• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Pendeteksi Anemia dengan Pendekatan Kecerdasan Buatan Jaringan Syaraf Tiruan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Sistem Pendeteksi Anemia dengan Pendekatan Kecerdasan Buatan Jaringan Syaraf Tiruan."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Anemia merupakan salah satu penyakit umum darah yang diakibatkan oleh penyimpangan yang terjadi ketika level sel darah merah sehat (Red Blood Cells/RBCs) pasien terlalu rendah. Kondisi ini dapat memicu intelektualitas dan kesehatan para penderitanya menjadi buruk dikarenakan RBCs mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh manusia (body’s tissues). Ketika anemia menyerang seseorang, penyakit ini dapat menyebabkan mereka dapat menjadi cepat lelah dikarenakan kurangnya asupan oksigen pada tubuh mereka. Pada dasarnya terdapat berbagai alasan yang dapat menyebabkan seseorang menderita anemia, namun salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya asupan zat besi pada makanan yang mereka konsumsi sehari-hari. Sistem yang akan dirancang pada Tugas Akhir ini merupakan prototipe sistem pendeteksi anemia sederhana yang dapat mendeteksi apakah seseorang menderita anemia atau tidak melalui diagnosa yang dilakukan terhadap kadar warna yang terdapat pada lapisan conjunctiva mata. Semakin pucat warna conjunctiva mata seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan orang yang bersangkutan terserang penyakit anemia. Metode identifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat keras webcam serta perangkat lunak berbasis desktop yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan jaringan saraf tiruan untuk memproses citra conjunctiva mata pasien. Sistem yang akan dirancang juga dapat menyarankan obat apa saja yang harus dikonsumsi untuk menangani penyakit tersebut maupun untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah.

(2)

ABSTRACT

Anemia is a common disease that caused by a deviation of blood that occurs when the level of healthy red blood celss (RBCs) of patients is too low. This condition could trigger intellect and health of the patients become worse since RBCs contain hemoglobin, which serves to distribute oxygen throughout the human body

(body’s tissues). When someone has anemia, the disease can cause them to become exhausted easily due to lack of oxygen in their bodies. Basically, there are various reasons that could cause a person suffering from anemia, but one of the main cause is lack of iron intake on the food that they consume daily. This final project purpose is to design a system that could detect whether a person has anemia or not through a diagnosis on the conjunctiva color. The more pale color of one’s eye conjunctiva, the greater the likelihood the person stricken with anemia. Identification methods will be performed using a webcam hardware and desktop-based system which equipped with

artificial neural network to do a series of image processing on patient’s conjunctiva image. The system also will be designed to be able to suggest certain medications

that must be done to handle patient’s disease or prevent the disease from getting

worse.

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR PROGRAM ... xv

DAFTAR RUMUS ... xvi

DAFTAR ISTILAH ... xvii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Sistematika Pembahasan ... 5

BAB II ... 6

LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Anemia ... 6

2.2 Kecerdasan Buatan ... 13

2.3 Jaringan Saraf Tiruan (Neural Networks) ... 15

2.3.1 Pattern Recognition pada Kecerdasan Buatan Jaringan Saraf Tiruan ... 17

2.3.2 Medical Imaging pada Kecerdasan Buatan Jaringan Saraf Tiruan ... 19

2.3.3 Sistem Pembelajaran Kecerdasan Buatan Jaringan Saraf Tiruan ... 22

2.4 Windows Presentation Foundation ... 28

BAB III ... 31

ANALISIS DAN DISAIN ... 31

3.1 Analisis ... 31

3.1.1 Tahap Preprocessing ... 35

3.1.2 Tahap Segmentasi ... 36

3.1.3 Tahap Rekognisi ... 37

(4)

3.2.1 Persyaratan Antarmuka Eksternal ... 38

3.2.2 Antarmuka dengan Pengguna ... 38

3.2.3 Antarmuka Perangkat Keras ... 39

3.2.4 Antarmuka Perangkat Lunak ... 39

3.2.5 Fitur-fitur Produk Perangkat Lunak ... 40

3.2.5.1 Fitur log-in ... 40

3.2.5.1.1 Tujuan ... 40

3.2.5.1.2 Urutan Stimulus/Respon ... 40

3.2.5.1.3 Persyaratan Fungsional yang Berhubungan ... 41

3.2.5.2 Fitur Menambah Data Pasien ... 41

3.2.5.2.1 Tujuan ... 41

3.2.5.2.2 Urutan Stimulus/Respon ... 41

3.2.5.2.3 Persyaratan Fungsional yang Berhubungan ... 42

3.2.5.3 Fitur Mengubah Data Pasien ... 43

3.2.5.3.1 Tujuan ... 43

3.2.5.3.2 Urutan Stimulus/Respon ... 43

3.2.5.3.3 Persyaratan Fungsional yang Berhubungan ... 43

3.2.5.4 Fitur Menghapus Data Pasien ... 44

3.2.5.4.1 Tujuan ... 44

3.2.5.4.2 Urutan Stimulus/Respon ... 44

3.2.5.4.3 Persyaratan Fungsional yang Berhubungan ... 45

3.2.5.5 Fitur Mengambil Citra Dijital Conjunctiva Mata Pasien ... 45

3.2.5.5.1 Tujuan ... 45

3.2.5.5.2 Urutan Stimulus/Respon ... 46

3.2.5.5.3 Persyaratan Fungsional yang Berhubungan ... 46

3.2.5.6 Fitur Menentukan Area Analisis ... 47

3.2.5.6.1 Tujuan ... 47

3.2.5.6.2 Urutan Stimulus/Respon ... 47

3.2.5.6.3 Persyaratan Fungsional yang Berhubungan ... 47

3.2.5.7 Fitur Menganalisis Indeks Warna ... 48

3.2.5.7.1 Tujuan ... 48

3.2.5.7.2 Urutan Stimulus/Respon ... 48

3.2.5.7.3 Persyaratan Fungsional yang Berhubungan ... 48

(5)

3.2.5.8.1 Tujuan ... 49

3.2.5.8.2 Urutan Stimulus/Respon ... 49

3.2.5.8.3 Persyaratan Fungsional yang Berhubungan ... 50

3.2.5.9 Fitur Menambah Data Tindakan Perawatan ... 50

3.2.5.9.1 Tujuan ... 50

3.2.5.9.2 Urutan Stimulus/Respon ... 51

3.2.5.9.3 Persyaratan Fungsional yang Berhubungan ... 51

3.2.5.10 Fitur Melihat Statistik Data Tindakan Perawatan ... 51

3.2.5.10.1 Tujuan ... 51

3.2.5.10.2 Urutan Stimulus/Respon ... 51

3.2.5.10.3 Persyaratan Fungsional yang Berhubungan ... 52

3.3 Disain Perangkat Lunak ... 52

3.3.1 Pemodelan Perangkat Lunak ... 52

3.3.1.1 Perancangan Diagram Use-Case ... 52

3.3.1.2 Perancangan Diagram Aktivitas ... 59

3.3.2 Disain Penyimpanan Data ... 61

3.3.3 Disain Penyimpanan Data JST ... 63

3.3.4 Disain Antarmuka ... 63

BAB IV ... 68

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK ... 68

4.1 Implementasi Class ... 68

4.1.1 Class Doctor ... 69

4.1.2 Class Patient ... 70

4.1.3 Class Drug ... 73

4.1.4 Class ImageProcessing ... 75

4.1.5 Class ImageAnalysis... 79

4.1.6 Class ActivationSigmoid ... 81

4.1.7 Class ErrorCalculation ... 82

4.1.8 Class Backpropagation ... 83

4.2 Implementasi Penyimpanan Data ... 85

4.3 Implementasi Penyimpanan Data JST ... 87

4.4 Implementasi Perangkat Keras Webcam ... 87

4.5 Implementasi Antarmuka ... 88

(6)

TESTING DAN EVALUASI SISTEM ... 101

5.1 Rencana Pengujian ... 101

5.1.1 Tujuan Pengujian ... 101

5.1.2 Lingkungan pengujian ... 101

5.1.3 Data Pengujian ... 101

5.1.4 Skenario pengujian ... 102

5.2 Pelaksanaan Pengujian ... 104

5.2.1 White Box Testing ... 104

5.2.1.1 Pengujian Class Doctor ... 105

5.2.1.2 Pengujian Class Patient ... 106

5.2.1.3 Pengujian Class Drug... 108

5.2.1.4 Pengujian Class ImageProcessing... 109

5.2.1.5 Pengujian Class ActivationSigmoid ... 109

5.2.1.6 Pengujian Class ErrorCalculation ... 110

5.2.2 Black Box Testing ... 112

5.2.2.1 Pengujian terhadap Keakuratan Analisis JST ... 112

5.2.2.2 Pengujian terhadap Reaksi Sistem dari Masukan Pengguna ... 114

BAB VI ... 117

KESIMPULAN DAN SARAN ... 117

6.1 Kesimpulan ... 117

6.2 Saran ... 118

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Jumlah Zat Besi yang Harus Dikonsumsi Setiap Harinya ... 13

Tabel 2. 2 Definisi Mengenai Kecerdasan Buatan ... 14

Tabel 2. 3 Aplikasi-aplikasi JST dalam Kehidupan Sehari-hari ... 19

Tabel 2. 4 Perbandingan Jumlah Hidden Layer pada JST serta Kemampuan yang Dimilikinya ... 25

Tabel 3. 1 Deskripsi Aktor ... 54

Tabel 3. 2 Deskripsi Entitas Aksi dari Diagram Use-Case ... 54

Tabel 3. 3 Disain Penyimpanan Data Pasien ... 61

Tabel 3. 4 Disain Penyimpanan Data Provinsi dan Kota ... 62

Tabel 3. 5 Disain Penyimpanan Data Obat Anemia dan Routing Tindakan Perawatan ... 62

Tabel 3. 6 Disain Penyimpanan Data JST ... 63

Tabel 4. 1 Deskripsi Class Doctor pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 69

Tabel 4. 2 Deskripsi Class Patient pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 71

Tabel 4. 3 Deskripsi Class Drug pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 74

Tabel 4. 4 Deskripsi Class ErrorCalculation pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 75

Tabel 4. 5 Deskripsi Class ImageAnalysis pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 79

Tabel 4. 6 Deskripsi Class ActivationSigmoid pada Sistem Pendeteksi Anemia... 81

Tabel 4. 7 DeskripsiClass ErrorCalculation pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 82

Tabel 4. 8 Implementasi Method Backpropagation pada Sistem Pendeteksi Anemia83 Tabel 4. 9 Contoh Implementasi Media Penyimpanan Data Obat Anemia ... 85

Tabel 4. 10 Contoh Implementasi Data Provinsi dan Kota ... 86

Tabel 4. 11 Contoh Implementasi Media Penyimpanan Data Dokter dan Pasien ... 86

Tabel 4. 12 Contoh Implementasi Penyimpanan Data JST... 87

Tabel 5. 1 Implementasi Penanganan Nilai Null pada Menu Log-in ... 105

Tabel 5. 2 Implementasi Method GetPatientList... 106

Tabel 5. 3 Parameter Pengujian Keakuratan JST ... 112

Tabel 5. 4 Pengujian terhadap Keakuratan Analisis JST ... 112

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Morfologi Sel Darah Merah pada Berbagai Jenis Penyakit Anemia ... 9

Gambar 2. 2 Perbedaan Anemia Akut dengan Anemia karena Kekurangan Zat Besi ... 10

Gambar 2. 3 Perbedaan Hasil Pengujian Zat Besi pada Anemia Akut dengan Anemia karena Kekurangan Zat Besi ... 11

Gambar 2. 4 Contoh Warna pada Conjunctiva Mata yang Mengindikasikan Kondisi Sehat ... 12

Gambar 2. 5 Contoh Warna pada Conjunctiva Mata yang Mengindikasikan Kondisi Ambang ... 12

Gambar 2. 6 Contoh Warna pada Conjunctiva Mata yang Mengindikasikan Kondisi Terserang Anemia ... 12

Gambar 2. 7 Saraf dalam Tubuh Manusia ... 16

Gambar 2. 8 Hasil Penelitian yang Menunjukkan Tingkat Kegunaan JST dalam Rekognisi Pola ... 18

Gambar 2. 9 Diagram Skematik Metoda yang Sering Digunakan dalam Proses Medical Imaging ... 20

Gambar 2. 10 Model Pencitraan Dijital Diagnosa Medis dengan JST ... 22

Gambar 2. 11 Contoh Penerapan JST Backpropagation untuk Segmentasi Arteriogram ... 22

Gambar 2. 12 Diagram Skematik dari Metoda Backpropagation JST yang Akan Digunakan ... 23

Gambar 2. 13 Diagram Skematik Sederhana JST Backpropagation ... 24

Gambar 2. 14 Penerapan Hidden Layer pada Metoda Backpropagation ... 25

Gambar 2. 15 Pemrosesan Algoritma JST Backpropagation Secara Umum... 26

Gambar 3. 1 Alat Bantu Pengujian Kadar Hb Darah Pasien (Hb Sahli) ... 34

Gambar 3. 2 Diagram Use-Case dari Sistem Pendeteksi Anemia ... 53

Gambar 3. 3 Diagram Aktivitas Pengelolaan Data Pasien ... 59

Gambar 3. 4 Diagram Aktivitas Diagnosa Medis ... 60

Gambar 3. 5 Diagram Aktivitas Tindakan Perawatan ... 61

Gambar 3. 6 Rancangan Menu Awal Sistem Pendeteksi Anemia ... 65

Gambar 3. 7 Rancangan Menu Utama Sistem Pendeteksi Anemia ... 65

Gambar 3. 8 Rancangan Panel Analisis Citra Conjunctiva Mata Pasien pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 66

Gambar 3. 9 Rancangan Awal Menu Menambah Data Tindakan Perawatan pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 66

Gambar 3. 10 Rancangan Awal Menu Melihat Statistik Data Tindakan Perawatan Pasien ... 67

Gambar 4. 1 Diagram Class Sistem Pendeteksi Anemia ... 68

(9)

Gambar 4. 3 Implementasi Penambahan Sirkuit Lampu LED dan Rangka pada

Perangkat Webcam ... 88

Gambar 4. 4 Contoh Penerapan Antarmuka Responsive Disclosure ... 89

Gambar 4. 5 Contoh Penerapan Antarmuka Responsive Enabling ... 90

Gambar 4. 6 Tampilan menu awal Sistem Pendeteksi Anemia ... 91

Gambar 4. 7 Tampilan Menu Log-in pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 92

Gambar 4. 8 Tampilan Notifikasi Sistem Saat Pengguna Gagal Log-in ... 92

Gambar 4. 9 Tampilan Fitur Recover Password ... 93

Gambar 4. 10 Tampilan Menu untuk Menambah Data Pengguna ... 93

Gambar 4. 11 Tampilan Menu Utama Sistem Pendeteksi Anemia ... 94

Gambar 4. 12 Tampilan Menu Penambahan Data Pasien pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 94

Gambar 4. 13 Tampilan Menu Pengubahan Data Pasien pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 95

Gambar 4. 14 Tampilan Menu Penghapusan Data Pasien pada Sistem Pendeteksi Anemia ... 95

Gambar 4. 15 Tampilan Menu Menjalankan Fungsi Webcam ... 96

Gambar 4. 16 Tampilan Panel Analisis Citra Saat Citra Conjunctiva Telah Direkam/Dimasukkan ... 96

Gambar 4. 17 Tampilan Panel Analisis Ketika Pengguna Menentukan Area Analisis Citra ... 97

Gambar 4. 18 Tampilan Panel Analisis Saat Sistem Menggambar Garis Koordinat Polygon Berdasar Titik Koordinat ... 97

Gambar 4. 19 Tampilan Statistik Histogram Citra untuk Citra yang Telah Dianalisis ... 98

Gambar 4. 20 Tampilan Hasil Diagnosa Anemia ... 98

Gambar 4. 21 Tampilan Menu Menambah Data Tindakan Perawatan ... 99

Gambar 4. 22 Tampilan Menu Melihat Rekaman Tindakan Perawatan ... 99

Gambar 4. 23 Tampilan Notifikasi Log-off Sistem Pendeteksi Anemia ... 100

Gambar 5. 1 Hasil Pengujian Implementasi Method ValidateUser ... 105

Gambar 5. 2 Hasil Pengujian Implementasi Method GetPatientList ... 106

Gambar 5. 3 Hasil Pengujian Implementasi Method Delete Patient ... 107

Gambar 5. 4 Hasil Pengujian Implementasi Method GetGenderList ... 107

Gambar 5. 5 Hasil Pengujian Implementasi Method GetBloodTypeList ... 107

Gambar 5. 6 Hasil Pengujian Implementasi Method GetDrugsData ... 108

Gambar 5. 7 Hasil Pengujian Implementasi Method GetDosageTemplate... 108

Gambar 5. 8 Hasil Pengujian Implementasi Method GrayscaleBT709 ... 109

Gambar 5. 9 Hasil Pengujian Implementasi Method ActivationFunction ... 110

Gambar 5. 10 Hasil Pengujian Implementasi Method DerivativeFunction ... 110

Gambar 5. 11 Hasil Pengujian Implementasi Method Reset... 111

Gambar 5. 12 Hasil Pengujian Implementasi Method CalculateRMS ... 111

(10)

DAFTAR PROGRAM

Program 4. 1 Implementasi Method ValidateUser ... 69

Program 4. 2 Implementasi Method EncryptPassword ... 70

Program 4. 3 Implementasi Method GetPatientList ... 71

Program 4. 4 Implementasi Method DeletePatient ... 73

Program 4. 5 Implementasi Method GetDrugData ... 74

Program 4. 6 Implementasi Method GetDosageTemplate ... 75

Program 4. 7 Implementasi Method GrayscaleBT709 ... 76

Program 4. 8 Implementasi Method Apply ... 76

Program 4. 9 Implementasi Method CreateGrayscaleImage... 77

Program 4. 10 Implementasi Method ProcessFilter ... 77

Program 4. 11 Implementasi Method Base64ToBitmapSource ... 78

Program 4. 12 Implementasi Method BitmapToBitmapSource ... 78

Program 4. 13 Implementasi Method Base64ToImage ... 79

Program 4. 14 Implementasi Method GetPixelInformation ... 80

Program 4. 15 Implementasi Method AnalyzeColorIndex ... 80

Program 4. 16 Implementasi Method ActivationFunction ... 82

Program 4. 17 Implementasi Method DerivativeFunction ... 82

Program 4. 18 Implementasi Method CalculateRMS ... 83

Program 4. 19 Implementasi Method Iteration ... 84

Program 4. 20 Implementasi Method ComputeOutputs ... 84

(11)

DAFTAR RUMUS

Rumus 1. Perhitungan Bobot Koneksi pada Metoda Backpropagation ... 26 Rumus 2. Fungsi Aktivasi Sigmoid yang Akan Digunakan pada Weight Connection Layer JST ... 27 Rumus 3. Diferensiasi Perhitungan Fungsi Aktivasi Sigmoid pada Metoda

(12)

DAFTAR ISTILAH

No. Nama Istilah Deskripsi

1 Anemia

Anemia merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan jumlah sel darah merah pada tubuh sehingga tubuh tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (Garrison, 2009:23).

2 Anoksia

Keadaan dimana tubuh tidak memiliki hemoglobin yang cukup untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

3 Akut

Suatu kondisi yang terjadi tiba-tiba atau seringkali dalam durasi yang pendek dan dapat menyebabkan rasa sakit yang berlebihan. (Garrison, 2009: 419)

4 Computed Tomography

(CT/CAT)

Salah satu jenis x-ray dimana sinar x-ray menembus bagian tubuh tertentu untuk mendeteksi organ-organ di dalam tubuh melalui sensor yang didapat. Informasi yang didapat dari sensor kemudian diproses oleh komputer dan ditampilkan dalam bentuk citra dijital (Garrison, 2009: 426).

5 Conjunctiva

Selaput tipis yang menutupi bagian dalam kelopak mata serta lapisan sklera (bagian putih mata) (Garrison, 2009: 426).

6 Depresi

Suatu kondisi yang disertai dengan perasaan sedih, putus asa, dan pesimis yang menyebabkan penurunan aktifitas pada penderitanya (Garrison, 2009: 426).

7 Hematokrit Jumlah persentase sel darah merah dalam volume

darah (Garrison, 2009: 434).

8 Hemoglobin

Protein yang mengandung zat besi di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh (Garrison, 2009: 434).

9 Magnetic Resonance

Imaging (MRI)

Prosedur diagnosis dimana medan magnet mengelilingi pasien; frekuensi radio yang berinteraksi dengan medan magnet, menyediakan informasi melalui proses yang dilakukan oleh komputer (Garrison, 2009: 440).

12 Postpartum Hemorrhage

Kondisi pendarahan setelah melahirkan yang disebabkan oleh hilangnya 500 ml darah atau lebih melalui vagina pada saat melahirkan, atau 1000 ml darah atau lebih setelah dilakukan bedah cesar. Kondisi ini merupakan penyebab paling umum kematian ibu prenatal di negara, dan merupakan

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1

1.1Latar Belakang

Kesehatan merupakan sebuah hal yang sangat berharga bagi manusia.

Kondisi tubuh yang sehat tidak saja membuat seseorang mampu bekerja dengan

baik, namun juga dapat mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya.

Sayangnya, tidak semua masyarakat mendapatkan kesehatan yang sesuai dengan

haknya sebagai warga negara. Di Indonesia sendiri, masih terdapat banyak

masyarakat yang tidak mendapatkan jaminan kesehatan, sesuai dengan apa yang

termaktub dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dimana pada

pasal 5 ayat 2 disebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh

pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Tentunya banyak faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut, namun

salah satunya adalah masih cukup tingginya angka kemiskinan serta masih

rendahnya indeks pembangunan manusia Indonesia yang berakibat pada

rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan tubuh.

Hal ini tentunya dapat memicu kondisi merebaknya berbagai penyakit di

masyarakat.

Salah satu penyakit yang umum ditemui pada masyarakat di Indonesia,

baik masyarakat di daerah perkotaan maupun di pedesaan, adalah Anemia.

Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah

marah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam

jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Secara praktis, anemia ditunjukkan oleh

penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit, dan jumlah sel darah merah.

Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri, tetapi merupakan gejala

berbagai macam penyakit dasar. Gejala anemia yang timbul merupakan

manifestasi dari anoksia organ dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap daya

angkut oksigen ke jaringan (Baldy, 2006).

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2004,

(14)

2

survei tersebut menunjukkan bahwa sekitar 39% balita dan 24% anak-anak

kelompok usia 5-11 tahun di Indonesia didiagnosa mengidap penyakit anemia.

Ketua III Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) dr.

Soedjatmiko, SpA (K) mengungkapkan bahwa kasus penyakit anemia di

Indonesia pada tahun 2000 adalah 8,1 juta anak balita (40,5%), 17,5 juta anak usia

sekolah (47,2%), 6,3 juta remaja putri (57,1%), 13 juta wanita usia subur (39,5%),

dan 6,3 juta ibu hamil (57,1%).

Tingginya angka terjadinya kasus anemia di Indonesia tentu tidak dapat

dipandang sebelah mata, dikarenakan kondisi ini dapat memicu permasalahan

intelektualitas dan kesehatan penderitanya menjadi buruk dikarenakan kurangnya

sel darah merah yang mengandung hemoglobin pada tubuh dapat menyebabkan

berbagai fungsi tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ketika anemia

menyerang seseorang, penyakit ini menyebabkan penderitanya menjadi cepat

merasa lelah, letih, lesu (3L) dan membuat kinerja otak menjadi tidak optimal.

Salah satu penyebab mengapa penyakit ini seringkali diabaikan oleh para

penderitanya dikarenakan efeknya tidak langsung terlihat seperti halnya

penyakit-penyakit darah berbahaya lainnya seperti malaria, demam berdarah (DB), dan

sebagainya. Walaupun demikian, jika penyakit ini diderita dalam waktu lama

dapat menyebabkan permasalahan kritis terutama pada wanita hamil, bayi, dan

anak-anak. Hal ini dikarenakan penyakit ini dapat mempengaruhi kondisi mental,

sistem kerja otak, sistem motorik, dan sistem pertahanan tubuh para penderitanya.

Penyebab terjangkitnya seseorang oleh penyakit anemia bisa

bermacam-macam. Salah satu penyebab yang sering dijumpai adalah defisiensi nutrisi berupa

zat besi yang dapat memicu rendahnya kadar sel darah merah dalam tubuh

seseorang. Defisiensi zat besi menjadi salah satu penyebab utama berkembangnya

penyakit anemia dikarenakan zat tersebut bertugas untuk memproduksi berbagai

enzim serta sel darah merah dalam tubuh agar dapat memproteksi seseorang dari

serangan penyakit dan menjaga agar tubuh tetap berada dalam kondisi sehat.

Walaupun penyakit anemia dapat memberikan efek yang buruk bagi

kesehatan masyarakat Indonesia, sebetulnya tindakan pencegahan serta

penanganan terhadap penyakit anemia tidaklah sulit. Penderita penyakit anemia

(15)

3

darah merah secara cukup agar tubuh dapat kembali memproduksi sel darah

merah sehat pada tubuh.

Namun, menyelesaikan permasalahan ini tentu tidak mudah. Minimnya

kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya asupan nutrisi tertentu

membuat implementasi pencegahan dan penanganan penyakit ini menjadi lambat.

Hal ini disebabkan masih terdapat banyak masyarakat awam yang belum

mengetahui cara yang tepat dan mudah dalam mendeteksi, mencegah, serta

menangani penyakit anemia.

Hal inilah yang menjadi dasar penelitian bagi penulis untuk meneliti dan

mengembangkan sebuah sistem pendeteksi anemia sederhana yang dapat

membantu praktisi medis maupun masyarakat awam untuk melakukan diagnosa

medis secara cepat dan tepat untuk mencegah terserangnya penyakit anemia.

Sistem pendeteksi anemia yang akan diteliti dan dikembangkan dapat

digunakan untuk memproses dan mendeteksi apakah seseorang menderita

penyakit anemia secara cepat, serta menyarankan vitamin, makanan, serta obat

apa saja yang dapat dikonsumsi agar masyarakat Indonesia dapat mencegah dan

menghindari terserang penyakit anemia.

Untuk membantu sistem pendeteksi anemia melakukan proses diagnosa,

maka akan digunakan kecerdasan buatan jaringan saraf tiruan dengan metoda

backpropagation. Metoda ini merupakan salah satu metoda yang cukup sering

digunakan untuk melakukan diagnosa medis dan memiliki tingkat akurasi yang

cukup baik (Leondes, 1998:101).

1.2Rumusan Masalah

Dalam merancang sistem yang akan dikembangkan, maka disusunlah rumusan

permasalahan yang akan dicoba untuk diselesaikan dalam tugas akhir ini:

 Apa dampak dari penyakit Anemia yang masih banyak diderita oleh

masyarakat Indonesia?

 Bagaimana cara mencegah penyakit Anemia pada masyarakat Indonesia?  Apa peran kecerdasan buatan jaringan saraf tiruan dalam bidang ilmu

(16)

4

 Bagaimana merancang sistem pendeteksi anemia yang mampu memberikan diagnosa medis secara akurat?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini antara lain:

 Memahami dampak dari penyakit anemia yang masih banyak diderita oleh masyarakat Indonesia.

 Memahami cara mencegah penyakit anemia pada masyarakat Indonesia.

 Memahami peran kecerdasan buatan jaringan saraf tiruan dalam bidang ilmu kedokteran.

 Merancang sistem pendeteksi anemia yang mampu memberikan diagnosa medis secara akurat.

1.4Batasan Masalah

Dalam perancangan sistem pendeteksi anemia pada tugas akhir ini, terdapat

beberapa batasan permasalahan yang akan dirumuskan agar tujuan penelitian

dapat tercapai dengan baik:

1. Sistem dapat merekam citra conjunctiva mata pasien dengan menggunakan

perangkat keras webcam.

2. Sistem dapat memindai warna pada gambar conjunctiva mata untuk

menghasilkan pencitraan dijital diagnosa medis penyakit anemia.

3. Sistem dapat memberikan analisis kesehatan pasien terhadap penyakit anemia

berdasarkan diagnosa medis yang telah dihasilkan sebelumnya.

4. Sistem dapat memberikan saran berupa obat atau suplemen vitamin yang dapat

dikonsumsi oleh pasien.

5. Hanya satu algoritma kecerdasan buatan jaringan saraf tiruan yang akan

(17)

5

1.5Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah mengikuti dan memahami laporan ini, maka disusunlah

sistematika pembahasan sebagai berikut:  Bab I. Pendahuluan

Menerangkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan

masalah, serta sistematika pembahasan laporan.  Bab II. Landasan Teori

Memaparkan dasar teori yang digunakan dalam analisis, perancangan, serta

implementasi dan pengujian sistem.  Bab III. Analisis dan Disain

Menerangkan analisis permasalahan yang menitikberatkan pada keterkaitan

konsep dengan masalah, serta analisis kasus yang menitikberatkan pada

implementasi dari konsep yang telah dianalisis.

 Bab IV. Pengembangan Perangkat Lunak

Menerangkan proses implementasi prototipe perangkat lunak hasil

perancangan.

Bab V. Testing dan Evaluasi Sistem

Menerangkan proses dan hasil pengujian terhadap implementasi prototipe

perangkat lunak hasil perancangan. Tujuan dari pengujian adalah mengetahui

tingkat akurasi dari pendekatan perancangan yang dipilih.  Bab VI. Kesimpulan dan Saran

Memaparkan kesimpulan dan saran yang didapatkan selama pelaksanaan tugas

(18)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Dari analisis, pengembangan, serta pengujian terhadap sistem pendeteksi

anemia yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kecerdasan buatan JST dapat diaplikasikan pada pengenalan pola anemia pada

citra conjunctiva mata pasien.

2. Sistem pendeteksi anemia yang dikembangkan berhasil membedakan pasien

yang memiliki penyakit anemia dan tidak secara mentah. Hal ini menunjukkan

bahwa pembuatan perangkat lunak yang mampu mengidentifikasi pola-pola

penyakit tertentu sangatlah mungkin untuk dilakukan.

3. Kinerja kecerdasan buatan JST sangat ditentukan oleh banyaknya data

pengetahuan yang dimiliki oleh JST yang digunakan.

4. Dikarenakan pengguna harus menentukan area analisis citra conjunctiva mata

pasien secara manual, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan penggambaran

area analisis menjadi cukup besar.

5. Menjawab rumusan masalah butir 3 yang dikemukakan pada bab 1, dapat

dilihat bahwa kecerdasan buatan, khususnya untuk pengenalan pola, dapat

memberikan keuntungan bagi dunia kedokteran dalam memberikan hasil

diagnosa yang lebih akurat. Diagnosa terhadap penyakit anemia yang

dilakukan oleh komputasi mesin komputer tentunya dapat memberikan

perhitungan yang lebih presisi dibandingkan dengan diagnosa anemia yang

biasanya dilakukan secara kasat mata oleh dokter. Selain itu, proses diagnosa

dapat dilakukan dengan lebih cepat dibandingkan dengan hasil diagnosa yang

didapatkan dari tes laboratorium yang biasanya membutuhkan waktu beberapa

(19)

118

6.2Saran

Pengembangan sistem pendeteksi anemia dengan menggunakan algoritma

jaringan saraf tiruan ini tentu masih jauh dari sempurna. Berikut adalah

saran-saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut di masa mendatang:

1. Proses pengenalan area analisis citra conjunctiva sebaiknya dibuat agar dapat

terautomatisasi. Hal ini bertujuan agar kesalahan penggambaran area analisis

yang mungkin dilakukan oleh pengguna dapat direduksi, dan sistem dapat

mendiagnosa penyakit anemia secara lebih akurat.

2. Pada prakteknya, proses deteksi penyakit anemia sebetulnya membutuhkan

data-data tambahan lainnya, seperti: data sekunder (apakah pasien tengah

hamil, memiliki penyakit berat lainnya, baru mengalami kecelakaan, dan

berbagai faktor lainnya). Oleh karenanya, data-data semacam ini tentu dapat

dijadikan sebagai tambahan fitur bagi pengembangan sistem serupa di masa

mendatang.

3. Salah satu kelemahan penggunaan teknologi WPF pada sistem pendeteksi

anemia yang dibangun adalah sulitnya melakukan pemrosesan citra dijital

pada teknologi WPF. Hal ini disebabkan teknologi WPF menggunakan

metoda pengolahan citra yang berbasiskan vektor, sedangkan untuk

melakukan pemrosesan citra dijital yang baik dibutuhkan metoda pengolahan

citra berbasis bitmap. Untuk itu, sebaiknya pengembangan sistem serupa

untuk saat ini dikembangkan dengan menggunakan teknologi Windows Forms

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Akman M, Cebeci D, Okur V, Angin H, Abali O, Akman AC. 2004. The Effects

of Iron Deficiency on Infants' Developmental Test Performance. Acta

Paediatr.

Bakta, I Made, dkk. 2006. Anemia Defisiensi Besi dalam Sudoyo, Aru W,

et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Bakta, I Made. 2006. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia dalam Sudoyo, Aru

W, et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Baldy, Catherine M. 2006. Gangguan Sel Darah Merah dalam Price, Sylvia A.

Wilson, Lorraine M. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit

Edisi 6. Jakarta: EGC.

Damjanov, Ivan. 2000. Histopathology. A Color Atlas & Textbook. Jakarta:

Widya Medika.

Dewoto, Hedi R. Wardhini BP, S. 2007. Antianemia Defisiensi dan

Eritropoeitin dalam Gunawan, Sulistia Gan, et.al. Farmakologi dan Terapi

Edisi 5. Jakarta: FKUI.

Garrison, Cheryl. 2009. The Iron Disorders Institute: Guide to Anemia. Illinois:

Cumberland House.

Gittleman, Art. 2005. C# .NET Illuminated. Canada: Jones and Bartlett Publishers.

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.

Jakarta: EGC.

Haykin, S. 1994. Neural Networks: A Comprehensive Foundation. New York:

Macmillan.

Heaton, Jeff. 2008. Introduction to Neural Networks with C#. Chesterfield:

Heaton Research, Inc.

Krose, Ben. Patrick van der Smagt. 1996. An Introduction to Neural Networks.

University of Amsterdam.

Leondes, Cornelius T. 1998. Algorithms and Architectures (Neural Network

(21)

Leondes, Cornelius T. 1998. Image Processing and Pattern Recognition (Neural

Network Systems Techniques and Applications). California: Academic

Press.

Michaelis, Mark & Spokas, Philip. 2001. C# Developer’s Headstart. New York:

McGraw-Hill.

Nathan, Adam. 2010. WPF 4 Unleashed. Indiana: Sams Publishing.

Norvig, Russell. 2003. Artificial Intelligence: A Modern Approach. New Jersey:

Prentice Hall.

Raflizar. 2009. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Volume XIX

Nomor 4. Jakarta: PDII.

Sells, Chris & Griffiths, Ian. 2007. Programming WPF. California: O’Reilly

Media, Inc.

Sheth, Tarang N. et al. 1997. The Relation of Conjunctival Pallor to the Presence

of Anemia. Canada: Society of General Internal Medicine.

Siang, Jong Jek. 2005. Jaringan Saraf Tiruan dan Pemrogramannya

Menggunakan Matlab. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Soenarto. Anemia Megaloblastik dalam Sudoyo, Aru W, et.al. 2006. Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

Penyakit Dalam FKUI.

Tidwell, Jennifer. 2005. Designing Interfaces. California: O’Reilly Media, Inc.

Zurada, J.M. 1992. Introduction to Artificial Neural Systems. Boston: PWS

Publishing Company.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

http://www.cdc.gov/nccdphp/dnpa/nutrition/nutrition_for_everyone/iron_deficien

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yakni lembar

Mempersiapkan perangkat pembelajaran yakni Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Yang akan digunakan selama proses belajar- mengajar berlangsung

Perbedaan konseptual antara Sunnah dan Ijma’ terletak pada kenyataan bahwa Sunnah pada pokoknya terbatas pada ajaran – ajaran Nabi dan diperluas kepada para sahabat karena

Ketepatan shooting penalti yang dihasilkan siswa SMP N 2 Pandak masih kurang, hal ini dikarenakan kurangnya dukungan dari faktor fisik seperti kekuatan otot tungkai

melakukan penelitian dengan mengambil judul “ PENGARUH RISIKO BISNIS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS SERTA NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Pengujian Blood Pressure dengan Pembanding Alat Ukur Tekanan Darah Raksa ... Pengujian Blood Pressure dengan Pembanding Alat Ukur Tekanan Darah Digital

5 Rusia telah mengambil posisi yang kuat dalam mendukung rezim Assad, terakhir dengan melakukan intervensi langsung melalui serangan udara dengan target utama kelompok

Hal ini dapat dilakukan oleh para pihak yang tidak dapat bertemu secara langsung dalam melakukan perikatan, atau untuk perikatan-perikatan yang sifatnya lebih sulit, seperti