• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa Kelas V SD Kanisius Gayam I dengan menggunakan media audio-visual.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa Kelas V SD Kanisius Gayam I dengan menggunakan media audio-visual."

Copied!
258
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS GAYAM I

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL

Diani Tri Ambarwati

Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam I Tahun Ajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa menggunakan media audio-visual; (2) untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa; (3) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Gayam I berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik non tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa telah dilakukan dengan cara menayangkan video mengenai jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. (2) Penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata jumlah turus siswa dari 4,2 (kurang aktif) menjadi 6,3 (aktif) pada akhir siklus. (3) Penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas dari kondisi awal 60,10 menjadi 72,60 dan peningkatan prosentase pencapaian KKM dari kondisi awal 36,84% menjadi 76,31% pada akhir siklus.

(2)

ABSTRACT

IMPROVING ACTIVE PARTICIPANT AND LEARNING

ACHIEVEMENT IN SOCIAL SCIENCES FOR GRADE V STUDENTS OF SD KANISIUS GAYAM I USING AUDIO-VISUAL MEDIA

Diani Tri Ambarwati Sanata Dharma University

2016

The background of this research was the low participation and learning achievement of grade V students of SD Kanisius Gayam I academic year 2014/2015. The purposes of this research are: (1) to describe the efforts in improving students’ active participation and learning achievement using audio -visual media; (2) to increase the students’ active participation in learning; (3) to increase students’ learning achievement.

This was a Classroom Action Research (CAR). The subject of this research was grade V students of SD Kanisius Gayam I that were consisted of 38 students. Data gathering techniques employed were test and non test technique. Data analysis techniques applied were quantitative and qualitative technique.

The result showed that: (1) the efforts in improving students’ active participation and learning achievement were done by presenting a video about business and economics types in Indonesia; (2) The use of audio visual media can increase the students’ active participation. It can be seen from the increase in the average tally number from 4,2 (less active) to 6,3 (active) at the end of the cycle; (3) The use of audio-visual media can increase the students’ learning achievements. It can be seen from the increase in the average score of the class from 60,10% in the initial stage became 72,60% and the increase of the minimum completeness criteria from 36,84% in the initial stage to 76,31% in the end of the cycle.

(3)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS GAYAM I DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Diani Tri Ambarwati

NIM: 091134149

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS GAYAM I DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Diani Tri Ambarwati

NIM: 091134149

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya yang sederhana ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang berkarya begitu luar biasa dalam hidup peneliti.

Kepada orang tua peneliti yang luar biasa, “Bapak Yohanes Suhendra dan Ibu

Niken Purwaningsih”. Terima kasih untuk segala kasih sayang, support, pengajaran, kesabaran, dan doa yang tiada putus-putusnya bagi peneliti.

Kakak peneliti, “Maria Ika Dewi Natalia” dan “Hayuning Dwi Wulansari”.

Terimakasih untuk segala bimbingan, nasihat, dukungan, dorongan, doa, dan telah

menjadi saudara yang teramat spesial bagi peneliti.

Dosen Pembimbingku “Drs. YB. Adimassana, M.A.”

Terimakasih telah berjerih payah membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini.

Teman-teman PGSD FKIP Sanata Dharma angkatan tahun 2009 rekan

seperjuangan yang tidak akan terlupakan.

(8)

v MOTTO

“I can do all things through Christ which strengtheneth me”

“Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”

(Filipi 4:13)

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu

akan ditambahkan kepadamu”

(Matius 6:33) “For nothing is impossible with God”

“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”

(Lukas 1:37) “Duc in altum ...”

“Bertolaklah ke tempat yang dalam ... ”

(Lukas 5:4) “Life without limits”

“Hidup tanpa batas”

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 September 2016

Peneliti

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Diani Tri Ambarwati

Nomor Mahasiswa : 091134149

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang

berjudul : PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA KELAS V SD KANISIUS GAYAM I DENGAN M ENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 9 September 2016

Yang menyatakan,

(11)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS GAYAM I

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL

Diani Tri Ambarwati

Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian dilatarbelakangi oleh rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam I Tahun Ajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa menggunakan media audio-visual; (2) untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa; (3) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Gayam I berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik non tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa telah dilakukan dengan cara menayangkan video mengenai jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. (2) Penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata jumlah turus siswa dari 4,2 (kurang aktif) menjadi 6,3 (aktif) pada akhir siklus. (3) Penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas dari kondisi awal 60,10 menjadi 72,60 dan peningkatan prosentase pencapaian KKM dari kondisi awal 36,84% menjadi 76,31% pada akhir siklus.

(12)

ix ABSTRACT

IMPROVING ACTIVE PARTICIPANT AND LEARNING

ACHIEVEMENT IN SOCIAL SCIENCES FOR GRADE V STUDENTS OF SD KANISIUS GAYAM I USING AUDIO-VISUAL MEDIA

Diani Tri Ambarwati Sanata Dharma University

2016

The background of this research was the low participation and learning achievement of grade V students of SD Kanisius Gayam I academic year 2014/2015. The purposes of this research are: (1) to describe the efforts in improving students’ active participation and learning achievement using audio -visual media;(2) to increase the students’ active participation in learning; (3) to increase students’ learning achievement.

This was a Classroom Action Research (CAR). The subject of this research was grade V students of SD Kanisius Gayam I that were consisted of 38 students. Data gathering techniques employed were test and non test technique. Data analysis techniques applied were quantitative and qualitative technique.

The result showed that: (1) the efforts in improving students’ active participation and learning achievement were done by presenting a video about business and economics types in Indonesia; (2) The use of audio visual media can increase the students’ active participation. It can be seen from the increase in the average tally number from 4,2 (less active) to 6,3 (active) at the end of the cycle; (3) The use of audio-visual media can increase the students’ learning achievements. It can be seen from the increase in the average score of the class from 60,10% in the initial stage became 72,60% and the increase of the minimum completeness criteria from 36,84% in the initial stage to 76,31% in the end of the cycle.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD KANISIUS GAYAM I DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena kebaikan, dukungan, dan

keterlibatan dari berbagai pihak. Peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang tak

terhingga kepada semua pihak yang membantu secara langsung ataupun tidak

langsung. Pada kesempatan ini peneliti dengan tulus hati ingin menyampaikan rasa

terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S, M. Pd. selaku Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Drs, YB. Adimassana M.A. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan saran, kritik, dorongan, semangat, motivasi, tenaga, dan

pikiran untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan

(14)

xi

5. Segenap dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

mendidik, membagi ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat

bermanfaat sekali bagi peneliti.

6. Bapak/Ibu karyawan yang bertugas di Kesekretariatan PGSD yang telah

berperan untuk mendukung demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Elisabeth Listriyani, SPd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Gayam I

yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

8. Guru kelas dan jajaran guru SD Kanisius Gayam I yang telah telah

memberikan masukan, bantuan, semangat dan dukungan sehingga

penelitian dapat berjalan dengan lancar.

9. Siswa-siswi SD Kanisius Gayam I khususnya kelas V. Terimakasih atas

patisipasi dan kerjasama yang baik dan saling mendukung selama penelitian

berlangsung.

10.Ayah dan Ibu peneliti tercinta Yohanes Suhendra dan Niken Purwaningsih

atas doa, kasih sayang, perhatian, pengorbanan, dukungan material maupun

finansial, dan kesabaran yang telah diberikan selama ini. Semoga dengan

selesainya skripsi ini menjadi hadiah kecil pertama yang membanggakan

yang bisa penulis berikan.

11.Kakak-kakak peneliti tersayang Maria Ika Dewi Natalia dan Hayuning Dwi

Wulansari, terimakasih atas doa, semangat, dan dukungan material maupun

(15)

xii

12.Sahabat-sahabat kepompong yang sangat peneliti sayangi. Terimakasih atas

doa, semangat, dan bantuan, sehingga terselesaikannya skripsi ini.

13.Yose Tambunan yang telah mendorong dan menyemangati peneliti untuk

menyelesaikan skripsi ini.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

mendukung peneliti, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Peneliti menyadari skripsi ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna.

Oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini, peneliti sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun demi kebaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat berdaya guna dan memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ...xiii

DAFTAR TABEL ...xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN...xix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Batasan Masalah ...11

1.3 Rumusan Masalah ...11

1.4 Tujuan Penelitian ...12

(17)

xiv

1.6 Batasan Pengertian ...13

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ...14

2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung ...14

2.1.1.1Media Pembelajaran ...14

2.1.1.1.1 Pengertian Media Pembelajaran ...14

2.1.1.1.2 Pemilihan Media Pembelajaran ...15

2.1.1.1.3 Media Audio Visual ...19

2.1.1.2Keaktifan Belajar ...20

2.1.1.2.1 Pengertian Keaktifan Belajar ...20

2.1.1.2.2 Macam-macam Keaktifan Belajar ...21

2.1.1.2.3 Indikator Keaktifan Belajar ...21

2.1.1.3Prestasi Belajar ...24

2.1.1.3.1 Pengertian Belajar ...24

2.1.1.3.2 Pengertian Prestasi Belajar ...25

2.1.1.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...25

2.1.1.4Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ...27

2.1.1.5Penelitian yang Relevan ...28

2.2 Kerangka Berpikir ...34

2.3 Hipotesis Tindakan ...35

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...37

3.2 Setting Penelitian ...40

3.2.1 Tempat Penelitian ...40

(18)

xv

3.4.2 Pelaksanaan Tindakan ...43

3.4.3 Observasi ...43

3.6 Instrumen Penelitian ...46

3.6.1 Tes ...48

3.6.2 Non Tes ...50

3.6.2.1Lembar Observasi Keaktifan ...50

3.6.2.2Rubrik Penilaian Kognitif Produk ...51

3.6.2.3Rubrik Penilaian Afektif ...52

3.6.2.4Rubrik Penilaian Psikomotor ...53

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ...53

3.7.1 Validitas ...53

3.7.2 Reliabilitas ...56

3.7.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...58

3.7.3.1Hasil Uji Validitas Isi ...58

3.9 Indikator Keberhasilan ...74

(19)

xvi

4.1.1 Proses PTK ...77

4.1.1.1Perencanaan ...78

4.1.1.2Pelaksanaan ...79

4.1.1.3Pengamatan ...81

4.1.1.4Refleksi ...84

4.1.2 Hasil Proses PTK ...84

4.1.2.1Keaktifan ...84

4.1.2.2Prestasi Belajar ...91

4.2 Pembahasan ...95

4.2.1 Keaktifan Siswa ...95

4.2.2 Prestasi Belajar ...98

BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...106

5.2 Keterbatasan ...107

5.3 Saran ...108

DAFTAR REFERENSI ...111

(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Variabel dan Instrumen Penelitian ...46

Tabel III.2 Kisi-Kisi Soal Evaluasi ...48

Tabel III.3 Koefisien Korelasi Reliabilitas ...57

Tabel III.4 Hasil Validitas Silabus ...60

Tabel III.5 Hasil Validasi RPP ...61

Tabel III.6 Hasil Perhitungan Validitas Empiris Dengan Menggunakan SPSS16 ...66

Tabel III.7 Indikator dan Nomor Soal Tes Sebelum dan Sesudah Validitas ...68

Tabel III.8 Kriteria Reliabilitas ...70

Tabel III.9 Uji Reliabilitas ...71

Tabel III.10 Indikator Keberhasilan Keaktifan dan Prestasi Belajar ...75

Tabel IV.1 Hasil Observasi Keaktifan Pertemuan Pertama ...85

Tabel IV.2 Hasil Observasi Keaktifan Pertemuan Kedua ...87

Tabel IV.3 Hasil Observasi Keaktifan Pertemuan Ketiga ...88

Tabel IV.4 Hasil Observasi Keaktifan Dalam Tiga Kali Pertemuan ...87

Tabel IV.5 Hasil Prestasi Belajar Siswa ...92

(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Kerucut Pengalaman Dale ...16

Gambar II.2 Diagram Antar Hubungan Penelitian yang Relevan...32

Gambar III.1 Siklus PTK Menurut Kemmis & MC Taggart ...38

Gambar IV.1 Grafik Hasil Peningkatan Keaktifan ...91

Gambar IV.2 Grafik Hasil Peningkatan Siswa Yang Lulus KKM ...94

Gambar IV.3 Grafik Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa ...95

Gambar IV.4 Hasil Merangkum Siswa ...97

Gambar IV.5 Hasil Merangkum Siswa ...99

Gambar IV.6 Hasil Merangkum Siswa ...100

Gambar IV.7 Hasil Menyusun Ranking Berlian ...101

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Penelitian ...113

Lampiran 2. Data Awal ...115

Lampiran 3. Perangkat Pembelajaran ...119

Lampiran 4. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ...171

Lampiran 5. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ...173

Lampiran 6. Data Validitas Soal...179

Lampiran 7. Data Reliabilitas ...187

Lampiran 8. Hasil Pengamatan Keaktifan ...188

Lampiran 9. Hasil Prestasi Belajar Siswa ...198

Lampiran 10. Hasil Kognitif & Kognitif Produk Siswa ...220

Lampiran 11. Foto-Foto Penelitian...233

(23)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Akhir dalam bab ini

terdapat pula penjelasan tentang batasan pengertian untuk menghindari kesalahan

penafsiran dalam penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar adalah latihan-latihan yang dilakukan sendiri oleh tiap

orang dengan tujuan ia memperoleh kemampuan baru (pengetahuan, pemahaman,

pemecahan masalah, ketrampilan, sikap, pola, tingkah laku), menurut Tanlain,

2010:5 dalam Strategi Belajar dan Mengajar. Dalam program pendidikan sekolah

kegiatan belajar berlangsung dalam situasi yang diatur oleh guru, yaitu mengenai

waktu, tempat, bahan ajar, metode kerja, dan penilaian hasil. Di sini guru bertindak

sebagai fasilitator sedangkan siswa sendirilah yang aktif membangun

pengetahuannya sehingga potensi diri yang mereka miliki menjadi berkembang dan

pengetahuan yang mereka peroleh menjadi bermakna. Dalam hal ini, guru memiliki

peranan penting untuk mengendalikan jalannya proses pembelajaran. Seperti yang

dijelaskan oleh Mulyasa (2007:95), yaitu bahwa “menjadi guru yang kreatif,

profesional dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan

mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal

ini penting terutama untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif dan

(24)

Pembelajaran dapat dikatakan kondusif jika suasana dan iklim belajar yang

tercipta adalah bahwa siswa benar-benar berperan aktif dalam belajar. Menurut Uno

(2011:77) “strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran adalah

siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir,

berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan

suatu karya. Sebaliknya, anak tidak diharapkan pasif menerima layaknya gelas

kosong yang menunggu diisi.” Dari hal ini dapat diartikan bahwa siswa bukanlah

gelas kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang

pengetahuan atau informasi, tetapi harus diterapkan komunikasi interpersonal dan

keterlibatan kelompok dengan siswa lain. Didukung oleh pendapat Huda (2012:4)

bahwa: “dengan berinteraksi satu sama lain, siswa akan menerima feedback atas

semua aktivitas yang mereka lakukan, mereka akan belajar bagaimana berperilaku

dengan baik, dan mereka akan memahami apa yang harus dilakukan dalam kerja

kelompok.”

Dalam strategi pembelajaran PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Lingkungan, Kreatif, Efektif dan Menarik), konsep pembelajaran aktif bukanlah

tujuan dari pembelajaran, tetapi merupakan salah satu strategi yang digunakan

untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Aktif dalam strategi ini adalah

memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif

atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang

harus aktif (Uno & Mohamad 2012:10). Dari teori tersebut terlihat bahwa situasi

dan iklim belajar yang kondusif nampak jika guru mampu mengkondisikan suasana

(25)

proses pembelajaran. Pemahaman guru terhadap situasi dan kondisi siswa serta

lingkungan belajar diperlukan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai

dengan kebutuhan siswa.

Namun, suasana dan iklim belajar yang kondusif dalam kegiatan

pembelajaran belum nampak pada proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) di SD Kanisius Gayam I. Berdasarkan hasil observasi

yang dilakukan sebanyak dua kali, peneliti mengamati proses pembelajaran di kelas

pada mata pelajaran IPS dan diperoleh sejumlah data tentang permasalahan yang

timbul selama pembelajaran. Observasi yang pertama dilakukan pada tanggal 2

Oktober 2015. Saat pengamatan tersebut kegiatan pembelajaran yang terjadi di

kelas terlihat bahwa guru menjelaskan materi ajar dengan menggunakan strategi

pembelajaran secara tradisional. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut guru dan

siswa melakukan kegiatan tanya jawab, lalu siswa mencatat informasi yang ditulis

guru di papan tulis dan mendengarkan penjelasan guru. Guru dan siswa terlihat

menggunakan buku paket anjuran yayasan kanisius sebagai sumber belajar di kelas.

Selama observasi peneliti tidak menjumpai adanya penggunaan model

pembelajaran inovatif serta media pendukung pembelajaran seperti gambar, video,

ataupun alat peraga lainnya saat proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas belajar

mengajar tersebut terlihat jelas bahwa guru memberikan pengetahuan secara

terus-menerus pada jam pertemuan tersebut kepada siswa tanpa adanya interaksi aktif

antara guru dan siswa.

Jumlah siswa kelas V SD Kanisius Gayam I seluruhnya adalah 38 siswa,

(26)

terlihat 10 siswa dari 38 siswa sering melakukan tanya jawab kepada guru dan

lainnnya hanya diam dan tidak ada yang berusaha bertanya kepada guru/teman.

Hanya ada 9 orang siswa dari 38 siswa yang sering mengemukakan pendapat untuk

mengoreksi jawaban guru yang salah pada papan tulis ketika kegiatan mencatat

hasil diskusi. Saat guru memberi tugas untuk membaca dalam hati terdapat 18 dari

38 siswa yang melaksankan tugas tersebut, sedangkan sisanya sibuk dengan

aktivitas yang lain seperti menggambar, bercerita dengan teman lain, bermain karet,

dan menjaili teman dengan menggelitiki secara sembunyi. Ketika tanya jawab

berlangsung, guru memberikan sebuah pertanyaan mengenai materi kenampakan

alam dan buatan pada seorang siswa namun siswa tersebut diam kurang lebih

selama 15 detik, lalu guru menyuruh siswa tersebut untuk mencari jawabannya

pada buku dengan halaman sekian kemudian siswa membacakan tanpa guru

memberi umpan balik sesudahnya. Guru tidak mencoba memancing siswa untuk

mencari jawabannya secara mandiri. Hal ataupun masalah yang seharusnya dapat

diselesaikan secara mandiri oleh anak tersebut atau bahkan dapat menjadi

pembahasan asyik dalam kelas akan tetapi menjadi berlalu begitu saja. Hal-hal

serupa terjadi berulang kali, guru memberi pertanyaan kepada siswa dan setelah dua

hingga empat siswa menjawab guru menyahut dengan melontarkan jawabannya

sendiri tanpa menanggapi jawaban siswa lain. Pada bagian ini terlihat bahwa guru

seringkali melontarkan pertanyaan sekaligus dijawab sendiri serta perhatian guru

terlihat kurang menyeluruh.

“Jika siswa pasif saja, dalam arti kata hanya mendengarkan tanpa ada gairah

(27)

komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung komunikasi satu arah”

(Munadi 2010:10). Dari pendapat ahli tersebut terlihat bahwa kualitas kemampuan

guru menciptakan komunikasi dua arah dengan siswa kelas V di SD Kanisius

Gayam I kurang nampak, padahal terdapat siswa yang terlihat aktif menanggapi

pernyataan guru dalam pembelajaran. Selanjutnya, siswa yang terlihat pasif pada

proses pembelajaran justru terlihat bersemangat ketika mereka bermain dengan

mainannya sendiri ataupun mengobrol dengan teman sebangkunya ketika ditinggal

oleh guru. Selain itu, dalam observasi pertama terlihat bahwa perhatian guru kurang

merata ke seluruh siswa karena guru terpaku di depan kelas saat proses

pembelajaran dan terlihat pula guru bertanya kepada siswa namun tidak mendapat

umpan balik (feed back) dari siswa tersebut.

Peneliti melakukan observasi lanjutan pada tanggal 3 Oktober 2015. Seperti

yang terjadi pada observasi pertama, guru menjelaskan materi secara lisan selama

proses pembelajaran, guru terpaku menjelaskan di depan kelas kemudian

menuliskan materi pelajaran di papan tulis dan perhatian guru cenderung tidak

merata kepada seluruh siswa dalam kelas. Selain itu, sebanyak 13 siswa dari 38

siswa sering melakukan tanya jawab kepada guru dan atau siswa lain, sedangkan

sisanya terlihat diam dan ada pula yang mengobrol dengan teman sebangkunya.

Tidak ada kegiatan berdiskusi dalam pembelajaran kali ini, siswa melakukan tanya

jawab dengan guru lalu mencatat kemudian dilanjutkan dengan pemberian

pekerjaan rumah. Pada pembelajaran ini terlihat bahwa keterlibatan siswa terhadap

aktivitas pembelajaran sangat kurang serta minimnya interaksi antara siswa dengan

(28)

Hasil kedua observasi tersebut menunjukkan bahwa rata-rata jumlah siswa

yang aktif dalam kegiatan tanya jawab kepada guru dan atau teman sebanyak 3,71.

Sedangkan siswa yang mengemukakan pendapat dalam berdiskusi sebanyak 3,47,

dan jumlah siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sebanyak 5,58.

Data yang diperoleh dari kedua observasi menunjukkan beberapa kesamaan

diantaranya adalah dalam hal interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan

siswa yang cenderung mengacu pada strategi pembelajaran tradisional dan tidak

terlihat adanya model pembelajaran yang inovatif, menyenangkan maupun menarik

pada kegiatan belajar mengajar sehingga siswa terlihat pasif dan suasana kelas

terlihat sangat sunyi.

Penelitian berlanjut dengan pengumpulan informasi dari kegiatan

wawancara (interview) dengan guru atau wali kelas V pada tanggal 3 Oktober

2015“Apakah ibu memanfaatkan media atau alat peraga pada kegiatan belajar

mengajar?”, kemudian guru menjawab, “Wah, jarang mbak. Saya tidak punya banyak waktu untuk membuat alat peraga atau media. Saya terlalu sibuk mengurusi administrasi sekolah yang sangat banyak dan sangat melelahkan. Belum lagi sekarang saya diminta yayasan untuk membuat buku, saya stress mbak. Ya sudah, sekarang seperti biasa saya menjelaskan materi dan anak-anak mencatat dan terkadang anak diajak untuk berdiskusi dalam kelompok”. Berdasarkan informasi

dari guru tersebut memperkuat adanya masalah dalam pembelajaran IPS pada siswa

kelas V. Kurangnya menggunakan media pembelajaran inovatif menyebabkan

siswa kelas V mengalami kesulitan dalam memahami materi IPS. Informasi yang

(29)

media sehingga hal yang dilakukan guru adalah penyampaian materi secara

tradisional (teacher centered). Beberapa masalah yang nampak ini memberi

pengaruh pada kualitas pembelajaran yang relatif belum efektif sehingga ditakutkan

akan menurunkan tingkat keaktifan belajar siswa.

Data selanjutnya yang diperoleh peneliti adalah hasil dokumentasi tentang

nilai-nilai ulangan harian IPS kelas V SD Kanisius Gayam I menunjukkan prestasi

belajar siswa yang rendah. Hal ini dapat diketahui berdasarkan nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPS kelas V adalah 67,

sedangkan data menunjukkan 16 (42,10%) dari 38 siswa lulus KKM pada ulangan

harian 1 semester 1 tahun ajaran 2014/2015. Data selanjutnya yang diperoleh

peneliti adalah 12 dari 38 siswa (31,58%) lulus KKM pada Ujian Tengah Semester

(UTS) tahun ajaran 2014/2015. Beberapa dokumentasi pada mata pelajaran IPS

tersebut menunjukkan rata-rata tingkat pemahaman siswa yang dapat dikatakan

rendah karena persentase siswa yang lulus KKM adalah 36,84%.

Berdasarkan data-data di atas terlihat bahwa proses pembelajaran IPS pada

siswa kelas V SD Kanisius Gayam I masih bersifat teacher centered serta

pengetahuan dan pemahaman guru tentang pembelajaran inovatif masih terbatas.

Hal ini menyebabkan guru cenderung melakukan ceramah selama proses

pembelajaran, tidak ada penggunaan media pembelajaran yang inovatif,

pembelajaran yang dilakukan pasif antara guru dengan siswa maupun siswa dengan

siswa dan terkesan monoton, guru tidak memberdayakan keterlibatan siswa secara

maksimal, guru tidak mampu mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi

(30)

menarik daripada gurunya, dan tingkat ketercapaian hasil belajar siswa yang

rendah.

Sejumlah materi pembelajaran akan terasa abstrak jika diberikan begitu saja

kepada siswa tanpa adanya perantara atau alat penyampai materi tersebut. Menurut

Munadi (2010:7-8), “ media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu

yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana

sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat

melakukan proses belajar secara efektif dan efisien”. Jika ditinjau dari konsep

pendidikan tersebut, maka penggunaan media pembelajaran akan efektif dan efisien

selama mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan kognitif, afektif

maupun psikomotorik siswa. Beberapa permasalahan dalam pembelajaran IPS yang

terdapat pada siswa kelas V SD Kanisius Gayam I menunjukkan bahwa dibutuhkan

kemampuan menciptakan media pembelajaran yang menarik untuk menumbuhkan

suasana pembelajaran yang kondusif sehingga terjadi interaksi yang baik antara

guru, siswa dan materi ajar. Jika guru mampu menggunakan media-media

pembelajaran yang inovatif ke dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPS, maka

siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan dan berperan

aktif dalam pembelajaran. Keaktifan siswa akan meningkat diikuti dengan

peningkatan pemahaman terhadap materi ajar sehingga diharapkan prestasi belajar

mereka juga meningkat.

Jika melihat kembali konsep pembelajaran efektif pada strategi pembelajaran

PAILKEM, maka media pembelajaran merupakan sarana yang efektif untuk

(31)

penggunaan media pembelajaran untuk mata pelajaran IPS pada kelas V SD

Kanisius Gayam I berdasarkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran

diantaranya adalah media audio dan visual. Berdasarkan objek kajian (materi ajar)

IPS yang mengangkat mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di

Indonesia, peneliti memilih menggunakan media audio-visual untuk mengatasi

permasalahan belajar IPS. Berkaitan dengan objek kajian dan tujuan pembelajaran

IPS, Arsyad (2007:2) menjelaskan bahwa “media sebagai alat komunikasi guna

lebih mengefektifkan proses belajar mengajar”. Lebih lanjut Sudjana & Rivai

(dalam Arsyad, 2007:24) menjelaskan “manfaat penerapan media pada

pembelajaran yaitu bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran”. Diteguhkan oleh Usman (2003 : 20-31) bahwa “dalam menciptakan

kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang

menentukan keberhasilan siswa yakni : (1) melibatkan siswa secara aktif; (2)

menarik minat dan perhatian siswa; (3) membangkitkan motivasi siswa; (4) prinsip

individualisme; (5) alat peraga atau media dalam pembelajaran”. Selain memenuhi

lima variabel diatas, guru juga diharapkan mampu menerapkan strategi

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan proses pembelajaran IPS. Usman

(2003:47) juga berpendapat bahwa “manfaat media diantaranya adalah menarik

minat peserta didik, membuat pelajaran lebih menetap dan tidak mudah dilupakan,

dan memberi pelajaran yang nyata. Penggunaan media pembelajaran diharapkan

mempunyai pengaruh yang baik untuk meningkatkan proses kegiatan

(32)

disampaikan dapat diperjelas. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikonkretkan,

dan apa yang belum jelas tentang materi yang disampaikan oleh pendidik dapat

diperjelas oleh media”.

Pemilihan media audio-visual oleh peneliti diperkuat oleh pendapat Ahmad

(2000:12) mengenai “keunggulan media audio-visual adalah (a) memberikan dasar

pengalaman konkret bagi pemikiran dengan pengertian-pengertian abstrak; (b)

mempertinggi perhatian anak; (c) memberikan realitas sehingga mendorong adanya

self activity; (d) memberikan hasil yang permanen; (e) memperbanyak perbendaharaan bahasa anak yang benar-benar dipahami”. Selain dilihat dari

manfaat media audio-visual, peneliti menggunakan media audio-visual juga

dikarenakan guru belum menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh penelitian Rinata (2011) dan Risana

(2010) membuktikan bahwa penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa pada pembelajaran. Penelitian oleh Anisa (2010)

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar pada Mata Pelajaran IPS.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Figaritis (2011) membuktikan bahwa

terjadi peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan media visual. Keempat

penelitian tersebut dapat dijadikan landasan yang relatif kuat bagi peneliti untuk

melakukan penelitian dengan menggunakan media audio-visual dalam mengupayakan peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS

kelas V SD Kanisius Gayam I.

Berdasarkan semua data yang telah didapatkan oleh peneliti maka peneliti

(33)

Kanisius Gayam I dalam mata pelajaran IPS untuk meningkatkan prestasi belajar

dan keaktifan siswa. Dengan demikian, peneliti memperoleh judul penelitian

“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SD Kanisius

Gayam I dengan Menggunakan Media Audio-Visual”. 1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPS kelas V semester I dengan

kompetensi dasar mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia

dalam penggunaan media audio-visual untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi

belajar siswa.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka peneliti

merumuskan masalah yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas

V SD Kanisius Gayam I pada mata pelajaran IPS menggunakan media

audio-visual?

1.3.2 Apakah penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam I pada mata pelajaran IPS?

1.3.3 Apakah penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan prestasi

(34)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian ini sebagai berikut:

1.4.1 Untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

siswa kelas V SD Kanisius Gayam I pada mata pelajaran IPS menggunakan

media audio-visual.

1.4.2 Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam I

pada mata pelajaran IPS menggunakan media audio-visual.

1.4.3 Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam I

pada mata pelajaran IPS menggunakan media audio-visual.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang peneliti harapkan bagi beberapa pihak dari melakukan

penelitian ini sebagai berikut:

1.5.1 Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menggunakan media

audio-visual dalam pembelajaran IPS, sehingga diharapkan dapat menerapkannya untuk materi pokok lain yang sesuai.

1.5.2 Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru

pembelajaran inovatif dengan menggunakan media audio-visual untuk

materi pokok yang lain, mata pelajaran yang lain dan jenjang pendidikan

yang lain.

1.5.3 Bagi siswa, proses penelitian ini diharapkan dapat menciptakan pengalaman

belajar yang bermakna setelah melakukan pembelajaran menggunakan

media audio-visual sehingga meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

(35)

1.5.4 Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

tentang perubahan positif pembelajaran dengan menggunakan media

audio-visual di Sekolah Dasar, sehingga mampu meningkatkan mutu para pendidik, peserta didik, serta sekolah.

1.6 Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam mengartikan istilah yang

keliru, maka peneliti memberikan batasan-batasan pengertian mengenai hal

penting dalam penelitian seperti di bawah ini:

1.6.1 Media audio visual

Media audio-visual adalah media yang digunakan untuk menyampaikan

pesan ataupun materi ajar yang berupa gambar dan suara yang dipadukan

menjadi satu.

1.6.2 Keaktifan belajar

Keaktifan belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan siswa baik secara

fisik maupun non fisik untuk diri sendiri dan harus muncul dari dalam diri

sendiri untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

1.6.3 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan atau kemampuan belajar yang

meliputi aspek kognitif (berpikir), afektif (merasa) dan psikomotorik (berbuat)

yang ditunjukkan dengan nilai atau tes atau angka nilai sesuai dengan bobot

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab II pada skripsi ini berisi tentang penjelasan kajian pustaka.

Berikut ini penjelasan tiap sub bab dalam bab II.

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka yaitu meliputi teori-teori yang mendukung dan penelitian

yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan yang mendasari

pelaksanaan penelitian.

2.1.1 Teori-Teori Yang Mendukung

Dalam skripsi ini peneliti menuliskan teori-teori yang mendukung

berdasarkan penelitian. Yaitu mengenai media pembelajaran, keaktifan, dan

prestasi belajar.

2.1.1.1 Media Pembelajaran

2.1.1.1.1 Pengertian Media Pembelajaran

Anitah (2009:5) mengungkapkan bahwa “segala sesuatu yang

membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran dapat dikatakan sebagai

media pembelajaran”. Didukung oleh Danim (1995:7) bahwa media pembelajaran

adalah alat perantara untuk menyalurkan pesan ataupun materi pembelajaran yang

digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Lalu Gagne (dalam Dimyati &

Mudjiono, 2006:14) mengemukakan bahwa media adalah “berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”.

(37)

informasi yang membawa pesan-pesan atau mengandung maksud-maksud

pengajaran, maka media tersebut disebut media pembelajaran”. Jadi, dari para ahli

tersebut peneliti merangkum pengertian media pembelajaran menjadi segala

sesuatu yang mampu menyampaikan isi pesan berupa materi ajar dari pengirim

pesan kepada penerima pesan untuk suatu tujuan pembelajaran.

2.1.1.1.2 Pemilihan Media Pembelajaran

Menurut Yamin (2009:186) penggunaan dan pemilihan media harus

mempertimbangkan empat hal, meliputi 1) tujuan/indikator yang hendak dicapai;

2) kesesuaian media dengan materi yang dibahas; 3) tersedia sarana dan prasarana

penunjang, dan 4) karakteristik siswa. Lebih lanjut, menurut Kustandi (2011:86)

pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yang

mengacu pada tiga ranah kognitif, tepat untuk mendukung isi pembelajaran yang

sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, praktis dan luwes dalam berbagai

kondisi, serta guru harus terampil dalam menggunakannya agar siswa tidak

kebingungan dalam menerima materi pembelajaran yang disajikan menggunakan

media.

Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh banyak peneliti, para

peneliti menggunakan kerucut pengalaman Dale sebagai landasan teoriya. “Dale

mengklasifikasikan pengalaman dalam usaha memanfaatkan media dalam proses

pembelajaran dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Tingkat pengalaman

dalam kerucut tersebut berdasarkan seberapa banyak indera yang terlibat di

dalamnya” (Munadi, 2010:18). Lalu Arsyad (2007:9-11) mengatakan bahwa

(38)

sangat menonjol perbedaannya. Dale memperkirakan bahwa pemerolehan hasil

belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%

dan melalui indera lainnya sekitar 12%”. Kerucut Pengalaman Dale dapat dilihat

pada gambar II.1.

Gambar II.1 Kerucut Pengalaman Dale

Pastore (dalam Munadi, 2010:19) menjelaskan lebih rinci kerucut

pengalaman Dale berkaitan dengan gambar II.1 di atas bahwa pengalaman belajar

siswa semakin ke atas semakin abstrak. Sekitar 90% diperoleh dari pengalaman

langsung dan benda tiruan/pengamatan, 70% diperoleh dari dramatisasi dan

karyawisata, 50% diperoleh dari televisi dan gambar hidup pameran, 30% gambar

diam, rekaman radio dan lambang visual dan 30% diperoleh dari lambang kata.

Berkaitan dengan pendapat tersebut, Rohani (2004:163) merangkumkan bahwa

siswa dapat belajar dengan: 1) mengalami secara langsung, dengan melakukannya

(39)

karyawisata), 2) mengamati orang lain melakukannya (pada tahap pengalaman

televisi sampai pengalaman gambar diam dan rekaman radio), dan 3) membaca

(pada tahap pengalaman lambang visual dan lambang kata). Lebih lanjut, Rohani

(2004:163) menjelaskan bahwa:

“pengalaman yang konkret perlu untuk setiap tingkat di atasnya. Setiap ide atau

teori betapa pun abstraknya berasal dari alam konkret. Sebaliknya terlampau

banyak pengalaman langsung, mungkin dapat menghambat ketercapaian

pengertian yang lebih abstrak. Karena itu, kedua-duanya (yang konkret dan

yang abstrak) harus berjalan. Tidak selalu yang abstrak itu lebih sulit dari yang

konkret. Malah kadang yang konkret bisa mengacaukan dari yang abstrak.

Peta/bagan sering lebih mudah daripada mengamati realitas sendiri. Makin

tinggi ke arah puncak kerucut makin abstrak, tetapi tidak selalu tambah/lebih

sulit”.

Peneliti dapat merangkum dari pendapat ahli tersebut bahwa siswa dapat

memperoleh pengalaman barunya dengan mudah jika pengalaman belajarnya

dilakukan oleh pengalamannya sendiri. Dan akan terjadi bila dengan proses

mengamati secara langsung contoh-contoh media yang digunakan oleh guru. Hasil

penelitian yang dilakukan Dale menunjukkan bahwa 75% pengetahuan seseorang

diperoleh melalui indera penglihatan, melalui indera dengar sekitar 13% dan

melalui indera lainnya sekitar 12%.

Peneliti menggunakan media audio visual berdasarkan tingkatan

pengalaman pada tahap pengalaman gambar hidup pameran dan televisi dengan

(40)

operasional konkret. Hal tersebut mengakibatkan dibutuhkannya media maupun

pengalaman belajar yang nyata (konkret). Gambar hidup pameran yang digunakan

berupa penyajian video presentasi dari kumpulan foto yang sesuai dengan isi materi

ajar, sedangkan televisi yang digunakan berupa rekaman aktivitas konkret yang

sesuai dengan isi materi ajar. Berkaitan dengan pendapat Rohani kedua jenis media

tersebut menunjukkan persamaan jenis tahapan pengalaman belajar yang diterima

siswa, yakni sama-sama mengamati orang yang sedang melakukan. Pada dua

pengalaman tersebut terdapat perbedaan pula, siswa memperoleh pengalaman yang

konkret pada pengalaman televisi tetapi dalam pengalaman gambar pameran hidup

siswa memperoleh pengalaman yang abstrak.

Peneliti menggunakan dua jenis media tersebut dikarenakan melihat tahap

perkembangan kognitif siswa kelas V yang mampu melakukan pengklasifikasian

maupun menghubungkan data-data berupa gambar ke dalam kondisi konkret. Hal

ini dilakukan dengan mengaitkan hal-hal dan atau benda-benda nyata berbentuk

gambar dalam sebuah video peresentasi (abstrak), serta mengelompokkan suatu hal

dari proses pengamatan video (konkret) pada pembelajaran. Selain itu peneliti juga

melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk memilih

media pembelajaran tersebut. Peneliti memilih menggunakan media audio visual

ini didukung dengan teori Dale yang dijelaskan oleh Arsyad (2007:10-11) bahwa:

“kerucut pengalaman Edgar Dale menunjukkan bahwa pengalaman langsung

akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi

(41)

pendengaran, perasaan, penciuman dan peraba. Hal ini dikenal dengan learning

by doing.”

Terlihat jelas dari beberapa teori tersebut bahwa perkembangan kognitif

siswa akan menciptakan pengetahuan baru yang diperoleh melalui pengalaman

belajar sesuai tahap kognitifnya. Pengalaman belajar siswa pada tahap operasional

konkret akan menjadi lebih baik ketika disertai dengan media audio-visual dalam

proses pembelajarannya, khususnya IPS dalam penelitian ini. Siswa akan lebih

mudah memaknai materi pelajaran yang disampaikan guru dengan bantuan media

audio visual. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan yang lebih luas

dengan adanya pengalaman langsung yang melibatkan indera penglihatan dan

pendengaran untuk melakukan kegiatan siswa dalam menyusun media audio visual.

2.1.1.1.3 Media audio visual

Nugraha ( 2005:7) berpendapat bahwa, “ada berbagai jenis media antara lain

media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia”. Media audio

visual merupakan gabungan dari media yang mampu menampilkan suara dan

gambar. Contohnya seperti televisi, gambar bersuara, dan film. Lebih dalam,

menurut Rinanto (1982) audio visual adalah suatu media yang terdiri dari media

visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan

terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar

mengajar. Jadi media audio visual merupakan media untuk menyampaikan pesan

ataupun materi ajar yang berupa gambar dan suara yang dipadukan menjadi satu.

(42)

mengenai jenis-jenis ekonomi dan berbagai macam kegiatan ekonomi yang ada di

Indonesia, meliputi kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.

2.1.1.2 Keaktifan Belajar

2.1.1.2.1 Pengertian Keaktifan Belajar

Mulyono (2001 : 26 ) mengatakan bahwa keaktifan adalah kegiatan atau

aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan- kegiatan yang terjadi

baik fisik maupun non fisik. Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk

mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Ketika siswa pasif dan hanya menerima

informasi dari guru saja, akan cenderung cepat melupakan materi yang telah

diberikan oleh guru. Dikokohkan oleh Dimyati & Mudjiono (2006:44), “Belajar

adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri. John

Dewey 1916 (dalam Davies, 1973:31) misalnya mengemukakan, bahwa belajar

adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka

inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah”.

Selanjutnya Dimyati & Mudjiono (2006:44-45), mengatakan bahwa “menurut teori

kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah

informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan

transformasi seperti dikatakan Gage & Berliner (Dalam Dimyati & Mudjiono,

2006: 45). Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu

merencanakan sesuatu”.

Berdasarkan data yang diperoleh dari para ahli tersebut menunjukkan bahwa

(43)

maupun non fisik untuk diri sendiri dan harus muncul dari dalam diri sendiri untuk

mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

2.1.1.2.2 Macam-Macam Keaktifan Belajar

Menurut Dimyati & Mudjiono (2006:45) “dalam setiap proses belajar, siswa

selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai

dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah diamati.

Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih

keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan

khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,

membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan

kegiatan psikis yang lain”. Dua macam keaktifan tersebut menunjukkan bahwa

keaktifan itu beranekaragam, meliputi banyak aspek pembelajaran dan dari

aspek-aspek tersebut dapat saling terkait sehingga melibatkan siswa dalam proses belajar

secara maksimal. Sehingga pada penelitian yang dilakukan, peneliti menilai

keaktifan belajar siswa secara langsung melalui proses pembelajaran. Penilaian

keaktifan belajar siswa dilihat pada aktivitas siswa secara fisik dari kegiatan siswa

dalam pengerjaan tugas, sedangkan aktivitas secara psikis terlihat dari kemampuan

siswa dalam mencapai prestasi belajar.

2.1.1.2.3 Indikator Keaktifan Belajar

Menurut Dimyati & Mudjiono (2006:45) indikator keaktifan mencakup di

antaranya: mencatat atau sekedar mendengarkan pemberitahuan, memperhatikan

hal-hal yang dijelaskan guru, mencatat tugas yang diberikan dan mengerjakan tugas

(44)

terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran. Sedangkan menurut Hariyanto

(2011:239-240) peran guru dan siswa dalam pembelajaran PAKEM tentang

indikator keaktifan siswa meliputi kesiapan diri untuk menghadapi pembelajaran,

mengemukakan gagasan dan melakukan penilaian. Kesiapan diri untuk

menghadapi pembelajaran terletak pada tata tertib di kelas dan mencatat hal-hal

penting yang dijelaskan guru. Mengemukakan gagasan dapat dikatakan suatu

kegiatan aktif ketika siswa mampu mempertanyakan kembali gagasan,

mengemukakan gagasan secara spontan dan menyanggah gagasan.

Ditambahkan oleh Sudjana (2010:61) bahwa keaktifan para siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dari beberapa hal yaitu: dalam

kegiatan belajar mengajar siswa seharusnya turut serta dalam melaksanakan tugas

belajarnya dan terlibat dalam pemecahan masalah, siswa juga harus mampu

bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapinya. Selain itu siswa juga dituntut untuk berusaha mencari berbagai

informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya.

Dalam kegiatan belajar siswa mampu melaksanakan diskusi kelompok sesuai

dengan petunjuk guru, kemudian menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang

diperolehnya selama diskusi kelompok, siswa juga dituntut untuk melatih diri

dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, dan mendapat kesempatan

menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan

tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan pendapat tiga ahli tersebut peneliti merangkum tiga indikator

(45)

pembelajaran berdasarkan macam atau jenis aktivitas belajar, yaitu meliputi: (1)

Bertanya jawab kepada guru dan atau teman tentang materi pembelajaran IPS saat proses pembelajaran. Hal ini ditandai dengan melihat indikator lain yang meliputi: melibatkan diri dalam proses tanya jawab dimana siswa mampu

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Selain itu, siswa mampu bertanya

kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang

dihadapinya; (2) Mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok. Hal ini

dapat ditandai dengan melihat indikator lain yang meliputi: berdiskusi dalam

kelompok dan mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok. Mengemukakan

pendapat dapat dikatakan suatu kegiatan aktif ketika siswa mampu

mempertanyakan kembali pendapat, mengemukakan pendapat secara spontan dan

menyanggah pendapat, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk

guru; (3) Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat ditandai

dengan melihat indikator lain yang meliputi: Dalam proses belajar siswa turut serta

dalam melaksanakan tugas belajarnya dan berusaha mencari berbagai informasi

yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya.

Beberapa indikator tidak peneliti gunakan dalam lembar observasi keaktifan

karena tidak mampu menunjukkan suatu kegiatan aktif ketika dilihat secara

langsung. Beberapa indikator tersebut meliputi: mencatat atau sekedar

mendengarkan pemberitahuan, memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru,

mencatat tugas yang diberikan dan mengerjakan tugas rumah, kesempatan

menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan

(46)

yang diperolehnya, terlibat dalam pemecahan masalah, dan melatih diri dalam

memecahkan soal atau masalah yang sejenis.

Indikator lain yang juga tidak peneliti gunakan adalah menyimpulkan

pembelajaran karena kegiatan tersebut tidak terlihat selama proses pembelajaran,

tetapi ada di akhir pembelajaran. Lebih lanjut lagi peneliti tidak menggunakan

indikator kesiapan diri untuk menghadapi pembelajaran karena kegiatan tersebut

tidak mampu menunjukkan keaktifan siswa melainkan minat siswa terhadap

pembelajaran.

2.1.1.3 Prestasi Belajar 2.1.1.3.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,

berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2008:23). Selain itu menurut Hilgard (dalam Tanlain,

2006:20) belajar adalah proses di dalamnya terbentuk tingkah laku melalui praktik

atau latihan. Didukung oleh Gagne (dalam Dimyanti dan Mudjiono, 2006:10)

belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal,

dan hasil belajar. Dalam belajar terjadi interaksi antara kondisi internal dan proses

kognitif siswa yang berinteraksi dengan stimulus yang berasal dari lingkungan.

Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar yang merupakan

kapabilitas siswa, hasil belajar itu berupa informasi verbal, keterampilan intelek,

keterampilan motorik, sikap, dan strategi kognitif.

Atas dasar pendapat ahli tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa

(47)

melalui latihan sehingga menghasilkan suatu pengalaman yang berkomponen

kondisi eksternal, kondisi internal serta hasil belajar, dimana setiap komponen

tersebut saling berinteraksi.

2.1.1.3.2 Pengertian Prestasi Belajar

Winkel (2004:167) mengatakan bahwa, “prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan

belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Menurut Nasution (1996:17)

prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir,

merasa, dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga

aspek, yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor. Lebih jelas dalam KBBI (2005:700)

prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya yang ditunjukkan dengan nilai atau

tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar berdasarkan tiga pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan atau kemampuan belajar

yang meliputi aspek kognitif (berpikir), afektif (merasa) dan psikomotorik (berbuat)

yang ditunjukkan dengan nilai atau tes atau angka nilai sesuai dengan bobot

kemampuannya.

2.1.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Sukmadinata (2003:162) menjelaskan faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar ada dua, yakni faktor dari dalam individu (internal) dan faktor dari

lingkungan (eksternal). Lebih dalam Sukmadinata menjelaskan faktor-faktor dalam

(48)

kondisi psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotorik, serta kondisi afektif

dan kognitif dari individu; (c) Kondisi intelektual menyangkut tingkat kecerdasan,

bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun bakat pekerjaan; (d) Kondisi sosial

menyangkut hubungan siswa dengan orang lain, baik guru, teman, orang tuanya,

maupun orang-orang lainnya. Selanjutnya mengenai faktor-faktor lingkungan yang

dijelaskan oleh Sukmadinata yaitu: (a) Keluarga meliputi keadaan rumah dan ruang

tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah apakah

tenang atau banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan di sekitar rumah; (b)

Sekolah meliputi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana belajar yang ada,

sumber-sumber belajar, dan media belajar; (c) Masyarakat dimana warganya

memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga

pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh

yang positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi muda.

Dilihat dari pendapat tokoh di atas faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar yaitu dari dalam (intern) siswa itu sendiri dan faktor yang berasal dari

pengaruh di luar siswa (ekstern). Sehubungan dengan hal tersebut agar siswa dapat

memperoleh prestasi belajar yang seoptimal munkin, maka siswa perlu

meningkatkan kecerdasan yang ada dalam dirinya. Demikian pula halnya dengan

faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor ini dapat mendorong dan menghambat

siswa dalam proses belajar. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat

memberi dukungan siswa di dalam belajar. Di antara ketiga lingkungan tersebut,

(49)

sebagai linkungan kedua yang mendukung dalam mendidik siswa, setelah

lingkungan keluarga.

2.1.1.4 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Somantri (dalam Sapriyana 2009 : 11) mengemukakan bahwa, “pendidikan

IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar

manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk

tujuan pendidikan”. Sedangkan dalam penjelasan UU Sikdinas pasal 37 (dalam

Supriya 2009:45) tertulis bahwa IPS dimaksud untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi

sosial masyarakat. Dilihat dari teori-teori di atas IPS mempelajari tentang

kehidupan manusia dengan lingkungan sekitar. Pengertian di atas tampak jelas

bahwa IPS terdiri dari himpunan pengetahuan tentang kehidupan sosial dan

berdasar pada realita kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. IPS menghimpun

semua materi yang berhubungan secara langsung dengan masalah penyusunan dan

pengembangan pribadi manusia sebagai anggota masyarakat dari berbagai sudut

ilmu sosial dan humaniora.

Pada penelitian ini peneleti meneliti materi IPS pada Standar Kompetensi

(SK) Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional,

pada masa Hindu, Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam, suku bangsa,

serta kegiatan ekonomi di Indonesia. Dan pada Kompetensi Dasar (KD) 1.5 yaitu

(50)

2.1.1.5 Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini dijelaskan beberapa penelitian yang relevan dengan

penelitian yang dapat memberi kontribusi bagi penyusunan proposal penelitian ini.

Hasil penelitian yang relevan ini bersumber dari beberapa penelitian yang

membahas tentang peningkatan keaktifan, peningkatan prestasi belajar, dan

penggunaan media pembelajaran audio-visual. Beberapa penelitian tersebut antara

lain:

Rinanta (2011) meneliti peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Geografi kelas X di Madrasah Aliyah Muhammadiyah

Gedongtengen Yogyakarta menggunakan media audio-visual. Terjadi peningkatan

dan hasil belajar dalam penelitian tersebut. Bukti-bukti yang menunjukkan

peningkatan keaktifan dan hasil belajar geografi setelah menggunakan media audio

visual adalah sebagai berikut: (1) jumlah siswa aktif dalam proses pembelajaran

mengalami peningkatan antara lain; jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan

melalui audio visual meningkat dari 66,7% menjadi 100% pada siklus 3, mencatat

penjelasan materi dari media audio visual 66,7% menjadi 100%, menjawab

pertanyaan dari guru secara spontan dari 33,3% menjadi 83,3%, mengajukan

pertanyaan dari 33,3% menjadi 66,7%, menanggapi respons siswa lain dari 50%

menjadi 83,3%, menjawab dengan ditunjuk dari 0% menjadi 83,3%,

memperhatikan penjelasan guru dari 83,3% menjadi 100%, melaksanakan tugas

dari 100% menjadi 100%, (2) rata-rata nilai meningkat dari 61,67 menjadi 92,5.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran

Gambar

Gambar II.1 Kerucut Pengalaman Dale
gambar dalam sebuah video peresentasi (abstrak), serta mengelompokkan suatu hal
gambar. Contohnya seperti televisi, gambar bersuara, dan film. Lebih dalam,
Gambar II.2 Diagram Antar Hubungan Penelitian yang Relevan
+7

Referensi

Dokumen terkait

dapat menyelesaikan Laporan Magang yang berjudul “ Pembinaan Kredit Kepada Nasabah pada PT.Bank Bukopin Cabang Padang ”. Dalam penulis Laporan Magang ini penulis

Mengingat impulse buying sangat memberikan manfaat bagi pelaku ritel, penelitian ini berusaha untuk mengkaji faktor-faktor yang ada di dalam diri konsumen meliputi

ANALISIS PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. TERHADAP PAJAK

Pentransferan energi dari stator ke rotor dari satu motor induksi adalah besaran induksi elektromagnetik, karenanya motor induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan

2) Actual Product atau a) perilaku tertentu yang kita promosikan, seperti sikat gigi 2 x per hari,penggunaan pasta gigi dan sikat gigi sudah benar seperti yang disarankan

The aim of this study was to examine students’ reading strategies used when they read academic texts, especially Literary Theory and Application (LTA) reading texts.. This study

This paper addresses the author’s struggles as the student -teacher in Satya Wacana Christian University, Salatiga, Indonesia in bringing English as the

relir K€rojuu Mudr d@ lnu