• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Educatio FKIP UNMA Volume 4, No. 2, December 2018, pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Educatio FKIP UNMA Volume 4, No. 2, December 2018, pp"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 4, No. 2, December 2018, pp. 76-82 E-ISSN 2548-6756

76

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA MELALUI ALAT PERAGA TAHU BULAT (LINTASAN HITUNG BILANGAN BULAT)

Kartika Apriani1, Iis Nursilawati1, Siti Haifatudzikroh1, Dewi Fitriyani1 1Universitas Majalengka,

1kartikaapriani04@gmail.com

ABSTRACT

Not a few elementary school students who have not been able to think using objects the abstract. Therefore, it is necessary to have a concrete object so that students are capable to understand the material conveyed by the teacher through learning media such as props. The purpose of this study is to determine the increase in understanding mathematical students and find out how student activities using KNOW ROUND props. This research is an action research class (PTK) which is conducted in a duet with the teaching teacher who is at the same time a team of researchers from the compilers, partly as observers. At research times Here we use a model developed by Stephan Kemmis and Robin Mc. Taggart. In this research model, there are several cycles in one cycle consists of four components. The four components are planning (planning), action (action), observation (observation), and reflection (reflection). Based on the results of observations of students, it shows that understanding mathematical students from integer material using the KNOW props ROUND has increased. This can be seen from the percentage of learning completeness students who in the first cycle completed 37.8% with an average value of 71.1 in the next cycle II completed 100% with an average value of 90.7. Through demonstration of tool use also, students are motivated to learn more about the material, so that students are very active in the learning process. Thus it can it is known that the use of KNOW ROUND props can increase students' mathematical understanding of integer material. Besides, based on the results of learning observations using KNOW ROUND teaching aids, can provide an active and fun learning climate for students. Keywords: Teaching aids, Mathematical Understanding KNOW ROUND.

ABSTRAK

Tidak sedikit siswa Sekolah Dasar yang belum mampu berpikir menggunakan objek yang abstrak. Maka dari itu perlu adanya objek yang konkrit agar siswa mampu untuk memahami materi yang disampaikan guru melalui media pembelajaran seperti alat peraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman matematis siswa dan mengetahui bagaimana aktivitas siswa dengan menggunakan alat peraga TAHU BULAT. Penelitian ini merupakan salah satu penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan duet dengan guru pengajar yang sekaligus merupakan tim peneliti dari penyusun yang sebagian lagi sebagai observer. Pada penelitian kali ini kami memakai model yang dikembangkan oleh Stephan Kemmis dan Robin Mc. Taggart. Pada model penelitian ini terdapat beberapa siklus yang dalam satu siklus terdiri atas empat komponen. Keempat komponen tersebut adalah perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa, menunjukan bahwa pemahaman matematis siswa dari materi bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga TAHU BULAT telah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari persentasi ketuntasan belajar siswa yang pada siklus I tuntas 37,8% dengan nilai rata-rata 71,1 selanjutnya siklus II tuntas 100% dengan nilai rata-rata 90,7. Melalui demonstrasi penggunaan alat peraga TAHU BULAT juga, siswa termotivasi untuk mempelajari materi lebih lanjut, sehingga siswa sangat aktif dalam proses pembelajarannya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penggunaan alat peraga TAHU BULAT dapat meningkatkan pemahaman matematis siswa dari materi bilangan bulat. Selain itu, berdasarkan hasil observasi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga TAHU BULAT, dapat memberikan iklim belajar yang aktif dan menyenangkan bagi siswa.

Kata Kunci: Alat Peraga, Pemahaman Matematis TAHU BULAT.

(2)

Pendahuluan

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Muhsetyo 2008: 26). Dalam proses pembelajaran khususnya matematika menekankan bahwa peserta didik yang memperoleh pengajaran matematika dari pendidik atau disini adalah guru, harus mampu membangun pengetahuan matematika agar bisa bermanfaat khususnya untuk dirinya sendiri serta mampu mempraktekan pengajaran matematika yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat sedikit perbedaan antara matematika sebagai ilmu dengan matematika sekolah. Perbedaan itu dalam bentuk penyajian, pola pikir, keterbatasan semesta, dan tingkat keabstrakan. Matematika sekolah lebih kepada penyaringan ilmu matematika yang disesuaikan dengan tahap perkembangan kemampuan intelektual, dan sebagai suatu sarana pengembangan pola berfikir bagi para peserta didik. Seperti pada matematika Sekolah Dasar (SD). Dilihat dari karakteristik matematika yang salah satunya memiliki objek kajian yang bersifat abstrak berpengaruh terhadap perkembangan pemikiran matematika di tingkat SD yang belum mampu seluruhnya berfikir deduktif dengan obyek yang abstrak. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget dalam Heruman (2014: 1) yaitu, mereka berada pada fase operasional konkret. Sehingga pendekatan yang induktif terhadap obyek yang konkrit biasanya bias lebih mudah diterima oleh siswa SD sehingga mampu menjadi sarana yang tepat untuk proses pembelajaran matematika. Proses pembelajaran matematika di lingkungan sekolah dasar tidak terlepas dari faktor pendidik serta materi pembelajaran. Materi pembelajaran matematika pada sekolah dasar bermula pada ilmu matematika tingkat dasar, seperti operasi hitung. Schoenfeld dalam Uno (2007: 130), mendefinisikan bahwa belajar matematika berkaitan dengan apa dan bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Di sekolah dasar operasi hitung mulai dikembangkan oleh pendidik dengan cara menanamkan dasar-dasar pengetahuan agar siswa mampu berlatih mengembangkan potensi diri dan mengembangkan pengetahuan serta pola pikir untuk belajar memecahkan masalah. Salah satu upaya pengembangan pengetahuan dan pola piker pada siswa sekolah dasar terdapat pada materi dasar bilangan bulat yang meliputi konsep bilangan bulat dan operasi hitung bilangan bulat yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian serta pembagian, khususnya pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif. Pada pembelajaran matematika di sekolah dasar, konsep operasi hitung ini merupakan konsep yang penting untuk dikuasai oleh siswa, karena ini adalah dasar dari semua materi matematika untuk tingkat selanjutnya. Akan tetapi menurut 2 Muhsetyo, dkk (2004:3:32), kenyataan di sekolah dasar menunjukan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pecahan dan operasi hitungnya, dan banyak pendidik sekolah dasar menyatakan mengalami kesulitan untuk mengajarkanya. Para pendidik cenderung menggunakan cara yang mekanistik, yaitu memberikan aturan secara langsung untuk dihafal, diingat dan diterapkan. Jika konsep dasarnya saja sudah tidak terkuasai oleh siswa, bagaimana siswa mampu menguasai materi-materi selanjutnya. Telah dibahas sebelumnya bahwa tidak sedikit siswa Sekolah Dasar belum mampu berfikir menggunakan objek yang abstrak. Sehingga apabila guru hanya memberikan materi-materi operasi hitung secara teorinya saja atau hanya dengan keabstrakan teorinya saja, maka siswa Sekolah Dasar akan kesulitan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu perlu adanya objek yang konkrit agar siswa mampu untuk memahami materi yang disampaikan guru melalui

(3)

media pembelajaran seperti alat peraga. Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu benda konkrit yang dirancang, dibuat atau disusun yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan dibuatnya alat peraga ini diharapkan bias membantu para guru untuk menyampaikan materi yang abstrak menjadi konkrit agar mampu dipahami dan dimengerti oleh siswa Sekolah Dasar khususnya di dalam materi operasi hitung perkalian dan pembagian. B. Rumusan Masalah Dari pembahasan di atas maka munculah beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Apakah penggunaan alat peraga dapat meningkatkan pemahaman siswa?; (2) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran konsep bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga?

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan salah satu penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan duet dengan guru pengajar yang sekaligus merupakan tim peneliti dari penyusun yang sebagian lagi sebagai observer. Penelitian tindakan kelas ini 3 bertujan untuk meningkatkan pemahaman konsep belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas bimbingan belajar yang terdiri dari 10 siswa berlatar belakang sekolah umum. Dengan perempuan dan laki-laki. Pada penelitian kali ini kami memakai model yang dikembangkan oleh Stephan Kemmis dan Robin Mc. Taggart. Pada model penelitian ini terdapat beberapa siklus yang dalam satu siklus terdiri atas empat komponen . keempat komponen tersebut adalah perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Setelah satu siklus selesai diimplemantasikan, khususnya sesudah ada refleksi, diikuti adanya perencanaan ulang yang dilakasanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau atau dengan beberapa kali siklus.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini di laksanakan melalui beberapa proses observasi tindakan kelas serta wawancara pada guru SDN Pasir 2. Meninjau kepada beberapa permasalahan yang dihadapi ketika memberikan materi operasi hitung penjumlahan serta pengurangan pada beberapa kajian terhadap pengaruh penggunaan alat peraga. Kajian pertama mengenai pemahaman siswa sebelum dikenalkannya alat peraga, dan kajian yang kedua mengenai pemahaman siswa terhadap materi setelah dikenalkannya alat peraga. Dengan beberapa penilaian menggunakan kuis sebelum dan sesudah dikenalkannya alat peraga. 1. Kondisi Awal Sebelum Diperkenalkan Alat Peraga Untuk mengkaji kondisi awal sebelum diperkenalkannya alat peraga kami melakukan penelitian tindakan kelas serta wawancara terhadap guru SDN Pasir 2 untuk mengetahui permasalahan yang ada ketika memberikan materi penjumlahan dan pengurangan. Dari hasil penelitian tindakan kelas serta wawancara, didapatkan fakta bahwa begitu rendahnya tingkat pemahaman konsep matematis pada anak sekolah dasar mengenai operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Selain itu, terlihat dari reaksi siswa saat pembelajaran yang kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, tidak aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam memecahkan soal, serta tak acuh terhadap pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, sebagian besar peserta didik yang ada di SDN Pasir 2 mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini bisa dibuktikan dari rata- 4 rata hasil belajar siswa yang kurang dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah

(4)

yakni 70 untuk nilai KKM kelas. Dari kenyataan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penggunaan media atau alat peraga yang sesuai. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kami tertarik untuk mencoba menggunakan alat peraga TAHU BULAT (Lintasan Hitung Bilangan Bulat) ke dalam pembelajaran anak sekolah dasar sebagai alat bantu bagi siswa sekolah dasar agar siswa dapat memahami konsep matematis dalam operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 2. Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga Siklus I a. Perencanaan tindakan Sebelum melakukan penelitian, kami merancang perencanaan tindakan. Rancangan ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan tindakan. Dalam rancangan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut. 1) Mengkaji masalah yang telah ditemukan di kelas yaitu tentang rendahnya pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas Bimbingan Belajar dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan alat peraga TAHU BULAT. 2) Melakukan komunikasi dengan guru pengajar untuk membahas mengenai alat peraga ang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 3) Menyiapkan media pembelajaran yang akan mendukung keberhasilan pembelajaran. 4) Menentukan tingkatan keberhasilan dengan menggunakan sistem KKM yaitu 70 dengan rentang skor 1-100. b. Pelaksanaan tindakan 1 Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari selasa tanggal 17 Januari 2017 pada kegiatan ini siswa mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif. Dengan waktu pembelajaran 30 menit dan diikuti oleh 10 siswa. 1) Kegiatan awal Pada kegiatan awal guru mengomando siswa agar siap untuk belajar lalu dilanjut dengan berdoa. Setelah kegiatan berdoa selesai, selanjutnya guru mengaitkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari melalui tanya jawab yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif. 2) Kegiatan inti Pada kegiatan kedua ini, guru memberikan materi serta contoh soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif dan menerangkan kepada siswa mengenai materi ini. Setelah dirasa paham 5 guru memberikan beberapa soal kepada siswa, lalu mengerjakannya setelah itu dikumpulkan. c. Pelaksanaan tindakan 2 Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari jumat tanggal 20 Januari 2017 pada kegiatan ini siswa mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif.

Dengan waktu pembelajaran 30 menit dan diikuti oleh 10 siswa. 1) Kegiatan awal Pada kegiatan awal sebelum memulai pembelajaran guru mengomando siswa agar siap untuk belajar dilanjut dengan berdoa. Setelah kegiatan berdoa selesai, selanjutnya guru mengaitkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari melalui tanya jawab yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif. 2) Kegiatan inti Pada kegiatan kedua ini, guru memberikan materi menggunakan alat peraga yang telah disiapkan. Pertama guru mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan. Guru menjelaskan cara penggunaan alat peraga yang dibuat. Lalu memberikan contoh soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif dan menerangkan kepada siswa mengenai materi ini. Setelah dirasa paham guru memberikan beberapa soal kepada siswa, lalu mengerjakannya setelah itu dikumpulkan. Dari hasil kegiatan pertama ini diperoleh nilai-nilai siswa yang mengerjakan soal. 3. Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga Siklus II a. Perencanaan tindakan Perencanaan tindakan pada siklus II dirancang berdasarkan hasil pada siklus I. Dalam merencanakan tindakan siklus II, kami melaksanakan hal-hal sebagai berikut. 1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan siklus II. 2) Menyusun rencana pembelajaran.. 3)

(5)

Meyiapkan lembar observasi terhadap siswa. 4) Membuat LKS dan latihan soal serta menyusun soal evaluasi. 5) Menyiapkan alat peraga yaitu tahu bulat 6) Mengingatkan kembali kepada guru kelas IV mengenai hal –hal yang harus diperhatikan saat tindakan siklus II sesuai dari hasil siklus I. Saat pelaksanaan tindakan, guru harus memperhatikan kekurangan yang ada pada tindakan siklus I. Mengkondisikan siswa agar dapat memperhatikan apa yang di demontrasikan oleh guru.

Guru memberikan bimbingan yang 6 lebih intensif terutama bagi kelompok diskusi yang sering mendapatkan kesulitan saat mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b. Pelaksanaan tindakan 1 Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 24 Januari 2017 pada kegiatan ini siswa mempelajari materi tentang penjumlahan bilangan bulat yang terdiri dari penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan negatif, penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilanagan bulat positif, dan penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangana bulat negatif dengan waktu pembelajaran 30 menit tindakan siklus II diikuti oleh 10 siswa. 1) Kegiatan awal Pada kegiatan awal guru mengkondisikan siswa untuk berdoa, dan mengecek kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran dengan mengaitkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari melalaui tanya jawab tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 2) Kegiatan inti Memberi penjelasan kepada siswa mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Setelah guru selesai menjelaskan guru memberikan contoh soal penjumlahan dan pengurangan bilanagan bulat dengan menggunakan alat peraga TAHU BULAT. Hasil observasi pada siklus II tindakan I berbagai respon yang diberikan siswa begitu beragam walaupun masih kakunya siswa terhadap alat peraga TAHU BULAT dari 10 siswa, 6 merasa senang, 4 merasa tertantang pada saat diminta untuk maju memperagakan penyelesaian soal menggunakan alat peraga TAHU BULAT siswa terlihatt serius memperagakannya. Siswa yang tadinya diam saja ketika di tanya oleh guru sudah lumayan paham. Dari hasil kegiatan pertama ini diperoleh sampel nilai-nilai siswa yang mengerjakan soal. Gambar 2. Siswa mulai terbiasa dengan alat peraga TAHU BULAT. 7 c. Pelaksanaan tindakan 2 Tindakan 2 dilaksanakan pada hari jumat tanggal 27 Januari 2017 pada kegiatan ini siswa mempelajari materi mengenai pengurangan bilangan bulat yang terdiri dari pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dengan waktu pembelajaran 30 menit dilakukan oleh 10 siswa. 1) Kegiatan awal Pada kegiatan awal guru mengkondisikan kesiapan siswa, mengucap salam dan mempersilahkan untuk berdoa. Guru mengaitkan pengetahuan siswa dengan materi yang akan di pelajari melalui tanya jawab mengenai pengurangan bilangan bulat. Siswa semakin antusias mempelajari materi bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga TAHU BULAT. 2)

Kegiatan inti Guru menjelaskan materi bilangan bulat serta melakukan tanya jawab dan memberi soal. Siswa menanggapi pertanyaan guru dengan baik ketika ditanya mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Siswa sudah diberi kesempatan untuk memperagakan alat peraga TAHU BULAT. Tanpa ditunjuk oleh guru, ada siswa yang berani maju. Secara bergantian, siswa lain juga maju mengerjakan soal yang berbeda dari pendidik. Dari hasil kegiatan pertama ini diperoleh sampel nilai-nilai siswa yang mengerjakan soal. B. Pembahasan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa rendahnya pemahaman konsep matematis siswa sekolah dasar pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat disebabkan oleh beberapa hal saat proses pembelajarannya belum menggunakan alat peraga TAHU BULAT. Pertama, kesulitan siswa dalam menerima materi karena kurang optimalnya

(6)

penggunaan media pembelajaran seperti alat peraga TAHU BULAT. Kedua, dalam pembelajarannya kurang menariknya pemberian materi oleh guru pengajar telah menurunkan minat siswa akan memahami materi yang diberikan sehingga penguasaan terhadap materi bisa dikatakan buruk. Kebanyakan guru selalu mengunakan metode ceramah yang kurang inovatif, sehingga siswa kurang mampu mengembangkan kemampuan berfikirnya. Salah satu persoalan yang paling mendasar adalah karena masih banyaknya para peserta didik yang kurang memahami ataupun tidak dapat membedakan tanda – atau + sebagai operasi hitung dengan tanda – atau + sebagai jenis suatu bilangan. Selain persoalan yang dihadapi peserta didik, guru juga kurang memahami tentang konsep dalam memberikan penjelasan bagaimana melakukan operasi hitung khususnya pada penjumlahan bilangan bulat secara konkret maupun secara abstrak (tanpa menggunakan alat bantu). 8 Dapat dilihat dari nilai dan tabel nilai pemahaman matematis siswa sekolah dasar yang telah menggunakan alat peraga TAHU BULAT bahwa nilai siswa mengalami peningkatan, bahkan siswa yang sebelumnya acuh tak acuh dalam pembelajaran kini mulai terpacu untuk mencoba memahami pembelajaran yang dilakukan di kelas, dan siswa yang sudah memahami konsep dasar matematis bisa memanipulasi alat peraga. Hal ini dikarenakan bahwa melalui demonstrasi penggunaan alat peraga TAHU BULAT, guru dapat merangsang munculnya motivasi dalam diri siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut. Siswa yang merasa penasaran dan ingin lebih jauh memahami tentang konsep yang dipelajarinya akan terus berusaha mempelajari konsep itu lebih mendalam. Selain itu, pengajaran dengan menggunakan alat peraga TAHU BULAT akan dapat memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan, karena mereka terlibat dengan aktif dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan bantuan alat peraga konsentrasi belajar dapat lebih ditingkan, siswa akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dan lingkungan alam sekitar, dan siswa akan semakin mudah memahami kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, dengan adanya kesadaran seperti ini, mereka terdorong untuk mempelajari matematika lebih lanjut.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa, menunjukan bahwa pemahaman matematis siswa dari materi bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga telah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari persentasi ketuntasan belajar siswa yang pada siklus I siswa yang tuntas 21,81% dan 37,83% dengan nilai rata-rata 65,1 dan 71,1, selanjutnya siklus II siswa yang tuntas 100% dengan nilai rata-rata 75,4 dan 90,7. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penggunaan alat peraga TAHU BULAT dapat meningkatkan pemahaman matematis siswa dari materi bilangan bulat. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga TAHU BULAT memberikan iklim belajar yang aktif dan menyenangkan bagi siswa. Selain itu, siswa dapat memanipulasi alat peraga dengan pemahaman konsep matematis yang didapat saat pembelajaran dengan caranya sendiri.

Daftar Pustaka

Heruman. 2014. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Rosda. Hlm 1. Muhsetyo, Gatot, dkk. 2004. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Hlm

(7)

Muhsetyo, Gatot. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: UT. Hlm 26. Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hlm 130

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan dalam penelitian ini antara lain pembuatan indikator asam- basa dari limbah serbuk gergajian kayu nangka dan pembuatan trayek pH pada indikator asam-basa dari serbuk

Sebaliknya, jika pasar yang tidak memiliki daya tarik maka akan di tinggalkan oleh konsumen dan pasar tersebut tidak dapat berkembang dengan baik, bahkan pasar tersebut

Khususnya perawat, pengembangan Sumber Daya Manusia harus di tekankan pada kompetensi dan skill yang mumpuni (11). Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas

Peserta yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan surat pernyataan yang telah.. ditandatangani di atas materai, mengikuti seluruh tahapan

dengan ini mengajukan permohonan pengunduran diri dari Calon Pegawai Negeri Sipil Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Tahun Anggaran P2017 untuk formasi jabatan

Dia -- Sang Guru Ngaji itu -- benar-benar ingat pada pesan salah satu gurunya yang pernah mengajarkan -- kepadanya -- sebuah materi kajian yang berjudul

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai algoritma greedy dan penggunaannya dalam mencari pohon merentang minimum akan dijelaskan terlebih dahulu beberapa teori dasar

reciprocal teaching yang telah dibuat pada materi peluang, sebagai alternatif pembelajaran sehingga dapat digunakan untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa