• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Departemen Pendidikan Musik

Oleh

Mochammad Fauzan Riyandi

NIM 1101848

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Oleh

Mochammad Fauzan Riyandi

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Musik

© Mochammad Fauzan Riyandi

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi udang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Rita Milyartini, M.Si

NIP.196406231988032001

Pembimbing II

Henry Nusantara, M.Pd

NIP.197302262001121001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Musik

Drs. Agus Firmansah, M.Pd

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Perkusi di SMA Negeri 7 Bandung” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan

atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko/sanksi apabila ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015

Yang membuat pernyataan,

Mochammad Fauzan R

(5)

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

(6)

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

(7)

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR FOTO ... v

DAFTAR BAGAN ... vi

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR NOTASI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan masalah penelitian ... 3

C. Tujuan penelitian ... 4

D. Manfaat penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Pembelajaran ... 8

B. Komponen-komponen pembelajaran ... 9

1. Tujuan pembelajaran ... 9

2. Materi pelajaran ... 9

3. Strategi ... 11

a. Strategi pembelajaran ... 11

b. Strategi menumbuhkan motivasi belajar pada siswa... 12

4. Metode pembelajaran ... 15

5. Media Pembelajaran ... 18

6. Evaluasi pembelajaran ... 18

C. Ekstrakurikuler ... 20

D. Perkusi ... 22

III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

B. Partisipan dan tempat penelitian ... 33

C. Pengumpulan Data ... 37

D. Analisis data ... 41

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Perkusi di SMAN 7 Bandung ... 43

B. Pembahasan Penelitian Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Perkusi di SMAN 7 Bandung ... 82

(8)

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Strategi menentukan metode yang digunakan pada pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung ... 87 3. Hasil kemampuan siswa dalam menguasai teknik dasar bermain perkusi setelah dilakukan pembelajaran di SMAN 7 Bandung ... 89

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN ... 91 B. REKOMENDASI ... 92

(9)

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Timpani ... 22

Gambar 2.2 Glockenspiel ... 22

Gambar 2.3 Xylophone ... 23

Gambar 2.4 Celesta ... 23

Gambar 2.5 Chimes ... 23

Gambar 2.6 Snare drum ... 23

Gambar 2.7 Bass drum ... 24

Gambar 2.8 Tambourine ... 24

Gambar 2.9 Triangel ... 24

Gambar 2.10 Cymbal ... 24

Gambar 2.11 Gong ... 25

Gambar 2.12 Posisi Tubuh Saat Memainkan Alat perkusi ... 26

Gambar 2.13 Teknik memegang stik close hand ... 27

Gambar 2.14 Teknik memegang stik open hand ... 27

Gambar 2.15 Teknik memegang stik traditional grip ... 28

Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian SMAN 7 Bandung ... 26

DAFTAR FOTO Foto 3.1 Kang Jarwo selaku pengajar ekstrakurikuler perkusi ... 33

Foto 3.2 Anggota ekstrakurikuler perkusi SMAN 7 Bandung tahun 2015 ... 34

Foto 3.3 SMA NEGERI 7 Bandung tampak dari depan gerbang ... 36

Foto 4.1 Foto kebersamaan pengajar, siswa dan alumni perkusi ... 43

Foto 4.2 Seven percussion mendapat juara dua dan juara tiga ... 44

Foto 4.3 Pengajar memperagakan cara memegang stik ... 46

Foto 4.4 Pengajar memperagakan sikap badan yang baik ... 47

Foto 4.5 Pengajar memperagakan senam tangan ... 53

Foto 4.6 Pengajar dan semua siswa berdoa sebelum memulai kegiatan ... 62

Foto 4.7 Pengajar dan siswa melakukan pemanasan ... 63

Foto 4.8 Pengajar dan siswa melakukan pemanasan ... 63

Foto 4.9 Siswa sedang menjelaskan materi ensambel ... 65

Foto 4.10 Pengajar menjelaskan materi ... 66

Foto 4.11 Pengajar menjelaskan materi ... 66

Foto 4.12 Siswa memainkan materi ensambel ... 68

Foto 4.13 Pengajar memberikan arahan kepada siswa... 68

Foto 4.14 Siswa bertanya setelah kegiatan pembelajaran selesai ... 69

Foto 4.15 Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran... 70

Foto 4.16 Siswa sedang melakukan pemanasan ... 70

Foto 4.17 Siswa melakukan pemanasan stiking ... 71

Foto 4.18 Suasana belajar tanpa pengajar ... 72

Foto 4.19 Siswa belajar bersama ... 72

Foto 4.20 Siswa sedang belajar dengan kakak kelas... 74

(10)

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Foto 4.22 Pengajar dan semua siswa berdoa sebelum memulai kegiatan ... 75

Foto 4.23 Pengajar dan siswa sedang melakukan pemanasan ... 76

Foto 4.24 Pengajar dan siswa melakukan pemanasan ... 76

Foto 4.25 Siswa terlihat semangat saat memainkan materi ... 78

Foto 4.26 Suasana siswa saat pengajar menjelaskan materi ... 78

Foto 4.27 Suasana siswa saat pengajar menjelaskan materi ... 79

Foto 4.28 Siswa sedang memperhatikan pengajar ... 80

Foto 4.29 Siswa bersemangat saat memainkan materi... 81

Foto 4.30 Siswa menghampiri pengajar usai kegiatan pembelajaran ... 81

DAFTAR BAGAN Bagan 3.1 Desain Penelitian ... 30

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Daftar siswa yang mengikuti ekstrakurikuler perkusi... 35

Tabel 3.2 Pedoman observasi guru dalam menentukan materi ... 38

Tabel 3.3 Pedoman observasi guru dalam menentukan metode ... 38

Tabel 3.4 Pedoman observasi siswa ... 39

DAFTAR NOTASI Notasi 4.1 Teknik single stroke ... 47

Notasi 4.2 Teknik double stroke ... 48

Notasi 4.3 Teknik triplet ... 49

Notasi 4.4 Teknik paradiddle ... 49

Notasi 4.5 Materi ensambel pertama ... 51

Notasi 4.6 Penggalan materi ensambel pertama ... 52

Notasi 4.7 Materi ensambel kedua ... 54

Notasi 4.8 Teknik single stroke dalam delapan hitungan ... 56

Notasi 4.9 Materi ensambel ketiga ... 57

Notasi 4.10 Materi ensambel keempat ... 59

Notasi 4.11 Materi ensambel kelima ... 60

Notasi 4.12 Materi ensambel kelima ... 61

Notasi 4.13 Pola tabuhan yang dilakukan pengajar dan siswa saat pemanasan ... 64

Notasi 4.14 Penggalan dari notasi materi ensambel Full Percussion ... 67

Notasi 4.15 Penggalan dari notasi materi ensambel Full Percussion ... 73

Notasi 4.16 Pola pukulan pemanasan yang dilakukan pengajar dan siswa... 77

Notasi 4.17 Penggalan materi dari notasi ensambel pertama ... 84

Notasi 4.18 Penggalan materi dari notasi ensambel kelima ... 85

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Materi ensambel Full Percussion ... 95

Lampiran 2. Hasil observasi guru dalam menentukan materi pelajaran ... 99

Lampiran 3. Hasil observasi guru dalam menentukan metode pembelajaran ...101

(11)

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(12)

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Banoe (2003), Perkusi adalah ragam alat yang cara

membunyikannya dengan cara dipukul, diguncang atau saling memukul

sesamanya. Alat perkusi ada yang ditala seperti marimba, glockenspiel,

vibraphone, dan sebagainya. Ada juga yang dibunyikan tanpa ketetapan nada

tertentu seperti, maracas, bongo, tambourine, dan sebagainya.

Kita dapat membedakan antara pemain perkusi professional dan yang

bukan adalah dengan melihat sikap dan kemampuan seseorang memainkan alat

perkusi. Pemain perkusi ini disebut percussionist. Seorang percussionist harus

memiliki kualitas dalam memainkan alat perkusi, salah satu kualitas yang harus

dimiliki seorang percussionist adalah mampu memainkan alat musik perkusi

dengan teknik dasar yang baik. Untuk mencapai kualitas tersebut, dibutuhkan

berbagai tahap diantaranya menguasai teknik pukulan dasar yang meliputi single

stroke, double stroke, triplet paradiddle dapat membantu meningkatkan kualitas

percussionist tersebut, diantaranya stabilitas dalam menabuh alat musik perkusi

untuk mendapatkan hasil bunyi tabuhan yang baik. Semakin baik teknik dasarnya,

akan semakin baik juga permainannya dan banyak manfaat yang akan di hasilkan

dengan belajar teknik dasar tersebut.

Dalam mempelajari perkusi, menguasai Single stroke, double stroke,

triplet dan paradiddle merupakan tahapan yang paling awal dilalui. teknik dasar

dalam menguasai alat musik perkusi biasanya dilakukan dengan diulang-ulang,

kegiatan ini bisa saja membuat peserta yang belajar merasa bosan, bahkan bila

dilakukan dalam ekstrakurikuler di sekolah membuat jenuh para peserta didik.

Untuk itu dibutuhkan strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan bagi

peserta didik, oleh sebab itu pengajar diharapkan mampu menciptakan kondisi

tersebut. Hal ini bertujuan agar kegiatan pembelajaran teknik dasar yang membuat

peserta didik bosan dan jenuh menjadi menyenangkan.

Pada dasarnya dalam mempelajari alat musik perkusi, khususnya

(13)

2

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan barang-barang bekas seperti galon, ember, wajan, tong sampah

pelastik atau drum kaleng bekas aspal jalan dan sebagainya. Dalam hal imi, kita

bermain musik, berkarya dan peduli juga terhadap lingkungan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terdapat

beberapa sekolah yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler perkusi

dengan memanfaatkan barang bekas atau barang tidak terpakai. Saat ini

ekstrakurikuler perkusi sedang banyak diminati oleh siswa-siswi di kalangan

sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Mereka

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah sebagai

sarana untuk meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Biasanya

siswa memilih salah satu ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah. Di

ekstrakurikuler inilah guru lebih leluasa mengembangkan potensi mereka sesuai

dengan keahliannya masing-masing.

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara kepada pengajar perkusi,

hampir atau mayoritas peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler perkusi tidak

memiliki kemampuan teknik dasar bermain perkusi yang baik. Untuk itu

dibutuhkan seorang percussionist sekaligus pengajar yang baik dan dapat

menyampaikan materi pembelajaran teknik dasar bermain perkusi serta disukai

oleh peserta didik bahkan mampu menstimulus motivasi siswa dalam

mempelajarinya. Pembelajaran teknik dasar bermain perkusi yang baik penting

diterapkan kepada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler perkusi, agar

mereka dapat memahami bahwa bermain perkusi bukan hanya mampu memukul

alat perkusi dengan teknik yang baik dan memukul sekencang kencangnya saja.

Diharapkan kelak siswa dapat memanfaat alat-alat musik tersbut menjadi media

dalam bermain musik.

Salah satu sekolah yang mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler perkusi

yakni di SMAN 7 Bandung. Anggota Seven Percussion terdiri dari siswa kelas

satu, dua dan tiga. Antusias siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler ini terlihat

sangat baik. Hal ini dilihat dari keseriusan siswa saat kegiatan pembelajaran

berlangsung. Disamping itu, para alumni ekstrakurikuler tersebut selalu

(14)

3

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ekstrakurikuler ini tetap bertahan. Sampai saat ini ekstrakurikuler ini tetap

beregenerasi dan menjadi keluarga besar perkusi SMAN 7 Bandung.

Kajian mengenai pembelajaran ekstrakurikuler perkusi di SMA Negeri 7

Bandung ini belum pernah dikaji secara ilmiah oleh para peneliti lain dan

berdasarkan pengamatan, pembelajaran ekstrakurikuler perkusi ini memiliki

kualitas yang baik di dalam proses pembelajarannya. Dilihat dari prestasi yang

telah banyak diraihnya yakni menjadi juara dalam kegiatan lomba perkusi di

Bandung dan selalu memberikan penampilan terbaik saat tampil menghibur dalam

berbagai acara di Bandung. Sampai sekarang regenerasinya pun tetap

mempertahankan prestasi dan terus mengalami perbaikan, dilihat dari pontensi

dan motivasi peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut serta inovasi

alat hasil kreatifitas bersama. Hal ini menarik peneliti untuk mendeskripsikan “PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG” melalui sebuah penelitian.

B. Rumusan masalah penelitian

Sesuai latar belakang, peneliti berpendapat bahwa untuk menjadi

percussionist yang berkualitas dibutuhkan mempelajari teknik dasar bermain

perkusi yang baik dan benar, yakni diantaranya single stroke, double stroke triplet

dan paradiddle. Keempat teknik dasar tersebut dapat meningkatkan kualitas

permainan perkusi diantaranya stabilitas dalam menabuh alat musik perkusi untuk

mendapatkan hasil bunyi tabuhan yang baik.

Sama halnya dengan memainkan alat musik yang lain, teknik dasar sangat

penting untuk dipelajari secara berangsur-angsur. Peneliti menyadari bahwa

sebenarnya di dalam ekstrakurikuler tidak perlu menghasilkan siswa-siswi

berkemampuan professional. Berdasarkan pengamatan di lapangan, sekarang telah

banyak alumni ekstrakurikuler perkusi SMAN 7 Bandung yang berprofesi

sebagai percussionist, sekalipun mereka tidak melanjutkan pendidikan ke sekolah

seni. Oleh karena itu, tidak ada salahnya pembelajaran teknik dasar bermain

perkusi yang baik diupayakan untuk menghasilkan percussionist berkualitas,

melalui strategi pembelajaran dan strategi meningkatkan motivasi belajar siswa di

(15)

4

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini tentu bisa tercapai karena berdasarkan pengamatan di lapangan, ternyata

pengajar memiliki strategi pembelajaran yang baik.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dilapangan, maka peneliti

menyusun rumusan masalah bagaimana pembelajaran teknik dasar bermain

perkusi di SMAN 7 Bandung. Adapun peneliti membuat pertanyaan penelitian

sebagai berikut.

1. Bagaimana strategi dalam menentukan materi pembelajaran teknik dasar

bermain perkusi di SMAN 7 Bandung?

2. Bagaimana strategi dalam menentukan metode pembelajaran teknik dasar

bermain perkusi di SMAN 7 Bandung?

3. Bagaimana kemampuan siswa dalam menguasai teknik dasar bermain perkusi

setelah dilakukan pembelajaran di SMAN 7 Bandung?

C. Tujuan penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi

pembelajaran dan strategi meningkatkan motivasi belajar siswa pada

pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMA NEGERI 7 Bandung meliputi

strategi menentukan materi dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Adapun secara khususnya tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif

bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut.

1. Manfaat dari segi teori

a. Penelitian ini merupakan bahan kajian sebagai syarat kelulusan bagi

pembuatan skripsi mahasiswa S1 program pendidikan seni musik,

Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung. Penelitian ini pun dapat

dijadikan bahan pertimbangan dan perbandingan bagi peneliti lain yang

(16)

5

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bagi peneliti, memahami tentang manfaat dari strategi pembelajaran dan

strategi meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran teknik dasar

bermain perkusi di SMAN 7 Bandung.

c. Bagi Seven percussion, dapat menjadi grup ekstrakurikuler perkusi SMAN

7 Bandung yang memahami manfaat dari pembelajaran teknik dasar

bermain perkusi yang baik.

d. Bagi pembelajaran ekstrakurikuler perkusi di sekolah lain, sebagai bahan

masukan dalam pembelajaran teknik dasar bermain perkusi yang lain.

e. Dapat menjadi motivasi untuk ekstrakurikuler yang lain khususnya dalam

mempelajari teknik dasar bermain perkusi, bahwa pembelajaran teknik

dasar bermain perkusi dapat dipelajari dengan cara menyenangkan melalui

metode pembelajaran yang dikemas dengan menyenangkan.

2. Manfaat dari segi kebijakan

a. Pembelajaran teknik dasar bermain perkusi penting dideskripsikan kepada

masyarakat luas, khususnya sekolah-sekolah lain yang menyelenggarakan

ekstrakurikuler perkusi, agar menambah pengetahuan mengenai

pembelajaran teknik dasar bermain perkusi yang baik dan benar.

3. Manfaat/ signifikansi dari segi praktik

a. Bagi peneliti, bisa ikut mempelajari pembelajaran teknik dasar bermain

perkusi yang dibawakan pengajar perkusi SMAN 7 Bandung.

b. Bagi siswa-siswi yang diteliti, dapat meningkatkan motivasi dan kualitas

siswa-siswi dari hasil belajar dalam pembelajaran teknik dasar bermain

perkusi. Selain itu akan menumbuhkan rasa saling menghargai antar

sesama teman dan semakin kompak dalam bermain ensambel.

c. Siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler perkusi diharapkan menjadi

generasi penerus percussionist yang berkualitas.

E. Struktur organisasi skripsi

Dalam penulisan skripsi ini, secara umum struktur atau sistematika skripsi

(17)

6

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang penelitian

Pada latar belakang, peneliti membahas tentang ekstrakurikuler perkusi di

SMAN 7 Bandung dan alasan ketertarikan peneliti terhadap pembelajaran

teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung.

B. Rumusan masalah penelitian

Disini peneliti membahas rumusan masalah mengenai bagaimana strategi

pembelajaran dan strategi meningkatkan motivasi belajar siswa pada

pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung, serta

hasil dari pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7

Bandung.

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran atau harapan yang akan dicapai

dengan penyelenggaraan penelitian ini, disini peneliti membagi tujuan

menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus.

D. Manfaat penelitian

Pada bagian ini, peneliti memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi

berbagai pihak. Manfaat di bagi menjadi tiga bagian, yakni manfaat dari

segi teori, segi praktik dan segi kebijakan.

Bab II Kajian pustaka

Pada bab dua secara umum membahas kajian pustaka yang berkaitan

dengan konsep-konsep, teori-teori dari para ahli tentang pembelajaran,

metode pembelajaran, perkusi, ekstrakurikuler dan strategi pembelajaran.

Bab III Metode penelitian

Dalam bab tiga membahas mengenai metode penelitian, yang terdiri dari

sebagai berikut.

A. Desain penelitian, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah

metode kualitatif.

B. Partisipan dan tempat penelitian, yang menjadi objek penelitian adalah

(18)

7

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Pengumpulan data, tahapan penelitian yang menjadi acuan dalam

pelaksanaan penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan

gabungan/triangulasi.

D. Analisis data, penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih

banyak bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Maka

data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan

dalam bentuk deskriptif.

Bab IV Temuan dan pembahasan

Kemudian pada bab empat ini membahas temuan dan pembahasan,

peneliti menyampaikan hasil analisis data dan mengevaluasi apakah

temuan utama yang dihasilkan dari analisis data tersebut menjawab

pertanyaan penelitian yang diajukan apa tidak.

Bab V Kesimpulan

Pada bab terakhir yaitu bab lima mengurai kesimpulan dan rekomendasi

yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil

analisis temuan penelitian yang berjudul “PEMBELAJARAN TEKNIK

(19)

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Dalam

hal ini desain penelitian bisa berbentuk tahapan-tahapan kegiatan penelitian yang

meliputi tahap awal, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian. Semua ini

dapat membantu peneliti agar mengetahui terlebih dahulu langkah-langkah yang

akan diambil dalam melakukan penelitian. Sehingga didapatkan informasi yang

diperlukan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Di bawah ini desain penelitian

pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung digambarkan

dalam bagan berikut:

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Sumber : diolah oleh peneliti, 2015 Tahap Awal

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

 Kajian pustaka  Perumusan masalah

 Penentuan metode penelitian  Penyusunan instrumen

penelitian

 Konsep pembelajaran  Strategi menetukan

materi pelajaran  Strategi menentukan

metode pembelajaran  Hasil kemampuan

siswa

 Pengolahan & analisis data  Verifikasi data

 Penyusunan laporan

 Kajian pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung  Pengumpulan data

 Strategi menetukan materi pelajaran  Strategi menentukan

metode pembelajaran  Hasil kemampuan

siswa

(20)

31

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tahap Awal

Dalam melakukan penelitian, langkah awal sangat diperlukan untuk

menentukan arah dan tujuan percapaian keberhasilan sebuah penelitian. Tahapan

langkah awal yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Kajian Pustaka

Peneliti mengumpulkan referensi dan bahan teori-teori yang berhubungan

dengan konsep pembelajaran, ekstrakurikuler, perkusi, strategi pembelajaran dan

strategi meningkatkan motivasi belajar siswa. Buku yang menjadi bahan peneliti

adalah buku Belajar dan Pembelajaran (Sutikno, 2009), Strategi & metode dalam

Model pembelajaran, (Yamin, 2013), Perencanaan dan Desain Sistem

Pembelajaran (Sanjaya, 2010), An Appreciation Music Fourth Brief Edition

(Kamien, 2002), Rahasia Menjadi Drummer Terhebat dengan Iringan Komputer

(Pamungkas, 2012), Memahami Musik dan Rupa-Rupa Ilmunya (Setiawan, 2014).

b. Perumusan Masalah

Peneliti merumuskan beberapa pertanyaan menyesuaikan dengan data

yang telah didapatkan dari hasil observasi awal. Rumusan masalah yang diambil

merupakan rujukan pertanyaan yang dituangkan untuk mengkaji permasalahan

yang paling penting. Sehingga peneliti lebih fokus dan terarah dalam menyusun

laporan penelitian. Di dalam pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN

7 Bandung, peneliti menemukan dua aspek yang sangat penting untuk dikaji yakni

sebagai berikut:

Pertama, strategi meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran

teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 yang meliputi strategi menentukan

materi dan metode pembelajaran. Kedua, hasil kemampuan siswa dalam

menguasai teknik dasar bermain perkusi setelah dilakukan pembelajaran di

SMAN 7 Bandung.

c. Penentuan Metode Penelitian

Setelah melakukan perumusan masalah, peneliti menentukan metode yang

dipakai dalam penelitian ini. Metode penelitian merupakan cara untuk

(21)

32

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tepat menentukan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dengan demikian,

terlihat tahapan-tahapan pelaksanaan dan arah tujuan penelitian.

Penelitian pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7

Bandung menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penggunaan metode deskriptif yakni bertujuan untuk memaparkan secara tertulis

keadaan kegiatan pembelajaran teknik bermain perkusi sebagaimana adanya di

SMAN 7 Bandung. Dalam hal ini, peneliti hanya mengamati, mengumpulkan data

dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian mereduksi data yang

telah didapat dan memaparkan hasil temuan yang dikaji dalam penelitan dengan

bentuk tulisan.

d. Penyusunan Instrumen Penelitian

Peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Hal ini

dilihat dari permulaan permasalahn yang belum jelas dan pasti, tetapi setelah

masalah yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan dengan suatu

instrumen. Instrumen tersebut dapat dikembangkan dengan data yang telah

ditemukan melalui observasi wawancara dan dokumentasi. Peneliti menggunakan

alat bantu untuk mengumpulkan data seperti alat tulis, kamera, dan perekam

suara. Semua ini dimanfaatkan oleh peneliti untuk mengembangkan hasil temuan.

Sehingga didapatkan fokus penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Peneliti melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi di tempat

penelitian. Hal ini dilakukan peneliti sesuai dengan hal-hal yang sudah

dipersiapkan pada langkah awal.

Peneliti melakukan observasi di tempat penelitian dan wawancara dengan

pengajar dan siswa yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler perkusi SMAN 7

Bandung. Kemudian peneliti melanjutkan penelitian secara berkala pada bulan

April 2015 dengan mengamati kegiatan pembelajaran teknik bermain perkusi di

SMAN 7 Bandung, yakni mengumpulkan informasi berupa data yang sesuai

dengan kebutuhan penelitian.

Peneliti mengumpulkan data dengan mencatat hasil observasi dan

(22)

33

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dokumentasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung, yakni dengan cara

mengambil data berupa foto, video dan audio hasil rekaman wawancara dengan

objek penelitian.

3. Tahap Akhir

Peneliti mengolah data yang dikumpulkan dengan mereduksi data. Dalam

hal ini peneliti memilih, merangkum dan menyusun data-data yang berkaitan

dengan pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung.

Setelah melaksanakan penelitian, peneliti menyusun laporan dari hasil

penelitian. Hasil penelitian merupakan kumpulan data dari awal hingga akhir

penelitian yang dilakukan oleh peneliti melputi observasi, wawancara dan

dokumentasi. Kemudian memaparkan secara tertulis mengenai hasil data yang

telah direduksi terkait pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7

Bandung.

B. Partisipan dan tempat penelitian 1. Partisipan

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pengajar dan

siswa kelas X yang terlibat di dalam ekstrakurikuler perkusi di SMAN 7 Bandung.

Di bawah ini adalah foto pengajar ekstrakurikuler perkusi SMAN 7 Bandung

tahun 2015.

Foto 3.1

(23)

34

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dokumentasi Riyandi

Foto tersebut adalah Kang Jarwo selaku pengajar dalam kegiatan

pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung. Beliau memulai

karir bermain perkusi saat duduk di bangku kelas 3 SD memukul tangan ke

bangku dan mempelajari kesenian reak yang berada di dekat rumahnya. Sampai

sekarang Kang Jarwo tetap konsisten berprofesi sebagai percussionist. Beliau

sempat melanjutkan pendidikan ke STSI Bandung dan lulus pada tahun 2011.

Adapun pengalaman beliau dalam kegiatan pembelajaran, yakni sebagai pengajar

ekstrakurikuler perkusi dibeberapa sekolah di Bandung. Diantaranya, SMAN 22

Bandung, SMAN 7 Bandung, SMA BPI 1, SMA Pasundan 1, SMA Santa Angela,

SMP Mutiara Bunda Bandung, SMP Bina Nusantara Jakarta, Sadaya UNIKOM,

dan FKG UNPAD. Semua ini tentu berdampak positif terhadap perkembangan

kemampuan beliau memainkan alat musik perkusi dan kemampuan mengajar

dalam bidang perkusi.

Foto 3.2

Anggota ekstrakurikuler perkusi SMAN 7 Bandung tahun 2015 Dokumentasi Riyandi

Seven Percussion atau dikenal dengan perkusi tujuh adalah grup perkusi

yang terdiri dari siswa-siswi yang mengikuti kegiatan eksrakurikuler perkusi di

SMAN 7 Bandung. Sampai saat ini ekstrakurikuler perkusi SMAN 7 Bandung

tetap bertahan dan terselenggara dengan baik. Bahkan telah beregenerasi hingga

generasi ke delapan. Berdasarkan observasi dan wawancara di tempat penelitian,

(24)

35

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terdiri dari 12 orang siswa kelas X, 22 orang siswa kelas XI, dan 20 orang

siswa kelas XII. Peneliti memfokuskan penelitian kepada siswa kelas X.

Di bawah ini data siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler perkusi

di SMAN 7 Bandung.

NO Nama siswa kelas X Nama siswa kelas XI Nama siswa kelas XII

1 Achmad Fauzi Galeh Adjie Pangestu M Rizki Ichsan

2 M Rafqi Sadikin Nabilla Ratu Aditya Pratama

3 Dimas Beryl Latifah Herlyani Annisa Latifah

4 Fernanda Alif Wita Septyani Apriana Fajar S

5 Zahid Waliullah Sinthya Dewi Aris Aji Adyatmaka

6 M Mustaqim Devi Oktaviani Faradz Vergian

7 Rifaldi Juliawan Fawzan W B Fariz

8 Shalma Aulia Khataya Izzati Giffari aditya

9 Ayunda Anggun Rizky Yogi Ilham R Avianito

10 Nurul H N Kania Dewi Ima

11 Nala Desmaliandri Saepul Rohman Irfan F rahman

12 Reza N F Naufal Harmy Jamalludin Jamal

13 Muffarizal S F M reza KD

14 Dedy Abdul Aziz Muhammad Ilyas

15 Yusha F Kamal Nurul Vicka D

16 Rifqy N F Muhammad Taufik H

17 Resty RS Rofiq Awal

18 Trysakti R A Tasya Nabila A

19 Shania Dara S Thalitha Shafira

20 Fauzia NurHaliza Reza dira

21 Diana D

22 Rauf Fauzi

Tabel 3.1

Daftar siswa yang mengikuti ekstrakurikuler perkusi SMAN 7 Bandung

(25)

36

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tempat penelitian

Tempat penelitian pembelajaran teknik dasar bermain perkusi yakni di

SMAN 7 Bandung, yang berada di JL. Lengkong Kecil No. 53 Bandung.

Gambar 3.1

Peta lokasi penelitian SMAN 7 Bandung

Sumber: www.googlemap.com

Foto 3.3

SMA NEGERI 7 Bandung tampak dari depan gerbang Dokumentasi Riyandi 2015

Kegiatan ekstrakurikuler ini rutin dilaksanakan di aula atau di lapangan

SMAN 7 Bandung. Waktu pelaksanaanya dua kali dalam seminggu, yakni hari

(26)

37

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Pengumpulan data

Data yang relevan merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan dalam

penelitian. Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian

mengenai pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung

sebagai berikut.

1. Observasi

Dalam penelitian kualitatif, teknik observasi merupakan salah satu teknik

yang digunakan untuk mengamati secara langsung keadaan lapangan yang

sesungguhnya. Observasi yang dilakukan peneliti di dalam penelitian ini adalah

observasi pasif, yakni peneliti hanya perfungsi sebagai pengamat yang tidak

memiliki keterlibatan secara langsung dengan kegiatan pembelajaran di tempat

penelitian.

Peneliti melakukan observasi dengan mengamati kegiatan pembelajaran

teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung secara langsung. Observasi

awal dilakukan pada hari rabu tanggal 14 Maret 2015, selanjutnya melakukan

observasi secara berkala dimulai tanggal 18 April 2015 sampai 16 Mei 2015

sesuai dengan jadwal kegiatan ekstrakurikuler perkusi SMAN 7 Bandung. Melalui

observasi, peneliti meninjau kembali proses kegiatan pembelajaran teknik dasar

bermain perkusi di SMAN 7 Bandung. Sehingga peneliti mendapatkan informasi

yang dibutuhkan dalam penelitian, yakni strategi pembelajaran dan strategi

meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

Pada dasarnya pada penelitian ini, fokus penelitian diutamakan kepada

bagaimana strategi guru dalam pembelajaran yang menyebabkan motivasi siswa

dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini relatif tinggi. Agar data yang

diperoleh sesuai dengan tujuan peneliti. Munculnya motivasi ini bisa saja

disebabkan oleh beberapa faktor, namun dalam penelitian ini peneliti

memfokuskan pada; bagaimana strategi guru dalam menentukan materi

pembelajaran, bagaimana strategi guru dalam menentukan metode pembelajaran,

dan hasil kemampuan yang dimiliki siswa setelah dilakukan kegiatan

(27)

38

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Observasi guru dalam menentukan materi pembelajaran teknik dasar bermain

perkusi di SMAN 7 Bandung

No Aspek yang diamati

Hasil

pengamatan Keterangan

Ya Tidak

1 Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.

2 Menetapkan materi pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.

3 Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan.

4 Materi pelajaran disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang sulit.

5 Sifat materi pelajaran, ada yang faktual dan ada yang konseptual

6 Materi pelajaran bersifat baru atau mutakhir.

7 Materi pelajaran harus sesuai dengan pengalaman siswa

8 Materi pelajaran yang disampaikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi.

9 Materi yang disampaikan sebaiknya dikemas sehingga menampilkan kesan lucu

Tabel 3.2

Pedoman observasi guru dalam menentukan materi Sumber : diolah oleh peneliti, 2015

b. Observasi guru dalam menentukan metode pembelajaran teknik dasar

bermain perkusi di SMAN 7 Bandung

No Aspek yang diamati Hasil pengamatan Keterangan

Ya Tidak

1 Menggunakan metode yang bervariasi

2 Menggunakan metode sesuai dengan materi

yang diajarkan

3 Menyusun langkah-langkah pembelajaran

sesuai dengan metode pembelajaran

4 Menguasai berbagai metode pembelajaran

Tabel 3.3

(28)

39

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Observasi siswa dalam kegiatan pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di

SMAN 7 Bandung

No Aspek yang diamati Hasil pengamatan Keterangan

SB B C K

1 Posisi tubuh sesuai dengan yang

diajarkan oleh guru

2 Cara memegang stik seperti yang

diajarkan oleh guru

3 Teknik single stroke

4 Teknik double stroke

5 Teknik triple stroke

6 Teknik paradiddle

7 Teknik triplet

8 Kestabilan dalam mempertahankan

tempo

9 Kestabilan dalam mempertahankan keras

pukulan

10 Dapat bermain bersama kelompok sesuai

dengan porsinya masing masing

11 Disiplin dalam latihan

12 Kerjasama dalam kelompok

13 Saling membantu dalam menyelesaikan

latihan

Tabel 3.4 Pedoman observasi siswa Sumber : diolah oleh peneliti, 2015

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses pengumpulan data untuk suatu

penelitian. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka secara langsung. Dalam hal ini, peneliti menyiapkan

pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dan dirumuskan dalam pedoman

(29)

40

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fokus penelitian. Wawancara dilakukan pada tanggal 18 April 2015, 25 April

2015, dan 02 Mei 2015.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada pengajar teknik dasar

bermain perkusi di SMAN 7 Bandung, yakni dengan Kang Jarwo sebagai

pengajar sekaligus narasumber. Dalam hal ini, wawancara meliputi pertanyaan

yang bertujuan untuk mengungkap strategi menentukan materi dan metode

pembelajaran terknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk

gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Hasil penelitian dari

observasi dan wawancara, akan lebih dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah

pribadi kehidupan masa kecil, sekolah, ditempat kerja, di masyarakat atau

autobiografi. Sugiyono (2012, hlm. 240).

Teknik pengumpulan data ini bisa dilakukan dengan merekam proses

latihan teknik dasar bermain perkusi dengan bantuan catatan peristiwa yang

berbentuk tulisan , gambar, maupun rekaman audio-visual dari sumber data, yakni

kegiatan pembelajaran teknik dasar bermain perkusi di SMAN 7 Bandung.

4. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan

data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi partisipasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi

(30)

41

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Analisis data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara

terus menerus hingga datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus

tersebut mengakibatkan variasi data yang tinggi sekali. Data yang diperoleh

adalah data kualitatif, sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada

polanya yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan

analisis.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistemamtis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri

sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2012, hlm. 244).

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution, 1988 (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 245) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil penelitian”.

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti

memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan,

atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data menggunakan langkah-langkah seperti

yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, 1984 (dalam Sugiyono, 2012, hlm.

246) bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data yakni sebagai berikut.

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

(31)

42

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data dapat mendiskusikan kepada

teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi tersebut, maka

wawasan peneliti akan berkembang sehingga dapat mereduksi data-data yang

memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman, 1984 (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 249) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has

been narrative text”. (Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif).

3. Verifikasi dan penegasan kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses tersebut

dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang

ada dari berbagai sumber yang telah di dapat dari laporan dan dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui observasi dan wawancara

(32)

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan Permen th 2013, adalah Kegiatan

yang dapat menemukan dan mengembangkan potensi peserta didik, serta

memberikan manfaat sosial dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi

dan bekerja sama dengan orang lain. Disamping itu kegiatan ekstrakurikuler dapat

memfasilitasi bakat, minat, dan kreativitas peserta didik yang berbeda-beda. Hal

ini berarti bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah mengembangkan minat dan

potensi peserta didik, ekstrakurikuler seharusnya dapat memfasilitasi hal tersebut

sehingga siswa yang memiliki minat dan bakat dapat berkreativitas didalamnya.

Akan tetapi yang terjadi di ekstrakurikuler SMAN 7 Bandung. Khususnya pada

kegiatan ekstrakurikuler perkusi, sebagian besar hanya berlandaskan berdasarkan

minat, sedangkan potensi dibidang perkusi hampir rata-rata tidak memiliki

kemampuan dasar, namun hal ini tidak menyebabkan kegiatan ekstrakurikuler

tersebut terhenti, bila dikelola dengan baik serta terprogram dengan baik, hasilnya

relatif cukup memuaskan dan dapat menjadi sarana bagi siswa dalam memperoleh

kompetensi khususnya dibidang musik. Dari hasill temuan dan pembahasan

diperoleh simpulan bahwa hal tersebut dapat terlaksana dikarenakan:

1. Kemampuan guru dalam melakukan pendekatan terhadap siswa, yaitu dengan

tidak terlalu menjaga jarak dengan siswa, menhjadikan siswa sebagai teman,

melakukan koreksi terhadap siswa dengan bahasa dan cara-cara yang lebih

familiar dan tetap menjaga hubungaan yang harmonis dengan siswa.

2. Guru mampu mendiagnosa kemampuan dasar siswa serta mengaplikasikan

kedalam materi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa dalam

menerimanya.

3. Materi yang diberikan guru berhasil memotivasi siswa semangat dalam

mempelajarinya. kesinambungan materi yang diberikan disesuaikan dengan

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Semua siswa mampu memahami

(33)

92

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kemampuan guru dalam menguasai keterampilan yang cukup luas pada

bidang yang akan diajarkan. Keterampilan dan keahlian ini ternyata cukup

efektif memotivasi siswa manakala guru mendemonstrasikan keahliannya

tersebut.

5. Latar belakang guru sebagai seorang profesional dibidangnya juga memiliki

pengaruh dalam menimbulkan motivasi siswa, secara kebetulan guru yang

mengajar di ekstrakurikuler perkusi SMAN 7 Bandung adalah seorang

percussionist yang mempunyai banyak pengalaman mengisi berbagai acara

dalam menampilkan keahliannya di bidang perkusi, dan sering megajak siswa

untuk berapresiasi, bahkan melibatkan siswa yang sudah mahir dalam

kegiatan tersebut. Hal ini berdasarkan pengamatan peneliti sangat

berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

Hal tersebut di atas, walaupun kegiatan pembelajaran berhasil, pada

dasarnya guru masih memiliki berbagai kelemahan, diantaranya materi yang

diberikan tidak disusun dari yang mudah menuju yang sulit, materi juga tidak

bersifat mutakhir. Begitupun guru tidak menyusun langkah-langkah pembelajaran

sesuai dengan metode pembelajaran, guru tidak menguasai berbagai metode

pembelajaran.

Kemampuan tersebut di atas seharusnya dimiliki oleh guru sehingga

pembelajaran yang terjadi pada setiap pertemuan sudah terprogram secara rinci.

Bila semua itu dilakukan, bukan mustahil kegiatan ekstrakurikuler perkusi di

SMAN 7 Bandung akan lebih berprestasi lagi, sebab guru bukan hanya menguasai

metode imitasi, demonstrasi, drill, tutor sebaya melainkan menguasai berbagai

metode yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran. begitupun

dengan siswa, setelah menguasai teknik-teknik pukulan dasar seperti single stroke,

double stroke, triplet, dan paradiddle. Siswa juga mampu berkreativitas terhadap

teknik-teknik tersebut dalam mereka membuat karya sendiri.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan, pembahasan dan kesimpulan, kegiatan

ekstrakurikuler perkusi dengan memanfaatkan barang bekas atau

(34)

93

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMA. Kegiatan ini sangat direkomendasikan dilakukan di lingkungan sekitar kita

seperti sanggar, karang taruna dan lain-lain. Selain biayanya yang murah, kegiatan

ini juga dapat menumbuhkan kemampuan musikalitas maupun kemampuan

bersosialisasi.

Peneliti juga memandang perlu memberikan rekomendasi bagi guru

selayaknya terus mengembangkan diri dengan bidang keahliannya. Selain

menguasai keterampilan dalam bidang musik, juga memiliki wawasan,

pengetahuan, pengalaman dalam mengembangkan konsep-konsep pembelajaran,

agar pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih bermakna dan dapat

membangun serta membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya. Secara khusus

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada mahasiswa seni

musik sebagai pengembangan diri, guru sebagai ujung tombak dalam pendidikan,

lembaga khususnya sekolah untuk dapat memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler ke

arah yang lebih baik, serta lembaga pemerintah yang terus mendukung baik dalam

penyediaan sarana, prasarana maupun program-program pengembangan

(35)

Mochammad Fauzan Riyandi, 2015

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Banoe, P. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Kamien, R. (New York). An appreciation music fourth brief edition. 2002: Quebecor

World Hawkins Inc.

Pamungkas, A. J. (2012). Rahasia menjadi drummer terhebat dengan iringan komputer.

Yogyakarta: ANDI.

Sagala, S. (2014). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana .

Setiawan, E. (2014). Memahami musik dan rupa-rupa ilmunya. Yogyakarta: Art Music

Today.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D . Bandung: Alfabeta.

Sutikno, M. S. (2009). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Prospect.

Yamin, M. (2013). Strategi & metode dalam model pembelajaran. Jakarta: GP Press

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian SMAN 7 Bandung
Tabel 3.3 Pedoman observasi guru dalam menentukan metode
Tabel 3.4 Pedoman observasi siswa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Gambar dibawah menunjukkan rangkaian antara evaporator dengan kaleng dibawah yang berisi activated carbon.. Gambar dibawah ini menunjukkan banyak pipa yang

Bagi penyeleggara pelatihan (P4TK dan LPMP atau lembaga terkait lainnya) Meningkatkan efektifitas dan efesiensi implementasi kurikulum pelatihan pengawas sekolah untuk

Menimbang  a.  bahwa  Bank  Pembangunan  Daerah  Kalimantan  Timur  sebagai  salah  satu  lembaga  keuangan  daerah  perlu  dikembangkan  menjadi  bank 

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan para staf dan pegawai yang.. telah banyak membantu mempermudah penulis dalam

Kesimpulan yang dapat ditarik dari proses perumusan tujuan yang dilakukan oleh pengembang kurikulum di atas telah diupayakan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

6 Tahun 2003 Tentang Larangan Gelandangan dan Pengemis di Kota Medan dilakukan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan secara umum sudah berjalan dengan baik hanya saja