1 MANTAN KEPALA KEUANGAN UANGKAPKAN TEMUAN BPK
(Terkait Sidang Korupsi Asuransi DPRD Malra)
lidean.co.id
Awaludin Bugis, yang merupakan mantan Kepala Keuangan Pemerintah Kabupaten
Maluku Tenggara (Malra) mengakui dalam sidang bahwa berdasarkan temuan BPK RI, ada nama M.M. Tamher dan Adam Rahayaan serta 34 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Malra lainnya dalam Temuan BPK RI.
Temuan ini terkait penyalahgunaan dana asuransi sehingga menyebabkan kerugian negara.
Hal ini diungkapkan Awaludin Bugis pada Persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor) Ambon.
Sidang dengan terdakwa Mantan Walikota Tual, M.M. Tamher itu dipimpin oleh
Hakim Ketua Mustari, S.H. didampingi para Hakim Anggota yaitu Ahmad Bukhori, S.H. dan
Abadi, S.H. Selain Awaludin Bugis, Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) juga menghadirkan
saksi H Ali Rahayaan yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada DPRD Malra.
Menurut Awaludin Bugis, Hasil Temuan BPK RI nama seluruh Anggota DPRD Malra Periode 1999 – 2004 itu diduga melakukan penyalahgunaan dana asuransi. “Dalam temuan
dan rekomendasi dari BPK, ada nama terdakwa Adam Rahayaan dan Anggota DPRD
lainnya. Namun, hal tersebut tidak ditanggapi oleh DPRD Malra,” beber dia.
Saksi juga mengakui bahwa dana asuransi merupakan hak Anggota DPRD. Namun,
dana tersebut merupakan tanggung jawab dari Sekretaris Dewan (Sekwan) untuk mengelola
dana tersebut. “Sekwan yang bertanggung jawab mengurus dana asuransi itu, karena Sekwan
yang mempunyai tanggung jawab mengurus Polis Asuransi,” jelasnya.
Sementara itu, Saksi Ali Rahayaan menjelaskan, dana asuransi DPRD Malra termasuk
anggaran pembangunan. Namun, dalam rapat saat itu, tidak dijelaskan kepastian fungsi dana
asuransi itu. Bahkan saksi mengaku tidak ada pertemuan dengan 35 Anggota DPRD periode
itu. Anehnya, kata dia telah dilaksanakan pertemuan antara Bupati Malra saat itu dengan Ketua DPRD saat itu. “Tidak ada pertemuan antara Anggota DPRD, yang ada hanya
2 Sumber Berita :
Harian Ambon Ekspres, 22 Januari 2015.
Catatan :
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan
dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Pimpinan DPRD adalah Ketua dan Wakil-wakil Ketua DPRD, sedangkan Anggota DPRD adalah mereka yang diresmikan keanggotaannya sebagai Anggota DPRD dan
telah mengucapkan sumpah/janji berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sekretariat DPRD adalah unsur pendukung DPRD sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sekretaris DPRD adalah Pejabat Perangkat
Daerah yang memimpin Sekretariat DPRD.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat, Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan hak berupa Uang Representasi, Uang Paket, Uang Jasa Pengabdian, dan
berbagai tunjangan antara lain Tunjangan Jabatan, Tunjangan Alat Kelengkapan DPRD,
Tunjangan Kesejahteraan, Tunjangan Komunikasi Intensif, dan Dana Operasional.
Namun, kepada Pimpinan maupun Anggota DPRD Periode 1999 – 2004 diberikan hak keuangan lain yaitu Dana Asuransi. Dana tersebut tercantum dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD). Namun, dana tersebut tidak dipergunakan sesuai dengan
peruntukkannya melainkan dipergunakan untuk kepentingan pribadi dari masing-masing
Anggota DPRD.
Asuransi adalah perjanjian antara penanggung dan tertanggung yang mewajibkan tertanggung membayar sejumlah premi untuk memberikan penggantian atas risiko
kerugian, kerusakan, kematian, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang