• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode Risk-Based Bank Rating (RBBR) (studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 dan 2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode Risk-Based Bank Rating (RBBR) (studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 dan 2013)."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING (RBBR)

(Studi Empiris Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)

Bermadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013. Kesehatan bank merupakan hal yang penting untuk menarik kepercayaan masyarakat.

Penelitian ini adalah studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan total sampel sebanyak 22 bank. Penelitian ini menggunakan metode Risk-Based Bank Rating (RBBR), yaitu terdiri dari faktor profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas dan capital.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Faktor profil risiko: yang terdiri dari risiko kredit mendapat predikat sangat sehat, sedangkan risiko pasar mempunyai rasio di atas 100% dan memiliki risiko sedang, dan untuk risiko likuiditas mendapat predikat cukup sehat; (2) Faktor Good Corporate Governance (GCG) mendapat predikat baik; (3) Faktor rentabilitas mendapat predikat sangat sehat; (4) Faktor capital mendapat predikat sangat sehat.

(2)

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF BANK’S HEALTH LEVEL USING RISK-BASED BANK RATING METHOD (RBBR)

(An Empirical Study on the Banks which are Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012 and 2013)

Bernadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The study aims to understand banks health level which are listed in Indonesia stock exchange in 2012 and 2013. Bank’s health is important to gain public trust.

This study is an empirical study in the banks which are listed in Indonesia stock exchange. Data was collected using documentation technique. This study used purposive sampling in which the total sample was 22 banks. The study used risk-based bank rating method, which consists of risk profile factor, good corporate governance, earning and capital.

The result of this study showed that: (1) Risk profile factor: which consist of credit risk got very healthy predicate, while market risk had ratio over 100% and had moderate risk, and for the liquidity risk got healthy enough predicate; (2) Good Corporate Governance factor got good predicate; (3) Earning factor got very healthy predicate; (4) Capital factor got very healthy predicate.

(3)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING

(RBBR)

(

Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Bernadetha Dian Septiana NIM : 112114072

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING

(RBBR)

(

Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Bernadetha Dian Septiana NIM : 112114072

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

Hanya dalam Yesus lah kita menemukan

kelegaan, ringan dan kesegaran

saat kita merasa letih dan berbeban berat.

(Mat 11:28-30)

Sebuah karya kecil yang Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus tercinta

Bapak dan Ibu tersayang

Keluarga dan kerabat

(8)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING (RBBR)

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 27 Agustus 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Bernadetha Dian Septiana

Nomor mahasiswa : 112114072

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Risk-Based Bank Rating (RBBR)”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang menyatakan

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode

Risk-Based Bank Rating (RBBR)”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma. Saya menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan,

bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala

kerendahan hati pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan menuntun penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Fr Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. selaku Dosen penguji atas

masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Lisia Apriani, SE., M.Si., Ak., QIA., C.A. selaku Dosen Penguji atas

masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto M.Si. selaku Dosen Pendamping Akademik

yang selalu membantu dalam masa-masa perkuliahan saya.

6. Bapak dan Ibu yang selalu mendukung dan mendoakan penulis sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

7. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan dan semngat serta saling

mendoakan satu dengan yang lain.

8. Teman-teman Akuntansi 2011 kelas B yang mendukung dan memberi

semangat serta mendoakan satu dengan yang lain.

9. Teman-teman MPAT yang mendukung dan memberi semangat serta

(11)

10.Semua pihak yang banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu per

satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015

(12)

DAFTAR ISI

(13)

1.5 Risiko Hukum . . . 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian . . . 33

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 RSA dan RSL . . . 15

Tabel II.2 Aspek penilaian GCG . . . 23

Tabel II.3 Indikator Rentabilitas. . . 25

Tabel II.4 Indikator Capital. . . . . . 28

Tabel IV.1 Kriteria Pemilihan Sampel. . . 39

Tabel IV.2 Daftar Bank yang Menjadi Sampel . . . 40

Tabel V.1 Hasil Perhitungan Rasio NPL . . . . . . 50

Tabel V.2 Hasil Perhitungan Rasio IRR 2012 . . . . . 52

Tabel V.3 Hasil Perhitungan Rasio IRR 2012 . . . . . 53

Tabel V.4 Hasil Perhitungn Kesenjangan Dana 2012 . . . 55

Tabel V.5 Hasil Perhitungan Rasio Kesenjangan Relatif 2012 .. . . 56

Tabel V.6 Hasil Perhitungan Kesenjangan Dana 2013 . . . . . 57

Tabel V.7 Hasil Perhitungan Rasio Kesenjangan Relatif 2013 . . . 58

Tabel V.8 Hasil Perhitungan Rasio LDR . . . 59

Tabel V.9 Hasil Self Assessment GCG . . . . . 60

Tabel V.10 Hasil Perhitungan Rasio ROA . . . . . 62

Tabel V.11 Hasil Perhitungan Rasio NIM . . . 63

(15)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING (RBBR)

(Studi Empiris Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)

Bermadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013. Kesehatan bank merupakan hal yang penting untuk menarik kepercayaan masyarakat.

Penelitian ini adalah studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan total sampel sebanyak 22 bank. Penelitian ini menggunakan metode Risk-Based Bank Rating (RBBR), yaitu terdiri dari faktor profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas dan capital.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Faktor profil risiko: yang terdiri dari risiko kredit mendapat predikat sangat sehat, sedangkan risiko pasar mempunyai rasio di atas 100% dan memiliki risiko sedang, dan untuk risiko likuiditas mendapat predikat cukup sehat; (2) Faktor Good Corporate Governance (GCG) mendapat predikat baik; (3) Faktor rentabilitas mendapat predikat sangat sehat; (4) Faktor capital mendapat predikat sangat sehat.

(16)

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF BANK’S HEALTH LEVEL USING RISK-BASED

BANK RATING METHOD (RBBR)

(An Empirical Study on the Banks which are Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012 and 2013)

Bernadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The study aims to understand banks health level which are listed in Indonesia stock exchange in 2012 and 2013. Bank’s health is important to gain public trust.

This study is an empirical study in the banks which are listed in Indonesia stock exchange. Data was collected using documentation technique. This study used purposive sampling in which the total sample was 22 banks. The study used risk-based bank rating method, which consists of risk profile factor, good corporate governance, earning and capital.

The result of this study showed that: (1) Risk profile factor: which consist of credit risk got very healthy predicate, while market risk had ratio over 100% and had moderate risk, and for the liquidity risk got healthy enough predicate; (2) Good Corporate Governance factor got good predicate; (3) Earning factor got very healthy predicate; (4) Capital factor got very healthy predicate.

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU No.10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Usaha-usaha perbankan

meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana (funding), menyalurkan dana

(lending), dan memberikan jasa lainnya (service).

Kesehatan bank merupakan hal yang penting untuk menarik

kepercayaan dari masyarakat, karena bank merupakan industri yang dalam

kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat. Kepercayaan

masyarakat terhadap industri bank akan terwujud apabila bank memiliki

kinerja yang baik dan mampu meningkatkan kinerjanya secara optimal dan

berkelanjutan. Kepercayaan masyarakat dapat dibangun dalam bentuk

transparansi dari bank baik dari segi laporan keuangan maupun dari segi

kesehatan bank.

Selain itu, dalam rangka menghadapi segala perubahan dan tantangan

global, bank perlu mempersiapkan diri agar bank memiliki ketahanan untuk

menghadapi daya saing, inflasi, dan penurunan nilai tukar rupiah terhadap

dollar AS. Hal tersebut secara tidak langsung akan mendorong peningkatan

efektivitas penerapan manajemen risiko dan Good Corporate Governance

(18)

Governance adalah agar bank dapat mengidentifikasi permasalahan secara

lebih dini, melakukan perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, menerapkan

prinsip kehati-hatian, patuh terhadap ketentuan yang berlaku (BI: 2011).

Untuk mempersiapkan dan mengantisipasi dalam menghadapi

tantangan global dan krisis global tersebut, maka Bank Indonesia

mengeluarkan metode Risk-Based Bank Rating yang terdapat dalam Surat

Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPDN/2011 atau Peraturan Bank Indonesia

No. 13/1/PBI/2011. Metode Risk-Based Bank Rating adalah analisis

kesehatan bank berdasarkan pada risikonya, yang menggantikan metode

CAMELS (Capital, Assets, Manajemen, Earning, Liquidity, Sensitivity to

Market Risk). Risiko-risiko yang dianalisis kemudian digunakan untuk

mengevaluasi kinerja bank dari tahun ketahun, sehingga bank bisa

memperbaiki dan menetapkan strategi apa yang akan diambil. Metode

Risk-Based Bank Rating ini diterapkan, karena krisis keuangan global, memberi

pembelajaran bahwa inovasi dalam produk, jasa, dan aktivitas bank yang tidak

diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang memadai dapat

menimbulkan berbagai permasalahan mendasar terhadap bank maupun

terhadap sistem keuangan bank secara keseluruhan (BI: 2011). Kompleksnya

risiko kegiatan usaha bank pada akhirnya menuntut penyempurnaan metode

penilaian tingkat kesehatan bank dengan pendekatan risiko. Peraturan ini

berlaku secara efektif sejak tanggal 1 januari 2012 dan sekaligus menghapus

(19)

Perbedaan metode CAMELS dan RBBR/RGEC dalam penelitian

Permana (2012) tentang analisis tingkat kesehatan bank berdasarkan metode

CAMELS dan Metode RGEC yang di kutip oleh Puspita (2014), menemukan

bahwa metode CAMELS memberikan gambaran tingkat kesehatan bank yang

efektif akan tetapi antar faktor memberikan penilaian yang berbeda.

Sedangkan metode RGEC lebih menekankan akan pentingnya kualitas

manajemen.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

Bagaimana tingkat kesehatan bank yang terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia dengan menggunakan metode Risk-Based Bank Rating periode

tahun 2012 dan 2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan bank

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013 dengan

menggunakan metode Risk Based Bank Rating (RBBR).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Bank

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menerapkan strategi

(20)

risiko dan dapat dijadikan evaluasi bagi bank untuk meningkatkan

manajemen risiko dan tata kelola perbankan yang lebih baik.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data pustaka tambahan untuk

perpustakaan khususnya tentang perbankan dengan metode Risk-Based

Bank Rating.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

perbankan dan analisis kesehatan bank dengan menggunakan metode

Risk-Based Bank Rating.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pustaka dalam

menulis tugas akhir dan juga diharapkan dapat memperbaiki kekurangan

analisis kesehatan bank dengan menggunakan metode Risk-Based Bank

Rating dalam penelitian ini.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan jelas mengenai isi skripsi ini,

pembahasan dilakukan secara sistematik meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

(21)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori tentang bank yaitu pengertian bank,

laporan keuangan, tingkat kesehatan Bank, manajemen risiko,

metode Risk-Based Bank Rating, Risk Profile, Good Corporate

Governance, Earning, Capital, dan penelitian terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini mencakup tentang objek dan subjek penelitian, jenis

penelitian, teknik pengambilan sampel, waktu dan tempat

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM BANK

Bab ini mencakup tentang perbankan indonesia, bursa efek

indonesia dan data bank yang menjadi sampel.

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini mencakup tentang gambaran data, analisis data dan

pembahasan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini mencakup tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank

Menurut A. Abdurahman (2001) dalam Abdullah (2013: 2) bank adalah

suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa,

seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap

mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga,

membiayai usaha perusahaan dan lain-lain.

B. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut

prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan

individu, asosiasi, atau organisasi bisnis terdiri dari neraca, laporan laba-rugi,

dan laporan perubahan ekuitas pemilik (Rivai: 2013).

Menurut PSAK-1, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur

dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan

keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja

keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan

juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai

tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas

(23)

termasuk keuntungan dan kerugian; (e) kontribusi dari dan distribusi kepada

pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan (f) arus kas.

C. Tingkat Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada

suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun

penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,

likuiditas dan profitabilitas bank (Abdullah, 2003: 203)

Menurut Totok dan Nuritomo (2014: 73), kesehatan suatu bank dapat

diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan

operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua

kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan

perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank merupakan suatu

batasan yang sangat luas karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan

suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya.

1. Kegiatan Usaha Bank

Kegiatan usaha bank meliputi (Budisantoso, 2014: 73) :

a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain,

dan dari modal sendiri

b. Kemampuan mengolah dana

c. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat

d. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,

(24)

e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.

Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas

berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu

bank. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui

penilaian kualitatif dan kuantitatif setelah mempertimbangkan unsur

judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikasi dari

faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor-faktor lainnya seperti kondisi industri

perbankan dan perekonomian nasional (Budisantoso, 2014: 73-74).

2. Aturan Kesehatan Bank

Berdasarkan pada Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 :

1. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan

ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen,

likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan

dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai

dengan prinsip kehati-hatian.

2. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh

cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang

mempercayakan dananya kepada bank.

3. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia, segala keterangan

dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan

(25)

4. Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan

bagi pemeriksa buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya serta

wajib memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh

kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang

dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.

5. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara

berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan Bank Indonesia dapat

menugaskan Akuntan Publik untuk dan atas nama Bank Indonesia

6. Melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.

7. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia: neraca,

perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala

lainnya dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Neraca dan perhitungan laba rugi tersebut wajib terlebih dahulu diaudit

oleh Akuntan Publik.

8. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam

waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

D. Manajemen Risiko

Manajemen risiko menurut Bank Indonesia (Taswan, 2006: 296) adalah

serangkaian prosedur dan metoda yang digunakan untuk mengidentifikasi,

mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan

(26)

Manajemen Risiko merupakan suatu tindakan untuk:

1. Mengindentifikasi risiko inheren secara terencana dan terukur dan

mempersiapkan berbagai pendekatan. Penilaian risiko inheren adalah

penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang

dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi

mempengaruhi posisi keuangan bank.

2. Mengendalikannya agar tujuan bisnis yang telah ditetapkan dapat

tercapai.

E. Risk-Based Bank Rating

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 dan Surat

Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011, metode penilaian kesehatan

bank dengan pendekatan berdasarkan risiko (Risk-Based Bank Rating)

merupakan metode penilaian tingkat kesehatan bank yaitu metode yang

berdasarkan pada 4 faktor: Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earning, dan Capital.

1. Profil Risiko

Profil risiko (risk profile) adalah penilaian tingkat kesehatan didasarkan

pada risiko-risiko bank dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank

secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor

internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan risiko atau

mempengaruhi kinerja keuangan bank pada saat ini dan di masa yang akan

(27)

lebih dini akar permasalahan bank serta mengambil langkah-langkah

pencegahan dan perbaikan secara efektif dan efisien (BI, 2011: 3).

1.1Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko yang timbul dari kegagalan salah

satu pihak untuk memenuhi kontrak pembayaran. Dalam bisnis

perbankan risiko kredit timbul karena kegagalan debitur untuk

memenuhi kewajibannya. Dalam konteks yang lebih luas risiko

kredit mengandung tiga komponen yaitu peluang gagal bayar

(probability of default) yaitu debitur tidak mampu memenuhi

kewajibannya kepada bank. Tingkat pemulihan (recovery rate)

adalah proses klaim atau tuntutan berkaitan dengan upaya

pemulihan kinerja bank. Eksposur kredit adalah berkaitan dengan

jumlah potensi kerugian bila debitur gagal bayar (Taswan, 2006:

298).

Rumus yang digunakan untuk menghitung risiko kredit adalah

Non Performing Loan (NPL) yang menunjukkan kemampuan

manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah dibandingkan

dengan total kredit yang diberikan bank. Fungsi mengukur rasio ini

adalah mengetahui besarnya kredit bermasalah bank, sebagai acuan

agar lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit kedepannya, agar

pada tahun selanjutnya risiko kredit bermasalah semakin turun

(28)

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung

risiko kredit:

a. Non Performing Loan (NPL) Gross

NPL Gross

=

x 100%

b. Non Performing Loan (NPL) Net

NPL Net =

x 100%

Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI)

menetapkan bahwa Non Performing Loan (NPL) adalah sebesar

5%.

Keterangan :

1. Kredit bermasalah adalah kredit kepada pihak ketiga bukan bank

tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet.

2. CKPN kredit bermasalah adalah cadangan kerugian penurunan

nilai untuk kredit yang tergolong kurang lancar, diragukan dan

macet.

3. Total aktiva adalah total aset secara neto (setelah set-off antar

kantor) sesuai yang tertera pada laporan bulanan Bank Umum

(29)

Standar Rasio NPL (Net Performing Loan):

1. Bank yang memiliki rasio NPL diatas 5% menurut Peraturan

Bank Indonesia maka bank tersebut dinyatakan tidak sehat.

2. Bank yang memiliki rasio NPL di bawah 5% menurut

Peraturan Bank Indonesia maka bank tersebut dinyatakan sehat.

Kriteria NPL berdasarkan Peraturan Bank Indonesia adalah sebagai

berikut:

1. Sangat Sehat : Rasio NPL di bawah 2%

2. Sehat : Rasio NPL berkisar > 2% - ≤ 5%

3. Cukup Sehat : Rasio NPL berkisar > 5% - ≤ 8%

4. Kurang Sehat : Rasio NPL berkisar > 8% - ≤ 12%

5. Tidak Sehat : Rasio NPL di atas 12%

1.2Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari

kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga Option. Risiko

pasar meliputi antara lain risiko suku bunga, risiko nilai tukar,

risiko ekuitas, dan risiko komoditas (BI, 2011: 7).

Risiko bunga adalah potensi timbulnya kerugian akibat

bergeraknya suku bunga pasar ke arah yang berlawanan dengan

ekspektasi posisi portofolio bank. GAP (kesenjangan dana) adalah

(30)

rupiah sedangkah Interest Rate Risk (IRR) atau rasio sensitivitas

bunga (risiko tingkat bunga) dalam bentuk persentase. GAP

digunakan untuk mengetahui seberapa besar kerugian atau

keuntungan yang akan diterima bank dari hasil pengurangan RSA

dan RSL ( Taswan, 2006: 277).

Posisi kesenjangan dana (GAP) sering digunakan untuk

mengukur posisi sensitivitas bunga pada suatu bank. Fokus analisis

kesenjangan dana adalah interest income pada aktiva atau interest

cost pada pasiva bank bukan pada pengaruh perubahan tingkat

bunga terhadap nilai modal. Dalam jangka pendek, rate sensitive

asset akan menimbulkan interest revenue, sedangkan rate sensitive

liabilities menimbulkan interest cost yang berbeda dengan adanya

pergeseran tingkat bunga. Rate sensitive Asset (RSA) dan Rate

sensitive Liabilities (RSL) adalah semua aktiva dan

pasiva/liabilities yang meninbulkan interest return dan cost yang

berbeda dengan adanya perubahan tingkat bunga yang timbul di

masa yang akan datang (Taswan, 2006: 273-274).

Bank yang memiliki rasio IRR di atas 100% adalah bank yang

mampu mengoperasikan dana hutang yang diterima dari nasabah,

baik dalam bentuk giro, deposito, ataupun dana pihak ketiga,

sehingga risiko tingkat bunganya akan meningkat (Indrawati:

(31)

Standar risiko bunga untuk kesenjangan relatif (Taswan: 2006).

1. Risiko rendah (low) bila posisi relative gap ratio di bawah 5%

2. Risiko sedang (moderate) bila posisi relative gap ratio berada

5%-10%

3. Risiko tinggi (high) bila posisi relative gap ratio di atas 10%

Risiko nilai tukar adalah potensi timbulnya kerugian akibat

bergeraknya nilai tukar dipasar ke arah yang berlawanan dengan

ekspektasi posisi portofolio bank (Taswan, 2006: 333).

Klasifikasi aktiva dan pasiva/liabilities berdasarkan sensitivitas

suku bunga (Taswan, 2006).

3 Obligasi Penyertaan Sertifikat Deposito 4 Obligasi pemerintah Deposito Berjangka

5

Penempatan pada Bank

Lain Simpanan dari Bank Lain 6 Surat-surat Berharga Pinjaman yang Diterima 7 Kredit yang Diberikan

8 Penyertaan

1.3Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan bank

tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo.

(32)

melakukan offsetting posisi tertentu di pasar (karena kondisi

likuiditas pasar yang tidak memadai), ketidakmampuan mencairkan

aset likuidnya untuk mengubah menjadi dana likuid,

ketidakmampuan menciptakan sumber dana pinjaman untuk

membiayai likuiditas (Taswan, 2006: 336).

Risiko likuiditas dapat dihitung dengan Loan to Deposit

Ratio (LDR) yaitu menyatakan seberapa jauh kemampuan bank

dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan

dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya (Dendawijaya, 2003: 118).

Standar rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) berdasarkan Surat

Edaran BI No. 6/23/DPNP/2004:

1. Sangat sehat = Rasio LDR di bawah 75%

2. Sehat = Rasio LDR berkisar > 75% - ≤ 85%

3. Cukup sehat = Rasio LDR berkisar > 85% - ≤ 100%

4. Kurang sehat = Rasio LDR berkisar > 100% - ≤ 120%

5. Tidak sehat = Rasio LDR di atas 120%

1.4Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan

dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,

kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang

mempengaruhi operasional bank. Risiko ini disebabkan oleh

sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal (BI,

(33)

1.5 Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum

dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini dapat timbul antara

lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang

mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya

syarat syahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai (BI, 2011:

10).

1.6Risiko Stratejik

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan bank dalam

mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan

stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan

lingkungan bisnis. Sumber resiko stratejik antara lain ditimbulkan

dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan

dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengatisipasi

perubahan lingkungan bisnis (BI, 2011: 10).

1.7Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank tidak

mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan

perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber risiko kepatuhan

antara lain timbul karena kurangnya pemahaman atau kesadaran

hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku

(34)

1.8 Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah potensi timbulnya kerugian bank baik

langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh adanya

publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau

persepsi negatif terhadap bank. Risiko ini dapat timbul dari seluruh

aktivitas maupun transaksi yang dilakukan bank yang baik oleh

pihak yang berhubungan langsung dengan bank maupun oleh pihak

yang merupakan representasi kepentingan publik, dianggap secara

langsung maupun tak langsung merugikan kepentingan mereka

(Taswan, 2006: 347).

2. Good Corporate Governance

Menurut Daeng (2008), Good Corporate Governance adalah suatu

tatakelola perusahaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan

yang efektif berdasarkan pada budaya perusahaan, etika, nilai-nilai,

proses bisnis, kebijakan, prosedur, eksposur, risiko dan struktur

organisasi dengan tujuan memberikan dukungan terhadap

pengembangan bank secara efesien dan efektif serta melaksanakan

tanggung jawab bank kepada pemegang saham dan stakeholder.

Penilaian faktor Good Corporate Governance merupakan penilaian

terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance. Prinsip-prinsip Good Corporate

(35)

Good Corporate Governance berpedoman pada ketentuan Bank

Indonesia mengenai pelaksanaan Good Corporate Governance bagi

Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas

usaha bank. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip Good

Corporate Governance, maka secara umum kelemahan tersebut kurang

signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh

manajemen bank (BI, 2011: 16).

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DNDP tanggal

29 April 2013 penilaian Good Corporate Governance terdiri dari 3 aspek,

yaitu :

a. Governance structure bertujuan untuk menilai kecukupan struktur

dan infrastruktur tata kelola bank agar proses pelaksanaan prinsip

Good Corporate Gorvernance menghasilkan outcome yang sesuai

dengan harapan stakeholders bank. Yang termasuk struktur tata

kelola bank adalah Komisaris, Direksi, Komite dan satuan kerja pada

bank. Adapun yang termasuk infrastruktur tata kelola bank antara

lain adalah kebijakan dan prosedur bank, sistem informasi

manajemen serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing

struktur organisasi.

b. Governance process bertujuan untuk menilai efektivitas proses

pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang

(36)

sehingga menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan

stakeholders bank.

c. Governance output bertujuan untuk menilai kualitas outcome yang

memenuhi harapan stakeholders bank yang merupakan hasil proses

pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance yang didukung

oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank.

Menilai kualitas Outcome mencakup aspek kualitatif dan aspek

kuantitatif, antara lain yaitu:

1. Kecukupan transparansi laporan.

2. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

3. Perlindungan konsumen.

4. Objektivitas dalam melakukan assessment/audit.

5. Kinerja bank seperti rentabilitas, efisiensi, dan permodalan.

6. Peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku

dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi bank, seperti fraud,

pelanggaran BMPK (batas maksimal pemberian kredit),

pelanggaran ketentuan terkait laporan bank kepada Bank

(37)

2.1 Lima Prinsip Dasar Penerapan Good Coorporate Governance

Lima prinsip dasar penerapan Good Corporate Governance

berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DNDP/2013

adalah:

a. Transparansi (transparency) mengandung unsur pengungkapan

(disclosure) dan penyediaan informasi secara tepat waktu,

memadai, jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan serta mudah

diakses oleh pemangku kepentingan dan masyarakat. Transparasi

diperlukan agar bank menjalankan bisnis secara objektif,

profesional, dan melindungi kepentingan konsumen.

b. Akuntabilitas (accountability) mengandung unsur kejelasan fungsi

dalam organisasi dan cara mempertanggungjawabkannya. Bank

sebagai lembaga dan pejabat yang memiliki kewenangan harus

dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan

akuntabel. Untuk itu bank harus dikelola secara sehat, terukur dan

profesional dengan memperhatikan kepentingan pemegang saham,

nasabah, dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan

prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang

berkesinambungan.

c. Responsibilitas mengandung unsur kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan dan ketentuan internal bank serta tanggung

jawab bank terhadap masyarakat dan lingkungan. Responsibilitas

(38)

usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai

warga korporasi yang baik atau dikenal dengan Good corporate

citizen.

d. Indepedensi (indepedency) mengandung unsur kemandirian dari

dominasi pihak lain dan objektifitas dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya. Dalam hubungan dengan asas indepedensi, bank

harus dikelola secara independen agar masing-masing organ

perusahaan beserta seluruh jajaran dibawahnya tidak saling

mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun

yang dapat mempengaruhi objektifitas dan profesionalisme dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

e. Kewajaran dan kesetaraan (fairness) mengandung unsur perlakuan

yang adil dan kesempatan yang sama sesuai proporsinya. Dalam

melaksanakan kegiatannya, bank harus senantiasa memperhatikan

kepentingan pemegang saham, konsumen dan pemangku

kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan

(39)

2.2 Penilaian Faktor Good Corporate Governance

Penilaian untuk faktor Good Corporate Governance berdasarkan

Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DNDP/2013 berupa:

Tabel II. 2

Aspek penilaian Good Coorporate Governance (GCG)

No Aspek yang Dinilai Bobot

1

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan

Komisaris 10%

2 Pelaksaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 20% 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite 10% 4 Penanganan Benturan Kepentingan 10% 5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5% 6 Penerapan Fungsi Audit Intern 5% 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5%

8

Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan

Pengendalian Intern 7,5%

9

Penyediaan Dana Kepada Pihak terkait (Related

Party) dan Debitur Besar (Large Exsposure) 7,5%

10

Transparasi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Peaksanaan GCG dan Laporan

Internal 15%

11 Rencana Strategis Bank 5% Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP

Standar predikat Good Corporate Governance berdasarkan Surat

(40)

3. Rentabilitas (Earning)

Aspek earning/rentabilitas diukur dengan rasio Return on Asset (ROA)

yaitu digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2003: 120).

Rasio Net Interest Margin (NIM) yaitu mengukur pengelolaan aktiva

produktif sehingga menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga

bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga (Luciana dan

Winny, 2005:18) dalam Mubarak (2014).

Penilaian pendekatan kuantitatif faktor rentabilitas antara lain

dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen berikut (Taswan,

2006: 400-401):

a. Return on asset (ROA)

b. Return on equity (ROE)

c. Net interest margin (NIM)

d. Biaya ooperasional dibandingkan dengan pendapatan operasional

(BOPO)

e. Perkembangan laba operasional

f. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan

g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya

(41)

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 rasio

yang digunakan dalam menghitung faktor rentabilitas adalah rasio Return

On Asset (ROA) dan Net Interest Margin (NIM).

Tabel II. 3 Indikator Rentabilitas

No Parameter/indikator Keterangan

1 Return on Asset (ROA) a) Laba sebelum pajak adalah laba

sebagaimana tercatat dalam laba rugi

bank tahun berjalan yang

dihitung dengan cara penjumlahan

total aset posisi januari sampai dengan

juni dibagi dengan 6

2 Net Interest Margin

(NIM)

a) Pendapatan bunga bersih adalah

pendapatan bunga dikurangi dengan

beban bunga (disetahunkan)

b) Rata-rata aset produktif

Contoh: untuk posisi bulan juni

dihitung dengan cara penjumlahan

total aset produktif posisi januari

sampai dengan juni dibagi dengan 6.

c) Aset produktif yang diperhitungkan

adalah aset yang menghasilkan bunga

baik yang di neraca maupun pada TRA

(42)

Standar rasio ROA (Return On Asset) berdasarkan Surat Edaran BI

No. 6/23/DPNP/2004:

1. Sangat sehat = Rasio ROA di atas 2%

2. Sehat = Rasio ROA berkisar > 1,25 % - ≤ 2%

3. Cukup sehat = Rasio ROA berkisar > 0,5%- ≤1,25%

4. Kurang sehat = Rasio ROA berkisar > 0% - ≤0,5%

5. Tidak sehat = Rasio ROA di bawah 0%

Standar rasio NIM (Net Interest Margin) berdasarkan Surat Edaran BI

No. 6/23/DPNP/2004:

1. Sangat sehat = Rasio NIM di atas 3%

2. Sehat = Rasio NIM berkisar > 2% - ≤ 3%

3. Cukup sehat = Rasio NIM berkisar >1,5% - ≤ 2%

4. Kurang sehat = Rasio NIM berkisar >1%- ≤ 1,5%

5. Tidak sehat = Rasio NIM di bawah 1%

4. Capital (Permodalan)

Aspek capital diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu

mengukur kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

menghasilkan aktiva. Fungsinya untuk mengetahui kemampuan bank dalam

menutupi penurunan asetnya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang

disebabkan aset yang berisiko(Dendawijaya (2003), dalam Mubarak 2013)).

Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal

minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).

ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca (aktiva yang tercantum

(43)

administratif). Jadi persentase kebutuhan modal minimum diwajibkan disebut

Capital Adequacy Ratio (CAR). Dengan demikian CAR minimum bagi

bank-bank umum di Indonesia adalah 8% (Dendawijaya, 2003: 48).

Kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) bank diukur dari

persentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).

Sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh penempatan Bank Internasional

terhadap seluruh bank di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal

minimum sebesar 8% ( Abdullah, 2013: 160)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara

lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai

berikut (Taswan, 2006: 382-383) :

a. Kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum

(KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku.

b. Komposisi permodalan.

c. Trend kedepan/proyeksi KPMM.

d. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal

bank.

e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang

berasal dari keuntungan (laba ditahan).

f. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha

g. Akses kepada sumber permodalan.

h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan

(44)

Berdasarkan penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif diatas

maka yang dapat dihitung berdasarkan rasio keuangannya adalah

pendekatan kuantitatif menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.

13/24/DPNP/2011 sebagai berikut:

Tabel II. 4 Indikator Capital

No Parameter /Indikator Keterangan

a. Rasio Kecukupan Modal

1) a. Rasio dihitung per posisi penilaian

termasuk memperhatikan trend

KPMM

b. Perhitungan modal dan Aset

Tertimbang Menurut Risiko

(ATMR) berpedoman pada

ketentuan Bank Indonesia mengenai

kewajiban penyediaan modal

minimum Bank Umum (KPMM)

2) a. Perhitungan modal inti berpedoman

pada ketentuan Bank Indonesia

mengenai kewajiban KPMM

b. Modal inti (tier 1) pada prinsipnya

terdiri atas modal disetor, agio

saham, laba ditahan, cadangan

umum dan cadangan-cadangan yang

(45)

3) a. Perhitungan aset produktif

bermasalah dan CKPN aset

produktif bermasalah.

b. Perhitungan modal inti dan cadangan

umum berpedoman pada ketentuan

BI mengenai kewajiban penyediaan

KPMM

4) Perhitungan aset kualitas rendah dan

CKPN untuk aset kualitas rendah.

b. Kecukupan modal bank

untuk mengantisipasi

potensi kerugian sesuai

profil risiko

Penilaian kecukupan modal bank untuk

mengantisipasi potensi kerugian sesuai

profil risiko dilakukan dengan

memperhatikan antara lain: (i) risiko

inheren (ii) kualitas penerapan

manajemen risiko (iii) tingkat risiko (iv)

peringkat profil risiko bank baik secara

individual maupun konsolidasi.

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011

Standar rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) berdasarkan Surat

(46)

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Widyaningrum dan Topowijoyo (2014) tentang

analisis tingkat kesehatan bank dengan metode Risk-Based Bank Rating.

Penelitian ini hanya berdasarkan pada faktor rentabilitas dan Capital,

sedangkan faktor GCG dan risk profile tidak disertakan. Dalam penelitian ini

ada 25 bank yang diteliti di BEI. Berdasarkan penelitian ini, bank-bank diukur

dengan rasio ROA hasilnya bank mendapat predikat sehat, rasio NIM hasilnya

bank-bank mendapat predikat sehat dan rasio CAR hasilnya bank-bank

mendapat predikat sehat.

Penelitian yang dilakukan Mubarak (2014) tentang penilaian kinerja bank

menurut Risk-Based Bank Rating. Penelitian ini menggunakan rasio untuk

aspek profil risiko, hasilnya adalah rasio LDR <110% dan rasio NPL <5%,

aspek GCG bank memperoleh peringkat 1 (sangat baik), aspek Earning: rasio

ROA mendapat predikat sangat baik dan rasio NIM mendapat predikat sangat

baik, aspek Capital: rasio CAR memperoleh predikat sangat baik. Secara

keseluruhan selama tahun 2008-2012 keempat bank BUMN tersebut memiliki

kinerja yang baik dan perlu mempersiapkan diri untuk kedepannya dengan

cara lebih berhati-hati pada aspek risiko yang dihadapi.

Penelitian yang dilakukan Lasta dkk (2014) tentang analisis tingkat

kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile, Good

Corporate Governance, Earning, Capital). Penelitian ini berdasarkan

pendekatan RGEC secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa BRI merupakan

(47)

mendapatkan predikat bank yang sangat sehat. Penelitian ini mengunakan

rasio NPL, IRR, LDR, LAR, dan Cash Ratio (faktor risk profile) keseluruhan

menggambarkan pengeloalaan risiko yang telah dilaksanakan dengan baik,

faktor GCG memiliki tata kelola yang sangat baik, faktor rentabilitas

mendapat predikat sangat sehat, dan faktor capital mendapat predikat sangat

sehat. Pelaksanaan faktor-faktor dalam penilaian kesehatan bank umum

tersebut telah dilaksanakan dengan sangat baik sesuai dengan ketetapan dan

ketentuan Bank Indonesia, serta berjalan secara efektif dan efisien.

Penelitian yang dilakukan Minarrohmah dkk (2014) tentang analisis

tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile,

Good Corporate Governance, Earnings, Capital). Penelitian ini dilakukan

pada bank BCA periode 2010-2012. Hasil penelitian ini adalah untuk risiko

kredit BCA sangat baik, berdasarkan dari kriteria penetapan peringkat nilai

NPL di bawah 2%. Faktor GCG menyangkut 11 aspek penilaian sebagai mana

telah diatur dalam PBI menunjukkan memiliki GCG tang sangat bagus. Faktor

earning mendapat nilai sangat baik. Dan faktor capital untuk rasio CAR di

atas 12% dan berada pada posisi sangat sehat.

Penelitian yang dilakukan Septyaning (2014) tentang analisis kinerja

dengan penerapan metode Risk-Based Bank Rating (studi pada bank swasta

yang listing di BEI). Hasil penelitian ini untuk bank umum swasta nasional

devisa periode 2008-2012 dalam kondisi baik. Hal ini terbukti dari

perhitungan rasio sesuai dengan ketentuan BI, untuk rasio LDR kurang dari

(48)

lebih dari 1,5%, rasio NIM lebih dari 3%, dan rasio CAR lebih dari 12%. Oleh

karena itu diharapkan di masa yang akan datang bank mampu meningkatkan

kembali kinerjanya sehingga dapat meningkatkan produktivitas dalam

usahanya.

Penelitian yang dilakukan Permatasari dkk (2015) tentang penggunaan

metode Risk-Based Bank Rating untuk menganalisis tingkat kesehatan bank.

Hasil penelitian ini untuk profil risiko, rasio NPL bank mendapat predikat dari

sangat sehat sampai kurang sehat, dan untuk rasio LDR tidak ada bank yang

memperoleh predikat tidak sehat. Hasil self assessment untuk faktor GCG

menunjukkan bahwa terdapat satu bank dari 9 bank yang menghasilkan

predikat kurang baik. Hasil faktor rentabilitas menggunakan rasio ROA

menunjukkan bahwa ada bank yang memiliki nilai ROA negatif, dan untuk

rasio NIM menunjukkan seluruh bank merada dalam kondisi yang sehat.

Hasil perhitungan CAR menunjukkan bahwa hampir semua bank pada setiap

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, dan

Laporan self assessment untuk Good Corporate Governance bank yang

terdaftar di Bursa Efek Idonesia untuk tahun 2012 dan 2013.

Subjek penelitian adalah bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2012 dan 2013, dengan mendownload laporan tahunan bank yang

ada di www.idx.co.id atau di Bursa Efek Indonesia.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi empiris pada bank-bank yang terdaftar di

BEI untuk tahun 2012 dan 2013. Studi empiris adalah penelitian terhadap

fakta tertulis (dokumen) atau arsip data yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data dari berbagai sumber baik dari perpustakaan, dari data

internal, yaitu dokumen, arsip dan catatan orisinil yang diperoleh dari suatu

organisasi atau berasal dari data eksternal. Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif

merupakan jenis penelitian yang mengunakan metode numerik dan grafis serta

dapat merangkum informasi yang terdapat dalam data tersebut dan disajikan

(50)

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel denngan menggunakan metode purposive

sampling, yaitu teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar

kriteria atau tujuan tertentu (disengaja) (Murti dan Salamah, 2006: 77).

Berdasarkan pada kriteria-kriteria maka bank yang termasuk dalam kriteria

ada 22 bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

D. Waktu dan Tempat

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan januari-juli 2015.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Bursa Efek Indonesia.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi.

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara melihat

dokumen-dokumen seperti laporan keuangan dan laporan catatan keuangan lainnya

kemudian dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Data yang

digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah

dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada

(51)

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah mengenai tingkat kesehatan bank yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dinilai dengan menggunakan metode

Risk-Based Bank Rating berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No.

13/24/PBI/2011 untuk tahun 2012 dan 2013, maka dilakukan langkah-langkah

analisis berikut :

1. Mengumpulkan Data

Data yang digunakan untuk menghitung rasio-rasio dalam menentukan

tingkat kesehatan bank berupa laporan keuangan, yaitu:

a. Laporan Tahunan Bank

b. Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

c. Laporan Perhitungan Rasio Keuangan

d. Catatan atas Laporan Keuangan

2. Menghitung Profil Risiko

Dalam melakukan perhitungan profil risiko laporan keuangan yang

digunakan dalam melakukan perhitungan adalah Laporan Laba/Rugi

kemudian menghitung risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar.

2.1Menghitung Risiko Kredit

Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(52)

2.2Menghitung Risiko pasar

Menghitung Rasio risiko suku bunga dan rasio kesenjangan Relatif.

a. Rasio Risiko Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate Risk (IRR)

Rasio (IRR) = X100%

b. Rasio Kesenjangan Relatif

1. Kesenjangan Dana (GAP) = RSA - RSL

2.

Rasio Kesenjangan Relatif =

x 100%

2.3Menghitung Risiko likuiditas

Menghitung Rasio Loan to Deposit Rasio (LDR), yaitu rasio

kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta

asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak

ketiga yang mencakup giro, tabungan dan deposito dalam rupiah

dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. Berikut rumus

yang digunakan untuk menghitung risiko likuiditas:

Rumus rasio Loan to Deposit (LDR) adalah:

(53)

3. Menentukan Peringkat Good Corporate Governance

Untuk menentukan tingkat kesehatan bank faktor Good Corporate

Governance berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 13/PBI/2011

atau Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPDN/2011:

1. Mencari laporan tahunan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia

kemudian melihat pada tata kelola perusahaan

2. Menetapkan penilaian yang dilakukan oleh bank berdasarkan self

assessment yang dilakukan oleh bank.

4. Menghitung Rentabilitas (Earning)

Untuk mengetahui Kinerja bank dalam menghasilkan laba, maka

perhitungan yang di gunakan adalah:

a. Menghitung Return on Asset (ROA)

ROA = X100%

b. Menghitung Net Interest Margin (NIM)

NIM = X 100%

5. Menghitung Capital (Permodalan)

Untuk mengetahui kecukupan modal bank (CAR), maka perhitungan

yang digunakan adalah :

Menghitung Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR)

(54)

BAB IV

GAMBARAN UMUM BANK

A. Perbankan Indonesia

Bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya

menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain

dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

menempatkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana

(deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada

gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Perbankan

adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank: mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan

kegiatan usaha.

Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen,

sehingga perintah atau pihak lain tidak mempunyai kewenangan untuk

turut campur dalam pelaksanaan tugasnya. Sebagai lembaga yang

independen, Bank Indonesia memiliki otonomi penuh untuk menentukan

kebijakan yang berkaitan dengan keuangan di Indonesia.

B. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia adalah merupakan bursa hasil penggabungan

dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi

efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk

(55)

Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Salah satu aspek penting

peran yang dijalankan Bursa Efek yaitu penyebaran informasi kepada

pelaku dan masyarakat luas.

C. Data Bank yang Menjadi Sampel

Bank-bank yang menjadi sampel berjumlah 22 bank, pemilihan sampel

bank berdasarkan pada metode purposive sampling. Metode purposive

sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri

berdasar kriteria atau tujuan tertentu (disengaja). Bank yang termasuk

dalam kriteria kelengkapan penyajian data yang dipublikasikan oleh

bank-bank tersebut dan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Tabel IV. 1

Kriteria pemilihan sampel

No Kriteria Jumlah Bank

1 Bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia 31

2

Bank mempublikasikan laporan hasil penilaian

Good Corporate Governance 29

3

Bank yang mempublikasikan laporan keuangan

eksposur aset dan liabilitas terhadap risiko suku

bunga (CALK)

26

4

Bank yang menyajikan laporan hasil penilaian

Good Corporate Governance dan laporan

keuangan eksposur aset dan liabilitas terhadap

risiko suku bunga (CALK)

(56)

Bank-bank yang termasuk ke dalam kriteria yang digunakan dalam

penyajian data penelitian adalah:

Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

1. PT. Bank BRI Agroniaga, Tbk.

Kode AGRO

Berdiri 27 September 1989 No. telp 021-5262570

Alamat

Plaza GRI Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 No. Jakarta 12950

Direktur Heru Sukanto Komisaris Indra Kesuma

2. PT. Bank Capital Indonesia, Tbk.

Kode BACA Berdiri 20 April1989 No. telp (021) 2506768

Alamat

Sana Lapas Tawar Lt. 12 Jl. Jend. Sudirman Kav. 26 Jakarta 12920

Direktur Soejanto Soetjijo Komisaris Danny Nugroho

3. PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk.

Kode BAEK Berdiri 15 Mei 1989 No. telp (021)-25545800

Alamat Jl. Setiabudi Selatan, Kav. 7-8 Jakarta 12920 Direktur Antony Colin Tuner

(57)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

4. PT. Bank Central Asia, Tbk.

Kode BBCA

Berdiri 21 Februari 1957 No. telp 62 21 235 88000

Alamat

Wisma BCA Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920

Direktur Jahja Setiaatmadja Komisaris Djohan Emir Soetijoso

5. PT. Bank Bukopin, Tbk.

Alamat Jl. MT. Haryono Kav. 50-51 Jakarta 12770 Diretur Glen Glenardi

Komisaris Mulia Panusunan Nasution

6. PT. Bank Mestika Dharma, Tbk.

Kode BBMD Berdiri Tahun 1956 No. telp (061) 4525800

Alamat

Mestika Building Jl. Zainal Arifin 118 Medan 20153

(58)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

7. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk.

Kode BBNP

Berdiri 18 Januari 1972 No. telp (022) 4202088

Alamat Jl. Ir. Juanda No. 95 Bandung 4013 Direktur Ritsuo Ando

Komisaris Hideki Horikoshi

8. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Kode BBRI

Berdiri 18 Desember 1968 No. telp (021) 5751966

Alamat

Gedung BRI 1 Jl. Jend. Sudirman No 44-46 Jakarta 10210

Direktur Sofyan Basir Komisaris Bunasor Sanim

9. PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.

Kode BBTN Berdiri Tahun 1987 No. telp (021) 6336789

Alamat

Menara Bank BTN Jl. Gajah Mada No. 1 Jakarta 10130

(59)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

10.PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.

Kode BDMN Berdiri Tahun 1956

No. telp 62 21 5799 1001 03

Alamat

Jl. Jend. Sudirman No.45 Wisma Bank Danamon Jakarta

Direktur Henry Ho Hon Cheong Komisaris Ng Kee Choe

11.PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk.

Kode BEKS

Berdiri 11 September 1992 No. telp 021-72346666

Alamat Jl. RS. Fatmawati No. 12, Jakarta Selatan 12140 Direktur Paulus Wiranata

Komisaris Endriartono Sutarto

12.PT. Bank Kesawan, Tbk.

Kode BKSW Berdiri 28 April 1913 No. telp (021) 3508888

Alamat Jl. Hayam Wuruk No. 33 Jakarta Direktur Andrew Duff

(60)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

13.PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.

Kode BMRI

Berdiri 2 Oktober 1998 No. telp (021) 52997777

Alamat Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta 12190 Direktur Budi G. Sadikin

Komisaris Edwin Gerungan

14.PT. Bank Bumi Arta

Kode BNBA

Berdiri 2 Oktober 1998 No. telp (021) 2300 899

Alamat Jl. KH. Wahid Hasyim No. 234 Jakarta Pusat Direktur Ir. Rachmat M.S., MBA

Komisaris Wikan Aryono

15.PT. Bank CIMB Niaga, Tbk

Kode BNGA

Berdiri 26 September 1955

No. telp

62 21 250 5252 62 21 2505 353

Alamat Garaha Niaga Jl. Jend. Sudrman Kav. 58 Jakarta Direktur Samir Gupta

(61)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

16.PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk.

Kode BNII

Berdiri 15 Mei 1959 No. telp 62 21 2922 8888

Alamat

Jl. Asia Afrika No. 8 Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Pusat 10270

Direktur Taswin Zakkaria

Komisaris Tan Sri Dato’ Zaharuddin

17.PT. Bank Permata, Tbk.

Kode BNLI Berdiri Tahun 2002 No. telp (021) 5237788

Alamat

Gedung WTC II Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31 Jakarta 12920

Direktur David M. Fletgher Komisaris Neeraj Swaroop

18.PT. Bank Sinarmas, Tbk.

Kode BSIM Berdiri Maret 1990

No. telp (021) 31990101

Alamat

Wisma Bank Sinarmas Jl. M.H Thamrin No. 51, Jakarta 10350

(62)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

19.PT. Bank Tabungn Pensiun Nasional, Tbk.

Kode BTPN Berdiri Tahun 1958 No. telp (021) 4211311

Alamat

Menara Cyber 2 Lt. 24 & 25 Jl. HR. Rasunan Said Blok X-5 No. 13 Kuningan Jakarta Selatan 12950 Direktur Jerry Ng

Komisaris Kuntjoro Jakti

20.PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk.

Kode INPC

Berdiri 7 September 1973

No. telp 62 21 515 2168

Alamat

Gedung Artha Graha Lt. 5 Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Direktur Andy Kasih Komisaris Kiki Syahnakri

21.PT. Bank OCBC NISP, Tbk.

(63)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

22.PT PAN Indonesia, Tbk.

Kode PNBN

Berdiri 17 Agustus 1971 No. telp Telp (021) 2700545

Alamat

Gedung Panin Center Jl. Jend Sudirman Kav. 1 Senayan Jakarta 10270

Gambar

Tabel II. 1 RSA dan RSL
Tabel II. 2 Good Coorporate Governance
Tabel II. 3 Indikator Rentabilitas
Tabel IV. 1 Kriteria pemilihan sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa faktor yang lebih dominan menimbulkan hambatan dalam pengelolaan sampah adalah kurangnya pengetahuan, tentang pengelolaan sampah,

Hal ini mengakibatkan kedudukan para bupati dikembalikan kepada tempat semula sebagai kepala tradisional rakyatnya, dan cara untuk meningkatkan prestise bupati

[r]

Sedangkan pendekatan dengan menghitung jumlah panjang garis pantai kedua negara terhadap wilayah yang akan dibatasi pada prinsip proporsionalitas Alternatif 2, dianggap

Kemasan adalah elemen penting dalam suatu merek dagang, terutama perusahaan clothing, yang setiap produknya diwajibkan memiliki kemasan yang unik, kreatif, serta

Berdasarkan pemikiran dan uraian, maka penelitian ini mencoba untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah Bank internasional Indonesia

Tiada bahagian daripada terbitan ini boleh diterbitkan semula dalam apa-apa bentuk, kecuali petikan ringkas dalam. kajian, tanpa kebenaran bertulis daripada penulis

• Network mapping: This category contains tools that can be used to check the live host, fingerprint operating system, application used by the target, and also do portscanning.. •