Universitas Kristen Maranatha
i
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI di SMA ‘A’ Bandung.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Variabel penelitiannya adalah status identitas bidang pendidikan. Pengambilan data dilakukan di SMA ‘A’ Bandung, dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling hingga diperoleh jumlah sampel 50 orang. Teknik analisa untuk menganalisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi dan diolah dalam program SPSS 14.0 for Ms. Windows.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dimensi eksplorasi dan komitmen adalah modifikasi kuesioner mengenai status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI di SMA ‘A’ Bandung.
Berdasarkan hasil pengolahan data statistik diperoleh bahwa sebanyak 80% siswa kelas XI SMA ’A’ memiliki status identitas Achievement. Kesesuaian antara jurusan yang dipilih saat ini dengan bidang setelah lulus SMA menunjukkan hanya 55% saja dari siswa Achievement. Sementara 82,5% siswa Achievement menunjukkan belum memiliki keyakinan pada kemampuan akademik. Pembentukan status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI SMA ‘A’ paling kuat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu minat akademik.
Universitas Kristen Maranatha
v
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalah... 1
1.2 . Identifikasi Masalah ... 9
1.3 . Maksud, Tujuan, dan Kegunaan Penelitian... 9
1.4 . Kerangka Pemikiran... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 . Teori Status Identitas ... 26
2.1.1. Konsep Ego Identitas ... 26
2.1.2. Tiga Aspek Perkembangan Identitas... 27
2.1.3. Arah Perkembangan Identitas ... 28
2.1.4. Identitas Masa Remaja ... 30
2.1.5. Proses Dasar Identitas ... 31
2.1.6. Status Identitas Pada Masa Remaja Tengah... 32
2.1.7. Kriteria Eksplorasi Dan Komitmen... 35
2.1.8. Domain Pilihan Identitas... 37
Universitas Kristen Maranatha
vi
2.2.2. Batasan-Batasan Masa Remaja ... 39
2.2.3. Perubahan Mendasar Dari Masa Remaja ... 40
2.2.4. Empat Konteks Utama Masa Remaja ... 41
2.2.5. Area Perkembangan Psikososial Remaja ... 43
2.2.6. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja ... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 45
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 45
3.2.1. Variabel Penelitian ... 45
3.2.2. Definisi Operasional... 46
3.3. Alat Ukur... 48
3.2.1. Alat Ukur Status Identitas ... 48
3.2.2. Validitas Alat Ukur ... 52
3.3.3. Reliabilitas Alat Ukur ... 53
3.3.4. Data Penunjang ... 55
3.4. Populasi Sasaran dan Teknik Sampling ... 55
3.4.1. Populasi Sasaran ... 55
3.4.2. Karakteristik Populasi ... 56
3.4.3. Teknik Sampling ... 56
Universitas Kristen Maranatha
vii
4.1.1.Gambaran Responden ... 57
4.1.2. Hasil Pengolahan Data ... 58
4.2. Pembahasan... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 71
5.2. Saran... 72
5.2.1.Saran Pengembangan Ilmu... 72
Universitas Kristen Maranatha
viii
Tabel 4.2.1 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Usia
Tabel 4.2.2 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.2.3 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Keinginan Mencapai
Arah dan Tujuan Akademik
Tabel 4.2.4 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Keyakinan pada
Kemampuan Akademik
Tabel 4.2.5 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Kemampuan
Akademik
Tabel 4.2.6 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Minat Akademik
Tabel 4.2.7 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Perlakuan Orang Tua
berkaitan dengan Jurusan
Tabel 4.2.8 : Tabulasi silang Status Identitas dengan Orang yang
Dipandang Berhasil dan Menjadi Contoh
Universitas Kristen Maranatha
ix
Lampiran 1 : Hasil Olah Data Try Out Dimensi Eksplorasi dan Komitmen Lampiran 2 : Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Dimensi Eksplorasi Lampiran 3 : Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Dimensi Komitmen Lampiran 4 : Hasil Pengolahan Data Dimensi Eksplorasi
Lampiran 5 : Hasil Pengolahan Data Dimensi Komitmen
Universitas Kristen Maranatha
x
Luyckx, Koen., 2005. Identity Statuses Based Upon Four Rather Than Two Identity Dimensions : Extending and Refining Marcia’s Paradigm. Journal of Youth and Adolescence, 43, 605 – 618.
Universitas Kristen Maranatha
xi
Hurlock, Elizabeth B., 1997. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Penerbit Erlangga : Jakarta
Komputer, Wahana., 2006. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 14. Salemba Infotek : Jakarta.
Sukemi, Nurbani Y., 2000. Peranan Gaya Pengasuhan Orang Tua dan Guru Pembimbing dalam Sistem Among terhadap Pembentukan Status Identitas Vokasional pada Remaja Tengah (SMU Taman Siswa Yogyakarta).Program Magister UNPAD : Bandung.
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.2.1
Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Usia
Usia No Status Identitas
16 17 18
1 Achievement 45.5% 78.4% 100.0%
2 Moratorium 54.5% 8.1% 0
3 Foreclosure 0 2.7% 0
4 Diffusion 0 10.8% 0
Total 100% 100% 100%
Tabel 4.2.2
Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
No Status Identitas
Laki-laki Perempuan
1 Achievement 76.9% 81.1%
2 Moratorium 0 13.5%
3 Foreclosure 7.7% 0
4 Diffusion 15.4% 5.4%
Universitas Kristen Maranatha
Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Keinginan mencapai Arah dan Tujuan Akademik
Keinginan mencapai arah dan tujuan akademik No Status Identitas Bid setelah lulus yg diinginkan sesuai
dengan jur di SMA
Bid setelah lulus yg diinginkan tidak sesuai dengan jur di SMA
1 Achievement 55% 45% 100%
2 Moratorium 0 100% 100%
3 Foreclosure 100% 0 100%
4 Diffusion 75% 25% 100%
Tabel 4.2.4
Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Keyakinan pada Kemampuan Akademik
Keyakinan pada kemampuan akademik
No Status Identitas Yakin dengan kemampuan diri
dalam belajar
Ragu dengan kemampuan diri
dalam belajar
1 Achievement 17.5% 82.5% 100%
2 Moratorium 20% 80% 100%
3 Foreclosure 0 100% 100%
4 Diffusion 25% 75% 100%
Tabel 4.2.5
Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Kemampuan Akademik
Kemampuan akademik No Status Identitas
Nilai baik mudah diraih Nilai baik sulit diraih
1 Achievement 32.5% 67.5% 100%
2 Moratorium 40% 60% 100%
3 Foreclosure 0 100% 100%
4 Diffusion 0 100% 100%
Tabel 4.2.6
Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Minat Akademik
Minat akademik No Status Identitas
Tertuju pada jurusan tertentu Tidak ada
1 Achievement 87.5% 12.5% 100%
2 Moratorium 80% 20% 100%
3 Foreclosure 100% 0 100%
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.2.7
Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Perlakuan Orang Tua Berkaitan dengan Jurusan
Perlakuan orang tua berkaitan dengan jurusan
No Status
Identitas harus dipatuhi membebaskan sesuai kebutuhan
1 Achievement 20% 57.5% 22.5% 100%
2 Moratorium 0 60% 40% 100%
3 Foreclosure 0 0 100% 100%
4 Diffusion 0 75% 25% 100%
Tabel 4.2.8
Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Orang Tua yang Dipandang Berhasil dan Menjadi Contoh
Orang yang dipandang berhasil dan menjadi contoh
No Status
Identitas orang tua teman tokoh tidak ada
1 Achievement 32.5% 0 0 67.5% 100%
2 Moratorium 20% 0 0 80% 100%
3 Foreclosure 0 100% 0 0 100%
4 Diffusion 25% 0 0 75% 100%
Tabel 4.2.9
Tabulasi silang antara Status Identitas dengan Harapan Sosial
Harapan sosial
No Status
Identitas teman guru/sekolah keluarga tidak ada
1 Achievement 2.5% 7.5% 5% 85% 100%
2 Moratorium 0 0 20% 80% 100%
3 Foreclosure 0 0 0 100% 100%
Lampiran1
Hasil olah data try out dimensi eksplorasi
S I-1 I-2 I-3 I-4 I-5 I-6 I-7 I-8 I-9 I-10 I-11 I-12 I-13 I-14 I-15 I-16 Σ
1 4 2 4 4 1 4 4 2 2 3 1 3 2 3 2 3 44
2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 38
3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 41
4 3 2 3 3 1 4 4 1 1 4 2 4 1 4 1 3 41
5 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 39
6 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 41
7 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 1 3 1 4 1 37
8 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 39
9 1 4 1 1 4 1 1 4 4 1 3 2 3 2 3 2 37
10 1 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 37
Hasil olah data try out dimensi komitmen
S I-1 I-2 I-3 I-4 I-5 I-6 I-7 I-8 I-9 I-10 I-11 I-12 I-13 I-14 I-15 I-16 Σ
1 3 1 4 1 4 4 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 43
2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 38
3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 40
4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 38
5 4 2 4 1 4 4 4 2 2 3 1 3 2 3 3 2 44
6 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 39
7 3 1 4 1 4 4 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 43
8 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 41
9 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 4 39
Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Dimensi Eksplorasi
Item-Total Statistics
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
eksp1 .797 .957
eksp2 .794 .958
eksp3 .822 .957
eksp4 .897 .955
eksp5 .910 .955
eksp6 .961 .954
eksp7 .910 .955
eksp8 .896 .955
eksp9 .840 .956
eksp10 .926 .955
eksp11 .712 .959
eksp12 .646 .960
eksp13 .759 .958
eksp14 .673 .959
eksp15 .700 .959
eksp16 -.433 .970
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Dimensi Komitmen
Item-Total Statistics
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
eksp1 .862 .973
eksp2 .843 .973
eksp3 .990 .971
eksp4 .954 .972
eksp5 .954 .972
eksp6 .954 .972
eksp7 .954 .972
eksp8 .886 .974
eksp9 .710 .976
eksp10 .710 .976
eksp11 .847 .973
eksp12 .864 .974
eksp13 .864 .974
eksp14 .841 .973
eksp15 .689 .976
eksp16 .661 .976
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ∑ RESPONDEN
1 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 54 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 55 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44 4 3 1 3 3 2 4 3 1 2 4 1 3 1 4 2 37 5 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 50 6 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 37 7 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 45 8 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 52 9 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 42 10 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 40 11 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 44 12 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 54 13 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 47 14 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 48 15 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 49 16 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 52 17 4 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 45 18 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44 19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 20 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 48 21 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 49 22 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 51 23 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 54 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 44 27 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43 28 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 44 29 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 45 30 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 44 31 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 37 32 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 48 33 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 35 3 2 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 47 36 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 40 37 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 36 38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 39 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 51 40 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 50 41 3 3 1 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 47 42 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 41 43 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 4 47 44 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 50 45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 46 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 40 47 4 4 3 2 2 3 2 3 1 4 2 2 2 2 1 37 48 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 42 49 4 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 45 50 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 49
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 ∑
RESPONDEN
1 3 4 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3 2 2 3 2 41
2 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 49
3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 39
4 2 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 3 3 4 3 2 39
5 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 4 3 3 3 3 45
6 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 39
7 2 2 1 4 3 3 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 37
8 3 3 4 3 3 3 3 1 4 4 2 3 1 3 3 2 45
9 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 40
10 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 43
11 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 42
12 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 1 4 2 1 39
13 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 3 3 3 42
14 2 3 4 4 3 3 1 2 3 4 4 4 3 4 4 4 52
15 3 2 4 4 3 2 1 2 3 4 4 2 1 4 3 4 46
16 3 3 4 4 3 3 1 4 4 3 2 3 1 4 4 2 48
17 3 3 4 4 3 3 1 4 4 3 2 3 1 4 4 2 48
18 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 44
19 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 42
20 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 39
21 3 3 3 3 2 1 1 4 2 3 3 4 2 3 3 3 43
22 2 3 3 4 3 1 2 2 3 3 3 4 4 3 3 2 45
23 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 2 2 50
24 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 44
25 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 45
26 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 45
27 2 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 4 1 3 2 2 41
28 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 42
29 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 44
30 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 44
31 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 4 45
32 4 3 3 4 4 1 1 2 3 4 2 4 1 3 3 3 45
33 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 44
34 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 44
35 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 43
36 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 40
37 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 39
38 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 45
39 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 1 52
40 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 1 3 2 2 45
41 4 3 4 4 2 1 1 4 2 2 4 4 4 3 1 2 45
42 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 1 4 4 3 50
43 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 40
44 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 2 4 4 3 54
45 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 43
46 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 4 39
47 4 3 4 4 3 2 3 1 1 2 2 1 1 4 2 2 39
48 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 2 4 2 4 3 3 45
49 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 42
50 3 3 4 4 3 3 4 1 4 3 2 4 2 4 3 3 50
SUBYEK EKSPLORASI KOMITMEN STATUS IDENTITAS
1 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
2 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
3 TINGGI RENDAH MORATORIUM
4 RENDAH RENDAH DIFFUSION
5 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
6 RENDAH RENDAH DIFFUSION
7 TINGGI RENDAH MORATORIUM
8 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
9 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
10 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
11 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
12 TINGGI RENDAH MORATORIUM
13 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
14 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
15 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
16 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
17 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
18 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
19 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
20 TINGGI RENDAH MORATORIUM
21 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
22 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
23 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
24 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
25 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
26 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
27 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
28 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
29 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
30 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
31 RENDAH TINGGI FORECLOSURE
32 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
33 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
34 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
35 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
36 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
37 RENDAH RENDAH DIFFUSION
38 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
39 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
40 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
41 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
42 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
43 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
44 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
45 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
46 TINGGI RENDAH MORATORIUM
47 RENDAH RENDAH DIFFUSION
48 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
49 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
50 TINGGI TINGGI ACHIEVEMENT
Lampiran7
KATA PENGANTAR
Saya mahasiswi tingkat akhir fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha yang sedang menyusun
tugas akhir dengan judul studi deskriptif mengenaistatus identitas bidang pendidikan pada remaja SMA kelas
XI.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan dan bantuan Saudara untuk mengisi kuesioner
yang telah tersedia untuk memperoleh data yang dapat menunjang penelitian saya. Saya menjamin kerahasiaan
jawaban yang Saudara berikan, saya harap Saudara dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan kondisi dan
apa yang Saudara rasakan. Tidak ada jawaban yang salah karena semua jawaban mencerminkan apa yang
Saudara rasakan.
Untuk bantuan dan kesediaan Saudara, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat saya,
DATA PENUNJANG
Petunjuk Pengisian
Saudara diminta untuk mengisi data dibawah ini dengan jelas. Saya sangat mengharapkan dan sangat menghargai kejujuran Saudara dalam mengisi angket ini. Saya menjamin kerahasiaan jawaban, mohon dijawab sesuai dengan situasi yang sebenarnya. Saya ucapkan terima kasih untuk kesediaan dan kerjasamanya.
Jenis kelamin : ( L / P )
Usia : …… thn
Pada pertanyaan berikut, berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang tersedia dibawahnya, dan isilah dengan singkat pada tanda titik-titik ( … )
1. Setelah lulus SMA, Saudara lebih mungkin melanjutkan ke : ( ) perguruan tinggi yang sesuai dengan jurusan di SMA ( ) perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan jurusan di SMA 2. Kemampuan dalam belajar yang Saudara miliki :
( ) mendukung cita-cita setelah lulus SMA
( ) kurang mendukung cita-cita setelah lulus SMA
3. Nilai mata pelajaran yang mendukung pilihan jurusan di kelas XI :
( ) mudah diraih ( ) sulit diraih
4. Jurusan yang paling bermakna bagi Saudara :
( ) fisika ( ) biologi ( ) sosial ( ) bahasa ( ) tidak ada
6. Menurut Saudara, perlakuan yang diberikan ayah dan ibu dalam pemilihan jurusan di kelas XI pada Saudara pada dasarnya :
( ) harus dipatuhi
( ) serba membebaskan tanpa bimbingan ( ) membebaskan sesuai kebutuhan
7. Orang yang dipandang berhasil dalam hidup Saudara ingin mencontohnya : ( ) orang tua ( ) tokoh ( ) teman ( ) tidak ada
KUESIONER DIMENSI EKSPLORASI DAN KOMITMEN
STATUS IDENTITAS BIDANG PENDIDIKAN
Petunjuk
Berilah tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Saudara. Alternatif jawaban
yang tersedia adalah sebagai berikut :
S = Sesuai
CS = Cukup Sesuai
KS = Kurang Sesuai
TS = Tidak Sesuai
Contoh :
No. Pernyataan S CS KS TS
1. Setiap hari saya mencari informasi tentang jurusan di kelas XI
melalui surat kabar
No. Pernyataan S CS KS TS
1. Saya mencari informasi untuk memperdalam pengetahuan tentang
jurusan di kelas XI yang saya jalani
2. Saya belum berusaha meningkatkan pengetahuan sesuai tuntutan
tugas-tugas di kelas
3. Saya berusaha menambah wawasan dengan bertanya kepada orang yang
mengerti tentang jurusan di kelas XI ini
4. Saya membaca dari berbagai sumber untuk memperoleh informasi
tentang jurusan yang sudah saya pilih
5. Saya tidak merasa perlu bertanya kepada orang yang mengetahui
informasi mengenaijurusan kelas XI yang saya jalani saat ini
6. Saya ingin memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang jurusan
di kelas XI yang sedang saya jalani
7. Saya ingin mencari informasi tentang jurusan di kelas XI melalui media
apapun
8. Saya tidak berminat membaca hal-hal yang mengenai jurusan di kelas XI
yang sedang saya jalani
9. Setelah memperoleh informasi mengenai kelebihan dan kekurangan
jurusan di kelas XI yang saya jalani, selanjutnya saya tidak
mendiskusikan dengan orang tua
10. Saya merasa perlu mempertimbangkan lagi jurusan yang saya jalani saat
ini berkaitan dengan bidang akademis setelah lulus SMA nanti
11. Saya tidak merasa perlu mempertimbangkan keuntungan dan kerugian
dari segi gengsi dalam memilih jurusan di kelas XI
12. Saya mempertimbangkan sungguh-sungguh jurusan di perguruan tinggi
yang akan saya tekuni, agar dalam memilih nantinya tidak salah
13. Tentang pemilihan jurusan di kelas XI ini, bagi saya tidak perlu banyak
pertimbangan, sehingga dijalani saja seadanya
14. Saya berniat untuk lebih awal menentukan sendiri bidang setelah saya
lulus SMA nanti sesuai dengan jurusan yang saya jalani saat ini
15. Saya tidak menghiraukan sesuai atau tidaknya bidang setelah lulus SMA
nanti denganJurusan yang saat ini saya jalani
16. Jurusan di kelas XI yang saya jalani ini sudah sesuai dengan keinginan
No. Pernyataan S CS KS TS
1. Saya memilih jurusan di kelas XI ini atas dasar informasi yang cukup
2. Saya tak dapat memberi penjelasan pada orang lain mengenai alasan saya
memilih jurusan di kelas XI
3. Saya berusaha tekun belajar agar pengetahuan saya di jurusan kelas XI
ini semakin mantap
4. Saya enggan belajar untuk memperoleh nilai lebih tinggi untuk
memantapkan jurusan yang telah say pilih di kelas XI ini
5. Saya memiliki keinginan kuat untuk menjalani jurusan di kelas XI ini
agar berhasil seperti orang yang saya idolakan
6. Dalam hal akademis, saya berusaha bertingkah laku seperti orang yang
saya anggap berhasil, di jurusan kelas XI yang saya jalani saat ini
7. Saya memilih jurusandi kelas XI ini setelah menilai orang yang saya
idolakan sukses dalam bidang yang serupa
8. Saya tidak memiliki keinginan untuk memilih bidang pendidikan yang
serupa dengan tokoh idola saya
9. Tak ada yang dapat saya contoh dari orang yang sudah menjalani bidang
pendidikan yang serupa dengan jurusan di kelas XI yang saya jalani saat
ini
10. Saya yakin jurusan yang saya jalani sekarang akan banyak menawarkan
keuntungan bagi diri saya nanti
11. Saya belum memiliki gambaran yang jelas dengan pilihan jurusan di
kelas XI sekarang ini akan berhasil nantinya
12. Saya berusaha mengatasi berbagai hambatan dalam belajar
13. Saya rasa dengan bertahan pada pendirian untuk meneruskan jurusan di
kelas XI yang telah saya pilih justru akan menyulitkan diri saya sendiri
14. Keinginan dan harapan orang tua tidak mempengaruhi pilihan jurusan
yang saya jalani saat ini
15. Meskipun banyak hambatan dalam mencapai cita-cita yang sesuai
dengan jurusan di kelas XI yang sudah saya pilih, saya tetap tak akan
mengubahnya sedikit pun
16. Bagi saya yang penting masuk jurusan apapun di kelas XI, seperti yang
saya jalani saat ini, meskipun prospeknya tidak sesuai dengan harapan
saya
1
Universitas Kristen Maranatha 1. 1. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia terus mengalami perkembangan yang menyangkut
berbagai aspek kehidupan menuju suatu kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Setiap warga negara Indonesia harus berperan serta secara positif untuk mencapai
kesejahteraan tersebut, salah satu cara agar dapat berperan positif adalah dengan
mengenali kemampuan diri dalam menangani perjalanan hidup yang dianggap
penting. Hal ini memungkinkan terbentuknya sumber daya manusia yang mampu
menjalankan fungsi dan kewajibannya sesuai dengan tujuan hidupnya.
Bekerja merupakan salah satu tujuan hidup yang membutuhkan sumber
daya manusia yang memiliki kemampuan seperti yang digambarkan diatas.
Pembinaannya dilakukan melalui proses pendidikan.
Remaja sebagai generasi penerus, diharapkan untuk terus meningkatkan
kualitasnya melalui pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang
remaja, diasumsikan semakin tinggi pula peran yang dapat dimainkan dalam
masyarakat (Tempo, 2 Mei 2004). Misalnya, seorang lulusan sarjana Sastra
Inggris akan lebih memenuhi persyaratan bekerja sebagai staf imigrasi atau
manajer panggung, dibanding seorang lulusan SMA dengan pengalaman
Universitas Kristen Maranatha
Di Indonesia, umumnya remaja telah dibina dalam jenjang pendidikan
formal di sekolah sejak anak-anak. Pendidikan sekolah dari sekolah dasar ke
sekolah menengah, mengarahkan proses belajar. Proses ini bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai secara
bertahap. Proses inilah yang diharapkan akan menunjang pengenalan kemampuan
diri dalam menangani pengalaman hidup dalam bidang pendidikan.
SMA adalah jenjang pendidikan dimana remaja harus mulai memilih
jurusan. Jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat remaja berkaitan
dengan pengenalan diri. Karenanya segala hal yang berkaitan dengan pemahaman
diri, pemahaman lingkungan, dan perencanaan masa depan, memiliki implikasi
yang nyata bagi remaja (Lorentina, S.Pd, Pikiran Rakyat20 Februari 2006). Pendidikan menjadi penting bagi remaja SMA. Menurut Archer (1990), melalui pendidikan, keterampilan untuk bekerja diperoleh dan terus menerus
dinilai. Misalnya, kemampuan dasar memahami mata pelajaran tertentu, cara
belajar, tanggung jawab terhadap tugas, usaha dan ketekunan, akan
mengembangkan kemampuan akademisnya.
Melalui pendidikan, remaja juga mengembangkan kesadaran mengenai
juga hal-hal yang disukainya (Archer, 1990). Hal-hal yang diminati dalam bidang akademik mendukung kemampuan akademis agar bisa berprestasi dan
menentukan jurusannya. Misalnya, remaja SMA yang senang membantu orang
lain, kurang suka banyak berhubungan dengan orang lain, dan gemar memikirkan
Universitas Kristen Maranatha
Remaja yang telah mampu menilai kemampuan dan minatnya, mampu
menilai peluang yang dapat mereka raih, serta mampu mengambil keputusan yang
relatif menetap terhadap pilihan pendidikan, dikatakan sebagai remaja yang telah
mencapai identitas diri dalam bidang pendidikan (Marcia, 1993). Hasil perkembangan identitas bidang pendidikan pada remaja SMA, nampak dalam
pemilihan jurusan di kelas XI. Hal ini menunjukkan keputusan pilihan pendidikan
yang dibuat lebih awal. Dalam proses belajar di jurusan yang dijalani di kelas XI,
remaja perlu tahu hal-hal apa saja yang dipelajarinya di jurusan di kelas XI,
mengetahui kelebihan dan kelemahannya dalam belajar, mengenal hal-hal yang
diminatinya, keinginan untuk mendapat nilai baik dalam belajar,
mempertimbangkan kemungkinan untuk berhasil dalam pelajaran dan tekad yang
kuat untuk berprestasi di jurusan yang sedang dijalani.
Pemilihan segera jalur kurikulum SMA merupakan bentuk yang spesifik
dari perwujudan identitas bidang pendidikan (Archer,1990). Kenyataan banyaknya lulusan SMA yang menjadi penganggur, menunjukkan pentingnya
dasar cita-cita siswa dalam bidang akademis sejak memilih jurusan di SMA
(Pikiran Rakyat, 7 Januari 2006). Namun masih banyak juga lulusan SMA yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi pun tidak tahu ke jurusan mana mereka
akan memilih.
Menurut Indri Savitri (Lembaga Psikologi Terapan UI, 2006) hal ini adalah khas remaja Indonesia karena tidak terdidik untuk mengambil keputusan
sendiri. Informasi yang kurang lengkap membuat mereka makin bingung, tanpa
Universitas Kristen Maranatha
jurusan. Kemudian baru menyadari kalau tidak suka belajar di jurusan tersebut,
kehilangan semangat, merasa terpaksa, merasa tertekan, dan akibatnya prestasi
pun mengecewakan. Hal tersebut tidak perlu terjadi bila remaja sejak duduk di
bangku kelas XI telah mencapai identitas bidang pendidikan. Bagaimana remaja
SMA kelas XI menilai kemampuan dan minatnya, mampu menilai peluang yang
dapat mereka raih, serta mampu mengambil keputusan yang relatif menetap
terhadap pilihan pendidikan disebut status identitas remaja SMA kelas XI dalam
bidang pendidikan.
Status identitas remaja kelas XI dalam bidang pendidikan ini ditentukan
berdasarkan dua dimensi yaitu dimensi yang menunjukkan adanya periode aktif
pengujian mempertanyakan pilihan-pilihan pendidikan dengan tujuan segera
mencapai keputusan yang relatif menetap ke masa depan mengenai tujuan-tujuan,
nilai-nilai dan keyakinan, dalam pemilihan jurusan di kelas XI. Serta dimensi
yang menunjukkan perwujudan pilihan yang relatif menetap dan terbukti melalui
aktivitas yang mendukung pada pelaksanaan pemilihan jurusan di kelas XI.
Gambaran permasalahan di SMA ‘A’ di Bandung yang dapat dikaitkan
dengan dimensi status identitasnya dalam bidang pendidikan tergambar melalui
wawancara peneliti dengan 2 orang guru kelas XI. Guru pertama menyampaikan
bahwa 6 orang siswanya mengungkapkan tidak pernah melakukan usaha yang
serius untuk mencapai pilihan jurusannya di kelas XI. Guru tersebut juga
menyampaikan bahwa 4 orang siswanya mengungkapkan aktivitas yang
dilakukannya dan mengarah pada pelaksanaan pilihan jurusan di kelas XI, sudah
Universitas Kristen Maranatha
Guru kedua menyatakan bahwa ada 5 orang siswanya yang menyerah
berusaha menemukan komitmen yang sesuai dengan keyakinannya dalam
pemilihan jurusan di kelas XI. Guru kedua tersebut juga menyatakan bahwa ada 5
siswanya yang kehilangan keyakinannya pada pilihan jurusan di kelas XI dan
tidak ada yang membuat mereka berusaha mencapai pilihan jurusannya di kelas
XI.
Menurut kedua guru tersebut, nilai yang kurang baik, penghargaan orang
tua dan guru yang kurang terhadap prestasi, serta perasaan tidak mampu dalam
belajar juga seringkali menjadi hambatan bagi siswa SMA ‘A’ kelas XI dalam
mengekspresikan kemampuan mereka berkaitan dengan tugas-tugas sekolah.
Berdasarkan angket yang diberikan pada 25 siswa kelas XI SMA ‘A’
tersebut. Diperoleh gambaran 56% dari kelompok siswa tersebut mengungkapkan
rasa bingung menentukan jurusan di kelas XI yang paling sesuai dengan diri
mereka, dan tidak ingin menguasai lebih jauh mata pelajaran yang telah diperoleh
di kelas XI. Mereka juga menyampaikan tidak bersemangat dalam belajar karena
merasa terpaksa belajar di jurusan yang dipilih. Kelompok siswa ini menunjukkan
tidak memiliki pemahaman mengenai kemungkinan alternatif pilihan jurusan di
kelas XI, tidak mengumpulkan informasi untuk mempertimbangkan alternatif
pilihan jurusan di kelas XI, tidak mempertimbangkan kelebihan dan kekurangn
dari alternatif pilihan jurusan di kelas XI, tidak memiliki keinginan segera
mengambil keputusan utnuk menentukan pilihan jurusan di kelas XI yang paling
sesuai. Disamping itu juga, menunjukkan tidak memiliki pemahaman mengenai
Universitas Kristen Maranatha
mendukung keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, tidak memiliki
figur signifikan sebagai sumber informasi yang dapat dijadikan panutan dalam
mencapai keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, tidak memiliki
keteguhan terhadap pilihan jurusan di kelas XI yang telah dijalani. Kelompok
siswa ini dikatakan berada pada status identitasDiffusionbidang pendidikan.
Gejala lain diperoleh yaitu sebesar 8 % dari 25 siswa tersebut
menunjukkan keputusan yang relatif stabil pada jurusan di kelas XI ini tanpa
mempertimbangkan secara serius informasi tentang jurusan lain yang mungkin
lebih sesuai dengan kemampuan mereka dan dapat dipilih kelak setelah lulus
SMA. Sebagian mengungkapkan bahwa pilihan jurusan ini sudah lama diinginkan
sejak masih duduk di bangku SMP. Kelompok siswa ini menunjukkan tidak
memiliki pemahaman mengenai kemungkinan alternatif pilihan jurusan di kelas
XI, tidak mengumpulkan informasi untuk mempertimbangkan alternatif pilihan
jurusan di kelas XI, tidak mempertimbangkan kelebihan dan kekurangn dari
alternatif pilihan jurusan di kelas XI, tidak memiliki keinginan segera mengambil
keputusan utnuk menentukan pilihan jurusan di kelas XI yang paling sesuai.
Disamping itu, telah menunjukkan memiliki pemahaman mengenai jurusan di
kelas XI yang telah dijalaninya, melakukan aktivitas belajar yang mendukung
keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, memiliki figur signifikan
sebagai sumber informasi yang dapat dijadikan panutan dalam mencapai
keberhasilan di jurusan kelas XI yang dijalaninya, memiliki keteguhan terhadap
pilihan jurusan di kelas XI yang telah dijalani. Kelompok siswa ini dikatakan
Universitas Kristen Maranatha
Gambaran lain yang diperoleh yaitu sebesar 20 % dari siswa tersebut
menyampaikan pernah mencoba untuk memilih satu yang paling sesuai diantara
jurusan fisika, biologi, bahasa dan sosial. Namun saat ini mereka belum bisa
memutuskan mana jurusan yang menurut mereka sesuai bagi mereka sendiri.
Mereka selalu membandingkan informasi yang mereka peroleh mengenai jurusan
di kelas XI. Sebagian dari mereka mengungkapkan seringkali bertanya pada orang
tua, guru atau teman mengenai jurusan-jurusan yang ada di kelas XI. Sebagian
lagi menyampaikan sering membaca dan bertanya pada orang tua, guru atau
teman mengenai jurusan di kelas XI. Kelompok siswa ini menunjukkan telah
memiliki pemahaman mengenai kemungkinan alternatif pilihan jurusan di kelas
XI, mengumpulkan informasi untuk mempertimbangkan alternatif pilihan jurusan
di kelas XI, mempertimbangkan kelebihan dan kekurangn dari alternatif pilihan
jurusan di kelas XI, memiliki keinginan segera mengambil keputusan utnuk
menentukan pilihan jurusan di kelas XI yang paling sesuai. Disamping itu, mereka
menunjukkan tidak memiliki pemahaman mengenai jurusan di kelas XI yang telah
dijalaninya, tidak melakukan aktivitas belajar yang mendukung keberhasilan di
jurusan kelas XI yang dijalaninya, tidak memiliki figur signifikan sebagai sumber
informasi yang dapat dijadikan panutan dalam mencapai keberhasilan di jurusan
kelas XI yang dijalaninya, tidak memiliki keteguhan terhadap pilihan jurusan di
kelas XI yang telah dijalani. Siswa-siswa ini dikatakan berada pada status
identitasMoratoriumbidang pendidikan.
Gejala lain yang diperoleh, sekitar 16 % dari kelompok 25 siswa SMA
Universitas Kristen Maranatha
tertentu di kelas XI. Pilihan ini menurut mereka adalah yang paling sesuai bagi
mereka. Kebanyakan dari mereka menyampaikan bahwa mereka mungkin saja
merubah pilihan jurusan tersebut bila menemukan kemungkinan jurusan lain yang
ternyata lebih baik menurut mereka. Disamping itu aktivitas untuk mengumpulkan
informasi lebih banyak mengenai jurusan yang dipilih saat ini seringkali
dilakukan dengan bertanya pada orang tua, guru, teman dan kerabat, juga melalui
hobi dan bacaan yang relevan. Kelompok siswa ini menunjukkan telah memiliki
pemahaman mengenai kemungkinan alternatif pilihan jurusan di kelas XI,
mengumpulkan informasi untuk mempertimbangkan alternatif pilihan jurusan di
kelas XI, mempertimbangkan kelebihan dan kekurangn dari alternatif pilihan
jurusan di kelas XI, memiliki keinginan segera mengambil keputusan utnuk
menentukan pilihan jurusan di kelas XI yang paling sesuai. Disamping itu juga
telah menunjukkan memiliki pemahaman mengenai jurusan di kelas XI yang telah
dijalaninya, melakukan aktivitas belajar yang mendukung keberhasilan di jurusan
kelas XI yang dijalaninya, memiliki figur signifikan sebagai sumber informasi
yang dapat dijadikan panutan dalam mencapai keberhasilan di jurusan kelas XI
yang dijalaninya, memiliki keteguhan terhadap pilihan jurusan di kelas XI yang
telah dijalani. Kelompok siswa ini dikatakan berada pada status identitas
Achievementbidang pendidikan.
Berdasarkan hasil angket diatas diperoleh gambaran bahwa ada berbagai
gejala tingkatan periode aktif mempertanyakan pilihan-pilihan pendidikan dalam
pemilihan jurusan di kelas XI, serta perwujudan pilihan melalui aktivitas yang
Universitas Kristen Maranatha
muncul menggambarkan banyaknya siswa kelas XI yang berada pada status
identitasDiffusion bidang pendidikan. Jika kurangnya informasi dan tidak adanya
keputusan mengenai pilihan jurusan yang dipilih tidak segera diatasi, hal tersebut
akan membuat siswa kehilangan arah pendidikannya. Selanjutnya peneliti ingin
mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan status identitas bidang pendidikan,
pada siswa kelas XI di SMA ‘A’ Bandung.
1. 2. Identifikasi Masalah
Ingin mengetahui bagaimana status identitas bidang pendidikan pada siswa
kelas XI di SMA “A” Bandung
1. 3. Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian Maksud Penelitian
Untuk memperoleh data tentang dimensi eksplorasi dan komitmen bidang
pendidikan pada remaja kelas XI SMA “A” di Bandung.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran tentang status identitas bidang pendidikan
Universitas Kristen Maranatha Kegunaan Penelitian
Kegunaan Teoretis
Memberikan tambahan informasi untuk psikologi perkembangan tentang
status identitas bidang pendidikan pada remaja kelas XI SMA “A” di
Bandung.
Memberikan informasi kepada mahasiswa yang membutuhkan bahan acuan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai status identitas bidang
pendidikan pada remaja kelas XI SMA “A” di Bandung.
Kegunaan Praktis
Bagi remaja SMA “A” di Bandung, hasil penelitian ini dapat menjadi
informasi tentang status identitas pendidikan agar remaja yang duduk di kelas
XI mulai mempertimbangkan pentingnya mencari informasi mengenai jurusan
di kelas XI dan mengambil keputusan mengenai pilihan jurusan di kelas XI
berkaitan dengan jurusan di perguruan tinggi atau bidang pekerjaan setelah
lulus SMA.
Bagi orang tua, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan panduan
tentang remaja serta status identitas pendidikan agar dapat lebih memahami
remaja yang berada pada status identitas tertentu.
Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberi informasi tentang status
identitas pendidikan agar dapat membantu memberikan banyak informasi
mengenai jurusan di kelas XI dan peluangnya di masa depan, baik melalui
Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kerangka Pemikiran
Menurut Steinberg (1993) individu yang berusia mulai 15 tahun sampai dengan 18 tahun berada pada tahap perkembangan yang disebut dengan masa
remaja tengah (middle adolescence). Pada tahap perkembangan remaja, tugas
pembentukan identitas pertama kali menjadi sangat penting. Meski menurut
Erikson (1968) perkembangan identitas terjadi pada semua tahap perkembangan, namun penekanannya pada masa remaja karena merupakan masa awal dimana
remaja harus menyadari dan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Identitas,
menurutMarcia(1993), adalah ketika individu telah mampu menilai kemampuan dan minatnya, mampu menilai peluang yang dapat diraih serta mampu mengambil
keputusan yang relatif menetap terhadap pilihan bidang kehidupan tertentu.
Salah satu tugas perkembangan yang harus dilalui oleh individu yang
berada pada tahap perkembangan remaja tengah adalah menentukan status
identitas bidang pendidikan. Bagi remaja, pertanyaan mendasar terbesar mengarah
pada pendidikan. Bila menyangkut kelanjutan pendidikan biasanya remaja
menentukan jurusan di SMA dan di perguruan tinggi (Gunarsa Singgih, 2000). Ketika individu mampu memilih bidang pendidikan tertentu yang sesuai dengan
dirinya, ia akan mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan sosialnya dan
memahami diri serta dunia pendidikannya secara akurat. Sebaliknya, bila tak
mampu memilih bidang pendidikan yang sesuai dengan dirinya, akan mengalami
kebingungan dalam kehidupan di masyarakat, khususnya dalam bidang
Universitas Kristen Maranatha
Status identitas bidang pendidikan merupakan gambaran pola identitas
masa dewasa dan identitas pendidikan masa anak-anak yang mendahuluinya
(Marcia, 1966). Penghayatan individu terhadap dirinya di masa depan akan selalu melibatkan penghayatan terhadap dirinya di masa lalu dan di masa sekarang.
Status identitas dalam bidang pendidikan adalah penghayatan siswa kelas XI
dalam menilai kemampuan dan minatnya, kemampuan menilai peluang yang
dapat mereka raih, serta kemampuan mengambil keputusan yang relatif menetap
terhadap pilihan pendidikan (Marcia, 1966). Pembentukan status identitas pendidikan remaja ditandai oleh ada atau tidaknya usaha eksplorasi menyangkut
berbagai alternatif pendidikan yang dilakukan, dan dikukuhkannya komitmen
yang mantap terhadap suatu pilihan pendidikan berlandaskan pertimbangan yang
matang.
Ada empat kategori status identitas bidang pendidikan, keempat status
identitas ini didapatkan melalui kombinasi aktivitas eksplorasi dan komitmen
seseorang dalam bidang pendidikan. yaitu status identitas diffusion (eksplorasi
rendah dan komitmen rendah dalam bidang pendidikan), status identitas
foreclosure (eksplorasi rendah dan komitmen tinggi dalam bidang pendidikan),
status identitasmoratorium(eksplorasi tinggi dan komitmen rendah dalam bidang
pendidikan) dan status identitas achievement (eksplorasi tinggi dan komitmen
tinggi dalam bidang pendidikan).
Menurut Archer (dalam Marcia dkk, 1993) dimensi eksplorasi dalam bidang pendidikan adalah dimensi yang menunjukkan adanya penghayatan atas
Universitas Kristen Maranatha
pendidikan yang relatif menetap ke masa depan. Berlangsungnya eksplorasi dalam
pembentukan identitas pendidikan diketahui melalui (1) knowledgeability, (2)
activity directed toward gathering information, (3) considering alternative
potential identity elements, dan (4) desire to make an early decision. Individu
yang bereksplorasi dalam pendidikannya memiliki bobot informasi yang
berakumulasi dan dipahami, mengenai kemungkinan-kemungkinan alternatif
pendidikan (knowledgeability). Individu ini juga harus menunjukkan aktivitas
yang cukup untuk mengumpulkan informasi yang memberi pengetahuan yang
diperlukan untuk sampai pada keputusan diantara alternatif-alternatif pendidikan
yang terus ada (activity directed toward gathering of information). Individu harus
sudah menguji alternatif-alternatif beberapa kali dan terikat pada pola yang
berurutan, sekali suatu alternatif dipilih maka pilihan lain yang muncul akan
dipertimbangkan, sehingga pilihan lain dihapus untuk pilihan yang lebih ekspresif
secara pribadi (considering alternative potential identity elements). Individu ini
juga harus memiliki keinginan untuk mengambil keputusan sesegera mungkin
agar dapat bertindak terarah dan ekspresif secara pribadi. Sebelum mencapai suatu
keputusan biasanya individu merasa tak nyaman, hingga sampai pada suatu
keputusan (desire to make an early decision).
Dimensi komitmen dalam bidang pendidikan menurut Archer (dalam Marcia dkk, 1993) adalah dimensi yang menunjukkan penghayatan yang stabil
dalam tujuan, nilai dan keyakinan seseorang yang terbukti melalui aktivitas yang
mendukung tentang pelaksanaan pemilihan pendidikannya. Ada atau tidaknya
Universitas Kristen Maranatha
knowledgeability, (2) activity directed toward implementing the chosen identity
element, (3) identification with significant other, (4) projecting one’s personal
future, dan (5) resistance to being swayed. Individu yang telah berkomitmen
dalam pendidikannya akan memiliki pengetahuan mendalam dan akurat tentang
pilihan pendidikannya (knowledgeability). Individu ini akan menunjukkan
aktivitas yang nyata sebagai perwujudan dari pengetahuan tentang pilihan
pendidikannya (activity directed toward implementing chosen identity element).
Individu yang berkomitmen biasanya juga akan memiliki figur tertentu yang
signifikan sebagai sumber informasi yang memberi alternatif-alternatif ke arah
imitation secara langsung (identification with significant others). Individu yang
telah berkomitmen juga mampu memproyeksikan rencana-rencana mereka yang
dapat menuntunnya dalam keputusan-keputusan di masa mendatang (projection of
one’s personal future). Individu yang berkomitmen juga akan memiliki keteguhan
terhadap pilihan yang telah dibuat dan tidak mudah dipengaruhi untuk berubah
dari pilihannya tersebut (resistance to being swayed). Pendidikan dalam hal ini
harus menjadi hal yang penting bagi diri individu sehari-hari, karena komitmen
yang hanya diucapkan tapi tidak terwujud dalam perbuatan adalah komitmen yang
diragukan.
Penghayatan individu terhadap kedua dimensi inilah yang akan
membentuk status identitas mereka. Mereka yang menghayati eksplorasi yang
rendah dan komitmen yang rendah akan membentuk status identitas Diffusion.
Mereka yang menghayati eksplorasi yang rendah dan komitmen yang tinggi akan
Universitas Kristen Maranatha
yang tinggi dan komitmen yang rendah akan membentuk status identitas
Moratorium dan mereka yang menghayati eksplorasi yang tinggi dan komitmen
yang tinggi akan membentuk status identitasAchievement.
Menurut Waterman dan Archer (dalam Marcia, 1993) saat individu masuk ke masa remaja, arah pendidikan yang dimiliki akan dibentuk oleh
pandangan pendidikan yang telah berkembang sejak masa anak-anak. Dengan
demikian pembentukan identitas ini menurut Marcia (1993) dipengaruhi oleh faktor internal yaitu diri remaja itu sendiri, yaitu (1) keinginan untuk mencapai
tujuan dan arah akademik, (2) keyakinan pada kemampuan akademik, dan (3)
kemampuan serta minat akademik. Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal
yang ikut mempengaruhi pembentukan identitas, yaitu (1) gaya pengasuhan orang
tua, (2) adanya figur model yang dipandang berhasil, serta (3) harapan sosial
mengenai pilihan identitas pendidikan yang muncul dari keluarga, sekolah dan
kelompok teman sebaya.
Berdasarkan survei awal peneliti, siswa SMA ‘A’ kelas XI yang berada di
status identitas Diffusion memiliki eksplorasi dan komitmen yang rendah dalam
pemilihan jurusan di kelas XI. Mereka yang berada pada status identitas
Diffusion, baik di jurusan fisika, biologi, sosial maupun bahasa, nampak kurang
tertarik atau memperlihatkan pandangan yang relatif dangkal tentang arah
pendidikannya (Waterman dan Archer, dalam Marcia, 1993). Perasaan pentingnya pilihan jurusan di kelas XI kurang sehingga aktivitas yang mengarah
pada tugas yang berkaitan dengan jurusan di kelas XI pun minim. Dengan
Universitas Kristen Maranatha
berkaitan dengan jurusan yang dipilihnya di kelas XI (eksplorasi rendah) dan
mereka juga belum membuat atau memiliki keputusan tentang jurusan yang
mereka tekuni di kelas XI (komitmen rendah). Mereka bisa mempertimbangkan
jurusannya di kelas XI, namun pertimbangan tersebut belum sungguh-sungguh
bermakna bagi mereka. Mereka memilih jurusan di kelas XI seringkali karena hal
itu suatu keharusan atau karena ikut-ikutan teman dan bukan karena hal itu
benar-benar penting bagi mereka. Untuk beberapa siswa, tidak ada jurusan manapun di
kelas XI yang perlu dipertimbangkan, mereka hanya menjalani saja jurusan yang
sudah dipilih. Untuk sebagian lagi, hambatan yang dihadapi meliputi kegagalan
dalam mata pelajaran yang relevan dengan jurusan yang dijalaninya, tidak
diterima di jurusan yang diinginkan, dan keterbatasan fisik atau kurangnya
dorongan dari keluarga, sekolah, dan teman sebaya. Daripada berusaha di jurusan
yang sudah dijalani, atau mengeksplorasi seluruh kemungkinan untuk
mengembangkan kemampuan dan minatnya, siswaDiffusion lebih memilih untuk
mundur dari seluruh aktivitas eksplorasi, setidaknya untuk sementara. Siswa yang
tidak berusaha mencapai jurusan yang diinginkan sebelumnya akan memiliki
pengetahuan atas jurusan yang diinginkannya tersebut namun tidak memiliki
harapan dan antusiasme.
Siswa kelas XI dengan status identitas Diffusion tidak memiliki arah dan
tujuan di masa depan, dan tidak menyadari kemampuan akademisnya, serta tidak
mengetahui kemampuan dan minatnya sendiri sehingga tidak terdorong untuk
melakukan eksplorasi serta belum memiliki komitmen. Orang tua yang terbiasa
Universitas Kristen Maranatha
dengan pemiliha jurusan di kelas XI, membentuk siswa yang Diffusion dalam
identitas pendidikan. Orang tua dihayati siswa sebagai sosok yang kurang perduli,
tidak aktif, tidak memahami, sehingga mereka mengidentifikasi sikap kurang
perduli dan kurang aktif dalam bereksplorasi dan kurang memahami pentingnya
membuat komitmen.
Siswa kelas XI yang berada pada status identitas Diffusion dapat
berkembang hingga berada pada status identitas Moratoriumdengan mulai secara
serius melakukan eksplorasi terhadap keanekaragaman kemungkinan
pilihan-pilihan pendidikan yang sesuai dengan jurusan yang dipilihnya saat ini. Atau
mungkin saja dapat berkembang hingga berada pada status identitas Foreclosure
dengan mulai menentukan kemungkinan yang paling nyata dari arah pendidikan
yang sesuai dengan jurusan di kelas XI, tanpa pernah mengevaluasi arah
tindakan-tindakan yang lain. Atau juga mungkin tetap berada pada status identitasDiffusion
bila tidak pernah melakukan usaha yang serius untuk melaksanakan tugas-tugas
yang berkaitan dengan pencapaian arah pendidikan yang sesuai dengan
jurusannya saat ini.
SiswaForeclosuredi kelas XI menunjukkan komitmen sejati pada jurusan
yang sedang dijalani tanpa pernah secara serius mempertimbangkan arah
pendidikan lain yang mungkin dipilihnya. Sehingga siswa minim dalam bertanya
tentang hal-hal yang berkaitan dengan jurusan yang dipilihnya di kelas XI
(eksplorasi rendah) atau belum mengalami krisis berkaitan dengan pemilihan
jurusan. Rasa kagum yang kuat pada figur tertentu dapat membuat mereka
Universitas Kristen Maranatha
“dengan setia” menjalani pendidikan sesuai harapan orang tua atau figur penting
lain, dengan demikian peran orang tua atau figur signifikan amat penting dalam
pendidikan mereka (Waterman dan Archer, dalam Marcia, 1993). Mereka cenderung membatasi aktivitas dan pengetahuan mereka pada pilihan jurusannya
saat ini dan pilihan ini seringkali dibuat di usia yang lebih muda, seperti di
sekolah dasar atau sekolah menengah pertama, sehingga mereka disebut memiliki
komitmen yang prematur. Ekspresi mereka dalam pendidikan dapat
sungguh-sungguh namun identitas mereka menurut Waterman (dalam Marcia, 1993) belumlah berkembang seperti mereka yang memiliki status identitasachievement,
sehingga mereka yang berada di status ini seringkali tidak mengetahui alasan
mereka sendiri memilih jurusan tersebut. Remaja Foreclosure akan memperkuat
jurusannya di kelas XI dengan memperdalam buku-buku dan program televisi
yang relevan, diiringi dengan fantasi dan pernyataan tegas. Melalui kurangnya
eksplorasi mereka kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi pendidikan yang
memiliki potensial ekspresif secara pribadi. Umumnya, figur model yang
signifikan dapat diidentifikasi, seperti orang tua, guru atau tokoh media.
Siswa dengan status identitas Foreclosure tidak memiliki arah dan tujuan
di masa depan, tapi menyadari kemampuan akademisnya dan mengenal
kemampuan serta minat akademisnya, sehingga mereka tidak terdorong untuk
melakukan eksplorasi, namun memiliki komitmen pada jurusan yang dijalaninya.
Orang tua yang terbiasa menentukan apa saja yang harus dilakukan siswa dan
mengambil keputusan bagi siswa sehubungan dengan pemilihan jurusan di kelas
Universitas Kristen Maranatha
terbiasa mengikuti harapan orang tua saja. Orang tua dihayati sebagai sosok yang
dekat, menyayangi dan berpusat pada remaja dengan dukungan yang sesuai
dengan nilai keluarga, sehingga remaja pun mengidentifikasi arahan orang tuanya
sebagai hal yang baik untuk dijalani tanpa merasa perlu memahami keuntungan
dan kerugian dari jurusan yang dijalaninya saat ini.
Siswa kelas XI yang berada pada status identitas Foreclosure dapat
berkembang hingga berada pada status identitas Moratorium jika komitmen awal
mereka ditantang dengan cara yang membutuhkan pertimbangan
kemungkinan-kemungkinan pilihan arah pendidikan yang sesuai dengan jurusannya saat ini.
Atau tetap berada pada status identitas Foreclosurehingga terbawa ke komitmen
setelah lulus SMA dengan tujuan dan nilai-nilai yang telah berkembang sebelum
dan selama belajar di kelas XI. Atau mungkin saja berkembang hingga berada
pada status identitas Diffusion jika komitmen awal berangsur-angsur berubah
menjadi tak bermakna tanpa ada usaha untuk memperbaiki atau menentukan
komitmen baru pada arah pendidikan.
Siswa Moratorium secara simultan dan berurutan memilih diantara
beberapa pilihan jurusan di kelas XI. Saat ini, tidak ada komitmen, namun ada
satu arah pendidikan yang sesuai dengan jurusan di kelas XI untuk diantisipasi di
masa depan. Individu mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari beberapa
arah pendidikan setelah lulus SMA secara simultan. Untuk setiap pola
pengambilan keputusan, pengetahuan dan aktivitas mengenai jurusan di kelas XI
terus dibandingkan. Siswa Moratorium seharusnya dapat menilai keterampilan
Universitas Kristen Maranatha
Eksplorasi yang tepat mungkin melibatkan diskusi dengan orang tua, guru,
penasehat dan teman sebaya, mengunjungi sekolah (kampus), bacaan relevan, atau
partisipasi aktif melalui kerja paruh waktu. Krisis remaja dalam pemilihan jurusan
sering dipicu oleh hambatan penting dalam belajar seperti nilai yang kurang baik,
penghargaan orang tua dan guru yang kurang, atau perasaan tak mampu dalam
belajar (Waterman dan Archer , dalam Marcia, 1993). Hambatan-hambatan yang dihadapi siswa Moratorium dapat membuat mereka bereksplorasi atau
bertanya tentang pilihan-pilihan jurusan yang ada (eksplorasi tinggi) dan belum
yakin tentang jurusan yang telah dipilihnya (komitmen rendah).
Remaja dengan status identitas Moratorium memiliki arah dan tujuan di
masa depan, tapi kurang menyadari kemampuan akademisnya dan kurang
mengenal kemampuan serta minat akademisnya. Mereka terdorong untuk
melakukan eksplorasi, namun belum memiliki komitmen pada jurusan yang
dijalaninya. Orang tua dihayati remaja Moratorium tanpa kejelasan, dan biasanya
hubungan dengan keluarga digambarkan dalam konflik, karena remaja ini
menginginkan kebebasan. Sehingga remaja mengidentifikasi hubungan dengan
orang tuanya dalam perilaku mencari kebebasan dengan aktivitas eksplorasi yang
tinggi, dan hubungan yang tidak jelas diidentifikasi dalam bentuk komitmen yang
rendah, tanpa arah dan tujuan.
Siswa yang berada di status identitas Moratorium dapat juga berasal dari
status Achievement namun karena pemecahan masalah yang sebelumnya tidak
memuaskan, mereka kembali bereksplorasi guna memperkuat komitmen yang
Universitas Kristen Maranatha Fraser dan Marcia (1992) mengalami siklus MAMA (Moratorium-Achievement-Moratorium-Achievement). Atau mungkin juga dapat berkembang regresif hingga
berada pada status identitas Diffusionbila menyerah dalam usaha menemukan hal
yang berguna untuk bisa memiliki komitmen dalam arah pendidikan yang sesuai
dengan jurusan yang dijalaninya saat ini.
Siswa Achievement telah melalui Moratorium secara sukses dan saat ini
berkomitmen pada alternatif pendidikan yang dirasa paling ekspresif secara
pribadi. Mereka memperlihatkan aktivitas pendidikan yang utuh yang
mempengaruhi hidup sehari-hari. Mereka pernah bertanya atau telah mengalami
krisis berkenaan dengan pemilihan jurusan (eksplorasi tinggi) dan juga telah
memutuskan tentang jurusan tertentu sebagai pilihan (komitmen tinggi).
(Waterman dan Archer, dalam Marcia, 1993). Pilihan yang lebih baik biasanya ditolak, meski pernyataan yang fleksibel biasa muncul mewakili keinginan untuk
merubahnya jika pilihan yang lebih baik datang kemudian. Siswa Achievement
akan dapat menghubungkan alternatif-alternatif pendidikannya dengan
kemampuan, kesukaan dan ketidaksukaan mereka. Mereka yang berada pada
status identitas ini menurut Waterman (dalam Marcia, 1993) adalah yang memiliki identitas paling berkembang. Hal ini terjadi karena mereka pada suatu
waktu pernah mempertanyakan pilihan jurusan mereka di kelas XI dan mungkin
telah mempertimbangkan beberapa alternatif jurusan di kelas XI sehingga
memiliki pengenalan terhadap jurusan-jurusan yang ada, setelah itu baru memilih
satu jurusan. Pengenalan diri remaja sangat mempengaruhi pembentukan identitas
Universitas Kristen Maranatha
Siswa dengan status identitas Achievement memiliki arah dan tujuan di
masa depan, serta menyadari kemampuan akademisnya, dan mengetahui
kemampuan serta minat akademisnya. Pengenalan diri ini mengarahkan siswa
bereksplorasi untuk mendapatkan sendiri nilai dan tujuannya sendiri. Orang tua
yang demokratis, biasa melibatkan siswa dalam proses pengambilan keputusan
dan mengijinkan mereka membuat keputusan sendiri sehingga membuat siswa
memiliki identitas yang achieved. Dengan demikian remaja dapat bereksplorasi
dalam pemilihan jurusan di kelas XI dengan bebas disertai bimbingan orang tua
sebelum kemudian memutuskan pilihan jurusannya.
Siswa yang berada pada status identitas ini akan terus memiliki Identity
Achiever dengan memelihara komitmennya terhadap tujuan dan nilai-nilai yang
berhasil selama melakukan eksplorasi. Atau karena pemecahan masalah yang
sebelumnya tidak memuaskan, mereka kembali bereksplorasi guna memperkuat
komitmen yang telah dibuat sebelumnya, hingga mengalami siklus MAMA
(Stephen, Fraser dan Marcia, 1992). Atau mungkin juga berkembang hingga memiliki Identity Diffusion jika komitmen yang telah dikembangkan hingga
menjalani jurusan di kelas XI ini berlahan kehilangan vitalitasnya tanpa memicu
eksplorasi arah pendidikan yang baru.
Dalam hal pengaruh lingkungan sekolah terhadap perkembangan identitas
pendidikan, nampak ketika seseorang mulai memasuki masa remaja. Di masa ini,
di luar keluarga, komunitas tempat individu tinggal mempengaruhi fase-fase awal
pembentukan identitas pendidikan. Jika siswa kelas XI hidup di lingkungan
Universitas Kristen Maranatha
mengembangkan status identitas Foreclosure. Ketika teman dan kerabat berasal
dari latar belakang serupa dan mengarah ke arah yang serupa, mudah untuk
menerima sesuatu memang sudah seharusnya terjadi seperti yang biasanya terjadi.
Ketika harapan komunitas yang ada diperkuat sistem sekolah, kemungkinan
komitmen awal dari remaja Foreclosure akan meningkat. Namun bila komitmen
ini dihalangi, akan menjadi pengaruh bagi siswa untuk terus melakukan eksplorasi
mengenai jurusannya di kelas XI. Hingga memungkinkan remaja berkembang
menjadiMoratoriumatauAchievement.
Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap perkembangan identitas
pendidikan, nampak ketika siswa kelas XI mulai memasuki masa remaja. Di masa
ini mereka mulai membentuk identitasnya sendiri dan melepaskan diri dari
pengaruh orang tua. Mereka mulai tidak bergantung pada orang tuanya. Teman
sepergaulan mulai terlibat dalam memberikan pengaruhnya dalam perkembangan
identitas siswa. Siswa SMA yang memiliki pergaulan lebih luas dari lingkungan
sekolahnya misalnya, memungkinkannya memiliki banyak teman dengan banyak
hobi sehingga mulai mengenal aktivitas yang berkaitan dengan jurusan pendidikan
yang berbeda dengan yang dikenalnya.
Siswa Diffusion dalam bidang pendidikan dapat dipengaruhi lingkungan
pergaulan yang terbiasa mengabaikan pentingnya alternatif informasi mengenai
jurusan di kelas XI dan terbiasa menunda keputusan segera mengenai pemilihan
jurusan tertentu. Siswa Foreclosure dalam bidang pendidikan dapat dipengaruhi
lingkungan pergaulan yang terbiasa mengikuti pilihan orang tua atau hanya
Universitas Kristen Maranatha
dalam bidang pendidikan dapat dipengaruhi lingkungan pergaulan yang terbiasa
mencari hal-hal baru sehingga banyaknya pilihan jurusan di kelas XI
memungkinkan siswa memikirkan pilihan jurusan lain disamping jurusan yang
dijalaninya saat ini. Siswa Achievement dalam bidang pendidikan dapat
dipengaruhi lingkungan pergaulan yang terbiasa mencari informasi sebanyak
mungkin untuk merasa yakin dengan pilihan jurusan yang dijalaninya saat ini.
Untuk memperjelas uraian diatas digambarkan bagan kerangka pikir
berikut ini :
Dari kerangka pemikiran di atas maka dapat ditarik asumsi sebagai berikut : Masa remaja merupakan masa penemuan identitas bidang pendidikan. Untuk
mengetahui status identitas bidang pendidikan remaja siswa kelas XI SMA ‘A’ Faktor-faktor yang mempengaruhi:
Jenis kelamin
Usia Faktor Internal :
Keinginan mencapai tujuan dan arah akademik
Keyakinan pada kemampuan akademik
Kemampuan dan minat akademik
Faktor Eksternal :
Gaya pengasuhan orang tua
Adanya figur yang dipandang berhasil
Harapan sosial (keluarga, sekolah, teman sebaya)
Universitas Kristen Maranatha
Bandung, perlu diketahui penghayatan siswa terhadap tingkah laku eksplorasi
dan komitmen dalam bidang pendidikan
Siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung telah melalui pemilihan jurusan di kelas XI
untuk dapat mulai menentukan sendiri arah hidupnya di bidang pendidikan Siswa kelas XI SMA ‘A’ Bandung telah menunjukkan berkembangnya tingkah
laku eksplorasi dan komitmen bidang pendidikan sebagai dimensi status
identitas bidang pendidikan
Pembentukan status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI SMA ‘A’
Bandung berkaitan dengan faktor internal (keinginan mencapai tujuan dan arah
akademik, keyakinan pada kemampuan akademik, serta kemampuan dan minat
akademik), dan faktor eksternal (gaya pengasuhan orang tua, adanya figur yang
dipandang berhasil, serta harapan sosial dari keluarga, sekolah atau pergaulan) Kombinasi antara tingkah laku eksplorasi dan tingkah laku komitmen bidang
pendidikan menunjukkan status identitas bidang pendidikan siswa kelas XI
71
Universitas Kristen Maranatha 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
- Sebanyak 80% siswa kelas XI SMA ’A’ memiliki status identitasAchievement.
- Keinginan untuk mencapai arah dan tujuan akademik pada siswa kelas XI SMA
’A’ ternyata menunjukkan hanya 55% saja dari yang Achievement, hal ini
menggambarkan bahwa sekolah tersebut masih kurang mengarahkan siswa
untuk mempertimbangkan kesesuaian jurusan di SMA dengan bidang jurusan
yang diinginkan setelah lulus SMA.
- Siswa kelas XI SMA ’A’ yang Achievement seharusnya telah memiliki
keyakinan pada kemampuan akademik, ternyata sebesar 82,5% dari yang
Achievementbelum memiliki keyakinan pada kemampuan akademik.
- Status identitas Achievement pada siswa kelas XI SMA ’A’ tidak dipengaruhi
oleh faktor identifikasi terhadap figur yang dipandang berhasil dan menjadi
Universitas Kristen Maranatha
- Status identitas Achievement pada siswa kelas XI SMA ‘A’ tidak dipengaruhi
oleh faktor harapan sosial dalam pemilihan jurusan di kelas XI, dan sebesar
85% dalam pemilihan jurusannya di kelas XI tidak dipengaruhi oleh siapapun.
- Pembentukan status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI SMA ‘A’
paling kuat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu minat akademik. Diantara
siswa yang berada pada status identitas Achievement sebesar 87,5%
menunjukkan telah memiliki minat akademik, yaitu minat di fakultas perguruan
tinggi setelah lulus SMA yang sesuai dengan minat jurusan di kelas XI.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Pengembangan Ilmu
- Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh harapan sosial terhadap
status identitasMoratorium, untuk memperkuat teori mengenai pengaruh faktor
harapan sosial.
- Perlu diadakan penelitian dengan kajian minat akademik pada pemilihan
jurusan di SMA, untuk memperoleh gambaran lebih jauh kaitan antara minat
Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Praktis
- Bagi sekolah, untuk memberikan pengetahuan berupa pentingnya
peningkatan status identitas bidang pendidikan di SMA sebagai upaya
pencapaian fakultas perguruan tinggi yang sesuai.
- Bagi guru BP, agar memberikan pelatihan berupa soal-soal situasi yang
menunjukkan pemilihan fakultas di perguruan tinggi untuk melatih kepekaan
siswa menilai kemampuan, minat, dan peluang yang mungkin diraihnya dari
jurusan fisika, biologi, sosial, dan bahasa.
- Bagi siswa yang belum memiliki pilihan fakultas di perguruan tinggi, untuk
berusaha mengenal kelebihan dan kekurangannya dalam bidang pendidikan,
serta hal-hal yang disukai dan yang tidak disukainya, sehingga dapat mulai
menentukan satu bidang pendidikan yang relatif paling sesuai dan menetap
Universitas Kristen Maranatha Luyckx, Koen., 2005. Identity Statuses Based Upon Four Rather Than Two Identity
Dimensions : Extending and Refining Marcia’s Paradigm. Journal of Youth and Adolescence, 43, 605 – 618.
Universitas Kristen Maranatha Hurlock, Elizabeth B., 1997. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan.Penerbit Erlangga : Jakarta
Komputer, Wahana., 2006. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 14. Salemba Infotek : Jakarta.
Sukemi, Nurbani Y., 2000. Peranan Gaya Pengasuhan Orang Tua dan Guru Pembimbing dalam Sistem Among terhadap Pembentukan Status Identitas Vokasional pada Remaja Tengah (SMU Taman Siswa Yogyakarta). Program Magister UNPAD : Bandung.