• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOKS1DampakPengeluaranPemilukadaTerhadapPerekonomi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BOKS1DampakPengeluaranPemilukadaTerhadapPerekonomi."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Boks 1.

DAMPAK PENYELENGGARAAN PEMILUKADA TERHADAP PEREKONOMIAN JAMBI

I. PENDAHULUAN

Pemilukada yang diselenggarakan di Provinsi Jambi pada tanggal 19 Juni 2010 bukan saja menjadi media implementasi prinsip demokrasi namun juga berdampak secara ekonomi. Dalam tahapan pemilukada biasanya terjadi peningkatan pengeluaran, baik yang dilakukan oleh peserta pemilukada maupun yang bersumber dari pemerintah yang dianggarkan dalam APBD. Kondisi ini berpotensi memberi dampak yang positif bagi kinerja perekonomian terutama yang berasal dari meningkatnya belanja konsumsi beberapa sektor terkait.

Ada beberapa sektor yang ditenggarai menerima dampak meningkatnya pengeluaran karena Pemilukada. Sektor dimaksud diantaranya adalah industri pengolahan kertas dan barang cetakan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya (jasa perusahaan) serta sektor jasa pemerintahan. Dampak tersebut akan menjadi sangat optimal bila belanja pemilukada tersebut secara maksimal terserap oleh pelaku ekonomi di Provinsi Jambi.

Bila mencermati fenomena yang terjadi, tidak semua dana pengeluaran pemilukada dibelanjakan di daerah Provinsi Jambi. Beberapa argumentasi yang dapat menjelaskan fenomena tersebut antara lain, pertama adanya penggunaan jasa konsultan marketing politik yang berasal dari Jakarta. Kedua, kapasitas dan teknik produksi pada sektor ekonomi terkait yang masih terbatas. Dengan demikian terdapat kecenderungan sebagian besar belanja konsumsi dalam pemilukada terjadi diluar Provinsi Jambi. Bila hipotesis ini benar maka pemilukada tidak secara signifikan berdampak terhadap perekonomian Jambi. Untuk lebih mengetahui secara spesifik dampak pemilukada terhadap perekonomian Jambi maka diperlukan sebuah kajian singkat lebih lanjut.

II. KERANGKA KONSEPSIONAL

(2)

Pada pendekatan produksi, perekonomian dikelompokan kedalam sembilan sektor produksi. Nilai PDRB dihitung berdasarkan nilai tambah yang dihasilkan oleh masing-masing sektor produksi. Dalam kasus pemilukada, pengeluaran yang terjadi akan mendorong dan menjadi stimulus pada sektor-sektor yang terkait sehingga diharapkan berdampak terhadap perekonomian secara keseluruhan. Sedangkan pendekatan pengeluaran, nilai PDRB dihitung berdasarkan pengeluaran yang dilakukan oleh 4 pelaku ekonomi yaitu rumah tangga (C), swasta (I), pemerintah (G) dan perdagangan luar negeri (X-M). Dampak pengeluaran pemilukada akan terlihat melalui peningkatan pengeluaran konsumsi pemerintah dan pengeluaran lembaga swasta nirlaba.

Bila kita mencoba melakukan analisis dampak Pemilukada terhadap perekonomian maka analisis akan dimulai dari seberapa besar dana yang tersalurkan kepada masyarakat dalam aktivitas pemilukada. Secara substantif, kucuran dana ke masyarakat berasal dari dua sumber yaitu dari dana kampanye calon peserta pemilukada dan partai pengusung serta dana APBD untuk membiayai penyelenggaraan pemilukada.

Undang-Undang No.32 Tahun 2004 pasal 112 menyatakan bahwa anggaran penyelenggaraan pemilukada adalah tanggung jawab pemerintah. Ini berarti, pemerintah daerah harus mengalokasikan besaran dana tertentu didalam APBD untuk membiayai penyelenggaraan pemilukada. Bila dikaitkan dengan konsep PDRB, berarti kucuran dana yang dianggarkan dalam APBD ini dihitung sebagai pengeluaran pemerintah (G) yang akan menjadi stimulus dalam perekonomian dan pada akhirnya mempengaruhi besaran perkembangan perekonomian daerah.

Pada sisi lain, dalam Undang-Undang No. 32 pasal 83 ayat (1) Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, menyatakan bahwa dana kampanye pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diperoleh dari pasangan calon yang bersangkutan, partai politik dan/atau gabungan partai politik yang mengusulkan, dan/atau sumbangan pihak-pihak lain yang meliputi sumbangan perseorangan dan/atau badan hukum swasta, serta dapat berupa uang, barang, dan/ atau jasa. Semua dana kampanye tersebut harus dilaporkan secara transparan dan akuntable sesuai dengan Peraturan KPU No. 06 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan Umum Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dalam konsep PDRB, penggunaan dana kampanye yang berasal dari peserta pemilukada ini diperhitungkan sebagai pengeluaran lembaga swasta nirlaba atau non profit.

(3)

xDP MPC ME

− =

1

1 . Dimana ME adalah koefisien multiplier effect, MPC adalah marginal

provensity to consume sedangkan DP adalah besaran total dana pemilukada yang dikucurkan ke masyarakat.

Konsep di atas tentu saja memerlukan asumsi yang ketat dalam implementasinya. Dalam artian, semua dana yang terpakai dalam pemilukada semuanya dilepaskan dalam wilayah daerah tersebut sehingga benar-benar berfungsi sebagai stimulus bagi pelaku ekonomi yang ada.

III. DAMPAK PENGELUARAN PEMILUKADA TERHADAP PEREKONOMIAN

Secara umum, dampak pemilukada lebih didasarkan pada besaran pengeluaran yang dilakukan oleh peserta pemilukada dan pemerintah daerah yang dianggarkan dalam APBD. Dengan demikian, dalam menganalisis dampak pemilukada tersebut harus beranjak dari kedua hal tersebut.

Dampak Dana (Kampanye) Peserta Pemilukada

(4)

250.000,- Bila dipakai skenario minimal maka diperkirakan dana yang akan dikucurkan oleh keempat peserta pemilukada sebanyak 1,26 milyar atau (700x4x3x150.000).

Perkiraan diatas menyimpulkan bahwa pengeluaran dana yang dilakukan oleh peserta pemilukada masih belum berdampak optimal. Karena hampir 50% dana yang dikeluarkan untuk pos kedua dan ketiga justru dibelanjakan diluar daerah sehingga lebih bersifat capital out flow. Bila dikalkulasikan secara keseluruhan berarti dana yang terserap dalam perekonomian lokal pada kisaran 33,26 milyar rupiah, sisanya sebesar 20 milyar rupiah bersifat capital out flow.

Dampak Anggaran Pemerintah Untuk Pemilukada

Sesuai dengan amanah Undang-Undang No.32 Tahun 2004 pasal 112 menyatakan bahwa anggaran penyelenggaraan pemilukada adalah tanggung jawab pemerintah yang dianggarkan dalam APBD. Untuk Provinsi Jambi, dana yang dianggarkan dalam APBD adalah sebesar 50 milyar. Dana tersebut digunakan untuk membiayai semua tahapan pemilukada, baik pengeluaran yang bersifat honor maupun untuk peralatan kegiatan pemilukada.

Pengeluaran yang dianggarkan melalui APBD ini diharapkan memiliki dampak terhadap pergerakan ekonomi lokal, terutama yang terkait dengan honor pada saat pelaksanaan pemilukada dan upah tenaga kerja dalam pencetakan kertas suara. Sedangkan bahan pencetakan peralatan pemilukada justru didatangkan dari luar Jambi. Dana yang terserap dari anggaran yang dialokasikan dalam APBD diperkirakan pada kisaran 25% atau 12,5 milyar.

Dampak Pemilukada Terhadap Perekonomian

Berdasarkan perkiraan yang telah dilakukan, dari total pengeluaran yang dilakukan oleh peserta pemilukada yaitu sebesar 53,26 milyar rupiah dan pengeluaran yang dianggarkan pemerintah sebesar 50 milyar maka diperkirakan dana yang terserap dalam perekonomian Jambi hanya sebesar 45,76 milyar rupiah.

Diperkirakan, dari besaran dana tersebut hanya memberi dampak ekonomi yang kecil pada sektor industri pengolahan (industri kertas dan barang cetakan), sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya (jasa perusahaan) dan sektor jasa-jasa (jasa pemerintahan).

(5)

IV. PENUTUP

Ada beberapa hal yang menjadi catatan terhadap dampak pengeluaran pemilukada terhadap perekonomian daerah Provinsi Jambi.

1. Diperkirakan besaran pengeluaran dana kampanye peserta pemilukada mencapai angka 13,4 milyar rupiah per peserta, melebihi angka 4 milyar seperti yang dilaporkan secara resmi. Sedangkan pengeluaran pemerintah yang dianggarkan dalam APBD 2010 adalah sebesar 50 milyar rupiah.

2. Dampak pengeluaran pemilukada terhadap kinerja konsumsi daerah tidak terlihat secara significant. Dikarenakan tidak semua pengeluaran pemilukada terkucur didaerah Jambi karena belanja pemilukada hampir 55,77% dibelanjakan di luar Jambi terutama untuk membiayai pencetakan peralatan kampanye, artis penghibur dan konsultan marketing politik.

Referensi

Dokumen terkait

Memberi kebebasan pada anak untuk memilih makan bersama anggota keluarga lain atau makan di luar jam makan bersama anggota keluarga.. Bila menyuruh anak untuk

 Rendahnya tingkat bunga memang akan mendorong banyak pelaku dunia usaha untuk mengambil dana di perbankan, namun karena rendahnya tingkat bunga tersebut, apalagi bila

Bila diperkirakan 25 % dari jam perawatan maka diperoleh tambahan : Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25 100 13 + 3,5 x 25 = 4,1 100 Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia +