• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 239 JAKARTA (Perspektif Pendidikan Multikultural)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 239 JAKARTA (Perspektif Pendidikan Multikultural)"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 239 JAKARTA (Perspektif Pendidikan Multikultural). Disusun Oleh: HENDRI SUJATMIKO NIM. 1320412159. TESIS. Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam. YOGYAKARTA 2017.

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7) MOTTO. "...‫لَّيُغهيِّ َُّرَّ هماَّبِهق ْوَّمَّ هحتىَّيُغهيِّ ُرْواَّ هماَّبِأهنْ ُف ِس ِه َّْم‬ َّ‫اللهَّ ه‬ َّ ََّّ‫اِن‬..." ”...Sesungguhnya. Allah. tidak. akan. mengubah. keadaan. suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri...”1. 1. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV.. Penerbit Diponegoro), 199.. vii.

(8) PERSEMBAHAN. Karya ini Kupersembahkan Kepada: Almamater Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. viii.

(9) ABSTRAK Hendri Sujatmiko, Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013 di SMP Negeri 239 Jakarta (Perspektif Pendidikan Multikultural), Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017. Keragaman ini diakui atau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai persoalan seperti yang sekarang dihadapi bangsa ini. Korupsi, kolusi, nepotisme, premanisme, pereseteruan politik, kemiskinan, kekerasan, separatisme, perusakan lingkungan dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu menghormati hak-hak orang lain, adalah bentuk nyata dari multikulturalisme itu. Unsur lain yang masih terkait dengan kebhinekaan adalah masalah diskriminasi. Perlakuan tidak adil atau tindakan diskriminatif bisa terjadi dalam berbagai bidang kehidupanseperti ekonomi, sosial, politik, budaya, pendidikan dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan kultural seperti suku, ras, kelas sosial, gender, umur, kemampuan dan bahasa dapat dijadikan objek dan alasan untuk melakukan diskriminasi oleh kelompok dominan terhadap kelompok minoritas. Perlu kiranya dicarikan strategi khusus dalam memecahkan persoalan tersebut. Dengan menggunakan sekaligus mengimplementasikan strategi pendidikan agama Islam yang memuat nilai-nilai multikultural dan mempunyai visi-misi selalu menegakkan dan menghargai keberagaman, demokrasi dan humasisme, diharapkan peserta didik dapat menjadi generasi yang selalu menjunjung tinggi moralitas, kedisiplinan, kepedulian humanistik, dan kejujuran dalam berperilaku sehari-hari. Oleh karena itu penelitian ini mencoba menjawab permasalahan tersebut dengan mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran PAI dalam kurikulum 2013 yang baru diterapkan di SMPN 239. Penelitian merupakan penelitian Sumber data utama adalah guru ketika melakukan pembelajaran PAI serta kata-kata dan tindakan peserta didik. Selebihnya adalah observasi, wawancara dan dokumentasi yang mendukung penelitian.Uji Keabsahan data menggunakan triangulasi data. Hasil peelitian menunjukkan: Pembelajaran PAI dalam kurikulum 2013 telah mengakomodir penyampaian nilai-nilai pendidikan multikultural meliputi: a) nilai toleransi, b) nilai demokrasi, c) nilai kesetaraan, dan d) nilai keadilan. Penyapaian nilai-nilai pendidikan multikultural dalam pembelajaran PAI kurikulum 2013 meliputi :a) Membangun Sikap Anti Diskriminasi Terhadap Perbedaan Kemampuan, b)Membangun Sensitivitas Gender, c) Membangun Keberagaman Inklusif, d) Menghargai Keragaman Bahasa, d) Membangun Sikap Anti Diskriminasi Etnis, e) Membangun Sikap Kepedulian Sosial. Implementasi pembelajaran PAI yang menanamkan nilai-nilai pendidikan multikultural mengalami beberapa faktor penghambat, diantaranya: a) Kurangnya sarana dan prasarana, b) Kurangnya persiapan perangkat pembelajaran c) Perbedaan latar belakang pemahaman dan sempitnya wawasan peserta didik. Kata Kunci: PAI, Kurikulum 2013, Pendidikan Multikultural. ix.

(10) PEDOMAN TRANSLITERSI ARAB-LATIN. Pedoman transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan MenteriPendidikan dan Kebudayaan RI, Nomor 158 tahun 1987 dan Nomor 05436 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut: A. Konsonan Tunggal Huruf Arab. Nama. Huruf Latin. Keterangan. ‫ا‬. Alif. -. -. ‫ة‬. ba‟. B. Be. ‫ث‬. ta‟. T. Te. ‫ث‬. sa‟. ṡ. ES (dengan titik di atas). ‫ج‬. Jim. J. Je. ‫ح‬. ha‟. ḥ. Ha (dengan titik di bawah). ‫خ‬. kha‟. Kh. Ka dan Ha. ‫د‬. Dal. D. De. ‫ذ‬. zal. z. Zet (dengan titik di atas). ‫ر‬. ra‟. R. Er. ‫ز‬. Zai. Z. Zet. ‫ش‬. Sin. S. Es. ‫ظ‬. Syin. Sy. Es dan Ye. ‫ص‬. ṣād. ṣ. Es (dengan titik di bawah). ‫ض‬. ḍaḍ. ḍ. De (dengan titik di bawah). ‫ط‬. ta‟. ṭ. Te (dengan titik di bawah). ‫ظ‬. ẓa‟. ẓ. Zet (dengan titik di bawah) x.

(11) ‫ع‬. „ain. „. koma terbalik di atas. ‫غ‬. Gain. G. Ge. ‫ف‬. fa‟. F. Ef. ‫ق‬. Qāf. Q. Qi. ‫ك‬. Kāf. K. Ka. ‫ل‬. Lam. L. El. ‫و‬. Mim. M. Em. ٌ. Nun. N. En. ‫و‬. Wawu. W. We. ‫ھ‬. ha‟. H. Ha. ‫ء‬. hamzah. ‟. Apostrof. ‫ي‬. ya‟. Y. Ya. B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap ‫عدة‬. „iddah. Ditulis. C. Ta’ marbutah 1. Bila dimatikan ditulis h ‫ھبت‬. Ditulis. Hibah. ‫جسٌت‬. Ditulis. Jizyah. (ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). 2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan. ‫كرايت األونٍبء‬. Ditulis. xi. Karāmah al-auliyaā‟.

(12) 3. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah dan dhammah ditulis t. ‫زكبةانفطر‬. Zakātul fitri. Ditulis. D. Vokal Pendek. ,. Kasrah. Ditulis. i. fathah. Ditulis. a. dammah. Ditulis. u. E. Vokal Panjang fatḥah + alif. Ditulis. Ā. ‫جاهلية‬. Ditulis. jāhiliyah. fatḥah + ya‟ mati. Ditulis. ā. ‫ٌطعى‬. Ditulis. yas‟ā. kasrah + ya‟ mati. Ditulis. ῖ. ‫يمكـر‬. Ditulis. karῖm. ḍammah + wawu mati. Ditulis. ȗ. ‫فروض‬. Ditulis. furȗḍ. F. Vokal Rangkap Fathah + ya‟mati. Ditulis. ai. ‫بٍُكى‬. Ditulis. bainakum. xii.

(13) Fathah + wawu mati. Ditulis. au. ‫قىل‬. Ditulis. qaulun. G. Vokal Pendek Yang Berurutan Dalam Satu Kata Dipisahkan Dengan Apostrof ْ‫اا َْتُ ْى‬. Ditulis. A‟antum. ْْ‫أ ِعدَّث‬. Ditulis. U‟iddat. ‫نئٍ شكـرتى‬. Ditulis. La‟in syakartum. H. Kata Sandang Alif + Lam. 1. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “l”. ٌ‫انقُ ْرآ‬. Ditulis. al-Qur‟ân. ‫انقٍَِبش‬. Ditulis. Al-Qiyâs. 2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huru Syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el) nya. ْ‫ط ًَب ْء‬ َّ ‫ان‬. Ditulis. as-Samâ‟. ‫ش ًْص‬ َّ ‫ان‬. Ditulis. Asy-Syams ْ. I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat Ditulis menurut penulisannya. ‫َذ ِوٌبنفُ ُر ْوض‬. Ditulis. Żawî al-furûḍ. ‫أھم انطُت‬. Ditulis. ahl as-sunnah. xiii.

(14) KATA PENGANTAR. ّ ‫ّللا ْواشهد ْاٌّ ْيح ًّدارضىل‬ ّ ‫ْإال‬ ّ ّ ‫ ْاشهدْاٌ ْالإنه‬،ًٍٍ‫ْرة ْانعبن‬ ًْ‫ّْللا ْوانصالةْوانطالو ْعه‬ ّ ‫انحًدّلل‬ ْ ‫ْأ ّيببعد‬،ٍٍْ‫اشرفْاألَبٍبءْوانًرضهٍٍْيح ًّدْوعهًْآنهْوأصحببهْأجًع‬ Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah. Penyusunan Tesis ini merupakan penelitian tentang Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013 di SMPN 239 Jakarta (Perspektif Pendidikan Multikultural). Penyusun menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Ibu Ro‟fah, MSW., M.A., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Tesis terima kasih atas motivasi, perbaikan dan arahannya sehingga tesis ini dapat selesai. 4. Segenap Dosen dan Karyawan Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan saran dan pelayanan terbaik.. xiv.

(15) 5. Kepala Sekolah, guru, karyawan, dan siswa SMP Negeri 239 Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah. 6. Ayahanda Bapak Haryanta dan Ibunda tercinta Ibu Muji Rahayu, yang selalu memberikan motivasi dan doa dalam setiap langkah hidup. 7. Istriku tercinta Nurokhmah Andayani yang selalu setia menemani dan memberi semangat dalam hidup. 8. Adik-adikku, Hesti Wijaya dan Himmawati Qonita yunus yang selalu memberikan bantuan selama penyusunan tesis. 9. Teman-teman Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan saran dalam penyusunan tesis. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Akhirnya, semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak yang membutuhkan. Amin.. Yogyakarta, 15 Agustus 2017 Penyusun,. Hendri Sujatmiko NIM. 1320412159. xv.

(16) DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS .................................................... v NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................. vi MOTTO................................................................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. viii ABSTRAK ............................................................................................................ ix PEDOMAN TRANSLITERASI............................................................................. x KATA PENGANTAR ........................................................................................... xiv DAFTAR ISI ......................................................................................................... xvi BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 9 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 10 D. Kajian Pustaka................................................................................... 11 E. Metode Penelitian .............................................................................. 15 F. Sistematika Pembahasan .................................................................... 22 BAB II : LANDASAN TEORI .............................................................................. 24 A. Pembelajaran PAI dalam Kurikulum 2013 ......................................... 24 B. Pendidikan Multikultural di Sekolah .................................................. 43 1. Pengertian Pendidikan Multikultural ............................................ 43 2. Karakteristik Pendidikan Multikultural ........................................ 48 3. Pendekatan Pendidikan Multikultural ........................................... 55 4. Kurikulum Pendidikan Multikultural ........................................... 58 5. Nilai-nilai Pendidikan Multikultural............................................. 69 BAB III : GAMBARAN UMUM SMPN 239 JAKARTA ...................................... 80 A. Profil SMP Negeri 239 Jakarta .......................................................... 80 1. Sejarah Singkat ........................................................................... 81 2. Letak dan Keadaan geografis ...................................................... 81 3. Identitas SMPN 239 Jakarta ........................................................ 82 4. Visi Misi dan Tujuan Sekolah ..................................................... 82 5. Keadaan Guru ............................................................................. 84 6. Keadaan Peserta didik ................................................................. 84 B. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMPN 239 ................ 86 BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 108 A. Materi PAI Kelas VII Perspektif Pendidikan Multikultur .................. 108 1. Analisis Materi PAI Perspektif Pendidikan Multikultural ............ 108 2. Muatan Pendidikan Multikultural dalam Materi PAI .................. 134. xvi.

(17) B. Implementasi Pembelajaran PAI dalam Kurikulum 2013 Perspektif Pendidikan Multikultural ................................................................... 147 1. Membangun Sikap Anti Diskriminsai Terhadap Perbedaan Kemampuan .............................................................. 150 2. Membangun Sensitivitas Gender ................................................. 156 3. Membangun Keberagaman Inklusif ............................................ 159 4. Menghargai Keragaman Bahasa .................................................. 161 5. Membangun Sikap Anti Diskriminasi Etnis ................................ 164 6. Membangun Sikap Kepedulian Sosial ......................................... 167 C. Hambatan Implementasi Pembelajaran PAI dalam K13 Perspektif Pendidikan Multikultural .................................................. 171 1. Kurangnya Sarana dan Prasarana ................................................ 171 2. Kurang Persiapan Perangkat Pembelajaran ................................. 173 3. Perbedaan Latar Belakang dan Keterbatasan Wawasan Peserta Didik .......................................................................................... 176 BAB V : PENUTUP .............................................................................................. 178 A. Kesimpulan ....................................................................................... 178 B. Saran-saran........................................................................................ 179 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 182 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 189. xvii.

(18) DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9. : Indikator Nilai-nilai Multikultural : Identitas Sekolah : Keadaan Peserta didik di SMP Negeri 239 Jakarta Selatan : Mata Pelajaran Kelas VII dan VIII : Nilai Kualitatif Kegiatan Pembiasaan : Pengaturan Beban Belajar : Konversi Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan : KKM : Kalender Pendidikan. xviii.

(19) DAFTAR GAMBAR. xix.

(20) DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. : Pedoman Observasi........................................................ Lampiran 2. : Hasil Observasi............................................................... Lampiran 3. : Transkrip Wawancara…………………………………. Lampiran 4. : Surat Bukti Penelitian..................................................... xx.

(21) 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia.1 Kebenaran dari pernyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural yang begitu beragam maupun geografis yang begitu luas. Sekarang ini, jumlah pulau yang ada di wilayah Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI) sekitar 17.504 pulau besar dan kecil.2 Populasi penduduknya lebih dari 200 juta jiwa,3 terdiri dari 1128 suku4 dan menggunakan hampir 1211 bahasa yang berbeda.5 Selain itu agama dan kepercayaan yang dianut cukup beragam seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu serta berbagai macam aliran kepercayaan. Keragaman ini diakui atau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai persoalan seperti yang sekarang dihadapi bangsa ini. Korupsi, kolusi, nepotisme, premanisme, pereseteruan politik, kemiskinan, kekerasan, separatisme, perusakan lingkungan dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu menghormati hak-hak orang lain, adalah bentuk nyata dari multikulturalisme itu. contoh yang lebih konkrit dan sekaligus menjadi pengalaman pahit bagi bangsa ini adalah pembunuhan besar-besaran terhadap 1. M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultura: Cross-cultural Understanding untuk demokrasi dan keadilan (Yogyakarta: Pilar Media, 2007), 3. 2 https://dkn.go.id/ruang-opini/9/jumlah-pulau-di-indonesia.html diakses jum’at, 7 juli 2017, pukul 23.00 3 https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/penduduk/item67? diakses jum’at, 7 juli 2017, pukul 23.06 4 http://www.laskarncc.com/2016/12/jumlah-suku-di-indonesia-tahun-2017.html diakses jum’at, 7 juli 2017, pukul 23.08 5 https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bahasa_di_Indonesia_menurut_BPS_2010 diakses jum’at, 7 juli 2017, pukul 23.10.

(22) 2. masa pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965, kekerasan terhdap etnis Cina di Jakarta pada Mei 1998 dan perang Islam Kristen di Maluku Utara pada tahun 1999-2003. Rangkaian konflik itu tidak hanya merenggut korban jiwa yang sangat besar, akan tetapi juga menghancurkan dalam jumlah banyak harta benda milik penduduk, tempat tempat ibadah seperti gereja dan masjid. Perang etnis antara warga Madura dan Dayak yang telah terjadi tahun silam menyebabkan ribuan nyawa melayang sia-sia.6 Konflik-konflik sosial semakin marak terjadi di berbagai daerah negara ini dengan berbagai latar belakangnya masing-masing. Sebagai mana yang disampaikan oleh Mabes Polri bahwa sekarang ini ada beberapa wilayah di Indonesia yang rawan terjadi konflik,7 Intensitas konflik yang semakin tinggi di Indonesia dinilai terjadi, karena pemerintah tidak menerapkan pola penanganan terstruktur dengan mencari dan memutus sumber permasalahan. pemerintah hanya berfokus pada proses pemulihan keadaan sehingga tidak berefek jangka panjang.8 Dari kalangan generasi muda pun muncul konflik hingga tawuran antar pelajar yang sering terjadi di Jakarta. Terjadinya tindak kekerasan ini merugikan pelaku dan orang-orang di sekitar kejadian. Lebih 6. M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultura: Cross-cultural Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan (Yogyakarta: Pilar Media, 2007), 4. 7 Menuru Brigjen Rikwanto, Mabes Polri telah memetakan wilayah yang dianggap mempunyai tingkat kerawanan selama tahun 2017 mendatang. Hasilnya lima provinsi, yaitu Papua, Papua Barat, Aceh, DKI Jakarta, dan Maluku dianggap mempunyai tingkat kerawanan konflik paling tinggi. "Untuk daerah rawan memang ada. Dan beberapa kabupaten lainnya," Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (23/1/2017). http://news.liputan6.com/read/2834962/polri-anggap-5-daerahini-paling-rawan-konflik-di-pilkada-2017 diakses jum’at, 7 juli 2017, pukul 23.31 8 Anggota Komisi Hukum Nasional (KHN) Frans Hendra Winarta mengemukakan pemerintah hanya berfokus pada proses pemulihan keadaan sehingga tidak berefek jangka panjang."Inilah mengapa hampir seluruh daerah di Indonesia sangat rentan terjadi konflik, karena itu tadi pemerintah hanya ingin selesai cepat-cepat. http://www.komisihukum.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=195:konflikdaerah-semakin-sering-pemerintah-tak-bisa-tuntaskan&catid=163&Itemid=619.

(23) 3. jauh lagi Pancasila sebagai dasar negara dan Ideologi bangsa Indonesia semakin menghilang gaungnya bahkan sudah mulai terlupakan. Bentukbentuk konflik ini mengancam semangat “Bhineka Tunggal Ika” yang menjadi dasar berdirinya negara Indonesia. Unsur lain yang masih terkait dengan kultur adalah masalah diskriminasi. Diskriminasi adalah perlakuan yang tidak adil terhadap orang atau kelompok lain. Diskriminasi mempunyai hubungan erat dengan relasi antar kelompok yang dominan dengan yang minoritas karena perlakuan yang tidak adil, biasanya sering berasal dari kelompok dominan terhadap kelompok minoritas.9 Perlakuan tidak adil atau tindakan diskriminatif bisa terjadi dalam berbagai bidang kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, pendidikan dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan kultural seperti suku, ras, kelas sosial, gender, umur, kemampuan dan bahasa dapat dijadikan objek dan alasan untuk melakukan diskriminasi oleh kelompok dominan terhadap kelompok minoritas. Bentuk diskriminasi ini ada dua macam, yaitu diskriminasi institusional dan diskriminasi individual. Diskriminasi individul yaitu bersikap diskriminasi terhadap seseorang hanya karena alasan pribadi belaka. Sebagai contoh adalah seorang pendidik tidak mempedulikan salah seorang peserta didiknya, ia tidak peduli apakah peserta didik itu paham atau tidak dengan apa yang dijelaskannya. Sedangkan diskriminasi institusional yaitu perlakuan tidak adil terhadap seseoarang atau sekelompok orang yang berasal. 9. M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural, 21..

(24) 4. dari golongan tertentu, terutama dari kelompok minoritas di dalam institusiinstitusi. atau. organisas-organisasi. kepemerintahan. maupun. swasta.. Diskriminasi institusional juga dapat terjadi pada wilayah-wilayah sosial yang lebih luas seperti desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan dapat terjadi dalam isntitusi negara. Tidak tersedianya fasilitas umum untuk saudarasaudara kita yang berkemampuan khusus merupakan sebuah bentuk nyata diskriminasi di negara ini. Dalam pendidikan multikultural, diskriminasi adalah permasalahan utama yang menjadi latar belakang pentingnya penerapan strategi khusus. Diharapkan dengan penerapan strategi pendidikan ini maka generasi bangsa ini akan menjadi generasi yang selalu menjunjung tinggi keadilan, demokrasi dan humanisme. Akhirnya, segala bentuk diskriminasi yang terjadi dinegara ini sedikit demi sedikit dapat dikurangi. Berdasarkan permasalahan diatas perlu kiranya dicarikan strategi khusus dalam memecahkan persoalan tersebut. Melalui berbagai bidang; sosial, politik, budaya, ekonomi dan pendidikan. Berkaitan dengan hal ini maka pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan berwawasan pada multikultural yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada peserta didik seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan, umur dan ras. Dan yang terpenting strategi pendidikan ini tidak hanya bertujuan agar peserta didik mudah memahami pelajaran, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran mereka agar selalu berperilaku humanis, pluralis dan demokratis..

(25) 5. Oleh karena itu hal penting yang perlu dicatat dalam pendidikan multikultural ini adalah pendidik tidak hanya dituntuk untuk mengusai dan mampu secara profesional mengajarkan mata pelajaran yang diampunya berdasar kurikulum yang berlaku. Lebih dari itu seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural. Termasuk di dalamya guru mata pelajaran pendidikan agama Islam. Dengan menggunakan sekaligus mengimplementasikan strategi pendidikan agama Islam yang memuat nilai-nilai multikultural. dan. mempunyai visi-misi selalu menegakkan dan menghargai keberagaman, demokrasi dan humanisme, diharapkan peserta didik dapat menjadi generasi yang. selalu. menjunjung. tinggi. moralitas,. kedisiplinan,. kepedulian. humanistik, dan kejujuran dalam berperilaku sehari-hari. Pada akhirnya permasalahan yang dihadapi bangsa ini lambat laun dapat diminimalisir, karena generasi Indonesia di masa depan yang akan datang adalah generasi multikultural yang menghargai perbedaan, selalu menegakkan nilai-nilai demokrasi, keadilan dan kemanusiaan. Menurut Choiril Mahfud paling tidak ada tiga hal penting dalam pendidikan multikultural di Indonesia,10 yaitu: pertama, pendidikan multikultural berfungsi sebagai sarana alternatif pemecahan konflik; kedua, dengan pendidikan multikultural siswa tidak akan tercerabut dari akar budayanya; ketiga sebagai landasan pengembangan kurikulum nasional. Dalam melakukan pengembangan kurikulum sebgai titik tolak dalam proses. 10. Chairul Mahfud, Pendidikan Multikultural (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 215..

(26) 6. belajar mengajar atau guna memeberikan sejumlah materi dan isi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dengan ukuran atau tingkatan tertentu pendidikan multikultural sebagai landasan pengembangan kurikulum sangat penting. Indonesia sebagai negara majemuk, baik dari segi agama, suku bangsa, golongan maupun budaya lokal, perlu menyususn konsep pendidikan multikultural sehingga menjadi pegangan untuk memperkuat identitas nasional. Pengembangan kurikulum dengan menggunakan pendekatan multikultural harus didasarkan pada empat prinsip.11 1) keragaman budaya menjadi dasar menentukan filsafat, 2) keragaman budaya dijadikan dasar dalam mengembangkan berbagai komponen kurikulum seperti tujuan, konten, proses, dan evaluasi, 3) budaya di lingkungan unit pendidikan adalah sumber belajar, dan objek studi yang harus dijadikan bagian dari belajar siswa, 4) kurikulum berperan sebagai media dalam mengembangkan kebudayaan daerah dan nasional. Pendidikan agama berwawasan multikultural perlu dihadirkan sebagai bagian dari upaya untuk mencari sisi-sisi kebijakan kultural yang dapat disajikan lewat pendidikan agama. Multikultural disini merupakan semangat dan nilai inti yang yang dimanfaatkan untuk memodifikasi pendidikan agama yang selama ini terkesan indroktiner dan bahkan normatik. Mudah-midahan dengan upaya ini, gagasan tentang pentingnya pendidikan agama berwawasan multikultural semakin mengkristal bukan hanya secara teoritik konseptual bahkan sampai titik implementasi.. 11. Ibid, hlm. 225.

(27) 7. DKI Jakarta dikenal sebagai kota metropolitan. Hal ini menjadikan Daerah Kawasan Ibukota ini ramai didatangi oleh para pelajar maupun mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan dari manca negara juga melakukan studi untuk pengembanagn ilmu pengetahuan di Jakarta. Berbagai kalangan dan etnis bercampur dalam kesatuan yang tidak lagi mengedepankan masing-masing golongan. Kultur Betawi yang begitu kental mampu menciptakan suasana yang nyaman, kondusif dan harmonis bagi siapapun yang datang untuk belajar dan menimba ilmu pengetahuan. SMP Negeri 239 Jakarta merupakan salah satu sekolah yang menjadi sasaran implementasi kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2017/2018 ini. Sekolah ini mengusung visi: Satuan Pendidikan yang berlandaskan Iman dan Takwa sehingga menjadikan warga sekolah yang Peduli, Disiplin dan Kreatif. Dan untuk mewujudkan visi tersebut SMPN 239 Jakarta memiliki misi: 1) Pembelajaran yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Pengembagan sumber daya manusia (SDM) yang agamis peduli disiplin dan kreatif. 3) Pengembangan metode dan model-model pembelajaran berkarakter dengan menanamkan sikap religius, disiplin, peduli dan. kratif.. 4). Pengembangan. kegiaatan. di. bidang. agama. yang. menitikberatkan pada sikap peduli, disiplin, dan kreatif. 5) Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis religius, peduli, disiplin dan kreatif. 6).

(28) 8. Pengembangan kegemaran membaca dan menulis secara disiplin dan kreatif.12 Dilihat dari visi dan misi diusung tersebut, pendidikan yang berwawasan multikutural sangat relevan untuk mewujudkanya, tentu saja melalui kurikulum yang sedang diterapkan sekarang yaitu kurikulum 2013. Ditambah lagi letak geografis SMPN 239 Jakarta yang terletak di pusat keramaian kota,13 menjadikan input peserta didik yang heterogen, yaitu berasal dari daerah-daerah yang berbeda dengan kebudayaan yang berbeda dan juga agama yang berbeda. Jumlah kelas setiap angkatan yaitu 9 kelas dengan total peserta didik saat ini 972, rata-rata 36 peserta didik per kelas. 14 Uniknya dari jumlah peserta didik yang banyak dan beragam ini, tidak pernah terjadi konflik yang berarti. Hubungan antar peserta didik dalam kesehariannya menimba ilmu berjalan dengan harmonis, rukun dan damai.15 Diskriminasi terhadap minoritas tidak tampak disana, sama-sama ngemong antara satu dengan yang lain. Toleransi cukup tinggi dengan memeberikan kesempatan yang sama kepada setiap penganut agama untuk menjalankan ibadahnya masing-masing, contohnya untuk yang bergama Islam ketika melaksanakan shalat Jumat, dan untuk yang beragama Kristen ketika. 12. Wawancara dengan Bapak Sugianto M.Pd. di ruang kepala sekolah SMPN 239 Jakarta pada hari Rabu 12 Juli 2017 pukul 11.00 13 Jalan Nangka No. 58 Kelurahan Tanjung Barat Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta. 14 Wawancara dengan ibu Indar Widiastuti M.Pd. di ruang wakil kepala sekolah SMPN 239 Jakarta rabu 12 juli pukul 10.00 WIB 15 Wawancara dengan peserta didik di mushola SMPN 239 Jakarta rabu 12 juli pukul 13.00 WIB.

(29) 9. melakukan nyanyi-nyaian di ruanganya tersendiri sehingga tidak terjadi gesekan antar kelompok.16 Perumusan dan implementasi pendidikan multikultural di Indonseia, hemat penulis masih memerlukan pembahasan serius dan khusus. Beberapa hal tersebut mendasari peneliti untuk meneliti bagaimana kurikulum yang diterapkan di SMPN 239 Jakarta mengusung wawasan multikultural, dan bagaimana kurikulum tersebut di implementasikan dalam pembelajaran pendidikan. agama. Islam. yang. berwawasan. multikultural. sehingga. menghasilkan peserta didik yang memahami, menhargai, menghormati dan toleran terhadap perbedaan serta tercipta iklim sekolah yang harmonis, rukun dan damai. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan. permasalahan. yang. perlu. mendapatkan. pembahasan.. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam dalam kurikulum 2013 di SMPN 239 Jakarta persektif pendidikan multikultural? 2. Apa faktor penghambat pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam kurikulum 2013 perspektif pendidikan pendidikan multikultural?. 16. Wawancara dengan Faisal Anwar Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti SMPN 239 Jakarta, Selasa 11 Juli 2017..

(30) 10. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.. Tujuan Penelitian Berpijak dari rumusan masalah yang telah peneliti tentukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam dalam kurikulum 2013 di SMPN 239 Jakarta persektif pendidikan multikultural. b. Mengetahui. faktor. penghambat. pelaksanaan. pembelajaran. Pendidikan Agama Islam dalam kurikulum 2013 di SMPN 239 Jakarta perspektif pendidikan multikultural. 2.. Kegunaan Penelitian Apabila tujuan dari penelitian diatas bisa tercapai, maka penelitian ini memiliki beberapa kegunaan, diantaranya: a. Secara teoritis, memberikan kontribusi ilmiah, khususnya dalam rangka memperkaya khazanah keilmuan dan memberikan motivasi dan inspirasi bagi para peneliti untuk mengembangkan kajian penelitian yang serupa. b. Secara praktis, memberikan kontribusi bagi pengembangan dan perbaikan pelaksanaan pendidikan agama islam dalam kurikulum 2013 perspektif pendidikan multikultural terinternalisasi dalam diri peserta didik..

(31) 11. D. Kajian Pustaka Berdasarkan penelusuran di perpustakaan, terdapat beberapa hasil penelitian yang memberikan kontribusi wacana pada judul skripsi yang peneliti bahas. Penelitian yang membahas tentang pendidikan multikultural kaitanya dengan pendidikan Agama Islam telah beberapa dilakukan. Baik dari segi konseptual keilmuan tersebut sampai bagaimana implementasinya. Akan tetapi, sejauh ini belum ada penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebuah kurikulum memuat nilai-nilai multikultural dan integrasi antara mata pelajaran dengan pendidikan multikultural sampai dengan implementasinya. Berikut akan penulis paparkan beberapa penelitian yang terkait dan sejenis sebagai pendukung maupun pembanding terhadap proposal penelitian yang akan penulis ajukan, di antaranya adalah: Pertama, tesis yang di tulis oleh Ifa Amida dengan Judul “Strategi Guru dalam Menerapkan Nilai-Nilai Multikultural di SMA Negeri Yosowilangun Kabupaten Lumajang”.17 Penelitian ini dilatarbelakangi anggapan tentang pentingnya pendidikan multikultural dalam konteks keIndonesia-an, setidaknya sebagai solusi alternatif terhadap berbagai bentuk perilaku tindak kejahatan kemanusiaan yang dilatarbelakangi oleh perbedaan kelompok, ras, etnik, agama, budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan gambaran tentang bagaimana strategi guru dalam menerapkan nilai-nilai penididikan multikultural dan bagaimana dampak penerapan nilainilai multikultural tersebut terhadap perilaku peserta didik. Penelitian 17. Ifa Amida, Strategi Guru dalam Menerapkan Nilai-Nilai Multikultural di SMA Negeri Yosowilangun Kabupaten Lumajang, Tesis, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.

(32) 12. kualitatif ini bersifat deskriptif. Dengan metode ini penulis dapat memperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna dan fakta yang relevan. Dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui jalan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari strategi guru dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan multikultural membawa dampak terhadap perilaku peserta didik. Fokus penelitian ini berbeda dengan apa yang hendak peneliti kaji, penelitian ini berfokus pada guru dengan apa strategi yang digunakan untuk menanamkan nilai kemudian melihat dampaknya. sedangkan yang akan penulis kaji adalah bagaimana kurikulumnya dan mata pelajaran PAI sendiri, walaupun tidak menutup kemungkinan guru dan strateginya juga bisa menjadi sesuatu yang turut diteliti. Kedua, tesis yang ditulis oleh Nuryadin dengan judul “Pendidikan Multikultural di Pondok Pesantren Karya Pembangunan Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya”.18 Penelitian ini dilatarbelakangi keinginan peneliti bagaimana pondok pesantren mengelola keberagaman yang ada sebagai sarana mengantisipasi konflik skala kecil maupun besar yang rawan muncul jika tidak dikelola dengan bijak. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus tentang pendidikan multikultural di PPKP Puruk Cahu. Pendekatan yang digunakan dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian ini meliputi 1) pendidikan multikultural telah terimplementasi dalam situasi dan kondisi aktivitas pondok 18. pesantren;. 2). peranan. pimpinan. pondok. pesantren. dalam. Nuryadin, Pendidikan Multikultural di Pondok Pesantren Karya Pembangunan Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya, Tesis, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.

(33) 13. mengimplementasikan pendidikan multikultural meliputi peran sebagai mudir (leader), pendidik (edukator) dan anggota masyarakat. Seting lembaga yang dijadikan tempat penelitan berbeda dengan seting tempat yang akan penulis jadikan tempat penelitian. Penelitian tersebut berlokasi di sebuah lembaga pendidikan Islam yang jelas memiliki iklim yang berbeda dengan sekolah menengah umum. Ketiga, disertasi yang ditulis oleh Abdullah dengan judul “ Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren: Telaah terhadap Kurikulum Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta Tahun 2006/2007”.19 Penitian ini bertujuan untuk menginvestigasi rencana kurikulum di pondok pesantren Modern Assalam dan nilai-nilai multikulturan yang ada di dalamnya, mengetahui implementasi, mengetahui bagaimana evaluasinya dan mencari model pengembangan kurikulum multikultural. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sekilas penelitian ini tampak memiliki persamaan dengan apa yang hendak penulis teliti yaitu kurikulum. Namun kurikulum di pondok pesantren ini tentu lebih luas karena mencakup semua kegiatan di pondok pesantren tersebut. Sedangkan yang menjadi fokus di penelitian yang akan penulis lakukan adalah kurikulum 2013 yang notabene merupakan kurikulum baru serta hanya berfokus pada mata pelajaran PAI saja. Keempat, tesis yang ditulis oleh Milda Amalia yang berjudul “Konsep. Penanaman. Nilai-Nilai. Multikultural. dalam. pembelajaran. Pendidikan Agama Islam Tingkat SMA Melalui Model Experiental 19. Abdullah, Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren: Telaah terhadap Kurikulum Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta Tahun 2006/2007, Disertasi, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

(34) 14. Learning.”20 Latar belakang masalah penelitian ini berangkat dari fakta bahwa Indonesia negara yang mejemuk, akan tetapi masyarakat belum siap menghadapi kemajemukan tersebut.. Konflik-konflik disintegrasi bangsa. dengan alasan perbedaan atau keragaman tersebut semakin mencuat. Disinilah pendidikan berperan ikut andil dalam memberikan sumbangan penyelesaian masalah tesebut. Salah satunya integrasi antara PAI dan pendidikan multikultural dalam upaya menanamkan nilai-nilai multikultural. Salah satunya yakni pembelajaran PAI melalui model experiental learning teori David A. Kolb, model pembelajaran ini sesuai dengan prinsip pendidikan multikultural, dimana pembelajaran terpusat pada peserta didik dan bersumber dari pengalaman. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library reseach). Menemukan nilai-nilai multikultural dalam materi PAI tingkat SMA dan merumuskan langkah-langkah konsep aplikasinya dalam model experiental learning dengan cara mengumpulkan data-data tertulis, buku, dokumen, dan sumber lain yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan materi PAI tingkat SMA memuat nilai-nilai multikultural dan model experiental learning teori David A. Kolb relevan untuk menanamkan nilai nilai multikultural melalui pembelajaran PAI. Perbadaan dengan apa yang akan peneliti lakukan adalah penelitian ini hanya berkutan pada ranah teori dengan mencoba mencari relevansinya terhadap sebuah metode pembelajaran. Sedangkan penilitian yang akan penulis. 20. Milda Amalia, Konsep Penanaman Nilai-Nilai Multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam Tingkat SMA Melalui Model Experiental Learning, Tesis, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

(35) 15. lakukan adalah mencari bagaimana sebuah konsep tentang pendidikan multikultural yang kemudian ditinjau bagaimana implementasinya. Dari berbagai penelitian di atas, dapat dilihat bahwa penelitian yang akan penulis lakukan merupakan hal yang berbeda dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bisa dikatakan penelitian ini merupakan penelitian tindak lanjut atas penelitian-penelitian tersebut di atas. Selain beberapa tesis dan sebuah disertasi diatas, penulis juga meninjau tiga buah jurnal yang bisa dijadikan kajian pendukung pengembangan. penelitian. ini,. yaitu. jurnal. dengan. judul. “Urgensi. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural di Sekolah” oleh Erlan Muliada,21 jurnal dengan judul “Pendidikan Agama Islam yang Inklusif-Multikultural dalam Bingkai Keislaman dan Keindonesiaan” oleh Mahfud Arif.22 E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana penelitian ini sebuah penelitian lapangan (field research) dengan dasar penelitian naturalistik karena dilakukan pada kondisi alamiah.23 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menjawab permasalahan secara mendalam dalam. 21. Erlan Muliada ,Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural di Sekolah”, Jurnal Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Volume I Nomor I, Juni 2012/2013 22 Mahfud Arif , Pendidikan Agama Islam yang Inklusif-Multikultural dalam Bingkai Keislaman dan Keindonesiaan”, Jurnal Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Volume I Nomor I, Juni 2012/2013 23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2009), 8..

(36) 16. konteks waktu dan situasi dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. Proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan pengamatan terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari, berinteraksi dengan mereka, dan berupaya memahami bahasa mereka dan tafsiran mereka terhadap dunia sekitarnya dan untuk itu perlunya peneliti untuk terjun beberapa lama ke lapangan.24 Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan data kualitatif deskriptif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang, perilaku yang dapat diamati dan fenomena-fenomena yang muncul, sehingga penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu tertentu (dalam konteks tertentu) dan lebih banyak meneliti kehidupan sehari-hari.25 Penelitian kualitatif bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan sebagainya, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang khusus dan alami dengan memanfaatkan berbagai metode melalui analitis.26 Sebagaimana dalam penelitian ini yaitu meninjau pembelajaran pendidikan agama Islam dalam kurikulum 2013 di SMPN 239 Jakarta melalui perspektif pendidikan multikultural.. 24. Arifin Zaenal, Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2011), 29. Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2012), 13. 26 Ibid., hlm. 6. 25.

(37) 17. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian merupakan sumber yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dalam penelitian yang dilakukannya.27 Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini adalah: a. Kepala SMP Negeri 239 Jakarta Kepala sekolah merupakan orang yang bertanggung jawab dan memahami tentang berbagai keadaan dan aktivitas yang terjadi di dalam lingkungan sekolah. Oleh karena itu data yang dapat dihimpun dari kepala sekolah dapat digunakan untuk mengetahui segala keadaan sekolah secara langsung dan untuk konfirmasi atas pembelajaran pendidikan agama Islam dalam kurikulum 2013 di SMPN 239 Jakarta. b. Guru PAI SMP Negeri 239 Jakarta Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di sekolah. Pada penelitian ini, guru sebagai subyek utama karena berbagai perannya dalam memberikan pembelajaran di sekolah. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah guru PAI kelas VII dan VIII di SMPN 239 Jakarta. Guru PAI kelas VII yaitu Bapak Faisal Anwar, S.Pd.I karena kelas VII yang menjadi sumberdata utama. Sedangkan guru PAI kelas VIII adalah bapak Muwahid, S.Pd.I sebagai sumber data pelengkap karena VIII juga sudah menerapkan kurikulum 2013. c. Peserta didik SMPN 239 Jakarta 27. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 31-32..

(38) 18. Dalam penelitian ini, siswa dapat dijadikan sebagai subyek yang dapat melengkapi data penelitian yaitu konfirmasi, tanggapan dan respon dari pembelajaran yang disampaikan oleh guru PAI dan yang dialami dan didapatkannya selama pembelajaran. Adapun peserta didik yang dijadikan sumber data adalah kelas beberapa peserta didik kelas VII yang dipilih secara acak. Diantaranya adalah peserta didik yang memiliki peran di kelas seperti ketua kelas atau pengurus kelas, eserta didik yang aktif di dalam kelas, peserta didik yang berkebutuhan khusus seperti Zakiatul Maghfiroh kelas VII 1 dan teman-teman yang dekat dengan ABK tersebut. d. Pendidik di SMPN 239 Jakarta Pendidik. lain. SMPN 239. Jakarta. digunakan. sebagai. konfirmasi dan respon terhadap pembelajaran pendidikan agama Islam yang terjadi di sekolah dan menimbulkan efek selama berada di lingkungan sekolah. Adapun pendidik yang menjadi sumber data wawancara sebanyak empat orang. 3.. Metode Pengumpulan Data Dalam upaya mendapatkan data penelitian, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara untuk mendapatkan data primer dan dokumentasi untuk mendapatkan data sekunder..

(39) 19. a. Observasi Metode observasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk penelitian dimana peneliti menyelidiki dan mengamati terhadap obyek yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung.28 Dari metode observasi yang digunakan tersebut, penulis diharapkan dapat memperoleh data yang bersifat deskriptif kualitatif mengenai lokasi penelitian, kondisi peserta didik dan lingkungan sekolah. b. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi. dan. ide. melalui. tanya. jawab,. sehingga. dapat. dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.29 Metode wawancara di sini digunakan untuk mengungkap tentang secara mendalam (in depth interview) kebutuhan peserta didik dan dampak dari pembinaan pendidikan karakter. Subyek yang diwawancarai meliputi kepala sekolah, guru dan peserta didik. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan penyelidikan terhadap dokumen berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.30 Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh 28. Minarsoh Surahman, Dasar dan Teknik Research : Pengantar Metodologi Ilmiah (Bandung : Tarsito, 1989), 9. 29 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), 231. 30 Ibid., hlm. 240..

(40) 20. dokumen berbentuk tulisan dan gambar berkaitan dengan profil sekolah, latar belakang peserta didik dan kegiatan peserta didik yang selama ini dilakukan di SMPN 239 Jakarta 4.. Uji Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu.31 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik digunakan untuk mengecek data kepada sumber yang sam a dengan teknik yang berbeda-beda.32. 5.. Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami sendiri dan orang lain.33 Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriprtif analisis kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk. 31. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), 372. 32 Ibid., hlm 373. 33 Ibid., hlm 335..

(41) 21. menyusun data yang diperoleh, kemudian dijelaskan dan dianalisis. Deskriptif analisis kualitatif menggunakan pola fikir induktif yaitu cara berpikir dengan mengambil. fakta-fakta. yang khusus. kemudian. digeneralisasikan ke dalam sifat-sifat yang umum. Langkah yang ditempuh dalam penelitian ini setelah data terkumpul. ialah menganalisis data dengan melalui tahapan-tahapan,. yaitu: 1) Mereduksi data, meliputi merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya. 2) Penyajian data, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. 3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan dalam penelitian ini berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti akan menjadi jelas.34 F. Sistematika Pembahasan Guna mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh serta memudahkan pembahasan persoalan di dalamnya, maka susunan dan sistematika pembahasan diuraikan pada masing-masing bab. Sistematika pembahasan dalam penelitian ini disesuaikan dengan pokok permasalahan. 34. Ibid., hlm 338-345..

(42) 22. yang dibahas dan dengan berpedoman pada Panduan Penulisan Tesis Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tesis ini dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman judul, pernyataan keaslian, pernyataan bebas plagiasi, pengesahan direktur, persetujuan tim penguji, nota dinas pembimbing, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel daftar gambar dan daftar lampiran. Bagian inti berisi uraian penelitian mulai dari bagian pendahuluan sampai bagian penutup yang tertuang dalam bentuk bab-bab sebagai satu kesatuan. Hasil penelitian dibagi dalam empat bab. Bab pertama, bagian ini merupakan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan keguanaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua, pada bab ini berisi uraian teori yang berkaitan dengan pembelajaran pendidikan agama islam dalam kurikulum 2013 dan pendidikan multiultural. Teori tersebut diuraikan dan dielaborasi secara mendalam sehingga. dapat. menghasilkan. rumusan. teori. yang. dapat. dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bab ketiga, pada bab ini berisi uraian tentang gambaran umum sekolah yaitu sejarah singkat, letak geografis, visi dan misi sekolah, struktur organisasi sekolah, kondisi pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik dan sarana prasarana di SMP Negeri 239 Jakarta. Setelah membahas gambaran umum, pada bab keempat berisi tentang pemaparan data beserta.

(43) 23. analisis kritis tentang implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam dalam kurikulum 2013 di SMP Negeri 239 Jakarta perspektif pendidikan multikultural. Adapun bab terakhir dari bagian utama yaitu bab kelima, bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran. Terakhir adalah bagian akhir. Bagian yang merupakan akhir dari penelitian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang terkait..

(44) 179. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil analisis data tentang implementasi pembelajaran PAI dalam kurikulum 2013 menurut perspektif pendidikan multikultural dari proses observasi, wawancara dan dokumentasi,menyimpulkan bahwa: 1.. Pembelajaran PAI. dalam kurikulum 2013 telah mengakomodir. penyampaian nilai-nilai pendidikan multikultural meliputi: Dari pemaparan sebelumnya menunjukkan nilai-nilai multikultural yang dikembangkan dalam muatan materi buku teks PAI dan Budi Pekerti yang diterbitkan oleh Kemendikbud RI dengan standar kurikulum 2013 mencakup 4 nilai multikultural yaitu a. nilai toleransi, b. nilai demokrasi, c. nilai kesetaraan, dan d. nilai keadilan. 2.. Penyapaian nilai-nilai pendidikan multikultural dalam pembelajaran PAI kurikulum 2013 meliputi : a. Membangun. Sikap. Anti. Diskriminasi. Kemampuan b. Membangun Sensitivitas Gender c. Membangun Keberagaman Inklusif. d. Menghargai Keragaman Bahasa. Terhadap. Perbedaan.

(45) 180. e. Membangun Sikap Anti Diskriminasi Etnis f.. 3.. Membangun Sikap Kepedulian Sosial. Implementasi. pembelajaran. PAI. yang. menanamkan. nilai-nilai. pendidikan multikultural mengalami beberapa faktor penghambat, diantaranya: a. Kurangnya sarana dan prasarana dalam implementasi Pemelajaran PAI dalam kurikulum 2013 b. Kurangnya persiapan perangkat pembelajaran dalam implementasi penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural pada mata pelajaran PAI c. Perbedaan latar belakang pemahaman dan sempitnya wawasan keagamaan yang dimiliki peserta didik B. Saran 1. Bagi Guru PAI SMPN 239 Jakarta a. Meningkatkan pemahaman tentang pendidikan multikultural dan upaya penanamanya dalam kegiatan belajar mengajar b. Mengajak pendidik yang lain untuk bersatu padu menyampaikan nilainilai pendidikan multikultural di sekolah c. Menyiapkan perangkat kurikulum sebagai penunjang pembelajaran. 2. Bagi Kepala SMPN 239 Jakarta a. Mengembangkan. program. profesionalisme. dan. peningkatan. Sumberdaya Manusia (SDM) guru dalam memahami kompleksitas.

(46) 181. keberagaman karakteristik kelompok etnis, agama, dan budaya peserta didik. b. Memastikan bahwa semua peserta didik memiliki kesempatan yang adil untuk belajar. c. Menyediakan fasilitas dan suber belajar yang memadai untuk menunjang implementasi nilai-nilai pendidikan multikultural. d. Menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. 3. Bagi Pemerintah a. Konsep pendidikan dapat diwujudkan dalam kurikulum, namun perlu di dirumuskan tujuan, materi, strategi yang harus ditempuh metode penyampaian dan juga penilaianya. b. Menyiapkan pendidik yang prefesional, cakap dan berwawasan multikultural. c. Melakukan studi komparasi terhadap negara-negara (daerah-daerah) dengan persoalan multikulturalitas yang kompleks. C. Kata Penutup Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam, Tuhan dari manusia yang berberagam suku dan dan bangsanya atas limpahan kasih dan ridhanya sehingga penulis mampu menyelesaikan peneletian ini tanpa ada aral rintangan yang berarti. Semoga penelitian ini bermanfaat dan bisa menjadi sumbangan wacana ilmu pengetahuan terutama bagi merekan yang concern dalam bidang kurikulum dan pendidikan multikultural..

(47) 182. DAFTAR PUSTAKA. BUKU Abidin, Zainal dan Neneng Habibah, Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Multikulturalisme, Jakarta: Balai Litbang Agama Jakarta, 2009. Ahmad, Konsep Hak Asasi Manusia dal al-Qur’an dalam Islam dan Realitas Sosial di Mata Intelektual Muslim Indonesia Amir Muhammad (ed), Jakarta: Edu Indonesia Sinergi, 2005. Al Munawar, Said Agil, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam sisitem Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005. Alim,Muhammad, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim, cet. ke-2, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Al-Munawar, Said Agil Husein, Fikih Hubungan Antar Agama, Jakarta: Ciputat Press, 2005. Aminuddin, dkk., Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Agama Islam, cet. ke-5, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Assegaf, Abd. Rachman, Politik Pendidikan Nasional: Pergeseran Kebijakan Pendidikan Agama Islamdari Praproklamasi ke Reformasi, cet. ke-1, Yogyakarta: Kurnia Kalam, 2005. Bank, James A s & Cherry A. McGee Banks (eds), Multicultural Education: Issues and Perspectives, Boston: Allyn and Bacon, 1997. Banks, James A., Multicultural Education Characteristics and Goals, dalam James A Banks & Cherry A. McGee Banks (eds), Multicultural Education: Issues and Perspectives, Boston: Allyn and Bacon, 1997. Burnett, Gary, Varietis of Multicultural Education: An Introduction, Newyork: Eric Publication, tt. Ekstrand, L.H., “Multikultural Education” dalam lawrwce J. Saha, International Encyclopedia of the sociology of Education, Malmo: Malmo Scholl of education, 1997..

(48) 183. Elasmawi, Farid dan Philip P. Harris, Multicultural management: New Skill for Global Succes, Malaysia: S. Abdul Majeed &co, 1994. Enginer, Ashgar Ali, Islam dalam Teori Pembebasan, Terjemah Agung Prihantoro, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999. Essack, Farrid, Membangun yang Tertindas: Al-Qur’an Liberalisme dan Pluralisme, Terjemahan Watung A. Budiman, Bandung: Mizan, 2000. Garcia, Ricardo L., Teaching in a Pluralistic Society: Concep, Models, Strategies, New York: Harper & Row Publiser, 1982. Hanafi, Hasan, Agama, Kekerasan, dan Islam Kontemporer, Terjemahan Ahmad Najib, Yogyakarta: Jendela, 2001. Ibrahim, Abd al-Latif, Tasamuh al-Gharb Ma’a al-muslimin Fi Al Ashr al-Hadir, Riyad: Dar Ibn al Jawzi, 1999. Kamil, Sukron, Islam dan Demokrasi: telaah Kondeptual dan Historis, Jakarta: Gaya Media Pratama 2002. M. Nasir Tamara dan Elza Peldi Taher (Ed), Agama dan Dialog Antar Peradaban, Jakarta: Paramadina, 1996. Mahfud, Chairul, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Miller, Larry, Bringing the Civil Rights Movement into the Clasroom, Milwaukee: SNCC Press, 2003. Moleong, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2012. Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, cet. ke-5, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Muhammad, Hasyim, Tafsir Tematik Al-Qur’an dan Masyarakat: Membangun Demokrasi dalam Peradaban Nusantara, Yogyakarta: Teras, 2007. Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013. Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1997. Nata,Abuddin, Sosiologi Pendidikan Islam, cet. ke-1, Jakarta: Rajawali Press, 2014..

(49) 184. Nurdin, Ali, Qur’anic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam AlQur’an, Jakarta: Erlangga, 2006. Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al-bary, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994. PRESMA, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi, Buah Pikiran, Seputar: Filsafat, Budaya, Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Yogyakarta,: Er-Ruzz Media, 2004. RI, Departemen Agama, Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Jakarta: Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum, 2004. Sachedina, Abdul Aziz, The Islamic Roots of Democratis Pluralism, New York: Oxford University Press, 2001. Shadily, Hassan, Ensiklopedi Indonesia, Edisi Khusus, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Houve, 1992. Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atau Berbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 1998. Smith, Mark K. Curriculum Theory and Practice, London: Routledge, 2002. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010. Surahman, Minarsoh, Dasar dan Teknik Research : Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung : Tarsito, 1989. Susilo, Muhammad Joko, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Taha, Idris, Demokrasi Religius: Pemikiran Politik Nurcholis Majid dan M. Amien Rais, Jakarta: Teraju, 2004..

(50) 185. Tobroni, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan Demokrasi, HAM, Civil Society dan Multikulturaisme, Malang: PuSaPom, 2007. Uhlin, Andres, Oposisi Berserak, Arus Deras Demokratisasi Gelombang III di Indonesia, Terjemah Rofik Suhud, Bandung: Mizan, 1998. UNESCO, “International Conference on Education” dalam Education for All for Learning together: Contens and Learning Strategies, Problem and solultion, Genewa: IBE, 2001. Urbaningrum, Anas, Islam-Demokrasi Pemikiran Nurcholis Majid, Jakarta: Republika, 2004. Widyastono, Herry, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah: dari Kurikulum 2004, 2006, ke kurikulum 2013, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013. Yaqin, Ainul, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pilar Media, 2005. Yaqin, M. Ainul, Pendidikan Multikultura: Cross-cultural Understanding untuk demokrasi dan keadilan, Yogyakarta: Pilar Media, 2007. Zaenal, Arifin, Penelitian , Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011.. TESIS Ifa Amida, Strategi Guru dalam Menerapkan Nilai-Nilai Multikultural di SMA Negeri Yosowilangun Kabupaten Lumajang, Tesis, Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2012. Nuryadin, Pendidikan Multikultural di Pondok Pesantren Karya Pembangunan Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya, Tesis, Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2012. Milda Amalia, Konsep Penanaman Nilai-Nilai Multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam Tingkat SMA Melalui Model Experiental Learning, Tesis, Yogyakarta Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2013. DISERTASI Abdullah, Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren: Telaah terhadap Kurikulum Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta Tahun 2006/2007, Disertasi, Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2008..

(51) 186. JURNAL Maulida, Erlan, Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural di Sekolah”, Jurnal Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Volume I Nomor I, Juni 2012/2013. Abdullah, M. Amin, “Pengajaran Kalam dan Teologi di Era Kemajemukan: Sebuah Tinjauan Materi dan Metode Pendidikan Agama”, dalam Tashwirul Afkar, Jurnal Refleksi Pemikiran Keagamaan dan Kebudayaan, Edisi No.11 Tahun 2001. Arif, Mahfud, Pendidikan Agama Islam yang Inklusif-Multikultural dalam Bingkai Keislaman dan Keindonesiaan”, Jurnal Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Volume I Nomor I, Juni 2012/2013 Vertovee, Steven, “Multicultural and Modes of Citiienship in European Cities” dalam International Jurnal for Social Science, Volume 156, June 1998. Espada, Wilson J. Gonzales, “Multicultural Education: Helping All Students succeed in Science” dalam Jurnal of Literacy Through Science, volume 3 (12), 2004.. PERATURAN dan UNDANG-UNDANG Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam Bab 1 Pasal 1 Ayat (1). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekkolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Peraturan Pemerintah Republlik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Bab 1 Pasal 3 ayat (1). Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, pasal 3. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, Yogyakarta: Media Wacana, 2003..

(52) 187. INTERNET Encyclopedia of Wikipedia, “American Civil Rights Movement (1995-1969)”, dalam http://wikipedia.org/wiki/American_Civil_Right_Movement. Diakses tanggal 39 Maret 2019 Gollnich, Donna M. dan Philip C. Chinn, “Multicultural for Exception Children” dalam http://www.ericdigests/pre-9920/exceptional.htm diunduh 25 Januari 2017. Gorski,. Paul C., ”Abrief History”, dalam http://www.edchangeorg/multicultural/papers/edchange_histpry.html diakses tanggal 29 Juni 2017.. _____________, Paul C., Working Definition, “edchange multicultural pavilion “dalam http://www.Edchange.org/multicultural/inde.html. Diakses 29 Juni 2017. http:. www.idshvoong.com/social-sciences-sejarah-dan-prinsip-demokrasi.com diunduh tanggal 17 Juli 2017.. http://idrisalabdya.wordpress.com diakses 18 uli 2017 http://www.laskarncc.com/2016/12/jumlah-suku-di-indonesia-tahun-2017.html diakses Jum’at, 7 juli 2017, pukul 23.08 wib https://dkn.go.id/ruang-opini/9/jumlah-pulau-di-indonesia.html diakses Jum’at, 7 juli 2017, pukul 23.00 https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bahasa_di_Indonesia_menurut_BPS_2010 diakses Jum’at, 7 juli 2017, pukul 23.10 https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/penduduk/item67? Jum’at, 7 juli 2017, pukul 23.06. diakses. Linda Starr, “ Speaking of Classroom Management: An Interview with harry K. Wong dalam http: www.educationword.com /a_curr/curr161.shtml.2004. Mujtahid, “Gagasan Pendidikan Syed Naquib Al-Attas”, dalam www.Mujtahidkomunitaspendidikan.blogspot.com , diakses pada tanggal 8 Juli 2017 Rikwanto,Brigjen, Mabes Polri telah memetakan wilayah yang dianggap mempunyai tingkat kerawanan selama tahun 2017 mendatang..

(53) 188. http://news.liputan6.com/read/2834962/polri-anggap-5-daerah-ini-palingrawan-konflik-di-pilkada-2017 diakses jum’at, 7 juli 2017, pukul 23.31. Rofiques, “Kurikulum PAI” dalam www.google.com//catatansangpengembara.blogspot.com , diakses pada tanggal 5 April 2017. Sugeng Wanto, http://www.waspada.co.id diunduh tanggal 17 Juli 2017 The International Enccyclopedia of Education, Vol 7, ed. Torten Husen dan T. Neville Postlet hwaite (England: Elsevier Ltd. 1994), Lihat juga dalam Muhaimin al-Mahdy, Multikulturalisme, dan Musa Asy’arie, Pendidikan Multikultural (konflik Bangsa) dalam http: www.kompas.com diakses tanggal 29 Juni 2017. Trianto, “Mempersiapkan Guru PAI dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013” dalam www.Jatim.Kemenag.go.id , diakses pada tanggal 02 April 2017. Urip, files.wordpress.com/ 12 Model Pembelajaran Scientifik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, diakses 15 Juli 2017 pukul 13.00 wib. Winarta,. Frans Hendra dalam opini bangsa http://www.komisihukum.go.id/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=195:konflik-daerah-semakin-sering-pemerintah-tak-bisatuntaskan&catid=163&Itemid=619.

(54)

(55) Lampiran 2 PEDOMAN PENGUMPULAN DATA A. Pedoman Observasi 1. Letak geografis SMPN 239 Jakarta 2. Profil SMPN 239 Jakarta 3. Keadaan sarada dan prasarana SMPN 239 Jakarta 4. Kurikulum di SMPN 239 Jakarta 5. Pembelajaran PAI di SMPN 239 Jakarta 6. Penyampaian nilai-nila pendidikani multikultural di SMPN 239 Jakarta 7. Pemahaman peserta didik dan guru PAI SMPN 239 Jakarta terhadap nilainilai pendidikan multikultural SMPN 239 Jakarta B. Pedoman Dokumentasi 1. Identifikasi sarana dan prasarana SMPN 239 Jakarta 2. Proses pembelajaran di SMPN 239 Jakarta 3. kegiatan pembiasaan di SMPN 239 Jakarta 4. Silabus mata pelajaran PAI di SMPN 239 Jakarta 5. RPP mata pelajaran PAI di SMPN 239 Jakarta 6. Buku ajar PAI di SMPN 239 Jakarta 7. Visi dan Misi SMPN 239 Jakarta C. Pedoman Wawancara 1. Wawancara dengan Kepala SMPN 239 Jakarta a. Bagaimana sejarah berdirinya SMPN 239 Jakarta? b. Kurikulum apa yang digunakan di SMPN 239 Jakarta?.

(56) c. Sejak kapan penerapan kurikulum tersebut? d. Hal-hal apa saja yang dipersiapkan kepada pendidik untuk menerapkan kurikulum tersebut? e. Sejauh mana kesiapan pendidik untuk menerapkan kurikulum tersebut? 2. Wawancara dengan Wakaur Kurikulum SMPN 239 Jakarta a. Kurikulum apa yang diterapkan di SMPN 239 Jakarta? b. Kelas berapa saja yang menggunakan kurikulum tersebut? c. Bagaimana struktur kurikulum di SMPN 239 Jakarta? d. Bagaimana keadaan peserta didik di SMPN 239 Jakarta saat ini? 3. Wawancara dengan guru PAI di SMPN 239 Jakarta a. Sejauhmana kesiapan bapak untuk menerapkan kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI? b. Apa saja yang bapak persiapan untuk menerapkan kurikulum 2013? c. Apa saja faktor pendukung dan penghampat penerapan kurikulum 2013? d. Bagaimana pendapat bapak tentang pendidikan multikultural? e. Apakah pendidikan multikultural relevan dengan kurikulum 2013 terutama dengan mata pelajaran yang bapak ampu? f. Muatan materi apa saja yang mengandung nilai-nilai pendidikan multikultural? g. Bagaimana cara menanamkan nilai demokrasi, toleransi, HAM, keadilan sosial dan kesetaraan pada peserta didik?.

(57) h. Bagaimana cara bapak menanamkan nilai keberagaman yang inklusif kepada peserta didik? i.. Bagaimana cara bapak memahamkan pada peserta didik untuk menghargai keberagaman bahasa?. j.. Bagaimana agar peserta didik memiliki sikap sensitif gender?. k. Bagaimana membangun pemahaman kritis terhadap ketidakadilan dan perbedaan status sosial? l.. Bagaimana membangun sikap anti diskriminasi etnis?. m. Bagaimana menanamkan pada peserta didik untuk menghargai perbedaan kemampuan (difabilitas)? 4. Wawancara dengan peserta didik SMPN 239 Jakarta a. Apakah kamu memiliki teman yang berbeda agama? b. Jika iya, baagaimana cara kalian berteman? c. Apa bedanya jika dibandingkan berteman dengan sesama muslim? d. Apakah kamu pernah memiliki keinginan melihat cara peribadatan mereka? e. Apakah kamu memiliki teman dari luar daerah dengan kebudayaan yang berbeda? f. Jika iya bagaimana cara kamu berkomunikasi? g. Di kelas kamu, bagaimana cara pemilihan ketua kelas? h. Apakah ketua kelas kamu laki-laki? Ataukah perempuan? i.. Bagaimana pendapatmu jika perempuan yang menjadi ketua kelas?. j.. Apakah teman kamu ada yang berkebutuhan khusus?.

(58) k. Bagaimana kamu memandangnya? l.. Menurut kamu apa artinya demokrasi, toleransi, HAM, keadilan sosial, dan kesetaraan?. m. Bagaimana gurumu mengajarkan nilai-nilai tersebut kepada kamu?.

(59) DOKUMENTASI. Papan Visi dan Misi SMPN 239. Masjid SMPN 239.

(60) DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBIASAAN DI SMPN 239 JAKARTA. Senam setiap jumat ke 3. Shalat Dzuhur berjamaah.

(61) Shalat Jumat berjamaah. Melatih Peserta didik untuk Tausiah di Jum’at pertama.

(62) Memulai Pembelajaran denganhal yang menyenangkan. Peserta didik melakukan literasi dan mencari. Pembelajaran menggunakan Teknologi.

(63) Peserta didik aktif dalam pembelajaran. Memberi Kesempatan Bertanya. Memberi Bantuan pada PD yg kesulitan.

(64)

(65) Memberikan pendampingan pada BBK.

(66)

(67) Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran di luar Ruang Kelas.

(68)

(69)

Gambar

Tabel 3  : Keadaan Peserta didik di SMP Negeri 239 Jakarta Selatan  Tabel 4   : Mata Pelajaran Kelas VII dan VIII

Referensi

Dokumen terkait

Pada wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu tidak terdapat perbedaan return saham kandidat portofolio optimal metode Markowitz

Berdasarkan analisa situasi diatas maka 75 pelaku UMKM kerupuk hasil olahan ikan yang ada di kampung kerupuk sukolilo perlu mendapatkan pendampingan dan pelatihan secara

Untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja dan keinginan mahasiswa maka perlu dibuatkan arah tujuan pembelajaran bahasa Inggris pada kelas Manajemen Agroindustri (MID)

(3) Gaji dan penghasilan lain para anggota Direksi ditetapkan oleh Menteri dengan mengingat ketentuan yang ditetapkan dengan atau berdasarkan Undang- undang. Anggota

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% responden mendapatkan dukungan keluarga tinggi, 45% responden memiliki kemampuan perawatan diri dengan bantuan sebagian dan

Pengaturan tegangan jangkar pada saat start dapat meredam  (putaran motor) motor DC dan lonjakan arus jangkar I a. Didalam motor DC daur tertutup ini dapat dinyatakan

Latihan leg press secara signifikan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada latihan sitting calf terhadap peningkatan strength dan power otot tungkai (dengan selisih