• Tidak ada hasil yang ditemukan

evaluasi kecemasan anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "evaluasi kecemasan anak"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PSIKOLOGI KLINIK ANAK

EVALUASI DENTAL ANXIETY PADA PASIEN ANAK-ANAK

Disusun oleh :

Anita Rahmawati 10/299046/KG/8670

Iput Damayanti 10/299082/KG/8673

Kurnia Ramadhani Aziza 10/299099/KG/8675

Bagus Manik Panji 10/299189/KG/8679

Eri Septiana 10/299219/KG/8682

Damairia Hayu Parmasari 10/299227/KG/8685

Prima Aretha Sari 10/299274/KG/8687

Rr Nabila Z.A 10/299286/KG/8688

Ummu Athiyah 10/299327/KG/8694

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

(2)

PENDAHULUAN

Prevalensi dari kecemasan dan phobia (ketakutan) terhadap treatment kedokteran gigi besar. Survei dari The United Kingdom Adult Dental Anxiety tahun 1998 mengindikasikan bahwa 64 % orang dewasa teridentifikasi menjadi gelisah ketika akan melaksanakan treatment gigi. Kecemasan pasien dalam treatment gigi mempunyai pengaruh yang besar terhadap praktisi dental yang menangani pasien tersebut. Melakukan perawatan pada pasien yang cemas terutama pasien anak-anak dapat menjadi sumber utama stress pada para dokter gigi dalam lingkungan kerjanya sehari-hari.

Kecemasan pasien terhadapa perawatan gigi merupakan suatu hal yang multifaktorial dan mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Faktor-faktor yang mungkin bisa menyebabkan kecemasan atau ketakutan anak-anak terhadap treatment gigi adalah trauma yang dialami saat treatment gigi, perilaku keluarga, teman dan teman sebaya, pengaruh media dan sebagainya.

(3)

EVALUASI DENTAL ANXIETY PADA ANAK-ANAK

Ketakutan dan kecemasan sebagai sebuah fenomena yang normal

Ketakutan diakui sebagai sebuah emosi, respon melawan terhadap sebuah bahaya dan manifestasi dari perasaan yang tidak menyenangkan atau kecemasan , dan antisipasi terhadap adanya sebuah bahaya. Ketakutan terhadap treatment gigi ditemukan pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Namun, penanganan pada anak-anak dental anxiey dan phobia lebih kompleks dibanding remaja dan orang dewasa.Kecemasan dan ketakutan yang berkepanjangan dari semasa kecil hingga dewasa bisa menyebabkan “phobia” atau persistensi dan ketakutan yang berlebih terhadap sebuah objek, aktivitas atau situasi. Phobia dapat menyebabkan penderitaan, pada pasien dan sulit untuk merubah pasien dental phobia ini. Perlu adanya intervensi psikologik dan terapeutik. Penanganan pasien dentalphobia lebih sulit dibandingkan pasien dental anxiety.

Penting untuk membedakan antara phobia dengan anxiety (cemas).Anxiety adalah sebuah keadaan umum dari perasaan yang non spesifik, emosi yang ditimbulkan dari suatu keadaaan yang tidak menyenangkan, sinyal kepada tubuh untuk menyiapkan tubuh dari keadaan yang tidak menyenangkan. Respon fisiologi yang sering menyertai pasien dental anxiety adalah meningkatnya detak jantung, perubahan rata-rata respirasi, berkeringat, gemetar, kelelahan, dan kelemahan. Respon psikologi yang timbul adalah perasaan bahwa akan ada bahaya yang datang, ketidakberdayaan, dan ketegangan.

Phobia adalah sebuah bentuk rasa ketakutan yang berlebih yang mana irasional , tidak bisa dijelaskan penyebabnya, bersifat menetap dalam jangka waktu tertentu, dan tidak mempunyai spesifitas umur.

1. Evaluasi etiologi dari dental anxiety pada anak-anak

Faktor-faktor etiologi yang berhubungan dengan perkembangan dengan dental anxiety terdiri dari perkembangan psikologis, jenis kelamin,pengalaman trauma gigi, pengaruh keluarga dan teman sebaya, dan faktor perawatan gigi yang diberikan.

a. Perkembangan kecemasan umum dan psikologi

(4)

Seiring dengan kematangan anak-anak, maka akan terjadi pula perubahan tingkat ketakutan anak. Pada saat bayi, mungkin rasa takut muncul sebagai reaksi cepat terhadap suara keras. Hal ini berkaitan dengan treatment gigi, dimana anak mendengar suara keras itu pada prosedur operasi gigi.

Sejak dini, anak-anak harus dibiasakan untuk berada di tempat yang gelap, tinggal sendiri, mengenalkannya pada orang asing, objek, maupun situasi tertentu. Hal tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas dan ketakutan anak-anak terhadap situasi yang biasanya ada dalam ruangan dokter gigi. Anak-anak akan merasa familiar dengan dental situation. b. Gender

Ada berbagai macam laporan dan pendapat mengenai pengaruh dari jenis kelamin (gender) pada etiologi dental anxiety. Pasien wanita baik anak-anak maupun dewasa mempunyai skor dental anxiety lebih tinggi dan mempunyai ketakutan yang lebih besar terhadap treatment gigi dibandingkan pasien laki-laki. Ada banyak perdebatan mengenai apakah hal ini disebabkan :

 Pria yang kurang mau mengakui kecemasan mereka  Wanita merasa lebih rentan

 Perempuan menjadi lebih terbuka tentang kecemasan mereka. c. Pengalaman trauma gigi

Pengalaman negatif dalam treatment gigi sering menjadi faktor etiologi utama dalam perkembangan dental anxiety pada anak-anak dengan pengalaman negatif langsung berupa nyeri, peristiwa menakutkan, dan pengalaman memalukan yang menyebabkan dental anxiety. Pengalaman trauma saat treatment gigi dapat juga menjadi hubungan yang signifikan terhadap perilaku dental yang negatif dan akan menjadi faktor penting perkembangan dental anxiety pada anak-anak.

d. Pengaruh keluarga dan teman sebaya

Pengaruh di luar kontrol seorang dokter gigi sering terjadi dan banyak mempengaruhi dental anxiety pada anak-anak. Komunikasi dan informasi yang salah, percakapan dan saran negatif tentang treatment gigi dapat menimbulkan ketakutan pada anak-anak dan pengalaman tidak menyenangkan dalam treatment gigi yang diceritakan oleh keluarga dan teman sebaya dari si anak bisa menyebabkan dental anxiety.

e. Faktor treatment gigi yang diberikan oleh praktisi dental

(5)

setelah dicabut giginya. Si anak menjadi tidak percaya lagi kepada dokter gigi dan timbullah dental anxiety sewaktu mereka akan melakukan dental treatmen. (Chapman, 1999)

Model dental fear pada anak-anak oleh Chapman (1999). Diambi dari Chapman dan Kirby-Turner (1999).dicuplik dengan izin dari Wiley-Blackwell.

2. Pengukuran Dental Anxiety

Dalam pendidikan kedokteran gigi, ilmu pengetahuan mengenai perilaku menjadi komponen yang penting. Komponen ini berguna dalam kaitannya dengan aplikasi metode psikologik untuk mempelajari dan mengukur perilaku dan sikap dalam treatment gigi khusunya perilaku dental anxiety. Ada cara dan pendekatan untuk mengukur denta anxiety. Contohnya, observasi (pengamatan) terhadap perilaku, skala analog visual, tingkat dental anxiety yang ditetapkan oleh dokter gigi, dan kuesioner yang diisi pasien untuk melihat perkembangan dental anxiety-nya. Pengukuran dental anxiety yang paling populer adalah dengan menggunakan kuesioner dan skala.

(6)

Skala senyum wajah- Anak-anak diberikan instruksi untuk melingkari gambaran wajah mereka sesuai apa yan sedang mereka rasakan saat treatment gigi dilakukan.

KESIMPULAN

Dental anxiety pada anak-anak memiliki multifaktorial etiologi yang terdiri dari usia dan perkembangan psikologis,jenis kelamin pasien, trauma gigi dan medis,pengalaman, pengaruh keluarga dan kelompok teman sebaya. Anak-anak memiliki perilaku dan sikap sendiri ketika dihadapkan pada situasi treatment gigi. Keadaan sosial dan dinamika keluarga juga akan mempengaruhi perilaku dental anxiety anak-anak. Penting untuk para professional dental untuk memperhatikan multifaktorial etiologi sehingga bisa melakukan manajemen perilaku pada seting dental.

(7)

Bankole O.O.; Denloye O.O.; Aderinokun G.A.; Jeboda S.O., 2002, The Relationship of Childrens Predicted Behaviour to Their Observed Behaviour During Dental Procedures, African Journal of Biomedical Research. 5 : 109 – 113.

Spectrum of anxiety management,

http://media.wiley.com/product_data/excerpt/92/14051806/1405180692.pdf diunduh 07/04/2012

Armfield, J.M.; Spencer,A.J.; Stewart, J.F.,

2006, Dental fear in Australia: who’s afraid of the

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK: Pada zaman yang telah modern ini masyarakatnya mulai melupakan budaya setempat dan lebih condong kepada budaya luar dengan alasan budaya setempat sudah ketinggalan zaman

© 2005 Prentice Hall, Decision Support Systems and. Intelligent Systems, 7th Edition, Turban, Aronson,

[r]

Dengan demikian diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,64 > 0,29), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif

Bacillus thuringiensis Berliner Terhadap Daya Bunuh Larva Aedes aegypti... Universitas Atma Jaya

Berdasarkan hasil analisis data mengenai pengaruh kepuasan pelanggan, kualitas layanan, dan kepercayaan terhadap loyalitas pelanggan, maka dapat diambil kesimpulan (1)

al (2013) telah membangunkan model pengukuran dalam pembuatan Lean di dalam kajiannya yang mana bertujuan untuk mengukur dan menilai amalan Lean di dalam

Ukuran perusahaan dan financial leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat underpricing, sedangkan reputasi penjamin emisi, reputasi KAP, persentase saham pemilik