• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU BK UNTUK MEMBANTU KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TERISOLIR DI SMAN 1 KAMANG MAGEK. SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UPAYA GURU BK UNTUK MEMBANTU KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TERISOLIR DI SMAN 1 KAMANG MAGEK. SKRIPSI"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA GURU BK UNTUK MEMBANTU KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TERISOLIR DI SMAN 1 KAMANG MAGEK.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Mela Safira

NIM. 2617.088 Dosen Pembimbing :

ALFI RAHMI, M.Pd NIP. 19790723 2006042002

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2021 M/1442 H

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v ABSTRAK

Skripsi ini dibuat oleh Mela Safira, 2167088 dengan UPAYA GURU BK UNTUK MEMBANTU KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TERISOLIR DI SMAN 1 KAMANG MAGEK. Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, 2021.

Guru bimbingan dan konseling memberikan pelayanan bantuan kepada peserta didik untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial yang positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah masalah sosial yang dialamainya mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagian yang bermakna dalam hidupnya. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru Bimbingan dan konseling untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir di SMAN 1 kamang Magek .

Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan kunci 1 orang guru BK dan informan pendukung 5 orang siswa dan 1 orang wali kelas di SMAN 1 Kamang Magek. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan Reduksi data, Display data, Kesimpulan data dan verifikasi. Teknik keabsahan data dengan membandingkan hasil wawancara informan kunci dengan informan pendukung dan membandingkan apa yang dikatakan secara umum dan secara pribadi.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa upaya yang sudah dijalankan oleh guru BK di SMAN 1 Kamang Magek, yaitu : 1) Upaya bantuan berempati terhadap kondisi orang lain.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa guru BK di SMAN 1 Kamang Magek sudah berupa memberikan bantuan berketerampilan sosial kepada siswa terisolir.

Kata Kunci : Upaya guru BK, keterampilan sosial

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat Taufik dan HidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Upaya Guru BK Untuk Membantu Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Di SMAN 1 Kamang Magek”.

Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah meninggalkan dua pedoman hidup untuk menuju jalan yang penuh keridhoan Allah SWT.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas akhir syarat dan prosedur untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan strata satu pada prodi bimbingan dan konseling.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, sehingga skrispi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar penulis, yang telah mencurahkan segenap kasih sayang dan perjuangan untuk penulis sehingga bisa menyelesaikan pendidikan dengan baik, selanjutnya penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ridha Adhida, M.Hum, selaku Rektor, Wakil Rektor I Bapak Dr. Asyari, S.Ag, M.Pd, Wakil Rektor II Bapak Dr. Novi Hendri, M.Pd, dan Wakil Rektor III Bapak Dr.

Miswardi, S.H., M.Hum. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2. Ibu Dr.Zulfani Sesmiarni, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi, Bapak Dr. Iswantir, M.Ag selaku Wakil Dekan I, Bapak Charles,

(7)

vii

S.Ag, M.Pd.I selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. Supratman Zakir, M.Pd., M.Kom Wakil Dekan III IAIN Bukittinggi.

3. Ibu Alfi Rahmi, M.Pd selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling sekaligus dosen pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, mengoreksi dan menasehati penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai kaidah ilmiah yang berlaku.

4. Ibu Oktarina Yusra, M. Pd selaku penasehat akademik yang telah memberikan waktu untuk menasehati penulis selama ini.

5. Bapak/Ibu dosen serta Staf dan Pengajar Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.

6. Bapak/Ibu pimpinan serta karyawan dan karyawati perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dodi Pasila Putra, M.Pd, dan Ibu Dr. Kiki Mariah, M.Pd, da ibu Ermi Rosmita, M.Pd selaku dosen validasi instrumen saya.

8. Ibu saya ( zamurni ) yang tidak pernah lelah untuk menyemangati dan mendo’akan saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Saudara saya, baik kakak maupun abang yang selalu menasehati, menyemangati dan mendo’akan saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10. Teman dekat saya, yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi saya untuk menyelesaikan skripsi saya.

11. Teman teman saya yang selalu mendukung saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Atas segala bantuan yang telah diberikan penulis mengucapkan banyak terimakasih, semoga apa yang telah diberikan dibalas kebaikan oleh Allah SWT, akhirnya kepada Allah penulis berserah dan mohon ampun dari kesalahan dan kekhilafan.

(8)

viii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Pertanyaan Penelitian ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

1. Manfaat Teoritis ... 9

2. Manfaat Praktis ... 9

F. Penjelasan Judul ... 10

G. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Upaya Bimbingan dan Konseling ... 13

1. Pengertian Guru Bimbingan Dan Konseling ... 13

2. Tugas Guru Bk ... 14

3. Fungsi BK ... 15

4. Kewajiban Guru BK ... 18

B. Keterampilan Sosial ... 20

1. Pengertian Keterampilan Sosial ... 20

2. Proses Keterampilan Sosial Siswa ... 22

(9)

ix

3. Bentuk Dari Proses Keterampilan Sosial ... 23

4. Ciri - Ciri Keterampilan Sosial ... 23

5. Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial ... 25

C. Siswa Terisolir ... 27

1. Pengertian Siswa Terisolir ... 27

2. Jenis -Jenis Perilaku Siswa Terisolir ... 28

D. Penelitian Relevan ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

B. Lokasi Penelitian ... 31

C. Informan Penelitian ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Teknik Analisis Data ... 33

F. Teknik Keabsahan Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Upaya bantuan berempati terhadap orang lain ... 38

B. Pentingnya saling menghormati dan menghargai ... 40

C. Menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku ... 42

D. Bekerjasama dengan orang lain dan bertanggung jawab ... 44

E. Pentingnya mengatasi komflik ... 46 BAB V PENUTUP

(10)

x

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR KEPUSTAKAAN

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan ke sekolah agar mempunyai kemampuan kognitif dan kesiapan mental yang sempurna dan berkesadaran maju yang berguna bagi mereka untuk terjun ke masyarakat, menjalin hubungan sosial, serta memikul tanggung jawab mereka sebagai individu maupun sebagai makhluk social dan berbangsa.1 Hal ini dijelaskan dalam UU RI No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, dan pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara.

Dengan itu dengan menimbang mengingat dari UU RI No 20 tahun 2003, muncul lah peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan RI No 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, yang mana dalam pasal 1 point 1 bahwa, bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan dan ter program yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/ konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Dan pasal 6 ialah komponen layanan bimbingan dan konseling terdiri dari empat program yang

1 Nurani Soyomukti, Teori-teori Pendidikan, ( Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2015 ) h. 21

(12)

mencakup : layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif, dan layanan dukungan sistem.

UU RI no 111 tahun 2014 memiliki keterkaitan dengan pengembangan individu melalui layanan bimbingan dan konseling, didalam penelitian ini mengunakan layanan peminatan dan perencanaan individual, dalam layanan peminatan dan perencanaan individual ini yaitu konselor atau guru BK dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa tersebut dan juga guru BK dapat secara cepat menangani masalah yang di hadapi siswa terisolir, secara pemberian langsung ke dalam bidang sosial dan pribadinya.

Guru bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peran penting dalam menangani permasalahan dan membantu siswa dalam proses sosialisasi siswa baik dengan guru maupun teman sebayanya. Selain itu pendapat Natawijaya dan Dewa Ketut dimana bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami diri sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.2 Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai mahkluk social dan berbangsa.

Dalam Al-Qur’an sudah Allah jelaskan, yakni dalam surat Al-hujurat ayat 13 yang artinya: “Wahai manusia sesunguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling

2 Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah . ( Jakarta : Rineka Cipta. 2002 ) h. 41

(13)

mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha mengetahui,Maha teliti.”

Dari ayat di atas sesungguhnya Allah telah menciptkan manusia berkelompok- kelompok dan menjadikan manusia mahkluk sosial agar mereka bisa saling berinteraksi satu sama lainnya, dan interaksi yang terjalin dengan baik akan mempengaruhi perkembangan potensi yang dimiliki oleh individu tertentu pastinya.

Selain itu juga dalam Al-Qur’an telah dijelaskan dalam surat An-nisa ayat 86 :

ًبيِسَح ٍء ْيَش ِّلُك ٰىَلَع َناَك َ َّاللَّ َّنِإ ۗ اَهوُّدُر ْوَأ اَهْنِم َنَسْحَأِب اىُّيَحَف ٍةَّيِحَتِب ْمُتيِّيُح اَذِإَو

ا

Artinya: “Apabila kamu diberikan penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.”

Ayat tersebut menyinggung soal sikap antara sesama umat islam dalam menyatakan bahwa dalam interaksi dengan orang lain maka pondasi harus kasih sayang dan penghormatan. Mengucapkan salam saat bertemu dengan orang lain serta memberikan hadiah dalam pertemuan keluarga dan sahabat merupakan hal yang dianjurkan oleh islam.

Bimbingan adalah suatu proses membantu seseorang dalam menentukan pilihan yang penting yang mempengaruhi kehidupannya. Bimbingan dapat dilihat

(14)

dalam bentuk kegiatan membantu siswa membuat keputusan tentang pendidikan yang akan diambilnya atau kejuruan yang diharapkannya.3

Arti Konseling menurut the American Counseling Association (ACA), konseling adalah penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental, perkembangan psikologis atau manusia, melalui intervensi kognitif, afektif, perilaku, atau sistemik, dan strategi yang mencanangkan kesejahteraan, pertumbuhan pribadi, atau perkembangan karir, dan juga patologi. Definisi ini dikemukakan untuk mencoba dan memenuhi kebutuhan berbagai tipe dan gaya konseling yang dipraktekkan oleh anggota ACA. Unsur-unsur definisi tersebut sangat penting untuk difahami.

Menurut Kartadinata Bimbingan yaitu sebagai proses bantuan kepada individu untuk perkembangan optimum individu untuk memilih dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri, perkembangan optimum adalah perkembangan yang sesuai dengan potensi dan system nilai yang dianut. Konseling ialah proses bantuan yang dalam sejumlah literature dipandang sebagai jantung bimbingan (counseling is the heart of guidance) karena bantuan konseling lebih langsung bersentuhan dengan masalah individu secara individual dan kelompok.4 Esensi Bimbingan dan Konseling terletak pada proses memfasilitasi perkembangan individu di dalam lingkungannya.

Perkembangan terjadi melalui interaksi secara sehat antara individu dengan lingkungan, dan oleh sebab itu upaya bimbingan dan konseling bertujuan pada upaya membangun lingkungan manusia.

3 Samuel T Glading. Konseling Profesi Yang Menyeluruh. ( Jakarta : Pertama Puri Media. 2012 ) h. 65

4 Sunaryo Kartadinata. Profesi Konselor Didalam Sistem Pendidikan Nasional. ( UPI. 2007 ) h. 54

(15)

Menurut Cartledge dan Milburn keterampilan sosial ialah kemampuan seseorang saat memecahkan masalah sehingga dapat beradaptasi secara harmonis dengan masyarakat disekitarnya. Comb dan Slaby menyatakan bahwa keterampilan sosial merupakan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan cara-cara khusus yang dapat diterima oleh lingkungan dan pada saat bersamaan dapat menguntungkan individu atau bersifat saling menguntungkan.

Gresham dan Eliot keterampilan sosial yaitu perilaku dalam situasi tertentu yang memprediksikan suatu hasil interaksi sosial yang penting bagi diri individu seperti penerimaan teman sebaya, popularitas, penilaian orang lain (mengenai keterampilan sosial) dan tingkah laku sosial lain yang berkaitan secara konsisten.

Keterampilan sosial yaitu perilaku menunjukan hubungan sebuah penguatan dalam fungsi sosial.

Elksnin menyatkan perilaku interpesonal termasuk dalam keterampilan dan merupakan komponen yang penting dari kecerdasan emosional. Keterampilan sosial dibutuhkan dalam menjalin dan memelihara pertemanan, dan keterampilan ini merupakan kebutuhan yang dipelajari. Remaja yang memiliki keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perasaan baik itu poositif maupun negatif, tanpa perlu melukai orang lain atau kehilangan pengakuan sosial.5

Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan Erikson dan Freud yang menyatakan bahwasannya keterampilan sosial tidaklah kemampuan yang dibawa

5 Ririh Pintoko, Pargito Dan Elin Rufaidah “ Analisis Keterampilan Sosial Siswa Pada Pembelajaran IPS di SMP NEGERI 3 Pardasika “ 6, no 1 ( 2018 ) : 7

(16)

individu sejak lahir, tetapi melalui proses belajar seperti dari orang tua, teman sebaya maupun orang sekitar.6

Secara umum program BK sebagai yaitu suatu rencana atau rancangan kegiatan, untuk membantu keberhasilan siswa secara sosialnya maka program BK harus disusun secara baik dan tepat sasaran program yang berkaitan dengan pengembangan bidang sosial siswa. Bower dan Hatch mengatakan karakteristik dari program BK komprehensif yang baik yaitu Preventive in design. Tujuan program dirancang berguna memberikan kesempatan kepada peserta didik membekali diri mereka dengan keterampilan-keterampilan khusus. Membantu mencapai keberhasilan peserta didik melalui pengalaman perkembangan dalam bidang sosial, akademik karir dan memiliki kesempatan belajar secara aktif dan produktif.7

Materi yang diberikan yaitu kemampuan individu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya. Tujuan utama dari materi ini agar individu mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkunganya. Dengan materi yang diberikan siswa dapat meningkatkan penguasaan keterampilan sosialnya, baik interaksi dengan teman maupun orang disekitarnya.

Ciri ciri siswa yang memiliki keterampilan sosial yang baik yaitu :1). Mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. 2) Banyak bertanya. 3) Tidak takut untuk mengatakan "tidak tahu". 4) Mau mengakui kesalahan. 5) Mampu belajar dari setiap kegagalan. 6) Memiliki penguasaan diri yang baik.

6 Nasution. Sosiologi Pendidikan. ( Jakarta : Bumi Aksara. 2014 ). H. 126

7 Fitria Sumitri. Pengelolaan Program Bimbingan Dan Konseling Disekolah Menengah Atas, Jurnal Manajer Pendidikan, Vol 11, no. 6, Juli 2017, h. 3

(17)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK pada tangal 20 januari 2021 peran guru BK dalam membantu sosialisasi siswa terisolir belum maksimal, karena kurang tersedianya waktu untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam bidang bimbingan pengembangan diri dan sosialisasi siswa. Pada observasi yang dilakukan 20 januari 2021 terlihat masih ada beberapa siswa di SMA Negeri 1 Kamang Magek yang belum bisa berinteraksi dengan baik dilingkungan sekitarnya, baik itu disekolah maupun dirumah. Hal tersebut maka penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena adanya terjadi pengucilan dalam berteman atau individu tersebut lebih suka menyendiri dari pada bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, yang mengakibatkan individu ini menjadi terisolir disekolahnya. Dimana jika itu terus berlanjut individu yang terisolir tersebut dapat mengalami gangguan psikologis, antara lain, individu tersebut akan merasa kesepian karena kebutuhan sosialnya yang tidak terpenuhi, akan merasa tidak bahagia dan tidak aman, kurang memiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk menjalani proses sosialisasi, akan merasa sedih karena tidak mendapatkan kegembiraan seperti yang dimiliki teman sebayanya, akan hidup dalam ketidak pastian tentang reaksi sosial terhadap individu yang menyebabkan individu tersebut akan merasa cemas, takut dengan lingkungan sekitarnya.

Jadi berdasarkan latar belakang permasalah di atas maka penulis ingin melaksanakan penelitian dengan judul UPAYA GURU BK UNTUK MEMBANTU KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TERISOLIR DI SMAN 1 KAMANG MAGEK.

(18)

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut : upaya guru BK untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: apa saja upaya BK untuk membantu keterampilan siswa terisolir.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan suatu target yang hendak dicapai dalam melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui upaya guru BK dalam membantu keterampilan sosial siswa terisolir.

E. Mamfaat Penelitian

1. Mamfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai upaya guru bimbingan dan konseling dalam membantu keterampilan sosial siswa terisolir di SMA Negeri 1 Kamang Magek.

(19)

2. Mamfaat Praktis

a. Sekolah

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah sebagai bahan masukan untuk melihat sejauh mana upaya guru BK dalam membantu keretampilan sosial siswa terisolir di SMA Negeri 1 Kamang Magek.

b. Guru Bimbingan Dan Konseling

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru bimbingan dan konseling sebagai dasar dalam menempatkan siswa sesuai kemampuan interaksi antar sesama.

c. Siswa

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa untuk melihat gambaran sejauh mana kemampuan sosialisasinya dengan sesama baik itu kepada guru maupun teman sebayanya.

d. Penulis

Penelitian ini untuk memenuhi salah satu syarat akademik mencapai gelar sarjana (S1) Prodi Bimbingan dan Konseling pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

(20)

F. Penjelasan Judul

Upaya Guru BK : Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan RI No 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, yang mana dalam pasal 1 point 1 bahwa, bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta ter program yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/

konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.

Dan pasal 6 yaitu komponen layanan bimbingan dan konseling terdiri dari empat program yang mencakup : layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif, dan layanan dukungan sistem.

Keterampilan Sosial : Menurut Gresham dan Eliot keterampilan sosial adalah perilaku dalam situasi tertentu yang memprediksikan suatu hasil interaksi sosial yang penting bagi diri individu seperti penerimaan teman sebaya, popularitas, penilaian orang lain (mengenai keterampilan sosial) dan tingkah laku sosial lain yang berkaitan secara konsisten. Keterampilan sosial sebagai perilaku menunjukan hubungan sebuah penguatan dalam fungsi sosial.

Dari penjelasan judul di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru bimbingan dan konseling sangat berperan penting dalam membantu keterampilan sosial siswa

(21)

terisolir di SMAN 1 Kamang Magek agar siswa tersebut dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.

G. Sistematika Penulisan

Adapun yang menjadi sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:

BAB I: Berisi tentang pendahuluan, di dalam pendahuluan terdapat latar belakang masalah, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan.

BAB II: Berisi tentang landasan teori, di dalam landasan teori berisi tentang pembahasan secara teoritis, dalam hal ini berkenaan dengan peran guru bimbingan dan konseling dalam membantu keterampilan sosial siswa.

BAB III: Berisi landansan teori, didalam landasan teoori berisi tentang pembahasan secara teoritis dalam hal ini berkenaan peran guru BK dalam membantu keterampilan sosial siswa

(22)

12 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Upaya Guru BK

1. Pengertian Guru Bimbingan Dan Konseling

Profesi guru adalah suatu bidang pekerjaan yang memasyarakatkan kompetensi intelektual sikap dan keterampilan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan akademik. Profesi guru tersebut pada dasarnya diemban oleh alumni lembaga tenaga kependidikan seperti IKIP, STEKIP, FKIP dan FTIK. Pekerjaan professional tersebut hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu yang disiapkan khusus untuk itu, jadi pekerjaan sebagai guru bukanlah pekerjaan yang dilakukan oleh orang – orang sembarangan karena tidak memperoleh pekerjaan lainnya8.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru professional adalah kompetensi padagogik, kompetensi personal, kompetensi professional dan kompetensi social. Kompetensi padagogik adalah kemampuan seorang guru dalam mengolah pembelajaran sehingga betul – betul dapat mencapai tujuan pembelajaran. Kompetensi personal merupakan kepribadian positif yang ditampilkan guru agar dapat mempengaruhi siswa dalam belajar, kompetensi professional adalah penguasaan guru terhadap materi pelajaran yang menjadi spesialisasinya. Sememntara kompetensi social adalah kemmpuan seorang guru dalam berkomunikasi sehingga pesan atau informasi yang disampaikan betul –betul dapat diterima siswa secara efektif.

8 Irna Andriani & Zulfani Sasmiarni. Analisis Keterampilan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Iain Bukittinggi Dalam Menjelaskan Materi Pembelajaran. IAIN Bukittinggi. Vol. 08. Hal 2

(23)

Guru bimbingan dan konseling yaitu guru yang mempunyai keahlian khusus untuk mengatasi kesulitan siswa yang tidak bisa diselesaikan oleh guru yang lain dan membantu siswa dalam pemilihan program studi, penentuan kelompok, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno bahwa guru bimbingan dan konseling adalah.

“Guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik. Istilah guru bimbingan dan konseling sama dengan artinya adalah sama-sama menunjukkan pada orang yang menyediakan bantuan.”9

Guru bimbingan dan konseling memberikan pelayanan bantuan untuk siswa, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.10

2. Tugas Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling yaitu guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa.11 Guru bimbingan dan konseling ialah guru yang mengajar

9Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:RinekaCipta, 2001), h. 8

10Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:RinekaCipta, 2001),h. 10

11Tantawy. Manajemen Bimbingan dan Konseling. (Jakarta: Rajawali. 1986) hlm 83

(24)

pada mata pelajaran tertentu yang terlihat pada layanan bimbingan dan konseling.12

Dalam Permendikbud nomor 15 tahun 2018 ditegaskan bahwa guru bimbingan dan konseling memiliki tugas utama yaitu, mendidik, mengajar, membimbing, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.13

Surat keterangan mentri pendidikan pasal 4 ditegaskan bahwa tugas pokok guru BK yaitu menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.14

Guru bimbingan dan konseling mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang diatur menurut dalam pangkat dan jabatannya dalam keputusan Menpan No.84 Tahun 1993. Tugas pokok guru bimbingan dan konseling ialah:

a. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling b. Melaksanakan tindak lanjut hasil analisis evaluasi c. Menganalisis hasil evaluasi

d. Mengevaluasi proses hasil layanan bimbingan dan konseling

e. Melaksanakan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling.

f. Merencanakan program bimbingan dan konseling g. Memasyarakatkan bimbingan dan konseling.15

12Yusuf Gunawan. Pengantar Bimbingan dan Konseling. (Jakarta: Pustaka Umum. 1992) h 64.

13Kemendikbud. 2018. Permendikbud No. 15 tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengaws sekolah. Jakarta: Kemendikbud

14Prayitno. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan da Konseling Buku III Pelayanan Bimbingan da Konseling Sekolah Menengah Umum (SMU). (Jakarta: PT Bina Sumber Daya MIPA. 1997) h 117.

15Fenti Hikmawati. Bimbingan Konseling. (Jakarta:Rajawali Pers. 2012)h. 23

(25)

PP No 74 tahun 2008 tugas guru bimbingan dan konseling yaitu membantu peserta didik dalam :

a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.

b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.

c. Pengembangan kehidupan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekoah/madrasah secara mandiri.

d. Pengembangan kehidupan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilasi informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

Guru bimbingan dan konseling memiliki peranan dan tugas yang harus dilakukan, peranan dan tugas yang harus dilakukan adalah:

a. Mengumpulkan data siswa

b. Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari c. Mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus

d. Mengadakan hubungan yang baik dengan orang tua siswa, baik secara individual maupun kelompok

e. Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga lainnya untuk memecahkan masalah belajar siswa

f. Membuat catatan pribadi siswa

(26)

g. Menyelenggarakan kegiatan kelompok dan individual

h. Bekerjasama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk memecahkan masalah siswa

i. Menyusun program bimbingan sekolah bagi siswa dengan guru bimbingan lainnya.

3. Fungsi Guru Bimbingan dan Konseling

Fungsi seorang guru bimbingan dan konseling di sekolah ialah membantu kepala sekolah beserta stafnya dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah dan membantu mengembangkan bakat dan minantnya. Menurut Lesmana fungsi guru bimbingan dan konseling, yaitu:

a. Sebagai konselor, ialah membuat asesmen, mengevaluasi, mendiagnosis, dapat memberikan rujukan, menjadi pemimpin kelompok, memimpin kelompok pelatihan, membuat jadwal, serta mengintepretasikan tes yang telah dilaksanakan.

b. Sebagai agen pengubah, adalah guru bimbingan dan konseling dapat menganalisis sistem, testing, mengevaluasi segalakegiatan bimbingan dan konseling, merencanakan program, dapat berhubungan dengan masyarakat dengan baik, menjadi konsultan dalam bidangnya, dapat membela kliennya, dapat berpenampilan sebgai guru bimbingan dan konseling yang dapat diandalkan dalam menyelesaikan setiap permasalahan kliennya. Serta memiliki jaringan/hubungan dengan berbagai pihak.

c. Sebagai agen prevensi primer, adalah menjadi pemimpin kelompok dalam pengajaran kepada orang tua siswa, menjadi pemimpin dalam berbagai pelatihan

(27)

misalnya keterampilan interpersonal, dapat merencanakan panduan untuk pembuatan keputusan pribadi dan keterampilan pemecahan masalah.

d. Sebagai manajer, ialah dapat membuat jadwal kegiatan bimbingan dan konseling, testing, perencanaan, membuat asesmen kebutuhan, mengembangkan survey dan/atau kuesioner, mengelola tempat, dan menyusun serta menyimpan data dan material.16

Sebagai seorang psycho-educator, guru bimbingan dan konseling harus kompeten dalam hal:17

a. Memahami komplesitas interaksi individu-lingkungan dalam ragam konteks sosial budaya.

b. Menguasai ragam bentuk intervensi psikologis baik antar maupun interpribadi dan lintas budaya.

c. Menguasai strategi asesmen lingkungan dalam kaitannya dengan keberfungsian psikologis individu.

d. Memahami proses perkembangan manusia.

Winkel & Hastuti mengemukakan beberapa fungsi dari guru bimbingan dan konseling, yaitu:

a. Fungsi penyaluran, ialah fungsi dalam membantu siswa mendapatkan program studi yang sesuai baginya dalam rangka kurikulum pengajaran yang disediakan di sekolah, memilih kegiatan ekstrakurikuler yang cocok baginya selama menjadi peserta didik di sekolah yang bersangkutan, menentukan program studi lanjutan yang sesuai baginya di masa mendatang. Semua ini berarti bahwa siswa kerap

16Lesmana . Fungsi Guru Bimbingan dan Konseling. (2005)h. 93

17Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. (Jakarta:Rajawali Pers. 2011) h. 117-122

(28)

dibantu untuk memilih di antara alternatif yang tersedia, seperti membantu siswa mandiri dalam merencanakan karirnya.

b. Fungsi penyesuaian, ialah fungsi dalam membantu siswa menemukan cara menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapi.

Misalnya, siswa harus dibantu untuk bergaul secara memuaskan dengan menentukan sikap di tengah-tengah kehidupan keluarganya.

c. Fungsi pengadaptasian, ialah fungsi sebagai narasumber bagi tenaga-tenaga pendidik yang lain di sekolah, khususnya pimpinan sekolah dan staf pengajar, dalam hal mengarahkan rangkaian kegiatan pendidikan dan pengajaran supaya sesuai dengan kebutuhan para siswa. Pelayanan ini tidak langsung diberikan kepada siswa, seperti fungsi penyaluran dan penyesuaian, tetapi tenaga bimbingan memberikan informasi dan usulan kepada sesama tenaga pendidik demi keberhasilan program pendidikan sekolah serta terbitnya kesejahteraan para siswa.18

Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi guru BK ini yaitu sebagai seorang pendidik yang memiliki kemampuan untuk membantu siswa dalam mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi, serta memfasilitasi siswa dalam segala potensi yang dimilikinya.

Selain itu tugas guru BK juga berguna pemberian bantuan kepada peserta didik atau konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah - masalah sosial

18Irvan Budhi Handika, Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Gerakan Literasi Nasional, Vol. 1, No. 1. 2017.

(29)

yang dialaminya sehingga mencapai kebahagian dan kebermaknaan dalam kehidupan.

Aspek perkembangan peserta didik atau konseli yang dikembangkan meliputi : 1. Berempati terhadap kondisi orang lain

2. Memahami keragaman latar sosial budaya 3. Menghormati dan menghargai orang lain

4. Menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku 5. Berinteraksi sosial yang efektif

6. Bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab 7. Mengatasi komflik

4. Kewajiban dan Tanggung Jawab Guru Bimbingan dan Konseling

Tanggung jawab guru bimbingan dan konseling ialah untuk menstimulasi diskusi dan sesekali menyimpulkan apa yang telah dibicarakan dan memberikan pengarahan supaya pembicaraan tidak melangkah terlalu jauh dari topik, memiliki nilai sikap, keterampilan, pengetahuan dan wawasan dalam bidang profesi bimbingan dan konseling yang harus dimiliki konselor yaitu:

a. Konselor wajib terus menerus berusaha untuk mengembangkan dan menguasai dirinya.

b. Konselor wajib memaparkan sifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar, menepati janji, dapat dipercaya, jujur, tertib dan hormat.

c. Konselor wajib memiliki rasa tanggung jawab kepada saran ataupun peringatan yang diberikan kepadanya.

(30)

d. Konselor wajib berusaha mutu kerja yang tinggi dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi termasuk materil, finansial dan popularitas.

e. Konselor wajib terampil dalam menggunakan teknik dan prosedur khusus dengan wawancara luas dan kaidah-kaidah ilmiah.19

Konteks tugas konselor itu mencakup wilayah layanan yang bertujuan memandirikan individu yang normal dan sehat dalam menavigasi perjalanan hidupnya melalui pengambilan keputusan termasuk yang terkait dengan keperluan untuk memilih, meraih serta mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera.20

Menurut Bimo Walgito dalam Samsul Munir Amin, seorang guru bimbingan dan konseling mempunyai tugas-tugas tertentu, ialah sebagai berikut:

a. Mengadakan penelitian dan observasi terhadap situasi atau keadaan sekolah baik mengenai peralatan tenaga penyelenggaraan, maupun aktivitas yang lain.

b. Hasil penelitian dan observasi tersebut, guru bimbingan dan konseling berkewajiban memberikan saran-saranb atau pendapat kepada kepala sekolah atau staf pengajar yang lain demi kelancaran dan kebaikan sekolah.

c. Menyelenggarakan bimbingan terhadap anak-anak yang ada di sekolah.

d. Kecuali hal-hal tersebut di atas, pembimbing dapat mengambil langkah-langkah lain yang dipandang perlu untuk kesejahteraan sekolah atau persetujuan kepala sekolah.

19Fenti Hikmawati. Bimbingan Konseing, ... , h. 54-55

20Wardiati. Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Jakarta:Prestasi Pustakakarya. 2001) h. 67

(31)

Menurut Prayitno dan Amti, tanggung jawab guru bimbingan dan konseling kepada siswa, yaitu:

a. Memperlakukan siswa sebagai individu yang unik.

b. Memberikan perhatian akan kebutuhan siswa dan mendorong pertumbuhan serta perkembangan yang optimal.

c. Memberikan informasi kepada siswa tentang teknik bimbingan dan konseling, serta langkah yang harus dilalui untuk mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.

d. Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan nilai yang berlaku, tanpa paksaan nilai tertentu kepada siswa.

e. Menjaga atau merahasiakan informasi yang disampaikan siswa.

f. Memberikan informasi kepada pihak tertentu yang berkaitan dengan permasalahan siswa.

g. Memberikan informasi perkembangan dan hasil bimbingan dan konseling kepada siswa dengan cara sederhana dan mudah dimengerti.

h. Memberikan saran dan rujukan kasus secara tepat.21 B. Keterampilan Sosial

1. Pengertian keterampilan sosial

Keterampilan sosial ialah kemampuan seseorang untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain.22 Keterampilan untuk hidup bekerjasama dengan lingkungannya, mengahargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan

21Beti Malia Rahma Hidayati,An-Nafs, Peran Bimbingan dan Konseling di Madrasah (Pendalaman Kasus Sistem Bidang Psikologi Pendidikan), Vol, 4 No. 1, 2019.

22 Mustaqim. Psikologi Pendidikan , Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. ( Semarang . 2008 ) h. 156

(32)

pendepat dan segala keluh kesah dari orang lain, atau menerima umpan balik, memberi dan menerima kritik dari orang lain serta bertindak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Apabila keterampilan sosial di kuasai oleh remaja maka remaja akan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Samsul dan Marrel merumuskan keterampilan sosial sebagai suatu yang kompleks, multidimensi dan interaktif kontruks yang mencangkup faktor sosial, sikap, kognitif dan emosional.

Menurut Riggio keterampilan sosial adalah kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal termasuk ekspresivitas, sensitivitas, dan kontrol. Ekspresivitas mengacu pada keterampilan berkomunikasi atau mengirim pesan kepada orang lain. Sensitivitas mengacu pada keterampilan menerima dan menafsirkan pesan yang dikomunikasikan orang lain. Kontrol mengacu pada keterampilan yang mampu mengatur dan mengelola kemampuan proses komunikasi. Keterampilan sosial memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain dengan sukses. Menurut Thompson keterampilan sosial adalah keterampilan untuk mengatur pikiran dan perasaan yang dinyatakan dalam suatu tindakan atau perbuatan yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain

Elksnin dan Elksnin mengatakan bahwa keterampilan sosial ialah kemampuan khusus yang menyebabkan seseorang yang dapat mengerjakan tugas sosial secara kompeten ( cakap atau terampil ). Keterampilan sosial secara umum dapat dipahami sebagai perilaku yang diperkuat sesuai dengan usia remaja dan situasi sosial yang yang mengakibatkan penerimaan dan penilaian positif dari orang lain serta tidak mengakibatkan hukuman.

(33)

Keterampilan sosial yaitu keterampilan yang diperoleh oleh individu melalui proses belajar yang digunakan dalam hubungan dengan lingkungan dengan cara baik dan tepat. Keterampilan sosial yaitu jenis keterampilan yang meliputi keterampilan kerjasama, gotong royong, tolong menolong dan sebagainya. Keterampilan ini juga merupakan jenis keterampilan dalam melakukan kegiatan sebagai makhluk sosial untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Kosasih Djahiri menyatakan bahwa anak muda perlu turut serta dalam realita kehidupan bukan hanya sebagai penonton, melainkan langsung sebagai pelaku. Namun sebelum dan selama proses partisipasi tersebut remaja perlu dibina, di tuntuni sehingga tidak terjadi suatu kesenjangan.23

Keterampilan sosial yaitu kemampuan untuk menciptakan hubungan sosial, yang serasi dan memuaskan. Penyesuaian terhadap lingkungan sosial dan memecahkan permasalahan sosial yang di hadapi serta mampu mengembangkan aspirasi dan mengembangkannya. Keterampilan sosial dapat berupa keterampilan komunikasi, manajemen marah situasi konflik dan lain sebagainya.24

2. Proses Sosial Siswa

Sosialisasi terjadi karena lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari pola kebudayaan yang fundamental seperti bahasa, berjalan, duduk, makan, apa yang dilakukan, berkelakuan sopan, mengembangkan sikap yang di anut dalam masyarakat, seperti sikap terhadap agama, seks, orang yang lebih tua, pekerjaan, rekreasi dan segala sesuatu yang perlu bagi masyarakat yang baik.

23 Nasution. Sosiologi Pendidikan. ( Jakarta : Bumi Aksara. 2014 ). H. 126

24 Abdullah Aldi. Sosiologi Individu, Masyarakat, Pendidikan. ( Depok. PT. Raja Grafindo Persada. 2014 ).

H. 99-100

(34)

Dalam interaksinya anak dan lingkungannya ia lambat lain mendapatkan kesadaran akan dirinya sebagai pribadi, ia dapat mengembangkan kelakuan apa yang di harapkan orang lain dari padanya. Contohnya anak merasakan kesalahan dan meminta maaf. Dengan menyadari sebagai pribadi ia dapat menentukan tempatnya sebagai struktur sosial. Dengan mengharapkan konsekuensi positif bila berkelakuan menurut norma atau akibat negatif karena melanggar aturan yang ditetapkan.

3. Bentuk Dari Proses Sosial Siswa

Menurut Park dan Burgess menyebutkan ada empat bentuk paling fundamental dari proses sosial yaitu

a. Kompetisi

Kompetisi ialah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berlomba- lomba untuk memperebutkan sumber daya yang jumlahnya terbatas. Perebutan sumber daya bisa dilakukan secara baik atau tidak. Di masyarakat, kita bisa melihat bagaimana kompetisi di atur sesehat mungkin. Namun selalu ada saja cara-cara yang tidak baik yang digunakan demi meraih tujuan.

Contoh, seseorang ikut seleksi masuk universitas ternama dengan mengunakan jasa calo. Cara ini jelas tidak baik, tujuan menghalalkan segala cara adalah dalil sesat dalam kompetisi. Banyak sekali keberadaan institusi sosial disekitar kita yang didesain agar orang yang hidup didalamnya berkompetisi. Bahkan mungkin institusi sosial tidak bisa hidup tanpa kompetisi.

(35)

Contoh lain, sekolah tempat kita belajar, setiap pagi kita harus sudah datang sebelum jam masuk, kalau tidak kita akan mendapatkan teguran. Jika teguran itu kita dapatkan berulang ulang,bisa saja nilai rendah sehingga tidak naik kelas. Teman sekelas kita sudah mau lulus, kita masih berteman dengan adek kelas, datang kesekolah itu sendiri sudah berupa kompetisi.

b. Konflik

Konflik yaitu proses sosial dimana untuk mendapatkan sumber daya atau keuntungan, satu pihak harus menjegal pihak lain dengan mengunakan ancaman dan kekerasan. Konflik adalah bagian dari dinamika sosial. Siswa yang sedang berkonflik tensinya naik, sistem sosial tidak stabil dan hawanya panas.

4. Ciri ciri keterampilan social

Keterampilan sosial terdapat ciri-ciri keterampilan sosial, antara lain:

a. Perilaku Interpersonal Perilaku interpersonal yaitu perilaku yang menyangkut keterampilan yang digunakan selama melakukan interaksi sosial yang disebut dengan keterampilan menjalin persahabatan.

b. Perilaku yang Berhubungan dengan Diri Sendiri Perilaku ini merupakan ciri dari seorang yang dapat mengatur dirinya sendiri dalam situasi sosial, seperti:

keterampilan menghadapi stress, memahami perasaan orang lain, mengontrol kemarahan dan sebagainya. 25

25 Muhsinatun Siasah Masruri. Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS.

(Yogyakarta : Uniersitas Negri Yogyakarta). 2015. H, 6

(36)

c. Perilaku yang Berhubungan dengan Kesuksesan Akademis Perilaku ini berhubungan dengan hal-hal yang mendukung prestasi belajar di sekolah, seperti:

mendengarkan guru, mengerjakan pekerjaan sekolah dengan baik, dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku di sekolah.

d. Penerimaan Teman Sebaya Hal ini didasarkan dari individu yang mempunyai keterampilan sosial yang rendah akan cenderung ditolak oleh teman-temannya, karena mereka tidak dapat bergaul dengan baik. Beberapa bentuk perilaku yang dimaksud adalah: memberi dan menerima informasi, dapat menangkap dengan tepat emosi orang lain, dan sebagainya.

e. Keterampilan Berkomunikasi Keterampilan ini begitu diperlukan untuk menjalin hubungan sosial yang baik, berupa pemberian umpan balik dan perhatian terhadap lawan bicara, dan menjadi pendengar yang responsif. Adapun ciri-ciri siswa yang memiliki keterampilan sosial ialah: siswa yang berani berbicara, memberi pertimbangan yang mendalam, memberikan respon yang lebih cepat, memberikan jawaban secara lengkap, mengutarakan bukti-bukti yang dapat meyakinkan orang lain, tidak mudah menyerah, menuntut hubungan timbal balik, serta lebih terbuka dalam mengekspresikan dirinya

(37)

5. Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Terdapat empat aspek yang mempengaruhi keterampilan sosial ialah keluarga, lingkungan, kepribadian dan kemampuan penyesuaian diri. Keempatnya dijelaskan sebagai berikut: 26

a. Keluarga

Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. Kepuasan psikis yang diperoleh anak dalam keluarga akan sangat menentukan bagaimana ia akan bereaksi terhadap lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis (broken home) di mana anak tidak mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka anak akan sulit mengembangkan keterampilan sosialnya. Hal yang paling penting diperhatikan oleh orang tua adalah menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga sehingga anak dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua maupun saudarasaudaranya. Dengan komunikasi timbal balik antara anak dan orang tua maka segala konflik yang timbul akan mudah diatasi.

Sebaliknya komunikasi yang kaku, dingin, terbatas, menekan, penuh otoritas, dan lain sebagainya hanya akan memunculkan berbagai konflik yang berkepanjangan sehingga suasana menjadi tegang, panas, emosional, sehingga dapat menyebabkan hubungan sosial antara satu sama lain menjadi rusak. a.

Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam mendapatkan pendidikan. Kepuasan psikis yang diperoleh anak dalam

26 Tita Setiani. Keterampilan Sosial Siswa Pada Pembelajaran IPS. (Jakarta : Universitas Yogyakarta). 2014.

H. 18

(38)

keluarga akan sangat menentukan bagaimana ia akan bereaksi terhadap lingkungan. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis (broken home) dimana anak tidak mendapatkan kepuasan psikis yang cukup maka anak akan sulit mengembangkan keterampilan sosialnya. Hal yang paling penting diperhatikan oleh orang tua adalah menciptakan suasana yang demokratis di dalam keluarga sehingga anak dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua maupun saudara-saudaranya. Dengan adanya komunikasi timbal balik antara anak dan orang tua maka segala konflik yang timbul akan mudah diatasi. Sebaliknya komunikasi yang kaku, dingin, terbatas, menekan, penuh otoritas, dan lain sebagainya hanya akan memunculkan berbagai konflik yang berkepanjangan sehingga suasana menjadi tegang, panas, emosional, sehingga dapat menyebabkan hubungan sosial antara satu sama lain menjadi rusak. Hubungan anak dengan anggota keluarga menjadi landasan sikap anak terhadap orang lain, benda dan kehidupan secara umum.

b. Lingkungan

Sejak dini anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan.

Lingkungan dalam batasan ini meliputi lingkungan fisik (rumah, pekarangan) dan lingkungan sosial (tetangga). Lingkungan juga meliputi lingkungan keluarga (keluarga primer dan sekunder), lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas. Selain pengenalan lingkungan maka sejak dini anak sudah

(39)

mengetahui bahwa dia memiliki lingkungan sosial yang luas, tidak hanya terdiri dari orang tua, saudara, atau kakek dan nenek saja.

c. Kepribadian

Penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil tidak selalu menggambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya).

Dalam hal ini amatlah penting bagi seorang siswa untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan. Di sinilah pentingnya orang tua memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal hal fisik seperti materi atau penampilan.

d. Kemampuan

Penyesuaian Diri berguna bagi tumbuhnya kemampuan penyesuaian diri, maka sejak awal anak diajarkan untuk lebih memahami dirinya sendiri (kelebihan dan kekurangannya) agar ia mampu mengendalikan dirinya sehingga dapat bereaksi secara wajar dan normatif. Agar seorang siswa mudah menyesuaikan diri dengan kelompok, maka tugas pendidik adalah membekali diri anak dengan membiasakannya untuk menerima dirinya, menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya.

Dengan cara ini, seorang siswa tidak akan terkejut menerima kritik atau umpan balik dari 15 guru/orang lain/kelompok, mudah membaur dalam kelompok dan memiliki solidaritas yang tinggi sehingga mudah diterima

(40)

oleh orang lain/kelompok. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial dipengaruhi berbagai faktor, antara lain faktor keluarga, lingkungan, serta kemampuan dalam penyesuaian diri.

Berdasarkan ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial dipengaruhi berbagai faktor, antara lain faktor keluarga, lingkungan, kepribadian, kemamapuan dalam penyesuaian diri.

C. Siswa Terisolir

1. Pengertian

Menurut Gunarsa, anak terisolir yaitu anak yang tidak mempunyai teman dalam pergaulannya, karena ia tidak mempunyai minat untuk mengikuti kegiatan- kegiatan kelompok sebagai proses bersosial. Siswa seperti ini lebih tertarik untuk melakukan kegiatan seorang diri dan tidak pandai dalam segi pergaulannya antar sesama teman.

Cohen menyatakan pula bahwa perilaku terisolir siswa adalah suatu sikap individu yang tidak dapat menyerap dan menerima norma - norma ke dalam kepribadiannya dan ia juga tidak mampu untuk berperilaku yang pantas atau menyesuaikan diri menurut tuntutan lingkungan yang ada. Selain itu Walgito menyatakan pengertian siswa terisolir ialah siswa yang terasingkan atau ditolak oleh teman-temannya. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa perilaku terisolir siswa adalah perilaku siswa yang menarik dirinya

(41)

dari kehidupan sosial karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada sehingga di asingkan oleh teman-temannya dilingkungannya.27

2. Jenis - Jenis Perilaku Terisolir

Menurut Harlock isolasi atau isolate itu sendiri dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

a. Voluntary Isolate

Ialah suatu perbuatan menarik diri dari kelompok karena adanya rasa kurang memiliki minat untuk menjadi anggota suatu kelompok.

b. Involuntary Isolate

Ialah sikap atas perbuatan menolak terhadap orang lain dalam kelompoknya meskipun ia ingin menjadi anggota kelompok tersebut. Involuntary yaitu subyektif beranggapan bahwa dia tidak dibutuhkan oleh kelompoknya dan menjauhkan diri dari kelompok, sedangkan involuntary yang obyektif sebaliknya dia benar - benar ditolak oleh kelompoknya.

D. Penelitian Relevan

Dalam penelitian ini penulis mengangkat judul " Upaya Guru BK Untuk Membantu Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Di SMAN 1 Kamang Magek". Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah:

27 Elsa Dya Nastiti. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan Untuk Menangani Siswa Terisolir Dikelas VIII A SMP Negeri 1 Kunjang Kediri, Jurnal BK Unesa, Vol 04. No 01 November 2012

(42)

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Satun Murtafiah dengan judul " Pelaksanaan Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Keterangan Sosial Siswa Terisolir Di SMPN 5 Bangutapan". Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pelaksanaan bimbingan pribadi sosial dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa terisolir di SMPN 5 Bangutapan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Metode pengalian data mengunakan wawancara, observsi dan dokumentasi dengan subjek penelitian guru BK, peserta didik dan orang tua siswa, kemuadian di analisis dengan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan bimbingan pribadi sosial dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa terisolir di SMPN 5 Bangutapan dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu : 1) persiapan meliputi menentukan personil alat dan asesment, 2) Pelaksanaan meliputi penyusunan program dan implementasi program penanganan, 3) Evaluasi hasil dan pelaksanaan, 4) tindak lanjut pelaksanaan.28

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hardi Santosa dengan judul " Program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku seksual sehat remaja di SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung ". Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku seksual sehat siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Data kuantitatif dan kualitatif yang saling mendukung diguy dalam penelitian ini. Populasi penelitian siswa kelas sepuluh SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung jumlah siswa 277 siswa.

Sampel penelitian berjumlah 39 orang. Teknik pengambilan sampel digunakan purposive sampling dengan memberikan skala perilaku seksual sehat remaja, observasi, wawancara

28 Anisatun Murtafiah. Pelaksanaan Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Di SMP NEGERI 5 Bangutapan. Jurnal IAIN Salatiga, Vol 3, No 2, Juli – desember 2019

(43)

dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan : 1) secara umum perilaku seksual siswa berada pada taraf waspada menuju perlu pengembangan. 2) penangan masalah perilaku seksual siswa dilakukan dengan pelayanan responsif dengan pendekatan reaktif sporadis. 3) program bimbingan dan konseling di SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung belum mengunakan paradigma baru BK komprehensif dan pendekatan pencegahan dan pengembangan. 4) program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku seksual sehat remaja mengacu pada pencegahan dan pengembangan. 5) program bimbingan dan konseling pribadi sosial terbukti efektif untuk mengembangkan perilaku seksual siswa.29

29 Hardi Santosa. Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Perilaku Seksual Sehat Remaja Studi Pengembangan Di SMA Kartika Siliwanggi 1 Bandung. Jurnal Bimbingan Dan Konseling, Vol 2, no 1 Juni 2013

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan kejadian-kejadian yang terjadi di lapangan atau penelitian yang mencoba menggambarkan, menuturkan dan menafsirkan suatu fenomena yang berkembang pada masa sekarang.30 Kejadian-kejadian yang penulis maksud di sini adalah hal-hal yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh guru BK untuk membatu keterampilan sosial siswa terisolir yang diperoleh dari lapangan dalam bentuk tulisan-tulisan atau catatan-catatan bukan dalam bentuk angka atau bilangan.

B. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian penulis adalah SMA Negeri 1 Kamang Magek, terletak di daerah Kamang Magek Kabupaten Agam. Sengaja penulis memilih tempat ini sebagai objek penelitian berdasarkan kepada fenomena-fenomena atau gejala-gejala yang telah penulis paparkan pada BAB I dan menjadi permasalahan yang akan diteliti yaitu berkaitan dengan upaya guru BK untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir.

30 Sanafiah Faisal. Metodologi Penelitian Pendidikan. ( Bandung : Ghalia Indo. 1981 ) h. 32

(45)

C. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang bertindak sebagai sumber informasi yang peneliti wawancarai yaitu berasal dari orang atau kelompok yang diteliti.31 Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah 1 orang koordinator guru bimbingan dan konseling yang ada di SMA Negeri 1 Kamang Magek dan yang menjadi informan pendukung dalam peneliti ini adalah 2 orang guru bimbingan dan konseling dan 6 orang siswa yang ingin membantu keterampilan sosialnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal ini untuk mendapatkan data yang akurat mengenai keadaan di lapangan maka penulis akan menggunakan diantaranya yaitu :

1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah alat pengumpulan data informasi dengan cara mengajukan sejumlah daftar pertanyaan secara lisan dan dapat dijawab secara lisan pula. Dalam penelitian ini penulisan akan melakukan wawancara untuk mengumpulkan data-data yang tidak didapatkan melalui pengamatan atau observasi yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung dengan menggunakan pedoman wawancara, yaitu untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam membantu keterampilan sosial siswa. Dalam hal ini penulis akan menggunakan wawancara terbuka, yaitu wawancara yang menggunakan panduan pokok masalah yang diteliti.

31 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kualitatif. ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2001 ), Cet –ke 1, h. 92

(46)

E. Teknik Analisis Data

Menurut Patton dalam Maleong, teknik analisis data adalah kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor dalam Maleong, analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis tersebut, jika dikaji definisi pertama lebih menitik beratkan pada pengorganisasian data, sedangkan definisi yang kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data, dan dari kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.32

Dalam penelitian ini data dianalisis dengan langkah-langkah berikut:33 1. Reduksi data

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan-catatan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali.

Peneliti menggunakan reduksi data dengan tujuan memudahkan dalam pengumpulan data di lapangan

32 Leki J, Maleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. ( Bandung : Rosda Karya, 2010 ) h. 280

33 Leki J, Maleong, 2010...., h. 28-0-281

(47)

2. Display Data

Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil data dan display data ini untuk melihat gambaran penelitian.

3. Kesimpulan data dan verifikasi

Untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi berbentuk kesimpulan yang coba-coba, maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan memberchek, trigulasi, dan audit trail, sehingga menjamin signifikasi atau kebermaknaan hasil penelitian. Penelitian menggunakan metode ini untuk meverifikasi kesimpulan yang jelas dan pasti..

F. Teknik Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data, penulis menggunakan teknik triagulasi data.

Triagulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan, pengecekkan atau sebagai pembamding terhadap data tersebut.

Triagulasi data dengan sumber lainnya berarti membandingkan dan mengecek balik derajat-derajat kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan data yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan cara:

1. Membandingkan data hasil wawancara informan kunci dengan informan pendukung.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.34

34 Leky J. Maleong , 2010,...., h, 330-331

(48)
(49)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan melalui metode wawancara kepada informan kunci yaitu 1 orang guru BK 5 orang siswa dan 1 orang wali kelas di SMAN 1 Kamang Magek. Disini penulis mengunakan inisial untuk menjaga kerahasian guru dan siswa

Untuk mengambarkan data hasil penelitian, penulis berpedoman kepada hasil wawancara dan observasi yang telah penulis lakukan terhadap informan. Wawancara yang penulis lakukan sebelumnya adalah tentang sejumlah pertanyaan - pertanyaan. Pertanyaan tersebut penulis buat berdasarkan atas beberapa sub indikator yang menurut penulis merupakan bagian yang dapat mewakili dan memberikan informan serta untuk menjawab pertanyaan tentang upaya guru BK untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir di SMAN 1 Kamang Magek.

Berikut data guru dan siswa yang penulis teliti di SMAN 1 Kamang Magek

No Nama Jenis

Kelamin

Kelas / sekolah

1. Mw P Guru BK SMAN 1 Kamang

Magek

2. SZ P XII MIPA / SMAN 1 Kamang

Magek

3. DAP P XII IPS / SMAN 1 Kamang

(50)

Magek

4. PH P XI IPS / SMAN 1 Kamang

Magek

5. A L X MIPA / SMAN 1 Kamang

Magek

6. DPK L XI MIPA / SMAN 1 Kamang

Magek

7. WO P Wali kelas XII MIPA SMAN 1

Kamang Magek

8. BS P Wali kelas XII IPS SMAN 1

Kamang Magek

9. GH P Wali kelas XI IPS SMAN 1

Kamang Magek

10. LM P Wali kelas X MIPA SMAN 1

Kamang Magek

11 MO P XI MIPA / SMAN 1 Kamang

Magek

(51)

Upaya guru BK merupakan usaha bantuan yang diberikan oleh guru BK untuk membantu siswa dalam berketerampilan sosial yang baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui upaya guru BK untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir boleh dikatakan sudah baik. Karena guru sudah berupaya dalam membantu keterampilan sosial siswa terisolir.

A. Upaya bantuan berempati terhadap kondisi orang lain

Guru BK berupaya memberikan bantuan kepada peserta didik untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial yang positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah masalah sosial yang dialaminya mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya. Maka dari itu guru BK memberikan bantuan dalam berempati terhadap orang lain. Bantuan ini diberikan oleh guru agar siswa bisa mengembangkan empati yang baik terhadap lingkungannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di SMAN 1 Kamang Magek menyatakan bahwa :

Untuk mengetahui siswa memiliki empati yang baik, saya sebagai guru BK terlebih dahulu mengamati siswa ini, dan mengumpulkan informasi dari orang sekitarnya, terutama dari teman sekelasnya, dan ternyata memang siswa ini kurang memiliki empati yang baik. Lalu saya menjelaskan bahwa empati yang baik itu dimana memahami dan peduli terhadap perasaan orang lain dan bertindak untuk membantu orang disekitar yang dalam kesulitan, menjadi pendengar yang baik bagi orang di sekitarnya. Dan saya sudah melihat perkembangan siswa ini dalam berempati terhadap orang lain.35

35 M ( guru bk ), Wawancara Pribadi. SMAN 1Kamang Magek

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah (1) Terdapat peran yang positif dan signifikan antara Persepsi siswa terhadap bimbingan Guru bimbingan konseling dan cara guru dalam mengajar

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peran yang positif dan signifikan antara Persepsi siswa terhadap bimbingan Guru bimbingan

Guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling, kepala sekolah, siswa tunanetra dan teman sebaya dapat menjelaskan upaya apa saja yang dilakukan guru Bimbingan Konseling untuk

Tujuan bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan informal adalah membantu peserta didik mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan

Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan dari orang-orang dewasa (guru) terutama orang-orang yang ahli dibidangnya (konselor) untuk peserta didik (siswa)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, implikasi bimbingan dan konseling yang dapat diberikan untuk meningkatkan pengaruh dukungan sosial guru

Langkah ini terfokus pada pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru BK/Konselor guna memantapkan peserta didik pada mata pelajaran yang

pemahaman terhadap kebutuhan, kondisi dan karakteristik peserta didik untuk memahami peserta didik Guru melakukan interaksi positif yang menghargai keunikan peserta didik Guru