• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Kesesuaian Antara Tipe Kepribadian dengan Pilihan Jurusan Kuliah Menurut Teori Holland pada Siswa Kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Kesesuaian Antara Tipe Kepribadian dengan Pilihan Jurusan Kuliah Menurut Teori Holland pada Siswa Kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas 3 SMAN 1, berjumlah 139 orang. Rancangan yang digunakan untuk penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif.

Alat ukur yang digunakan adalah Self Directed Search yang dirancang oleh John L. Holland (1997) dan terdiri dari 216 pertanyaan, yang mengukur 6 aspek yaitu Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional.

Berdasarkan pengolahan data, maka diperoleh 38,8% siswa yang memiliki tipe kepribadian tidak sesuai dengan pilihan jurusan kuliah, 24,5% siswa yang memiliki tipe kepribadian paling sesuai dengan pilihan jurusan kuliah, 21,6% siswa yang memiliki tipe kepribadian kurang sesuai dengan pilihan jurusan kuliah, dan 15,1% siswa yang memiliki tipe kepribadian sesuai dengan pilihan jurusan kuliah.

Kesimpulan yang diperoleh adalah mayoritas responden memiliki tipe kepribadian yang tidak sesuai dan kurang sesuai dengan pilihan jurusan kuliah.

(2)

ABSTRACT

This research is executed for know the suitability between personality type with choice of majors lecture according to the theory Holland on grade students 3 SMAN 1 Kabupaten X East Borneo. Samples from this study were grade 3 students of SMAN 1, totaling 139 people. The design used for this study was descriptive research design.

Measuring instrument which used is Self Directed Search which designed by John L. Holland (1997) and consists from 216 question, which measure 6 aspects of namely Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising and Conventional.

Based on the data processing, it obtained 38.8% of students who do not have the personality type according to the choice of subjects, 24.5% of students who have the personality type that is most appropriate for the subject choice, 21.6% of students who have the personality types that are less consistent with the subject choice, and 15.1% of students who have a personality type according to subject choice.

The conclusions is that the majority of respondents have a personality type that is not appropriate and not in accordance with the choice of subject.

(3)

vii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR SKEMA ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 9

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis ... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 11

1.5Kerangka Pemikiran ... 12

(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori Kepribadian John Holland

2.1.1 Definisi Kepribadian ... 22

2.1.2 Empat Asumsi Kerja Teori... 22

2.1.3 Perkembangan Tipe-tipe Kepribadian... 25

2.1.4 Enam Tipe Kepribadian ... 29

2.1.5 Enam Tipe Lingkungan kerja ... 32

2.1.6 Asumsi Sekunder 2.1.2.1 Consistency ... 36

2.1.2.2 Differentiation ... 37

2.1.2.3 Identity ... 37

2.1.2.4 Congruence ... 38

2.1.2.5 Calculus ... 39

2.2 Teori Perkembangan ... 39

2.2.1 Perkembangan Kognitif Remaja ... 41

2.2.2 Perkembangan Sosio-Emosional Remaja ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 42

(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 43

3.3.1 Variabel Penelitian ... 43 3.3.2 Definisi Operasional... 43

3.4 Alat Ukur

3.4.1 Kuesioner Self Directed Search ... 47 3.4.1.1 Cara skoring Self Directed Search ... 48 3.4.2 Data Penunjang ... 50 3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

3.4.3.1 Validitas Alat Ukur

3.4.3.1.1 Validitas Alat Ukur Self Directed Search ... 51

3.4.3.2Reliabilitas Alat Ukur

3.4.3.2.1 Reliabilitas Alat Ukur Self Directed Search ... 51

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

3.5.1 Populasi Sasaran... 53 3.5.2 Sampel Penelitian

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Sampel ... 55

4.1.1 Gambaran Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jurusan Kelas

SMA ... 55

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Gambaran Profil Tipe Kepribadian ... 56

4.2.2 Pilihan Jurusan Kuliah ... 57

4.2.3 Kesesuaian Antara Tipe Kepribadian Dengan Pilihan Jurusan Kuliah ... 59

4.2.4 Gambaran Tabulasi Silang Data Utama Dengan Data Penunjang . 60

4.3 Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis ... 74

(7)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA ... 76

DAFTAR RUJUKAN... 77

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Calculating Iachan Agreement Index ... 50

Tabel 3.2 Cronbach Alpha Coefficients for Self Directed Search Scales and Subscales ... 52

Tabel 4.1 Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Jurusan Kelas SMA ... 55

Tabel 4.2 Profil Tipe Kepribadian ... 56

Tabel 4.3 Pilihan Jurusan Kuliah ... 57

Tabel 4.4 Tipe Kepribadian Dengan Pilihan Jurusan Kuliah ... 58

Tabel 4.5 Kesesuaian Antara Tipe Kepribadian Dengan Pilihan Jurusan Kuliah ... 59

(9)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Kerangka Pemikiran ... 20

Skema 2. Proses berkembangnya tipe-tipe kepribadian ... 26

Skema 2.2 Consistency RIASEC ... 37

Skema 2.3 Congruence RIASEC ... 38

Skema 2.4 Calculus RIASEC ... 39

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat Ukur Self Directed Search

Lampiran 2. Data penunjang

Lampiran 3. Survei Awal

Lampiran 4. Tabel Data Tipe Kepribadian Responden

Lampiran 5. Tabel Data Pilihan Jurusan Kuliah Responden

Lampiran 6. Percentil Rank for Iachan Agreement Index Scores for the 1994 Normative Sample

(11)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Karir merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan dewasa, oleh karena itu perlu adanya persiapan saat seseorang berada pada usia remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi. Salah satu persiapan untuk memasuki tahap dewasa adalah mempersiapkan jurusan kuliah mengenai karir di masa depan yang dipandang sebagai suatu cita-cita atau harapan yang diinginkan menyangkut penghargaan dan pemenuhan kebutuhan. Penelitian Levinson (1985) menunjukan bahwa salah satu komponen terpenting dari kehidupan manusia dewasa adalah karir. Karir secara spesifik dapat dikatakan sebagai aktivitas berkegiatan secara produktif yang memiliki peran besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial dan psikologis.

(12)

2

mengembangkan diri, hingga kurang kompetitif dalam persaingan karir di masa depan (http://psikologi-online.com/mendesain-karir-masa-depan-mengapa-diperlukan, 7 juni 2012).

Untuk memenuhi kewajiban masa depan inilah lembaga pendidikan diselenggarakan. Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah pendidikan menengah dan menjadi salah satu harapan agar kaum muda memiliki bekal kompetensi yang memadai untuk berkarir di masa depan. Di saat yang sama, tugas perkembangan utama kaum muda adalah memilih suatu pilihan jurusan kuliah berkaitan dengan karir di masa depannya. Umumnya individu mendapatkan kesempatan pembelajaran yang cukup spesifik untuk mempersiapkan diri memasuki karir sejak di sekolah menengah atas, sehingga proses pemilihan suatu bidang jurusan kuliah di perguruan tinggi merupakan faktor penting yang mengarah pada pilihan karir mereka (Pacinski dan Hirsh, 1971).

(13)

pilihan-3

Universitas Kristen Maranatha pilihan jurusan kuliah, atau sudah sampai pada tahap memutuskan suatu pilihan jurusan kuliah terkait karir di masa depan.

Perkembangan karir umumnya berawal dari minat dan aspirasi pada suatu bidang pekerjaan, sementara bidang pekerjaan selayaknya merupakan hasil pembelajaran yang spesifik pada pendidikan di jurusan-jurusan yang mengarah pada bidang pekerjaan tersebut, sehingga persiapan karir berawal dari pemilihan bidang jurusan pendidikan tertentu (Donald Super, 1975). Pemilihan karir menjadi sangat krusial pada saat berada di sekolah menengah atas, karena akan menentukan jurusan kuliah apa yang harus diambil jika ingin kuliah di perguruan tinggi dan akan terus krusial di perguruan tinggi karena sebagai persiapan masuk ke dunia karir yang sebenarnya (http://psikologi-online.com/mendesain-karir-masa-depan-mengapa-diperlukan, 7 juni 2012).

(14)

4

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/24/kegalauan-mahasiswa-salah-ambil-jurusan-kuliah/, 12 juni 2012).

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan individu merasa salah mengambil jurusan kuliah, diantaranya, karena jurusan kuliah tersebut merupakan pilihan orang tua yang ternyata tidak sesuai dengan minat dan bakat individu sehingga mengakibatkan individu tidak semangat dalam menjalankan kuliah dan mengalami penurunan nilai. Rata-rata individu tidak mengetahui dengan pasti jurusan kuliah apa yang sebenarnya ia inginkan, bahkan banyak individu yang lebih mementingkan masuk Perguruan Tinggi Negeri dibandingkan mementingkan jurusan kuliahnya. Setelah mengikuti tes seleksi dan menentukan beberapa pilihan jurusan kuliah, individu hanya melihat diterima di jurusan apa dan itulah yang dipilih. Walaupun sebenarnya jurusan kuliah tersebut adalah pilihan

cadangan atau tidak diminati oleh individu

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/24/kegalauan-mahasiswa-salah-ambil-jurusan-kuliah/, 12 juni 2012).

(15)

5

Universitas Kristen Maranatha kerja, dalam hal ini lingkungan kerja yang dimaksudkan adalah lingkungan jurusan kuliah. Tingkah laku individu ditentukan oleh interaksi kepribadian individu dengan lingkungan jurusan kuliahnya. Setiap jurusan kuliah memiliki keunikan yang menawarkan lingkungan kuliah yang berbeda satu dengan yang lain, demikian halnya dengan pemilihan jurusan kuliah di perguruan tinggi. Terdapat enam tipe kepribadian yang juga merupakan tipe lingkungan pilihan jurusan kuliah, yaitu Realistic,

Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional (Holland,

1997).

Menurut J. L Holland (1997), hampir sebagian besar orang memiliki minat pada beberapa tipe dominan yang saling berkombinasi seperti tipe RIA, IRS, SIA, CRI dan lainnya. Walaupun demikian, biasanya individu memiliki minat yang lebih kuat pada sebuah tipe dibandingkan tipe-tipe yang lain yaitu tipe Realistic, Investigative, Artistic,

Social, Enterprising dan Conventional. Siswa yang memiliki tipe

kepribadian Realistic menyukai aktivitas yang membutuhkan pengolahan terhadap mesin. Tipe ini memiliki kesesuaian dengan lingkungan jurusan kuliah yang mengolah/mengoperasikan alat-alat mesin secara teratur dan sistematis seperti jurusan kuliah teknik mekanik/mesin, teknik elektro, teknik sipil, teknik komputer, penerbangan, geologi, dan jurusan mengoperasikan mesin lainnya. Siswa yang memiliki tipe kepribadian

Investigative menyukai aktivitas yang berhubungan dengan penelitian.

(16)

6

melakukan penelitian seperti jurusan analisis kimia, kedokteran gigi, psikiatri, analisis biologi, dan matematika.

Siswa yang memiliki tipe kepribadian Artistic menyukai aktivitas tidak pasti, bebas untuk menciptakan produk seni. Tipe ini memiliki kesesuaian dengan lingkungan jurusan kuliah yang menciptakan produk seni seperti jurusan design fashion, design interior, fotography, musik, artistik dan jurusan seni lainnya. Siswa yang memiliki tipe kepribadian

Social menyukai aktivitas yang mempengaruhi orang lain untuk memberi

informasi atau penyuluhan. Tipe ini memiliki kesesuaian dengan lingkungan jurusan kuliah yang memberikan informasi seperti jurusan ilmu sosial, keguruan, psikologi, bimbingan konseling, pariwisata, dan jurusan sosial lainnya.

(17)

7

Universitas Kristen Maranatha tipe kepribadian ini dalam diri mereka, namun dari keenam tipe ini pasti ada tipe tertentu yang lebih menonjol dibandingkan tipe-tipe lainnya.

Siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur merupakan salah satu dari kumpulan siswa yang berada pada tahap perkembangan remaja (17-18 tahun), dimana pada tahap ini muncul minat yang lebih nyata untuk karir (Santrock, 2003), dalam hal ini siswa mempersiapkan diri untuk memilih jurusan kuliah di Perguruan Tinggi. SMAN 1 merupakan salah satu sekolah terbaik di Kabupaten X Kalimantan Timur yang secara geografis berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Barat bagian Sabah. SMAN 1 memiliki sekitar 600 siswa dan merupakan sekolah yang sudah lama berdiri di kabupaten X, yaitu semenjak tahun 1988. Sekolah ini terakreditasi sangat baik, yaitu memiliki gedung sendiri, laboratorium (IPA, bahasa, komputer, multimedia), perpustakaan dan jumlah guru yang memadai.

(18)

8

dikarenakan guru bimbingan dan konseling (BK) kurang berinisiatif dalam memberikan konsultasi mengenai pemilihan jurusan kuliah kepada siswanya tetapi mengharapkan siswa yang datang untuk berkonsultasi mengenai pemilihan jurusan kuliah. Selain itu, SMAN 1 belum pernah mengadakan pemeriksaan/test minat untuk mengetahui minat siswanya dan ruangan BK juga tidak dipergunakan sesuai dengan fungsinya yaitu menjadi ruangan berbincang para guru.

Hal tersebut sejalan dengan informasi yang diperoleh dari siswa kelas 3 SMAN 1. Sebanyak 17 siswa menyatakan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling (BK) masih belum efektif dalam membantu siswa berkaitan dengan pemilihan jurusan kuliah. Siswa mengatakan bahwa selama ini kurang dalam memperoleh penjelasan maupun bimbingan dari pihak BK mengenai pemilihan jurusan kuliah di perguruan tinggi yang sesuai dengan diri mereka. Selain itu universitas-universitas juga sering mengadakan sosialisasi mengenai jurusan kuliah di sekolah ini, namun informasi mengenai jurusan kuliah yang diberikan kurang lengkap karena hanya berupa brosur dan penjelasan singkat. Pada akhirnya banyak siswa yang memilih jurusan kuliah karena mengikuti temannya (peer) atau perkataan orang lain.

(19)

9

Universitas Kristen Maranatha yaitu adanya rasa suka atau tertarik dengan jurusan kuliah tersebut, merasa sudah cocok/memiliki minat dengan jurusan kuliah tersebut, jurusan kuliah tersebut merupakan cita-cita individu dan keinginan mengikuti jurusan kuliah yang sama seperti pekerjaan orangtuanya. Sebanyak 21 siswa menyatakan belum menentukan jurusan kuliah saat akan masuk perguruan tinggi berdasarkan pertimbangannya masing-masing seperti faktor ekonomi yang tidak memadai dan keraguan terhadap kemampuan yang dimiliki, dan masih bingung menentukan jurusan kuliah yang sesuai dengan dirinya.

Dengan tipe kepribadian yang paling menonjol yang dimiliki oleh setiap siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, mereka diharapkan mampu menentukan pilihan jurusan kuliah yang sesuai dengan kepribadiannya saat masuk perguruan tinggi. Berdasarkan fenomena ini, peneliti tertarik untuk mengetahui kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur.

1.2 Identifikasi Masalah

(20)

10

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dari :

- Profil tipe kepribadian siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, khususnya dalam enam tipe dasar kepribadian menurut teori Holland (Realistic, Investigative, Artistic, Social,

Enterprising dan Conventional).

- Pilihan jurusan kuliah siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, khususnya dalam enam tipe dasar lingkungan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland (Realistic, Investigative,

Artistic, Social, Enterprising dan Conventional).

- Pengaruh dari personal force dan cultural force pada tipe kepribadian dan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur.

(21)

11

Universitas Kristen Maranatha menurut teori Holland (Realistic, Investigative, Artistic, Social,

Enterprising dan Conventional).

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis

- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi perkembangan ilmu Psikologi, khususnya di bidang Psikologi Pendidikan mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMA.

- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut teori Holland pada siswa kelas 3 SMA sehingga dapat mendorong dikembangkannya penelitian yang berhubungan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

- Memberikan informasi kepada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur mengenai pilihan jurusan kuliah yang tepat dan sesuai dengan tipe kepribadian mereka saat akan masuk ke perguruan tinggi dengan cara mengadakan seminar.

(22)

12

mengembangkan diri siswa mengenai pilihan jurusan kuliah yang tepat dan sesuai dengan diri mereka saat akan masuk ke perguruan tinggi dengan cara mengaktifkan layanan bimbingan dan konseling sekolah berupa konseling individual atau konseling kelompok.

1.5Kerangka Pemikiran

Siswa kelas 3 SMAN 1 kabupaten X Kalimantan Timur merupakan individu yang berada pada tahap perkembangan remaja (17-18 tahun) yang memiliki beberapa tugas perkembangan dan salah satunya merupakan tugas perkembangan sosio-emosional. Pada tugas perkembangan sosio-emosional terdapat suatu bahasan menarik mengenai remaja dalam pemahaman pekerjaan dan juga dalam penentuan pemilihan jurusan kuliah yang akan mengarah kepada karir dimasa depan. Dalam kenyataannya seringkali mereka tidak mampu melakukannya sendiri dan mengalami kebingungan atau belum mantap dalam memilih jurusan kuliah yang mengarah kepada karir (J. Santrock, 2002).

(23)

13

Universitas Kristen Maranatha interaksi dari fungsi tipe kepribadian mereka yang berbeda-beda dengan lingkungan jurusan kuliah yang akan mereka pilih saat akan masuk ke perguruan tinggi.

Kepribadian merupakan kumpulan sikap dan keahlian yang pada akhirnya membentuk perbendaharaan atau kumpulan keterampilan untuk mengatasi permasalahan dan tugas dari lingkungan (J.L Holland, 1997). Setiap tipe kepribadian siswa kelas 3 SMAN 1 merupakan hasil interaksi karakteristik antara berbagai macam cultural force, yaitu pengaruh rekan sebaya (peer), pengaruh dari orangtua atau lingkungan seperti dukungan, saran, atau nasihat yang diberikan kepada siswa dalam proses pemilihan jurusan kuliah. Selain itu, juga merupakan hasil interaksi dari personal

force atau kekuatan dalam diri individu yaitu motivasi, minat, bakat,

bahkan cita-cita siswa kelas 3 SMAN 1 yang dapat mempengaruhi dalam memilih jurusan kuliah. Kedua kekuatan ini akan saling berinteraksi dalam membentuk kepribadian dari siswa kelas 3 SMAN 1.

(24)

14

J. L Holland (1997) merumuskan kepribadian menjadi 6 tipe, yaitu

Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional.

Hampir sebagian besar individu memiliki minat pada beberapa tipe dominan yang saling berkombinasi seperti tipe RIA, IRS, SIA, CRI dan lainnya. Walaupun demikian, biasanya individu memiliki minat yang lebih kuat pada sebuah tipe dibandingkan tipe-tipe yang lain. Setiap tipe kepribadian memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain sehingga tiap individu akan menampilkan perilaku yang berbeda-beda pula.

Siswa yang memiliki tipe kepribadian Realistic memilih aktivitas yang memerlukan kejelasan, keteraturan atau sistematik pada objek, peralatan, mesin atau hewan, dan kurang menyukai aktivitas dalam bidang pendidikan dan pengobatan. Siswa memiliki kemampuan mekanikal, tehnikal dan atletik. Siswa menikmati pekerjaan dengan menggunakan tangan, alat, mesin dan peralatan-peralatan elektronik. Siswa kurang dapat bergaul dengan orang lain dan menganggap pekerjaan sosial membingungkan. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian

Realistic akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti teknik

mekanik, teknik elektro, teknik sipil, teknik komputer, penerbangan, dan geologi.

(25)

15

Universitas Kristen Maranatha mempersuasi orang lain dan kegiatan yang diulang-ulang. Kecenderungan berperilaku tersebut menyebabkan bertambahnya kompetensi dalam

scientific dan matematika sehingga berkurangnya kompetensi mempersuasi. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian

Investigative akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti

analisis kimia, kedokteran gigi, psikiatri, analisis biologi, dan matematika. Siswa yang memiliki tipe kepribadian Artistic memilih aktivitas yang ambigu, bebas dan tidak sistematik, yang memerlukan bahan-bahan fisik, verbal atau manusia untuk menciptakan karya seni atau produk dan kurang menyukai aktivitas yang jelas, teratur dan sistematik. Kecenderungan berperilaku tersebut menyebabkan bertambahnya kompetensi dalam bidang seni dan berkurangnya kompetensi dalam bidang clerical atau sistem bisnis. Siswa ekspresif, terbuka, intuitif, liberal, introspektif, independen, mempunyai kemampuan dalam bidang seni dan musikal, dan kemampuan dalam akting, menulis dan juga berbicara. Siswa menikmati aktivitas yang memerlukan kemampuan-kemampuan tersebut, namun akan menjadi bingung apabila dihadapkan pada aktivitas bisnis. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian Artistic akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti design fashion, design interior, fotography, musik, dan artistik.

(26)

16

bahan-bahan, alat atau mesin. Kecenderungan berperilaku tersebut menyebabkan bertambahnya kompetensi human relations dan berkurangnya kompetensi tehnikal. Siswa senang membantu orang lain, memahami orang lain, mempunyai kemampuan mengajar, keterampilan-keterampilan sosial dan kurang mampu dalam bidang mekanikal dan

scientific. Siswa akan merasa bingung apabila diminta untuk menyiapkan

suatu bacaan dengan topik yang abstrak, atau melakukan sesuatu yang memerlukan kesabaran dan ketelitian. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian Social akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti ilmu sosial, keguruan, psikologi, bimbingan konseling, dan pariwisata.

Siswa yang memiliki tipe kepribadian Enterprising memilih aktivitas yang bertujuan untuk mencapai tujuan kelompok atau memperoleh keuntungan ekonomi dan kurang menyukai aktivitas yang sistematik. Kecenderungan dalam berperilaku ini menyebabkan bertambahnya kompetensi dalam mempersuasi, memimpin, dan hubungan interpersonal serta berkurangnya kompetensi dalam bidang scientific. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian Enterprising akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti bisnis, manajemen, dan hukum.

(27)

17

Universitas Kristen Maranatha Kecenderungan dalam berperilaku ini menyebabkan bertambahnya kompetensi dalam bidang clerical, hitungan dan sistem bisnis. Siswa mempunyai kemampuan menyesuaikan diri, clerical, numerikal dan tertib. Kompetensi terbaiknya adalah dalam bidang bisnis dan terlemahnya adalah dalam bidang seni. Siswa senang menyimpan dokumen dan melakukan hitungan. Siswa kelas 3 SMAN 1 yang memiliki tipe kepribadian Conventional akan memiliki kesesuaian dengan jurusan kuliah seperti sekretaris, administrasi, dan akuntansi.

Selain itu, Holland (1997) juga merumuskan tipe lingkungan kerja (RIASEC). Tipe lingkungan kerja yang dimaksud sama halnya dengan tipe lingkungan pada pilihan jurusan kuliah. Lingkungan pilihan jurusan kuliah adalah situasi atau suasana yang tercipta dari karakteristik-karakteristik khusus tuntutan jurusan kuliah di perguruan tinggi. Situasi ini akan didominasi oleh orang-orang dengan tipe kepribadian tertentu. Lingkungan pilihan jurusan kuliah memberikan dorongan dan kesempatan pada tiap individu termasuk siswa untuk mengekspresikan bentuk tingkah laku tertentu. Setiap lingkungan pilihan jurusan kuliah mempunyai ciri-ciri fisik tertentu yang memiliki masalah dan kesempatan yang berbeda pula. Terdapat 6 model lingkungan pilihan jurusan kuliah dengan penggolongan, yaitu Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional (Holland, 1997).

(28)

18

perguruan tinggi meliputi Realistic, Investigative, Artistic, Social,

Enterprising, dan Conventional. Tingkah laku ditentukan berdasarkan

interaksi antara karakteristik pribadi dengan lingkungannya. Oleh karena itu apabila tipe kepribadian siswa kelas 3 SMAN 1 dan tipe lingkungan pilihan jurusan kuliah diketahui, maka pada prinsipnya dapat meramalkan hasil dari kesesuaiannya (congruency), sehingga siswa dengan kepribadian tertentu akan membutuhkan lingkungan pilihan jurusan kuliah yang sama atau sesuai dengan kepribadiannya.

Interaksi yang kongruen antara kepribadian siswa kelas 3 SMAN 1 dengan lingkungan pilihan jurusan kuliah akan menghasilkan stabilitas, kepuasan dan prestasi dalam berkuliah. Stabilitas dalam memilih jurusan kuliah di perguruan tinggi sangat tergantung pada dominansi orientasi personal siswa yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Kepuasan akan dicapai ketika siswa mampu menentukan jurusan kuliah pilihannya yang didukung oleh lingkungan jurusan kuliah yang sesuai, dan akan berprestasi lebih baik dalam akademisnya jika secara psikologis sesuai dengan dirinya.

(29)

19

(30)

20

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut :

Skema 1.1 Kerangka Pemikiran

Sesuai Kurang sesuai

Tidak sesuai Paling Sesuai

Kongruensi

- Stabilitas - Kepuasan - Prestasi

- Realistic - Social

- Investigative - Enterprising

- Artistic - Conventional - Realistic - Social

- Investigative - Enterprising

- Artistic - Conventional

Cultural Force

Siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur Personal

Force

Tipe kepribadian

(31)

21

Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi

Untuk mendukung bagan kerangka pikir diatas maka dapat diasumsikan bahwa :

1. Tipe kepribadian setiap siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur berbeda-beda, yaitu tipe Realistic, Investigative,

Artistic, Social, Enterprising dan Conventional.

2. Pilihan jurusan kuliah setiap siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur berbeda-beda, yaitu pilihan jurusan kuliah pada lingkungan Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan

Conventional.

3. Tipe kepribadian dan pilihan jurusan kuliah setiap siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur dipengaruhi oleh personal

force dan cultural force.

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah menurut Holland pada siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur, sebagai berikut :

- Sebagian besar siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur memiliki tipe kepribadian yang tidak sesuai (38,8%) dan kurang sesuai (21,6%) dengan pilihan jurusan kuliah.

- Siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur memiliki profil tipe kepribadian yang bervariasi yaitu tipe kepribadian Social (28,1%),

Artistic (27,3%), Investigative (21,6%), Conventional (13,7%), Realistic

(5,0%), dan Enterprising (4,3%) .

- Pilihan jurusan kuliah siswa kelas 3 SMAN 1 Kabupaten X Kalimantan Timur bervariasi yaitu pilihan jurusan kuliah Social (55,4%), Investigative (17,3%), Realistic (13,7%), Enterprising (10,1%), Conventional (2,9%) dan Artistic (0,7%).

(33)

74

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

- Penelitian ini hanya menggunakan tipe pertama (primary type) pada profil tipe dan pilihan jurusan kuliah, maka disarankan untuk melakukan penelitian yang dikembangkan melalui tinjauan teoritis dan pembahasan yang lebih mendalam menggunakan tipe kedua (secondary type) dan tipe ketiga (tertiary type).

- Disarankan untuk menggunakan hasil uji validitas dan reliabilitas Self

Directed Search Holland yang ada di Indonesia.

- Mengadakan berbagai penelitian lanjutan yang serupa, yaitu mengenai kesesuaian antara tipe kepribadian dengan pilihan jurusan kuliah pada siswa SMA yang memiliki kondisi yang sama yaitu tinggal di daerah perbatasan lainnya (Sumatera, Papua, Sulawesi) atau mengadakan penelitian perbandingan.

- Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk menggunakan ketiga tipe kepribadian yang dominan dalam menggambarkan profil tipe kepribadian dan profil tipe pilihan jurusan kuliah yang dipilih oleh siswa.

5.2.2 Saran Praktis

(34)

75

pilihan jurusan kuliah dengan cara mengikuti seminar education yang berkaitan.

(35)

76

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Holland, J. 1997. Making Vocational Choices : A Theory Of Vocational

Personalities and Work Environments 3rd edition. Florida : Psychological

Assessment Resources, Inc.

Holland, J. 2000. Self Directed Search Form R : The Occupations Finder 4th

edition. Florida : Psychological Assesment Resources, Inc.

Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Santrock, J. 2002. Live span development. Jakarta : Erlangga.

Sevilla, Consuelo, G. 1984. Pengantar metode penelitian. Jakarta : Universitas Indonesia.

Singarimbun, M. 1995. Metode penelitian survai. Jakarta : PT Pustaka LP3ES Indonesia.

(36)

DAFTAR RUJUKAN

Hengky. 2008. Studi Deskriptif mengenai Kongruensi Tipe Kepribadian dengan

Tipe Lingkungan Kerja Pada Calon Dosen Fakultas Psikologi Universitas X Ditinjau dari Teori Holland. Bandung : Fakultas Psikologi UKM

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/24/kegalauan-mahasiswa-salah-ambil-jurusan-kuliah/, diakses 12 juni 2012).

(http://en.m.wikipedia.org/wiki/Cronbach’s_alpha#section_2, diakses 25 februari 2013).

(http://psikologi-online.com/mendesain-karir-masa-depan-mengapa-diperlukan, diakses 7 juni 2012).

(http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabilitas/), diakses 27 november 2012).

Syarif. P, Djauhan. 2010. Studi Deskriptif Mengenai Kesesuaian Antara Tipe

Kepribadian Mahasiswa Psikologi Angkatan 2008 Dengan Tipe Lingkungan Belajar Psikologi di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Bandung :

Referensi

Dokumen terkait

Setelah berkutat dengan buku tulisan dari Ralf Dahrendorf “Konflik dan Konflik Dalam Masyarakat Industri” dan George Ritzer “Teori Sosiologi- dari Sosiologi Klasik Sampai

70 sampai dengan periode laporan tercatat mencapai Rp3,80 triliun atau 18,3% dari total kredit konsumsi yang disalurkan perbankan mengalami pertumbuhan yang

1) Penyusunan rencana program kerja operasional kegiatan pelayanan perencanaan dan pengendalian pembangunan pertanian dan pertambangan. 2) Penyusunan rumusan kebijakan

Faktor-faktor yang berada pada kuadran ini berarti bahwa faktor ini dinilai sangat penting oleh lansia dan petugas Komda telah memberikan pelayanan yang maksimal, sehingga

“Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996) atau Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar dan teks (McCormick 1996)

Dalam penyampaiannya kepada siswa, para guru cenderung menggunakan menggunakan metode nasihat, ceramah dan tanya jawab. Metode nasihat dapat digunakan ketika anak

Hubungan antara prilaku sehat dan kebugaran jasmani lansia di kampong cipeujeuh desa ciwangi kecamatan limbangan kabupaten garut.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pasien psoriasis dengan derajat keparahan tinggi atau memiliki lesi yang sangat luas dan tidak respon terhadap pengobatan topikal dan terapi sinar, maka dilakukan