IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum
1. Sejarah PT. Bank Jabar Banten Cabang Cianjur
Bank Jabar Banten dalam sejarah berdirinya mengalami beberapa proses pembaharuan, baik dalam sasaran operasi maupun nama dari Bank tersebut, Bank Jabar Banten yang sekarang dikenal bermula dari NV.DENIS (De Eerste Nederlandsch Indishe Shareholding) sebagai perusahaan milik Belanda. Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 30/1960 mengenai nasionalisasi perubahan-perubahan milik Belanda dan Pengumuman Provinsi, NV.DENIS diambil alih menjadi milik Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Selanjutnya berdasarkan SK Gubernur Nomor : 3/GKHD/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961, seluruh hak dan kewajiban, perlengkapan dan kekayaan serta usaha NV.DENIS berikut anak perusahaanya dialihkan kepada Pemerintah Daerah dengan nama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.
Pada tanggal 20 Mei 1961 melalui SK Gubernur Nomor : 7/gkh/bpd/ 61, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dikukuhkan menjadi bank milik Daerah, yang diresmikan oleh Pejabat Presiden RI saat itu yaitu Ir. H. Juanda Kartawidjaya. Pada tanggal 2 November 1992 dengan SK Direksi Bank Indonesia No 25/64/Kep/Dir, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditunjuk sebagai Bank Devisa. Yang saat ini telah memiliki jaringan kantor sebanyak 132 yang beroperasi di Wilayah Indonesia dengan Call Name “Bank Jabar Banten“. Setelah diuraikan mengenai pendiriannya, maka penulis kemukakan sejarah singkat berdirinya Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Cabang Cianjur atau sekarang dikenal dengan nama “Bank Jabar Banten Cabang Cianjur”.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Cabang Cianjur, didirikan pada tanggal 01 Februari 1968, dengan jumlah karyawan pada waktu itu hanya 7 orang kemudian berdasarkan pengesahan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat tanggal 27 Juni 1978 Nomor : 1/DP.040/PD/ 78. Bank Pembangunan Daerah atau disingkat dengan BPD.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 1/DP/040/PD/78 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Cabang Cianjur mempunyai misi mendukung dan mendorong kegiatan pembangunan di daerahnya dalam rangka pembangunan nasional dengan jalan melakukan atau menjalankan usaha-usahanya sebagai lembaga keuangan. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Cabang Cianjur sesuai dengan misi di atas juga mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Sebagai Bank Pembangunan b. Sebagai Bank umum
c. Sebagai Pemegang kas Daerah 2. Produk Perusahaan
Produk yang ditawarkan oleh PT. Bank Jabar Banten saat ini terdiri dari produk jasa dan layanan yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.
3. Kondisi Lingkungan
Sesuai dengan laporan Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2007, bahwa dalam rangka mendukung program pemerintah maka kebijakan perkreditan Bank Jabar Banten ke depan akan di arahkan untuk meningkatkan kredit retail dan pemberian kredit kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memberikan dampak multiplier kepada seluruh sektor usaha dan penyaluran kredit program kepada debitur-debitur binaan yang prospektif seperti kredit pertanian dan kredit pola syariah. Dalam operasionalnya kebijakan perkreditan tersebut akan didistribusikan kepada setiap kantor cabang Bank Jabar, termasuk dalam hal ini Bank Jabar Banten Cabang Cianjur, sebagai perwakilan dari kantor pusat yang ada di Wilayah Kabupaten Cianjur.
Bank Jabar Banten yang didukung dengan 132 jaringan kantor yang ada saat ini, serta dukungan penuh pemerintah daerah sebagai pemilik, termasuk dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Cianjur maka bukan hal
yang sangat sulit untuk mengembangkan bisnisnya khususnya mikrobanking, mengingat sumber daya manusia yang berpengalaman.
Lembaga keuangan lain baik formal maupun non formal yang menggeluti bisnis mikro merupakan tantangan yang harus dihadapi. Lembaga keuangan dimaksud adalah :
a. Koperasi Simpan Pinjam
b. Bank Rakyat Indonesia khususnya BRI Unit Desa c. Bukopin
d. Bank Danamon Simpan Pinjam e. Bank Perkreditan Rakyat
f. Lembaga Perkreditan Kecamatan g. Lembaga Keuangan Non Bank. h. Rentenir
Namun demikian, karena jangkauan operasional serta target pasar yang berbeda-beda hal ini menjadi sebuah tantangan yang masih dapat teratasi bagi PT. Bank Jabar Banten, Cabang Cianjur dalam mengembangkan bisnisnya di sektor mikrobanking.
B. Kinerja keuangan usaha debitur mikro Bank Jabar Banten, Cabang Cianjur
Keputusan Bank Jabar Banten untuk lebih dalam mengembangkan usaha mikro membawa keharusan menyesuaikan dengan paradigma baru menurut dimensi-dimensi mikro, dengan menggunakan pola pikir, logika dan cara berbeda dengan yang dipraktekkan kepada skala usaha lainnya. Penyaluran kredit mikro diperkirakan dapat mentransformasikan praktek-praktek yang dilakukan rentenir, koperasi simpan pinjam ataupun Lembaga keuangan mikro lainnya yang sifatnya informal menjadi formal. Produk kredit mikro yang ada, dikelompokan menjadi beberapa fitur dan masing-masing fitur (Lampiran 2) telah disesuaikan dengan target pasar pengusaha mikro (Tim Proyek Mikro Banking Bank Jabar, 2006).
Dalam kajian ini dilakukan pengamatan terhadap 30 responden pengusaha mikro yang telah menjadi debitur PT. Bank Jabar Banten Cabang, Cianjur, seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Profil debitur mikro PT. Bank Jabar Banten, Cabang Cianjur (dalam jutaan rupiah).
No. Jenis Usaha Ekonomi Sektor Tahun berdiri usaha Tahun pemberian kredit Besar Kredit Total Asset Jangka Waktu (Bulan)
1 Bengkel Las Jasa 2002 2006 8 45 24
2 Sembako Perdagangan 2003 2006 6 35 24
3 Perdagangan
Beras Perdagangan 1989 2006 12 43 24
4 Bubur Ayam Perdagangan 1985 2006 5 9 24
5 Bengkel Mobil Jasa 2004 2006 23 55 24
6 Kios Rokok Perdagangan 1985 2006 15 22 24
7 Pakaian Jadi Perdagangan 2004 2006 10 35 24
8 Service Komputer Jasa 2001 2006 10 38 24
9 Onderdil Motor Perdagangan 1984 2006 9 32 24
10 Ayam Potong Perdagangan 2000 2006 15 28 24
11 Kue Kering Perdagangan 2002 2006 15 31 24 12 Toko ATK Perdagangan 1983 2007 30 31 24
13 Industri Kerajinan Industri 2003 2007 40 88 12
14 Sembako Perdagangan 2004 2007 20 69 12
15 Counter HP Perdagangan 2003 2007 8 27 24
16 Jasa Wartel Jasa 2003 2007 5 35 24
17 Sembako Perdagangan 1986 2007 10 39 24
18 Pakaian Jadi Perdagangan 1985 2007 15 64 24
19 Bakso Perdagangan 1988 2007 8 14 24
20 Bakso Perdagangan 2000 2007 8 12 24
21 Pakaian Jadi Perdagangan 2003 2007 10 64 24
22 Sembako Perdagangan 1989 2007 10 41 12
23 Ternak Kelinci Peternakan 2000 2007 10 71 24
24 Kelontong Perdagangan 2002 2007 10 24 12
25 Telur Ayam Perdagangan 2001 2007 15 30 12
26 Jasa Kendaraan Jasa 2001 2007 15 49 12
27 Jasa Kendaraan Jasa 1980 2007 6 18 12
28 Kue Kering Perdagangan 2000 2004 7 48 24
29 Martabak Perdagangan 2003 2005 6 17 12
30 Kelontong Perdagangan 2002 2006 25 87 24
Jumlah 386 1201
Rataan 13 40
Secara lebih lengkap karakteristik debitur mikro PT. Bank Jabar Banten, Cabang Cianjur dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik debitur mikro PT. Bank Jabar Banten
No. Karakteristik Jumlah Persen (%)
1. Jenis usaha a. Sembako
b. Makanan
c. Perbengkelan dan suku cadang d. Rental e. Elektronik f. Pakaian g. Kelontongan h. Lain-lain 5 6 3 3 2 3 3 5 16,7 20,0 10,0 10,0 6,6 10,0 10,0 16,7 2. Sektor ekonomi
a. Jasa, inudstri & peternakan
b. Perdagangan 22 8 26,6 73,4 3. Lama usaha a. > 8 tahun b. < 8 tahun 14 16 46,7 53,3 4. Periode kredit a. ≤ Tahun 2006 b. Tahun 2007 14 16 46,7 53,3
5. Jangka waktu kredit a. 12 bulan b. 24 bulan 8 22 26,7 73,3 6. Besar kredit a. < 10 juta b. > 10 juta 19 11 63,3 36,7 7. Total Asset a. < 35 juta b. > 35 juta 14 16 46,7 53,3 1. Profitabilitas
Dengan menghitung profitabilitas dapat diketahui sejauhmana
suatu perusahaan telah mengoptimalkan pengelolaan aset dan kewajiban-nya dalam memaksimumkan laba, oleh karenakewajiban-nya analisis rasio
profitabilitas akan sangat bermanfaat untuk menilai kinerja keuangan
suatu perusahaan khususnya dalam pencapaian laba. Seperti telah disampaikan dimuka bahwa analisis profitabilitas yang digunakan dalam
kajian ini adalah profit margin (PM), return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).
Rasio profitabilitas yang dicapai oleh debitur usaha mikro di Bank Jabar Banten Cabang Cianjur, sebelum dan setelah pemberian kredit seperti terlihat dalam Tabel 8.
Tabel 8. Profitabilitas usaha debitur mikro Bank Jabar Banten
Cabang Cianjur
PM (%) ROA (%) ROE (%)
No. Jenis Usaha
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 2 3 4 5 6 7 8 1 Industri Kerajinan 10.79 12.38 11.01 14.78 39.63 53.04 2 Sembako 2.22 3.45 3.85 4.74 7.27 9.19 3 Sembako 4.17 5.81 3.38 6.58 6.74 13.71 4 Kelontong 5.68 10.75 5.32 8.61 14.73 48.30 5 Telur Ayam 4.49 4.99 6.66 7.99 33.22 44.30 6 Jasa Kendaraan 4.13 10.24 1.91 5.22 2.49 8.22 7 Jasa Kendaraan 13.24 15.79 5.53 11.09 16.41 23.49 8 Martabak 6.41 5.00 5.24 4.00 14.14 12.25 9 Bengkel Las 11.67 20.00 1.54 3.63 1.89 4.86 10 Sembako 2.09 3.76 1.35 2.72 1.64 3.92 11 Perdagangan Beras 2.50 4.09 1.72 3.54 2.27 5.58 12 Bubur Ayam 7.92 11.07 5.33 7.95 14.75 30.94 13 Bengkel Mobil 10.83 19.50 2.95 5.08 5.33 14.39 14 Kios Rokok 4.60 5.30 4.71 6.17 14.80 22.70 15 Pakaian Jadi 3.49 6.17 2.20 4.12 3.05 7.18 16 Service Komputer 10.00 20.83 1.97 7.35 2.59 10.78 17 Onderdil Motor 4.72 7.84 2.70 5.12 4.19 9.85 18 Ayam Potong 3.28 6.10 4.92 7.25 11.98 23.87 19 Kue Kering 3.16 4.71 4.35 5.22 9.10 16.45 20 Toko ATK 2.54 7.86 2.50 6.31 9.11 49.22 21 Counter HP 4.17 8.06 1.85 5.01 2.38 6.90 22 Jasa Wartel 13.18 3.49 1.40 1.30 1.68 1.48 23 Sembako 2.22 4.14 2.05 4.04 2.76 7.51 24 Pakaian Jadi 4.50 8.00 2.11 3.76 2.92 6.48 25 Bakso 8.02 15.90 5.06 8.63 13.00 42.99 26 Bakso 8.02 13.57 6.17 9.39 24.05 81.43 27 Pakaian Jadi 4.72 8.00 1.33 3.69 1.61 4.55 28 Ternak Kelinci 5.93 9.22 1.13 2.69 1.33 3.91 29 Kue Kering 3.33 2.67 1.04 0.93 1.19 0.95 30 Kelontong 2.42 4.09 2.95 5.94 5.00 12.06
Dari Tabel 8 tersebut diatas jika dikelompokan berdasarkan jangka waktu kredit, sektor ekonomi, lamanya usaha, tahun pemberian kredit, besarnya plafond kredit serta besarnya total aset usaha debitur dapat
a. Berdasarkan jangka waktu kredit
Jangka waktu kredit terbagi dalam dua kelompok yaitu kredit dengan jangka waktu selama 12 bulan dan kredit dengan jangka waktu selama 24 bulan seperti pada Tabel 9.
Tabel 9. Kinerja keuangan usaha debitur mikro berdasarkan jangka waktu kredit.
PM (%) ROA (%) ROE (%)
No. Jenis Usaha JW
(Bln) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. Jangka Waktu 12 Bulan
1 Industri Kerajin 12 10.79 12.38 11.01 14.78 39.63 53.04 2 Sembako 12 2.22 3.45 3.85 4.74 7.27 9.19 3 Sembako 12 4.17 5.81 3.38 6.58 6.74 13.71 4 Kelontong 12 5.68 10.75 5.32 8.61 14.73 48.30 5 Telur Ayam 12 4.49 4.99 6.66 7.99 33.22 44.30 6 Jasa Kendaraan 12 4.13 10.24 1.91 5.22 2.49 8.22 7 Jasa Kendaraan 12 13.24 15.79 5.53 11.09 16.41 23.49 8 Martabak 12 6.41 5.00 5.24 4.00 14.14 12.25 Sub Total 51.12 68.41 42.91 63.01 134.62 212.50 Sub Rataan 6.39 8.55 5.36 7.88 16.83 26.56
II. Jangka Waktu 24 Bulan
1 Bengkel Las 24 11.67 20.00 1.54 3.63 1.89 4.86 2 Sembako 24 2.09 3.76 1.35 2.72 1.64 3.92 3 Perdg. Beras 24 2.50 4.09 1.72 3.54 2.27 5.58 4 Bubur Ayam 24 7.92 11.07 5.33 7.95 14.75 30.94 5 Bengkel Mobil 24 10.83 19.50 2.95 5.08 5.33 14.39 6 Kios Rokok 24 4.60 5.30 4.71 6.17 14.80 22.70 7 Pakaian Jadi 24 3.49 6.17 2.20 4.12 3.05 7.18 8 Service Komptr 24 10.00 20.83 1.97 7.35 2.59 10.78 9 Onderdil Motor 24 4.72 7.84 2.70 5.12 4.19 9.85 10 Ayam Potong 24 3.28 6.10 4.92 7.25 11.98 23.87 11 Kue Kering 24 3.16 4.71 4.35 5.22 9.10 16.45 12 Toko ATK 24 2.54 7.86 2.50 6.31 9.11 49.22 13 Counter HP 24 4.17 8.06 1.85 5.01 2.38 6.90 14 Jasa Wartel 24 13.18 3.49 1.40 1.30 1.68 1.48 15 Sembako 24 2.22 4.14 2.05 4.04 2.76 7.51 16 Pakaian Jadi 24 4.50 8.00 2.11 3.76 2.92 6.48 17 Bakso 24 8.02 15.90 5.06 8.63 13.00 42.99 18 Bakso 24 8.02 13.57 6.17 9.39 24.05 81.43 19 Pakaian Jadi 24 4.72 8.00 1.33 3.69 1.61 4.55 20 Ternak Kelinci 24 5.93 9.22 1.13 2.69 1.33 3.91 21 Kue Kering 24 3.33 2.67 1.04 0.93 1.19 0.95 22 Kelontong 24 2.42 4.09 2.95 5.94 5.00 12.06 Sub Total 123.32 194.37 61.33 109.84 136.61 368.00 Sub Rataan 5.61 8.84 2.79 4.99 6.21 16.73 Total 174.43 262.78 104.24 172.85 271.23 580.50 Rataan 5.81 8.76 3.47 5.76 9.04 19.35
b. Sektor ekonomi
Sektor ekonomi usaha debitur terdiri dari dua kelompok yaitu sektor usaha perdagangan dan kelompok sektor usaha industri, jasa dan peternakan seperti pada Tabel 10.
Tabel 10. Kinerja keuangan debitur berdasarkan sektor ekonomi
PM (%) ROA (%) ROE (%)
No. Sektor
Ekonomi Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 3 4 5 6 7 8 9
I. Sektor Industri, Jasa dan Peternakan
1 Industri 10.79 12.38 11.01 14.78 39.63 53.04 2 Industri 6.41 5.00 5.24 4.00 14.14 12.25 3 Jasa 11.67 20.00 1.54 3.63 1.89 4.86 4 Jasa 10.83 19.50 2.95 5.08 5.33 14.39 5 Jasa 10.00 20.83 1.97 7.35 2.59 10.78 6 Jasa 13.18 3.49 1.40 1.30 1.68 1.48 7 Jasa 4.13 10.24 1.91 5.22 2.49 8.22 8 Jasa 13.24 15.79 5.53 11.09 16.41 23.49 9 Peternakan 5.93 9.22 1.13 2.69 1.33 3.91 Sub Total 86.17 116.45 32.69 55.14 85.48 132.42 Rata-rata 9.57 12.94 3.63 6.13 9.50 14.71
II. Sektor Perdagangan
1 Perdagangan 2.09 3.76 1.35 2.72 1.64 3.92 2 Perdagangan 2.50 4.09 1.72 3.54 2.27 5.58 3 Perdagangan 7.92 11.07 5.33 7.95 14.75 30.94 4 Perdagangan 4.60 5.30 4.71 6.17 14.80 22.70 5 Perdagangan 3.49 6.17 2.20 4.12 3.05 7.18 6 Perdagangan 4.72 7.84 2.70 5.12 4.19 9.85 7 Perdagangan 3.28 6.10 4.92 7.25 11.98 23.87 8 Perdagangan 3.16 4.71 4.35 5.22 9.10 16.45 9 Perdagangan 2.54 7.86 2.50 6.31 9.11 49.22 10 Perdagangan 2.22 3.45 3.85 4.74 7.27 9.19 11 Perdagangan 4.17 8.06 1.85 5.01 2.38 6.90 12 Perdagangan 2.22 4.14 2.05 4.04 2.76 7.51 13 Perdagangan 4.50 8.00 2.11 3.76 2.92 6.48 14 Perdagangan 8.02 15.90 5.06 8.63 13.00 42.99 15 Perdagangan 8.02 13.57 6.17 9.39 24.05 81.43 16 Perdagangan 4.72 8.00 1.33 3.69 1.61 4.55 17 Perdagangan 4.17 5.81 3.38 6.58 6.74 13.71 18 Perdagangan 5.68 10.75 5.32 8.61 14.73 48.30 19 Perdagangan 4.49 4.99 6.66 7.99 33.22 44.30 20 Perdagangan 3.33 2.67 1.04 0.93 1.19 0.95 21 Perdagangan 2.42 4.09 2.95 5.94 5.00 12.06 Sub Total 88.26 146.33 71.55 117.71 185.75 448.08 Rata-rata 4.20 6.97 3.41 5.61 8.85 21.34 Total 174.43 262.78 104.24 172.85 271.23 580.50 Rata-rata 5.81 8.76 3.47 5.76 9.04 19.35
c. Berdasarkan lama usaha
Lama usaha terdiri dari dua kelompok yaitu usaha yang berdiri > 8 tahun dan kelompok usaha yang berdiri < 8 tahun, seperti pada Tabel 11.
Tabel 11. Kinerja keuangan usaha debitur berdasarkan lama usaha
PM (%) ROA (%) ROE (%)
No. Jenis Usaha Th Mulai
Usaha Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. Berdiri Usaha Sampai dengan tahun 2000 1 Jasa Kendaraan 1980 13.24 15.79 5.53 11.09 16.41 23.49 2 Toko ATK 1983 2.54 7.86 2.50 6.31 9.11 49.22 3 Onderdil Motor 1984 4.72 7.84 2.70 5.12 4.19 9.85 4 Bubur Ayam 1985 7.92 11.07 5.33 7.95 14.75 30.94 5 Kios Rokok 1985 4.60 5.30 4.71 6.17 14.80 22.70 6 Pakaian Jadi 1985 4.50 8.00 2.11 3.76 2.92 6.48 7 Sembako 1986 2.22 4.14 2.05 4.04 2.76 7.51 8 Bakso 1988 8.02 15.90 5.06 8.63 13.00 42.99 9 Perdagangan Beras 1989 2.50 4.09 1.72 3.54 2.27 5.58 10 Sembako 1989 4.17 5.81 3.38 6.58 6.74 13.71 11 Ayam Potong 2000 3.28 6.10 4.92 7.25 11.98 23.87 12 Bakso 2000 8.02 13.57 6.17 9.39 24.05 81.43 13 Ternak Kelinci 2000 5.93 9.22 1.13 2.69 1.33 3.91 14 Kue Kering 2000 3.33 2.67 1.04 0.93 1.19 0.95 Sub Total 74.99 117.36 48.34 83.45 125.50 322.63 Sub Rataan 5.36 8.38 3.45 5.96 8.96 23.05
II. Berdiri Usaha setelah tahun 2000 1 Service Komputer 2001 10.00 20.83 1.97 7.35 2.59 10.78 2 Telur Ayam 2001 4.49 4.99 6.66 7.99 33.22 44.30 3 Jasa Kendaraan 2001 4.13 10.24 1.91 5.22 2.49 8.22 4 Bengkel Las 2002 11.67 20.00 1.54 3.63 1.89 4.86 5 Kue Kering 2002 3.16 4.71 4.35 5.22 9.10 16.45 6 Kelontong 2002 5.68 10.75 5.32 8.61 14.73 48.30 7 Kelontong 2002 2.42 4.09 2.95 5.94 5.00 12.06 8 Sembako 2003 2.09 3.76 1.35 2.72 1.64 3.92 9 Industri Kerajinan 2003 10.79 12.38 11.01 14.78 39.63 53.04 10 Counter HP 2003 4.17 8.06 1.85 5.01 2.38 6.90 11 Jasa Wartel 2003 13.18 3.49 1.40 1.30 1.68 1.48 12 Pakaian Jadi 2003 4.72 8.00 1.33 3.69 1.61 4.55 13 Martabak 2003 6.41 5.00 5.24 4.00 14.14 12.25 14 Bengkel Mobil 2004 10.83 19.50 2.95 5.08 5.33 14.39 15 Pakaian Jadi 2004 3.49 6.17 2.20 4.12 3.05 7.18 16 Sembako 2004 2.22 3.45 3.85 4.74 7.27 9.19 Sub Total 99.44 145.42 55.90 89.40 145.73 257.87 Sub Rataan 6.22 9.09 3.49 5.59 9.11 16.12 Total 174.43 262.78 104.24 172.85 271.23 580.50 Rataan 5.81 8.76 3.47 5.76 9.04 19.35
d. Berdasarkan tahun pencairan kredit
Tahun pencairan kredit terdiri dari dua kelompok yaitu pencairan kredit ≤ tahun 2006 dan pencairan kredit pada tahun 2007, seperti pada Tabel 12.
Tabel 12. Kinerja keuangan usaha debitur berdasarkan tahun pencairan kredit
PM (%) ROA (%) ROE (%) No. Jenis Usaha
Tahun Pencai
ran Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. Pencairan kredit sampai dengan tahun 2006
1 Kue Kering 2004 3.33 2.67 1.04 0.93 1.19 0.95 2 Martabak 2005 6.41 5.00 5.24 4.00 14.14 12.25 3 Bengkel Las 2006 11.67 20.00 1.54 3.63 1.89 4.86 4 Sembako 2006 2.09 3.76 1.35 2.72 1.64 3.92 5 Perdagangan Beras 2006 2.50 4.09 1.72 3.54 2.27 5.58 6 Bubur Ayam 2006 7.92 11.07 5.33 7.95 14.75 30.94 7 Bengkel Mobil 2006 10.83 19.50 2.95 5.08 5.33 14.39 8 Kios Rokok 2006 4.60 5.30 4.71 6.17 14.80 22.70 9 Pakaian Jadi 2006 3.49 6.17 2.20 4.12 3.05 7.18 10 Service Komputer 2006 10.00 20.83 1.97 7.35 2.59 10.78 11 Onderdil Motor 2006 4.72 7.84 2.70 5.12 4.19 9.85 12 Ayam Potong 2006 3.28 6.10 4.92 7.25 11.98 23.87 13 Kue Kering 2006 3.16 4.71 4.35 5.22 9.10 16.45 14 Kelontong 2006 2.42 4.09 2.95 5.94 5.00 12.06 Sub Total 76.43 121.13 42.98 69.02 91.91 175.78 Sub Rataan 5.46 8.65 3.07 4.93 6.57 12.56
II. Pencairan kredit setelahtahun 2007
1 Toko ATK 2007 2.54 7.86 2.50 6.31 9.11 49.22 2 Industri Kerajinan 2007 10.79 12.38 11.01 14.78 39.63 53.04 3 Sembako 2007 2.22 3.45 3.85 4.74 7.27 9.19 4 Counter HP 2007 4.17 8.06 1.85 5.01 2.38 6.90 5 Jasa Wartel 2007 13.18 3.49 1.40 1.30 1.68 1.48 6 Sembako 2007 2.22 4.14 2.05 4.04 2.76 7.51 7 Pakaian Jadi 2007 4.50 8.00 2.11 3.76 2.92 6.48 8 Bakso 2007 8.02 15.90 5.06 8.63 13.00 42.99 9 Bakso 2007 8.02 13.57 6.17 9.39 24.05 81.43 10 Pakaian Jadi 2007 4.72 8.00 1.33 3.69 1.61 4.55 11 Sembako 2007 4.17 5.81 3.38 6.58 6.74 13.71 12 Ternak Kelinci 2007 5.93 9.22 1.13 2.69 1.33 3.91 13 Kelontong 2007 5.68 10.75 5.32 8.61 14.73 48.30 14 Telur Ayam 2007 4.49 4.99 6.66 7.99 33.22 44.30 15 Jasa Kendaraan 2007 4.13 10.24 1.91 5.22 2.49 8.22 16 Jasa Kendaraan 2007 13.24 15.79 5.53 11.09 16.41 23.49 Sub Total 98.00 141.65 61.27 103.83 179.32 404.72 Sub Rataan 6.13 8.85 3.83 6.49 11.21 25.30 Total 174.43 262.78 104.24 172.85 271.23 580.50 Rataan 5.81 8.76 3.47 5.76 9.04 19.35
e. Berdasarkan besarnya kredit
Besarnya kredit terdiri dari dua kelompok yaitu kredit ≤ Rp. 10.000.000,- dan kredit > Rp. 10.000.000,- seperti pada Tabel 13.
Tabel 13. Kinerja keuangan debitur mikro berdasarkan besarnya kredit (dalam jutaan rupiah)
PM (%) ROA (%) ROE (%)
No. Jenis Usaha Kredit
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. Plafond Kredit Sampai dengan Rp. 10.000.000,- Rupiah
1 Bubur Ayam 5 7.92 11.07 5.33 7.95 14.75 30.94 2 Jasa Wartel 5 13.18 3.49 1.40 1.30 1.68 1.48 3 Sembako 6 2.09 3.76 1.35 2.72 1.64 3.92 4 Jasa Kendaraan 6 13.24 15.79 5.53 11.09 16.41 23.49 5 Martabak 6 6.41 5.00 5.24 4.00 14.14 12.25 6 Kue Kering 7 3.33 2.67 1.04 0.93 1.19 0.95 7 Bengkel Las 8 11.67 20.00 1.54 3.63 1.89 4.86 8 Counter HP 8 4.17 8.06 1.85 5.01 2.38 6.90 9 Bakso 8 8.02 15.90 5.06 8.63 13.00 42.99 10 Bakso 8 8.02 13.57 6.17 9.39 24.05 81.43 11 Onderdil Motor 9 4.72 7.84 2.70 5.12 4.19 9.85 12 Pakaian Jadi 10 3.49 6.17 2.20 4.12 3.05 7.18 13 Service Komputer 10 10.00 20.83 1.97 7.35 2.59 10.78 14 Sembako 10 2.22 4.14 2.05 4.04 2.76 7.51 15 Pakaian Jadi 10 4.72 8.00 1.33 3.69 1.61 4.55 16 Sembako 10 4.17 5.81 3.38 6.58 6.74 13.71 17 Ternak Kelinci 10 5.93 9.22 1.13 2.69 1.33 3.91 18 Kelontong 10 5.68 10.75 5.32 8.61 14.73 48.30 Sub Total 144 118.98 172.07 54.59 96.85 128.13 315.00 Sub Rataan 8 6.61 9.56 3.03 5.38 7.12 17.50 II. Plafond Kredit diatas Rp. 10 Juta Rupiah
1 Perdagangan Beras 12 2.50 4.09 1.72 3.54 2.27 5.58 2 Kios Rokok 15 4.60 5.30 4.71 6.17 14.80 22.70 3 Ayam Potong 15 3.28 6.10 4.92 7.25 11.98 23.87 4 Kue Kering 15 3.16 4.71 4.35 5.22 9.10 16.45 5 Pakaian Jadi 15 4.50 8.00 2.11 3.76 2.92 6.48 6 Telur Ayam 15 4.49 4.99 6.66 7.99 33.22 44.30 7 Jasa Kendaraan 15 4.13 10.24 1.91 5.22 2.49 8.22 8 Sembako 20 2.22 3.45 3.85 4.74 7.27 9.19 9 Bengkel Mobil 23 10.83 19.50 2.95 5.08 5.33 14.39 10 Kelontong 25 2.42 4.09 2.95 5.94 5.00 12.06 11 Toko ATK 30 2.54 7.86 2.50 6.31 9.11 49.22 12 Industri Kerajinan 40 10.79 12.38 11.01 14.78 39.63 53.04 Sub total 240 55.46 90.71 49.66 76.00 143.10 265.50 Sub Rataan 20 4.62 7.56 4.14 6.33 11.93 22.13 Total 384 174.43 262.78 104.24 172.85 271.23 580.50 Rataan 13 5.81 8.76 3.47 5.76 9.04 19.35
f. Berdasarkan total asset usaha debitur
Total asset debitur terdiri dari dua kelompok yaitu total asset > Rp. 35.000.000,- dan total asset < Rp. 35.000.000,- seperti pada Tabel 14.
Tabel 14. Kinerja keuangan debitur mikro berdasarkan total asset (dalam jutaan rupiah)
PM (%) ROA (%) ROE (%)
No. Jenis Usaha Total
Asset Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. Total Asset Dibawah Rp. 35.000.000,- Rupiah
1 Bubur Ayam 9 7.92 11.07 5.33 7.95 14.75 30.94 2 Bakso 12 8.02 13.57 6.17 9.39 24.05 81.43 3 Bakso 14 8.02 15.90 5.06 8.63 13.00 42.99 4 Martabak 17 6.4 5.00 5.24 4.00 14.14 12.25 5 Transportasi 18 13.24 15.79 5.53 11.09 16.41 23.49 6 Kios Rokok 22 4.60 5.30 4.71 6.17 14.80 22.70 7 Kelontong 24 5.68 10.75 5.32 8.61 14.73 48.30 8 Counter HP 27 4.17 8.06 1.85 5.01 2.38 6.90 9 Ayam Potong 28 3.28 6.10 4.92 7.25 11.98 23.87 10 Telur Ayam 30 4.49 4.99 6.66 7.99 33.22 44.30 11 Kue Kering 31 3.16 4.71 4.35 5.22 9.10 16.45 12 Toko ATK 31 2.54 7.86 2.50 6.31 9.11 49.22 13 Onderdil Motor 32 4.72 7.84 2.70 5.12 4.19 9.85 14 Sembako 35 2.09 3.76 1.35 2.72 1.64 3.92 Sub total 328 78.34 120.70 61.69 95.46 183.49 416.61 Sub Rataan 23 5.60 8.62 4.41 6.82 13.11 29.76
II. Total Asset Diatas Rp. 35.000.000,- Rupiah
1 Pakaian Jadi 35 3.49 6.17 2.20 4.12 3.05 7.18 2 Jasa Wartel 35 13.18 3.49 1.40 1.30 1.68 1.48 3 Service Komputer 38 10.00 20.83 1.97 7.35 2.59 10.78 4 Sembako 39 2.22 4.14 2.05 4.04 2.76 7.51 5 Sembako 41 4.17 5.81 3.38 6.58 6.74 13.71 6 Perdagangan Beras 44 2.50 4.09 1.72 3.54 2.27 5.58 7 Bengkel Las 45 11.67 20.00 1.54 3.63 1.89 4.86 8 Kue Kering 48 3.33 2.67 1.04 0.93 1.19 0.95 9 Jasa Kendaraan 49 4.13 10.24 1.91 5.22 2.49 8.22 10 Bengkel Mobil 55 10.83 19.50 2.95 5.08 5.33 14.39 11 Pakaian Jadi 64 4.50 8.00 2.11 3.76 2.92 6.48 12 Pakaian Jadi 64 4.72 8.00 1.33 3.69 1.61 4.55 13 Sembako 69 2.22 3.45 3.85 4.74 7.27 9.19 14 Ternak Kelinci 71 5.93 9.22 1.13 2.69 1.33 3.91 15 Kelontong 87 2.42 4.09 2.95 5.94 5.00 12.06 16 Industri Kerajinan 88 10.79 12.38 11.01 14.78 39.63 53.04 Sub total 872 96.09 142.08 42.56 77.39 87.74 163.89 Sub Rataan 55 6.01 8.88 2.66 4.84 5.48 10.24 Total 1,200 174.43 262.78 104.24 172.85 271.23 580.50 Rataan 40 5.81% 8.76% 3.47% 5.76% 9.04% 19.35%
Berdasarkan Tabel 9 – 14 tersebut diatas dapat disampaikan pengaruh pemberian kredit terhadap kinerja keuangan debitur pada Tabel 15 - 17.
Tabel 15. Pengaruh pemberian kredit terhadap rataan PM
Rataan PM (%) Pengaruh/
No. Keterangan
Sebelum Sesudah kenaikan (%) I. Berdasarkan jangka waktu
1 12 bulan 6.39 8.55 2.16
2 24 bulan 5.61 8.84 3.23
3 Perbedaan 0.78 -0.29 -1.07
4 Rataan 6.00 8.70 2.70
II. Berdasarkan sektor ekonomi
1 Industri, jasa dan peternakan 9.57 12.94 3.37
2 Perdagangan 4.20 6.97 2.77
3 Perbedaan 5.37 5.97 0.60
4 Rataan 6.89 9.96 3.07
III. Berdasarkan lama usaha debitur
1 Lebih dari 8 tahun 5.36 8.38 3.02
2 Kurang dari 8 tahun 6.22 9.09 2.87
3 Perbedaan -0.86 -0.71 0.15
4 Rataan 5.79 8.74 2.95
VI. Berdasarkan tahun pencairan kredit
1 Sampai dengan tahun 2006 5.46 8.65 3.19
2 Pada tahun 2007 6.13 8.85 2.72
3 Perbedaan -0.67 -0.20 0.47
4 Rataan 5.80 8.75 2.96
V. Berdasarkan besarnya kredit
1 Sampai dengan Rp. 10 juta 6.61 9.56 2.95
2 Diatas Rp. 10 juta 4.62 7.56 2.94
3 Perbedaan 1.99 2.00 0.01
4 Rataan 5.62 8.56 2.95
VI. Berdasarkan total asset
1 Dibawah Rp. 35 juta 5.60 8.62 3.02
2 Diatas Rp. 35 juta 6.01 8.88 2.87
3 Perbedaan -0.41 -0.26 0.15
4 Rataan 5.81 8.75 2.95
Berdadasarkan pada Tabel 15, pengaruh penyaluran kredit terhadap kinerja PM usaha debitur adalah :
a. Pemberian kredit berdasarkan sektor ekonomi mempunyai pengaruh sebesar 3,07% terhadap kenaikanrataan PM usaha debitur dan sektor ekonomi industri, jasa dan peternakan mempunyai rataan PM lebih tinggi sebesar 0,60% dibandingkan dengan sektor perdagangan.
b. Pemberian kredit berdasarkan tahun pencairan mempunyai pengaruh
sebesar 2,96%, dan pencairan kredit ≤ tahun 2006 mempunyai kenaikan rataan PM lebih tinggi sebesar 0,47% dibandingkan pencairan tahun 2007.
c. Pemberian kredit berdasarkan lama usaha mempunyai pengaruh sebesar 2,95%, dan usaha debitur > 8 tahun mempunyai rataan PM lebih tinggi sebesar 0,15% dibandingkan usaha debitur < 8 tahun.
d. Pemberian kredit berdasarkan total asset mempunyai pengaruh sebesar 2,95% dan total asset debitur < Rp. 35 juta mempunyai rataan PM lebih tinggi 0,15% dibandingkan total asset debitur > Rp. 35 juta.
e. Pemberian kredit berdasarkan plafond kredit mempunyai pengaruh sebesar 2,95% dan plafond kredit ≤ Rp. 10 juta mempunai rataan PM lebih tinggi sebesar 0,01% dibandingkan dengan plafond > Rp. 10 juta.
f. Pemberian kredit berdasarkan jangka waktu mempunyai pengaruh sebesar 2,70% dan jangka waktu kredit 24 bulan mempunyai kenaikan rataan PM lebih tinggi sebesar 1,07% dibandingkan dengan jangka waktu 12 bulan. Tabel 16. Pengaruh pemberian kredit terhadap rataan ROA
Rataan ROA (%) Pengaruh/ No. Keterangan Sebelum Sesudah kenaikan (%) I. Berdasarkan jangka waktu
1 12 bulan 5.36 7.88 2.52
2 24 bulan 2.79 4.99 2.20
3 Perbedaan 2.57 2.89 0.32
4 Rataan 4.08 6.44 2.36
II. Berdasarkan sektor ekonomi
1 Industri, jasa dan peternakan 3.63 6.13 2.50
2 Perdagangan 3.41 5.61 2.20
3 Perbedaan 0.22 0.52 0.30
4 Rataan 3.52 5.87 2.35
III. Berdasarkan lama usaha debitur
1 Lebih dari 8 tahun 3.45 5.96 2.51
2 Kurang dari 8 tahun 3.49 5.59 2.10
3 Perbedaan -0.04 0.37 0.41
4 Rataan 3.47 5.78 2.31
VI. Berdasarkan tahun pencairan kredit
1 Sampai dengan tahun 2006 3.07 4.93 1.86
2 Pada tahun 2007 3.83 6.49 2.66
3 Perbedaan -0.76 -1.56 -0.80
4 Rataan 3.45 5.71 2.26
V. Berdasarkan besarnya kredit
1 Sampai dengan Rp. 10 juta 3.03 5.36 2.33
2 Diatas Rp. 10 juta 4.14 6.33 2.19
3 Perbedaan -1.11 -0.97 0.14
4 Rataan 3.59 5.85 2.26
VI. Berdasarkan total asset
1 Dibawah Rp. 35 juta 4.41 6.82 2.41
2 Diatas Rp. 35 juta 2.66 4.84 2.18
3 Perbedaan 1.75 1.98 0.23
Berdadasarkan pada Tabel 16, pengaruh penyaluran kredit terhadap kinerja ROA usaha debitur adalah :
a. Pemberian kredit berdasarkan jangka waktu mempunyai pengaruh sebesar
2,36% dan jangka waktu kredit 12 bulan mempunyai kenaikan rataan ROA lebih tinggi sebesar 0,32% dibandingkan dengan jangka waktu 24 bulan.
b. Pemberian kredit berdasarkan sektor ekonomi mempunyai pengaruh
sebesar 2,35% dan sektor ekonomi industri, jasa dan peternakan mempunyai kenaikan rataan ROA lebih tinggi sebesar 0,30% dibandingkan dengan sektor perdagangan.
c. Pemberian kredit berdasarkan lama usaha mempunyai pengaruh sebesar
2,31% dan usaha debitur > 8 tahun mempunyai kenaikan rataan ROA lebih tinggi sebesar 0,41% dibandingkan dengan usaha debitur < 8 tahun.
d. Pemberian kredit berdasarkan total asset mempunyai pengaruh sebesar
2,30% dan total asset debitur > Rp. 35 juta mempunyai kenaikan rataan ROA lebih tinggi sebesar 0,23% dibandingkan debitur yang mempunyai total asset > Rp. 35 juta.
e. Pemberian kredit berdasarkan besarnya kredit mempunyai pengaruh
sebesar 2,26% dan kredit dengan plafond ≤ Rp. 10 juta mempunai kenaikan rataan ROA lebih tinggi sebesar 0,14% dibandingkan dengan kredit dengan plafond > Rp. 10 juta.
f. Pemberian kredit berdasarkan tahun pencairan mempunyai pengaruh
sebesar 2,26% dan pencairan kredit pada tahun 2007 mempunyai kenaikan rataan ROA lebih tinggi sebesar 0,80% dibandingkan dengan pencairan ≤ tahun 2006.
Tabel 17. Pengaruh pemberian kredit terhadap kinerja keuangan ROE
Rataan ROA (%) Pengaruh/
No. Keterangan
Sebelum Sesudah kenaikan (%)
I. Berdasarkan jangka waktu
1 12 bulan 16.83 26.56 9.73
2 24 bulan 6.21 16.73 10.52
3 Perbedaan 10.62 9.83 -0.79
4 Rataan 11.52 21.65 10.13
II. Berdasarkan sektor ekonomi
1 Industri, jasa dan peternakan 9.50 14.71 5.21
2 Perdagangan 8.85 21.34 12.49
3 Perbedaan 0.65 -6.63 -7.28
4 Rataan 9.18 18.03 8.85
III. Berdasarkan lama usaha debitur
1 Lebih dari 8 tahun 8.96 23.05 14.09
2 Kurang dari 8 tahun 9.11 16.12 7.01
3 Perbedaan -0.15 6.93 7.08
4 Rataan 9.04 19.59 10.55
VI. Berdasarkan tahun pencairan kredit
1 Sampai dengan tahun 2006 6.57 12.56 5.99
2 Pada tahun 2007 12.21 25.30 13.09
3 Perbedaan -5.64 -12.74 -7.10
4 Rataan 9.39 18.93 9.54
V. Berdasarkan besarnya kredit
1 Sampai dengan Rp. 10 juta 7.12 17.50 10.38
2 Diatas Rp. 10 juta 11.93 22.13 10.20
3 Perbedaan -4.81 -4.63 0.18
4 Rataan 9.53 19.82 10.29
VI. Berdasarkan total asset
1 Dibawah Rp. 35 juta 13.11 29.76 16.65
2 Diatas Rp. 35 juta 5.48 10.24 4.76
3 Perbedaan 7.63 19.52 11.89
4 Rataan 9.30 20.00 10.71
Berdadasarkan pada Tabel 17, pengaruh penyaluran kredit terhadap kinerja ROE usaha debitur adalah :
a. Pemberian kredit berdasarkan total asset mempunyai pengaruh sebesar 10,71% dan total asset debitur > Rp. 35 juta mempunyai kenaikan rataan ROE lebih tinggi sebesar 11,89% dibandingkan debitur yang mempunyai total asset > Rp. 35 juta.
b. Pemberian kredit berdasarkan lama usaha mempunyai pengaruh sebesar 10,55% dan usaha debitur > 8 tahun mempunyai kenaikan rataan ROE lebih tinggi sebesar 7,08% dibandingkan dengan usaha debitur < 8 tahun.
c. Pemberian kredit berdasarkan besarnya kredit mempunyai pengaruh
sebesar 10,29% dan kredit ≤ Rp. 10 juta mempunai kenaikan rataan ROE lebih tinggi sebesar 0,18% dibandingkan dengan kredit dengan plafond > Rp. 10 juta.
d. Pemberian kredit berdasarkan jangka waktu mempunyai pengaruh sebesar
10,13% dan jangka waktu kredit 24 bulan mempunyai kenaikan rataan ROE lebih tinggi sebesar 0,79% dibandingkan dengan jangka waktu 12 bulan.
e. Pemberian kredit berdasarkan tahun pencairan mempunyai pengaruh
sebesar 9,54% dan pencairan kredit pada tahun 2007 mempunyai kenaikan rataan kenaikan ROE lebih tinggi sebesar 7,10% dibandingkan dengan pencairan ≤ tahun 2006.
f. Pemberian kredit persektor ekonomi mempunyai pengaruh sebesar 8,85%
dan sektor ekonomi perdagangan mempunyai rataan ROE lebih besar 7,28% dibandingkan dengan sektor industri, jasa dan peternakan.
2. Analisis Uji-t berpasangan
Berdasarkan contoh debitur mikro yang diambil, khususnya uji-t berpasangan dapat disampaikan pengujian sebagai berikut :
a. Profit Margin (PM)
Tabel 18. Uji-t Profit Margin (PM) Uji statistik contoh berpasangan
rata-rata N Standar deviasi Kesalahan standar dari rata-rata
Pasangan 1 Sebelum .0913 30 .05260 .00960
Sesudah .0581 30 .03418 .00624
Korelasi antar contoh berpasangan
N Korelasi Sig.
Pasangan 1 sebelum dan
sesudah 30 .871 0
Lanjutan Tabel 18.
Uji contoh berpasangan
Perbedaan Selang kepercayaan 95% Pasangan 1
Rata-rata Standar deviasi
Rata-rata standar kesalahan Bawah Atas T Df Sig. (2-tailed) Sebelum-Sesudah -.03313 .02834 .00517 -04372 -.02255 -6.403 29 .000
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, khususnya uji –t berpasangan terlihat bahwa antara PM sebelum pemberian kredit dengan PM setelah pemberian kredit dapat disampaikan, bahwa rataan PM sebelum pemberian kredit adalah 5,81% dengan standar deviasi sebesar 3,42%. Rataan PM sesudah pemberian kredit adalah 9,132%, dengan standar deviasi sebesar 5,26%. Korelasi antar contoh dalam hal kinerja PM sebelum pemberian kredit dengan sesudah pemberian kredit adalah sebesar 0.871 dengan nilai p (sig.) sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa korelasi antar contoh dalam hal PM tersebut cukup nyata, karena 0,000 < 0,05.
Ho ditolak, karena terlihat adanya perbedaan nyata kinerja PM contoh sebelum dan sesudah pemberian kredit (rataan perbedaan PM antara sebelum dengan sesudah pemberian kredit adalah 3,32% (9,13 – 5,81%). Pada tingkat keyakinan 95%, interval perbedaan antara -4.37% sampai -2.26%. Nilai p(sig). (2-tailed ) sebesar 0.000 dengan t hitung sebesar -6,403 adalah sangat kecil (0,000 < 0,05). Hal ini menunjukan bahwa perbedaan sebesar 3,32% adalah nyata.
Dari hasil analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa adanya pemberian kredit kepada pengusaha mikro dapat meningkatkan kinerja PM pengusaha mikro secara nyata, pada taraf 5% bila dibandingkan dengan kinerja PM sebelum pemberian kredit.
b. Return on asset (ROA)
Dari hasil analisa yang dilakukan berdasarkan data diatas diperoleh hasil seperti pada Tabel 19.
Tabel 19. Uji t-Return On Asset Uji statistik contoh berpasangan
rata-rata N Standar deviasi Kesalahan standar dari rata-rata
Pasangan 1 Sebelum .0586 30 .02940 .00537
Sesudah 0348 30 .02940 .00404
Korelasi antar contoh berpasangan
N Korelasi Sig.
Pasangan 1 sebelum dan sesudah 30 .854 0.000
Uji contoh berpasangan
Perbedaan
Selang kepercayaan
95% Pasangan
1 Rata-rata Standar deviasi Rata-rata standar kesalahan
Bawah Atas
T df Sig. (2-tailed)
Sebelum-Sesudah .02375 - .01556 .00284 -02956 .01794 - 8.358 - 29 .000
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, khususnya uji–t berpasangan antara ROA sebelum pemberian kredit dengan ROA setelah pemberian kredit dapat disampaikan, bahwa rataan ROA sebelum pemberian kredit adalah 3.48% dengan standar deviasi sebesar 2.21%. Rataan ROA sesudah pemberian kredit adalah 5.86%, dengan standar deviasi sebesar 2.94%. Korelasi antar contoh dalam hal kinerja ROA sebelum dan sesudah pemberian kredit adalah sebesar 0.854 dengan nilai p (sig.) sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa korelasi antar contoh dalam hal ROA tersebut cukup nyata, karena 0,000 < 0,05.
Ho ditolak, karena terlihat adanya perbedaan nyata kinerja ROA contoh sebelum dan sesudah pemberian kredit (rataan perbedaan ROA antara sebelum dengan sesudah pemberian kredit adalah 2,38% (5,86 – 3,48%). Pada tingkat keyakinan 95%, interval perbedaan antara -2,96 sampai -1,79%. Nilai p(sig). (2-tailed )) sebesar 0.000 dengan t hitung sebesar -8,358 adalah sangat kecil (0,000 < 0,05). Hal ini menunjukan bahwa perbedaan sebesar 2.38% adalah nyata.
Dari hasil analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa adanya pemberian kredit kepada pengusaha mikro dapat meningkatkan kinerja
ROA pengusaha mikro secara nyata, pada taraf 5% bila dibandingkan dengan kinerja ROA sebelum pemberian kredit.
c. Return on Equity (ROE)
Dari hasil analisa yang dilakukan berdasarkan data diatas diperoleh hasil seperti pada Tabel 20.
Tabel 20. Uji t-Return on equity Uji statistik contoh berpasangan
rata-rata N Standar deviasi Kesalahan standar dari rata-rata
Pasangan 1 Sebelum .1936 30 .19475 .03556
Sesudah 0952 30 .19475 .13556
Korelasi antar contoh berpasangan
N Korelasi Sig.
Pasangan 1 sebelum dan sesudah 30 .760 0.000
Uji contoh berpasangan
Perbedaan
Selang kepercayaan 95% Pasangan
1
Rata-rata Standar deviasi
Rata-rata standar
kesalahan Bawah Atas
T df Sig. (2-tailed)
sebelum-sesudah -.09833 .13720 .02505 -14956 -04710 -3.925 29 .000
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, khususnya uji – t berpasangan antara ROE sebelum pemberian kredit dengan ROE setelah pemberian kredit dapat disampaikan bahwa rataan ROE sebelum pemberian kredit adalah 9,52%, dengan standar deviasi 9,51%. Rataan ROE sesudah pemberian kredit adalah 19,36%, dengan standar deviasi 19,48%. Korelasi antara contoh dalam hal kinerja ROE adalah 0,760, dengan nilai p (sig.) sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa korelasi antara contoh tersebut cukup nyata, karena 0,000< 0,05.
Ho ditolak, karena terlihat adanya perbedaan nyata kinerja ROE contoh antara sebelum dan sesudah pemberian kredit (rataan perbedaan ROE antara sebelum dengan sesudah pemberian kredit adalah 9.84% (19,369,52%). Pada tingkat keyakinan 95% interval perbedaan antara -0,14956 – 0,04710. Nilai p(sig.(2-tailled)) sebesar 0,000 dengan t hitung sebesar -3,925 adalah sangat kecil, karena 0,000 < 0.05. Hal ini menunjukan bahwa perbedaan sebesar 9,84% adalah cukup nyata.
Dari hasil analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa adanya pemberian kredit kepada pengusaha mikro dapat meningkatkan kinerja ROE debitur mikro secara nyata pada taraf 5% bila dibandingkan dengan kinerja ROE debitur mikro sebelum pemberian kredit.