• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perpustakaan Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Komisi Pemberantasan Korupsi

Peranan KPK Dalam

(2)

Bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini

terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan

keuangan negara, tetapi juga telah merugikan

pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan

ekonomi masyarakat secara luas, sehingga

tindak pidana korupsi perlu digolongkan

(3)

3

Apa yang dimaksud dengan

KORUPSI

?

Definisi Korupsi secara gamblang dijelaskan dalam 13 buah pasal

dalam UU 31/ 1999 jo UU 20/2001

30 Bentuk / jenis TPK, dengan pengelompokan sbb:

1. Kerugian Keuangan Negara

- Pasal 2 - Pasal 3

2. Suap – Menyuap

- Pasal 5 ayat (1) huruf a - Pasal 11

- Pasal 5 ayat (1) huruf b - Pasal 6 ayat (1) huruf a

- Pasal 13 - Pasal 6 ayat (1) huruf b

- Pasal 5 ayat (2) - Pasal 6 ayat (2)

- Pasal 12 huruf a - Pasal 12 huruf c

(4)

4

3. Penggelapan dalam jabatan

- Pasal 8

5. Perbuatan curang

- Pasal 7 ayat (1) huruf a

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan

- Pasal 12 huruf I

7. Gratifikasi

(5)

Rumusan TPK

Rumusan dalam UU No. 31 tahun 1999:

Pasal 2 (berasal dari pasal 1 ayat 1 sub a UU no. 3/71)‏

Setiap orang (orang perseorangan termasuk korporasi)‏

Perbuatan melawan hukum

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi

Yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

Pasal 3 (berasal dari pasal 1 ayat 1 sub b UU no. 3/71)‏

Setiap orang (orang perseorangan termasuk korporasi)‏

Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi;

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan

Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

Pasal 13 (berasal dari pasal 1 ayat 1 sub d UU No. 3/71)‏

Setiap orang (orang perseorangan termasuk korporasi)‏

yang memberi hadiah atau janji

kepada pegawai negeri

(6)

Rumusan dalam UU No. 20 tahun 2001:

a. Kelompok delik penyuapan

1) Pasal 5, 6, dan 11;

b. Kelompok delik penggelapan dalam jabatan

1) Pasal 8, 9, dan 10;

c. Delik pemerasan dalam jabatan

1) Pasal 12

d. Delik yang berkaitan dengan pemborongan

1) Pasal 7

e.

Delik Gratifikasi (pasal 12 B dan 12 C)

Poin a, b, c, dan d diatas merupakan delik-delik yang

diadopsi dari KUHP ( berasal dari pasal 1 ayat 1 sub c

UU no. 3/71)

(7)

7

Tindak Pidana Lain

yang berkaitan dengan TPK :

1. Merintangi Proses pemeriksaan perkara Korupsi :

- Pasal 21

2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan tidak benar :

- Pasal 22 jo. Pasal 28

3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka:

- Pasal 22 jo. Pasal 29

4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu :

- Pasal 22 jo.Pasal 35

5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan palsu

6. Saksi yang membuka identitas pelapor :

(8)

8

Pasal 12 B UU 20/2001

(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan

jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau

tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih,

pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi;

b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.

(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pidana penjara

seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)

(9)

9

Pasal 12 C

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B ayat (1) tidak

berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya

kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib

dilakukan oleh penerima gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh)

hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima.

(3) Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu paling

lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal menerima laporan

wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau

milik negara.

(4) Ketentuan mengenai tata cara penyampaian laporan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2) dan penentuan status gratifikasi

(10)

10

Pengertian Gratifikasi menurut penjelasan

pasal 12 B UU No. 20 Tahun 2001

pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian

uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa

bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan

wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.

Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri

maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan

menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana

elektronik .

Pengecualian

:

Undang-Undang No. 20 Tahun 2001

Pasal 12 C ayat (1):

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B

ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan

(11)

Hakikat 10 Tipikor di Bidang Public Procurement

1. Pemberian Suap/Sogok (Bribery)‏

2. Penggelapan (Embezzlement)‏

3. Pemalsuan (Fraud)‏

4. Pemerasan (Extortion)‏

5. Penyalahgunaan Jabatan atau Wewenang (Abuse of Power)‏

6. Pertentangan Kepentingan/Memiliki Usaha Sendiri (Internal/Insider Trading)

7. Pilih Kasih (Favoritism)‏

8. Menerima Komisi (Commision)‏

9. Nepotisme (Nepotism)‏

(12)
(13)

UU No. 30 Tahun 2002

Komisi Pemberantasan Korupsi adalah

lembaga negara yang dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya

bersifat

independen

dan

bebas dari pengaruh

kekuasaan manapun

.

Pengertian

“kekuasaan

manapun”

adalah

kekuatan yang dapat mempengaruhi tugas dan

wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi atau

anggota Komisi secara individual dari pihak

eksekutif, yudikatif, legislatif, pihak-pihak lain

yang terkait dengan perkara tindak pidana

korupsi, atau keadaan dan situasi ataupun

dengan alasan apapun.

(14)

LATAR BELAKANG DIBENTUKNYA KPK

UU No. 31 Tahun 1999

Tentang Tindak Pidanan Korupsi jo.

UU No. 20 Tahun 2001

TAP MPR No. XI/MPR/1998

Tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas KKN

UU No. 28 Tahun 1999

Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN

UU No. 30 Th. 2002

(15)

Pemberantasan TPK

Ps. 1 butir 3 UU No. 30/2002

Pemberantasan TPK adalah serangkaian

tindakan untuk :

mencegah

dan

memberantas

TPK melalui upaya koordinasi,

supervisi, monitor,

penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan pemeriksaan di sidang

(16)

Tanggung Jawab KPK

(Pasal 20)‏

UU No. 30 Tahun 2002

KPK mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya Kepada PUBLIK, dengan cara:

KPK menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden RI, DPR RI, dan BPK

1

2

- wajib audit atas kinerja & pertanggungjawaban keuangan

- menerbitkan laporan tahunan

(17)

17

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (ps. 1 butir 3)

adalah

serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas TPK melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat.

Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan

manapun (pasal 3) Penyidikan & Penuntutan

tugas dan wewenang

lid-dik-tut;

(18)

18

Tugas Koordinasi

(Pasal 7)

Dalam melaksanakan tugas koordinasi, KPK berwenang:

a. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan TPK

b. Menetapkan sistem pelaporan dlm kegiatan pemberantasan TPK

c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan TPK kepada instansi terkait

d. Melaksanakan dengar pendapat & pertemuan dg instansi yang berwenang melakukan pemberantasan TPK

e. Meminta laporan instansi terkait ttg pencegahan TPK

BPKP

Itjen Dep Bawasda Kepolisian Kejaksaan

(19)

19

Tugas Supervisi

(Pasal 8)

Dalam melaksanakan tugas supervisi, KPK berwenang:

Melakukan pengawasan, penelitian, atau

penelaahan thd instansi yg menjalankan tugas dan wewenang berkaitan dg pemberantasan tpk, dan instansi yg melaksanakan pelayanan publik

Mengambil alih penyidikan atau penuntutan thd pelaku tpk yang sedang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan

BPK

BPKP Itjen Dep

Bawasda

Departemen, LPND, Kementerian

(20)

20

Tugas Monitoring

(Pasal 14)

KPK berwenang melakukan tugas dan langkah pencegahan sbb:

Melakukan pengkajian thd sistem pengelolaan administrasi

di semua lembaga negara & pemerintah

Memberi saran perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut berpotensi korupsi

Kepada semua pimpinan lembaga negara &

pemerintah

Melaporkan jika saran KPK mengenai usulan perubahan tersebut tidak diindahkan

Kepada :

(21)

21

Tugas Pencegahan

(Pasal 13)

UU No. 30 Tahun 2002

KPK berwenang melakukan tugas dan langkah pencegahan sbb:

Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan thd laporan harta kekayaan penyelenggara negara

Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi

Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan

Merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi pemberantasan TPK

Melakukan kerja sama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan TPK

(22)

Alasan Pengambilalihan Penyidikan & Penuntutan

(Pasal 9, 10)‏

UU No. 30 Tahun 2002

Laporan masyarakat ttg TPK tidak ditindaklanjuti

(2)‏

Proses penanganan

TPK

berlarut-larut / tertunda tunda tanpa alasan yg dapat dipertanggungjawabkan

Penanganan

TPK

ditujukan untuk melindungi pelaku

TPK

yg sesungguhnya

Penanganan

TPK

mengandung unsur korupsi

Hambatan penanganan

TPK

karena campur tangan dari eksekutif, yudikatif, atau legislatif

Keadaan lain yg menurut kepolisian/kejaksaan,

(23)

Undang-Undang No. 30/2002 tentang Komisi

Pemberantasan Korupsi

Pasal 6 huruf c : KPK mempunyai tugas melakukan penyelidikan,

penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.

Pasal 11

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

huruf c, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melakukan

penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi yang:

a. melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara negara;

b. mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat; dan/atau

c. menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

(Kewenangan KPK untuk melakukan

penyelidikan-penyidikan-penuntutan hanya terbatas khusus terhadap tindak pidana korupsi

(24)

PERAN SERTA

1. Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang ada

kaitannya dengan TPK yang dilakukan oleh aparat penegak

huku atau “pe yele ggara

negara (UU 28/99)‏

2. Mendapat perhatian yang meresah kan masyarakat, dan/atau

• Menyangkut kerugian negara > satu milyar

K A S U S

Meminta bantuan penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan Meminta bantuan pencarian, penyitaan, pencarian barang bukti di luar negeri

Menghentikan transaksi untuk sementara/ mencabut sementara perijinan/lisensi/ konsesi

Meminta data kekayaan & perpajakan tersangka

Memerintahkan pemberhentian sementara tersangka dari jabatannya Memerintahkan pemblokiran rekening milik tersangka atau terdakwa atau pihak lain yang terkait

Meminta keterangan ttg keadaan keuangan tersangka atau terdakwa Memerintahkan pelarangan ke luar negeri

Menyadap & merekam pembicaraan

Kewenangan KPK (pasal 12 UU No. 30 tahun 2002)‏

Segala kewenangan dalam KUHAP (UU No. 8 th. 1981) juga dimiliki oleh KPK

Dimungkinkan untuk dilakukan upaya hukum banding ke

(25)

Peran Serta Masyarakat Dalam Pemberantasan TPK

Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999(pasal 41 dan 42):

Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud diwujudkan dalam

bentuk :

a.hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan

telah terjadi tindak pidana korupsi;

b.hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh dan

memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana

korupsi kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana

korupsi;

c. hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab

kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana

korupsi;

d.hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya

yang diberikan kepada penegak hukum dalam waktu paling lama 30

(tiga puluh) hari;

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan hasil pembelajaran dengan pendekatan bermain menolak bola berpasangan, melempar bola kebelakang ( shoken ), menolak

Analisa Kualitas Effluent yaitu analisa pada hasil outlet dari rekator unit filter yang sudah dibuat dengan menggunakan parameter kekeruhan. Analisa ini bertujuan untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan proses sistem informasi menunjukkan level 2 (Repeatable) yaitu kondisi dimana suatu lembaga telah memiliki kebiasaan

60 Tahun 2014 yakni dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja

toksiknya bagi tubuh.Berdasarkan alasan tersebut peneliti juga melakuan uji sitotoksik secara in vitro .Uji sitotoksisitas dilakukan terhadap sel Vero (sel normal yang

(1) Dalam hal Bendahara telah mengganti kerugian negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), Ketua Lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi di

Namun Hasil penelitian dari Rahayu (2009) yang menunjukkan bahwa sistem administrasi perpajakan modern tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

D pada post sectio caesarea hari pertama didapatkan data sebagai berikut: klien mengatakan nyeri dibagian luka bekas operasi, klien mengatakan nyeri seperti disayat-sayat