• Tidak ada hasil yang ditemukan

arah dan perspektif baru bk baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "arah dan perspektif baru bk baru"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

2

ARAH DAN PERSPEKTIF BARU

ARAH DAN PERSPEKTIF BARU

BIMBINGAN DAN KONSELING

BIMBINGAN DAN KONSELING

SYAMSU YUSUF L.N.

SYAMSU YUSUF L.N.

A. JUNTIKA NURIHSAN

A. JUNTIKA NURIHSAN

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN

(3)

BELAJAR SEPANJANG HAYAT

BELAJAR SEPANJANG HAYAT

BELAJAR SEJAGAT HAYAT

BELAJAR SEJAGAT HAYAT

BIMBINGAN DAN KONSELING BERORIENTASI PADA UPAYA

BIMBINGAN DAN KONSELING BERORIENTASI PADA UPAYA

MEMFASILITASI INDIVIDU DALAM :

MEMFASILITASI INDIVIDU DALAM :

– MENGAKSES INFORMASI YANG BERMUTUMENGAKSES INFORMASI YANG BERMUTU

– MENGINTEGRASIKAN HIDUP, BELAJAR, DAN BEKERJAMENGINTEGRASIKAN HIDUP, BELAJAR, DAN BEKERJA

– MENUMBUH KEMBANGKAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI, MENUMBUH KEMBANGKAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI,

PROFESIONAL, DAN WARGANEGARA YANG

PROFESIONAL, DAN WARGANEGARA YANG SELF MOTIVATEDSELF MOTIVATED

1. KEHIDUPAN GLOBAL

2. KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI

Perlu peningkatan kemampuan (life skills) secara terus menerus dalam berbagai

aspek kehidupan melalui proses belajar

• Kehidupan semakin kompetitif • Pergeseran Nilai

(4)

KONDISI KESEHATAN MENTAL (GANGGUAN

KONDISI KESEHATAN MENTAL (GANGGUAN

JIWA) MASYARAKAT DUNIA DEWASA INI

JIWA) MASYARAKAT DUNIA DEWASA INI

New York

New York

: 25 % (1 dari 4 penduduk)

: 25 % (1 dari 4 penduduk)

London

London

: 20 % (1 dari 5 penduduk)

: 20 % (1 dari 5 penduduk)

Jakarta

Jakarta

: 20 % (1 dari 5 penduduk

: 20 % (1 dari 5 penduduk

)

)

Pengangguran

Penyebab

Kemiskinan Lingkungan yg

semakin buruk

Perubahan Konstelasi Kehidupan Keluarga

Sikap hidup yg Materialistik dan

Hedonistik

Kehidupan yang semakin

(5)

HIV DAN AIDS DI INDONESIA

HIV DAN AIDS DI INDONESIA

(Republika, 23 Mei 2006)

(Republika, 23 Mei 2006)

Menko Kesra : “Tidak ada satu provinsi pun yang terbebas dari HIV

Menko Kesra : “Tidak ada satu provinsi pun yang terbebas dari HIV

(

(Human Immunodeficiency VirusHuman Immunodeficiency Virus)/AIDS ()/AIDS (Acquired Immuno Acquired Immuno Deficiency Syndrome)”.

Deficiency Syndrome)”.

Jumlah Pengidap

Jumlah Pengidap

1.

1. S.d. Juni 2005S.d. Juni 2005 == 70907090 2.

2. S.d. September’05S.d. September’05 == 82508250 3.

3. S.d. Desember’05S.d. Desember’05 == 95659565 4.

4. S.d. Maret’05S.d. Maret’05 == 10.15610.156 Usia = lebih sparuhnya berusia 20-29 th

Usia = lebih sparuhnya berusia 20-29 th

dengan penularan 50.1 % jarum suntikdengan penularan 50.1 % jarum suntik

dan juga pergaulan bebas (free sex) = Di USA 8 :10 RP, 7 :10 RW

dan juga pergaulan bebas (free sex) = Di USA 8 :10 RP, 7 :10 RW

Provinsi terbanyak : Jkt,Papua,Jatim,Jabar,Bali,Riau,

Provinsi terbanyak : Jkt,Papua,Jatim,Jabar,Bali,Riau,

Sulsel,Kalbar,Sumut,dan Jateng.

(6)

NAPZA/NARKOBA

NAPZA/NARKOBA

DI INDONESIA

DI INDONESIA

DI JAKARTA SAJA PD TAHUN 1999 = 1.3 JUTA DENGAN

DI JAKARTA SAJA PD TAHUN 1999 = 1.3 JUTA DENGAN

OMSET BIAYA 780 MILYAR/HARI, DAN PECANDUNYA

OMSET BIAYA 780 MILYAR/HARI, DAN PECANDUNYA

SEKITAR USIA 15-24 TH (HARIAN SURYA, 25 OKTOBER

SEKITAR USIA 15-24 TH (HARIAN SURYA, 25 OKTOBER

1999).

1999).

PARA PELAKU TAWURAN DI JKT 50 % PECANDU

PARA PELAKU TAWURAN DI JKT 50 % PECANDU

NARKOBA. TH 1996 : 150 X, LUKA 26, MATI 19.

NARKOBA. TH 1996 : 150 X, LUKA 26, MATI 19.

TH 1997 : 121 X, LUKA 24, MATI 15.

TH 1997 : 121 X, LUKA 24, MATI 15.

TH 1998 : 230 X, LUKA 34, MATI 15.

TH 1998 : 230 X, LUKA 34, MATI 15.

TH 1999 : 64 X, LUKA 36, MATI 12.

TH 1999 : 64 X, LUKA 36, MATI 12.

Penyebab : rasa ingin tahu, frustrasi/stress, broken

Penyebab : rasa ingin tahu, frustrasi/stress, broken

home, kurang mendapat kasih sayang, pola

home, kurang mendapat kasih sayang, pola

pergaulan, maraknya perdagangan narkoba, dan

pergaulan, maraknya perdagangan narkoba, dan

lemahnya iman.

(7)

DAMPAK LINGKUNGAN YG BURUK (Polusi udara dan

DAMPAK LINGKUNGAN YG BURUK (Polusi udara dan

air, Sanitasi buruk dan Sulitnya air bersih)

air, Sanitasi buruk dan Sulitnya air bersih)

(Republika, 5 Juli 2004)

(Republika, 5 Juli 2004)

Sekitar 3 juta anak usia balita meninggal setiap tahunnya.

Sekitar 3 juta anak usia balita meninggal setiap tahunnya.

60 % anak meninggal, karena gangguan pernafasan

60 % anak meninggal, karena gangguan pernafasan

(polusi udara).

(polusi udara).

1.6 juta anak meninggal/tahunnya, karena diare (polusi

1.6 juta anak meninggal/tahunnya, karena diare (polusi

air/air yg tercemar = limbah cair domestik)

air/air yg tercemar = limbah cair domestik)

Limbah cair yg masuk sungai– di Amerika Latin = 86 %, di

Limbah cair yg masuk sungai– di Amerika Latin = 86 %, di

Asia = 65 %, di India, sungai gangga tercemar setiap

Asia = 65 %, di India, sungai gangga tercemar setiap

menitnya terkena limbah 1.1 juta liter (termasuk kotoran

menitnya terkena limbah 1.1 juta liter (termasuk kotoran

manusia). 1 gram kotoran = 10 juta virus dan 1 juta

manusia). 1 gram kotoran = 10 juta virus dan 1 juta

bakteri.

bakteri.

Dr. Lee Jong Wook (Dirjen WHO) : “anak merupakan

Dr. Lee Jong Wook (Dirjen WHO) : “anak merupakan

kelompok yang paling rentan sakit akibat kerusakan

kelompok yang paling rentan sakit akibat kerusakan

lingkungan.

(8)

Layanan Bantuan Terhadap Siswa (Bimb. & Konseling)

Pengajaran

Leadership

TUJUAN PENDIDIKAN

1. Beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan YME

2. Berakhlak mulia 3. Memiliki pengetahuan

Dan keterampilan

4. Memiliki kesehatan jas-Mani dan rohani

5. Memiliki kepribadian yg Mantap dan mandiri 6. Memiliki rasa tgjawab Kemasyarakatan dan

kebangsaan

Pendidikan

(9)

BIMBINGAN :

“Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik

secara personal maupun sosial)”.

KONSELING :

“Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka

(10)

BIMBINGAN DAN KONSELING

BIMBINGAN DAN KONSELING

PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN

PROSES BANTUAN YANG PROAKTIF DAN SISTEMATIK

PROSES BANTUAN YANG PROAKTIF DAN SISTEMATIK

DALAM MEMFASILITASI INDIVIDU MENCAPAI TINGKAT

DALAM MEMFASILITASI INDIVIDU MENCAPAI TINGKAT

PERKEMBANGAN YANG OPTIMAL, PRIBADI YANG

PERKEMBANGAN YANG OPTIMAL, PRIBADI YANG

EFEKTIF - PRODUKTIF, DAN KEBERFUNGSIANNYA DI

EFEKTIF - PRODUKTIF, DAN KEBERFUNGSIANNYA DI

DALAM LINGKUNGAN MELALUI INTERAKSI YANG

DALAM LINGKUNGAN MELALUI INTERAKSI YANG

SEHAT.

SEHAT.

• Penuntasan Tugas-tugas Perkembangan • Perkembangan Kecerdasan (IQ, EI, SI)

Pribadi yg Efektif

Kompeten

Konsisten

Komitmen

Kontrol

Kreatif

Pribadi yg Produktif • Self – Esteem

• Social-Responsibility • Self-Identity

(11)

Sukses

Pribadi

Sukses

Sosial

Sukses Akademik

Sukses

Karir

1. Believe

2. Brain

3. Beauty

4. Behavior

1. Memahami

Tujuan Sekolah 2. Bersikap Posiitif

thd pekerjaan 3. Memahami minat & bakat sendiri

4. Memiliki kesiapan untuk melanjutkan studi atau masuk

1. IPK yang Tinggi 2. Achievement

Motive

3. Berpikir Logis 4. Problem Solving 5. Decision Making

1. Empati

2. Altruis

3. Kooperatif

4. Toleransi

5. Demokratis

6. Terampil

Berkomuni

kasi

Catur

Sukses

(Sbg Tujuan Bimbingan)

1 2

(12)

ASUMSI BK PERKEMBANGAN

ASUMSI BK PERKEMBANGAN

Pencapaian Tugas-tugas Perkembangan merupakan tujuan BK.

Pencapaian Tugas-tugas Perkembangan merupakan tujuan BK.

Perkembangan pribadi yg optimal terjadi melalui interaksi yg

Perkembangan pribadi yg optimal terjadi melalui interaksi yg

sehat antara individu dengan lingkungannya.

sehat antara individu dengan lingkungannya.

Hakikat BK terletak pada keterkaitan antara lingkungan belajar

Hakikat BK terletak pada keterkaitan antara lingkungan belajar

dengan perkembangan individu.

dengan perkembangan individu.

Klien tidak dipandang sebagai manusia yang sakit mentalnya.

Klien tidak dipandang sebagai manusia yang sakit mentalnya.

Disini klien dipandang sebagai individu yang mampu memilih

Disini klien dipandang sebagai individu yang mampu memilih

tujuan, membuat keputusan, dan berpartisipasi secara

tujuan, membuat keputusan, dan berpartisipasi secara

bertanggung jawab dalam mencapai perkembangan dirinya.

bertanggung jawab dalam mencapai perkembangan dirinya.

Klien adalah seorang pribadi yang unik dan berharga yg

Klien adalah seorang pribadi yang unik dan berharga yg

berjuang untuk mengembangkan dirinya. Dia adalah anggota

berjuang untuk mengembangkan dirinya. Dia adalah anggota

kelompoknya, bagian dari budayanya, dan tidak pernah

kelompoknya, bagian dari budayanya, dan tidak pernah

terisolasi dari lingkungan sosialnya.

terisolasi dari lingkungan sosialnya.

Konselor tidak bersifat netral, atau a moral, dia memiliki

Konselor tidak bersifat netral, atau a moral, dia memiliki

nilai-nilai, perasaan, dan komitmen kepada dirinya.

(13)

PRINSIP BIMBINGAN

PRINSIP BIMBINGAN

Bimbingan merupakan bagian integral

Bimbingan merupakan bagian integral

pendidikan

pendidikan

Bimbingan for all

Bimbingan for all

Bimbingan diorientasikan kepada

Bimbingan diorientasikan kepada

pengembangan potensi siswa (fisik, psikis,

pengembangan potensi siswa (fisik, psikis,

sosial, moral-spiritual) individu

sosial, moral-spiritual) individu

Bimbingan merupakan usaha bersama

Bimbingan merupakan usaha bersama

(team work) pimpinan, wali siswa, dan guru

(team work) pimpinan, wali siswa, dan guru

pembimbing, guru matpel, & ortu

pembimbing, guru matpel, & ortu

Bimbingan berlangsung dalam berbagai

Bimbingan berlangsung dalam berbagai

setting (sekolah, keluarga, industri, dan

(14)

PERBEDAAN KARAKTERISTIK

PERBEDAAN KARAKTERISTIK

BIMBINGAN TRADISIONAL DENGAN

BIMBINGAN TRADISIONAL DENGAN

PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN

TRADISIONAL

1. Bersifat Reaktif 2. Pendekatan Krisis (Remediatif)

3. Hanya melakukan konseling individual 4. Tidak semua siswa mendapat layanan 5. Menekankan layanan Informasi

6. Programnya tidak terstruktur

7. Hanya dilakukan oleh Konselor sendiri

PERKEMBANGAN

1. Terencana

2. Pendekatan Preventif dan Krisis

3. Melaksanakan Bimbingan dan konseling

(15)

Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan Bimbingan dan Konseling

1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku 2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek nilai dan berani menghadapi resiko.

3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri. 4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.

5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial.

7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif 8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.

9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.

(16)

FUNGSI BIMBINGAN

FUNGSI BIMBINGAN

Pemahaman Preventif Pengembangan Kuratif

Memahami Karakteristik/ Potensi/Tugas-tugas perkem-bangan Peserta didik dan mem-bantu mereka

untuk mema-haminya secara

objektif/ realistik

Memberikan Layanan

orien-tasi dan infor-masi mengenai berbagai aspek

kehidupan yg patut dipahami

peserta didik agar mereka tercegah dari

masalah

Memberikan Layanan Bimbingan

untuk Membantu Peserta didik

Mampu

Mengembang-kan potensi dirinya/Tugas-tugas perk.nya

Membantu para Peserta didik agar mereka dapat meme-cahkan masalah

yang dihadapi Nya (pribadi, sosial, belajar,

(17)

Komponen

Program

BK

Layanan

Dasar

Layanan

Perencanaan

Individual

Dukungan

Sistem

Layanan

Responsif

1.

Pengembangan

Profesional

2. Konsultasi

3. Kolaborasi

4. Manajemen

Peserta

Didik

CATUR SUKSES Pribadi – Sosial Akademik -- Karir

(18)

PengertianPengertian : “Layanan bantuan kepada peserta didik melalui : “Layanan bantuan kepada peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yg disajikan secara

kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yg disajikan secara

sistematis, dalam rangka membantu mahasiswa

sistematis, dalam rangka membantu mahasiswa

mengembangkan potensi dirinya secara optimal”

mengembangkan potensi dirinya secara optimal”

Tujuan

Tujuan : :

1. Membantu mhs agar memperoleh perkembangan yg normal

1. Membantu mhs agar memperoleh perkembangan yg normal

2. Membantu mhs agar memiliki mental yang sehat

2. Membantu mhs agar memiliki mental yang sehat

3. Membantu mhs agar memperoleh keterampilan hidup (

3. Membantu mhs agar memperoleh keterampilan hidup (life life skills).

skills).

LAYANAN RESPONSIF

LAYANAN RESPONSIF

Pengertian

Pengertian : “ : “Layanan bantuan bagi mahasiswa yang memiliki Layanan bantuan bagi mahasiswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan dengan

kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan dengan

segera”.

segera”.

Tujuan

Tujuan : “: “Membantu mhs agar dapat mengatasi masalah yang Membantu mhs agar dapat mengatasi masalah yang dialaminya”.

dialaminya”.

LAYANAN DASAR BIMBINGAN

(19)

LAYANAN PERENCANAAN INDIVIDUAL

LAYANAN PERENCANAAN INDIVIDUAL

Pengertian :

Pengertian :

“Layanan bantuan kepada mhs agar mampu membuat dan Layanan bantuan kepada mhs agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan

melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan

pemahaman akan kekuatan dan kelemahannya”.

pemahaman akan kekuatan dan kelemahannya”.

Tujuan :

Tujuan :

Mhs memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan,

Mhs memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan,

perencanaan, atau pengelolaan thd pengembangan

perencanaan, atau pengelolaan thd pengembangan

dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,

dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,

maupun karir.

maupun karir.

Mhs dapat melakukan kegiatan atau aktivitas berdasarkan

Mhs dapat melakukan kegiatan atau aktivitas berdasarkan

tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan.

tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan.

Mhs dapat mengevaluasi kegiatan yang dilakukannya.

(20)

LAYANAN DUKUNGAN SISTEM

LAYANAN DUKUNGAN SISTEM

Pengertian

Pengertian

:

:

Kegiatan-kegiatan manajemen

Kegiatan-kegiatan manajemen

yang bertujuan memantapkan,

yang bertujuan memantapkan,

memelihara, dan meningkatkan

memelihara, dan meningkatkan

program bimbingan secara

program bimbingan secara

menyeluruh melalui pengembangan

menyeluruh melalui pengembangan

profesional; hubungan masyarakat

profesional; hubungan masyarakat

dan staf; konsultasi dengan dosen

dan staf; konsultasi dengan dosen

lain, staf ahli, dan msyarakat yang

lain, staf ahli, dan msyarakat yang

lebih luas; manajemen program; dan

lebih luas; manajemen program; dan

penelitian dan pengembangan”.

(21)

STRATEGI LAYANAN

Layanan Dasar

Layanan

Per.Individual

Layanan

Responsif

Dukungan

Sistem

1. Bimbingan Klasikal 2. Bimbingan Kelompok

1. Konsultasi

2. Konseling Individual/ Kelompok

3. Referal

4. Bimbingan Teman Sebaya

1. Penilaian Individual 2. Penasihatan Ind./Klp. a. Merenc.Tujuan

b. Melakukan Kegiatan c. Mengevaluasi

1. Pengembangan Profesional

(22)

EVALUASI PROGRAM

TUJUAN

Mengetahui keter-laksanaan kegiatan

dan ketercapaian tujuan dari program

yang telah ditetapkan

LANGKAH-LANGKAH 1. Merumuskan Masalah

2. Menyusun instrumen 3. Mengumpulkan dan

Menganalisis data 4. Melakukan followup

HASIL

1. Kualitas ketaqwaan 2. Kualitas konsep diri 3. Kualitas Sikap dan

kebia-saan belajar

4. Sikap siswa thd program BK 5. Kualitas prestasi belajar

6. Kualitas akhlak PROSES

1. Kesesuaian antara Pelaksanaan dg

Rancangan

2. Tingkat partisipasi personil 3. Hambatan yg dialami

4. Respon stakeholder FUNGSI 1.

Sbg.feed-Back bagi Konselor 2. Sbg.Informasi

kpd pihak lain ttg perk.siswa

ASPEK YANG

(23)

PEMANFAATAN HASIL

EVALUASI

Merancang Tindak Lanjut

(24)

Dalam Struktur Kurikulum Pendidikan Umum

(SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA) pengembangan

diri itu dijelaskan sebagai berikut.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan

kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan

yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah

diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

(25)

BIDANG PENGEMBANGAN DIRI

ASPEK

ASPEK

TUJUAN

TUJUAN

MATERI

MATERI

1.

1.

Pribadi

Pribadi

1.

1. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.

ketaqwaan kepada Tuhan YME.

2.

2. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan

yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan

musibah) dan mampu meresponnya dg

musibah) dan mampu meresponnya dg

positif.

positif.

3.

3. Memiliki pemahaman dan penerimaan Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif

diri secara objektif dan konstruktif

4.

4. Memiliki sikap respek thd diri sendiriMemiliki sikap respek thd diri sendiri 5.

5. Dapat mengelola stressDapat mengelola stress 6.

6. Mampu mengendalikan diri dari perbuatan Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama

yang diharamkan agama

7.

7. Memahami perasaan diri dan mampu Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar

mengekspresikannya secara wajar

8.

8. Memiliki kemampuan memecahkan Memiliki kemampuan memecahkan masalh

masalh

9.

9. Memiliki rasa percaya diriMemiliki rasa percaya diri 10.

10. Memiliki mental yang sehatMemiliki mental yang sehat

1.

1. Hakikat dan Fungsi Hakikat dan Fungsi Agama bagi Kehidupan

Agama bagi Kehidupan

Manusia

Manusia 2.

2. Makna syukur dan sabar Makna syukur dan sabar

3.

3. Konsep diri dan Konsep diri dan Pengembangan diri

Pengembangan diri

secara efektif

secara efektif 4.

4. Kematangan emosionalKematangan emosional

5.

5. Pengelolaan stressPengelolaan stress

6.

6. Bahayanya Bahayanya

miras,narkoba,dan free

miras,narkoba,dan free

sex (AIDS)

sex (AIDS) 7.

7. Pemecahan masalahPemecahan masalah

8.

8. Membangun Membangun kepercayaan diri

kepercayaan diri 9.

(26)

ASPEK

ASPEK

TUJUAN

TUJUAN

MATERI

MATERI

2.

2.

Sosial

Sosial

1.

1. Memiliki kemampua berinteraksi Memiliki kemampua berinteraksi sosial secara wajar dan positif

sosial secara wajar dan positif

(bersilaturahim) dengan orang

(bersilaturahim) dengan orang

lain.

lain.

2.

2. Memiliki sikap-sikap sosial yang Memiliki sikap-sikap sosial yang positif dalam kehidupan

positif dalam kehidupan

bermasyarakat.

bermasyarakat.

3.

3. Memiliki pemahaman tentang Memiliki pemahaman tentang etika pergaulan.

etika pergaulan.

4.

4. Memiliki kemampuan untuk Memiliki kemampuan untuk menghindar dari situasi konflik

menghindar dari situasi konflik

dengan orang lain (seperti

dengan orang lain (seperti

permusuhan, perkelahian, atau

permusuhan, perkelahian, atau

tawuran).

tawuran).

5.

5. Dapat berpartisipasi aktif dalam Dapat berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan yang

menciptakan lingkungan yang

bersih, tertib, dan aman.

bersih, tertib, dan aman.

6.

6. Memiliki sikap positif terhadap Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup

pernikahan dan hidup

berkeluarga.

berkeluarga.

1.

1. Hikmah Hikmah

bersilaturahim

bersilaturahim

2.

2. Pengembangan Pengembangan Sikap-sikap sosial Sikap-sikap sosial (empati, altruis, (empati, altruis, toleran, kooperatif toleran, kooperatif /kolaboratif)/kolaboratif)

3. Etika pergaulan

3. Etika pergaulan

(sopan-santun

(sopan-santun

(27)

ASPEK

ASPEK

TUJUAN

TUJUAN

MATERI

MATERI

3.

3.

Belajar/

Belajar/

Akade

Akade

mik

mik

1.

1. Memiliki sikap dan kebiasaan Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.

belajar yang positif.

2.

2. Memiliki motivasi yang tinggi Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat

untuk belajar sepanjang hayat

3.

3. Memiliki keterampilan belajar Memiliki keterampilan belajar yang efektif.

yang efektif.

4.

4. Memiliki keterampilan untuk Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan

menetapkan tujuan dan

perencanaan belajar/pendidikan.

perencanaan belajar/pendidikan.

5.

5. Memiliki kesiapan mental dan Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi

kemampuan untuk menghadapi

ujian.

ujian.

6.

6. Memiliki keterampilan membaca Memiliki keterampilan membaca buku.

buku.

1.

1. PengembanganPengembangan sikap dan sikap dan kebiasaan kebiasaan belajar belajar 2.

2. Pengembangan Pengembangan motivasi

motivasi

belajar

belajar

3.

3. Keterampilan Keterampilan belajar yang

belajar yang

efektif

efektif

4.

4. Kiat-kiat Kiat-kiat

menghadapi

menghadapi

ujian

ujian

5.

5. Keterampilan Keterampilan membaca buku

(28)

ASPEK

ASPEK

TUJUAN

TUJUAN

MATERI

MATERI

4. Karir

4. Karir

1.1. Memiliki pemahaman tentang Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.

sekolah-sekolah lanjutan.

2.

2. Memiliki pemahaman bahwa Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi

studi merupakan investasi

untuk meraih masa depan.

untuk meraih masa depan.

3.

3. Memiliki pemahaman tentang Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.

kaitan belajar dengan bekerja.

4.

4. Memiliki pemahaman tentang Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri

minat dan kemampuan diri

yang terkait dengan pekerjaan.

yang terkait dengan pekerjaan.

5.

5. Memiliki kemampuan untuk Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.

membentuk identitas karir.

6.

6. Memiliki sikap positif terhadap Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.

pekerjaan.

7.

7. Memiliki sikap optimis dalam Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.

menghadapi masa depan.

8.

8. Memiliki kemauan untuk Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan

meningkatkan kemampuan

yang terkait dg pekerjaan.

yang terkait dg pekerjaan.

1.

1. Sekolah-sekolah Sekolah-sekolah lanjutan

lanjutan

2.

2. Kaitan belajar Kaitan belajar dengan bekerja

dengan bekerja

3.

3. Pemahaman Pemahaman potensi diri

potensi diri

4.

4. Identitas karirIdentitas karir 5.

5. Hikmah bersikap Hikmah bersikap optimis dalam

optimis dalam

kehidupan

kehidupan

6.

6. Macam-macam Macam-macam kursus

(29)

LANDASAN DAN KOMPETENSI KEPENDIDIKAN

LANDASAN FILOSOFIS, RELIGIUS, KULTURAL

- PENDIDIKAN - PERNIKAHAN - KARIR

- REHABILITASI - KESEHATAN MENTAL

- TRAUMATIK

K.1.PENGUASAAN KONSEP DAN PRAKSIS PENDIDIKAN

K.2 KESADARAN ETIK DAN KOMITMEN ETIKA PROFESIONAL

K.3. PENGUASAAN KONSEP PERILAKU DAN

PERKEMBANGAN INDIVIDU K.4. PENGUASAAN KONSEP DAN

PRAKSIS ASESMEN

K.5. PENGUASAAN KONSEP DAN PRAKSIS BIMBINGAN

KONSELING

K.6. PENGELOLAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING K.7. PENGUASAAN KONSEP DAN

PRAKSIS RISET DALAM

BIMBINGAN DAN KONSELING

Struktur Kompetensi Konselor

(2) SIKAP  (3) SKILLS

AKOMODASI TINDAKAN

KOMPETENSI INTI (KONSELOR SEKOLAH)

(1) PENGETAHUAN 

KESADARAN

SETING LAYANAN

Referensi

Dokumen terkait

Indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas pada evaluasi implementasi kebijakan sistem dan teknologi Mahkamah Konstitusi adalah mengevaluasi penerapan sistem

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada PT Untung Bersama Sejahtera adalah variabel kerjasama tim

Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis ketiga dapat diterima Arah koefisien regresi

Untuk keanekaragaman jenis tumbuhan yang telah dikoleksi dari kawasan Hutan Lindung Gunung Pesagi dan berpotensi sebagai tanaman obat didominasi oleh suku Piperaceae (Piper

Menurut hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997), terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang nampaknya paling cocok atau tepat diterapkan di sekolah dasar kita,

Disini tampak pula bahwa menurut golongan petani, terkecuali strata III, ternyata pendapatan yang berasal dari usaha industri gula masih lebih tinggi dibandingkan

Strategi bisnis, misalnya, akan mendikte tambahan yang besar pada tipe proses dan teknologi produksi: di satu sisi, pasar-pasar dengan biaya sensitif mungkin

Dengan metode tafsir al-Qur’an seperti ini, menurut Hanafi, seorang mufassir yang ingin mendekati makna al-Qur’an tidak saja mendeduksi makna dari teks, tapi