• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN CIKAUM KABUPATEN SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN CIKAUM KABUPATEN SUBANG."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN

CIKAUM KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh Agasi Anwar

0901343

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN

CIKAUM KABUPATEN SUBANG

Oleh

Agasi Anwar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Agasi Anwar 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Agasi Anwar 0901343

KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN

CIKAUM KABUPATEN SUBANG

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Prof. Dr. Idrus Affandi, S.H. NIP. 19540404 198101 1 002

Pembimbing II

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd.,S.IP., M.SI NIP. 19690929 199402 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)
(5)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

AGASI ANWAR (0901343), “KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN CIKAUM KABUPATEN SUBANG.

Penelitian ini didasari oleh persoalan-persoalan pemerintahan desa yang umumnya terletak pada aparat pemerintah desa yang dirasa belum kreatif dan masih lemah dalam berinovasi terhadap pekerjaannya. Selain itu sumber daya manusia aparat yang belum memadai serta aparat pemerintah desa belum terampil dalam pelaksanaan berbagai kegiatan, sehingga mengakibatkan mutu pelayanan birokrasi menjadi rendah.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nyata mengenai bagaimana kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa. Kinerja menjadi penilaian awal berhasil tidaknya seorang kepala desa dalam meyakinkan masyarakat terhadap pelayanan birokrasi pemerintahan desa yang berkualitas.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang kinerja yaitu teori Donnely, Gibson and Ivanlevich (2005). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan pengambilan sampel sumber data yang digunakan adalah purpose sampling dan snow ball.

(6)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

AGASI ANWAR (0901343), “THE VILLAGE HEADS

PERFORMANCE IN IMPROVING SERVICE VILLAGE GOVERNMENT BUREAUCRACY EAST CIKAUM SUBDISTRICT CIKAUM SUBANG REGENCY”.

This study is based on village governance issues that are generally located in the village government officials who felt not creative and innovate to remain weak in the jobs. Besides human resources and inadequate apparatus village government is not skilled in the execution of various activities resulting in lower quality of care bureaucracy.

In general, this study aims to find out the real picture of how the village heads performance in improving service village government bureaucracy. Performance becomes the initial assessment of success or failure of a village head in convincing the public of the services of qualified village government bureaucracy. The theory used in this study is about the performance of the theory Donnelly, Gibson and Ivanlevich (2005). In this study, the authors used a qualitative approach, while sampling resources data removal used was purposive sampling and snow ball.

(7)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Secara Teoritis ... 7

2. Secara Praktis ... 8

E. Pembatasan Istilah ... 8

1. Kinerja ... 8

2. Kepala Desa ... 9

3. Pemerintahan Desa ... 9

4. Pelayanan Birokrasi ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Konsep Umum tentang Kinerja Kepala Desa ... 12

1. Pengertian kinerja ... 12

2. Penilaian kinerja ... 13

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ... 16

4. Kepemimpinan kepala desa ... 18

5. Tugas dan fungsi kepala desa ... 21

6. Kinerja kepala desa ... 23

B. Konsep Umum tentang Pemerintahan Desa ... 26

1. Pengertian Desa ... 26

2. Pemerintahan Desa ... 27

3. Otonomi Desa ... 28

4. Sejarah Pemerintahan Desa ... 29

5. Organ & Struktur Pemerintahan Desa ... 31

(8)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Pelayanan ... 34

2. Pengertian Birokrasi ... 35

3. Teori-Teori Pelayanan ... 37

4. Teori-Teori Birokrasi ... 40

5. Pelayanan Birokrasi dalam Pemerintahan Desa ... 42

BAB III METODE PENELITIAN. ... 45

A. Pendekatan Penelitian ... 45

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

C. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Observasi ... 48

2. Wawancara ... 49

3. Studi Dokumentasi ... 50

4. Studi Literatur ... 50

D. Instrument Penelitian ... 50

E. Tahap-Tahap Penelitian ... 52

1. Tahap Pra Penelitian ... 52

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan ... 53

F. Teknik Analisis Data ... 53

1. Reduksi Data ... 54

2. Display Data (Pengujiaan Data) ... 54

3. Verification/kesimpulan ... 55

G. Pengujian Keabsahan Data ... 55

1. Uji Kredibilitas ... 55

a. Perpanjangan Pengamatan ... 55

b. Meningkatkan Ketekunan ... 56

c. Triangulasi... 56

d. Analisis Kasus Negatif ... 58

e. Menggunakan Referensi... 58

f. Mengadakan member check ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Gambaran Umum Desa Cikaum Timur ... 60

1. Profil Desa Cikaum Timur ... 60

2. Keadaan Penduduk ... 61

3. Pemerintahan Desa Cikaum Timur ... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

C. Analisis Hasil Penelitian ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

(9)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran ... 105 DAFTAR PUSTAKA ... 107 LAMPIRAN

(10)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa reformasi ini, Indonesia mengalami perubahan seperti munculnya

tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Hal itu merupakan

jawaban terhadap persoalan krisis multidimensi saat ini. Pemerintahan yang baik

merupakan suatu konsep tentang penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,

sehat, bersih, dan efektif untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu terbentuknya

suatu masyarakat madani. Hal ini dipertegas dengan adanya ketetapan MPR

Nomor VII/MPR/2001 bab IV butir 9 yang menyebutkan bahwa terwujudnya

penyelenggaraan negara yang professional harus transparan, akuntabel, memiliki

kredibilitas, bebas korupsi, kolusi, nepotisme serta peka, dan tanggap terhadap

kepentingan aspirasi rakyat diseluruh wilayah negara, termasuk daerah terpencil

dan perbatasan. Selain itu, berkembangnya transparansi dalam budaya perilaku

serta aktivitas politik dan pemerintahan.

Terselenggaranya pemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi setiap

pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta

cita-cita bangsa dalam bernegara. Dalam hal ini, diperlukan pengembangan dan

penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat dan jelas. Hal tersebut akan

membuat penyelenggaraan pembangunan pemerintahan dapat berlangsung secara

bersih, dan bertanggung jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Agenda aksi reformasi pemerintahan dalam rangka mewujudkan

kepemerintahan yang baik di Indonesia menurut Tjokroamidjojo dalam

Sedarmayanti (2012: 8) mengemukakan bahwa:

(11)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reformasi yang juga penting salah satunya adalah perubahan dari pola sentralisasi ke desentralisasi. Bukan dalam rangka separatisme atau federalisme.

Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan adanya pembenahan

pemerintahan dalam meningkatkan pemerintahan yang lebih baik. Oleh karena

itu, pemerintah menyelenggarakan otonomi daerah seperti yang diamanatkan

dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan daerahnya sendiri dari mulai

pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota termasuk desa sebagai

lembaga pemerintahan terkecil dibawahnya.

Desa sebagai lembaga pemerintahan berperan penting dalam memajukan

negara yaitu melalui pemerintahan yang baik dalam peningkatan birokrasi

pemerintahan yang bersih, maju, terstruktur dan mempunyai visi dan misi yang

jelas. Hal itu bisa dilakukan jika desa tersebut mempunyai prinsip kepemerintahan

yang baik, terutama dalam hal birokrasi. Profesionalisme birokrasi merupakan

salah satu agenda reformasi peningkatan pemerintah untuk menjadi lebih baik.

Oleh karena itu, birokrasi pemerintahan yang sehat serta transparan akan dapat

mewujudkan kehidupan masyarakat lebih maju, sejahtera, adil, dan makmur.

Birokrasi pemerintahan tidak luput dari yang mempunyai wewenang dan

kekuasaan yaitu kepala desa sebagai pemimpin yang bertanggungjawab terhadap

birokrasi pemerintah desa.

Kepala desa atau pimpinan berperan penting dalam peningkatan pelayanan

birokrasi pemerintahan agar mewujudkan kehidupan masyarakat yang maju.

Kepala desa merupakan pimpinan suatu instansi pemerintahan. Menurut Kousez

dan Ponser (Pasolong, 2011: 116) mengatakan bahwa ciri-ciri pemimpin yang

dikagumi adalah:

(12)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, pimpinan mempunyai empat fungsi lainnya menurut Broadwell

dalam Sinambela (2006: 102-103) yaitu “merencanakan, mengorganisasi,

memimpin dan mengawasi”. Merencanakan berarti pemimpin menentukan arah

gerak organisasinya, karena akan sulit diharapkan hasil yang baik jika

perencanaannya pun kurang baik. Mengorganisasi berarti pimpinan harus tahu

dulu tentang diri orang yang akan ditempatkan tersebut sebaik mungkin, guna

mendapatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat. Hal ini sangat berarti

karena orang yang ditempatkan tersebut merasa puas dan merasa mempunyai

kesempatan untuk dihargai. Dengan demikian, dirinya akan memiliki motivasi

sebaik mungkin dalam meningkatkan produktifitas kerja.

Memimpin adalah kemampuan seseorang untuk mengilhami bawahan agar

dapat bekerja guna mencapai tujuan organisasi. Broadwell (Sinambela, 2006: 103)

mengemukakan pemimpin akan sukses jika:

1) pemimpin mempunyai kemampuan untuk memaklumi pandangan orang lain;

2) pemimpin harus peka terhadap masalah orang lain;

3) pemimpin harus tanggap terhadap apa yang dikatakan bawahan; 4) pemimpin harus memiliki kemampun analisis yang tinggi;

5) pemimpin harus mengetahui kelebihan atau kelemahan dan kesalahannya; 6) pemimpin harus bersedia menerima tanggung jawabnya.

Terakhir, mengawasi merupakan sesuatu yang cukup menentukan karena

dengan mengawasi akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang

direncanakan. Pada dasarnya, pemimpin mengawasi tiga hal, yaitu uang, bahan,

dan tenaga kerja. Langkah-langkah yang diperlukan dalam mengawasi yaitu

menentukan standar, ukuran hasil atas dasar standar, dan pengambilan tindakan

kebaikan jika diperlukan.

Namun kenyataannya, kepala desa pada umumnya belum memperhatikan

empat fungsi tersebut yang berakibat pada rendahnya pelayanan birokrasi

pemerintahan desa terhadap masyarakat. Kepala desa di Indonesia pada umumnya

(13)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tidak semestinya menempatkan jabatan tertentu kepada orang yang tidak ahli

dalam bidangnya. Kepala desa kurang memberi contoh kepada bawahan agar

menjadi teladan bagi peningkatan kinerja para aparat pemerintahan desa. Kepala

desa sebagai pemimpin tidak mengawasi para bawahan agar senantiasa bekerja

secara tanggung jawab dan tepat waktu terhadap pekerjaannya.

Lain dari itu, Kabupaten Subang merupakan kabupaten dengan IPM lebih

rendah dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan dari data BPS, diketahui bahwa IPM Jawa Barat tahun 2011

mencapai 72, 73 poin, sementara IPM Kabupaten subang hanya pada 70,50 poin.

(BPS Jawa Barat Tahun 2012). Nilai pencapaian IPM kabupaten Subang tersebut

menggambarkan bahwa masyarakat di Kabupaten Subang belum memiliki akses

yang lebih besar terhadap sarana kesehatan, pendidikan, dan perekonomian

dibandingkan dengan kabupaten yang lain di Jawa Barat. Oleh karena itu, penulis

merasa tertarik untuk meneliti kinerja kepala desa dalam melayani masyarakat

berkenaan dengan sarana publik. Penulis mengambil Desa Cikaum Timur di

Kecamatan Cikaum karena dianggap mewakili desa-desa yang lain di Kabupaten

Subang. Selain itu juga untuk mengetahui kinerja desa dalam tatanan

pemerintahan kecamatan baru.

Kinerja kepala desa merupakan faktor penting dalam meningkatkan birokrasi

pemerintahan desa. Kinerja kepala desa menjadi faktor keberhasilan dalam

meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintah. Hal itu bisa diukur dengan

keberhasilan dalam merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengawasi

setiap kebijakan dalam keputusannya. Dampak dari kinerja kepala desa dapat

diaktualisasikan ketika menghadapi permasalahan birokrasi pemerintah. Mengutip

pernyataan Rourke dalam Engka (2010: 2) bahwa:

(14)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagian lainnya, oleh orang-orang yang dipilih karena kemampuan dan keahlian di bidangnya.

Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa birokrasi merupakan sistem

organisasi yang terstruktur ada aturan yang jelas dan mempunyai visi yang jelas.

Kinerja kepala desa sebagai pemimpin pemerintahan desa sangat berperan dalam

peningkatan birokrasi agar dapat melayani masyarakat dengan rasa penuh

tanggung jawab. Kinerja merupakan unsur terpenting berhasil atau tidaknya

seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang

pemimpin para anggotanya.

Sebuah organisasi pemerintah yang dipimpin oleh pemimpin yang

mempunyai kinerja atau kualitas kerja yang baik akan berdampak pada aparat

pemerintahan desa dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan penuh rasa

tanggung jawab. Hal itu akan menghasilkan pelayanan terhadap masyarakat yang

berkualitas. Kinerja kepala desa sebagai pemimpin sangat penting dalam

mengontrol birokrasi pemerintahan desa. Kinerja atau prestasi kerja diartikan

sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Birokrasi pemerintah menunjukan bahwa pelayanan birokrasi pemerintah

dirasa masih belum optimal. Birokrasi pemerintah desa masih memiliki

kekurangan. Permasalahan birokrasi jika ditelusuri lebih jauh, yaitu belum

optimalnya pelayanan birokrasi pemerintah desa yang menjadikan kondisi

birokrasi tidak efisien. Umumnya terletak pada struktur, sistem, prosedur dan

perilaku para birokrat yang bersumber pada beberapa masalah. Penulis

menyimpulkan beberapa masalah birokrasi pemerintahan yang ada di Desa

Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang, yaitu:

Tabel I.I

(15)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Aparat pemerintah desa belum kreatif dan masih lemah dalam berinovasi karena memang SDM yang masih rendah

2 Sumber daya manusia yang belum memadai, “pemaksaan” dalam berbagai jabatan sehingga kurang maksimal dalam menjalankan tugas

3 Aparatur pemerintah desa belum terampil dalam pelaksanaan berbagai kegiatan operasional, mutu pelayanan jadi rendah

4 Mental melayani masyarakat belum tumbuh pada sebagian besar aparat

Sumber: Hasil wawancara awal dengan beberapa tokoh masyarakat

Kinerja kepala desa sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan

tersebut. Kepala desa berperan penting dalam meningkatkan birokrasi

pemerintahan agar kemudian hari bisa berjalan lebih baik. Oleh karena itu, kinerja

kepala desa sebagai pemimpin birokrasi pemerintahan desa sangat dibutuhkan

untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Hal itu agar tercapai

struktur sistem pemerintahan yang bersih, maju, transparan, dan tentunya mampu

mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan kinerja para aparat pemerintah

desa serta mampu untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk mengambil judul “KINERJA

KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI

PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KEC. CIKAUM KAB. SUBANG”

untuk mengetahui kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi

pemerintahan desa yang dirasa masih belum optimal.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dengan adanya latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diuraikan

(16)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Bagaimana kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang?”

Menyadari persoalan yang begitu luas, maka dirasa perlu pembatasan

masalah yang diuraikan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

1) Bagaimana kebijakan kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi

pemerintahan desa yang dilakukan oleh aparat pemerintahan desa terhadap

pelaksanaan tugasnya?

2) Bagaimana upaya kepala desa dalam meningkatkan perilaku tanggung jawab

aparat pemerintahan desa terhadap tugas-tugasnya?

3) Bagaimana upaya kepala desa dalam meningkatkan kompetensi kerja aparat

pemerintahan desa yang efisien/efektif dalam melaksanakan tugasnya?

4) Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi kepala desa dalam meningkatkan

pelayanan birokrasi pemerintahan desa?

5) Bagaimana upaya kepala desa dalam menanggulangi hambatan-hambatan

tersebut untuk meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa?

C. Tujuan Penelitian

Dalam sebuah pelaksanaan penelitian tentunya mempunyai tujuan, adapun

tujuan itu dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan umum

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan

gambaran mengenai kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi

Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang.

2. Tujuan khusus

1) Mengidentifikasi kebijakan kepala desa dalam meningkatkan pelayanan

birokrasi yang dilakukan oleh aparat pemerintahan desa terhadap pelaksanaan

tugasnya.

2) Mendeskripsikan upaya kepala desa dalam meningkatkan perilaku tanggung

(17)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Mendeskripsikan upaya kepala desa dalam meningkatkan kompetensi kerja

aparat pemerintahan desa yang efisien/efektif dalam melaksanakan tugasnya.

4) Mengidentifikasi hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi kepala desa

dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

5) Mengidentifikasi upaya kepala desa dalam menanggulangi

hambatan-hambatan tersebut untuk meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan

desa.

D. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian harus memiliki manfaat, baik secara teoritis maupun secara

praktis. Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan praktis yang diuraikan

sebagai berikut.

1. Secara teoritis

Penulis melalui penelitian ini berharap bisa memberikan kontribusi dalam

tataran teoritis terhadap dunia pendidikan atau pengembangan keilmuan

sebagaimana tujuan yang telah dipaparkan dalam penelitian ini. Pengharapan

selalu menjadi yang utama dalam sumbangsih pemikiran/gagasan dalam

memperbanyak teori atau fakta-fakta tentang kinerja kepala desa dalam

meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa. Kemudian penulis berharap

untuk bisa memberikan masukan, ide terhadap ilmu-ilmu yang berkaitan erat

dengan manajemen sumber daya manusia, sistem pemerintahan desa, sistem

pemerintahan daerah dan lain sebagainya.

2. Secara praktis

Selain secara teoritis, penelitian ini juga mempunyai manfaat secara praktis

yang diperinci sebagai berikut.

a) Diketahuinya kebijakan kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi

yang dilakukan oleh aparat pemerintahan desa terhadap pelaksanaan

(18)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Diketahuinya upaya kepala desa dalam meningkatkan perilaku tanggung

jawab aparat pemerintahan desa terhadap tugas-tugasnya.

c) Diketahuinya upaya kepala desa dalam meningkatkan kompetensi kerja

aparat pemerintahan yang efisien/efektif dalam melaksanakan tugasnya.

d) Diketahuinya hambatan-hambatan yang dihadapi kepala desa dalam

meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

e) Diketahuinya upaya kepala desa dalam menanggulangi hambatan-hambatan

tersebut untuk meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

E. Pembatasan Istilah 1. Kinerja

Kinerja merupakan unsur terpenting keberhasilan seseorang dalam

melaksanakan tugasnya. Dengan kinerja, seorang pemimpin mampu manghasilkan

yang terbaik atau sebaliknya tergantung dari pemimpin tersebut. Kinerja atau

performance menurut Moeheriono (2011: 162) adalah:

Kinerja didefinisikan sebagai pencapaian hasil atau the degree of

accomplishment, atau prestasi kerja atau kinerja. Penilaian terhadap kinerja

dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Dalam pemerintahan, penilaian kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan dan memotivasi birokrat pelaksana untuk melakukan pekerjaaan lebih baik lagi.

Kinerja akan memperoleh hasil yang memuaskan bila dikerjakan dengan tepat

dan maksimal. Dengan kinerja, seseorang akan terlihat kualitas dan kuantitasnya

dalam bekerja. Hal ini akan berakibat pada perkembangan pelayanan birokrasi di

pemerintahaan tersebut agar berkembang lebih maju. Penilaian befungsi sebagai

introspeksi bagi pegawai agar bekerja seperti seharusnya dalam tingkatan

pemerintahan yang terstruktur dan mempunyai visi dan misi.

(19)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepala desa adalah penyelenggara pengurusan rumah tangga desa dan

penyelenggaraan pemerintahan desa, ia wajib melindungi, membela,

meningkatkan kesejahteraan dan pengetahuan serta kehidupan penduduk desa, ia

mempunyai kedudukan mewakili desa sebagai badan hukum. (Surianingrat, 1992:

81).

Kepala desa merupakan penyelenggara urusan rumah tangga desa. Disamping

itu, ia menyelenggarakan urusan-urusan pemerintah. Meskipun ia mempunyai

batasan dalam mengambil keputusan, kepala desa tidak dapat menuruti

keinginannya sendiri. Dalam membuat peraturan desa, kepala desa harus meminta

pendapat masyarakat dalam rapat desa, khususnya mengenai urusan yang sangat

penting.

Dengan demikian, kepala desa mempunyai kekuasan untuk bertindak dalam

kemajuan birokrasi pemerintahannya. Hal ini karena kepala desa merupakan

penyelenggara yang berhak membawa pemerintahan kearah yang lebih baik.

3. Pemerintahan desa

Pemerintahan desa menurut Simaremare (2010) adalah penyelenggaraan

urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa

dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem

Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa juga adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa dibiarkan mempunyai wewenang untuk mengurus rumah tangga

menurut kehendaknya. Desa adalah suatu lembaga adat yang kemudian diberi

dasar hukum. Pemerintahan desa tidak boleh bertentangan dengan

(20)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daerah, serta kepentingan umum. Desa adalah bagian dari suatu wilayah

administratif. Dengan kata lain, setiap wilayah kecamatan dibagi atas desa-desa.

Setiap desa hanya menjadi bagian dari satu desa saja.

4. Pelayanan birokrasi

Pelayanan birokrasi seperti yang dikemukakan oleh Rasyid (Engka, 2010: 94)

adalah:

Tujuan utama dibentuknya pemerintah adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban di dalam mana masyarakat kita menjalani kehidupan secara wajar. Pemerintahan modern pada hakikatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani diri sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya dalam mencapai kemajuan bersama.

Keberhasilan seseorang dalam menjalankan fungsi dalam jabatannya akan

berdampak positif bagi kemajuan pelayanan birokrasi di pemerintahan desa. Desa

didirikan bukan untuk mementingkan dirinya sendiri, akan tetapi desa didirikan

untuk melayani masyarakat agar masyarakat mempunyai kreativitas dan

berkembang ke arah kemajuan yang lebih baik. Oleh karena itu, dibutuhkan

birokrasi yang bersih dan terstruktur untuk mewujudkan hal tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan sebagai berikut.

1. Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini terdapat isi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan istilah, dan sistematika

penulisan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II ini menjelaskan mengenai perangkat teoritis dalam berpikir yang berisi

konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Konsep yang digunakan

(21)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan diangkat yaitu tentang Kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan

birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten

Subang.

3. Bab III Metode Penelitian

Dalam bab ini, peneliti memaparkan bagaimana teknik mencari keotentikan

suatu sumber yang berkaitan dengan kajian peneliti. Metode yang digunakan

adalah metode kualitatif.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memaparkan hasil penelitian mengenai kinerja kepala desa dalam

meningkatkan pelayanan birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan

Cikaum, Kabupaten Subang.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan pembahasan terakhir peneliti dalam memberikan suatu

kesimpulan dari hasil interpretasi terhadap kajian yang menjadi bahan penelitian.

Interpretasi ini disertai dengan analisis peneliti dalam membuat kesimpulan atas

jawaban-jawaban dari permasalahan yang dirumuskan dalam suatu rumusan

masalah. Bab ini juga berisikan saran dari peneliti yang diajukan kepada berbagai

(22)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun menurut

Nasution (2003: 9) mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif, peneliti

sebagai instrument penelitian”. Peneliti adalah “key instrument atau alat peneliti

utama”. Senada dengan hal itu, Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3)

mengatakan penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati”. Sedangkan penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2009:

15) mengemukakan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini karena permasalahan yang

dikaji dalam penelitian ini mengenai kinerja kepala desa dalam meningkatkan

pelayanan birokrasi. Oleh karena itu, peneliti memerlukan sejumlah data di

lapangan yang terjadi secara nyata dan mencari solusi untuk permasalahan

tersebut. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis.

Menurut Best (Sukardi, 2004: 57) mengemukakan bahwa:

(23)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan penelitian ini menjelaskan bahwa instrumen utamanya adalah

peneliti itu sendiri untuk mendapatkan data atau mencari data dengan cara

wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Peneliti dituntut untuk mengetahui

wawasan yang luas baik wawasan teoritis maupun wawasan yang terkait dengan

konteks sosial. Dalam penelitian ini, peneliti lebih mengedepankan pendekatan

antar manusia, peneliti akan lebih banyak berhubungan dengan orang-orang di

tempat penelitian.

Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini,

yaitu tentang kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi

Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang, maka

peneliti menggunakan pendekatan penelitian ini untuk memperoleh data-data yang

aktual.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek dari penelitan ini adalah pihak-pihak yang dapat memberikan

informasi yang dipilih secara acak, penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif yang lebih fokus terhadap sumber-sumber, data-data yang dianalisis oleh

peneliti. Oleh karena itu, subjek penelitian ini adalah kepala desa, aparat

pemerintahan desa, sebagian tokoh-tokoh masyarakat desa, sebagian masyarakat

Desa Cikaum. Kemudian, lokasi dari penelitian ini juga merupakan unsur penting

dalam melaksanakan penelitian untuk mengamati, wawancara dan studi

dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Desa Cikaum Timur, Kecamatan

Cikaum, Kabupaten Subang.

Alasan penulis memilih lokasi ini karena Pemerintahan Desa Cikaum Timur

dirasa belum memberikan kontribusi kinerja yang maksimal untuk masyarakatnya

dalam hal pelayanan birokrasi. Kemudian, belum memiliki struktur dan

(24)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai posisi pekerjaan di pemerintahan desa tersebut. Sehingga menghasilkan

kinerja yang kurang berkualitas.

Penelitian ini menggunakan sampel bertujuan (purpose sampling) yaitu

teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu,

pertimbangan tertentu ini karena orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa

yang penulis harapkan sehingga besarnya sampel ditentukan oleh adanya

pertimbangan informasi.

Subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Table 3.1 Subjek Penelitian

No Subjek Penelitian Jumlah

1 Kepala desa 1

2 Sekretaris desa 1

3 Ketua BPD 1

4 Aparat desa 1

5 Tokoh masyarakat 3

6 Masyarakat 50

Mereka dipilih karena dianggap memenuhi kriteria untuk menguasai dan

memahami kegiatan yang diteliti. Mereka yang masih sedang atau berkecimpung

dalam kegiatan yang diteliti dan mempunyai waktu untuk dimintai informasi.

Dalam pengumpulan data, responden didasarkan pada ketentuan data dan

informasi yang diberikan. Jika dimintai keterangan kepada beberapa responden

dan menghasilkan data-data atau informasi yang sama, maka pengumpulan data

dianggap cukup dalam memperoleh informasi. Penentuan sampel dianggap telah

(25)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat penting dalam penelitian. Dengan teknik

pengumpulan data diharapkan mempermudah peneliti dalam mendapatkan

data-data yang dibutuhkan. Sugiyono (2008: 62) mengemukakan mengenai teknik

pengumpulan data yaitu:

Langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan.

Untuk itu, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan

mengguanakan teknik dengan cara wawancara, studi dokumentasi, studi literatur,

dan observasi.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Hadi dalam Sugiyono,

2012: 145). Observasi dilakukan untuk mengamati perilaku manusia dan proses

kerja. Dalam hal ini, observasi dilakukan untuk mengamati kinerja kepala desa

dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa dan berbagai

aktivitas yang terjadi di lingkungan tersebut.

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakukan manusia

seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran

yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode

lain. Observasi sebagai alat pengumpul data dan observasi dilakukan secara

sistematis, observasi sebagai alat pengumpul data harus sistematis artinya

observasi serta pencatatannya dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan

(26)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi dapat dilakukan dengan partisipasi pengamat. Adapun manfaat

wawancara menurut Patton dalam Nasution (Sugiyono, 2010: 228) sebagai

berikut:

a) Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh;

b) Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif. Jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukakan penemuan atau discovery;

c) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu,

karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara;

d) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga;

e) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif, dan;

f) Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

Dengan demikian, manfaat observasi adalah bisa mengungkapkan situasi

yang tengah terjadi dalam sebuah institusi pemerintahan yang sangat sensitif bila

dilakukan dengan metode wawancara.

2. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap

muka secara individual. Adakalanya juga, wawancara dilaksanakan secara

kelompok. Wawancara ditujukan untuk memperoleh data dari individu dan

(27)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data ini merupakan suatu kegiatan tanya jawab untuk

memperoleh data dari responden. Dalam penelitian ini, responden yang dipilih

yaitu kepala desa, aparat pemerintahan desa, dan beberapa kalangan masyarakat

dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pewawancara (peneliti).

Wawancara menurut Nasution (2003 : 113) menyatakan bahwa:

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui telepon.

Wawancara merupakan alat yang ampuh untuk mengungkapkan kenyataan

hidup, apa yang dipikirkan atau dirasakan tentang berbagai aspek kehidupan.

Wawancara dapat berfungsi deskriptif yaitu melukiskan dunia kenyataan seperti

dialami oleh orang lain. Wawancara dibagi kedalam dua bagian yaitu wawancara

berstruktur dan wawancara tak berstruktur (bebas).

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Studi dokumentasi diharapkan dapat

memberikan dukungan terhadap data-data yang diperoleh dari wawancara dan

observasi seperti kegiatan sehari-hari dan foto kegiatan. Berkenaan dengan itu,

Danial (2009: 79) mengemukakan bahwa:

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.

Dengan demikian, studi dokumentasi sangat penting untuk mempelajari

(28)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

organisasi desa, dan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan untuk

mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Studi Literatur

Studi literatur digunakan untuk memperoleh data-data yang berhubungan

dengan masalah yang teliti. Kemudian, peneliti membaca dan mempelajari

sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan kinerja kepala desa dalam

meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa. Studi literatur ini

dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran

data dalam penelitian ini.

Peneliti menyatakan bahwa semua isi yang terdapat dalam skripsi ini adalah

benar hasil dari penelitian secara langsung ke lapangan. Sehingga data yang

didapatkan berupa data primer untuk kemudian peneliti mengolah data primer

tersebut berdasarkan metodologi penelitian.

D. Instrument penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti merupakan instrumen utama

dalam mengumpulkan data dan menginterpretasikan data dengan dibimbing oleh

pedoman wawancara dan pedoman observasi. Dalam penelitian ini, peneliti

sendiri terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan observasi dan wawancara

secara mendalam. Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang

utama adalah wawancara dan observasi. Didalam prakteknya kedua metode

tersebut dapat dipraktekkan secara bersama-sama, dalam artian ketika sedang

melakukan wawancara juga dapat melakukan observasi atau sebaliknya

(29)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi ini adalah untuk meneliti kepala desa dan orang-orang yang

berkontribusi dalam pemerintahan desa. Dalam hal ini berarti aparat pemerintahan

desa, dan juga kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh kepala desa beserta

jajaran pemerintahan desa dalam menjalankan sebuah organisasi

pemerintahannya. Kemudian bagaimana situasi kerja yang ditunjukan oleh para

aparat pemerintahan desa dalam menjalankan tugas-tugasnya dan keterampilan

para aparat pemerintahan desa.

Aspek utama dalam penelitian ini adalah mengenai keseharusan kepala desa

dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin pemerintahan desa yang

bertanggung jawab terhadap pemerintahan desanya. Bagaimana kebijakannya

dalam meningkatkan pelayanan birokrasi terhadap masyarakat. Bagaimana

upayanya dalam meningkatkan perilaku tanggung jawab para aparat

pemerintahannya. Upaya apa saja yang dilakukan oleh kepala desa untuk

meningkatkan kompetensi kerja yang efektif. Kemudian hambatan-hambatan serta

upaya untuk menanggulangi hambatan-hambatan tersebut dalam meningkatkan

pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

Dalam melakukan sebuah wawancara, penulis membuat dan menyiapkan

instrument yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

Pendapat dan pengalaman para responden serta pengetahuan yang didapat dari

sumber data yang terdiri dari kepala desa dan aparat pemerintahan itu sendiri yang

mampu untuk diketahuinya tentang kualitas birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum

Timur.

Hasil wawancara akan terekam dengan baik apabila dibantu oleh buku catatan

untuk mencatat semua percakapan yang terjadi antara peneliti dengan responden.

(30)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu, tape recorder juga membantu untuk merekam semua percakapan dan

pembicaran dengan informan. Selain buku catatan, tape recorder, juga dibutuhkan

dokumentasi yang berupa foto-foto atau kegiatan yang dilakukan oleh kepala desa

maupun para aparat pemerintahan desa. Dengan adanya dokumentasi, maka

keabsahan penelitian ini akan lebih terjamin. Karena peneliti telah melakukan

prosedur penelitian ini.

E. Tahap-tahap penelitian

Penelitian ini melalui beberapa tahap penelitian untuk mendapatkan ijin

dalam meneliti. Adapun tahap-tahap penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap pra penelitian, penulis mempersiapkan keperluan sebelum

peneliti terjun ke lapangan untuk melaksanakan kegiatan penelitian. Perancangan

rencana penelitian, pertimbangan masalah penelitian, penemuan lokasi penelitian,

dan pengurusan ijin merupakan tahap pra penelitian ini.

Pertimbangan dalam sebuah permasalahan serta menentukan judul dan lokasi

penelitian merupakan kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian ini. Setelah

masalah selesai dipertimbangkan, kemudian juga judul telah selesai ditentukan

dan disetujui oleh pembimbing satu dan dua, maka peneliti melakukan pra

penelitian atau tahap pengenalan lapangan sebelum peneliti benar-benar

melakukan penelitian secara mendalam, yaitu mengetahui aspek-aspek

permasalahan dalam lokasi tersebut. Langkah selanjutya membuat proposal

penelitian dan pedoman wawancara serta format observasi sebagai alat pengumpul

data yang disesuaikan dengan fokus permasalahan. Selain itu pedoman

wawancara terdiri dari tiga bagian yaitu untuk kepala desa, aparat pemerintahan

(31)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pedoman wawancara dikonsultasikan kepada dosen pembimbing skripsi untuk

disetujui dan selanjutnya melakukan penelitian di lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

Setelah tahap pra penelitian selesai dilaksanakan, maka peneliti terjun ke

lapangan untuk memulai penelitian. Penelitian ini tidak lain untuk mendapatkan

beragam informasi dari narasumber terkait. Selain observasi, peneliti juga

melakukan wawancara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a) Peneliti menghubungi Kepala Desa Cikaum Timur untuk meminta ijin dalam

melaksanakan penelitian dan meminta informasi dari desa dan masyarakat;

b) Menentukan responden untuk dimintai informasi dan diwawancarai yaitu

kepala desa, aparat pemerintahan desa, ketua BPD, tokoh masyarakat desa

dan masyarakat Desa Cikaum Timur;

c) Menghubungi responden-responden tersebut untuk dimintai informasinya;

d) Melaksanakan wawancara dengan para informan sesuai dengan perjanjian

yang telah dibuat berupa waktu yang telah disepakati;

e) Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan lapangan yang

diperlukan dan dianggap berkaitan dengan masalah yang teliti ini.

Data yang diperoleh dari para informan melalui wawancara dan observasi

disusun dalam buku catatan lapangan yang lengkap. Selain itu, didukung dengan

dokumen-dokumen yang mendukung sampai pada titik jenuh yang berarti

informasi atau data-data tidak menemukan sesuatu yang baru.

(32)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 91) mengemukakan bahwa:

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data yaitu data reduction, data display, dan

verification.

Penelitian harus melalui tiga aspek, yaitu data reduction, data display, dan

verification. Untuk itu peneliti harus jeli dalam mengumpulkan data untuk

menghasilkan data yang relevan. Senada dengan hal diatas, Nasution (2003: 129)

berpendapat bahwa:

Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah-satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Berdasarkan dengan apa yang telah dipaparkan diatas, dapat diketahui bahwa

teknik analisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi data

yang diperoleh dari lapangan. Untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.

Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,

komplek dan rumit. Untuk itu, peneliti perlu segera melakukan analisis data

melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan

(33)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Data display (penyajian data)

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara

terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh berkenaan dengan

kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini,

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 95) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif.

3. Verification/kesimpulan

Langkah ke tiga yaitu adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak. Karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

(34)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif

antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan

dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan

referensi, dan mengadakan member check. Sebagaimana yang diungkapkan

Sugiyono (2008: 121) sebagai berikut:

a. Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan ini, hubungan antara peneliti dengan nara

sumber akan semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak

ada informasi yang disembunyikan lagi. Pada tahap awal peneliti memasuki

lapangan, peneliti masih dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga

informasi yang diberikan mungkin belum lengkap, tidak mendalam, dan masih

banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti

mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data

yang sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah di cek

kembali pada data sumber asli atau pada data sumber yang lainnya ternyata tidak

benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam

sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti peneliti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan

meningkatkan ketekunan akan meningkatkan kredibilitas data, karena peneliti

dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah

atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat

(35)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca

berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi

yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca, maka wawasan

peneliti akan semakin luas dan tajam. Sehingga dapat digunakan untuk memeriksa

data yang ditemukan itu benar atau tidak.

c. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dan

berbagai cara, dan berbagai waktu.

1) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk

menguji kinerja kepala desa sebagai pimpinan, maka pengumpulan dan pengujian

data diperolah kebawahan yang dipimpin. Dalam hal ini, berarti aparat

pemerintahan desa, dan keatasan yang menugasi. Kemudian kepada badan

permusyawaratan desa yang merupakan kelompok kerjasama. Data dari ketiga

sumber tersebut, kemudian data dideskripsikan, dikategorisasikan, mana

pandangan yang sama dan mana pandangan yang berbeda.

2) Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda. Jika data diperoleh melalui wawancara,

kemudian dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Jika dengan tiga

teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda,

maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang

bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar.

(36)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari, siang hari,

atau sore hari berpengaruh terhadap kenyamanan nara sumber dalam memberikan

data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Waktu berperan dalam

pengumpulan data yang lebih diakui kebenarannya. Untuk itu, perlu dilakukan

pengecekan kembali dengan teknik observasi, wawancara, atau teknik lain

diwaktu yang berbeda untuk diketahui kebenaran datanya. Adapun pengujian

[image:36.595.117.508.163.654.2]

keabsahan data triangulasi dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

Tabel 3.2

Triangulasi dengan tiga sumber

Aparat desa Masyarakat

Kepala desa

Sumber: Buku memahami penelitian kualitatif (2008)

Tabel 3.3

Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data Wawancara Observasi

Studi literatur

(37)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

[image:37.595.114.508.126.526.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan data Siang Sore

Pagi

Sumber: Buku memahami penelitian kualitatif (2008)

d. Analisis kasus negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda

atau bahkan bertentangan dengan data yang ditentukan. Bila tidak ada lagi data

yang berbeda atau bertentangan dengan data yang ditemukan, maka data yang

ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan

data-data yang bertentangan dengan data-data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan

merubah temuannya.

e. Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud dengan menggunakan bahan referensi ini adalah adanya

pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Peneliti

menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek

penelitian, foto-foto, dokumen dan sebagainya. Dalam laporan penelitian,

sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau

dokumen autentik, sehingga lebih dapat dipercaya.

(38)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data

yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data. Apabila data yang

ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga

semakin kredibel/dipercayai. Tetapi apabila data yang ditemukan oleh peneliti

dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti

perlu melakukan diskusi dengan pemberi data. Dan apabila perbedaannya tajam,

maka peneliti harus merubah hasil temuannya, dan harus menyesuaikan dengan

(39)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melakukan penelitian berupa wawancara, observasi, dan

angket serta membahas hasil penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari

data dan fakta tersebut yang telah ada. Kemudian penulis memberikan saran

sebagai masukan kepada pihak-pihak yang berkaitan dalam penelitian ini. Adapun

kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan dari apa yang telah dibahas dalam hasil penelitian, dapat

dikemukakan kesimpulan bahwa kinerja Kepala Desa Cikaum Timur dalam

meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa sudah sesuai dengan

harapan masyarakat, meskipun dalam hal ini Kepala Desa Cikaum Timur kurang

mengoptimalkan kepemimpinan dan kompetensi ke dalam pelaksanaan

pekerjaannya.

2. Kesimpulan Khusus

Kesimpulan secara khusus diambil dari permasalahan-permasalahan terkait

dengan penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Kebijakan Kepala Desa Cikaum Timur dalam meningkatkan pelayanan

birokrasi pemerintahan desa pada hakikatnya sudah baik. Akan tetapi

kebijakan-kebijakan yang sudah dirumuskan belum terlaksana sebagaimana

mestinya. Hal ini ditandai dengan kebijakan menata ulang lembaga dan aparat

pemerintahan desa untuk menciptakan etos kerja berprestasi yang belum

dilakukan. Padahal kebijakan tersebut merupakan unsur penting bagi

pergerakan roda pemerintah desa dalam mengaktualisasikan tujuan visi dan

(40)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Upaya yang dilakukan Kepala Desa Cikaum Timur dalam meningkatkan

perilaku tanggung jawab aparat pemerintahan desa terhadap tugas-tugasnya

sudah berjalan dengan baik seperti pelayanan surat-menyurat kepada

masyarakat yang berjalan lancar. Hal ini didorong dengan adanya motivasi

dan penghargaan berupa uang atau barang seperti kepala desa memberikan

pakaian terhadap aparat desa. Mengingat motivasi merupakan unsur penting

dalam pekerjaan yang akan berimbas pada tanggungjawabnya sebagai

seorang staf desa di dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

c. Upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa Cikaum Timur dalam meningkatkan

kompetensi kerja aparat pemerintahan desa terhadap pelaksanaan tugasnya

belum teralisasi sepenuhnya. Hal ini karena kurangnya anggaran, sosialisasi,

dan pengarahan kepada aparat pemerintahan desa terkait kompetensi tersebut,

sehingga upaya kepala desa mengalami hambatan yang seharusnya segara

diselesaikan. Mengingat kompetensi merupakan perpaduan antara

pengetahuan dan keterampilan yang harus dipunyai oleh aparat pemerintahan

desa.

d. Hambatan pelayanan birokrasi di Pemerintahan Desa Cikaum Timur berasal

dari faktor internal berupa sumber daya manusia, pendanaan yang sangat

terbatas, kesibukan aparat desa di luar pemerintahan desa, dan keterampilan

yang kurang memadai di setiap aparat pemerintahan desa dalam

melaksanakan tugasnya. Sedangkan dari faktor eksternal berasal dari tidak

adanya evaluasi secara berkala yang dilakukan oleh pemerintahan daerah

terhadap pemerintahan desa.

e. Upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa Cikaum Timur dalam

menanggulangi hambatan-hambatan tersebut adalah dengan meningkatkan

hasil pajak yang diterima dari masyarakat yang selama ini kurang berjalan

dengan baik dan mengupayakan bantuan dana dari Pemerintahan Daerah

Kabupaten Subang untuk membantu memberdayakan kesejahteraan aparat

(41)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemerintahan Desa Cikaum Timur untuk mengikuti diklat di Kecamatan

Cikaum. Hal ini bertujuan agar aparat pemerintahan desa mempunyai

pengetahuan dan wawasan yang luas serta untuk lebih terampil dalam

melaksanakan tugas-tugasnya.

B. Saran

Saran merupakan bentuk pertanggungjawaban penulis untuk memberikan

masukan-masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.

Adapun saran yang diberikan penulis antara lain sebagai berikut:

1. Saran untuk Kepala Desa Cikaum Timur

a. Kepala desa sebagai pemimpin desa, hendaknya lebih mengoptimalkan

kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya melalui pendekatan terhadap aparat

pemerintah desa, sehingga kepala desa dapat mengetahui masalah yang

terjadi dalam aparat pemerintahan desa, mengidentifikasi masalah tersebut

dan mencari solusinya bersam

Gambar

gambaran mengenai kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi
Table 3.1  Subjek Penelitian
Tabel 3.2 Triangulasi dengan tiga sumber
Tabel 3.4 Triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan data

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat sudah sepakat memberikan kewenangan kepada kepala desa dengan alasan bahwa kepala desa lebih paham orang-orang yang akan dijadikan aparatur desa yang membantu beliau

PERAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI PEMERINTAHAN DI DESA RAWA SELAPAN KECAMATAN CANDIPURO LAMPUNG SELATAN.. Bagus Adi Pamungkas, Charles

Sedangkan Kepala Desa Ma’Libu mempunyai strategi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat yaitu: ” menyatukan persatuan dan kesatuan masyarakat desa, selalu mengadakan

Karena sebagaimana yang di ketahui bahwa selama kepala desa Baraya menjabat sebagai Kepala Desa Baraya, kesehatan yang dialaminya selalu menurun. Bahkan tidak

Dari hasil penyajian data dapat disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan kepala desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik di desa Palding Jaya

Karena sebagaimana yang di ketahui bahwa selama kepala desa Baraya menjabat sebagai Kepala Desa Baraya, kesehatan yang dialaminya selalu menurun. Bahkan tidak

Dalam Meningkatkan Kinerja Aparatur Desa adalah kemampuan yang di miliki oleh seorang pemimpin dalam hal ini adalah Kepala Desa dalam mempengaruhi perilaku

Pelayanan yang diberikan bidan desa dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat telah berjalan dengan baik, dimana peranan dari bidan desa dalam membantu responden dari