢ Family farming dan Pertanian Masuk Sekolah (PMS)

➢ Pemetaan lahan utama, andalan, dan pengembangan

Target Jangka Menengah

(2020-2024)

Pertanian Maju, Mandiri, Modern

➢ 2020: Rp 2.000T

1. Pengembangan Kostra Tani dan pembangunan SDM pertanian melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. 2. Fasilitasi Pembiayaan, Infrastruktur, dan Alsintan

3. Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Berbasis Korporasi. 4. Pengembangan Kawasan Hortikultura Berdaya Saing.

5. Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah, dan Daya Saing Perkebunan.

6. Peningkatan populasi, produktivitas dan mutu genetik ternak potong/unggas.

7. Akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi dan produksi benih/bibit

8. Pengentasan daerah rentan rawan pangan (family farming, Pertanian Masuk Sekolah, diversifikasi pangan) serta

distribusi dan pengendalian harga pangan pokok

9. Penguatan layanan perkarantinaan dan akselerasi ekspor melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GraTIEks)

(5)

5

KOSTRA TANI

5

KostraTani

menjadi center of excellent pembangunan pertanian

nasional, sekaligus menjadi pusat pemantauan data pertanian menuju

single data; peningkatan produktivitas; menopang peningkatan ekspor

komoditas pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor [GratiEks];

Gerakan Pertanian Masuk Sekolah [PMS]; program pengembangan

kawasan tanaman pangan korporasi (Propaktani), sapi kerbau

komoditas andalan negeri (Sikomandan) dan gerakan peningkatan

produksi nilai tambah dan daya saing (Grasida).

Progres

2019

Penumbuhan Kostra Tani=

534

❖ 400

Kostra Tani di 400 Balai

Penyuluhan Pertanian (BPP)

❖ 100

Kostrada di 100 Kab/Kota

❖ 34

Kostrawil di setiap Provinsi

(6)

MEWUJUDKAN SINGLE DATA

Mengendalikan data dan

terhubung dengan semua institusi sampai ke kecamatan. Seluruh institusi lingkup Kementan harus mempunyai pusat data yang link dengan AWR.

(7)

GLOBAL FOOD SECURITY INDEX (GFSI)

2019

Sumber : 2019

Peringkat Indonesia :

2016 : 71 2018: 65

2017 : 69 2019: 62

Peringkat

ketahanan pangan

Indonesia naik dari

65 pada 2018

menjadi

62 di

2019

dari total 113

negara.

(8)

KONDISI KETAHANAN PANGAN

 Luas lahan baku sawah turun (dari 7,8 juta ha menjadi 7,4 juta

ha tahun 2019)

 59% petani menguasai lahan <

0,5 ha

 86% pendidikan petani dibawah

SLTP

 7,3 juta anak stunting (Th 2018)  Hanya 62% Rumah Tangga yang

mampu membeli pangan bergizi

 Skor PPH Tahun 2018 Konsumsi Pangan 90,7

 Akses penduduk berpenghasilan

rendah terhadap pangan karena kemiskinan

 87% Desa berpenghasilan utama Pertanian  60% bertani padi dan palawija

 13,1% penduduk miskin di perdesaan (Tahun 2018)

 14,02 juta TK pertanian berada di Jawa  30% angkatan kerja bekerja di Pertanian

Persaingan lahan terjadi antar

Komoditas-komoditas penyumbang

Inflasi, peningkatan Ekspor dan bahan

baku industri/energi.  Investasi pertanian 5 tahun terakhir

hanya 0,4% (PMDN) dan 0,3% (PMA) dari total investasi nasional, didominasi sektor perkebunan dan industri makanan.  Neraca perdagangan surplus oleh

perkebunan

01

Investasi & Neraca Perdagangan

02

Konsumsi & Gizi

03

Tenaga Kerja Pertanian

04

Produksi

05

Lahan & Pendidikan Petani

06

Perdesaan & Kemiskinan

(9)

INOVASI TEKNOLOGI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

Inovasi promosi dan proteksi

bagi petani dan pelaku bisnis

pangan dari hulu hingga hilir

antara lain insentif, alokasi

kredit , dan harmonisasi tarif

bea masuk

Inovasi teknologi produksi

pangan nasional secara

berkelanjutan (minimum setara

dengan laju pertumbuhan

penduduk) melalui intensifikasi,

ekstensifikasi dan diversifikasi.

Inovasi teknologi industri hulu

produksi pangan (benih, pupuk,

pestisida dan alat dan mesin

pertanian)

Inovasi teknologi Pasca Panen dan

Pengolahan Pangan

Inovasi kelembagaan pangan;

koperasi, UKM dan lumbung desa

This is a sample text. Insert your desired text here.

9

REKAYASA INOVASI DAN

TEKNOLOGI

(10)

MANFAAT INOVASI DAN TEKNOLOGI

Memperkecil

biaya produksi

Mempercepat

penyelesaian

pekerjaan

Menekan kehilangan

hasil panen dan

pascapanen

Meningkatkan

intensitas

pertanaman

TECHNOLOGY AND MACHINERY

Memperkecil

biaya produksi

Mempercepat

penyelesaian

pekerjaan

Menekan kehilangan

hasil panen dan

pascapanen

Meningkatkan

intensitas

pertanaman

(11)

TEKNOLOGI PRIORITAS MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

HULU:

1. Benih varietas unggul: toleran

hama dan kekeringan

2. Pupuk hayati (mudah terurai,

slow release, dekomposer)

3. Pestisida ramah lingkungan

4. Teknologi hemat air,

pemanenan air (embung, long

storage)

5. Alsintan Teknologi Olah Tanah

(TOT)

6. Teknologi pembenah tanah

7. Perangkat uji cepat kondisi

tanah

8. Bibit ternak unggul

9. Vaksin dan vitamin untuk

ternak

ON FARM :

1. Alsintan modern

(autonomos tractor,

transplanter, combine

harvester, penyiang gulma

padi)

2. Irigasi modern (alat irigasi

sprinkler berjalan, mesin

fertigasi)

3. Perangkat uji cepat pupuk

4. Alat perangkap hama

5. Alat pengendali OPT

6. Alat deteksi batas kritis air

pada lahan sawah

7. Alat sungkup portable

8. Mesin pembibitan padi

hemat lahan

9. Rumah kaca modern

PASCAPANEN - PENGOLAHAN :

1. Penurunan losses

(alsintan, terpalisasi, RMU modern, instore drying)

2. Teknologi memperpanjang masa

simpan

(CAS, MAP, ozonisasi, iradiasi)

3. Teknologi pascapanen primer

(grading, sortasi, pemipil jagung, pengering biji-bijian, pengemasan, silo untuk biji-bijian)

4. Teknologi diversifikasi pangan lokal

(ekstrusi, fermentasi, fortifikasi,

instanisasi, convenience food)

5. Teknologi pengujian cepat

(deteksi cepat aflatoksin, deteksi cepat mutu produk pangan)

6. Teknologi pemanfaatan limbah

(pupuk biosilika, biopreservative, Bahan tambahan pangan)

7. Teknologi nano untuk pangan dan

pertanian

(nanobiosilika, nanofortifikasi, nanobiopestisida, nanofertilizer,

nanozeolit)

8. Teknologi pemerah susu dan coo

ling unit

(12)

FAKTOR PENGHAMBAT DAN UPAYA PERCEPATAN PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI

FAKTOR PENGHAMBAT :

1. Tingkat Pendidikan dan Usia Petani

2. Akses informasi yang terbatas

3. Lahan sempit dan tersebar

4. Tingginya harga input

5. Kuatnya budaya lokal

6. Cepatnya konversi lahan pertanian

7. Adaptasi rendah terhadap perubahan

iklim

8. Kekhawatiran kehilangan peluang kerja

9. Teknologi belum banyak diketahui

pengguna

10. Keterbatasan infrastruktur sehingga

menghambat distribusi

11. Membanjirnya/murahnya produk impor

12. Diseminasi belum optimal

SOLUSI :

1.

Komunikasi, informasi, dan edukasi serta

promosi pangan

2.

Penderasan

informasi

teknologi

pertanian

3.

Peningkatan investasi agroindustri

4.

Kegiatan penyuluhan / pendampingan

5.

Sinergi dengan pelaku industri/ dunia

usaha sebagai penggerak utama adopsi

teknologi

(13)

1 3

(14)

INOVASI DAN TEKNOLOGI DIGITALISASI PERTANIAN

Drone Sebar Benih :

Beroperasi sesuai dengan

peta perencanaan

Pengisian bibit otomatis

kembali ke base

Efisiensi waktu 75%

dibanding alsin tanam

benih langsung

Drone Sebar Benih

UPJA Smart Mobile

Aplikasi UPJA Smart Mobile

:

Meningkatkan efisiensi jasa

penyewaan alsintan di UPJA

memberikan informasi

harga sewa, spesifikasi

alsintan, jasa penggilingan

padi, jual benih, jasa

pelatihan, jual spare part

Aplikasi Smart Irrigasi:

Kontrol jarak jauh dan monitor dengan

Smart Phone

Berbasis IOT

Sistem kerja alat ini menggunakan Smart

Phone untuk mengontrol irigasi di

lapangan dan memonitor kondisi kadar

lengas tanah.

kontrol Pompa air ,Water filter Sistem

filtrasi, dan Sistem Fertigasi (pemupukan

dan irigasi)

Sistem disribusi air Subsurface Drip

Irigation (SDI)

Sudah di Aplikasi untuk tanaman

hortikultura dan buah

(15)

INOVASI DAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN

> 5.000

Peta Kesesuaian Lahan berbagai

komoditas

pertanian pada berbagai skala. Skala 1:50.000 tersedia di 511 kab/kota di seluruh Indonesia; 1:25.000 di wilayah perbatas dengan negara tetangga.

320

Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Komoditas Pangan, Perkebunan, Hortikultura,

dan Peternakan

Peta Lahan Gambut Indonesia

Skala

1:50.000 di 130 kab./kota; skala

1:250.000 berbasis provinsi.

Peta Tanah Indonesia

berbagai skala

(Skala 1:25.000 di wilayah perbatasan negara;

Skala 1:50.000 di 511 kab./kota; Skala 1:250.000

berbasis provinsi; peta eksplorasi

Indonesia.

Perpres No. 9/2016 tentang One Map Policy: BBSDLP sebagai walidata Peta Tanah dan Lahan Gambut

Proses Hak Cipta

(16)

INOVASI TEKNOLOGI BENIH PADI UNGGUL

Impara

Padi Rawa Impago Padi Gogo Lahan kering

Berbagai varietas padi unggul

dihasilkan untuk

agroekositem berbeda: irigasi,

lahan kering, dan rawa

(17)

Provitas eksisting cabai : 8 ton/Ha

Proliga

→ meningkatkan provitas mjd 20 ton/ha

PRODUKSI LIPAT GANDA (PROLIGA) CABAI

RoI Bawang Merah (Bima Brebes)

Varietas Luas Tanam (Ha) Pendapatan (Rp000) Biaya Investasi (Rp000) RoI (%) Bima Brebes 16.522 583.245.000 485.125 711,25 Lainnya (Bima Curut) 16.522 238.195.000 Perubahan 345.050.000

Varietas Luas Tanam (Ha) Pendapatan (Rp000) Biaya Investasi (Rp000) RoI (%) Tanjung 2 140 13.700.000 280.241 48,88 Lainnya (Hibrida) 140 6.300.000 Perubahan 7.400.000

RoI Cabai Tanjung 2

PRODUKSI LIPAT GANDA (PROLIGA)BAWANG MERAH

Provitas eksisting Bawang Merah : 10 ton/Ha

PROLIGA → meningkatkan provitas menjad 34

ton/ha

17

(18)

INOVASI DAN TEKNOLOGI PERKEBUNAN

3,0 - 4,0 ton per ha

produktivitas tinggi karena mempunyai buah besar dan biji besar

Kakao BL50

• Tahan PBK & BBK • Kualitas premium

untuk cita rasa kakao • 0.8 juta benih hibrida

F1 didistribusikan ke 8

Propinsi (Lampung,

Sumsel, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Sultra)

VUB Kopi

B100 Produksi Balitbangtan

▪ Bahan bakunya dapat berasal dari berbagai jenis minyak nabati (minyak sawit, kelapa, kemiri sunan, nyamplung, kosambi)

▪ Paling siap dari minyak kelapa sawit ▪ Maksimal produksi 3.000 liter/hari ▪ Stok per 5 Nov, 23.407 liter ▪ Target akhir 2019, 50.000 liter

Dampak B100:

1. Meningkatkan dan

mensejahterakan pekebun sawit 2. Pengembangan energi ramah

lingkungan

3. Menghemat devisa negara 4. Menghemat bahan bakar fosil 5. Mengefisienkan penggunaan

energy

6. Memitigasi tindakan diskriminatif Uni Eropa terhadap produk sawit Indonesia

1,0 - 2,5 ton per ha

pertambahan produksi (lebih tinggi) dibandingkan varietas lama

Total 1,7 juta bibit didistribusikan ke petani selama 3 tahun (2017-2019) di 5 Provinsi (Bengkulu, Sumsel, Jabar, Jatim, DIY)

Cita rasa dan penampilan

berkategorivery good – excellent

VUB Kakao VUB KELAPA

Produksi 2,0

-2,5 ton per ha

memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan varietas lokal karena lebih unggul dalam hal produksi dan adaptif berbagai lingkungan

7.545.450 butir benih kelapa untuk

peremajaan/perluasan 37.73 ha di 30 Povinsi

menggunakan varietas unggul kelapa yang ditanam petani capaian Balitbangtan untuk berbagai

agroekosistem kelapa

Penggunaan benih unggul dapat mengurangi biaya produksi 50 - 75% dari

biaya produksi saat ini. Pendapatanpetani naik 2-3 kali dengan IRR 17-60%

Tambahan produksi pada tahun 2020/2021 akan mencapai sekitar 2.013 ton (Rp.104,66 Milyar). VUB Lada Varietas pala balitbangtan memiliki produktivitas 750 - 950 kg per hamemberikan Produktivitas hasil lebih tinggi 1,5 – 2 kali dibandingkan produktivitas nasional 484 kg per ha VUB Pala 42 % dari 156.000 ha luas total pekebunan pala rakyat menggunakan varietas pala yang dilepas Balitbangtan Deskrip si Varieta s Aas Agribu n Ams Agribu n Asa Agribun Cmg Agribu n Produk tivitas 70-207 ton/ha 79-202 ton/ha 79-162 ton/ha 50-153 ton/ha Rende men 9-10 % 10-11% 10 -11% 9-11% Hablur 7-23 ton/ha 8-20 ton/ha 8-11 ton/ha 5-14 ton/ha VUB TEBU Inovasi B 100

(19)

INOVASI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

Produksi telur 23,2% lebih tinggi–

Produksi telur

160-180 butir/tahun, produksi telur Hen day 45-50 % dan

puncak produksi 65%, umur pertama bertelur 22-24

minggu,

Ayam Kampung Unggul Balitbangtan

Pelepasan Galur Ayam KUB :

SK Mentan Nomor : 74/Kpts/SR.120/2/2014

Pelisensi :

PT Sumber Unggas Indonesia

PT Putra Perkasa Genetika

Seluruh Indonesia–

Telah disebarkan di seluruh

Provinsi Indonesia sebanyak 945.860 ekor (2009-2019)

Dalam Program Bekerja disebarkan 3 juta ekor (2018) dan 6

juta (2019)

Perbibitan Ayam KUB 3 Strata :

Strata 1 kapasitas 1000 ekor induk di 9 Prov (BPTP)

Strata 2 kapasitas 300 ekor (Peternak Pembibit dan Budidaya) di 17 Provinsi

Strata 3 kapasitas skala rumah tangga (20 ekor) di 17 Provinsi

Bobot sapih 15,8% dan bobot

setahun 56,0% lebih tinggi–

Beradaptasi dengan pakan berserat kasar

tinggi, rataan bobot lahir 25,3 kg, bobot

sapih (umur 7 bulan) 114,2 kg, bobot

umur 1 tahun 209,6 kg, jarak beranak

<14 bulan dan umur beranak pertama

29,5 bulan.

Indeks produksi 130% lebih

tinggi--

Jumlah anak per kelahiran

1,6-1,7 ekor per induk dan pada umur

1 tahun mencapai bobot 35 kg,

Mampu beradaptasi pada lingkungan

yang tropis dan lembab.

Penyebaran 16 Provinsi–

Telah disebarkan 1.024 ekor

(2009-2019) dan digunakan oleh Kelompok Peternak dan Dinas

(20)

INOVASI DAN TEKNOLOGI VETERINER

MENGENDALIKAN PENYAKIT TERNAK

UNGGAS yang menyebabkan kematian pada unggas di Indonesia dan mencegah

pengeluaran agen penyakit.

2.6 milyar dosis

dan tersebar di Indonesia dengan nilai

Rp400 milyar

rupiah.

100% ROI

anggaran riset untuk pengembangan vaksin sekitar Rp4 milyar

MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI

dengan mencegah kematian ternak dan meningkatkan produktivitas.

DIKOMERSIALKAN

PT Caprifarmindo/PT Sanbefarma.

100 RIBU SAMPEL DARI PENGGUNA

telah diuji selama 5 tahun untuk memberikan

informasi penyakit pada ternak sehingga langkah pengendalian dapat dilakukan.

LEBIH DARI 8 RIBU PENGGUNA baik dari

Institusi pemerintah, swasta dan masyarakat yang ada di Indonesia.

.

untuk meningkatkan produktivitas ternak di Indonesia. .

Rp1 MILYAR RUPIAH

pertahun dihasilkan

dari pengujian sampel melalui melalui

pengujian diagnostik.

.

70 PUBLIKASI INTERNASIONAL DAN 36

PUBLIKASI NASIONAL

telah dihasilkan melalui

pengembangan diagnostik.

. 0 500 1000 691 877 694 423 104 132 104 63

(21)

21

INOVASI TEKNOLOGI KALENDER TANAM TERPADU

Muatan informasi Katam Terpadu Lembaga Mitra Lembaga inventor Nomor SMS Center yg berlaku Mencakup 7042Kec. Akses informasi melalui media sosial Periode masa berlaku Versi Penerbitan

(22)

INOVASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Olahan Kakao (Cokelat)

Rendang Domba, Gulai Domba

Beras Organik

Bawang Goreng

(23)

“Kita, semua, harus bergerak bersama. Demi rakyat

Indonesia. Terkhusus, kebutuhan makan 267 juta jiwa

penduduk kita,” (SYL)

2 3

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang yang peneliti paparkan maka peneliti menggunakan beberapa metode melakukan tingkat akurasi prestasi siswa dengan menggunakan data mining metode yang

lapisan tanah, dan setiap perubahan lateral kuat geser tanah yang signifikan untuk analisis daya dukung tanah fondasi, serta karakteristik kompresibilitas dan

Saya hanya berusaha memberikan jawaban bagaimana meminimalisir kerugian anda dalam jualan dengan sistem dropship dan meminimalisir kebutuhan waktu anda dalam mengurus toko

Langkah-langkah praktikum diberikan dengan jelas sehingga para praktikan, dibantu oleh asisten mata kuliah Elektronika Daya, dapat semakin memahami karakteristik

1) Pneumonia Intrapartum diperoleh selama perjalanan melalui jalan lahir. 2) Intrapartum pneumonia dapat diperoleh melalui transmisi hematogenous, atau aspirasi dari

ABS.. Gelembung udara yang terjadi akibat pengadukan dihilangkan dengan cara mendiamkan selama 12 jam dan diultrasonik selama 30 menit [6]. Pencetakan membran dilakukan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja jaringan syaraf tiruan dengan metode pelatihan Levenberg Marquardt dengan penambahan regularisasi untuk

d) neraca. 3) Periksa kondisi peralatan standar dan perlatan bantu, bila diperlukan lakukan penyetelan. 4) Catat/rekam data teknis peralatan standar dan Bejana Ukur yang akan