• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN

3.1. Tinjauan Institusi 3.1.1. Sejarah Institusi

Menyikapi kebutuhan Civitas Akademika dan Karyawan Yayasan Bakti Tunas Husada akan pelayanan kesehatan, maka pada tanggal 5 sepetember 2002 Yayasan Bakti Tunas Husada mendirikan Balai Pengobatan Mandiri.

Susunan Pengurus BP Dukm Mandiri terdiri dari : Penanggung Jawab: dr.Emi Demyanti, M.Kes, Drs. H. Edi Suhardiana, Apt. MM. Pelaksana: dr. H. Hasni Mukti, dr. Hariadi Wisnu W, Anih Kurnia, S.Kep, Ners, Bendahra: Maman Soeherman.S.Sos, Anggota: H. Ade Yeti, H. Neni Heryani, S.Sos dan Siti Damayanti.

Pada Tanggal 9 Agustus 2012 Balai Pengobatan DUKM Mandiri, dirubah menjadi Balai Pengobatan Umum YBTH dengan surat keputusan Ketua Yayasan No. 016/YBTH/VIII/2010.

Pada Milad Yayasan BTH ke 23 pada tanggal 19 November 2011 didirikan Klinik Kanker Serviks dengan izin pemkot No.503.2/048/445.5/BPPT-JT/XI/2011. Klinik Kanker Serviks merupakan upaya kesehatan Yayasan Bakti Tunas Husada selain BP Umum.

Dengan adanya Klinik Kanker Serviks maka kegiatan skrining pada ibu-ibu yang sudah bersuami yang belum dilaksanakan, disini dapat dilakukan dengan menggunakan Metode Iva dan Pap Smear. Hasil IVA/Pap Smear yang positif bisa dilakukan Cryo Theraphy di Klinik Kanker BTH dengan biaya yang terjangkau.

(2)

Seperti yang diketahui hasil penelitian penyakit Kanker Serviks yang dilaksanakan atas kerjasama Universitas Leiden Medical Center (ULMC) Belanda dan FKM Universitas Siliwangi Tasikmlaya, ditemukan Pra Kanker Serviks di Tasikmalaya sebanyak 7% dari 8000 Ibu-ibu yang diperkirakan.

Jika Pra Kanker ini dibiarkan akan menjadi Kanker Serviks yang tidak bisa diobati. Oleh karena itu Program See and Treat yang diadakan Belanda telah selesai pada tahun 2010, maka Program Pencegahan dan Pengobatan ini telah berhenti. Karena itu di Yayasan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya didirikan Klinik Pengobatan dan Pencegahan Kanker Serviks stadium dini dengan biaya Pemeriksaan dan Pengobatan terjangkau oleh Masyarakat.

Menyikapi keadaan tersebut maka secara organisatoris diadakan perubahan nama unit pelaksana kegiatan Yayasan dari Balai Pengobatan menjadi Klinik BTH yang melayani Klinik Umum dan Klinik Kanker Serviks.

Selanjutnya seiring dengan pendirian PT. Bakti Tunas Husada dengan Akta Notaris Wawan Ridwan, SH, Mkn. No.10 Tanggal 12 Januari 2012, yang bergerak dibidang kesehatan, maka usaha kesehatan yang sudah ada akan dimasukan kedalam kegiatan PT. BTH tersebut sebagai cikal bakal berdirinya Rumah Sakit Pendidikan BTH.

(3)

3.1.2. Struktur Organisasi dan Fungsi

Sumber : Klinik BTH, (2018)

Gambar III.1. Struktur Organisasi

Masing-masing tugas dan fungsi serta tanggung jawab bagian tersebut diantaranta adalah sebagai berikut:

1. Ketua UPK Klinik:

a. Merencanakan Program Kerja Tahunan Unit Poliklinik; b. Membagi tugas kepada bawahan;

c. Memberi petunjuk kepada bawahan;

d. Memeriksa pekerjaan bawahan/mengevaluasi tugas administrasi dan pelayanan kesehatan;

e. Membuat konsep pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan tindakan medis operatif dan non operatif;

f. Melaporkan pelaksana tugas kepada atasan; g. Merencanakan penyehatan kesehatan lingkungan.

Ketua

UPK Klinik Penasehat

Administrasi Umum Klinik Administrasi Keuangan Klinik Klinik Umum BTH

Apotek Laboratorium Gigi Psikologi

& Terapi Klinik Pencegahan Kanker Serviks & Pengobatan

(4)

2. Penasehat:

a. Memberikan nasihat, arahan dan pertimbangan kepada pengurus klinik dan pelaksana klinik, diminta maupun tidak diminta;

b. Memberikan pembelaan kepada semua anggota kepengurusan klinik; c. Mempertimbangkan, memberikan saran dan arahan dalam mengangkat dan

memberhentikan anggota kepengurusan klinik;

d. Meminta laporan pertanggungjawaban kepada pengurus dan pelaksana klinik;

e. Memberi penjelasan kepada masyarakat terkait program dan kebijakan klinik;

f. Sebagai pengambil kebijakan tertinggi ketika klinik mengalami masalah yang dianggap darurat.

3. Administrasi Umum Klinik:

a. Mengatur segala kegiatan administrasi klinik serta kearsipan klinik; b. Melakukan pengecekan terhadap stok obat, data pasien, rekam medis

pasien;

c. Membuat laporan-laporan kepada penanggung jawab klinik. 4. Administrasi Keuangan Klinik:

a. Melaksanakan penyusunan anggaran keuangan klinik; b. Membuat pembukuan keuangan klinik;

c. Bertanggung jawab terhadap keuangan klinik; d. Membuat laporan keuangan klinik.

5. Klinik Umum BTH:

(5)

b. Menentukan pemeriksaan dan tindakan penunjang; c. Melaksanakan rujukan;

d. Melaksanakan keterangan sehat;

6. Klinik Pencegahan Kanker Serviks & Pengobatan:

a. Memberikan penyuluhan tentang kanker serviks kepada pasien;

b. Melakukan Papsmear, pemeriksaan secara mikroskopik dari jaringan serviks uteri yang dapat mendeteksi adanya sel-sel kanker;

c. Melakukan vaksinasi HPV;

d. Melakukan tindakan pengobatan akan dilakukan sesuai dengan stadium penderita kanker serviks saat di diagnosis.

7. Apotek:

a. Membuat laporan rugi laba apotek;

b. Mengatur, mengecek dan mengawasi keuangan hasil penjualan perbekalan apotek setiap hari;

c. Melaporkan penggunaan obat dan alat pakai habis apotek; d. Melakukan pemesanan obat kepada PBF;

e. Melakukan pelayanan kefarmasian meliputi penerimaan resep dari pasien; f. Memberikan obat sesuai resep dari dokter;

g. Melakukan pengambilan obat ke gudang; 8. Laboratorium:

a. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimen; b. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan specimen;

(6)

d. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji;

e. Membaca morfologi darah;

f. Menentukan jenis reagent dan jenis pemeriksaan laboratorium; g. Mengadakan komunikasi dengan klinis;

h. Menjawab konsul hasil dan pemeriksaan laboratorium. 9. Gigi:

a. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut; b. Memberikan bintek kegiatan program kesgilut;

c. Membina peran serta masyarakat dalam rangga kemandirian dibidang gigi dan mulut;

10. Psikologi & Terapi:

a. Mengubah pikiran-pikiran yang desdruktif atau mengalami konfusi atau tidak memahami masalah individu itu sendiri dengan memberikan ide-ide atau informasi baru, dan membimbing individu memecahkan masalah itu sendiri;

b. Mendorong pasien dalam mengungkapkan secara bebas perasaan-perasaan dan memberikan suatu lingkungan yang menunjang, karena orang-orang yang mencari terapi umumnya mengalami emosi yang sangat tidak menyenangkan;

c. Membantu menghilangkan tingkah laku-tingkah laku yang mengganggu para pasien dan membimbing mereka kepada kehidupan yang lebih efektif;

(7)

d. Membantu pasien dalam memperbaiki hubungan dengan keluarga mereka, teman, kolega dan lain-lain. Mereka membantu mengurangi sumber-sumber stres pasien;

e. Membantu menghilangkan gangguan biomedis pasien yang langsung atau menambah kesulitan-kesulitan psikologis.

3.2. Prosedur Sistem Berjalan

Prosedur sistem berjalan menjelaskan kegiatan utama sistem dari masalah yang menjadi tema tugas akhir.

1. Prosedur Pemesanan Obat

Assisten apoteker akan membuat defekta terlebih dahulu yang berisi tentang daftar obat yang dibutuhkan untuk diberikan kepada apoteker kemudian apoteker akan membuat surat pesanan yang berisi daftar obat yang dibutuhkan kepada PBF. Jika ada obat yang dipesan mengandung prekursor maka apoteker akan membuat surat pesanan obat khusus mengandung prekursor.

2. Prosedur Pembelian dan Retur

Setelah pihak apoteker memberikan surat pesanan kepada PBF, pihak apoteker akan menerima copy faktur penjualan dari PBF , kemudian assisten apoteker akan melakukan pengecekan, jika obat sesuai pesanan dan dalam keadaan baik maka pihak apoteker akan segera membayar obat tersebut dan mencatat di buku pembelian obat sebagai obat masuk, jika obat tidak sesuai atau banyak kekurangan maka pihak apoteker akan mengembalikan obat tersebut beserta copy faktur penjualan dari PBF.

(8)

3. Prosedur Penjualan Obat

Konsumen datang akan membeli obat ke klinik, jika konsumen tersebut membawa resep obat maka akan diberikan kepada assisten apoteker, kemudian assisten apoteker akan memberikan obat kepada konsumen, kemudian konsumen melakukan pembayaran. Konsumen akan diberikan kwitansi sebagai bukti telah melakukan pembayaran. Pihak assisten apoteker akan mencatat hasil penjualan obat di buku penjualan.

4. Prosedur Pembuatan Laporan

Apoteker membuat laporan harian berdasarkan data dari buku penjualan dan buku pembelian obat, kemudian akan diberikan kepada bagian keuangan klinik untuk dibuatkan laporan keuangan bulanan yang akan dilaporkan kepada pimpinan klinik.

3.3. Use Case Diagram

1.Use Cse Diagram Pemesanan Obat

Gambar III.2.

(9)

Keterangan:

1. PBF = Pedagang Besar Farmasi 2. SPO = Surat Pemesanan Obat

Tabel III.1.

Deskripsi Use Case Pemesanan Obat

Use Case Name Pemesanan obat

Requirements Apoteker membuat surat pemesanan obat

Goal Apoteker membuat surat pemesanan obat kepada

PBF

Pre-Conditions Assisten apoteker membuat defekta

Post-Conditions Apoteker membuat surat pemesanan obat kepada

PBF

Failed end Condition Assisten apoteker tidak dapat membuat surat

pemesanan

Actors Assisten apoteker, apoteker, PBF

Main Flow / Basic Path 1. Assisten apoteker membuat defekta

2. Apoteker membuat surat pemesanan obat 3. PBF menerima surat pemesanan obat

(10)

2. Use Case Diagram Pembelian Obat dan Retur

Gambar III.3.

Use Case Diagram Pembelian Obat dan Retur Keterangan:

1. PBF = Pedagang Besar Farmasi

Tabel III.2.

Deskripsi Use Case Pembelian Obat dan Retur

Use Case Name Pembelian obat dan retur obat

Requirements Apoteker menerima copy faktur penjualan

Goal Assisten apoteker melakukan pencatatan di buku

pembelian

Pre-Conditions Apoteker memberikan surat pesanan

Post-Conditions Assisten apoteker melakukan pembayaran obat

(11)

Failed end Condition Apoteker tidak dapat membuat copy faktur penjualan

Actors Apoteker, assisten apoteker , PBF

Main Flow / Basic Path 1. Apoteker menerima copy faktur penjualan

2. Assisten apoteker melakukan pengecekan obat

3. Assisten apoteker melakukan pembayaran 4. Assisten apoteker melakukan pengembalian

obat

5. Pencatatan di buku pembelian obat oleh assisten apoteker

3. Use Case Diagram Penjualan Obat

Gambar III.4.

Use Case Diagram Penjualan Obat Tabel III.3.

Deskripsi Use Case Penjualan Obat

Use Case Name Penjualan obat

(12)

Goal Assisten Apoteker melakukan pencatatan dibuku penjualan

Pre-Conditions Konsumen memberikan resep obat

Post-Conditions Pencatatan di buku penjualan oleh Assisten

apoteker

Failed end Condition Assisten Apoteker tidak dapat membuat resep

obat

Actors Assisten Apoteker, Konsumen

Main Flow / Basic Path 1. Konsumen membeli obat

2. Assisten Apoteker menerima resep obat 3. Assisten apoteker memberikan obat 4. Konsumen melakukan pembayaran 5. Assisten Apoteker membuat kwitansi

6. Assisten Apoteker melakukan pencatatan dibuku penjualan obat

4. Use Case Diagram Pembuatan Laporan Persediaan obat

Gambar III.5

(13)

Tabel III.4.

Deskripsi Use Case Pembuatan Laporan Persediaan Obat

Use Case Name Pembuatan laporan

Requirements Apoteker membuat laporan harian persediaan

obat

Goal Bagian Keuangan membuat laporan keuangan

bulanan

Pre-Conditions Bagian keuangan menerima kartu stok

Post-Conditions Pimpinan klinik menerima laporan keuangan

bulanan

Failed end Condition Apoteker tidak dapat membuat laporan keuangan

bulanan

Actors Apoteker, Bagian Keuangan, Pimpinan Klinik

Main Flow / Basic Path 1. Apoteker membuat kartu stok

2. Bagian keuangan menerima kartu stok

3. Bagian keuangan membuat laporan keuangan bulanan

4. Pimpinan klinik menerima laporan keuangan bulanan

3.4. Spesifikasi Dokumen Sistem Berjalan A. Dokumen Masukan

1. Nama Dokumen : Defekta

Fungsi : Untuk mengetahui daftar obat yang diperlukan Sumber : Assisten Apoteker

Tujuan : Apoteker Media : Kertas Jumlah : 1 Lembar

Frekuensi : Setiap akan melakukan pemesanan obat Bentuk : Lihat lampiran A.1

(14)

2. Nama Dokumen : Copy Faktur Penjualan

Fungsi : Sebagai bukti telah melakukan pembelian obat Sumber : PBF (Pedagang Besar Farmasi)

Tujuan : Apoteker Media : Kertas Jumlah : 2 Lembar

Frekuensi : Setiap akan melakukan pembayaran obat Bentuk : Lihat Lampiran A.2.

3. Nama Dokumen : Resep Obat

Fungsi : Untuk mengetahui daftar obat yang diperlukan Sumber : Konsumen

Tujuan : Assisten Apoteker Media : Kertas

Jumlah : 1 Lembar

Frekuensi : Setiap akan melakukan pembelian obat Bentuk : Lihat Lampiran A.3.

4. Nama Dokumen : Buku pembelian obat

Fungsi : Untuk mengetahui daftar obat yang telah dibeli Sumber : Assisten Apoteker

Tujuan : Apoteker Media : Buku Jumlah : 1 buku

Frekuensi : Setiap akan melakukan pembelian obat Bentuk : Lihat Lampiran A.4.

(15)

5. Nama Dokumen : Buku Penjualan Obat

Fungsi : Untuk mengetahui daftar obat yang telah dijual Sumber : Assisten Apoteker

Tujuan : Apoteker Media : Buku Jumlah : 1 buku

Frekuensi : Setiap terjadi penjualan obat Bentuk : Lihat Lampiran A.5.

B. Dokumen Keluaran

1. Nama Dokumen : SPO ( Surat Pemesanan Obat )

Fungsi : Untuk mengetahi daftar obat yang akan dipesan Sumber : Apoteker

Tujuan : PBF ( Pedagang Besar Farmasi ) Media : Kertas

Jumlah : 1 Lembar

Frekuensi : Setiap akan melakukan pemesanan obat Bentuk : Lihat Lampiran B.1.

2. Nama Dokumen : SPO ( Surat Pemesanan Obat) Mengandung Prekursor Fungsi : Untuk mengetahui daftar obat mengandung prekursor

yang akan dipesan Sumber : Apoteker

Tujuan : PBF (Pedagang Besar Farmasi) Media : Kertas

(16)

Frekuensi : Setiap terjadi pemesanan obat Bentuk : Lihat Lampiran B.2.

3. Nama Dokumen : Kwitansi

Fungsi : Sebagai bukti telah melakukan pembayaran obat Sumber : Assisten Apoteker

Tujuan : Konsumen Media : Kertas Jumlah : 1 Lembar

Frekuensi : Setiap konsumen membayar obat yang dibeli Bentuk : Lampiran B.3.

4. Nama Dokumen : Laporan Harian

Fungsi : Sebagai laporan harian persediaan obat Sumber : Apoteker

Tujuan : Bagian Keuangan Media : Kertas

Jumlah : 1 Lembar

Frekuensi : Setiap akan melakukan pembuatan laporan harian Bentuk : Lihat Lampiran B.4.

5. Nama Dokumen : Laporan Keuangan Bulanan

Fungsi : Untuk mengetahui laporan keuangan bulanan Sumber : Bagian Keuangan

Tujuan : Pimpinan Klinik Media : Kertas

(17)

Frekuensi : Terjadi setiap akhir bulan Bentuk : Lampiran B.5.

3.5. Permasalahan Pokok

Permasalahan pokok yang dialami oleh Klinik Bakti Tunas Husada Tasikmalaya pada proses persediaan obat yaitu:

1. Proses pemesanan obat, pembelian obat masih dicatat dalam sebuah buku yang menyebabkan sering terjadinya kehilangan data atau kerusakan data. 2. Proses pemesanan obat belum optimal dikarenakan tidak menentunya jumlah

obat yang dipesan sehingga kebutuhan konsumen tidak terpenuhi,dan sering terjadi penumpukan obat sehingga banyak obat yang kadaluarsa.

3. Sulit membedakan mana penjualan obat bebas atau bukan penjualan obat prekursor dikarenakan setiap transaksi penjualan dicatat dalam satu buku. 4. Belum optimalnya penggunaan kartu stok , sehingga sering terjadi kesalahan

dalam menghitung jumlah persediaan obat yang ada dan sering terjadi kehilangan data.

5. Pada proses pengecekan persediaan obat belum optimal sehingga membutuhkan waktu lama, serta sering ada obat yang sudah kadaluarsa 6. Proses pembuatan laporan belum terperinci dan sering terjadi kesalahan

(18)

3.6. Pemecahan Masalah

Untuk menyelesaikan permasalahan pokok di atas, penulis mengajukan usulan alternatif antara lain :

1. Membuat proses pemesanan obat, pembelian obat secara terkomputerisasi untuk menghindari kehilangan data atau kerusakan data.

2. Membuat proses pemesanan obat menggunakan metode EOQ (Economic

Order Quantity) Sehingga jumlah obat yang dipesan dapat memenuhi

kebutuhan konsumen dan untuk menghindari terjadinya penumpukan obat. 3. Membuat proses penjualan obat menjadi beberapa kategori untuk

memudahkan dalam membedakan mana penjualan obat bebas atau bukan penjualan obat bebas secara terkomputerisasi.

4. Membuat penggunaan kartu stok lebih optimal dengan terkomputerisasi sehingga memudahkan dalam menghitung jumlah persediaan yang ada dan menghindari terjadinya kehilangan data.

5. Pada proses pengecekan persediaan obat akan lebih optimal dengan menggunakan sistem terkomputerisasi sehingga lebih cepat mengetahui daftar obat yang mendekati tanggal kadaluarsa.

6. Dengan sistem terkomputerisasi meminimalisir terjadinya kesalahan pencatatan pada proses pembuatan laporan dan pembuatan laporan lebih terperinci.

Gambar

Gambar III.1. Struktur Organisasi
Gambar III.2.
Tabel III.1.
Gambar III.3.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Quenching akan mencegah adanya proses yang dapat terjadi pada pendinginan lambat seperti pertumbuhan butir Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kekerasan, kekuatan tarik

Berdasarkan dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan tujuan dari penelitian, maka penulis mengambil suatu hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut :

Pemberian kredit berdasarkan lama usaha mempunyai pengaruh sebesar 10,55% dan usaha debitur > 8 tahun mempunyai kenaikan rataan ROE lebih tinggi sebesar 7,08% dibandingkan

Hasil belajar yang memperoleh pada pembelajaran matematika melalui STAD berbasis Realistic Mathematics mengalami peningkatan yaitu pertemuan 1 siklus I rata- rata 70

Jika aspek penelitian yang telah diulas di atas berkaitan langsung dengan proses pengumpulan data untuk mengetahui lebih dalam fungsi dan makna seni cadas di

Birth-Death Process T merupakan suatu rantai Markov waktu kontinu, yaitu proses Stokastik yang mempunyai status diskrit dan waktu kontinu dengan sifat status pada masa akan

Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengaturan, pembinaan dan pengembangan bidang usaha industri yang dilakukan oleh Pemerintah dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang- Undang

Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum, dalam melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan