UNIVERSITAS
ANDALAS
PERBANDINGAN SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PEMERIKSAAN
SEDIAAN LANGSUNG KOH
2A%
DENGAN SENTRIFUGASI
DAN
TANPA SENTRIFUGASI PADA TINEA KRURIS
TESIS
,
RITA AGUSTINE
04228002
i
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS
PERBANDINGAN SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PEMERIKSAAN SEDIAAN IANGSUNG KOH
20% DENGAN SENTRIFUGASI DAN TANPA SENTRIFUGASI PADATINEA KRURIS
Rita Agustine
Bagian llmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang
Abstrak
latar
belakang:Tinea kruris merupakan dermatofitosis pada sela paha, genitalia, daerah pubis, perineum dan perianal. Pemeriksaan mikroskopik langsung
untuk
mengidentifikasi strukturjamur
merupakanteknik yang cepat,
sederhana,
terjangkau, namun hanya memiliki
sensitivitas
80%
dan spesifisitas 70%. Hasil negatif palsu dapatterjadi
hingga pada!5%
kasus. Pengenalan langkahsentrifugasi
sebelum
pemeriksaan
mikroskopik akan
menghasilkan spesimen
yang
lebihhomogen
dan
konsentrat
sehinggaakan
meningkatkan sensitivitas
dan
menurunkan
hasil negatif palsu.Tujuan:
Membandingkan sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan sediaan langsung KOH 2A% dengan sentrifugasi dan tanpa sentrifugasi pada tinea kruris.
Metode:
Studi observasi dengan
disain
uji
diagnostik. Penelitian dilaksanakandi
Sub Bagian Mikologi Poliklinikllmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin RS.Dr.M.Djamil Padang dandi
Bagian MikrobiologiFakultas Kedokteran Universitas
Andalas
Padang. Pengumpulan
data
subyek
penelitiandilakukan
dari bulan
November 2:9fi,
-
Februari 20L2.
Untuk
menguji perbandingan
hasil pemeriksaan sediaan langsung KOH 20% dengan sentrifugasi dan tanpa sentrifugasi, digunakanuji
mutlak
Fisher. Pengolahan dan analisadata
menggunakan statistical programmefor
socialsience
{SPSS)for
widows versi 15,0.Hasil:
Total pasien: 28 orang, laki-laki sebanyak 22 orang (78,6 o/ol dan perempuan sebanyak 6 orang {2L,4 %1. Sensitivitas pemeriksaan mikroskopik KOH 2OYo lanpa sentrifugasi : 80,8% dan spesifisitas LgO%. Sensitivitas pemeriksaan mikroskopik KOH 2A% dengan sentrifugasi
:
92,3Yo,dan spesifisitas 100%.
BAB
I
PENDAIIULUAN
l.l.Latai
bblaliangDermatofitosis
adalah infeksi
jamur
superfisial yang
disebabkan oleh dermatofit.l-3.Dermatofit
merupakan kelompokjamur
yangmemiliki
kemampuanuntuk
melekatpada keratin
dan
menggunakannya sebagai sumbernutrisi
yang memungkinkanjamur
tersebutuntuk
berkoloni
padajaringan yang
mengandung keratin, seperti stratum komeum epidermis,rambu!
dan kuku.lDistribusi, spesies penyebab, dan bentuk infeksi yang terjadi bervariasi pada
daerah geografis, lingkungan dan budaya yang berbeda. Dermatofit berkembangpada
suhu 25-28"C, daii timbulnya infeksi pade
kulit
manusia didukung oleh kondisi yang panas dan lembab. Karena alasanini,
hfeksi jamur
superfisialrelatif
sering padanegara
tropis,
pada populasi dengan status sosioekonomi rendah yangtinggal di
lingkungan yang sesak dan higiene yang rendhh.a
Dermatofit tersebar
di
seluruh dunia dan menjadi masalatr terutamadi
negara berkembang.Mikosis
superfisial mengenailebih dari
20%
hngga 25%
populasi sehingga menjadi bentuk infeksi yang tersering.sDi
berbagai negara saatini
terjadipeningkatan bermakna
dermatofitosis.GeDi
Kroasia
dilaporkan
prevalensidermatofitosis 26Yo pada tahun 1986 dan meningkat mer{adi 73Yo pada tahun 2001.
Tinea
knliis,
iinea pedis dan tinea korporis merupakan dermatofitosis yang terbanyakdermatomikosis
dan tinea kruris dan tinea
korporiC m€rupakan d€inintofitrisisterbanyak.r0
Di
Rumah
Sakit (RS)
Dr.M.Djamil
Padang
pada tahun
201I deimatofitosismerupakin
76,6yodari
Seluruhdehatomikosis
dimana tin€a kruris merupakan dermatofitosis terbanyak (7 2o/o).Tinea
kniiis
m€nrpakan deiriiatofitoSis pada sela palia, genifalia daefah pubis, perineumdan perianal.t
Trichophytonrubrum
(T-
rubrum)
merupakan penyebabutain4
diikuti oleh
T.
mentagophyfes
dan
Epideimop:fotonfloiioiim
(8.floccosum\.rr'r2
Trichophyton
ntbrum,
T.
mentagroplrytesdan
E.
floccosummetupakan deirinatofit
yang
menyukai
daerahyang
hangat
dan lembiib
iiadainterhiginosa dan
kulit
yang mengalamioklusi
sepertidi
selapaha.t'
Pasien yang ih€iigabaikan pengObafaii dan l*urangnya p€ngetnhuankliirisi
inengenaiinfeksi ini
dapat meningkatkan frekuensi penyakit.2
Tinea
kruris
merupakan keadaan yang sefiiigteijadi
di
selutuh driniri, danpalftg
seirngdi
daerahtioiiis.
Keadaan leihbali dan panas berperan pada timbulnya penyakit. Tineakruris tebih
sering pada pria alibiulding-\timfta"silith
Satu alirsannyir karena skrotum m6nciptakirnkondbi
yang hangat dan lembab.Infeksi
ini
bila tidak
diobati ataudiobati
secaratidak
adekuat dapat mengakibatkan penyebaranpenyakit yang luas3 Angka
kekambuhan tinea kruris cukup tinggi meskipun setelah pemberian terapi topikal dan sistemik, sehinggapencegahan kekambuhan tinea kruris sangat penting.2
Gejah
Kinis
ilnea
kririis
yang khas
adalahgaial yang
meningkat
saatberkeringat, dengan
bentuk
lesi
polisiklik
/
bulat
berbatastegas,
efloresensidi
bagianseritrtl,
denganpredibksi
padalipatan
genitbkrural,taha
atac bagianmedial, dapat meluas ke daerah pubis, perianal, bokong, dan perut bawah.l
finea
lruiis
umuffiya
inudah dikenal sedaraklinis
morfologis, kecuali pada beberapa kasustertentu.ll
Diagnosis tineakruris
ditegakkan berdasarkanklinis
danlabofatorium. Pem0riksnnn ltibofatoi{iim iii,rtuk
deffiatofibsis
jing
dilekukari secararutin adalah pemeriksaan mikroskopik langsung dengan
KOH
10-2004. Pemeriksaanmiklioskopik laii$sung untuk mengidentifiktsi stnrKuf
jariiut
merupakaii teknik yang cepat, sederhana, terjangkau, dan telah digunakan secara luas sebagai teknik skriningawal.r
feknik ini
hanyamemiliki
sensitivitas hingga S0% dan spesifisitas hingga70%.
Hasil
negatif palsu dapat terjadihingga
pada l5Yo kasus, bahkanbila
secaraklinis sangat khas untuk dermatofitosis.ll4-r7
Kultur
jainur
metupakaniiietodA diagiiostik
yan!
lebih spesifik
iidmun membutuhkan waktu yanglebih
lama danmemiliki
sensitivitas yang rendah, sertaharga
yang lebih
mahal.r'r8-2r Summerbelldkk.
di
Belandapada
tahun
2005 melaporkan kulturjamur
untuk onikomikosismemiliki
sensitivitas sebesar 74,6o/o.nGarg
dkk.
pada tahun2009
di
India
melaporkan sensitivitaskultur
jamur
pada dermatbfiti)bisyang
mengenaiKulit ilan
rambut
sebaSar 29,7o/odan
spesili3ilal100%.r5
SeniiliVitas, spesifisitas, dan
hasil
negatif palsu pemeriksaan mikroskopiksediaan langsung dengan
kalium
hidroksida (KOFD pada
dermatofitosis sangatbervariasi. Sensitivitas adalah kemampuan alat diagnostik.untuk meniletbk3i penyakir
ftrcSitif b€nar) dibaiiding seluruh subyek yang sakit
(positif
benar+
iiegatif palsu),atau kemungkinan bahwa hasil
uji
diagnostikpositif
bila dilakukan pada sekelompok subfek!an[
sakit. Spesifisitas adala]r kemampuan alat didgnostik unfuk m€n€ntukanbahwa
subyektidak
sakit
Spesifisitas merupakanproporsi subyek
sehat yang rnernbdrikan hasiluji
diagnostik n€gatif (negatifbenii)
dibandingkari derigrin Seltinrh subyek yang tidak sakit (negatif benar + positif semu). Hasil positif benar adalah hasilpositif
pdda seinua subyek yan$ sakiq dan n€gatif benar adalatr hnsiliiegatif
peda semua subyek yangtidak
sakit. Hasilpositif
palsu adalah hasilpositif
pada semua subyek yan$tiitak
sdkit,
dhnhasil
hegatif palsu adalahhasil
negatif pada semtia subyek yang sakit.23l,evitt dkk.
di
Kanada2010
riieldpoikan sensitivitas pemeriksaan sediaanlangsung
KOH
l0%o padatinea pedis sebesar 73,3yodan spesifis itas 42,5o/o.la Panasiti dkk.di
Iblia
pada tBhun 2006 melaiiofkfn sensitivitas pemerikslriiiii sedirDn kingsungKOH
20%
dengan pewarnaan chlorozole pada dermatomikosis sebesar60%
dan spesifisitas 1i,yto?4 Das dkk. di India pada tahun 200+ metA<ut<an pemeriksaan padaspesimen
kulit,
rambut,dan
kuku
pasienyang
secaraklinis
didiagnosis sebagaidermatofitosis.
Hasil
penelitian
menunjukkanbahwa
pemeriksaan mikroskopik denganKOH
i0%
memberikan hasilpositif
setesar 45iP/o.2s Ozkutukdkk.
di
furki
pada
tahun 2002 meneliti
pasienyang
diduga
dermatofitosis.Hasil
penelitian menemukan 6,48yohasil positif
pada
pemeriksaanmikroskopik
KOH
denganjamur
dapat ditemukan pada preparatKoH
t0%
pada 74,5o/o kasus.z? Aghamiriandkk.
di
lran pada tahun 2006 melakukan penelitian pada pasien yang secaraklinis
diduga
sebagai dermatofitosis. Sebesar 82,2yo memberikanhasil positif
dengan pemeriksaanmikroskopik
langsung.2s Arabatzisdkk.
di
Belanda pada tahun 2005melakukan
penelitian pada pasien
dermatofitosis
menemukanbahwa
denganpemeriksaan
mitroskopik
langsung elemenjamur
ditemukan pada 43Yo spesimen.2eTarniiieii
dkk
pada tahun 2004 melaporkanhdsil
negatifpalsii
deiigaiiKOH
padb dermatofitosis hingga sebesar 50%. Dasdkk.
di
India pada tahun 2A07 melaporkan 15%hasil
negatif palsu pada pem€riksaanKOH
denganhasil
kulfui janiur
yang. .^t{
posltrt.-'
Pemeriksaan mikroskopik kiitgzung pada sampel
kulit,
rambut dan kuku tidak dapat membedakan spesies narnun umurnnya semua spesiesdermatofit
diyakini i{iemberikan respont6ng
s4ma tOrhadap ierapi antijamur
sistemik dahtopikal
yangana.
Pengobatandapat
dimulai
berdasarkanhasil
pemeriksaan
mikroskopik langsung.3 Pemeriksaanmikroskopik
sediaan langsungRort
memiiiti
sensitivitas dan spesifisitas yang lebih rendah serta hasil negatif palsu sekitar l5yo-30yo, namunteknik
ini
memiliki
kelebihantidak
membutuhkan peralatanyang
spesifrk, lebih murah danjauh
lebih
cepatbih
dibandingkandingan
kultur.
Dengan alasanini
modifikasi teknik
pemeriksaan sediaan langsung dibutuhkanuntuk
meningkatkan manfaat penggunaannya secara rutin.sTerdapat
dua
laporan
mengenaimodifikasi teknik
pemeriksaan sediaanmikroskopik.
Cobd
dHi.
Fadatalitn
2010di
BraZil
membAridingkan pemefiksaan mikroskopik langsung KOH 20% untuk diagnosis dermatofitosis yang mengenaikulit
dan fAi,nbut deiigan sentrifirgasi dan tanpa senkifugasi dengan menggunakankoltui
jamur
pada medium sabouraud's dextrosecgar (sDA)
sebagai baku emas. Empatpuliih
pasienpiig
didtiga
deffiatofitosiS, pemeiiksaan mikroskop langsung taiipa sentrifugasipositif
padal0%
pasien, dengan sentrifugasipositif
pada 35Yo pasien, dan kulturjamur
positif
pada 47,5o/o pasien.sLawry
an<.ai
California pada tahun2000
melakukan
penelitian pada
penderita onikomikosis
dengan pemeriksaan mikroskop langsung dengan larutan KOH pada kular yang telah disentrifugasiWH
dissolutioi
andeen*ifugafion:
KONC)
d€ngan pewarnaan PAS (KONCPA);KOH
+ sentifugasi dengan pewamtum chlorazol black E (KONCBE);'dan
kultur
padaagarsDA.
Dari
hasil penelitian tdrsebfi, hasilpositif
KONCPA s€besbi 5T%; KONCBE sebesar 53%o, dwtkultur jamur sebesar 326/0.30Ptrda petiierilcaan
milaoskoiiik
s€diaan
laiigsung
dei,rganKOH
AAo/ekonvensional
tanpa
sentrifugasi,akan
ditemukan elemenjamur
di
antara sel-sel epitel.3r Pemeriksaanini
memberikan sensitivitas yang lebih rendah dan hasil negatif palsu yang cukup tinggi.32 Dengan tindakan sentrifugasi, sel epitel akan dirusak danmelepaskan elemen
jamur
yang
melekat. Tindakan sentrifugasi selanjutnya akan menyebabkanjamur
terkumpuldi
dasar tabung.33 Pengenalan langkah sentrifugasi sebelum pemeriksaanmikroskopik
dilaporkan memberikanhasil yang
lebih
baik terhadap visualisasi pemeriksaan sediaan langsungKOH
pada sampel. Sentrifugasipemeriksaan sediaan langsung ROH rutin,30 sehingga akan meningkatkan sensitivias
dan menurunkan hasil negatifpalsu. Teknik yang lebih akurat
ini
tetap mudah untuk diaplikasikan, sehingga meningkatkan manfaatnya untuk digunakan sec.lra luas.sBerdasarkan data fekam medis di
poliklinik Ilmu
keisehatairkulit
dan Kelamin RS dr.M.
Djamil
Padang, selama tahun 2010 ditemukan 288 ofturg penderita baru dematofitosiS dehgan207
ilrirragpenderitt betu
tineAkuris.
SelamA tahun20ll
ditemukan 288 orang penderita tineakruris
dan 622ofing
penderita dermatofitosis. Saatini di
BagianIlmu
Kes€haldnKulit
danKelainin
RS Di.M.Djainil
Padang diagnosis tineakruris
ditegakkan berdasarkanklinis
ditambah dengan pemeriksaan mikfoskopik sediaan lnngsuiig denganKOH
10-20%. Pemeriks.aan sediaan laiigsungdengan
KOH
10-20o/o pada sediaan kerokankulit
yang disentrifugasi belum pemah dilakukan danditeliti di
BAgianIlmri
KesehatanKulit
danKebiiiin
RSDi.M.Djaiiiil
Padang.
Oleh
karena.itu,
peneliti
ingirf
mehkukan penelitian untuk
mengetahui p€tbandihgan sensitivitdsdan
si#sifisifas
pemeriksnan sedi.alin tangsung d€ngan sentrifugasi dan tanpa sentrifugasi untuk menegakkan diagnosis tineaknris
di BagianIhn
KesehaE'n
Krilit
alan
Kahmin
RS
Di.M.DjAmil
Feden!
tlenganl.2.Riimrisan
ni*snhh
Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan masalatr sebagai berikut :
Ap.al<afi terdapit pefbedaah sensitivi.fas dan spesifisitas pemeriksaan s€diaan langsung
KOH
20o/o dengan sentrifugasi dan tanpa sentifugasi untuk menegakkan diagnosis tinea kniris.13.
ftiiiinii
Feiieffiith
1.3.1.
Tujuan
umumUffuk
membaridiiigkaii sensitiVikrs dan spesifisitas peineriksaaii mih'oskopiksediaan langsung
KOH
20Yo dengan dan tanpa sentrifugasi.f
3.2.
Ttiirien
kh"ri3us1.
Untuk menilai
sensitivitasdan
sp6sifisitas pemeriksaanmikroskopik
sediaanlangsuiig KOH ZW/otdrnpa sentriftgasi pada penderitri tinea
ktuiis.
2.
Untuk menilai
sensitivitasdan
spesifisitas pemeriksaanmikroskopik
sediaankrn$ung
KOH}ff/odengan
sCnli.ifr.rgasi Sdntrilirgasi tadapendeiltalinea krurib.l,4.Meiifilit
peiielitiaii
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :
1.
Untuk kepentingan ilmu pengetahuan:-
Untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaanKOH20%
dengan-
SCbtgpi data dasai epidemiologi sp€siesja$ui
tbibanyalE k€lompokuinui
terbanyak, dan perbandingan
laki-laki
dan perempuan penderita tinea krurisdi
Bagian
lhiid
KesehAtanKulit
dan Kehrhin RSDt.M.Djamil
Parlang.-
Sebagai data dasaruntuk penelitian selanjutnya.2.
Untuk keBentingari pibktisi:Sebagai pedoman
pemililun
pemeriksaan labonatorium yang tebih sensitif danspesifik untuk diagnosis tinea lauris.
3.
LInftk
keirnnngan Basien:BAB
IV
METODE
PEI\TELITIAI\I4.1. Jenis
peielitian
Penelitian
ini
adalah suatu studi observasi dengan disainuji
diagnostik.4,2
.
Populasi, sampel dan besar sampel4.2.1. Populasi
Semua penderita yang secam
klinis
menderita tinea kruris yang pertamakali
datang dan belum mendapatkan terapi yang berkunjung ke
Poliklinik
Ilmu KesehatanKulit
dan Kelamin RS. Dr. M. Djamil Padang.4.2.2.
SampelSampel yang
dipilih
untuk penelitianini
adalah bagrandari
populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah sampel dicari dengan rumus.Kriteria inklusi:
z;
Bersedia ikut serta dalam penelitian.b.
semuapenderita yang secaraklinis
didiagnosis sebagai tinea krurisKriteria eksklusi:
a.
Pasienyang telah
menggunakanobat anti
jamur
sistemikdalam
I
bulalrterakhir atau obat anti jamur topikal dalam
I
minggu terakhir.c.
Pasien tinda knrris yang diseihai dengan penyakitkulit
yangbin
4,23.
B€sarsanpel
Jumlah sampel adalah jumlatr sampel yang diperoleh selama bulan November 201I
hinggd Febmari z,An. Jumlah sainpel sesuai dengan i'uinuS berikut:
n=
z*pe
Keterangan :
n
([
P
a
d
n
=
1.962x 0.74x
0.260,22
:
18,5Proporsi linea kruiis
=
TZyadiri
seluruh kas'ns dermato1rtosi3, makajumlah
seluruh subyek yang diperlukan adalah: 100172x l8
:
25*
l0o/o:
28 orang4.3.
Tektrik pengni[bilaii
sanipelTeknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini
adalah consecutive samplingyiriln
s6tiap pendeiita ynng m6menuhiliril€riir
inktusi dirn i:kstusi dima3ukkan dalamd2
besar sampel yang diambil
interval kepercayaan 95%o,
makazn
1,96sensitivitas
uji
diagnostik berdasarkan kepustakaan : 7 4Vo:
0,7 4.51-P:1-0,74:A,26
subyek penelitian sampai
kurun waktu yang
ditetapkaii. Langkah-langkali dalam pengambilan spesimen yaitu :Sebelum mendapatkan spesimen, daerah lesi dibersihkan d€ngan
ilkohol
TAyo vngulkmembantu mengurangi
bakteri yang
akan tumbuh menutupi atau
menghambat peitumbuhanj:inUt
Sampel skuamaditmbil
sebanyak mungkindari
pinggir
le3i yang paling aktif. Apabila terdapat pustul atau vesikel sampel juga diambil dari atapVesikel. Spesimen
kefiudian
dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian ditempatkanpada cawan pertama, sebagian ditambahkan
I
mlKOH
20% didiamkanselamd15-20
meiiit pada zuhu kdmar untuk melarutkaii jaringan. Kemudian 50
pl
saniiiet diambil dan diperiksadi
bawah mikroskop dengan pembesaran 40kali.
Sisa spesimen padacawan perfama dimasukkan ke daldm tabung 4
ml
dan disenfifugasi pada 3700 rprn selamal0
menit
pada suhu kamar. Supernatant (cairandi
bagian atas) kemudiandibuaiig
denganhati-hati
danaliQunr'(endapad
50
lrl
sedimen diperiksa pada miicroskop cahaya. Jamurdinilai
berdasarkan karakteristikhifa
dan spora. Spesimen pada cawan keduadikultur
dengan agarsDA,
diamati pertumbuhanjamur
hingga a4.4.
AlurP€nantinn
Penderita dengan kelainan kulit di
sela paha/bokong / penrt bawah
/
kemaluan, disertai gatalPoliklinik
IKKK
Dermatologi Umum
Pemeriksaan milroskopik
sediaan langsung KOH 20%o +
sentrifugasi Pemeriksaan mikroskopik
Ketenngan
alur peiielitian
:setiap penderita dengan kelainan
kulit
pada sela paha, bokong, perut bawah ataukemaluan yang
disertai
gatal yang datangke
Poliklinik Ilmu
KesehatanKulit
danKelamin
RS Dr.M.Djamil
Padang diperiksadi
Sub BagianDeimatologi
Umum.Untuk kelainan
kulit
yang dicurigai
sebagaitinea
kruris dirujuk ke
Sub BagianMikoldgi.
Pasienfang
secaiaklinis
meirderitb tineahiris
yang memenuhi laiteriainklusi
diberikan
penjelasandan mengisi inform
concent. Padaseluruh
pasien kemudiandiafibil
Sampelkulit
dan dilakiikan
pemeriksziarimikroskopik
sedirlen langsungKOH
20%a tantpasentrifugasi, pemeriksaan mikroskopik sediaan langsungKOH
ZWo d;Enigan s€nfiifitgasi,dtf
kulhif
jAmui. Hasil
pem€riksaan laboratoiirimdinilai
hasilpositif
pemeriksaan sediaan.langsungKOH
20o/o tanpa sentrifugasi dan pemeriksaan seditian langsun$KOH
]0%
dengan s€ntrifugasi.Hasil
p€meriksaan yangpositif
dibandingkan dengan hasilpositif
pada kulturjamur,
kemudiandinilai
sensitiVifas pemeriksaaii
talpn
senhifugasi
dAii
dehgan senfifugasi.
Hasil pemeriksaanyang negatif
dibandingkan denganhasil
negatif padakultur
jamur,kOmudian dinilai spesifisikis pemeriksddn tbiipa seiitrifiigasi dan dengAn seiitr"ifu[asi.
4.5.
T€nipat denwalsti llcrientitii
4.5.1. Tempat penelitian :Penelitian dilaksanakan :
r
Di
Sub
bagianMikologi Poliklinik
Ilmu
Kesehatan
Kulit
dan
Kelaminsampd,l slaiarha, pEmeiiksaan
mikrdskoFik
sediaanbngsuiig
KOH
2Wo dengan sentrifugasi dan tanpa sentrifugasi, dan penanaman spesimen ke dalammedia
kultui
agar
Sabduraud dekshosndengan
pentrnbahan antibiotik kloramfenikol dan sikloheksimid.I
Di
Be$ianMikrobiologi
Fakultrx
Keddkt€mn UniVersitris Andalas Padanguntuk
pengeramankoloni dan
identifikasi
koloni
dibantu
oleh
ahli milirobiologi.1.5.2.
Waktri ilenelitinn
Pengumpulan data subyek penelitian dilakukan dari bulan November
20ll
-Februari
2012.4.6,
Anali3isdattl
Untuk menguji perbandingan hasiipemeriksaan sediaan langsung
KOH
20%dangan sbntrifirgisi ilan tanpa 3entrifugasi, digunakan
uji
mullirk Fish6r. Pengdahan dan analisa data menggunak'an statistical programmefor
social seience (SPSS)for
Wiclows versi 15,0.4.7.
F;tilrs penelitian4.8.
Variatiel
Pendfitiaf
Variabel prediktor: pemeriksaan sediaan langsung
KOH
2AYo dengan sentrifugasi, pemerilsaan Sedidan langsun g KOH 20Yo tanpa sehtrifu gasiVariabel
efek
kulturjamur
Variab€l luar yang dirimnti :'
Umur'
Jenis kelamin4.9. Defini3i
olFisSional
vai'iebel1.
Pemeriksmn sediaan langsungdenganKOll
2OToa.
Definisi
:
adalah pemeriksaan spesimenkulit
yang dilarutkan denganKOH
2V/o
padaka0a
objek
keinudian
didmati
di
bawah mikroSkop
denganpembesaran 10x dan
40x
2
b.
Alat ul<ur: pemeriksarin den$an mikroskOp cahaync. Hasil ukur
:
hifa
berupagaris
sejajar, sekat lengkap,
cabang dikotom; dokontour, dan/
atautiifiokonidia
(Segmenhifa
menggembung dan dinding menebal)d.
Skalaukuf
: nominal2.
Kulturjamur
b. Alat ukur
i
kultua den$an mediuni Saboiauddeitroie
agar (SDA)
dengan penambatran antibiotik (kloramfenikol dan sikloheksimid)c.
Hasililkui
: jeniskotoiii
yang L:has sesuai dengan spesies penyCbabd.
Skala ukur : nominal3.
Tineaknriis
a. Definisi: dermatofitosis pada daerah sela pah4 anogenital dan pubis.
b. Alat ulnif: pemdi{k$Aan deimatologiktn
c.
Hasil ukur:
bentuk
lesi
bulat,
setengahlingkaran
ataupolisiklik,
dengan efloreseiisipoliriiorfik
teidiri
dari
makutaaau
plak
eriein,
deriganpinggit
meninggi yang terdiri dari papul eritem atau vesikel.
d. Skala ukuf:
noiiiinal
4.
Sentrifugasia.
Defihisi :
tindakan pemutaran mdterial pada tabungraksi
4 ml
dengan alat sentrifuge pada3700 rpm selamal0
menit pada suhu kamar.b.
Alat
ul[ui:
3Sntiifugec.
Hasil ukur : material yang homogen dan konsentratd. Sl€lt
-rikur': nominal5.
Umura.
Delinisi
: rimur seseorang yang ditentukan dari tahun lahirb.
Alat ukur : kuisioner / wawancarac.
Hasilukur:
dahmbhtin
6.
Jenis kelamina.
Defmisi : jenis kelamin seseorang yang ditentukan berdasarkanfisik
b.
Alat titruf : kuisioii€i / wawancaac.
Hasil ukur : pria dan perempuanBAB
V
IIASIL
PENELITIAhI
DAI\IPEMBAIIASAIY
Padt
penelitian
ini
teidaBat28
pasidn yang
memonrihilaiteiia
iirklusi. Pemeriksaan terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium(pemeriksaan sediaan lnngsdn$ dah kultur
jamur).
Pada anamnesis didapatkan datayaitu
umur danjenis
kelamin. Diagnosisklinis
tineakruris
ditentukan berdasarkanstritus
deimatologikus.
P€meriksaan
s€diaan langsung
dilakukan
denganmenggunakan
KOH
20% dengan dan tanpa tindakan sentrifugasi.Kultur
dilakukanpada medium
a$ai
Snttouraud deksttosayang
ditambahkanklorainfenikol
dan sikloheksimid untuk mendeteksi spesies dermatofit.5.1.
IGi?ktefislik
liEldeffta
finea
kruiis
befdesaikan
dOmograli5.1.1.
Distribusi
penderita tineakruris Juo,rr,,t
jenis kelaminTabel 5.1. Distribusi penderita tinea kruris berdasarkan jenis kelamin
Jenis
Kelamin
Jumlah
pasien o/oLaki-laki
Perempuan
Jumlah
22 78,6
21,4
3.
Sensitivitas pemefiksaanmikroskopik
sediaan langs0ngKOH
20%
dengensentrifugasi pada penderita tinea
kruris
sebesar 92,3o/o dan spesifisitas sebesarlw%-6.2.
I(esimBiihir
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan :
t.
Sensitivitas lletfieriksaanmfttoskopik
sediaan langsungKA}J
AUa/o dengansentifugasi
pada tinea kruris lebihtinggi
dibandingkan sensitivitas pemeriksaan mikibskoirik sediaan langsung KOH 20% tanpa sentrifugasi(F0,038)
2.
Spesifisitas
pemeriksaanmikroskopik
sediaan langsung
KOH
20%
tanpasenfiiftgasi
pada tineakturis
sama d€ngan spesifisitns pemerilirshanmilaoskoiiik
sediaan langsung
KOI{
20%o tarrya sentrifugasi63.
Snran1.
Lebih
baik
dila*ukan
sentrifugasiterlebih
dahulu
sebelum pemeriksaanmikroskopik dengan KOH Zff/o k'arena sensitivitasnya yang lebih
tinggi.
Dipeflukaii
penelitianlebih lanjut
deiigan jUmlah sainpel ydngl€bih
b€s{if untuk melihat sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan mikroskopik sediaankiiliis-DafEr
pustaka1.
Verma
S,
l{effernan
MP.
Superficial Fungal
Infection:
Dermalophgosis,onychomycosis, tinea
niga
piedra. Dalam:Wolff
K,
GoldsmithLA,
Katz
SI, GilehrestBA,
PallefAS,
Leffell
DJ, €.ds. Fitzpabick'SDeiriittology in
general medicine, edisi ke-7. New York; McGrawHill,
2008. h.1807-21.2.
SobefaJO, Elewski
BE.
Superfi-ial
mycoses.Dalam:
J.
L.
Bologniq J. L.
Jonzzo, and R. P. Rapini, eds.Dermatology, edisi ke-2. New York; McGraw
Hill,
2008.
h.l t3s-64.
3.
HayRI,
MooreMK.
Mycology. Dalam: Burns T, Breathnach S, CoxN, Grifiiths
C. Rook's textbook
of
derrnitology, edisi ke-7. NewYoik;
Blackweil Publishing Company, 2004. h.l407-l
507 .4.
Havlickova B, CzaikaVA, Ffiedficl
M.
Epid€miological trendsin
skin mycosesworldwide. Mycoses 2008; 51 (Suppl. +1:
i..tS.
5.
C0b0EA,
Silva
JC,Cota
UA,
Machadd JR,Cast€llalo
LR.
E*6luation
of
amodified microscopic direct diagnosis
of
dermatophytosis. JMicrobiol
Methods2010;
8l:205-7.
6.
RezvaniSM,
Sefidgar SAS, RoushanMRH.
Clinical
pattems andetiology
of
dermatophytosis
in
200 cas€sin
Babol,N0ith bf
lran. Casp J InternMd
2010;l(l.t:23-6.
7.
WelShO,
WelshE,
Candiani JO, GomEzM,
CabieraLV.
DeiinatoFhytos*s ih