• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi sistem rekrutmen dan seleksi pegawai studi kasus di Yayasan Xaverius Palembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi sistem rekrutmen dan seleksi pegawai studi kasus di Yayasan Xaverius Palembang"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI SISTEM REKRUTMEN DAN SELEKSI

PEGAWAI

Studi Kasus di Yayasan Xaverius Palembang

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Klara Catur Nugraheni

NIM : 122114028

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

EVALUASI SISTEM REKRUTMEN DAN SELEKSI

PEGAWAI

Studi Kasus di Yayasan Xaverius Palembang

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Klara Catur Nugraheni

NIM : 122114028

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

(3)
(4)
(5)

“Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seorang manusia tidak akan berubah dengan sendirinya tanapa berusaha.”

Kupersembahkan untuk:

(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan kurnia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Sistem Rekrutmen dan Seleksi Pegawai (Studi Kasus di Yayasan Xaverius Palembang). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar serjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., PhD., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kedapa penulis.

2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono,M.Si, akt, QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan arah dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

telah banyak membantu dengan memebrikan informasi dan data yang dibutuhkan.

6. Keluarga tercinta terima kasih atas segala dukungan doa, semangat, cinta, dan perhatian yang diberikan yang tidak ternilai dengan apapun.

7. Bapak dan ibukku yang terkasih terima kasih atas dukunganmu dari surga. 8. Mbak Dedet dan Mas Anton, Mbak Atik dan Mas Yudi, dan Mas Didik

terima kasih atas dukungan dan doanya.

9. Ponakanku Wisnu Wirawan, Fransiska Krisna, Anya, Christian terima kasih untuk bantuannya selama proses penelitian.

10.Paulinus Reno dan Andreas Johan terima kasih untuk dukungan kalian selama saya tinggal di Jogja dan selama saya menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman bimbingan dan kelas MPAT Bu Gien, terima kasih atas kebersamaan, dukungan dan masukan yang kalian berikan dalam proses penyelesaian skripsi ini dengan penuh semangat.

12.Teman-teman Akuntansi 2012 terkhusus untuk Akuntansi kelas A, terima kasih atas kebersamaan, doa, dukungan, dan semangat dari kalian sangatlah berarti.

13.Mbak Cesilia Dian, Yohana Wigati, Monica Artha terkasih yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, dan bantuan. Sehingga, saya dapat menyelesaikan skripsi dengan penuh semangat.

(10)
(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

(12)

1. Pengertian Rekrutmen ... 22

2. Tujuan Rekrutmen ... 23

3. Sumber-sumber Rekrutmen ... 24

4. Proses Rekrutmen ... 25

A.Sejarah Berdirinya Yayasan Xaverius Palembang ... 44

B.Lokasi Yayasan Xaverius Palembang ... 56

C.Visi dan Misi Yayasan Xaverius Palembang ... 57

D.Usaha dan Kegiatan Yayasan Xaverius Palembang ... 58

E. Struktur Organisasi Yayasan Xaverius Palembang ... 61

F. Personalia Yayasan Xaverius palembang ... 71

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 76

A.Paparan Data ... 76

B.Analisis Data ... 86

(13)

A.Kesimpulan ... 130

B.Keterbatasan Penelitian ... 130

C.Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 132

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Sistem Rekrutmen di Yayasan Xaverius Palembang dengan Teori Soekidjo Notoatmodjo ... 93 Tabel 2.Perbandingan Sistem Seleksi di Yayasan Xaverius Palembang dengan

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Sistem Seleksi Pegawai ... 36

Gambar 2.Kerangaka Berpikir. ... 38

Gambar 3. Struktur Organisasi Yayasan Xaverius Palembang ... 62

Gambar 4. BaganAlir Sistem Rekrutmen Guru ... 135

(16)

ABSTRAK

Evaluasi Sistem Rekrutmen dan Seleksi Pegawai

Studi Kasus di Yayasan Xaverius Palembang

Klara Catur Nugraheni 122114028

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem rekrutmen dan seleksi pegawai di Yayasan Xaverius Palembang sudah sesuai dengan teori.

Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Manfaat penelitian ini adalah memberikan saran dan masukan kepada Yayasan Xaverius Palembang dalam kebijakan manajemen, khususnya dalam hal pengelolaan sumber daya manusia.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang diterapkan di Yayasan Xaverius Palembang sebagian besar sudah sesuai dengan teori sistem rekrutmen dan seleksi dari Soekidjo Notoatmodjo 2015.

(17)

ABSTRACT

Evaluation System Recruitment and Selection of

Employee

Case Study At Xaverius Foundation Palembang

Klara Catur Nugraheni 122114028

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

This research was case study which use qualitative descriptive approach. This study aimed to determine the recruitment and selection of employees in the Xaverius Foundation Palembang that were parallel with the theory itself.

The data were collected by interviewing and documentation. The benefits of this research was to giving advice for Xaverius Foundation Palembang in determining management policies, especially in terms of human resource management.

This research results indicated that the recruitment and selection of employees who applied in Xaverius Foundation Palembangmost were in accordance with the theory of recruitment and selection according to Soekidjo Notoatmodjo 2015.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat berperan penting bagi suatu Yayasan. Faktor sumber daya manusia mempunyai andil yang besar terhadap keberhasilan Yayasan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Yayasan Xaverius Palembang mengadakan rekrutmen dan seleksi karyawan guna mendapatkan sumber daya manusia yang berkompeten. Yayasan Xaverius Palembang membutuhkan orang-orang yang benar-benar mampu memberikan tenaga, bakat, kreativitas maupun usahanya.

Pegawai sebagai perwujud nyata dari sumber daya manusia merupakan salah satu elemen esensial dalam Yayasan, untuk itu harus dapat dioptimalkan kemampuannya agar menjadi sumber daya manusia yang berdaya guna baik. Pegawai menjadi berdaya guna bukanlah perkara mudah. Kurangnya keterampilan dan keahlian menyebabkan berbagai masalah sosial maupun psikologis, sebaliknya banyaknya pegawai yang berhasil dalam pekerjaannya karena tidak terlepas dari faktor pegawai itu sendiri yang tentunya harus didukung oleh kerja yang kondusif dari organisasi perusahaan yang bersangkutan.

(19)

mudah. Pelamar yang kurang memiliki kemampuan, keterampilan maupun kualifikasi dengan pekerjaan yang ada sering menyebabkan terjadinya salah penempatan sehingga pelamar yang diterima bekerja nantinya tidak dapat bekerja dengan maksimal.

Perekrutan terhadap calon tenaga guru, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan perekrutan sesuai dengan kebutuhan Yayasan Xaverius Palembang. Perekrutan pegawai baru tersebut didasarkan pada faktor ketersediaan lapangan pekerjaan yang ada dalam Yayasan. Rekrutmen merupakan upaya pencarian sejumlah calon tenaga guru yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu, sehingga dari Yayasan Xaverius Palembang dapat menyeleksi calon tenaga guru yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Proses rekrutmen itu biasanya dimulai dari proses pengisian lowongan itu sendiri, mempertimbangkan akan ketersediaan calon yang cocok, membuat kontak dengan para calon hingga menarik lamaran dari para calon.

(20)

Rekrutmen dan seleksi pegawai membutuhkan proses yang tidak mudah. Yayasan Xaverius Palembang juga harus lebih berhati-hati dalam menentukan calon tenaga guru yang tepat, apabila dalam proses rekrutmen dan seleksi calon tenaga guru tidak berjalan lancar maka akan terjadi masalah pada sekolah-sekolah yang mengalami kekosongan tenaga guru. Pengevaluasian sistem rekrutmen dan seleksi pegawai ini diharapkan agar Yayasan Xaverius Palembang dapat meningkatkan kinerja atas proses rekrutmen dan seleksi pegawai.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakahsistemrekrutmendanseleksi pegawai di YayasanXaverius Palembang sudahsesuaidenganteori?

C. Batasan Masalah

(21)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah system rekrutmen dan seleksi pegawai yang terdapat di Yayasan Xaverius Palembang sudah sesuai dengan teori.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Yayasan Xaverius Palembang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan bagi Yayasan Xaverius Palembang dan digunakan juga sebagai evaluasi terhadap sistem yang sudah ada dan dapat menjadi acuan dalam system rekrutmen dan seleksi pegawai yang relevan untuk mengelola Sumber Daya Manusia di Yayasan Xaverius Palembang.

2. Pembaca

Penelitian ini diharapkan memberi gambaran bagi pembaca dan menambah wawasan pengetahuan mengenai system rekrutmen dan seleksi pegawai.

3. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan di perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

4. Penulis

(22)

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam penelitian ini, disusun secara sistematis ke dalam enam bab, dengan urutan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan di penelitian yang digunakan.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian yang dilakukan, waktu dan tempat penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang dicari dalam penelitian, teknik analisis data.

Bab IV : Gambaran Umum Yayasan Xaverius Palembang

(23)

Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang analisis terhadap data-data yang telah diperoleh dalam penelitian dengan dasar teknik analisis data.

Bab VI : Penutup

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil analisis data, dan keterbatasan dalam penelitian.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem

1. Pengertian Sistem

Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Salah satu alasan yang nyata mengapa sistem itu dievaluasi adalah untuk memperbaiki sistem itu sendiri secara luas dan baik dari segi perencanaan tujuan, pelayanan maupun pembiayaan. Berbicara tentang sistem maka kita tidak lepas dari suatu proses dengan berbagai unsur-unsur atau komponen antara satu samalain berkaitan secara struktural dan fungsional, saling menunjang dan mengisi sesuai dengan peran dan kedudukan masing-masing.

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan ada yang menekankan pada komponen atau elemennya. Jogiyanto. HM (2005:1) berdasarkan pendekatan yang menekankan pada prosedur, maka sistem dapat didefinisikan sebagai “suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan sesuatu dengan sasaran tertentu”. Berdasarkan pendekatan yang menekankan pada elemen, maka sistem didefinisikan sebagai “sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

(25)

mencapai tujuan”. Sistem memiliki subsistem di dalamnya yang melakukan fungsi khusus untuk mendukung sistem menurut Romney, Marshall & Steinbart (2000:112).

Hall (2007:6) menjelaskan “sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama”. Suatu sistem pada dasarnya adalah kelompok unsur yang terkait erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Jenis-jenis Sistem

Suatu sistem dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut Narko (1994:3) antara lain:

a. Sistem tertutup dan terbuka

Sistem tertutup adalah sistem yang lingkungannya dapat dikendalikan 100%. Misalnya sistem percobaan di laboraturium. Sistem terbuka adalah sistem dimana lingkungannya tidak dapat atau sedikit dapat dikendalikan seperti sistem bisnis. Pada sistem ini, lingkungan seperti sistem ekonomi sosial, internasional, politik, sosial, hukum dan lain-lain sulit dikendalikan.

b. Sistem buatan manusia dan sistem alam

(26)

c. Sistem manual dan otomatis

Sistem manual adalah sistem yang berdasarkan campur tangan orang. Tanpa dijalankan secara manual, sistem tidak akan berjalan. Sistem otomatis adalah sistem yang dapat bekerja sendiri secara otomatis, sehingga tidak memerlukan campur tangan manusia.

3. Unsur-unsur Sistem

Suatu sistem terdiri atas bagian-bagian yang saling mempengaruhi dan saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem bukanlah sekumpulan unsur yang disusun secara acak, melainkan terdiri atas unsur-unsur yang dapat dikenali dan saling bergantung karena mempunyai tujuan yang sama. Secara sederhana istilah sistem itu lebih sering digunakan untuk menunjukkan pengertian metode maupun suatu rangkaian prosedur yang masing-masing unsur-unsurnya merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengelolaan yang menghasilkan sesuatu.

(27)

yang terdapat dalam sistem meliputi tujuan sistem, batasan sistem, kontrol sistem, input sistem, proses, output dan umpan balik”.

Edwin B. Flippo (1994:34) mengemukakan bahwa komponen utama sistem meliputi:

a. Masukan (input) dari lingkungan luar;

b. Komponen pemrosesan yang terdiri dari manusia, fungsi dan faktor-faktor fisik yang mengubah masukan menjadi perangkat kegunaan lain;

c. Seperangkat keluaran (output) yang diinginkan oleh para anggota lingkungan luar.

Elemen atau unsur-unsur yang membentuk suatu sistem menurut Abdul Kadir (2003:54) adalah:

a. Tujuan

(28)

b. Masukan

Masukan (input) merupakan segala sesuatu yang masuk kedalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak.

c. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna. Suatu proses juga terdiri atas serangkaian logis langkah-langkah yang dilakukan dalam suatu sistem.

d. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan dan merupakan tujuan akhir dari sistem. Hasil dari pemrosesan dijadikan sebagai tolak ukur bagi sistem itu sendiri, apakah suatu sistem itu baik ataukah tidak. Keluaran bisa berupa laporan, grafik, diagram batang dan sebagainya.

e. Mekanisme

(29)

mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. Umpan balik juga merupakan elemen dalam sistem yang bertugas mengevaluasi bagian dari output yang dikeluarkan, di mana elemen ini sangat penting demi kemajuan sebuah sistem. Umpan balik ini dapat berupa perbaikan sistem, pemeliharaan sistem.

f. Batas

Batas sistem adalah pemisah antara sistem dengan daerah diluar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfirmasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Batasan sistem dapat berupa peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi, biaya-biaya yang dikeluarkan organisasi, orang-orang yang ada dalam organisasi, fasilitas, baik itu sarana dan prasarana maupun batasan yang lain.

g. Lingkungan

(30)

Sistem dalam prosesnya mengubah sumber-sumber masukan menjadi keluaran untuk mencapai tujuannya. Disebut proses karena terdapat suatu kegiatan pemrosesan didalamnya yang menghasilkan suatu hal yang baru yang digunakan untuk melakukan kegiatan dengan lebih baik lagi. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum sistem yang baik itu harus mengandung tujuan, masukan, komponen pemrosesan, keluaran, kontrol sistem dan umpan balik yang kesemuanya menjadi satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan. Hal-hal yang menentukan dan menggambarkan suatu sistem merupakan batasnya. Sistem berada didalam batas tersebut, sedangkan lingkungan berada diluar batas.

4. Klasifikasi Sistem

(31)

Moekijat (1994) menggolongkan sistem didasaarkan atas kriteria yang berbeda, yaitu:

a. Tingkat dapatnya diramalkan

Kriteria ini didasarkan atas dua hal, yakni hal yang menentukan dan hal yang memungkinkan.

b. Tingkat keruwetan

Dengan menerima kriteria ini ada kemungkinan untuk menggolongkan sistem kedalam tiga hal, yakni sederhana, kompleks dan sangat kompleks.

Sedangkan Andri Kristanto (2003) juga berpendapat bahwa dari berbagai sudut pandang sistem dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak merupakan sistem yang tidak bisa dilihat secara mata biasa dan biasanya sistem ini berupa pemikiran atau ide-ide. Contoh dari sistem abstrak ini adalah filsafat. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat secara mata biasa dan biasanya sering digunakan oleh manusia.

Contoh dari sistem fisik ini adalah sistem akuntansi, sistem komputer, dan sebagainya.

b. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan

(32)

sebagainya. Sistem buatan manusia merupakan sistem yang dirancang dan dibuat oleh manusia. Misalnya sistem pengolahan gaji.

c. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan bagian luar sistem dan biasanya tidak terpengaruh oleh kondisi diluar sistem. Sedangkan sistem terbuka merupakan sistem yang berhubungan dengan bagian luar sistem.

Abdul Kadir (2003:64) mengklasifikasikan sistem menjadi: 1) Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak merupakan sistem yang berisi gagasan atau konsep, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang secara fisik dapat dilihat.

2) Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik

Sistem deterministik merupakan sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat, sedangkan sistem probabilistik merupakan sistem yang tidak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilistis.

3) Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

(33)

berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem ini mengadakan pertukaran informasi, bahan atau tenaga dengan lingkungannya.

4) Sistem Alamiah dan Buatan Manusia

Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi karena alam, sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang dibuat oleh manusia.

5) Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

Berdasarkan tingkat kemurniannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang sederhana (contoh sepeda), dan sistem yang kompleks (contoh otak manusi).

5. Bagan arus sistem

Bagan arus sistem adalah untuk menggambarkan arus dokumen dengan mempergunakan arus diagram dan simbol-simbol standar. Bagan arus yang baik, akan mudah dipahami oleh pembaca laporan serta dapat menunjukan kekurangan dan kelebihan dalam pengendalian yang ada, dengan cara menggambar secara jelas bagaimana sistem itu beroperasi. Adapun Simbol document flowchart tampak pada tabel 1

Tabel 1 Simbol-simbol bagan alir dokumen

Simbol Pengertian Keterangan

Dokumen

(34)

oleh komputer. depan dokumen pada bagian kiri atas.

Kegiatan manual Sebuah kegiatan pemrosesan yang

dilaksanakan secara manual.

Arus dokumen atau pemroses

Arah arus dokumen atau pemrosesan: arus normal adalah ke kanan atau ke bawah.

Penghubung pada halaman yang sama

Menghubungkan bagan alir dalam halaman yang sama.

Penghubung pada halaman yang berbeda

Menghubungkan bagan alir dalam halaman yang berbeda.

(35)

dokumen. Tempat penyimpanan dokumen yang dokumennya tidak akan diproses lagi dalam sistem yang bersangkutan.

Huruf didalamnya menunjukkan cara pengiritan arsip; N= urut nomor, A= urut abjad, T= urut tanggal.

Keputusan Sebuah tahap pembuat keputusan.

Sumber: James Hall (2007:49)

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

(36)

2. Aktivitas Sumber Daya Manusia

Aktivitas sumber daya manusia menurut Martoyo (2000:15) adalah: a. Perencanaan sumber daya manusia

Perencanaan sumber daya manusia merupakan merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian meliputi pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, konpensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.

b. Rekrutmen

Rekrutmen merupakan upaya untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan guna mencapai tujuan organisasi.

c. Seleksi

Seleksi merupakan proses pemilihan dari sekelompok pelamar individu yang paling cocok untuk posisi tertentu dalam sebuah organisasi.

d. Orientasi

(37)

perusahaan, pekerjaan, maupun kelompok kerja. Pengenalan dan orientasi perlu diprogramkan karena adanya sejumlah aspek khas yang muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan kerja yang baru.

e. Penempatan

Penempatan merupakan proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada pegawai yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawab.

f. Pendidikan dan pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya aparatur, terutama untuk peningkatan profesionalisme yang berkaitan dengan keterampilan administrasi dan keterampilan manajemen.

g. Pengembangan

Pengembangan merupakan suatu cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan yang di hadapi oleh banyak organisasi besar. h. Penilaian Kinerja

(38)

cara peningkatan dimana peningkatan tersebut akan dicapai didalam waktu yang singkat ataupun lama.

i. Proses Kompensasi

Proses kompensasi merupakan proses sebagai usaha untuk memberikan balas jasa atau imbalan yang memadai kepada pegawai sesuai dengan kontribusi yang telah disumbangkan kepada perusahaan atau organisasi.

j. Pemberian Insentif sesuai jasanya dalam organisasi

Pemberian insentif merupakan pengupahan yang memberikan imbalan yang berbeda karena prestasi yang berbeda. Dua orang dengan jabatan yang sama dapat menerima insentif yang berbeda karena bergantung pada prestasi. Insentif suatu bentuk dorongan finansial kepada pegawai sebagai balas jasa perusahaan atau organisasi kepada pegawai atas prestasi pegawai tersebut.

k. Hubungan Kerja

Hubungan kerja merupakan suatu hubungan timbal balik antara pekerja dengan perusahaan setelah diadakan perjanjian sebelumnya oleh pihak yang bersangkutan.

C. Rekrutmen

(39)

lebar, karena perusahaan akan memiliki banyak pilihan yang terbaik dari para pelamar yang ada.

1. Pengertian Rekrutmen

Rekrutmen menurut Hadari Nawawi (2005:169) adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang memiliki kualifikasi untuk jabatan atau pekerjaan di lingkungan suatu organisasi atau perusahaan.

Rekrutmen menurut Gomes (2003:105) adalah proses mencari, menentukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.

Terdapat beberapa kegiatan pokok dalam rekrutmen menurut Wilson Bangun (2012:140), antara lain:

a. Menentukan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek dan jangka panjang.

b. Memperoleh informasi di pasar tenaga kerja. c. Menentukan metode rekrutmen secara tepat.

d. Menyusun program penarikan tenaga kerja secara sistematis dan terpadu yang berhubungan dengan kegiatan sumber daya manusia lain dan dapat bekerjasama dengan manajer lini perusahaan. e. Memperoleh calon tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan. f. Melakukan tindak lanjut terhadap calon tenaga kerja baik yang

(40)

2. Tujuan Rekrutmen

Proses rekrutmen memiliki beberapa tujuan menurut Adi Mardianto (2012), antara lain:

a. Menjamin perusahaan memiliki karyawan yang tepat untuk suatu jabatan atau pekerjaan.

b. Mengevaluasi dalam mempekerjakan dan penempatan pelamar sesuai minat.

c. Memperlakukan pelamar secara adil dan meminimalkan diskriminasi.

d. Memperkecil adanya tindakan buruk karyawan yang seharusnya tidak diterima.

e. Memastikan adanya keuntungan dari investasi sumber daya manusia.

Secara garis besar dapat diuraikan bahwa aktivitas rekrutmen menyisikan pelamar yang tidak tepat dan memfokuskan upaya pada calon yang akan dipanggil kembali. Program rekrutmen yang baik perlu melayani banyak tujuan yang kadangkala bertentangan. Tujuan utama rekrutmen adalah menemukan pelamar-pelamar berkualitas yang akan tetap bersama perusahaan dengan biaya yang sedikit.

3. Sumber-sumber Rekrutmen

(41)

a. Sumber internal

Sumber internal adalah pegawai yang akan mengisi lowongan kerja diambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memastikan atau pemindahan pegawai yang memenuhi spesifikasi pekerjaan jabatan itu. Pemindahan pegawai itu baik yang bersifat vertikal (promosi ataupun demosi) maupun bersifat horizontal. Jika masih ada pegawai yang memenuhi spesifikasi pekerjaan, sebaiknya pengisian jabatan tersebut diambil dari dalam perusahaan, khususnya untuk jabatan manajerial. Hal ini sangat penting untuk memberikan kesempatan promosi bagi pegawai yang ada.

b. Sumber Eksternal

Sumber eksternal adalah pegawai yang akan mengisi jabatan yang lowongan dilakukan perekrutan dari sumber-sumber pegawai diluar perusahaan, yaitu:

1) Kantor penempatan pegawai 2) Lembaga-lembaga pendidikan 3) Referensi pegawai atau rekanan 4) Serikat-serikat buruh

5) Memasang iklan diluar perusahaan

(42)

1) Advertising (suratkabar, radio, internet). Melakukan

pemasangan iklan di koran untuk mengumumkan rekrutmen baru.

2) Melakukan rekrutmen di kampus-kampus. Beberapa perusahaan di Indonesia kerap melakukan kunjungan langsung ke kampus-kampus untuk melakukan rekromendasi langsung di kampus.

3) Melalui agen rekrutmen. Cara ini biasanya dilakukan untuk merekrut pegawai pada posisi manajer keatas. Agen sering juga disebut sebagai headhunter.

4. Proses Rekrutmen

Proses rekrutmen meliputi beberapa langkah-langkah penting, menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003:132) yaitu:

a. Mengidentifikasi jabatan dan berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan.

(43)

b. Mencari informasi jabatan melalui analisa jabatan

Untuk memperoleh uraian jabatan dan spedifikasi jabatan sebagai landasan dalam membuat persyaratan jabatan. Persyaratan jabatan harus dibuat secara hati-hati dan sejelas mungkin agar dalam penerapannya nanti tidak ditemui kekaburan-kekaburan yang mengganggu proses selanjutnya.

c. Menentukan dimana kandidat yang tepat harus dicari

Dua alternatif untuk mencari kandidat yakni dari dalam Yayasan atau dari luar Yayasan. Jika diambil dari dalam, apabila kebutuhan pegawai untuk masa yang akan datang telah direncanakan, maka perlu juga diketahui siapa kira-kira pegawai yang ada saat ini yang dapat dipindahkan atau dipromosikan. Jika kandidat harus dicari dari luar maka perlu dipertimbangkan dengan cermat metode rekrutmen yang tepat untuk mendapatkan kandidat tersebut.

d. Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat untuk jabatan.

(44)

mengenai metode perekrutan yang berpengaruh besar terhadap banyaknya lamaran yang masuk ke dalam Yayasan. Metode rekrutmen calon pegawai baru terbagi atas:

a) Metode Tertutup

Metode tertutup merupakan metode rekrutmen hanya diinformasikan kepada para pegawai untuk orang-orang tertentu saja. Akibatnya lamaran yang masuk menjadi relatif sedikit, sehingga kesempatan untuk mendapatkan pegawai yang baik akan semakin sulit.

b) Metode Terbuka

Metode terbuka merupakan perekrutan yang diinformasikan secara luas dengan memasang iklan pada media massa baik cetak maupun elektronik, agar tersebar luas ke masyarakat. Dengan metode terbuka ini diharapkan banyak lamaran yang akan masuk, sehingga kesempatan untuk mendapatkan pegawai yang memenuhi kriteria menjadi lebih banyak.

D. Seleksi

(45)

pilihan pada tahap seleksi karena akan berpengaruh pada aktivitas organisasi kedepannya.

1. Pengertian Seleksi

Seleksi menurut Wilson Bangun (2012:159) adalah proses memilih calon karyawan yang memiliki kualifikasi sesuai dengan persyaratan pekerjaan.

Seleksi menurut Sondang P.Siagan (2009:132) adalah tahap yang menentukan diterima tidaknya seseorang dan kemudian diangkat pada posisi tertentu sesuai bidang keahliannya.”

2. Pentingnya Adanya Seleksi

Ada tiga hal yang menyebabkan seleksi menjadi hal penting, yaitu: a. Kinerja para manajer senantiasa tergantung pada sebagian kinerja

bawahannya.

b. Seleksi yang efektif penting karena biaya perekrutan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam pengangkatan pegawai tidak sedikit.

c. Seleksi yang baik itu penting karena implikasi hukum dari pelaksanaannya secara tersusun.

3. Syarat-syarat Seleksi

Syarat-syarat seleksi yang objektif menurut Sirait (2006:72) a. Seleksi harus selalu dihubungkan dengan job analysis

(46)

secara jelas teruraikan dalam uraian jabatan. Dengan demikian tolak ukur untuk melakukan penilaian adalah bukan pada nilai pribadi para selector, tetapi pada hal yang lebih objektif lagi, yaitu pada jabatan itu sendiri.

b. Reliabilitas

Umumnya proses seleksi dilakukan melalui serangkaian kegiatan tes (ujian). Suatu alat tes yang baik adalah alat tes yang reliabel, artinya memiliki derajat atau tingkat konsistensi yang relatif tinggi. Ini berarti apabila seorang pelamar dites lebih dari satu kali dengan satu alat tes yang sama, maka hasilnya harus tetap sama.

c. Validitas

Disamping reliabilitas, alat tes juga harus valid (absah). Hal ini berarti bahwa setiap alat tes hendaknya dirancang sesuai dengan suatu tujuan tertentu. Validitas berarti hasil tes secara signifikan dihubungkan dengan performance jabatan atau dengan kriteria-kriteria lainnya yang relevan. Semakin kuat hubungan hasil tes tersebut sebagai alat untuk menseleksi. Bila hasil tes dengan

performance tidak berhubungan, tes tersebut tidak valid dan

(47)

Terdapat dua metode seleksi menurut Andrew F. Sikula (2003:56), yaitu:

a. System Succesive-Hurdles

Merupakan sistem rekrutmen yang dilaksanakan berdasarkan urutan testing, yakni jika pelamar tidak lulus pada suatu testing, ia tidak boleh mengikuti tes berikutnya dan pelamar tersebut dinyatakan gugur.

b. System Compensatory Approach

Merupakan sistem rekrutmen yang dilakukan dengan cara pelamar mengikuti seluruh testing, kemudian dihitung nilai, rata-rata tes apakah mencapai standar atau tidak. Pelamar yang mencapai nilai standar dinyatakan lulus rekrutmen, sedangkan pelamar yang tidak mencapai standar dinyatakan gugur atau tidak diterima.

4. Proses Seleksi

(48)

Langkah-langkah dalam proses rekrutmen menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003:135), meliputi:

a. Penerimaan Pendahuluan Pelamar

Dalam tahap pendahuluan seleksi, pelamar memperoleh informasi bahwa surat lamarannya telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Oleh karena itu berhak untuk mengikuti proses selanjutnya.

b. Tes-tes Penerimaan

Tes-tes penerimaan dilakukan untuk mendapatkan informasi objektif tentang diri pelamar, dengan harapan untuk memperoleh calon yang lebih baik bila dibandingkan dengan pelamar lainnya atau dengan karyawan yang sudah ada. Tes yang biasa dilakukan berupa tes tertulis dan tidak jarang juga tes psikologi.

Tes psikologi mencakup berbagai aspek menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003:136) antara lain:

1) Tes kecerdasaan

Tes kecerdasan seperti tes IQ merupakan tes kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

2) Tes kepribadian

(49)

skor untuk membandingkan dua orang atau lebih. Tes ini dirancang untuk mengukur berbagai faktor psikologi tertentu, biasanya juga menyangkut pengukuran kemampuan fisik seseorang.

Tes kepribadian terdiri dari dua bagian: Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Materi tes wawasan kebangsaan meliputi: Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Tata Negara, Kepemerintahan, Sejarah Nasional, Peran Indonesia secara Internasional. Materi tes karakteristik pribadi meliputi: Integritas diri, semangat berprestasi, kreativitas dan inovasi, orientasi pada pelayanan, orientasi kepada orang lain, kemampuan beradaptasi, kemampuan mengndalikan diri, kemampuan bekerja mandiri dan tuntas, kemauan dan kemampuan belajar berkelanjutan, kemampuan bekerja sama dalam kelompok, kemampuan menggerakkan dan mengkoordinir orang lain.

c. Wawancara Seleksi

(50)

yang tinggi, karena dapat diterapkan baik terhadap para calon pegawai. Soekidjo Notoatmodjo (2003:137) menyatakan bahwa kesalahan yang sering timbul dari wawancara seleksi sehingga menyebabkan pengambilan keputusan penerimaan yang kurang tepat, antara lain sebagai berikut:

1) Pertanyaan yang sudah mengarah, dimana pertanyaan itu sudah mengarahkan jawaban pelamar.

2) Personel bias, adalah hasil prasangka pribadi pewawancara terhadap pelamar.

3) Dominasi pewawancara, di mana pewawancara yang lebih mendominasi wawancara tersebut, sehingga informasi-informasi dari pelamar tidak lengkap. Dipihak lain wawancara lebih banyak bertanya atau lebih banyak memberi informasi kepada pelamar.

4) Halo effect, terjadi bila pewawancara menggunakan informasi

yang terbatas tentang pelamar untuk berprasangka dalam evaluasi terhadap karakteristik atau penampilan pelamar. Misalnya, pelamar yang berwajah menarik diunggulkan, meskipun kemampuannya kurang.

d. Pemeriksaan Referensi

(51)

dapat dipercaya, sifat-sifat kepribadian pelamar dan sebagainya. Oleh karena referensi ini sifatnya tertulis, biasanya yang muncul hanyalah hal-hal yang positif saja sedangkan kelemahan-kelemahan atau hal-hal yang negatif tidak muncul.

e. Tes Kesehatan

Tes kesehatan bagi calon karyawan adalah penting. Bagi pegawai akan mengetahui status kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan dengan bekerjasama dengan dokter dan rumah sakit untuk melakukan tes kesehatan maka akan menghasilkan surat kesehatan bagi calon tenaga kerja yang valid.

f. Wawancara Akhir

(52)

memperkecil adanya rotasi kerja pegawai, karena sudah ada pengertian dan pemahaman yang sama antara calon pegawai dengan pimpinannya.

g. Keputusan Penerimaan

Langkah terakhir dari proses rekrutmen merupakan tahap yang paling mendebarkan bagi calon pegawai. Disinilah pelamar akan mengetahui diterima atau ditolak.

(53)

Gambar 1: Kerangka Pemikiran Sistem Seleksi Pegawai Sumber: Soekidjo Notoatmodjo (2003:135),

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Penerimaan Pendahuluan

Pelamar

Tes-tes Penerimaan

Wawancara Seleksi

Pemeriksaan Referensi

Tes Kesehatan

Keputusan Penerimaan

(54)

E. Hasil Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yani Rahmawati dalam skripsinya “Analisis Sistem Rekrutmen Karyawan di PT Dan Liris Surakaarta tahun 2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem rekrutmen karyawan di PT Dan Liris Surakarta sesuai dengan sistem compensatory approach, sistem rekrutmen mengharuskan pelamar untuk mengikuti prosedur rekrutmen dari awal hingga akhir.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dudun Dunyana dalam skripsinya “Analisis Proses Rekrutmen dan Seleksi Karyawan di PT Siloam Motor Bandung tahun 2004”. Hasil penelitian menunjukan PT Siloam Motor secara keseluruhan, pelaksanaan proses rekrutmen sudah sesuai dengan teori dari Malayu SP Hasibuan.

F. Kerangka Berpikir

(55)

Gambar 2. Kerangka Berpikir

Kondisi Sistem Rekrutmen dan Seleksi Pegawai di Yayasan Xaverius Palembang

Membandingan Sistem Rekrutmen dan Seleksi Pegawai di Yayasan Xaverius Palembang dengan Teori Menurut Soekidjo Notoatmodjo

Sesuai atau Tidak Sesuai

(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus di Yayasan Xaverius Palembang. Penelitian studi kasus yaitu penelitian dengan cara mengamati langsung secara menyeluruh pada kondisi sebenarnya dari berbagai sumber data. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelolaan sumber daya manusia.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Ketua Dewan Pengurus, Direktur Badan Pelaksana Harian, Sekretaris Badan Pelaksana Harian, karyawan Badan Pelaksana Harian, dan Ketua Tim Seleksi di Yayasan Xaverius Palembang.Objek penelitian ini adalah kegiatan pada Badan Pelaksana Harian Yayasan Xaverius Palembang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

(57)

D. Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari hasil wawancara. Sedangkan, data sekunder berupa data yang berada di Yayasan Xaverius Palembang tersebut yang digunakan secara langsung maupun tidak langsung untuk analisis data. Data sekunder gambaran umum dan sejarah Yayasan Xaverius Palembang, struktur organisasi, visi dan misi Yayasan Xaverius Palembang.

E. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif-kualitatif karena data yang gigunakan peneliti berupa deskripsi atau penejelasan dari hasil wawancara yang dituangkan dalam kata-kata (verbabing). Metode kualitatif menurut Moleong (2002:3) merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.

Selanjutnya, penjabaran langkah-langkah pembuatan desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti terancam dalam beberapa poin di bawah ini:

1. Peneliti menyusun pedoman wawancara.

(58)

wawancara dilakukan, peneliti terlebih dahulu memohon izin kepada Romo Fridho sebagai Ketua Dewan Pengurus dan meminta kesediaan para pihak yang akan diwawancarai. Adapun lima responden yang diwawancarai antara lain. Ketua Dewan Pengurus: YAM Fridho Mulya, SCJ. MM, Direktur Badan Pelaksana Harian: Martinus Priyo Kuswardono. Pr, Sekretaris Badan Pelaksana Harian: Drs. Paulus Sumaji, karyawan Badan Pelaksana Harian: Bapak Iwan dan Ketua Tim Seleksi: Ibu Cesil di Yayasan Xaverius Palembang.

3. Setelah itu, peneliti menyusun transkip wawancara dari hasil wawancara lima responden tersebut.

4. Kemudian, transkip wawancara tersebut diberi pelabelan fenomena-fenomena yang disesuaikan dengan pedoman wawancaranya. Pelabelan fenomena diberikan pada data yang akan dianalisis. Data yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa kutipan-kutipan dari transkip wawancara.

(59)

Adapun contoh pengkodeannya adalah: Kode : 1RF#1

Keterangan : 1 mengacu pada nomor urut data RF merupakan inisial nama responden

#1 mengacu pada halaman transkip wawancara

6. Setelah pengkodean selesai dilakukan, peneliti berikutnya melakukan penamaan kategori. Adapun kategori yang digunakan yaitu rekrutmen dan seleksi.

7. Selanjutnya, fenomena yang telah diberikan kode dikelompokkan ke dalam kategori yang telah ditentukan sebelumnya.

8. Setelah pengelompokkan kategori dilakukan, peneliti kemudian mendeskripsikan data yang sebelumnya telah dikelompokkan dalam kategori. Di dalam pendeskripsiannya, peneliti juga menampilkan kutipan-kutipan dari hasil wawancara responden beserta dengan kodenya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara

(60)

rinci mengenai sistem rekrutmen dan seleksi pegawai. Wawancara dilakukan kepada Ketua Dewan Pengurus, Direktur Badan Pelaksana Harian, Sekretaris Badan Pelaksana Harian, karyawan Badan Pelaksana Harian, dan Ketua Tim Seleksi di Yayasan Xaverius Palembang.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data-data yang berada di Yayasan Xaverius Palembang yang tersedia dalam bentuk gambaran umum Yayasan Xaverius Palembang, struktur organisasi, dan visi misi dari Yayasan Xaverius Palembang.

F. Teknik Analisis Data

(61)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Yayasan Xaverius Palembang

Yayasan Xaverius Palembang merupakan sebuah Yayasan milik Keuskupan Agung Palembang yang menyelenggarakan pendidikan berupa sekolah formal bercirikan Katolik mulai dari jenjang TK hingga SMA di tiga provinsi di Sumatera, yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu. Sumatera Selatan dipisahkan dari Prefektur Apostolik Sumatera yang berpusat di Padang menjadi Prefektur Apostolik Bengkulu pada tanggal 27 Desember 1923, sebab satu-satunya pos misi pada waktu itu ada di Tanjung Sakti yang terletak di Keuskupan Bengkulu.Yayasan Xaverius Palembang didirikan pada tanggal 5 Mei 1930 dan mendirikan sekolah-sekolah yang dirintis oleh para Pastor termasuk Pastor Van Oort, SCJ (salah seorang misionaris SCJ pertama) yaitu setelah Palembang menjadi pos tetap kedua setelah Tanjung Sakti.

(62)

Pribadi yang kuat tercermin dari:

a. Kedisiplinan, kegigihan, dan kecermatan yang menjadi dasar umum bagi suatu keberhasilan pendidikan.

b. Keteraturan dan pengawasan (evaluasi) yang ketat untuk menjamin tercapainya keberhasilan pendidikan.

c. Humanisme dalam proses mencapai tujuan pendidikan “menjadikan

manusia intelektual dan terpelajar yang bermoral dan humanis, memiliki kepekaan yang tinggi dan bijaksana”.

d. Selain itu, Santo Fransiskus Xaverius memiliki moto “In te Domine

Speravi non confundar in alterium : Padamu Tuhan aku berlindung,

jangan sekali-kali aku mendapat malu”.

Perintis dan peletak dasar Yayasan Xaverius Palembang adalah: a. Ketua: Pastor Johannes Jacobus van der Sangen, SCJ b. Sekretaris: Pastor Albertus Hermelink, SCJ

c. Bendahara: Ny. Ida Maria Geranda Wilhelmina van peer d. Anggota: Ferdinant Petrus Hendrikus van Alfen

e. Anggota: Johannes Hendricus Antonius Wiedendoof

Wewenang, tugas dan kewajiban perintis dan peletak dasar Yayasan Xaverius Palembang sebagai berikut:

(63)

b. Mengesahkan rencana kerja dan anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan termasuk rencana investasi serta laporan pertanggungjawaban tahunan pengurus.

c. Mengangkat dan atau memberhentikan anggota pengurus dan pengawas.

d. Memutuskan segala persoalan yang tidak dapat diputuskan oleh pengurus.

e. Ketua berkewajiban baik diminta maupun tidak diminta, langsung ataupun tidak langsung memberikan pembinaan kepada pengurus danpengawas yayasan.

Pastor H.M. Mekkelholt, SCJ diangkat sebagai Prefektur Apostolik yang baru menggantikan Mgr. Smeets. Sejak Februari 1934 Yayasan Xaverius Palembang yang membina sekolah-sekolah di daerah berhasil mengarungi tahap-tahap pertama dengan lancar dan mantap.

Perang Asia Timur Raya melanda Tanah Air, Pemerintahan Hindia Belanda jatuh dan bala tentara Dai Nippon memainkan peran dalam panggung sejarah Indonesia. Tanggal 14 Februari 1942 kota Palembang diduduki Jepang dan sejak saat itu pula para Pastor, Frater, Suster dan Bruder yang semua berkebangsaan Belanda ditahan oleh Jepang sehingga tidak bisa menjalankan tugasnya yang berakibat sekolah-sekolah Xaverius ditutup.

(64)

untuk hidup kembali. Sehubungan dengan pergantian pemerintahan ini dirasa perlu memperbaharui Akte Yayasan Xaverius Palembang sekaligus memberikan kesempatan kepada tenaga-tenaga baru untuk membaktikan karyanya.

Nama-nama pengurus adalah sebagai berikut:

a. Ketua: Pastor Wilhelminus Lorentinus Cornelis Boeren, SCJ b. Sekretaris: Isaak Soediro

c. Bendahara: Lodewijk Leonard Tjia d. Anggota: Tjioe Tjeng Hok

e. Anggota: Frater Leonardus Fransiskus Johannes Nienhuis

Wewenang, tugas dan kewajiban perintis dan peletak dasar Yayasan Xaverius Palembang sebagai berikut:

a. Ketua bersama-sama dengan sekretaris dan bendahara mewakili pengurus dan karenanya mewakili Yayasan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal, dengan segala hak untuk melakukan segala perbuatan dan tindakan, baik yang mengenai pemilikan maupun tindakan pengurusan, mengikat Yayasan dengan orang luar dan orang luar terhadap Yayasan.

(65)

c. Berhak mengambil langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yangdianggap perlu untuk konsolidasi organisasi Yayasan dan mutu kerja demi kemajuan dan tercapainya tujuan Yayasan.

Yayasan Xaverius Palembang terus berkembang, sekolah-sekolah Xaverius terus bertambah (SMP, SKP, SMA, SPG) baik di dalam kota Palembang maupun di seluruh wilayah Keuskupan Agung Palembang. Bahkan pada tahun 1948 ini, guna mengembangkan semangat cinta pada sesama, Yayasan Xaverius Palembang mendirikan Rumah Yusup di Baturaja yang digunakan untuk mengasuh anak-anak terlantar dan yatim piatu.

Status Vilkariat Apostolik meningkat menjadi Keuskupan pada tanggal 3 Januari 1961. Mgr. JH. Soudant. SCJ diangkat menjadi Uskup menggantikan Mgr. HM. Mekkelholt, SCJ. Yayasan Xaverius Palembang menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang menghendaki penampilan umat dalam karya Gerejani, tidak saja sekolah-sekolah menampilkan pribadi-pribadi Indonesia juga.

(66)

a. RI. Soediropranoto sebagai Ketua I merangkap sebagai Kepala Kantor Pusat dan Pengawas Keuangan Yayasan Xaverius Pusat.

b. Penulis I: JWL. Toruan

c. Penulis II: Pastor JJM. Goesman, SCJ d. Bendahara: Frater FJJ Bosma

e. Anggota: JP. Manarap

f. Anggota: Liem Tjong Hian, SH g. Anggota: Tjoe Tjeng Hok

Tugas dan wewenang Pengurus Yayasan Xaverius Pusat adalah sebagai berikut:

a. Ketua bersama-sama dengan sekretaris dan bendahara mewakili pengurus dan karenanya mewakili Yayasan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal, dengan segala hak untuk melakukan segala perbuatan dan tindakan, baik yang mengenai pemilikan maupun tindakan pengurusan, mengikat Yayasan ini dengan orang luar dan orang luar terhadap Yayasan.

b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan sesuai dengan garis besar kebijakan yang telah disahkan oleh Pembina.

(67)

d. Bila dianggap perlu Pengurus dengan persetujuan tertulis dari Pembina dapat mengangkat dan memberhentikan Anggota Pelaksana Harian yang diberi tugas memimpin bidang khusus.

e. Melaksanakan Rapat Pengurus.

f. Menerbitkan dan atau mencabut surat-surat keputusan.

Yayasan Xaverius Pusat dalam meningkatkan kesejahteraan pegawai serta memberikan jaminan hari tua, pada tahun 1970 didirikan badan yang bertugas mengelola bidang tersebut dengan nama Dana Hari Tua atau Usaha Simpan Pinjam (DHT/USP). Tahun 1994 lembaga ini ditutup dan selanjutnya dana pensiun pegawai Yayasan Xaverius Pusat dikelola oleh Lembaga Dana Pensiun KWI.

Pengurus Yayasan Xaverius Palembang Keuskupan Agung Palembang dalam beberapa periode adalah sebagai berikut:

Periode 1984-1996

a. Drs. Y. Samudra Nugraha : Ketua b. Drs. FS. Bandiman : Sekretaris c. NM. Soenarli, BA: Bendahara

Tugas dan wewenang Pengurus Yayasan Xaverius Palembang adalah sebagai berikut:

(68)

tindakan pengurusan, mengikat Yayasan ini dengan orang luar dan orang luar terhadap Yayasan.

b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan sesuai dengan garis besar kebijakan yang telah disahkan oleh Pembina.

c. Berhak mengambil langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yangdianggap perlu untuk konsolidasi organisasi Yayasan dan mutu kerja demi kemajuan dan tercapainya tujuan Yayasan.

d. Bila dianggap perlu Pengurus dengan persetujuan tertulis dari Pembina dapat mengangkat dan memberhentikan Anggota Pelaksana Harian yang diberi tugas memimpin bidang khusus.

e. Melaksanakan Rapat Pengurus.

f. Menerbitkan dan atau mencabut surat-surat keputusan. Periode 1996-1999:

a. Drs. Y. Samudra Nugraha : Ketua b. Sr. MM. Sriyani, HK : Sekretaris c. M. Martono : Bendahara

Tugas dan wewenang Pengurus Yayasan Xaverius Palembang adalah sebagai berikut:

(69)

tindakan pengurusan, mengikat Yayasan ini dengan orang luar dan orang luar terhadap Yayasan.

b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan sesuai dengan garis besar kebijakan yang telah disahkan oleh Pembina.

c. Berhak mengambil langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yangdianggap perlu untuk konsolidasi organisasi Yayasan dan mutu kerja demi kemajuan dan tercapainya tujuan Yayasan.

d. Bila dianggap perlu Pengurus dengan persetujuan tertulis dari Pembina dapat mengangkat dan memberhentikan Anggota Pelaksana Harian yang diberi tugas memimpin bidang khusus.

e. Melaksanakan Rapat Pengurus.

f. Menerbitkan dan atau mencabut surat-surat keputusan. Periode 1999-2000:

a. Samudra Nugraha : Ketua

b. Sr. MM. Sriyani, HK : Sekretaris

c. Rm. YA. Suryo Widya Hening, SCJ : Bendahara

Tugas dan wewenang Pengurus Yayasan Xaverius Palembang adalah sebagai berikut:

(70)

tindakan pengurusan, mengikat Yayasan ini dengan orang luar dan orang luar terhadap Yayasan.

b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan sesuai dengan garis besar kebijakan yang telah disahkan oleh Pembina.

c. Berhak mengambil langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yangdianggap perlu untuk konsolidasi organisasi Yayasan dan mutu kerja demi kemajuan dan tercapainya tujuan Yayasan.

d. Bila dianggap perlu Pengurus dengan persetujuan tertulis dari Pembina dapat mengangkat dan memberhentikan Anggota Pelaksana Harian yang diberi tugas memimpin bidang khusus.

e. Melaksanakan Rapat Pengurus.

f. Menerbitkan dan atau mencabut surat-surat keputusan. Periode 2000-2002

a. Samudra Nugraha : Ketua

b. Rm. M. Priyo Kuswardono, Pr : Sekretaris c. Rm. YA. Suryo Widya Hening, SCJ : Bendahara

Tugas dan wewenang Pengurus Yayasan Xaverius Palembang adalah sebagai berikut:

(71)

tindakan pengurusan, mengikat Yayasan ini dengan orang luar dan orang luar terhadap Yayasan.

b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan sesuai dengan garis besar kebijakan yang telah disahkan oleh Pembina.

c. Berhak mengambil langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yangdianggap perlu untuk konsolidasi organisasi Yayasan dan mutu kerja demi kemajuan dan tercapainya tujuan Yayasan.

d. Bila dianggap perlu Pengurus dengan persetujuan tertulis dari Pembina dapat mengangkat dan memberhentikan Anggota Pelaksana Harian yang diberi tugas memimpin bidang khusus.

e. Melaksanakan Rapat Pengurus.

f. Menerbitkan dan atau mencabut surat-surat keputusan.

Indonesia menerbitkan Undang-undang No.16 tahun 2001, yaitu Undung-undang tentang Yayasan, maka pada tanggal 24 Juli 2002. Pengurus Yayasan Xaverius Pusat mengadakan rapat khusus dengan agenda merubah anggaraan dasar (AD) Yayasan Xaverius Pusat yang disesuaikan dengan UU RI No.16 tahun 2001 tersebut. Rapat dihadiri oleh:

a. Pengurus Yayasan Xaverius Pusat 1) Samudra Nugraha : Ketua

(72)

Tugas dan wewenang Pengurus Yayasan Xaverius Pusat adalah sebagai berikut:

a. Ketua bersama-sama dengan sekretaris dan bendahara mewakili pengurus dan karenanya mewakili Yayasan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal, dengan segala hak untuk melakukan segala perbuatan dan tindakan, baik yang mengenai pemilikan maupun tindakan pengurusan, mengikat Yayasan ini dengan orang luar dan orang luar terhadap Yayasan.

b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan sesuai dengan garis besar kebijakan yang telah disahkan oleh Pembina.

c. Berhak mengambil langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yangdianggap perlu untuk konsolidasi organisasi Yayasan dan mutu kerja demi kemajuan dan tercapainya tujuan Yayasan.

d. Bila dianggap perlu Pengurus dengan persetujuan tertulis dari Pembina dapat mengangkat dan memberhentikan Anggota Pelaksana Harian yang diberi tugas memimpin bidang khusus.

e. Melaksanakan Rapat Pengurus.

f. Menerbitkan dan atau mencabut surat-surat keputusan. b. Keuskupan Agung Palembang

1) Mgr. Al. Sudarso, SCJ : Uskup Palembang

2) Rm. Antonius Yuswito, SCJ : Vikjen/Wakil Uskup

(73)

Pembina sebagai badan tertinggi mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban sebagai berikut:

a. Menetapkan perubahan Anggaran Dasar

b. Mengangkat dan atau memberhentikan anggota pengurus dan pengawas.

c. Menggabungkan dan membubarkan Yayasan.

d. Menetapkan garis besar kebijakan yang harus dijalankan oleh pengurus dan mengesahkan segala peraturan yang diajukan oleh pengurus termasuk Anggaran Rumah Tangga Yayasan.

e. Mengesahkan rencana kerja dan anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan termasuk rencana investasi serta laporan pertanggungjawaban tahunan pengurus.

Yayasan Xaverius Pusat merumuskan kembali dan disahkannya anggaran dasar yang baru, maka nama Yayasan berubah dari Yayasan Xaverius Pusat menjadi Yayasan Xaverius Palembang.

B. Lokasi Yayasan Xaverius Palembang

(74)

C. Visi dan Misi Yayasan Xaverius Palembang

1. Visi

Pemantaban kesetiaan terhadap cirikhas Katolik, mencerdaskan kehidupan bangsa, kebersamaan dan profesionalitas dalam pendampingan kaum muda pribadi yang utuh.

2. Misi

a. Memantabkan penyelenggaraan, pengelolaan, dan pelaksanaan pendidikan untuk setia terhadap cirikhas Katolik (Sense Of

Catholicsm). Dengan melaksanakan panggilan mewartakan kabar

gembira, unggulan, dan peduli pada yang lemah; dan mengembangkan karakter ke-Xaverius-an.

b. Memantabkan penyelenggaraan, pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi manusia nasionalis dan berwawasan kebangsaan.

c. Memantabkan kerjasama eksternal dan internal dalam penyelenggaraan, pengelolaan, dan pelaksanaan pendidikan dan dalam mengkritisi peraturan perundang-undangan pendidikan.

d. Memantabkan profesionalisme manajemen penyelenggaraan, pengelolaan, pendidikan di Yayasan Xaverius Palembang.

(75)

D. Usaha dan Kegiatan Yayasan Xaverius Palembang

Yayasan Xaverius menyelenggarakan dan mengelola 59 sekolah dari TK sampai SMA/SMK, yang tersebar di tiga propinsi yaitu Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu.

1. Dalam Kota Palembang: 23 Sekolah a. Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK)

1) TK Xaverius 3, Sungai Buah 2) TK Xaverius 4, Talang Semut 3) TK Xaverius 5, Lorong Kulit 4) TK Xaverius 7, Sebrang ulu 5) TK Xaverius 8, Plaju

6) TK Xaverius 9, Sako Kenten b. Sekolah Dasar (SD)

1) SD Xaverius 3, Sungai Buah 2) SD Xaverius 4, Talang Semut 3) SD Xaverius 5, Lorong Kulit 4) SD Xaverius 6, Kol. Atmo 5) SD Xaverius 7, Sebrang Ulu 6) SD Xaverius 8, Plaju

7) SD Xaverius 9, Sako-Kenten

(76)

3) SLTP Xaverius 3, Sungai Buah 4) SLTP Xaverius 4, Kol. Atmo 5) SLTP Xaverius 5, Plaju

6) SLTP Xaverius 7, Sako-Kenten d. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

1) SLTA Xaverius 1, JL. Bangau 2) SLTA Xaverius 3, Kol. Atmo 3) SLTA Xaverius 4, Jl. Bangau 4) SMK Xaverius 1, Sako-Kenten 2. Luar Kota Palembang: 36 Sekolah

a. Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) 1) TK Xaverius 2, Jambi

2) TK Xaverius Lubuk Linggau 3) TK Xaverius Curup

(77)

b. Sekolah Dasar (SD) 1) SD Xaverius 2, Jambi 2) SD Xaverius Lubuk linggau 3) SD Xaverius Curup

4) SD Xaverius Pagar Alam 5) SD Xaverius Tanjung Sakti

6) SD Xaverius Tanjung Enim 7) SD Xaverius 1, Baturaja 8) SD Xaverius Batu Putih 9) SD Xaverius Tugu Mulyo 10) SD Xaverius Kuala Tungkal

c. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 1) SLTP Xaverius 1, Jambi

2) SLTP Xaverius 2, Jambi 3) SLTP Xaverius Lubuk linggau 4) SLTP Xaverius Curup

(78)

d. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 1) SLTA Xaverius 1, Jambi

2) SLTA Xaverius 2, Jambi 3) SLTA Xaverius Lubuk Linggau 4) SLTA Xaverius Curup

5) SLTA Xaverius Baturaja

6) SMK Xaverius Pertanian Belitang

E. Struktur Organisasi Yayasan Xaverius Palembang

(79)

SEKOLAH

Gambar 3: Struktur Organisasi Yayasan Xaverius Palembang Sumber: Yayasan Xaverius Palembang

Dewan Pengurus

YAM. Fridho Mulya, SCJ. MM Ir. Y. Karnadi Gozali Martinus Priyo Kuswardono, Pr

Dra. Agatha Septiani, MM Ir. Djumaidi

Direktur BPH

Martinus Priyo Kuswardono, Pr

Sekretaris

Drs. Paulus Sumaji

SMM ISO 9001:2008

Management Reprensentative (MR)

Document Controller (DC)

Admin Kesekretariatan

Y.V. Sunardi

(80)

Berdasarkan struktur organisasi yang ada pada Yayasan Xaverius Palembang, maka dapat dilihat pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing- masing bagian dalam organisasi adalah sebagai berikut:

1. Dewan Pembina Yayasan Xaverius Palembang, terdiri dari 5 orang yaitu: a. Ketua : Mgr. Al. Sudarso, SCJ

b. Wakil ketua/Sekretaris : FX. Herru Atmaja, SCJ c. Anggota 1 : Drs. Y. Samodra Nugraha d. Anggota 2 : Dr. Ir. Yulia Pujiastuti, MS e. Anggota 3 : Salim Agustjik

Pembina sebagai badan tertinggi mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban sebagai berikut:

a. Menetapkan perubahan Anggaran Dasar

b. Mengangkat dan atau memberhentikan anggota pengurus dan pengawas. c. Menggabungkan dan membubarkan Yayasan.

d. Menetapkan garis besar kebijakan yang harus dijalankan oleh pengurus dan mengesahkan segala peraturan yang diajukan oleh pengurus termasuk Anggaran Rumah Tangga Yayasan.

e. Mengesahkan rencana kerja dan anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan termasuk rencana investasi serta laporan pertanggungjawaban tahunan pengurus.

(81)

h. Pembina berkewajiban baik diminta maupun tidak diminta, langsung ataupun tidak langsung memberikan pembinaan kepada pengurus dan pengawas Yayasan.

i. Mengadakan rapat Pembina.

2. Dewan Pengawas

Dewan Pengawas Yayasan Xaverius Palembang, terdiri dari empat orang yaitu: a. Ketua : Antonius Yuswito, SCJ

b. Anggota 1 : Emmanuel Belo Sede, Pr. c. Anggota 2 : Fredryanto T. Soepardi d. Anggota 3 : Ir. Ign. Kosim Halim

Tugas kewajiban dan wewenang Dewan Pengawas:

a. Pengawas bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan.

b. Para anggota pengawas baik secara bersama-sama maupun masing-masing setiap waktu dapat memasuki bangunan-bangunan, halaman-halaman, ruangan-ruangan serta tempat-tempat lain yang digunakan dan atau dikuasai oleh Yayasan dan berhak pula memeriksa keuangan, buku-buku, surat-surat pembuktian, keadaan kas Yayasan serta berhak mengetahui semua tindakan dan kebijakan pengurus.

(82)

d. Meminta penjelasan-penjelasan dari pengurus tentang hal-hal yang dinyatakan oleh anggota pengawas untuk kepentingan pengawasan dan pemeriksaan.

e. Atas undangan pengurus, menghadiri rapat-rapat pengurus untuk memberikan masukan-masukan mengenai Yayasan.

f. Memberhentikan dengan sementara seorang atau lebih anggota pengurus dengan menyebutkan alasannya.

g. Mengadakan rapat pengawas. 3. Dewan Pengurus

Dewan Pengurus Yayasan Xaverius Palembang, terdiri dari lima orang yaitu: a. Ketua : Y. A. M Fridho Mulya, SCJ

b. Sekretaris : Ir. Y. Karnadi Gozali

c. Bendahara : Martinus Priyo Kuswardono, Pr d. Anggota 1 : Dra. Agatha Aeptiani, MM e. Anggota 2 : Ir. Djunaidi

Tugas dan wewenang Dewan Pengurus:

a. Ketua bersama-sama dengan sekretaris dan bendahara mewakili pengurus dan karenanya mewakili Yayasan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal, dengan segala hak untuk melakukan segala perbuatan dan tindakan, baik yang mengenai pemilikan maupun tindakan pengurusan, mengikat Yayasan ini dengan orang luar dan orang luar terhadap Yayasan. b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan sesuai dengan garis besar kebijakan

(83)

c. Berhak mengambil langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yangdianggap perlu untuk konsolidasi organisasi Yayasan dan mutu kerja demi kemajuan dan tercapainya tujuan Yayasan.

d. Bila dianggap perlu Pengurus dengan persetujuan tertulis dari Pembina dapat mengangkat dan memberhentikan Anggota Pelaksana Harian yang diberi tugas memimpin bidang khusus.

e. Melaksanakan Rapat Pengurus.

f. Menerbitkan dan atau mencabut surat-surat keputusan. Kewajiban dan Tanggung jawab Dewan Pengurus:

a. Semua urusan keuangan Yayasan harus mengikutsertakan bendahara.

b. Pengurus wajib melaporkan segala tindakan dan kegiatannya secara tertulis setiap tiga bulan sekali kepada Pembina dan setiap kali diminta oleh Pembina serta pada setiap akhir tahun melaporkan secara menyeluruh dan meminta pengesahan dari Pembina. Pengesahan oleh rapat tahunan Pembina tersebut membebaskan pengurus dari tindakan yang dilakukan selama tahun yang lampau.

c. Tindakan-tindakan pengurus Yayasan yang melampaui wewenang mereka sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar adalah tidak sah dan karenanya menjadi tanggung jawab mereka secara pribadi baik bersama-sama maupun tanggung renteng.

(84)

e. Pengurus Yayasan bertanggungjawab kepada Pembina atas kepengurusan Yayasan demi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

f. Pengurus dilarang untuk:

1) Mengikat Yayasan sebagai penanggung atau penjamin hutang. 2) Membebani kekayaan Yayasan untuk kepentingan pihak lain.

3) Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina, pengurus dan atau pengawas Yayasan atau seorang yang bekerja pada Yayasan.

Tugas dan Kewajiban Sekretaris Yayasan:

a. Melaksanakan tugas pemeriksaan, pengawasan, dan pembinaan terhadap pelaksanaan administrasi Yayasan.

b. Mewakili Ketua Yayasan apabila ketua berhalangan dalam pengawasan umum pelaksanaan kegiatan kepengurusan Yayasan.

c. Mendampingi dan atau mewakili serta memberikan masukan tertentu kepada Ketua Yayasan dalam hal pelaksanaan kegiatan baik pemeriksaan di lapangan atau kegiatan di luar Yayasan.

Tugas dan Kewajiban Bendahara Yayasan:

a. Melaksanakan pemeriksaan terhadap kegiatan administrasi dan pengelolaan keuangan Yayasan sesuai dengan kebijakan pengurus.

(85)

c. Dalam hal- hal tertentu mendampingi atau mewakili Ketua Yayasan. 4. Badan Pelaksana Harian (BPH)

Badan Pelaksana Harian Yayasan Xaverius terdiri dari 3 orang, yaitu: a. Direktur : M. Priyo Kuswardono, Pr

b. Sekretaris : Drs. P. Sumaji c. Koordinator Staff Keuangan : FX. Eka Tanu, SE Tugas dan Wewenang Direktur Badan Pelaksana Harian:

1) Motivator, animator dan pelaksana AD/ART Yayasan Xaverius.

2) Memimpin pelaksanaan program dan kebijaksanaan Dewan Pengurus. 3) Menindaklanjuti dan melaksanakan program Dewan Pengurus yang

menjadi bagiannya.

4) Mengkoordinasi rapat kerja staf dan koordinator Sekolah Xaverius luar Palembang guna membahas dan merumuskan kebijakan operasional kerja sesuai dengan Dewan Pengurus.

5) Mengkoordinasi kinerja kantor Yayasan.

6) Mengkoordinasi langsung kinerja sekolah dalam kota Palembang dan sekolah luar kota Palembang lewat para koordinator.

7) Menerima laporan pertanggungjawaban kerja untuk semua sekolah Yayasan.

8) Mengusulkan penerimaan/pengangkatan atau kenaikan golongan, pemberhentian guru atau pegawai kepada Dewan Pengurus.

(86)

10) Memutuskan dan menandatangani Surat Keputusan sesuai dengan kewenangannya dengan tembusan kepada Dewan Pengurus.

11) Mengusulkan pengangkatan/perpanjangan/penggantian/pemberhentian Kepala Sekolah/Wakil/Staf Pimpinan kepada Dewan Pengurus.

12) Menilai, merencanakan, dan mengajukan “on going formation” bagi guru/karyawan yang berprestasi.

13) Menjatuhkan sanksi secara bijaksana dan menurut prosedur kapada guru/karyawan yang melakukan pelanggaran.

14) Menjalankan keuangan sesuai dengan kebijakan Dewan Pengurus Yayasan.

15) Mempertanggungjawabkan dan melaporkan pelaksanaan tugas Badan Pelaksana Harian kepada Dewan Pengurus setiap tiga bulan dan setiap tahun.

16) Perekrutan pegawai.

Tugas dan wewenang Sekretaris Badan Pelaksana Harian:

1) Membantu pelaksanaan tugas harian Direktur Badan Pelaksana Harian. 2) Mengorganisasi administrasi dan pengarsipan sekolah-sekolah, kantor

Badan Pelaksana Harian dan Yayasan.

3) Mengorganisasi pendistribusian surat-surat keluar.

(87)

5) Dan hal-hal lain yang tidak tercakup pada nomor-nomor di atas yang ada hubungan dengan kesekretariatan Badan Pelaksana Harian.

Tugas dan Wewenang Koordinator Staf Keuangan Badan Pelaksana Harian: 1) Atas nama direktur Badan Pelaksana Harian, memonitor dan meneliti

perputaran keuangan harian kantor Yayasan dan sekolah-sekolah baik langsung atau melalui pegawai bagian keuangan Badan Pelaksana Harian. 2) Membuat draf gaji bulanan dengan rincian setiap unit sekolah untuk

diajukan kepada Dewan Pengurus.

3) Memberikan persetujuan atau menolak kasir Badan Pelaksana Harian untuk setiap pengeluaran rutin kantor Badan Pelaksana Harian.

4) Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan setiap tiga bulan kepada Dewan Pengurus.

5) Memberi persetujuan/menolak permohonan kas bon pegawai kantor Badan Pelaksana Harian.

6) Membuat laporan dan membayar pajak tahunan sesuai aturan perpajakan. 7) Koordinator

Tugas dan Wewenang Koordinator Sekolah Xaverius:

1) Motivator, animator dan pelaksana AD/ART Yayasan Xaverius Palembang.

2) Mengkoordinasi pelaksanaan kinerja Sekolah Xaverius dalam lingkup koordinatorat.

(88)

4) Mengusulkan kepada Direktur Badan Pelaksana Harian sanksi secara bijaksana dan menurut prosedur bagi guru/karyawan yang melakukan pelanggaran.

5) Melaksanakan asas solidaritas keuangan. 6) Menyusun Anggaran Belanja Koordinatorat. 7) Melaporkan keuangan bulanan.

8) Merencanakan dan mengusulkan rehab gedung dan atau sarana prasarana lain kepada Direktur Badan Pelaksana Harian dan tembusan kepada Dewan Pengurus.

9) Mempertanggungjawabkan dan melaporkan pelaksanaan tugas harian koordinatorat setiap tiga bulan dan setiap tahun kepada Direktur Badan Pelaksana Harian.

F. Personalia Yayasan Xaverius

Gambar

Tabel 2.Perbandingan Sistem Seleksi di Yayasan Xaverius Palembang  dengan Teori Soekidjo Notoatmodjo  .........................................................
Gambar 2.Kerangaka Berpikir. .....................................................................
Tabel 1 Simbol-simbol bagan alir dokumen
Gambar 1: Kerangka Pemikiran Sistem Seleksi Pegawai  Sumber: Soekidjo Notoatmodjo (2003:135),
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengisian SPT Tahunan Wajib Pajak Badan yang dipenuhi dan dilaporkan oleh Yayasan Pangudi Luhur pada tahun pajak 2014 tidak benar,

1.) Fungsi yang dilaksanakan oleh personal yang mengoperasikan sistem penerimaan kas di RS. Panti Rini sesuai dengan kajian teori sistem penerimaan kas. Keberadaan

Maka bagian administrasi langsung membuat buku pengajuan anggaran mingguan yang diserahkan ke bendahara Yayasan Islam Hanifa untuk diperiksa, setelah pengajuan

Penelitian dilakukan di Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) Palembang dengan variabel penelitian adalah akurasi data dari Tanda Bukti

1) Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya. Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pegawai tetap Yayasan Swana Santa Palang Biru Kutoarjo mengacu pada peraturan perpajakan yang berlaku

Gambar 4.2 Flowchart Pengeluaran Kas yang Diusulkan untuk PT Arraudhah Wisata Imani Palembang.. 4.5.3 Analisis Sistem Akuntansi Atas Piutang Kas Kas Mengggunakan Flowchart Pada

Gambar 4.2 Flowchart Pengeluaran Kas yang Diusulkan untuk PT Arraudhah Wisata Imani Palembang.. 4.5.3 Analisis Sistem Akuntansi Atas Piutang Kas Kas Mengggunakan Flowchart Pada