• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK BIBLIOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEARIFAN DAN PENGETAHUAN (WISDOM AND KNOWLEDGE) SISWA (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Viii Smpn 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK BIBLIOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEARIFAN DAN PENGETAHUAN (WISDOM AND KNOWLEDGE) SISWA (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Viii Smpn 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK BIBLIOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEARIFAN

DAN PENGETAHUAN (WISDOM AND KNOWLEDGE) SISWA (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 26 Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian

syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

oleh Ria Lestari NIM 1102682

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

EFEKTIVITAS BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI TEKNIK

BIBLIOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEARIFAN DAN

PENGETAHUAN (

WISDOM AND

K

NOWLEDGE

) SISWA

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Ria Lestari, S.Pd.

UPI Bandung, 2011

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Bimbingan dan Konseling

© Ria Lestari 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Asumsi Penelitian ... 9

F. Hipotesis Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN KONSEPTUAL KARAKTER KEARIFAN DAN PENGETAHUAN DAN TEKNIK BIBLIOTERAPI ... 11

A. Karakter dan Kekuatan Karakter ... 11

1. Definisi Karakter ... 11

2. Pihak yang Berperan dalam Pembentukan Karakter. ... 12

3. Definisi Kekuatan Karakter……… ... 14

4. Perbedaan Virtues,Kekuatan Karakter dan Situasional Themes ... 19

5. Karakteristik Kekuatan Karakter………... 20

6. Konsep Kearifan dan Pengetahuan……… .... 21

B. Teknik Biblioterapi ... 27

1. Pengertian Teknik Biblioterapi ... 27

2. Tujuan Teknik Biblioterapi ... 28

3. Alasan Menggunakan Teknik Biblioterapi……… .... 29

4. Jenis Teknik Biblioterapi………. ... 30

5. Tahapan Teknik Biblioterapi……….. ... 31

6. Peran Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling……… ... 35

7. Manfaat dan Keterbatasan Teknik Biblioterapi……….. ... 36

C. Teknik Biblioterapi untuk Meningkatkan Karakter Kearifan dan Pengetahuan (Wisdom and Knowledge)………. .... 37

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan……… ... 39

BAB III METODE PENELITIAN... 41

(5)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 42

C. Definisi Operasional Variabel ... 43

D. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data ... 47

1. Kisi-kisi Instrumen Pengumpul Data ... 47

2. Pedoman Penilaian ... 48

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Karakter Kearifan dan Pengetahuan ... 49

E. Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi ... 52

1. Validasi Program Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi ... 53

2. Tahapan Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi ... 54

F. Analisis Data ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… ... 60

A. Hasil Penelitian……… ... 60

1. Profil Umum Karakter Kearifan dan Pengetahuan……… ... 60

2. Profil Karakter Kearifan dan Pengetahuan Berdasarkan Aspek……… ... 61

3. Hasil Uji-t Program……… ... 67

B. Pembahasan……… ... 75

1. Profil Karakter Kearifan dan Pengetahuan………... ... 76

2. Program Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi untuk Meningkatkan Karakter Kearifan dan Pengetahuan……… .... 77

3. Efektivitas Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi untuk Meningkatkan Karakter Kearifan dan Pengetahuan………. ... 80

4. Keterbatasan Penelitian……….. ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Rekomendasi ... 91 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(6)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Character strength and virtues 14

Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen sebelum uji coba Tabel 3.2. Hasil judgement oleh pakar

Tabel 3.3. Hasil uji validitas

Tabel 3.4. Hasil penimbangan pakar terhadap program Tabel 3.5. Daftar bahan bacaan

Tabel 3.6. Kategorisasi karakter kearifan dan pengetahuan Tabel 4.1. Profil Karakter Kearifan dan Pengetahuan

Tabel 4.2. Uji normalitas data kelompok eksperimen dan kontrol

Tabel 4.3. Uji homogenitas varian data karakter kearifan dan pengetahuan Tabel 4.4. T-test posttest eksperimen dengan posttest kontrol

Tabel 4.5 Perbandingan skor pada kelompok eksperimen dan control Tabel 4.6. Hasil uji t data posttest kelompok eksperimen dan kontrol pada

setiap aspek

(7)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1.Non Equivalent Control Group Design (Campbell

and Stanley, 1963)

(8)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1. Profil Umum Karakter Kearifan dan Pengetahuan

Grafik 4.2. Profil Karakter Kearifan dan Pengetahuan Berdasarkan Aspek Creativity

Grafik 4.3. Profil Karakter Kearifan dan Pengetahuan Berdasarkan Aspek Curiosity

Grafik 4.4. Profil Karakter Kearifan dan Pengetahuan Berdasarkan Aspek Open Mindness

Grafik 4.5. Profil Karakter Kearifan dan Pengetahuan Berdasarkan Aspek Love of Learning

Grafik 4.6. Profil Karakter Kearifan dan Pengetahuan Berdasarkan Aspek Perspective

Grafik 4.7. Perbedaan Perbandingan Pencapaian Skor Kelompok Eksperimen dan Kontrol Sebelum Diberikan Treatment Grafik 4.8. Perbandingan Capaian Rata-rata Skor Aspek Pada Kelompok

Eksperimen dan Kontrol (Postest)

Grafik 4.9. Perbandingan Rata-rata Skor Kelompok Eksperimen dan Kontrol (pretest dan posttest)ss

61 62

63

64

64

65

66

72

(9)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

(10)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Ria Lestari. 1102682. “Efektivitas Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi untuk Meningkatkan Karakter Kearifan dan Pengetahuan (Wisdom and Knowledge) Siswa SMP” (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena masalah kreativitas, rasa ingin tahu, berpikiran terbuka, cinta pengetahuan dan perspektif siswa yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bimbingan dan konseling melalui biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode kuasi eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket perilaku kearifan dan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) karakter kearifan dan pengetahuan siswa secara umum berada pada kategori sedang, tapi masih ada siswa yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah dan (2) bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi efektif untuk meningkatkan aspek curiosity (rasa ingin tahu), open mindness (berfikir terbuka) dan perspective (perspektif), tapi tidak efektif untuk meningkatkan aspek kreativitas (creativity) dan cinta pengetahuan (love of learning). Program bimbingan dan konseling melalui teknik

biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan direkomendasikan untuk guru bimbingan dan konseling agar diimplementasikan di sekolah.

(11)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Ria Lestari. 1102682. “Effectivness of Guidance and Counseling Use Bibliotherapy Techniques to Improve Character Wisdom and Knowledge Junior High School Students” (Quasi-Experimental Research Students On Class VIII SMP 26 Bandung Academic Year 2013/2014)

This research is backgrounded by the phenomenon of a low problems creativity, curiosity, open-minded, love of knowledge and student perspective. This study aims to determine the effectiveness of guidance and counseling use bibliotherapy to improve the character of wisdom and knowledge (wisdom and knowledge) eighth grade students of SMP 26 Bandung by using a quantitative approach and quasi-experimental methods. Data collection techniques in this study using the wisdom and knowledge of the behavior questionnaire. The results showed that (1) the character of the wisdom and knowledge of students in general are in the sufficient category, but there are students who are at low and very low categories and (2) guidance and counseling use bibliotherapy technique an effective to improve curiosity, open mindness and perspective and are not effective for improving aspects of creativity and love of learning. Guidance and counseling program use bibliotherapy techniques to improve the character of the wisdom and knowledge of teachers recommended for guidance and counseling in order to be implemented at schools.

(12)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan ini mengindikasikan bahwa karakter memberikan peranan yang sangat penting dalam pembentukan generasi penerus yang sukses secara akademik dan berakhlak mulia.

Realita permasalahan kasus-kasus sosial yang berkembang saat ini diindikasikan karena kurangnya pendidikan karakter pada masyarakat Indonesia. Misalnya saja disepanjang tahun 2011, Komisi nasional Perlindungan Anak mencatat 399 kasus tawuran, 2.508 kasus kekerasan terhadap anak, pasien narkoba pada tahun 2009 sebesar 2.090 dan meningkat menjadi 8.017 pada Oktober 2011 serta kasus aborsi yang terus meningkat dalam kurun waktu tiga tahun dimana pada tahun 2008 ditemukan dua juta jiwa anak korban aborsi, tahun 2009 menjadi 2.3 juta jiwa dan pada tahun 2010 naik menjadi 2.5 juta jiwa (Sirait & Ridwan, 2011).

Potret nyata dekadensi moral di atas menjadi pertanyaan besar mengingat perilaku tersebut bertentangan dengan nilai-nilai karakter orang Indonesia yang berbudaya timur. Apriyanto (2012) mengungkapkan bahwa karakterteristik individu pada budaya timur adalah sangat santun, ramah, tidak individualis, saling menghargai, tolong-menolong, dan tingkat keagamaan atau religiusitas yang tinggi. Mempertimbangkan kenyataan tersebut, maka diperlukan adanya usaha yang komprehensif dan sistematik agar manusia mempunyai kekuatan karakter.

(13)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tantangan dalam keseluruhan hidupnya termasuk menyelesaikan berbagai masalah yang berhubungan dengan jati diri pribadi dan budaya.

Kekuatan karakter menurut Peterson dan Seligman (2004) tergolong menjadi enam virtue atau keutamaan yaitu: kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge), keberanian (courage), kemanusiaan (humanity), keadilan

(justice), pembatasan diri (temperance) dan transendensi (transcendence). Kemudian keenam virtue tersebut dijabarkan menjadi aspek-aspek, yaitu: kreativitas, keingintahuan, keterbukaan pemikiran, kecintaan belajar, perspektif, kecerdasan, kegigihan, integritas, vitalitas, kasih, kebaikan, kecerdasan bermasyarakat, kependudukan, keadilan, kepemimpinan, pengampunan, kerendahan hati, kebijaksanaan, pengaturan diri, pengagum keindahan, berterima kasih, harapan, humor, dan keagamaan.

(14)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam character strength, terdapat dimensi-dimensi karakter yang saling menunjang dalam pembentukan manusia yang berakhlak mulia. Salah satunya adalah kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge). “Karakter kearifan dan pengetahuan merupakan kekuatan kognitif yang menyangkut akuisisi dan penggunaan pengetahuan” (Peterson & Seligman, 2004, halm. 29). Artinya bahwa dalam karakter kearifan dan pengetahuan terdapat sifat-sifat positif dalam perolehan, penggunaan dan pemindahan informasi dan dalam pelayanan kehidupan yang lebih baik. Dengan kekuatan karakter kearifan dan pengetahuan ini, maka diharapkan siswa mampu mengembangkan kreativitas (creativity) yang ditandai dengan keorisinalan serta banyak ide atau gagasan, mempunyai rasa ingin tahu (curiosity) yang tinggi, mampu berpikiran terbuka (open-mindedness) terhadap hal-hal baru, mempunyai cinta dan semangat belajar (love of learning) serta memiliki wawasan mengenai nilai-nilai kebaikan (perspective) dalam kehidupan.

Sifat-sifat positif merupakan hal yang selalu diharapkan dari orang lain. Tanpa karakter yang baik, terdapat kemungkinan orang mempunyai kecenderungan untuk tidak memiliki keinginan untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar. Jadi ketika siswa mempunyai karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) yang rendah, maka dikhawatirkan siswa akan lebih tertarik untuk melakukan hal-hal yang negatif seperti tawuran, seks bebas, bolos sekolah, narkoba, malas belajar, malas membaca dan tidak tertarik untuk lebih mengembangkan diri dalam hal prestasi.

(15)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tempat-tempat rekreasi hingga membawa alat kontrasepsi pria dewasa di dalam tasnya. Menurut Syahrumsyah Setya yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan hal ini terjadi karena rendahnya motivasi belajar. Penilaian tersebut didasari alasan para pelajar yang dinilainya tidak rasional, sehingga menyiratkan bahwa memang tidak ada motivasi untuk belajar dari para pelajar itu sendiri (Redaksi radiosmartfm, 2012). Kasus lain yang menyakut rendahnya karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) pada aspek nilai-nilai kebaikan (perspective) siswa terlihat pada kasus tindakan kekerasan yaitu tawuran antar pelajar dimana disepanjang tahun 2012 sebanyak 82 pelajar tewas (Kompas.com, 2012). Belum lagi kasus bunuh diri remaja yang jumlahnya makin meningkat. Sepanjang tahun 2012, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) juga menerima pengaduan 31 kasus (percobaan) bunuh diri anak dengan rentang usia terbanyak 13-17 tahun bunuh. Korban berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Sementara modus yang digunakan yakni gantung diri 17 kasus, memakai senjata tajam tiga kasus, terjun dari ketinggian dua kasus, dan minum racun sembilan kasus (Permana, 2012).

Adapun menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hans Jellen dari Universitas Utah AS dan Klaus Urban dari Universitas Hannover Jerman pada Agustus 1987 terhadap anak-anak Indonesia yang berusia 10 tahun (dengan sampel 50 anak di Jakarta), menunjukkan bahwa tingkat kreativitas anak-anak Indonesia berada di urutan terakhir dari delapan negara yang menjadi sampel penelitian tersebut. Adapun urutan peringkatnya sebagai berikut (dari yang tertinggi sampai yang terendah): Filipina, AS, Inggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu, dan Indonesia (Djunaedi, 2008).

(16)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah yang dihadapi, malas membaca dan kurang mengkondisikan pertemanan yang positif agar dapat menunjang proses belajar.

Adapun gambaran umum karakter kearifan dan pengetahuan siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 dari 65 siswa adalah tingkat pencapaian siswa pada indikator kreativitas sebanyak 38,46 %, tingkat pencapaian siswa pada indikator rasa ingin tahu sebanyak 59, 62%, tingkat pencapaian siswa pada indikator berpikiran terbuka sebanyak 68,46%, tingkat pencapaian siswa pada indikator mempunyai cinta dan semangat belajar sebanyak 52,31% dan tingkat pencapaian siswa pada indikator wawasan mengenai nilai-nilai kebaikan sebanyak 59,23%. Hasil studi pendahuluan tersebut menunjukkan bahwa pengembangan karakter kearifan dan pengetahuan siswa perlu dioptimalkan.

(17)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembentukan dimensi karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) dimungkinkan meningkat melalui aktivitas kreatif bahan pustaka. Dengan bahan bacaan yang up to date dan terus berganti, maka siswa menjadi kaya akan wawasan, ilmu pengetahuan, informasi, tidak gaptek serta menjadi siswa pintar yang mempunyai segudang prestasi” (Yuliawati, 2011). Artinya, dengan proses membaca dan memaknai intisarinya, maka cakrawala berfikir siswa akan lebih kaya sehingga dapat meningkatkan kreativitas, rasa ingin tahu, lebih berfikiran terbuka, cinta belajar dan mempunyai kemampuan untuk memberikan saran yang positif kepada orang lain. Selain itu, bahan pustaka sebagai sumber informasi dapat berkontribusi dalam menggali inspirasi, meningkatkan motivasi untuk mencari ilmu pengetahuan, meningkatkan minat membaca dan mempunyai kekuatan pengubah sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya. Adapun hubungannya dengan karakter, Andrayana (2011)

mengemukakan bahwa “biblioterapi merupakan teknik yang bersifat edukasi

untuk membantu individu dalam memberikan wawasan, mencapai kesadaran, membentuk karakter dan memperbaiki tingkah lakunya melalui pengalaman orang

lain”. Artinya, setelah membaca dan dapat memahami intisari bahan bacaan

melalui pengalaman tokoh yang ada di dalamnya, maka dapat mempengaruhi tumbuhnya sifat-sifat positif dalam diri individu. Sehingga itu mengkarakter dalam perilaku individu sehari-hari. Selain itu, menurut Sridhar dan Vaughn (2000 dalam Forgan, 2002, hlm. 76) bahwa manfaat tambahan dari biblioterapi adalah meningkatkan konsep diri dan perilaku siswa. Jadi, siswa akan mengalami identifikasi dengan tokoh utama dalam cerita, kemudian pengalaman katarsis dan pelepasan emosi dan pada akhirnya mereka mengembangkan wawasan untuk memecahkan masalahnya. Secara sederhana, teknik biblioterapi merupakan proses pemilihan bahan bacaan yang akan digunakan, penyajian materi, dan membangun pemahaman siswa terhadap masalahnya.

(18)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kearifan merupakan jenis kecerdasan dimana individu mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk melalui kesulitan hidup dan berbagi dengan orang lain apa yang telah dipelajari. Menurut Kramer (dalam Peterson & Seligman, 2004, halm. 39) “kearifan melibatkan keleluasaan dan kedalaman pengetahuan tentang kondisi kehidupan dan urusan manusia serta penilaian reflektif tentang penerapan pengetahuan”. Dalam kehidupan, kearifan berfungsi dalam proses penilaian yang baik serta nasihat tentang hal-hal penting namun pasti. Karakter kearifan dan pengetahuan merupakan keutamaan kognitif mengenai pemerolehan dan penggunaan pengetahuan (Peterson & Seligman, 2004). Jadi, kekuatan kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) ini melibatkan akuisisi dan penggunaan pengetahuan dalam kehidupan manusia. Artinya, dalam kekuatan karakter ini terdapat proses perolehan, akumulasi, transfer dan penggunaan ilmu pengetahuan.

Siswa SMP diharapkan mempunyai pemahaman terhadap nilai-nilai kekuatan karakter yang ditanamkan oleh agama, undang-undang dan pemerintah.. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah. Dengan memiliki dimensi kekuatan karakter kearifan dan pengetahuan, maka diharapkan siswa mampu mengeksplorasi dirinya sehingga prestasi belajarnya meningkat. Dimensi kekuatan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) mempunyai indikator bahwa siswa memiliki creativity (orisinal, banyak ide/gagasan), memiliki rasa ingin tahu (curiosity), mampu berpikiran terbuka (open-mindedness), memiliki cinta (semangat) belajar (love of learning) dan memiliki wawasan nilai-nilai kebaikan (perspective).

(19)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rasa ingin tahu, mampu berfikir terbuka, mempunyai semangat belajar yang tinggi dan mempunyai wawasan mengenai nilai-nilai kebaikan.

Untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan, teknik biblioterapi dapat digunakan sebagai upaya bantuan dengan menggunakan literatur bahan pustaka. Menurut Andrayana (2011), teknik biblioterapi salah satunya berfungsi untuk pembentukan karakter. Siswa akan terlibat dalam karakter utama tokoh yang ada dalam bahan bacaan, kemudian menyelami dengan pengalaman dirinya dan pada akhirnya mampu memutuskan solusi yang terbaik untuk hidupnya. Jadi, siswa akan mengambil karakter inti dari bahan bacaan, membandingkan dengan kondisi dirinya dan mengaplikasikan karakter positif tersebut dalam kehidupannya. Selain itu, teknik biblioterapi dapat merangsang remaja untuk berfikir, mudah, murah, dan dapat dilakukan kapan saja serta melibatkan kemandirian dan partisipasi remaja sendiri secara penuh sehingga efektivitas hasilnya cukup baik (Eliasa,2007).

Berdasarkan identifikasi masalah, maka permasalahan utama yang akan diteliti adalah “bagaimanakah efektivitas bimbingan melalui teknik biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa?”.

Rumusan masalah penelitian dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana profil karakter kearifan dan pengetahuan siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014?

2. Bagaimana rumusan bimbingan melalui teknik biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014?

3. Bagaimana efektivitas bimbingan melalui teknik biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014?

(20)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui efektivitas bimbingan melalui teknik biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Profil karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014

2. Rumusan program bimbingan melalui teknik biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014

3. Efektivitas bimbingan melalui teknik biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu bimbingan dan konseling terutama pada teori tentang karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) dan program bimbingan melalui teknik biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa SMP. Adapun manfaat praktis penelitian ini adalah:

1. Bagi guru BK atau konselor sekolah, hasil penelitian berkontribusi dalam memberikan panduan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling melalui biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan siswa SMP

2. Bagi civitas akademika jurusan Bimbingan dan Konseling, hasil penelitian dapat menambah wawasan mengenai karakter kearifan dan pengetahuan 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan

(21)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Asumsi

Penelitian didasari oleh beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Orang dewasa telah menggunakan buku sebagai tambahan untuk membimbing pemikiran anak-anak dalam proses konseling, memperkuat karakter mereka, membentuk perilaku mereka dan membantu untuk memecahkan masalah mereka (Myracle, 1995).

2. Ketika anak-anak membaca dan berempati dengan karakter dalam buku, maka mereka mendapatkan wawasan tentang masalah yang mereka alami sendiri (Cook et al., 2006).

3. Bibliotherapy uses books as teaching interventions in the classroom after careful matching between students and books chosen to facilitate development

and achievement (Cook et al., 2006). Cook dkk mendeskripsikan bahwa buku

dapat dimanfaatkan untuk mengintervensi pengajaran di kelas sebagai upaya memfasilitasi pengembangan dan prestasi siswa.

4. Teknik biblioterapi merupakan teknik yang bersifat edukasi untuk membantu individu dalam memberikan wawasan, mencapai kesadaran, membentuk karakter dan memperbaiki tingkah lakunya melalui pengalaman orang lain (Andrayana, 2011).

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban awal penelitian dari rumusan penelitian yang telah ditetapkan, yaitu: “Teknik biblioterapi efektif untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa SMP”, dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : µeksperimen = µkontrol :

(22)

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H1 : µeksperimen > µkontrol :

(23)

41

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian

Penelitian untuk mengetahui Efektivitas Bimbingan dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi untuk Meningkatkan Karakter Kearifan dan Pengetahuan Siswa SMP ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian pendidikan dimana peneliti memutuskan untuk menentukan apa yang akan ditelaah, mengajukan pertanyaan yang spesifik-sempit, mengumpulkan data secara kuantitatif (bisa dihitung) dari peserta, analisis menggunakan angka-angka statistik dan melakukan penyelidikan dengan cara tidak memihak atau objektif (Creswell, 2008, hlm. 46). Artinya, penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif mempunyai keunggulan dalam proses penelitian yang terukur dengan hasil yang lebih objektif.

Menurut Stouffer (1950) dan Campbell (1957), kuasi eksperimen atau quasi-experiment merupakan eksperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran

dampak, unit eksperimen, namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan pembandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan. Cook & Campbell (1979) menyatakan bahwa tugas peneliti dalam menafsirkan hasil rancangan eksperimen kuasi adalah memisahkan efek perlakuan dari efek yang disebabkan ketidaksetaraan awal diantara unit-unit didalam masing-masing kelompok perlakuan. Jadi, perhatian utama penelitian hanya pada efek perlakuan saja.

Adapun desain kuasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent pretest-posttest control group design. Pada desain ini, biasanya

(24)

42

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan desain penelitian non-equivalent pretest-posttest control group design adalah kedua kelompok diberi tes awal atau pre-test untuk mengukur

kondisi awal (01). Hal ini dilakukan sebelum diberi perlakuan. Kemudian langkah selanjutnya adalah melaksanakan perlakuan (X) pada kelompok eksperimen. Untuk kelompok pembanding tidak diberi perlakuan. Apabila perlakuan sudah selesai, maka kedua kelompok diberi tes lagi atau post-tes (02). Skemanya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Non Equivalent Control Group Design (Campbell and Stanley, 1963) Keterangan:

01 = Pre-test kelompok eksperimen 02 = Post-test kelompok eksperimen 03 = Pre-test kelompok kontrol 04 = Post-test kelompok kontrol X = Teknik biblioterapi

Berdasarkan skema di atas, maka dapat dideskripsikan bahwa efektivitas perlakuan dapat dilihat dari perbedaan antara (01– 02) pada kelompok eksperimen dengan (03- 04) pada kelompok kontrol.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMPN 26 Bandung. Adapun subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

Teknik non-probability sampling digunakan untuk mengambil sampel secara purposif. Subjek dalam penelitian ini tidak memiliki kesempatan yang sama untuk

(25)

43

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipilih. Sampel penelitian berdasarkan studi pendahuluan berjumlah 49 orang siswa yang karakter kearifan dang pengetahuannya tergolong dalam kategori rendah dan rendah sekali.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Karakter Kearifan dan Pengetahuan

Karakter kearifan dan pengetahuan merupakan kekuatan kognitif yang menyangkut proses pengumpulan informasi dari sumber-sumber yang tersedia dan penggunaan pengetahuan. Rumusan karakter ini berdasarkan kepada teori character strength yang dikemukakan oleh Peterson & Seligman (2004). Keutamaan

karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) terbadi menjadi lima, yaitu:

1) Creativity (original, banyak ide dan gagasan): siswa mampu memikirkan cara-cara baru, produktif dalam membuat konsep dan produktif dalam melakukan kegiatan.

2) Curiosity (kebaruan, keterbukaan terhadap pengalaman): siswa mempunyai minat dalam mencari pengalaman, menemukan subyek dan topik menarik, mengeksplorasi dan menemukan sesuatu.

3) Open-mindedness (berpikir kritis): siswa mampu berfikir dan menyelesaikan sesuatu dari segala sisi berdasarkan bukti dan tidak langsung mengambil kesimpulan.

4) Love of learning: siswa mampu menguasai keterampilan baru, topik dan struktur pengetahuan serta kekuatan rasa ingin tahu yang lebih sistematis. 5) Perspective (kebijaksanaan): siswa mampu mendengarkan orang lain

dengan seksama, mengevaluasi apa yang mereka katakan dan kemudian memberi saran-saran yang baik dan bijaksana.

(26)

44

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Biblioterapi merupakan teknik layanan yang diberikan kepada siswa kelas VII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014 agar siswa memiliki karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge). Program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi menggunakan material bahan bacaan agar siswa memahami intisari bahan bacaan, mendapatkan pemahaman sehingga mampu memecahkan masalahnya. Teknik biblioterapi mengajak siswa untuk mengetahui makna yang terkandung dalam bahan bacaan. Adapun tahapan teknik biblioterapi dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap sesuai dengan pendapat Forgan (2002), yaitu sebagai berikut:

1). Pre reading:

Tahap ini terdiri dari dua unsur. Unsur yang pertama adalah pemilihan bahan. Penting sekali untuk memilih bahan bacaan yang akan memungkinkan siswa untuk berhubungan dengan karakter utama sehingga siswa dapat mengindentifikasi masalahnya. Unsur yang kedua adalah mengaktifkan pengetahuan latar belakang siswa dan membantu mereka menghubungkan pengalaman masa lalu mereka dengan bahan bacaan. Misalnya dengan cara menampilkan sampul buku dan meminta konseli untuk memprediksi apa yang terjadi dalam cerita.

2). Guided reading:

Guided reading adalah tahap membimbing siswa dalam membaca bahan

bacaannya. Kemudian siswa dapat merenungkan isi bahan bacaan, menuliskan reaksinya dalam jurnal dan merefleksinya sebelum memulai diskusi.

3). Post Reading Discussion

(27)

45

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu siswa berpikir tentang perasaannya dan mengidentifikasikannya dalam karakter atau peristiwa dalam bahan bacaan. Dengan mengidentifikasi karakter yang ada dalam bahan bacaan, maka siswa menyadari bahwa mereka tidak sendirian dalam mengalami masalah.

4). Problem Solving/reinforcement activity

Pada langkah problem solving, terdapat strategi pemecahan masalah yang dikenal dengan I SOLVE. Adapun deskripsinya adalah sebagai berikut:

a. Identify the problem (Identifikasi masalah): siswa mengidentifikasi

masalah yang disajikan dalam bahan bacaan sehingga ditemukan beberapa unsur yang relevan dengan masalahnya. Konselor atau Guru BK disarankan untuk membimbing siswa untuk menemukan masalah utama dalam bahan bacaan.

b. Solutions to the problem? (Solusi untuk masalah ini?): siswa dibimbing

untuk membuat daftar solusi yang ditemukan dari bahan bacaan. Kemudian siswa harus menemukan solusi dirinya sendiri yang dianggap potensial untuk memecahkan masalahnya.

c. Obstacles to the solutions? (Apa kendala dalam solusi?): siswa memeriksa

setiap solusi dan menentukan apakah ada hambatan untuk solusi tersebut. d. Look at the solutions again - Choose one (Lihatlah solusi lagi kemudian

pilihlah satu): setelah siswa selesai memeriksa kendala-kendala dalam setiap solusi yang dianggap potensial, siswa ditugaskan untuk melihat solusi lagi dan memilih salah satu. Konselor atau guru BK menekankan bahwa siswa harus memilih solusi yang memecahkan masalah mereka dalam jangka panjang, bukan hanya untuk saat ini. Kemudian siswa diingatkan agar tidak hanya memilih solusi dengan kendala yang sedikit, karena mungkin bukan yang paling menguntungkan untuk memecahkan masalah.

e. Very good; Try it! (Sangat Bagus; Cobalah!): tahap selanjutnya adalah

(28)

46

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

solusi dan kemudian akan mencobanya. Ketika siswa dihadapkan pada masalah, maka mereka akan mencoba solusi yang telah dipilihnya. Apabila siswa tidak menghadapi situasi untuk menerapkan solusi dalam waktu dekat, maka konselor atau guru BK dapat mempraktekannya dalam role play.

f. Evaluate the outcome (Evaluasi hasil tersebut): langkah terakhir adalah

siswa ditugaskan untuk mengevaluasi hasil apakah solusi itu efektif memecahkan masalahnya atau tidak. Konselor atau guru BK dapat memimpin diskusi untuk memeriksa hasilnya. Apabila solusi tidak efektif, maka siswa kembali ke langkah awal dan mencoba kembali solusi yang tersisa.

Langkah selanjutnya setelah problem solving adalah reinforcement activity. Ini merupakan tahap latihan penguatan. Latihan penguatan ini berupa penugasan pekerjaan rumah dan role play. Pekerjaan rumah berupa tugas untuk siswa mencatat berapa kali mereka menggunakan strategi di luar sekolah dan menulis puisi. Role play didasarkan pada situasi alami yang mungkin ditemui siswa dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

1) Rasional, yang terdiri dari dasar pemikiran tentang pentingnya program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi, profil pencapaian karakter kearifan dan pengetahuan dan alasan pentingnya peningkatan karakter kearifan dan pengetahuan melalui teknik biblioterapi

2) Tujuan, merupakan jabaran target program yang ingin dicapai berdasarkan profil karakter kearifan dan pengetahuan

3) Asumsi, merupakan pernyataan-pernyataan yang dijadikan sebagai anggapan dasar dalam penelitian

4) Sasaran program, merupakan objek yang akan menerima layanan

(29)

47

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6) Matriks kegiatan, merupakan jabaran umum kegiatan

7) Evaluasi, merupakan proses untuk mengetahui keberhasilan program dilihat dari pra program, proses program dan hasil program.

D. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data 1. Kisi-kisi instrumen pengumpulan data

Sebelum dibuat intrumen penelitian, terlebih dahulu disusun kisi-kisi pengumpul data. Instrumen penelitian merupakan skala untuk mengukur tingkat kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi. Indikator-indikator kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) diturunkan dari konsep character strength menurut Peterson dan Seligman (2004) dengan aspek creativity, curiosity, open mindness, love of learning dan perspective. Adapun

konstruk yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah sikap. Artinya, seberapa sesuai sikap siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014 dengan konsep kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge).

Kisi-kisi instrumen kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) sebelum dilaksanakan uji coba dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Kisi-kisi instrumen sebelum uji coba

Aspek Indikator Nomor Item

+ -

Karakter kearifan dan

Creativity (original, banyak ide dan gagasan): kemampuan memikirkan

Curiosity (kebaruan, keterbukaan terhadap pengalaman): minat dalam mencari pengalaman, menemukan

(30)

48

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pengetahuan (wisdom mengeksplorai dan menemukan sesuatu.

Open-mindedness (berpikir kritis): kemampuan berfikir dan menyelesaikan sesuatu dari segala sisi berdasarkan bukti dan tidak rasa ingin tahu yang lebih

sistematis. apa yang mereka katakan dan kemudian memberi saran-saran

Total butir pertanyaan 94

2. Pedoman Penilaian

Angket pengungkap karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan ukur mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012: hlm. 134). Skala Likert umum digunakan dalam kuesioner dimana responden akan menentukan tingkat persetujuannya terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Setiap item

instrumen menggambarkan perilaku karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) responden.

(31)

49

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor pernyataan positif (vaforeble) ditentukan sebagai berikut: Sangat Sesuai = 5, Sesuai = 4, Ragu-Ragu = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Sedangkan skor untuk pernyataan negatif (unvaforeble) adalah Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Ragu-Ragu = 3, Tidak Sesuai = 4, Sangat Tidak Sesuai = 5.

3. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Karakter Kearifan dan Pengetahuan (Wisdom and Knowledge)

Uji validitas dilakukan untuk mendapatkan item-item instrumen karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) yang valid. Menurut Sugiyono (2012: hlm. 173), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas instrumen penelitian dilakukan proses penimbangan pakar. Instrumen penelitian ditimbang oleh para pakar bimbingan dan konseling dengan mengkaji segi isi redaksi kalimat, kesesuaian item instrumen dengan aspek-aspek yang ingin diungkap dan kesesuaian bahasa item instrumen dengan responden siswa SMP. Pakar bimbingan dan konseling yang menjudgement adalah Dr. Suherman, M.Pd dan Dr. Mubiar Agustin, M.Pd. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Hasil judgement instrumen oleh pakar

(32)

50

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang sudah diuji validitasnya oleh pakar, selanjutnya diuji keterbacaannya oleh lima orang siswa. Hal ini dimaksudkan agar instrumen yang sudah disusun dapat dimengerti oleh siswa SMP. Setelah itu, peneliti melakukan pengolahan data uji validitas untuk mendapatkan daya beda empirisnya dengan cara mengkodifikasikan jumlah total nilai dengan nilai butir pertanyaan. Rumus yang digunakan product moment dari Pearson, yaitu:

xy

r =Koefisien korelasi Pearson antara item dengan variabel yang bersangkutan

X = Skor item dalam variabel

Y = Skor semua item dalam variabel

N = Jumlah Responden

Kriteria untuk pengambilan keputusan signifikansi validitas instrumen tes adalah sebagai berikut:

a. Instrumen tes valid (memiliki korelasi yang signifikan jika rhitung >rtabel)

b. Instrumen tidak valid (tidak memiliki korelasi yang signifikan) jika rhitung<rtabel.

Adapaun untuk perhitungan dan pengolahan uji instrumen, dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel.

(33)

51

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal yang tidak valid sehingga total item soal yang valid sebanyak 55 item. Adapun hasil uji validitas angket kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3 Hasil uji validitas

Kesimpulan No Item Jumlah

Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

Setelah dilakukan uji validitas, kemudian instrumen diuji reliabelitasnya. Menurut Sugiyono (2012: hlm. 173), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Koefesien reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu sebagai berikut :

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item n2 = Jumlah varian butir

(34)

52

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

= Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item 2

= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item Varians total dihitung dengan rumus :

2

= Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item 2

= Jumlah kuadrat skor responden

Klasifikasi rentang koefisien reliabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur, yaitu sebagai berikut :

0,00 – 0,19 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,39 derajat keterandalan rendah. 0,40 – 0,59 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,79 derajat keterandalan tinggi

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

(35)

53

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) yang digunakan memadai sebagai alat pengumpul data.

E. Pengembangan Program Bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi untuk Meningkatkan Karakter Kearifan dan Pengetahuan (Wisdom and Knowledge) Siswa

Pengembangan program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi dilaksanakan berdasarkan hasil penyebaran angket karakter kearifan dan pengetahuan. Siswa yang termasuk dalam kelompok eksperimen akan diberikan bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi. Rancangan program berdasarkan aspek karakter yang rendah dan diturunkan menjadi tema-tema yang relevan. Program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi berfungsi untuk meningkatkan aspek kekuatan karakter creativity, curiosity, open mindness, love of learning dan perspective.

1. Validasi Program

Program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi merupakan proses bantuan dengan memanfaatkan material bahan pustaka sehingga siswa dapat menemukan intisari dalam bahan bacaan sehingga mampu menyelesaikan masalahnya. Agar program yang dibuat layak, sesuai dengan pedoman dan sesuai dengan kebutuhan, maka program harus melalui proses penilaian oleh para pakar yang memiliki latar belakang pendidikan Doktor (S3) dalam bidang bimbingan dan konseling. Pakar yang menjudgement program adalah Dr. Suherman, M.Pd dan Dr. Mubiar Agustin, M.Pd.

(36)

54

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antar komponen program. Adapun struktur isi layanan berkenaan dengan rasional, tujuan, asumsi, sasaran program, strategi, matriks kegiatan serta evaluasi. Hasil penimbangan pakar terhadap program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Hasil penimbangan pakar terhadap program bimbingan melalui biblioterapi

Aspek Layanan Hasil Penimbangan Pakar

a. Rasional Hasil penimbangan pakar menyatakan sudah memadai. Tapi deskripsi profil karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa supaya dideskripsikan, tidak dalam bentuk

angka, tabel ataupun grafik. Selain itu, data-data penunjang mengapa program dipandang penting harus lebih dilengkapi. b. Tujuan Hasil pertimbangan pakar, tujuan program harus lebih rinci dan

disesuaikan dengan indikator-indikator dari karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge).

c. Asumsi Hasil penimbangan pakar, asumsi sudah cukup memadai hanya tidak perlu mencantumkan terlalu banyak. Asumsi dipilih yang paling mewakili karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge dan teknik biblioterapi.

d. Sasaran Hasil penimbangan pakar, sasaran program sudah jelas.

e. Strategi Hasil penimbangan pakar, strategi cukup jelas. Hanya perlu lebih dideskripsikan lebih jelas lagi mengenai langkah-langkah teknik biblioterapi.

f. Matriks Pelaksanaan

Hasil penimbangan pakar, dalam matriks pelaksanaan supaya lebih jelas lagi dalam langkah-langkah teknik biblioterapi.

g. Evaluasi Hasil penimbangan pakar, evaluasi cukup memadai dengan adanya jurnal teknik biblioterapi.

(37)

55

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti dalam tahap eksperientasi ganti dengan kata guru BK.

2. Tahap Pelaksanaan Program Bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi untuk Meningkatkan Karakter Kearifan dan Pengetahuan (Wisdom and Knowledge) Siswa

Pelaksaan program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi diawali dengan membagi siswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Kelompok eksperimen berjumlah 24 orang siswa dan kelompok kontrol berjumlah 25 orang siswa. Kedua kelompok terdiri dari siswa tergolong dalam kategori rendah dan rendah sekali.

Setelah siswa dibagi dalam dua kelompok, maka siswa dari kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui tingkat karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa sebelum mendapatkan perlakuan.

Program bimbingan melalui biblioterapi dilaksanakan dalam enam sesi. Adapun deskripsi program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi yang diberikan kepada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:

a) Tahap I (Awal)

Tahap awal pada pelaksaan bimbingan adalah proses pembentukan kelompok. Setelah itu mempersiapkan kelompok untuk memasuki proses bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi dengan mengkondisikan, menyampaikan tujuan dan membuat kontrak sehingga tercipta hubungan positif antar siswa.

b) Tahap II (Transisi)

(38)

56

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknik biblioterapi difokuskan untuk lebih menjalin interaksi dan penjelasan mengenai peran dan tugas.

c) Tahap III (Kerja)

Tahap berikutnya adalah tahap kerja atau disebut performing untuk melaksanakan teknik biblioterapi. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Pre Reading

Tahap ini terdiri dari dua unsur. Unsur yang pertama adalah pemilihan bahan. Penting sekali untuk memilih bahan bacaan yang akan memungkinkan siswa untuk berhubungan dengan karakter utama sehingga siswa dapat mengindentifikasi masalahnya. Adapun bahan bacaan yang digunakan adalah:

Tabel 3.5 Daftar bahan bacaan

Sesi Judul Bahan Bacaan Sumber

1 Mind Map Ingatan 1. Buzan, T. & Abbott, S. (2005). Buku Pintar mapping/. (Diakses 1 Juni 2014)

2 Biografi Ki Hadjar Dewantara

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. [On-line]. Ki Hadjar Dewantara. (On-line). Tersedia di: cerdik-63. (Diakses 3 Januari 2014).

4 Kisah si Badu Anak Rajin

Dongeng Anak Indonesia. (2013). Kisah si Badu Anak Rajin. [On-line]. Tersedia di: http://cerita.biz/dongeng-anak-indonesia-kisah-si-badu-anak-rajin/. (Diakses 3 Januari 2014).

5 Sahabat untuk Gabus Lindawati, T. (2013). Sahabat untuk Gabus.

[On-line]. Tersedia di:

(39)

57

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Unsur yang kedua adalah mengaktifkan pengetahuan latar belakang siswa dan membantu mereka menghubungkan pengalaman masa lalu mereka dengan bahan bacaan. Yaitu dengan cara menampilkan sampul buku dan meminta siswa untuk memprediksi apa yang terjadi dalam cerita.

2. Guided Reading

Guided reading adalah tahap membimbing siswa dalam membaca bahan

bacaannya. Kemudian siswa dapat merenungkan isi bahan bacaan, menuliskan reaksinya dalam jurnal dan merefleksinya sebelum memulai diskusi.

3. Post Reading Discussion

Langkah ketiga dari teknik biblioterapi adalah proses diskusi pasca membaca. Sebelum diskusi, guru BK dapat menstimulus siswa menceritakan plot dalam bahan bacaan kemudian mengevaluasi karakter atau situasi yang terjadi. Tujuannya untuk memastikan bahwa siswa memahami isi bahan bacaan. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi. Pertanyaan dalam diskusi diarahkan untuk membantu siswa berpikir tentang perasaannya dan mengidentifikasikannya dalam karakter atau peristiwa dalam bahan bacaan. Dengan mengidentifikasi karakter yang ada dalam bahan bacaan, maka siswa menyadari bahwa mereka tidak sendirian dalam mengalami masalah.

4. Problem Solving/reinforcement activity

Pada langkah problem solving, terdapat strategi pemecahan masalah yang dikenal dengan I SOLVE. Adapun deskripsinya adalah sebagai berikut:

a. Identify the problem (Identifikasi masalah): siswa mengidentifikasi

(40)

58

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Solutions to the problem? (Solusi untuk masalah ini?): siswa dibimbing

untuk membuat daftar solusi yang ditemukan dari bahan bacaan. Kemudian siswa harus menemukan solusi dirinya sendiri yang dianggap potensial untuk memecahkan masalahnya.

c. Obstacles to the solutions? (Apa kendala dalam solusi?): siswa memeriksa

setiap solusi dan menentukan apakah ada hambatan untuk solusi tersebut. d. Look at the solutions again - Choose one (Lihatlah solusi lagi kemudian

pilihlah satu): setelah siswa selesai memeriksa kendala-kendala dalam setiap solusi yang dianggap potensial, siswa ditugaskan untuk melihat solusi lagi dan memilih salah satu. Guru BK menekankan bahwa siswa harus memilih solusi yang memecahkan masalah mereka dalam jangka panjang, bukan hanya untuk saat ini. Kemudian siswa diingatkan agar tidak hanya memilih solusi dengan kendala yang sedikit, karena mungkin bukan yang paling menguntungkan untuk memecahkan masalah.

e. Very good; Try it! (Sangat Bagus; Cobalah!): tahap selanjutnya adalah

siswa mengatakan pada dirinya sendiri bahwa mereka sudah menemukan solusi dan kemudian akan mencobanya. Ketika siswa dihadapkan pada masalah, maka mereka akan mencoba solusi yang telah dipilihnya. Apabila siswa tidak menghadapi situasi untuk menerapkan solusi dalam waktu dekat, maka guru BK dapat mempraktekannya dalam role play.

f. Evaluate the outcome (Evaluasi hasil tersebut): langkah terakhir adalah

siswa ditugaskan untuk mengevaluasi hasil apakah solusi itu efektif memecahkan masalahnya atau tidak. Guru BK dapat memimpin diskusi untuk memeriksa hasilnya. Apabila solusi tidak efektif, maka siswa kembali ke langkah awal dan mencoba kembali solusi yang tersisa.

Langkah selanjutnya setelah problem solving adalah reinforcement activity. Ini merupakan tahap latihan penguatan. Latihan penguatan ini berupa penugasan pekerjaan rumah.

(41)

59

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap terminasi adalah tahap penutupan, akhir dari bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi. Pada tahap ini difokuskan untuk merefleksi pengalaman siswa selama mengikuti proses kegiatan, mengevaluasinya dan mengungkapkan perasaan-perasaan yang muncul.

Setelah perlakuan selesai diberikan, kemudian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi posttest untuk mengetahui bagaimana perkembangan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa setelah diberikan bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi.

3. Tahap Penilaian Efektvitas Bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi untuk Meningkatkan Karakter Kearifan dan Pengetahuan (Wisdom and Knowledge) Siswa

Tahap ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana efektivitas bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi terhadap peningkatan karakter kearifan dan pengetahuan siswa. Efektivitas bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen yang diberi perlakuan. Apabila terjadi peningkatan dari hasil pretest ke hasil posttest untuk kelompok eksperimen, maka bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi dinyatakan efektif. Apabila sebaliknya, maka bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi dinyatakan tidak efektif.

F. Analisis Data

(42)

60

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Furqon (2002: hlm. 170), untuk melihat kemampuan generalisasi dua variabel berbeda dapat menggunakan menggunakan rumus sebagai berikut:

t =

Keterangan: t = t hitung

Y1 = nilai rata-tara sampel 1 Y2 = nilai rata-rata sampel 2

Sgab = simpangan baku gabungan kedua sampel n1 = banyaknya sampel 1

n2 = banyaknya sampel 2

Adapun analisis untuk memperoleh gambaran umum tingkat kategorisasi karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa SMP dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6

Kategorisasi karakter kearifan dan pengetahuan siswa SMP

Skala Sigma Skala Angka Keterangan

+1,5 µ +1,5σ < X Kategori sangat tinggi +0,5 µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ Kategori tinggi

-0,5 µ - 0,5σ < X ≤ µ + 0,5σ Kategori Sedang -1,5 µ - 1,5σ < X ≤ µ -0,5σ Kategori rendah

(43)

91

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Tujuan dilakukannya penelitian secara umum adalah untuk mengetahui efektivitas program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi yang dapat meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran profil umum karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung berada pada kategori

sedang, artinya secara umum siswa belum mempunyai karakter kearifan dan pengetahuan. Hal ini terlihat pada gambaran setiap aspek karakter kearifan dan pengetahuan yaitu creativity (kreativitas), curiosity (rasa ingin tahu), open-mindedness (berfikir terbuka), love of learning (cinta pengetahuan) dan

perspective (perspektif).

2. Program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi disusun sesuai dengan komponen-komponen program seperti rasional, tujuan, asumsi, sasaran, matriks kegiatan dan evaluasi serta memperhatiakan aspek-aspek karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge)

3. Teknik biblioterapi yang digunakan dalam program bimbingan dan konseling efektif untuk meningkatkan aspek curiosity (rasa ingin tahu), open mindness (berfikir terbuka) dan perspective (perspektif), tapi tidak efektif untuk meningkatkan aspek kreativitas (creativity) dan cinta pengetahuan (love of learning).

B. Rekomendasi

(44)

92

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Kepala Sekolah

Pelaksanaan program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi memerlukan fasilitas dan sarana yang memadai. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan direkomendasikan untuk menyediakan sarana tempat dan material bahan bacaan yang memadai untuk siswa. Kepala sekolah pun dapat memfasilitasi guru bimbingan dan konseling untuk mengikuti pelatihan, workshop dan seminar tentang teknik biblioterapi sehingga dapat meningkatkan kinerja dan layanan terhadap siswa.

2. Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling dapat mengaplikasikan program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) siswa. Guru bimbingan dan konseling disarankan untuk menguasai teknik biblioterapi dengan tahapan langkah pre reading, guided reading, post reading discussion, dan problem solving/

reinforcement activity (I SOLVE). Selain itu, guru bimbingan dan konseling

dapat bekerja sama dengan pengurus perpustakaan sekolah dalam memilih buku atau bahan bacaan yang sesuai dengan jenis masalah siswa. Kemampuan guru bimbingan dan konseling dalam mengoptimalkan perpustakaan sekolah akan sangat membantu kemudahan pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi.

3. Pengelola Perpustakaan

(45)

93

Ria Lestari, 2014

Efektivitas Bimbingan Dan Konseling Melalui Teknik Biblioterapi Untuk Meningkatkan Karakter Kearifan Dan Pengetahuan (Wisdom And Knowledge) Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui teknik biblioterapi. Pengelola perpustakaan dapat berkontribusi dalam menyediakan koleksi buku dan bahan bacaan yang lebih beragam atau variatif. Selain itu, pengelola perpustakaan dapat memberikan informasi kepada guru bimbingan dan konseling mengenai judul, jenis, jumlah dan informasi lain mengenai buku dan bahan bacaan lain. Pengelola perpustakaan pun diharapkan untuk memfasilitasi siswa untuk mudah meminjam buku ataupun bahan bacaan lain yang direkomendasikan oleh guru bimbingan dan konseling.

4. Peneliti Selanjutnya

Penelitian yang telah dilaksanakan menghadapi kendala dan keterbatasan dalam proses maupun hasil. Maka, terdapat beberapa rekomendasi kepada peneliti selanjutnya untuk:

a. Mengujicobakan program bimbingan dan konseling melalui teknik biblioterapi untuk meningkatkan karakter kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) pada jenjang pendidikan SD dan SMA/SMK

b. Mengembangkan teknik biblioterapi yang tidak hanya fokus pada aktivitas bahan pustaka seperti buku ataupun dongeng. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan cerita, puisi, film dan gambar sebagai material teknik biblioterapi

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen sebelum uji coba
Tabel 3.3 Hasil uji validitas
Tabel 3.5  Daftar bahan bacaan
Tabel 3.6 Kategorisasi karakter kearifan dan pengetahuan siswa SMP

Referensi

Dokumen terkait

Catu daya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang.. mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus

Usaha departemen Agama untuk memasukkan sertifikasu halal sebagai kewenangannya adalah sebuah kekeliruan// Sertifikasi halal/ bukan hanya demi kepentingan bisnis/ akan tetapi lebih

Pelestarian dan Peranan Hutan Mangrove di Indonesia dalam Prosiding Seminar II Ekosistem Mangrove.. Proyek Lingkungan Hidup

Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan Kebijakan Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah dan Dana Desaterhadap Pemberdayaan Masyarakat

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penerapan media interaktif tipe tutorial dalam pemahaman konsep dan sikap kepedulian lingkungan siswa, dan

Komik legenda pohon maja sebagai media penyampaian cerita rakyat daerah Majalengka memiliki tahapan yang lazim dalam proses pembuatannya. Diantaranya adalah, penyusunan

28 Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa perusahaan asuransi atau reasuransi yang memiliki unit syariah dengan nilai dana tabarru’ dan dana investasi peserta telah

mencapai efisiensi dan efektivitas. Upaya reformasi regulasi/peraturan usaha juga perlu dirancang dengan memperhatikan aspek kesetaraan akses usaha‐usaha kecil dan menengah