• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PEMBINAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MENULIS KARYA ILMIAH SISWA SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN PEMBINAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MENULIS KARYA ILMIAH SISWA SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA."

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Ratna Tri Palupi NIM 12201241001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)

alhamdulillah, karya ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Pujo Sumedi dan Ibu Christina Sartinah

(6)
(7)

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pelaksanaan Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta”. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih secara tulus kepada Dekan FBS UNY dan

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada penulis.

Terima kasih, rasa hormat, dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada pembimbing, yaitu Dr. Suroso, M.Pd., M.Th. yang penuh kesabaran dan kebijaksanaan membimbing serta memberikan kemudahan selama proses

penyusunan skripsi ini di tengah kesibukan beliau. Terima kasih pula penulis sampaikan kepada Kepala SMA Negeri 6 Yogyakarta yang telah memberikan izin

dan waktunya untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 6 Yogyakarta, khususnya kepada Ibu Indiyani Mei, S.Pd. selaku ketua pembimbing ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang telah memberikan waktu dan

tenaganya dalam penelitian ini, serta mbak Dewi dan Mas Ega yang senantiasa bersedia membantu dalam penelitian ini.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan perhatian, doa yang tiada berkesudahan, serta pengorbanan yang tidak kenal lelah selama ini. Kedua kakak saya, Eri Trina Listyowati dan Yusnia

(8)
(9)

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

G. Batasan Istilah ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

(10)

c. Manfaat Menulis ... 11

d. Tahap-tahap Menulis ... 12

e. Kemampuan Dasar Menulis ... 13

2. Menulis Karya Ilmiah ... 14

a. Pengertian Menulis Karya Ilmiah ... 14

b. Ciri-ciri Menulis Karya Ilmiah ... 15

c. Fungsi Menulis Karya Ilmiah ... 16

d. Syarat Menulis Karya Ilmiah ... 17

B. Komponen Pembelajaran Menulis ... 18

1. Guru ... 19

2. Siswa ... 19

3. Tujuan ... 19

4. Materi ... 20

5. Metode ... 20

6. Media ... 20

7. Evaluasi ... 21

C. Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah ... 21

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 21

2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 22

(11)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Pendekatan Penelitian ... 26

B. Objek dan Subjek Penelitian ... 26

C. Sumber Data ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Kredibilitas Penelitian ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

1. Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 36

3. Metode Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 41

4. Media Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 43

5. Evaluasi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 44

B. Pembahasan ... 46

(12)

3. Media Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 59

4. Evaluasi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 62

C. Keterbatasan Penelitian ... 65

BAB V PENUTUP ... 67

A. Simpulan ... 67

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(13)

SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 38

Gambar 2 : Praktik Keterampilan Pembuatan Mi dari Jantung Pisang ... 39

Gambar 3 : Pembinaan Untuk Persiapan Lomba ... 40

(14)

Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 36

Tabel 2 : Penerapan Metode Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ... 41 Tabel 3 : Penggunaan Media Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta... 43 Tabel 4 : Pelaksanaan Evaluasi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

(15)

Kegiatan Pem ... 75

Lampiran 2: Kisi-Kisi, Pedoman dan Lembar Observasi

Kegiatan Siswa ... 80 Lampiran 3: Pedoman dan Catatan Lapangan ... 86

Lampiran 4: Kisi-Kisi Wawancara, Pedoman Wawancara,

dan Hasil Wawancara Pembina ... 98

Lampiran 5: Kisi-Kisi Wawancara, Pedoman Wawancara,

dan Hasil Wawancara Siswa ... 107 Lampiran 6: Kisi-Kisi, Pedoman dan Hasil Angket Pembina ... 118

Lampiran 7: Kisi-Kisi, Pedoman dan Hasil Angket Siswa ... 122 Lampiran 8: Dokumentasi Gambar Proses Pembinaan Kegiatan

(16)

NIM 12201241001 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pelaksanaan pembinaan ditinjau dari beberapa komponen utama, yaitu: (1) materi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, (2) metode pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, (3) media pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta, dan (4) evaluasi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta.

Jenis metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pembina kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah dan siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta, sedangkan objek penelitian ini adalah pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di SMA Negeri 6 Yogyakarta yang meliputi materi, metode, media, dan evaluasi. Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, analisis dokumen, catatan lapangan, dan menggunakan angket. Keabsahan data diuji dengan ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, dan triangulasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara induktif, dengan tahapan pengelompokan, pengkategorian, dan interpretasi.

Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, materi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan KD, yaitu (1) materi keterampilan penulisan kerangka pikir dan latar sosial, (2) materi keterampilan pembuatan mi dari jantung pisang, dan (3) materi persiapan lomba katerampilan menulis karya ilmiah. Sumber materi yang digunakan adalah dari sejumlah makalah, artikel, dan hasil karya siswa. Kedua, metode pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang digunakan oleh pembina adalah kombinasi antara metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Ketiga, media pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang digunakan pembina adalah seperangkat layar LCD (Liquid Crystal Display) dan laptop. Keempat, evaluasi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah dilaksanakan dengan teknik evaluasi penugasan individu dan praktik.

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran di sekolah memiliki komponen pembelajaran yang terdiri

atas guru, siswa, tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Guru dalam proses pembelajaran memiliki peran yang dominan bagi siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan guru menjadi pengendali utama

dalam menentukan materi yang akan disampaikan.

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah mencakup empat aspek

keterampilan di dalamnya, yaitu membaca, mendengar, berbicara, dan menulis. Pembelajaran menyusun teks atau menulis merupakan salah satu pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang memerlukan perhatian khusus baik oleh guru

mata pelajaran atau pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan kurikulum pembelajaran. Sebagai sebuah keterampilan, menulis tidak bisa didapat secara

alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih.

Kegiatan menulis bukan sekadar menulis, melainkan sebuah kegiatan yang menggabungkan pengetahuan intelektual dan berpikir logis yang kemudian

dilanjutkan dengan pemilihan bahasa yang efektif dan komunikatif untuk diungkapkan dalam bentuk tulisan. Tulisan dapat berisi banyak hal yang bersifat

(18)

Pemilihan keterampilan menulis dalam penelitian ini dikarenakan keterampilan menulis belum menjadi minat dan kegemaran anak Indonesia.

Keterampilan menulis penting dikuasai terutama bagi kaum intelektual. Salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh kaum intelektual adalah menulis

karya ilmiah. Pada dasarnya, kurikulum bahasa Indonesia sudah mencakupi seluruh keterampilan berbahasa, termasuk menulis. Salah satu kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum bahasa Indonesia adalah menulis karya ilmiah yang diberikan di

jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun sayangnya, masih banyak anggapan bahwa keterampilan menulis karya ilmiah lebih sulit dibandingkan dengan

keterampilan berbahasa yang lain. Hal tersebut yang menjadi faktor penyebab siswa kurang tertarik untuk menulis. Oleh karena itu, membudayakan menulis karya tulis ilmiah harus dilakukan sejak dini.

Sebagai lembaga yang sengaja dibentuk untuk mendidik generasi muda, sekolah mempunyai tanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

dan mempunyai kontribusi yang besar bagi kemajuan bangsa melalui proses pendidikan yang dijalankan. Demi mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah perlu adanya pembinaan siswa. Pembinaan siswa dilakukan tidak hanya pada program

akademik akan tetapi juga nonakademik yaitu kegiatan ekstrakurikuler khususnya menulis karya ilmiah. Pembinaan siswa tersebut juga tidak terlepas dari pembelajaran

(19)

Pemilihan SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena sekolah ini merupakan salah satu SMA favorit di Yogyakarta dan sekolah berprestasi

yang memiliki keterbukaan sangat baik terhadap pihak luar yang memiliki tujuan untuk sebuah penelitian pendidikan. SMA Negeri 6 Yogyakarta juga merupakan

sekolah riset pertama di Indonesia yang letaknya sangat strategis yaitu berada di Jalan C. Simanjutak. Lingkungan sekolah yang hijau, ramah lingkungan, dan asri membuat SMA Negeri 6 Yogyakarta tumbuh menjadi sekolah Adiwiyata. Kenyamanan para

siswa dalam menimba ilmu di SMA Negeri 6 Yogyakarta tidak hanya karena lingkungannya, tetapi juga karena adanya kebebasan dalam mengembangkan bakat

dan minat.

Para siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki prestasi baik dalam menulis serta mempunyai antusiasme tinggi terhadap keterampilan menulis. Adanya

salah satu ekstrakurikuler yaitu KIR MW (Kelompok Ilmiah Remaja Muda Wijaya) yang memberikan wadah bagi para siswa yang gemar menulis karya ilmiah yang

membuat keterampilan menulis menjadi tumbuh dengan baik. Kegiatan ektrakurikuler tersebut yang paling menonjol di SMA Negeri 6 Yogyakarta karena siswa lebih banyak memilih untuk mengikuti ekstrakurikuler dibandingkan kegiatan

intrakurikuler yang sudah ada. Oleh karena itu, pemilihan ektrakurikuler menulis karya ilmiah lebih diminati sebagai bahan penelitian dibandingkan dengan kegiatan

intrakurikuler.

(20)

sampai tingkat internasional. Sekolah yang sering disebut Muda Wijaya tersebut, selama dua tahun siswa berhak mendapatkan bimbingan penelitian dalam pelajaran

dasar penelitian yang diberikan oleh guru. Selebihnya, sekolah juga menyediakan pembimbing-pembimbing dari luar sekolah yaitu para alumni yang juga berprestasi di

bidang penelitian. Salah satu contoh prestasi yang berhasil diraih oleh siswa pada Tahun 2013 yaitu berhasil menciptakan bra khusus penampung dan pensteril ASI. Siswa tersebut juara I dalam ajang National Young Inventor Award (NYIA) yang

digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Atas prestasinya, dia diganjar hadiah Rp 8 juta dan medali, serta tiket lomba tingkat ASEAN di Malaysia pada

tahun 2013. Selain itu, ada beberapa hasil karya ilmiah siswa yaitu penjepit gelas tunanetra, hanger elektrik, cermin ajaib, dan masih banyak lagi. Hal itulah yang menjadi keunggulan tersendiri di antara sekian banyak sekolah menengah atas

berprestasi lainnya di Yogyakarta, dan menjadikan kompetensi untuk terus berkembang serta mampu menjamin masa depan para siswa.

Kemampuan para siswa dalam menulis tidak terlepas dari peranan guru. Guru sebagai sosok utama di sekolah yang memberikan pembelajaran keterampilan menulis melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sehingga para siswa termotivasi.

Hal inilah yang melatarbelakangi judul skripsi dan menjadi sebuah proses penelitian untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menulis karya ilmiah di SMA Negeri 6

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah dalam penelitian dapat

diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Keterampilan Menulis Karya Ilmiah (MKI) lebih sulit dibandingkan dengan

keterampilan berbahasa yang lain.

2. Guru memiliki peran penting dalam membina, mengembangkan, dan meningkatkan keterampilan MKI siswa.

3. Siswa diharapkan mampu membudayakan keterampilan MKI di sekolah.

4. Pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6

Yogyakarta dilihat dari komponen pembelajaran yang meliputi materi, media, metode, dan evaluasi.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar masalah pembelajaran keterampilan MKI

di SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat dipecahkan. Masalah yang diteliti difokuskan pada pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta yang mencakup komponen materi, metode, media, dan evaluasinya.

Pembahasan masalah ini dilakukan dengan pertimbangan komponen materi, metode, media dan evaluasi merupakan komponen penting dalam pembelajaran yang dapat

(22)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, permasalahan yang dirumuskan adalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana materi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6

Yogyakarta?

2. Bagaimana metode pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

3. Bagaimana media pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

4. Bagaimana evaluasi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

2. Mendeskripsikan metode pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA

Negeri 6 Yogyakarta.

3. Mendeskripsikan media pembinaan kegiatan ekstrakurikuler MKI di SMA

Negeri 6 Yogyakarta.

(23)

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengembangan pengetahuan

mengenai pembinaan kegiatan ekstrakurikuler khususnya menulis karya ilmiah. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberkani pandangan baru bagi ilmu

pengetahuan terutama mengenai pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis

karya ilmiah di sekolah.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kajian

penelitian lebih lanjut dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar-mengajar khususnya dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pembinaan

kegiatan ekstrakurikuler menulis khususnya menulis karya ilmiah.

b. Penelitian ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk lebih berpikir kritis dan kreatif serta mampu meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti

pembinaan.

c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk masukan

(24)

G. Batasan Istilah

Penelitian ini memiliki batasan istilah untuk menghindari kesalahpahaman

dalam pembahasan penelitian. Adapun batasan istilah tersebut sebagai berikut.

a. Pembelajaran adalah proses pembelajaran menulis yang dilakukan oleh pembina

dan para siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai peserta didik. Pembelajaran mencakup beberapa komponen, yaitu guru, siswa, tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi.

b. Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan oleh pembina di SMA Negeri 6 Yogyakarta, khususnya keterampilan menulis

(25)

BAB II KAJIAN TEORI

Teori-teori berikut meliputi beberapa definisi dan asumsi tentang keterampilan

menulis dan menulis karya ilmiah. Subbab keterampilan menulis mencakup pengertian menulis, tujuan menulis, manfaat menulis, tahap-tahap menulis, dan kemampuan dasar menulis. Subbab menulis karya ilmiah mencakup pengertian

menulis karya ilmiah, ciri-ciri menulis karya ilmiah, fungsi menulis karya ilmiah, dan syarat menulis karya ilmiah. Subbab komponen pembelajaran meliputi guru, siswa,

tujuan pembelajaran menulis, media, metode, dan evaluasi. Subbab kegiatan ekstrakurikuler meliputi pengertian ekstrakurikuler, tujuan ekstrakurikuler, fungsi ekstrakurikuler, jenis ekstrakurikuler, dan ruang lingkup ekstrakurikuler.

A. Keterampilan Menulis

Subbab ini menjelaskan keterampilan menulis secara lebih spesifik dan menjadi landasan pengetahuan terhadap proses pembelajaran keterampilan menulis.

1. Komponen Menulis a. Pengertian Menulis

(26)

mengekspresikan diri secara total. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan

tulisan. Gie (2002:21) juga berpendapat bahwa menulis merupakan suatu kepandaian yang amat berguna bagi setiap orang. Dengan memiliki kepandaian itu, seseorang

akan mengungkapkan berbagai gagasan untuk dibaca oleh peminat yang luas.

Secara ringkas, Alwasilah (2005:43) berpendapat bahwa menulis tidak sekadar menuangkan gagasan melalui tulisan, tapi juga merupakan sebuah kemampuan

mekanisme dalam menulis sehingga gagasan dapat dimengerti oleh pembaca. Pada kesempatan lain, Tarigan (melalui Permana, 2009:8) menjelaskan bahwa menulis

adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran

grafik tersebut. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan

yang melahirkan pikiran atau perasaan yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang.

b. Tujuan Menulis

Gie (2002:10) mendefinisikan mengenai tujuan menulis bermacam-macam

(27)

kanak-kanak, menyenangkan kalbu, menyampaikan pengetahuan, atau sekadar menghabiskan waktu senggang.

Pada kesempatan lain Semi (2007: 14) juga berpendapat bahwa tujuan menulis antara lain yaitu sebagai berikut.

1. Untuk menceritakan sesuatu

2. Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan 3. Untuk menjelaskan sesuatu

4. Untuk meyakinkan 5. Untuk merangkum

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis bertujuan untuk menghibur, menyampaikan pengetahuan, meyakinkan para pembaca terhadap apa yang dimiliki sebelumnya, serta menginformasikan sesuatu, baik itu gagasan-gagasan

maupun ide-ide.

c. Manfaat Menulis

Tarigan (2008:22) menyatakan bahwa menulis sangat penting karena memudahkan para pelajar berpikir secara kritis. Kegiatan menulis juga memudahkan

kita untuk merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah, menyusun urutan bagi pengalaman,

serta membantu kita menjelaskan pikiran pikiran kita.

(28)

1. Menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar.

2. Kegiatan menulis mendorong seseorang untuk mencari referensi seperti buku, majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya. Kegiatan tersebut, secara tidak disadari

akan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal yang ditulis.

3. Melatih diri untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis.

4. Mengurangi tingkat ketegangan dan stres pada diri sesorang jika dilihat secara psikologi.

5. Mendapatkan penghargaan yang dapat berupa honorarium serta kepuasan batin karena tulisan yang dimuat atau diterbitkan dapat memberi manfaat pada pembaca.

6. Mendapatkan kepopuleran nama pena karena hasil tulisan dibaca oleh orang lain. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis sangat penting

karena memudahkan para pelajar berpikir secara kritis, melatih diri untuk menyusun pemikiran dan melatih kepekaan, serta dapat memperlancar kegiatan tulis menulis.

d. Tahap-tahap Menulis

Kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di dalam

(29)

1. Tahap Pratulis

Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis dan

dilakukan sebelum melakukan penulisan. Dalam tahap ini penulis mulai menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan pemilihan topik dari segi

menarik atau tidaknya terhadap pembaca. 2. Tahap Penulisan

Pada tahapan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan daripada tata

tulisannya, sehingga semua gagasan, pikiran dan perasaan dapat dituangkan ke dalam tulisannya.

3. Tahap Penyuntingan

Tahap penyuntingan adalah meneliti kembali kesalahan dan kelemahan pada isi tulisan tersebut. Pada tahap penyuntingan ini penulis membaca tulisannya kembali

dan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan utama dan tujuan penulisan.

e. Kemampuan Dasar Menulis

Sampai saat ini keterampilan menulis belum menjadi minat dan kegemaran bagi anak Indonesia. Masih banyak anggapan bahwa keterampilan menulis lebih sulit

dibanding dengan keterampilan berbahasa yang lain. Hal tersebut dibantah oleh Alwasilah (2005:43) dalam bukunya yang menyatakan bahwa “keterampilan menulis diawali oleh minat, kreativitas, sebilangan latihan, dan penalaran yang tajam akan fenomena sosial yang ada, dan tidak kalah pentingnya adalah kebiasaan membaca

(30)

Pernyataan tersebut diperkuat kembali oleh Alwasilah (2005:43) yang mengungkapkan bahwa kemampuan menulis dapat berkembang melalui latihan yang

intensif. Latihan tersebut dapat dilakukan dan dikembangkan di bangku sekolah. Siswa yang diarahkan untuk terus berlatih menulis akan memiliki kemampuan

menulis tanpa disadari secara langsung.

2. Menulis Karya Ilmiah

a. Pengertian Menulis Karya Ilmiah

Dalman (2012:5) menyatakan bahwa menulis karya ilmiah merupakan karya

tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan/atau bukti-bukti empirik. Pernyataan Dalman tersebut semakin

diperkuat oleh pernyataan berikutnya, Dalman (2012:5) yang mengungkapkan bahwa menulis karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu

pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.

Pada kesempatan lain Djuroto (2013:15) berpendapat bahwa menulis karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang

sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah, terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya. Secara ringkas, Setyawan

(31)

adalah karya tulis yang disajikan secara objektif, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya.

b. Ciri-ciri Menulis karya Ilmiah

Ciri-ciri menulis karya ilmiah menurut Dalman (2012:12-14) terbagi menjadi 7 yaitu sebagai berikut.

1. Objektif

Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi.

2. Netral

Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.

3. Sistematis

Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti

pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.

4. Logis

Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif.

5. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)

(32)

6. Tidak Pleonastis

Kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak

berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran). 7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal

Dalam menulis karya ilmiah tidak boleh menggunakan bahasa ragam santai.

c. Fungsi Menulis Karya Ilmiah

Menurut Dalman (2012:21), karya tulis ilmiah berfungsi untuk memublikasikan gagasan seseorang atau sekelompok orang berupa hasil penelitian

dan hasil pemikiran (kajian pustaka) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman membaca. Kemudian dilanjutkan oleh Chronica (dalam Dalman, 2012:20) yang berpendapat bahwa karya ilmiah memiliki banyak sekali

fungsi terutama bagi seorang penulis, lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa menulis karya ilimiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis.

Berlatih mengintegrasi berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual.

Menurut Dwiloka dan Riana (2005:2-3), jika dihubungkan dengan hakekat

ilmu, karya ilmiah mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Penjelasan (Explanation)

(33)

2. Ramalan (Prediction)

Karya ilmiah dapat membantu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang

akan terjadi pada masa mendatang. 3. Kontrol (Control)

Karya ilmiah dapat berfungsi untuk mengontrol, mengawasi dan atau mengoreksi benar tidaknya suatu pernyataan.

d. Syarat Menulis Karya Ilmiah

Menurut Anne (dalam Dalman, 2012:24), dalam penulisan karya ilmiah

setidaknya diketengahkan tiga syarat dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu sebagai berikut:

1. Ide Sendiri

Setiap karya ilmiah adalah ide sendiri. Jika ada ide menarik dan baru, artinya belum pernah ada sebelumnya, maka kelak karya ilmiah itu akan diperhitungkan dan

mendapatkan perhatian yang lebih dari publik. 2. Ada Data dan Analisis

Sebuah karya ilmiah, sudah barang tentu harus mengetengahkan data dan

referensi. Data ini bisa berupa survei tentang sesuatu hal, bisa juga sebuah hasil penelitian dari penulis itu sendiri. Selain data, faktor penting lain adalah analisis.

(34)

3. Sesuai dengan Kaidah EYD

Syarat terakhir karya ilmiah adalah perlunya menggunakan kaidah EYD

(Ejaan Yang Disempurnakan). Dalam menulis karya ilmiah, kita harus mengacu kepada kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pujiono (2013:37) mengungkapkan bahwa suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian.

b. Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta.

c. Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya.

d. Baik dalam penyampaian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu.

e. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, cermat, dan sesuai EYD.

f. Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas dan tepat, sehingga tidak

terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.

B. Komponen Pembelajaran Menulis

Setiap proses pembelajaran, memiliki komponen yang menjadi pelaku dalam pendidikan. Adapun komponen pembelajaran yang akan dijabarkan berikut ini

(35)

1. Guru

Alwasilah (2005:43) memberi pernyataan bahwa “Guru yang mengajar menulis sebaiknya seorang penulis supaya ia memiliki empati terhadap siswa dan menghargai profesionalisme penulis karena ia sendiri merasakan bagaimana sulitnya

menjadi seorang penulis”. Profesional di sini dapat diartikan, bahwa guru adalah

sosok yang menguasai materi pelajaran dengan sangat baik serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan Alwasillah tersebut, secara

tidak langsung juga mengatakan bahwa pentingnya keterampilan guru sebagai model yang baik untuk para siswa.

2. Siswa

UU Nomor 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa peserta didik atau siswa merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui

proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Namun demikian, berkembangnya potensi siswa tidak semata-mata terjadi begitu

saja. Terdapat orang lain yang berperan dalam prosesnya. 3. Tujuan

Komponen tujuan pendidikan dapat meliputi tujuan-tujuan yang ingin dicapai

dalam proses pendidikan yang terdapat dalam UU No. 20 Tahun 2003, yaitu

“...berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

(36)

4. Materi

Sanjaya (2009:60) menyatakan bahwa materi pelajaran berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai siswa dengan tujuan pembelajaran. Materi

pelajaran harus digali dari berbagai sumber belajar sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai. Secara garis besar materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar

kompetensi yang telah ditentukan. 5. Metode

Sunarti dan Subana (2011:20) menjelaskan bahwa metode dalam dunia pengajaran adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistemis berdasarkan approach tertentu. Sebelumnya, Sunarti dan Subana (2011:18)

menjelaskan kata approach adalah pendekatan yang diartikan sebagai cara memulai sesuatu, dalam hal ini adalah pengajaran bahasa. Pada kesempatan lain, Hamalik

(2008:26) menjelaskan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

6. Media

Soeparno (1988:10) mengungkapkan bahwa pada waktu memilih media guru agar memperhatikan karakteristik setiap media, agar guru mengetahui kesesuaian

(37)

media yang dipilih hendaknya sesuai dengan keadaan siswa, baik dari segi jumlah, usia, maupun tingkat pendidikannya, sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan

tempat media itu digunakan, dan sesuai dengan daya kreativitas guru. 7. Evaluasi

Evaluasi pembelajaran atau biasa dikenal dengan penilaian merupakan kegiatan yang tidak hanya menilai hasil belajar siswa, tapi juga kegiatan pembelajaran itu sendiri untukmengetahui capaian dari setiap tujuan dalam

pembelajaran. Nurgiyantoro (2010:50) menyatakan bahwa penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan sepanjang dan bersama dengan proses pembelajaran lewat

berbagai macam cara. Pada kesempatan lain Daryanto (2010:11) mengungkapkan bahwa tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional

oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.

C. Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah 1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di

luar jam pelajaran biasa (Suryosubroto, 2002:271). Pada kesempatan lain Rusman (2011:20) menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di

(38)

kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa,

yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah untuk menyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian

dan kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi talenta peserta didik .

2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Rusman (2011:20) tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah

memberikan pengalaman yang sesuai dengan hobi, bakat, minat dan kemampuan peserta didik. Secara ringkas Suryosubroto (2002:271) berpendapat bahwa kegiatan

ekstrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam ketrampilan dan kepramukaan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah memberikan pengalaman yang sesuai dengan bakat dan minat untuk mengembangkan salah satu bidang yang diminati oleh

(39)

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Suryosubroto (2009:292) menunjukkan berbagai macam fungsi

kegiatan ekstrakurikuler, mereka menyebutkan bahwa fungsi bagi siswa, bagi pengembangan kurikulum dan bagi masyarakat. Pada kesempatan lain Mulyono

(2010:188) juga berpendapat bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah (1) meningkatkan kemampuan peserta didik, (2) menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik, (3) melatih sikap disiplin, kejururan, kepercayaan,

dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, (4) mengembangkan etika dan akhlak, (5) mengembangkan sensitivitas peserta didik.

4. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam Permendikbud No 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler

Pasal 3, dinyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler terbagi menjadi dua jenis sebagai berikut.

1. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib

Kegiatan ekstrakurikuler wajib merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta

didik. Adapun jenis dari kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah pendidikan kepramukaan.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan

(40)

minat peserta didik. Adapun yang termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah latihan olah-bakat dan latihan olah-minat, yang dapat berupa

kegiatan seni, olahraga, pecinta alam, karya ilmiah, latihan kepemimpinan, dan lain sebagainya.

5. Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Suryosubroto (2002:272) ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler

adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan siswa,

keterampilan melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan program kokurikuler.

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Arif Wahyu

Widodo (2016). Penelitian Arif berjudul “Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Penulisan Sastra Kopisaji di SMA N 1 Wonosari”. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Arif adalah sama-sama menjadikan kegiatan ekstrakurikuler

sebagai subjek penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Arif yakni, penelitian Arif hanya menggunakan instrumen wawancara kepada pihak-pihak yang

(41)

menafsirkan data disamping pengamatan langsung dengan pedoman observasi dan wawancara sebagai instrumen pendukung.

Penelitian Arif terfokus pada pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dan bertujuan mendeskripsikan mengenai sistem pengelolaan, proses pembimbingan

terhadap siswa selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, proses produksi karya sastra oleh siswa, faktor pendukung keberlangsungan kegiatan ekstrakurikuler, dan dampak yang diakibatkan oleh kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan penelitian ini

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai

lawannya adalah eksperimen) yaitu peneliti sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi (Sugiyono, 2010:9).

Menurut Satori dan Aan (2011:25) penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan

mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.

Penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan sekarang yang sedang berlangsung.

B. Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembinaan kegiatan

(43)

C. Sumber Data

Sumber data penelitian ini berupa sumber data tertulis dan sumber data

aktivitas proses pembinaan yang terjadi di lapangan. Sumber data tertulis meliputi hasil karya tulis siswa sebagai wujud evaluasi dan media dalam pembinaan,

sedangkan sumber data berupa aktivitas meliputi deskripsi kegiatan pembina serta siswa saat melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di Sekolah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu faktor yang menentukan

berhasil tidaknya suatu penelitian yaitu dengan mengacu pada pedoman yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dan dikembangkan pada saat pelaksanaannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, secara garis besar adalah

observasi (pengamatan secara langsung), wawancara, angket, dan dokumentasi. Berikut adalah penjelasan secara lebih rinci.

1. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data secara langsung dengan cara melakukan pencatatan secara cermat. Observasi harus dilakukan secara teliti dan

sistematis untuk mendapatkan hasil yang bisa diandalkan. Pengumpulan data dengan observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan

(44)

Observasi yang dilakukan direalisasikan dengan cara mencatat berupa informasi yang berhubungan dengan pembeinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis

karya ilmiah di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pengamatan ini dilakukan guna mendapatkan bukti yang terkait dengan objek penelitian. Waktu pengamatan

disesuaikan dengan jadwal guru dan kompetensi dasar yang diizinkan.

Adapun pedoman dalam observasi yaitu dalam pengamatan yang dilakukan adalah mengamati partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan

ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Tujuannya yaitu untuk memperoleh informasi dan data mengenai pelaksanaan pembinaan kegiatan

ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

2. Wawancara

Menurut Etsberg (Sugiyono, 2011:231) wawancara adalah pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu objek tertentu. Wawancara sebagai upaya

mendekatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung. Wawancara dilakukan setelah semua data dari observasi dan

dokumentasi terkumpul.

Wawancara dilakukan secara langsung atau terbuka tanpa menggunakan

(45)

pertanyaan mengenai materi, metode, evaluasi, media serta faktor penghambat atau pendukung dalam kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa di SMA

Negeri 6 Yogyakarta.

Wawancara yang dilakukan dengan siswa tidak semuanya diwawancarai,

hanya perwakilan dari beberapa siswa saja. Wawancara dengan pembina dilakukan secara tidak terstruktur untuk mengetahui proses pembinaan kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilakukan. Dalam pelaksanaannya, disiapkan instrumen berupa daftar

pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden.

3. Angket

Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Angket sebagai alat untuk mengumpulkan data dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Tujuan dari angket ini adalah untuk mengetahui secara lebih

mendalam mengenai kondisi siswa dan apa yang diharapkan oleh siswa.

Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengumpulkan data terkait pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di SMA

Negeri 6 Yogyakarta. Angket juga digunakan untuk mengetahui ranah afektif siswa dalam pembelajaran menulis karya ilmiah. Ranah afektif yang dimaksud meliputi

(46)

4. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (via Gunawan, 2013:176) dokumentasi yaitu catatan

peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang. Pada kesempatan lain Satori dan Aan (2011:149) juga berpendapat

bahwa dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung, menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Dokumentasi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa hasil tulisan karya ilmiah siswa dan foto pada saat pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dari awal sampai akhir.

5. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan-catatan peneliti selama masa penelitian yang berisi hal-hal penting seputar objek dan subjek yang diteliti. Penelitian kualitatif

ini menggunakan catatan lapangan selain sebagai sumber, juga sebagai salah satu bentuk pengarsipan peneliti terhadap proses pembinaan kegiatan ekstrakurikuler

menulis karya ilmiah.

Sebelum turun ke lapangan, perlu mengetahui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu:

a. Persiapan diri

Sebelum melakukan penelitian diwajibkan untuk mempersiapkan diri agar

(47)

b. Memasuki Lapangan

Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan yang akrab

dengan subyek penelitian dengan menggunakan tutur bahasa yang baik, akrab serta bergaul dengan mereka dan tetap menjaga etika pergaulan.

c. Berperan Serta

Dalam tahap ini, peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam field notes, baik data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan atau menyaksikan

sendiri kejadian tersebut

.

d. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah komponen-komponen yang ikut serta dalam perannya sebagai narasumber. Sugiyono (2010:223) mengemukakan bahwa

dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, kemungkinan akan dikembangkan instrumen sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan

dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpul data utama yaitu peneliti

sendiri sebagai pihak yang mencari dan menafsirkan data, dengan mengikuti proses kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang sedang dilangsungkan oleh pembina dan diikuti oleh para siswa. Selain peneliti sendiri, instrumen pendukung

(48)

langsung kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah dan pedoman wawancara sebagai alat untuk validitas yang berkaitan dengan metode dan evaluasi dalam

pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah setelah menganalisis data tertulis di samping pengamatan langsung.

e. Teknik Kredibilitas Penelitian

Kredibilitas penelitian adalah keabsahan dari data-data yang diperoleh pada

penelitian yang dilakukan. Adapun teknik untuk menguji kredilibilitas data dalam penelitian ini, sebagai berikut.

1. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa kebiasaan serta pola pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah di

sekolah. Teknik pengamatan ini dilakukan secara berkala dan tertib untuk menghindari gangguan saat penelitian. Pengamatan juga dilaksanakan dengan

beberapa penyesuaian terkait kebijakan sekolah mengenai jadwal kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.

2. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutertaaan menjadi pilihan teknik untuk uji keabsahan data dalam penelitian ini dengan memperpanjang masa penelitian sampai dirasa semua

(49)

3. Trianggulasi Data

Trianggulasi dalam penelitian ini adalah trianggulasi metode pengumpulan

data, yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data-data tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik tersebut supaya data yang telah dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data tersebut dapat dibandingkan.

Ada beberapa hal yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Membandingkan data hasil pengamatan melalui catatan lapangan dan lembar

observasi dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan guru pada saat kegiatan pembinaan dengan apa yang dikatakannya saat wawancara, serta

c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen tertulis yang berkaitan.

f. Teknik Analisis Data

Tahap menganalis data adalah tahap yang paling penting dan menentukan

dalam suatu penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan tujuan menyederhanakan data ke dalama bentuk yang lebih mudah dibaca dan

(50)

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan analisis data secara induktif. Artinya, data yang terkumpul disimpulkan dengan cara mengelompokkan

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menyajikan hasil penelitian yang berupa deskripsi proses pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6

Yogyakarta. Pada bab ini akan membicarakan tiga bagian, yaitu hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian. Bagian hasil penelitian dan pembahasan merupakan uraian atau hasil analisis data yang telah diperoleh selama masa penelitian

dan dikumpulkan baik yang berasal dari catatan lapangan, dokumentasi, ataupun catatan hasil wawancara mengenai proses pembinaan kegiatan ekstrakurikuler

menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan memanfaatkan teori-teori yang dikaji sebagai sebuah kesinambungan.

A. Hasil Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah ditetapkan dalam rumusan masalah, pada bagian ini akan dibahas pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta yang mencakup komponen

pembelajaran, yaitu materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Adapun data yang disajikan, diperoleh melalui

(52)

1. Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

Materi yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

No. Topik Deskripsi

1.

Materi keterampilan penulisan kerangka pikir

dan latar sosial

Materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai meliputi pemahaman tentang penyusunan kerangka pikir yang nantinya dikembangkan menjadi sebuah paragraf, karya ilmiah yang berkaitan dengan latar sosial, serta beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan karya ilmiah. yaitu siswa mampu mempraktikkan hasil karya ilmiah yang mudah dengan bahan-bahan yang ada disekitar. Sesuai dengan indikator yang ingin dicapai, materi yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan siswa.

3.

Materi persiapan lomba keterampilan menulis

karya ilmiah

Secara keseluruhan, materi yang digunakan untuk setiap anak berbeda-beda, materi umumnya yaitu tentang sistematika tulisan dan trik ISPO (International Science Project Olimpiade).

(53)

yang diselaraskan dengan tujuan pembelajaran menulis karya ilmiah. Materi yang disampaikan dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah lebih

menyesuaikan kebutuhan, yaitu mengenai penulisan dan cara mencari referensi yang baik untuk mendukung penelitian serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti lomba.

Pembina melakukan beberapa langkah pembelajaran dalam penyampaian materi untuk membantu pemahaman siswa.

Materi pada pertemuan yang pertama, yaitu mengajarkan tentangketerampilan

penulisan kerangka pikir dan latar sosial. Indikator yang ingin dicapai dalam materi ini yaitu siswa mampu menyusun kerangka pikir dalam pembuatan proposal

penelitian karya ilmiah dan memberikan contoh karya ilmiah yang berkaitan dengan latar sosial. Materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai meliputi pemahaman tentang penyusunan kerangka pikir yang nantinya

dikembangkan menjadi sebuah paragraf, karya ilmiah yang berkaitan dengan latar sosial, serta beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan karya ilmiah.

Materi Pembelajaran tersebut disampaikan oleh guru dengan langkah membuka pembelajaran terlebih dahulu, kemudian guru menyiapkan media laptop dan LCD (Liquid Crystal Display) yang akan digunakan dalam pembelajarannya.

Sebelum masuk ke materi pembelajaran, hal pertama yang dilakukan guru adalah menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memerintahkan siswa untuk menjawab

(54)

beberapa contoh karya ilmiah yang berkaitan dengan latar sosial sambil menjelaskan dengan menggunakan LCD proyektor.

Gambar 1. Kegiatan Pembinaan Menulis Karya Ilmiah

Materi pada pertemuan yang kedua, yaitu materi keterampilan pembuatan mi dari jantung pisang yang dilanjutkan dengan praktik pembuatannya. Indikator yang

ingin dicapai dalam materi ini yaitu siswa mampu mempraktikkan hasil karya ilmiah yang mudah dengan bahan-bahan yang ada disekitar. Sesuai dengan indikator yang

ingin dicapai, materi yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Penyampaian materi oleh guru yang pertama adalah menjelaskan langkah-langkah pembuatan mi dari jantung pisang. Dalam penyampaian materi, guru juga

(55)

memerintahkan siswa agar menyiapkan bahan-bahan untuk praktik membuat olahan baru dari berbagai bahan pada pertemuan selanjutnya.

Gambar 2. Praktik Pembuatan Mi dari Jantung Pisang

Pertemuan yang ketiga, keempat, dan kelima yaitu membahas tentang materi persiapan untuk lomba penelitian karya ilmiah yaitu ISPO (International Science Project Olimpiade) yang diikuti oleh siswa-siswi SMA Negeri 6 Yogyakarta.

(56)

mempunyai tujuan khusus agar siswa mampu mengkaji sebuah masalah dengan sudut pandang yang luas. Hal tersebut diungkapkan oleh pembina pada lampiran 4,

“Tujuan dalam pembelajaran karya ilmiah adalah mencetak anak-anak agar mampu mengkaji sebuah masalah dengan sudut pandang yang luas dan setelah mengkaji masalah tersebut dengan baik mampu memberikan solusi dari masalah yang ada dan mampu menulikannya dalam bentuk laporan yang sistematis dan di atas standart yang ada.”

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah, secara keseluruhan materi yang digunakan untuk setiap anak

berbeda-beda, materi umumnya yaitu tentang sistematika tulisan dan trik ISPO (International Science Project Olimpiade).

(57)

2. Metode Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

Penerapan metode yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Penerapan Metode Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

No. Tanggal Penerapan Metode

Ceramah Diskusi Tanya Jawab Penugasan

1. 19 Oktober 2016 √ √ √ √

2. 22 Oktober 2016 √ √ - √

3. 3 November 2016 √ √ √ -

4. 9 November 2016 √ √ - -

5. 16 November 2016 √ √ - -

Keterangan:

√ : Guru menerapkan metode tersebut - : Guru tidak menerapkan metode tersebut

Metode yang digunakan oleh guru dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis

karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta antara lain metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan

(58)

diskusi. Penerapan keempat metode tersebut dalam pembinaan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah didukung dengan penggunaan media oleh pembina berupa LCD

untuk menampilkan slide-slide materi yang dilanjutkan dengan penjelasan pembina. Pembina juga menggunakan pengeras suara ketika menayangkan sebuah video untuk

memberi gambaran siswa mengenai penulisan karya ilmiah.

Pemilihan metode disesuaikan dengan materi pembelajaran dan kondisi siswa. Metode ceramah dipilih karena metode ceramah dianggap sebagai metode yang

paling pas dalam penyampaian materi menulis karya ilmiah. Dalam penyampaian materi mengenai menulis karya ilmiah, saat pembina menggunakan metode ceramah

siswa cenderung lebih mudah menangkap isi dari materi yang disampaikan pembina dengan ceramah yang disertai dengan contoh-contoh karya ilmiah. Metode tanya jawab dipilih untuk memancing ingatan atau pengetahuan siswa mengenai materi

menulis karya ilmiah, metode diskusi dipilih untuk melatih siswa bekerja sama saat berkelompok agar siswa terlatih bekerja sama dengan teman dan memecahkan suatu

permasalahan. Lalu metode penugasan dipilih agar pembina dapat mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan.

Selanjutnya metode diskusi digunakan oleh pembina dengan tujuan untuk

memecahkan permasalahan dengan bertukar pikiran, menjawab pertanyaan yang muncul, memperluas wawasan dan pemahaman siswa mengenai materi yang telah

(59)

3. Media Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

Media yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3. Penggunaan Media dalam Pelaksanaan Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

No. Tanggal Penggunaan Media Jenis Media

1. 19 Oktober 2016 √ Laptop, LCD proyektor,

Pengeras suara

2. 22 Oktober 2016 √ Pisau, panci, kompor,

wajan, piring dan sendok.

3. 3 November 2016 - -

4. 9 November 2016 - -

5. 16 November 2016 - -

Keterangan:

√ : Guru menggunakan media pembelajaran - : Guru tidak menggunakan media pembelajaran

Media yang digunakan guru dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta berdasarkan pengamatan, wawancara dan dokumentasi yaitu laptop beserta perangkat layar LCD. Media berupa LCD untuk

(60)

Pembina juga menggunakan pengeras suara ketika menayangkan sebuah video untuk memberi gambaran siswa mengenai penulisan karya ilmiah.

Berdasarkan hasil wawancara, pembina menjelaskan bahwa media pembelajaran hanya digunakan terkadang, karena siswa lebih fokus ketika

mendengarkan dan praktik dalam melakukan sebuah penulisan. Media biasanya digunakan untuk menampilkan sebuah video ataupun gambar untuk menarik siswa dalam mencari sebuah ide. Hal tersebut diungkapkan pembina pada lampiran 4,

“Media pembelajaran hanya dilakukan terkadang, karena anak-anak lebih fokus ketika mendengarkan, dan praktik dalam melakukan sebuah penulisan. Media biasanya digunakan untuk menampilkan sebuah video ataupun gambar untuk mematik anak-anak dalam mencari sebuah ide. Media yang digunakan adalah laptop beserta perangkat layar LCD.”

4. Evaluasi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

(61)

Tabel 4. Pelaksanaan Evaluasi dalam Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

No. Tanggal Teknik

Evaluasi yang dilakukan guru dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis

karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta yang diteliti dalam penelitian ini, secara keseluruhan materi yang diajarkan menggunakan penilaian hasil dan penilaian

proses. Teknik evaluasi yang digunakan oleh guru dalam setiap pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah sama, yaitu teknik evaluasi penugasan, praktik, serta membandingkan kualitas karya ilmiah siswa dari tahun ke tahun. Hal tersebut

diungkapkan pembina dalam lampiran 4,

(62)

baru atau masalah lama, serta bagaimana prestasi anak-anak dalam beberapa tahun.”

Pedoman penilaian dibagi menjadi dua, yaitu penilaian hasil dan penilaian proses. Penilaian hasil mengukur keterampilan siswa dalam menyusun karya ilmiah.

Hasil karya ilmiah dapat diamati dari segi kelengkapan isi, segi ketepatan dalam pemilihan kalimat efektif, dan ketepatan penggunaan ejaan serta tanda baca. Penilaian

proses diarahkan pada kemampuan bekerjasama, partisipasi dalam kelompok, ketekunan siswa dalam mengerjakan tugas, ketepatan proses dalam merencanakan dan menyusun karya ilmiah, sesuai dengan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh

guru. Dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah, penilaian yang dilakukan sebenarnya berupa target yang harus dicapai siswa dalam setiap

pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah tidak ada penilaian khusus selain

pencapaian target.

B. Pembahasan

Bagian pembahasan ini mengulas tentang materi, penggunaan metode, penggunaan media, dan pelaksanaan evaluasi menulis karya ilmiah siswa SMA

Negeri 6 Yogyakarta. Berbeda dengan subbab hasil penelitian, dalam subbab pembahasan ini, ulasan mengenai empat hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini akan dikaitkan dengan teori-teori yang telah ada, agar hasil penelitian

(63)

1. Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta

Menurut Muslim (2007:3), materi pembelajaran dikaitkan dengan isu-isu lokal, regional, nasional, dan global agar peserta didik nantinya mempunyai wawasan

yang luas dalam memahami dan menanggapi berbagai macam situasi dan kondisi setempat. Pembina memilih materi dengan menyesuaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pembina juga memilih materi pembelajaran

sesuai dengan kondisi dan situasi yang melingkupi siswa. Materi yang digunakan dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6

Yogyakarta dihimpun dari sejumlah makalah dan artikel yang diselaraskan dengan tujuan pembelajaran menulis karya ilmiah. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk usaha pembina agar tujuan pembinaan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah tercapai.

Usaha pembina dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tersebut, sejalan dengan pendapat Sanjaya (2009:60) yang menyatakan bahwa materi

pelajaran berkenaan dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai siswa dengan tujuan pembelajaran. Terlaksananya penyampaian materi dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang didukung oleh kemampuan guru dalam

penguasaan kelas. Penguasaan kelas yang cukup baik tersebut, terlihat melalui pengamatan langsung (observasi), yaitu guru terbiasa bertepuk tangan lalu

(64)

penggunaan materi dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta.

a. Materi Pertemuan Pertama yaitu Keterampilan Penulisan Kerangka Pikir dan Latar Sosial

Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah yang dilaksanakan pada saat mengajarkan penulisan keterampilan kerangka pikir dan latar sosial bertujuan sebagai berikut.

1. Siswa mampu memahami suatu kerangka pikir.

2. Siswa mampu menyusun kerangka pikir dalam pembuatan proposal penelitian

karya ilmiah.

3. Siswa mampu menciptakan hasil karya ilmiah yang berhubungan dengan latar sosial.

Tujuan pembinaan tersebut menjadi dasar dalam menentukan materi dan bahan ajar yang digunakan pembina untuk mengarahkan siswa mencapai tujuan pembinaan

kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah.

Pertemuan pertama dalam pembinaan keterampilan penulisan kerangka pikir dan latar sosial dilakukan pembina dengan menjelaskan materi terkait penulisan karya

ilmiah. Pembina menggunakan materi yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Ketika pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dimulai, pembina menyampaikan garis besar

(65)

sesuai dengan kondisi siswa yang memiliki motivasi menulis karya ilmiah. Materi tersebut sesuai dengan keadaan siswa, karena siswa dapat menerima dengan baik

materi yang digunakan sebagai acuan proses pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah oleh.

Pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler menulis karya ilmiah terkait penulisan keterampilan kerangka pikir dan latar sosial terlihat sebagai berikut.

Kutipan Catatan lapangan

Pembina membuka kegiatan ekstrakurikuler dengan salam dan menanyakan kabar siswa. Kemudian, pembina menyiapkan media laptop dan LCD (Liquid Crystal Display) yang akan digunakan dalam pembelajarannya. Sebelum masuk ke materi pembelajaran, hal pertama yang dilakukan pembina adalah menyampaikan tujuan pembelajaran serta menanyakan tugas yang sebelumnya.

Sebelum memasuki materi, pembina memancing pengetahuan siswa mengenai kerangka pikir dan latar sosial melalui beberapa pertanyaan. Setelah beberapa siswa menjawab, pembina menyimpulkan dari jawaban-jawaban siswa tersebut menjadi sebuah penjelasan yang padu mengenai materi tersebut. Setelah beberapa siswa menjawab dan menyampaikan mengenai tugasnya, lalu pembina memulai materi dengan memberikan contoh hasil karya ilmiah dengan bahan-bahan yang biasa digunakan sehari-hari. Pembina menayangkan beberapa contoh karya ilmiah sambil menjelaskan dengan menggunakan LCD proyektor agar siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.

(66)

perwakilan kelompok yang selesai presentasi dengan baik.

Pembina membahas dan mengoreksi hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa secara berkelompok. Sebelum pelajaran selesai, pembina menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya agar siswa menyiapkan materi dan dapat belajar terlebih dahulu. Pembina menutup kegiatan dengan berdoa dan salam.

Rabu, 19/10/2016

Materi pembelajaran merupakan segala bahan yang dipergunakan dalam

kegiatan belajar mengajar. Materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus dicapai siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, dasar pembina dalam memilih meteri

yakni dilihat dari kesesuaian sumber materi tersebut dengan materi yang akan diajarkan.

Sumber materi yang digunakan pembina merujuk pada makalah dan artikel mengenai

menulis karya ilmiah. Pada pelaksanaannya, pembina menggunakan makalah dan artikel

tersebut sebagai acuan untuk mrngajarkan karya ilmiah. Selain makalah dan artikel,

pembina juga mempunyai cara sendiri dalam mengajarkan keterampilan menulis karya

ilmiah. Hal tersebut diungkapkan pembina dalam lampiran 4,

“Sumber materi dan bahan ajar yang saya berikan adalah dengan cara mendetailkan per bab dan bagaimana cara penulisan yang baik antar bab, serta memberikan gambaran cara pengolahan suatu bahan.”

Gambar

Tabel 1. Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Menulis Karya Ilmiah
Gambar 1. Kegiatan Pembinaan Menulis Karya Ilmiah
Gambar 2. Praktik Pembuatan Mi dari Jantung Pisang
Gambar 3. Pembinaan untuk Persiapan Lomba MKI
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Farid Hamid BSA, selaku pembimbing penulis, terima kasih yang sangat besar kepada bapak yang selama ini membantu penulis menyelesaikan hasil skripsi ini. Pak

Setelah pihak apoteker memberikan surat pesanan kepada PBF, pihak apoteker akan menerima copy faktur penjualan dari PBF , kemudian assisten apoteker akan

Selama ini dalam hal pemberian informasi khususnya bidang akademik, terdapat beberapa permasalahan pada SMA Methodist 2, antara lain pelayanan akademik lambat, orang tua ingin

Kementrian Pertanian melalui situs Badan Litbang Pertanian mempublikasikan Kalender Tanam (Katam) Terpadu tentang rekomendasi waktu tanam serta komoditasnya Pendeteksian pola

PANITIA PENGADAAN BARANG'JASA PEMERINTAH KEGIATAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PENELITIAN PENGEMBANGAN. KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN ANGGARAN

Pengaruh Penggunaan Media Kertas Berpetak Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Huruf Arab Bagi Pemula. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pengendalian Pemanfaatan Ruang, dan Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 86,56%. Masih rendahnya partisipasi

Salah satu fenomena sosial pada masyarakat Jawa adalah budaya manut dalam proses pengambilan keputusan yang melibatkan sekelompok orang.. Manut dalam Bahasa Jawa tentu