PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ANAK
DI KELUARGA MUSLIM BURUH PABRIK
( Studi Kasus Keluarga Pekerja Pabrik Rokok Diva Sejahtera Sidoarjo )
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
untuk menperoleh Gelar Magister dalam Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Oleh
M. BADRUL HUDA EL HAQUE
F0.5.4.11.119
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
PEDOMAN TRANSLITERASI
ARAB -LATIN
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penulisan tesis ini
adalah transliterasi model L.C. (
Library of Congres
) dengan beberapa modifikasi.
a. Transliterasi Konsonan
h}
=
j
=
th
=
t
=
b
=
-
=
s
=
z
=
r
=
dh
=
d
=
kh
=
=
z}
=
t}
=
d{
=
s}
=
sh
=
m
=
l
=
k
=
q
=
f
=
gh
=
y
=
=
h
=
w
=
n
=
b.
Transliterasi Vokal
Pendek
Panjang
Contoh
a
a>
qa>la
=
i
i>
abi>hi
=
u
u>
yu>sufu
=
c. Transliterasi
Shaddah
Shaddah
( ) dilambangkan dengan huruf dobel seperti :
amma
> ( )
d. Transliterasi
Ta> Marbut}ah
( )
Bila hidup ditransliterasikan dengan huruf t> seperti:
Rawd}at al-at}fa>l
=
Bila mati ditransliterasikan dengan huruf h seperti:
T>{alh}ah
=
e. Transliterasi Kata Sandang ( )
Kata sandang ( ) ditransliterasikan dengan al seperti:
al-Thamara>t
(
)
al-Shams
(
)
MOTTO
APA YANG KITA LIHAT
...
APA YANG KITA DENGAR
APA YANG KITA RASAKAN
.
ADALAH PENDIDIKAN
.
HIDUP ADALAH AKIDAH DAN PERJUANGAN
HIDUPLAH MULYA ATAU MATILAH SYAHID
PERSEMBAHAN
Tesis ini penulis persembahkan untuk:
1. Almamater tercinta UIN Sunan Ampel Surabaya
2. Ayah dan Ibu (H. Ibrohim Baihaqi dan Hj. Siti Aisyah Alm) yang tak pernah lelah
mengasuh, membesarkan dan selalu mendo`akan di setiap langkah kaki putranya.,
Mertuaku Abah dan Umi (H.Slamet Supriyadi dan Hj.Siti Kapsah Alm) yang
slalu memberikan kasih sayang yang tak ternilai harganya.
3. Istri tercinta (Agus Sulistyowati) yang telah memberikan motivasi, selalu setia
dan sabar mendampingi baik suka dan duka serta memberikan bantuan dorongan
moril maupun materiil, without you I am Nothing.
4. Putra tersayang (Adhar Rouhul Ni am Robbani) yang telah memberikan motivasi
yang tiada tara hingga terselesakannya tesis ini.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkat puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan kepada penulis dalam menuntaskan penulisan tesis dengan
judul
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ANAK DI KELUARGA MUSLIM
BURUH PABRIK (Studi Kasus Keluarga Pekerja Pabrik Rokok Diva Sejahtera
Sidoarjo).
Sholawat dan salam kepada Rasullullah Muhammad SAW yang banyak
menginspirasi penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi tingginya kepada :
1. Prof. Dr. H. Abd. A'la, M.Ag, selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.
2. Prof. Dr. H. Husein Azis, MA
g
(Direktur) Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel
Surabaya
3. Prof. Dr. H. Burhan Djamaluddin, MA (Asdir. Bidang Akademik) Pasca Sarjana
UIN Sunan Ampel Surabaya
4. Prof. Dr. H. Zainul Arifin, MA (Asdir. Bidang Admin. dan Keuangan) Pasca
Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya
5. Masdar Hilmy, MA., Ph.D (Asdir. Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan) Pasca
Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya.
6. Prof Dr. Akh. Muzakki, Grap Dip(SEA), M.Ag, M.Phil, P.h.D,
selaku
Pembimbing yang telah dengan sabar dan teliti membimbing dan memberikan
masukan berupa ilmu kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penulisan
tesis ini hingga selesai.
7. Seluruh Bapak-Ibu dosen pengajar Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya.
8. H. Muzamil Anwar selaku Pemilik Pabrik Rokok Diva Sejahtera Sidoarjo.
10. Istri tercintaku, yang memberikan dorongan untuk terselesaikannya tesis ini,
without you, I am Nothing. serta anakku you are my inspiration semoga Allah
jadikan mu anak yang sholeh, alim dan sugih. Yang bisa menjadi kebanggan
keluarga, amin.
11. Ayah dan Ibu, serta adik-adik tercinta yang selalu memberikan doa dan dorongan
buatku.
12. Teman-teman mahasiswa IAIN angkatan 2012 yang telah membantu secara moril
dan materiil dan kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya penulisan
baik selama perkuliahan maupun selama dalam penyusunan tesis ini, semoga
amal kebaikannya mendapat pahala dari Allah SWT.
Penulis menyadari masih banyak kekuarangan dalam penulisan tesis ini,
hanya saran kritik yang membangun yang menambah kesempurnaan tesis ini, semoga
tesis ini dapat bermanfaat umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.
Terima kasih,
Penulis
ABSTRAK
M. Badrul Huda el haque F05411119 probelmatika pendidikan anak di keluarga
muslim buruh pabrik
(studi kasus keluarga pekerja rokok di PR Diva Sejahtera
Sidoarjo. Pembimbing Prof, Akh, Muzakki, Grap Dip(SEA), M. Ag, M. Phil, P h.D.
Tesis Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam, Pascasarjana Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Pendidikan agama pada anak pertama kali didapatkan dari lingkungan keluarga dan
komponen utama adalah orang tua. kehadiran orang tua dalam mengasuh anak adalah
salah satu hal yang tidak dapat dipandang remeh dan biasa. Ketidak hadiran orang tua
dalam keluarga akan berakibat anak menjadi yatim piatu walaupun untuk alasan
bekerja dan mencari nafkah. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang
bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk (1) mengetahui bentuk
problematika agam Islam yang dihadapi keluarga pekerja rokok PR.Diva Sejahtera
Sidoarjo (2) upaya yang mereka lakukan dalam memecahakan problematika tersebut.
Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus, analisa data dilakukan melalui
analisis kualitatif. Sumber data penelitian (1) informan atau nara sumber yang terdiri
dari jajaran pemilik perusahaan, staf administrasi,
human resource, marketing,
mandor-mandor serta para karyawan borongan di PR.Diva Sejahtera Sidoarjo. (2)
observasi, dengan cara meneliti objek penelitian yang berupa perusahaan serta
aktivitasnya dan desa mereka tinggal beserta aktivitas keagamaan yang ada di
sana.(3)Arsip dan dokumen yang ada di PR.Diva Sejahtera yang berupa segala
sesuatu yang bisa di jadikan rujukan oleh peneliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan : (1) kompleknya permasalahan pekerja, dari
masalah ekonomi, sosial budaya sampai masalah pendidikan anak mereka. (2)
masalah-masalah yang timbul berawal dari masalah ekonomi, sosial dan budaya yang
membelit kehidupan mereka. (3). Permasalahan pendidikan yang dihadapi tidak lepas
dari faktor-faktor pendidikan.
Pada penelitian ini disimpulkan bahwa dibutuhkan penyadaran penuh kepada para
pekerja tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan Islam.
ABSTRACT
Problems of Child Education in the Moslem family of Cigarette Factory
Workers
(A case Study of Cigarette Worker Families PR Diva Sejahtera Sidoarjo)
Relegios education of children was first obtained from family environment.
The main component are the parents. Is presence of parents in parenting can not be
underestimated and regular. Absence of parents in the family will result in the chil
being orphaned, although for reasons of work and earn a living.
This research is a field research that is descriptive and qualitative, it s aiming; (1) to
know the problem of Islamic relegius education which facing working families
cigarettes of Diva Sejahtera.(2)to know the effors being made to solve the problem.
The stategy used is a case study, analysis of data through qualitative analysis.
Source of research is containing of (1) informan, which are, owner of factory,
administration staff, Human Resource, marketing, independent worker and contract
employees of Diva Sejahtera. (2) observation, by examining the object of research in
the form of companies and it activities. And where the worker live and the activities
there. (3) archives and document that can be used as a reference by reseachers.
Result of this study indicate (1) the complexity of the problems of workers, from
economic, social, culture, until the issue of their children s education. (2) problems
arising problem origated from economic problem, social and culture witch convolute
them.(3) the education problem faced can not be separated from education factors.
In this research, in full awarness concluded that the need for workers about the
important of education especially Islamic education.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 13
C. Batasan Masalah ... 18
D. Rumusan Masalah ... 18
E. Tujuan Penelitian ... 19
F. Kegunaan Penelitian ... 19
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 20
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam ... 23
1. Pengertian Pendidikian ... 20
2. Pengertian Pendidikan Anak... 30
3. Tujuan Pendidikan Islam ... 31
4. Konsepsi Islam mengenai beberapa faktor Pendidikan ...35
B. Tinjauan Tentang Problematika Pendidikan Agama Islam ... 40
2. Problem-problem yang Timbul dalam Pelaksanaan Pendidikan
Agama ... 46
C. Peran Lingkungan Keluarga dalam Pelaksanaan Pendidikan
Islam ... 60
D.Tinjauan Tentang Problematika Pekerja /Buruh ...62
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 68
B. Lokasi Penelitian... 70
C. Sumber Data ... 71
D. Teknik Pengumpulan Data ... 73
E. Analisis Data ... 78
F. Pengecekan Keabsahan Data... 81
I. Tahap tahap Penelitian ... 83
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Objek Penelitian ... 88
1. Sejarah Singkat Berdirinya PR. Diva Sejahtera ... 89
2. Visi dan Misi, Struktur Organisasi PR. Diva Sejahtera ... 92
3. Asal dan Tempat Tinggal Pekerja ... 92
4. Kegiatan di Lingkungan Keluarga Pekerja ... 93
A. Permasalahan Pekerja Rokok Diva Sejahtera ... 98
1. Transportasi ... 99
3. Borongan ... 103
4. Waktu Pulang ... 105
5. Penggajian ... 106
6. Pendidikan Anak ... 107
7. Keluarga ... 120
8. Permasalahan dengan orang lain/tetangga ... 122
C. Pembahasan ... 125
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...122
B. Saran...124
✁✂✄ ☎ ✆
✝✞ ✟ ✠✡☛☞ ✌ ✍☞✡✠ ✎✌ ✏ ✠✑☞✎ ✒✓ ✔✕ ✖ ✖✖ ✖✗ ✘☛ ✙✚ ✎✌✛ ✠✜✢✣ ✠ ✘ ✎✤ ✡✢ ✡✢✣✠✤ ✠✤✠✣ ✡✢ ✣✎✌☞ ✠☛ ✥ ✠ ✛☞ ✦ ✌✢ ✛ ✚ ☞☛ ☞ ✏ ✘✠✚ ☛✢✣ ✧✦✜☞ ✡✢ ✣ ✠✦☞✦ ✣✎✌☞ ✠☛ ✥ ✠ ✘ ✎✣ ✎☛ ★✠☛✙✣✙✣ ✡✢ ✩✪ ✫✢✬ ✠ ✭✎★✠✏✜ ✎☛✠ ✭✢ ✡ ✙✠☛ ★✙ ✞ ✩✎✛✚✢ ✛✚✢✤ ✥ ✩☛ ✙✮ ✯ ✰✣ ✏✯ ✝☞✱✠✣ ✣✢✯ ✲☛ ✠✘ ✫✢ ✘✧ ✭✳✰✴ ✯ ✝✞ ✰✥✯ ✝✞ ✩✏✢ ✌✯ ✩ ✏ ✞✫ ✞✵✎✦✢ ✦ ✩☛✙✥☛✠✛ ✭✜☞ ✡✢ ✝ ✠✥✢ ✦✜ ✎☛ ✩✎✤✡✢ ✡✢✣ ✠✤ ✰✥✠✛✠ ✶✦ ✌✠✛✯ ✩✠✦✷✠✦✠☛★✠✤ ✠ ✸✤ ✢✬ ✎☛ ✦✢✜ ✠✦✶✦ ✌✠✛✹ ✎✥ ✎☛ ✢✭☞ ✤ ✠✤✰✛✘ ✎✌✭☞ ☛ ✠✚ ✠✺ ✠✞
✩✎✤✡✢ ✡✢✣ ✠✤ ✠✥ ✠✛ ✠ ✘✠✡ ✠ ✠✤ ✠✣ ✘✎☛ ✜ ✠✛✠ ✣✠✌✢ ✡✢ ✡ ✠✘✠✜✣✠✤ ✡ ✠☛✢ ✌✢✤✥✣ ☞✤ ✥✠✤ ✣✎✌☞ ✠☛ ✥ ✠ ✡ ✠✤✣ ✙ ✛✘✙✤ ✎✤☞ ✜ ✠✛✠✠✡✠✌✠✏✙☛ ✠✤ ✥✜☞✠✞✣✎✏✠✡✢☛ ✠✤ ✙☛ ✠✤ ✥✜☞✠✡ ✠✌✠✛✛ ✎✤✥✠✦☞ ✏✠✤✠✣ ✠✡ ✠✌✠✏ ✦✠✌✠✏ ✦ ✠✜☞ ✏ ✠✌ ✺✠✤✥ ✜✢ ✡✠✣ ✡ ✠✘✠✜ ✡✢ ✘ ✠✤ ✡ ✠✤✥ ☛ ✎✛ ✎✏ ✡✠✤ ✚ ✢ ✠✦ ✠✞ ✻✎✜✢ ✡ ✠✣ ✏ ✠✡✢☛ ✠✤ ✙☛✠✤ ✥ ✜☞ ✠ ✡ ✠✌✠✛ ✣ ✎✌☞✠☛✥ ✠ ✠✣ ✠✤ ✚ ✎☛✠✣✢✚✠✜ ✠✤ ✠✣ ✛✎✤★✠✡✢ ✼✺ ✠✜✢ ✛ ✘✢ ✠✜☞ ✽ ✾✠✌✠☞✘☞ ✤ ☞ ✤✜☞ ✣ ✠✌✠✦ ✠✤ ✚ ✎✣✎☛ ★✠ ✡ ✠✤ ✛ ✎✤✷✠☛ ✢ ✤ ✠✮✣ ✠✏ ✞ ✩✎✤ ✎✌✢✜✢ ✠✤ ✢✤✢ ✛ ✎☛☞✘✠✣✠✤ ✘ ✎✤ ✎✌✢✜✢ ✠✤ ✌✠✘✠✤ ✥ ✠✤ ✺ ✠✤ ✥ ✚✎☛ ✦✢✮✠✜ ✡ ✎✦✣☛ ✢ ✘✜✢✮ ✣ ☞ ✠ ✌✢✜✠✜✢✮ ✺ ✠✤ ✥ ✚✎☛✜☞ ★☞✠✤ ☞ ✤✜☞ ✣ ✧ ✖✴ ✛ ✎✤✥✎✜ ✠✏☞ ✢ ✚ ✎✤ ✜☞✣ ✘☛ ✙✚ ✌✎✛ ✠✜✢✣✠ ✠✥✠✛ ✶✦✌ ✠✛ ✺ ✠✤ ✥ ✡✢ ✏ ✠✡✠✘✢ ✣✎✌☞ ✠☛ ✥ ✠ ✘ ✎✣ ✎☛★✠ ☛✙✣✙✣ ✩✪ ✞✫✢✬✠ ✭✎★✠✏✜ ✎☛✠ ✭✢ ✡✙ ✠☛ ★✙ ✧✿✴ ☞ ✘ ✠✺ ✠ ✺ ✠✤ ✥ ✛ ✎☛ ✎✣✠ ✌✠✣☞ ✣ ✠✤ ✡✠✌✠✛ ✛ ✎✛✎✷✠✏ ✠✣ ✠✤✘☛ ✙✚✌✎✛ ✠✜✢✣ ✠✜ ✎☛✦✎✚ ☞✜ ✞
✭✜☛ ✠✜ ✎✥ ✢ ✘ ✎✤ ✎✌✢✜✢ ✠✤ ✺ ✠✤✥ ✡✢✥☞ ✤ ✠✣✠✤ ✠✡ ✠✌✠✏ ✦✜☞✡✢ ✣✠✦☞✦✯ ✠✤✠✌✢ ✦✠ ✡✠✜ ✠ ✡✢ ✌ ✠✣☞ ✣ ✠✤ ✛ ✎✌✠✌☞✢ ✠✤✠✌✢ ✦✢ ✦✣ ☞ ✠✌✢✜ ✠✜✢✮✞ ✭☞✛✚ ✎☛ ✡✠✜✠ ✘✎✤✎✌✢✜✢ ✠✤ ✧✖✴ ✢✤✮✙☛✛✠✤ ✠✜ ✠☞ ✤ ✠☛ ✠✦☞ ✛✚ ✎☛ ✺ ✠✤ ✥ ✜ ✎☛✡✢☛✢ ✡ ✠☛✢ ★✠★✠☛ ✠✤ ✘✎✛✢ ✌✢✣ ✘✎☛ ☞ ✦ ✠✏ ✠✠✤✯ ✦✜ ✠✮ ✠✡ ✛✢✤ ✢ ✦✜☛✠✦✢✯
human resource,
marketing
✯ ✛ ✠✤ ✡ ✙☛ ❀ ✛ ✠✤ ✡ ✙☛ ✦ ✎☛✜ ✠ ✘ ✠☛ ✠ ✣✠☛✺ ✠✾ ✠✤ ✚✙☛✙✤ ✥ ✠✤ ✡✢ ✩✪✞✫✢✬ ✠ ✭✎★✠✏✜ ✎☛✠✭✢ ✡ ✙✠☛ ★✙ ✞ ✧✿✴ ✙✚ ✦ ✎☛✬✠✦✢✯ ✡ ✎✤✥✠✤ ✷✠☛ ✠ ✛✎✤✎✌✢✜✢ ✙✚ ★✎✣ ✘ ✎✤ ✎✌✢✜✢ ✠✤ ✺ ✠✤✥ ✚✎☛☞ ✘ ✠ ✘ ✎☛☞✦✠✏ ✠✠✤ ✦ ✎☛✜ ✠ ✠✣ ✜✢✬ ✢✜ ✠✦✤ ✺ ✠ ✡✠✤ ✡✎✦ ✠ ✛ ✎☛ ✎✣✠ ✜✢✤✥ ✥ ✠✌ ✚ ✎✦ ✎☛ ✜ ✠ ✠✣✜✢✬ ✢✜ ✠✦ ✣✎✠✥ ✠✛ ✠✠✤ ✺ ✠✤ ✥ ✠✡✠ ✡✢ ✦ ✠✤ ✠✞✧❁✴✰☛✦✢ ✘ ✡✠✤ ✡✙✣☞✛✎✤ ✺ ✠✤ ✥ ✠✡ ✠ ✡✢ ✩✪ ✞✫✢✬ ✠ ✭✎★✠✏✜ ✎☛ ✠✺ ✠✤✥✚✎☛☞ ✘ ✠✦ ✎✥✠✌✠✦ ✎✦☞ ✠✜☞✺ ✠✤ ✥✚ ✢ ✦ ✠✡✢ ★✠✡✢✣✠✤☛☞ ★☞ ✣ ✠✤✙ ✌✎✏✘ ✎✤ ✎✌✢✜✢ ✞ ✍✠✦✢ ✌ ✡✠☛✢ ✘ ✎✤ ✎✌✢✜✢ ✠✤ ✢✤ ✢ ✛✎✤ ☞✤★☞✣ ✣ ✠✤ ❂ ✧✖✴ ✣ ✙ ✛ ✘✌✎✣ ✤✺ ✠ ✘ ✎☛ ✛✠✦ ✠✌✠✏ ✠✤ ✘ ✎✣ ✎☛★✠✯ ✡ ✠☛✢✛ ✠✦✠✌✠✏✎✣✙✤✙✛✢✯✦ ✙ ✦✢ ✠✌✚☞✡✠✺ ✠✦ ✠✛✘ ✠✢✛ ✠✦✠✌✠✏✘ ✎✤ ✡✢ ✡✢✣✠✤ ✠✤ ✠✣ ✛ ✎☛ ✎✣✠✞✧✿✴ ✛ ✠✦✠✌✠✏❀ ✛ ✠✦✠✌ ✠✏✺ ✠✤✥ ✜✢ ✛✚ ☞ ✌ ✚✎☛ ✠✾ ✠✌ ✡ ✠☛✢ ✛ ✠✦ ✠✌✠✏ ✎✣✙✤✙✛✢✯ ✦ ✙✦✢ ✠✌ ✡ ✠✤ ✚ ☞ ✡ ✠✺ ✠ ✺ ✠✤ ✥ ✛ ✎✛✚✎✌✢✜ ✣ ✎✏✢ ✡☞✘✠✤ ✛ ✎☛ ✎✣ ✠✞ ✧❁✴✞ ✩✎☛ ✛ ✠✦✠✌ ✠✏✠✤ ✘✎✤✡✢ ✡✢✣ ✠✤ ✺ ✠✤ ✥ ✡✢ ✏✠✡ ✠✘✢ ✜✢ ✡ ✠✣✌✎✘ ✠✦✡✠☛ ✢✮✠✣ ✜ ✙☛ ❀✮✠✣✜ ✙☛✘ ✎✤ ✡✢ ✡✢✣✠✤ ✞
✩✠✡ ✠✘ ✎✤✎✌✢✜✢ ✠✤✢✤✢ ✡✢ ✦✢ ✛ ✘☞✌✣ ✠✤✚✠✏✾ ✠✡✢✚☞ ✜☞ ✏✣ ✠✤ ✘✎✤ ✺ ✠✡ ✠☛ ✠✤ ✘✎✤ ☞ ✏✣✎✘ ✠✡✠✘ ✠☛ ✠ ✘ ✎✣ ✎☛ ★✠✜ ✎✤✜ ✠✤ ✥ ✘✎✤ ✜✢✤✥ ✤✺ ✠✘ ✎✤ ✡✢ ✡✢✣✠✤✜ ✎☛ ☞✜ ✠✛ ✠✘ ✎✤ ✡✢ ✡✢✣✠✤✶✦✌✠✛ ✞
❉❊ ❋●❍❉■ ●
❏❑▲ ▼◆❖P ◗▲ ❘■❙❚ ◆❯❱❯ ❲❳❨ ❩❚▲ ❬❚ ❬❩❙ ❖❭▲ ◗ ◆❖P❘❨ P❚ ◆❪▲❘■❚ ❫❨❑ ❖❩ ❩❖❴❨ ❳ ❩▲ ❑ ❪ ❵▲ ❑❛ ❖❑ ◗
❜❝❞❡❢ ❣❤✐❥❦ ❧♠ ♥♦ ♣q❡ r❣ ✐✐❣s♠rt❣ r✉❡ ✈ ♣✇ ♣❣❢①②③ ♣④❡❤❣ ⑤❡ ⑥ ✐❣ r❡❤♣❦ ♠❡r⑤♠ ⑦
② ❣✇❣q ♣♠❢ ❣❦ ❥❞❡ ✐♣♠ ⑧ ♠♥ ❞ ⑥♣✇❦r❣ ⑧ ⑨❡❢ ♥♣r❢ ✐ ♠ ⑩ ✐❡ ♣⑧❣❦ ♥ r♠ ✈ ♥❡ ✈♣✇ ❧ ❣ ⑧④ ♣r♠⑧✈❣ ⑧✐❶ ❷⑥❣ ✈❡ ♣⑧ ❞♠ ✈❸♠⑧❣ ⑧ ✐ ❡ r❣ ✐⑥❣ ❸❡ r❣ ⑧✐❢ ❶ ❹❢ ❸ r❣❢ ❣ ⑧❞❣ ♠ ♥ ❸ ❡ r❣ ⑧ ✐❢ ♣⑧ ❸ ❡ r❣ ⑧✐♣⑧q❞❡ ⑧⑧♠✐⑩❣ ❥⑧❦❣ r❣❢ ✐♣✈❡ ✐❣❦❡ ⑧❦ r❣ q ❥✇❡ r ❶❝ ⑩❢ ❣ ⑧❞❣ ♠ ♥❸ ❡ r❣ ⑧ ✐❢ ♣⑧✐⑥❣ ♥❡ ✈♣✇❧ ⑨ ♣✇✇ r❣❢ ❥✇ ✐ ♣⑧ ✐⑥❣ ❞ ⑥ ♣✇ ⑩❣ ♣⑧q ♠ r❸ ⑥❡ ⑧❣❦❺ ❡✇ ✐⑥♠❥q⑥ ♥♠r r❣❡❢ ♠ ⑧❢ ♠♥ ⑨♠ rt ❡ ⑧❦ ❣❡ r⑧ ❡ ✇ ♣④♣⑧q ❶ ❷⑥♣❢ r❣❢❣❡r❞ ⑥ ♣❢ ❡ ♥♣❣✇❦ r❣❢ ❣❡ r❞ ⑥ ✐⑥❡ ✐ ♣❢ ❦ ❣❢ ❞ r♣❸ ✐♣④ ❣ ❡ ⑧❦ ❻ ❥❡✇ ♣✐❡ ✐♣④ ❣❺ ♣✐❼❢ ❡ ♣✈ ♣⑧q ❽ ❜ ❾ ⑦ ✐♠ t⑧♠⑨ ✐⑥❣ ❸ r♠⑩✇❣ ✈ ♠♥ ❹❢ ✇❡ ✈♣❞ r❣✇❣ q ♣❥❢ ❣❦❥❞ ❡ ✐♣♠ ⑧ ⑨ ⑥ ♣❞ ⑥ ♥❡❞ ♣⑧q ⑨♠rt♣⑧q ♥❡ ✈♣✇ ♣❣❢❞ ♣q❡ r❣ ✐✐❣❢♠♥③ ♣④ ❡ ❤❣ ⑤❡ ⑥ ✐❣ r❡ ❶❜❿⑦✐♠ t⑧♠⑨✐⑥❣❣ ♥♥♠r❢ ⑩❣ ♣⑧q ✈❡❦❣ ✐♠ ❢ ♠✇④ ❣ ✐⑥❣ ❸ r♠ ⑩✇❣ ✈❶❷ ⑥❣ ❢ ✐❡ ✐❣q❧ ❥❢ ❣❦ ♣❢ ❡ ❞❡❢ ❣ ❢ ✐❥❦ ❧❺ ❡ ⑧❡✇❧❢ ♣❢ ♠♥ ❦ ❡ ✐❡ ✐⑥ r♠❥q ⑥ ❻ ❥❡✇ ♣✐❡ ✐♣④ ❣ ❡ ⑧❡✇❧❢ ♣❢ ❶❤♠❥r❞❣ ♠ ♥ r❣❢ ❣❡ r❞ ⑥ ♣❢ ❞♠⑧✐❡ ♣⑧ ♣⑧q ♠♥ ❜❾⑦ ♣⑧ ♥♠r✈❡ ⑧❺ ⑨ ⑥♣❞ ⑥❡ r❣❺ ♠ ⑨ ⑧❣ r♠♥ ♥❡❞ ✐♠ r ❧❺ ❡❦✈♣⑧ ♣❢ ✐r❡ ✐♣♠⑧❢ ✐❡ ♥♥❺ ➀❥ ✈❡ ⑧② ❣❢ ♠ ❥ r❞❣❺ ✈❡ r t❣ ✐♣ ⑧q❺ ♣⑧❦❣❸ ❣ ⑧❦❣ ⑧ ✐ ⑨♠rt❣ r❡ ⑧❦ ❞♠⑧✐r❡ ❞ ✐ ❣ ✈❸ ✇♠ ❧❣ ❣❢♠♥③ ♣④ ❡ ❤❣ ⑤❡ ⑥✐❣ r❡ ❶❜❿⑦♠ ⑩❢❣ r④ ❡ ✐♣♠⑧❺ ⑩ ❧❣➁❡ ✈ ♣⑧♣⑧q ✐⑥❣♠⑩⑤❣❞ ✐ ♠♥ r❣❢ ❣❡ r❞ ⑥ ♣⑧ ✐⑥❣ ♥♠ r✈ ♠ ♥ ❞♠ ✈❸ ❡ ⑧♣❣❢ ❡ ⑧❦ ♣✐ ❡❞ ✐♣④♣✐♣❣❢ ❶❝ ⑧❦ ⑨ ⑥❣ r❣ ✐⑥❣ ⑨♠rt❣ r✇ ♣④❣❡ ⑧❦ ✐⑥❣❡❞ ✐♣④♣✐♣❣❢✐⑥❣ r❣ ❶❜ ➂ ⑦❡ r❞ ⑥ ♣④ ❣❢❡ ⑧❦❦ ♠❞ ❥ ✈❣ ⑧ ✐✐⑥❡ ✐❞❡ ⑧⑩❣❥❢ ❣❦ ❡❢ ❡ r❣ ♥❣ r❣ ⑧❞❣ ⑩ ❧ r❣❢ ❣❡❞ ⑥❣ r❢ ❶②❣❢ ❥✇ ✐♠ ♥ ✐⑥♣❢ ❢ ✐❥❦❧ ♣⑧❦♣❞❡ ✐❣ ❜ ❾ ⑦ ✐⑥❣ ❞♠ ✈❸✇❣➁♣✐❧♠♥ ✐⑥❣ ❸r♠⑩✇❣ ✈❢ ♠ ♥ ⑨♠rt❣ r❢❺ ♥r♠ ✈ ❣❞♠⑧♠✈♣❞❺ ❢ ♠ ❞ ♣❡✇❺ ❞ ❥✇ ✐❥ r❣❺ ❥ ⑧✐♣✇ ✐⑥❣ ♣❢ ❢ ❥❣ ♠ ♥ ✐⑥❣ ♣r ❞ ⑥ ♣✇❦ r❣ ⑧❼❢ ❣❦❥❞❡ ✐♣♠⑧❶ ❜❿⑦ ❸r♠ ⑩✇❣ ✈❢ ❡ r ♣❢ ♣⑧q ❸r♠⑩✇❣ ✈ ♠r♣q❡ ✐❣❦ ♥r♠ ✈ ❣❞♠⑧♠✈♣❞ ❸r♠⑩✇❣ ✈❺❢ ♠ ❞ ♣❡✇❡ ⑧❦ ❞ ❥✇ ✐❥ r❣⑨ ♣✐❞ ⑥❞♠⑧④ ♠✇ ❥ ✐❣✐⑥❣ ✈❶❜ ➂ ⑦✐⑥❣❣❦ ❥❞❡ ✐♣♠⑧❸ r♠ ⑩✇❣ ✈♥❡❞❣❦ ❞❡ ⑧⑧♠ ✐⑩❣❢ ❣❸❡ r❡ ✐❣❦♥r♠✈❣❦ ❥❞❡ ✐♣♠ ⑧♥❡❞ ✐♠r❢ ❶
❹⑧ ✐⑥♣❢ r❣❢ ❣❡ r❞ ⑥❺ ♣⑧ ♥❥✇✇ ❡⑨❡ r⑧❣❢ ❢ ❞♠ ⑧❞✇❥❦ ❣❦ ✐⑥❡ ✐ ✐⑥❣ ⑧❣❣❦ ♥♠ r ⑨♠ r t❣ r❢ ❡ ⑩♠❥✐ ✐⑥❣ ♣✈❸♠r✐❡ ⑧✐♠ ♥❣❦ ❥❞❡ ✐♣♠ ⑧❣❢ ❸❣❞ ♣❡✇✇❧❹❢ ✇❡ ✈♣❞❣❦ ❥❞❡ ✐♣♠ ⑧ ❶
➅➆➇➈ ➆➉➊ ➋➊
➌➍➎➏ ➐➑➒➍➓➔ ➍→ ➐➣ ➐➓↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↕
➐➏ →➙ ➑ ➐➛↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔ ↕↕
➛ ➐➙ ➐ ➒➍➓➔ ➐➓➙ ➐➑↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔ ↕↕↕
➜➐➝➙ ➐➑➞→➞↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔ ↕➟
➠➆ ➠➊➡➢➤ ➥➅➆ ➦➧➨➧➆ ➥
➐↔➌➩➫➩➭➏ ➯➲ ➩➳ ➩➵ ➸
➎ ➩➺ ➩➲ ➩➻ ↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔➼ ➏↔➞➽➯ ➵➫↕➾↕➳ ➩➺ ↕➎ ➩➺ ➩➲ ➩➻ ↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔➼➚
➪ ↔➏➩➫➩➺➩➵➎➩➺➩➲ ➩➻ ↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔➼➶
➜↔➑ ➹➘ ➹ ➺➩➵➎ ➩➺ ➩➲ ➩➻ ↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔➼➶
➍↔➙ ➹➴➹ ➩➵➒➯ ➵➯➲ ↕➫↕➩➵↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔➼➷
➝↔➛➯ ➸ ➹➵ ➩➩➵➒➯ ➵➯➲ ↕➫↕➩➵↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔➼➷
➔↔ ➑➹ ➩➵➸➌↕➵ ➸➳ ➹➬ ➒➯ ➵➯➲ ↕➫↕➩➵ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔➮➱
➠➆ ➠➊ ➊➡✃➆❐➊ ➆ ➥➢➧➋➈ ➆✃➆
➐↔ ➙ ↕➵➴ ➩➹➩➵➙➯ ➵ ➫➩➵➸➒➯ ➵➽↕➽↕➳ ➩➵➐➸➩➘➩➞➺➲ ➩➘ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔➮➚
➼↔➒➯ ➵➸➯ ➭➫↕➩➵➒➯ ➵➽↕➽↕➳↕➩➵↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔➮➱
➮↔➒➯ ➵➸➯ ➭➫↕➩➵➒➯ ➵➽↕➽↕➳➩➵➐➵➩➳ ↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔➚➱
➚↔➙ ➹➴ ➹➩➵➒➯ ➵➽↕➽↕➳➩➵➞➺➲➩➘↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔➚➼
❒↔➛❮ ➵ ➺➯➬ ➺ ↕➞➺➲ ➩➘➘➯ ➵ ➸➯➵➩↕❰➯❰➯ ➭ ➩➬ ➩➾➩➳➫❮ ➭➒➯ ➵➽↕➽↕➳➩➵↔↔↔ ↔↔↔↔ ↔➚Ï
➏↔➙↕➵➴ ➩➹ ➩➵➙ ➯ ➵➫➩➵ ➸➒➭❮❰➲➯➘ ➩➫↕➳➩➒➯ ➵➽↕➽↕➳ ➩➵➐➸ ➩➘ ➩➞➺➲ ➩➘↔↔ ↔↔↔↔ ↔↔❒➱
ÐÑÒÓÔÕ Ö×Ø ÙÚ ÓÔÕ Ö×ØÛÜ ÝÞßà ØÕ á ÖâÜ ÖÜ ØÒ×ÖÜ ãä Ü ÝÜÜ ÝÒ×Ý âà âà ãÜ Ý
åÞ Ü ØÜ ÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑæç
èÑ Ò×ÓÜ Ýéà ÝÞãáÝÞ Ü Ýê ×ÖáÜ ÓÞÜâÜ ÖÜ ØÒ×ÖÜ ãä Ü ÝÜÜ ÝÒ×Ý âà âà ãÜ Ý
ëä ÖÜ ØÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑç ì
íÑßà ÝîÜá Ü Ýß×ÝïÜÝÞÒÓÔÕÖ×ØÜ ïà ãÜÒ×ã ×ÓîÜðñá Óá òÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑçÐ
óô óõ õõö÷ ø ùú ûøüøý øþõ ùõôý
åÑ Ò×Ýâ ×ãÜ ïÜ ÝâÜ Ýÿ×ÝàäÒ×Ý ×ÖàïàÜ ÝÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑç
ñÑé ÔãÜäà Ò×Ý×Öà ïàÜ Ý ÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑ✁ì
èÑ✂á ØÕ ×ÓíÜ ïÜÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑ✁✄
íÑ ß×ã Ýà ãÒ×ÝÞá Ø ÚáÖÜ Ý íÜ ïÜÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑ✁☎
✆ÑåÝÜ Öàäàä íÜ ïÜ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑ✁
✝Ñ Ò×ÝÞ×✞ ×ãÜ Ýê ×ÜÕ ä Ü òÜÝíÜ ïÜÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑ ✄
ëÑßÜ òÜ ÚïÜ òÜ ÚÒ×Ý ×Öà ïàÜ ÝÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ Ñ ☎
óô óõ ✟ ö✠ô✡õþüøý øþõ ùõôý ûôý üø÷óô ✠ô✡ôý
åÑéÜ ïÜ Óñ ×ÖÜ ãÜ ÝÞ☛Õ î×ãÒ×Ý×Öà ïàÜ ÝÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑ
✄Ñ✂×îÜ ÓÜ ò✂à ÝÞ ãÜ ïñ ×Óâà Óà ÝÛÜÒ☞Ñíà✌Ü✂×îÜ òï×ÓÜ ÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑ ✍
ÐÑ✎àä àâÜ Ý✏àäà✑✂ïÓá ã ïá Ó☛ÓÞÜ Ýàä Üäà Ò☞Ñíà✌Ü✂×îÜ ò ï×ÓÜ ÑÑÑÑ ÑÑ✍Ð
☎ Ñåä Ü ÖâÜ Ýß ×ØÚÜ ïßà ÝÞÞ Ü ÖÒ×ã ×Ó îÜ Ñ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑ✍Ð
æÑê ×Þ àÜ ïÜ Ýâàéà ÝÞ ãá ÝÞÜÝê ×Öá Ü ÓÞÜ Ò×ã×Ó îÜÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑ✍☎
åÑÒ×ÓØÜä Ü ÖÜ òÜ ÝÒ×ã ×ÓîÜ☞Ôã Ôãíà✌ Ü✂×îÜ òï×ÓÜÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑ✍
✄Ñß ÓÜ Ýä ÚÔ ÓïÜä à ÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑÑÑ ÑÑ✍ ✍
✒✓✔✕ ✖✕ ✗ ✘✙✗ ✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✚✛ ✒
✜✓✢✙✣ ✤✥✦✥✧✙✗✘✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✚✛★
★✓✦✩✗ ✘✘✙ ✪✫✙✗✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✚✛ ✬
✬✓✦✩✗✭✫✭✫✣✙✗✮✗✙✣✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✚✛✯
✯✓✰✩✧ ✥✙ ✖✘✙✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✚✱✛
✲✓✦✩✖✳✙✴✙✧✙✵✙✗✭✩✗✘ ✙✗✕ ✖✙✗ ✘✧✙ ✫✗✶ ✤✩✤✙✗ ✘✘✙✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✚✱✱
✷✓ ✦✩✳✸✙✵✙✴✙✗✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✚✱★
✹✺ ✹✻✼✽✾✿ ❀✼ ❁❂❃❄ ✺❅❆✺❅❀✺ ❇✺❅
✮✓ ✰✩✴✫✳❈ ✥✧✙✗ ✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓ ✚✱✱
✔✓ ❉✙ ✖✙✗ ✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓ ✓✓✓✓✚✱✜
●❍ ●■
❏❑▲▼❍◆ ❖P ❖❍▲
A.
P◗❘ ◗❙●❚❯◗❱ ◗❲❳❨ ◗❩ ◗❯◗❬Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia dan sebagai
tindakan sosial. Hal tersebut disebabkan karena adanya aspek-aspek sosial yang
digambarkan karena individu-individu satu sama lain saling ketergantungan
dalam proses belajar. Seperti yang di tulis oleh John Dewey dalam bukunya
Democracy and Educacion mengatakan :
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup (
a
n
essesit
y of life
)
sebagai fungsi social (
a social fungtion
) , sebagai bimbingan (
as direction
)
disamping sebagai
sarana pertumbuhan
(
as means of growth
)
yang
mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.
1
Sekolah yang merupakan institusi formal untuk belajar, mengharuskan
sejumlah persyaratan kepada pendidikan. Akibatnya belajar di sekolah sangat
berlainan dengan yang berlaku di dalam keadaan yang sesungguhnya. Jadi
pendidikan dalam pengertiannya mempunyai makna yang sangat luas dan dapat
dianggap sebagai proses sosialisasi seseorang yang mempelajari cara
hidupnya.
2
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional
mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa, dan
Negara
3
1
John Dewey,
Democrasy and Education,
(New York, The Free Press, 1996), 54.
2
Hasan, Laggulung,
Asas-Asas Pendidikan Islam
, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992), 17.
3
Undang-undang RI Tahun 2003 Tentang System Pendidikan Nasional Pasal 1,(Bandung: Cita
2
Ini berarti pendidikan merupakan proses atau upaya sadar untuk menjadikan
manusia ke arah yang lebih baik.
Tujuan pendidikan di masa kini tidak hanya ditumpukan pada pencapaian
tra
n
s
fer of knowledge
dan va
lue
saja. Seiring dengan berkembangnya zaman
dan keinginan manusia untuk taraf hidup serta hasil yang lebih baik di masa
mendatang, diperlukan keahlian (
life skill
) selain keilmuwan dan nilai-nilai
yang diajarkan dalam sebuah lembaga pendidikan formal, nonformal ataupun
informal. Dengan kata lain pendidikan dimasa kini bertujuan untuk
mempersiapkan anak didik agar dapat berguna untuk dirinya, masyarakatnya
dan negaranya pada masanya nanti.
4
Setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
yaitu faktor internal dan external. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber
dari diri si anak sendiri seperti minat anak, intelegenitas anak, kemauan.
Sedangkan faktor external adalah faktor yang bersumber dari luar anak didik
seperti pendidik, tujuan pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan anak
didik. Masing-masing faktor mempunyai andil besar dalam pembentukan anak,
pendidik bertugas untuk mendidik anak agar bisa menghadapi dunia pada
masanya kelak, tujuan pendidikan juga berperan dalam mendidik anak untuk
masa depan yang akan digapai, lingkungan terutama amat sangat membantu
pembentukan anak, jelek dan buruknya anak ditentukan oleh baik dan
buruknya lingkungan anak.
Thought in Particular, education become a civic function and the civic funciton was identified with realization
of the ideal of the National State
.dalam
Democrazy in Education
, (1964, The Mac Milan Newyork).
4
3
Orang tua (keluarga) merupakan unit sosial terkecil utama dan pertama
bagi seorang anak dalam mengenyam pendidikan dan bimbingan sebelum ia
berkenalan dengan dunia sekitarnya, keluarga juga merupakan tempat
meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda,
karna pada usia-usia inilah anak lebih peka terhadap pengaruh dari orang-orang
terdekatnya (orang tua dan anggota keluarga lainnya)
5
. Pengalaman pergaulan
dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi
perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Keluarga juga yang akan
memberikan warna kehidupan seorang anak, baik perilaku, budi pekerti
maupun adat kebiasaan sehari-hari. Keluarga juga tempat dimana seorang anak
mendapat tempaan pertama kali yang kemudian menentukan baik buruk
kehidupan setelahnya di masyarakat nanti.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayakan
oleh Bukhari:
)
(
Artinya:
Dari Abu Hurairah, r.a., berkata: Bersabda Rasulullah
SAW.: Tidaklah seseorang yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka
kedua orang tuanyalah yang meyahudikannya atau menasranikannya atau
memajusikannya
. (H.R. Bukhori).
6
Wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan pengembangan anak
adalah keluarga. Jika suasana dalam keluarga baik dan menyenangkan, maka
anak akan tumbuh dengan baik, namun jika sebaliknya tentu akan terhambat
pertumbuhan anak tersebut. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama
5
Zuhairini, dkk.
Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 177.
6
4
bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mulai menerima
pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam
kehidupan keluarga..
Setiap anak memiliki suatu dorongan dan suatu daya untuk meniru, karena
dengan dorongan ini anak dapat mengerjakan sesuatu yang dikerjakan oleh
orang tuanya ,
manusia itu adalah anak dari
kebiasaannya . Kebiasaan meniru pada kedua orang tua merupakan daya dan
dorongan anak dalam masa pertumbuhan dan dalam masa kebersamaan dengan
orang tua. Oleh karena itu orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi
anak-anaknya. Apa yang didengar anak, dilihat dan dirasakannya selalu ditiru tanpa
mempertimbangkan baik dan buruknya. Dalam hal ini sangat diharapkan
kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua. Karena masa meniru ini
secara tidak langsung turut membentuk watak anak di kemudian hari.
7
Menurut pandangan Islam, anak adalah amanat yang diberikan Allah
SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara
serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerima. Karena
manusia adalah milik Allah SWT, mereka harus mengantarkan anaknya untuk
mengenal dan menghadapkan diri kepada Allah SWT.
Anak juga merupakan infestasi duniawi dan ukhorwi bagi kedua orang tua,
dalam artian anak merupakan penerus generasi, permata hati dan wadah dalam
menanamkan nilai-nilai yang ada pada kedua orang tua.
Pendidikan agama Islam merupakan proses penanaman nilai-nilai
Islami terhadap anak dengan harapan dapat membentuk aspek jasmani, aspek
7
5
kejiwaan dan aspek ruhani anak dengan berlandaskan tauhid dan iman sehingga
tercapailah kepribadian yang seluruh aspek-aspek kehidupannya mencerminkan
ajaran Islam.
8
Keberhasilan suatu pendidikan pada hakikatnya adalah
terbentuknya kepribadian yang seimbang dalam pola kehidupan, memiliki
keterkaitan kuat antara ibadah spiritual dan sikap sosial.
Islam meletakkan pendidikan sebagai urgenensi dari kehidupan di atas
segalanya, hingga di firmankan dalam ayat al-Qur an Az-Zumar ayat 9
Katakanlah: "Adakah sama orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.
(Az-Zumar : 9)
9
Begitu besar Islam menaruh kepentingan dalam pendidikan, karena
dari pendidikan tersebutlah maka manusia akan mengetahui dan menggunakan
akal fikirannya untuk berfikir dan berbuat lehih dari ciptaan Tuhan yang
lainnya. Sehingga tujuan utama dari penciptaan manusia akan tercapai, seperti
yang tersebut dalam surat Ad Dzariyât : 56
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.
(Az-Dariyat :56)
10
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN, ps. 10. 5)
disebutkan arah yang harus
ditempuh dalam pendidikan keluarga yakni:
pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah
8
Hamdani Ikhsan, dkk.
Filsafat Pendidikan Islam,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), 69.
9
Departemen Agama RI.
Al-qur an dan Terjemahan.
(Semarang: PT. CV Penerbit Diponogoro,
2005. 745.
10
6
yang diselenggarakan dalam keluarga, dan memberikan keyakinan agama,
nilai budaya, nilai moral dan keterampilan
.
11
Pendidikan yang di berikan sejak dini menuntut peran serta keluarga,
karena telah diketahui sebelumnya bahwa keluarga merupakan institusi
pendidikan yang pertama dan utama yang dapat memberikan pengaruh kepada
anak. Pelaksanaan pendidikan agama pada anak dalam keluarga di pengaruhi
oleh adanya dorongan dari anak itu sendiri dan juga adanya dorongan keluarga.
Setiap orang mengharapkan rumah tangga yang aman, tentram dan sejahtera.
Dalam kehidupan keluarga, setiap keluarga mendambakan anak-anaknya
menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah.
Anak merupakan amanat Allah SWT kepada orang tuanya untuk
diasuh, dipelihara, dan dididik dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian orang
tua dalam pandangan agama Islam mempunyai peran serta tugas utama dan
pertama dalam kelangsungan pendidikan anak-anaknya, baik itu sebagai guru,
pedagang, atau dia seorang petani. Tugas orang tua untuk mendidik keluarga
khusus anak-anaknya, secara umum Allah SWT tegaskan dalam al-Qur.an surat
At Tahrim (66) ayat 6:
Artinya : .
Hai orang-orang yang beriman periharalah dirimu, dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
11
7
m
en
durhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan
-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
12
Tugas dari keluarga adalah untuk menjaga amanah yang telah diberikan
oleh Allah berupa anak keturunan, agar senantiasa mengutamakan penjagaan
diri dan keluarga (anak keturunan) dari perbuatan yang bisa menyesatkan dan
membuat mereka masuk ke dalam neraka.
Penjagaan ini bisa berupa pendidikan, arahan dan nasehat pencegahan bagi diri
dan keluarga.
Namun kenyataan yang terjadi pada keluarga sekarang ini, pengaruh
keluarga mulai melemah dan memudar dikarenakan perubahan sosial, politik
dan budaya yang terjadi. Keadaan ini memiliki andil yang besar terhadap
terbebasnya anak dari kekuasaan orang-tua. Keluargapun telah kehilangan
fungsinya dalam pendidikan.
Perubahan sosial dalam masyarakat terkadang merubah fungsi dari
keluarga misalnya keluarga yang berasal dari desa terpencil yang merantau ke
kota besar untuk mengadu nasib maka nilai-nilai pedesaan yang kental akan
sedikit demi sedikit tergeser oleh nilai-nilai kota yang penuh dengan hingar
bingar kemodernan. Asimilasi budaya kota dapat terjadi karena kurang nya
kontrol dari keluarga yang merantau ke kota sehingga ketika mereka kembali
ke desa, mereka telah meninggalkan adat dan budaya dari desa mereka.
Keadaan politik suatu negara terkadang juga berpengaruh terhadap anak,
politik yang kacau akibat adanya pertikaian atau perang mengakibatkan fungsi
keluarga yang damai menjadi tidak damai lagi,
di
karenakan harus memikirkan
12
8
keselamatan anggota keluarga yang lain, sehingga pendidikan yang diharapkan
berlangsung dengan baik terpaksa menjadi terbengkalai.
Tidak seperti fungsi keluarga di masa lalu yang merupakan satu
kesatuan produktif sekaligus konsumtif. Ketika kebijakan ekonomi pada zaman
modern sekarang ini mendasarkan pada aturan pembagian kerja yang
terspesifikasikan secara lebih ketat, maka sebagaian tanggung jawab keluarga
beralih kepada orang-orang yang menggeluti profesi terttentu, disinilah kita
menjadi sadar bahwa anak-anak sekarang mengalami kerugian besar dalam hal
kesempatan memperoleh pengajaran dari keluarga. Berdasarkan kenyataan ini,
maka tak diragukan lagi lingkungan keluarga memiliki peranan yang besar
dalam mendidik dan mempengaruhi anak-anak. Di samping itu, perlu juga
adanya penyadaran yang benar pada anak-anak akan peranan orang tua pada
usia-usia awal dalam kehidupannya.
Suami dan istri pekerja, kebanyakan dari mereka menganggap mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga adalah hal yang
terpenting, mereka berangkat kerja pada pagi buta, bahkan terkadang mulai
anak mereka belum terbangun dari tidurnya dan pulang kerja malam hari,
ketika anak mereka sudah terlelap dalam tidurnya, sehingga waktu bertemu
dengan anak sangat minim. Mereka rela meninggalkan anak mereka di rumah
sendiri tanpa asuhan mereka, pendidikan agamanya pun kebanyakan lebih
dipercayakan kepada guru sekolah ataupun guru mengaji mereka saja, sehingga
anak-anak tersebut pendidikan agamanya tidak didapatkan dari orang tua
mereka sendiri. Pada titik inilah pendidikan anak dihadapkan pada tantangan
9
anak dari keluarga atau orang tua si anak tersebut. Problematika itu lebih lebih
dikaitkan dengan nilai nilai agama.
Sebagian testimoni yang berhasil di himpun oleh peneliti selama
mengadakan pra penelitian memberikan sekelumit gambaran tentang betapa
susahnya pelaksanaan pendidikan di keluarga muslim buruh pabrik rokok Diva
Sejahtera. Pertanyaan yang timbul dari situ adalah, bagaimana mungkin
pendidikan dapat dilakukan oleh kedua orang tua mereka sedangkan
kedua-duanya sibuk mencari nafkah dari pagi hingga petang untuk memenuhi
kebutuhan keseharian mereka.
Seberapa penting kah pendidikan bagi anak-anak anda ?, pertanyaan ini
yang sempat peneliti utarakan kepada seorang dari mereka, dan dia hanya
menjawab :
yo penting Mas, cuman nggoh opo di sekolahno duwur-duwur,
seng penting iso moco, nulis, ngaji, wes cukup Mas, ben ndang iso
kerjo ngewangi wong tuo
13
[ Pendidikan juga penting Mas, tapi buat apa disekolahkan
tinggi-tinggi, yang penting anak bisa baca, tulis, dan mengaji al Qur an
sudah cukup, biar secepatnya mereka bisa membantu orang tua
bekerja cari nafkah ].
Informasi diatas menyatakan pentingnya pendidikan bagi anak mereka,
namun mereka tidak mau menyekolahkan anak nya lebih tinggi di karenakan
sudah cukup bagi mereka untuk melihat anaknya bisa membaca, menulis dan
membaca al-qur an saja. Orientasi mereka sebagai orang tua mengharapkan
anak nya akan segera membantu mereka dalam mencari nafkah bagi
kelangsungan hidup keluarga.
13
10
Ironi, sejenak membaca dan memahami pola fikir mereka sebagai orang
tua yang hanya menginginkan anaknya cuma bisa membaca, menulis, dan
mengaji al-Qur an saja, sedangkan bagi sebagian orang tua lain yang tinggal di
kota-kota besar dan yang mempunyai pekerjaan yang layak dan penghasilan
tinggi, mereka berkeinginan anak-anaknya mencapai pendidikan tertinggi
dalam hidupnya, agar nantinya anak tersebut dapat meraih dan mendapatkan
segala sesuatu yang di cita-citakannya.
Banyak faktor yang memperngaruhi pola fikir sebagian buruh pabrik terhadap
masa depan pendidikan bagi putra dan putri mereka, diantara faktor yang
sangat berpengaruh adalah, faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor budaya.
Faktor ekonomi yang melandasi pola fikir dan kehidupan mereka,
sehingga perekonomian yang tidak memadahi dan kurang mencukupi memaksa
mereka untuk bekerja seadanya dalam waktu yang begitu lama, sedang kan gaji
yang dihasilkan dari pekerjaan tersebut belum lah dianggap memadai dan
mencukupi.
14
idealnya memang setiap keluarga berpenghasilan yang cukup
besar hingga dapat membiayai segala kebutuhannya, namun semua itu tidaklah
mengkin karena kebutuhan dan keinginan berkembang seiring dengan waktu
sehingga berapapun penghasilan yang didapat tidaklah mungkin dapat
menutupi segala kebutuhan dan keinginan tersebut.
15
Faktor sosial, dimana hirarki sosial di masyarakat sangat berperan juga
dalam menentukan lingkungan sosial di masyarakat, sehingga berpengaruh
dalam memilih dan menentukan pendidikan bagi anak-anaknya.
14
Hendropuspito,
Sosiologi Skematik
(Yogjakarta: Kamisius, 1989), 105-107.
15
11
Orang tua yang memiliki strata sosial tinggi akan cenderung menyekolahkan
anaknya ke sekolah yang lebih elit dan favorit di bandingkan dengan orang
yang memiliki golongan sosial yang rendah.
16
Faktor kebudayaan (
way of life
), masyarakat adalah pendukung
kebudayaan, dalam tiap keluarga, kelompok,sekolah masyarakat terdapat
cara-cara berfikir dan berbuat yang diterima dan diharapkan oleh setiap anggota
kelompok dan masyarakat.
17
Lain halnya dengan informan yang lain, yang juga peneliti tanya
mengenai pendidikan bagi purtra dan putrinya, mereka menjawab :
Inggih Mas, kulo namung buruh borongan,
18
penghasilan
namungo sekedik, namung saget di damel maem mawon pun
syukur Al Hamdulillah, pingine nyekolahaken anak seng duwur,
nanging bondone boten cekap, nggeh sak sagete mawon, kulo niki
sak ben dino berangkat injing kadang wangsul pun wengi,
pendidikane anak, kulo titipaken Derek kulo, sekolah lan ngajine
nggeh urusane Derek kulo Mas
19
[ Ya Mas, saya hanya buruh borongan, penghasilan kerja cuma
sedikit , buat makan aj sudah syukur al hamdulillah, keinginan
nyekolahkan anak yang tinggi, tapi dana tidak cukup, ya sebisanya
aja, saya tiap hari berangkat pagi pulang malam, pendidikan anak
saya titipkan ke saudara, urusan sekolah dan mengajinya ya urusan
dia Mas ].
Dari beberapa wawancara pra penelitian yang dilakukan oleh penulis
ada paradigma berbeda keluarga buruh dalam memaknai tujuan pendidikan
bagi anak-anak mereka. Diantaranya mengatakan pentingnya pendidikan buat
anak, karena pendidikan menyangkut masa depan mereka nanti. Sehingga
16
S. Nasution,
Sosiologi Pendidikan
(Bandung: Jemmart, 1983), 26.
17
S. Nasution,
Sosiologi Pendidikan
(Bandung: Jemmart, 1983)
,
27.
18
❭❪ ❫❪ ❴❵❛ ❴
adalah sistem penggajian pabrik atau perusahaan yang menitik beratkan pada hasil
kerja dari buruh (semakin banyak hasil pekerjaan yang di peroleh buruh dalam satu hari maka
semakin besar gaji buruh tersebut) kebanyakan di berlakukan di Pabrik Rokok.
19
12
mereka menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang yang tinggi supaya dapat
meraih cita-cita nya dikemudian hari. Namun sebagian yang lain mengatakan
pendidikan tidak seberapa penting, karena yang penting bagi mereka adalah
cepat bekerja dan bisa membantu orang tua dalam mencari nafkah, sehingga
bagi mereka pendidikan anak tidak perlu tinggi, cukup bisa membaca dan
menulis sudah dianggap cukup. Sebagian yang lain juga berpendapat bahwa
pendidikan anak cukup penting untuk investasi mereka di hari tua, sehingga
mereka menyekolakan dan memberikan pendidikan agama dengan mengirim
anak-anak mereka ke pondok atau ke lembaga pendidikan Islam seperti TPQ,
MI dan lainnya.
Borongan adalah sistem penggajian pabrik atau perusahaan yang
menitik beratkan pada hasil kerja buruh (semakin banyak hasil pekerjaan yang
diperoleh oleh buruh dalam kurun waktu satu hari maka semakin besar gaji
yang diperoleh oleh buruh tersebut.
20
Borongan ini telah melahirkan beberapa permasalahan yang harus dihadapi
oleh para buruh. adapun masalah yang timbul adalah :
-
Penerapan sistem borongan ini telah membuat aturan dalam
perusahaan menjadi semakin ketat, sehingga mengakibatkan kurang
tersedianya waktu untuk bertatap muka antara orang tua dengan putra
atau putrinya. Dimana mereka harus berangkat pagi dan pulang pada
waktu malam hari di karenakan pekerjaan mereka menuntut akan
terpenuhinya target yang telah ditentukan oleh perusahaan.
20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Kamus Besar Bahasa Indonesia
13
-
Keterbatasannya dana untuk menyekolahkan anak ke jenjang lebih
tinggi di karenakan gaji borongan yang mengacu pada batas bawah
upah minimum regional dari suatu daerah. Hal ini juga berpengaruh
pada ekonomi yang kurang merata dan kesenjangan social di kalangan
karyawan.
-
Kurang tersedianya lahan pekerjaan lain yang sesua dengan keahlian
mereka sebagai pekerja kasar/buruh kasar terutama di perusahan rokok
-
Mayoritas para buruh rokok berasal dari daerah pedesaan yang jauh
dari hiruk pikuk perkotaan dan mayoritas pendidkan mereka masih di
bawah standar, maka pola fikir tentang pendidikan bagi putra dan
putri mereka juga masih rendah yang mana hal tersebut berpengaruh
pada pendidikan anak-anak mereka.
Menurut Muhammad Nuh mantan menteri di kabinet bersatu
2010-2014, Secara garis besar ada dua hal yang menentukan akses dari pendidikan
yaitu ketersediaan (
a
vailability
) sekolah dan prasarananya, dan keterjangkauan
dari sisi pembiayaan (
affordability
).
21
Prinsip pendidikan adalah untuk semua (
education for all
) tidak boleh ada
diskriminasi gender, status sosial ekonomi atau atas dasar primordialisme.
Akses pendidikan juga harus terbuka luas bagi setiap lapisan msyarakat,
terutama pendidikan dasar dan menengah.
Secara garis besar terbenturnya kebutuhan ekonomi keluarga yang
hanya seorang pekerja borongan di perusahaan rokok membuat responden ini
tidak bisa menyekolahkan anaknya kejenjang yang lehih tinggi, walaupun dia
21
14
sudah bekerja dari pagi hingga malam, adapun untuk masalah pendidikan
anaknya dia hanya menitipkan anak nya kepada saudaranya untuk mengantar
anak tersebut ke sekolah ataupun ke mushollah tempat anak tersebut menuntut
ilmu agama.
Berangkat dari latar belakang di atas maka penulis mengangkat judul
tentang
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ANAK DI KELUARGA
MUSLIM BURUH PABRIK (Studi Kasus Keluarga Pekerja Rokok PR. Diva
Sejahtera Sidoarjo)
B.
❜ ❝❞❡❢❣❤ ❣✐❥ ❦ ❣❧❥ ❦❥ ♠❥ ♥Realitas kehidupan modern hampir merata di berbagai tempat,ditandai
dengan munculnya industri di mana-mana. Pada era globalisasi dewasa ini
tidak dapat dipungkiri bahwa industrialisasi di Indonesia banyak membawa
kekurangan dan kelebihan di masyarakat, terutama daerah di sekitar industri
dan daerah yang jauh letaknya dari industri. Industrialisasi merupakan upaya
meningkatkan produktifitas kerja dengan menggunakan prinsip rasionalisasi
dan efisiensi.
22
Industrialisasi juga banyak membutuhkan tenaga kerja dalam
pelaksanaannya agar tetap bisa bertahan, sehingga tidak sedikit menyedot
tenaga kerja manusia atau non manusia (mesin).
Kedatangan para buruh ke tempat-tempat industri dalam jumlah yang
tidak sedikit, dalam beberapa hal banyak bermanfaat bagi keberlangsungan
industri dan bagi percepatan pembangunan, namun di sisi lain seringkali dapat
22
15
menimbulkan permasalahan yang memerlukan perhatian dan langkah
penanganan dengan sebaik-baiknya.
Masalah perburuhan merupakan persoalan yang sangat krusial dan sarat
akan konflik, kaum buruh tidak jarang menjadi roda putaran untuk mencapai
suatu pertumbuhan ekonomi, buruh juga ibarat sapi perah yang selalu di peras
dan di pacu oleh sebagian pemilik modal dan bagi kebijakan-kebijakan yang
berpihak dan bekerjasama dengan pemilik modal. Dengan dalih produktifitas
para pemilik modal masih bisa memberi harga tinggi untuk mereka, dan selama
masih memiliki tenaga produktif maka para pemilik modal dan pemangku
jabatan yang berkolaborasi masih menghargai para buruh.
Banyaknya tuntutan akan hasil produksi dari industri menyebabkan
kebutuhan akan tenaga kerja atau buruh meningkat dari tahun ke tahun,
sehingga jam bekerja buruh diperpadat dan diperketat, namun seiring dengan
meningkatnya produksi para pengusaha memutar otak untuk memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menghemat pengeluaran seminim
mungkin. Hingga pada akhirnya diberlakukan sistem UMR ( Upah Minimum
Regional) yang didukung dan ditetapkan oleh pemerintah. Karena keterbatasan
dan keterpaksaan yang mengikat para buruh maka mereka tidak dapat
mengelak dari di berlakukannya sistem UMR ini.
Hampir senada dengan sistem UMR yang banyak dianut oleh
pengusaha dan perusahaan, pada perusahaan rokok di berlakukan sistem
Borongan yang tidak kalah mengikat bagi para buruh. Boronga dianut oleh
hampir mayoritas perusahaan rokok di Indonesia. Hal ini di berlakukan agar
16
dan packing tembakau di setiap hari kerja. Diberlakukannya sistem gaji
borongan ini tidak menutup kemungkinan akan banyak menghasilkan masalah
bagi para buruh rokok dan sangat menguntungkan bagi perusahaan yang
nenganutnya.
Selain konflik tersebut diatas, para buruh juga menghadapi
persoalan-persoalan dalam diri mereka, seperti masalah ekononi, sosial, budaya, psikis,
relegius, masalah pendidikan, dan lain-lain.
Masalah finansial atau ekononomi adalah masalah
mendasar bagi
setiap buruh, tidak terkecuali juga para buruh rokok, dengan keinginan untuk
memperbaiki taraf hidup keluarga, mereka rela berangkat pagi pulang petang
meninggalkan anak dan keluarga dengan hanya mengandalkan sedikit
kemampuan tenaga untuk bisa mengumpulkan pundi-pundi uang di pabrik
rokok.
Permasalahan sosial juga dihadapi oleh para buruh rokok, pergantian
iklim sosial di pabrik banyak berpengaruh terhadap hubungan sosial mereka.
Pergaulan bebas, budaya individual dan aturan perusahaan yang mengikat bisa
berimbas pada kehidupan sosial pada buruh rokok yang mayoritas datang dari
pedesaan. Tidak sedikit dari mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungan sosial baru, sehingga mengakibatkan mereka terjerumus ke dalam
hal-hal yang kurang bagus.
Permasalah yang juga sering dirasakan oleh para buruh rokok adalah
masalah prikis dan relegius, tekanan peraturan dari perusahaan, target produksi
17
kepada keadaan psikis buruh yang bisa mengakibatkan ketidak nyamanan kerja
dan bisa menjadi masalah juga pada waktu mereka pulang ke rumah.
Mayoritas perusahaan rokok yang berskala menengah ke hawah hanya
menyediakan tempat beribadah berupa mushollah untuk para buruh bisa
beribadah pada waktu sholat, untuk kegiatan keagamaan lain perusahaan tidak
mengadakan dan tidak ikut campur di dalamnya. Target produksi yang harus
dipenuhi oleh buruh rokok dapat menyebabkan mereka meninggalkan sholat,
namun tidak semua buruh seperti itu , mereka yang bisa mengatur waktu
istirahat dan kerja masih bisa melaksanakan sholat dhuhur dan ashar
sebagaimana mestinya.
Identifikasi masalah yang tidak kalah penting adalah masalah
pendidikan bagi putra dan putri buruh, menurut hasil hipotesa sementara pra
lapangan yang dilakukan, pendidikan putra putri adalah hal yang bukan
menjadi prioritas utama bagi para buruh rokok terutama yang ada di Pabrik
Rokok Diva Sejahtera. Terbukti dengan beberapa pertanyaan yang diajukan
kepada para buruh. Mereka lebih menginginkan purta-putrinya bisa cepat lulus
sekolah dan dapat segera bekerja membantu orang tua. Begitu juga pendidikan
agama bagi mereka, masih amat sangat diabaikan. Pendidikan agama yang
mestinya menjadi keniscayaan dapat terbentuk dalam diri anak, tidak lah
semudah yang di inginkan oleh para orang tua buruh pabrik, karena bagi
mereka anak sudah bisa baca al-Qur an dan bisa sholat saja sudah cukup.
Banyak
pula
kegiatan-kegiatan
yang
mendukung
pendidikan
keagamaan yang berada di daerah tempat tinggal mereka, tetapi pergaulan dan
18
ingin cepat bekerja daripada memperdalam pelajaran agama di sekolah atau di
lembaga pendidikan agama di tempat lain.
Permasalah buruh tidak terbatas pada masalah-masalah diatas saja,
masih banyak masalah-masalah lain yang perlu di kaji dan di cari jalan
penyelesaiannya.
C.
♦ ♣q ♣r ♣st ♣ r ♣✉♣✈Sebuah permasalahan tidak akan menjadi fokus jika dalam pelaksanaan
penulisan tidak di batasi. Agar permasalahan tersebut menjadi lebih fokus
dalam kajian ini, maka perlu pembatasan masalah. Dari identifikasi masalah
diatas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan
Pendidikan Anak di Keluarga Muslim Buruh Pabrik Rokok DivaStudi Kasus
Keluarga Pekerja Rokok PR. Diva Sejahtera Sidoarjo
✇①②③④③ r ♣st ♣ r♣ ✉♣✈
Berangkat dari paparan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
ini dimaksudkan agar penelitian ini tidak melebar permasalahannya, sehingga
mudah untuk memahami hasilnya, serta menjadi menarik untuk dikaji lebih
dalam, sehingga yang akan digali dan menjadi pertanyaan permasalahan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah bentuk problematika pendidikan anak yang dihadapi keluarga
muslim buruh pabrik rokok Diva Sejahtera Sidoarjo ?
2. Apa upaya yang dilakukan keluarga muslim buruh pabrik rokok Diva
19
Kedua pertanyaan ini penting untuk dijawab, agar memperoleh pemahaman
bahwa sesungguhnya terdapat problematika dalam melaksanakan pendidikan
Agama Islam di keluarga pekerja rokok PR.Diva Sejahtera Sidoarjo.
⑤⑥⑦ ⑧⑨⑧⑩❶❷❸❶ ❸❹❺❻❺⑩❶
Setiap usaha yang dilakukan oleh seseorang pasti mempunyai tujuan.
Begitu pula dengan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui bentuk Problematika Pendidikan anak yang dihadapi
Keluarga Pekerja Rokok PR. Diva Sejahtera Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang mereka lakukan dalam memecahkan
problematik