• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PROGRAM JOGJA BELAJAR RADIO DI BALAI TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DISDIKPORA DIY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN PROGRAM JOGJA BELAJAR RADIO DI BALAI TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DISDIKPORA DIY."

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

i

PELAKSANAAN PROGRAM JOGJA BELAJAR RADIO DI BALAI TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

DISDIKPORA DIY

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Astari Fitri Putrisyani NIM 12105241039

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

Agama, Nusa, dan Bangsa Bapak (Alm) & Ibu Suamiku tercinta

Kakak dan adikku tersayang

(7)

vii

PELAKSANAAN PROGRAM JOGJA BELAJAR RADIO DI BALAI TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

DISDIKPORA DIY

Oleh

Astari Fitri Putrisyani NIM 12105241039

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan program Jogja Belajar Radio meliputi perencanaan program, produksi program, eksekusi program, dan pengawasan program.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif yang berdasarkan fakta, dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi, panduan wawancara, dan checklist. Sumber data adalah Program Director Jogja Belajar Radio, Kepala Bagian Layanan dan Promosi,kru radio, dan penyiar Jogja Belajar Radio. Penyajiannya berupa pernyataan dalam bentuk tulisan yang dipaparkan sesuai dengan kenyataan yang ada, lalu diklasifikasikan secara logis dan sistimatis.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan : (1) Perencanaan program-program acara di Jogja Belajar Radio dibuat secara bersama-sama melalui Forum Group Discussion; (2) Kegiatan produksi program siaran Jogja Belajar Radio melibatkan Kepala Bagian Promosi dan Layanan, Programme Director, Music Director, Penulis Naskah, Penyiar, dan Teknisi. Proses produksi program yang dimulai dari penentuan tujuan, pengadaan konten, pengkajian, dan uji coba program; (3) Eksekusi program melibatkan penyiar sebagai eksekutor utama yang berperan langsung dalam menyiarkan program siaran dan mengambil semua teknis siaran, dilakukan secara live dan record; (4) Pengawasan dan evaluasi program dilakukan oleh Kepala Bagian Layanan dan Promosi dibantu oleh program director setiap 6 bulan sekali, namun setiap bulannya tetap diawasi.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Evaluasi Jogja Belajar Radio di Balai Teknologi dan Komunikasi Pendidikan

Disdikpora DIY”. Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya suatu usaha maksimal, bimbingan dan bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan di UNY.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi dan memberikan saya kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan di UNY.

3. Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

(9)

ix

5. Bapak Ariyawan Agung Nugroho, ST sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membantu selama proses perkuliahan.

6. Seluruh dosen jurusan Teknologi dan Komunikasi Pendidikan yang telah memberikan ilmu selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Negeri Yogyakarta.

7. Bapak St. Mulyanto, M.Kom selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan layanan Seksi Layanan dan Promosi yang telah memberikan ijin penulis

untuk memperoleh data penelitian.

8. Bapak Muhammad Cholid Nur Rochman selaku program director Jogja Belajar Radio yang telah membantu dan memberikan pengarahan yang bermanfaat dalam menjalankan kegiatan penelitian.

9. Segenap kru Jogja Belajar Radio yang telah membantu dalam proses penelitian.

10.Bapak (Alm) dan Ibuku, yang selalu membimbing dan mendoakanku. 11.Teguh Sapta Gilang Mauladan, ST, suamiku yang selalu mendoakan dan

mendukungku dalam menyelesaikan skripsi.

12.Salma Novita Sari, sahabatku yang selalu menemani dan membantu selama proses penyusunan skripsi.

(10)

x

Semoga penulisan tugas akhir skripsi ini memberikan manfaat bagi para pembaca dan penelitian selanjutnya. Akhirnya kepada Allah SWT hamba menyerahkan segala permohonan semoga senantiasa mendapatkan ridha dan maghfirah-Nya. Aamiin Ya Rabbal „Alamin.

(11)

xi DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C.Batasan Masalah... 5

D.Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A.Tinjauan tentang Siaran Radio ... 7

1. Pengertian Radio ... 7

2. Macam-macam Radio ... 8

3. Radio Pendidikan dalam Dunia Pendidikan ... 10

(12)

xii

B. Tinjauan tentang Pelaksanaan Program Siaran Radio ... 15

1. Pengertian Program Siaran Radio... 15

2. Jenis Program siaran Radio ... 16

3. Penulisan Naskah Program Siaran Radio ... 17

4. Pengelolaan Program Siaran Radio ... 22

C.Hubungan Pelaksanaan Program Dengan Kawasan Teknologi Pendidikan ... 34

D.Tinjauan tentang Jogja Belajar Radio ... 36

E.Pertanyaan Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian... 39

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

C.Subjek Penelitian ... 41

D.Variabel Penelitian ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 44

G.Teknik Analisis Data ... 46

H.Pemeriksaan Keabsahan Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

B. Hasil Penelitian ... 50

1. Perencanaan Program ... 54

a. Perencanaan Produksi ... 55

b. Penjadwalan Program Siaran ... 56

c. Pengadaan Saran dan Prasarana ... 57

2. Produksi Program ... 60

3. Eksekusi Program ... 62

(13)

xiii

C.Pembahasan ... 66

1. Perencanaan Program ... 68

2. Produksi Program ... 70

3. Eksekusi Program ... 72

4. Pengawasan Program ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Komponen Analisis Data Model Kualitatif ... 46

Gambar 2. Mixer dan Perangkat Komputer di Jogja Belajar Radio ... 58

Gambar 3. Studio siaran Jogja Belajar Radio ... 59

Gambar 4. Kegiatan Siaran Radio ... 111

Gambar 5. Ruang Studio Siaran ... 111

Gambar 6. Perangkat Komputer, Mikrofon, dan Mixer ... 111

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Lembar Observasi ... 81

Lampiran 2. Panduan wawancara. ... 83

Lampiran 3. Checklist ... 85

Lampiran 4. Hasil pengamatan ... 86

Lampiran 5. Checklist ... 88

Lampiran 6. Catatan Lapangan Observasi 1 ... 89

Lampiran 7. Catatan Lapangan Observasi 2 ... 90

Lampiran 8. Catatan Lapangan Observasi 3 ... 91

Lampiran 9. Catatan Lapangan Observasi 4 ... 92

Lampiran 10. Hasil Wawancara 1 ... 93

Lampiran 11. Hasil Wawancara 2 ... 97

Lampiran 12. Hasil Wawancara 3 ... 106

Lampiran 13. Hasil Wawancara 4 ... 109

Lampiran 14. Dokumentasi Foto ... 111

Lampiran 15. Data Radio ... 112

Lampiran 16. Desain Kegiatan Perluasan Layanan Radio 2016 ... 114

Lampiran 17. Rancangan Program Siaran Jogja Belajar Radio ... 123

Lampiran 18. Standard Operational Procedure ... 145

Lampiran 19. Analisis Data ... 147

Lampiran 20. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 168

Lampiran 21. Surat Keterangan/Izin Penelitian ... 169

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses

komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Banyak sekali media yang dapat menjadi saluran untuk menyampaikan pesan atau informasi, salah satunya adalah media audio. Media audio atau auditif adalah media pembelajaran yang hanya mengandalkan suara saja, sehingga untuk menikmatinya diperlukan indera pendengaran. Contoh media ini adalah radio.

(18)

2

Pada dasarnya radio merupakan media audio yang dapat dengan dinamis mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya teknologi radio streaming. Streaming sebenarnya adalah proses pengiriman data secara kontinyu (terus-menerus) yang dilakukan melalui internet untuk ditampilkan oleh aplikasi streaming pada personal computer atau klien. Paket-paket data yang dikirimkan telah dikompresi untuk memudahkan pengirimannya melalui internet. Dengan kata lain, streaming adalah suatu teknologi untuk memainkan audio dan/atau video secara langsung atau rekaman, langsung dari server tanpa harus mengunduh file tersebut. Seperti halnya radio FM dan AM, radio streaming juga dapat dijadikan sarana pendidikan. Salah satu contoh radio pendidikan dengan teknologi streaming adalah Jogja Belajar Radio.

Jogja Belajar Radio (JB Radio) adalah radio streaming yang dikelola oleh Balai Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Balai Tekkomdik) DIY. JB Radio merupakan program layanan pendidikan yang dikemas secara edutaiment. JB Radio memberikan layanan informasi pendidikan yang dipadukan dengan hiburan yang mendidik. Sebagai radio streaming, JB Radio dapat didengarkan kapan saja dan dimana saja secara online selama 18 jam dari pukul 06.00-24.00 dengan menggunakan akses internet. Untuk dapat mendengarkan siaran JB Radio para pendengar dapat mengakses http:/www.JBRadio.jogjabelajar.org/.

(19)

3

tentang dunia pendidikan, info-info pendidikan, juga terdapat kegiatan yang mengundang narasumber dari pakar pendidikan sendiri. Kegiatan ini dilakukan setiap hari dengan program-program radio yang variatif dan terencana, seperti Selamat Pagi, 1 Jam Bersama Artis Idola, Dendang Nusantara, Agenda Jogja, Lentera Hati, Lumbung Budaya, Jogja Hari Ini, dan masih banyak lagi.

(20)

4

Melalui hasil observasi awal, diketahui struktur kepengurusan JB Radio mengalami beberapa kali perubahan sejak diluncurkan, terutama di bagian direksi. Sebagai radio pendidikan JBRadio juga memiliki kru-kru yang memiliki tanggung jawab masing-masing, yaitu Direktur Jogja Belajar Radio, Music Director, penulis naskah, reporter, dan penyiar (announcer).

Dari paparan di atas, penelitian tentang pengelolaan siaran program pendidikan di Jogja Belajar Radio dilakuka dengan maksud untuk mengetahui mekanisme dan cara kerja siaran program pendidikan di Jogja Belajar Radio serta mendapatkan kejelasan tentang latar belakang dan tujuan dibuatnya siaran program pendidikan di Jogja Belajar Radio. Mengingat bahwa Jogja Belajar Radio adalah salah satu radio pendidikan di Yogyakarta yang mengambil segmen masyrakat pendidikan baik formal dan non formal.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang inilah yang membuat peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi, yakni:

1. Kurangnya minat masyarakat untuk mendengarkan siaran radio pendidikan.

2. Jogja Belajar Radio kurang diminati pendengar.

(21)

5 C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan program Jogja Belajar Radio di Balai Tekkomdik DIY sebagai program layanan pendidikan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diungkap diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan program Jogja Belajar Radio di Balai Tekkomdik DIY sebagai program layanan pendidikan dalam perencanaan, produksi, eksekusi, dan pengawasan serta evaluasi program.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program Jogja Belajar Radio di Balai Tekkomdik DIY sebagai program layanan pendidikan.

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian maka manfaat penelitian dapat disebutkan sebagai berikut:

1. Bagi Jogja Belajar Radio (Balai Tekkomdik DIY)

(22)

6

2. Bagi Mahasiswa

Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada mahasiswa sebagai calon teknolog pendidikan, sehingga mampu mengembangkan serta mengelola program pembelajaran yang baik melalui media radio.

3. Bagi peneliti

(23)

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Siaran Radio

1. Pengertian Radio

Radio dapat diartikan sebagai alat komunikasi massa yang berfungsi sebagai media informasi, hiburan, pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari radio digunakan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hiburan dan penyampai informasi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2002, tentang penyiaran dalam Judhariksawan (2010:17) radio adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, laut, atau antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.

Menurut Hasan (2012: 120), radio adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini merambat dan melintas lewat udara karena memerlukan medium pengangkut.

(24)

8

berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa radio adalah alat untuk menyampaikan informasi secara auditif melalui gelombang elektromagnetik yang berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan yang dapat didengarkan di mana saja.

2. Macam-macam Radio

Djamal (2011: 57-58) menggolongkan radio menurut format siaran dan sumber pendanaan. Radio yang digolongkan menurut format siaran dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

a. Radio berita

Radio berita merupakan radio yang mempunyai format siaran berita dengan beberapa aspeknya, seperti, headline news, breaking news, laporan investigasi, wawancara eksklusif, dan ulasan mengenai ekonomi dan politik.

b. Radio hiburan

Radio hiburan adalah radio yang menyiarkan segala bentuk hiburan seperti kuis, pagelaran musik, dongeng, dan sebagainya.

c. Radio pendidikan

(25)

9

program lainnya dengan topik kebudayaan, kewilayahan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Sedangkan radio yang digolongkan menurut sumber pendanaan yaitu:

a. Radio publik

Radio publik merupakan radio yang mendapatkan seluruh atau sebagian pendanaan operasionalnya dari pemerintah. Biasanya radio ini menyiarkan hal-hal terkait dengan kemajuan pembagunan kebijaksanaan pemerintah.

b. Radio swasta

Radio swasta merupakan radio yang memperoleh pendadanaan operasional secara swadaya melalui potensi siaran iklan, mempunyai wilayah siaran secara local dan berjaringan.

c. Radio komunitas

Radio komunitas merupakan radio yang memperoleh pendanaan operasional secara swadaya melalui pengumppulan donasi komunitasnya dan pihak-pihak yang bersimpati.

(26)

10

diperoleh dari pemerintah yang bertujuan untuk kemajuan pembangunan khusunya dalam pendidikan.

3. Radio Pendidikan dalam Dunia Pendidikan

Peranan siaran radio dalam dunia pendidikan diyakini sebagai salah satu sumber belajar yang ekonomis, praktis mudah, dan fleksibel. Menurut Masduki (2001), radio pendidikan merupakan media radio yang dapat difungsikan untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan, sesuai dengan peran ideal radio sebagai media public yaitu penyampai informasi, pendidikan, dan hiburan.

Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa radio pendidikan dalam dunia pendidikan merupakan media siar yang dapat dijadikan media belajar yang menyajikan sumber informasi pembelajaran bagi masyarakat pendengar dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang ekonomis, praktis, mudah dan fleksibel.

(27)

11

pendidikan berisi mengenai program-program pendidikan yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pendengarnya. Program acara pendidikan yang disisarkan dalam radio pendidikan merupakan prioritas utama dan memiliki porsi yang lebih banyak dibandingkan program acara lainnya.

Menurut Nasution (2005: 106-107) ada beberapa alasan menggunakan siaran radio dalam dunia pendidikan, yaitu:

a. Siaran dapat membawa dunia luar ke dalam kelas yang menyamai dunia langsung.

b. Siaran merupakan sumber informasi yang paling mutakhir dalam bentuk yang mudah dipahami, selain buku, film, gambar, dan lain-lain.

c. Siaran dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, merangsang, dan membangkitkan ide-ide baru.

d. Siaran dapat memberikan informasi yang tidak dapat segera diberikan guru.

e. Cara penyajian siaran sangat hidup, menarik, dan mengundang keterlibatan anak dalam peristiwa yang diperlihatkan.

f. Siaran dapat menyampaikan hal-hal yang tidak dapat disajikan oleh guru seperti musik, bentuk-bentuk kebudayaan, kesenian dan sebagainya.

(28)

12

h. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kehadiran radio dalam dunia pendidikan terutama radio pendidikan yang menyiarkan banyak program pendidikan memberikan banyak manfaat dan memberikan berbagai kebutuhan dengan menarik, interaktif, informatif, dan menghibur.

Dalam dunia penyiaran, radio berfungsi sebagai media komunikasi massa yang banyak digunakan bagi masyarakat dalam segala kebutuhan. Dalam dunia pendidikan sendiri radio mempunyai fungsi yang tak kalah penting sebagai sumber belajar masyarakat. Secara umum fungsi radio pendidikan menurut Darmanto dalam Innayah (2014) antara lain:

a. Meningkatkan kesadaran nasional b. Melengkapi pembelajaran di sekolah

c. Menyelenggarakan pendidikan dengan materi mencakup skala nasional

d. Menambah materi pembelajaran dan bahan bacaan

e. Menyediakan informasi dan pendidikan bagi kelompok kecil f. Membantu mereka yang tidak mampu melanjutkan sekolah karena

(29)

13 4. Kelebihan dan Kekurangan Radio

Radio sebagai media penyiaran sekaligus media komunikasi memiliki kelebihan maupun kekurangan. Menurut Arief S. Sadiman (2008: 50-52), kelebihan radio sebagai media penyiaran, yaitu:

a. Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih dibandingkan dengan televisi

b. Mudah dipindahkan

c. Jika digunakan bersama-sama alat perekam radio dapat mengatasi problem jadwal

d. Program radio dapat diputar dan direkam lagi sesuka pemakai e. Program radio dapat mengembangkan daya imajinasi

f. Media radio dapat merangsang partisipasi aktif pendengar (pebelajar)

g. Radio dapat memusatkan perhatian pebelajar pada kata-kata yang digunakan pada bunyi dan artinya

h. Siaran lewat suara terbutkti amat tepat atau cocok untuk mengajarkan musik, bahasa, dan Al-Qur‟an.

i. Radio dapat mengajarkan hal-hal tertentu secara lebih baik jika dibandingkan dengan yang dikerjakan oleh pengajar, antara lain: - Radio dapat menampilkan pengajar yang ahli dalam bidang

(30)

14

- Pelajaran yang disajikan lewat program radio lebih bermutu, lebih baik, dari segi ilmiah maupun metodis

- Radio dapat menyajikan laporan-laporan seketika (on the spot) maka pelayanan radio yang sudah maju mempunyai banyak sumber di perpustkaan yang sudah siap dipakai

- Siaran-siaran yang actual dapat menciptakan suasana kesegaran (immediacy) pada sebagian besar topik

j. Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tidak dapat dikerjakan oleh pengajar. Program-program radio dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dunia luar ke kelas.

k. Program radio dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta daya jangkauannya cukup luas.

Dari berbagai kelebihan radio yang diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa radio dapat menjadi salah satu bentuk teknologi informasi yang digunakan masyarakat untuk berbagai kebutuhan. Selain memiliki kelebihan yang bermanfaat sebagai media komunikasi terutama sebagai media atau sumber belajar, radio juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu:

a. Program siaran lebih banyak hiburan yang dapat menarik minat pendengar daripada porsi siaran pendidikan yang disiarkan

b. Komunikasinya hanya satu arah

(31)

15

d. Proses integrasi siaran radio ke dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas seringkali menyulitkan (Arief S. Sadiman, 2008: 52)

B. Tinjauan tentang Pelaksanaan Program Siaran Radio

1. Pengertian Program Siaran Radio

Program merupakan suatu benda abstrak yang mempunyai fungsi sebagai pemuas batiniah sehingga yang dirasakan khalayak dapat diekspresikan sebagai penilaian objektif yaitu bagus atau kurang bagus (Djamal, 2011:159). Siaran berasal dari kata siar yang berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Siaran sebagai output stasiun penyiaran merupakan perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan sarana/alat atau antara perangkat keras dan perangkat lunak.

(32)

16

perencanaan (programming), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actualizing), dan pengendalian proses produksi (controlling) (Djamal, 2011: 94).

2. Jenis Program Siaran Radio

Program siaran radio dapat didefinisikan sebagai satu bagian atau satu segmen dari isi siaran radio. Pada dasarnya sebuah program siar radio dapat dikelompokkan menjadi program informasi atau berita, program hiburan, dan program pendidikan, namun dari ketiga program tersebut dapat diperinci lagi menjadi 2 jenis program yaitu program karya artistic dan program karya junalistik.

a. Program karya artistik

Program karya artisik adalah program yang proses produksinya mengutamakan unsur keindahan dan kesempurnaan sesuai perencanaan. Jenis program karya artistik yaitu drama, musik, lawak, kuis, informasi sejarah, informasi kebudayaan.

b. Program karya jurnalistik

(33)

17

3. Penulisan Naskah Program Siaran Radio

a. Bentuk-bentuk naskah program siaran radio

Setiap program siaran radio pastilah mempunyai program yang harus dilalui sebelum program tersebut disiarkan, salah satunya yaitu dalam kepenulisan naskah program. Menurut Darmanto (1998: 11) bentuk-bentuk naskah program siaran radio yaitu:

1) Sinopsis

Sinopsis adalah bentuk naskah berupa singkatan dari seluruh materi yang disajikan. Biasanya sinopsis digunakan untuk acara berdurasi 30-60 menit. Dalam pembuatan sinopsis tidak diperlukan informasi mengenai petunjuk teknis produksi dan bukan merupakan urut-urutan penyajian materi acara.

2) Treatment

Treatment adalah bentuk naskah yang telah memuat informasi mengenai petunjuk teknis produksinya, jumlah pendukung acara yang diperlukan, pesan, dan merupakan garis besar-urut-urutan materi penyajian secara keseluruhan.

3) Full script

(34)

18

b. Prinsip dasar penulisan naskah program radio

Dalam menulis naskah suatu program radio harus berpedoman pada prinsip dasar penulisan naskah, menurut Darmanto (1998: 16-19) sebuah naskah yang baik harus memperhatikan prinsip atau hal yang mendasari dalam menulis naskah siaran radio, yaitu:

1) Aspek seni

Aspek seni dalam penyusunan naskah program radio sangatlah penting, maka seorang penulis naskah perlu menghitungkan komposisi kata, musik, dan sound effect. Komposisi ketiga unsur tersebut harus direncanakan sebaik mungkin agar tidak terjadi sajian yang membosankan.

2) Aspek bahasa

Sesuai dengan karakteristik radio yang bersifat auditif, pemakaian bahasa dalam artian yang verbal sangat penting, karena seluruh bahasa yang akan disampaikan kepada pendengar disampaikan melalui bahasa audio sehingga bahasa yang digunakan sebaiknya ringkas, sederhana, mudah diucapkan, mudah diingat, dan mudah dipahami.

3) Aspek teknik teknologis

(35)

19

yang akan diproduksi ada yang tersedia dalam bentuk rekaman audio atau seluruhnya baru akan diproduksi di dalam studio. Jika peralatan yang digunakan terbatas maka penyusunan naskah harus disesuaikan dengan kondisi yang ada.

c. Proses penulisan naskah program siaran radio

Langkah-langkah dalam proses penulisan naskah terdiri dari 4 hal yang saling berkaitan. Menurut Darmanto (1998: 34-42) langkah-langkah dalam proses penulisan naskah yaitu:

1) Tahap perencanaan

Tahap perencanaan dalam penulisan naskah yaitu: a. Menentukan tema/topik materi yang akan dibahas.

Jika tema telah ditentukan maka langkah selanjutnya yaitu menentukan topik yang akan diangkat. Jika penjabaran tema dari sejumlah topik tidak relevan dengan program siaran maka perlu mencari topik lain. Penentuan topik mempengaruhi jenis format yang akan digarap.

b. Melakukan riset pendahuluan

(36)

20

c. Merumuskan masalah

Agar penulisan lebih terarah, maka diperlukan rumusan permasalahannya. Banyak sedikitnya hal-hal yang akan ditanyakan disesuaikan dengan durasi acara yang bersangkutan. d. Menentukan tujuan program

Setiap program siaran harus mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Meskipun setiap jenis program sudah dengan sendirinya memuat segi tujuan yang harus dicapai, namun setiap program siaran harus memiliki tujuan yang jelas.

e. Menentukan format acara

Ada kalanya format sudah ditentukan terlebih dahulu oleh produser. Namun, jika order yang diterima belum menyebutkan jenis format, penulis dapat menentukan sendiri berdasarkan sifat permasalahan serta tujuan program yang hendak dicapai 2) Tahap pra penulisan

a. Pengumpulan materi

(37)

21

b. Menyeleksi materi

Menyeleksi materi diperlukan untuk memperhitungkan tingkat kesulitan teknis produksi dan durasi yang tersedia. Pembatasan durasi siaran seringkali berakibat tidak tersiarkannya seluruh materi yang telah dipilih.

c. Merencanakan pesan

Pada dasarnya pesan adalah suatu nilai yang dibuat oleh pembuat program dimaksudkan untuk diterima, dimengerti dan dipahami serta mempengaruhi perilaku pendengar. Pesan merupakan inti dari seluruh penyelenggaraan produksi program siaran. Pusat dari seluruh program terletak pada pesan yang akan disampaikan.

3) Pelaksanaan penulisan

Pada dasarnya penulisan naskah dalan program radio ada 3 tahap yaitu membuat sinopsis, treatment, dan full script. Namun seiring dengan kondisi yang ada dan waktu siaran yang sifatnya terus menerus penulis naskah program siaran langsung masuk ke tahap full script.

4) Evaluasi dan penulisan kembali

(38)

22 4. Pengelolaan Program Siaran Radio

Menurut Masduki (2004: 20-21) strategi dalam kebijakan pengelolaan siaran radio terdiri dari 3 hal yang saling berkaitan, yaitu: a. Segmenting, yaitu proses membagi-bagi atau mengelompokkan

pendengar dalam kotak-kotak psikografis-sosiografis yang lebih homogen (Rhenald Kasali, 2000)

b. Targeting, yaitu proses memilih dan menyeleksi serta menjangkau potensi pendengar melalui program siaran yang tepat.

c. Positioning, yaitu strategi memasuki jendela otak pendengar dan strategi komunikasi pembentukan citra produk siaran di benak pikiran pendengar.

Menurut Morissan (2009: 231), strategi pengelolaan program siaran dibagi menjadi beberapa hal, antara lain:

a. Perencanaan program

Pada dasarnya sebuah program yang disiarkan harus memiliki perencanaan yang matang. Perencanaan yang akan memberikan kelancaran pada tahap selanjutnya. Kelancaran dalam merencanakan sebuah program membawa dampak yang besar bagi proses produksi, penyiaran program dan mekanisme pengontrolan. Tanpa adanya perencanaan evaluasi sebuah program tidak dapat dilakukan.

(39)

23

1) Tujuan yang hendak dicapai 2) Situasi dan kondisi masa kini 3) Kemampuan yang dimiliki 4) Tantangan yang dihadapi 5) Hambatan yang ada

6) Strategi yang tepat untuk pelaksanaan

Selain itu, hal-hal yang termasuk dalam perencanaan sebuah program yaitu:

1) Perencanaan siaran yang di dalamnya termasuk produksi dari pengadaan materi siaran serta menyusun materi siaran tersebut menjadi sebuah program acara yang disiarkan baik harian, mingguan, maupun bulanan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

2) Perencanaan sarana dan prasarana yang ada

3) Perencanaan administrasi yang di dalamnya termasuk dana, tenaga, dan pemasaran.

(40)

24

1) Pemilihan jenis program

Menurut Harley (2005: 30) ada beberapa klasifikasi jenis program berdasarkan konten dan tujuannya, yaitu:

a) Program pemberitaan

Program pemberitaan ini berisi mengenai berita dan siaran diskusi seperti talkshow dan breaking news.

b) Program pendidikan

Program pendidikan merupakan program yang membahas seputar kebutuhan dunia pendidikan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk melengkapi sumber belajar.

c) Program hiburan

Program hiburan adalah program yang disiarkan untuk kebutuhan hiburan seperti penyiaran lagu, berdasar permintaan pendengar, kuis berhadiah, kirim salam, bernyanyi dan bercerita.

2) Perencanaan jadwal siaran

(41)

25

siaran dalam sehari, seminggu, sebulan, hingga setahun. Bagian program bertanggung jawab untuk mendapatkan program serta menentukan waktu atau jam penayangan program.

Menurut Masduki (2004: 48) cara menentukan acara dan perencanaan jadwal adalah sebagai berikut:

a) Kenali calon pendengar, pilih segemen pendengar paling potensial di suatu daerah dengan melakukan penelitian kebutuhan pendengar.

b) Rumuskan materi bentuk program

c) Menentukan format stasiun untuk menjamin konsistensi siaran kepada target pendengar. Format stasiun juga akan mengatur proporsi materi siaran.

d) Membangun citra radio di benak pendengar untuk memperkuat jati diri dengan beragam cara.

Berdasarkan uraian di atas, Jogja Belajar Radio yang mengusung format radio pendidikan sebelum membuat program-programnya perlu melakukan analisis kebutuhan pendengar sehingga seluruh program yang terdapat di Jogja Belajar Radio disesuaikan dengan kebutuhan pendengar.

b. Produksi program

(42)

26

menjadi kongsinya (Tommy, 2006: 15). Produksi program siaran radio adalah proses mentransfer naskah suara, menjadi suatu hasil nyata dari sebuah ide. Produksi siaran radio dengan ragkaian kata-kata, suara, musik, atau sound effect menjadi kesatuan yang utuh yang mampu membangkitkan sugesti, emosi maupun imajinasi pendengarnya. Menurut Masduki (2004:51) ada dua bentuk proses produksi program yaitu:

1) On Air

On Air atau siaran live adalah produksi yang dilakukan secara langsung dari ruang siaran tanpa melalui proses pengeditan dan penggabungan materi secara mekanis.

2) Off Air

Off Air atau siaran recording merupakan produksi yang dilakukan di dalam ruang produksi yang meliputi sejumlah tahapan sampai sebuah paket program siap disiarkan. Menurut JB. Wahyudi (1994: 30), tahapan dalam acara off Air terdiri dari: a) Pra produksi

(43)

27

(1) Perencanaan

Perencanaan pada tahap pra produksi meliputi penuangan ide dan penulisan naskah. Konsep atau ide gagasan yang telah ditetapkan dan telah disepakati dituangkan dalam bentuk proposal program radio yang menjadi tanggung jawab produser. Dalam proposal tersebut diuraikan berbagai aspek mengenai konsep desain program yang akan diproduksi dalam sebuah acara program radio. Setelah ada konsep program, langkah selanjutnya adalah penulisan naskah. Naskah merupakan bagian dari hasil penuangan ide atau gagasan yang dikemas dalam bentuk menarik sesuai dengan desain program yang telah disepakati.

(2) Persiapan

(44)

28

b) Produksi

Setelah tahap pra produksi selesai maka proses produksi dapat dilaksanakan. Proses produksi dilakukan dengan perekaman suara dari naskah menjadi bentuk rekaman suara yang dapat didengar oleh pendengar. Dalam tahap produksi harus memperhatikan beberapa hal yaitu:

(1) Kesesuaian jadwal selama bekerja (2) Pengelolaan alat yang digunakan (3) Pengelolaan kerabat kerja

(4) Kualitas suara hasil perekaman c) Pasca produksi

(45)

29

Pada proses produksi diperlukan tim produksi yang mengatur jalannya proses produksi. Sifatnya sementara selama produksi berlangsung. Personil yang mendukung juga berasal dari unit kerja yang ada pada struktur organisasi lembaga penyiaran. Setelah proses produksi selesai maka setiap personil kembali pada unit kerja asalnya (Djamal, 2011: 101). Adapun tugas-tugas dari tim produksi antara lain:

1) Produser/Program Director

- Bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan - Menyediakan produk tepat pada waktunya - Mengkoordinir tim produksi

- Mengatur alur kerja tim produksi

- Menyediakan semua keperluan tim produksi - Menjadi jembatan tim dengan pihak lain. 2) Penulis naskah

- Menyediakan naskah sebagai bahan produksi/bahan siaran

- Menyediakan bahan tepat pada waktunya

- Memastikan keakuratan data dan pengayaan data melalui riset

3) Reporter

(46)

30

- Menyediakan naskah siap baca - Menyampaikan laporan lapangan 4) Direktur musik

- Menyediakan musik yang dibutuhkan - Memberikan masukan musik yang tepat - Melaksanakan tugas tersebut sesuai waktunya 5) Operator produksi

- Memproduksi sesuai perintah produser

- Me-mixing bahan mentah menjadi sebuah bahan layak siar

- Mengerjakan dalam tempo sesuai keperluan tim 6) Penyiar (announcer)

- Mengantar rekaman lagu atau musik dan program - Membacakan iklan-iklan (live commercial), layanan

publik, dan identifikasi stasiun

- Menyampaikan laporan atau informasi waktu dan lalu lintas

- Menjalankan peralatan control room. c. Eksekusi program

(47)

31

Seorang programmer harus menganalisi dan memilah-milah bagian waktu siaran untuk mendapatkan audien yang diinginkan karena pada jam berbeda maka audiennya pun juga berbeda-beda. Oleh karena itu pengelola program harus menyusun dan menata program sebaik mungkin. Hal tersebut dapat diamati pada Tabel 1.

Tabel 1. Ketersediaan Audien dan Pembagian Waktu Siaran

Bagian Hari Audien Tersedia

Pagi Hari (06.00-09.00) Anak-anak, ibu rumah tangga, pensiunan, pelajar, dan karyawan yang akan berangkat ke kantor Jelang Siang (09.00-12.00) Anak-anak pra sekolah, inu rumah

tangga, pensiunan, dan karyawan yang bertugas secara bergiliran (shift).

Siang Hari (12.00-16.00) Karyawan yang baru pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja.

Sore Hari (Early Evening) (16.00-18.00)

Hampir sebagian besar audien sudah berada di rumah

Jelang Waktu Utama (Prime Acces) (19.00-20.00)

Seluruh audien tersedia pada waktu ini.

Waktu Utama (Prime Time) (20.00-23.00)

Seluruh audien tersedia pada waktu ini utamanya antara pukul 20.00-21.00. Namun setelah itu, audien mulai berkurang utamanya untuk audien anak-anak, para pensiunan, dan mereka yang harus tidur lebih cepat agar dapat bangun pagi-pagi Jelang Tengah Malam (Late

Fringe) (23.00-23.30)

Utamanya orang dewasa Akhir Malam (Late Night)

(23.30-02.00)

(48)

32

Penyusunan program siaran juga perlu mempertimbangkan prime time, yaitu waktu terbaik khalayak dalam menikmati acara siaran yang ditayangkan dalam waktu sehari. Setaip program acara yang disiarkan menurut segmen khalayak tertentu akan memiliki waktu prime time yang berbeda.

Suatu program dapat disusun dengan runtut, rinci, dan terarah karena adanya panduan dalam operasionalisasi siaran yang disebut sebagai format clock, yaitu pola atau pedoman terhadap isi acara berbentuk diagram yang terdiri dari unsur-unsur isi/item materi siaran, keterangan durasi ucapan penyiar, jumlah lagu, jumlah iklan, bentuk-bentuk insert, serta keterangan lainnya (Triartanto, 2010: 104).

(49)

33

Setiap pelaksanaan siaran program, setiap penyiar dibekali dengan rencana siar yang diberikan oleh programmer. Menuruyt Theo Stokkink (1997: 33-34), lembar rencana siaran program memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menggabungkan acara suaru program ke dalam susunan acara, yaitu:

1) Judul

2) Tanggal dan waktu rekaman persiapan 3) Tanggal dan waktu rencana penyiaran 4) Nama reporter (penulis)

5) Rencana siaran itu sendiri untuk dibacakan oleh penyiar 6) Beberapa kata pertama dan terakhir dalam rekaman 7) Durasi rekaman

Berdasarkan penjelasan tersebut, setiap radio memiliki rencana yang berbeda-beda dalam sekali pelaksanaan siaran, begitu juga dengan Jogja Belajar Radio. Rencana siar di Jogja Belajar Radio diberikan kepada penyiar sebagai panduan program siaran sehingga dapat mempermudah proses siaran program.

d. Pengawasan dan evaluasi program

(50)

34

C. Hubungan Pelaksanaan Program dengan Kawasan Teknologi Pendidikan

Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1994 adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Dalam definisi tersebut dirumuskan atas lima kawasan bidang garapan teknolog pendidikan, yaitu: Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan Penilaian (Evaluasi) (Seels dan Richey, 1994: 10-25).

Sedangkan menurut AECT (1997) adalah proses kompleks dan terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah belajar dan manusia.

AECT 2004 mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi.

Penjelasan singkat dari kawasan-kawasan Teknologi Pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Kawasan Desain

(51)

35

pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar.

2. Kawasan Pengambangan

Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fsik. Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Kawasan pengembangan diorganisasikan dalam empat kategori, yaitu teknologi cetak, audiovisual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu.

3. Kawasan Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah aktifitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan ini memperjelas hubungan pebelajar dengan bahan dan system pembelajaran. Kawasan ini terdiri dari pemanfaatan media, difusi inovasi implementasi, dan institusionalisasi (pelembagaan), serta kebijakan dan regulasi

4. Kawasan Pengelolaan

(52)

36

5. Kawasan Penilaian (Evaluasi)

Penilaian atau evaluasi adalah proses penentuan memenuhi tidaknya pembelajaran dan belajar. Kawasan evaluasi tumbuh bersamaan dengan pengembangan penelitian dan metodologi pendidikan. Menurut Scriven penilaian merupakan proses untuk menentukan kebaikan, manfaat atau nilai dari suatu proses atau produk, dan merupakan proses penelitian. Tujuan evaluasi adalah membantu pengambilan keputusan yang tepat, bukan untuk menguji hipotesa.

Proses penilaian atau evaluasi dimulai dengan analisis masalah. Hal ini merupakan langkah awal dalam pengembangan dan penilaian karena tujuan dan hambatan dijelaskan pada proses ini. Dalam kawasan evaluasi dibedakan menjadi penilaian program, penilaian projek, dan penilaian produk.

Hubungan antar kawasan dalam teknologi pendidikan tidak dapat dipisahkan karena bersifat sinergis. Setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian dan teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan. Begitu pula dengan pelaksanaan program siaran radio juga memiliki keterikatan dengan kelima kawasan teknologi pendidikan khususnya dengan program-program siaran untuk pendidikan.

D. Tinjauan tentang Jogja Belajar Radio

(53)

37

informasi pendidikan yang dipadukan dengan hiburan yang mendidik. Sebagai radio pendidikan JBRadio dapat didengarkan kapan saja dan dimana saja secara streaming selama 18 jam dari pukul 06.00-24.00. Untuk dapat mendengarkan siaran JBRadio para pendengar dapat mengakses http:/www.JBRadio.jogjabelajar.org/.

Terdapat 6 program acara rutin JBRadio, yakni : 1. Selamat pagi

2. 1 Jam Bersama Artis Idola 3. Dendang Nusantara 4. Agenda Jogja 5. Lentera Hati 6. Jogja Hari Ini

Selain program acara rutin, JBRadio juga memiliki 8 program acara unggulan yakni:

1. Talkshow

2. Lumbung Budaya 3. Sosok Tokoh 4. Resensi Media 5. Ayo Belajar

(54)

38

Kegiatan JBRadio ini merupakan kegiatan yang terbilang baru di lembaga BTKP, meliputi kegiatan tentang seputar dunia pendidikan, info-info pendidikan, juga ada kegiatan yang mengundang narasumber dari pakar pendidikan sendiri. Kegiatan ini dilakukan setiap hari kerja.

E. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana asal-usul program Jogja Belajar Radio?

2. Bagaimana kegiatan perencanaan siaran program Jogja Belajar Radio? 3. Bagaimana kegiatan produksi program Jogja Belajar Radio?

4. Siapa saja yang terlibat dalam produksi program Jogja Belajar Radio? 5. Bagaimana kegiatan pengawasan dan evaluasi yang dilakukan terkait

(55)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 243), penelitian deskriptif adalah penelitian yan dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan yang apa adanya saat penelitian dilaksanakan. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan tujuan untuk mendskripsikan pelaksanaan program Jogja Belajar Radio yang dilaksanakan di Balai Teknologi dan Komunikasi Pendidikan.

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks, khususnya yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007: 6). B. Waktu dan Tempat Penelitian

(56)

40

1. Tahap pengumpulan data awal

Peneliti melakukan observasi dan wawancara awal secara informal dan tidak terstruktur kepada pengelola Jogja Belajar Radio Balai Tekkomdik DIY. Bertujuan untuk mencari beberapa masalah yang ada dan fakta-fakta yang ditemukan selama pengumpulan data awal.

2. Tahap penyusunan proposal

Peneliti memulai menyusun proposal penelitian berdasarkan data-data awal yang telah dikumpulkan pada tahap pengumpulan data awal. Tahap ini bertujuan untuk menentukan instrumen dan teknik apa yang akan digunakan selama penelitian berdasarkan kajian teori yang ada.

3. Tahap perijinan surat penelitian

Peneliti mengurus surat perijinan penelitian untuk melakukan di Balai Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Disdikpora Pemda DIY setelah proposal mendapat persetujuan oleh dosen pembimbing dan pihak fakultas.

4. Tahap pengumpulan data

(57)

41

Peneliti menyusun laporan penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya. Data-data tersebut kemudian disajikan menjadi suatu laporan penelitian.

C. Subjek Penelitian

Subjek yang terdapat dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait langsung dengan pengelolaan program Jogja Belajar Radio yaitu Program Director Jogja Belajar Radio, Kepala Bagian Layanan dan Promosi, kru radio, dan penyiar Jogja Belajar Radio. Pengambilan subjek penelitian dimaksudkan untuk menggali informasi sebanyak mungkin dan menjawab rumusan dan tujuan penelitian yang dilakukan.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus untuk diamati. Variabel penelitian adalah segala yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti kemudian dipelajari sehingga terkumpul informasi hal tersebut dan akhirnya ditarik keimpulannya (Sugiyono, 2008: 60).

(58)

42 E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data yang dikumpulkan dikelompokkan menjadi dua, yaitu data utama (data primer) dan data pendukung (data sekunder). Data primer adalah data yang berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan subjek penelitian. Sedangkan data sekunder bersumber dari catatan tertulis, foto atau gambar, dokumen, dan hasil observasi serta informasi lain yang dapat mendukung dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data agar memperoleh data yang akurat dan lengkap, sehingga mengungkapkan secara detail pelaksanaan program Jogja Belajar Radio di Balai Tekkomdik. Dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik dalam pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Pada penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan non participant observation. Pengamatan non partisipan adalah dimana peneliti tidak ikut di dalam kehidupan orang yang akan diobservasi, dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat. Dalam hal ini peneliti hanya mengamati tanpa terlibat dalam segala aktivitas yang dilakukan oleh subjek dan informan. Segala aktivitas dari subjek dan informan merupakan sumber data penelitian ini.

(59)

43

Teknik wawancara ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur (semistructured interview). Wawancara semi terstruktur ini termasuk kategori in-depth interview yang pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan pihak yang diajak wawancara diminta pendapatnya. Dalam melakukan wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan (Sugiyono, 2009: 233)

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, film dokumenter, dan data lain yang relevan. Dokumen menurut Guba dan Lincoln (1981) dalam Moleong (2007: 217) diartikan sebagai setiap bahan tertulis ataupun film, dengan diikutinya beberapa keuntungan yang menjadi alasan kegunaan yaitu:

a. Merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong, b. Berguna sebagai “bukti” untuk suatu pengujian.

(60)

44

Dokumentasi digunakan untuk menggali informasi yang dalam serta berkaitan dengan pengelolaan Jogja Belajar Radio yang ada di Balai Tekkomdik. Informasi yang bersifat dokumentatif sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran dalam mendapatakan informasi yang lebih mendalam di lembaga.

F. Instrumen Pengumpulan data

Instrumen pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, panduan wawancara, dan checklist.

1. Lembar observasi

[image:60.595.169.538.485.639.2]

Rangkaian kegiatan yang terdapat di Jogja Belajar Radio merupakan data yang kaya. Guna mencatat segala kegiatan dan hal menarik lain selama penelitian berlangsung, penelitian ini dibekali dengan lembar observasi yang sudah disiapkan sebelum penelitian dilaksanakan.

Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi

No. Aspek Yang Diamati

1. Proses perencanaan program

- Proses penentuan tujuan program - Cara memilih jenis penayangan - Cara menentukan isi program

- Langkah-langkah penetapan strategi siaran 2. Proses produksi program siaran

- Penentuan dan pembuatan konten - Kegiatan siaran program radio 3. Proses eksekusi program siaran

- Persiapan dan penayangan program

2. Panduan wawancara

(61)

45

[image:61.595.148.514.230.425.2]

terbuka. Berlangsung secara informal dan santai namun terus fokus mencari benang merah dari masalah penelitian. Panduan wawancara hanya membuat garis besar pokok-pokok, topik, atau masalah yang dijadikan pegangan dalam wawancara.

Tabel 3. Kisi-kisi Panduan Wawancara

No. Aspek Yang Diamati

1. a. Latar belakang program b. Tujuan program

c. Kebutuhan program

d. Standard dan prosedur pengelolaan Jogja Belajar Radio 2. a. Kriteria/kualifikasi pengelola

b. Target/sasaran program c. Jenis program yang ada d. Sarana prasarana

3. a. Prosedur pengelolaan siaran JB Radio

b. Kegiatan produksi untuk program live maupun rekaman c. Kegiatan produksi iklan dan info ringan

d. Pengawasan program siaran Jogja Belajar Radio 4. a. Respon Pendengar

b. Pencapaian program Jogja Belajar Radio

3. Checklist

(62)

46 G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang tidak dapat dibaca dengan angka atau berbentuk paparan tentang suatu peristiwa.

[image:62.595.236.448.316.418.2]

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 21) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisi data yaitu:

Gambar 1. Komponen Analisis Data Model Kualitatif 1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Peneliti melakukan analisis terhadap data yang didapat, jika merasa data tersebut belum memuaskan, maka terus digali dan hingga diperoleh data yang dianggap kredibel.

2. Reduksi Data

Reduksi data, data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci seperti telah dikemukakan, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan

Reduksi data Sajian data

Penarikan kesimpulan/verifikasi

(63)

47

analisis data melalui reduksi dara. Mereduksi data berarti merangkum, memilah hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dalam mereduksi data peneliti dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama adalah pada temuan oleh karena itu apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam reduksi data. Dalam mereduksi data peneliti mendiskusikan pada orang yang dipandang ahli sehingga melalui diskusi tersebut wawasan peneliti akan terus berkembang.

3. Data Display

Data display atau penyajian data setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini, Miles dan Huberman (1984) menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

4. Penarikan Kesimpulan

(64)

48

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. H. Pemeriksaan Keabsahan Data

Peneliti dalam penelitian kualitatif harus berusaha mendapatkan data yang valid (kredibel) untuk itu dalam pengumpulan data peneliti perlu mengandalkan validitas data agar data yang diperoleh tidak cacat (invalid). Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan sejumlah kriteria tertentu. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Teknik pengujian keabsahan data pada penelitian ini menggunakan teknik traingulasi.

Triangulasi, sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Denzin (Moleong, 2007: 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Penelitian ini menggunakan traingulasi sumber dan metode, yaitu dengan pengecekan atau perbandingan data antara lain:

(65)

49

4. Mengecek sumber data dari pengelola dan penyiar

(66)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Jogja Belajar Radio atau Jogja Belajar Radio adalah radio streaming Balai Tekkomdik DIY yang memberikan layanan pendidikan yang dikemas secara edutaiment. Jogja Belajar Radio memberikan layanan informasi pendidikan yang dipadukan dengan hiburan yang mendidik untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar serta perluasan penyebaran informasi seputar pendidikan. Radio streaming ini dapat didengarkan setiap hari selama 18 jam yakni pada pukul 06.00-24.00. Untuk dapat mendengarkan siaran Jogja

Belajar Radio para pendengar dapat mengakses

http://www.jbradio.jogjabelajar.org

Siaran radio streaming ini diselenggarakan di Kantor Studi JBRadio BTKP DIY, Jl Kenari no. 2 Yogyakarta. JBRadio didukung oleh SDM yang cukup mumpuni dalam program kepenyiaran profesional. JBRadio juga memberikan layanan kepada masyarakat yang ingin belajar dan memperdalam pengetahuan tentang program siaran radio khususnya siaran radio khususnya siaran radio yang disiarkan secara streaming.

B. Hasil Penelitian

(67)

51

yang diproduksi Balai Tekkomdik. Hal ini merupakan bentuk layanan pendidikan yang diberikan Balai Tekkomdik kepada masyarakat, khususnya guru dan para pelaku pendidikan lainnya dalam melaksanakan pengembangan dan memproduksi media pembelajaran berbasis TIK untuk meningkatkan dan pemerataan mutu pendidikan.

Hal tersebut sebagaimana yang tertulis pada Desain Kegiatan Perluasan Layanan Radio milik Balai Tekkomdik bahwa Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (Balai Tekkomdik) Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu lembaga penghasil produk teknologi di bidang pendidikan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan dan memproduksi media pembelajaran berbasis TIK untuk meningkatakn dan pemerataan mutu pendidikan, Balai Tekkomdik DIY mempunyai kewajiban untuk menyebarkan hasil teknologi tersebut kepada pengguna, khususnya guru dan para pelaku pendidikan lainnya.

Sebagaimana yang dikatakan bapak “M” selaku kepala seksi layanan dan promosi Balai Tekkomdik bahwa:

(68)

52

Hal tersebut sebagaimana yang dikatakan oleh bapak “Ch” selaku

Program Director Jogja Belajar Radio bahwa:

“Jadi harapannya Balai Tekkomdik ini dulu kan memang awalnya memproduksi banyak konten-konten media pembelajaran baik yang sifatnya audio, video, animasi. Nah, dari situ terpikirlah bagaimana supaya media-media khususnya media audio yang dibuat itu bisa tersampaikan ke masyarakat. Nah, maka munculah ide untuk membuat stasiun radio. Nah, tapi awalnya di tahun 2011 itu em.. karena memang sumber daya yang masih awal dan awam sekali, makanya kita hanya menyiarkan rekaman-rekaman atau hasil-hasil produksi media pembelajaran yang diproduksi BTKP.”

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar belakang diadakannya program layanan Jogja Belajar Radio adalah untuk memberikan wadah dalam menyiarkan produk-produk media pembelajaran yang bersifat auditif yang diproduksi Balai Tekkomdik dengan menggunakan sistem layanan online yaitu radio streaming. Hal ini merupakan bentuk layanan pendidikan yang diberikan Balai Tekkomdik kepada masyarakat, khususnya guru dan para pelaku pendidikan lainnya dalam melaksanakan pengembangan dan memproduksi media pembelajaran berbasis TIK untuk meningkatkan dan pemerataan mutu pendidikan

(69)

53

1) Masyarakat lebih mengenal, mengetahui dan memahami berbagai Program, Produk, dan Layanan Unggulan yang dimiliki oleh Balai Tekkomdik DIY.

2) Masyarakat dapat menikmati layanan radio streaming yang dikemas secara edutainment melalui JB Radio.

Sebagaimana yang dituturkan oleh Bapak “Ch” selaku Program

Director JBRadio bahwa:

“Tujuan dari program ini sebagai pemerataan konten pembelajaran berbasis audio BTKP melalui media streaming. Sebenernya kita ada 2, video sama audio. Nah audio ini salah satunya di JB Radio. Jadi kita ngasih konten ke mereka berupa pengetahuan ringan maupun pengetahuan formal kayak mata pelajaran yang ada di bimbingan belajar sama Ayo Belajar. Tujuan utamanya itu, kita ingin menyebarluaskan konten-konten pendidikan melalui media audio streaming. Kita juga ingin mengenalkan bahwa sekarang itu radio gak hanya bisa didengarkan lewat perangkat radio saja, tapi sekarang bisa diakses dengn internet juga. Jadi kita pengen mengenalkan tenknologi itu.”

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan program Jogja Belajar Radio adalah untuk mendistribusikan produk-produk pendidikan berbasis audio yang dimiliki Balai Tekkomdik melalui media radio streaming berupa konten-konten pembelajaran formal maupun pengetahuan ringan kepada masyarakat.

a. Standar dan Prosedur Pengelolaan Jogja Belajar Radio

(70)

konten-54

konten pembelajaran dalam program siarannya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak M selaku General Manager Jogja Belajar Radio bahwa:

“Ada SOP. Semuanya ada jobdesknya.”

Jogja Belajar Radio memang memiliki SOP yang menjadi pedoman kegiatan siaran radio, namun menurut penyiar JBRadio mereka masih belum benar-benar melaksanakan kegiatan penyiaran sesuai dengan SOP penyiar yang ada. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Sdr Ay, bahwa:

“Peraturan tetap sih ada, tapi itu kadang-kadang kita penyiar masih agak ngasal, gitu. Jadi karena kita masih bingung nih „ini protapnya apa ya? Ah yaudah gini aja‟. Kesannya kayak gitu. Kadang-kadang kita mikir „Ah ora ono sing ngerungoke. Asal aja‟.”

Berdasarkan data tersebut, ketika peneliti mengadakan triangulasi untuk mengungkapkan kredibilitas dan objektivitas data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang diperoleh, dapat diketahui bahwa pengelolaan penyiaran program Jogja Belajar Radio diatur oleh Standar Operational Procedure, namun pada penyelenggaraan program tersebut belum sesuai dengan SOP. Hal ini dikarenakan kurangnya penertiban kepada para penyiar untuk melakukan siaran sesuai SOP yang berlaku. 1. Perencanaan program

(71)

55

produk yang dijual dan disajikan kepada para pendengar radio itu sendiri. Perencaaan sebuah program akan berdampak pada kelancaran proses produksi dan eksekusi program. Dalam merencanakan sebuah program siaran hal-hal yang perlu diperhatikan adalah perencanaan produksi, penjadwalan acara siaran, serta pengadaan sarana dan prasarana.

a. Perencanaan Produksi

Perencanaan program di Jogja Belajar Radio dibuat secara bersama melalui Forum Group Discussion (FGD). Pengambilan keputusan ini berdasarkan analisis kebutuhan dengan melibatkan semua pengelola Jogja Belajar Radio beserta guru dan siswa sekolah yang diundang dalam FGD. Perencanaan program meliputi kegiatan penentuan tujuan, pemilihan konten siaran, penentuan strategi penyiaran.

Dalam wawancara Bapak „Ch‟ selaku Progam Director mengungkapkan bahwa:

(72)

56

sudah kita ganti. Tapi kalau misal bisa memenuhi untuk kebutuhan konten, nah maka lanjut aja.”

Perencanaan diawali dengan analisis kebutuhan melalui forum group discussion bersama guru dan siswa. Dari FGD tersebut akan didapati masalah pembelajaran yang terjadi. Kemudian dapat dirumuskan konten apa yang dibutuhkan, tujuan program, perencanaan program serta strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan program tersebut.

Selanjutnya dilakukan uji coba program acara selama kurang lebih 1 bulan. Pada saat uji coba ini, akan dipantau feedback dari program acara tersebut. Apabila dalam pelaksanaannya dapat memenuhi konten, maka program acara tersebut akan dilanjutkan. Namun, apabila dalam pelaksanaannya terjadi banyak kendala dalam pemenuhan konten, maka program akan diganti.

b. Penjadwalan Program Siaran

(73)

57

“Program yang dipegang sama aja. Kita harus bisa bawain semua programnya. Jadwal kita tu fleksibel. Ada sih kita dikasih jadwal sebenarnya untuk hari-harinya apa aja, programnya apa aja. Tapi kalau yang jadwalnya bentrok bisa tukaran. Paling khususnya untuk program keagamaan dan kedaerahan aja.”

Hal serupa juga dituturkan Ay selaku penyiar di Jogja Belajar Radio, bahwa:

“Kalau disini program diacak ya, disebar gitu. Jadi semua penyiar bebas mau siaran apa aja gitu. Yang penting sesuai jadwal aja. Misalkan disini setiap harinya ada 10 program, terus aku dapat yang pagi. Nah pagi itu programnya selamat pagi jogja, tapi kapanpun aku bisa masuk ke program yang lain. Bisa masuk ke Dunia Anak, padahal Dunia Anak hari ini udah ada yang siaran tapi „duh, aku pagi gak bisa tuh, tukeran dong‟. Jadi enak, flexible, bisa masuk program apa aja dan emang diharuskan bisa menguasai program apapun, gitu.”

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa jadwal siaran bagi penyiar sudah dirancang dan terpampang di ruang kantor Jogja Belajar Radio, namun tetap bersifat fleksibel menyesuaikan dengan jadwal para penyiar yang mayoritas adalah penyiar freelance yang juga bekerja di radio lain.

c. Pengadaan Sarana dan Prasarana

(74)

58

menurut data hasil penelitian bahwa sarana yang digunakan dalam proses program Jogja Belajar Radio antara lain adalah:

1) Perangkat komputer 2) Microphone

3) Headphone 4) Audio mixer

5) Softwareradio streaming 6) Modem/koneksi internet 7) Audio jack

[image:74.595.240.474.373.533.2]

8) Recorder

Gambar 2. Mixer dan Perangkat Komputer di Jogja Belajar Radio

Adapaun prasarana yang digunakan dalam program Jogja Belajar Radio ini adalah:

(75)
[image:75.595.246.477.96.258.2]

59

Gambar 3. Studio siaran Jogja Belajar Radio

Hal tersebut juga sesuai dengan yang dituturkan oleh Bapak “M” selaku General Manager Jogja Belajar Radio, bahwa:

“Banyak. Kita punya perangkat mixer, punya perangkat server yang menyimpan data-data, ada studio untuk rekaman, studio produksi ada beserta peralatannya.”

Hal tersebut sebagaimana dituturkan oleh Bapak “Ch” selaku

Program Director Jogja Belajar Radio, bahwa:

“Sarana dan prasarana sudah cukup baik ya. Cuma istilahnya memang emm.. menurutku sih dibanding dengan radio lain itu gak kalah malah bisa jauh lebih bagus. Untuk sarana prasarana saya rasa sudah terpenuhi.”

Hal tersebut sesuai dengan yang dituturkan Mas “Ay” selaku penyiar di Jogja Belajar Radio, bahwa:

(76)

60

Hal tersebut sebagaimana dituturkan oleh Mas “Fai” selaku

penyiar di Jogja Belajar Radio, bahwa:

“Sarana prasarana, kalau aku kan belom pernah ke radio komersil ya. Kalau teman-teman lain kan ada yang pernah di radio komersil, aku kan langsung di sini, ya udahlah cukuplah. Katanya malah lebih bagus di sini daripada radio-radio komersil.”

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki JBRadio terbilang cukup baik dan sudah lengkap. JBRadio memiliki studio siaran ber-AC yang dilengkapi peralatan siaran seperti audio mixer, microphone, perangkat komputer, headphone, jaringan internet, software radio streaming, recorder, dll. JBRadio juga memiliki ruang rekaman yang dilengkapi fasilitas rekaman untuk menunjang pembuatan produk audio yang nantinya dapat disiarkan pada program siaran JBRadio. 2. Produksi program

Kegiatan produksi program Jogja Belajar Radio melibatkan Kepala Bagian Promosi dan Layanan, Programme Director, Music Director, Penulis Naskah, Penyiar, dan Teknisi. Hal ini seperti yang disampaikan oleh bapak Ch:

Gambar

Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi
Tabel 3. Kisi-kisi Panduan Wawancara
Gambar 1. Komponen Analisis Data Model Kualitatif
Gambar 2. Mixer dan Perangkat Komputer di Jogja Belajar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pada emiten nonLQ45 menunjukkan dari sembilan variabel dengan penambahan variabel HS(-1) yang ,merupakan harga sebelumnya, terdapat empat variabel bebas yang

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (K. 2013) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep fisika dan keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang belajar

Timur Laut Pramuka merupakan stasiun yang memiliki nilai keragaman yang paling tinggi karena ditemukan 5 Marga dari Fungiidae, yaitu 9 individu Fungia, 4 individu

Setelah mevalidasi dan memperbaiki reaksi perawat terhadap perilaku pasien, perawat dapat melengkapi proses disiplin dengan tindakan keperawatan, Orlando menyatakan bahwa apa.. yang

Cela r´esulte aussi du th´eor`eme et du fait qu’il n’existe pas de Z 2- extension totalement ramifi´ee de Q 2 , dont les nombres de ramification en num´erotation sup´erieure soit

Pokja Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan Sarana dan Prasarana Lingkungan pada Cabang Rumah Tahanan Negara Polewali di Mamasa melaksanakan Evaluasi Penawaran

nasabah bersedia menggunakan jasa layanan perusahaan ( mobile banking adoption ), pihak manajemen PT Bank CIMB Niaga harus dapat memberikan layanan yang baik dan lengkap

Kepastian hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dapat mencegah praktik-praktik