ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING (RBBR)
(Studi Empiris Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)
Bermadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013. Kesehatan bank merupakan hal yang penting untuk menarik kepercayaan masyarakat.
Penelitian ini adalah studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan total sampel sebanyak 22 bank. Penelitian ini menggunakan metode Risk-Based Bank Rating (RBBR), yaitu terdiri dari faktor profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas dan capital.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Faktor profil risiko: yang terdiri dari risiko kredit mendapat predikat sangat sehat, sedangkan risiko pasar mempunyai rasio di atas 100% dan memiliki risiko sedang, dan untuk risiko likuiditas mendapat predikat cukup sehat; (2) Faktor Good Corporate Governance (GCG) mendapat predikat baik; (3) Faktor rentabilitas mendapat predikat sangat sehat; (4) Faktor capital mendapat predikat sangat sehat.
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF BANK’S HEALTH LEVEL USING RISK-BASED BANK RATING METHOD (RBBR)
(An Empirical Study on the Banks which are Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012 and 2013)
Bernadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The study aims to understand banks health level which are listed in Indonesia stock exchange in 2012 and 2013. Bank’s health is important to gain public trust.
This study is an empirical study in the banks which are listed in Indonesia stock exchange. Data was collected using documentation technique. This study used purposive sampling in which the total sample was 22 banks. The study used risk-based bank rating method, which consists of risk profile factor, good corporate governance, earning and capital.
The result of this study showed that: (1) Risk profile factor: which consist of credit risk got very healthy predicate, while market risk had ratio over 100% and had moderate risk, and for the liquidity risk got healthy enough predicate; (2) Good Corporate Governance factor got good predicate; (3) Earning factor got very healthy predicate; (4) Capital factor got very healthy predicate.
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING
(RBBR)
(
Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Bernadetha Dian Septiana NIM : 112114072
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING
(RBBR)
(
Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Bernadetha Dian Septiana NIM : 112114072
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PERSEMBAHAN
Hanya dalam Yesus lah kita menemukan
kelegaan, ringan dan kesegaran
saat kita merasa letih dan berbeban berat.
(Mat 11:28-30)
Sebuah karya kecil yang Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus tercinta
Bapak dan Ibu tersayang
Keluarga dan kerabat
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING (RBBR)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 27 Agustus 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Bernadetha Dian Septiana
Nomor mahasiswa : 112114072
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Risk-Based Bank Rating (RBBR)”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang menyatakan
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode
Risk-Based Bank Rating (RBBR)”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma. Saya menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan,
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan menuntun penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Fr Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. selaku Dosen penguji atas
masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Lisia Apriani, SE., M.Si., Ak., QIA., C.A. selaku Dosen Penguji atas
masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto M.Si. selaku Dosen Pendamping Akademik
yang selalu membantu dalam masa-masa perkuliahan saya.
6. Bapak dan Ibu yang selalu mendukung dan mendoakan penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan dan semngat serta saling
mendoakan satu dengan yang lain.
8. Teman-teman Akuntansi 2011 kelas B yang mendukung dan memberi
semangat serta mendoakan satu dengan yang lain.
9. Teman-teman MPAT yang mendukung dan memberi semangat serta
10.Semua pihak yang banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
DAFTAR ISI
1.5 Risiko Hukum . . . 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian . . . 33
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 RSA dan RSL . . . 15
Tabel II.2 Aspek penilaian GCG . . . 23
Tabel II.3 Indikator Rentabilitas. . . 25
Tabel II.4 Indikator Capital. . . . . . 28
Tabel IV.1 Kriteria Pemilihan Sampel. . . 39
Tabel IV.2 Daftar Bank yang Menjadi Sampel . . . 40
Tabel V.1 Hasil Perhitungan Rasio NPL . . . . . . 50
Tabel V.2 Hasil Perhitungan Rasio IRR 2012 . . . . . 52
Tabel V.3 Hasil Perhitungan Rasio IRR 2012 . . . . . 53
Tabel V.4 Hasil Perhitungn Kesenjangan Dana 2012 . . . 55
Tabel V.5 Hasil Perhitungan Rasio Kesenjangan Relatif 2012 .. . . 56
Tabel V.6 Hasil Perhitungan Kesenjangan Dana 2013 . . . . . 57
Tabel V.7 Hasil Perhitungan Rasio Kesenjangan Relatif 2013 . . . 58
Tabel V.8 Hasil Perhitungan Rasio LDR . . . 59
Tabel V.9 Hasil Self Assessment GCG . . . . . 60
Tabel V.10 Hasil Perhitungan Rasio ROA . . . . . 62
Tabel V.11 Hasil Perhitungan Rasio NIM . . . 63
ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING (RBBR)
(Studi Empiris Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)
Bermadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013. Kesehatan bank merupakan hal yang penting untuk menarik kepercayaan masyarakat.
Penelitian ini adalah studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan total sampel sebanyak 22 bank. Penelitian ini menggunakan metode Risk-Based Bank Rating (RBBR), yaitu terdiri dari faktor profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas dan capital.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Faktor profil risiko: yang terdiri dari risiko kredit mendapat predikat sangat sehat, sedangkan risiko pasar mempunyai rasio di atas 100% dan memiliki risiko sedang, dan untuk risiko likuiditas mendapat predikat cukup sehat; (2) Faktor Good Corporate Governance (GCG) mendapat predikat baik; (3) Faktor rentabilitas mendapat predikat sangat sehat; (4) Faktor capital mendapat predikat sangat sehat.
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF BANK’S HEALTH LEVEL USING RISK-BASED
BANK RATING METHOD (RBBR)
(An Empirical Study on the Banks which are Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012 and 2013)
Bernadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The study aims to understand banks health level which are listed in Indonesia stock exchange in 2012 and 2013. Bank’s health is important to gain public trust.
This study is an empirical study in the banks which are listed in Indonesia stock exchange. Data was collected using documentation technique. This study used purposive sampling in which the total sample was 22 banks. The study used risk-based bank rating method, which consists of risk profile factor, good corporate governance, earning and capital.
The result of this study showed that: (1) Risk profile factor: which consist of credit risk got very healthy predicate, while market risk had ratio over 100% and had moderate risk, and for the liquidity risk got healthy enough predicate; (2) Good Corporate Governance factor got good predicate; (3) Earning factor got very healthy predicate; (4) Capital factor got very healthy predicate.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut UU No.10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Usaha-usaha perbankan
meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana (funding), menyalurkan dana
(lending), dan memberikan jasa lainnya (service).
Kesehatan bank merupakan hal yang penting untuk menarik
kepercayaan dari masyarakat, karena bank merupakan industri yang dalam
kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat. Kepercayaan
masyarakat terhadap industri bank akan terwujud apabila bank memiliki
kinerja yang baik dan mampu meningkatkan kinerjanya secara optimal dan
berkelanjutan. Kepercayaan masyarakat dapat dibangun dalam bentuk
transparansi dari bank baik dari segi laporan keuangan maupun dari segi
kesehatan bank.
Selain itu, dalam rangka menghadapi segala perubahan dan tantangan
global, bank perlu mempersiapkan diri agar bank memiliki ketahanan untuk
menghadapi daya saing, inflasi, dan penurunan nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS. Hal tersebut secara tidak langsung akan mendorong peningkatan
efektivitas penerapan manajemen risiko dan Good Corporate Governance
Governance adalah agar bank dapat mengidentifikasi permasalahan secara
lebih dini, melakukan perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, menerapkan
prinsip kehati-hatian, patuh terhadap ketentuan yang berlaku (BI: 2011).
Untuk mempersiapkan dan mengantisipasi dalam menghadapi
tantangan global dan krisis global tersebut, maka Bank Indonesia
mengeluarkan metode Risk-Based Bank Rating yang terdapat dalam Surat
Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPDN/2011 atau Peraturan Bank Indonesia
No. 13/1/PBI/2011. Metode Risk-Based Bank Rating adalah analisis
kesehatan bank berdasarkan pada risikonya, yang menggantikan metode
CAMELS (Capital, Assets, Manajemen, Earning, Liquidity, Sensitivity to
Market Risk). Risiko-risiko yang dianalisis kemudian digunakan untuk
mengevaluasi kinerja bank dari tahun ketahun, sehingga bank bisa
memperbaiki dan menetapkan strategi apa yang akan diambil. Metode
Risk-Based Bank Rating ini diterapkan, karena krisis keuangan global, memberi
pembelajaran bahwa inovasi dalam produk, jasa, dan aktivitas bank yang tidak
diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang memadai dapat
menimbulkan berbagai permasalahan mendasar terhadap bank maupun
terhadap sistem keuangan bank secara keseluruhan (BI: 2011). Kompleksnya
risiko kegiatan usaha bank pada akhirnya menuntut penyempurnaan metode
penilaian tingkat kesehatan bank dengan pendekatan risiko. Peraturan ini
berlaku secara efektif sejak tanggal 1 januari 2012 dan sekaligus menghapus
Perbedaan metode CAMELS dan RBBR/RGEC dalam penelitian
Permana (2012) tentang analisis tingkat kesehatan bank berdasarkan metode
CAMELS dan Metode RGEC yang di kutip oleh Puspita (2014), menemukan
bahwa metode CAMELS memberikan gambaran tingkat kesehatan bank yang
efektif akan tetapi antar faktor memberikan penilaian yang berbeda.
Sedangkan metode RGEC lebih menekankan akan pentingnya kualitas
manajemen.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:
Bagaimana tingkat kesehatan bank yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia dengan menggunakan metode Risk-Based Bank Rating periode
tahun 2012 dan 2013?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013 dengan
menggunakan metode Risk Based Bank Rating (RBBR).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Bank
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menerapkan strategi
risiko dan dapat dijadikan evaluasi bagi bank untuk meningkatkan
manajemen risiko dan tata kelola perbankan yang lebih baik.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data pustaka tambahan untuk
perpustakaan khususnya tentang perbankan dengan metode Risk-Based
Bank Rating.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
perbankan dan analisis kesehatan bank dengan menggunakan metode
Risk-Based Bank Rating.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pustaka dalam
menulis tugas akhir dan juga diharapkan dapat memperbaiki kekurangan
analisis kesehatan bank dengan menggunakan metode Risk-Based Bank
Rating dalam penelitian ini.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dan jelas mengenai isi skripsi ini,
pembahasan dilakukan secara sistematik meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori tentang bank yaitu pengertian bank,
laporan keuangan, tingkat kesehatan Bank, manajemen risiko,
metode Risk-Based Bank Rating, Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earning, Capital, dan penelitian terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini mencakup tentang objek dan subjek penelitian, jenis
penelitian, teknik pengambilan sampel, waktu dan tempat
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM BANK
Bab ini mencakup tentang perbankan indonesia, bursa efek
indonesia dan data bank yang menjadi sampel.
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini mencakup tentang gambaran data, analisis data dan
pembahasan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini mencakup tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank
Menurut A. Abdurahman (2001) dalam Abdullah (2013: 2) bank adalah
suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa,
seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap
mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga,
membiayai usaha perusahaan dan lain-lain.
B. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan
individu, asosiasi, atau organisasi bisnis terdiri dari neraca, laporan laba-rugi,
dan laporan perubahan ekuitas pemilik (Rivai: 2013).
Menurut PSAK-1, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur
dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan
juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas
termasuk keuntungan dan kerugian; (e) kontribusi dari dan distribusi kepada
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan (f) arus kas.
C. Tingkat Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada
suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,
likuiditas dan profitabilitas bank (Abdullah, 2003: 203)
Menurut Totok dan Nuritomo (2014: 73), kesehatan suatu bank dapat
diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank merupakan suatu
batasan yang sangat luas karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan
suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya.
1. Kegiatan Usaha Bank
Kegiatan usaha bank meliputi (Budisantoso, 2014: 73) :
a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain,
dan dari modal sendiri
b. Kemampuan mengolah dana
c. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
d. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,
e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu
bank. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui
penilaian kualitatif dan kuantitatif setelah mempertimbangkan unsur
judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikasi dari
faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor-faktor lainnya seperti kondisi industri
perbankan dan perekonomian nasional (Budisantoso, 2014: 73-74).
2. Aturan Kesehatan Bank
Berdasarkan pada Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 :
1. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen,
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai
dengan prinsip kehati-hatian.
2. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh
cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang
mempercayakan dananya kepada bank.
3. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia, segala keterangan
dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan
4. Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan
bagi pemeriksa buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya serta
wajib memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh
kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang
dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.
5. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara
berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan Bank Indonesia dapat
menugaskan Akuntan Publik untuk dan atas nama Bank Indonesia
6. Melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.
7. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia: neraca,
perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala
lainnya dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Neraca dan perhitungan laba rugi tersebut wajib terlebih dahulu diaudit
oleh Akuntan Publik.
8. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam
waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
D. Manajemen Risiko
Manajemen risiko menurut Bank Indonesia (Taswan, 2006: 296) adalah
serangkaian prosedur dan metoda yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan
Manajemen Risiko merupakan suatu tindakan untuk:
1. Mengindentifikasi risiko inheren secara terencana dan terukur dan
mempersiapkan berbagai pendekatan. Penilaian risiko inheren adalah
penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang
dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi
mempengaruhi posisi keuangan bank.
2. Mengendalikannya agar tujuan bisnis yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
E. Risk-Based Bank Rating
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 dan Surat
Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011, metode penilaian kesehatan
bank dengan pendekatan berdasarkan risiko (Risk-Based Bank Rating)
merupakan metode penilaian tingkat kesehatan bank yaitu metode yang
berdasarkan pada 4 faktor: Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earning, dan Capital.
1. Profil Risiko
Profil risiko (risk profile) adalah penilaian tingkat kesehatan didasarkan
pada risiko-risiko bank dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank
secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor
internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan risiko atau
mempengaruhi kinerja keuangan bank pada saat ini dan di masa yang akan
lebih dini akar permasalahan bank serta mengambil langkah-langkah
pencegahan dan perbaikan secara efektif dan efisien (BI, 2011: 3).
1.1Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang timbul dari kegagalan salah
satu pihak untuk memenuhi kontrak pembayaran. Dalam bisnis
perbankan risiko kredit timbul karena kegagalan debitur untuk
memenuhi kewajibannya. Dalam konteks yang lebih luas risiko
kredit mengandung tiga komponen yaitu peluang gagal bayar
(probability of default) yaitu debitur tidak mampu memenuhi
kewajibannya kepada bank. Tingkat pemulihan (recovery rate)
adalah proses klaim atau tuntutan berkaitan dengan upaya
pemulihan kinerja bank. Eksposur kredit adalah berkaitan dengan
jumlah potensi kerugian bila debitur gagal bayar (Taswan, 2006:
298).
Rumus yang digunakan untuk menghitung risiko kredit adalah
Non Performing Loan (NPL) yang menunjukkan kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah dibandingkan
dengan total kredit yang diberikan bank. Fungsi mengukur rasio ini
adalah mengetahui besarnya kredit bermasalah bank, sebagai acuan
agar lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit kedepannya, agar
pada tahun selanjutnya risiko kredit bermasalah semakin turun
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung
risiko kredit:
a. Non Performing Loan (NPL) Gross
NPL Gross
=
x 100%b. Non Performing Loan (NPL) Net
NPL Net =
x 100%
Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI)
menetapkan bahwa Non Performing Loan (NPL) adalah sebesar
5%.
Keterangan :
1. Kredit bermasalah adalah kredit kepada pihak ketiga bukan bank
tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet.
2. CKPN kredit bermasalah adalah cadangan kerugian penurunan
nilai untuk kredit yang tergolong kurang lancar, diragukan dan
macet.
3. Total aktiva adalah total aset secara neto (setelah set-off antar
kantor) sesuai yang tertera pada laporan bulanan Bank Umum
Standar Rasio NPL (Net Performing Loan):
1. Bank yang memiliki rasio NPL diatas 5% menurut Peraturan
Bank Indonesia maka bank tersebut dinyatakan tidak sehat.
2. Bank yang memiliki rasio NPL di bawah 5% menurut
Peraturan Bank Indonesia maka bank tersebut dinyatakan sehat.
Kriteria NPL berdasarkan Peraturan Bank Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Sangat Sehat : Rasio NPL di bawah 2%
2. Sehat : Rasio NPL berkisar > 2% - ≤ 5%
3. Cukup Sehat : Rasio NPL berkisar > 5% - ≤ 8%
4. Kurang Sehat : Rasio NPL berkisar > 8% - ≤ 12%
5. Tidak Sehat : Rasio NPL di atas 12%
1.2Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari
kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga Option. Risiko
pasar meliputi antara lain risiko suku bunga, risiko nilai tukar,
risiko ekuitas, dan risiko komoditas (BI, 2011: 7).
Risiko bunga adalah potensi timbulnya kerugian akibat
bergeraknya suku bunga pasar ke arah yang berlawanan dengan
ekspektasi posisi portofolio bank. GAP (kesenjangan dana) adalah
rupiah sedangkah Interest Rate Risk (IRR) atau rasio sensitivitas
bunga (risiko tingkat bunga) dalam bentuk persentase. GAP
digunakan untuk mengetahui seberapa besar kerugian atau
keuntungan yang akan diterima bank dari hasil pengurangan RSA
dan RSL ( Taswan, 2006: 277).
Posisi kesenjangan dana (GAP) sering digunakan untuk
mengukur posisi sensitivitas bunga pada suatu bank. Fokus analisis
kesenjangan dana adalah interest income pada aktiva atau interest
cost pada pasiva bank bukan pada pengaruh perubahan tingkat
bunga terhadap nilai modal. Dalam jangka pendek, rate sensitive
asset akan menimbulkan interest revenue, sedangkan rate sensitive
liabilities menimbulkan interest cost yang berbeda dengan adanya
pergeseran tingkat bunga. Rate sensitive Asset (RSA) dan Rate
sensitive Liabilities (RSL) adalah semua aktiva dan
pasiva/liabilities yang meninbulkan interest return dan cost yang
berbeda dengan adanya perubahan tingkat bunga yang timbul di
masa yang akan datang (Taswan, 2006: 273-274).
Bank yang memiliki rasio IRR di atas 100% adalah bank yang
mampu mengoperasikan dana hutang yang diterima dari nasabah,
baik dalam bentuk giro, deposito, ataupun dana pihak ketiga,
sehingga risiko tingkat bunganya akan meningkat (Indrawati:
Standar risiko bunga untuk kesenjangan relatif (Taswan: 2006).
1. Risiko rendah (low) bila posisi relative gap ratio di bawah 5%
2. Risiko sedang (moderate) bila posisi relative gap ratio berada
5%-10%
3. Risiko tinggi (high) bila posisi relative gap ratio di atas 10%
Risiko nilai tukar adalah potensi timbulnya kerugian akibat
bergeraknya nilai tukar dipasar ke arah yang berlawanan dengan
ekspektasi posisi portofolio bank (Taswan, 2006: 333).
Klasifikasi aktiva dan pasiva/liabilities berdasarkan sensitivitas
suku bunga (Taswan, 2006).
3 Obligasi Penyertaan Sertifikat Deposito 4 Obligasi pemerintah Deposito Berjangka
5
Penempatan pada Bank
Lain Simpanan dari Bank Lain 6 Surat-surat Berharga Pinjaman yang Diterima 7 Kredit yang Diberikan
8 Penyertaan
1.3Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan bank
tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo.
melakukan offsetting posisi tertentu di pasar (karena kondisi
likuiditas pasar yang tidak memadai), ketidakmampuan mencairkan
aset likuidnya untuk mengubah menjadi dana likuid,
ketidakmampuan menciptakan sumber dana pinjaman untuk
membiayai likuiditas (Taswan, 2006: 336).
Risiko likuiditas dapat dihitung dengan Loan to Deposit
Ratio (LDR) yaitu menyatakan seberapa jauh kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya (Dendawijaya, 2003: 118).
Standar rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) berdasarkan Surat
Edaran BI No. 6/23/DPNP/2004:
1. Sangat sehat = Rasio LDR di bawah 75%
2. Sehat = Rasio LDR berkisar > 75% - ≤ 85%
3. Cukup sehat = Rasio LDR berkisar > 85% - ≤ 100%
4. Kurang sehat = Rasio LDR berkisar > 100% - ≤ 120%
5. Tidak sehat = Rasio LDR di atas 120%
1.4Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan
dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional bank. Risiko ini disebabkan oleh
sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal (BI,
1.5 Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum
dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini dapat timbul antara
lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang
mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya
syarat syahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai (BI, 2011:
10).
1.6Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan bank dalam
mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan
stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis. Sumber resiko stratejik antara lain ditimbulkan
dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan
dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengatisipasi
perubahan lingkungan bisnis (BI, 2011: 10).
1.7Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank tidak
mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber risiko kepatuhan
antara lain timbul karena kurangnya pemahaman atau kesadaran
hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku
1.8 Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah potensi timbulnya kerugian bank baik
langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh adanya
publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau
persepsi negatif terhadap bank. Risiko ini dapat timbul dari seluruh
aktivitas maupun transaksi yang dilakukan bank yang baik oleh
pihak yang berhubungan langsung dengan bank maupun oleh pihak
yang merupakan representasi kepentingan publik, dianggap secara
langsung maupun tak langsung merugikan kepentingan mereka
(Taswan, 2006: 347).
2. Good Corporate Governance
Menurut Daeng (2008), Good Corporate Governance adalah suatu
tatakelola perusahaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan
yang efektif berdasarkan pada budaya perusahaan, etika, nilai-nilai,
proses bisnis, kebijakan, prosedur, eksposur, risiko dan struktur
organisasi dengan tujuan memberikan dukungan terhadap
pengembangan bank secara efesien dan efektif serta melaksanakan
tanggung jawab bank kepada pemegang saham dan stakeholder.
Penilaian faktor Good Corporate Governance merupakan penilaian
terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance. Prinsip-prinsip Good Corporate
Good Corporate Governance berpedoman pada ketentuan Bank
Indonesia mengenai pelaksanaan Good Corporate Governance bagi
Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas
usaha bank. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip Good
Corporate Governance, maka secara umum kelemahan tersebut kurang
signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh
manajemen bank (BI, 2011: 16).
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DNDP tanggal
29 April 2013 penilaian Good Corporate Governance terdiri dari 3 aspek,
yaitu :
a. Governance structure bertujuan untuk menilai kecukupan struktur
dan infrastruktur tata kelola bank agar proses pelaksanaan prinsip
Good Corporate Gorvernance menghasilkan outcome yang sesuai
dengan harapan stakeholders bank. Yang termasuk struktur tata
kelola bank adalah Komisaris, Direksi, Komite dan satuan kerja pada
bank. Adapun yang termasuk infrastruktur tata kelola bank antara
lain adalah kebijakan dan prosedur bank, sistem informasi
manajemen serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing
struktur organisasi.
b. Governance process bertujuan untuk menilai efektivitas proses
pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang
sehingga menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan
stakeholders bank.
c. Governance output bertujuan untuk menilai kualitas outcome yang
memenuhi harapan stakeholders bank yang merupakan hasil proses
pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance yang didukung
oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank.
Menilai kualitas Outcome mencakup aspek kualitatif dan aspek
kuantitatif, antara lain yaitu:
1. Kecukupan transparansi laporan.
2. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
3. Perlindungan konsumen.
4. Objektivitas dalam melakukan assessment/audit.
5. Kinerja bank seperti rentabilitas, efisiensi, dan permodalan.
6. Peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku
dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi bank, seperti fraud,
pelanggaran BMPK (batas maksimal pemberian kredit),
pelanggaran ketentuan terkait laporan bank kepada Bank
2.1 Lima Prinsip Dasar Penerapan Good Coorporate Governance
Lima prinsip dasar penerapan Good Corporate Governance
berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DNDP/2013
adalah:
a. Transparansi (transparency) mengandung unsur pengungkapan
(disclosure) dan penyediaan informasi secara tepat waktu,
memadai, jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan serta mudah
diakses oleh pemangku kepentingan dan masyarakat. Transparasi
diperlukan agar bank menjalankan bisnis secara objektif,
profesional, dan melindungi kepentingan konsumen.
b. Akuntabilitas (accountability) mengandung unsur kejelasan fungsi
dalam organisasi dan cara mempertanggungjawabkannya. Bank
sebagai lembaga dan pejabat yang memiliki kewenangan harus
dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
akuntabel. Untuk itu bank harus dikelola secara sehat, terukur dan
profesional dengan memperhatikan kepentingan pemegang saham,
nasabah, dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan
prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang
berkesinambungan.
c. Responsibilitas mengandung unsur kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan dan ketentuan internal bank serta tanggung
jawab bank terhadap masyarakat dan lingkungan. Responsibilitas
usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai
warga korporasi yang baik atau dikenal dengan Good corporate
citizen.
d. Indepedensi (indepedency) mengandung unsur kemandirian dari
dominasi pihak lain dan objektifitas dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Dalam hubungan dengan asas indepedensi, bank
harus dikelola secara independen agar masing-masing organ
perusahaan beserta seluruh jajaran dibawahnya tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun
yang dapat mempengaruhi objektifitas dan profesionalisme dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
e. Kewajaran dan kesetaraan (fairness) mengandung unsur perlakuan
yang adil dan kesempatan yang sama sesuai proporsinya. Dalam
melaksanakan kegiatannya, bank harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham, konsumen dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan
2.2 Penilaian Faktor Good Corporate Governance
Penilaian untuk faktor Good Corporate Governance berdasarkan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DNDP/2013 berupa:
Tabel II. 2
Aspek penilaian Good Coorporate Governance (GCG)
No Aspek yang Dinilai Bobot
1
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
Komisaris 10%
2 Pelaksaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 20% 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite 10% 4 Penanganan Benturan Kepentingan 10% 5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5% 6 Penerapan Fungsi Audit Intern 5% 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5%
8
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan
Pengendalian Intern 7,5%
9
Penyediaan Dana Kepada Pihak terkait (Related
Party) dan Debitur Besar (Large Exsposure) 7,5%
10
Transparasi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Peaksanaan GCG dan Laporan
Internal 15%
11 Rencana Strategis Bank 5% Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP
Standar predikat Good Corporate Governance berdasarkan Surat
3. Rentabilitas (Earning)
Aspek earning/rentabilitas diukur dengan rasio Return on Asset (ROA)
yaitu digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2003: 120).
Rasio Net Interest Margin (NIM) yaitu mengukur pengelolaan aktiva
produktif sehingga menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga
bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga (Luciana dan
Winny, 2005:18) dalam Mubarak (2014).
Penilaian pendekatan kuantitatif faktor rentabilitas antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen berikut (Taswan,
2006: 400-401):
a. Return on asset (ROA)
b. Return on equity (ROE)
c. Net interest margin (NIM)
d. Biaya ooperasional dibandingkan dengan pendapatan operasional
(BOPO)
e. Perkembangan laba operasional
f. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan
g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 rasio
yang digunakan dalam menghitung faktor rentabilitas adalah rasio Return
On Asset (ROA) dan Net Interest Margin (NIM).
Tabel II. 3 Indikator Rentabilitas
No Parameter/indikator Keterangan
1 Return on Asset (ROA) a) Laba sebelum pajak adalah laba
sebagaimana tercatat dalam laba rugi
bank tahun berjalan yang
dihitung dengan cara penjumlahan
total aset posisi januari sampai dengan
juni dibagi dengan 6
2 Net Interest Margin
(NIM)
a) Pendapatan bunga bersih adalah
pendapatan bunga dikurangi dengan
beban bunga (disetahunkan)
b) Rata-rata aset produktif
Contoh: untuk posisi bulan juni
dihitung dengan cara penjumlahan
total aset produktif posisi januari
sampai dengan juni dibagi dengan 6.
c) Aset produktif yang diperhitungkan
adalah aset yang menghasilkan bunga
baik yang di neraca maupun pada TRA
Standar rasio ROA (Return On Asset) berdasarkan Surat Edaran BI
No. 6/23/DPNP/2004:
1. Sangat sehat = Rasio ROA di atas 2%
2. Sehat = Rasio ROA berkisar > 1,25 % - ≤ 2%
3. Cukup sehat = Rasio ROA berkisar > 0,5%- ≤1,25%
4. Kurang sehat = Rasio ROA berkisar > 0% - ≤0,5%
5. Tidak sehat = Rasio ROA di bawah 0%
Standar rasio NIM (Net Interest Margin) berdasarkan Surat Edaran BI
No. 6/23/DPNP/2004:
1. Sangat sehat = Rasio NIM di atas 3%
2. Sehat = Rasio NIM berkisar > 2% - ≤ 3%
3. Cukup sehat = Rasio NIM berkisar >1,5% - ≤ 2%
4. Kurang sehat = Rasio NIM berkisar >1%- ≤ 1,5%
5. Tidak sehat = Rasio NIM di bawah 1%
4. Capital (Permodalan)
Aspek capital diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu
mengukur kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan aktiva. Fungsinya untuk mengetahui kemampuan bank dalam
menutupi penurunan asetnya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan aset yang berisiko(Dendawijaya (2003), dalam Mubarak 2013)).
Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal
minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca (aktiva yang tercantum
administratif). Jadi persentase kebutuhan modal minimum diwajibkan disebut
Capital Adequacy Ratio (CAR). Dengan demikian CAR minimum bagi
bank-bank umum di Indonesia adalah 8% (Dendawijaya, 2003: 48).
Kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) bank diukur dari
persentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
Sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh penempatan Bank Internasional
terhadap seluruh bank di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal
minimum sebesar 8% ( Abdullah, 2013: 160)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara
lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai
berikut (Taswan, 2006: 382-383) :
a. Kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum
(KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku.
b. Komposisi permodalan.
c. Trend kedepan/proyeksi KPMM.
d. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal
bank.
e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang
berasal dari keuntungan (laba ditahan).
f. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha
g. Akses kepada sumber permodalan.
h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan
Berdasarkan penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif diatas
maka yang dapat dihitung berdasarkan rasio keuangannya adalah
pendekatan kuantitatif menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.
13/24/DPNP/2011 sebagai berikut:
Tabel II. 4 Indikator Capital
No Parameter /Indikator Keterangan
a. Rasio Kecukupan Modal
1) a. Rasio dihitung per posisi penilaian
termasuk memperhatikan trend
KPMM
b. Perhitungan modal dan Aset
Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) berpedoman pada
ketentuan Bank Indonesia mengenai
kewajiban penyediaan modal
minimum Bank Umum (KPMM)
2) a. Perhitungan modal inti berpedoman
pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai kewajiban KPMM
b. Modal inti (tier 1) pada prinsipnya
terdiri atas modal disetor, agio
saham, laba ditahan, cadangan
umum dan cadangan-cadangan yang
3) a. Perhitungan aset produktif
bermasalah dan CKPN aset
produktif bermasalah.
b. Perhitungan modal inti dan cadangan
umum berpedoman pada ketentuan
BI mengenai kewajiban penyediaan
KPMM
4) Perhitungan aset kualitas rendah dan
CKPN untuk aset kualitas rendah.
b. Kecukupan modal bank
untuk mengantisipasi
potensi kerugian sesuai
profil risiko
Penilaian kecukupan modal bank untuk
mengantisipasi potensi kerugian sesuai
profil risiko dilakukan dengan
memperhatikan antara lain: (i) risiko
inheren (ii) kualitas penerapan
manajemen risiko (iii) tingkat risiko (iv)
peringkat profil risiko bank baik secara
individual maupun konsolidasi.
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011
Standar rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) berdasarkan Surat
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Widyaningrum dan Topowijoyo (2014) tentang
analisis tingkat kesehatan bank dengan metode Risk-Based Bank Rating.
Penelitian ini hanya berdasarkan pada faktor rentabilitas dan Capital,
sedangkan faktor GCG dan risk profile tidak disertakan. Dalam penelitian ini
ada 25 bank yang diteliti di BEI. Berdasarkan penelitian ini, bank-bank diukur
dengan rasio ROA hasilnya bank mendapat predikat sehat, rasio NIM hasilnya
bank-bank mendapat predikat sehat dan rasio CAR hasilnya bank-bank
mendapat predikat sehat.
Penelitian yang dilakukan Mubarak (2014) tentang penilaian kinerja bank
menurut Risk-Based Bank Rating. Penelitian ini menggunakan rasio untuk
aspek profil risiko, hasilnya adalah rasio LDR <110% dan rasio NPL <5%,
aspek GCG bank memperoleh peringkat 1 (sangat baik), aspek Earning: rasio
ROA mendapat predikat sangat baik dan rasio NIM mendapat predikat sangat
baik, aspek Capital: rasio CAR memperoleh predikat sangat baik. Secara
keseluruhan selama tahun 2008-2012 keempat bank BUMN tersebut memiliki
kinerja yang baik dan perlu mempersiapkan diri untuk kedepannya dengan
cara lebih berhati-hati pada aspek risiko yang dihadapi.
Penelitian yang dilakukan Lasta dkk (2014) tentang analisis tingkat
kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earning, Capital). Penelitian ini berdasarkan
pendekatan RGEC secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa BRI merupakan
mendapatkan predikat bank yang sangat sehat. Penelitian ini mengunakan
rasio NPL, IRR, LDR, LAR, dan Cash Ratio (faktor risk profile) keseluruhan
menggambarkan pengeloalaan risiko yang telah dilaksanakan dengan baik,
faktor GCG memiliki tata kelola yang sangat baik, faktor rentabilitas
mendapat predikat sangat sehat, dan faktor capital mendapat predikat sangat
sehat. Pelaksanaan faktor-faktor dalam penilaian kesehatan bank umum
tersebut telah dilaksanakan dengan sangat baik sesuai dengan ketetapan dan
ketentuan Bank Indonesia, serta berjalan secara efektif dan efisien.
Penelitian yang dilakukan Minarrohmah dkk (2014) tentang analisis
tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile,
Good Corporate Governance, Earnings, Capital). Penelitian ini dilakukan
pada bank BCA periode 2010-2012. Hasil penelitian ini adalah untuk risiko
kredit BCA sangat baik, berdasarkan dari kriteria penetapan peringkat nilai
NPL di bawah 2%. Faktor GCG menyangkut 11 aspek penilaian sebagai mana
telah diatur dalam PBI menunjukkan memiliki GCG tang sangat bagus. Faktor
earning mendapat nilai sangat baik. Dan faktor capital untuk rasio CAR di
atas 12% dan berada pada posisi sangat sehat.
Penelitian yang dilakukan Septyaning (2014) tentang analisis kinerja
dengan penerapan metode Risk-Based Bank Rating (studi pada bank swasta
yang listing di BEI). Hasil penelitian ini untuk bank umum swasta nasional
devisa periode 2008-2012 dalam kondisi baik. Hal ini terbukti dari
perhitungan rasio sesuai dengan ketentuan BI, untuk rasio LDR kurang dari
lebih dari 1,5%, rasio NIM lebih dari 3%, dan rasio CAR lebih dari 12%. Oleh
karena itu diharapkan di masa yang akan datang bank mampu meningkatkan
kembali kinerjanya sehingga dapat meningkatkan produktivitas dalam
usahanya.
Penelitian yang dilakukan Permatasari dkk (2015) tentang penggunaan
metode Risk-Based Bank Rating untuk menganalisis tingkat kesehatan bank.
Hasil penelitian ini untuk profil risiko, rasio NPL bank mendapat predikat dari
sangat sehat sampai kurang sehat, dan untuk rasio LDR tidak ada bank yang
memperoleh predikat tidak sehat. Hasil self assessment untuk faktor GCG
menunjukkan bahwa terdapat satu bank dari 9 bank yang menghasilkan
predikat kurang baik. Hasil faktor rentabilitas menggunakan rasio ROA
menunjukkan bahwa ada bank yang memiliki nilai ROA negatif, dan untuk
rasio NIM menunjukkan seluruh bank merada dalam kondisi yang sehat.
Hasil perhitungan CAR menunjukkan bahwa hampir semua bank pada setiap
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, dan
Laporan self assessment untuk Good Corporate Governance bank yang
terdaftar di Bursa Efek Idonesia untuk tahun 2012 dan 2013.
Subjek penelitian adalah bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2012 dan 2013, dengan mendownload laporan tahunan bank yang
ada di www.idx.co.id atau di Bursa Efek Indonesia.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi empiris pada bank-bank yang terdaftar di
BEI untuk tahun 2012 dan 2013. Studi empiris adalah penelitian terhadap
fakta tertulis (dokumen) atau arsip data yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dari berbagai sumber baik dari perpustakaan, dari data
internal, yaitu dokumen, arsip dan catatan orisinil yang diperoleh dari suatu
organisasi atau berasal dari data eksternal. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif
merupakan jenis penelitian yang mengunakan metode numerik dan grafis serta
dapat merangkum informasi yang terdapat dalam data tersebut dan disajikan
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel denngan menggunakan metode purposive
sampling, yaitu teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar
kriteria atau tujuan tertentu (disengaja) (Murti dan Salamah, 2006: 77).
Berdasarkan pada kriteria-kriteria maka bank yang termasuk dalam kriteria
ada 22 bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
D. Waktu dan Tempat
a. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan januari-juli 2015.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Bursa Efek Indonesia.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi.
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara melihat
dokumen-dokumen seperti laporan keuangan dan laporan catatan keuangan lainnya
kemudian dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Data yang
digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah mengenai tingkat kesehatan bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dinilai dengan menggunakan metode
Risk-Based Bank Rating berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No.
13/24/PBI/2011 untuk tahun 2012 dan 2013, maka dilakukan langkah-langkah
analisis berikut :
1. Mengumpulkan Data
Data yang digunakan untuk menghitung rasio-rasio dalam menentukan
tingkat kesehatan bank berupa laporan keuangan, yaitu:
a. Laporan Tahunan Bank
b. Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
c. Laporan Perhitungan Rasio Keuangan
d. Catatan atas Laporan Keuangan
2. Menghitung Profil Risiko
Dalam melakukan perhitungan profil risiko laporan keuangan yang
digunakan dalam melakukan perhitungan adalah Laporan Laba/Rugi
kemudian menghitung risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar.
2.1Menghitung Risiko Kredit
Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2.2Menghitung Risiko pasar
Menghitung Rasio risiko suku bunga dan rasio kesenjangan Relatif.
a. Rasio Risiko Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate Risk (IRR)
Rasio (IRR) = X100%
b. Rasio Kesenjangan Relatif
1. Kesenjangan Dana (GAP) = RSA - RSL
2.
Rasio Kesenjangan Relatif =x 100%
2.3Menghitung Risiko likuiditas
Menghitung Rasio Loan to Deposit Rasio (LDR), yaitu rasio
kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta
asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak
ketiga yang mencakup giro, tabungan dan deposito dalam rupiah
dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. Berikut rumus
yang digunakan untuk menghitung risiko likuiditas:
Rumus rasio Loan to Deposit (LDR) adalah:
3. Menentukan Peringkat Good Corporate Governance
Untuk menentukan tingkat kesehatan bank faktor Good Corporate
Governance berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 13/PBI/2011
atau Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPDN/2011:
1. Mencari laporan tahunan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia
kemudian melihat pada tata kelola perusahaan
2. Menetapkan penilaian yang dilakukan oleh bank berdasarkan self
assessment yang dilakukan oleh bank.
4. Menghitung Rentabilitas (Earning)
Untuk mengetahui Kinerja bank dalam menghasilkan laba, maka
perhitungan yang di gunakan adalah:
a. Menghitung Return on Asset (ROA)
ROA = X100%
b. Menghitung Net Interest Margin (NIM)
NIM = X 100%
5. Menghitung Capital (Permodalan)
Untuk mengetahui kecukupan modal bank (CAR), maka perhitungan
yang digunakan adalah :
Menghitung Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR)
BAB IV
GAMBARAN UMUM BANK
A. Perbankan Indonesia
Bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya
menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain
dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian
menempatkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana
(deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Perbankan
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank: mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usaha.
Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen,
sehingga perintah atau pihak lain tidak mempunyai kewenangan untuk
turut campur dalam pelaksanaan tugasnya. Sebagai lembaga yang
independen, Bank Indonesia memiliki otonomi penuh untuk menentukan
kebijakan yang berkaitan dengan keuangan di Indonesia.
B. Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia adalah merupakan bursa hasil penggabungan
dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi
efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk
Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Salah satu aspek penting
peran yang dijalankan Bursa Efek yaitu penyebaran informasi kepada
pelaku dan masyarakat luas.
C. Data Bank yang Menjadi Sampel
Bank-bank yang menjadi sampel berjumlah 22 bank, pemilihan sampel
bank berdasarkan pada metode purposive sampling. Metode purposive
sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri
berdasar kriteria atau tujuan tertentu (disengaja). Bank yang termasuk
dalam kriteria kelengkapan penyajian data yang dipublikasikan oleh
bank-bank tersebut dan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Tabel IV. 1
Kriteria pemilihan sampel
No Kriteria Jumlah Bank
1 Bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia 31
2
Bank mempublikasikan laporan hasil penilaian
Good Corporate Governance 29
3
Bank yang mempublikasikan laporan keuangan
eksposur aset dan liabilitas terhadap risiko suku
bunga (CALK)
26
4
Bank yang menyajikan laporan hasil penilaian
Good Corporate Governance dan laporan
keuangan eksposur aset dan liabilitas terhadap
risiko suku bunga (CALK)
Bank-bank yang termasuk ke dalam kriteria yang digunakan dalam
penyajian data penelitian adalah:
Tabel IV. 2
Daftar Bank yang Menjadi Sampel
1. PT. Bank BRI Agroniaga, Tbk.
Kode AGRO
Berdiri 27 September 1989 No. telp 021-5262570
Alamat
Plaza GRI Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 No. Jakarta 12950
Direktur Heru Sukanto Komisaris Indra Kesuma
2. PT. Bank Capital Indonesia, Tbk.
Kode BACA Berdiri 20 April1989 No. telp (021) 2506768
Alamat
Sana Lapas Tawar Lt. 12 Jl. Jend. Sudirman Kav. 26 Jakarta 12920
Direktur Soejanto Soetjijo Komisaris Danny Nugroho
3. PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk.
Kode BAEK Berdiri 15 Mei 1989 No. telp (021)-25545800
Alamat Jl. Setiabudi Selatan, Kav. 7-8 Jakarta 12920 Direktur Antony Colin Tuner
Lanjutan Tabel IV. 2
Daftar Bank yang Menjadi Sampel
4. PT. Bank Central Asia, Tbk.
Kode BBCA
Berdiri 21 Februari 1957 No. telp 62 21 235 88000
Alamat
Wisma BCA Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920
Direktur Jahja Setiaatmadja Komisaris Djohan Emir Soetijoso
5. PT. Bank Bukopin, Tbk.
Alamat Jl. MT. Haryono Kav. 50-51 Jakarta 12770 Diretur Glen Glenardi
Komisaris Mulia Panusunan Nasution
6. PT. Bank Mestika Dharma, Tbk.
Kode BBMD Berdiri Tahun 1956 No. telp (061) 4525800
Alamat
Mestika Building Jl. Zainal Arifin 118 Medan 20153
Lanjutan Tabel IV. 2
Daftar Bank yang Menjadi Sampel
7. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk.
Kode BBNP
Berdiri 18 Januari 1972 No. telp (022) 4202088
Alamat Jl. Ir. Juanda No. 95 Bandung 4013 Direktur Ritsuo Ando
Komisaris Hideki Horikoshi
8. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Kode BBRI
Berdiri 18 Desember 1968 No. telp (021) 5751966
Alamat
Gedung BRI 1 Jl. Jend. Sudirman No 44-46 Jakarta 10210
Direktur Sofyan Basir Komisaris Bunasor Sanim
9. PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.
Kode BBTN Berdiri Tahun 1987 No. telp (021) 6336789
Alamat
Menara Bank BTN Jl. Gajah Mada No. 1 Jakarta 10130
Lanjutan Tabel IV. 2
Daftar Bank yang Menjadi Sampel
10.PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.
Kode BDMN Berdiri Tahun 1956
No. telp 62 21 5799 1001 03
Alamat
Jl. Jend. Sudirman No.45 Wisma Bank Danamon Jakarta
Direktur Henry Ho Hon Cheong Komisaris Ng Kee Choe
11.PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk.
Kode BEKS
Berdiri 11 September 1992 No. telp 021-72346666
Alamat Jl. RS. Fatmawati No. 12, Jakarta Selatan 12140 Direktur Paulus Wiranata
Komisaris Endriartono Sutarto
12.PT. Bank Kesawan, Tbk.
Kode BKSW Berdiri 28 April 1913 No. telp (021) 3508888
Alamat Jl. Hayam Wuruk No. 33 Jakarta Direktur Andrew Duff
Lanjutan Tabel IV. 2
Daftar Bank yang Menjadi Sampel
13.PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Kode BMRI
Berdiri 2 Oktober 1998 No. telp (021) 52997777
Alamat Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta 12190 Direktur Budi G. Sadikin
Komisaris Edwin Gerungan
14.PT. Bank Bumi Arta
Kode BNBA
Berdiri 2 Oktober 1998 No. telp (021) 2300 899
Alamat Jl. KH. Wahid Hasyim No. 234 Jakarta Pusat Direktur Ir. Rachmat M.S., MBA
Komisaris Wikan Aryono
15.PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
Kode BNGA
Berdiri 26 September 1955
No. telp
62 21 250 5252 62 21 2505 353
Alamat Garaha Niaga Jl. Jend. Sudrman Kav. 58 Jakarta Direktur Samir Gupta
Lanjutan Tabel IV. 2
Daftar Bank yang Menjadi Sampel
16.PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk.
Kode BNII
Berdiri 15 Mei 1959 No. telp 62 21 2922 8888
Alamat
Jl. Asia Afrika No. 8 Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Pusat 10270
Direktur Taswin Zakkaria
Komisaris Tan Sri Dato’ Zaharuddin
17.PT. Bank Permata, Tbk.
Kode BNLI Berdiri Tahun 2002 No. telp (021) 5237788
Alamat
Gedung WTC II Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31 Jakarta 12920
Direktur David M. Fletgher Komisaris Neeraj Swaroop
18.PT. Bank Sinarmas, Tbk.
Kode BSIM Berdiri Maret 1990
No. telp (021) 31990101
Alamat
Wisma Bank Sinarmas Jl. M.H Thamrin No. 51, Jakarta 10350
Lanjutan Tabel IV. 2
Daftar Bank yang Menjadi Sampel
19.PT. Bank Tabungn Pensiun Nasional, Tbk.
Kode BTPN Berdiri Tahun 1958 No. telp (021) 4211311
Alamat
Menara Cyber 2 Lt. 24 & 25 Jl. HR. Rasunan Said Blok X-5 No. 13 Kuningan Jakarta Selatan 12950 Direktur Jerry Ng
Komisaris Kuntjoro Jakti
20.PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk.
Kode INPC
Berdiri 7 September 1973
No. telp 62 21 515 2168
Alamat
Gedung Artha Graha Lt. 5 Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190
Direktur Andy Kasih Komisaris Kiki Syahnakri
21.PT. Bank OCBC NISP, Tbk.
Lanjutan Tabel IV. 2
Daftar Bank yang Menjadi Sampel
22.PT PAN Indonesia, Tbk.
Kode PNBN
Berdiri 17 Agustus 1971 No. telp Telp (021) 2700545
Alamat
Gedung Panin Center Jl. Jend Sudirman Kav. 1 Senayan Jakarta 10270