iii ABSTRAK
Dalam tulisan ilmiah ini, penulis membahas tentang Laporan Tugas Akhir Perancangan Interior Rumah Sakit Umum dengan mengangkat ide Green
Design dengan objek desain Melinda Hospital. Dimulai dari pengumpulan data
yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dengan narasumber. Kemudian dilanjutkan dengan studi literature yang berkaitan dengan konsep serta objek desain berupa Rumah Sakit. Tahap selanjutnya merupakan rangkaian perancangan yang dimulai dengan tahap awal yaitu melalui zoning-blocking ruangan sampai pada penerapan ide Green design pada interior Rumah Sakit Umum itu sendiri. Secara terperinci penulis menguraikan tahap-tahap penerapan desain yang berkaitan dengan ide dasar konsepnya yaitu prinsip-prinsip yang membentuk Green design. Pada tahap akhir penulisan laporan berisis kesimpulan yang diperoleh yang merupakan juga hasil penerapan prinsip-prinsip
Green design yang dicapai dari proses desain. Tujuan penulisan ini adalah
iv
BAB II STUDI LITERATURE
2.1Definisi Rumah Sakit Umum 5
2.2 Interior Rumah Sakit 6
2.3 Renovasi Rumah Sakit Umum 9
2.4 Standar-Standar Rumah sakit Umum 11
2.5 Rencana Skematik 15
2.6 Ketentuan Ukuran dan Kebutuhan Ruang 17
2.7 Koridor, Pintu, Tangga, Lift 34
2.8 Keindahan dan Kebersihan Rumah Sakit 37
2.9 Ide / Gagasan 38
2.10 Kebutuhan Ruang Pada Rumah Sakit Umum 42
BAB III KONSEP DESAIN INTERIOR
3.1 Penerapan Dalam Desain Interior 48
3.2 Skema Warna dan Material 74
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Efek Rumah Kaca Gambar 2.1 Contoh Arah Matahari Gambar 3.2 Contoh Lahan Rumah Sakit Gambar 4.3 Macam-macam Sirkulasi Magistral Gambar 5.4 Programing Ruang
Gambar 6.5 Program Hubunagn Ruang
Gambar 7.6 Sirkulasi berdasarkan Hubungan Ruang Gambar 8.7 Program Standar Kebutuhan Ruang Gambar 9.8 Standar Lorong
Gambar 10.9 Standar tinggi Tangga Gambar 11.10 Standar besaran Lift Gambar 12.11 Cakupan Green Design Gambar 13.12 Fakta Green Design
Gambar 2.13 Jaring Penilaian Kriteria Green Gambar 2.14 Jarak Lokasi dengan R.S.U Pusat Gambar 2.15 Bagan Kebutuhan ruang
Gambar 2.16 Image chart 1 Gambar 2.17 Image chart 2 Gambar 2.18 Image chart 3 Gambar 2.19 Image chart 4 Gambar 2.20 Image chart 5 Gambar 2.21 Image chart 6 Gambar 2.22 Image chart 7 Gambar 2.23 Image chart 8 Gambar 2.24 Image chart 9
vi Gambar 3.5 Layout Lantai Dasar
Gambar 3.6 Layout Lantai Satu Gambar 3.7 Layout Lantai Dua Gambar 3.8 Layout Lantai Tiga Gambar 3.9 Potongan General 1 Gambar 3.10 Potongan General 2 Gambar 3.11 Pola Lantai Lt. Dasar Gambar 3.12 Pola Lantai Lt. Satu Gambar 3.13 Pola Lantai Lt. Dua Gambar 3.14 Pola Lantai Lt. Tiga
Gambar 3.15 Denah dan Potingan area Poliklinik Gambar 3.16 Denah Ceiling & ME area Poliklinik Gambar 3.17 View area Poliklinik
Gambar 3.18 Denah & Potongan R.Inap VIP Gambar 3.19 Denah Ceiling & ME R.Inap VIP Gambar 3.20 View 1 R.Inap VIP
Gambar 3.21 View 2 R.Inap VIP Gambar 3.22 Denah & Potongan R.Doa Gambar 3.23 Denah Ceiling & ME R.Doa Gambar 3.24 View R. Doa
Gambar 3.25 Layout Lantai 3 Gambar 3.26 Potongan Lantai 3
Gambar 3.27 Denah Ceiling , Titik Lampu & AC Lantai 3 Gambar 3.28 Denah Titik Lampu & Saklar Lantai 3 Gambar 3.29 Denah Ceiling & Utilitas Lantai 3
Gambar 3.30 Denah Ceiling , Titik Lampu & AC Lantai Dasar Gambar 3.31 Denah Ceiling , Titik Lampu & AC Lantai Satu Gambar 3.32 Denah Ceiling , Titik Lampu & AC Lantai Dua Gambar 3.33 Denah Ceiling & Utilitas Lantai Dasar
vii Gambar 3.37 Detail Furniture 1
Gambar 3.38 Detail Furniture 2 Gambar 3.39 Detail Interior 1 Gambar 3.40 Detail Interior 2 Gambar 3.41 Detail Interior 3 Gambar 3.42 Detail Interior 4 Gambar 3.43 Skema Material Gambar 4.1 Potongan General 1
Gambar 4.2 Sistem Sirkulasi (pemipaan) Memusat Gambar 4.3 Jalur Sirkulasi Memusat (sentralisasi) Gambar 4.4 Penerapan Efisiensi & Efektifitas Material Gambar 4.5 Penerapan Solusi Bata Holcim
Gambar 4.6 Jenis Lampu Philips
Gambar 4.7 Reuse Material Pada Layout Gambar 4.8 Reuse Material Pada Potongan
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Bumi yang merupakan tempat dimana manusia serta mahluk hidup lainnya hidup, telah mengalami evolusi. Dibandingkan dengan beberapa masa lalu, bumi kita banyak mengalami perubahan. Diantara banyaknya perubahan positif yang terjadi pada bumi kita, tidak sedikit pula perubahan negatif yang dialami bumi ini. Berbagai dampak yang ditimbulkan dari perubahan negatif tersebut dapat mengganggu keselarasan dari ekosistem di bumi. Peranan manusia mendominasi dari perubahan yang terjadi di bumi. Teknologi serta kebutuhan hidup yang terus meningkat menjadi salah satu alasan manusia untuk mengeksploitasi potensi
bumi kita. Dampak terbesar yang dapat kita rasakan akhir-akhir ini salah satunya adalah masalah global warming atau yang dikenal dengan nama efek rumah kaca.
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 2 Masyarakat dunia mulai menyadari bahaya yang sedang mengancam bumi kita, selain dari pada global warming dan efek rumah kaca, masih banyak lagi bahaya alam yang mengancam kehidupan serta kelangsungan bumi kita. Banyaknya bencana alam seperti yang kita ketahui juga menjadi dampak yang kita rasakan. Oleh karena itu pada masa kini masyarakat berusaha mencari jawaban serta solusi untuk dapat mengatasi keadaan yang sedang marak berlangsung.
Bandung, sebagai kota yang dahulu kita kenal dengan kesejukan alamnya kini telah mengalami banyak perubahan. Selama 10 tahun belakangan ini Kota Bandung mengalami kenaikan suhu yang cukup tinggi. Suhu tertinggi yang pernah dicapai mencapai 33,40C1. Kenaikan suhu yang sangat tinggi tersebut merupakan salah satu dampak yang kita rasakan akibat terjadinya global
warming. Oleh karena itu masyarakat dihimbau untuk mulai melakukan aksi bagi
bumi kita.
Dalam bidang Arsitektur baik eksterior maupun interior, setiap bangunan di bumi kita ini idealnya menerapkan prinsip-prinsip Green design termasuk bangunan Rumah Sakit. Maka, dalam proyek desain ini dibuat sebuah desain Rumah Sakit Umum dengan menerapkan prinsip Green di dalam interiornya.
Rumah Sakit dipandang oleh masyarakat pada umumnya sebagai tempat yang ‘menakutkan’. Namun akan terasa berbeda, jika ternyata interiornya dibuat dengan menerapkan suatu style atau gaya tertentu sehingga dapat memberikan
image baru bagi Rumah Sakit. Jadi akan dibuat pula sebuah desain interior
Rumah Sakit Umum yang mampu membentuk suatu image baru bagi Rumah Sakit, sebagai tempat yang bukan lagi ‘menakutkan’ tetapi sebaliknya sebagai tempat yang nyaman didatangi oleh siapapun.
1.2Identifikasi Masalah
1
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 3 Rumah Sakit sebagai suatu bangunan publik yang memiliki fungsi serta perhatian pada kepentingan kesehatan maka bangunan tersebut memiliki standar-standar tertentu yang menjadi pertimbangan dalam proses desainnya.
Dalam menggabungkan ide Green design ke dalam interior bangunan rumah sakit terdapat beberapa kendala yang ditimbulkan. Kendala tersebut muncul dari penggabungan kedua prinsip-prinsip yang mendasari baik ide Green design maupun bangunan Rumah Sakit Umum. Secara garis besar masalah yang ada dapat diuraikan menjadi:
- Bagaimanakah menciptakan suatu image baru terhadap Rumah Sakit Umum agar dipandang sebagai tempat yang nyaman untuk dikunjungi ?
- Bagaimanakah penerapan prinsip-prinsip Green Design untuk interior sebuah Rumah Sakit Umum terhadap bangunan existing agar mencapai kategori bangunan yang Green ?
1.3Tujuan dan Manfaat Perancangan
Tujuan dari proses perancangan rumah sakit ini dapat diuraikan menjadi : - Menciptakan suatu image baru bagi Rumah Sakit Umum, yang mana pada
umumnya orang enggan untuk sekedar datang mengunjungi rumah sakit. Disini akan dibuat suatu perancangan interior rumah sakit dengan kesan
modern yang disesuaikan dengan perkembangan jaman serta kebutuhan dari
manusia masa kini. Selain itu pada interiornya akan ditonjolkan kesan yang lebih santai, nyaman namun tetap terlihat bersih. Setiap ide yang muncul dalam perancangan interiornya tersebut akan disesuaikan dengan ide dasar peracangan rumah sakit tersebut yakni ide Green design itu sendiri.
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 4 Manfaat dari perancangan interior rumah sakit yang mengangkat ide Green
design adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap keadaan bumi serta lingkungan
yang sedang terjadi di masa sekarang. Jika orang mampu menciptakan bangunannya sebagai bangunan yang Green maka kita akan berperan dalam rangka menyelamatkan bumi ini. Dari perancangan interior yang menerapkan prinsip-prinsip Green design tersebut juga akan membuat bangunan lebih bersifat ramah lingkungan dibandingkan dengan bangunan awalnya (existing).
1.4Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan sebagai kerangka penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan penjelasan umum mengenai latar belakang pemilihan objek serta konsep yang akan digunakan serta menguraikan beberapa permasalahan yang muncul dalam proses mendesainnya.
BAB II STUDI LITERATUR
Bab ini berisikan literatur-literatur yang dipakai sebagai acuan dalam proses mendesain. Selain itu dibahas juga mengenai standar-standar yang perlu diterapkan dalam objek bangunan yang didesain dalam kasus ini adalah bangunan rumah sakit umum dan kriteria green design.
BAB III KONSEP DESAIN
Bab ini berisikan proses desain yang diterapkan mulai dari ide gagasan yang muncul sampai hasil akhir yang dicapai.
BAB IV KESIMPULAN
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 75 BAB IV
KESIMPULAN
Dari proses desain yang dilakukan, penerapan prinsip-prinsip Green untuk interior Rumah Sakit Umum dapat diuraikan menjadi berikut :
1. Hemat Energi
Dengan pengorientasian ruang, sesuai dengan muka bangunan yang menghadap ke arah Utara sehingga peletakan ruang-ruang dengan fungsi perawatan pasien diletakan pada bagian Timur sedangkan pada bagian Barat lebih banyak digunakan sebagai fungsi social dan service seperti Area Poliklinik, R. Praktek bersama, dll.
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 76 Bentuk lainnya yang menunjukan hemat energi adalah dengan banyaknya memanfaatkan pencahayaan alami sehingga dapat menghemat penggunaan cahaya lampu. Selain itu penggunaan AC pada Rumah Sakit dikurangi dengan menggunakan besaran AC 0,25PK yang disesuaikan dengan jumlah orang serta besaran ruang.
2. Efisiensi dan Efektifitas
Efisiensi dan Efektifitas dicapai melalui Sirkulasi yang memusat. Degan penempatan jalur sirkulasi yang memusat akan juga dicapai hemat energi.
Gambar 4.1 Potongan General 1
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 77 Jalur sirkulasi dengan menggunakan Tangga dan Lift yang berpuasat pada area Lobby. Secara garis besar sirkulasi tersebut digambarkan melalui buble diagram di bawah ini.
Efisiensi & Efektifitas dicapai juga melalui penggunaan material. Besaran ruang disesuaikan dengan besaran dari material yang akan dipakai. Salah satu contohnya adalah penerapan pada area Poliklinik yang menggunakan material MDF sebagai dindingnya sehingga besaran ruang setiap polikliniknya disesuaikan dengan modul MDF. Keuntungan lainnya selain efisien dalam penggunaan material, dengan menggunakan partisi MDF yang dapat dibongkar pasang, maka dengan sendirinya juga akan dicapai hemat energi. Efisiensi & Efektifitas pada seluruh jenis material yang digunakan juga diterapkan pada seluruh bagian dari interior bangunan tersebut.
Gambar 4.3 Jalur Sirkulasi Memusat (sentralisasi)
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 78
3. Recycle
Prinsip Green design selanjutnya, yaitu Recycle yang diterapkan melalui penggunaan jenis material yang berasal dari proses recycle. Hal tersebut ditunjukan melalui penggunaan jenis material Solusi Bata Holcim yang merupakan hasil daur ulang ban bekas. Material tersebut digunaka pada bagian Rumah Sakit yang memerlukan partisi dinding bata baru yaitu pada bagian ruang-ruang seperti R. Inap Pasien, R. Operasi, dll. Keuntungan lain yang dapat dicapai dengan penggunaan Bata Holcim adalah karena bata tersebut tidak memerlukan spesi pada pemasanganya namun dengan menggunakan sistem kunci sehingga akan menghemat penggunaan semen.
Penerapan Recycle juga ditunjukan melalui penggunaan jenis lampu TL yang dipakai. Jenis lampu Master ‘TL’D Super 80 merupakan lampu keluaran Philips yang hemat energi serta mampu didaur ulang bila telah habis masanya.
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 79
4. Reuse
Penerapan Reuse pada interior bangunan ditunjukan melalui penggunaan kembali material seperti material keramik yang banyak digunakan pada Rumah sakit tersebut. Sesuai dengan bentuk bangunan yang ada material tersebut menghasilkan sisa (waste) yang kemudian material tersebut digunakan kembali menjadi material keramik pecah yang diterapkan pada bagian service dan beberapa bagian lain. Material tersebut juga dapat menjadi unsur estetis karena pecahan keramik tersebut yang menyerupai mozaik.
Gambar 4.6 Jenis Lampu Philips
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 80 Penerapan Reuse juga ditunjukan melalui penggunaan kembali sisa material berupa MDF yang digunakan kembali menjadi material pembungkus kolom pada area jalur sirkulasi. Selain sebagai unsur estetis dengan bentukan kolom yang berbeda pada bagian jalur sirkulasi secara tidak langsung dapat menjadi penunjuk arah.
Material sisa pembangunan berupa kayu-kayu digunakan kembali pada area Café yang dijadikan selain sebagai unsur estetis juga dengan penggunaan material terebut dapat meredam kemungkinan bising yang diciptakan dari area café tersebut.
5. Roof Garden
Pembuatan Roof Garden juga merupakan salah salah satu penerapan prinsip
Green design. Pembuatan Roof garden tersebut menggunakan jenis tanaman
Gambar 4.8 Reuse Material Pada Potongan
Gambar 4.9 Bentuk dan Penerapan Material Reuse pada Kolom
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 81 pangan, seperti Pohon Mangga, Pohon Jeruk (Santang), Pohon Jambu, Tanaman Tomat, Bawang, Lidah Buaya,dll. Selain untuk mengatasi masalah debu dan bising, jenis tanaman pangan tersebut juga dapat dimakan. Namun untuk menjaga kehiegienisan Rumah Sakit dibuat jalur khusus yang menuju
Roof garden tersebut agar tidak secara bebas orang dapat mengambil hasil
dari tanaman tersebut. Untuk bagian R.Inap Pasien VIP yang mana terdapat tanaman pada bagian balkon, digunakan jenis tanaman pot yang buahnya tumbuh di dalam tanah seperti Tanaman Bawang, Jahe, dll.
Selain penerapan prinsip-prinsip Green design di atas terdapat pula penerapan
Green design lainnya yang menyangkut masalah economi, seperti dengan
penggunaan kusen aluminium, penggunaan jenis Rumput Gajah,dll sehingga memungkikan perawatan yang minimal atau low-maintanance.
Sedangkan prinsip Green design untuk Toxic adalah dengan meminimalkan penggunaan material yang dapat memyebabkan efek negatife baik pada kesehatan manusia juga pada lingkungan, seperti penggunaan plitur yang dialihkan dengan paper wood sebagai finishing.
Untuk prinsip Lokal Resoure dicapai melalui penerapan desain yang dapat disesuaikan dengan pekerja lokal serta penggunaan jenis material lokal dalam batasan radius 50 Km.
Universitas Kristen Maranatha Bandung 2008 82 Berdasarkan penerapan prinsip-prinsip Green design yang ada, sesuai dengan perhitungan Holcim Award, yang mempunyai 3 kategori penerapannya yaitu pada bidang sosial, economi, dan environmental maka didapatkan hasil sebagai berikut.
Dari grafik yang ada dapat dilihat hasil yang dicapai menghasilkan angka 4,4. Dengan nilai klasifikasi tersebut ditunjukan bahwa hasil penerapan Green
design pada interior Rumah Sakit Umum tersebut telah mencapai kategori
Green dengan batas minimal 4.
Berdasarkan data-data yang diperoleh, dikatakan bahwa bangunan awal dikatakan tidak hemat energi8 karena adanya jendela besar pada bagian muka bangunan yang menyebabkan banyaknya sinar matahari masuk. Sinar matahari tersebut menyebabkan suhu di dalam bangunan menjadi panas sehingga harus diatasi dengan penggunaan banyaknya AC.
Oleh karena itu dalam perancangan interior Rumah Sakit Umum ini dibuat sebuah solusi yaitu dengan pembuatan sirip-sirip aluminium yang diletakan pada bagian dalam sehingga dapat berfungsi juga sebagai elemen estetis pada interior ruangan.
8
ix
DAFTAR PUSTAKA
Dudley, William Hunt, JR., AIA, 1960,. Hospital, Clinics and health center, F.W. DODGE CORPORATION
Hosking, Sarah and Liz Haggard, Healling the Hospital Environtmen (Chapter3 Priciples Of Interior Renovation the Role of The Interior Designer Page 47-49 ; Chapter 5 Interior futures: From floors to furnitures page 83-100). 1999. London: E & Fn Spon
J.Kibert,Charles. 2005. Sustainable Construction: Green Design Building and Delivery. New Jersey: John Willey and Son, Inc.
Meyer, William.T.1983. Energy and Economics and Building Design. USA: Mc Graw Hill. Inc
Neufert, Ernest. 2002. Data Arsitek(bagian rumah sakit halaman 205-208;210-213) Jakarta: Erlangga
Papenk, Victor. The Green Inferative(Ecology and Ethics in Design and Architecture)1995. Singapore: C.S.Graphics
Pokok-pokok pedoman arsitektur medik RSU Klas C. 1991.Jakarta:direktorat instalasi medik; direktorat jendral pelayanan medik; departemen kesehatan RI
Pedoman Bidang Studi Sanitasi Tempat-tempat Umum: Komponen Sanitasi RSU Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi. 1989. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; Proyek pengembangan pendidikan tenaga sanitasi pusat; pusat pendidikan tenaga kesehatan Wheeler, E. Todd, FAIA.1971. Hospital Modernisation and Expansion (chapter 7
schematic Planning: Design concept 120: architectural program 122; schematic planning 126: production stuff 134; design development 137; nusing unit expansion139;
constuction doc ument 141; site development 143). New York: Mc Graw Hill book company
http: //www. Onedreamdesign.com/humanspace/vt.shtml
Virtual tour of some design by Adam Rubinstein of Green Design http://www.arch.hku.hk/researc/BEER/sustain.htm
x http://www.healthdesign.org/research/reports/phisycal_environ.php
The Role of the physical environtment in the hospital of the 21st century: a once-in a lifetime opportunity
http://www.nataliedarafeev.com