diperlukan adanya sumber-sumber minyak nabati yang baru yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan salah satunya adalah Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima L.).
Kembang Merak( C. pulcherrima ) di Indonesia dikenal sebagai tanaman hias yang tumbuh di pekarangan, dengan perawatan yang tidak begitu sulit dan tetap dapat tumbuh baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Tanaman ini mengandung senyawa antara lain flavonoid, terpen, dan steroid serta menunjukkan berbagai sifat farmakologi, seperti antiulcer, antikanker, antidiabetes, anti-inflamasi, antimikroba, dan antirematik (Srinivas, dkk., 2003).
Penelitian ini merupakan suatu eksplorasi potensi biji Kembang Merak ( C. pulcherrima ) digunakan sebagai salah satu alternatif sumber minyak nabati sehingga data mengenai kandungan minyak dalam biji Kembang Merak diharapkan dapat memperkaya khasanah informasi dasar tumbuhan yang berpotensi menjadi sumber minyak nabati. Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu ekstraksi terhadap rendemen minyak biji Kembang Merak dan menganalisis sifat fisiknya (warna dan bau) ditinjau dari lama waktu ekstraksi.
METODE PENELITIAN Bahan dan Piranti
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji Kembang Merak yang diperoleh dari daerah Salatiga dan sekitarnya. Bahan kimiawi yang digunakan antara lain : n-heksana (Merck)
Metoda Preparasi Sampel
Biji Kembang Merak yang sudah dikupas lalu dikering anginkan. Selanjutnya biji Kembang Merak yang sudah dibersihkan dihaluskan dengan grinder dan hasilnya diayak dengan ayakkan 20 mesh.
Ekstraksi Minyak Biji Kembang Merak (Abdulkadir M dkk., 2011 yang dimodifikasi) Sebanyak 100 gram biji Kembang Merak yang telah dihaluskan, diekstraksi dengan menggunakan pelarut n-heksana sebanyak 250 ml pada suhu 70- 80oC dengan metoda
soxhlet lama waktu ekstraksi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 jam. Hasil ekstraksi dipekatkan dengan penguap putar pada suhu 70oC. Minyak hasil ekstraksi ditampung dalam botol timbang lalu disimpan pada suhu 20°C sampai siap untuk dianalisis lebih lanjut.
Penentuan Sifat Fisik Minyak Biji Kembang Merak
Penentuan aroma dan warna minyak biji Kembang Merak dilakukan secara deskriptif.
Analisa Data (Steel and Torie, 1989)
Data rendemen minyak dianalisis dengan rancangan dasar RAK (Rancangan Acak Kelompok), 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Sebagai perlakuan adalah lama waktu ekstraksi yaitu : 3, 6, 9, 12, 15 dan 18 jam, sedangkan sebagai kelompok adalah waktu analisis. Pengujian antar rataan perlakuan dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rendemen Minyak Biji Kembang Merak
Tabel 1. Rataan Rendemen Minyak Biji Kembang Merak (% ± SE) antar Lama Waktu Ekstraksi 3-18 jam.
Keterangan : *R=Rendemen minyak biji Kembang Merak; SE = Simpangan Baku Taksiran; W = BNJ 5 % *Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan antar perlakuan berbeda nyata sebaliknya angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata.
Lama waktu ekstraksi 3 dan 6 jam menghasilkan minyak yang relatif sama yaitu sebesar 2,58 % dan 3,57 %. Rendemen minyak biji Kembang Merak mengalami peningkatan pada lama waktu ekstraksi 9 jam sampai 12 jam, sedangkan pada ektraksi 12 - 15 jam tidak terjadi peningkatan rendemen minyak, bahkan rendemen menurun pada lama waktu ekstraksi 18 jam, hal ini dimungkinkan karena minyak telah habis terekstrak (Ginting, 2004). Peningkatan rendemen ekstrak seiring dengan lama waktu sampai dengan 12 jam diduga karena pada waktu ekstraksi yang relatif singkat, masih banyak molekul minyak yang terperangkap dalam jaringan sel (Handajani dkk., 2010). Rendemen yang optimal diperoleh pada lama waktu ekstraksi 12 jam (7,24%).
Warna dan Aroma Minyak Biji Kembang Merak
Gambar 1. Minyak biji Kembang Merak : (a) 3 jam, (b) 6 jam ,(c) 9 jam, (d) 12 jam, (e) 15 jam dan ( f ) 18 jam
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, lama waktu ekstraksi berpengaruh terhadap rendemen minyak biji Kembang Merak yang dihasilkan, tetapi tidak berpengaruh terhadap sifat fisik warna dan aromanya. Waktu optimum diperoleh pada lama waktu ekstraksi 12 jam dengan rendemen 7,24 ± 1,11. Lama waktu ekstraksi tidak berpengaruh terhadap sifat fisik (warna dan bau) minyak biji kembang merak.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir M, dan Abubakar I G. (2011). Production and Refining Of Corn Oil From Hominy Feeda By-Product Of Dehulling Operation.Journal of Engineering and
Applied Sciences. Volume 6, Issue 4, pp. 22- 28
Amri, Q. (2013). 2020, Kebutuhan Minyak Nabati Dunia Bergantung kepa da CPO Indonesia.
Sawit Indonesia. http://www.sawitindonesia.com/kinerja/2020-kebutuhan-minyak-nabati-dunia-bergantung-kepada-cpo-indonesia. Diunduh pada 28 Juli 2016.
Ardiana, D. S. dan S. Saktika. (2010). Pembuatan biodiesel dari Asam Lemak Jenuh Biji Karet.
Prosiding Seminar Rekayasa Kimia dan Proses . Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro Semarang.
Ginting S. (2004). Pengaruh Lama Waktu Penyulingan Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
Handajani, S., Godras dan Baskara. (2010). Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Karakteristik Fisik, Kimia, dan Sensoris Minyak Wijen (Sesamum indicum L.). Majalah Agritech, Vol. 30, No 2.
Prapti, C . M., Wiwik dan A. Fatoni. (2011). Perbandingan Minyak Nabati Kasar Hasil Ekstraksi Buah Kepayang Segar dengan Luwek. Prosiding Seminar Nasional VoER ke -3, hal 471-481, Universitas Sriwijaya, Palembang, 26-27 Oktober 2011.
Srinivas, K.V.N.S.; Rao, Y.K.; Das, I.M.B.; Krishna, K.V.S.R.; Kishore, K.H.; Murty, U.S.N. (2003). Flavanoids from Caesalpinia pulcherrima. Phytochemistry, 63, 789–793.