• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemenuhan Kebutuhan Seksual Pasangan Hidup Pasien Skizofrenia Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang T1 462008039 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemenuhan Kebutuhan Seksual Pasangan Hidup Pasien Skizofrenia Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang T1 462008039 BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress atau disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American Psychiatric Association, 1994). Salah satu penyakit dari gangguan kejiwaan ini adalah skizofrenia.

Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat didefinisikan sebagai penyakit tersendiri melainkan diduga sebagai suatu sindrom atau proses penyakit yang mencakup banyak jenis dan berbagai gejala (Videback, 2008).

(2)

penyakit otot (muscular dystrophy). 20 % - 50 % pasien skizofrenia melakukan percobaan bunuh diri dan 10 % diantaranya berhasil (mati bunuh diri). Selain itu angka kematian pasien skizofrenia 8 kali lebih tinggi dari angka kematian penduduk pada umumnya (Yosep. 2010). Di Indonesia sekitar 1 % - 2 % dari total jumlah penduduk dmana 99 % pasien RS jiwa adalah penderita skizofrenia (Setiadi, 2006).

(3)

Gejala yang tampak dari penderita skizofrenia mengakibatkan terjadinya penurunan pada beberapa fungsi baik dalam lingkungan maupun dirinya sendiri. Gejala-gejala yang tampak pada klien skizofrenia ini dapat menimbulkan ketidakberdayaan berat dalam kemampuan berpikir, memecahkan masalah, afek terganggu dan tentunya relasi sosial pasien pun terganggu. Salah satu dari akibat gejala tersebut yaitu produktivitas yang terganggu. Namun sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan biologis kebutuhan seksual merupakan sesuatu hal yang harus diperhatikan karena tidak terlepas dari kehidupan seseorang tetapi pemenuhannya bisa disalurkan melalui cara yang berbeda - beda sesuai dengan keinginan individu termasuk pada pasien skizofrenia (Ratnaningsih, dkk 2010) dan juga pada pasangan hidupnya yaitu suami atau istri. Seks juga sangat penting dalam kehidupan rumah tangga bahkan untuk rumah tangga yang didalamnya ada penderita skizofrenia. Hal ini diungkapkan oleh Abdurrahman (2011) bahwa kehidupan seks adalah satu bagian penting dalam kehidupan kita, meskipun seks bukanlah satu-satunya sisi dalam kehidupan yang kita jalani

(4)

psikis berupa libido seksual. Libido seksual inilah yang dibutuhkan individu dalam melaksanakan relasi atau hubungan seksual. Relasi seksual secara normal adalah mekanisme manusia yang vital untuk meneruskan keturunan dan menjaga agar manusia tidak punah. Pada relasi seksual yang normal kedua belah pihak yaitu laki laki dan perempuan menghayati bentuk kenikmatan dan puncak kenikmatan seksual (orgasme). Dalam melaksanakan tujuan pemenuhan kebutuhan seksual terutama pencapaian kenikmatan seksual atau orgasme tersebut, individu baik wanita maupun pria melakukan suatu tindakan yang bisa membuat tercapainya orgasme yaitu dengan cara melakukan hubungan seks (Coitus) dan masturbasi. Coitus adalah bersenggama, bersetubuh, masuknya penis pria dalam vagina wanita. Sedangkan masturbasi dalam kerangka berfikir secara umum adalah suatu pemenuhan kebutuhan seks yang diakhiri dengan suatu kepuasaan tersendiri yang dirasakan oleh individu yang melakukannya. Stimulasi terhadap alat kelamin yang dilakukan secara manual atau menggunakan suatu objek yang bertujuan untuk mencapai kenikmatan seksual (Meeks, dkk 1982).

(5)

sekali pemenuhan kebutuhan ini tidak tercapai. Pada saat pemenuhan kebutuhan seksual tersebut tidak tercapai, akan terjadi beberapa hal yang ditunjukan oleh individu yang melakukan hal tersebut dengan disertai akibat yang akan ditimbulkan, misalnya pasangan akan marah, sedih, dan kecewa sehingga melakukan pemuasan seksual secara individual (masturbasi) dan lain lain.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Rumah Sakit Jiwa daerah Dr. Amino Gondohutomo selama 3 minggu pada bulan Juni 2012, diperoleh data awal dari 5 informan yaitu 3 wanita (istri dari pasien skizofrenia) dan 2 pria (suami dari pasien skizofrenia) yang dilakukan dengan cara wawancara mendalam (in depth interview). Dalam wawancara mendalam ini penulis mempertanyakan beberapa hal yang menyangkut dengan kondisi hubungan seksual pasangan hidup dari pasien skizofrenia yaitu mencakup frekuensi, tingkat kepuasan, lamanya waktu yang dibutuhkan dan gambaran keadaan alat kelamin dari pasangan hidup pasien skizofrenia saat menjalani rawat jalan.

(6)

sangat puas walaupun dengan frekuensi hubungan seks yang hanya 1 minggu 1 kali serta situasi pencapaian orgasme yang bervariasi. Bervariasi yang dimaksudkan adalah orgasme tersebut tercapai bukan hanya pada kondisi penetrasi yang lama maupun cepat tapi situasi ini bisa tercapai hanya dengan melakukan oral seks atau hanya dengan foreplay (pemanasan).

Waktu yang dibutuhkan saat berhubungan seks juga bervariasi antara 10 – 30 menit berhubungan seks tergantung kondisi fisik dari informan maupun pasangan hidupnya (dalam hal ini pasien skizofrenia). Waktu tersebut belum termasuk dengan proses foreplay (pemanasan sebelum melakukan hubungan seks) yang menurut para informan tidak terlalu lama hanya membutuhkan waktu 5 – 10 menit. Para informan juga

memberikan sedikit gambaran tentang alat kelamin pasangannya sebelum, saat, dan setelah berhubungan seks (terjadinya penetrasi penis ke vagina).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang tinjauan pemenuhan kebutuhan seksual pasangan hidup pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo, Semarang.

(7)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara pasangan hidup pasien rawat jalan skizofrenia RSJD Dr. Amino Gondohutomo, Semarang melaksanakan pemenuhan kebutuhan seksualnya ?

1.3 FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang diatas maka, dapat dilihat fokus masalah yaitu penulis ingin mengetahui bagaimana pemenuhan kebutuhan seksual pasangan hidup pasien rawat jalan skizofrenia Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang ?

1.4 TUJUAN

1.4.1 TUJUAN UMUM

Mengetahui bagaimana pemenuhan kebutuhan seksual pasangan hidup pasien rawat jalan skizofrenia 1.4.2 TUJUAN KHUSUS

1. Mengetahui frekuensi hubungan seks setelah pasangan mengalami skizofrenia

2. Mengetahui tingkat kepuasan setelah melakukan hubungan seks

3. Mengetahui waktu yang dibutuhkan saat berhubungan seks

(8)

5. Mengetahui perilaku yang ditunjukan partisipan dalam hubungan seks

1.5 MANFAAT

1. Bagi Rumah Sakit : memberikan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan seksual pasangan hidup pasien skizofrenia sehingga memudahkan rumah sakit untuk membantu dalam memberikan saran atau pendapat bagi pasangan hidup pasien skizofrenia dalam hal pemenuhan kebutuhan seksual.

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan : Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan referensi yang berguna dalam keperawatan jiwa menyangkut dengan pemenuhan kebutuhan seksual pasangan hidup pasien skizofrenia

3. Bagi Partisipan : sebagai pengetahuan untuk memberikan gambaran secara mendalam tentang masalah pemenuhan kebutuhan pasangan hidup pasien skizofrenia.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, daur hidup dari produk itu sendiri menjadi faktor penting dalam kesuksesan sebuah usaha karena akan berkaitan langsung dengan strategi pemasaran yang harus

Peserta dapat mengganti persyaratan ini dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak dengan tanggal penerbitan paling lama 1

Sehubungan dengan pelelangan pekerjaan paket tersebut diatas, maka Pokja memerlukan klarifikasi dan verifikasi terhadap Dokumen Penawaran dan Kualifikasi saudara

Teaching staff of Language Center (LC) University of Muhammadiyah Malang (UMM) attended One-day Conference on Current Issues on ELT Research and Pedagogy held in State University

Mulai tahun 2004 Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dan menerapkan sistem Pendidikan dan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PPM) tentang pelatihan mesin-mesin listrik untuk industri bagi guru SMK Muhammadiyah Prambanan Jurusan Listrik yang

LP3A UMM yang memang secara intens melakukan workshop, training, dialog, talkshow , seminar maupun sarasehan tentang perempuan dan politik, memiliki harapan besar agar setelah

Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif juga mengacu pada kurikulum 2006 dimana terdapat beberapa permasalahan, antara lain: