BAB VII KELEMBAGAAN NEGARA
Cabang kekuasaan negara menurut UUD
1945 hasil Amandemen
Kekuasaan
Legislatif
•
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang
terdiri atas :
•
(a) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan
•
(b) Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Kekuasaan
Eksekutif
•
Presiden dan Wakil
Kekuasaan
Yudisial
BAB VII KELEMBAGAAN NEGARA
Kekuasaan Eksaminatif
(Inspektif)
•
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Lembaga Negara
Bantu
KEDUDUKAN DAN FUNGSI LEMBAGA NEGARA
KEDUDUKAN
DAN FUNGSI
LEMBAGA
NEGARA
UTAMA DAN
LEMBAGA
NEGARA
BANTU
Lembaga- lembaga Negara yang dimaksud itulah secara
instrumental mencerminkan pelembagaan fungsi-fungsi
kekuasaan Negara yang utama. Seperti (
fungsi-fungsi yang
dimiliki MPR, DPR dan DPD, Presiden dan Wakil Presiden
serta MA, BPK dan MK)
KOMISI NEGARA
Komisi
negara
Komisi
Negara
Independe
n
Komisi
Negara
Biasa
Pembentukan lembaga bantu:
Pembentukan lembaga bantu ini
didasarkan pada landasan yuridis
yang berbeda. Ada yang dibentuk
berdasarkan UUD 1945, seperti :
Komisi Pemilihan Umum (KPU);
ada yang terbentuknya didasarkan
pada undang undang, seperti :
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI),
Badan Perlindungan Konsumen
(BPK); dan ada yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Presiden
LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT
Di Inggris
•
Majelis Tinggi(The House of Lord)
•
Majelis Rendah(The House of Commond)
Di Amerika
Serikat
•
Majelis Tinggi (Senat)
•
Majelis Rendah (House of Representatif)
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
ANGGOTA
DPR
dipilih melalui
pemilu
ANGGOTA
DPR
dipilih melalui
pemilu
MPR
Pasal 2 (1)
****ANGGOTA
DPD
dipilih melalui
pemilu
ANGGOTA
DPD
dipilih melalui
pemilu
Wewenang
Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ];
Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 3 ayat (2)***/**** ];
Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar
[Pasal 3 ayat (3)***/****];
Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];
Wewenang
Mengubah
dan
menetapkan
Undang-Undang Dasar
[Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37
****];
Melantik Presiden dan/atau Wakil
Presiden
[Pasal 3 ayat (2)***/**** ];
Memberhentikan
Presiden
dan/atau Wakil Presiden dalam
masa
jabatannya
menurut
Undang-Undang Dasar
[Pasal 3 ayat (3)***/****];
Memilih Wakil Presiden dari dua calon
yang diusulkan oleh Presiden dalam
hal terjadi kekosongan Wakil Presiden
[Pasal 8 ayat (2)***];
Memilih Presiden dan Wakil Presiden
dari dua pasangan calon Presiden
dan Wakil Presiden yang diusulkan
oleh partai politik atau gabungan
partai politik yang pasangan calon
Presiden dan Wakil Presidennya
meraih suara terbanyak pertama dan
kedua
dalam
pemilihan
umum
sebelumnya sampai berakhir masa
jabatannya, jika Presiden dan Wakil
Presiden
mangkat,
berhenti,
diberhentikan,
atau
tidak
dapat
melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan
KEDUDUKAN MPR
KEDUDUKAN MPR
KEDUDUKAN MPR
Undang Undang Nomor 17 tahun 2014 tentang
MPR,DPR,DPD dan DPRD (MD3) ditentukan bahwa MPR
adalah lembaga tinggi Negara yang berkedudukan di ibu
kota Negara. MPR merupakan lembaga tinggi Negara yang
berkdudukan sama dengan lembaga tinggi Negara lain,
seperti : DPR, DPD, MK dan sebagainya.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Anggota DPR dipilih
melalui pemilihan
umum
[Pasal 19 (1)**]Anggota DPR dipilih
melalui pemilihan
umum
[Pasal 19 (1)**]DPR
memegang kekuasaan membentuk UU
[Pasal 20 (1)*]
anggota DPR dapat
diberhentikan dari
jabatannya, yang
syarat-syarat dan
tata caranya
diatur dalam
undang-undang
(Pasal 22B**)anggota DPR dapat
diberhentikan dari
jabatannya, yang
syarat-syarat dan
tata caranya
diatur dalam
undang-undang
(Pasal 22B**)Fungsi
,
Wewenang
, dan
Hak
Antara lain tentang:
memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ;
mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ;
pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ;
persetujuan dalam menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian [Pasal 11 (1) dan (2)****] ;
pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ;
pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam menerima penempatan duta negara lain [Pasal 13 (3)*] ;
pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*] ;
persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ;
pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ;
pemilihan anggota BPK dengan memperhatikanpertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;
persetujuan calon hakim agung yang diusulkan oleh KY [Pasal 24A (3)***] ;
persetujuan pengangkatan dan pemberhentian anggota KY [Pasal 24B (3)***] ;Fungsi
, Wewenang, dan
Hak
DPR
Antara lain tentang:
memiliki fungsi legislasi, fungsi
anggaran, dan fungsi
pengawasan [Pasal 20A (1)**];
mempunyai hak interpelasi, hak
angket, dan hak menyatakan
pendapat [Pasal 20A (2)**];
pengajuan usul pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil Presiden
[Pasal 7B (1)***];
persetujuan dalam menyatakan
perang, membuat perdamaian
dan perjanjian
[Pasal 11 (1) dan (2)****];
pemberian pertimbangan kepada
Presiden dalam pengangkatan
duta [Pasal 13 (2)*];
pemberian pertimbangan kepada
Presiden dalam menerima
penempatan duta negara lain
[Pasal 13 (3)*];
pemberian pertimbangan kepada
Presiden dalam pemberian amnesti
dan abolisi [Pasal 14 (2)*];
persetujuan atas perppu
[Pasal 22 (2)];
pembahasan dan persetujuan atas
RAPBN yang diajukan oleh Presiden
[Pasal 23 (2) dan (3)***];
pemilihan anggota BPK dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
[Pasal 23F (1)***];
persetujuan calon hakim agung yang
diusulkan oleh KY
[Pasal 24A (3)***];
persetujuan pengangkatan dan
pemberhentian anggota KY
[Pasal 24B (3)***];
pengajuan tiga orang calon anggota
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
pembentuk Undang-Undang
DPR
DPR
memegang kekuasaan membentuk UU
[Pasal 20 (1)*]
Anggota berhak mengajukan usul
RUU
(Pasal 21*)
RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk
mendapat persetujuan
bersama
[Pasal 20 (2)*]
Presiden
Presiden
berhak mengajukan
RUU
[Pasal 5 (1)*]
Dalam hal RUU tidak disahkan dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU dan
wajib diundangkan
[Pasal 20 (5)**]
mengesahkan UU
[Pasal 20 (4)*]
tidak boleh diajukan lagi dalam
persidangan masa itu
[Pasal 20 (3)*]
mendapat
persetujuan bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Pembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD
DPD
DPD
dapat mengajukan RUU yang sesuai
dengan kewenangannya
[Pasal 22D (1)***]
ikut membahas dan memberikan pertimbangan atas
RUU yang sesuai dengan kewenangannya
[Pasal 22D (2)***]
DPR
DPR
memegang kekuasaan membentuk UU
[Pasal 20 (1)*]
Anggota berhak mengajukan
usul RUU
(Pasal 21*)
RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk
mendapat persetujuan
bersama
[Pasal 20 (2)*]
Presiden
Presiden
berhak mengajukan
RUU
[Pasal 5 (1)*]
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu)
Presiden
Presiden
Dalam hal ihwal
kegentingan yang
memaksa, berhak
menetapkan Perpu
[Pasal 22 (1)]
Perpu itu harus
mendapat
persetujuan
DPR
[Pasal 22 (2)]
DPR
DPR
setuju
tidak
setuj
u
menjadi UU
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Kewenangan DPD
I.
RUU yang berkaitan dengan:
I.
RUU yang berkaitan dengan
:
•
Otonomi daerah
•
Otonomi daerah
•
Hubungan pusat dan daerah
•
Hubungan pusat dan daerah
•
Pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah
•
Pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah
•
Pengelolaan sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi
lainnya
•
Pengelolaan sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi
lainnya
•
Perimbangan keuangan pusat
dan daerah
•
Perimbangan keuangan pusat
dan daerah
•
RAPBN
•
RAPBN
•
Pajak
•
Pajak
•
Pendidikan
•
Pendidikan
•
Agama
•
Agama
II. Pemilihan anggota BPK
II. Pemilihan anggota BPK
KEWENANGAN DPD
KEWENANGAN DPD
dapat mengajukan
dapat
mengajukan membahasikut
ikut
membahas pertimbanganmemberi
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui
pemilu [Pasal 22C (1)***]
Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama
dan jumlah seluruh anggota DPD itu tidak
lebih 1/3 jumlah anggota DPR
[Pasal 22C (2)***]
DPD
Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang
syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam
undang-undang
Susunan dan Kedudukan DPR
Keanggotaan DPD diatur di dalam UUD Negara RI Tahun 1945 pasal 22 C,
yang bunyinya : Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui
pemilihan umum. Artinya cara pengisian anggota DPD semuanya dipilih
melalui pemilu. Lebih lanjut keanggotaan DPD ini diatur melalui UU No. 17
tahun 2014 tentang MD3. Pasal 252 UU tentang MD3 tersebut mengatur
antara lain :
(1) Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak 4 (empat)
orang.
(2) Jumlah anggota DPD tidak lebih dari 1/3 (satu per tiga) jumlah anggota
DPR.
Keanggotaan DPD diatur di dalam UUD Negara RI Tahun 1945 pasal 22 C,
yang bunyinya : Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui
pemilihan umum. Artinya cara pengisian anggota DPD semuanya dipilih
melalui pemilu. Lebih lanjut keanggotaan DPD ini diatur melalui UU No. 17
tahun 2014 tentang MD3. Pasal 252 UU tentang MD3 tersebut mengatur
antara lain :
(1) Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak 4 (empat)
orang.
LEMBAGA PEMERINTAHAN EKSEKUTIF
Presiden/
Wakil Presiden
Presiden/
Wakil Presiden
Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga
negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta
mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan
Wakil Presiden. [Pasal 6 (1)***] Calon Presiden dan calon Wakil
Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta
mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan
Wakil Presiden. [Pasal 6 (1)***]
Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)***]
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
(Pasal 7 *)
Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)***]
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
(Pasal 7 *)
Wewenang, Kewajiban, dan Hak
Antara lain tentang:
memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)];
berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*];
menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*];
memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*];
memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****];
membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***];
menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);
mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];
menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*];
memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*];
memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*];
memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*;
membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****;
pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];
pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*];
hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)];
pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];
peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***]; penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***];
pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];
Wewenang, Kewajiban dan Hak Presiden/Wakil Presiden
Antara lain tentang:1. memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)]; 2. berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*];
3. menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*];
4. memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*];
5. memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);
6. dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain [Pasal 11 (1)****];
7. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***]; 8. menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);
9. mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];
10. menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*]; 11. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*];
12. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*];
13. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*;
14. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****;
15. pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];
16. pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*];
17. hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)];
18. pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];
19. peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***];
20. penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***]; 21. pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)***]
diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelum pemilu
[Pasal 6A (2) ***]
Pemilu
Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih
[Pasal 6A (4)****]
pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dalam
pemilu
pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak kedua dalam
pemilu
Pemilu
pasangan yang memperoleh suara
terbanyak pasangan yang memperoleh suara
terbanyak mendapatkan suara >50% jumlah suara dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap
provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 jumlah provinsi
[Pasal 6A (3)***]
mendapatkan suara >50% jumlah suara dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap
provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 jumlah provinsi
[Pasal 6A (3)***]
Presiden
dan
Wapres
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
DPR
DPR
Pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum
ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat
[Pasal 7B (2)***]
Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota yang hadir dalam sidang paripurna yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota [Pasal 7B (3)***]
DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)***]
MK
wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90
hari setelah permintaan diterima
[Pasal 7B (4)***]
terbukti
tidak terbukti
MPR
MPR
wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR paling lambat 30
hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)***]
Keputusan diambil dalam sidang paripurna, dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 jumlah anggota, disetujui sekurang-kurangnya 2/3 jumlah yang hadir, setelah
Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan
[Pasal 7B (7)***]
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Wakil Presiden
[Pasal 8 (2)***]
Presiden
Presiden
mengajukan
dua calon
Wapres
MPR
MPR
selambat-lambatnya
dalam waktu 60 hari
menyelenggarakan
sidang MPR untuk
memilih Wapres
Wapres
terpilih
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
DPR
DPR
Presiden
Presiden
MA
MA
menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dan internasional
lainnya
[Pasal 11 (1)**** dan (2)***]
menyatakan keadaan bahaya
(Pasal 12)
mengangkat dan menerima Duta
[Pasal 13 (2)* dan (3)*]
memberi grasi dan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)*]
memberi amnesti dan abolisi
[Pasal 14 (2)*]
memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
undang-undang
(Pasal 15 *)
dengan pertimbangan dengan
persetujuan
dengan pertimbangan
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya Berhalangan Tetap Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****]
parpol atau gabungan
parpol yang pasangan
calon Presiden dan
Wapresnya meraih suara
terbanyak pertama dalam
pemilu sebelumnya
parpol atau gabungan
parpol yang pasangan
calon Presiden dan
Wapresnya meraih suara
terbanyak pertama dalam
pemilu sebelumnya
parpol atau gabungan
parpol yang pasangan
calon Presiden dan
Wapresnya meraih suara
terbanyak
kedua dalam pemilu
sebelumnya
parpol atau gabungan
parpol yang pasangan
calon Presiden dan
Wapresnya meraih suara
terbanyak
kedua dalam pemilu
sebelumnya
mengusulkan
pasangan calon
Presiden dan
Wapres
mengusulkan
pasangan calon
Presiden dan
Wapres
MPR
MPR
selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari menyelenggarakanKEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Kementerian Negara dan Dewan Pertimbangan
Presiden
Presiden
membentuk suatu dewan pertimbangan
yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan
kepada Presiden
(Pasal 16) ****
dibantu
menteri-menteri negara
[Pasal 17 (1)]
yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
[Pasal 17 (2)*]
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan
[Pasal 17 (3)*]
Pembentukan, pengubahan, dan
pembubaran kementerian negara diatur dalam
undang-undang
KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Agung
Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional,
dan berpengalaman di bidang hukum
[Pasal 24A (2)***]
MA
Pasal 24A ***
Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk
mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai
hakim agung oleh Presiden
[Pasal 24A (3)***] Umum
Agama
Militer
TUN
Kewajiban dan Wewenang
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang
[Pasal
24A (1)***];
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
[Pasal 24C (3)***];
3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan
KEKUASAAN KEHAKIMAN Rekruitmen Hakim Agung [Pasal 24A (3)***]
KY
KY
calon yangdiusulkan
DPR
DPR
calon yang
disetujui
Presiden
Presiden
KEKUASAAN KEHAKIMAN Komisi Yudisial
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai
pengetahuan dan pengalaman di bidang
hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak
tercela
[Pasal 24B (2)***]
KY
Pasal 24B ***
Anggota Komisi Yudisial diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR
[Pasal 24B (3)***]
Wewenang
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung
[Pasal 24B (1)***];
KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Konstitusi
Hakim konstitusi harus memiliki integritas
dan kepribadian yang tidak tercela, adil,
negarawan yang menguasai konstitusi dan
ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai
pejabat negara
[Pasal 24C (5)***]
MK
mempunyai
sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh
Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh
MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh Presiden
[Pasal 24C (3)***]
Wewenang dan Kewajiban
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum
[Pasal 24C (1)***];
wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
KEKUASAAN KEHAKIMAN
Rekruitmen anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]
MA
MA
DPR
DPR
Presiden
Presiden
mengajukan 3
(tiga) orang
hakim
konstitusi
mengajukan 3
(tiga) orang
hakim
konstitusi
mengajukan 3
(tiga) orang
hakim
konstitusi
9 (sembilan) orang
anggota hakim
konstitusi
Lembaga Pemeriksa Keuangan Negara (Eksaminatif)
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh
Presiden
[Pasal 23F (1)***]
BPK
Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada
DPR, DPD, dan DPRD, sesuai dengan
kewenangannya
[Pasal 23E (2)***]
Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai
dengan undang-undang
[Pasal 23E (3)***]
Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri
[Pasal 23E (1)***]
BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di
setiap provinsi
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***]
calon
Anggota
BPK
DPR
memilih
calon
anggota
BPK
terpilih
diresmikan
Presiden
DPD
Komisi Pemberantasan Korupsi KPK
“Mewujudkan Indonesia yang
Bebas Korupsi” Visi itu ingin
menunjukkan pada kita semua
adanya suatu tekad yang kuat
dari KPK untuk dalam waktu
segera dapat menuntaskan
persoalan-persoalan yang
menyangkut kolusi, korupsi dan
nepotisme yang sedang marak
terjadi.
“Mewujudkan Indonesia yang
Bebas Korupsi” Visi itu ingin
menunjukkan pada kita semua
adanya suatu tekad yang kuat
dari KPK untuk dalam waktu
segera dapat menuntaskan
persoalan-persoalan yang
menyangkut kolusi, korupsi dan
nepotisme yang sedang marak
terjadi.
Visi dan Misi KPK
Visi KPK
“Penggerak perubahan untuk
mewujudkan bangsa yang anti
korupsi” Melalui misi yang
tersebut, KPK nampaknya
menginginkan untuk menjadi
suatu lembaga yang dapat
membudayakan anti korupsi di
msyarakat, pemerintah dan
swasta di seluruh pelosok tanah
air.Keikut sertaan serta partisipasi
seluruh lapisan masyarakat
sangat menentukan keberhasilan
KPK dalam mewujudkan misinya.
“Penggerak perubahan untuk
mewujudkan bangsa yang anti
korupsi” Melalui misi yang
tersebut, KPK nampaknya
menginginkan untuk menjadi
suatu lembaga yang dapat
membudayakan anti korupsi di
msyarakat, pemerintah dan
swasta di seluruh pelosok tanah
air.Keikut sertaan serta partisipasi
seluruh lapisan masyarakat
sangat menentukan keberhasilan
KPK dalam mewujudkan misinya.
Tugas dan wewenang KPK
Tugas
KPK
adalah
sebagai
berikut
(1) melakukan koordinasi dengan instansi yang
berwenang untuk melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi
(2) melakukan supervise terhadap instansi yang
berwenang untuk melakukan pemberantasan tindak
korupsi
(3) melakukan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan terhadap tindak pidana korupsi
(4) melakukan tindakan-tindakan pencegahan
tindak pidana korupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi KPK
KPK
memiliki
wewenang
(1) mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan tindak pidana korupsi, menetapkan sistem pelaporan
dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi;
(2) meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak
pidana korupsi kepada instansi terkait
(3) melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan
instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi