• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGURANGAN BILANGAN BULAT

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IVA Semester 2 SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung BaratTahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Alis Istiqomah Hayati 1003476

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERWARNA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN

BULAT

Oleh

Alis Istiqomah Hayati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

©Alis Istiqomah Hayati 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak

(3)
(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian ... 1

B. RumusanMasalahPenelitian ... 4

C. TujuanPenelitian ... 4

D. ManfaatPenelitian ... 5

E. HipotesisTindakan ... 6

F. DefinisiOperasional ... 6

BAB II PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT A. KajianPustaka ... 8

1. PembelajaranMatematikaMateriBilanganBulat di SekolahDasar ... 8

(5)

3. Media PembelajaranKancingBerwarna ... 21

B. PenelitianTerdahlu yang Relevan ... 28

C. KerangkaPikiran ... 30

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian ... 31

B. Model PenelitianTindakanKelas ... 32

C. LokasiPenelitian... 34

D. SubjekPenelitian ... 34

E. ProsedurPenelitian ... 34

F. InstrumenPenelitian ... 37

G. PengolahandanAnalisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian ... 44

1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 44

2. KemampuanKognitifSiswa ... 56

B. Pembahasan ... 69

1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 69

2. Peningkatan KemampuanKognitifSiswa ... 72

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 76

B. Rekomendasi ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 82

(6)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERWARNA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN

BULAT

(Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas IV A SDN Ciburial Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Alis Istiqomah Hayati (1003476)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Rendahnya kemampuan kognitif siswa terlihat pada hasil ulangan hariansiswa sebanyak 15 orang siswa yang memperoleh skor di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan KKM yang telah ditentukan sekolah adalah 65. Hal ini terjadi karena pembelajaran selalu berkecimpung pada hal yang abstrak dan kurangnya penggunaan media pembelajaran. Penelitian ini membahas mengenai penggunaan media kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat, dilaksanakan di kelas IVA SDN Ciburial yang berjumlah 24 orang siswa dengan 14 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Difokuskan pada dua rumusan masalah yaitu bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media kancing berwarna dan bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah pembelajaran menggunakan media kancing berwarna pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikanpelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media kancing berwarna dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah pembelajaran menggunakan media kancing berwarna pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart melalui dua siklus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi pelaksanaan pembelajaran dan tes pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan kemampuan kognitif siswa dibuktikan dengan indeks gain rata-rata skor kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 0,70dengan interpretasi sedang. Hal ini menunjukan kemampuan kognitif siswa mengalami peningkatan setelah pembelajaran dengan menggunkan media kancing berwarna. Diharapkan guru dapat menggunakan media kancing berwarna pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengat tepat agar kemampuan kognitif siswa dapat meningkat.

(7)

ABSTRACT

THE USE OF COLORED BUTTONS TO INCREASE STUDENTS’ COGNITIVE ABILITY IN ARITMHETIC OPERATION OF ADDITION

AND SUBTRACTION OF INTEGERS MATERIAL

(Classroom Action Research in Class IV A Students of SDN Ciburial in Second Semester School Year 2013/2014 KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat)

AlisIstiqomahHayati (1003476)

This study is motivated by the low of students’ cognitive ability in Mathematics’ Addition and Subtraction of Integers material. The low of students’ cognitive ability is seen in students’ daily test result where 15 students get the

score under Minimum Complete Criteria (KKM) and the school predetermined KKM is 65. It is happened because of learning always works in the abstract thing and the less of using learning media. This study discusses about the use of colored

buttons media to increase students’ cognitive ability in Arithmetic Operational of Addition and Subtraction of Integers material, implemented in class IV A of SDN Ciburial totaling 24 students with the amount of male students are 14 people and the amount of female students are 10 people. This study is focused in two formulation of the problems namely how learning Mathematics is implemented by

using colored buttons media and how students’ cognitive ability increases after

learning by using colored buttons media in Arithmetic Operation in Addition and Subtraction of Integers material. The aims of this study are to describe the implementation of mathematics learning by using colored buttons media and to

describe the increasing of students’ cognitive ability after learning by using

colored buttons media in Arithmetic Operation in Addition and Subtraction of Integers. The methodology used in this study is Classroom Action Research by Kemmis and Mc Taggart through two cycles. Data collection technique conducted is learning and test implementation observation in the end of each cycle. Based on

the study, students’ cognitive ability increases with classroom score average gain index from cycle I to cycle II in the amount of 0.70 with medium interpretation. It

indicates students’ cognitive ability has increased after learning by using colored buttons media. The teachers are expected to use colored buttons media in Arithmetic Operation in Addition and Subtraction of Integers correctly so that

students’ cognitive ability can increase.

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat

dan oleh karena itu setiap manusia dituntut untuk mengembangkan seluruh

potensi yang ada dalam dirinya agar dapat menjadi sumber daya manusia yang

berkualitas serta dapat mengikuti arus perubahan tersebut dan mampu bersaing

demi mendapatkan kehidupan yang layak. Dalam hal ini, pendidikan menjadi

salah satu peran utama dalam mengembangkan potensi manusia.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang

Standar Isi, Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Sekolah Dasar ditegaskan

bahwa tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut. Terjadinya desentralisasi pendidikan menyebabkan tujuan

pendidikan diarahkan agar berkesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi

daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun

oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan

dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah yang disebut dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

beragam tetap mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin

pencapaian tujuan pendidikan nasional. Matematika merupakan salah satu bidang

studi yang diberikan pada semua jenjang pendidikan, karena Matematika

merupakan bekal pengetahuan dasar dan pembentukan sikap serta pola pikir

mereka selanjutnya. Tujuan pelajaran Matematika dalam KTSP 2006 adalah dapat

memberikan dan mendidik siswa agar memahami konsep matematika,

menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah,

mengkomunikasikan gagasan dengan media lain untuk memeperjelas keadaan,

(9)

Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik kelas IV SD

semester 2 pada mata pelajaran Matematika adalah menjumlahkan dan

mengurangkan Bilangan Bulat. Bilangan bulat merupakan salah satu kajian dari

inti materi yang dipelajari peserta didik di Sekolah Dasar. Namun pada kenyataan

di lingkungan pendidikan khusunya pendidikan sekolah dasar, belajar matematika

selalu dipandang sebagai pembelajaran yang paling sulit terutama dalam materi

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat, dapat dilihat dari hasil belajar

siswa yang masih rendah.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yang

harus ditempuh oleh siswa kelas IV ini yakni 65. Namun melihat realita di

lapangan untuk mencapai nilai 65 itu cukup sulit. Berdasarkan hasil tes ulangan

harian, dari 24 orang siswa kelas IVA SDN Ciburial ini persentase siswa yang

memperoleh nilai ≤ 65 berjumlah 15 orang siswa atau 57,7%, dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 berjumlah 11 orang siswa atau 42,3%. Rata-rata skor yang diperoleh siswa kelas IVA SDN Ciburial sebesar 64,81. Oleh karena itu, peneliti

mengambil kelas IVA SDN Ciburial sebagai subjek dalam penelitian ini.

Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan dalam pembelajaran

matematika, guru selalu berkecimpung pada sesuatu yang abstrak, guru tidak

memperhatikan pada karakteristik perkembangan siswa yang menurut Piaget

anak usia sekolah dasar berada pada masa operasional konkret. Kemudian dalam

menjelaskan materi, guru hanya memberikan rumus-rumus yang harus dihapalkan

oleh siswa tanpa memahami konsep materi yang dijelaskan. Siswa hanya

ditekankan untuk dapat menyelesaikan operasi hitung bilangan secara prosedural

tanpa mengetahui konsep operasi hitung tersebut secara bermakna. Selain itu,

rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan guru tidak menggunakan media

pembelajaran yang kreatif dan inovatif, sehingga siswa kurang tertarik untuk

belajar matematika bahkan matematika akan selalu menjadi momok bagi siswa.

Dengan demikian, minat siswa untuk belajar matematika semakin hilang

dan matematika akan selalu dipandang pelajaran yang paling sulit. Salah satu

kesulitan siswa dalam mempelajari materi pelajaran Matematika yaitu melakukan

(10)

3

siswa bingung dan kesulitan untuk menentukan nilai negatif atau positif hasil

operasi hitung tersebut. Hal ini berarti, siswa belum paham maksud yang diminta

dari soal tersebut. Kemudian siswa malas untuk membuat garis bilangan ketika

diminta untuk menggunakan garis bilangan dalam membantu menyelesaikannya,

alasannya malas, ribet dan lain-lain.

Apabila hal tersebut dibiarkan, akan terjadi masalah yang lebih kompleks

lagi ketika memperoleh materi yang baru di tingkat lanjut. Mengingat adanya

perbedaan karakteristik tersebut maka diperlukan kemampuan dari seorang guru

untuk menjembatani antara dunia anak yang belum berpikir deduktif agar dapat

mengerti dunia matematika yang bersifat deduktif.

Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar

memegang peranan yang sangat penting untuk menangani masalah tersebut. Peran

guru tidak hanya sebagai penyampai materi saja, melainkan lebih dari itu guru

bisa dikatakan sebagai pusat pembelajaran dan sebagai pengendali serta pelaku

dalam kegiatan proses belajar mengajar, guru mengatur arah proses belajar

mengajar yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus mampu membuat

pengajaran menjadi lebih efektif dan menarik, dengan menggunakan media

pembelajaran konkret yang relevan dengan materi pelajaran Matematika, sehingga

materi pelajaran yang disampaikan dapat membuat siswa senang dan memiliki

rasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut, serta terlebih Matematika

tidak akan lagi dipandang sebagi pelajaran yang paling sulit.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian menggunakan media pembelajaran yang efektif bagi siswa dalam

melakukan operasi hitung bilangan bulat, yakni media kancing berwarna. Judul yang diambil oleh peneliti yakni “Penggunaan Media Kancing Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa pada Materi Operasi Hitung

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat (Penelitian Tindakan Kelas pada

Siswa Kelas IVA SDN Ciburial Semester 2 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)”. Dalam penilitian ini diharapkan terjadi peningkatan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran matematika

(11)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan utama dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah penggunaan media kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada

materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di kelas

IVA SDN Ciburial?”. Masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam rumusan

masalah yang lebih khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika tentang Operasi Hitung

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan menggunakan media

kancing berwarna di kelas IVA SDN Ciburial?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif siswa Kelas IVA SDN

Ciburial pada materiOperasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Bulat dengan menggunakan media kancing berwarna?

C. Tujuan Penelitian

Menentukan tujuan penelitian sangat diperlukan dalam melaksanakan

suatu penelitian. Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan “bagaimanakah penggunaan media kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif

siswa pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Bulat di kelas IVA SDN Ciburial.” Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika tentang Operasi

Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan menggunakan

media kancing berwarna di kelas IVA SDN Ciburial.

2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan kognitif siswa kelas IVA SDN

Ciburialpada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

(12)

5

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat

sebagai berikut.

Manfaat teoretis. Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan teori baru

mengenai media pembelajaran kancing berwarna untuk meningkatkan

kemampuan kognitif siswa kelas IVA SDN Ciburial, sehingga dapat dijadikan

sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan

upaya bersama guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses

pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan kognitif siswa serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

Manfaat praktis. Bermanfaat bagi:

1. Peneliti

Memberikan gambaran mengenai penggunaan media pembelajaran berupa

kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam

melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Guru

a. Memberikan informasi mengenai penggunaan media kancing berwarna

dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat.

b. Menambah wawasan bagi guru dalam menerapkan penggunaan media

kancing berwarna pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat.

c. Guru termotivasi untuk mengembangkan media pembelajaran yang

lainnya yang disesuaikan dengan materi pelajaran.

3. Siswa

a. Memudahkan siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat.

b. Pembelajaran lebih menyenangkan.

c. Melatih keterampilan siswa dalam menggunakan media kancing

berwarna pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan

(13)

d. Pemahaman siswa semakin meningkat.

e. Kemampuan kognitif siswa semakin meningkat.

f. Hasil belajar siswa meningkat.

4. Sekolah

a. Meningkatkan prestasi sekolah terutama pada mata Pelajaran

Matematika.

b. Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu, “Apabila guru menggunakan

media pembelajaran kancing berwarna dengan tepat maka dapat meningkatkan

kemampuan kognitif siswa dalam melakukan Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Kelas IVA SDN Ciburial”.

F. Definisi Operasional

1. Media Kancing Berwarna

Media pembelajaran yang dimaksud yaitu kancing berwarna. Kancing

berwarna adalah sebuah benda mungil yang biasa dipakai untuk kelengkapan

dalam pakaian yang biasa dipakai sehari-hari. Kancing yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kancing warna biru menyatakan bilangan bulat positif dan

kancing warna merah menyatakan bilangan bulat negatif. Penggunaan media

kancing berwarna dalam penelitian ini adalah kegiatan menggunakan media

pembelajaran kancing berwarna yang dimanfaatkan untuk memudahkan siswa

dalam menjawab/menyelesaikan soal, dan membantu guru dalam menyampaikan

pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswa, sehingga mengurangi verbalisme

pada siswa.

2. Kemampuan Kognitif

Kognitif seringkali dikenal dengan istilah intelek. Mahfudin Shalahudin

(1989) (dalam Asrori 2007: 48), menyatakan bahwa intelek adalah akal budi atau

intelegensi yang berati kemampuan untuk meletakkan hubungan-hubungan dari

(14)

7

dengan kecerdasan yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif

termasuk kemampuan-kemampuan mental yang kompleks seperti berpikir,

mempertimbangkan, menganalisi, mensintesis, mengevaluasi dan menyelesaikan

persoalan-persoalan.

Kemampuan kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

kemampuan berpikir siswa yang melibatkan kemampuan intelektual dari tahap

pemahaman sampai kepada aplikasi konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan

soal-soal yang memuat indikator kemampuan kognitif. Indikator kemampuan

kognitif tersebut meliputi: Mengubah bentuk operasi hitung penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat dari bentuk soal cerita dan gambar kedalam kalimat

matematis, dan menyelesaikan soal operasi hitung penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat.

Bilangan bulat adalah himpunan bilangan cacah beserta

inversnya/lawannya dan bilangan nol. Bilangan bulat dalam penelitian ini yaitu

bilangan bulat dari (-20) sampai 20. Operasi hitung bilangan bulat yang dimaksud

(15)

BAB III

METODELOGI PENELITAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Elliot (1991) (dalam Kunandar,

2009: 43) menyebutkan bahwa “penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah

situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi

sosial tersebut”. Sedangkan Kurt Lewin (dalam Kunandar, 2009: 42)

mengemukakan bahwa “penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang

terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi”.

Sejalan dengan pendapat para ahli di atas, Hermawan et. al. (2010:

87)mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu

agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di

kelas secara lebih profesional”.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari tiga kata yaitu penelitian,

tindakan dan kelas. Arikunto (2012: 2) menjelaskan masing-masing dari tiga kata

tersebut sebagai berikut.

1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yangbmenarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti yaitu penelitian,

(16)

32

adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan

tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan efisiensi dan kualitas pendidikan terutama proses dan hasil belajar

siswa.

Secara lebih konkret dapat dikemukakan bahwa tujuan PTK adalah

memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul di dalam kelas. Setelah

berhasil mengidentifikasi masalah, guru merancang dan kemudian memberikan

perlakuan atau tindakan tertentu, mengamati, mengevaluasi, dan menganalisis

hasilnya guna menentukan apakah tindakan yang diberikan tersebut berhasil

memperbaiki kondisi kelas yang diajarnya atau tidak. Dari informasi tersebut,

guru dapat menentukan langkah-langkah yang perlu ditempuh terhadap kelas yang

diajarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa PTK

merupakan pendekatan penelitian yang sesuai dengan guru dan calon guru karena

selain mereka dapat melakukan penelitian, mereka juga akan mendapatkan

manfaat dari hasil penelitiannya.

B. Model Penelitian Tindakan Kelas

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan yaitu model Kemmis dan

Mc. Taggart. Hal ini karena model Kemmis dan Mc Taggart berorientasi pada

siklus spiral refleksi, dimana di dalamnya terdapat beberapa komponen

diantaranya perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi serta perencanaan

kembali untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

Desain model Kemmis dan McTaggart pada hakikatnya berupa

perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat-perangkat terdiri dari empat

komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat

komponen yang berupa untaian dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu,

pengertian siklus adalah satu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan,

(17)

Jadi, sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah

adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang

dilaksanakan dalam siklus selanjutnya. Arikunto(2010: 131) menjelaskan bahwa

model Kemmis dan McTaggart merupakan pengembangan dari model Kurt

Lewin. Perbedaannya terletak pada komponen tindakan (action) dengan observasi

(observation) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen

tersebut disebabkan adanya kenyataan yang tidak dapat dipungkiri ketika antara

implementasi tindakan (action) dengan observasi (observation)sebenarnya dua

kegiatan tetapi tidak dapat dipisahkan secara tegas.

Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat

digambarkan dengan diagram alur berikut ini. Tahapan-tahapan ini berlangsung

secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai. Model Kemmis & Mc

Taggart akan tampak sebagai berikut:

Gambar 3.1

Siklus Spiral dari Kemmis & Mc Taggart

(18)

34

Langkah pertama pada setiap siklus adalah penyusunan rencana tindakan.

Tahap berikutnya pelaksanaan dan sekaligus pengamatan terhadap pelaksanaan

tindakan. Hasil pengamatan kemudian dievaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila

hasil refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum

memberikan hasil sebagaiman diharapkan, maka berikutnya disusun lagi rencana

untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Demikian seterusnya sampai hasil yang

diinginkan benar-benar tercapai.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IVA di SDN Ciburial Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IVA SDN Ciburial

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah siswa 26 orang

siswa, yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.

Akan tetapi, ada 2 orang siswa yang tidak hadir pada setiap siklusnya, sehingga

subjek dalam penelitian ini adalah 24 orang siswa yang terdiri dari 13 orang siswa

laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan-tahapannya adalah

sebagai berikut :

1. Orientasi Lapangan

a. Observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh

gambaran pelaksanaan pembelajatan matematika selama ini.

b. Wawancara dengan pihak sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

informasi tentang gambaran pelaksanaan pembelajaran dan kendala yang

(19)

c. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di sekolah

tempat penelitian.

d. Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian.

e. Wawancara dengan wali kelas mengenai kategori kelompok siswa

berkemampuan tinggi, sedang dan rendah berdasarkan prestasi belajar

(peringkat kelas) di kelas tempat penelitian. Kategori kelompok kemampuan

siswa dapat dilihat pada lampiran A.1.

Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) operasi hitung

penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.

2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi dan tes untuk

mengukur kemampuan kognitif dalam melakukan operasi hitung

penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.

3) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar

instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.

4) Merevisi instrumen jika diperlukan.

5) Mempersiapkan media kancing berwarna.

b. Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang dicantumkan pada RPP,

yakni:

1) Orientasi : Guru menunjukkan kancing warna merah dan kancing warna biru.

Kancing warna biru mewakili bilangan bulat positif dan kancing warna merah

mewakili bilangan bulat negatif, serta memperkenalkan aturan penggunaan

media.

2) Demonstrasi: Guru memperagakan langkah-langkah penggunaan media

(20)

36

3) Diskusi: Guru membagikan LKS pada setiap kelompok untuk diselesaikan

sesuai dengan perintah pada LKS.

4) Presentasi: Guru meminta salah satu perwakilan dari setia kelompok untuk

melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.

c. Obsevasi

1) Observer melakukkan observasi menggunakan lembar observasi yang

digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama

pembelajaran dengan menggunakan media kancing berwarna berlangsung.

2) Melakukan tes kemampuan kognitif siswa dalam melakukan operasi hitung

penjumlahan bilangan bulat di akhir pembelajaran untuk mendapatkan data

mengenai kemampuan kognitif siswa.

d. Refleksi

Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria

yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian direfleksikan sebagai bahan

evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus berikutya.

Siklus II

a. Perencanaan

1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) operasi hitung

penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.

2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi dan tes untuk

mengukur kemampuan kognitif dalam melakukan operasi hitung

penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.

3) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing.

4) Merevisi instrumen jika diperlukan.

5) Mempersiapkan media kancing berwarna.

(21)

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang dicantumkan pada RPP,

yakni:

1) Orientasi : Guru menunjukkan kancing warna merah dan kancing warna biru.

Kancing warna biru mewakili bilangan bulat positif dan kancing warna merah

mewakili bilangan bulat negatif, serta memperkenalkan aturan penggunaan

media.

2) Demonstrasi: Guru memperagakan langkah-langkah penggunaan media

kancing berwarna.

3) Diskusi: Guru membagikan LKS pada setiap kelompok untuk diselesaikan

sesuai dengan perintah pada LKS.

4) Presentasi: Guru meminta salah satu perwakilan dari setia kelompok untuk

melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.

c. Observasi

1) Observer melakukkan observasi menggunakan lembar observasi yang

digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama

pembelajaran dengan menggunakan media kancing berwarna berlangsung.

2) Melakukan tes kemampuan kognitif siswa dalam melakukan operasi hitung

penjumlahan bilangan bulat di akhir pembelajaran untuk mendapatkan data

mengenai kemampuan siswa.

d. Refleksi

Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria

yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian dibuat simpulan.

F. Instrumen Penelitian

Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika

(22)

38

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan rancangan menggunakan

media kancing berwarna sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran setiap

siklus. Hal ini dapat dilihat pada lampiran B.1 dan B.2.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan untuk memfasilitasi siswa untuk

sampai pada konsep yang hendak dicapai pada pembelajaran dengan cara

berdiskusi bersama teman di kelompok. Hal ini dapat dilihat pada lampiran

B.3 dan B.4.

2. Instrumen Pengumpul Data

Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Non Tes

Instrumen non tes dalam penelitian ini adalah lembar observasi

pelaksanaan pembelajaran. Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan

cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2010: 200) bahwa observasi dalam

penelitian ini adalah observasi sistematik, yakni observasi yang dilakukan oleh

pengamat/observer dengan menggunakan pedoman (lembar observasi) sebagai

instrumen pengamatan. Hasil observasi tertuang dalam lembar observasi. Lembar

observasi memuat seluruh langkah-langkah pembelajaran yang ada pada

perencanaan pembelajaran yang akan diamati pada pelaksanaan pembelajaran

untuk memperoleh gambaran berkenaan dengan pelaksanaan tindakan dan

memastikan bahwa kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru dan

siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media kancing berwarna untuk

meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Lembar observasi ini diisi oleh

observer pada pelaksanaan tindakan setiap siklus. Data pada lembar observasi

juga berfungsi sebagai bahan refleksi apakah pelaksanaan pembelajaran

berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun atau tidak. Lembar

(23)

b. Tes

Menurut Arikunto (2010: 193), “tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Tes

diberikan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan

kognitif siswa pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan

Bilangan Bulat. Peneliti memilih jenis tes tertulis dengan bentuk uraian agar dapat

menilai siswa dengan objektif. Lembar tes evaluasi dapat dilihat pada lampiran

C.3 dan C.4. Total butir soal yang diberikan adalah lima soal dengan dua indikator

kemampuan kognitif. Indikator kemampuan kognitif tersebut adalah:

a. Mengubah bentuk operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat dari bentuk soal cerita dan gambar kedalam kalimat matematis.

b. Menyelesaikan soal operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan

bulat.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data. Data

tersebut diperoleh dari hasil tes akhir setiap siklus dan lembar observasi

pelaksanaan pembelajaran setiap siklus. Data yang telah diperoleh kemudian

dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis data secara kualitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari

lembar observasi pelaksanaan pembelajaran pada akhir siklus. Lembar observasi

dijadikan rujukan untuk melaksanakan refleksi setiap siklus agar kekurangan yang

terjadi dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya sehingga pelaksanaan

pembelajaran berikutnya meningkat dan berjalan lebih baik. Data hasil observasi

ini berisi tentang aktivitas guru dan siswa yang di amati oleh observer selama

pembelajaran berlangusng.

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model

(24)

40

a. Data Reduction

Reduksi data merupakan langkah yang dilakukan untuk mempermudah

peneliti dalam menganalisis data. Data yang diperoleh dari pelaksanaan

pembelajaran yang tersaji pada lembar observasi jumlahnya cukup banyak

sehingga peneliti perlu merangkum, memilih data, dan memfokuskan pada

hal-hal pokok yang diperlukan dalam penelitian ini.

b. Data Display

Display data dilakukan dengan menyajikan data kedalam bentuk tabel,

grafik atau sejenisnya sehingga mudah untuk dipahami.

c. Verification

Verification dilakukan dengan cara menarik kesimpulan awal sehingga

dapat disusun tindakan untuk selanjutnya dari kekurangan-kekurangan dan

temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan pada data hasil tes akhir siklus. Analisis

data dilakukan dengan penyekoran yang disesuaikan dengan masing-masing bobot

pada butir soal, nilai rata-rata kelas, ketuntasan belajar secara individu

berdasarkan KKM dan klasikal, serta menghitung peningkatan kemampuan

kognitif siswa melalui indeks gain.

a. Penyekoran hasil tes

Skala poin untuk setiap butir soal memiliki bobot yang sama. Oleh karena itu,

(25)

Tabel 3.1

Skoring Rubrik Soal Tes Akhir Siklus

Skor Deskripsi

0 Tidak merespon sama sekali

1 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) salah, jawaban salah

3 Siswa tidak menulis cara penyelesaian (gambar), jawaban benar

5 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) salah, jawaban benar

8 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) benar, jawaban salah

10 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) benar, jawaban benar

b. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:

Sudjana (2013: 109) untuk menghitung nilai rata-rata menggunakan rumus:

�= Ʃ�

Keterangan:

ƩX = total nilai yang diperoleh siswa n = jumlah siswa

X = nilai rata-rata kelas

c. Ketuntasan Belajar

1) Menghitung ketuntasa belajar berdasarkan KKM

KKM yang ditentukan oleh SDN Ciburial adalah 65. KKM ini ditentukan

berdasarkan tiga kriteria yaitu kompleksitas materi, daya dukung dan intake siswa.

Jadi, apabila skor siswa ≥65, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas. Namun,

apabila skor siswa <65, maka siswa tersebut dinyatakan belum tuntas.

2) Menghitung ketuntasan belajar siswa secara klasikal

Menurut Depdiknas (dalam Gumilar, 2013: 38) bahwa „‟kelas dikatakan

sudah tuntas secara klasikal jika telah mencapai 85% dari seluruh siswa yang

(26)

42

pada pernyataan tersebut, untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran perlu

diadakannya perhitungan persentase jumlah siswa yang tuntas atau telah

memenuhi KKM pada mata pelajaran Matematika yaitu 65. Pengolahan data

ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus:

� =Ʃ ≥65× 100%

Keterangan:

ƩS ≥ 65 = jumlah siswa yang yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama

dengan 65.

n = banyak siswa

TB = ketuntasan belajar

Kriteria tingkat keberhasilan belajar (%) menurur Aqib dalam (Gumilar,

2013: 38), sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar

Tingkat Keberhasilan (%) Kriteria

≥ 80% Sangat Tinggi

60% - 79% Tinggi

40% - 59% Sedang

20% - 39% Rendah

≤ 20% Sangat Rendah

d. Menghitung peningkatan kemampuan kognitif siswa dengan indeks gain

Dari data hasil tes kemampuan kognitif siswa pada materi Opersi Hitung

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di setiap siklus pembelajaran,

Prabawanto (dalam Permatasari, 2013: 50)menentukan besarnya gain dengan

perhitungan sebagai berikut :

(27)

Prabawanto (dalam Permatasari, 2013: 50) menyatakan bahwa untuk

mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dari setiap siklus yang telah

dilakukan dengan mmenghitung gain rata-rata yang telah dinormalisasi dengan

rumus sebagai :

<� >= � � � − �+ 1 − � � � − �

� � � − � � � − �

Adapun kriteria efektivitas pembelajaran menurut Hake (dalam Nurlaela,

2011) dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.3

Interpretasi Gain yang Ternormalisasi

Nilai <g> Interpretasi/Kriteria

0,00 – 0,30 Rendah

0,31 – 0,70 Sedang

(28)
(29)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang penggunaan

media kancing berwarna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada

materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada siswa

kelas IV A SDN Ciburial, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media kancing

berwarna pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan

Bilangan Bulat pada siswa kelas IV A SDN Ciburial terlaksana sesuai dengan

perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya yang berdasarakan

langkah-langkahpembelajaran dengan menggunakan media kancing

berwarna. Langkah-langkah pembelajaran tersebut yaitu orientasi, pada

langkah pembelajaran ini guru menunjukkan dan memperkenalkan

langkah-langkah penggunaan media kancing berwarna. Langkah pembelajaran

selanjutnya yaitu demonstrasi, kegiatannya guru mendemonstrasikan

langkah-langkah penggunaan media kancing berwarna dengan menggunakan

papan peraga dan siswa mengikutinya dengan menggunakan kancing

berwarna. Selanjutnya penugasan, kegiatannya guru memberikan LKS

kemudian siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk menyelesaikan

soal yang ada pada LKS tersebut. Dan langkah pembelajaran yang terakhir

yaitu presentasi, kegiatannya setiap perwakilan kelompok melaporkan hasil

diskusinya di depan kelas. Pada langkah demonstrasi penggunaan media

kancing berwarna dengan menggunakan papan peraga mampu membuat

siswa menjadi lebih mudah dalam memahami langkah-langkah penggunaan

media kancing berwarna dan mampu menarik perhatian siswa, sehingga

pembelajaran menjadi kondusif. Aktivitas guru maupun siswa selama

pembelajaran pun berjalan dengan baik.

2. Kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan

(30)

77

pembelajaran menggunakan media kancing berwarna mengalami

peningkatan. Hal tersebut terbukti dari perolehan indeks gain dari siklus I ke

siklus II sebesar 0,70 dengan interpretasi sedang. Rata-rata skor kelas pun

mengalami peningkatan pada siklus I diperoleh rata-rata kelas 81,92, dan 21

orang siswa atau sebesar 87,5% siswa yang tuntas dengan kriteria

keberhasilan sangat tinggi. Pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat

menjadi 95, dan 23 orang siswa atau sebesar 95,8% siswa yang tuntas dengan

kriteria keberhasilan sangat tinggi. Dari 24 orang siswa, 20 orang siswa atau

sebesar 83,3% mengalami peningkatan dan 16,7% atau empat orang siswa

(31)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan media kancing berwarna untuk

meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat ini, peneliti memberikan

rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Sebaiknya guru menggunakan media dalam proses pembelajaran, karena

dengan media pembelajaran mampu menstimulus motivasi siswa untuk

belajar dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Salah satu media pembelajaran

yaitu media kancing berwarna pada pembelajaran khususnya pembelajaran

matematika pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan

Bilangan Bulat dapat dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran untuk

para siswa. Media kancing berwarna dapat dijadikan sebagai media

pembelajaran untuk memfasilitasi siswa belajar, karena media ini terbukti

dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan soal

operasi hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Sebaiknya,

dalam pembelajaran menggunakan media kancing berwarna guru melakukan

langkah-langkah pembelajaran yaitu, orientasi, demonstrasi,

diskusi/penugasan dan presentasi, karena terbukti pembelajaran lebih efektif.

Pada langkah demonstrasi, sebaiknya guru menggunakan papan peraga

karena dengan papan peraga siswa menjadi lebih mudah dalam memahami

langkah-langkah penggunaan media kancing berwarna pada Operasi Hitung

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan media kancing berwarna

untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada siswa kelas IV A dapat

dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya dengan pembelajaran secara individu

atau tidak berkelompok, media kancing berwarna diperbanyak sesuai dengan

jumlah siswa agar semua siswa memperoleh kancing berwarna. Hal ini

(32)

79

berkelompok dan media diberikan hanya pada setiap kelompok masih

terdapat satu orang siswa yang belum mencapai KKM. Dengan demikian,

diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat diperoleh hasil yang lebih

(33)

Adjie, N. dan Rostika R. D. (2006) Konsep Dasar Matematika. Bandung: UPI Press.

Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Arikunto, S., Suhardjono., dan Supardi (2012) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Asrori, M. (2007) Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Djamarah, S B. dan Zain. (2006)Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasioanal (2009) Bahan 02 Pendidikan & Pelatihan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.

Gumilar, K. (2013) Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review

(SQ3R) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Materi Pelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Universitas Pendidikan Indonesia.

Hermawan, R. et al. (2010)Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press.

Heruman. (2012) Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Karso. dkk. (2008) Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kurniawan, D. (2011) Pembelajaran Terpadu. Pembelajaran Terpadu. Bandung: CV. Pustaka Cendikia Utama.

Kunandar. (2008) Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Kuswana, W. S. (2012) Taksonomi Kognitif. Banudng: PT. Remaja Rosdakarya.

Munandi, Y. (2008) Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Nurlaela, Y. (2011) Penggunaan Alat Peraga Kancing Berwarna Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Tentang Bilangan Bulat. Skripsi,

(34)

81

Permatasari, H. R. (2013) Penerapan Pendekatan Probelm Solving untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat.

Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia.

Ratna, D. F. (2014)Penggunaan Media Manik-Manik pada Pembelajaran

Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Bulat. Skripsi,

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sadiman, A. S. dkk. (1984) Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sudaryono. (2012) Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana, N. (2013) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Susilana, R. dan Riyana, C. (2008) Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

Syah, M. (2010) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2011) Kurikulum Dan

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Spiral dari Kemmis & Mc Taggart
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan skala nasional.. Registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana kesehatan sesuai peraturan

Stasiun Pengendali Satelit Utama yang terletak di Cibinong merupakan perusahaan yang berfungsi untuk mengendalikan suatu peralatan di satelit serta mengantarkan informasi antar

Analisis Pelatihan Terhadap Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Serta Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar Siswa: Studi Pada Guru Matematika Smp Di Kota Makassar..

mengenai tahapan menjahit bouste houder dari awal sampai finishing. 2) Editing video yang merupakan tahap pengeditan setelah shooting dengan. memasukkan semua bahan

Untuk pengucap yang tidak terdapat di dalam basisdata didapat hasil 92,5 % pada panjang frame 10 ms, sehingga hasil perhitungan persentase selanjutnya menggunakan

Status merokok, usia mulai merokok, dan jumlah rokok yang dihisap perhari menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kanker laring, oleh karena itu masyarakat diharapkan

[r]

The Lancet Oncology menyatakan bahwa rokok merupakan penyebab dari 15 jenis kanker antara lain : kanker kandung kemih, kanker sumsum tulang, kanker serviks, kanker