SISTEM PENCERNAAN
Materi Kuliah Fisioanatomi bagi Mahasiswa Kesehatan
Lingkungan
Oleh: Heru Santoso Wahito Nugroho, S.Kep, Ns, M.M.Kes Website: www.medikes.webs.com
Email: heruswn@gmail.com
Makanan sangat vital bagi kehidupan. Makanan dibutuhkan bagi reaksi-reaksi kimiawi di dalam semua sel tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia ini memiliki berbagai tujuan misalnya: menghasilkan energy, membentuk enzim baru, membentuk struktur sel, dan sebagainya. Sayangnya, mayoritas makanan yang kita makanan terlalu besar ukuran molekulnya sehingga tak dapat menembus membran sel. Oleh karena itu, makanan perlu dipecah menjadi ukuran molekul yang lebih kecil. Proses pemecahan ini dinamakan digesti (pencernaan). Kelompok organ yang berperan dalam proses digesti dinamakan sistem digesti (sistem pencernaan).
PROSES PENCERNAAN
Sistem digesti menyiapkan makanan agar dapat dikonsumsi oleh sel. Ada 5 aktifitas dasar dalam pencernaan yaitu:
1) Ingesti
Ingesti atau makan adalah memasukkan makanan ke dalam tubuh. 2) Peristalsis
Peristalsis adalah perpindahan makanan di sepanjang saluran pencernaan. 3) Digesti
Digesti adalah pemecahan makanan melalui proses mekanik dan kimiawi. 4) Absorpsi
Absorpsi adalah penyerapan hasil pencernaan makanan dari saluran pencernaan ke vaskuler (pembuluh darah) dan pembuluh limfe (getah bening). 5) Defekasi
Defekasi adalah eliminasi (pembuangan) bahan-bahan yang tak dapat dicerna ke luar tubuh.
Pencernaan kimiawi adalah rangkaian reaksi katabolik (pemecahan) untuk memecah karbohidrat, lipid, dan protein menjadi molekul-molekul berukuran kecil, sehingga dapat melintasi dinding saluran pencernaan menuju kapiler pembuluh darah dan pembuluh limfe, yang selanjutnya akan diteruskan menuju sel-sel di berbagai bagian tubuh.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
Organ pencernaan dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu saluran gastrointestinal atau saluran pencernaan dan struktur aksesori pencernaan.1) Saluran pencernaan
Saluran pencernaan adalah tabung panjang di bagian ventral tubuh yang dimulai dari mulut dan berakhir pada anus, dengan panjang kira-kira 9 meter. Organ yang menyusun saluran pencernaan adalah: mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus, dan usus besar.
2) Struktur aksesori pencernaan
Bagian ini meliputi gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pancreas. Gigi membantu memecah makanan. Kelenjar aksesori lainnya, kecuali lidah, berada di luar saluran pencernaan, berfungsi menghasilkan dan menyimpan sekresi yang membantu proses pencernaan. Sekresi dipancarkan melalui duktus menuju saluran pencernaan.
Mulut disebut juga oral atau bukal, sehingga rongga mulut disebut juga kavum oral atau kavum bukal. Rongga mulut dibangun oleh pipi (bagian lateral), labia atau bibir (bagian anterior), palatum atau langit-langit (bagian superior), dan bagian posterior berbatasan dengan faring. Lidah terletak di dasar mulut.
Lidah
Otot-otot ekstrinsik lidah menggerakkan lidah ke kanan-kiri dan ke depan-belakang. Gerakan lidah membantu membentuk makanan terkunyah menjadi bulatan yang disebut bolus. Lidah juga mendorong makanan ke belakang agar tertelan.
Kelenjar saliva
Gigi
Gigi terletak di dalam mulut yang menancap pada maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah). Gigi membantu pencernaan secara mekanik, dengan cara mengunyah.
Faring
Deglutisi atau menelan adalah mekanisme gerakan makanan dari mulut menuju lambung. Proses ini difalitasi oleh saliva dan mukus (lendir) yang terdapat pada mulut, faring dan esophagus. Ada 3 tahap menelan yaitu:
1) Tahap volunter (disadari), yaitu bolus bergerak ke faring
2) Tahap faringeal, yaitu secara tak sadar bolus bergerak dari faring ke esophagus 3) Tahap esophageal, yaitu secara tak sadar bolus bergerak dari esophagus ke
lambung.
Esophagus
bawah. Selama menelan, sfingter ini relaks sehingga memudahkan masuknya bolus ke lambung.
Lambung
Lambung berawal dari esophagus dan berakhir pada duodenum usus halus. Lambung dibagi menjadi 4 bagian yaitu: kardia di sekitar sfingter esophageal bawah, fundus pada bagian puncak, badan di bagian sentral, dan pylorus atau antrum di bagian bawah. Sfingter pilorik menghubungkan pylorus lambung ke duodenum usus halus.
Beberapa menit setelah makanan masuk ke dalam lambung, terjadilah gelombang peristalsis lambung yang mengaduk makanan dan mencampurnya dengan sekret yang dikeluarkan oleh kelenjar lambung. Akhirnya bolus menjadi cair dan disebut kimus. Lambung akan kosong kembali 2-6 jam pasca ingesti.
Di dalam lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim yaitu: 1) Amylase saliva melanjutkan pencernaan amilum di bagian fundus 2) Pepsin membantu pemecahan protein
4) Rennin membantu pencernaan susu pada bayi. Rennin dan kalsium menyebabkan koagulasi susu, sehingga lebih lama berada di lambung untuk dicerna.
Pankreas
Dari lambung kimus dilanjutkan ke usus halus untuk dicerna lebih lanjut. Sekret yang membantu pencernaan tidak hanya berasal dari usus halus sendiri, tetapi juga dari pancreas, hati, dan kandung empedu.
Pankreas berukuran panjang: 12,5 cm dan tebal: 2,5 cm, terletak di belakang lambung. Pankreas dihubungkan oleh duktus pankreatikus menuju duodenum, yang bermuara pada ampula hepatopankreatikus.
Pancreas menghasilkan getah pancreas yang mengandung air, garam, natrium bikarbonat, dan enzim-enzim yaitu:
1) Amylase pancreas yang membantu pencernaan karbohidrat 2) Tripsin yang membantu pemecahan protein
4) Karboksipolipeptidase yang membantu pemecahan protein 5) Lipase pancreas yang membantu pemecahan lipid
6) Ribonuklease yang membantu pemecahan asam nukleat: RNA
7) Deoksiribonuklease yang membantu pemecahan asam nukleat: DNA
Hati
Hati terletak di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus utama yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Hati dihubungkan oleh rangkaian duktus. Bermula dari duktus hepatikus kanan dan kiri, lalu bergabung menjadi satu pada duktus hepatikus utama. Duktus hepatikus utama bergabung dengan duktus kistikus dari kandung empedu, keduanya membentuk duktus empedu. Duktus empedu menuju duodenum dan bermuara di ampula hepatopankreatikus bersama-sama dengan duktus pankreatikus.
Hati menampilkan 7 fungsi pokok yaitu:
1) Menghasilkan garam empedu, yang digunakan oleh usus halus untuk mengemulsikan dan menyerap lipid
2) Menghasilkan antikoagulan heparin dan protein plasma seperti protrombin, fibrinogen, dan albumin
3) Sel-sel retikuloendotelial hati, memfagosit (memangsa) sel-sel darah yang telah rusak, juga bakteri
4) Menghasilkan enzim yang memecah racun atau mengubahnya menjadi struktur yang tak berbahaya. Sebagai contoh, ketika asam amino hasil pemecahan protein dipecah lagi menjadi energy, dihasilkan sampah-sampah nitrogen beracun (misalnya ammonia) yang akan diubah menjadi urea. Selanjutnya urea dibuang melalui ginjal dan kelenjar keringat.
5) Nutrient yang baru diserap akan dikumpulkan di hati. Tergantung kebutuhan tubuh, kelebihan glukosa akan diubah menjadi glikogen atau lipid untuk disimpan. Sebaliknya hati juga dapat mengubah glikogen dan lipid menjadi glukosa kembali jika dibutuhkan.
6) Hati menyimpan glikogen, tembaga, besi, vitamin A, B12, D, E, dan K. Juga menyimpan racun yang tak dapat dipecah dan dibuang (misalnya DDT) 7) Hati dan ginjal berperan dalam aktivasi vitamin D.
Kandung empedu
Kandung empedu adalah kantong menyerupai buah pir dengan panjang: 7-10 cm, dan terletak pada hati.
Kandung empedu memekatkan empedu hingga 10 kali lipat. Empedu dari hati masuk ke usus halus melalui duktus empedu utama. Ketika usus halus kosong, katup di ampula hepatopankreatikus tertutup, sehingga empedu kembali ke duktus kistikus menuju kandung empedu untuk disimpan.
Usus halus
Usus halus bagian utama dari proses digesti dan absorpsi. Panjang usus halus kira-kira 6,35 m. Usus halus dibagi menjadi 3 bagian yaitu: duodenum (0,25 m), yeyunum (2,5 m), dan ileum (3,6 m).
1) Segmentasi
Segmentasi adalah gerakan utama dari usus halus, yaitu kontraksi lokal pada area yang berisi makanan. Gerakan ini mencampur kimus dengan getah pencernaan dan membawa partikel-partikel hasil pencernaan ke mukosa (selaput lender) usus untuk diabsorpsi.
2) Peristalsis
Peristalsis mendorong kimus di sepanjang saluran pencernaan. Kontraksi peristalsis pada usus halus secara normal jauh lebih lemah daripada peristalsis lambung dan esophagus. Kimus bergerak melalui usus halus dengan kecepatan 1 cm/menit. Maka, kimus berada di dalam usus halus selama 3-5 jam.
Di dalam usus halus terjadi pencernaan karbohidrat, protein, dan lipid. Kerjasama antara getah pankreas, empedu, dan getah usus halus akan memerankan proses pencernaan sebagai berikut:
1) Karbohidrat dipecah menjadi monosakarida 2) Protein menjadi asam amino
3) Lipid dipecah menjadi asam lemak, gliserol, dan gliserida
Selanjutnya hasil-hasil pencernaan tersebut diserap melalui dinding usus halus, dan masuk ke dalam pembluh darah dan pembuluh limfe. Proses ini disebut absorpsi. Kira-kira 90% absorpsi makanan terjadi di sepanjang usus halus. Sisanya (10%) terjadi di lambung dan usus besar. Makanan-makanan yang tidak tercerna dan tidak terserap akan masuk ke usus besar.
Usus besar
Usus besar membentang dari ileum usus halus hingga anus, dengan panjang kira-kira 1,5 m, dengan diameter 6,5 cm. usus besar dibagi menjadi 4 bagian pokok yaitu sekum, kolon, rektum, dan kanal anal. Panjang sekum kira-kira 6 cm.
1) Sekum
Panjang rektum kira-kira 20 cm setelah kolon sigmoid 4) Kanal anal
Kimus dari ileum masuk ke sekum diatur oleh sfingter ileosekal yang berkontraksi ringan sehingga proses masuknya lambat. Pada usus besar juga ada gerakan peristalsis namun lebih lemah. Gerakan lain pada usus besar adalah peristalsis massa, yaitu gelombang peristalsis yang kuat mulai dari pertengahan kolon transversum yang mendorong isi usus menuju rectum. Makanan di dalam lambung mengawali aksi reflex ini di dalam kolon. Maka, peristalsis massa biasanya terjadi 3-4 kali selama makan atau segera setelah makan.
Fase akhir pencernaan dibantu oleh aksi bakteri, bukan enzim. Mukus non enzimatik disekresikan oleh usus besar. Kimus dipersiapkan untuk eliminasi oleh aksi bakteri. Bakteri memfermentasikan sisa karbohidrat menjadi hydrogen, karbondioksida, dan gas metana. Gas-gas ini membentuk gas flatus (kentut) di dalam kolon. Bakteri juga mengubah asam amino menjadi indol, skatol, hydrogen sulfide, dan asam lemak. Beberapa indol dan skatol membuat feses menjadi berbau. Bakteri juga mendekomposisi bilirubin yang akhirnya membuat feses menjadi berwarna kuning kecoklatan. Beberapa vitamin yang dibutuhkan untuk metabolism (vitamin B dan K) disintesis oleh bakteri.
Kimus tinggal di usus besar kira-kira 3-10 jam, sehingga memadat sebagai dampak dari proses penyerapan air. Struktur solid atau semisolid ini disebut feses. Selain air, komponen lain yang diserap di usus besar adalah elektrolit, termasuk natrium dan klorida.
Peristalsis massa mendorong feses ke rectum. Selanjutnya terjadilah distensi dinding rectum yang merangsang refleks defekasi (proses mengosongkan rectum).
Referensi
Mugiasih. 2012. Sistem Pencernaan Pada Manusia.
http://blog.uad.ac.id/mugiasihpbio/files/2011/12/Saluran-Pencernaan.jpg