KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN
CIKAUM KABUPATEN SUBANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh Agasi Anwar
0901343
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
LEMBAR HAK CIPTA
KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN
CIKAUM KABUPATEN SUBANG
Oleh
Agasi Anwar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Agasi Anwar 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Agasi Anwar 0901343
KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN
CIKAUM KABUPATEN SUBANG
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Pembimbing I
Prof. Dr. Idrus Affandi, S.H. NIP. 19540404 198101 1 002
Pembimbing II
Dr. Cecep Darmawan, S.Pd.,S.IP., M.SI NIP. 19690929 199402 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
AGASI ANWAR (0901343), “KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN CIKAUM KABUPATEN SUBANG.
Penelitian ini didasari oleh persoalan-persoalan pemerintahan desa yang umumnya terletak pada aparat pemerintah desa yang dirasa belum kreatif dan masih lemah dalam berinovasi terhadap pekerjaannya. Selain itu sumber daya manusia aparat yang belum memadai serta aparat pemerintah desa belum terampil dalam pelaksanaan berbagai kegiatan, sehingga mengakibatkan mutu pelayanan birokrasi menjadi rendah.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nyata mengenai bagaimana kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa. Kinerja menjadi penilaian awal berhasil tidaknya seorang kepala desa dalam meyakinkan masyarakat terhadap pelayanan birokrasi pemerintahan desa yang berkualitas.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang kinerja yaitu teori Donnely, Gibson and Ivanlevich (2005). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan pengambilan sampel sumber data yang digunakan adalah purpose sampling dan snow ball.
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
AGASI ANWAR (0901343), “THE VILLAGE HEADS
PERFORMANCE IN IMPROVING SERVICE VILLAGE GOVERNMENT BUREAUCRACY EAST CIKAUM SUBDISTRICT CIKAUM SUBANG REGENCY”.
This study is based on village governance issues that are generally located in the village government officials who felt not creative and innovate to remain weak in the jobs. Besides human resources and inadequate apparatus village government is not skilled in the execution of various activities resulting in lower quality of care bureaucracy.
In general, this study aims to find out the real picture of how the village heads performance in improving service village government bureaucracy. Performance becomes the initial assessment of success or failure of a village head in convincing the public of the services of qualified village government bureaucracy. The theory used in this study is about the performance of the theory Donnelly, Gibson and Ivanlevich (2005). In this study, the authors used a qualitative approach, while sampling resources data removal used was purposive sampling and snow ball.
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
1. Secara Teoritis ... 7
2. Secara Praktis ... 8
E. Pembatasan Istilah ... 8
1. Kinerja ... 8
2. Kepala Desa ... 9
3. Pemerintahan Desa ... 9
4. Pelayanan Birokrasi ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
A. Konsep Umum tentang Kinerja Kepala Desa ... 12
1. Pengertian kinerja ... 12
2. Penilaian kinerja ... 13
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ... 16
4. Kepemimpinan kepala desa ... 18
5. Tugas dan fungsi kepala desa ... 21
6. Kinerja kepala desa ... 23
B. Konsep Umum tentang Pemerintahan Desa ... 26
1. Pengertian Desa ... 26
2. Pemerintahan Desa ... 27
3. Otonomi Desa ... 28
4. Sejarah Pemerintahan Desa ... 29
5. Organ & Struktur Pemerintahan Desa ... 31
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pengertian Pelayanan ... 34
2. Pengertian Birokrasi ... 35
3. Teori-Teori Pelayanan ... 37
4. Teori-Teori Birokrasi ... 40
5. Pelayanan Birokrasi dalam Pemerintahan Desa ... 42
BAB III METODE PENELITIAN. ... 45
A. Pendekatan Penelitian ... 45
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46
C. Teknik Pengumpulan Data ... 47
1. Observasi ... 48
2. Wawancara ... 49
3. Studi Dokumentasi ... 50
4. Studi Literatur ... 50
D. Instrument Penelitian ... 50
E. Tahap-Tahap Penelitian ... 52
1. Tahap Pra Penelitian ... 52
2. Tahap Pelaksanaan Lapangan ... 53
F. Teknik Analisis Data ... 53
1. Reduksi Data ... 54
2. Display Data (Pengujiaan Data) ... 54
3. Verification/kesimpulan ... 55
G. Pengujian Keabsahan Data ... 55
1. Uji Kredibilitas ... 55
a. Perpanjangan Pengamatan ... 55
b. Meningkatkan Ketekunan ... 56
c. Triangulasi... 56
d. Analisis Kasus Negatif ... 58
e. Menggunakan Referensi... 58
f. Mengadakan member check ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Gambaran Umum Desa Cikaum Timur ... 60
1. Profil Desa Cikaum Timur ... 60
2. Keadaan Penduduk ... 61
3. Pemerintahan Desa Cikaum Timur ... 61
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62
C. Analisis Hasil Penelitian ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Saran ... 105 DAFTAR PUSTAKA ... 107 LAMPIRAN
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa reformasi ini, Indonesia mengalami perubahan seperti munculnya
tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Hal itu merupakan
jawaban terhadap persoalan krisis multidimensi saat ini. Pemerintahan yang baik
merupakan suatu konsep tentang penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,
sehat, bersih, dan efektif untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu terbentuknya
suatu masyarakat madani. Hal ini dipertegas dengan adanya ketetapan MPR
Nomor VII/MPR/2001 bab IV butir 9 yang menyebutkan bahwa terwujudnya
penyelenggaraan negara yang professional harus transparan, akuntabel, memiliki
kredibilitas, bebas korupsi, kolusi, nepotisme serta peka, dan tanggap terhadap
kepentingan aspirasi rakyat diseluruh wilayah negara, termasuk daerah terpencil
dan perbatasan. Selain itu, berkembangnya transparansi dalam budaya perilaku
serta aktivitas politik dan pemerintahan.
Terselenggaranya pemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi setiap
pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta
cita-cita bangsa dalam bernegara. Dalam hal ini, diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat dan jelas. Hal tersebut akan
membuat penyelenggaraan pembangunan pemerintahan dapat berlangsung secara
bersih, dan bertanggung jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Agenda aksi reformasi pemerintahan dalam rangka mewujudkan
kepemerintahan yang baik di Indonesia menurut Tjokroamidjojo dalam
Sedarmayanti (2012: 8) mengemukakan bahwa:
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reformasi yang juga penting salah satunya adalah perubahan dari pola sentralisasi ke desentralisasi. Bukan dalam rangka separatisme atau federalisme.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan adanya pembenahan
pemerintahan dalam meningkatkan pemerintahan yang lebih baik. Oleh karena
itu, pemerintah menyelenggarakan otonomi daerah seperti yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan daerahnya sendiri dari mulai
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota termasuk desa sebagai
lembaga pemerintahan terkecil dibawahnya.
Desa sebagai lembaga pemerintahan berperan penting dalam memajukan
negara yaitu melalui pemerintahan yang baik dalam peningkatan birokrasi
pemerintahan yang bersih, maju, terstruktur dan mempunyai visi dan misi yang
jelas. Hal itu bisa dilakukan jika desa tersebut mempunyai prinsip kepemerintahan
yang baik, terutama dalam hal birokrasi. Profesionalisme birokrasi merupakan
salah satu agenda reformasi peningkatan pemerintah untuk menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, birokrasi pemerintahan yang sehat serta transparan akan dapat
mewujudkan kehidupan masyarakat lebih maju, sejahtera, adil, dan makmur.
Birokrasi pemerintahan tidak luput dari yang mempunyai wewenang dan
kekuasaan yaitu kepala desa sebagai pemimpin yang bertanggungjawab terhadap
birokrasi pemerintah desa.
Kepala desa atau pimpinan berperan penting dalam peningkatan pelayanan
birokrasi pemerintahan agar mewujudkan kehidupan masyarakat yang maju.
Kepala desa merupakan pimpinan suatu instansi pemerintahan. Menurut Kousez
dan Ponser (Pasolong, 2011: 116) mengatakan bahwa ciri-ciri pemimpin yang
dikagumi adalah:
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain itu, pimpinan mempunyai empat fungsi lainnya menurut Broadwell
dalam Sinambela (2006: 102-103) yaitu “merencanakan, mengorganisasi,
memimpin dan mengawasi”. Merencanakan berarti pemimpin menentukan arah
gerak organisasinya, karena akan sulit diharapkan hasil yang baik jika
perencanaannya pun kurang baik. Mengorganisasi berarti pimpinan harus tahu
dulu tentang diri orang yang akan ditempatkan tersebut sebaik mungkin, guna
mendapatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat. Hal ini sangat berarti
karena orang yang ditempatkan tersebut merasa puas dan merasa mempunyai
kesempatan untuk dihargai. Dengan demikian, dirinya akan memiliki motivasi
sebaik mungkin dalam meningkatkan produktifitas kerja.
Memimpin adalah kemampuan seseorang untuk mengilhami bawahan agar
dapat bekerja guna mencapai tujuan organisasi. Broadwell (Sinambela, 2006: 103)
mengemukakan pemimpin akan sukses jika:
1) pemimpin mempunyai kemampuan untuk memaklumi pandangan orang lain;
2) pemimpin harus peka terhadap masalah orang lain;
3) pemimpin harus tanggap terhadap apa yang dikatakan bawahan; 4) pemimpin harus memiliki kemampun analisis yang tinggi;
5) pemimpin harus mengetahui kelebihan atau kelemahan dan kesalahannya; 6) pemimpin harus bersedia menerima tanggung jawabnya.
Terakhir, mengawasi merupakan sesuatu yang cukup menentukan karena
dengan mengawasi akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang
direncanakan. Pada dasarnya, pemimpin mengawasi tiga hal, yaitu uang, bahan,
dan tenaga kerja. Langkah-langkah yang diperlukan dalam mengawasi yaitu
menentukan standar, ukuran hasil atas dasar standar, dan pengambilan tindakan
kebaikan jika diperlukan.
Namun kenyataannya, kepala desa pada umumnya belum memperhatikan
empat fungsi tersebut yang berakibat pada rendahnya pelayanan birokrasi
pemerintahan desa terhadap masyarakat. Kepala desa di Indonesia pada umumnya
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang tidak semestinya menempatkan jabatan tertentu kepada orang yang tidak ahli
dalam bidangnya. Kepala desa kurang memberi contoh kepada bawahan agar
menjadi teladan bagi peningkatan kinerja para aparat pemerintahan desa. Kepala
desa sebagai pemimpin tidak mengawasi para bawahan agar senantiasa bekerja
secara tanggung jawab dan tepat waktu terhadap pekerjaannya.
Lain dari itu, Kabupaten Subang merupakan kabupaten dengan IPM lebih
rendah dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan dari data BPS, diketahui bahwa IPM Jawa Barat tahun 2011
mencapai 72, 73 poin, sementara IPM Kabupaten subang hanya pada 70,50 poin.
(BPS Jawa Barat Tahun 2012). Nilai pencapaian IPM kabupaten Subang tersebut
menggambarkan bahwa masyarakat di Kabupaten Subang belum memiliki akses
yang lebih besar terhadap sarana kesehatan, pendidikan, dan perekonomian
dibandingkan dengan kabupaten yang lain di Jawa Barat. Oleh karena itu, penulis
merasa tertarik untuk meneliti kinerja kepala desa dalam melayani masyarakat
berkenaan dengan sarana publik. Penulis mengambil Desa Cikaum Timur di
Kecamatan Cikaum karena dianggap mewakili desa-desa yang lain di Kabupaten
Subang. Selain itu juga untuk mengetahui kinerja desa dalam tatanan
pemerintahan kecamatan baru.
Kinerja kepala desa merupakan faktor penting dalam meningkatkan birokrasi
pemerintahan desa. Kinerja kepala desa menjadi faktor keberhasilan dalam
meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintah. Hal itu bisa diukur dengan
keberhasilan dalam merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengawasi
setiap kebijakan dalam keputusannya. Dampak dari kinerja kepala desa dapat
diaktualisasikan ketika menghadapi permasalahan birokrasi pemerintah. Mengutip
pernyataan Rourke dalam Engka (2010: 2) bahwa:
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bagian lainnya, oleh orang-orang yang dipilih karena kemampuan dan keahlian di bidangnya.
Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa birokrasi merupakan sistem
organisasi yang terstruktur ada aturan yang jelas dan mempunyai visi yang jelas.
Kinerja kepala desa sebagai pemimpin pemerintahan desa sangat berperan dalam
peningkatan birokrasi agar dapat melayani masyarakat dengan rasa penuh
tanggung jawab. Kinerja merupakan unsur terpenting berhasil atau tidaknya
seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang
pemimpin para anggotanya.
Sebuah organisasi pemerintah yang dipimpin oleh pemimpin yang
mempunyai kinerja atau kualitas kerja yang baik akan berdampak pada aparat
pemerintahan desa dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan penuh rasa
tanggung jawab. Hal itu akan menghasilkan pelayanan terhadap masyarakat yang
berkualitas. Kinerja kepala desa sebagai pemimpin sangat penting dalam
mengontrol birokrasi pemerintahan desa. Kinerja atau prestasi kerja diartikan
sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Birokrasi pemerintah menunjukan bahwa pelayanan birokrasi pemerintah
dirasa masih belum optimal. Birokrasi pemerintah desa masih memiliki
kekurangan. Permasalahan birokrasi jika ditelusuri lebih jauh, yaitu belum
optimalnya pelayanan birokrasi pemerintah desa yang menjadikan kondisi
birokrasi tidak efisien. Umumnya terletak pada struktur, sistem, prosedur dan
perilaku para birokrat yang bersumber pada beberapa masalah. Penulis
menyimpulkan beberapa masalah birokrasi pemerintahan yang ada di Desa
Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang, yaitu:
Tabel I.I
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 Aparat pemerintah desa belum kreatif dan masih lemah dalam berinovasi karena memang SDM yang masih rendah
2 Sumber daya manusia yang belum memadai, “pemaksaan” dalam berbagai jabatan sehingga kurang maksimal dalam menjalankan tugas
3 Aparatur pemerintah desa belum terampil dalam pelaksanaan berbagai kegiatan operasional, mutu pelayanan jadi rendah
4 Mental melayani masyarakat belum tumbuh pada sebagian besar aparat
Sumber: Hasil wawancara awal dengan beberapa tokoh masyarakat
Kinerja kepala desa sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Kepala desa berperan penting dalam meningkatkan birokrasi
pemerintahan agar kemudian hari bisa berjalan lebih baik. Oleh karena itu, kinerja
kepala desa sebagai pemimpin birokrasi pemerintahan desa sangat dibutuhkan
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Hal itu agar tercapai
struktur sistem pemerintahan yang bersih, maju, transparan, dan tentunya mampu
mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan kinerja para aparat pemerintah
desa serta mampu untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk mengambil judul “KINERJA
KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI
PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KEC. CIKAUM KAB. SUBANG”
untuk mengetahui kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi
pemerintahan desa yang dirasa masih belum optimal.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diuraikan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Bagaimana kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang?”
Menyadari persoalan yang begitu luas, maka dirasa perlu pembatasan
masalah yang diuraikan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1) Bagaimana kebijakan kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi
pemerintahan desa yang dilakukan oleh aparat pemerintahan desa terhadap
pelaksanaan tugasnya?
2) Bagaimana upaya kepala desa dalam meningkatkan perilaku tanggung jawab
aparat pemerintahan desa terhadap tugas-tugasnya?
3) Bagaimana upaya kepala desa dalam meningkatkan kompetensi kerja aparat
pemerintahan desa yang efisien/efektif dalam melaksanakan tugasnya?
4) Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi kepala desa dalam meningkatkan
pelayanan birokrasi pemerintahan desa?
5) Bagaimana upaya kepala desa dalam menanggulangi hambatan-hambatan
tersebut untuk meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa?
C. Tujuan Penelitian
Dalam sebuah pelaksanaan penelitian tentunya mempunyai tujuan, adapun
tujuan itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran mengenai kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi
Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang.
2. Tujuan khusus
1) Mengidentifikasi kebijakan kepala desa dalam meningkatkan pelayanan
birokrasi yang dilakukan oleh aparat pemerintahan desa terhadap pelaksanaan
tugasnya.
2) Mendeskripsikan upaya kepala desa dalam meningkatkan perilaku tanggung
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Mendeskripsikan upaya kepala desa dalam meningkatkan kompetensi kerja
aparat pemerintahan desa yang efisien/efektif dalam melaksanakan tugasnya.
4) Mengidentifikasi hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi kepala desa
dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.
5) Mengidentifikasi upaya kepala desa dalam menanggulangi
hambatan-hambatan tersebut untuk meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan
desa.
D. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian harus memiliki manfaat, baik secara teoritis maupun secara
praktis. Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan praktis yang diuraikan
sebagai berikut.
1. Secara teoritis
Penulis melalui penelitian ini berharap bisa memberikan kontribusi dalam
tataran teoritis terhadap dunia pendidikan atau pengembangan keilmuan
sebagaimana tujuan yang telah dipaparkan dalam penelitian ini. Pengharapan
selalu menjadi yang utama dalam sumbangsih pemikiran/gagasan dalam
memperbanyak teori atau fakta-fakta tentang kinerja kepala desa dalam
meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa. Kemudian penulis berharap
untuk bisa memberikan masukan, ide terhadap ilmu-ilmu yang berkaitan erat
dengan manajemen sumber daya manusia, sistem pemerintahan desa, sistem
pemerintahan daerah dan lain sebagainya.
2. Secara praktis
Selain secara teoritis, penelitian ini juga mempunyai manfaat secara praktis
yang diperinci sebagai berikut.
a) Diketahuinya kebijakan kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi
yang dilakukan oleh aparat pemerintahan desa terhadap pelaksanaan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Diketahuinya upaya kepala desa dalam meningkatkan perilaku tanggung
jawab aparat pemerintahan desa terhadap tugas-tugasnya.
c) Diketahuinya upaya kepala desa dalam meningkatkan kompetensi kerja
aparat pemerintahan yang efisien/efektif dalam melaksanakan tugasnya.
d) Diketahuinya hambatan-hambatan yang dihadapi kepala desa dalam
meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.
e) Diketahuinya upaya kepala desa dalam menanggulangi hambatan-hambatan
tersebut untuk meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.
E. Pembatasan Istilah 1. Kinerja
Kinerja merupakan unsur terpenting keberhasilan seseorang dalam
melaksanakan tugasnya. Dengan kinerja, seorang pemimpin mampu manghasilkan
yang terbaik atau sebaliknya tergantung dari pemimpin tersebut. Kinerja atau
performance menurut Moeheriono (2011: 162) adalah:
Kinerja didefinisikan sebagai pencapaian hasil atau the degree of
accomplishment, atau prestasi kerja atau kinerja. Penilaian terhadap kinerja
dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Dalam pemerintahan, penilaian kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan dan memotivasi birokrat pelaksana untuk melakukan pekerjaaan lebih baik lagi.
Kinerja akan memperoleh hasil yang memuaskan bila dikerjakan dengan tepat
dan maksimal. Dengan kinerja, seseorang akan terlihat kualitas dan kuantitasnya
dalam bekerja. Hal ini akan berakibat pada perkembangan pelayanan birokrasi di
pemerintahaan tersebut agar berkembang lebih maju. Penilaian befungsi sebagai
introspeksi bagi pegawai agar bekerja seperti seharusnya dalam tingkatan
pemerintahan yang terstruktur dan mempunyai visi dan misi.
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kepala desa adalah penyelenggara pengurusan rumah tangga desa dan
penyelenggaraan pemerintahan desa, ia wajib melindungi, membela,
meningkatkan kesejahteraan dan pengetahuan serta kehidupan penduduk desa, ia
mempunyai kedudukan mewakili desa sebagai badan hukum. (Surianingrat, 1992:
81).
Kepala desa merupakan penyelenggara urusan rumah tangga desa. Disamping
itu, ia menyelenggarakan urusan-urusan pemerintah. Meskipun ia mempunyai
batasan dalam mengambil keputusan, kepala desa tidak dapat menuruti
keinginannya sendiri. Dalam membuat peraturan desa, kepala desa harus meminta
pendapat masyarakat dalam rapat desa, khususnya mengenai urusan yang sangat
penting.
Dengan demikian, kepala desa mempunyai kekuasan untuk bertindak dalam
kemajuan birokrasi pemerintahannya. Hal ini karena kepala desa merupakan
penyelenggara yang berhak membawa pemerintahan kearah yang lebih baik.
3. Pemerintahan desa
Pemerintahan desa menurut Simaremare (2010) adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa juga adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa dibiarkan mempunyai wewenang untuk mengurus rumah tangga
menurut kehendaknya. Desa adalah suatu lembaga adat yang kemudian diberi
dasar hukum. Pemerintahan desa tidak boleh bertentangan dengan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daerah, serta kepentingan umum. Desa adalah bagian dari suatu wilayah
administratif. Dengan kata lain, setiap wilayah kecamatan dibagi atas desa-desa.
Setiap desa hanya menjadi bagian dari satu desa saja.
4. Pelayanan birokrasi
Pelayanan birokrasi seperti yang dikemukakan oleh Rasyid (Engka, 2010: 94)
adalah:
Tujuan utama dibentuknya pemerintah adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban di dalam mana masyarakat kita menjalani kehidupan secara wajar. Pemerintahan modern pada hakikatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani diri sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya dalam mencapai kemajuan bersama.
Keberhasilan seseorang dalam menjalankan fungsi dalam jabatannya akan
berdampak positif bagi kemajuan pelayanan birokrasi di pemerintahan desa. Desa
didirikan bukan untuk mementingkan dirinya sendiri, akan tetapi desa didirikan
untuk melayani masyarakat agar masyarakat mempunyai kreativitas dan
berkembang ke arah kemajuan yang lebih baik. Oleh karena itu, dibutuhkan
birokrasi yang bersih dan terstruktur untuk mewujudkan hal tersebut.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diuraikan sebagai berikut.
1. Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini terdapat isi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan istilah, dan sistematika
penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bab II ini menjelaskan mengenai perangkat teoritis dalam berpikir yang berisi
konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Konsep yang digunakan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan diangkat yaitu tentang Kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan
birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten
Subang.
3. Bab III Metode Penelitian
Dalam bab ini, peneliti memaparkan bagaimana teknik mencari keotentikan
suatu sumber yang berkaitan dengan kajian peneliti. Metode yang digunakan
adalah metode kualitatif.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini memaparkan hasil penelitian mengenai kinerja kepala desa dalam
meningkatkan pelayanan birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan
Cikaum, Kabupaten Subang.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan pembahasan terakhir peneliti dalam memberikan suatu
kesimpulan dari hasil interpretasi terhadap kajian yang menjadi bahan penelitian.
Interpretasi ini disertai dengan analisis peneliti dalam membuat kesimpulan atas
jawaban-jawaban dari permasalahan yang dirumuskan dalam suatu rumusan
masalah. Bab ini juga berisikan saran dari peneliti yang diajukan kepada berbagai
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun menurut
Nasution (2003: 9) mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif, peneliti
sebagai instrument penelitian”. Peneliti adalah “key instrument atau alat peneliti
utama”. Senada dengan hal itu, Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3)
mengatakan penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati”. Sedangkan penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2009:
15) mengemukakan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini karena permasalahan yang
dikaji dalam penelitian ini mengenai kinerja kepala desa dalam meningkatkan
pelayanan birokrasi. Oleh karena itu, peneliti memerlukan sejumlah data di
lapangan yang terjadi secara nyata dan mencari solusi untuk permasalahan
tersebut. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis.
Menurut Best (Sukardi, 2004: 57) mengemukakan bahwa:
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendekatan penelitian ini menjelaskan bahwa instrumen utamanya adalah
peneliti itu sendiri untuk mendapatkan data atau mencari data dengan cara
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Peneliti dituntut untuk mengetahui
wawasan yang luas baik wawasan teoritis maupun wawasan yang terkait dengan
konteks sosial. Dalam penelitian ini, peneliti lebih mengedepankan pendekatan
antar manusia, peneliti akan lebih banyak berhubungan dengan orang-orang di
tempat penelitian.
Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini,
yaitu tentang kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi
Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang, maka
peneliti menggunakan pendekatan penelitian ini untuk memperoleh data-data yang
aktual.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Subjek dari penelitan ini adalah pihak-pihak yang dapat memberikan
informasi yang dipilih secara acak, penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif yang lebih fokus terhadap sumber-sumber, data-data yang dianalisis oleh
peneliti. Oleh karena itu, subjek penelitian ini adalah kepala desa, aparat
pemerintahan desa, sebagian tokoh-tokoh masyarakat desa, sebagian masyarakat
Desa Cikaum. Kemudian, lokasi dari penelitian ini juga merupakan unsur penting
dalam melaksanakan penelitian untuk mengamati, wawancara dan studi
dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Desa Cikaum Timur, Kecamatan
Cikaum, Kabupaten Subang.
Alasan penulis memilih lokasi ini karena Pemerintahan Desa Cikaum Timur
dirasa belum memberikan kontribusi kinerja yang maksimal untuk masyarakatnya
dalam hal pelayanan birokrasi. Kemudian, belum memiliki struktur dan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbagai posisi pekerjaan di pemerintahan desa tersebut. Sehingga menghasilkan
kinerja yang kurang berkualitas.
Penelitian ini menggunakan sampel bertujuan (purpose sampling) yaitu
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu,
pertimbangan tertentu ini karena orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa
yang penulis harapkan sehingga besarnya sampel ditentukan oleh adanya
pertimbangan informasi.
Subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Table 3.1 Subjek Penelitian
No Subjek Penelitian Jumlah
1 Kepala desa 1
2 Sekretaris desa 1
3 Ketua BPD 1
4 Aparat desa 1
5 Tokoh masyarakat 3
6 Masyarakat 50
Mereka dipilih karena dianggap memenuhi kriteria untuk menguasai dan
memahami kegiatan yang diteliti. Mereka yang masih sedang atau berkecimpung
dalam kegiatan yang diteliti dan mempunyai waktu untuk dimintai informasi.
Dalam pengumpulan data, responden didasarkan pada ketentuan data dan
informasi yang diberikan. Jika dimintai keterangan kepada beberapa responden
dan menghasilkan data-data atau informasi yang sama, maka pengumpulan data
dianggap cukup dalam memperoleh informasi. Penentuan sampel dianggap telah
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat penting dalam penelitian. Dengan teknik
pengumpulan data diharapkan mempermudah peneliti dalam mendapatkan
data-data yang dibutuhkan. Sugiyono (2008: 62) mengemukakan mengenai teknik
pengumpulan data yaitu:
Langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan.
Untuk itu, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
mengguanakan teknik dengan cara wawancara, studi dokumentasi, studi literatur,
dan observasi.
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Hadi dalam Sugiyono,
2012: 145). Observasi dilakukan untuk mengamati perilaku manusia dan proses
kerja. Dalam hal ini, observasi dilakukan untuk mengamati kinerja kepala desa
dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa dan berbagai
aktivitas yang terjadi di lingkungan tersebut.
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakukan manusia
seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran
yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode
lain. Observasi sebagai alat pengumpul data dan observasi dilakukan secara
sistematis, observasi sebagai alat pengumpul data harus sistematis artinya
observasi serta pencatatannya dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
observasi dapat dilakukan dengan partisipasi pengamat. Adapun manfaat
wawancara menurut Patton dalam Nasution (Sugiyono, 2010: 228) sebagai
berikut:
a) Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh;
b) Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif. Jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukakan penemuan atau discovery;
c) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu,
karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara;
d) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga;
e) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif, dan;
f) Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.
Dengan demikian, manfaat observasi adalah bisa mengungkapkan situasi
yang tengah terjadi dalam sebuah institusi pemerintahan yang sangat sensitif bila
dilakukan dengan metode wawancara.
2. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap
muka secara individual. Adakalanya juga, wawancara dilaksanakan secara
kelompok. Wawancara ditujukan untuk memperoleh data dari individu dan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik pengumpulan data ini merupakan suatu kegiatan tanya jawab untuk
memperoleh data dari responden. Dalam penelitian ini, responden yang dipilih
yaitu kepala desa, aparat pemerintahan desa, dan beberapa kalangan masyarakat
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pewawancara (peneliti).
Wawancara menurut Nasution (2003 : 113) menyatakan bahwa:
Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui telepon.
Wawancara merupakan alat yang ampuh untuk mengungkapkan kenyataan
hidup, apa yang dipikirkan atau dirasakan tentang berbagai aspek kehidupan.
Wawancara dapat berfungsi deskriptif yaitu melukiskan dunia kenyataan seperti
dialami oleh orang lain. Wawancara dibagi kedalam dua bagian yaitu wawancara
berstruktur dan wawancara tak berstruktur (bebas).
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Studi dokumentasi diharapkan dapat
memberikan dukungan terhadap data-data yang diperoleh dari wawancara dan
observasi seperti kegiatan sehari-hari dan foto kegiatan. Berkenaan dengan itu,
Danial (2009: 79) mengemukakan bahwa:
Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.
Dengan demikian, studi dokumentasi sangat penting untuk mempelajari
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
organisasi desa, dan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
4. Studi Literatur
Studi literatur digunakan untuk memperoleh data-data yang berhubungan
dengan masalah yang teliti. Kemudian, peneliti membaca dan mempelajari
sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan kinerja kepala desa dalam
meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa. Studi literatur ini
dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran
data dalam penelitian ini.
Peneliti menyatakan bahwa semua isi yang terdapat dalam skripsi ini adalah
benar hasil dari penelitian secara langsung ke lapangan. Sehingga data yang
didapatkan berupa data primer untuk kemudian peneliti mengolah data primer
tersebut berdasarkan metodologi penelitian.
D. Instrument penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti merupakan instrumen utama
dalam mengumpulkan data dan menginterpretasikan data dengan dibimbing oleh
pedoman wawancara dan pedoman observasi. Dalam penelitian ini, peneliti
sendiri terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan observasi dan wawancara
secara mendalam. Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang
utama adalah wawancara dan observasi. Didalam prakteknya kedua metode
tersebut dapat dipraktekkan secara bersama-sama, dalam artian ketika sedang
melakukan wawancara juga dapat melakukan observasi atau sebaliknya
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi ini adalah untuk meneliti kepala desa dan orang-orang yang
berkontribusi dalam pemerintahan desa. Dalam hal ini berarti aparat pemerintahan
desa, dan juga kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh kepala desa beserta
jajaran pemerintahan desa dalam menjalankan sebuah organisasi
pemerintahannya. Kemudian bagaimana situasi kerja yang ditunjukan oleh para
aparat pemerintahan desa dalam menjalankan tugas-tugasnya dan keterampilan
para aparat pemerintahan desa.
Aspek utama dalam penelitian ini adalah mengenai keseharusan kepala desa
dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin pemerintahan desa yang
bertanggung jawab terhadap pemerintahan desanya. Bagaimana kebijakannya
dalam meningkatkan pelayanan birokrasi terhadap masyarakat. Bagaimana
upayanya dalam meningkatkan perilaku tanggung jawab para aparat
pemerintahannya. Upaya apa saja yang dilakukan oleh kepala desa untuk
meningkatkan kompetensi kerja yang efektif. Kemudian hambatan-hambatan serta
upaya untuk menanggulangi hambatan-hambatan tersebut dalam meningkatkan
pelayanan birokrasi pemerintahan desa.
Dalam melakukan sebuah wawancara, penulis membuat dan menyiapkan
instrument yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.
Pendapat dan pengalaman para responden serta pengetahuan yang didapat dari
sumber data yang terdiri dari kepala desa dan aparat pemerintahan itu sendiri yang
mampu untuk diketahuinya tentang kualitas birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum
Timur.
Hasil wawancara akan terekam dengan baik apabila dibantu oleh buku catatan
untuk mencatat semua percakapan yang terjadi antara peneliti dengan responden.
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu, tape recorder juga membantu untuk merekam semua percakapan dan
pembicaran dengan informan. Selain buku catatan, tape recorder, juga dibutuhkan
dokumentasi yang berupa foto-foto atau kegiatan yang dilakukan oleh kepala desa
maupun para aparat pemerintahan desa. Dengan adanya dokumentasi, maka
keabsahan penelitian ini akan lebih terjamin. Karena peneliti telah melakukan
prosedur penelitian ini.
E. Tahap-tahap penelitian
Penelitian ini melalui beberapa tahap penelitian untuk mendapatkan ijin
dalam meneliti. Adapun tahap-tahap penelitian diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Penelitian
Dalam tahap pra penelitian, penulis mempersiapkan keperluan sebelum
peneliti terjun ke lapangan untuk melaksanakan kegiatan penelitian. Perancangan
rencana penelitian, pertimbangan masalah penelitian, penemuan lokasi penelitian,
dan pengurusan ijin merupakan tahap pra penelitian ini.
Pertimbangan dalam sebuah permasalahan serta menentukan judul dan lokasi
penelitian merupakan kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian ini. Setelah
masalah selesai dipertimbangkan, kemudian juga judul telah selesai ditentukan
dan disetujui oleh pembimbing satu dan dua, maka peneliti melakukan pra
penelitian atau tahap pengenalan lapangan sebelum peneliti benar-benar
melakukan penelitian secara mendalam, yaitu mengetahui aspek-aspek
permasalahan dalam lokasi tersebut. Langkah selanjutya membuat proposal
penelitian dan pedoman wawancara serta format observasi sebagai alat pengumpul
data yang disesuaikan dengan fokus permasalahan. Selain itu pedoman
wawancara terdiri dari tiga bagian yaitu untuk kepala desa, aparat pemerintahan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan pedoman wawancara dikonsultasikan kepada dosen pembimbing skripsi untuk
disetujui dan selanjutnya melakukan penelitian di lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan Lapangan
Setelah tahap pra penelitian selesai dilaksanakan, maka peneliti terjun ke
lapangan untuk memulai penelitian. Penelitian ini tidak lain untuk mendapatkan
beragam informasi dari narasumber terkait. Selain observasi, peneliti juga
melakukan wawancara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a) Peneliti menghubungi Kepala Desa Cikaum Timur untuk meminta ijin dalam
melaksanakan penelitian dan meminta informasi dari desa dan masyarakat;
b) Menentukan responden untuk dimintai informasi dan diwawancarai yaitu
kepala desa, aparat pemerintahan desa, ketua BPD, tokoh masyarakat desa
dan masyarakat Desa Cikaum Timur;
c) Menghubungi responden-responden tersebut untuk dimintai informasinya;
d) Melaksanakan wawancara dengan para informan sesuai dengan perjanjian
yang telah dibuat berupa waktu yang telah disepakati;
e) Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan lapangan yang
diperlukan dan dianggap berkaitan dengan masalah yang teliti ini.
Data yang diperoleh dari para informan melalui wawancara dan observasi
disusun dalam buku catatan lapangan yang lengkap. Selain itu, didukung dengan
dokumen-dokumen yang mendukung sampai pada titik jenuh yang berarti
informasi atau data-data tidak menemukan sesuatu yang baru.
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 91) mengemukakan bahwa:
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data yaitu data reduction, data display, dan
verification.
Penelitian harus melalui tiga aspek, yaitu data reduction, data display, dan
verification. Untuk itu peneliti harus jeli dalam mengumpulkan data untuk
menghasilkan data yang relevan. Senada dengan hal diatas, Nasution (2003: 129)
berpendapat bahwa:
Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah-satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Berdasarkan dengan apa yang telah dipaparkan diatas, dapat diketahui bahwa
teknik analisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi data
yang diperoleh dari lapangan. Untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,
komplek dan rumit. Untuk itu, peneliti perlu segera melakukan analisis data
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Data display (penyajian data)
Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara
terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh berkenaan dengan
kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini,
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 95) menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif.
3. Verification/kesimpulan
Langkah ke tiga yaitu adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak. Karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif
antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan
dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan
referensi, dan mengadakan member check. Sebagaimana yang diungkapkan
Sugiyono (2008: 121) sebagai berikut:
a. Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan ini, hubungan antara peneliti dengan nara
sumber akan semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak
ada informasi yang disembunyikan lagi. Pada tahap awal peneliti memasuki
lapangan, peneliti masih dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga
informasi yang diberikan mungkin belum lengkap, tidak mendalam, dan masih
banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti
mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data
yang sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah di cek
kembali pada data sumber asli atau pada data sumber yang lainnya ternyata tidak
benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam
sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti peneliti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan
meningkatkan ketekunan akan meningkatkan kredibilitas data, karena peneliti
dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah
atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain itu, untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca
berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi
yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca, maka wawasan
peneliti akan semakin luas dan tajam. Sehingga dapat digunakan untuk memeriksa
data yang ditemukan itu benar atau tidak.
c. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dan
berbagai cara, dan berbagai waktu.
1) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk
menguji kinerja kepala desa sebagai pimpinan, maka pengumpulan dan pengujian
data diperolah kebawahan yang dipimpin. Dalam hal ini, berarti aparat
pemerintahan desa, dan keatasan yang menugasi. Kemudian kepada badan
permusyawaratan desa yang merupakan kelompok kerjasama. Data dari ketiga
sumber tersebut, kemudian data dideskripsikan, dikategorisasikan, mana
pandangan yang sama dan mana pandangan yang berbeda.
2) Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Jika data diperoleh melalui wawancara,
kemudian dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Jika dengan tiga
teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda,
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari, siang hari,
atau sore hari berpengaruh terhadap kenyamanan nara sumber dalam memberikan
data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Waktu berperan dalam
pengumpulan data yang lebih diakui kebenarannya. Untuk itu, perlu dilakukan
pengecekan kembali dengan teknik observasi, wawancara, atau teknik lain
diwaktu yang berbeda untuk diketahui kebenaran datanya. Adapun pengujian
[image:36.595.117.508.163.654.2]keabsahan data triangulasi dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.
Tabel 3.2
Triangulasi dengan tiga sumber
Aparat desa Masyarakat
Kepala desa
Sumber: Buku memahami penelitian kualitatif (2008)
Tabel 3.3
Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data Wawancara Observasi
Studi literatur
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
[image:37.595.114.508.126.526.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4
Triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan data Siang Sore
Pagi
Sumber: Buku memahami penelitian kualitatif (2008)
d. Analisis kasus negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda
atau bahkan bertentangan dengan data yang ditentukan. Bila tidak ada lagi data
yang berbeda atau bertentangan dengan data yang ditemukan, maka data yang
ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan
data-data yang bertentangan dengan data-data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan
merubah temuannya.
e. Menggunakan bahan referensi
Yang dimaksud dengan menggunakan bahan referensi ini adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Peneliti
menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek
penelitian, foto-foto, dokumen dan sebagainya. Dalam laporan penelitian,
sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau
dokumen autentik, sehingga lebih dapat dipercaya.
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data
yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data. Apabila data yang
ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga
semakin kredibel/dipercayai. Tetapi apabila data yang ditemukan oleh peneliti
dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti
perlu melakukan diskusi dengan pemberi data. Dan apabila perbedaannya tajam,
maka peneliti harus merubah hasil temuannya, dan harus menyesuaikan dengan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulis melakukan penelitian berupa wawancara, observasi, dan
angket serta membahas hasil penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari
data dan fakta tersebut yang telah ada. Kemudian penulis memberikan saran
sebagai masukan kepada pihak-pihak yang berkaitan dalam penelitian ini. Adapun
kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan dari apa yang telah dibahas dalam hasil penelitian, dapat
dikemukakan kesimpulan bahwa kinerja Kepala Desa Cikaum Timur dalam
meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa sudah sesuai dengan
harapan masyarakat, meskipun dalam hal ini Kepala Desa Cikaum Timur kurang
mengoptimalkan kepemimpinan dan kompetensi ke dalam pelaksanaan
pekerjaannya.
2. Kesimpulan Khusus
Kesimpulan secara khusus diambil dari permasalahan-permasalahan terkait
dengan penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Kebijakan Kepala Desa Cikaum Timur dalam meningkatkan pelayanan
birokrasi pemerintahan desa pada hakikatnya sudah baik. Akan tetapi
kebijakan-kebijakan yang sudah dirumuskan belum terlaksana sebagaimana
mestinya. Hal ini ditandai dengan kebijakan menata ulang lembaga dan aparat
pemerintahan desa untuk menciptakan etos kerja berprestasi yang belum
dilakukan. Padahal kebijakan tersebut merupakan unsur penting bagi
pergerakan roda pemerintah desa dalam mengaktualisasikan tujuan visi dan
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Upaya yang dilakukan Kepala Desa Cikaum Timur dalam meningkatkan
perilaku tanggung jawab aparat pemerintahan desa terhadap tugas-tugasnya
sudah berjalan dengan baik seperti pelayanan surat-menyurat kepada
masyarakat yang berjalan lancar. Hal ini didorong dengan adanya motivasi
dan penghargaan berupa uang atau barang seperti kepala desa memberikan
pakaian terhadap aparat desa. Mengingat motivasi merupakan unsur penting
dalam pekerjaan yang akan berimbas pada tanggungjawabnya sebagai
seorang staf desa di dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
c. Upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa Cikaum Timur dalam meningkatkan
kompetensi kerja aparat pemerintahan desa terhadap pelaksanaan tugasnya
belum teralisasi sepenuhnya. Hal ini karena kurangnya anggaran, sosialisasi,
dan pengarahan kepada aparat pemerintahan desa terkait kompetensi tersebut,
sehingga upaya kepala desa mengalami hambatan yang seharusnya segara
diselesaikan. Mengingat kompetensi merupakan perpaduan antara
pengetahuan dan keterampilan yang harus dipunyai oleh aparat pemerintahan
desa.
d. Hambatan pelayanan birokrasi di Pemerintahan Desa Cikaum Timur berasal
dari faktor internal berupa sumber daya manusia, pendanaan yang sangat
terbatas, kesibukan aparat desa di luar pemerintahan desa, dan keterampilan
yang kurang memadai di setiap aparat pemerintahan desa dalam
melaksanakan tugasnya. Sedangkan dari faktor eksternal berasal dari tidak
adanya evaluasi secara berkala yang dilakukan oleh pemerintahan daerah
terhadap pemerintahan desa.
e. Upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa Cikaum Timur dalam
menanggulangi hambatan-hambatan tersebut adalah dengan meningkatkan
hasil pajak yang diterima dari masyarakat yang selama ini kurang berjalan
dengan baik dan mengupayakan bantuan dana dari Pemerintahan Daerah
Kabupaten Subang untuk membantu memberdayakan kesejahteraan aparat
Agasi Anwar, 2014
Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemerintahan Desa Cikaum Timur untuk mengikuti diklat di Kecamatan
Cikaum. Hal ini bertujuan agar aparat pemerintahan desa mempunyai
pengetahuan dan wawasan yang luas serta untuk lebih terampil dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
B. Saran
Saran merupakan bentuk pertanggungjawaban penulis untuk memberikan
masukan-masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
Adapun saran yang diberikan penulis antara lain sebagai berikut:
1. Saran untuk Kepala Desa Cikaum Timur
a. Kepala desa sebagai pemimpin desa, hendaknya lebih mengoptimalkan
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya melalui pendekatan terhadap aparat
pemerintah desa, sehingga kepala desa dapat mengetahui masalah yang
terjadi dalam aparat pemerintahan desa, mengidentifikasi masalah tersebut
dan mencari solusinya bersam