PENGURANGAN BILANGAN BULAT
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IVA Semester 2 SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung BaratTahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Alis Istiqomah Hayati 1003476
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERWARNA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN
BULAT
Oleh
Alis Istiqomah Hayati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
©Alis Istiqomah Hayati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR DIAGRAM ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian ... 1
B. RumusanMasalahPenelitian ... 4
C. TujuanPenelitian ... 4
D. ManfaatPenelitian ... 5
E. HipotesisTindakan ... 6
F. DefinisiOperasional ... 6
BAB II PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT A. KajianPustaka ... 8
1. PembelajaranMatematikaMateriBilanganBulat di SekolahDasar ... 8
3. Media PembelajaranKancingBerwarna ... 21
B. PenelitianTerdahlu yang Relevan ... 28
C. KerangkaPikiran ... 30
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian ... 31
B. Model PenelitianTindakanKelas ... 32
C. LokasiPenelitian... 34
D. SubjekPenelitian ... 34
E. ProsedurPenelitian ... 34
F. InstrumenPenelitian ... 37
G. PengolahandanAnalisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian ... 44
1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 44
2. KemampuanKognitifSiswa ... 56
B. Pembahasan ... 69
1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 69
2. Peningkatan KemampuanKognitifSiswa ... 72
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 76
B. Rekomendasi ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
LAMPIRAN ... 82
ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERWARNA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN
BULAT
(Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas IV A SDN Ciburial Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Alis Istiqomah Hayati (1003476)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Rendahnya kemampuan kognitif siswa terlihat pada hasil ulangan hariansiswa sebanyak 15 orang siswa yang memperoleh skor di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan KKM yang telah ditentukan sekolah adalah 65. Hal ini terjadi karena pembelajaran selalu berkecimpung pada hal yang abstrak dan kurangnya penggunaan media pembelajaran. Penelitian ini membahas mengenai penggunaan media kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat, dilaksanakan di kelas IVA SDN Ciburial yang berjumlah 24 orang siswa dengan 14 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Difokuskan pada dua rumusan masalah yaitu bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media kancing berwarna dan bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah pembelajaran menggunakan media kancing berwarna pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikanpelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media kancing berwarna dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah pembelajaran menggunakan media kancing berwarna pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart melalui dua siklus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi pelaksanaan pembelajaran dan tes pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan kemampuan kognitif siswa dibuktikan dengan indeks gain rata-rata skor kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 0,70dengan interpretasi sedang. Hal ini menunjukan kemampuan kognitif siswa mengalami peningkatan setelah pembelajaran dengan menggunkan media kancing berwarna. Diharapkan guru dapat menggunakan media kancing berwarna pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengat tepat agar kemampuan kognitif siswa dapat meningkat.
ABSTRACT
THE USE OF COLORED BUTTONS TO INCREASE STUDENTS’ COGNITIVE ABILITY IN ARITMHETIC OPERATION OF ADDITION
AND SUBTRACTION OF INTEGERS MATERIAL
(Classroom Action Research in Class IV A Students of SDN Ciburial in Second Semester School Year 2013/2014 KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat)
AlisIstiqomahHayati (1003476)
This study is motivated by the low of students’ cognitive ability in Mathematics’ Addition and Subtraction of Integers material. The low of students’ cognitive ability is seen in students’ daily test result where 15 students get the
score under Minimum Complete Criteria (KKM) and the school predetermined KKM is 65. It is happened because of learning always works in the abstract thing and the less of using learning media. This study discusses about the use of colored
buttons media to increase students’ cognitive ability in Arithmetic Operational of Addition and Subtraction of Integers material, implemented in class IV A of SDN Ciburial totaling 24 students with the amount of male students are 14 people and the amount of female students are 10 people. This study is focused in two formulation of the problems namely how learning Mathematics is implemented by
using colored buttons media and how students’ cognitive ability increases after
learning by using colored buttons media in Arithmetic Operation in Addition and Subtraction of Integers material. The aims of this study are to describe the implementation of mathematics learning by using colored buttons media and to
describe the increasing of students’ cognitive ability after learning by using
colored buttons media in Arithmetic Operation in Addition and Subtraction of Integers. The methodology used in this study is Classroom Action Research by Kemmis and Mc Taggart through two cycles. Data collection technique conducted is learning and test implementation observation in the end of each cycle. Based on
the study, students’ cognitive ability increases with classroom score average gain index from cycle I to cycle II in the amount of 0.70 with medium interpretation. It
indicates students’ cognitive ability has increased after learning by using colored buttons media. The teachers are expected to use colored buttons media in Arithmetic Operation in Addition and Subtraction of Integers correctly so that
students’ cognitive ability can increase.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat
dan oleh karena itu setiap manusia dituntut untuk mengembangkan seluruh
potensi yang ada dalam dirinya agar dapat menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas serta dapat mengikuti arus perubahan tersebut dan mampu bersaing
demi mendapatkan kehidupan yang layak. Dalam hal ini, pendidikan menjadi
salah satu peran utama dalam mengembangkan potensi manusia.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi, Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Sekolah Dasar ditegaskan
bahwa tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Terjadinya desentralisasi pendidikan menyebabkan tujuan
pendidikan diarahkan agar berkesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun
oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah yang disebut dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
beragam tetap mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Matematika merupakan salah satu bidang
studi yang diberikan pada semua jenjang pendidikan, karena Matematika
merupakan bekal pengetahuan dasar dan pembentukan sikap serta pola pikir
mereka selanjutnya. Tujuan pelajaran Matematika dalam KTSP 2006 adalah dapat
memberikan dan mendidik siswa agar memahami konsep matematika,
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah,
mengkomunikasikan gagasan dengan media lain untuk memeperjelas keadaan,
Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik kelas IV SD
semester 2 pada mata pelajaran Matematika adalah menjumlahkan dan
mengurangkan Bilangan Bulat. Bilangan bulat merupakan salah satu kajian dari
inti materi yang dipelajari peserta didik di Sekolah Dasar. Namun pada kenyataan
di lingkungan pendidikan khusunya pendidikan sekolah dasar, belajar matematika
selalu dipandang sebagai pembelajaran yang paling sulit terutama dalam materi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat, dapat dilihat dari hasil belajar
siswa yang masih rendah.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yang
harus ditempuh oleh siswa kelas IV ini yakni 65. Namun melihat realita di
lapangan untuk mencapai nilai 65 itu cukup sulit. Berdasarkan hasil tes ulangan
harian, dari 24 orang siswa kelas IVA SDN Ciburial ini persentase siswa yang
memperoleh nilai ≤ 65 berjumlah 15 orang siswa atau 57,7%, dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 berjumlah 11 orang siswa atau 42,3%. Rata-rata skor yang diperoleh siswa kelas IVA SDN Ciburial sebesar 64,81. Oleh karena itu, peneliti
mengambil kelas IVA SDN Ciburial sebagai subjek dalam penelitian ini.
Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan dalam pembelajaran
matematika, guru selalu berkecimpung pada sesuatu yang abstrak, guru tidak
memperhatikan pada karakteristik perkembangan siswa yang menurut Piaget
anak usia sekolah dasar berada pada masa operasional konkret. Kemudian dalam
menjelaskan materi, guru hanya memberikan rumus-rumus yang harus dihapalkan
oleh siswa tanpa memahami konsep materi yang dijelaskan. Siswa hanya
ditekankan untuk dapat menyelesaikan operasi hitung bilangan secara prosedural
tanpa mengetahui konsep operasi hitung tersebut secara bermakna. Selain itu,
rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan guru tidak menggunakan media
pembelajaran yang kreatif dan inovatif, sehingga siswa kurang tertarik untuk
belajar matematika bahkan matematika akan selalu menjadi momok bagi siswa.
Dengan demikian, minat siswa untuk belajar matematika semakin hilang
dan matematika akan selalu dipandang pelajaran yang paling sulit. Salah satu
kesulitan siswa dalam mempelajari materi pelajaran Matematika yaitu melakukan
3
siswa bingung dan kesulitan untuk menentukan nilai negatif atau positif hasil
operasi hitung tersebut. Hal ini berarti, siswa belum paham maksud yang diminta
dari soal tersebut. Kemudian siswa malas untuk membuat garis bilangan ketika
diminta untuk menggunakan garis bilangan dalam membantu menyelesaikannya,
alasannya malas, ribet dan lain-lain.
Apabila hal tersebut dibiarkan, akan terjadi masalah yang lebih kompleks
lagi ketika memperoleh materi yang baru di tingkat lanjut. Mengingat adanya
perbedaan karakteristik tersebut maka diperlukan kemampuan dari seorang guru
untuk menjembatani antara dunia anak yang belum berpikir deduktif agar dapat
mengerti dunia matematika yang bersifat deduktif.
Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar
memegang peranan yang sangat penting untuk menangani masalah tersebut. Peran
guru tidak hanya sebagai penyampai materi saja, melainkan lebih dari itu guru
bisa dikatakan sebagai pusat pembelajaran dan sebagai pengendali serta pelaku
dalam kegiatan proses belajar mengajar, guru mengatur arah proses belajar
mengajar yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus mampu membuat
pengajaran menjadi lebih efektif dan menarik, dengan menggunakan media
pembelajaran konkret yang relevan dengan materi pelajaran Matematika, sehingga
materi pelajaran yang disampaikan dapat membuat siswa senang dan memiliki
rasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut, serta terlebih Matematika
tidak akan lagi dipandang sebagi pelajaran yang paling sulit.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian menggunakan media pembelajaran yang efektif bagi siswa dalam
melakukan operasi hitung bilangan bulat, yakni media kancing berwarna. Judul yang diambil oleh peneliti yakni “Penggunaan Media Kancing Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa pada Materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat (Penelitian Tindakan Kelas pada
Siswa Kelas IVA SDN Ciburial Semester 2 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)”. Dalam penilitian ini diharapkan terjadi peningkatan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran matematika
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan utama dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah penggunaan media kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada
materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di kelas
IVA SDN Ciburial?”. Masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam rumusan
masalah yang lebih khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika tentang Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan menggunakan media
kancing berwarna di kelas IVA SDN Ciburial?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif siswa Kelas IVA SDN
Ciburial pada materiOperasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Bulat dengan menggunakan media kancing berwarna?
C. Tujuan Penelitian
Menentukan tujuan penelitian sangat diperlukan dalam melaksanakan
suatu penelitian. Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan “bagaimanakah penggunaan media kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif
siswa pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Bulat di kelas IVA SDN Ciburial.” Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika tentang Operasi
Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan menggunakan
media kancing berwarna di kelas IVA SDN Ciburial.
2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan kognitif siswa kelas IVA SDN
Ciburialpada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
5
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
sebagai berikut.
Manfaat teoretis. Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan teori baru
mengenai media pembelajaran kancing berwarna untuk meningkatkan
kemampuan kognitif siswa kelas IVA SDN Ciburial, sehingga dapat dijadikan
sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan
upaya bersama guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses
pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif siswa serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
Manfaat praktis. Bermanfaat bagi:
1. Peneliti
Memberikan gambaran mengenai penggunaan media pembelajaran berupa
kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam
melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
2. Guru
a. Memberikan informasi mengenai penggunaan media kancing berwarna
dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat.
b. Menambah wawasan bagi guru dalam menerapkan penggunaan media
kancing berwarna pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat.
c. Guru termotivasi untuk mengembangkan media pembelajaran yang
lainnya yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
3. Siswa
a. Memudahkan siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
b. Pembelajaran lebih menyenangkan.
c. Melatih keterampilan siswa dalam menggunakan media kancing
berwarna pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan
d. Pemahaman siswa semakin meningkat.
e. Kemampuan kognitif siswa semakin meningkat.
f. Hasil belajar siswa meningkat.
4. Sekolah
a. Meningkatkan prestasi sekolah terutama pada mata Pelajaran
Matematika.
b. Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu, “Apabila guru menggunakan
media pembelajaran kancing berwarna dengan tepat maka dapat meningkatkan
kemampuan kognitif siswa dalam melakukan Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Kelas IVA SDN Ciburial”.
F. Definisi Operasional
1. Media Kancing Berwarna
Media pembelajaran yang dimaksud yaitu kancing berwarna. Kancing
berwarna adalah sebuah benda mungil yang biasa dipakai untuk kelengkapan
dalam pakaian yang biasa dipakai sehari-hari. Kancing yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kancing warna biru menyatakan bilangan bulat positif dan
kancing warna merah menyatakan bilangan bulat negatif. Penggunaan media
kancing berwarna dalam penelitian ini adalah kegiatan menggunakan media
pembelajaran kancing berwarna yang dimanfaatkan untuk memudahkan siswa
dalam menjawab/menyelesaikan soal, dan membantu guru dalam menyampaikan
pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswa, sehingga mengurangi verbalisme
pada siswa.
2. Kemampuan Kognitif
Kognitif seringkali dikenal dengan istilah intelek. Mahfudin Shalahudin
(1989) (dalam Asrori 2007: 48), menyatakan bahwa intelek adalah akal budi atau
intelegensi yang berati kemampuan untuk meletakkan hubungan-hubungan dari
7
dengan kecerdasan yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif
termasuk kemampuan-kemampuan mental yang kompleks seperti berpikir,
mempertimbangkan, menganalisi, mensintesis, mengevaluasi dan menyelesaikan
persoalan-persoalan.
Kemampuan kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
kemampuan berpikir siswa yang melibatkan kemampuan intelektual dari tahap
pemahaman sampai kepada aplikasi konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan
soal-soal yang memuat indikator kemampuan kognitif. Indikator kemampuan
kognitif tersebut meliputi: Mengubah bentuk operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dari bentuk soal cerita dan gambar kedalam kalimat
matematis, dan menyelesaikan soal operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat.
Bilangan bulat adalah himpunan bilangan cacah beserta
inversnya/lawannya dan bilangan nol. Bilangan bulat dalam penelitian ini yaitu
bilangan bulat dari (-20) sampai 20. Operasi hitung bilangan bulat yang dimaksud
BAB III
METODELOGI PENELITAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Elliot (1991) (dalam Kunandar,
2009: 43) menyebutkan bahwa “penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah
situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi
sosial tersebut”. Sedangkan Kurt Lewin (dalam Kunandar, 2009: 42)
mengemukakan bahwa “penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang
terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi”.
Sejalan dengan pendapat para ahli di atas, Hermawan et. al. (2010:
87)mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di
kelas secara lebih profesional”.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari tiga kata yaitu penelitian,
tindakan dan kelas. Arikunto (2012: 2) menjelaskan masing-masing dari tiga kata
tersebut sebagai berikut.
1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yangbmenarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti yaitu penelitian,
32
adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas pendidikan terutama proses dan hasil belajar
siswa.
Secara lebih konkret dapat dikemukakan bahwa tujuan PTK adalah
memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul di dalam kelas. Setelah
berhasil mengidentifikasi masalah, guru merancang dan kemudian memberikan
perlakuan atau tindakan tertentu, mengamati, mengevaluasi, dan menganalisis
hasilnya guna menentukan apakah tindakan yang diberikan tersebut berhasil
memperbaiki kondisi kelas yang diajarnya atau tidak. Dari informasi tersebut,
guru dapat menentukan langkah-langkah yang perlu ditempuh terhadap kelas yang
diajarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa PTK
merupakan pendekatan penelitian yang sesuai dengan guru dan calon guru karena
selain mereka dapat melakukan penelitian, mereka juga akan mendapatkan
manfaat dari hasil penelitiannya.
B. Model Penelitian Tindakan Kelas
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan yaitu model Kemmis dan
Mc. Taggart. Hal ini karena model Kemmis dan Mc Taggart berorientasi pada
siklus spiral refleksi, dimana di dalamnya terdapat beberapa komponen
diantaranya perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi serta perencanaan
kembali untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Desain model Kemmis dan McTaggart pada hakikatnya berupa
perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat-perangkat terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat
komponen yang berupa untaian dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu,
pengertian siklus adalah satu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan,
Jadi, sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah
adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang
dilaksanakan dalam siklus selanjutnya. Arikunto(2010: 131) menjelaskan bahwa
model Kemmis dan McTaggart merupakan pengembangan dari model Kurt
Lewin. Perbedaannya terletak pada komponen tindakan (action) dengan observasi
(observation) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen
tersebut disebabkan adanya kenyataan yang tidak dapat dipungkiri ketika antara
implementasi tindakan (action) dengan observasi (observation)sebenarnya dua
kegiatan tetapi tidak dapat dipisahkan secara tegas.
Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat
digambarkan dengan diagram alur berikut ini. Tahapan-tahapan ini berlangsung
secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai. Model Kemmis & Mc
Taggart akan tampak sebagai berikut:
Gambar 3.1
Siklus Spiral dari Kemmis & Mc Taggart
34
Langkah pertama pada setiap siklus adalah penyusunan rencana tindakan.
Tahap berikutnya pelaksanaan dan sekaligus pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan. Hasil pengamatan kemudian dievaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila
hasil refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum
memberikan hasil sebagaiman diharapkan, maka berikutnya disusun lagi rencana
untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Demikian seterusnya sampai hasil yang
diinginkan benar-benar tercapai.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IVA di SDN Ciburial Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IVA SDN Ciburial
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah siswa 26 orang
siswa, yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.
Akan tetapi, ada 2 orang siswa yang tidak hadir pada setiap siklusnya, sehingga
subjek dalam penelitian ini adalah 24 orang siswa yang terdiri dari 13 orang siswa
laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan-tahapannya adalah
sebagai berikut :
1. Orientasi Lapangan
a. Observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh
gambaran pelaksanaan pembelajatan matematika selama ini.
b. Wawancara dengan pihak sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang gambaran pelaksanaan pembelajaran dan kendala yang
c. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di sekolah
tempat penelitian.
d. Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian.
e. Wawancara dengan wali kelas mengenai kategori kelompok siswa
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah berdasarkan prestasi belajar
(peringkat kelas) di kelas tempat penelitian. Kategori kelompok kemampuan
siswa dapat dilihat pada lampiran A.1.
Siklus I
a. Perencanaan
1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.
2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi dan tes untuk
mengukur kemampuan kognitif dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.
3) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar
instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.
4) Merevisi instrumen jika diperlukan.
5) Mempersiapkan media kancing berwarna.
b. Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang dicantumkan pada RPP,
yakni:
1) Orientasi : Guru menunjukkan kancing warna merah dan kancing warna biru.
Kancing warna biru mewakili bilangan bulat positif dan kancing warna merah
mewakili bilangan bulat negatif, serta memperkenalkan aturan penggunaan
media.
2) Demonstrasi: Guru memperagakan langkah-langkah penggunaan media
36
3) Diskusi: Guru membagikan LKS pada setiap kelompok untuk diselesaikan
sesuai dengan perintah pada LKS.
4) Presentasi: Guru meminta salah satu perwakilan dari setia kelompok untuk
melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.
c. Obsevasi
1) Observer melakukkan observasi menggunakan lembar observasi yang
digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan media kancing berwarna berlangsung.
2) Melakukan tes kemampuan kognitif siswa dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat di akhir pembelajaran untuk mendapatkan data
mengenai kemampuan kognitif siswa.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian direfleksikan sebagai bahan
evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus berikutya.
Siklus II
a. Perencanaan
1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.
2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi dan tes untuk
mengukur kemampuan kognitif dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.
3) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing.
4) Merevisi instrumen jika diperlukan.
5) Mempersiapkan media kancing berwarna.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang dicantumkan pada RPP,
yakni:
1) Orientasi : Guru menunjukkan kancing warna merah dan kancing warna biru.
Kancing warna biru mewakili bilangan bulat positif dan kancing warna merah
mewakili bilangan bulat negatif, serta memperkenalkan aturan penggunaan
media.
2) Demonstrasi: Guru memperagakan langkah-langkah penggunaan media
kancing berwarna.
3) Diskusi: Guru membagikan LKS pada setiap kelompok untuk diselesaikan
sesuai dengan perintah pada LKS.
4) Presentasi: Guru meminta salah satu perwakilan dari setia kelompok untuk
melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.
c. Observasi
1) Observer melakukkan observasi menggunakan lembar observasi yang
digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan media kancing berwarna berlangsung.
2) Melakukan tes kemampuan kognitif siswa dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat di akhir pembelajaran untuk mendapatkan data
mengenai kemampuan siswa.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian dibuat simpulan.
F. Instrumen Penelitian
Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika
38
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan rancangan menggunakan
media kancing berwarna sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran setiap
siklus. Hal ini dapat dilihat pada lampiran B.1 dan B.2.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan untuk memfasilitasi siswa untuk
sampai pada konsep yang hendak dicapai pada pembelajaran dengan cara
berdiskusi bersama teman di kelompok. Hal ini dapat dilihat pada lampiran
B.3 dan B.4.
2. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Non Tes
Instrumen non tes dalam penelitian ini adalah lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran. Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2010: 200) bahwa observasi dalam
penelitian ini adalah observasi sistematik, yakni observasi yang dilakukan oleh
pengamat/observer dengan menggunakan pedoman (lembar observasi) sebagai
instrumen pengamatan. Hasil observasi tertuang dalam lembar observasi. Lembar
observasi memuat seluruh langkah-langkah pembelajaran yang ada pada
perencanaan pembelajaran yang akan diamati pada pelaksanaan pembelajaran
untuk memperoleh gambaran berkenaan dengan pelaksanaan tindakan dan
memastikan bahwa kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru dan
siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media kancing berwarna untuk
meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Lembar observasi ini diisi oleh
observer pada pelaksanaan tindakan setiap siklus. Data pada lembar observasi
juga berfungsi sebagai bahan refleksi apakah pelaksanaan pembelajaran
berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun atau tidak. Lembar
b. Tes
Menurut Arikunto (2010: 193), “tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Tes
diberikan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan
kognitif siswa pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Bulat. Peneliti memilih jenis tes tertulis dengan bentuk uraian agar dapat
menilai siswa dengan objektif. Lembar tes evaluasi dapat dilihat pada lampiran
C.3 dan C.4. Total butir soal yang diberikan adalah lima soal dengan dua indikator
kemampuan kognitif. Indikator kemampuan kognitif tersebut adalah:
a. Mengubah bentuk operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat dari bentuk soal cerita dan gambar kedalam kalimat matematis.
b. Menyelesaikan soal operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data. Data
tersebut diperoleh dari hasil tes akhir setiap siklus dan lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran setiap siklus. Data yang telah diperoleh kemudian
dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Analisis data secara kualitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran pada akhir siklus. Lembar observasi
dijadikan rujukan untuk melaksanakan refleksi setiap siklus agar kekurangan yang
terjadi dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya sehingga pelaksanaan
pembelajaran berikutnya meningkat dan berjalan lebih baik. Data hasil observasi
ini berisi tentang aktivitas guru dan siswa yang di amati oleh observer selama
pembelajaran berlangusng.
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model
40
a. Data Reduction
Reduksi data merupakan langkah yang dilakukan untuk mempermudah
peneliti dalam menganalisis data. Data yang diperoleh dari pelaksanaan
pembelajaran yang tersaji pada lembar observasi jumlahnya cukup banyak
sehingga peneliti perlu merangkum, memilih data, dan memfokuskan pada
hal-hal pokok yang diperlukan dalam penelitian ini.
b. Data Display
Display data dilakukan dengan menyajikan data kedalam bentuk tabel,
grafik atau sejenisnya sehingga mudah untuk dipahami.
c. Verification
Verification dilakukan dengan cara menarik kesimpulan awal sehingga
dapat disusun tindakan untuk selanjutnya dari kekurangan-kekurangan dan
temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan pada data hasil tes akhir siklus. Analisis
data dilakukan dengan penyekoran yang disesuaikan dengan masing-masing bobot
pada butir soal, nilai rata-rata kelas, ketuntasan belajar secara individu
berdasarkan KKM dan klasikal, serta menghitung peningkatan kemampuan
kognitif siswa melalui indeks gain.
a. Penyekoran hasil tes
Skala poin untuk setiap butir soal memiliki bobot yang sama. Oleh karena itu,
Tabel 3.1
Skoring Rubrik Soal Tes Akhir Siklus
Skor Deskripsi
0 Tidak merespon sama sekali
1 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) salah, jawaban salah
3 Siswa tidak menulis cara penyelesaian (gambar), jawaban benar
5 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) salah, jawaban benar
8 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) benar, jawaban salah
10 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) benar, jawaban benar
b. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:
Sudjana (2013: 109) untuk menghitung nilai rata-rata menggunakan rumus:
�= Ʃ�
Keterangan:
ƩX = total nilai yang diperoleh siswa n = jumlah siswa
X = nilai rata-rata kelas
c. Ketuntasan Belajar
1) Menghitung ketuntasa belajar berdasarkan KKM
KKM yang ditentukan oleh SDN Ciburial adalah 65. KKM ini ditentukan
berdasarkan tiga kriteria yaitu kompleksitas materi, daya dukung dan intake siswa.
Jadi, apabila skor siswa ≥65, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas. Namun,
apabila skor siswa <65, maka siswa tersebut dinyatakan belum tuntas.
2) Menghitung ketuntasan belajar siswa secara klasikal
Menurut Depdiknas (dalam Gumilar, 2013: 38) bahwa „‟kelas dikatakan
sudah tuntas secara klasikal jika telah mencapai 85% dari seluruh siswa yang
42
pada pernyataan tersebut, untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran perlu
diadakannya perhitungan persentase jumlah siswa yang tuntas atau telah
memenuhi KKM pada mata pelajaran Matematika yaitu 65. Pengolahan data
ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus:
� =Ʃ ≥65× 100%
Keterangan:
ƩS ≥ 65 = jumlah siswa yang yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama
dengan 65.
n = banyak siswa
TB = ketuntasan belajar
Kriteria tingkat keberhasilan belajar (%) menurur Aqib dalam (Gumilar,
2013: 38), sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar
Tingkat Keberhasilan (%) Kriteria
≥ 80% Sangat Tinggi
60% - 79% Tinggi
40% - 59% Sedang
20% - 39% Rendah
≤ 20% Sangat Rendah
d. Menghitung peningkatan kemampuan kognitif siswa dengan indeks gain
Dari data hasil tes kemampuan kognitif siswa pada materi Opersi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di setiap siklus pembelajaran,
Prabawanto (dalam Permatasari, 2013: 50)menentukan besarnya gain dengan
perhitungan sebagai berikut :
Prabawanto (dalam Permatasari, 2013: 50) menyatakan bahwa untuk
mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dari setiap siklus yang telah
dilakukan dengan mmenghitung gain rata-rata yang telah dinormalisasi dengan
rumus sebagai :
<� >= � � � − �+ 1 − � � � − �
� � � − � � � − �
Adapun kriteria efektivitas pembelajaran menurut Hake (dalam Nurlaela,
2011) dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3
Interpretasi Gain yang Ternormalisasi
Nilai <g> Interpretasi/Kriteria
0,00 – 0,30 Rendah
0,31 – 0,70 Sedang
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang penggunaan
media kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada
materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada siswa
kelas IV A SDN Ciburial, diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media kancing
berwarna pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Bulat pada siswa kelas IV A SDN Ciburial terlaksana sesuai dengan
perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya yang berdasarakan
langkah-langkahpembelajaran dengan menggunakan media kancing
berwarna. Langkah-langkah pembelajaran tersebut yaitu orientasi, pada
langkah pembelajaran ini guru menunjukkan dan memperkenalkan
langkah-langkah penggunaan media kancing berwarna. Langkah pembelajaran
selanjutnya yaitu demonstrasi, kegiatannya guru mendemonstrasikan
langkah-langkah penggunaan media kancing berwarna dengan menggunakan
papan peraga dan siswa mengikutinya dengan menggunakan kancing
berwarna. Selanjutnya penugasan, kegiatannya guru memberikan LKS
kemudian siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk menyelesaikan
soal yang ada pada LKS tersebut. Dan langkah pembelajaran yang terakhir
yaitu presentasi, kegiatannya setiap perwakilan kelompok melaporkan hasil
diskusinya di depan kelas. Pada langkah demonstrasi penggunaan media
kancing berwarna dengan menggunakan papan peraga mampu membuat
siswa menjadi lebih mudah dalam memahami langkah-langkah penggunaan
media kancing berwarna dan mampu menarik perhatian siswa, sehingga
pembelajaran menjadi kondusif. Aktivitas guru maupun siswa selama
pembelajaran pun berjalan dengan baik.
2. Kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan
77
pembelajaran menggunakan media kancing berwarna mengalami
peningkatan. Hal tersebut terbukti dari perolehan indeks gain dari siklus I ke
siklus II sebesar 0,70 dengan interpretasi sedang. Rata-rata skor kelas pun
mengalami peningkatan pada siklus I diperoleh rata-rata kelas 81,92, dan 21
orang siswa atau sebesar 87,5% siswa yang tuntas dengan kriteria
keberhasilan sangat tinggi. Pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat
menjadi 95, dan 23 orang siswa atau sebesar 95,8% siswa yang tuntas dengan
kriteria keberhasilan sangat tinggi. Dari 24 orang siswa, 20 orang siswa atau
sebesar 83,3% mengalami peningkatan dan 16,7% atau empat orang siswa
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan media kancing berwarna untuk
meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat ini, peneliti memberikan
rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Sebaiknya guru menggunakan media dalam proses pembelajaran, karena
dengan media pembelajaran mampu menstimulus motivasi siswa untuk
belajar dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Salah satu media pembelajaran
yaitu media kancing berwarna pada pembelajaran khususnya pembelajaran
matematika pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Bulat dapat dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran untuk
para siswa. Media kancing berwarna dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran untuk memfasilitasi siswa belajar, karena media ini terbukti
dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan soal
operasi hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Sebaiknya,
dalam pembelajaran menggunakan media kancing berwarna guru melakukan
langkah-langkah pembelajaran yaitu, orientasi, demonstrasi,
diskusi/penugasan dan presentasi, karena terbukti pembelajaran lebih efektif.
Pada langkah demonstrasi, sebaiknya guru menggunakan papan peraga
karena dengan papan peraga siswa menjadi lebih mudah dalam memahami
langkah-langkah penggunaan media kancing berwarna pada Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan media kancing berwarna
untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada siswa kelas IV A dapat
dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya dengan pembelajaran secara individu
atau tidak berkelompok, media kancing berwarna diperbanyak sesuai dengan
jumlah siswa agar semua siswa memperoleh kancing berwarna. Hal ini
79
berkelompok dan media diberikan hanya pada setiap kelompok masih
terdapat satu orang siswa yang belum mencapai KKM. Dengan demikian,
diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat diperoleh hasil yang lebih
Adjie, N. dan Rostika R. D. (2006) Konsep Dasar Matematika. Bandung: UPI Press.
Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Arikunto, S., Suhardjono., dan Supardi (2012) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asrori, M. (2007) Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Djamarah, S B. dan Zain. (2006)Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasioanal (2009) Bahan 02 Pendidikan & Pelatihan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Gumilar, K. (2013) Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review
(SQ3R) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Materi Pelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Hermawan, R. et al. (2010)Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press.
Heruman. (2012) Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Karso. dkk. (2008) Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kurniawan, D. (2011) Pembelajaran Terpadu. Pembelajaran Terpadu. Bandung: CV. Pustaka Cendikia Utama.
Kunandar. (2008) Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Kuswana, W. S. (2012) Taksonomi Kognitif. Banudng: PT. Remaja Rosdakarya.
Munandi, Y. (2008) Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Nurlaela, Y. (2011) Penggunaan Alat Peraga Kancing Berwarna Untuk
Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Tentang Bilangan Bulat. Skripsi,
81
Permatasari, H. R. (2013) Penerapan Pendekatan Probelm Solving untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat.
Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia.
Ratna, D. F. (2014)Penggunaan Media Manik-Manik pada Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Bulat. Skripsi,
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sadiman, A. S. dkk. (1984) Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sudaryono. (2012) Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana, N. (2013) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Susilana, R. dan Riyana, C. (2008) Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.
Syah, M. (2010) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2011) Kurikulum Dan